analisa dan pembahasan rhine garden_1

4
Analisa dan Pembahasan Rhine Garden Holding memiliki kompetisi yang cukup ketat mengingat banyak “pemain” yang telah memasuki bisnis restoran di Hong Kong. Bisnis restoran menjadi suatu bisnis yang menjanjikan sebagaimana disampaikan dalam data Departemen Sensus dan Statisitik Hongkong, yaitu mencapai HK$56.2 milyar pada tahun 2005, dan mengalami pertumbuhan sekitar 6% per tahun. Per kapita setahun, masyarakat Hongkong menghabiskan HK8,065 untuk makan di luar rumah. Masuknya makanan barat seperti roti, omelette, dan macaroni, turut mendorong perubahan kebiasaan masyarakat Hongkong, misalnya dari kebiasaan untuk sarapan (biasanya sarapan mie) di rumah menjadi sarapan di luar. Kebiasaan makan di luar juga disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang penuh kesibukan, sehingga untuk menghemat waktu maka kelompok masyarakat tersebut memilih untuk makan di restoran. Jika dilihat data statistik yang ada, restoran Chinese food masih mendominasi karena jumlah mayoritas populasi masyarakat Cina. Namun, pemain local yang memasarkan Western food juga mulai meningkat. Sebagian dari mereka mengkombinasikan Western food dengan Chinese food. Jika melihat dari rencana Rhine Garden Holding Company untuk melakukan pembukaan outlet di area komersial maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut sebenarnya menerapkan strategi follower untuk melakukan penetrasi pasar. Selama ini restoran Rhine Garden

Upload: yudi-armansyah

Post on 07-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisa Rhine Garden Case Study

TRANSCRIPT

Analisa dan PembahasanRhine Garden Holding memiliki kompetisi yang cukup ketat mengingat banyak pemain yang telah memasuki bisnis restoran di Hong Kong. Bisnis restoran menjadi suatu bisnis yang menjanjikan sebagaimana disampaikan dalam data Departemen Sensus dan Statisitik Hongkong, yaitu mencapai HK$56.2 milyar pada tahun 2005, dan mengalami pertumbuhan sekitar 6% per tahun. Per kapita setahun, masyarakat Hongkong menghabiskan HK8,065 untuk makan di luar rumah. Masuknya makanan barat seperti roti, omelette, dan macaroni, turut mendorong perubahan kebiasaan masyarakat Hongkong, misalnya dari kebiasaan untuk sarapan (biasanya sarapan mie) di rumah menjadi sarapan di luar. Kebiasaan makan di luar juga disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang penuh kesibukan, sehingga untuk menghemat waktu maka kelompok masyarakat tersebut memilih untuk makan di restoran.Jika dilihat data statistik yang ada, restoran Chinese food masih mendominasi karena jumlah mayoritas populasi masyarakat Cina. Namun, pemain local yang memasarkan Western food juga mulai meningkat. Sebagian dari mereka mengkombinasikan Western food dengan Chinese food. Jika melihat dari rencana Rhine Garden Holding Company untuk melakukan pembukaan outlet di area komersial maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut sebenarnya menerapkan strategi follower untuk melakukan penetrasi pasar. Selama ini restoran Rhine Garden memiliki outlet yang berlokasi di shopping mall dan kota-kota satelit. Kemudian Rhine Garden berencana untuk melakukan penetrasi ke wilayah komersial yang sewa lokasi maupun harga gedung dan tanah yang jauh lebih tinggi. Oleh karena itu Rhine Garden perlu melakukan repositioning mengingat target customer yang berbeda dan kemudian perlu melakukan revisi atau peningkatan terhadap produk yang sudah ada.Sebagai follower dalam melakukan penetrasi ke pasar, maka Rhine Garden perlu melakukan strategi yang kompetitif dalam hal positioning dan portofolio produk yang berbeda dengan kompetitor. Rhine Garden harus memiliki entry scale yang lebih besar dari kompetitornya. Hal ini bisa dilakukan dengan menekan biaya per unit, menawarkan harga yang lebih murah, dan memperkuat network. Kemudian Rhine Garden juga harus bisa melebihi kompetitornya dalam hal kualitas produk makanan yang dijual, atau dengan memperkuat pelayanan dibandingkan restoran yang menjadi kompetitornya. Rhine Garden bisa juga menghindari konfrontasi langsung dengan kompetitor pioneer dengan mengoptimalkan customer yang belum tergarap dengan cara menyesuaikan produk dengan keinginan customer dan menaikkan tingkat kualitas pelayanan.Kebijakan harga untuk penetrasi pasar sangat penting. Dengan memperkenalkan harga yang lebih kompetitif dibanding pioneer, Rhine Garden akan dapat menarik customer baru. Customer baru ini kadangkala merupakan customer yang beralih dari kompetitor karena lebih mementingkan faktor harga. Strategi lain yang dapat dilakukan adalah memfokuskan pelayanan dan produk terhadap celah pasar (niche market) yang masih belum tergarap oleh kompetitor. Dengan demikian Rhine Garden dituntut untuk inovatif. Hal ini sudah pernah dilakukan oleh Rhine Garden, misalnya dengan menerapkan resep baru pada produk steak dan nasi bakar. Resep baru tersebut berupa pilihan nasi panggang rasa ikan cod dan cumi-cumi. Rhine Garden juga harus bisa melakukan segmentasi pasar, fokus pada target market tertentu. Dengan membuka cabang di area komersial, maka yang menjadi target market adalah para eksekutif yang mementingkan menu berkelas dan pelayanan yang maksimal. Harga terkadang bukan menjadi pertimbangan utama bagi tipe customer seperti ini, namun pelayanan yang baik menjadi sesuatu yang penting dan krusial. Dengan value for money yang ada, customer merasa berhak untuk mendapatkan produk terbaik dengan pelayanan terbaik pula. Hal lain yang cukup penting adalah bahwa Rhine Garden bisa memposisikan diri sebagai alternative pilihan bagi pelanggan, bukan sebagai pengganti dari apa yang sudah ada. Dalam penetrasi ke pasar, Rhine Garden dapat menggunakan strategi flank attack karena pasar yang ada dapat dibagi ke dalam dua atau lebih segmen. Dan jika dilihat dari segi karkateristik perusahaan, sumber daya Rhine Garden masih terbatas, namun cukup memadai untuk melakukan penetrasi ke segmen pasar yang baru. Dengan membuka outlet baru di area komersial, sebenarnya Rhine Garden sedang menggarap segmen pasar yang berbeda dengan yang selama ini digarap. Selama ini outlet Rhine Garden ada di mal dan kota satelit, bukan di area komersial dan pusat kota. Tentu karakteristik customer juga berbeda. Dengan menggarap dua segmen yang berbeda, Rhine Garden sebenarnya mencoba untuk menarik customer baru di segmen yang berbeda di mana kebutuhan para customer tersebut berbeda dari yang sudah digarap sebelumnya. Ini merupakan strategi yang tepat, karena kompetitor Rhine Garden memiliki sumber daya yang kuat dalam marketing dan riset development. Kompetitor khususnya di area komersial dan pusat kota misalnya McDonald dan Caf de Coral.

Kesimpulan dan RekomendasiPada dasarnya dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis Rhine Garden Holding Company dalam melakukan penetrasi pasar adalah tipe follower. Rhine Garden tidak meluncurkan produk baru, namun mencoba mengisi pasar yang belum tergarap dan berbeda dari segmen yang selama ini biasa ditangani.Dari berbagai data yang ada, peluang kesuksesan untuk membuka otlet di area komersial di pusat kota masih cukup tinggi. Rhine Garden bisa bertahan atau bahkan menang dalam menghadapi kompetisi jika bisa melakukan inovasi terhadap menu yang sudah ada dan meningkatkan level pelayanan terhadap customer. Hal ini penting karena segmen pasar yang berbeda di area komersial pusat kota.Dengan membuka cabang di area komersial, maka yang menjadi target market adalah para eksekutif yang mementingkan menu berkelas dan pelayanan yang maksimal. Dengan value for money yang ada, customer merasa berhak untuk mendapatkan produk terbaik dengan pelayanan terbaik pula. Rhine Garden dapat melakukan re-positioning untuk outletnya yang berada di pusat kota yaitu menawarkan makanan berkelas di restoran yang menerapkan service excellence. Service excellence di sini dapat menjadi sesuatu yang men-differentiate Rhine Garden dengan kompetitornya.