analisa hasll audit kinerja atas tlngkat...
TRANSCRIPT
ANALISA HASlL AUDIT KINERJA ATAS TlNGKAT KEBERHASILAN DlSTRIBUSI DANA
BANTUAN LANGSUNG TUNAI (Stu di Kasus pada Ka bu paten Timm· Ten gab Selatim)
SYAFUF
Skripsi
Olch:
Annisa Sctyawanfani 105082002606
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOS!i\L
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (llIN)
SYARIF HIDA YA TULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
ANALISA HASIL AUDIT KINERJA ATAS TINGKAT KEBERHASILAN DISTRIBUSI DANA BANTU AN LANGSUNG
TUN AI (Studi Kasus pada Kabupateu Timorr;t-Selatan) ~~·-·-!
l"'EJltPUST ~ UT AM,il, I sKRIPs1 _uo<1 SYA~K> JN<AllffA I
Diajukim kepada Fakultas Ekonomi clan Ilnrn Sosial
Untuk Memcnuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
~~ ~ YahyaH~ NIP: 131474891
Oleh
Annisa Setyawardani
NIM : 105082002606
Dibawah Bimbingan
/
Pembimbing II
r77 km, SE.,Ak.,M.si
NIP: 150370232
JURUSAN AKUNTANSI0
FAKULTAS EKON01"fl DAN JLMU SOSJAL
INJVERSITS ISLAM NEGEI<I SY AR1FHIDA YATULLAH
JAKARTA
1429/2009
Hari ini Jum'at Tanggal 23 Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah clilakukan
Ujian Komprehensif alas nama Annisa Setyawardani NIM: I 05082002606 clcngan
juclul Skripsi "ANALISA HASIL AUDIT KINSRJA AT/\S T!NGK1\ T
KEBERHASILAN DISTRIBUSI DANA B/\NTUAJ\i LANGSUNG TUNAI
(STUD! KASUS PADA KABUPATEN TIMOR 'TANGAH SELATAN)'".
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung. maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syan1t untuk memperoleh gelar
Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas E,ko1~omi clan I lmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Oktobcr 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Yessi Fitri, SE.,Ak., M.Si Ketua
. v
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
Amilin, SE.; Ale, i\lsj Sckretaris
Hari ini Kamis Tangi,'lll Dua Puluh Enam Bulan November Tahun Dua Ribu
Sembilan telah dilaln1kan Ujian Skripsi atas nama Annisit Setyawardani NIM
105082002606 dengan judul skripsi "ANALISA HASIL AUDIT KINERJA
ATAS TINGKAT KEBERHASILAN DISTRIBUSI DAL"'<A BA.I\'T(JAN
LANGSUNG TUNAI (Studi Kasns pada Kabupaten Timor Tengah
Selatan)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat unt:uk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jumsan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan llmu Sosial Uuiversitas Islam Nege1i Syarif Hidayatu!lah Jakarta
Yahva Hamja. i'vfM Penguji I
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pro[
Jakarta, 26 November 2009
1/0 ~-( ___ (j~·-~ .
Armlm. SE .. Ak.Jvl.S1. Penguji II
Nama
Tempat!fanggal Lahir
Alamat
Telpon
Agama
Warga Negara
Nama Orang Tua
Ayah
!bu
Motto Hidup
Pendidikan :
DAFT AR RIW A Y AT HIDUP
: Annisa Setyawardani
:Jakarta, 8 September 1987
: JI.Benda Timur X blok E/37 Rt06/14. kel: Benda
Baru Kee : Pamulang. Tangerang Selatan . 15416
: 085217141618
: Islam
: Indonesia
: Aris Setiady
: Roselina Hetty Kusumawardani
: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas
I. SDN Serua 06 , Tahun 1993• 1999
2. SL TPN l Pamulang, Tanun 1999 - 2002
3. SMU Negeri I Pamulang, Tahun 2002" 2005
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi clan Ilmu Sosial I
Akuntansi Tahun 2005 - 2009
"TIIE ANALYSIS OF AUDIT PERFORl\fANCE RESULTS UPON SUCCEED LEVEL ON DISTRIBUTION CASH TRANSFER FUND"
(Cases Study at Timor Tengah Selatan Regency)
By: Allnisa Sefyawarditni
Abstract
The study examines audit performance results uf>on succeed level on distribution cash transfer fund. The aims of this research are (a) the audit performance way of cash transfer programme appraises succeed level on disffibutfon cash frafisfef; (b) the succeed level of cash trruisfer programme 2008 has been reached in the research field based on performance audit appraisal; ( c) significant level of distinction upon succeed level at cash transfer programme from 2005 until 2008.
Respondents of this research are household target in Timor Tengah Regency. The dams were oblilified from face t0 face ifitel'view. Colleeted datits were processed with chi square and cohcran test.
The results ofresearch are (a) the appraisal Of succee:d level on distribution cash transfer based on performance audit uses three appropriate variables, those are target precise, amount precise, and time precise, (b) succeed level of distribution cash transfer 2008 on tai·get jYreCise iS Up fo 90.67%, in ammout precise variable is 100%, and in the time precise variable is 100%, ( c) on target precise variable, the data collection and determination precise of household target, there is no significant distinction upon succeed le'vel between year 2005, 2006 and 2008, whereas in utilization fund indicator of cash transfer, there is significant distinction. For amount precise variable and time pre:cise was not found significant distinction upon succeed level betweffi Year 2005, 2006 and 2008.
Keyword: Performance Audit, Succeed Level (Target Precise, Amount Precise, and Thne Predse ), Cash Transfer
"ANALISA HASIL AUDIT KINERJA ATAS TINGKA.T KEBERHASILAN DISTRIBUSI DANA BANTUAN LANGSUNG TUNAI" (Studi Kasus pada Kabupaten Timor Tengab Selatan)
Oleh : Annisa Setyawardani
Abstrak
Studi ini meneliti hasil audit kinerja atas tingkat keberhasilan distribusi dana bantuan langsung. Tujuan dalam penelitian adalah meneliti (a) Cara audit kinerja atas program BLT menilai tingkat keberhasilan distribusi BLT; (b) Tingkat keberhasilan program BLT 2008 yang dicapai daerah penelitian berdasarkan penilaian audit kinerja tersebut; ( c) Tingkat signifikansi dari perbedaan tingkat keberhasilan dari BLT tahun 2005 hingga 2008.
Responden dalam penelitian adalah Rumah Tangga Sasaran (RTS) pada daerah penelitian. Data diperoleh dari wawancara (Face to face interview). Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan Chi kuadra1: dan uji cochran .
Hasil penelitian adalah (a) Penilaian tingkat keberhasilan distribusi BLT berdasarkan audit kinerja menggunakan variabel tiga tepat yaitu tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu, (b) Tingkat keberhasilan distribusi BLT tahun 2008 dari variabel tepat sasaran adalah 90,67%, variabel tepat jumlah adalah I 00%, variabel tepat waktu adalah 100%, (c) Pada variabel tepat sasaran, indikator ketepatan pendataan dan penetapan RTS, tidak terdapat perbedaan signifikan atas tingkat keberhasilan antara tahun 2005, 2006 serta 2008, sedangkan indikator penggunaan dana BLT terdapat perbedaan signifikan. Untuk variabel tepatjumlah dan tepat waktu tidak terdapat perbedaan signifikan atas tingkat keberhasilan antara tahun 2005, 2006 serta 2008
Kata kunci: Audit Kinerja, Tingkat Keberhasilan (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu), Bantuan Langsung Tunai
Kata Pengantar
Alhamdullillahirabbil'alamin, segala puji syukur kepada ALLAH SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha serta upaya, dengan judul
Analisa Hasil Audit Kinerja Atas Tingkat Keberhasilan Distrib.usi Dana Bantuan
Langsung Tunai. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita
baginda Rasullah SAW, keluarga serta para sahabat beliau yang telah memberikan
cahaya bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dart kebahagiaan dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan perjalanan hidup yang sangat mulia.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat-syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi, terutama kepada:
1. Ayah dan Ibu (Aris Setiady dan Roselina Hetty Kusumawardani) serta adik
adik yaitu Nadia, Lia dan Tiara. Terima kasih atas semua kasih sayang dan
dukungan. Hanya Allah yang dapat membalasnya.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial.
3. AfifSulfa, SE.,Ak.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
4. Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si., selalnt Sekretaris Jurusan Akuntansi
S. Yahya Hamja, MM. Seiaku dosen pembimt ing pertama, berkat arahan dan
ju5a kesabaran beliau dalam membimbing 11enulis demi selesainya skripsi
ini sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi.
6. Amilin, SE., Ale, M.Si., Selaku dosen p~:nl:>imbing kedua, terima kasih
banyak atas kontribusi, waktu, pikiran dan kcsabaran untuk membantu
penuli~. dalam skripsi.
, . Seluruh staf pengajar dan karyawan FEIS UJN SY AHID Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada pfinulis.
8. Para auditor BPKP Provinsi Kupang, PetJgas BPS, Pemerintat Daerah
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Petugas Kantor Pos yang ielah banyak
membantu pe1 ,ulis dalam melalrnkan peneliti~n guna menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman Accounling 2005 terutarna kclas A, lcrima kasih at~s
kebersamaan selama ini selama masa kulial.1 dan juga khusus tcman tcman
belajar akuntansi dan juga be la jar how to 'urvive in rhis life dikala situasi
susah dan senang (Berlian, Evi, Ratih, Dind,i, Erna, Mayang, !cha). Teman
teman auditing B 2005. terima kasih banyak atas segala kebersamaannya.
My best pal at Extensi Manajemen 2005 (Rizal) terima kasih atas semu,.
dukungan. Terima Kasih atas segaia waktu, :enaga, pikiran untuk membantu
penulis dahm tiap kesusahan. Semr,ga Allah memberi kernudahan di tiap
tiap kesempatan dalam hid11p.
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
2.1 Kinerja dan CSF Program BLT Tahun 2008
Halaman
21
2.2 Pengukuran Kinerja Program BLT Tahun 2008 23
4.1 Rincian Kinerja Program Penyaluran Dana Bantuan Tunai Langsung 53
Tahun2008
4.2 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Sasaran•Ket,epatan
Pendataan RTS
4.3 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Sasaran•Ket,epatan
Penetapan RTS
4.4 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Sasaran•Ket,epatan
Penggunaan Dana BLT
4.5 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Jumlah•Ketepatan
Jumlah Dana BLT
4.6 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Waktu•Ketepatan
Waktu Distribusi KKB
4.7 Tingkat Keberhasilan Program BLT Tepat Waktu•Ketepatan
Wak'iu Distribusi Dana BLT
58
59
61
62
63
64
4.8 Perbandingan Tingkat Keberhasilan Program BLT I Tahun 2005 66
Dan 2006 serta Program BLT II Tahun 2008
4.9 Perbandingan Cochran Test dan Chi Square Dalam Pengambilan 70
Keputusan
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
3.1 Kerangka Sampling
Haiaman
39
DAFT AR LAMPffiAN
No. Keterangan
A. Surat Keterangan
B. Fonn Pengisian Hasil Wawancara-Ketepatan Jumlah Dana
BLTkeRTS
C. Form Pengisian Hasil Wawancara-Data Kinerja Kabuparen
Halaman
80
(Dukungan CSP 4)"Pihak Pemotong BLT dan Peruntukannya 81
D. Fonn Pengisian Hasil Wawancara-Data Kinerja Provinsi
(CSP 5 & 6)Ketepatan Waktu KKB dan Dana Diterima RTS 82
E. Rincian Kinerja Program Penyaluran Dana Bantuan Langsung
Tunai Tahun 2008 83
F. Pengujian Hipotesis
I. Uji Chi Square
a. Variabel Tepat Sasaran
b. Variabel Tepat Jumlah
c. Variabel Tepat Waktu
2. Uji Cochran
a. Ketepatan Pendataan Rumah Tangga Sasaran Sesuai
85
89
90
Kriteria BPS Periode 2005,2006 dan 2008 92
b. Ketepatan Penetapan Rumah Tangga Sasararn Sesuai
Kriteria BPS Periode 2005,2006 dan 2008
c. Ketepatan Penggunaan Dana BLT Oleh RTS Dalam
Memenuhi Kebutuhan Dasamya Periode 2005, 2006
96
Dan 2008 99
d. Ketepatan Jumlah Dana yang Diterima RTS JPeriode
2005, 2006 dan 2008 102
e. Ketepatan Waktu Distribusi KKB Periode 2005, 2006
Dan 2008 105
f. Ketepatan Waktu Distribusi Dana BLT Periode 2005,
2006 dan 2008 I 08
g. Nama RTS yang Masuk Sebagai Penerima BLT Periode
2005, 2006 dan 2008:
I) Kecamatan Mollo Selatan-Desa/Kelurahan Kuatae 111
2) Kecamatan Kota So'e0 Desa/Kelurahan Cendana 112
3) Kecamatan Amanuban Barat-Desa/Kelurahan Tubuhue 113
h. Contoh Kuesioner Kepada Rumah Tangga Sasaran Oleh
BPS 114
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.. .................................................. .i
LEMEAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. .ii
LEMEAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI. ......................................... iii
DAFT AR RIW A Y AT HID UP ............................................................ .iv
ABSTRACT ................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
DAFT AR TABEL .......................................................................... .ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ x
DAFT AR LAMP IRAN .................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................... .,.............. 1
A.Latar Belakang Penelitian ................................................ I
B. Perumusan Masalah.. .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . ....................... 9
C. Tujuan Penelitian ................. ,. ........................................... I 0
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUST AKA ........................................ 12
A. Audit ................................................................... 12
1. Pengertian Audit. . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..... .. 13
2. Jenis-Jenis Audit ...................................................... 13
3. Audit Sektor Publik ................................................... 15
B. Audit Kinerja ... . .• . . . . . . . .. . .. . . . . .. . ........................................ 18
1. Pengertian Audit Kinerja .......................................... 18
2. Latar Belakang Pelaksanaan Audit Kinerja atas Program
BLT ................................................................... 18
3. Ruang Lingkup Audit Kinerja Program BLT Tahun
2008 .................................................................... 19
4. Tujuan Audit Kinerja Bantuan Tunai Langsung ................ 19
5. Standar dan Acuan Pelaksanaan Audit Kinerja Program
BLT ................................................................... 20
6. Penilaian Kinerja Atas Program BLT ............................ 20
C. Tingkat Keberhasilan ................................................ 24
D. Hasil Audit Kinerja Program BLT ................................... 26
E. Program Bantuan Langsung Tunai.. .................................. 28
I. Pengertian Bantuan Langsung Tunai.. ........................... 28
2. Tujuan Bantuan Langsung Tunai. ................................. 29
3. Syarat-Syarat Penerima BLT ...................................... 29
4. Pengertian Rumah Tangga Sasaran ................................ 31
5. Kategori Rumah Tangga Sasaran yang MenerimaBLT ....... 31
6. Dasar Hukum Program BLT ....................................... 32
F. Kerangka Pemikiran ................................................... 33
G. Hipotesis Penelitian ................................................... 34
BAB III. METODELOGI PENELITIAN ............................ 36
A.Ruang Lingkup Penelitian....... .... .. .... .. .. . . .. .. .. ..................... 36
B.Metode Penentuan Sampel ............................................ 37
C.Metode Pengumpulan Data ............................................ 38
D.Metode Analisis ................................................... 40
I. Statistik Inferensial .................................................. .40
2. Uji Hipotesa ........................................................... .40
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 41
I. Tepat Sasaran ......................................................... .41
2. Tepat Jumlah .......................................................... .42
3. Tepat Waktu .......................................................... .42
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ..................... 43
A. Gambaran Umum Kabupaten Timot Tengah Selatan ............. 43
I. Sejarah Singkat Kabupaten Timor Tengah Selatan ............. 43
2. Kondisi Geografis dan Demografis .. .. .. . .... .. .. .. .... .. 45
3. Visi dan Misi Kabupaten Timor Tengah Selatan ............... .46
4. Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Tugas Pokok dan Fungsinya.. .. . ... . .. .. . ... . .. . . . ... ... . ... .. .. 47
a. Sekretariat Daerah ...................... , ...................... 47
b. Sekretariat DPRD ................•............................. .4 7
c. Dinas-Dinas Daerah ........................................... .48
5. Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Timor Tengah Selatan .. .49
6. Distribusi Dana Bantuan Tunai Langsung Kepada Rumah
Tangga Sasaran(RTS): Sangat Miskin (SM), Miskin (M) dan
Hampir Miskin (HM) Pada Tahun 2008 ............•........... .50
B. Hasil dan Pembahasan .................................•.................. 51
1. Cara Audit Kinerja atas Program Bantuan Tunai Langsung
Dalam Menilai Keberhasilan Pada Kabupaten Timor Tengah
Selatan ............................................................... 51
2. Tingkat Keberhasilan Program BLT Tahun 2008 yang dicapai
Kabupaten Timor Tengah Selatan atas Hasil Audit
Kinerja ...........................•..................................... 52
a. Tepat Sasaran ................................................. 55
1) Ketepatan Pendataan RTS ..............................•.. 55
2) Ketepatan Penetapan RTS ................................. 55
3) Ketepatan Penggunaan BLT .............................. 56
b. TepatJumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 56
c. Tepat Waktu ..................................................... 56
3. Uji Hipotesis .. ... ... ... .. . ...... .. ... . .. ...• ..•...... ....... 57
a. Chi Square ....................•.............................. .57
1) Tepat Sasaran ............................................. .57
2) Tepat Jumlah ............................................. 62
3) Tepat Waktu .............................•................ 63
b. Cochran Test .................................................. ... 65
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................ 71
A. Kesimpulart .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. . .. .. . 71
B. Implikasi . . .. . .. . .. .. .. ... .. . ... .. .... .. . .. . .. . .. ... . .. . .. . .. . ... ... .. . .. . . 75
C. Saran ............................................................................... 76
Daftar Pustaka ........................................................... 77
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kondisi ekonomi global saat ini semakin mendorong masyarakat
dunia untuk melakukan konsumsi dengan tingkat harga yang lebih tinggi.
Hal ini dipicu oleh meningkatnya harga minyak dunia per bare! yang
semakin naik secara signifikan dalam waktu yang relatif berdekatan,
kenaikan harga itu terjadi karena ketidakseimbangan permintaan dan
penawaran (Masayok, 2008). Kenaikan harga minyak dunia saat ini,
seharusnya menjadi keuntungan bagi negara Indonesia karena merupakan
salah satu negara yang potensial dalam menghasilkan minyak bumi.
Namun sayangnya, tidak diimbangi dengan jpemberdayaan dalam
mengelola minyak bumi yaitu konversi minyak mentah menjadi produk
yang siap pakai bagi rakyatnya seperti premium, premix, solar dan
lainnya.
Fenomena inilah yang berdampak pada sikap pemerintah
Indonesia, yaitu pemerintah mengalami situasi yang dilematis, Jika
pemerintah tidak menaikkan harga BBM, pemerinlah harus menghadapi
pelonjakan defisit APBN akibat menggelembungnya subsidi B:ElM
(Kuncoro, 2008). Berdasarkan hat tersebut maka harga BBM naik.
Kenaikan harga BBM ini mempengaruhi kenaikan barang konsumsi
lainnya, sehingga hal ini menyebabkan daya beli. masyarakat semakin
berkurang. Hal tersebut dialami oleh Indonesia saat ini, bahkan kondisi
ekonomi yang demikian dirasakan hingga tingkat regional. Banyak
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan dan masyarakat yang
termasuk golongan mid-end (menengah kebawah) semakin kesulitan
dalam memenuhi kebutuhannya meskipun hanya kebutuhan primernya
yaitu sandang, pangan, papan serta pendidikan.
Pemerintah menyadari ha! hal tersebut dan melakukan beberapa
langkah langkah demi menahan laju penurunan taraf kehidupan yang
berkelanjutan, terutama diperuntukkan bagi keluarga miskin (GAKIN)
tersebut akibat keadaan ekonomi yang semakin sulit yaitu dengan
melakukan program kompensasi. Program kompensasi ditujukan untuk
mengurangi dampak negatif kenaikan harga BBM dari kalangan yang
paling miskin. Program ini bersifat temporer dan diarahkan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan dan tidak mendorong
menguatnya culture of pove1ty. Program kompensasi yang dicanangkan
pemerintah terbagi menjadi dua, yaitu: (1) program kompensasi jangka
panjang, antara lain Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM), Program Keluarga Harapan, Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Program Padat Karya, Program Kredit Usaha Rakyat, Program
kesehatan, Program Beaslswa dan program lain yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat, (2) program kompensasi jangka pendek antara
lain, Program Bantuan Tunai Langsung (BLT), Program Beras Miskin
2
(RASKIN), Program Operasi Pasar beras dan subsidi harga beras
TNT/POLRT (Departemen Sosial, 2008).
Dari beberapa langkah~langkab yang dilakukan pemerintah demi
menahan laju penurunan taraf hidup masyarakat secara umum yang cukup
perlu diperhatikan adalah Program Bantuan Tunai Langsung (BLT).
Pasalnya, program ini termasuk menjadi pengeluaran yang vital bagi pihak
pemerintahan, selain itu BLT merupakan upaya yang dicanangkan
pemerintah agar membantu daya beli (purchasing power) bagi rumah
tangga miskin atau sering disebut Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai
kompensasi atas pengurangan subsidi terhadap BBM,
Pada kenyataanya, Program BLT yang dianggap sebagai salah satu
instrumen yang dipandang dapat mencegah penurunan taraf kesejahteraan
masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi tak jarang menuai konflik
dan kontroversi saat pendistribusiannya; (I) banyak warga miskin yang
belum menerima BLT pada tabap pertama 2008 karena belum terdata
sebagai penerima tit t, (2) distribusi kartu tiLT belum merata, (:l)
kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat de:ngan cabang PT Pos
Indonesia di daerah, (4) pemberian BLT dinilai kurang efektif untuk
memecahkan kesulitan watga miskin, (5) program BLT berpotensi
menimbulkan konfiik sosial di masyarakat (Muhammad, 2()()8).
Hal tcrsebut menjadi alasan mengapa pa.da awal pelaksanaan
program BLT 2008 menuai kontroversi berupa penolakan program
tetsebut. Selain itu adanya asums! bahwa mendidik masyarakat menjadi
3
konsumtif dan tidak produktif karena masyarakat akan cenderung
menunggu pemberian dari pemerintah secara cuma-cuma, BLT juga
dianggap tidak proporsional karena jumlah uang yang diberikan pada
tahun 2005. sama dengan tahun 2008 yang memiliki tingkat harga umum
atas konsumsi masyarakat lebih tinggi dibanding 2005.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Surachman (2006) tentang profil rumah tangga susulan serta sikap dan
persepsi terhadap kriteria kemiskinan dalam mem:tapkan rumah tangga
penerima BLT dengan Cochran test dan uji proporsi mengemukakan
bahwa hasil analisis menmtjukan kehijakan pemerintah untuk
melaksanakan pendataan susulan dipandang cukup tepat, sebab memang
masih cukup banyak RTM yang belum terdata pada tahap awal. Hasil
pengujian proporsi menunjukan bahwa rumah tangga susulan yang
bersikap negatif terhadap petunjuk kriteria kemiskinan yang ditetapkan
oleh BPS cukup signifikan. Di samping itu, basil pengujian menunjukan
bahwa proporsi rumah tangga susulan yang tidak menerima KkB/BLT
yang memiliki sikap negatif terhadap petunjuk kriteria kemiskinan BPS
adalah lebih besar daripada mereka yang menerima KKB/BLT.
Penelitian lain yang dilakukat1 oleh Ibrahim (2007) tentang
Peranan Bantuan Tunai Langsung terhadap kemakmuran petani dl
kabupaten Lombok Timur. Hasit penelitian tersebut menunjukan bahwa
dana BLT berperan dalam mengurangi beban pengeluaran rumah tangga
petani sebagai dampak kenaikan hat'ga sebesar 45,86%.
4
Sedangkan survey yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia
Semarang dan P3M Fakultas Ekonomi TJNIKA Soegijapranata (2008)
mengenai efektivitas Bantuan Tunai Lang:mng di Semarang
mengemukakan bahwa: (1) karakteristik responden RTS BLT adalah
sebagian besar bekerja dalam kategori lain-Iain karena mereka tidak
memiliki pekerjaan tetap atau berwiraswasta. RTS BLT sebagian besar
memiliki tanggungan keluarga kurang dari 5 orang, (2) kesesuaian dengan
kriteria kemiskinan yang dikeluarkan oleh SPS atas penentuan Rumah
Tangga Sasaran (RTS) penerima BLT, menuqjukkan indikasi ada
beberapa ketidaksesuaian. Kesesuaian tercennin dari penghasilan yang
sebagian besar di bawah Rp 600.000 (kriteria BPS poin L), Pada kriteria
BPS poin H yaitu hanya mengonsumsi daging, telur dan susu sekali
seminggu, ternyata di lapangan ditemukan 10,83% menyatakan
mengkonsumsi 3-5 kali dalam satu bulan.
Pada kriteria BPS poin D yaitu tidak memiliki fasilitas jamban atau
menggunakan jamban bersama ternyata sebanyak 53,:33% responden
menyatakan memiliki jamban di dalam rumah (artinya memiliki jamban
sendiri, dan bukan WC umum). Pada kriteria BPS poin E yaitu rumah
tidak dialiri listrik dan kriteria BPS poin N yaitu tidak punya tabungan
atau barang yang memiliki nilai jual dibawah RpSOO.o() sepe1ti ternak,
motor dan lain-lain, ternyata 62,71% memiliki televisi dan 89,17%
menyatakan memiliki listrik.
5
Ketidaktepatan kriteria RTS BLT antara yang distandarkan oleh
BPS dengan kondisi di lapangan, mengindikasikan dua ha!. Pertama
adalah memang terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan sasaran sesuai
dengan kriteria kemiskinan BPS, dan atau yang kedua adalah kriteria
miskin itu sendiri yang perlu dipertimbangkan ulang. Selanjutnya, (3) pada
tahap verifikasi data aparat RT, RW, dan Lurah merasa kurang dilibatkan.
Tingkat partisipasi aparat pemerintah masih relatif rendah baik dari proses
awal sampai ke pencairan. Sebagian besar identitas RTS BLT sama
dengan data yang ada, sehingga kondisi ini tidak menimbulkan masalah
mendasar dalam pencairan BLT,
Keluhan muncul pada antrian yang terlalu panjang, jumlah petugas
di setiap kantor pos yang terlalu sedikit, dan tidak adanya pelayanan
keliling untuk warga yang memiliki hambatan khusus, ( 4) sebanyak
17.245 RTS di Kota Semarang tidak memiliki KTP Semarang, Tidak
adanya KTP setempat dapat menimbulkan celah untuk penerimaan BLT
ganda apabila yang bersangkutan meminta ulang ke kota asal, (S) masalah
ketidaktepatan sasaran tidak terlalu tinggi di Kota Semarang dan Jebih
dikarenakan bertambahnya warga miskin dan bukan karena beberapa
warga miskin telah menjadi Jebil1 sejahtera.
Apabiia terjadi ketidaktepatan sasaran karena pemegang kartu
meninggal, maka kartu diberikan kepada istrinya, namun apabila tidak
terdapat lagi keluarga, maka akan dialihkan ke RTS lain dengan
dimusyawarahka11 terlebih dahulu di RT atau keluraha11, (6) ketidapuasl\il
6
masyarakat hanya disampaikan dalam bentuk keluhan dan pengaduan
kepada ketua RT, karena tidak ada sosialisasi yang jelas mengenai
mekanisme dan posko pengaduan, (7) sebanyak 61,34% responden
memandang bahwa BLT ini mampu mengurangi beban pengeluaran,
namun 87,50% menyatakan bahwa mereka tidak mengalami peningkatan
daya beli setelah menerima BLT. Sebanyak 53;50% responden
menyatakan uang BLT yang diterima langsung habis dikonsumsi saat itu
juga, sisanya pada kisaran 1 minggu sampai satu bulan. Meskipun BLT
dipandang belum mampu meningkatkan daya beli masyarakat, namun
42,50% responden RTS BLT tetap menghendaki BLT diberikan dan tidak
diganti dengan wujud lain, sedangkan 39, 17% lebih memilih adanya
subsidi dalam bentuk barang seperti misalnya sembako murah, dan
I 0,83% lebih memilih uang sekolah gratis per bulan, (8) prioritas tertinggi
dari penggunaan BLT adalah untuk konsumsi 77;5%, membayar keperluan
anak sekolah 16,67%, disimpan 2,5% dan membayar utang 1,67%,
sedangkan penggunaan untuk biaya berobat sebesar 0,83% dan modal
usaha sebesar 0,83%. Responden yang menggunakan BLT untuk
konsumsi, memprioritaskan pembelian beras dan sembako 92,59%,
kemudian diikuti dengan pembelian sandang dan bahan bakar.
Selain itu, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilakukan pada tahun 2005 dan 2006 mengenai efoktifitas program BLT
pada periode pertama (2005-2006) yaitu: (1) distribusi dana BLT pada
pembayaran pertama 94, 17% rumah tangga sasara11 mer1erima dana utuh
7
dan 5,83% tidak menerima dana BLT secara utuh, sedangkan distribusi
dana BLT pada pembayaran kedua 89,62% menerima dana BLT secara
utuh dan 10,38 tidak utuh, (2) alasan pemotongan dana, pada periode
pertama yaitu 15% karena alasan administrasi, 27% karena transportasi,
4% fasilitas umum, 57% dibagikan secara merata, 2% honorarium petugas
desa, 5% uang keamana, 6% lain lain. Sedangkan pada pembayaran kedua
1 % untuk alasan administarasi, 27% untuk transportasi, 14% fasilitas
umum, 77% dibagikan secara merata, 4% honorarium petugas desa, 6%
uang keamanan, 6% lain-lain, (3) orang yang mengenakan pungutan. Pada
pembayaran pertama 12% kecamatan,17;8% petugas desa, 42,6%
dusun/RT/RW, 0,8% BPS dan 0% bukan petugas, sedangkan pada
pembayaran lcedua 0% untuk kecamatan, 19% Petugas desa, 61 %
dusun/RT/RW, 3% BPS dan 1% bukan petugas., (4) penyebab prates
antara lain: 91 % karena pendataan tidak jelas, 1 % adanya pemotongan
BLT, 4% antrian pengambilan BLT tidak teratur, 2% jadwal pengambilan
BLT tidak jelas, 1% tempat pengambilan BLT dibatasi di kantor pas
tertentu.
Dari isu-isu dan permasalahan diatas maka ada ketertarikan untuk
melakukan penelitian sesuai dengan lconsentrasi akademis yaitu dari sudut
pandang audit tepatnya Jenis audit kinerJa yang mengangkat wilayah dl
Kupang, Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Timar Tengah Selatan
karena daerah ini merupakan salah satu daerah tertinggal di Indonesia dan
didukung dengan adanya kesempata11 untuk menelusuri dan mengamati
8
secara langsung audit kinerja BLT di daerah tersebut melalui instansi
BPKP.
Jenis audit kinerja yang menjadi fokus perhatian dan merupakan
bagian atau elemen yang dapat menilai dan memberikan rekomendasi
terhadap program BLT. Ketertarikan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan BLT dengan instrumen audit kinerja tersebut
membuat ha! itu dijadikan sebagai penelitian untuk menemukan jawaban
atas masalah masalah yang menjadi potensi penghambat keberhasilan BLT
tersebut yang ditemukan pada pelaksanaan audit kinerja.
Berdasarkan uraian diatas, maka akhimya menarik minat untuk
melakukan penelitian yang menyoroti aspek akurasi distribusi dana BLT
(Bantuan Langsung Tunai) dalam bentuk skripsi yang berjudul : "Analisa
Hasil Audit Kinerja Atas Tingkat Keberhasifan Distribusi Dana
Bantnan Langsnng Tonai " (Studi Kasus pada Kabupatcn Timor
Tengah Sclatan).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah penelitian ini
antara lain:
i. Bagaimana audit kinerja atas Program BLT yang dllakukan pada
Kabupaten Timor Tengah Selatan menilai keberhasilan distribusi BLT
di daerah tersebut?
9
2. Berapakah tingkat keberhasilan distribusi BLT tahun 2008 ( dengan
skala maksimal 100%) pada kabupaten Timor Tengah Selatan
berdasarkan penilaian audit kinerja tersebut?
3. Apakah ada perbedaan signifikan atas tingkat keberhasilan Program
BLT I pada tahun 2005, 2006 dengan Program BLT II tahun 2008 di
kabupaten Timor Tengah Selatan?
C. 'fujuan Penetitian
Berdasarkan beberapa ha! yang telah dikemukakan sebelumnya
pada perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin
mengetahui:
1. Cara audit kinerja atas program BLT yang dilakukan pada Kabupaten
Timor Tengah Selatan menilai tingkat keberhasilan distribusi BLT di
daerah tersebut
2. Tingkat keberhasilan program BLT tahun 2008 yang dicapai pada
Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan penilaian audit kinerja
tersebut.
3. Tingkat signifikansi dari perbedaan tingkat keberhasilan Qika ada
perbedaa11 signifikan) pmgram BLT I tahun 2005, 2006 de11gan
program BL f ii 2008 pada Kabupaten timor fengah Seiatan di
Provinsi Kupang, Nusa Tenggara Timur.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan untuk evaluasi Program
BLT selanjutnya jika dicanangkan kembali sebagai kebijakan
pemerintah untuk menahan penurunan daya beli masyarakat.
2. Bagi petugas pendistribusian BLT, sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan pelayanan (service) yang lebih baik kepada masyarakat
penerima BLT.
3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat dijadikan wacana
berguna terkait pembangunan ekonomi Indonesia atas program yang
dicanangkan pemerintah tersebut.
4. Bagi Peneliti, penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan tambahan mengenai fonomena nyata yang terjadi di
bagian Indonesia Timur melalui pengukuran tingkat keberhasilan
distribusi dana BLT tahun 2008,
5. Bagi Mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan
untuk penelitian selanjutnya mengenai BLT.
II
A. Audit
1. Pengertian Audit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infonnasi atas laporan keuangan digunakan sebagai suatu
pengambilan keputusan bisnis oleh berbagai pihak baik internal maupun
eksternal entitas. Hal utama pada laporan keuangan harus memenuhi
relevansi dan reliabilitas agar dapat berguna bagi pihak-pihak yang
mengambil keputusan atas laporan keuangan tersebut sebagai suatu acuan
dalam pengambilan keputusannya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pihak-pihak yang
menggunakan laporan keuangan tersebut, sebelum mengambil suatu
keputusan didahului oleh keyakinan atas relevansi dan reliabilitas atas
laporan keuangan itu. Keyakinan atas relevansi dan reliabilitas laporan
keuangan itu didapatkan dengan cara penggunaan jasa audit. Oleh sebab
itu, auditing berperan penting dalam menilai dan menentukan relevansi
dan reliabilitas suatu laporan keuangan sebagai informasi bagi pihak
pihak penggunanya. Arens, Elder, Beasley (2008:4) mendefinisikan audit
sebagai berikut:
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.
Sedangkan auditing menurut American Accounting Association
(1973) dalam Tunggal (2008):
Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economics actions and events to ascertain the degree of correspondence between assertions and established criteria and communicating the result to interested users.
2. .Jenis-Jenis Audit
Jenis-Jenis Audit menurut Boynton dan Johnson (2003) antara lain:
a) Audlt laporan keuangan <financial statement audit) berkaltan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-Japoran
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah
laporan-Japoran tersebut telah disajikan secarn wajar sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip - prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
b) Audit Kepatuhan (compliance audit) berkaiitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti bukti untuk menetapk:an apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas: telah sesuai dengan
persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu.
c) Audit Operasional (operational audit) berkaitan dengan memperoleh
dan mengevaluasi bukti - bukti tentang efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian
tujuan tertentu.
Jenis audit laporan keuangan yang telah dikemukakan diatas
merupakan jenis audit yang ditinjau dari sisi audit sektor privat.
Sedangkan audit laporan keuangan yang ditinjau dari sudut audit sektor
publik, di Indonesia juga disebut sebagai audit keuangan negara. Program
BLT merupakan program yang diaudit dari sudut sektor publik karena
BLT yang diberikan kepada masyaraka.t yang telah memenuhi kriteria
sebagai rumah tangga sasaran penerima BLT, menerima kompensasi
kenaikan BBM dalam bentuk uang yang merupakan barang publik,
maksudnya uang tunai tersebut memiliki sifat utama atas barang publik
yaitu nonexcludability dan nonrivalness in consumption. nonexcludability
berarti bahwa barang tersebut dapat dinilonati oleh semua orang tanpa
mengorbankan kenikmatan orang lain. Nonrivalness in consumption
berarti bahwa dalam menggunakan barang tersebut orang tidak perlu
bersaing untuk mendapatkannya (I Gusti Agung Rai, 2008:5). Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya tentu saja masyarakat yang menerima
adalah masyarakat yang telah memenuhi kriteria rumah tangga sasaran
program BLT yang akan dijelaskan selaf\jutnya.
3. Audit Sektor Publik
Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor
swasta/privatlbisnis. Audit pada sektor publik dilakukan pada organisasi
pemerintah yang bersifat nirlaba, sepe1ti sektor pemerintahan daerah
(Pemda), BUMN, BUMD dan instansi lain yang berkaitan dengan
pengelolaan aktiva dan kekayaan negara. Sementara, audit sektor
swasta/privatlbisnis dilakukan pada perusahaan yang bersifat mencari laba
(Bastian, 2007:43).
Definisi audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai (2008:29)
adalah kegiatan yang ditajukan terhadap entitas yang menyediakan
pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaanya berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang
ditetapkan. Audit sektor publik dan audit sektor swasta!privatlbisnis sama
sama terdiri atas audit keuangan, audit kinerja dan audit investigatif
(Bastian, 2007 :4 3).
Jenis-jenis audit sektor publik menurut Bastian (2007:44-50) antara
lain:
a. Audit Keuangan merupakan audit atas laporan keuangan dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan keuangan. Audit keuangan meliputi:
I) Audit Kepatuhan merupakan audit yang didesain untuk
memastikan bahwa pengendalian internal yang digunakan atau
diandalkan oleh auditor pada praktiknya dapat berfungsi dengan
baik dan sesuai sistem, prosedur, peraturan keuangan yang telah
ditetapkan.
b. Audit Kinerja adalah pemeriksaan secara obyaktif dan sistematis,
terhadap berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian
secara independen atas kinerja entitas/program/kegiatan pemerintah
yang diaudit. Audit kinerja meliputi:
1) Audit Ekonomi dan Efisiensi. Audit ini berfungsi untuk: (1)
menentukan apakah entitas telah memperoleh, melindungi,
menggunakan sumber dayanya (seperti ka~yawan, gedung, ruang,
peralatan kantor) secara hemat dan efisien, (2) apakah yang
menjadi penyebab timbulnya pcmborosan/efisiensi, (3) apakah
entitas tersebut telah memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan penghematan dan efisiensi.
2) Audit Program mencakup penentuan atas: {l) tingkat pencapaian
basil program yang diinginkan at'lu manfaat yang telah ditetapkan
undang-undang atau badan lain yang berwenang, (2) efektifitas
kegiatan entitas, (3) pelaksanaan program, kegiatan, fungsi
instansi yang bersangkutan, (4) tingkat k·~patuhan entitas yang
diaudit terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan program/kegiatannya.
c. Audit Investigatif adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup
tertentu yang tidak dibatasi periodenya, lebih spesifik pada area-area
pertanggung jawaban yang diduga mengandung efisiensi atau indikasi
. penyalahgunaan wewenang.
Jenis-jenis audit tersebut dilaksanakan atas semua kegiatan
pemerintah yang tercemin dalam APBN, APBD, kegiatan BUMN/BUMD,
serta kegiatan yayasan atau badan hukum lain yang dilakukan oleh
pemerintah dan yang mendapat bantuan pemerintah.
Sedangkan jenis-jenis audit sektor publik berdasarkan UU No.15
Tahun 2004 tentang pemeriksaan dan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara pasal 4 ayat (2), (3) dan (4), audit sektor publik dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
I) Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.
2) Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
Negara yang terdiri atas aspek pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
3) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak
termasuk dalam pemeriksaan sebagaimana dimalksud pada ayat (2) dan
ayat (3).
B. Audit Kinerja
1. Pengertian Audit Kinerja
Audit kinerja menurut Andayani (2007:2:40) merupakan audit
untuk memperoleh bukti yang obyektif dan sistematis dengan tujuan untuk
memberikan penilaian yang independen atas kinerja suatu organisasi,
program, aktivitas, atau fungsi pemerintah. Sedangkan, I Gusti Agung Rai
(2008:29) mendefinisikan audit kinerja sebagai kegiatan menilai kinerja
suatu organisasi, program atau kegiatan yang meliputi audit atas aspek
ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
2. Latar Belakang Pelaksanaan Audit Kinerja atas Program BLT
Berdasarkan Pedoman Audit Bantuan Trnnai Langsung Untuk
Rumah Tangga Sasaran Tahun 2008 (BPKP, 2008:2), dana BLT tersebut
perlu diawasi pendistribusiannya dalam pelaksanaanya, maka sesuai
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2008 Tanggal 14 Mei 2008,
Presiden telah memberi instruksi kepada Kementerian dan Lembaga yang
terkait untuk berkontribusi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing
dalam mensukseskan pelaksanaan program BLT untuk RTS ini termasuk
kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (pada
butir 14) untuk segera melakukan audit atas pelaksanaan penyaluran BLT
untukRTS.
Berdasarkan pedoman audit program BLT ;pada bab 4 dipaparkan
mengenai kegiatan pengawasan BPKP yang dilakukan diarahkan akan
pada pengawalan dan penilaian atas keberhasilan Program BLT dalam
mencapai tujuannya yang meliputi pendataan RTS, penyaluran Kartu
Kompensasi BBM (KKB) dan BLT, se1ta pemanfaatan BLT oleh RTS
sesuai dengan tajuan Program BLT ini, maka terhadap penyaluran dana
BLT Tahun 2008 ini, jenis audit yang akan dilaksanakan adalah audit
kinerja.
3. Ruang Lingkup Audit Kinerja Program BLT 2008
Ruang Lingkup Penyaluran Dana Program BLT (BPKP, 2008),
meliputi:
a. Perencanaan, yaitu Pendataan dan Penetapan RTS.
b. Pelaksanaan, yaitu Penyaluran KKB & dana BLT.
c. Pemanfaatan BLT oleh Rumah Tangga Sasaran.
4. Tujuan Audit Kinerja Bautuan Langsung Tonai {BLT)
Tujuan audit kinerja atas pelaksanaan Program Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Tahun (BPKP, 2008:4•6) adalah:
a. Menilai keberhasilan instansi terkait dalarn melaksanakan atau
rnenyelenggarakan penyaluran BLT dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM. Keberhasilan pelaksanaan program
tersebut dijabarkan dalam ''Tiga Tepat" .
b. Menjaring permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan atau
penyelenggaraan penyaluran BLT yang diselenggarakan oleh seluruh
institusi yang terlibat dan memberikan rekomendasi jika ditemukan
kelemahan dalam kaitannya dengan peningkatan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan program. Audit ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang positif kepada instansi terkait,
khususnya Departemen Sosial, PT Pos Indonesia (Persero) dan Badan
Pusat Statistik dalam mempertanggungjawabkan kegiatan pelaksanaan
pendataan dalam rangka penetapan RTS penerima bantuan dan
pembayaran BLT kepada RTS yang berhak sesuai denganjumlah dan
waktu yang ditetapkan.
5. Standar dan Acuan Pelaksanaan Audit Kinerja Program BLT
a. Pedoman Audit.
b. Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah dengan
memperhatikan standar audit yang dibuat oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.
c. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun 2001.
6. Pcnilaian Kinerja Atas Program BLT
Penilaian kine1ja Program BLT untuk RTS Tahun 2008 ini
mengarah kepada beberapa kinerja dan sehubungan dengan penilaian
kinerja tersebut diperlukan suatu definisi, alat, dan cara yang akan
dijelaskan sebagai berikut (BPKP, 2008:22):
a. Kinerja dan Critical Success Factors (CSF)
Kinerja keberhasilan Program BLT diukur melalui 3T yaitu Tepat
Sasaran, Tepat Waktu dan Tepat Jumlah seperti yang dijelaskan pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Kinerja & CSF Program BI,T Tahnn 2008
Kinerja CSF D"finisi CSF
RTS yang ditetapkan sebagai
Tepat Ketepatan penerima dana Bantuan Langsung
I Pendataan Tunai adalah RTS yang memenuhi Sa saran
RTS kriteria BPS (minimal 9 variabel dari 1 s/d 14 variabel)
RTS yang ditetapkan sebagai
Tepat Ketepatan penerima dana Bantuan Langsung
2 Penetapan Tunai adalah RTS yang memenuhi Sasaran
RTS kriteria BPS (minimal 9 variabel dari 1 s/d 14 variabel)
Ketepatan Te pat
3 Penggumian BLT digunakm1 oleh RTS umuk
Sa saran BLToleh memenuhi kebutuhan dasamya
RTS
Ketepatan Ketepatanjumlah dana yang diterima Te pat
4 Jumlah
oleh RTS sesuai ketentuan, yaitu Jumlah Dana
diterima Rp l 00.000 per RTS per bulan
RTS
Tabel 2.1
Kinerja & CSF Program BLT Tahun 2008
Kinerja CSF Ilefinisi CSF
Ketepatan Penyaluran KKB kepada RTS
Te pat 5 waktuKKB
dilaksanakan sesuai dengan rencana Waktu
diterima RTS kerja penyaluran PT Pos Indonesia yang
sudah ditetapkan.
Pencairan Bantuan Langsung Tunai Tepat
6 Ketepatan kepada RTS dilaksanakan sesuai dengan
Waktu waktu Dana rencana kerja penyaluran PT Pos diterima RTS Indonesia yang sudah ditetapkan.
Sumber: Pedoman Audit Bantuan Langsung Tunai 2008
b. Pengukuran Kinerja
Menentukan apakah pelaksanaan Program BLT Tahun 2008
ini Tepat Sasaran, Tepat Waktu, dan Tepat Jumlah diukur
dengan menggunakan 6 (enam) Critical Success Factors
(CSF). Masing-masing CSF mempunyai Key Performance
Indicators (KPI) seperti disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabet 2.2
Pengukuran Kinerja Program BLT Ta:tmn 2008
No Kinerja CSF KPI Formula Bo bot
Seluruh RT L Net RTS yang
Miskin yang ditetapkan BP.S.
Tepat CSF Ketepatan memenuhi L Net RTS y:mg
l Pendataan laiteria ditetapkan BPS + Sasaran l
RTS ditetapkan 10% x 100% L RT Miskin yang
sebiigal RTS memenuhi kriteria penerima tetapi diluar penetapan
BLT BPS
Ketepatan JumlahRTS INetRTSyg
Tepat CSF ditetapkan BPS yang 2 sasaran 2
Penetapan penerima memenuhi kriteria 10% x 100% RTS bantuan yang
sesuai kriteria I Net RTS yang ditetankan BPS
JUITilahRTS peneiima
bantuan yang
Ketepatan dapat L RTS yang dpt
Tepat CSF Penggunan memenuhi memenuhi kebutuhan 3 kebutuhan dasar minimal seperti
Sasaran 3 BLToleh dasarnya sebelum kenaikan BBM 20% x 100%
RTS minimal seperti I RTS penerima BLT
sebelum kenaikan
har!!aBBM
I Dana BLT riil Ketepatan diteiima R TS
4 Tepat CSF Jumlah Jumlahdana
20% X100% Jumlah 4
Dana yang diterima IDanaBLTyg
Diterima .RTS ~el\iil'Usi1y11 ditei'iiflli RTS Rl'S
Tabet 2.2
Pengnknran Kinerja Program BLT Talmn 2008
No Kinerja CSF KPI Formula Bo bot
Ketepatan Jumlah 2: KKB yang dibagikan
Tepat Waktu penyaluran sesual jaclwai waktu 5 CSF 20% Xl00%
Waktu 5 KKB KKByang l:KKByang
Diterima sesuai dengan seharusILya dibagikan RTS jadwal waktu menurut jadwal waktu
Ketepatan Jumlah L: Dana yang dibagikan
sesuaijadwalwaktu
6 Tepat CSF Waktu penyaluran
2: Dana yang 20% X100% Waktu 6 Dana danayang
Diterima sesuai dengan seharusnya dibagikan RTS jadwal waktu menurut jadwal waktu
Sumber: Pedoman Audit Bantuan Langsung Tunai 2008
C. Tingkat Keberhasilan
Tingkat keberbasilan direfleksikan melalui pengukuran kinerja dan
Critical Success Factors yang telah dijelaskan seperti diatas. Berdasarkan
pedoman audit atas program BLT 2008 yang dilakukan oleh BPKP (BPKP,
2008:4) yang menyatakan tingkat keberhasilan Program BLT diukur dengan
"Tiga Tepat":
1. Tepat Sasaran yaitu program yang diluncurkan oleh pemerintah benar-
benar diterima oleh sasaran pemberian bantuan, yaitu Rumah Tangga
Sasaran (RTS), dan dimanfaatkan atau digunakan oleh RTS sesuai dengan
tujuan pemberian BLT kepada RTS. Ketepatan sasaran ini diukur dari
Critical Success Factors dan dinyatakan dalam bentuk presentase, antara
lain: Penggunaan Dana BLT, Pendataan RTS, Penelapan RTS.
2. Tepat Jumlah yaitu besaran bantuan yang diberikan oleh Pemerintah
melalui program ini diterima oleh RTS sesuai dengan jumlah yang telah
ditetapkan. Tepat Jumlah diukur dari jumlah yang benar-benar sampai ke
tangan RTS penerima BLT. Pengelola program beserta institusi yang
terlibat sampai pada tingkat yang paling rendah (safeguarding)
bertanggung jawab melakukan pengawalan sampai dana BLT diterima
oleh RTS sebesar yang ditetapkan dalam ketentuarn. Sama halnya dengan
Tepat Sasaran dan Tepat Waktu, Tepat Jumlahjuga memiliki pengukuran
yaitu juga dengan Critical Success Factors yang dinyatakan dalam bentuk
presentase, antara lain: Pihak pemotong dan peruntukannya, Penyaluran
danakeRTS.
3. Tepat Waktu yaitu KKB dan dana yang disalurkan melalui penanggung
jawab pelaksana program diterima oleh penerima Bantuan Langsung
Tunai sesuai dengan jadwal penyaluran KKB maupun BLT. Jadwal
penyaluran KKB dan Dana BLT ini ditetapkan oleh PT Pos Indonesia
pada setiap Kantor Pos Bayar. Penyaluran dana BLT dari Kanca BRI ke
KPRK dilakukan setelah KPRK menyampaikan jadwal rencana kerjanya
kepada BRI. Tepat Waktu juga diukur dari Critical Success Factors yang
dinyatakan dalam bentuk presentase, antara lain: ketepatan waktu KKB
dan dana yang diterima RTS. Maka, dalam hal ini dalam pengukuran audit
kinerja ditinjau dari 3 lial tersebut. Sedangkan untuk menentukllll apakah
pelaksanaan Program BLT Tahun 2008 ini Tepat Sasaran, Tepat Wak"tu,
dan Tepat Jtimlah diukur den;,<an mengi,'lmakan 6 (enam) Critical Success
Factors (CSF) yang telah disebutkan diat>S.
D. Ifasil Audit Kinerja Program .BLT
Output yang dihasilkan dari pelaksanaan audit Program BLT ini terdiri
dari (BPKP, 2008:6-7):
L Laporan Hasil Audit Kinerja per Kabupaten!Kota
Laporan ini adalah laporan hasil pelaksanaan audit kinerja yang
dilaksanakan oteh Tim Audit pada Perwaldlan BKKP dan ditaudatang;mi
oleh Kepala Perwakilan BPKP. LHA disnsun dal:am bentuk bab. Surat
Pengantar Masalah (SPM.) yang ditanda tangani o!e!1 Kepala Peiwakilan
BPKP dilampiri dengan LHA ditajukart kepada institusi yartg terkait
dengan pennasalahan penyaluran BLT antara lain Bu.pati/Walikota, Dinas
Sosial Kabupaten/Kota, dan. Kantor Pos Pemenl;:.sa, serta yang terkait
dengan pemiasalahan data RTS disampmlrnn kepadaBPS setempat.
2. Laporan Haslt Audit Kiuerja per Provins!
Laporan ini mempakan kompilasi dari Japoran l!asil audit kinerja per
Kabupaten!Kota yang ada pada sualu Provinsi yang disusun oleh Tim
Perwaldlan BPKP dan ditandatangani oleh Kepala Perwakilan BPKP.
LHA disusun dalam bentuk bab. Surat Pengantar Masalah (SPM) yang
ditanda tangani oleh Kepala Perwakilan BPKP dilampiri dengan LHA
ditujukan kepada institusi yang terkait dengan pe1masalahan penyaluran
BLT antara lain Gubemur, Dinas Sosial Provinsi, Kantor Pos serta yang
terkait dengan permasalahan data RTS disampaikan kepada BPS.
3. Laporan Hasil Audit Operasional atas Dana Safeguarding Program BLT
Laporan ini adalah laporan hasil pelaksanaan audit operasional atas dana
safeguarding program BLT atas DIPA Depsos RI Tahun 2008 yang
disusun oleh Tim Audit pada Direktorat PLP Bidang Kesejahteraan
Rakyat pada Deputi PIP Bidang Polsoskam dan ditanda tangani oleh
Direktur PLP Bidang Kesra. Laporan ini ditujukan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran Program BLT Tahun 2008 pada Depsos RI, dan SPM
yang ditanda tangani oleh Deputi PIP Bidang Polsoskam ditujukan kepada
Sekretaris Jenderal Departemen Sosial RI.
4. Laporan Hasil Audit Program BLT Nasional
Laporan lnl adaiah merupakan kompliasi atas seiuruh iaporan hasii audit
kinerja per provinsi dan laporan hasil audit operasional atas dana
safeguarding Program BLT, yang disusun oleh Tim Direktorat PLP
Bidang Kesra dan tandatangani oleh Deputi PIP Bidang Polsoskam.
Laporan ini ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Depsos RI, dan SPM
ditanda tangani oleh Kepala BPKP ditujukan kepada Menteri Sosial RI
untuk pennasalahan yang terkait dengan pelaksanaan program BLT serta
kepada BPS untuk pennasalahan yang terkait dengan data RTS.
E. Program Bantuan Tuuai Langsung
1. Pengcrtian Bantuan Langsung Tuuai
Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Subsidi Langsung Tunai
(SLT) yang diherikan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) menurut
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gresik (2005)
adalah sejumlah uang yang diberikan pemerintah kepada rumah tangga
yang tergolong miskin sebagai kompensasi pengurangan subsidi BBM.
Definisi Bantuan Langsuug Tunai menurut Media Center DPP Partai
Demokrat (2009) adalah uang yang diberikan sebagai kompensasi
kenaikan BBM Diberikan kepada 19,1 juta keluarga dhuafa (sangat
miskin, miskin, hampir miskin) di Indonesia atau 34% dari seluruh rumah
tangga di Indonesia. Bantuan Langsung Tunai (BLTI menurut Departemen
Komunikasi dan Infonnatika RI (2008:5) .adalah bantuan langsung berupa
uang tunai sejumlah tertentu untuk rumah tangga sasaran. Sedangkan
menurut Wilastono (2005) Subsidi Langsung Tunai (SLT) atau sering
disebut dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rumah tangga
miskin adalah sejumlah uang yang diberikan oleh pemerintah kepada
rumah tangga yang tergolong miskin sebagai kompensasi pengurangan
subsidi BBM.
2. Tujuan Bantuan Langsung Tonai
Adapun akibat kenaikan harga BBM tersebut yang mempengaruhi
tingkat dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang berada dibawah
garis kemiskinan, untuk itu perlu diberikan perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin melalui Program pemberian bantuan langsung tunai
kepada masyarakat miskin yang bertujuan (BPKP, 2008: 1-2):
a. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasamya.
b. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat
kesulitan ekonomi.
c. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.
3. Syarat-Syarat Penerima BLT
Berdasarkan Pedoman Audit Program BLT untuk Rumah Tangga
Sasaran Tahun 2008 dari data BPS, ke-empat belas kriteria tersebut
ad al ah:
a. Luas lantai bangunan kurang dari 8 m persegi p1:r orang.
b. Lantai rumah dari tanah, bambu, kayu murahan.
c. Dinding rumah dari bambu, rumbia, kayu kualitas rendah, tembok
tanpa plester.
d. Tidak memiliki fasilitas jam ban atau menggunakan jam ban bersama.
e. Rumah tidak dialiri I istrik.
f. Sumber air minum dari sumur atau mata air tak terlindungi, sungai,
air hujan.
g. Bahan bakar memasak dari kayu bakar, arang, minyak tanah.
h. Hanya mengonsumsi daging, ayam dan susu sekali seminggu.
i. Hanya sanggup membeli baju sekali setahun.
j. Hanya sanggup makan dua kali sehari atau sekali sehari.
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas.
I. Sumber penghasilan kepala rumah tangga petani dengan luas lahan
0,5 hektar, buruh tani, nelayan, buruh bangunan dan lain-lain dengan
penghasilan kurang dari Rp600 ribu per bulan.
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah, tidak tamat
SD atau hanya SD.
n. Tidak punya tabungan atau barang dengan nilai jual dibawah Rp500
ribu seperti ternak, motor dan lain-lain.
Kriteria Rumah Tangga Sasaran 12 sampai dengan 14 tennasuk
Rumah Tangga Sangat Miskin, Rumah Tangga Sasaran 9 sampai dengan
12 tennasuk Rumah Tangga Miskin, Kriteria Rrnmah Tangga Sasaran
sampai dengan 9 termasuk Rumah Tangga Harnpir Miskin, Kriteria
Rumah Tangga Sasaran kurang dari 6 1:e1masuk Rumah Tangga Tidak
Miskin.
4. Pcngcrtian Rumah Tangga Sasaran
Rumah Tangga Sasaran (RTS) menurut Departem~n Komunikasi dan
Infonnatika RI (2008:5) adalah rumah langga yang masuk dalam kategori
sang.at miskin, miskin dan hampir m iskin.
5. Kategori Rumah Tangga Sasaran yang •aenerima BLT
Untuk mengidentifikasikan rumah rnngga yang tergolong Rumah
Tangga Sasaran (RTS) dan berhak n1<,ndapatkan Bantuan Langsung
Tunai (BLT), dipcrgunakan 14 krite11a, yang sesuai uj i statistik yang
dilakukan oleh BPS, sangat erat atr.u paling representatif untuk
menjelaskan garis kemiskinan. R uniah tangga sasaran seperti
dimaksudkan dalam lnprcs RI Nomor: 1 Tahun 2008 mcliputi Rumah
Tangga Sangat Miskin (poorest), Rum.1h Tangga Miskin (pnor) dan
Rumah Tangga Hampir Miskin (near poo j di seluruh wilayah lrdonesia.
a. RLmah Tangga Sangat Miskin/RTSM tpoorest)
Mereka yang mengkonsumsi makanan scnilai sampai dengan 1900 kilo
kalori per hari yang senilai oengan Rp.120.000/minggu, bila
disetarakan dengan rata-rata pcngeluarnn ~eseorang per bulan atau Rp.
480.000 per rumaP tangga per bu Ian.
b. Rumah Tangga Miskin/RTM (poor)
Mereka yang mengkonsumsi makanan senilai sampai dengan 2100
kilo kalori per hari yang senilai chngan Rp.1:50.000/minggu, bila
31
disetarakan dengan rata-rata pengelt!aran ses(~oral1g pet bulal1 atau
Rp.600.000 per rumah tangga per bulan.
c. Rllmah Tangga Hampir MiskitVRTHM (near poor)
Mereka yang mengkonsumsi makanan senilai sampai dengan 2300 kilo
kalori per hari yang senilai deogan Rp.175.000/minggu, bila
disetarakan dengan rata - rata pengeluaran seseorang per bulan atau
Rp. 700.000.per tu1l1al1 tangga per bulan.
6. Dasar Hokum Program BLT
Beberapa peraturan yang melandasi Program Bantuan Langsung Tunai
Tahun 2008 antata lain:
a. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2008 Tanggal 14 Mei 2008
tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tonai (BLT) kepada
Rumah Tangga Sasaran.(RTS).
b. Surat Keputusan Menteri Sosial Rl Nomor 28/HUK/2008 tanggal 16
Mei 2008 tentang penunjukan PT. Pos Indom:sia dan Bank Rakyat
Indonesia (Perseto) Tbk., sebagai Penyalllt Daiia Bantuan Langsung
Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran.
c. Peraturan Ditjen Perbeildaharaal1 Nomo1' PER-16/PB/2008 tanggal 16
Mei 2008 tentang petunjuk pencairan Dana Program Bantuan
Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasatan Tahul1 Anggaran 2008.
d. Surat Pengesahan Daftar lsian Pe!aksanaan Anggaran (DIPA)
Departemen Sosial untuk Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah
Tangga Sasaran Tahun Anggaran 2008 Nomor: 0332.0/069-03.0/
/2008 tanggal 15 Mei 2008.
e. Perjanjian Kerjasarna antara Departemen Sosial RI dengan Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Thk dan PT. Pos Inc!onesia Nomor:4 l 7 /SJ
KEUN /2008;Nomor:B.250DIR/HBL/05/2008;Nomor:PKS.42/DJRUT
/0508 Tanggal 19 Mei 2008.
F. Kerangka Pemikiran
Bantuan Langsung Tunai merupakan suatu program kompensasi
yang diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran. Pmgram ini merupakan
pemerintah untuk membantu daya beli masyarakat ketika subsidi BBM
dikurangi, bukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Orang orang yang menerima dana BLT minimal harus memenuhi
persyaratan BPS yaitu minimal 9 kriteria dari 14 kriteria yang telah
ditetapkan BPS. Dalam pelaksanaan riil atas distribusi BLT terjadi
beberapa kendala-kendala yang menghambat keberhasilan program
terse but.
Oleh sebab itulah pemerintah sesuai dengan Instruksi Presiden RI
Nomor 3 Tahun 2008 Tanggal 14 Mei 2008 memerintahkan agar
pelaksanaan distribusi dana tersebut perlu diawasi agar tidak keluar dari
sasaran, jumlah dan waktu yang telah ditetapkan, salah satunya adalah
dengan cara pelaksanaan audit kinerja. Audit kinerja merupakan alat untuk
mengukur tingkat keberhasilan program Bantuan Langsung Tunai
pemerintah. Hasil audit ini dijadikan referensi untuk periode selanjutnya
jika Bantuan Langsung Tunai akan dirasa perllu untuk dicanangkan
kembali.
Karena tingkat keberhasilan diukur dengan penilaian kinerja atas 3
unsur yaitu tepat sasaran, tepat waktu clan tepat jumlah yang masing
masing unsur tersebut memiliki critical success factors sebagai instrumen
penilaian suatu audit kinerja clan masing masing critical success factors
memiliki Key Peiformance Indicators (KPI) sebagai indikator kinerja
kunci yang dijadikan sebagai acuan penilaian. Maka, penilaian kinerja
juga merupakan penilaian tingkat keberhasilan. Pemerintah telah
melaksanakan program BLT pada 2005, 2006 clan 2008 clan pemerintah
telah mengawasi pelaksanaan program tersebut melalui instansi BPKP,
masing masing tahun memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda
atas periode tersebut berdasarkan referensi survey clan penelitian juga
laporan audit sebelumnya.
G. Hipotesis Penelitian
Puma dkk (2008) mengungkapakan ha! mengenai BLT berdasarkan
Laporan Kantor Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
atas basil audit BPKP di 228 Kabupaten/Kota, 878 Kecamatan dan 2.644
Desa/Kelurahan yang dilaksanankan serentak oleh 25 Kantor Perwakilan
BPKP seluruh Indonesia, dihasilkan pencapaian pelaksanaan BLT-RTS
tahun 2008 meliputi: ketepatan pendataan (86, 16%), ketepatan penetapan
(91,74%), ketepatan jumlah dana yang diterima RTS (97%), ketepatan
waktu distribusi KKB (87,83%), ketepatan waktu penyaluran BLT
(90,34%) dan pemanfaatan dana BLT oleh RTS (93,86%). Evaluasi
dampak program BLT terhadap kesejahteraan rakyat miskin, diantaranya
berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi.
Berdasarkan hasil audit kinerja dan kerangka pemikiran yang telah
dijelaskan, maka dalam penelitian ini hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan distribusi
dana i::it r pada periode pertama (20ti5 dan 2006) dan periode kedua 2008
ditinjau dari sudut penilaian audit kinerja.
Ha : Ada perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan distribusi dana
i::it r pada periode pertama (2065 dan 2006) dan periode kedua 2008
ditinjau dari sudut penilaian audit kinerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Hasan,
2008:7). Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada, unsur pendistribusian
saja atas dana program BLT I tahun 2005 dan 2006 serta program BLT II
tahap pertama 2008 di tingkat regional kabupaten saja yaitu kabupaten
Timor Tengah Selatan pada Provinsi Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Penelitian atas analisa hasil audit kinerja merupakan audit kinerja yang
dilakukan oleh tim audit pemerintahan yaitu Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan dan tingkat keberhasilan yang diukur hanya pada unsur
"Tiga Tepat" sebagai variabel independen yaitu; (1) tepat sasaran, (2) tepat
waktu dan (3) tepat jumlah yang dinilai dari critical success factors
melalui key peiformance indicators (KPI). Penelitian ini hanya
menggunakan satu variabel saja yaitu variabel independen yang
sebagaimana disebutkan diatas.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari jumlah yang akan diamati atau
diteliti (Nisfiannoor, 2009:5). Populasi yang menjadi obyek penelitian ini
adalah Rumah Tangga Sasaran (RTS) pada kabupaten Timor Tengah
Selatan yang berada di 3 kecamatan penerima dana BLT terbesar dalam
kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2005, 2006 dan Program
BLT II pada tahun 2008 yaitu Kecamatan Mollo Selatan, Kecamatan
Amanuban Baral, serta Kecamatan Kota Soe .
Sampel adalah sebagian yang diambil dari suatu populasi
(Nisfiannoor, 2009:6). Penelitian ini menentukan sampel dengan
menggunakan metode area sampling/sampling daerah atau wilayah.
Metode area sampling/sampling daerah atau wilayah ialah teknik
sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah
atau wilayah geografis yang ada (Riduwan, 2009: 15). Adapun kriteria
pengambilan sampel adalah rumah tangga sasaran yang berada pada 3
desa terbesar jumlah RTS-nya sebagai penerima BLT yaitu Desa
Tubuhue, Desa Cendana dan Desa Kuatae, Rumah Tangga Sasaran yang
masuk kedalam sampel audit BPKP, serta untuk pengujian hipotesis
menggunakan RTS yang konsisten namanya terdapat pada pendataan
program BLT 2005, 2006 serta 2008 sebagai penerima dana BLT.
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data penelitian diperoleh melalui sumber data primer dan
sekunder. Data sekunder diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada
sampel rumah tangga sasaran yang telah dilakukan BPKP pada tahun
2005 dan 2006, beberapa buku yang berkaitan dengan sektor publik, audit
kinerja, data statistik BPS, program audit yang dibuat instansi
pemerintahan yaitu BPKP perwakilan provinsi Kupang, Nusa Tenggara
Timur mengenai program BLT 2008 berupa pedoman audit, data RTS,
serta data BLT lainnya yang relevan dengan penelitian ini yang berasal
dari Departemen Sosial, Kantor Pos, serta Pemerintah Daerah setempat.
Sedangkan data primer diperoleh dari wawancara secara langsung
kepada Rumah Tangga Sasaran penerima dana 13Lt tahun 1008 dengan
substansi pertanyaan yang telah dibuat BPKP yang dijadikan pertanyaan
pada Program BLT sebelumnya yaitu pada tahun 2005 dan 2006. Data
primer yang diperoleh meliputi form pengisian jawaban tepat jumlah dan
tepat waktu bagian distribusi dana dan kartu kompensasi BBM sebagai
bukti untuk mengambil dana BLT dan bagian dana yang diterima RTS
yang sebelumnya telah mendapatkan izin dari instansi BPKP dan diakhiri
dengan tanda tangan masing-masing RTS pada tiap form. Adapun
kerangka sampling dari penelitian ini dijelaskan melalui gambar 3 .1
seperti dibawah ini
00
Populasi penelitian ini adalah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang berada di 3 kecamatan terbesar penerima dana BLT yaitu
kecamatan Mollo Selatan, kecamatan Amanuban Barat serta kecamatan Kota Soe
Kriteria penentuan sampel berdasarkan:
I. Rumah Tangga Sasaran berada pada 3 desa terbesar jumlah RTS-nya sebagai penerima BLT yaitu Desa Tubuhue, Cendana dan Kuatae,
2. RTS masuk sebagai sampel audit Program BLT oleh BPKP.
3. Untuk penguJlan hlpotesls, R'i'S tersebut konslsten terdapat pada pendataan program BLT 2005, 2006, serta 2008 sebagai penerima dana BLT.
Semua kriteria terpenuhi
Menjadi Sampel Penelitian
Gambar3.1 Kerangka Sampling
[ Tidak semua
kriteria terpenuhi
[ Keluar dari
sampel peuelitian
00
D. Metode Analisis dan Uji Hipotesa
1. Statistik Inferensial
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
inferensial. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan
(diinferensikan) untuk populasi dimana sampel itu diambil (Sugiyono,
2008:170).
2. Uji Hipotesa
Untuk menguji tingkat keberhasilan yang dicerminkan oleh 3 Tepat maka
akan digunakan model statistik non parametris. Statistik non parametris
digunakan untuk menganalisa data nominal dan ordinal dari populasi yang
bebas distribusi (Sugiyono, 2008:170). Dalam uji hipotesa ini digunakan
Cochran Test dan Chi Square karena kedua test ters,ebut menguji hipotesis
komparatif yang datanya berbentuk nominal. Dalam Cochran Test
diberikan bobot 1 untuk jawaban ya atau sesuai KPI, sedangkan untuk
jawaban tidak atau tidak sesuai diberi bobot 0. Pada uji Chi Square tiap-
tiap jawaban tidak diberikan bobot namun jawaban responden
dikelompokan berdasarkan kolom yang akan disiuikan berupa tabulasi
data.
Cochran Test dirumuskan sebagai berikut:
( . . [ . "'k 2 ("'k ) 21 k - 1) k L..j=l Gi - L..j=l G i Q = ----=--~--'--~,_,_~..:_;_--"
k '<;'N L· '" .. '<;'N L2 Lii=l i - Lif=1 i
Sumber: Sugiyono (2008:197)
Al\
Sedangkan Chi Square dirumuskan sebagai berikut:
2 _ '\' 2.: (Fo - Fh) 2
x - L., Fh
Sumber: Sugiyono (2008:143)
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini hanya
variabel independen. Pada uji hipotesis dengan Chi Square maupun
Cochran Test, masing masing variabel independen dalam penelitian ini
diukur melalui KPI. Adapun CSF & KPI tiap variabd sebagai berikut:
1. Variabel Tepat Sasaran
Ketepatan atas sasaran diukur dari CSF pendataan dan penetapan
RTS. Tepat sasaranjika memenuhi KPI minimal 9 dari 14 kriteria
yang telah ditetapkan BPS, yaitu:
a. RTS penerima BLT yang memenuhi kriteria kemiskinan yang
telah ditetapkan BPS memiliki bobot I.
b. RTS penerima BLT yang tidak memenuhi kriteria kemiskinan
yang telah ditetapkan BPS memiliki bobot 0.
Ketepatan atas sasaran juga diukur dari KPI yaitu jumlah RTS
yang dapat memenuhi kebutuhan dasar pasca kenaikan BBM yaitu
kesehatan dan pendidikan. Jika ada satu atau lebih kriteria yang
mengalami penurunan maka rumah tangga diianggap tidak mampu
AT
memenuhi kebutuhan dasar seperti sebelum kenaikan BBM, maka
untuk CSF ketepatan penggunaan dana BLT yaitu:
c. RTS dapat memenuhi kebutuhan dasar pasca kenaikan BBM
memiliki bobot I (sesuai KPI).
d. RTS tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar pasca kenaikan
BBM memiliki bobot 0 (tidak sesuai KPI).
2. Variabel Tepat Jumlah
a. Dana BLT yang diterima sesuai memiliki bobot I (sesuai KPI).
b. Dana yang diterima tidak sesuai memiliki bobot 0 (tidak sesuai
KPI).
3. Variabel Tepat Waktu
a. CSF Ketepatan waktu penyaluran Kartu Kompensasi BBM
(KKB):
I) Kartu Kompensasi BBM diterima RTS tepat waktu memiliki
bobot I (sesuai KPI).
2) Kartu Kompensasi BBM diterima RTS tidak tepat waktu
memiliki bobot 0 (tidak sesuai KPI).
b. CSF Ketepatan waktu penyaluran dana BLT:
I) Dana BLT dibagikan sesuai waktu me:miliki bobot I (sesuai
KPI).
2) Dana BLT dibagikan tidak sesuai waktu memiliki bobot 0
(tidak sesuai KPI).
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Um um Kabupaten Timor Tengah Selatan
I. Sejarah Singkat Kabupaten Timor Teugah Selatan
Pada masa pemerintahan Belanda, begitu banyaknya
persekutuan hukum yang diakui dan diberi hak untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri, memilih kepala-kepalanya dan
pembantu-pembantunya, menyelenggarakan usaha-usaha guna
kelancaran rumah tangganya secara gotong royong dalam
kekeluargaan. Gotong-royong itu didasari pacla pedoman-pedoman
yang bersumber pada adat istiadat sehingga masyarakat diikat dengan
kuat melalui kehidupan lingkungan secara kekekiargaan.
Pengakuan dan pemberian wewenang (.~ecara terbatas) oleh
pemerintah Belanda kepada berbagai persekutuan hukum itu, tertuang
dalam pasal 118 1. S. yang berbunyi: "Sepanjang keadaan
mengizinkan, penduduk bumi putera dibiarkan dibawah pimpinan
langsung dari kepala-kepala mereka, yang diangkat atau diakui oleh
pemerintah, yang tunduk kepada pengawas yang lebih sesuai dengan
ketentuan-ketentuan umum atau khusus yang ditetapkan atau akan
ditetapkan oleh Gubemur Jenderal". Selanjutnya, menurut pasal 128 I.
S. (Stbld 1925 No.447), dinyatakan:
"Persekutuan-persekutuan hukum diperboi'ehkan meneruskan,
mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, asal tidak mengadakan
aluran alau tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum,
atau dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh kepala negara
yang ada di alasnya ".
Dijelaskan bahwa penduduk bumi putera tidak dicampuri
urusannya oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan diserahkan langsung
kepada kepala-kepala yang berada dan berhak mengawasi penduduk
bumi putera, baik berdasarkan kekuatan h:ukum adat maupun
berdasarkan hak-hak naluri. Dalam masa penyelenggaraan
pemerintahan Republik Indonesia, pemah ditetapkan LTU No. 19
tahun 1965 tentang Desa Praja (L.Nl965 No.83, TLNNo.2778) yang
bisa berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
Namun sebelum diberlakukan UU No. 19 tahun 1965
dibekukan dengan UU No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintahan di daerah. Dengan instruksi Ment•eri Dalam Negeri No.
29 tahun 1966, tanggal 15 Oktober 1966, ditangguhkannya LTU No.
19 tahun 1965, maka perundangan-undangan pedesaan kembali ke
keadaan sebelum terciptanya UUNo. 19tahun 1965.
Dengan demikian berarti bahwa sumber hukum pemerintah di
desa kembali kepada penetapan pasal 118 I. S. Berdasarkan instruksi
Mendagri No. I tahun 1968 jo instruksi Mendagri No. 29 tahun 1966,
maka pemerintah desa merupakan unit pemerintahan yang terendah
yang dipimpin oleh kepala desa, dibantu oleh anggota pamong desa ex
afisio mewakili Pemerintah Pusat. Dengan berlakunya LTU No. 69
tahun 1958, terbentuklah Kabupaten Timor Tengah Selatan diikuti
dengan pembentukan kecamatan-kecamatan, maka berakhir pula
struktur Swapraja dan Kefetoran. (Taneo, 2003)
Selanjutnya berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang
Undang, Kedudukan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan
adalah sebagai daerah otonom yakni daerah yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam Ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.(Pemerintah Kabupaten TIS, 2008)
2. Kondisi Geografis dan Demografis
Letak Geografis Kabupaten Timor Tengah Selatan pada titik
koordinat 124°.49'01 11-124°.041.00" Bujur Timur (124°3'13"-
124049'56" BT) dan 9°-10° Lintang Selatan (9°26'-10° IO'O"LS). Luas
wilayah kabupaten Timor Tengah Selatan adalah 3.947km2, sekitar
49% luas wilayah berada pada ketinggian 0-500m dari permukaan laut
dan selebihnya sebesar 51 % berada pada ketinggian diatas 500m dari
permukaan laut. Iklim pada Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah
iklim tropis dengan suhu rata-rata: 24°C.
Curah hujan rata-rata: 750 mm/thn, Jumlah hari hujan: 78 hari/thn.
Luas wilayah dari Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah 394.700
Ha, dengan batas batasnya:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah
Utara.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belu dan
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupat1:n Kupang.
Penduduk dari Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2007
berjumlah 415.660 orang dengan penduduk laki··laki sebanyak 214.975
orang dan penduduk perempuan sebanyak 200.685 orang (Pemerintah
Daerah NTT, 2009).
3. Visi dan Misi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Visi Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah "Terwujudnya
Masyarakat Timor Tengah Selatan yang Mandiri, Maju, Sejahtera,
Adil dan Merata" (Novanto, 2009). Dalam mewujudkan visinya,
Kabupaten Timor Tengah Selatan menetapkan 3 misi yaitu:
a. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara
adil,benarjujur.
b. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat.
c. Meningkatkan kualitas SDM.
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan masya.rakat. (Pemerintah
Daerah NIT, 2008)
4. Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tugas
Pokok dan Fungsinya
Secara garis besar kelembagaan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Selatan digambarkan sebagai berikut (Pemerinta.h Kabupaten ITS,
2008).
a. Sekretariat Daerah
Tugas dan fungsi pokoknya adalah m1:mbantu Bupati dalam
melaksanakan tug as penyelenggaraan Pemerintah,
Administrasi, Organisasi dan Tata laksana serta memberikan
pelayanan teknis administratif kepada seluruh perangkat
Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Untuk melakukan
tugas pokok tersebut, Sekretariat Daerah mempunyai fungsi:
(I) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Selatan, (2) Penyelenggaraan
administrasi pemerintahan, Pengelolaan sumber daya aparatur,
keuangan, prasarana, dan sarana pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Selatan, (3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat DPRD
Tugas pokoknya adalah memeberikan layanan administratif
kepada anggota DPRD. Fungsi dari Sekretariat DPRD adalah
A"1
(I) Memfasilitasi rapat anggota DPRD, (2) Melaksanakan
urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD, (3)
Pengelolaan Tata Usaha DPRD.
c. Dinas-Dinas Daerah
Tugas pokoknya adalah melaksanakan kewenangan otonomi
daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Fungsi
dari dinas-dinas ini adalah (1) Merumuskan kebijakan teknis
sesuai dengan lingkup tugasnya, (2) Memberikan perijinan
dan pelaksanaan pelayanan umum. Adapun dinas-dinas
tersebut antara lain:
I) Dinas lnfonnasi dan Komunikasi
2) Dinas Kehutanan
3) Dinas Kelautan dan Perikanan
4) Dinas Pariwisata
5) Dinas Petemakan
6) Dinas Tenaga Kerja
7) Dinas Pertambangan
8) Dinas Perhubungan
9) Dinas Pertanian
I 0) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
I I) Dinas Kesehatan
I2) Dinas Kependudukan
13) Dinas Sosial
AO
5. Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Timor Tengah Selatan
Berdasarkan aspek kebijakan pelaksanaan Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Tata kerja Oinas Sosial Kabupaten ini meliputi (BPKP, 2008):
a. Aspek Kebijakan Teknis Penyelenggara dengan . fokus pada
Program Nasional (yang melekat di kementerian) yang harus
dilaksanakan SKPO dan kesesuaian dengan kebijakan teknis
yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan I UU dengan fokus pada
jumlah Perda yang harus dilaksanakan SKPO menurut peraturan.
c. Aspek Penataan Kelembagaan dengan fokus pada kesesuaian
struktur jabatan dengan PP 4 I Tahun 2007.
d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian dengan fokus pada tingkat
kompetensi SOM dalam menyelenggarakan tugas SKPD yang
relevan dengan urusan terkait dan upaya peningkatan kapasitas
SOM.
e. Aspek Perencanaan Pembangunan dengan fokus pada
kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki
oleh SKPO, sinkronisasi Program dan perencanaan anggaran.
f. Aspek Pengelolaan Keuangan dengan fokus pada alokasi
anggaran, besaran belanja modal, besaran. belanja pemeliharaan
dan laporan keuangan SKPO.
AO
g. Aspek Pengelolaan Barang Milik dengan fokus pada manajemen
asset, kepemilikan tanah, pemanfaatan SKPD dan asset-aset
be1masalah.
h. Aspek Pemberian Fasilitas terhadap partisipasi masyarakat
dengan fok'Us pada bentuk - bentuk fasilitas I prasarana
partisipasi masyarakat dan responsivitas terhadap partisipasi
masyarakat.
6. Distribusi Dana Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga
Sasaran (RTS): Sangat Miskin (SM), Miskin (M) dan Hampir Miskin
(HM) Pada Tahun 2008
Adapun distribusi Program BLT tahun 2008 dimulai dari data
yang diperoleh dari Program BLT tahun 2005/2006 per 31 mei 2006,
pada saat itu seluruh Indonesia berjumlah 19.100.905 Rumah Tangga
Sasaran. Pemutakbiran data melalui verifikasi 1.023 kecamatan di 97
Kabupaten/Kota di 15 provinsi wilayah ujicoba Program Keluarga
Harapan (PKH) pada keadaan 31 Desember 2007 dan telah terhapus
82.848 RTS antara Iain karena:
a. RTS penerima BLT ganda (asli I RTS yang memeeah diri).
b. RTS tunggal meninggal dunia.
c. RTS pindah alamat tidak terlacak.
Sehingga data akbir BLT: 19.018.057 RTS untuk seluruh
Indonesia tahun 2008, jumlah inilah yang menjadi dasar pencetakan
kartu oleh PT Posindo untuk penyaluran dana BLT kepada RTS. Setelah
pencetakan selesai, kartu tersebut didistribusikan kepada seluruh kantor
pos di Indonesia dan mengirimkan data jumlah RTS ke Departemen
Sosial yaitu tempat pemerintah rnenyalurkan dana BLT melalui
departemen tersebut. Setelah diberikan kartu-kartu tersebut diberikan
kepada kantor pos maka dilakukan pengecekan dan apabila telah sesuai
dengan ketentuan yang ada maka dibagikan kepada RTS yang
didistribusikan melalui aparat desa/kelurahan, setelah dibagikan maka
data hasil pembagian kartu di lapangan diupdate, diverifikasi dan
evaluasi sebagai bahan untuk penajaman program BLT tahun 2009,
Program Raskin, Program Askeskin dan Program BOS.
Pada sisi RTS, dana dicairkan di kantor pos dengan memberikan
kartu itu kepada petugas setempat dengan merobek kartu berdasarkan
periode pengambilan dana BLT. Kartu kompensasi BBM tersebut
memiliki 4 bagian untuk tiap pengambilan dana BLT oleh RTS (Imawan,
2008).
B. Hasil dan Pembahasan
1. Cara Audit Kinerja atas Program Bantuan Limgsung Tunai Dalam
Menilai Keberhasilan pada Kabupaten Timor Tengah Selatan
Mekanisrne audit kinerja atas Program BLT menilai tingkat
keberhasilan pada kabupaten Timor Tengah Selatan adalah dengan
cara menilai masing-masing variabel tingkat keberhasilan yaitu seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu "Tiga Tepat" yang meliputi
tepat sasaran, tepat jumlah serta tepat waktu. Masing-masing indikator
memiliki critical success factors sebagai pendukung atas penentuan
penilaian yang disertai dengan indikator ku1nci kinerja atau Key
Performance Indicators sebagai bagian dari critical success factors
tersebut. Setiap kinerja memiliki bobot yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh instansi BPKP sebagai cara dalam memperhitungkan
presentase keberhasilan tiap tiap bagian dari "Tiga Tepat" dalam
pengukuran kinerja Program BLT tahun 2008, seperti yang
digambarkan pada tabel 2. l yaitu tabel Kinerja dan CSF Program BLT
Tahun 2008 serta tabel 2.2 mengenai Pengukuran Kinerja Program
BLT Tahun 2008.
2. Tingkat Keberhasilan Program BLT tahun 2008 yang dicapai
Kabupaten Timor Tengah Selatan atas Hasil Audit Kinerja.
Pengukuran kinerja atas variabel yang diukur yaitu "Tiga Tepat" pada
Program BLT tahun 2008 dijelaskan berdasarkan tabel 4.1 yaitu
rincian kinerja program penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai:
No
B
c
Tabet 4.1
Rincian Kincrja Program Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008
Uraian & Data Kineria Kinerja Nilai Uraian Kiner_ja Data Bo bot Tertimbang Kinerja Tenat Jumlah - 20 20 100 4 Ketepatan jumlah yang
diterima RTS
4.1 Jumlah dana BLT yang -riil diterima RTS ( dalam 77.400 ribuan rupiah)
4.2 Jumlah dana BLT yang 77.400 -seharusnya diterima RTS ( dalam ribuan rupiah}
Tepat Waktu , 40 40 100
s Ketepatan waktu penyaluran Kartu Kompensasl BBM (Kl.ffi)
5.1 Jumlah KKB yang dibagikan 129 -
5.2 Jumlah KKB yang dibaglkan sesuai jadwal 129 -
6 Ketepatan waktu Penyaluran Dana BLT
1.1 Dana BLT yang dibagikan kepada RTS (dalam 77.400 -ribuan rupiah)
1.2 Dana BLT yang dibagikan 77.400 -sesuai jadwal
(dalam ribuan rupiah)
.
a. Tepat Sasaran
Bobot dari indikator tepat sasaran adalah 40 sebagaimana
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh HPKP untuk penilaian
kine1ja tertimbang apabila tiap tiap uraian kinerja yang dilakukan
itu terwujud sempurna. Namun pada kenyataannya hanya mencapai
kinerja tertimbang 36,27. Begitu juga secara keseluruhan, hanya
mencapai 90,67 dari nilai absolut I 00 untuk tiap indikator jika
keadaan riil terwujud sempurna sesuai tujuan Program BLT. Hal
tersebut diakibatkan kareua hal-hal sebagai berikut:
1) Ketepatan Pendataan RTS. Pada tabel 4. I terdapat beberapa
Rumah Tangga Miskin yang layak diiletapkan sebagai RTS
sebesar I I orang namun tidak masuk sebagai RTS, ha! ini
dikarenakan kurang cermatnya aparat clesa dalam melakukan
verifikasi data penerima BLT yang hanya mengandalkan data
tahun 2005.
2) Ketepatan Penetapan RTS. Dalam ha! ini semuajumlah Rumah
Tangga Sasaran yang ditetapkan BPS telah benar benar
memenuhi syarat yaitu memenuhi 9 dari I 4 kriteria yang
ditetapkan.
3) Ketepatan Penggunaan BLT. Dari 129 Rumah Tangga Sasaran,
terdapat 110 RTS yang menggunakan dana BLT untuk
memenuhi kebutuhan dasamya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar pasca kenaikan BBM. Sisanya, RTS sebesar
19 orang tidak menggunakan BLT untuk kebutuhan dasamya
yaitu 6 RTS untuk modal berdagang, :i RTS untuk melunasi
hutang, sisanya sebanyak 8 RTS untuk keperluan Iain-lain.
b. Tepat Jumlah
Untuk Indikator tepat jumlah memiliki bobot untuk kinerja
tertimbang sebesar 20 dan secara keselumhan penilaian kinerja
untuk indikator tepat jumlah memiliki nilai 100 bila semua telah
tercapai sesuai tujuan BLT. Pada kenyataan di Iapangan,
berdasarkan sampel yang diambil telah merefleksikan tercapainya
tujuan Program BLT secara absolut. Hal ini ditunjukkan karena
jumlah dana BLT yang diterima RTS pada tmun 2008 terdistribusi
dengan j um I ah yang sesungguhnya.
c. Tepat Waktu
Pada indikator tepat waktu memiliki bobot 40 sebagaimana yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh BPKP untuk penilaian kinerja
tertimbang apabila tiap tiap uraian kinerja yang dilakukan itu
terwujud sempurna. Begitu juga secara keseluruhan, memiliki nilai
absolut 100 untuk tiap indikator jika keadaan riil terwujud
sempuma sesuai tujuan Program BLT. Berdasarkan sampel
tersebut dapat dinyatakan bahwa pada 'tahun 2008 baik dari
ketepatan waktu penyaluran KKB dan dana BLT yang diterima
RTS telah mencapai kesempumaan. Hal tersebut diakibatkan
karena hal-hal sebagai berikut:
I) Ketepatan waktu penyaluran kartu komprensasi BBM pada
tahun 2008 juga telah didistribusikan kepada RTS sesuai
jadwal.
2) Ketepatan waktu penyaluran dana BLT pun pada tahun 2008
juga telah didistribusikan sesuai jadwal.
3. Uji Hipotesis
a. Chi Square
I) Tepat Sasaran
Pada uji hipotesis atas tingkat keberhasilan pada indikator
tepat sasaran, Program BLT ini diukur dengan
membandingkan jumlah yang diharapkan (Fh) dengan yang
sebenamya terjadi di lapangan (Fo) pada masing masing
tahun program BLT dilaksanakan, sebagaimana yang
disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Tingkat Keberhasilan Program BLT
Tepat Sasaran-Ketepatan Pendataan RTS
Programffahun Ketepatan Fo Fh (Fo-Fh) 2
Pendataan llh
Memenuhi Kriteria BPS
57 57 0 Program I (9-14 kriteria) Tahun Tidak
2005-2006 memenuhi Kriteria BPS 0 0 Undefined
(9-14 kriteria) Memenuhi
Kriteria BPS 57 57 0
Program II (9-14 kriteria) Tahun Tidak 2008 meme11ulii
Kriteria BPS 0 0 Undefined (9-14 kriteria)
Total 1141 114 Undefined
Dari hasil akhir diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
hitung dari Chi Square adalah undefined atau tak terdefinisi.
undefined atau tak terdefinisi tersebut menunjukkan tingkat
absolut, dalam ha! ini baik pada Program BLT I maupun Program
BLT II sama sekali tidak mengalami perbedaan. Semua
responden pada kedua periode tersebut selalu memenuhi kriteria
BPS minimal 9 dari 14 kriteria untuk meajadi RTS. Penerima
BLT yang didata memang benar-benar layak sebagai RTS. Maka
kesimpulannya adalah pada variabel tepat sasaran dengan
indikator ketepatan pendataan, berdasarkan hasil perhitungan
diatas adalah Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan signifikan
antara tingkat keberhasilan Program BLT I tahun 2005 dan 2006
dengan Program BLT II tahun 2008.
Untuk uji berikutnya pada variabel tepat sasaran adalah
indikator ketepatan penetapan RTS. Sama seperti uji indikator
ketepatan pendataan Program BLT ini juga diukur dengan
membandingkan jumlah yang diharapkan (Fh) dengan yang
sebeuamya terjadi di lapangan (Fo) pada masing masing tahun
program BLT dilaksanakan, sebagaimana yang disajikan pada
tabel 4.3 dibawah ini:
Tabet 4.3 Tingkat Keberhasilan Program BLT
Tepat Sasaran-Kietepatan Penetapan RTS
Programrralmn Ketepatan Fo Fh (Fo-Fh) 2
Pen eta pan Fh Memenuhi
Kriteria BPS 57 57 0
Program I (9-14 kriteria) Tahun Tidak
2005-2006 memenuhi Kriteria BPS 0 0 Undefined
(9-14 kriteria) Memenuhi
Kriteria BPS 57 57 0
Program II (9-14 kriteria) Tahun Tidak 2008 memeiluhi
Kriteria BPS 0 0 Undefined (9-14 kriteria)
Total 114 114 Undefined
Pada variabel tepat sasaran untuk indikator ketepatan
penetapan RTS memiliki hasil yang sama pada uji untuk
indikator pendataan RTS yaitu hasil hitung dari Chi Square
adalah undefined atau tak terdefinisi.. Hal tersebut tetap
menunjukkan tingkat absolut, dalam hal ini baik pada Program
BLT I maupun Program BLT II sama sekali tidak mengalami
perbedaan. Semua responden pada kedua periode tersebut selalu
memenuhi kriteria BPS minimal 9 dari 14 kriteria untuk
ditetapkan menjadi RTS. Maka kesimpulannya adalah pada
variabel tepat sasaran dengan indikator ketepatan penetapan,
berdasarkan basil perhitungan <liatas adalah Ho diterima yaitu
tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan
Program BLT I tahun 2005 dan 2006 dengan Program BLT II
tahun 2008.
Indikator berikutnya yang terakhir pada variabel tepat
sasaran adalah indikator ketepatan penggunaan dana BLT.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian
sebelumnya bahwa indikator ini diukur melalui perbandingan
kemampuan RTS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya pasca
kenaikan BBM dan RTS yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya pasca kenaikan BBM pada masing-masing tahun BLT
diselenggarakan. Adapun perbandingan tcrsebut disajikan pada
tabel 4.4 dibawah ini:
""
Tabel 4.4 Tingkat Kcbcrhasilan Program BLT
Tcpat Sasaran-Ketepatan Pcnggunaan Dana BLT
Prograrnffahun Ketcpatan Fo Fh (Fo-Fh) 2
Penggunaan llh
Dapat memenuhi kebutuhan 49 43,5 0,6954023 dasar pasca
Program I kenaikan BBM
Tahun Tidakdapat 2005-2006 memenuhi kebutuhan
8 13,5 2,24074074 dasar pasca
kenaikan BBM Dapat
memenuhi kebutuhan 38 43,5 0,6954023 dasarpasca
Program II kettaikfill BBM
Tahun Tidakdapat
2008 memenuhi kebutuhan
19 13,5 2,24074074 dasar pasca
kenaikan BBM Totai 114 114 5,872286118
Pada indikator ketepatan penggunaan dana BLT oleh RTS
terdapat perbedaan hasil dari indikator-fadikator sebelumnya
pada variabel tepat sasaran. Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dirumuskan kedalam tabel, terlihat bahwa Chi Square
hitung adalah 5,87228608. Dalam penelitian ini besamya dk
adalah 1 dan taraf kesalahannya adalah 5%, maka nilai Chi
Square tabel adalah 3, 841.
Nilai Chi Square hitung lebih besar dari tabel, oleh sebab
itu Ho ditolak dan Ha diterima. Maka pada indikator ketepatan
'"
penggunaan berarti ada perbedaan signifikan antara tingkat
keberhasilan Program BLT I tahun 2005 dan 2006 dengan
Program BLT II tahun 2008.
2) Tepat Jumlah
Variabel kedua dalam pengukuran tingkat keberhasilan
Program BLT adalah tepat jumlah. Adapun pengujian
hipotesis tepat jumlah dengan indikator ketepatan jumlah
dana yang diterima RTS disajikan pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabet 4.5 Tingkat Keberhasilan Program BLT
Tepat Jnmlah-Ketepatan Jnmlah Dana BLT
Programffahun Ketepatan Fo Fh (Fo-Fh) 2
Jumlab Fh Dana BLT
Program I Sesuai 54 55,5 0,04054054 Tiil\lil\
Tidak 2005-2006
Sesuai 3 1,5 1,5
Program II Sesuai 57 55,5 0,04054054
Tahun Tidak
2008 Sesuai 0 l,S l,5 Total 1141 114 3,08108108
Berdasarkan dk = I dan untuk taraf kesalahan 5%, maka
nilai Chi Square tabel adalah 3,841. Nilai Chi Square hitung
adalah 3,08108108, dapat dilihat bahwa Chi Square hitung
lebih kecil dari Chi Square. Jadi Ho diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan Program
BLT I tahun 2005 dan 2006 dengan Program BLT II tahun
2008.
3) Tepat Wak'iu
Variabel yang terakhir ini dalam pengujian hipotesis adalah
tepat waktu. Variabel ini diukur oleh 2 indikator yaitu
ketepatan waktu penyaluran Kartu Kompensasi BBM dan
ketepatan waktu penyaluran dana BLT. Adapun pengujian
hipotesis tepat waktu dengan indikator ketepatan waktu
distribusi KKB disajikan pada tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6 Tingkat Keberhasilan Program BLT
Tepat Waktn-Ketepatan Waktu Distribusi KKB
Programffahun Kctepatau Fo Fh CPo-Fh) 2
Waktu Flt Distribusi
KKB Sesuai
Program I Jadwal 57 57 0 Tahun Tidak
2005-2006 Sesuai 0 0 Undefined
Jadwal Sesuai
Program II Jadwal $7 57 0 Tahun Tidak 2008 Sesuai
0 0 Undefined Jadwal Total 114 114 Undefined
Sedangkan untuk indikator ketepatan waktu penyaluran dana
BLT disajikan pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Tingkat Keberhasilan Program BLT
Tepat Waktu-Kctepat111n Waktu Distribusi Dana BLT
Programffahun Ketepmtan Fo Fh (Fo-Fh) 2
Waktu Fh Distribusi Dana BLT
Sesuai Program I
-.---~ }!IQWllll .,··-··· 57 57 0
Tahun Tidak 2005-2006 Sesuai
0 0 Undefined Jadwal Sesuai
Program II Jadwal 57 57 0 Tahun Tidak 2008 Sesuai
0 0 Undefined Jadwal Total 114, 114 Undefined
Untuk variabel tepat waktu, didapat basil atas indikator
ketepiitiln waktu distflbusi KKB diin dish'ibusi ditna BLT.
Keduanya memiliki hasil undefined, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa data ini menunjukkan tingkat
absolut, dalam hat ini baik pada Program BLT I maupun
Program BLT II sama sekali tidak mengalami perbedaan
dalam ketepatan pendistribusian baik KKB maupun dana
BLT. Semua responden pada kedua periode tersebut selalu
menerima KKB dan dana BLT :>esuai jadwal. Maka
kesimpulannya adalah pada variabel tepat waktu dengan
indikator ketepatan waktu distribusi KKB dan distribusi dana
BLT, Ho diterima artinya tidak ada perbedaan signifikan
antara tingkat keberhasilan Program BLT I tahun 2005 dan
2006 dengan Program BLT II tahun 2008 .
. b. Cochran Test
Dalam penelitian ini dilakukan dua uji untuk satu kondisi
yang sama dikarenakan program BLT baru berjangka waktu
singkat, sehingga hal ini yang melatar bdakangi perlakuan dua
uji untuk suatu situasi dan kondisi yang sama. Uji yang kedua ini
adalah uji Cochran Test. Uji ini dilakukan untuk menambah
keyakinan yang memadai atas uji Chi Square. Sama seperti uji
hipotesis dengan metode Chi Square, uji hipotesis dengan
Cochran Test juga mengukur apakah terdapat perbedaan
signifikan antara tingkat keberhasilan Program BLT I pada tahun
2005 dan 2006 serta Program BLT II tahun 2008. Uji Cochran
Test juga menguji RTS yang konsisten namanya terdaftar sebagai
penerima BLT pada tahun 2005, 2006 serta 2008. Berdasarkan
sampel yang diambil terdapat 57 Rumah Tangga Sasaran untuk
tujuan perbandingan ini. Perbandingan tingkat keberhasilan
Program BLT I pada tahun 2005 dan 2006 dengan Program BLT
II tahun 2008 disajikan pada tabel 4.8 dibawah ini:
No
A
B
c
Tabel 4.8
Perbandingan Tingkat Keberhasilan Program BLT I Tahnn 2005&2006 serta Program BLT U Tahnn 2008
Pro1rram BLT Indikator Tingkat I 11
l:li Q Keberhasilan Gj Gj 2005/2006 2008
TEPAT SASARAN
1. Ketepatan Pendataan 57 57 114 I RTS
2. Ketepatan Penetapan 57 57 114 I RTS
3. Ketepatan Penggunaan 49 38 87 5,260
Dana BLT Oleh RTS TEPA T JUMLAH
1. Ketepatan Jumlah Dana 54 57 111 3 yang diterima RTS
TEPATWAKTU 1. Ketepata11 waktli
Penyaluran Kartu 57 57 114 1 Kompensasi BBM
2. Ketepatan Waktu 57 57 114 I Penvaluran Dana BLT
Untuk variabel tingkat keberhasilan tepat sasaran untuk
bagian ketepatan pendataan dan penetapan Rumah Tangga
Sasaran (RTS} pada Program BLT I dan Program BLT II pada
tabel dinyatakan bahwa seluruh RTS yang memang layak
mendapatkan dana BLT telah didata dan ditetapkan sebagai
penerima BLT karena mereka memang rnemenuhi persyaratan
minimal 9 dari 14 kriteria penerima BLT oleh BPS. Pada tabel
ditunjukan bahwa Q=I yang artinya semua RTS telah tepat
sasaran dalam hal pendataan dan penetapan sebagai penerima
BLT yang dilakukan oleh petugas BLT. Dengan kata lain,
berdasarkan dk= I dan dengan taraf kesalahan 5% maka Chi
Square pada tabel adalah 3,841 dan Q hitung sebesar I, temyata
lebih kecil dari Q tabel. Jadi Ho diterima dan Ht ditolak yang
artinya tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan
Program BLT I tahun 2005 dan 2006 de>ngan Program BLT II
tahun 2008.
Sedangkan untuk bagian ketepatan penggunaan dana BLT,
jumlah RTS yang memang menggunakan dana BLT untuk
kebutuhan dasamya pada Program BLT I hanya 49 RTS, ha! ini
dikarenakan sebanyak 5 RTS menggunzkan dana BLT untuk
membayar hutang, 2 RTS menggunakan clana BLT untuk modal
kerja atau berdagang dan I RTS menggunkan dana BLT untuk
keperluan lain-lain. Pada Program BLT II jumlah RTS yang
benar-benar menggunakan dana BLT sesuai tujuan BLT yaitu
memenuhi kebutuhan dasarnya menumn menjadi 38 RTS.
Berdasarkan dk=I dan dengan tarafkesalahan 5%, nilai tabel Chi
Square menunjukan nilai sebesar 3,841 dan Q hitung sebesar
5,260 yang nilainya Iebih besar clari tabel Chi square yang berarti
Ht diterima dan Ho ditolak yaitu ada perbt:daan signifikan antara
tingkat keberhasilan Program BLT I pada tahun 2005 dan 2006
dengan Program BLT II tahun 2008.
Untuk variabel "tepat jumlah" jumlah RTS yang menerima
dana BLT penuh pada Program BLT I sebanyak 54 RTS saja ha!
ini disebabkan karena 2 RTS diminta oleh pihak RT sebagian
dana BLT-nya dengan alasan pemotongan dana solidaritas dan 1
RTS dengan alasan pemotongan biaya administrasi, sedangkan
pada Program BLT II seluruh RTS menerima dana tersebut
secara utuh, hal ini disebabkan perbaikan pengawasan akibat
adanya pemotongan yang tidak seharusnya terjadi pada periode
sebelumnya. Berdasarkan dk= I dan dengan taraf kesalahan 5%,
nilai tabel Chi Square menunjukan nilai sebesar 3 .841 dan Q
hitung sebesar 3 yang nilainya lebih kecil dari tabel Chi square
yang berarti Ho diterima dan HI ditolak yaitu tidak ada
perbedaan signifikan antara tingkat keberhasilan Program BLT I
pada tahun 2005 dan 2006 dengan Program BLT II tahun 2008.
Untuk variabel "tepat waktu" bagian penyaluran kartu
kompensasi BBM dan penyaluran drum BLT, seluruh RTS
menerimanya sesuai jadwal baik pada Program BLT I tahun 2005
dan 2006 serta Program BLT II pada tahun 2008. Berdasarkan
dk= 1 dan dengan taraf kesalahan 5%, n.ilai tabel Chi Square
menunjukan nilai sebesar 3.841 dan Q hitung sebesar 1 yang
nilainya lebih kecil dari tabel Chi square yang berarti Ho
diterima dan Ht ditolak yaitu tidak ada perbedaan signifikan
antara tingkat keberhasilan Program BLT I pada tahun 2005 dan
2006 dengan Program BLT II tahun 2008.
4. Perbandingan Cochran Test dengan Chi Square
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kedua uji yaitu
Cochran Test maupun Chi Square dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai mengenai suatu kondisi yang
sama. Hal ini dilakukan karena Program BLT yang diselenggarakan
pemerintah memiliki jeajang waktu yang relatif pendek. Kedua uji ini
telah dilakukan dan tidak ditemukan perbedaan dalam pengambilan
keputusan dalam menerima maupun menolak Ho ataupun menerima
maupun menolak Ha. Cochran Test maupun Chi Square memang
memiliki hasil akhir dalam bentuk angka yang berbeda-beda namun
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, tidak satupun akibat
penggunaan uji yang berbeda mengakibatkan perubahan dalam
pengambilan keputusan untuk suatu hipotesis, untuk variabel manapun
dan indikator manapun. Agar memudahkan dalam melihat kedua uji
tersebut maka penyajiannya disajikan pada tabel 4.9 berikut ini:
No
A
1.
2.
3.
B 1.
c !.
2.
Tabet 4.9 Perbandingan Cochran Test Dengan Clti Square Dalam
Pengambilan Keputusan
Indikator Tingkat CM Coclimn Chi
Keputusan Square Keberhasilan Square Test tabel
TEP AT SASARAN
Ketepatan Pendataan Undefined I 3, 841 Ho
RTS diterima Ketepatan Penetapan
Undefined 1 3, 841 Ho
RTS diterima Ketepatan Penggunaan
5,8722860 5,260 3,841 Ho ditolak Dana BLT Oleh RTS TEPAT JUMLAH Ketepatan Jumlah Dana 3,0810810 3 3, 841 Ho yang diterima RTS diterima TEP AT WAICTU Ketepatan Waktu Ho Penyaluran Kartu Undefined 1 3, 841 ditcrima Kompensasi Bl3M Ketepatan Waktu
Undefined 1 3,841 Ho Penvaluran Dana BLT diterima
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASl
A. Kesimpulan
Dari beberapa deskripsi yang telah dipaparkan pada bab•bab
sebelumnya dan dengan mengacu pada perumusan masalah maka
kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
I. Cara Audit Kinerja dalam menilai tingkat keberhasilan Program BLT
tahun 2005, 2006 dan 2008 adalah sama yaitu dengan menggunakan
"Tiga Tepat" disertai pengukuran kinerja yang telah dipaparkan
sebelumnya.
2. Berdasarkan basil audit kinerja, tingkat kebe~rhasilan atas program
BLT melalui "Tiga Tepat" pada tahun 2008 pada variabel tepat sasaran
memiliki tingkat keberhasilan sebesar 90,67%, pada variabel tepat
jumlah memiliki tingkat keberhasilan sebarnyak I 00% dan pada
variabel tepat waktu dalam telah mencapai t1rget pemerintah yaitu
100%.
3. Pada penelitian ini memang ada beberapa bagian dari variabel tersebut
yang memiliki perbedaan tingkat keberhasilan clan adajuga yang tidak
memiliki perbedaan tingkat keberhasilan st:cara signifikan pada
Program BLT I tahun 2005, 2006 dengan Program BLT II pada tahun
2008. Untuk variabel tepat sasaran, CSP kei:epatan pendataan dan
penetapan RTS tidak memiliki perbedaan yang signifikan atas tingkat
keberhasilan Program BLT I yaitu tahun 2005 dan 2006 dengan
Program BLT II pada tahun 2008, namun untuk bagian ketepatan
penggunaan dana BLT terdapat perbedaan signifikan antara Program
BLT I tahun 2005 dan 2006 dengan Program BLT II pada tahun 2008.
Pada variabel tepat jumlah dan tepat waktu beserta CSF didalamnya,
tidak terdapat perbedaan tingkat keberhasilan secara signifikan pada
Program BLT tahun 2005, 2006 dengan tahun 2008.
4. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan Cochran Test maupun
Chi Square keduanya memiliki hasil angka yang berbeda-beda namun
tidak merubah keputusan untuk menolak atau menerima Ho, begitupun
denganHa.
Selain itu ada beberapa temuan yang terungkap sebagai hasil analisa
skripsi ini sebagai berikut:
a. Pada Program BLT I tahun 2005 dan 2006 t<:rdapat Rumah Tangga
Sasaran yang tidak layak menerima dana BLT karena merupakan
janda pensiun PNS, telah berwiraswasta, mendapatkan warisan, telah
menjadi PNS, telah memiliki pekerjaan t<:tap dan memperoleh
penghasilan diatas Rp 1.000.000. Hal tersebut disebabkan kurang
cermatnya verifikasi yang dilakukan oleh aparat desa!kelurahan
terhadap data RTS. Namun pada PJ·obrram BLT II yaitu tahun 2008
orang-orang tersebut telah dicabut kartu kompensasi BBM-nya
sebagai bukti sebagai RTS dan mengambil dana BLT, sehingga tidak
menerima dana BLT lagi di Program BLT II.
72
b. Pada Program BLT I terdapat Rumah Tangga Miskin yang layak
dikategorikan sebagai Rumah Tangga Sasaran namun tidak
terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran karena kurang
cennatnya aparat desa dalam melakukan verifikasi data, tetapi
Rumah Tangga Miskin tersebut telah mmjadi RTS di Program
BLT II. Namun, pada Program BLT II masih saja terdapat
Rumah Tangga Miskin lainnya yang layak dikategorikan sebagai
Rumah Tangga Sasaran namun tidak terdaftar sebagai Rumah
Tangga Sasaran dengan sebab yang sama clan Rumah Tangga
Miskin yang belum masuk sebagai RTS akan dimasukan sebagai
RTS di Program BLT selanjutnya bila Rumah Tangga Miskin
tersebut masih masuk kedalam kriteria sebagai penerima BLT.
c. Pada Program BLT I terdapat beberapa Rumah Tangga Sasaran
mengalami dana yang diterima tidak utuh. Pemotongan ini
dilakukan oleh aparat kecamatan dan aparat RT dengan
peruntukan pemotongan kebanyakan sebagai biaya administrasi,
biaya solidaritas serta untuk pembangunan desa. Hal ini
dilakukan berdasarkan kesepakatan Rumah Tangga Sasaran
dengan aparat RT setelah Rumah Tangga Sasaran mengambil
dana BLT di Kantor Pos setempat. Hal t•ersebut dilakukan oleh
aparat desa untuk meredam konflik antar warga miskin karena
penggantian RTS tidak sebanding antara yang tidak memenuhi
syarat dan yang memenuhi syarat.
73
d. Pada Program BLT I terdapat beberapa Rumah Taugga Sa.saran
yang mendapalkan karlu kompensasi BBM Jebih cepat dari
jadwal karena memiliki lmbl!llgan kekerabatan dengan ketua
RT/desa, namun pada Program BLT II Rmnah Tangga Sasaran
tersebut tidak masuk sebagai RTS kemhali karena peninglmta:n
pengawasan dan peningkatan kecemllltan verifikasi yang
dilakukan pihak BPS dan BPKP dengmi penggm1tian pilmk ym1g
mendistribusikan kartu kompeusasi BBM. yaitu bukan lagi llanya
aparat RT melainkan petugas Departeme!l Sosial da!! kantor pos
langsuug. Hal itu juga dikarenakan babwa RTS tersebut tidak
masuk kedalam kriteria BPS.
e. Selain itu dilapangan diketahui ballwa pctugas pendampiug dari
Dinas Sosial Kabupatert Timor Teugall Se!atm1 belum dibentuk
selungga penyaluran KKB hanya dilakukan oleh petugas kantor
pos dengan didampingi olel1 aparat desa1kelurahan yang
selmmsnya. penyalm-an KKB juga dibantl.1' oleh teuaga dari Dinas
Sosial Kabupatet1 Timor Tengah Selatan_ Hal tersebut
di.~ebabkan kurangnya koordmasi. dalarn melaksanakan
penyaluran KKB kepada RTS dengm1 pilmk-pihak yang terkait.
74
B. Implilmsi
Dampak dari kurang cermatnya fan pendata RTS dan knrang
telitinya veriflkasi yang dilakukan oleh aparat desa/kelurahan terhadap
data RTS, meugakibatkan tujuan pemerilll'a!t dengan adanya kenaikan
harga BBM untllk membantu masyarakat miskin agar tetap dapat
memenuhi kebutuhan dasamya be!um sepenu!mya tercapai atau dengan
kata Iain mengakibatkan tidak tepat sasaran. Sedangkan nntuk dampak
yang diakibatkan karena adanya pemotongan Jama BLT oleh aparat RT
dengan alasan mttuk meredam emosi warga karerui. pengg;mtian RTS yang
dianggap tidak sebanding antara yang tidak memenuhi syarat dan yang
memenuhi syarat sehingga mengakibatka:n Bimtuan Langsung Tunai
sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bagj masyarakat miskin tidak
sepe•mhnya tercapai atau tidak tepat jnmlah. Akibat daii pembagian kar111
kompensasi BBM yang didis!ribnsikan bukan ofoh petugas Departemen
Sosial bersmna kantor pos pada Progrnm BLT I malca mi.mgakibatkan
tujuan peme.rintah atas Program BLT belum juga sepermlmya tercapai atmt
dengan kata lain tidak tepat waktu. Selain itu karnna belrnn terbentuk-nya
tim petugas dari dinas sosial aklbatnya pembagian KKB dan penyaluran
BLT kepada RTS k11rang efektif
75
C, Sarnn_
Berdasarka11 uraia11 ya11g telah dikemukaka11 dalam kesimpulan maka
dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
L Kepada peme.rintab Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu Bupati
Timor Tengah Selatan untuk kendala Rumah Tangga Miskin yang
belum. terdaftar diharapkan agar memerintahkan Camat Kota. So'E,
Camat Mollo Selatan dan Camat Amanuban Barat untuk memfasilitasi
pertemuan warga!rembug de.sa_ dalam _ pengusi~lan pengganti<tn RTS
yang memenuhi kriteria sebagai penerima BLT dengan RTS yang
t!dak_ mem!'lnuhi kriteria, serta untuk. ke_nd<tla pemotongiio dana BLT
agar memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang memotong
danaBLT.
2. Kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Timer Tengab Selatan untuk
me1wt<1pkan petug<1s pendmnping yil\!lg turut mendampingi petugas
kantor pos dalam melakukan penyaluran Dana BLT Tahap Il.
3. Kepada Rll.m<lh _ Tangga Sasarm1 _ diharapkan agar mencennati segala
penyuluhan yang diberikan Dinas Sosial mengenai prosedur ketentuan,
dan jumlah BLT yang dibe_rikan agar program pemerintah atas
Bantuan Langsung Tunai ini tepat sasaran, tcpat jumlah dan tepat
waktu.
76
DAFTARPUSTAKA
Andayani, Wuryan. "Akuntansi Sektor Publik", Bayumedia, Malang, 2007.
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, and Randal J Elder. ''Auditing and Assurance Service An Integrated Approach", 12th edition. Pearson Education International, New Jersey, 2008
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. "Pedoman Audit Atas Program Bantuan Tunai Langsung Tahun 2008", BPKP, Kupang, 2008.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. "Prof.ii Pemerintah Daerah Kabupaten Timar Tengah Selatan", BPKP, Timor Tengah Selatan, 2008.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. "Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM", BPPD, Gresik, 2005.
Bank Indonesia Semarang, P3M Fakultas Ekonomi UNIKA Soegijapranata Semarang. "Survei Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Semarang". Kajian Ekonomi Regional Triwulan II, 2008.
Bastian, Indra. "Audit Sektor Publik". Edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2007
Boynton, William C., Raymond N Johnson dan Walter G Kell. "Modem Auditing", Erlangga, Jakarta, 2003.
Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, "Yang Perlu Diketahui Tentang Bantuan Langsung Tunai [lntuk Rumah Tangga Sasaran ", Depkominfo, Jakarta, 2008.
Departemen Sosial." Perkembangan Perekonomfan, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT". Pertemuan Koordinasi Tingkat Nasional Pelaksanaan Program BLT 2008 di Cikampek tanggal 4 Juni 2008
Hamid, Abdul. "Buku Panduan Penulisan Skripsi", FEIS Press, Jakarta, 2007.
Hasan, Iqbal. "Analisis Data Penelitian Dengan Statistik", Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Ibrahim. "Peranan Bantuan Langsung Tunai (BL1) Terhadap Kemakmuran Petani di Kabupaten Lombok Timur'' Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram tanggal 23-24 Februari 2008
I Gusti Agung Rai. "Audit Kinery·a pada Sektor Publik", Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Program Bantuan Tunai Langsung (BLT) Kepada Rumah Tangga Sasaran
Imawan, Wynandin. "Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2008", Badan Pusat Statistik, Cikampek, 2008.
Kuncoro, Mudradjat. "BLT dan Gakin." SINDO, 17 Mei 2008
Masayok. " Soal Jawab Kenaikan Harga Minyak Dunia ",artikel diakses tanggal 13 September 2008 dari http://ayok.wordpress.com
Media Center DPP Partai Demokrat. "Bantuan Langsung Tunai", artikel diakses tanggal 18 Januari 2009, dari http://www.demokrat.or.id
Muhammad, Ma'ruf. "Lima Kelemahan Program BLT ", artikel diakses tanggal 12 September 2008 dari http://economy.okezone.com
Nisfiannoor, Muhammad. "Pendekatan Statistika Modem Untuk I/mu Sosial", Salemba Humanika, Jakarta, 2009
Novanto, Setya. "Kabupaten Timor Tengah Selatan ", artikel diakses tanggal 11 September 2009 dari http://www.setyanovanto.info
Pemerintah Daerah NIT. "Lampiran Surat S-021/D.412008 Tanggal 5 Februari 2008 mengenai Form Isian Data Profil Pemda", Nusa Tenggara Timur, 2008
Pemerintah Daerah NIT. "Profil Kabupaten Timor Tengah Sela/an'', Artikel diakses tanggal 18 Agustus 2009 dari www.nttprov.go.id
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan. "Laporan Akuntabilitas Kinetja Instansi Pemerintah (LAKIP) ", Timor Tengah Selatan, 2008
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER- l 6/PB/2003 Tahun 2008 tentang petunjuk pencairan Dana Program Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran Tahun Anggaran 2008
Perjanjian Kerjasama antara Departemen Sosial RI dengan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Pos Indonesia Nomor:417/SJKEUN /208; Nomor:B.250-DIR/HBL/05/2008; Nomor:PKS.42/DIRUT/0508 Tanggal 19 Mei 2008
78
Puma, Ibnu., Hamidi dan Elis. "Capaian Program BLT. Raskin, BOS, Jamkesnas dan PKH Tahun 2008 dan Awal 2009", Artikel diakses tanggal 19 Maret 2009 dari http://www.setneg.go.id
Riduwan. "Dasar-Dasar Statistika", Alfabeta, Bandung, 2009
Sugiyono." Statistika Untuk Penelitian", Alfabeta, Bandung, 2008.
Sukrisno, Agoes. "Auditing (Pemeriksaan Umum Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik". edisi ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Surachman, Azwar. Skripsi : "Proftl Rumah Tangga Miskin Susulan Di Perkotaan Serta Sikap Dan Persepsi Terhadap Kriteria Kemiskinan Dalam Menetapkan Rumah Tangga Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) ".2006
Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 28/HUK/2008 Tahun 2008 Tentang Penunjukan PT. Pos Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sebagai Penyalur Dana Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran.
Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Departemen Sosial untuk Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran Tahun Anggaran 2008 Nomor: 0332.0/069-03.0/-/2008 tanggal 15 Mei 2008.
SUSENAS. "Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2005-2006". 2008
Taneo, David." Penguatan Hukum Adat, HAM DAN Plurai'isme ", Artikel diakses tanggal 18 September 2009 dari http://www.ireyogya.org
Tunggal, Amin Widjaja."Audit Laporan Keuangan Setelah SarbanesOxley",Harvarindo, Jakarta, 2008
Undang-Undang No 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Dan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Wilastono, Edri. "Seputar Subsidi Langsung Tunai (SLT) ", Artikel diakses tanggal 17 Agustus 2009 dari http://cianjurkab.go.id
79
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINS! NUSA TENGGARA TIMUR JI. Palapa No. 21 A Kupang, Telp: {0380) 833!}62 Fax. (0380) 832757,
a-Mail: bpkp [email protected], si!us: j'!WW.bpkp.go.id
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa sdri:
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Ala mat
Universitas
: Annisa Setyawardani
: Jakarta, 8 September 1987
: Jin.Benda Timur X Blok E 37/6 Pamulang
Permai II Tangerang, 15416
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian/observasi lapangan bersama tim audit BPKP Perwakilan
Provinsi Nusa Tenggara Timur atas distribusi Bantuan Langsung Tunai (BLT) di
Kabupaten Timar Tengah Se!atan yaitu di Kecamatan Mollo Se!atan, Kecamatan
Amanuban Barat serta Kecamatan Kota So'e kepada Rumah Tangga Sasaran.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kupang, 20 Agustus 2008
Ketua Tim Audit
Aris Setiady
NIP:06000666541
PR0GRAM BANTUAN LANGSUNG TIJNAI Provinsi Kabupaten/Kota
: Nusa Tenggara Timur : Timar Tengah Selatan
KETEPATAN JUMLAHPENYALURANDANA BLT KE RTS Tujuan (CSF-4) :Untuk menilai apakahjumlah dana yang diterima oleh RTS penerima BLT yang berhak sesuai
DATALAPANGAN
Jumlah P.ersetujuan
Jumlah RTS
No Nama dan Alamat
Alokasi Dana Yang Selisih/ (Jikaada
Rumah Tangga Sasaran Dana (Rp)
Diterima Pemotongan P.emotongan) Tanda Tangan RTS RTS (Rp)
Ya Tidak (Jika tidak menerima dana yang sesuai) I 2 3 4 5=3-4 6 7
A. Kecamata11 ..•.••. 1. Desa/Kelurahan
a. RT/Dusun •.••••• Narna dan Alarnat
I Rumah Tangga Sasaran 300.000 Narna dan Alarnat
2 Rumah Tangga Sasaran 300.000 Narna dan Alamat
3 F_u_ma.1-i Tangga Sasaran 300.000 Narna dan Alamat
4 Rumah Tangga Sasaran 300.000 Narna dan Alarnat
dst Rumah Tangga Sasaran 300.000
Jumlah
80
1NTUAN LANGSUlllG TUNAI
Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan
atan/Desa/Kelurahan
2
an Mollo Selatan !urahan .....
rs rs 1h (Kecamatan ) an Kota So!E lurahan .....
rs rs th (Kecamatan )
tan Amanuban Sarat lurahan ....•..
rs rs
Aparat RT
3
--
-
-----
'DATA KINERJA KABUPATEN -Dl!IKUNGAN CSF 4 PIHAK PEMOTONG BLT DAN PERUNTUKANNYA
a. Pemotongan Oilakukan Oleh Apa rat Aparat Apa rat Pegawai Lainnya Total Biaya
RW Desa/Kel Kecamatan PT. Transport Posindo
4 5 6 7 8 9 10 (3+4+5+e+
7+8)
- - - - - - -- - - - - - -
- - - - - - -- - - - - - -- - - - - - -- - - - - - -- - - - - - -
- - - . - - -
------·-----
b. Peruntukan Pemotongen Bia ya Biaya Biaya Dana Lainnya Total
Konsumsi Keamanan Administrasi So!idaritas·
11 12 13 14 15 16 (10+11+12 +13+14+15
I
- - - - - -- - - - - -
- - - - - -- - - - - -- - - - - -- - - - - -- - - - - -
- - - - - -
---- -----------•
~~~:~matan) I I I :-r- I T I I I I I I - I I I •lidarif.as ada!ah: dana BLT yang dipotong dari RTS untuk dibagikan kepada Rumah Tangga Miskin yang tidak terdaftar sebagai RTS penerima BLT
19 lainnya adalah: b. Peruntukan pemotongan lainnya adalah:
1 ············· 2 ............ .
dst dst
81
PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNA.I
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa
No
I
I 2 3 4 5
DAifA KINERJA PROVINSI - CSFS & CSF 6 KETEPATAN WAKTU KKB & DANA DITERJMA RTS
Nama Rumah Tangga Sasaran Tanda Tangan
KKB diterima RTS RTS
Sesuai Tidak sesuai Jika tidak
jadwal jadwal waktu sesuaijadwal
\Vaktu
2 3 4
Nama Rumah Tan<><>a Sasaran Nama Knmah Tan.,.<>a Sasaran Nama Rumah Tangga Sasaran Nama Rumah Tangga Sasaran Nama Rumah Tangga Sasaran dst
Jumlah
82
Dana diterima RTS
Sesuai Tidak sesuai
jadwal jadwal waktu
waktu
6 7
'
Rincian Kinerja Program Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008
URAIAN DAN DATA KINERJA Kiner!a Individual
URAIAN KINERJA Data Target Rlil Capai•n Bo bot
Kineria Tertbnban" Nilai Kiner;a 12) 131 141 151 16:5,d• 171 18=6*711001 <'9=R:7*100l
TSASARAN 40 36,27 90,67 et9:'atan Pendataan RTS I. I Jumlah Netto RTS )'ang Ditetaokan BPS 129 1.2 Jumlah RTM tetapi tidak masuk dalam RTS II
Kinerja Pendataan RTS: (l.1/(1.l+l.2) 100;00 92,14 92,14 10,00 9,21 etepatan Penetapan RTS u Jumlah Netto RTS )'ang Diteta~kan BPS 129 t.2 Jumlah Netto RTS yang Ditetapkan BPS dan Memenuhi
Kriteria Miskin 129 Kineria Ketepatan Penetapan RTS (2.212.!I) 100;00 100,00 100,00 10,00 10,00
etepatan Peno_mmaan BLT I.I Jumlah RTS yang dapat Memenuhi Kebutuhan Dasar
Pasca Kenaikan BBM l!O 1.2 Jumlah RTS PenerimaBLT 129
Kineria Ketepatan Penmmnaan BLT (3. l/3.2l 100;00 85,27 85,27 20,00 17,05 TJUMLAH 20.00 20.00 100,00 'tepatan Jumlah Yan~ Diterima oleh RTS l Jumlah Dana BLT van~ Riil Diterima oleh RTS Rp77.400.000 2 Jumlah Dana Yang Seharusn)'a Diterima oleh RTS Rp77.400.000
Kineria Keteoa1an jumiah ( 4.i/4.2) iOO;OO iOO,UO 100,00 20,00 20,00 TWAKTU 40,00 40,00 100,00 'tepatan Waktu Penyaluran Kartu Kompensasi BBM (KKB)
I Jumlah KKB yang Dibagjkan 129 2 Jumlah KKB yang Dibagikan Sesuai Jadwal Kerja KPRK
129 Kinerja Pen)'aluran KKB ( 5.2/5.1) 100;00 100.00 100,00 20,00 20,00
83
- . -Ta'bel Rincian Kineria P 0
p. . I D BLT Tahun 2008 :teoatan Waktu Penya!uran Dana BLT
Dana BLT ~ang Dibagikan kenada RTS Rn77.400.000 ~ Dana BLT yang Dibagikan kepada RTS sesuai Jadwal
KerjaKPRK Ro77.400.000 Kinerja Ketepatan Waktu Penyaluran Dana BLT (6.2/6.ll 100,00 10000 100,00 20,00 20,00
TOTALKINERJA 100,00 96,27
84
Chi Square (variabel tepat sasaran)
Program/Tahun Ketepatan Sasaran-Pendataan RTS Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh) 2 {(Fo-Fh) 2}: Ft Program l Tahun 2005 & 2006 Memenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 57 57 0 0 0
TidakMemenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 0 0 0 0 #DN/O! Program I Tahon 2008 Mernenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 57 57 0 0 0
Tidak Memenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 0 0 0 0 #DN/O! Total 114 114 0 0 #DN/O!
Program!Tahun Ketepatan Sasaran-Penetapan RTS Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh) 2 {(Fo-Fh) 2}: F Program I Tahon 2005 & 2006 Mernenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 57 57 0 0 0
Tidak Memenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 0 0 0 0 #DN/O! Program I Tahun 2008 Memenuhi Kriteria BPS(9-14 Kriteria) 57 57 0 0 0
Tidak Memenohi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 0 0 0 0 #DN/O! Total 114 114 0 0 #DN/0!
Program/Tahun Ketepatan Sasaran-Penggunaan Dana BLT Fo Fh Fo-Fh (Fo·Fh) 2 {(Fo-Fh) 2}: Ft Program I Tahun 2005 & 2006 Memenohi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 49 43,5 5,5 30,25 0,695402299
Tidak Memenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 8 13,5 ·5,5 30,25 2,240740741 Program l Tahon 2008 Mernenuhi Kriteria BPS(9·14 Kriteria) 38 43,5 -5,5 30,25 0,695402299
Tidak Memenuhi Kriteria BPS (9-14 Kriteria) 19 13,5 5,5 30,25 2,240740741 ,.,... ,_. .. . ... A A ,.. ......................... ,.,._ .... iVl.:ai ii"+' 114:· ;;· '-1'" ;:;,ui.i..i.UV\J/';J •
85
Keterangan:variabel tepat sasaran Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jumlah yang diharapkan
Pendataan R TS Fh untuk jawaban ya
{(57+57):114}Xl00% = Untuk tahun 2005, 2006 dan 2008 masing masing adalah
I X 57responden = 57 angka 57 menunjukkan total responden pada<liap periode
Fh untukjmvaban tidak {(0+0):114}XIOO% = 0
Untuk tahun 2005, 2006 dan 2008 masing masing adalah 0 X 57responden = 0
angka 57 menunjukkan total responden pada:!iap periode
Besarnya dk = (s-l)X(k-1) = (2-1 )X(2-l) =1
Dengan taraf 5%, Chi square label adalah 3,841 sedangkan chi square hitung #DIV/O! adalah undefined/tak terdefinisi
data tersebut absolut maka Ho diterima
86
Keterangan:variabel tepat sasaran Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jumlah yang diharapkan
Penetapan RTS Fh untukjawabanya
{(57+57):JI4}X100% = 1 Untuk tahun 2005, 2006 dan 2008 masing masing adalah
1 X 57responden = 57 angka 57 menunjukkan total responden pada~iap periode
Fh untukjawaban tidak {(0+0):114}Xl00% = 0
Untuk tahun 2005, 2006 <Ian 2008 masing masing adalah 0 X 57responden = 0
angka 57 menunjukkan total responden pada.ttiap periode
Besa1nya dk = {s~ 1)X{k~1)
=(2-l)X(2-lj =]
Dengan taraf 5%, Chi square tabel adalah 3,841 sedangkan chi square hitung #DN /O! ada!ah undefined/tak terdefinisi
data tersebut absolut maka Ho diterima
87
·Keterangan:variabel tepat sasaran Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jumlah yang diharapkan
Penggunaan Dana BLT Oleh RTS 'Fh untukjawabanya
{(49+38):114}X100% = 0,763157895 Untuk tahun 2005, 2006 dan 2008 masing masing adalah 0,763157895 X 57responden = 43,5
angka 57 menunjukkan total responden pada~iap periode
'Fh untukjawaban tidak ~(8+19):114}X!OO% = 0,236842105
Untuk tahun 2005, 2006 illan 2008 masing masing adalah 0,236842105 X 57responden = 13,5
angka 57 menunjukkan total responden padattiap periode
Besamya dk = (s-l)X(k-1) = (2-l)X(2-lj =I
Dengan taraf 5%, Chi square tabel adalah 3,841 sedangkan chi square hitung 5,872286079 jumlah ini lebih besar daripada Chi Square tabel
maka Ho ditolak
88
Chi Square (variabel tepatjumlah)
I Program/Tahun Ketepatan Jumlah-Jumlah Dana
!Program l Tahun 2005 & 2006 Sesuai Tidak Sesuai
Program I Tahun 2008
Keterangan:variabel tepat jumlah Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jumlah yang diharapkan
Jumlah Dana BLT vang Dibagikan Keoada RTS Fh untukjawabanya
~(54+57):114}Xl00% = 0,973684211
Sesuai Tidak Sesuai
Total
Untuk tahun 2005, 2006-0an 2008 masing masing adalah 0,973684211 X 57responden = 55,5
angka 57 menunjukkan total responden pada tiap periode
Fh untuk jawaban tidak {(3+0):114}Xl00% = 0,026315789
Untuk tahun 2005, 2006-0an 200Smasing rnasing adalah 0,26315789 X 57responden = 1,5
angka 57 menunjukkan total responden pada tiap periode
Besamya dk = {s-l)X(k-1 )=(2-l)X(2-1 )=l
Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh)2 {(Fo-Fh) 2}: Fl 54 55,5 -1,5 2,25 0,040540541 3 1,5 1,5 2,25 1,5 57 55,5 1,5 2,25 0,040540541 0 1,5 -1,5 2,25 1,5
114 114: 0 9 3,081081081
Dengan taraf5%, Chi square tabel adalah 3,841 sedangkan chi square hitung 3,081081081 lebih kecil dari tabel maka Ho diterima
89
Chi Square (variabel ilepat•waktu)
Program!fahun Ketepatan Waktu-Distribusi KKB Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh) 2
Program I Tahun 2005 & 2006
Program I Tahun 2008
Keterangan:vnriabel tepat waktu Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jnmlah yang diharapkan
Distribusi Kartu Kompensasi BBM (KKBl Fh untukjawaban ya
ft(57+57):!14}Xl00% =
Sesuai Jadwal Tidak Sesuai Jadwal
Sesuai Jadwal Tidak Sesuai Jadwal
Total
Untuk tahun 2005, 2006•dan 2008 masing masing adalah I X 57responden = 57
angka 57 menunjukkan total responden pada tiap periode
Fh untukjawaban tidak {(0+0):114}X100% = 0
Untuk tahun 2005, 2006•dan 2008 masing masing adalah 0 X 57responden = 0
angka 57 menunjukkan total responden pada tiap periode
57 57 0 0 0 0 0 0
57 57 0 0 0 0 0 0
114 114; ti)
Besamya dk ='(s-l)X(k-1)=(2-l)X(2-I)=I, Dengan taraf5%, Chi square tabel adalah 3,841 sedangkan chi square hitung #DIV/O! adalah undefined/tak terdefinisi, karena data tersebut absolut maka!Ho diterima
90
0
{(Fo-Fh) 2}: Fh 0
#DIV/O!
0 #DIV/O! #DIV/O!
,-
j
Chi Square (variabel tepat waktu)
Programffahun Ketepatan Waktu-Distribusi KKB Fo Fh Fo-Fh (Fo·Fh)2 Program I Tahun 2005 & 2006
Program l Tahun 2008
Keterangan:variabel tepat waktu Fo=Jumlah yang ada dilapangan Fh=Jumlah yang diharapkan
Distribusi Dana BLT Fh untuk jmvaban )'a
:t,(57+57):114}Xl0©% =
Sesuai Jadwal Tidak Sesuai Jadwal
Sesuai Jadwal Tidak Sesuai Jadwal
Total
Untuk tahun 2005, 2006,dan 2008 masing masing adalah I X 57responden = 57
angka 57 menunjukkan totai responden pada tiap periode
Fh untukjawaban tidak {(0+0):114}Xl00% = 0
Untuk tahun 2005, 200frdan 2008rrnasing masing adalah 0 X 57responden = O
angka 57 menunjukkan total responden pada tiap periode
57 57 0 0 0 0 0 0 57 57 0 0 0 0 0 0
!14 114, 0
Besamya dk =(s·l)X(k·l)=(2·l)X(2-l}=l, !Yengan taraf5%, Chi square tabel adalah 3,841 sedangkan chi square hitung #DIV/O! adalah undefined/tak terdefinisi, karena data tersebut absolut makaiHo diterima
91
0
{(Fo-Fh) 2}: Fh {)
#DIV/O! .o
#DIV/O! #DIV/O!
Ketepatan Pendataan Rumah Tangga Sasaran Sesuai Kriteria BPS Periode 2005, 2006 dan 2008
No Rumah Tangga Sasaran Li Li2 2005&2006 2008
l l l 2 4 2 I l 2 4 3 1 1 2 4 4 l l 2 4 5 I 1 2 4 6 l 1 2 4 7 1 1 2 4 8 l 1 2 4 9 1 1 2 4 10 1 1 2 4 11 1 I 2 4 12 1 l 2 4 13 1 l 2 4 14 l l 2 4 15 1 l 2 4
16 I 1 2 4 17 l 1 2 4 18 l l 2 4 19 1 l 2 4 20 I I 2 4 21 I l 2 4 22 1 1 2 4 23 l I 2 4 24 I 1 2 4 25 I I 2 4 26 l l 2 4 27 I 1 2 4 28 I I 2 4 29 I I 2 4 30 l 1 2 4 31 l l 2 4 32 I I 2 4
33 I I 2 4 34 I I 2 4 35 1 1 2 4 36 I I 2 4 37 1 I 2 4 38 I 1 2 4 39 I 1 2 4 40 1 I 2 4 41 I I 2 4 42 I 1 2 4 43 1 l 2 4 44 1 1 2 4 45 1 I 2 4 46 1 I 2 4 47 I 1 i 4 48 1 1 2 4 49 1 1 2 4 50 1 I 2 4 51 I I 2 4 52 1 j 2 4 53 1 I 2 4 54 1 I 2 4 55 1 I 2 4 56 I 1 2 4 57 l i 2 4
57 57 114 228
a) Pendataan Rumah Tangga Sasaran
Gj 2005 & 2006 = 57
Gj 2008 = 57
Iii = 114
'\"' 2 = 228 L..li
Gj = RTS masuk dalam kriteria minimal (kriteria 9 sampai dengan 14)
BPS (jumlah yang mendapat nilai I)
Li = RTS masuk dalam kriteria penerima Program BLT I pada periode
tahun 2005, 2006 dan program BLT II Tahun 2008
Li 2= Kuadrat dari Li
(2 - 1)(2(57 2 + 57 2) - (114) 2]
Q = (3)(114) - (228)
1[2(3249 + 3249) - 12996] Q = 228-228
1[2(6498) - 12996] Q = 228-228
1[12996 - 12996] Q = 22S- 22S
1x0 Q=-
0
Q=1
Berdasarkan dk = 1 untuk taraf kesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah 1
lebih kecil daripada 3,841 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat
keberhasilan Program BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006
dengan Program BLT periode yang kedua yaitu talmn 2008.
Ketepatan Penetapan Rumah Taugga Sasaran Sesuai Kriteria BPS Periode 2005, 2006 dan 2008
Rumah Tangga Sasaran No Li Li2
2005&2006 2008 I I I 2 4 2 I 1 2 4 3 I 1 2 4 4 I 1 2 4 5 I 1 2 4 6 I I 2 4 7 I 1 2 4 8 I 1 2 4 9 1 I 2 4 10 1 1 2 4 11 ] I 2 4 12 1 1 2 4 13 I I 2 4 14 I 1 2 4 15 I I 2 4 16 I 1 2 4 17 I I 2 4 18 1 1 2 4 19 1 1 2 4 20 I 1 2 4 21 1 1 2 4 22 I I 2 4 23 1 l 2 4 24 1 I 2 4 25 1 1 2 4 26 1 l 2 4 27 I 1 2 4 28 1 1 2 4 29 1 I 2 4 30 1 1 2 4 31 I l 2 4 32 l 1 2 4 33 1 1 2 4 34 I I 2 4 35 1 1 2 4
36 I 37 I 38 I 39 1 40 I 41 I 42 I 43 1 44 I 45 I 46 I 47 I 48 I 49 I so I 51 I 52 I 53 I 54 I 55 I 56 I 57 I
57
b) Penetapan Rumah Tangga Sasaran
Gj 2005 & 2006 = 57
Gj 2008 = 57
Iii =114
~ 2 = 228 L1i
I 2 4 1 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 l 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4 I 2 4
57 114 228
Gj = RTS masuk dalam kriteria BPS minimal (kri!l:ria 9 sampai dengan
14) BPS (jumlah yang mendapat nilai I)
Li = RTS masuk dalam kriteria penerima Program BLT I pada periode
tahun 2005, 2006 dan Program BLT II Tahun 2008
Li 2= Kuadrat dari Li
(2 -1)[2(57 2 + 57 2) - (114) 2]
Q = (2)(114) - (228)
1[2(3249 + 3249) - 12996] Q = 228-228
1[2(6498) - 12996] Q = _...;,.__..;;. __ _ 228-228
1[12996 - 12996] Q = 228- 228
1x0 Q=-
0
Q=l
Berdasarkan dk = I untuk taraf kesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah I
lebih kecil daripada 3,841 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat
keberhasilan Program BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006
dengan Program BLT periode yang kedua yaitu tahun 2008
Ketepatan Penggunaan Dana BLT Rumah Tangga Sasaran Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasarnya Periode 2005, 2006 dan 2008
Rumah Tangga Sasaran No Li Liz
2008 2005 &2006 l l 0 I l 2 1 I 2 4 3 l l 2 4 4 l I 2 4 5 0 I I 1 6 0 J I l 7 0 0 0 0 8 0 l I 1 9 0 1 1 1 10 l I 2 4 11 I I 2 4 12 0 I I 1 13 0 1 I 1 14 0 I I 1 15 0 I I l 16 0 1 1 l 17 0 l I 1 18 0 1 1 1 19 1 1 2 4 20 l 1 2 4 21 1 1 2 4 22 0 1 1 1 23 1 I 2 4 24 0 1 1 1 25 0 1 I 1 26 0 1 1 1 27 0 0 0 0 28 0 l I I 29 I 0 I 1 30 0 1 1 I 31 I I 2 4
32 1 1 2 4 33 1 1 2 4 34 1 1 2 4 35 l 1 2 4 36 1 1 2 4 37 I I 2 4 38 1 1 2 4 39 1 1 2 4 40 l 1 2 4 41 l l 2 4 42 1 1 2 4 43 l 0 l l 44 1 0 1 l 45 1 1 2 4 46 l 1 2 4 47 1 1 2 4 48 1 0 l I 49 1 1 2 4 50 1 1 2 4 51 1 1 2 4 52 1 1 2 4 53 l I 2 4 54 l l 2 4 55 I 0 I I 56 1 I 2 4 57 I I 2 4
38 49 87 151
c) Penggunaan Dana BLT
Gj 2005 & 2006 =49
Gj 2008 =38
Iii = 87
I,? = 151
Gj = RTS mampu memenuhi kebutuhan dasamya pasca kenaikan BBM
(jumlah yang mendapat nilai 1)
Li = RTS yang mampu memenuhi kebutuhan dasamya pasca kenaikan
BBM Pada Program BLT I dan II
Li 2= Kuadrat dari Li
(2 - 1)(2(49 2 + 38 2) - (87) 2]
Q = (2)(87) - (151)
1[2(2401+1444) - 7569] Q= 174-151
1[2(3845) - 7569] Q=-----
23
1[7690 - 7569] Q = 23
1[121] Q = 23
121 Q=-
23
Q = 5,260
Berdasarkan dk = I untuk taraf kesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah
5,260 lebih besar daripada 3,841 jadi Ho ditolak dan Ha diterima.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan tingkat
keberhasilan Program BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006
dengan Program BLT periode yang kedua yaitu tahun 2008.
No
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I I 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ketepatan Jumlah Dana yang Diterima RTS Periode 2005, 2006 dau 2ooa
Rumah Tangga Sasaran Li
2005&2006 2008 1 1 2 I I 2 I I 2 I I 2 I 1 2 1 1 2 I l 2 0 1 1 I 1 2 I I 2 i l 2 I I 2 1 I 2 l l 2 1 1 2 l 1 2 1 1 2 1 l 2 1 1 2 l 1 2 I I 2 I l 2 I I 2
Liz
4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 I I 2 4 25 I I 2 4 26 1 I 2 4 27 I I 2 4 28 1 1 2 4 29 l 1 2 4 30 I I 2 4 31 1 1 2 4 32 I I 2 4 33 I I 2 4 34 I I 2 4 35 I I 2 4 36 0 I I I 37 1 1 2 4 38 I I 2 4 39 I 1 2 4 40 I I 2 4 41 1 1 2 4 42 I I 2 4 43 I I 2 4 44 1 I 2 4 45 I 1 2 4 46 1 1 2 4 47 1 1 2 4 48 I I 2 4 49 I I 2 4 50 I 1 2 4 51 I 1 2 4 52 1 1 2 4 53 I 1 2 4 54 0 I 1 I 55 I 1 2 4 56 I I 2 4 57 1 1 2 4
54 57 111 219
Gj 2005 dan 2006 = 54
Gj 2008 = 57
Iii =111
'\'2=219 Lu
Gj = Jumlah dana yang diterima oleh RTS sesuai Gumlah yang mendapat nilai I)
Li = Jumlah dana yang diterima RTS sesuai pada tahun 2005, 2006 dan 2008
Li 2= Kuadrat dari Li
(2 - 1)[2(54 z + 57 2) - (111) 2)
Q = (2)(111) - (219)
1[2(2916 + 3249) - 12321] Q = 222- 219
1[2(6165) - 12321] Q= 222-219
1[12330 - 12321] Q=------
222 - 219
lx9 Q=-
3
Q=3
Berdasarkan dk = 1 untuk taraf kesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah 3 lebih
kecil daripada 3,841 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat keberhasilan Program
BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006 dengan Program BLT periode
yang kedua yaitu tahun 2008.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Ketepatan Waktn Distribusi Kartu Kompensasi BBM
Periode 2005, 2006 dan 2008
Rumah Tangga Sasaran Li
2005&2006 2008 I I 2 I I 2 1 1 2 I 1 2 1 1 2 I I 2 I I 2 1 1 2 1 1 2 I 1 2 I i 2 l 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 I 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 I 1 2 1 l 2 1 1 2 1 I 2 1 1 2 1 1 2
Liz
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 1 30 1 31 1 32 1 33 l 34 l 35 l 36 I 37 l 38 l 39 l 40 l 41 l 42 l 43 l 44 l 45 l 46 l 47 l 48 l 49 l 50 1 51 1 52 1 53 1 54 1 55 1 56 1 57 1
57
a) Ketepatan Waktu Distribusi KKB
Gj 2005 & 2006 = 57
Gj 2008 = 57
,Lu =114
'\\' 2 = 228 L..li
1 2 4 1 2 4 1 2 4 I 2 4 l 2 4 l 2 4 l
.
2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 1 2 4 l 2 4 1 2 4 I 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 l 2 4 1 2 4 1 2 4 1 2 4 l 2 4 1 2 4 l 2 4
57 114 228
Gj = RTS yang menerima Kartu Kompensasi BBM Sesuai Jadwal
Li = RTS yang menerima Kartu Kompensasi BBM Sesuai Jadwal pada
program BLT I dan II
Li 2 = Kuadrat dari Li
(2 - 1)[2(57 2 + 57 2) - (114) 2]
Q = {3)(114) - (228)
1[2(3249 + 3249) - 12996] Q = ----------
228 - 228
1[2(6498) - 12996] Q = 228-228
1[12996 - 12996] Q = 228- 228
1 xo Q=-
0
Q=l
Berdasarkan dk = 1 untuk taraf kesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah 1
lebih kecil daripada 3,841 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat
keberhasilan Program BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006
dengan Program BLT periode yang kedua yaitu tahun 2008.
No
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Ketepatan Waktu Distribns.i Dana Bll.T
Periode 2005, 2006 dan 2008
Rumah Tangga Sasaran Li
2005&2006 2008 I I 2 I I 2 1 I 2 1 I 2 I I 2 1 1 2 I I 2 1 I 2 1 I 2 1 1 2 1 I 2 1 I 2 I I 2 1 I 2 I I 2 1 1 2 I 1 2 1 I 2 1 1 2 1 1 2 1 I 2 I I 2 I 1 2 I I 2 I I 2 I I 2 I I 2 I I 2 I I 2 1 1 2 I I 2 I 1 2 I I 2 I I 2
Liz
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 I 36 I 37 I 38 I 39 I 40 l 41 1 42 I 43 I 44 I 45 1 46 I 47 1 48 1 49 I 50 l 51 I 52 1 53 I 54 1 55 I 56 1 57 1
57
a) Ketepatan Waktu Distribusi KKB
Gj 2005 & 2006 = 57
Gj 2008 = 57
Iii = 114
'\:"' 2 = 228 L..u
I I I I I l I I 1 I 1 l I 1 1 l I I I I I I I
57
Gj = RTS yang menerima Dana BLT Sesuai Jadwal
2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
114 228
Li = RTS yang menerima Dana BLT Sesuai Jadwal pada program BLT I
dan II
Li 2= Kuadrat dari Li
(2 - 1)[2(57 2 + 57 2) - (114) 2]
Q = (3)(114) - (228)
1[2(3249 + 3249) - 12996] Q = ---'----------
228 - 228
1[2(6498) - 12996] Q = 228-228
1[12996 - 12996] Q = 228-228
1 x 0 Q=-
0
Q=l
''\,>\11\i'I t 'l\IJ S\ .u~ 1 ,
Berdasarkan dk = 1 untuk tarafkesalahan 5% = 3,841, harga Q adalah 1
lebih kecil daripada 3,841 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat
keberhasilan Program BLT pada periode pertama yaitu tahun 2005-2006
dengan Program BLT periode yang kedua yaitu tahun 2008.
Nama RTS yang masuk sebgai penerima BLT tahun 2005, 2006 dan 2008
No
I
1. Kecamatau Mollo Selatan Desa/Keluralian Kuatae
" --·- "-·-·---·- -- ··-· ••••w••.,,,.~·-·-•-••-"<•
Kecamatan/Desa/Kelurahau/SLS
Nelcy Neken, Desa Kuatae ----·-
2 Fredik Nenomnanu, Desa Kuatae --
3 Naomi Boking Nasi, Desa Kuatae 4 Yang Kase, Desa K.uatae --- ···--5 -~.zustinus Baun Sele, Desa J(uatae -- ·-6 Martinus Sanam, Desa Kuatae
- --7 Imanuel Ufi, Desa Kuata_e _________
~---
8 Otniel Kase, Desa Kuatae 9 Osias Sanami, Desa Kuatae
10 Joel Teflae, Desa Kuatae - - ·-II Martina Tef111e, Desa Kuatit~-----------·-·· 12 Enos Polli; Desa Kuatae -13 Mikka Tlonain, Desa Kuatae --14 Habel Nesimnasi, Desa Kuatae --15 Agtistinlis Kabu, Desa Kliatae 16 Yohana Aile, Desa Kuatae --17 Ferdinan Nalatu, Desa Kuatae 18 Welhelmas Benyamin Nino, Desa Kuatae 19 Cristovel Imanuel Maunino, Desa Kuatae
2o Y eremias ·aanantuan, Desa Kuatae
Nama RTS yang masuk sebgai penerima BLT tahun 2005, 2006 dan 2008
No
1 ,_ 2 --3 --4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 ---15 16 17 18 19
2. Kecamatan Kota So'e Desa/Kelurahan Cendana
------- --· - -Kccamatan/Desa/Kclurahau/SJLS
Djoksan Limokas, Cendana Y ohana Aitkobo/ Selan, Cendana Markus Selan, Cendana --Y osepaus AitkobO, Cei\dana Alfonsus S~_sfao, Cen_d_ana Kirenius Wolodudu, Cendana Y orim Bulla, Cendana Kirinius Banu, Cendana J. Hendrigust, Cendana
-Joaguim Lopes, Cendana Suse Soares, Cendana Fularindo Da Costa, Cendana Yohan Tusi, Cendana Thotilus Bell, Cendana Y<lhtiiiis Tlllail, Ceiidlliill Amrosius Nubatonis, Cendana !_~on Barneto, Cendana David Taneo, Cendana Chornelius Tauho, Cendana
------
---··--
--
--
---·--
--
-------
Nama RTS yang masuk sebgai penerima BLT tahun 2005, 2006 dan 2008
3. Kecamatan Amanuban Barat Desa/Keluralian Tubuliue
- -.------·- -.. -- ·-· ....... - --··-- - . ... ··-·-· . .
No Kecamatan/Desa/Kelurnban/SLS
1 Felipus Suat, Tubuhue ··-
2 Daud Tuke, Tubuhue -3 Cornelis Akailupa, Tubuhue 4 y ertiilas Aleoprui, Tubuhue ,_ ·-5 ObetNuletoni, Tubuhue ----···----I-
6 Fernandus Heolaka, Tubuh_ue -7 Yonathan Bena, Tubuhue -- - ·--8 Andreas Benu, Tubuhue 9 Yohanes Baon, Tubuhue
·--10 Sarah Fina, Tubuhue 11 Piter Nubatonis, Tubuhue --12 Rody Ni.ibatonis; Tubuhue 13 Hanok Sanak, Tubuhue
··--14 Ibrahim Nubatonis, Tubuhue - - --15 YUsiik Netiliik!!, TtibUlitie --16 Semry N ubatonis, Tubuhue
·---·---17 Rosalina Biredoko, Tubuhue
·----·--18 Agustinus N akamnanu, Tubuhue
Contoh Kuesioner yang diisi petugas BPS untuk RTS
I. Kuesioner Kepada Rumah Tangga Sas™
Data Umum Nama Kepala Rumah.Taagga ..................... .
Alamat Saluan Lingkungan Setempat (SLS) Kelurahan I Desa Kecamatan Kabupaten
A. Kriteria Rumah Tangga Sasaran (CSF 1 & 2)
No Varlabel Kriteria Rumah Tangaa 1 2 3
1 Luas lantai bangunan tempat Kurang dart 8m2 per orang tinggal
2 Jenis lantai bangunan tempat Tanah I bambu I kayu murahan tlnggal
3 Jenis dinding tempat tinggal Bambu I rumbia I kayu berkualitas rendah I tembok tanpa dip!ester
4 Fasi!itas tempat buang air besar Tidak punya I bersama -· sama dengan rumah tangga lain
5 Sumber penerangan rumah Bukan listrik
·····-- ~_ng_g~ - - -- ----····- - ----... -· 6 Sumber air minum Sumur I mata air tidak terlindungi I
7 Bahan bakar untuk memasak Kayu bakar I arang I minyak tanah sehari-hari
6 Konsumsl dag!ngtsusu/ayam per Tidak pemah mengkonsumsi I minggu hanya satu kali dalam seminggu
9 Pembelian pakaian baru untuk Tidak pemah membelt I hanya setiap anggota rumah tangga membeti satu stet da!am setahun dalam setahun
10 Makan dalam sehari untuk setiap Hanya satu kali J dua kali makan anggota rumah tangga datam sehari
11 Kemampuan mernbayar untuk Tidak mampu membayar untuk berobat ke Puskesmas/PotikHnfk berobat
12 Lapangan pekeijaan utama Petanl dengan luas lahan 0,5 ha I kepala rumah tangga buruh tanl, ne!ayan, buruh
13 Pendidikan tertinggi kepala Tidak seko!ah f tidak tamat SD f rumah tangga hanya SD
14 Pemifikan asset I tabungan Tidak punya tabungan I barang
Jumlahl
Ya 4
Tidak 5
Catatan: 1. Rurnah tangga I penduduk yang tidak memenuhi syarat I tidak dapal mendapatkan BLT ad
Rumah tangga yang memenuhi syarat mendapat BLT adalah rumah tangga yang memei dart 14 kriteria rumah tangga miskin
2. Ruriiilli !Mgga I peftdUi!Lik YMg lidilk MemMUlil sYilfiil I Udilk dajiill Mendapalkilri BLT ad
Rumah tangga/penduduk yang tidak memenuhi syaratltidak dapat mendapatkan BLT ad; 1) Rumah tangga yang hanya memenuhi 1 -8 ciri Rumah Tangga Miskin
2) PNS/TNl/Polri/Pensiunan 3) Pengungsi yang diurus oleh pemerintah 4) Penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal (diurus tersendiri oteh Depsos)