analgetika nauli

11
UJI ANALGETIKA PADA MENCIT I. TUJUAN Mengenal,mempraktekan dan membandingkan daya analgetik asetosal dengan paracetamol menggunakan metode rangsang kimia. II. DASAR TEORI Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tan hoan,1964, hal.295). Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering.Walaupun sering berfungsi untuk mengingatkan, melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan, kebanyakan menyiksa dankarena itu berusaha untuk bebas darinya. Seluruh kulit luar mukosa yang membatasi jaringan dan juga banyak organ dalam bagian luar tubuh peka terhadap rasa nyeri,tetapi ternyata terdapat juga organ yang tak mempunyai reseptor nyeri, seperti misalnya otak.Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri)dan karena itumenyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri (Mutschler,1999). Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikin, leukotriendan prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor )di ujung-ujung saraf bebasdi kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksiradang dan kejang-kejang. Nociceptor ini juga terdapat di seluruh jaringan dan organtubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps via sumsum- belakang, sumsum-lanjutan dan otak-tengah. Dari thalamus impuls kemudianditeruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjaydan Rahardja, 2007). Mediator nyeri penting adalah amin histamine yang bertanggungjawab untuk kebanyakan reaksi alergi (bronchokonstriksi, pengembangan mukosa, pruritus) dan nyeri. Bradikinin adalah polipeptida (rangkaian asam amino)yang dibentuk dari protein plasma.Prostaglandin mirip strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arachidonat.Menurut perkiraan zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung-saraf

Upload: rahmabasri

Post on 28-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nauli

TRANSCRIPT

UJI ANALGETIKA PADA MENCIT

I.TUJUANMengenal,mempraktekan dan membandingkan daya analgetik asetosal dengan paracetamol menggunakan metode rangsang kimia.

II.DASAR TEORIAnalgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tan hoan,1964, hal.295).Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering.Walaupun sering berfungsi untuk mengingatkan, melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan, kebanyakan menyiksa dankarena itu berusaha untuk bebas darinya. Seluruh kulit luar mukosa yang membatasi jaringan dan juga banyak organ dalam bagian luar tubuh peka terhadap rasa nyeri,tetapi ternyata terdapat juga organ yang tak mempunyai reseptor nyeri, seperti misalnya otak.Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri)dan karena itumenyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri (Mutschler,1999).Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikin, leukotriendan prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor )di ujung-ujung saraf bebasdi kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksiradang dan kejang-kejang. Nociceptor ini juga terdapat di seluruh jaringan dan organtubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps via sumsum- belakang, sumsum-lanjutan dan otak-tengah. Dari thalamus impuls kemudianditeruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjaydan Rahardja, 2007).Mediator nyeri penting adalah amin histamine yang bertanggungjawab untuk kebanyakan reaksi alergi (bronchokonstriksi, pengembangan mukosa, pruritus) dannyeri. Bradikinin adalah polipeptida (rangkaian asam amino)yang dibentuk dari protein plasma.Prostaglandin mirip strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dariasam arachidonat.Menurut perkiraan zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung-saraf sensoris bagi rangsangan nyeri yang diakibatkan oleh mediator lainnya.Zat-zatini berkhasiat vasodilatasi kuat dan meningkatkan permeabilitas kapiler yangmengakibatkan radang dan udema.Berhubung kerjanya serta inaktivasinya pesat dan bersifat local, maka juga dinamakan hormon lokal.Mungkin sekali zat-zat ini juga bekerja sebagai mediator demam (Collins,et.al., 2000).Terkadang, nyeri dapat berarti perasaan emosional yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti kerusakan pada jaringan karena pada dasarnya rasanyeri merupakan suatu gejala, serta isyarat bahaya tentang adanya gangguan padatubuh umumnya dan jaringan khususnya.Meskipun terbilang ampuh, jenis obat iniumumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai.Untuk mengurangi ataumeredakan rasa sakit atau nyeri tersebut maka banyak digunakan obat-obat analgetik(seperti parasetamol, asam mefenamat dan antalgin)yang bekerja dengan memblokirpelepasan mediator nyeri sehingga reseptor nyeri tidak menerima rangsang nyeri(Green, 2009).Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak yang berkaitandengan (ancaman)kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.Batas nyeri untuk suhu adalahkonstan yakni pada 44-45C.Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya meruapakansuatu gejala, yang berfungsi melindungi tubuh.Nyeri harus dianggap sebagai suatuisyarat bahaya tentang adanya ganggguan di jaringan,seperti peradangan(rema,encok ), infeksi jasad renik, atau kejang otot.Nyeri yang disebabkanoleh rangsangan mekanis,kimiawi,atau fisis(kalor, listrik ), dapat menimbulkankerusakan pada jaringan.Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentuyang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radangdan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas dikulit, mukosa, dan jarigan lainnya.Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan danorgan tubuh, kecuali di system saraf pusat.Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah.Darithalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakansebagai nyeri (Tan Hoan,1964, hal.296).Mediator nyeri yang lain, disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin,histamine, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin 2.Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma.Ambangnyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali.Jadi, intesitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan (Medicafarma, 2008).Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu (Medicafarma,2008):a.Nyeri ringanContohnya:sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid,keseleo. Pada nyeri dapat digunakan analgetik perifer seperti parasetamol, asetosaldan glafenin.b.Rasa nyeri menahunContohnya:rheumatic dan arthritis. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik anti-inflamasi, seperti:asetosal, ibuprofendan indometasin.c.Nyeri hebatContoh:nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa atropine, butilskopolamin(bustopan), camylofen ( ascavan).d.Nyeri hebat menahunContoh:kanker, rheumatic, neuralgia berat. Pada nyeri ini digunakan analgetik narkotik, seperti fentanil, dekstromoramida, bezitramida.Penanganan rasa nyeri Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapacara,yakni (Tan Hoan,1964, hal.296): Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri pada perifer dengan analgetika perifer . Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris, misalnya dengananestetika local. Blockade pusat nyeri di ssp dengan analgetika sentral (narkotika)atau dengan anestetika umum.Atas dasar kerja farmakologinya, analgetika dibagi dalam dua kelompok yaitu(Tan Hoan,1964, hal.296):1. Analgetika perifer (non-narkotik ), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifatnarkotik dan tidak bekerja sentral, Seperti golongan salisilat seperti aspirin,golongan para amino fenol seperti paracetamol, dan golongan lainnya sepertiibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen dll.2. Analgetik narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,seperti padafractura dan kanker .Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakankelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.Tetapi semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuanmendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahayaadiksi(Medicastore,2006).Ada 3 golongan obat ini yaitu(Medicastore,2006):Obat yang berasal dari opium-morfinSenyawa semisintetik morfinSenyawa sintetik yang berefek seperti morfin.Mekanisme kerja obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, dan beberapa obat memiliki perbedaan secara kimia. Namun, obat-obat NSAID mempunyai banyak persamaandalam efek terapi dan efek sampingnya.Prototipe obat golongan ini adalah aspirin,sehingga sering disebut juga sebagai aspirin like drugs. Efek terapi dan efek sampingdari obat golongan NSAIDs sebagian besar tergantung dari penghambatan biosintesis prostaglandin. Namun, obat golongan NSAIDs secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien yang berperan dalam peradangan. Golongan obat NSAIDs bekerja dengan menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga dapat mengganggu perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin.Setiap obat menghambat enzimsiklo-oksigenase dengan cara yang berbeda(Ian Tanu,1972, hal.231).Parasetamol dapat menghambat biosintesis prostaglandin apabilalingkungannya mempunyai kadar peroksida yang rendah seperti di hipotalamus,sehingga parasetamol mempunyai efek anti-inflamasi yang rendah karena lokasi peradangan biasanya mengandung banyak peroksida yang dihasilkan olehleukosit(Ian Tanu,1972, hal.231).Aspirin dapat menghambat biosintesis prostaglandin dengan caramengasetilasi gugus aktif serin dari enzim siklo-oksigenase.Thrombosit sangatrentan terhadap penghambatan enzim siklo-oksigenase karena thrombosit tidak mampu mengadakan regenerasi enzim siklo-oksigenase(Ian Tanu,1972, hal.231).Semua obat golongan NSAIDs bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.Efek samping obat golongan NSAIDs didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin.Selain itu, sebagian besar obat bersifat asam sehingga lebih banyak terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di lambung, ginjal, dan jaringan inflamasi.Efek samping lain diantaranya adalah gangguan fungsi thrombositakibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat terjadinya perpanjangan waktu perdarahan.Namun, efek ini telah dimanfaatkan untuk terapiterhadap thrombo-emboli(Gunawan, 2009).Selain itu, efek samping lain diantaranya adalah ulkuslambung dan perdarahan saluran cerna, hal ini disebabkan oleh adanya iritasi akibathambatan biosintesis prostaglandin PGE2 dan prostacyclin. PGE2 dan PGI2 banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi untuk menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektan (IanTanu,1972,hal.231).Contoh obat analgesic dan antipiretik(Junaidi, 2009, hal.270-277).:1.Aspirin/asam asetil salisilatIndikasi:meringankan sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri otot, menurunkandemam.Dosis: dewasa 500-600 mg/4jam. Sehari maksimum 4 gram. Anak-anak 2-3 tahun 80-90 mg, 4-5 tahun160-240 mg,6-8 tahun 240-320 mg, 9-10 tahun 320-400 mg, >11tahun 400-480 mg. Semua diberikan tiap 4 jam setelah makan. Kontraindikasi: ulkus peptikum, kelainan perdarahan, asma. Efek samping: gangguan gastrointestinal, pusing, reaksi hipersensitif .2. Asam mefenamat sebagai analgetik, obat ini adalah satu-satunya yang mempunyaikerja yang baikpada pusat sakit dan saraf perifer.Asam mefenamat cepat diserapdan konsentrasi puncak dalam darah dicapai dalam 2 jam setelah pemberian, dan diekskresikan melalui urin. Indikasi: untuk mengatasi rasa sakit dan nyeri yang ditimbulkan dari rematik akutdan kronis,luka pada jaringan lunak, pegal pada otot dansendi,dismonore, sakit kepala, sakit gigi, setelah operasi dll. Dosis: sebaiknya diberikan sewaktu makan, dan pemakaian tidak boleh lebih dari 7 hari.Anak-anak >6bulan: 3-6,5mg/kgBB tiap 6 jam atau 4 kali perhari. Dewasa dan anak >14tahun:dosisi awal 500 mg,kemudian 250mg setiap 6 jam. Kontraindikasi: kepekaan terhadap asam mefenamat, radang atau tukak padasaluran pencernaan. Efek samping: dapat mengiritasi system pencernaan,dan mengakibatkan konstipasiatau diare.3. Parasetamol diserap dengan cepat dan tanpa menimbulkan iritasi disaluran pencernaan,methemoglobin,atau konstipasi. Indikasi: menghilangkan demam dan rasa nyeri pada otot/sendi yang menyertaiinfluenza,vaksinasi dan akibat infelsi lain,sakit kepala,sakitgigi,dismonere,artritis,dan rematik . Dosis: tablet =anak-anak :0,5-1tab 3-4kali perhari,dewasa:1-2tab 3-4kali perhariSirup=bayi 0,25-0,5sdt 3-4kali perhari,anak-anak :2-5tahun,1sdt 3-4kali perhari.6-12 tahun, 2sdt 3-4kali perhari. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik .Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya (Medicastore,2006).

III. ALAT DAN BAHAN1.Alat :Spuit injeksi 0.1 1 ml2 buahJarum sonde1 buahBeaker Glass 500 ml3 buahStop watch1 buahMasker10 buahHandscoon10 pasang

BahanSteril Asam Asetat 1%5 mlLarutan CMC 1%2.5 mlLarutan Paracetamol dalam CMC2 mlTissuesecukupnyaMencit5 ekor

IV. HASILMencitMenit pengamatanJumlah

I(5)II(10)III(15)IV(20)VVI

11151519101272

207743122

300592218

401252111

500352010

Berat Badan tikusI = 46 g + CMC 0,5 ml + SAA 1 mlII = 44,8 g + PCT 0,5 ml + SAA 1 mlIII = 45,6 g + PCT 0,5 ml + SAA 1 mlIV = 41,2 g + PCT 1 ml + SAA 1 mlV = 38,6 g + PCT 1 ml + SAA 1 ml

Perhitungan dosis SAATikus I = 300 mg x 0,046 = 13,8 ml/10mg/ml = 1,38 mgTikus II = 300 mg x 0,0448 = 13,44 ml/10mg/ml = 1,344 mgTikus III = 300 mg x 0,0456 = 13,68 ml/10mg/ml = 1,368 mgTikus IV = 300 mg x 0,0412 = 12,36 ml/10mg/ml = 1,236 mgTikus V = 300 mg x 0,0386 = 11,58 ml/10mg/ml = 1,158 mgcatatan : dosis parasetamol yang diberikan disetarakan yaitu sebanyak 1 ml.

Perhitungan daya analgetik :% Daya analgetik = 100 (P/K x 100)Keterangan :P = jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi obat analgetikK = jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi CMC (kontrol)% Daya analgetik =100 (61/72 x 100)100 (84,72) = 15,28 %

V. PEMBAHASANAnalgetika adalahobatatausenyawayangdipergunakanuntukmengurangiataumenghalaurasasakitataunyeri.Tujuandaripercobaan kaliiniadalahmengenal, mempraktekkan,danmembandingkandaya analgetikadariobatparasetamol berdasarkan perbedaan jumlah dosis pemberian menggunakanmetoderangsangkimia.Percobaaninidilakukanterhadap hewanpercobaan,yaitumencit(Musmuscullus).Metoderangsangkimia digunakanberdasarkanatasrangsangnyeriyangditimbulkanolehzat-zat kimia yang digunakan untuk penetapan daya analgetika.Percobaanmenggunakanmetoderangsangan kimiayangditujukanuntuk melihatresponmencitterhadapSteril Asam Asetat (SSA) 1%yangdapatmenimbulkan respon menggeliat dan menarik kaki ke belakang dari mencit ketika menahan nyeri pada perut.Pada percobaan kali ini menggunakan SSA yang berfungsi sebagai induksi nyeri dan mencit yang digunakan dalam percobaan sebanyak 5 ekor.Langkahpertamayangdilakukanadalahpemberianobat-obatanalgetikpadatiap mencit.Mencit pertama berlaku sebagai control yang diberikan larutan CMC 1% secara per oral sebanyak 0.5 ml. Mencit kedua dan ketiga diberikan larutan parasetamol dalam CMC 1% sebanyak 0.5 ml serta mencit keempat dan kelima diberikan larutan parasetamol dalam CMC 1% sebanyak 1 ml.Setelah5menitmasing-masing mencitdiinjeksisecara intraperitonealdenganlarutaninduksiSteril Asam Asetat1% sebanyak 1 ml.Pemberian dilakukansecaraintraperitonealkarena untukmencegahpenguraiansteril asam asetatsaatmelewatijaringanfisiologikpadaorgantertentu.Danlaruran steril asamasetatdikhawatirkandapatmerusakjaringantubuhjika diberikan melalui rute lain, misalnya per oral, karena sifat kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap pengaruh asam.Larutansteril asamasetatdiberikansetelah5menitkarenadiketahui bahwaobatyangtelahdiberikansebelumnyasudahmengalamifase absorbsiuntukmeredakanrasanyeri.Selamabeberapamenitkemudian, setelah diberi larutan steril asam asetat 1 % mencit akanmenggeliat dengan ditandai dengan kejang perut dankakiditarikkebelakang.Jumlahgeliatmencitdihitung setiap selang waktu5menit selama 30 menit.Pengamatanyangdilakukanagakrumitkarenapraktikan sulitmembedakanantarageliatanyangdiakibatkanolehrasanyeridari obatataukarenamencitmerasa kesakitanakibatpenyuntikan intraperitoneal pada perut mencit.Parasetamol adalah obatanalgetikyangmemilikidayaanalgetikdenganpresentasi yangtidakterlalutinggi yaitu sebesar 15.28 %, dimana Parasetamolyangmerupakanderivat-asetanilidaadalahmetabolitdari fenasetin.Parasetamolberkhasiatsebagaianalgetikdanantipiretik. Umumnyaparasetamoldianggapsebagaizatanti nyeriyangpalingaman, jugauntukswamedikasi(pengobatanmandiri).Pada mencit yang diperlakukan sebagai control, tercatat jumlah akumulasi geliat selama 30 menit adalah sebanyak 72 kali. Pada mencit kedua dan ketiga yang diberikan larutan parasetamol dengan dosis0.5 ml terhitung jumlah akumulasi geliat adalah sebanyak 40 kali. Dan pada mencit keempat dan kelima yang diberikan larutan parasetamol dengan dosis 1 ml terhitung jumlah akumulasi geliat adalah sebanyak 21 kali.Dari data percobaan tersebut, diketahui bahwa pada pemberian parasetamol dengan dosis 0.5 ml menghasilkan lebih banyak geliat pada mencit daripada dosis 1 ml. Hal ini berarti pada dosis yang lebih tinggi, parasetamol dapat lebih efektif dalam mengatasi nyeri yang diakibatkan oleh rangsangan kimia.Dalam praktikum kali ini, ada kemungkinan data yang didapatkan kurang valid. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antaralainfaktorpenyuntikanyangsalahataukurangtepatsehingga volumeobatyangdisuntikantidaktepat.Dapatjugadikarenakanfaktor fisiologisdarimencit,mengingathewanpercobaaninitelahmengalami percobaan sebelumnya sehinggadapatterjadikemungkinanhewan percobaanyangstressdanjugakelelahan. Penyimpangan pengambilan data juga dapat terjadi karena pengamatan praktikan yang kurang seksama sehingga ada data geliat mencit yang mungkin terlewat tidak diamati. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi hasil dan perhitungan yang dibuat.

KESIMPULANDaripercobaanyangtelahdilakukandapatditarikbeberapa kesimpulanyaitu :Analgetikmerupakanobatyangdapatmenghilangkan rasanyeritanpamenghilangkan kesadaran.Pada praktikum kali ini digunakan analgetik parasetamol yang mempunyai daya analgetik sebesar 15,28 %Dari hasil percobaan, diketahui bahwa pemberian dosis parasetamol yang lebih tinggi yaitu 1 ml, dapat meningkatkan daya analgetik dilihat dari jumlah geliat mencit yang lebih sedikit daripada pemberian dengan dosis 0.5 ml

DAFTAR PUSTAKACollins, S.L, et.al. 2000.Antidepressants andAnticonvulsants. PharmWkbl. hal.449-454.Green.2009.Analgetika.Available online at:http://greenhati.blogspot.com/2009/05/obat-analgetik dan farmakodinamikanya.html(diakses 23 Maret 2012).Gunawan, Aris. 2009.Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan Kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit. Jurnal Biomedika, Volume 1, Nomor 1. Diakses 23 Maret 2012.Ian Tanu. 1976.Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Junaidi, Iskandar. 2009.Pedoman Praktis Obat Indonesia. Jakarta: Buana Ilmu Populer.Medicafarma. 2008.AnalgesikAntipiretikdanNSAID.http://medicafarma. blogspot.com/2008/04/analgesik-antipiretik-dan-antiinflamasi. html(diakses pada tanggal 23 Maret 2012).Medicastore. 2006.Obat Analgesik Antipiretikhttp://medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_nyeri.htm(diakses pada tanggal 23 Maret 2012).Mutschler, E. 1999.Dinamika Obat. Bandung : ITBTan Hoan, dan Kirana Rahardja. 1964.Obat-Obat Penting Edisi Kelima. Jakarta: PT. Gramedia.Tjay dan K .Rahardja. 2007.Obat-Obat Penting. Jakarta;