anak supernormal · contoh hasil laporan studi kasus ... (field study) 3. metode pemecahan masalah...

184
ANAK SUPERNORMAL

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ANAKSUPERNORMAL

Page 2: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

n o o o n

m !! Hill I alii iiijl I

0 0 0 0 0 3 3 1 4 4

ANAK SUPERNORMAL

D a n

P r o g r a m P e n d i d i k a t m y a

Dra. Sutratinah Tirtonegoro

D O SENPEM B IN A JU R U SA N PEN D ID IK A N K H U SU S / PLB

PADAFIP IK IP YO GYAKARTA

i MIMIC PMPUSTA&AAN lillM IM c iB o r H e 6 9 6 f l K € s \Tanagai ■' 2 9 DEC 1999

fPenerbit - PT. BINA AKSARA - Jakarta

III

Page 3: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Dilarang mengutip sebagian atau Seluruhnya tanpa izin sah dari

Pengarang Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

All Rights Reserved Penerbit Bina Aksara

Anggota IKAPI

Page 4: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

KATA PEN G A N TA R

Pengetahuan dan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki tingkat inteligensi diatas rata-rata anak normal atau anak-anak dengan IQ sekitar 1 10—200 yang untuk selanjutnya dalam buku ini disebut dengan istilah ’’Supernormal” masih merupakan ma­salah yang belum banyak diperhatikan.

Hal ini terbukti dengan belum adanya satu kelembagaan ba­gi Anak-anak Supernormal tersebut, baik lembaga swasta mau­pun pemerintah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi Anak Supernormal secara merata di negara kita.

Di luar negeri pemikiran pendidikan khusus untuk Anak Supernormal sudah d'irencanakan sejak tahun 1867. Sedang di Indonesia perhatian terhadap Anak Supernormal baru mulai disinggung dalam "Seminar Pendidikan Anak-anak Luar Biasa” yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1974. Dalam seminar itu bertindak sebagai pemrasaran dengan topik ’’Pen­didikan bagi Anak-anak Genius’’ adalah Dra Srr Rumini dosen pembina Jurusan Pendidikan Khusus F IP —IK IP Yogyakarta. Beliaulah yang untuk pertama kali menerbitkan sebuah buku yang mengungkap tentang kehidupan dan pendidikan Anak Ge­nius. Buku tersebut merupakan buku pegangan mahasiswa Jurusan PK/PLB F IP —IK IP Yogyakarta untuk mata kuliah Su­pernormalita Mental.

Pemikiran yang sudah dirintis sejak tahun 1974 itu hampir 10 tahun kemudian baru mulai mendapat perhatian lagi yaitu berturut-turut sejak tahun 1980 sampai akhir tahun 1983 telah

V

Page 5: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

/

diselenggarakan Seminar Nasional yang khusus sebanyak 5 kali membicarakan bagaimana usaha merintis pelayanan pendidikan khusus bagi Anak Supernormal. Usaha tersebut kini telah men­jadi kenyataan yaitu dengan dibukanya secara resmi ’’pelaksa­naan program pendidikan Anak Berbakat Intelektual” di Jakar­ta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Meskipun pelaksanaan ini masih merupakan uji coba dalam menerapkan sistem yang tepat untuk pelayanan pendidikan Anak Supernormal namun langkah ini telah mengan- tar Ana’k Supernormal mendapatkan pelayanan khusus yang di- dambakan selama ini.

Berdasarkan jabatan penulis sebagai dosen pembina Jurusan PK/PLB F IP —IK IP Yogyakarta dengan tugas pokok mata ku­liah ’’Supernormalita Mental” serta ingin menambah karangan buku mengenai Anak Supernormal yang belum banyak bere- dar, sekaligus untuk membantu melengkapi buku pegangan mahasiswa, tergeraklah hati penulis untuk menyusun sebuah buku dengan judul ’’AN A K SU PER N O R M A L DAN PRO GRAM PEN D ID IK A N N Y A ” . Sumber-sumber yang penulis ambil bera- sal dari buku buku berbahasa Inggris dan terjemahannya kum- pulan Seminar dan Simposium, sejak tahun 1974 sampai 1983, laporan hasil penelitian, laporan tugas perkuliahan, studi kasus, majalah dan Iain-lain bacaan serta pengalaman penulis selama mengajar di IK IP.Kami panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Pe- ngasih bahwa penulisan ini dapat selesai meskipun penulis ba­nyak mengalami hambatan dan kesulitan selama menyusun.

Buku ini dapat terbit adalah karena berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan selesainya tulisan ini sudah selayaknya penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Sri Hastuti P.H. selaku konsultan yang secara pri- badi dengan tulusikhlas dan penuh kesabaran senantiasa memberi pengarahan dari awal sampai selesainya tulisan ini sehingga buku ini dapat tersusun.

2. Ibu Dra. Sri Rumini selaku Dosen Pembimbing yang selalu

VI

Page 6: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

memberikan dorongan dan saran nasihat sehingga penulis memberanikan diri menyusun buku ini.

3. Ibu Dr. Suharsimi Arikunto yang merupakan nara sumber penulis selama penyusunan buku ini.

4. Saudara-saudara Tim Peneliti ’’Evaluasi Hasil Belajar Anak Supernormal di Sekolah Laboratori I K IP Y O G Y A K A R T A ” yang telah bersama-sama penulis menyelesaikan proyek pe­nelitian tersebut pada tanggal 20 September 1983, sehingga lewat penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengala- man dan penemuan ilmiah dalam bidang pengetahuan Anak Supernormal.

5. Pengarang-pengarang terdahulu dalam bidang Supernormali­ta Mental sehingga penulis mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan.

Atas segala jasa dan amal bakti yang telah diberikan kepada penulis itu mudah-mudahan mendapatkan imbalan yang sepa- dan dari Tuhan Yang Maha Pemurah.Semoga tulisan ini yang penulis yakin dan sadar masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna mendapatkan sa- ran-saran, kritik-kritik yang dan penilaian ke arah perbaikan dan kesempurnaan.

Mudah-mudahan buku ini akan bermanfaat bagi para pen- didik, orangtua remaja dan masyarakat umum yang menaruh perhatian dalam bidang pendidikan Anak Supernormal.

Yogyakarta, 1 Januari 1984 Penyusun

VII

Page 7: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

DAFTAR ISI

Halaman

PEN G A N T A R ........................ hiBAB I : P E N D A H U L U A N ..................................... 1

A. Pandangan Umum Isi Buku ...... 1B. Penggunaan Istilah Anak Super­

normal ............................................... 2C. Sejarah Orang-orang Supernormal. . . 6D. Sejarah Perkembangan Pendidikan

Khusus Untuk Anak SupernormalDi Luar Negeri .................................. 8

E. Usaha-usaha Pengembangan Program Pendidikan Khusus Untuk Anak Su­pernormal Di Indonesia.............. 13

F. Pelaksanaan Uji Coba Kelas Khusus Untuk Anak Supernormal DiIndonesia................................... 15

BAB II : M EN G EN A L A N A K SU PER N O R M A L . 19A. Arti Dan Makna Inteligensi...... 19

1. Arti Inteligensi...................... 192. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Inteligensi ..................................... 203. Alat Pengukur Inteligensi..... 224. Macam Alat Tes Inteligensi ......... 23

B. Batasan IQ dan Klasifikasi AnakSupernormal.............................. 241. Batasan IQ Anak Supernormal . . . 24

IX

Page 8: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

a. Arti Supernorm al........................... 25b. Arti IQ (Inteligensi—Quotient). 26c. Hubungan IQ dengan Batasan

U m u r ............................................... 27d. Hubungan IQ dengan Sekolah

dan Jabatan........................ 282. Klasifikasi Anak Supernormal. . . . 29

a. Klasifikasi menurut Robert S Woodwort ...................................... 29

b. Klasifikasi menurut Baker 29c. Klasifikasi menurut Gauss 30d. Klasifikasi menurut Stanfort

Binet ............................................... 30e. Klasifikasi menurut Terman . . . 30f. Klasifikasi menurut Wechsler . . 30g. Klasifikasi menurut J.C. Raven . 30

3. Batasan arti Anak Genius, Gifteddan Superior........................... 31a. Batasan (Definisi) Anak Genius. 31b. Batasan Anak G ifted.. 32c. Batasan Anak Superior . 33

C. Karakteristik Anak Supernormal. . . . 331. Karakteristik Anak G en iu s .......... 33

a. Sifat-sifat Positif Anak Genius. . 36b. Sifat-sifat Negatif Anak Genius . 37c. Keadaan Emosi Anak Genius. . . 38

2. Karakteristik Anak G ifted..... 39a. Sifat-sifat Anak Gifted di

Bidang Sains 39b. Karakteristik Pribadi Anak ,,

G ifted .........................................3. Karakteritsik Anak Superior........ 424. Prestasi Belajar Anak Supernormal 43

D. Beberapa Contoh Anak SupernormalYang Tergolong Genius............. 441 William S id is .......................... 44

X

Page 9: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

II

2. Yoscph H a ll.......................................... 463. Prof. Dr. Ing. B .j. Habibie................... 49

BAB III : C A RA M EN G IN D EN T IF IK A S I AN AKS U P E R N O R M A L .................................... 54A. Langkah-langkah Metode Menemu­

kan Anak Supernormal..................... 551. Metode Penentuan Subyek 56

a. Metode Angket 56b. Metode Tes 57

2. Metode Pengumpulan Data 57a. Metode Angket 57b. Metode Tes 57c. Metode Dokumentasi 57d. Metode Observasi 58

3. Metode Analisa Data 58B. Macam Instrumen Yang Digunakan

Menjaring Anak Supernormal 591. Macam Angket yang digunakan

a. Angket untuk mengungkapBidang Akadem ik..................... 60

b. Angket untuk mengungkapTask-Commitment ................. 61

c. Angket untuk mengungkap Kreativitas ................................ 62

d. Angket untuk menilai Kemampuan Berpikir danDaya Kreativitas........................ 63

e. Angket Penilaian Sifat danSikap dari teman sendiri 67

2. Macam Alat Tes Inteligensi Yang Digunakan....................................... 69a. Tes SPM (Standard Progressive

Matrices).................................... 69b. Tes W ISC (Wechsler Intelligence

Scale for C h ild ren )................... 73

XI

Page 10: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

C. Pelaksanaan Cara MengidentifikasiAnak Supernorm al.................................. 77

D.Contoh Mengidentifikasi Anak Supernormal Dengan Metode StudiKasus.......................................................... 791. Arti Studi Kasus................................ 792. Langkah-langkah menyusun Studi

Kasus................................................... 803. Contoh Hasil Laporan Studi Kasus

Mencari Anak Supernormal............... 82

BAB IV : PRO GRAM PEN D ID IK A N UNTUKAN A K S U P E R N O R M A L .............................. 102A. Dasar-dasar Tujuan Program Pendidik­

an Khusus untuk Anak Supernormal 1021. Tujuan Umum 1022. Tujuan Khusus 102

B. Faktor-faktor Program PendidikanKhusus Untuk Anak Supernormal. . . 1031. Dasar-dasar Program Pendidikan

Khusus Anak Supernormal 1042. Alternatif Sistem Pendidikan Khu­

sus untuk Anak Supernormal pada umumnya 104

3. Kurikulum untuk PendidikanKhusus Anak Supernormal 105

4. Peranan Guru untuk Anak Super­normal. 105

5. Metode yang tepat untuk AnakSupernormal 106

6. Macam Kegiatan untuk Memperka­ya Program Sekolah 106

7. Fasilitas dan Alat 1078. Tingkatan-tingkatan daripada Prog­

ram Pendidikan Khusus 1079. Penyuiuhan bagi Orang Tua Anak

XII

Page 11: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Supernormal. 108C. Pelaksanaan Pendidikan Khusus untuk

Anak Supernorm al............................ 1081. Bentuk Pelayanan Pendidikan Khu­

sus dengan Sistem Percepatan (Acceleration)................................ 108

2. Bentuk Pelayanan Pendidikan Khu­sus dengan Sistem Pengelompokan (Segregation) ................................ 110a. Homogeneous grouping 110b. Cluster grouping 110c. Cross grouping 110d. Sub grouping 111

3. Bentuk Pelayanan Pendidikan Khu­sus dengan Sistem Pengayaan (Enrichment) ................................ 113a. Pengayaan secara Vertikal 114b. Pengajayaan secara Horisontal 114c. Contoh pengayaan dalam bentuk

permainan. 1144. Bentuk Pelayanan Pendidikan Khu­

sus dengan Sistem Gabungan (Combination)................................ 117

5. Keuntungan dan Kerugian dari masing-masing Sistem ................... 118

D. Kurikulum Untuk Pendidikan KhususAnak Supernormal............. 1191. Aspek-aspek yang perlu dikem­

bangkan. 1192. Program-program yang perlu

diperhatikan 1203. Perencanaan Kurikulum 120

E. Macam Metode Pengajaran yang Tepat untuk Anak Supernormal 1211. Metode Pengajaran Beregu

(Team Teaching) 122

XIII

Page 12: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB V

2. Metode Kerja Lapangan (Field Study)

3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry)

5. Metode Pemberian Tugas (Recitation)

6. Metode Proses (Process Aproach)7. Metode Memainkan Peran Tokoh

Masyarakat (Sociodrama)8. Metode Pengajaran Berbingkai

(Programmed Instruction).9. Metode Bebas/Bekerja sendiri

(Independent Study)10. Metode Percobaan (Experiment)11. Penemuan Konsep (Conceptual

Learning)E. Tenaga Kependidikan........................

1. Karakteristik yang Diperlukan Un­tuk Anak Supernormal

PERA N SER T A O RANG TUA DANM A SY A R A K A T DALAM PEN D ID IKA NAN A K S U P E R N O R M A L .......................A. Problem-problem yang datang dari

keluarga masyarakat dan sekolah. . . .B. Usaha-usaha pendekatan Pendidikan

Anak Supernormal............................C. Beberapa Saran Untuk Orang Tua

Yang mempunyai Anak SupernormalD. Beberapa contoh Peranserta Orang

Tua Untuk Anaknya Yang Supernor­mal1. Sikap keluarga Abiyoto terhadap

Anaknya yang Genius...................2. Sikap orang Tua Robert Si Anak

123

123

124 124

124

124

125126

126127

127

129

129

130

131

132

132

123

XIV

Page 13: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Genius............................................. 1353. Sikap Orang Tua Marilyn Si Gadis

Genius............................................. 137

BAB VI : M ODUL SEBA G A I SA R A N A SA LA H SATU A L T E R N A T IF DALAM USAHA PELA Y A N A N PEN D ID IK A N DAN PE ­N G A JA R A N A N A K SU PER N O R M A L. . 141A. Beberapa Pertimbangan Penggunaan

Sistem Pengajaran Dengan ModulUntuk Anak Supernormal................. 141

B. Pengertian M o d u l............................. 1421. Batasan Arti Modul ..................... 1422. Komponen-komponen Modul . . . . 1433. Sistim Pengajaran Dengan Modul. . 144

C. Penerapan Modul Dalam InteraksiBelajar Mengajar................................ 1451. Karakteristik M o d u l..................... 1452. Proses Belajar dan Mengajar 1493. Sistem Evaluasi Modul................... 1514. Peranan Guru dalam Pengajaran

Dengan Modul................................ 151D. Sifat-sifat yang harus diperhatikan

dalam Program Pendidikan Anak Supernormal....................................... 152

E. Keuntungan Sistem PengajaranDengan Modul untuk Anak Supernor­mal ...................................................... 153

PEN U TUP ....................................................................... 157G L O S S A R I....................................................................... 159KEPU ST A K A A N ......................................................... • 167

XV

Page 14: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas
Page 15: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB I P EN D A H U LU A N

A. Pandangan Umum Isi BukuUntuk mengantar pembaca mengetahui isi buku ini pe­

nulis mengetengahkan alasan penggunaan istilah Supernor­mal untuk memudahkan tanggapan pembaca dalam uraian selanjutnya. Mengawali buku ini penulis mengungkap Seja- rah Pendidikan Khusus/PLB Anak Supernormal di Luar Negeri khususnya di Amerika dan Usaha-usaha pengembangannya di tanah air kita sendiri Indonesia.

Bagaimana karakteristik Anak Genius, Gifted dan Supe­rior serta berapa batasan IQ masing-masing dapat pembaca ikuti dalam bab berikutnya dan untuk memperjelas bagai­mana gambaran karakteristik dan prestasi belajar Anak Su­per kami ketengahkan beberapa contoh kasus kehidupan Anak Genius yang IQ nya terlalu tinggi (200 ke atas) yang menunjukkan keunggulan prestasinya serta segi-segi negatif yang bersumber dari emosinya sehingga tidak jarang Genius yang mengalami hidup gagal seperti yang dialami William Sidis dan Joseph Hall.

Sebagai contoh Anak Genius yang berhasil dalam hidup- nya, dapat menduduki pimpinan tertinggi dalam bidang sains dan teknologi yaitu Prof. Dr. Ing Baharudin Yusuf Habibie yang kini menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi, bagaimana karirnya akan diuraikan dalam bacaan ini. Bagaimana caranya untuk mendapatkan atau mencari Anak Supernormal diperiu-

1

Page 16: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

A f y /i

kan metode dan bermacam alat (instrument) yang digunakan menjaring (nominated) Anak Supernormal, maka untuk itu penulis mengemukakan bagaimana Kemungkinan Cara Meng­identifikasi Anak Supernormal, dilanjutkan dengan Program Pendidikan untuk Anak Supernormal yang menyangkut: Sistem-Kurikulum Metode-Tenaga Kependidikan dan Peranserta Orang Tua dan Masyarakat dalam Pendidikan Anak Super­normal. Akhir dari teks buku ini penulis menyajikan sebuah contoh bagaimana Penerapan Sistem Pengajaran dengan Modu! untuk Anak Supernormal. Hal ini penulis kemukakan mengingat Modui adalah merupakan Sistem yang sedang dikembangkan oleh BP3K bersama-sama dengan 8 proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) di Indonesia sejak tahun 1974 sampai sekarang yang berdasarkan Karakteristiknya Sistem Penga­jaran dengan Modul ini dapat diharapkan cocok bagi pengem­bangan potensi Anak Supernormal.

Masih banyak macam uraian yang belum dapat penulis ungkap dalam buku ini yang bersangkutan dengan pendidik­an Anak Supernormal seperti bagaimana Pelaksanaan orga- nisasi dan pengelolaan administrasinya, undang-undang, pengada- an tenaga kependidikan dan fasilitas pendidikan secara kong- kritnya dan lain sebagainya yang antara satu dengan lainnya V saling berkaitan.

Namun dalam waktu dekat penulis telah menyiapkan sebuah tulisan khusus dengan judul ’’Koleksi Kasus Anak Supernormal” yang berisi kumpulan kasus Anak Genius dan Gifted yang terdapat di Indonesia dan di Luar Negeri.

Mudah-mudahan buku ini dapat segera mengantar pem- baca untuk lebih mengenai secara dekat bagaimana kehidupan mereka itu.

B. Pengunaan Istilah Anak Supernormal.Sesuai dengan judul buku ini yang menjadi subyek ulasan

adalah Anak Supernormal yang untuk selanjutnya perkataan Supernormal (atau disingkat Super) akan dipergunakan penulis sebagai sebutan anak yang tergolong Cerdas meliputi Genius- Gifted dan Superior. Tiga macam klasifikasi ini merupakan

2

Page 17: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

golongan anak yang kecerdasannya berada di atas rata-rata dengan patokan memiliki tingkat kecerdasan atau IQ ±110—200

Meskipun 3 klasifikasi itu secara rangking menunjukkan perbedaan tingkat, namun kenyataannya macam sistem pendi­dikan yang diterapkan kepada mereka adalah sama bentuknya, hanya pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi ke­mampuan mereka yang relatif tidak selalu homogin antara satu dengan lainnya.

Sebutan untuk menamakan anak yang kecerdasannya tinggi antara seorang ahli dengan lainnya tidak sama, mereka mempu­nyai pendapat yang berbeda-beda. Sebutan itu antara lain. Cerdas, Cerlang, Gifted, Berbakat, Talented, Highiy Gifted, Gifted and Talented, Super, Supernormal dan Iain-lain sebutan istilah yang semuanya itu bermaksud sama untuk menggambar- kan anak yang luar biasa pandainya.

Penulis berpendapat untuk menyebut anak yang kecerdasan­nya berada di atas rata-rata (normal), penggunaan kata ’’Super­normal” atau disingkat ’’Super” saja, telah menimbulkan dalam angan-angan kita akan gambaran anak yang memiliki tingkat kecerdasan di atas normal yang mencakup di dalamnya anak 5upmoiyjGnjted dan Genius. Ketiga sebutan ini menunjukkan sama-sama Super, hanya rangking ketinggian IQ nya secara gra­dual berbeda yaitu:

— Superior mewakili golongan yang memiliki IQ ± 110—125— Gifted mewakili golongan yang memiliki IQ ± 125—140— Genius mewakili golongan yang memiliki IQ ± 140—200r ------- -

Istilah lain untuk menyebut ’’Anak Super” secara lengkap ada­lah ’’Gifted and Talented” yang kalau diterjemahkan berarti ’’Berbakat Intelektual” yang mengandung arti:

— Anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi (G if­ted)

— Di samping itu menunjukkan penonjolan kecakapan khu­sus yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu de­ngan lainnya (Talented).

Untuk menunjukkan perbedaan arti Gifted dengan Talented secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 18: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Gifted : menunjukkan kemampuan berpikir dengan ditandai IQ yang tinggi (± 140) di samping cenderung me­nunjukkan kecakapan khusus yang menonjol (talent= bakat luar biasa) pada suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu dimana macam bidang itu antara Gifted satu dengan Gifted lainnya tidak sama, bergantung pembawaan mereka masing-masing.

Talent : itu hanya menunjukkan kemahiran menguasai se­suatu bidang khusus saja misalnya seni musik, me- ngarang, drama, melukis, bahasa dan sebagainya. Namun dalam hal ini terkandung berbagai kemahir­an seperti kemahiran musik berarti luar biasa dalam mengetahui irama, nada, keselarasan, interpretasi, ketrampilan jari-jari dan tangannya memegang alat musik dan seterusnya. Kemahiran tersebut berasal dari bakat pembawaan si anak. Maka secara singkat dapat diartikan ’’Talent” adalah penorjjolan pada salah satu bidang tertentu saja dari sesuatu individu yang dibawa sejak lahir, atau secara umum disebut ’’bakat” berarti ’’kecakapan khusus” yang sifatnya ’’non intelektif” .

Maka dapat kita simpulkan bahwa ’’Gifted” lebih berhubungan dengan bidang akademik atau intelektual, sedangkan ’’Talen­ted” lebih berhubungan dengan bidang non akademik, seper­ti bidang seni, kepemimpinan sosial, dan sebagainya.

Hubungan Inteligensi dengan Bakat:Hubungan antara inteligensi dengan bakat adalah positif,

artinya: apabila seseorang mempunyai IQ yang lebih tinggi dan ia mempunyai bakat tertentu didalam satu bidang maka de­ngan IQ yang tinggi itu ia akan dapat mencapai hasil lebih tinggi pula secara kuantitas dan kualitas.

Perkembangan inteligensi dan bakat akan mempunyai ha­sil yang lebih tinggi apabila kondisi dan faktor-faktor lain mem- berikan' pengaruh yang positif. Pengaruh pengaruh itu adalah faktor/.faktor endogen dan eksogen. Endogen timbul dari dalam diri anak sendiri seperti: minat, hasrat, emosi kecerdasan,

Page 19: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

sikap tanggapan dan sebagainya sedang eksogen: berasal dari luar diri anak seperti: pendidikan, bimbingan orang tua, U lingkungan, sosial ekonomi, fasilitas dan lain-lainnya.

Penggunaan Istilah ’’Gifted” dan ’’Talented”Apabila kita menggunakan istilah ’’Gifted” , kata ini dengan

sendirinya sekaligus telah mencakup ’’Talented” di dalamnya (implisit). Tetapi apabila kita menggunakan istilah ’’Talented, kata ini cenderung rnenunjukkan gambaran penonjolan kecakap­an khusus pada bidang-bidang tertentu. Meskipun kecakapan khusus itu merupakan hasil ketinggian intelegensinya, namun dengan istilah ’’Talent” ini titik tekarian arti bukannya pada arti ’’kecerdasan” melainkan pada arti ’’bakat” atau ’’kecakap­an” khusus” itu.

Penggunaan istilah ’’Bakat” dalam kehidupan sehari hari te- rasa adanya perbedaan arti yaitu:

i ’’bakat” : Vang diartikan ’’pembawaan yang unggul” yang dimiliki Anak Supernormal,

bakat : Yang diartikan orang awam sebagai ’’pembawaan”yaitu kecakapan khusus yang dimiliki orang pada umumnya, baik subnormal—normal maupun super­normal.

Penggunaan istilah ’’Anak Berbakat” secara relatif memung- kinkan asosiasi kita akan gambaran seorang anak yang memiliki ’’kecakapan khusus” yang bersifat ’’non intelektif” .

Apabila penggunaan istilah ’’Anak Berbakat” dimaksudkan untuk rnenunjukkan ’’Anak yang luar biasa cerdasnya,” mung­kin akan lebih jelas istilah itu disempurnakan dengan diberi tam- bahan kata ’’Intelektual” sehingga menjadi ”_Anak Berbakat Intelektual” sebagai terjemahan dari ’’Gifted and Talented” merupakan golongan anak Super yang I.Q nya minimal 125.

Di sini jelas bahwa ’’talent” yang berarti ’’bakat” itu (pem­bawaan kecakapan khusus) secara umum dapat dimiliki untuk Anak Normal maupun Anak Supernormal meskipun bobot- bakat itu tidak sama mutunya Pada Anak Normal, bakat yang mereka miliki dari pembawaan akan nampak pada saat-saat tertentu yang macam ragamnya bergantung masing-masing indi-

5

Page 20: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

vidu, sedang bobot mutunya juga berdasarkan kondisi dan pengaruh pendidikan serta lingkungan hidup anak itu sendiri.

Keunggulan yang menonjol dari masing-masing golongan (Superior, Gifted dan Genius) itu sebagaimana pada Anak Nor­mal juga terdapat ubahan-ubahan yang menunjukkan perbedaan secara individual antara seorang anak dengan anak lainnya, ber- gantung dari bakat (talent) mereka masing-masing.

Demikianlah penjelasan penulis sehubungan dengan peng- gunaan istilah Supernormal (yang berarti Berbakat Intelektual atau Gifted Talented) dalam buku ini hendaknya dapat dime- ngerti sehingga tidak menimbulkan salah tafsir bagi para pem­baca. Namun secara khusus apabila istilah yang dimaksudkan bertujuan menunjukkan anak yang tingkat kecerdasannya me­miliki IQ ± 110—125 anak itu akan disebut Anak Superior, se­dang untuk menunjukkan anak yang IQ nya ± 125—140 akan disebut Anak Gifted dan bagi anak yang IQ nya ± 140—200 barulah anak itu dapat digolongkan Anak Genius.

C. Sejarah Orang-orang Supernormal.Kita sering mendengar cerita tentang ke ajaiban seorang

Anak Genius yaitu Anak Supernormal yang tingkat kecerdasan­nya terletak pada batas maksimal dengan IQ ± 200 ke atas. Ke­mampuan otaknya yang luar biasa menghasilkan hal-hal yang bila diukur secara awam seolah oleh cerita itu tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi nyatanya banyak sekali kita jumpai tokoh tokoh Anak Genius seperti:

7. Edits Stem masuk Michigan State University pada umur 12 tahun. Pada umur 15 tahun ia menjadi dosen ilmu kalkulus tingkat tinggi.Pada umur 2 tahun ia sudah bisa membaca, umur 3 tahun main catur, umur 4 taliun memecahkan soal-soal matematika yang sulit-sul it.Pada saat teman teman sebayanya membaca sanjak anak-anak. Edith sibuk menekuni teori Darwin dan filsafat Kant.

2. Danny Jacoby baru berumur 6 tahun ketika ia iku t ku- liah di New York University bersama calon-calon guru college. Tetapi selebihnya ia sama saja seperti teman-temannya yang se-

6

Page 21: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

umur. Kadang-kadang ia tampak menggiring roda mainan daiam perjalanan ke Universitas.

3. Mattew Marcus berumur 12 tahun ketika menjadi maha­siswa penuh New York University. Artinya ia mahasiswa tahun pertama yang paling muda sejak abad ini di universitas tersebut. la belajar ilmu kalkulus tingkat tinggi dan ikut riset kimia, tapi masih mempunyai waktu untuk jadi supporter kumpulan base- bal pujaannya.

4. K im Ung-Yong seorang anak Korea Selatan membuat penonton televisi Jepang menahan napas ketika ia rnenunjukkan kecenderungan otaknya dalam menghitung di luar kepala dan integral calkulus. la mengakhiri pertunjukkan dengan sebuah sanjak dalam 4 bahasa yang ia gubah pada saat itu.

Ketika itu umurnya baru 4 tahun 8 bulan, kini 16 tahun ia juga bisa menarik akar kuadrat dalam waktu beberapa detik.

5. Kemampuan in i juga d im ilik i oleh Herbertde—Grote yang belum lama ini menarik akar 13 dari suatu jumlah yang terdiri dari 100 angka, dengan logaritma penemuannya. Hal ini ia lakukan dalam test mental selama 23 menit di Chicago, ja- wabannya: agar tidak perlu memusingkan Anda 46231 597.

6. Dan masih banyak sekali contoh-contoh tokoh lainnya.

Menurut H.J. Baker dalam bukunya ’’Introduction to Exceptional Children dikatakan bahwa:— Dalam sejarah orang-orang supernormal seperti Genius

dan Gifted dapat dibuktikan bahwa anak Genius yang /Q- nya mendekati 1 70—200 ke atas meskipun kecerdasannyasa­ngat luar biasa tetapi kepribadiannya belum tentu terinteg- rasi secara baik dan bulat, kadang-kadang bahkan merugi- kan dan tak memuaskan, hidupnya mengalami kegagalan semakin tinggi IQ nya semakin sulit bergaul dengan masya­rakat, tidak jarang mengalami kekacauan mental yang ber- akhir dengan penderitaan. Kegagalan ini karena mereka ti­dak mendapatkan pengarahan dan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya yang luar biasa itu.

— Sedang golongan G ifted yang IQ nya ± 125—150 mereka rnenunjukkan kecerdasannya dalam berbagai bidang misal-

7

Page 22: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

nya dalam pemerintahan ilmu teknik, seni, literatur, sosial dan lain-lainnya. Dengan tokoh-tokohnya antara lain Mo­zart, Beethoven, Michael Angelo, Emerson, Sir Walter Scott dan seterusnya. Mereka itu telah menunjukkan kece- merlangannya sejak kecil, dapat berhasil hidupnya dalam masyarakat.

— Dalam sejarah Yunani kuno, misalnya Plato memiliki rangkaian ilmu yang bermacam-macam secara luar biasa, sebagai hakim, filosof, metapisik, dapat jadi pemimpin ne- gara, ahli politik dan seterusnya.

— Di Turki dikenai Sulaiman Akbar sebagai negarawan, seba­gai tokoh militer dan ahli dalam agama serta berilmu penge­tahuan secara luas dan mendalam.Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan

penilaian ternyata bahwa Anak Genius dengan IQ 200 ke atas justru sering mengalami kesulitan dalam hidupnya yang dise- babkan karena perkembangan pribadinya tidak seimbang, jiwanya menjadi tidak masak (Immaturity), tidak dapat me- nyesuaikan diri (intolerant), tidak sosial, sangat emosional, mementingkan dirinya sendiri (egois) yang akibatnya anak sukar bergaul, sehingga tidak mungkin atau sulit dapat menjadi pemimpin masyarakat. Sedang pada golongan G ifted dengan IQ ± 125 —150 biasanya mampu menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan secara menyeluruh; pribadinya masih seim­bang, memungkinkan dapat menduduki kursi pimpinan di masyarakat dan dapat mengatur hidupnya secara efisien sehing­ga hidupnya berhasil. Gamharan tersebut menunjukkan bahwa kecakapan yang menonjol (talent) dari AnakGifted tidak hanya terlihat pada bidang ilmu pengetahuan alam saja melainkan juga pada bidang politik, pemerintahan, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

D. Sejarah perkembangan pendidikan Khusus untuk Anak Su­pernormal di Luar Negeri.Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan

Anak Supernormal perlu kita menengok sejarahnya yang me­nunjukkan bahwa program khusus bagi pelayanan Anak super­

8

Page 23: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

'•a-*

normal di luar negeri telah dirintis sejak tahun 1867 yaitu de­ngan berbagai macam usaha-usaha antara lain seperti terseleng- garanya sekolah dan kelas khusus, penelitian-penelitian, berdi- rinya lembaga-lembaga yang bertujuan mengembangkan pendi­dikan khusus bagi Anak Supernormal.Adapun proyek-proyek penelitian yang pernah melakukan usa­ha pengembangan itu antara lain;

1. Tahun 1867, oleh William T. Harris mulai membuat rencana khusus yang fleksibel untuk mengembangkan pendidikan Anak Gifted. Rencana ini kemudian diikuti Elizabeth Plan, Cambridge plan, Santa Barbara plan dan lain-lainnya.

2. Tahun 1886 Elizabeth plan (dari New Jersey) membagi se­kolah 8 tahun pertama dalam 3 seksi. Bagi mereka yang memperlihatkan kemampuan dapat pindah ke tingkat yang lebih tinggi dengan ujian khusus.

3. Tahun 1891 dalam bentuk yang fleksibel (luwes), tetapi te­lah lebih diperdalam lagi.

4. Tahun 1901, barulah kelas khusus untuk Anak Gifted mu­lai muncul yaitu: ’’preparatory school” di Wercester dengan menambah mata pelajaran bahasa asing dan aljabar dikelas 7-8-9.

5. Tahun 1915 merupakan Sejarah percobaan yang pertamaka- linya diiakukan di Detroit. Anak-anak Gifted dikumpulkan dijadikan satu kelas yang diambil dari kelas 7—9, pelajaran ditambah dengan Bahasa Latin dan Aljabar, percobaan ini lalu diulang tahun 1925 dengan memperkaya (enrichment) dan mengubah kurikulumnya.

6. Tahun 1918, Bruner membuat 2 kelas khusus bagi Rapid- Learning (anak pandai dengan IQ ± 110—120) dan Slow learning (Anak lamban belajar dengan IQ b 75—85) Usaha ini lalu diikuti oleh berbagai kota dan Universitas.

7. Tahun 1920 permulaan perubahan pendidikan untuk anak- anak Gifted di Amerika Serikat, yaitu dengan pendidikan yang progresif dengan variasi yang mendalam.

8. Tahun 1925, Studi secara genetik (berdasarkan ilmu ketu- runan) dari Stanford yang meliputi 1500 anak di California

9

Page 24: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

b. 90% dapat masuk Perguruan Tinggi, 70% sampai lulus, sedang yang tidak lulus disebabkan karena sakit, kurang bimbingan, halangan ekonomi dan sebagainya, bukan ka­rena mentalnya.

c. Umumnya menduduki jabatan yang tinggi. Hanya 4% yang menduduki jabatan rendah.

d. penyesuaian Sosialnya baik.

Demikianlah sejarah perkembangan pendidikan khusus un­tuk Anak Supernormal yang dilaksanakan di Amerika. Di negara ini telah menyelenggarakan sekolah khusus untuk Anak Supernormal. Anak Super tidak mengalami kesulitan untuk mengikuti kuliah di Universitas meskipun umurnya masih 10 ta­hun karena telah ada undang-undangyang mengaturnya. Negara- negara yang sudah mempunyai sekolah-sekolah khusus untuk Anak Supernormal selain Amerika ialah Uni Sovyet, Israel, Iran (dahulu pernah mencoba), sedang di Perancis pernah ber- usaha memperjuangkannya tetapi belum berhasil.

Kesulitan terutama karena jumlah anak-anak seperti ini (Genius dan Gifted) relatif sedikit. Singapura memperkirakan 2%, Perancis 3—4%. Penyelenggaraannya tidak mudah, diperlu­kan kurikulum dan staf pengajar khusus pula. Makin lama me­mang makin banyak Anak Super yang dikenali kemampuannya. Tetapi menurut Dr. Mia Kelmer Pringle, saat ini dari 5 Anak Super, hanya kurang dari seorang yang mendapat kesempatan mewujudkan potensinya yang sejati. Sekolah-sekolah tidak mampu menyediakan tantangan yang mereka butuhkan.

Minat negara-negara terhadap Anak-anak Super ini ada bermacam-macam bergantung pandangan politik negara itu. Misalnya negara yang sangat kuat dan ingin tetap memperta- hankan kekuatan itu merasa perlu membentuk tenaga-tenaga yang sangat tinggi mutunya dalam bidang ilmiah, riset dan sebagainya. Contohnya Rusia, Amerika mempunyai alasan yang sama, selain itu orang tua juga tidak mau melihat Anak-anak super mereka merosot di sekolah-sekolah biasa.

Jadi Amerika Serikat membentuk badan resmi yang mem- bantu Anak-anak Super itu bukan untuk membentuk ilmuwan-

12

Page 25: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ilmuwan. Anggarannya setiap tahun 3 juta dolar dan setiap ne­gara bagian masih berusaha lagi memberi bantuan khusus. Kalifornia menyediakan 3 juta dolar lagi untuk Anak-anak Super di Negara bagian mereka.

Uni Sovyet sudah 20 tahun ini mempunyai Sekolah-sekolah khusus. Untuk mencari Anak-anak Super ini pers memuat tes­tes yang dapat diikuti anak-anak sampai di desa-desa. Yang ber- hasil memberi jawaban yang benar diuji lagi. Yang paling baik hasilnya diundang untuk bertemu dengan ilmuwan-ilmuwan dan dipelajari. Tetapi seleksi semacam ini hanya meliputi bidang sains saja.

Anak-anak Super yang terpilih itu di sekolahkan di sekolah- sekolah khusus yang diselenggarakan menurut kebutuhan Uni Sovyet.

Negara-negara yang sedang berkembang sangat membutuh­kan teknisi-teknisi. ilmuwan-ilmuwan tingkat tinggi dan seba- gainya untuk dapat maju menyamai negara Barat. Iran pada zaman Shah pernah berambisi menjadi bangsa yang tidak ber- gantung dari teknisi dan ilmuwan Barat. Dalam waktu 2Vi ta­hun mereka berhasil menemukan 700 orang anak yang mem­punyai potensi tinggi, bukan saja dalam bidang intelektual te­tapi juga dalam hal kepemimpinan, semua biaya ditanggung oleh negara.

Lain dengan negara Israel, merupakan negara selalu ter- ancam, perlu memanfaatkan semua kekayaan yang mereka miliki untuk dapat tetap hidup.

Di Perancis yang masuk negara maju, Anak-anak Super mu­lai diperhatikan tetapi baru dalam taraf memberi mereka kesem­patan untuk melompat kelas (acceleration). Kerugiannya pela- jaran-pelajaran yang mereka lompati belum pernah mereka per- oleh, padahal yang diperlukan ialah derap yang lebih cepat.

E. Usaha-usaha Pengembangan Program Pendidikan Khususuntuk Anak Supernormal di Indonesia.Sampai saat ini di Indonesia pendidikan khusus (pendidikan

luar biasa) baru diselenggarakan untuk anak-anak yang dalam

13

Page 26: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

keadaan kekurangan (handicapped). Namun disada\i bahwa sudah perlu dirintis perencanaan penyelenggaraan pendidikan luar biasa untuk anak supernormal atau SLB/F (Pola Dasar Umum Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa dalam Rangka Kewajiban Belajar, BP3K, 1980).

Apabila untuk anak supernormal tidak disediakan pela­yanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya yang khas, sehingga potensi-potensinya kurang dapat diwujudkan, maka di samping kita dapat kehilangan bibit-bibit unggul bagi perkembangan Negara dan Bangsa Indonesia, anak-anak ter­sebut dirugikan dan bahkan dapat menjadi anak bermasalah, ’’Under achiever” atau drop-out” , putus sekolah (3, 1981 : 2).

Akhir-akhir ini makin nampak usaha-usaha untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan pelayanan pendidikan khusus anak- anak supernormal antara lain :1. Proyek Penelitian dari BP3K dalam kerjasama dengan Ya-

yasan Pengembangan Kreativitas yang dilakukan pada tahun 1980, yaitu tentang masalah identifikasi anak berbakat (Supernormal).

2. Pada Seminar Nasional Pengembangan Kurikulum dan Sa- saran Pendidikan BP3K bulan September 1980 masalah pendidikan Anak Berbakat (Supernormal) juga ikutdibahas.

3. Oleh Perkumpulan Mahasiswa Orthopaedagogik Indonesia (PMOI) tanggal 25 — 26 Oktober 1980 di Surakarta telah diselenggarakan Simposium Nasional tentang pendekatan Konseptual Strategi bagi Pelayanan Pendidikan Anak Ber­bakat (Supernormal) dengan penyampaian enam makalah.

4. Yayasan Masdani dan Yayasan Humalka dalam bulan No­vember 1980 telah mengadakan Simposium satu hari me­ngenai metodologi untuk Mengindentifikasi Anak yang sangat cerdas dan miskin.

5. Sebagai salah satu program kegiatan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K tahun 1981 — 1982 direncanakan Seminar/Lokakarya Nasional yang di­harapkan dapat menghasilkan usul-usul dan saran-saran tindak lanjut dari apa yang telah dilakukan sampai saat ini dalam usaha merintis pelayanan pendidikan khusus bagi

Page 27: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Anak Berbakat (Supernormal).Berhubung dengan itu sudah selayaknya bila kita mulai

melangkah meninggalkan pandangan lama (konvensional) untuk maju ke depan mengikuti panaangan baru. Pandangan konven­sional terhadap anak cenderung menujukkan pada label tertentu yaitu berdasarkan pada kemampuan atau ketidakmampuan. Sedangkan pandangan baru memandang anak sebagai suatu ke- seluruhan yang utuh yang memiliki kebutuhan khusus berkena- an dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.

Disarming itu tiap-tiap anak memiliki perbedaan. Perbedaan ini pulalah yang dapat mengelompokkan mereka kepada anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, kemampuan rata-rata dan kemampuan di atas rata-rata yang terakhir ini disebut Anak Supernormal.F. Pelaksanaan Uji Coba Kelas Khusus untuk Anak Super­

normal di Indonesia.Sebagai tindak lanjut dari terselenggaranya seminar dan

simposium yang telah beberapa kali dilakukan di Indonesia sebagaimana tersebut di atas, maka tepatnya pada tanggal 13 September 1983 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prod.Dr. Nugroho Notosusanto telah meresmikan pelaksanaan program Pendidikan Anak Supernormal di Jakarta. Dijelaskan Menteri anak-anak didik yang hadir sebagai angkatan pertama hendaknya diusahakan dapat ditemukan bakat-bakatnya mau­pun potensinya untuk diberi kesempatan berkembang secara wajax dengan sedikit mungkin hambatan. Diharapkan Anak Supernormal merupakan wadukdari pada sumber daya manusia yang berbakat sehingga pembangunan negara Indonesia untuk waktu yang akan datangakan lebih meningkat, lebih tepat guna mencapai hasil yang diinginkan kita bersama.

Menteri Nugroho mengharapkan di antara anak didik itu nanti akan tumbuh sebagai ahli matematika, ahli ilmu alam, ahli ilmu fisika, ahli sejarah, ahli pendidikan, ahli psikologi dan berbagai macam keahlian yang masing-masing memerlukan bakat intelektual, apalagi kalau tingkat kecerdasannya sangat luar biasa tingginya.

15

Page 28: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

1. Program Kegiatan Pelaksanaan Uji Coba Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Dikbud).Dalam rangka kesempatan yang seluas-luasnya pada anak

didik yang mempunyai IQ di atas rata-rata agar dapat mengem­bangkan kemampuan dan bakatnya secara optimal Balitbang Dikbud (Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan) telah mengadakan uji-coba ’’program pendidikan anak berbakat” pada 5 SIMP dan 4 SMA dengan perincian se­bagai berikut :1. SMP Negeri I DKI Jakarta Cikini — Jakarta2. SMP Negeri 21 6 DKI Jakarta J I. Salemba 18 Jakarta3. SMP PPSP—I K IP Jakarta Rawamangun — Jakarta4. SMP Negeri I Cianjur Cianjur — Jawa Barat5. SMP Negeri II Cianjur Cianjur — Jawa Barat6. SMA Negeri I DKI Jakarta Jl. Budi Utomo — Jakarta7. SMA Negeri 68 DKI Jakarta Jl. Salemba 1 8 Jakarta8. SMA PPSP—IK IP Jakarta Rawamangun — Jakarta9. SM A Negeri Cianjur Cianjur — Jawa BaratSebelum pelaksanaan uji-coba program tersebut Balitbang Dikbud telah mengadakan serangkaian kegiatan sejak Tahun 1980 yang meliputi :1. Kegiatan pendahuluan yang terdiri dari penelitian, seminar

dan simposium.2. Kegiatan perencanaan.3. Kegiatan persiapan.4. Kegiatan pelaksanaan uji-coba ’’program pendidikan anak

berbakat, yang dimulai akhir tahun 1983/1984 (5 Nopem- ber 1983).

Adapun pendidikan anak berbakat yang diberikan terdiri dari mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, IPBA (llmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), Elektronika, Otomotif, Pertanian, Mate­matika, Bahasa Inggris, Ketrampilan Kepustakaan dan Ketram­pilan Meneliti (Library Skills dan Research Skills).Mata pelajaran tersebut diberikan dalam bentuk ’’modul” yang sifatnya memperkaya/enrichment.

16

Page 29: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Para penulis modul tersebut antara lain dosen IK IP Jakarta, IK IP Bandung, IK IP Malang dan I K IP Surabaya.Pihak-pihak yang terlibat dalam menangani pelaksanaan pendi­dikan anak berbakat yaitu Kepala Sekolah, Guru (yang telah ditatar khusus untuk mengajar anak berbakat), konselor (se- bagian besar dosen Fak. Psikologi U l), Nara sumber, serta orang tua murid/masyarakat.Untuk menentukan siapa-siapa yang dapat dikategorikan se­bagai anak/murid anak berbakat, Balitbang Dikbud telah me­ngadakan penjaringan dan seleksi dengan menggunakan antara lain test 102. Pelaksanaan Uji Coba.

Untuk melaksanakan Uji Coba ini, para guru telah ditatar lebih dahulu dan dipersiapkan serta terus menerus akan dibina oleh suatu tim ahli yang khusus ditugaskan untuk itu antara lain memperdalam ilmu dan metodologinya. Sistem pelaksanaan yang dilakukan di SMA dan SMP di Jakarta antara lain :1. SMA N 68 Jakarta : Sudah sejak permulaan Tahun Ajaran

baru 1983 sekolah ini memisahkan anak kelas II yang ter­golong cerdas dalam kelas sendiri dicampur dengan murid yang mendapat rangking dalam kenaikan kelas. Di kelas ini mereka mendapat pelajaran IPA dengan pengajaran yang agak berbeda dengan kelas IPA lainnya. Kalau di kelas II lain diterangkan secara terperinci tetapi di kelas khusus ini hanya garis besarnya saja. Ini berarti anak harus banyak be­lajar sendiri di rumah. Juga waktu untuk ulangan dibedakan, kalau di kelas umum diberi waktu 2 jam, maka untuk kelas khusus hanya diberi waktu 1 jam.Sebagai uji coba pertama kali dipilih bidang eksakta yang meiiputi ilmu pengetahuan dan teknologi, sedang bidang studi IPS baru akan dicoba setelah uji coba pertama telah berjalan 1 tahun.Untuk tahap pertama sekarang bidang eksakta yang diuji cobakan baru meiiputi mata pelajaran fisika, kimia, biologi, teknologi, matematika, ditambah dengan bahasa Inggris dan ketrampilan membaca kepustakaan dan meneliti.

17

Page 30: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

2. SMP N 216 Jakarta : Teiah melakukan pemilihan anak yang tergolong berbakat intelektual yang cara pemilihannya tidak hanya berdasarkan kejuaraan dan rangking kelas saja. Anak yang terpilih adalah mereka yang mempunyai kemampuan unggul luar biasa yang berhubungan dengan kemampuan otak.

3. SMP N I Jakarta : Merencanakan memisahkan Anak cerdas dalam kelas tersendiri untuk diberi pengayaan (Enrichment). Sistem ini akan dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan tujuan memberi kesempatan anak berbakat intelektual dapat belajar seperti biasa di kelas mereka sendiri campur dengan teman sekelas yang berlainan tingkat kecerdasannya, disamping itu Anak berbakat intelektual tadi mengikuti pelajaran tambahan seperti fisika, kimia, matematika da­lam kelas.

Dengan tetap mencampurkan mereka di kelas biasa di­harapkan anak supernormal tetap berkembang sesuai dengan usianya dalam hal kejiwaan. Maksudnya, biarpun hampir seluruh waktu habis untuk sekolah, mereka itu tidak merasa ’’super” atau sombong dan tinggi hati.

Karena kelas khusus ini belum dimulai, dapat dimengerti kalau anak-anak terpilih itu belum mengerti program pendidikan yang bagaimana yang akan mereka terima. Vang jelas mereka akan bertambah beban tanggungjawab, belajar keras untuk memper- tahankan prestasinya dan bersaing dengan teman-teman sesama super.

18

Page 31: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB II M EN G EN A L A N A K SU PER N O R M A L

A. Arti dan Makna Inteligensi1. Arti Inteligensi

Inteligensi berarti kecerdasan yaitu sebuah istilah yang ba­nyak dipergunakan oleh ahli psikologi dan orang awam untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau memiliki inteligensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan soal atau tugas-tugas dan problem yang dihadapi- nya. Sebaliknya orang dikatakan bodoh atau tidak cerdas apa­bila seseorang mengalami kesulitan dalam memecahkan problem- problem tersebut.Ada beberapa pendapat tentang pengertian inteligensi, antara lain :a. Menurut Crow & Crow :

’’Intelligence is the term applied to these activities that are associated with the higher mental processes, among the various aspect, memory, imagination, reasoning, and other form of mental activity” (13,1963 : 112).Inteligensi yaitu istilah bentuk yang digunkan untuk semua kegiatan yang dihubungkan dengan proses mental tinggi. Beberapa aspek inteligensi antara lain daya ingat, daya imajinasi, penalaran dan bentuk-bentuk kegiatan mental yang lain.

b. Menurut David Wechsler :’’Intelligence as the aggregate or giobal capacity of the

19

Page 32: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

individual to act purposefully to think rationally and to deal effectivelly with his environment” (13, 1963 : 114).

Artinya :Inteligensi ialah suatu kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak secara sengaja berpikir secara rasional dan bertindak secara efektif terhadap lingkungan- nya.

c. Menurut Lewis Terman :’’Intelligence as the ability to carry on abstract thinking” (13, 1963 : 144).Artinya :Inteligensi adalah kecakapan untuk berpikir abstrak.

Apabila dijabarkan secara terperinci maka dapat dikatakan bahwa inteligensi adalah :1. Merupakan kecakapan untuk berfikir abstrak.2. Merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap

lingkungan dan untuk berbuat secara efektif.3. Merupakan kemampuan untuk memecahkan kesulitan-

kesulitan dalam situasi tertentu secara cepat dan tepat.4. Merupakan kemampuan individu untuk berfikir secara

rasional dan bertindak secara efektif.Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpul-

kan bahwa pengertian inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir dan dapat diper­gunakan untuk menyesuaikan d ir i d i dalam lingkungan yang baru, serta untuk memecahkan problem-problem yang diha- dapi dengan cepat dan tepat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inteligensi.Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda-beda. Per-

bedaan inteligensi itu dapat dilihat dari tingkah laku dan per- buatannya. Adanya perbedaan inteligensi tersebut dapat di- pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Faktor Keturunan/hereditas.Berdasarkan Teori Nativisme dari Schopenhauer &

20

Page 33: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Lombrosso mengatakan bahwa perkembangan individu itu bergantung sepenuhnya pada faktor hereditas. Maksud hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu gene- rasi ke generasi berikutnya melalui plasma benih.Sifat yang dibawa anak sejak lahir merupakan perpaduan antara chromosom ayah dan chromosom ibu. Dalam hal ini yang di- turunkan adalah strukturnya, artinya bukan bentuk-bentuk tingkah lakunya melainkan ciric-ciri fisik yang ditentukan oleh keturunan, antara lain struktur otak. Kecerdasan/inteligensi sangat bergantung kepada ciri-ciri anatomi otak dan fungsi otak. Apabila kedua orang tua itu memiliki faktor hereditas cerdas, kemungkinan sekali dapat menurunkan anak-anak yang cerdas pula.b. Faktor lingkungan.

Maksudnya adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak yang mempengaruhi perkembangannya, faktor tersebut antara lain adalah :1). Gizi :

Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rokhani dan inteligensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembang­an anak yang bersangkutan akan terhambat, terutama per­kembangan mental/otaknya.Apabila otak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal, maka fungsinyapun akan kurang normal pula akibatnya anak menjadi kurang cerdas pula.

2). Pendidikan :Di samping pemberian gizi yang baik faktor pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan mental anak. Misal­nya anak lahir dengan potensi cerdas, maka dia akan ber­kembang dengan baik apabila mendapatkan pendidikan yang baik pula, sebaliknya meskipun anak memiliki potensi cerdas tetapi tidak mendapatkan pendidikan, maka per­kembangan kecerdasannya mengalami hambatan. Faktor-

21

Page 34: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

faktor tersebut di atas tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi saling pengaruh mempengaruhi, sebab meskipun pendidikan baik, pemberian gizi makanan cukup baik tetapi kalau potensi anak kurang cerdas, maka tidak akan se- sempurna bila disertai dengan potensi yang baik juga. Be- gitu juga potensi yang cerdas tetapi lingkungan kurang menguntungkan, maka perkembangan kecerdasannya meng­alami hambatan.Hubungan faktor dalam (hereditas) dan faktor luar (ling­kungan) adalah saling mempengaruhi yaitu terjadi konver- gensi diantara keduanya.Sebagaimana pendapat W. Stern :Disposisi ini tidak semata-mata ditentukan oleh dasar tetapi ditentukan juga oleh faktor luar, ada konvergensi antara faktor dasar dan pengaruh luar. (41, 1973 : 35).Individu yang memiliki potensi kecerdasan yang tinggi, ti­dak akan dapat berkembang sampai semaksimal mungkin bila lingkungannya tidak menguntungkan, sehingga ia men­jadi anak yang kurang cerdas.Begitu juga sebaliknya, lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan'inteligensi, tidak akan dapat memben­tuk seseorang menjadi cerdas, apabila faktor potensi dasar kecerdasan anak tersebut memang rendah.Sebagai contoh anak idiot, tidak akan berkembang menjadi normal, walaupun lingkungan mendukung perkembangan kecerdasan anak.

3. Alat Pengukur Inteligensi.Untuk mengetahui inteligensi seseorang secara pasti harus

diukur terlebih dahulu, Alat untuk mengukur inteligensi ter­sebut adalah disebut tes inteligensi.

Sebelum diuraikan tentang tes inteligensi, terlebih dahulu akan diuraikan tentang pengertian tes.

Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian tes itu, ialah :a. Menurut Woodworth :

A test is a task performed under standard conditions (54,

22

Page 35: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

1957 : 25).Arti nya : Tes adalah suatu tugas yang disajikan menurut syarat/standard tertentu.

b. Menurut Soemadi Soeryobroto :Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan berdasarkan atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah itu. Penyelidikan mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standard atau testee yang lain. (42, 1973 : 26).

* c. Menurut Cronbach Lee J.A test is systimatic procedure for comparing the behaviour of two or more person. (1 2, 1960 : 21).Suatu tes adalah prosedur yang sistematik untuk memban- dingkan tingkahlaku dari dua orang atau lebih.Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah :1). Serangkaian tugas/pertanyaan yang harus dilaksana-

kan/dijawab oleh testee menurut aturan yang sudah di- tetapkan.

2). Suatu alat pengukur yang memiliki syarat-syarat ter­tentu, antara lain: obyektif dan distandardisir.

3). Suatu alat pengukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur kecakapan seseorang dengan cara memban- dingkan antar individu atau dengan standard.

4. Macam Alat Tes Inteligensi.Tes Inteligensi ada bermacam-macam, antara lain yaitu :

a. Tes Binet Simonb. Tes CPM (The Coloured Progressive Matrices)c. Tes SPM (Standard Progressive Matrices).d. Tes Rorschach.e. Tes Wartegg (memberi sedikit petunjuk tentang inteligensi

secara kasar maka lebih baik melihat taraf inteligensinya dulu kemudian dilihat dengan tes Wartegg ekspresinya dari pada sebaliknya).

f. Tes Wechler Billevue (untuk pemuda dan orang dewasa).

23

Page 36: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

g. Tes W A IS (Wechsler Adult Intelligence Sclae).h. Tes W ISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).

Dari bermacam-macam alat tes tersebut yang banyak di­gunakan akhir-akhir ini antara lain adalah :

1). Tes SPM2). TesCPM3). Tes W AIS4). Tes WISC

Penggunaan alat tes Wechsler tersebut karena merupakan alat tes yang telah dibakukan yaitu telah diadakan revisi, sedang penggunaan tes SPM karena dapat digolongkan tes inteligensi yang bebas dari pengaruh kebudayaan bangsa yang memper- gunakan tes tersebut (Culture free atau Culture fair). Untuk mengenai macam alat tes tersebut bagaimana bentuk materi dan cara penyajiannya akan diuraikan secara terperinci dalam BAB 111 berikutnya.

B. Batasan IQ dan Klasifikasi Anak Supernormal.

1. Batasan IQ Anak SupernormalApabila kita mengadakan penyelidikan terhadap inteligensi

anak-anak maka kita mengetahui bahwa inteligensi mereka ter- pencar-pencar dari yang paling rendah sampai kepada yang pa­ling tinggi. Dan ternyata bahwa yang mempunyai inteligensi sedang adalah yang paling banyak, sedang yang mempunyai inteligensi yang paling rendah dan paling tinggi adalah paling sedikit.

Apabila inteligensi anak-anak tersebut kita lukiskan dengan diagram maka akan nampak adanya bentuk kurve normal.

24

Page 37: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Klasifikasi Persentase IQ MA

Cacat berat/ldiosi V 1 % •0- 25 0 - 3 th.Cacat agak berat/lmbesil \ 2 a '/a

25 - 50 3 - 8 th.Cacat ringan/Debil Lamban belajar/Slow - learner \20-25%

50 - 75 8 - 12 th.75- 85

Rara-rata/Average/Normal 50 } 55% 90 - 110 MA - CA

Rapid Learning/Superior /20-25% 110-125 MA > CA

Gifted/Very Superior / 2% 125-140 M \ > CAGenius/Very Superior j 1 % 140 - 200 MA > CA

Bagan di atas menunjukkan letak kedudukan tingkat inteli­gensi golongan Supernormal. Mereka memiliki jumlah IQ di atas normal sekitar lebih kurang 1 10 — 200.

Untuk mengetahui inteligensi tiap-tiap anak, dapat ditemu- kan melalui tes inteligensi. Pernyataan hasil tes inteligensi tidak selalu dinyatakan dalam bentuk angka inteligensi tetapi ada yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk tingkat (grade) serta Percentil Point (PP) seperti pada alat tes SPM.a. Arti Supernormal.

Menurut Prof. Drs. S. Woyowasito, $uper arti nya lebih dari atau atas. Normal arti nya bjascL-fadT yang dimaksud Supernormal yaitu suatu tingkatan d i atas norma], Sedang maksud Anak Supernormal ialah anak yang memiliki inteligensi di atas anak-anak Normal. Patokan yang menentukan batasan Anak Supernormal se- bagaimana tersebut di atas adalah bergantung pada angka IQ (± 110 — 200). Untuk lebih jelasnya perlu kiranya di- terangkan apa yang dimaksud dengan IQ itu sendiri sehu- bungan dengan batasan IQ Anak Supernormal itu khususnya dan juga untuk klasifikasi normal serta di bawah normal pada umumnya.

Page 38: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

b. Arti IQ (Intelligence Quotient) :Menurut W. Stern IQ adalah indeks dari pada derajat inte­ligensi seseorang.Sedang menurut James D. Page PQ adalah ukuran kecer­dasan seseorang yang diperoleh dengan membagi umur mental individu dengan umur kronologi.Maka dapat disimpulkan bahwa IQ adalah angka atau indeks yang rnenunjukkan kecerdasan seseorang. IQ me- nunjukkan kecerdasan seseorang pada rata-rata tingkat umurnya, maksudnya seseorang dikatakan memiliki IQ yang tinggi (cerdas) adalah dibandingkan dengan rata-rata anak pada umurnya. Demikian pula sebaliknya anak dikata­kan memiliki IQ rendah (bodoh) adalah dalam taraf per- bandingan dengan rata-rata anak pada umur yang sama.

Rumus menghitung IQ :

Umur Mental Mental Age (MA) MARatio IQ : — -----— -----atau ---------------- = ----

Umur sebenarnya Chronological CAAge (CA)

MARumus menghitung IQ yaitu IQ = --- x 100

CA

Yang dimaksud dengan Mental Age adalah Umur Mental yaitu tingkat kecerdasan seseorang pada tingkat umur krono­logi tertentu yang ditunjukkan oleh aktivitas mentalnya.

Umur mental ini dapat diketahui dengan melihat hasil individu yang bersangkutan setelah dites dengan tes inteligensi. Contoh mencari IQ :

1. Si A berumur 12 tahun. Hasil tes MA nya 1 2.

12maka IQ si A = — x 100 = 100

12

2. Si B berumur 15 tahun. Hasil tes MA nya 9.

9Maka IQ si B = — x 100 - 60

26

Page 39: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

3. Si C berumur 1 2 tahun. Hasil tes MA nya : 1 5.

15Maka IQ si C = — x 1 00 = 125

12

Hasil penelitian di Amerika rnenunjukkan bahwa dari sam­ple 1000 orang anak berbagai lapisan masyarakat rnenunjukkan bahwa sebagian besar dari anak-anak memiliki mental Age yang hampir sama dengan umur kronologinya atau dengan perkataan lain sebagian besar dari anak-anak me mi I i ki IQ sekitar 1 00 (lihat diagram di atas).

c. Hubungan IQ dengan Batasan Umur.Di atas telah dikatakan bahwa IQ seseorang adalah angka yang rnenunjukkan hasil tes IQ pada saat tertentu kalau di- bandingkan dengan anak-anak sebayanya.IQ seseorang bersifat relatif dan berubah-ubah karena de­ngan alat tes yang berbeda-beda akan dihasilkan IQ yang berbeda-beda pula.IQ adalah sesuatu yang sangat peka (sensitif) baik terhadap kondisi intern individu maupun di luar individu. Maka IQ seseorang adalah hal yang sangat dipengaruhi, oleh kon­disi yang berasal dari dalam maupun dari luar individu.

Pengaruh yang berasal dari dalam adalah keadaan kondisi mental dan pisik individu itu sendiri sedang yang datang dari luar individu yaitu keadaan kondisi seperti: sikap pengetes- nya, alat tesnya, keadaan udara, penerangan dan lain-lain- nya, yang dapat mempengaruhi jalannya pengetesan.

IQ seseorang dapat berubah, pada kondisi yang ideal se­seorang dapat mencapai IQ yang optimal, sebaliknya pada kondisi yang paling kurang menguntungkan dapat mempe­ngaruhi menyebabkan memperoleh IQ yang minimal.

Batasan Umur dengan IQ :

James D. Page mengatakan bahwa seseorang dapat memper­oleh IQ paling optimal pada umur 15 tahun. Pada umur ini- lah dapat dipakai sebagai standard pengukuran IQ. untuk

27

Page 40: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

orang-orang dewasa (adult).Sedangkan Terman berpendapat bahwa IQ yang tertinggi dapat dicapai anak pada umur 16 tahun. Pada saat inilah seseorang dapat mencapai optimal IQ yang diperoleh selama hayatnya. Di atas umur tersebut kecil sekali kemungkinan dapat memperoleh IQ yang lebih tinggi dari pada IQ yang diperolehnya pada umur 16 tahun.A h li lain Bayiey mengatakan bahwa puncak IQ seseorang dapat diperoleh pada saat umur 25 - 30 tahun.Hubungan IQ dengan Sekolah dan Jabatan :

Henry Clay Lindgren mengatakan bahwa IQ seseorang me­rupakan ’’academic aptitude” , yang berarti bahwa tingginya IQ seseorang merupakan syarat pokok bagi berhasilnya studi orang tersebut.Noyes and Kolb menyatakan bahwa untuk dapat menye­lesaikan suatu tingkat pendidikan dibutuhkan persyaratan IQ sebagai berikut :

I.Q. Tingkat Pendidikan80 — 90 Sekolah Dasar90 — 110 Sekolah Menengah

11 0 — ke atas Perguruan Tinggi.

Adanya berbagai macam jabatan ternyata juga memerlu­kan batasan tingkat kecerdasan yang tercermin dalam IQ. Hal ini terbukti dalam suatu penelitian di Amerika yang di­iakukan oleh sekelompok Sarjana Psikologi. Mereka me­lakukan pengukuran IQ terhadap orang-orang dari berbagai jabatan yang hasilnya adalah sebagai berikut :

Jabatan / Profesi : IQ1. Tenaga ahli 1502. Tenaga teknikal dan pelaksana 1303. Highly Skilled, clerical 1204. Skilled 1105. Semi skilled 1006. Unskilled 90

28

Page 41: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

7. Casual8. Institutional

8060

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi tenaga ahli dibutuhkan IQ minimal 150. Namun perlu kita ketahui bahwa IQ bukan merupakan syarat satu- satunya untuk bcrhasilnya seseorang dalam suatu jabatan. Untuk dapat menduduki suatu jabatan di samping syarat IQ juga diperlukan pula syarat yang lain, seperti kemasakan sosial, ketenangan emosi, keseimbangan mental dan lain- lainnya.

2. Klasifikasi Anak SupernormalDalam kelompok anak yang tergolong Supernormal, berda­

sarkan tingkat tingginya inteligensi terbagi atas beberapa macam klasifikasi yang menurut para ahli antara satu dengan lainnya mempunyai pendapat yang berbeda-beda antara lain menurut:

a. Robert S. Woodwort & Donalt C. Marquis membagi jenjang Anak Supernormal sebagai berikut:

b. Baker mengklasifikasikan Anak Supernormal menjadi 3 golongan yaitu:

I Q140 — ke atas

Klasifi kasiGeniusVery Superior Very Superior Superior

Persentase

130-139 120 - 129 110-119

1%2%8%

16%

IQ Klasifikasi Persentase

140 -200 125-140 110-125

GeniusGiftedRapid

1%2%

20-25%

29

Page 42: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

c. Gauss (sebaran nilai IQ menurut kurve normal Gauss)

d.

I Q Klasifikasi Kemampuan Frekuensi

Di atas 139 Sangat menonjolnisbi (%)

11120-139 Menonjol 11110-119 Di atas biasa 189 0 -1 0 9 Biasa (rata-rata) 468 0 - 89 Di bawah biasa 157 6 - 79 Batas terbelakang 6

Di bawah 70 Terbelakang mental 3

Stanford Binet

1 Q Klasifikasi

100

140-169 Very Superior120-139 Superior110-119 High Average

Terman

1 Q Klasifikasi

140 — Above 120 - 140 110 - 120

f. Wechsler

IQ

1 30 - 200 120 - 129 110-119

Near Genius or Genius Very Superior Intelligence Superior Intelligence

Klasifikasi

GeniusSangat pandai Pandai

g. J.C. Raven

Grade I PP 95 — (Intellectually Superior)

30

Page 43: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Grade II + PP90 (Definitely Above AverageGrade II PP 75 in Intellectual Capacity)

Dari beberapa klasifikasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata yang tergolong Anak Supernormal adalah anak- anak yang memiliki tingkat inteligensi di atas 110 atau bila menurut J.C. Raven berada pada Grade I dan Grade II + serta Grade II dengan PP (Percentil Point) 75 ke atas.

3. Batasan Arti Anak Genius, Gifted dan Superior,a. Batasan (Definisi) Anak Genius.

Sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat tentang siapa- kah sebenarnya yang termasuk Anak Genius. Dalam buku ’’Pendidikan bagi Anak Genius” Sri Rumini mengemukakan beberapa contoh pendapat tersebut antara lain sebagai berikut:1). Orang awam banyak yang berpendapat, bahwa semua

anak yang cerdas, cerlang, berkemampuan tinggi adalah tergolong Genius.Bahkan ada yang berpendapat kalau seorang anak itu nakal atau menunjukkan sikap yang eksntrik tentu Genius. Pendapat ini jelas salah!

2). Ada yang menyamakan dengan Talented. (Berbakat).31. Ada yang menyamakan dengan Gifted atau Highly

Gifted.4). Flieger dalam karangannya menyebutkan dengan ’’The

highest level of intelligence” (170.IQ and above).5). Terman berpendapat batasan IQ Anak Genius 140

( ’’Encyclopaedia Britanica” volum 8 halaman 103).6). Robert Woodworth dalam buku ’’Psychology” berpen­

dapat bahwa Anak Genius adalah anak yang memiliki IQ di atas 140.

7). Prof. Hollingworth berpendapat anak-sudah berhak disebut Genius kalau IQ-nya lebih dari 180.

8). Nelson B. Henry dalam buku yang dikumpulkan me- nyatakan bahwa orang dengan IQ 200 masih dikatago- rikan dengan Gifted, belum termasuk Genius.

31

Page 44: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Ini dinyatakan dalam tulisannya:’’Gifted Children are not a homogeneous group De­pending upon the cut point, their IQ ’s may range from 120 to over 200” .

9). Nelson B. Henry juga masih bimbang mengenai hu­bungan antara Genius dengan Talent. Ini terbukti da­lam kalimat yang berbunyi sebagai berikut:’’The relation between talentand genius isstill unclear” .

10). Dalam ’’The Wood Book Encyclopaedia ’’Volume 8, halaman 87 dinyatakan kalau genius dipandang dari psychology adalah seseorang dengan IQ 140 atau lebih.

11). Ruth Strung mempunyai pendapat lain lagi terhadap para genius. Menurut dia: kata Genius, sering-sering diterapkan kepada individu yang mempunyai kapasitas istimewa (luar biasa) dan mampu menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya (mutunya). Jadi titik beratnya pada hasil Ciptaannya, tidak hanya pada ting- katan inteligensinya.

12). Baker juga mengakui, kalau belum ada keseragaman mengenai siapa sebenarnya yang disebut Genius, siapa yang Gifted, la berpendapat:Definitions of the gifted are always troublesome sin ce there are many different interpretations, as illus trated by ’’genius” ’’special talent,” intelligence quotients of 200 or higher, the highest one or two percent, etc.

(39,1974 : 2-4)

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa: Anak Genius adalah anak yang luar biasa cerdasnya sehing­ga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Bila diukur dengan tes inteligensi, IQ mereka paling rendah 140 sedang yang paling tinggi dapat mencapai 200 lebih. Jumlah Anak Genius ± 1 — 2% dari populasi penduduk.

Batasan Anak Gifted.Anak Gifted memiliki tingkat kecerdasan tinggi yang bila di­ukur dengan tes inteligensi, IQ mereka ± 125 — 140.Tingkat Gifted berada di bawah tingkat Genius dan di atas tingkat Superior.Sebagaimana pada batasan Anak Genius, batas Anak Gifted-

Page 45: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

pun berbeda-beda antara ahli satu dengan ahli lainnya, na- mun dari ketrcfakseragaman itu dapat ditarik kesimpulan, kebanyakan cenderung berpendapat batasan IQ Anak Gifted minimal ± 130.Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa definisi yang di­kemukakan para ahli pada umumnya memberi batasan se­bagai berikut:’’Gifted adalah suatu terminologi bagi individu yang mem­punyai IQ atau tingkat kecerdasan yang lebih dari normal yaitu IQ-nya antara 120—140.Di samping itu mempunyai pula bakat yang istimewa atau menonjol antara lain berbakat dalam seni musik, drama, keterampilan dan keahlian dalam memimpin masyarakat.”

c. Batasan Anak Superior.Sesuai pada bagan penyebaran IQ Anak Superior mendu­duki batas IQ ± 110 — 125, merupakan golongan Anak Su­pernormal yang paling bawah.Anak Superior dapat didefinisikan sebagai: Anak cerdas yang memiliki IQ ± 110 - 125. Sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

C. Karakteristik Anak Supernormal.Dalam klasifikasi penjenjangan Anak Supernormal pada

garis besarnya para ahli cenderung membagi menjadi 3 golongan yaitu: Genius, Gifted, dan Superior berdasarkan tingkat tinggi- nya inteligensi. Dengan adanya perbedaan tingkat inteligensi menimbulkan pula adanya perbedaan sifat dari tiap-tiap tingkat tersebut.

Untuk memperjelas perbedaan kelompok Anak Supernor­mal (Genius — Geifted — Superior). Di bawah ini kami kemu- kakan bagaimana gambaran mereka masing-masing secara ter- perinci menurut para ahli.1. Karakteristik Anak Genius (IQ ± 140 - 200).

SCU Munandar dalam buku ’’Laporan Penataran Guru Anak Berbakat ’’mengemukakan pendapat Renzulli bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang adalah pada hakikat-

33

Page 46: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

nya adalah 3 (tiga) cluster ciri-ciri yaitu:

1. kemampuan di atas rata-rata (above average)

2. kreativitas (creativity)3. tanggungjawab terhadap tugas

(task commitment)

Berdasarkan pola tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menentukan keberbakatan ialah interaksi antara ketiga cluster tersebut yaitu No. 4.Setiap cluster mempunyai peran yang sama-sama menentu­kan, jadi bukan kemampuan di atas rata-rata saja, tetapi kreativitas dar: tanggungjawab atau pengikatan diri terha­dap tugaj sama pentingnya yaitu:

: ialah bidang-bidang kemampuan umum yang biasanya diukur deng­an tes inteligensi,prestasi, aptitude dan tes kemampuan mental primer.

: meliputi ciri-ciri aptitude (kelan- caran, fleksibelitas dan originali- tas dalam berpikir) maupun ciri- ciri aptitude seperti pelibatan diri sepenuhnya untuk mencipta se­suatu.

: yaitu semangat dan pengikatan di­ri sepenuhnya untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas.

(4, 1983 : 5-6).Anak Genius atau dengan sebutan ’’Gifted Talented” me­miliki potensial yang tinggi sekali dalam prestasi belajar dan penonjolan kemampuan yang luar biasa pada suatu bidang tertentu.

1. Kemampuan Umum

2. Kreativitas

3. Pengikatan diri ter­hadap tugas

34

Page 47: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Bakat-bakat kecerdasan tersebut baik sebagai potensi ma pun yang sudah terwujud meiiputi antara lain:

kemampuan intelektual umum - kemampuan akademik khusus

- kemampuan berpikir kreatif produktif- kemampuan dalam salah satu bidang sen:- kemampuan psikomotor (kinestetik)- kemampuan psikososial atau bakat kepemimpinan.

(4, 1983 : 4).

Ciri-ciri Anak Genius (Gifted Talented) sesuai dengan kon­sep multi dimensional maka ciri-ciri mereka juga aneka ra- gam bergantung tingkat inteligensi dan bakat talent mereka masing-masing secara individual yang antara seorang dengan lainnya tidak sama.Tetapi ada kecendei ungan atau ciri-ciri umum yang sama pada mereka, terutama pada ciri-ciri penonjolan inteligensi- nya.Ciri-ciri Anak Genius mempunyai dua macam sifat yaitu positif dan negatif.Mereka mempunyai kekuatan dan kelemahan.Jadi yang ada adalah keccnderungan-kecenderungan terten­tu yang dalam lingkungan yang baik berkembang menjadi ciri-ciri yang positif, sedangkan dalam lingkungan yang ti­dak menguntungkan akan berkembang menjadi ciri-ciri yang negatif.Menurut Seagoe (Martinson, 1974) menunjukkan bahwa ciri-ciri tertentu dari Anak Gifted Talented dapat atau mungkin mengakibatkan timbulnya masalah-masalah ter­tentu seperti:1. Kemampuan berpikir kritis dapat mengarah ke sikap skep-

tis dan sikap kritis terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

2. Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal baru dapat menyebabkan Anak Genius tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas-tugas rutin.

35

Page 48: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

3. Perilaku ulet dan terarah pada tujuan yangsering nampak pada Anak Genius dapat menjurus ke keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.

4. Juga kepekaan dari Anak Genius dapat mudah membuat- nya mudah tersinggung atau peka terhadap kritik orang lain.

5. Semangatnya yang tinggi, kesiagaan mentalnya dan ini- siatifnya dapat membuatnya kurang sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatan atau kurang nampak ke­majuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

6. Dengan kemampuan dan minatnya yang aneka ragam, Anak Genius membutuhkan fleksibeiitas serta dukungan untuk dapat menjajagi dan mengembangkan minat-mi- natnya.

7. Keinginan Anak Genius untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, kebutuhannya akan kebebasan, dapat menim- bulkan konflik karena tidak mudah konform (tunduk) terhadap tekanan dari orang tua tadi atau dari teman sebaya.la juga dapat merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

(4, 1983 : 8)

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas ditarik kesimpulan bahwa karaktertistik Anak Genius disamping sifat-sifat yang sangat berbakat positif juga terdapat sifat- sifat negatif. Sifat negatif ini adalah bersumber dari emosi- nya.Untuk jelasnya di bawah ini akan diuraikan bagaimana tentang:a. Sifat-sifat positif Anak Geniusb. Sifat-sifat negatif Anak Geniusc. Keadaan Emosi Anak Genius.

a. Sifat-sifat positif Anak Genius.1) Memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dan mampu

menciptakan hasil karya yang bermutu.2) Daya abstraksinya baik sekali.3) Kaya dengan ide-ide, konsep pemikiran imaginatif

36

Page 49: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

4) Cara berpikir yang logis, kritis, obyektif5) Suka analisa, menguraikan berdasarkan sebab akibat6) Pandai evaluasi (evaluator yang kritis)7) Sangat kreatif8) Senang belajar dan bekerja secara mandiri9) Peka dan tanggap dalam melihat sesuatu

10) Serba ingin tahu11) Bertindak cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas

pekerjaan12) Senang mencoba (eksperimen)13) Senang meneliti14) Senang dan mampu memecahkan masalah (problem

solving)1 5) Dapat cepat mengambil kesimpulan16) Perkembangan kecakapan dimulai pada waktu umur

masih sangat muda17) Jujur, korektif18) Spontan19) Senang mengeritik dengan obyektif20) Tidak mudah percaya segala sesuatu berdasarkan per-

timbangan pikir21) Senang membuktikan kebenaran sesuatu22) Walaupun para genius mempunyai keunggulan yang

tersebar dalam segala bidang tetapi lebih banyak yang berkarakteristik menghasilkan ilmu daripada inspirasi artistik

23) Memiliki penonjolan yang luar biasa pada suatu bidang tertentu (talent)

24) Dan Iain-lain sifat positif yang ada pada Anak Genius.

b. Sifat-sifat Negatif Anak Genius.1) Cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois)2) Temperamennya tinggi cepat bereaksi (emosional)3) Tidak mudah bergaul (asosial)4) Sukar menyesuaikan diri dengan orang lain (intoleran)5) Perkembangan pribadinya tidak seimbang (immatu­

rity)

37

Page 50: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

6) Senang menyendiri, sibuk melakukan penelitian dan percobaan-percobaan sehingga lupa diri akan tugas sehari-hari (isolasi)

7) Sering melakukan hal-hal yang tidak umum karena kacau pikirannya (eksentrik)

8) Tak mudah menerima pendapat orang lain9) Sering melakukan tindakan-tindakan yang melampaui

batas (ekstrim)10) Perkembangan mentalnya sering tidak terarah, banyak

yang memiliki pribadi yang kurang baik rasa cemas, tak tahu arah kemana langkah-langkah yang harus di- laluinya lebih-lebih Genius yang IQ-nya mendekati 200. £ *

Dan Iain-lain.

c. Keadaan Emosi Anak Genius.Mengenai emosi Anak Genius banyak para ahli yang menge-mukakan pendapatnya antara lain dari: Lange Eichbaum,Ruth Strung, Paul Witty, Terman dan lain-lainnya.Bagaimana pendapat mereka tentang keadaan emosi AnakGenius, oleh Sri Rumini dikemukakan sebagai berikut:1) Lange Eichbaun pada penyelidikannya terhadap 78 Anak

Genius, memperoleh hasil sebagai berikut:37% kelainan jiwa 46% ternyata psychopath 10% psychopath ringan

7% normal2) Ruth Strung berpendapat sebagai berikut: Sensitivity ex­

treme itu perlu bagi para Genius untuk menciptakan se­suatu yang sangat tinggi nilainya. Hal inilah yang menye- babkan mereka eksentrik dan sangat mudah terpengaruh oleh gangguan emosional.

3) Paul W itty dalam penyelidikannya dapat diambil kesim- pulan: bahwa para Genius perkembangan personalitinya kurang baik. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:a) Orang-orang dengan IQ 125 — 155: Sikap sosialnya

baik, berhasil dalam masyarakat, dapat menjadi pe- mimpin yang berhasil (sukses) serta dapat mengatur

38

Page 51: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

hidupnya dengan efisien, dapat bergaul saling meng- hargai dengan penuh pengertian.

b) Orang-orang dengan IQ 160: mempunyai kesempatan kecil sekali untuk menjadi seorang pemimpin. yang populair.Memang ada beberapa orang yang berhasil tetapi se- telah mereka mengikuti pendidikan di sekolah khusus yang muridnya rata-rata mempunyai IQ 1 64.

c) Pada orang-orang dengan IQ 170 ke atas: tindakan mereka sudah sulit dimengerti oleh orang umum. Mereka lebih senang menyendiri daripada berpartisi- pasi dalam aktivitas dengan teman-temannya.Mereka lebih senang mengisi waktu dalam kesunyian dengan cara memecahkan problem-problem ilmiah, mengadakan eksperimen, menciptakan sesuatu dan seoagainya.

4)Term an mengatakan bahwa anak-anak dengan IQ 180 atau lebih, mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosial dan immaturity (tidak masak) dalam emosi. Tegasnya dapatlah dinyatakan di sini bahwa berdasar­kan penyelidikan para ahli, para Genius mengalami ke- kacauan mental (mental disorders).Lebih-lebih dengan IQ yang sangat tinggi (200 ke atas), maka makin tinggi IQ-nya makin susah bergaul dengan masyarakat.

(39, 1974 : 5-6).

2. Karakteristik Anak Gifted. (IQ ± : 125 — 140)Dapat dibayangkan, bahwa individu Anak Gifted pada da-

sarnya akan menunjukkan intektualita superior, baik secara terpisah maupun merupakan kombinasi dengan bakat (ta­lent) dalam bidang seperti misalnya arti musik, kepemim- pinan sosial (sosial leadership) ketrampilan mekanik, bahasa asing, matematika, drama dan tulisan kreatif.

a. Sifat-sifat Anak Gifted di Bidang Sains.Flieger dalam karangannya menyebutkan ciri-ciri Anak

Gifted di bidang Science adalah sebagai berikut:1) Mempunyai perhatian terhadap Science pada waktu masih

39

Page 52: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

pra-sekolah.2)Serba ingin tahu apa yang menyebabkan benda-benda be-

kerja (what makes things work).3) Kemampuan untuk mengerti ide-ide abstrak pada usia

masih muda.4) Mempunyai imajinasi kuat akan benda-benda ilmiah.5) Senang akan koleksi.6) Banyak dorongan kemauan bekerja pada proyek ilmu pe­

ngetahuan untuk jangka waktu yang lama dan banyak rintangan.

7) Memiliki daya kemampuan yang tinggi di bidang membaca.8) Memiliki daya kemampuan yang tinggi di bidang Matema­

tika.9) Kemampuan luar biasa untuk mengungkapkan ide-ide

tentang science.10) Inteligensinya tinggi. IQ — 1 20 atau lebih.11)Cenderung berpikir secara kuantitatif menggunakan angka-

angka untuk membantu menyatakan ide-ide.12) Kemauan untuk menguasai nama-nama dari obyek-obyek

ilmiah.13) Kemauan untuk aktif dan berprestasi dalam olahraga.14)Cenderung bercerita-tentang ilmu pengetahuan termasuk

menulis tentang ’’science fiction” .15) Kreativitas dalam proyek-proyek ilmu pengetahuan, ter­

masuk penulisannya.16) Rasa tidak puas yang beralasan, yang bagi anak-anak lain

cukup puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.17) Tidak mau menerima keterangan-keterangan tentang hal-

hal ilmiah jika tanpa bukti.1 8) Daya ingat luar biasa akan hal-ikhwal.19) Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu

40

Page 53: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

lama.20) Kemampuan menggeneralisasikan hal-ikhwal yang sepcrti-

nya tak ada hubungannya.21) Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-

macam unsur dalam satu situasi tertentu.

b. Karakteristik Pribadi Anak Gifted.Paul F. Brandwein dalam bukunya ’’The Gifted Student as

Future Scientist” mengatakan bahwa Anak Gifted dibanding dengan Anak Normal lebih pendiam, lebih tepekur (reflective), lebih mawas diri (inward looking) singkatnya mereka pada umumnya menunjukkan kecenderungan melebihi Anak Normal.

Sifat-sifat Anak Gifted menurut Paul Brandwein meiiputi:

1) Di luar sekolah, kebanyakan cenderung pada olahraga yang sifatnya individual: tenis, sepeda, main anggar, berjalan.

2) Sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca dan aktivitas intelektual lainnya, pekerjaan rumah, mendengar musik, kelompok kegiatan sekolah dan sebagainya.

3) Sebagian besar waktunya digunakan dalam proyek-proyek individual yang dirintis sendiri: astronomi radio, koleksi prangko, belajar bahasa asing.

4) Cenderung pada musik klasik, catur, bridge dan membaca secara serius terhadap bahasa-bahasa klasik, mengerjakan teka-teki silang.

5) Cenderung membaca majalah serius.6) Cenderung jarang pergi ke gedung bioskop, lebih suka ke

teater.7) Di sekolah lebih aktif dalam diskusi.8) Kebanyakan membeli buku untuk perpustakaan pribadi.9) Flampir tidak pernah mendapat kesulitan dengan para guru

atau problem kedisiplinan di sekolah.10) Flampir semua orang tuanya mempunyai Pendidikan tinggi.

41

Page 54: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

3. Karakteristik Anak Superior (IQ ± 110 -125)Silat Anak-anak Superior menurut Baker sebagai berikut:a.Mulai dapat berbicara lebih awal dari anak normal.b. Menunjukkan beberapa kemampuan khusus dalam meng-

gabungkan kata-kata untuk menyampaikan jalan pikiran- nya.

c. Memulai sekolah pada umut yang sama sebagai rata-rata anak.

d. Dapat sedikit membaca sebelum mulai sckolahnya.c. Tidak mengalami kegagalan selama masa sekolah.f. Di sekolah ia dapat mengerjakan pekerjaannya dengan

mudah dan memberi kesan iaakan berhasil tanpa banyak usaha.

g. la mendapat perhatian dari teman-temannya dan menjadi pemimpin dalam gerakan siswa, publikasi, sekolah dan sebagainya.

h. Menunjukkan inisiatif dalam hal-hal di luar sekolah.i. Tertarik pada atletik atau musik.j. Tertarik melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan dalam

beberapa hal menunjukkan rata-rata atau sedikit di atas rata-rata.

k. Sesudah tamat dari Perguruan Tinggi perhatiannya mem­bimbing masuk ke beberapa profesi, kemajuan yang diperolehnya akan sangat pesat walaupun individu su­perior ini memulai agak lambat, lebih-lebih jika ia men- pat persyaratan pribadi yang diperlukan.

I. Perhatian terhadap bacaan luas.(5, 1953 : 103)

Dari uraian mengenai tiap-tiap sifat tiap-tiap tingkat ter­sebut dapat d itarik kesimpuian bahwa sifat anak supernormal ialah:

a. Memiliki inteligensi di atas normal.b. Makin tinggi IQ-nya makin baik daya abstraksinya.c. Berpikir secara logis, kritis, rasional dan kreatif.d. Perkembangan mentalnya lebih cepat dari umur kalender.

42

Page 55: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

e. Lingkungan sangat berperan pada pcrkembangannya.f. Mempunyai prestasi yang tinggi, baik dalam sekolah* mau­

pun di luar sekolah.g. Menunjukkan kemampuan khusus di atas rata-rata anak

normal.h. Sebagian besar waktu digunakan untuk proyek individual

yang banyak menggunakan faktor inteligensi.i. Perhatian terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pri­

badi.j. Tidak pernah mendapat kesulitan dari pelajaran di Sekolah. k. Perkembangan pisik, psikis, dan bahasanya lebih pesat dari

pada anak normal.

4. Prestasi Belajar Anak Supernormal,

a. Prestasi Belajar.Yang dimaksud dengan Prestasi Belajar adalah hasil dari

pengukuran serta penilaian usaha belajar.Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan,

selalu diikuti oleh pengukuran dan penilaian demikian pula halnya di dalam proses belajar.

Dengan mengetahui prestasi belajar anak, kita dapat me­ngetahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak ter­masuk kelompok anak pandai, sedang atau kurang. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun sim- bul dan pada tiap-tiap periode tertentu, misalnya tiap catur wulan atau semester, hasil prestasi belajar anak dinyatakan dalam buka rapot.

Jadi yang dimaksudkan prestasi belajar di sini adalah: pe­nilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat men- cerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

b. Prestasi Belajar Anak Supernormal.Berdasarkan uraian yang sangat terperinci mengenai ciri-

ciri Anak Supernormal dapat digambarkan mereka adalah

43

Page 56: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

anak yang memiliki kemampuan berpikir yang tinggi. Ini berarti bahwa dalam menyelesaikan tugas pelajaran di se­kolah Anak Supernormal akan dapat mengerjakannya dengan cepat dan tepat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Bagaimana gambaran prestasi Anak Super akan terli- hat pada nilai hasil belajarnya di samping hasil karya ciptaan mereka yang berasal dari bakat masing-masing. Untuk mengenai bagaimana keistimewaan Anak Super yang tergolong Genius, di bawah ini kami ketengahkan beberapa contoh anak yang luar biasa kecerdasannya.

D. Beberapa Contoh Anak Supernormal. Yang tergolongGeniusDi bawah ini dikemukakan 3 buah contoh Anak Supernor­

mal yang tergolong Genius dengan IQ ± 200, ini berarti me­reka menduduki batas IQ yang tertinggi.

Sebagaimana telah diuraikan dalam Karakteristik Anak Genius bahwa anak Genius yang memiliki IQ ± 200 di samping mereka itu menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dengan hasil ciptaan yang sangat mengagumkan namun justru dengan kemampuan mental yang tinggi sekali itu mereka akan meng­alami kekacauan mental, tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat, hidupnya tidak berhasil. Demikianlah ke- nyataan yang dialami oleh William Sidis dan Yoseph Hall yang ceritanya akan diuraikan nanti.

Namun Anak Genius tidak selalu mengalami kegagalan hidup, ternyata tokoh Genius dari Negara kita Indonesia hidup­nya sangat sukses. Dengan keunggulan inteligensinya ia dapat menunjukkan hasil ciptaannya yang luar biasa, itulah Prof. Dr. Ing. Baharudin Yusuf Habibie yang kini menjabat Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang riwayat hidupnya dapat pembaca ikuti di bawah ini.

1. William Sidis: Genius (IQ. ± 200)6 bulan : Sudah dapat membedakan abjad 2 tahun : Sudah dapat membaca buku pelajaran SM

44

Page 57: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

4 tahun : Ayahnya memerintahkan membuat 2 karangan500 kata, dengan bahasa Inggris dan Perancis.

5 tahun : Menulis sebuah karya ilmiah yang mendalammengenai anatomi.Ayahnya, Prof. Boris Sidis membawa karangan itu ke Un. Harvard.

William Sidis makin cemerlang yaitu mengemukakan me­tode baru yang dapat menentukan pada hari apakah suatu tanggal tertentu akan jatuh.(Para cendekiawan menentukan bahwa imetode' ini berlaku un­tuk waktu 1000 tahun yang akan datang).

10 tahun : Menulis buku pelajaran llmu ukur dalam baha­sa Yunani.

11 tahun : Menjadi Mahasiswa Harvard.

Puncak dariacara pema- 14 tahun : William Sidis memberi kuliah tentangsukan men - " Dimensi 4 ” kepada para sarjanatal Angkatan 1921.

Ketika ia mengakhiri ceramahnya de­ngan diiringi tepukan tangan hadirin, mendengunglah tertawa genius muda itu tertawa histeris yang tak terkendalikan.

Boris Sidis dengan semboyan ’’persetan dengan lagu kanak- kanak” telah ’’nyekoki” anaknya sejak umur 6 bulan huruf-hu/uf abjad dan disusul dengan buku-buku pelajaran: llm uBumi, llm u Ukur, llm u tubuh manusia, Bahasa Yunani.

— Melarang anaknya berkawan.— Memperkembangkan mental anaknya secara paksa.

(otak mau diperkembangkan seperti otot).8 tahun : William Sidis mempunyai kebiasaan yang aneh, sering tertawa terkekeh-kekeh pada saat yang tidak tepat.

— Ini merupakan reaksi historis yang timbul pada waktu anak itu harus memecahkan problema mental yang amat berat.

45

Page 58: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tinggal lama di Sanatorium Porismouth Newhampshirc; kemudian kembali kc Harvard dan lulus dengan pujian.

— Lalu menjadi seorangguru di Houston.Disini menemukan kenyataan bahwa ia tak dapat bergaul dengan orang lain, dijauhi orang.

— Diiatuhi hukuman 18 tahun karena menghasut suatu keru- suhan Hari Buruh.Menghilang/memakai nama samaran/menjadi, pembantu di sebuah toko/23 dollar seminggu, diketemukan bekas teman ayahnya.

— Dari seorang Genius yang terkemuka menjadi pemuda mc- larat.Oleh kawan-kawannya ia didesak memberi ceramah me- ngenai kehidupan d i Mars, tetapi lebih dari 1 jam, ia dengan diselingi tertawa yang tak terkendalikan, ia mcnguraikan tentang :

— perubahan-perubahan kendaraan Umum nantinya.

Tahun 1944 di Brooklijn/asrama ia meninggal dunia karena pneumonia.William Sidis menolak untuk mene- rima uang ayahnya (karena ia menganggap ayah­nya sebagai orang yang telah menghancurkan hidupnya sebagai orang yang wajar).

2. Yoseph Hall. Anak laki-laki dari Yudy Hall di Palmtree North Carolina A.S. Seorang pemimpin band.14 bulan : mulai coret-coret tulisan huruf ABC.2 tahun : — sudah pandai menggambar kucing, binatang

lain.3 tahun : — membaca buku-buku bacaan pelajaran S M.

— mempelajari: — ruang angkasa.— elektronika.— menyusun soal-soal perta-

nyaan selama 1 menit.— tertarik permainan piano, belajar malam

sampai pagi.

46

Page 59: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

5 tahun : — mampu memainkan piano karya-karyaBeethoven, Mozart, disamping memainkan komposisinya sendiri.

— Seorang pi an ist/artis yang sudah dewasa (se­orang ahli llmu Jiwa meramal Yoeakan men­jadi seniman seagung Mozart, Beethoven atau juga seorang ahli llmu phisika Einstein).

— Seorang guru mengusulkan agar Yoe di kirim ke kota supaya dapat mengembangkan bakat lebih sempurna, tetapi ayahnya menolak ka­rena tahu bahwa Yoe menderita sakitleukemia (kangker darah) disamping umurnya masih terlalu kecil (6 tahun). Ayahnya merahasiakan penyakit itu, namun Yoe telah mengadakan dialog dengan Dr. Richard Patterson Kepala R.S. Kanker anak-anak di Winston Salem, yang merawatnya.

— Yoe lalu mempelajari Leukemia dan segala akibatnya ia yakin hidupnya tinggal sedikit lagi, sejak itu ia selalu ingin didampingi ibu- nya.

— Orang tuanya bingung bagaimana caranya menghibur anaknya agar tidak selalu memi- kirkan penyakitnya.

— Ayahnya repot mencari sekolah untuk Yoe (kepandaian anaknya umur 6 tahun = 20 ta­hun).

— Yoe ingin mempelajari Astronomi, ruang angkasa.

— Test IQ = ± 200 sama dengan Enstein dan Von Braun (ahli roket AS).

— ” lni hanya dapat terjadi 1 diantara sejuta anak, kata Richard Stahl, direktur Program A L B di Universitas. Apalachian. (kasus Yoe sesuai dengan teori bahwa anak genius ka­rena :

— keturunan

47

Page 60: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— anak tunggal— pcrkawinan I an jut.

Ayah Yoe (35 tahun).— Orang tuanya menghibur :

— membelikan 1 set buku kimia— piano baru.

— 6 tahun ia telah mahir main piano mengikuti ayahnya kalau sedang memimpin band.

— komposisinya yang berjudul ” 5000 mil di Ruang Angkasa” telah dimainkan dengan cemerlang.

— penyakit Yoe makin parah, badan semakin kurus. Hiburan satu-satunya hanya membaca: ayahnya menulis surat kepada beberapa instansi untuk meminjami buku.Dari Angkatan bersenjata meminjami 200 bu­ku, ini diganyang dalam 3 minggu.

— Wernher von Braun ahli roket AS (Maret 1975) mengirim buku ’’History of Rocketery and space Travel” . Ini dibaca (koreksi) ha- laman demi halaman. la menemukan teori yang salah ’’Kalau Saturn V dikendalikan de­ngan mesin J.2, ia tidak mungkin bisa me- ninggalkan bumi” . Demikian ralat Yoe pada Braun.Braun mengucapkan terima kasih atas ralat itu.

— 10 tahun Yoe makin memperhatikan ruang angkasa, ia mendirikan Laboratorium.

— la menulis keseluruhan instansi di dunia yang berwenang tentang ruang angkasa, minta la­poran kepada siapa saja yang pernah lihat pi- ring terbang. Surat-suratnya dapat tanggapan baik.

— la sempat pula main-main dengan 3 orang adiknya.

— main basebal dengan teman-teman sebaya-

48

Page 61: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

nya.— kemana pergi sclalu diikuti anjing kesa-

yangannya Poochi.— Akhirnya Yoe meninggal karena Leukemia

pada umur 1 0 tahun.

3. Tokoh Genius Prof. Dr. Ing. B.J. HabibieNama lengkapnya adalah Prof. Dr. Ing. Baharuddin Yusuf

Habibie, waktu mahasiswa nama panggilannya Rudy. Anak ini berasal dari Pare-pare Sulawesi Selatan dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1936, merupakan anak ke empat dari delapan ber- saudara. Yang mempunyai hoby berenang, sedang adik-adiknya senang berkelahi.Tahun 1954 — 1 955 masuk ke ITB Bandung.Kemudian melanjutkan ke Aachen Jerman Barat sampai lulus dengan nilai rata-rata 9,5 untuk bagian mesin dan konstruksi pesawat terbang.

Pengalaman ketika menjadi mahasiswa pernah membetul- kan soal yang diduganya salah. Sementara kawan-kawan se- angkatannya tidak tahu bahwa soal yang diberikan oleh Guru Besarnya sebenarnya salah. Dalam jawabannya Habibie menulis- kan bahwa soal tersebut salah, yang betul adalah bcgini. Jika begini soalnya maka jawabnya demikian. Dan ia telah mencipta- kan satu ’’metos” mahasiswa jenius di ncgara kita.Gelar Doktor Ing diraih di jerman dengan angka rata-rata 10, sedang tesisnya diselesaikan dengan judul tentang Konstruksi pesawat terbang.

Karirnya sungguh menakjubkan, secara berturut-turut men- duduki pos-pos terpenting di bidang pengembangan teknologi yaitu antara lain :

Dimulai waktu di luar negeri yaitu :a. Waktu d i luar negeri d i Aachen Jerman Barat be kerja se­

bagai Asisten dan ilmuwan.Peneliti pada Institut Konstruksi Ringan ’’Techniche Hochscule” .Hasii ciptaannya ialah :

49

Page 62: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— disain kapal selam laut dalam (deep see).— beberapa gerbong kereta api untuk Talbot.— ruangan bertekanan dan suhu tinggi.

b. Tahun 1966 - 1969Pernah diangkat sebagai Kepala Departemen bagian riset Messerschmitt Bolkow Blohm (M BB) untuk ilmu pengeta- huan dasar kekuatan rangka dan konstruksi.

c. Tahun 1969— 1973Kemudian diangkat menjadi Kepala metode-metode dan teknologi bagian pesawat terbang niaga dan angkutan mi- liter di MBB.

d. Tahun 1974Menduduki Wakil Presiden Direktur Penerapan Teknologi MBB.

e. Tahun 1978Dalam Kabinet Pembangunan Tiga, ia diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi oleh Presiden Suharto.

f. Tahun-tahun berikutnya sampai Sekarang Tahun 1983— Namanya semakin melonjak ketika Habibie menjabat

Dirut PT Nurtanio Indonesia (Aircraft Industry).— Juga masih sempat mengabdikan diri memimpin Ke­

lompok kecil Institut Aeronotika dan Astronotika Indonesia (IA A I) yang disetujui Presiden akhir Januari 1983.

— Mewakili Pertemuan 16 tokoh penerbangan Indonesia di Gedung BPPT Jakarta. Pertemuan ini menilai dan membahas kemajuan industri, ilmu dan teknologi Pener­bangan Indonesia seperti terlihat pada kesibukan PT Nurtanio yang merupakan ujung tombak Aeronotika Indonesia yang kian menderu.

g. Menerima Bintang Penghargaan (25 Mei 1983)Menteri Riset dan Teknologi yang merangkap Ketua

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini, memang banyak kiprah terutama yang menyangkut bidang ilmunya. Belum lama ini atas usaha-usahanya untuk mempererat

Page 63: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

hubungan Indonesia dengan Negeri Belanda, terutama di- bidang teknologi dan sains, Habibie memperoleh anugerah berupa ’’bintang penghargaan” dari Pemerintah Kerajaan Belanda.

Upacara berlangsung singkat, 25 Mei itu, melalui ka- lungan selempang Dubes Belanda untuk Indonesia, LH JB Van Gorkom, di kediaman Dubes Belanda tersebut. Selem­pang itulah bintang ’’Grootkruis in de Or de van Oranye- Nassau” . Hadir pula antara lain keluarga Habibie, para pe- jabat Kedubes Belanda dan beberapa pejabat Deparlu kita.

Barangkali kemunculannya sejak tahun 1978 dalam ja- batannya sebagai menteri negara, dunia teknologi menjadi sangat penting artinya. Modernisasi memang tak bisa dile- paskan dari hal itu. Teknologi telah menghunjamkan kuku- nya di negeri kita, bahkan sampai ke rumah-rumah di pe- losok desa.

h. September 1983Habibie telah membuktikan hasil ciptaannya selaku Dirut PT Nurtanio berhasil meluncurkan Pesawat Model CN—235 pada hari Sabtu 10 September 1983 belum lama ini. Ini merupakan langkah baru dalam dunia industri pesawat ter­bang. Diterangkan oleh Habibie bahwa dewasa ini PT Nurtanio Indonesia merupakan pemegang lisensi empat tipe helikopter Tipe NBO—105, tipe M BB — Kawasan BK - 117 berpenumpang 10 orang, tipe Bell — 412 berpenum- pang 15 orang buatan Bell Textron dan tipe Super Puma buatan Aerospatiale dari Perancis yang dapat mengangkut 24 orang penumpang.Kumputan Hasil Tulisannya

Dalam kiprahnya yang lain, Habibie telah menulis tak kurang dari 48 kertas kerj^ di berbagai tempat. Juga dalam komunikasi ilmiah, tulisanvtulisannya tersebar. Tetapi siapa tahu, wajah menteri Ristek Kita ini muncul dalam salah satu iklan majalah termahal di Indonesia.

Di rumahnya, berderet buku-buku tebal. Sehabis mandi pagi, sebelum berangkat ke kantor Habibie biasanya me-

51

Page 64: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

nyempatkan diri untuk membaca. Kegiatan yang bermula. dari sejak ia menjadi mahasiswa di Bandung masih berlanjut. Seorang ilmuwan memang tak bisa dilepaskan dari buku. Wajahnya selalu tampak berseri. Tetapi penuh dengan kon- sep-konsep pemikiran imaginative.

Demikian contoh beberapa tokoh Genius yang menun- jukkan bagaimana gambaran karirnya, William Sidis yang sangat luar biasa cerdasnya itu justru merasa kecewa dan dendam terhadap ayahnya Prof Boris Sidis. William Sidis menganggap bahwa kehancuran hidupnya bersumber dari ulah ayahnya yang sangat ambisi, sedini itu sejak bayi otak anaknya telah menjadi obyek pemuasan hatinya ingin me­ngembangkan otak seperti otot-ototnya saja. Ayahnya lupa bahwa William Sidis sebagaimana anak toh tetap anak yang ingin kenal dengan dunia kanak-kanaknya, namun ayahnya berkeras hati melarang anaknya bergaul dengan teman sebayanya sehingga William Sidis semakin terjauh dari sikap sosialisasinya. Sungguh sangat sayang sekali keunggulan otak William Sidis tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya karena pengarahan yang kurang bijaksana itu.

Nasib Yoseph Hall sangat tragis sayang sekali penyakit telah merenggut hidupnya pada umur 10 tahun, padahal kegeniusannya yang sangat luar biasa benar-benar menga- gumkan sekaliAyahnya telah melayani kebutuhan anaknya di segala bi- dang yaitu buku-buku Astronomi, kimia, laboratorium, musik dan sebagainya.Nampaknya bakat ayahnya sebagai pemimpin band me- nurun juga pada anaknya yaitu Yoseph Hall telah men- ciptakan beberapa komposisi yang dimainkan dengan ce- merlang. Kasus Yoseph Hall membuktikan bahwa disamping ’’kemasakan mentalnya” , ia tetap memiliki ” jiwa kanak- kanak” yang ditunjukkan bagaimana ia masih menyempat- kan diri bermain-main dengan teman sebayanya.

Tokoh Genius Prof Ur Ing B.J. Habibie adalah sebagai con­toh gambaran Genius yang berhasil, karirnya membubung

52

Page 65: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tinggi sampai diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi merangkap Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Tekno­logi. Ternyata seorang Genius yang pribadinya seimbang, tampak pada kemampuannya dibidang kepemimpinan sosial berhasil memimpin selaku Dirut PT Nurtanio dan jabatan lainnya. Bakat teknologinya sangat menonjol, sejak menjadi mahasiswa bakat teknologinya telah nampak pada judul tesisnya tentang konstruksi kapal terbang. Di luar negeri telah membawa nama harum tanah airnya, disana menunjukkan keunggulan otaknya dapat menciptakan disain selam laut, ruangan bertekanan dan suhu tinggi di samping memegang beberapa jabatan penting pada bidang teknologi. Jelas sekali Prof Dr Ing B.J. Habibie seorang Genius yang sempurna bakat intelektual maupun kepemim­pinan sosiainya dapat dirasakan bangsa dan negaranya.

53

Page 66: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB II!CARA M EN G ID EN T IF IK A S IK A N AN AK

SU PER N O R M A L

Kalau kita melihat kepada persentasc jumlah Anak Gifted dan Genius, memang kelihatannya rugi sekali memberi bimbing- an secara khusus untuk mencapai tujuan pendidikan khusus untuk Anak Super tersebut. Tetapi kalau kita melihat jumlah kongkritnya, maka jumlah Anak Super sebenarnya cukup ba­nyak untuk pulau Jawa saja jika diperhitungkan mungkin jum- lahnya ada ± 2% dari 80 juta penduduk atau ± 1.600.000 jiwa. Dapat dibayangkan untuk seluruh Indonesia tentu jauh lebih banyak. Maka jika sejak saat ini kita memperhatikan dan mem­beri pendidikan secara khusus bagi mereka, tidaklah akan sia- sia.

Banyak diharapkan tentu mereka kelak akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna bagi pembangunan negaranya. Andaikata setiap Anak Gifted dan Genius menyumbangkan ide-ide dari kecerlangan otaknya seperti penemuan-penemuan ilmiah dibidang teknologi, maka masyarakat dan negara akan merasakan manfaatnya. Jelas Anak Super dapat dijadikan modal yang sangat berharga bagi suatu bangsa. Mereka kita harapkan mampu menduduki tempat pimpinan dalam masyarakat di ber- bagai bidang kehidupan untuk masa depan untuk pembangunan negara yang membutuhkan tokoh-tokoh yang berbobot ke- mampuannya.

Untuk mengidentifikasi Anak Supernormal ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu oleh siapa dan bagaimana cara pengidentifikasian itu. Tentu saja yang paling tepat sebagai

54

Page 67: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

pengamat adalah Guru, dari Taman Kanak-kanak sampai ke Perguruan Tinggi, karena gurulah yang paling mampu mengenal anak didiknya. Semakin awal diidentifikasikan semakin baik yaitu melihat pembawaan sejak pada masa kanak-kanak, sehing­ga pengarahan dan bimbingan yang tepat segera dapat dilayani.

Data-data apa saja yang diperlukan untuk mengenal temu- kan Anak Super dapat dilakukan lewat observasi, angket, inter­view, dokumentasi, Studi kasus, tes dan sebagainya. Sedang sumber-sumber yang dapat memberikan informasi adalah ber- asal dari keluarga, sekolah dan teman-teman sebayanya atau pihak lain yang ada hubungannya, seperti perkumpulan orga- nisasi, pramuka, lembaga-lembaga tempat anak berkecimpung di dalamnya melakukan kegiatan.

Dari sumber-sumber itu seorang peneliti akan mendapatkan data-data Anak Super mengenai jasmani dan kejiwaannya, kapasitas intelektual serta kemampuan non intelektualnya. Instrumen untuk menyaring Anak Super harus benar-benar valid seperti angket, alat tes yang digunakan harus dapat diper- tanggungjawabkan disamping cara pelaksanaannya juga harus dilakukan oleh orang yang berwewenang pada bidangnya.

A. Langkah-langkah Metode Menemukan Anak SupernormalUsaha mencari Anak Supernormal yang dilakukan suatu

proyek penelitian membutuhkan persiapan-persiapan yang man- tap agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan tu­juan. Maka perlu dipertimbangkan antara lain mengenai :1. Metode yang digunakan untuk menemukan Anak Super­

normal.2. Alat (instrumen) apa saja yang dibutuhkan untuk men-

jaring (nominated) Anak Supernormal.3. Cara pelaksanaan kerja penelitian itu.4. Dan Iain-lain yang ada kaitannya dengan kepentingan pe­

nelitian itu.Ad. 1 .Metode yang digunakan untuk menemukan Anak Super­

normal seperti pada umumnya dalam penelitian me- liputi :

55

Page 68: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

a. Metode Penentuan Subyekb. Metode Pengumpulan Datac. Metode Analisa Data.

Ad. a. Metode penentuan Subyek : Terlcbih dahulu harus di- cari daerah penelitian yang diharapkan banyak ditcmukan anak yang tergolong Supernormal agar mendapatkan jumlah sampel yang banyak. Sebagai contoh dalam pc- nelitian kami ’’Evaluasi Hasil Belajar Anak Supernormal di Sekolah Laboratori IK IP Y O G Y A K A R T A ” daerah penelitian yang kami jadikan sampel adalah SD II IK IP Yogyakarta.Pemilihan ini adalah berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :1). Mengidentifikasi Anak Supernormal seyogyanya di-

mulai sedini mungkin, jadi pemilihan siswa pada ting­kat SD sangat tepat karena kita segera mengetahui bibit-bibit unggul pada umur yang masih muda se- hingga mereka segera dapat diarahkan bagaimana pelayanan pendidikannya sesuai dengan bakat kecer- dasannya.

2). SD II IK IP Yogyakarta adalah merupakan salah satu dari Sekolah Laboratori IK IP Yogyakarta yang berada di bawah naungan Pusat Penelitian (P2) IK IP Yogya­karta yang sering digunakan menjadi ajang penelitian atau pelaksanaan percobaan-percobaan pembaruan pendidikan.

3). SD II IK IP Yogyakarta terletak di Sekip di tengah- tengah komplek perumahan Dosen Universitas Gajah Mada, sehingga sebagian besar siswanya adalah berasal dari keluarga dosen UGM dan IK IP sendiri.

4). SD II IK IP Yogyakarta termasuk Sekolah Favorit di Yogyakarta sebagian besar siswanya tergolong cer­das.

Untuk menentukan subyek penelitian (Anak Supernormal) di-pergunakan metode angket dan metode Tes.1). Metode Angket : dilaksanakan dengan menggunakan alat

56

Page 69: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Angket yang terdiri atas 4 macam yaitu :a). Angket Model A untuk mengungkap Bidang Akadcmikb). Angket Model B untuk mengungkap Bidang Task

Commitment (kemampuan menyelesaikan tugas).c). Angket Model C untuk mengungkap Bidang Kreativitasd). Angket Model D untuk mengungkap Bidang Kemam­

puan berpikir dan Daya kreatif.e). Angket Model E untuk mengungkap Bidang Sifat

dan Sikap.

Angket tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan ciri- ciri Anak Supernormal yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas dan teman sekelasnya. Lewat angket ini dapat diung- kapkan bermacam-macam kemampuan Anak Supernormal se­perti: kemampuan berpikir, kemampuan menyelesaikan tugas (task Commitment), daya kreativitas, kemampuan dalam bidang akademik dan lain-lainnya.2). Metode Tes : dilaksanakan dengan menggunakan alat Tes

Inteligensi yang terdiri atas 2 macam yaitu :a). Tes SPM (Standard Progressive Matrices) yang disusun

oleh J.C. Raven.b). Tes W ISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)

yang diciptakan oleh Dr. Wechsler.Ad b. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk me­ngumpulkan data meliputi :1). metode angket2). metode Tes3). metode Dokumentasi4). metode Observasi

Ad.3) Metode Dokumentasi untuk mengetahui hasil (nilai) pres- tasi belajar siswa digunakan daftar nilai (legger) tahun ajaran 1982/1983. Dari daftar nilai ini dapat dilihat hasil belajar Anak Supernormal dan dapat mencari ada tidak- nya korelasi antara tingkat kecerdasan Anak Supernormal dengan nilai-nilai mata pelajaran.

57

Page 70: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Alasan digunakannya metode dokumentasi ialah :a). Karena nilai dalam rapor (legger) merupakan catatan

hasil prestasi belajar yang dicapai anak pada tiap periode tertentu secara teratur.

b). Dokumentasi tersebut dibuat oleh yang dapat diper- tanggungjawabkan yaitu guru k'elas masing-masing.

Ad.4) Metode ObservasiSebagai metode ilmiah observasi diartikan sebagai pe-

ngamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomin yang diselidiki. Namun demikian arti luas dari pada observasi, sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang diiakukan secara langsung, yaitu de­ngan mata kepala saja tetapi juga pengamatan yang diia­kukan baik secara langsung maupun yang tidak langsung.

Metode observasi digunakan untuk melihat tingkah- laku siswa selama di dalam maupun di luar kelas. Kami menggunakan metode observasi nonpartisipan karena dalam mengadakan observasi kami tidak ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi (observee). Adapun yang diobservasi adalah ttingkahlaku siswa selama di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas.Dalam penelitian ini yang bertindak selaku observer ada­lah guru kelas karena gurulah yang dapat melakukan pe­ngamatan secara kontinyu dan komprehensif.Hasil pengamatan tersebut merupakan bahan catatan yang diperlukan untuk pengisian angket.

Ad.c. Metode Analisa Data.Untuk menganalisa data digunakan analisa Statistik. Sesuai dengan topik ’’Cara Mengidentifikasi Anak Super­normal” maka yang diuraikan disini terbatas pada metode Penentuan Subyek dan Metode Pengumpulan data saja, karena Metode Analisa Data digunakan untuk meng­analisa Evaluasi Hasil Belajar Anak Supernormal berdasar- kan hipotesis yang diajukan dalam penelitian tersebut.

58

Page 71: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

B. Macam Alat (Instrumen) Yang Digunakan menjaring Anak Supernormal.

Ada 2 macam alat yang digunakan yaitu :1. Angket2. Tes Inteligensi.

Ad.1. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berasai dari Angket hasil Seminar Workshop on Program Alternative for The Gifted and Talented 12 — 17 April 1982, Jakarta yang telah disadur oleh Tim Peneliti kami ’’Evaluasi Hasil Belajar Anak Supernormal di Sekolah Laboratori IK IP Yogyakarta” .Pengisian angket diserahkan kepada guru kelas yang pe- laksanaannya dilakukan sebelum diadakan tes penjaringan dengan tes inteligensi SPM.Macam angket terdiri atas :a. Model A : D A FT A R PEN CALO N AN SISW A

G IFT ED /T A LEN T ED DALAM BIDANG A K A D EM IK (Diisi oleh Guru)

b. Model B : D A FT A R PEN CALO N AN SISW A YA N GT A SK CO M M ITM EN TN YA B A IK (Diisi oleh Guru)

c. Model C : D A FTA R PEN ALO N AN SISW A YANGK R E A T IV IT A S N Y A BA IK (Diisi oleh Guru)

d. Model D : D A FTA R PEN ILA IA N KEM AM PUANB E R F IK IR DAN D A YA K R E A T IF (Diisi oleh Guru)

e. Model E : P E N E L IT IA N T ER H A D A P TEM AN SEN ­D IR I D A FT A R PEN ILA IA N S IFA T DAN S IK A P (Diisi oleh teman sekelas).

Di bawah ini dapat dilihat bagaimana bentuk dan isi dari masing-masing angket tersebut di atas.

59

Page 72: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Format : A Bcrbakat (Talented)

T A L E N T E D

A. D A FTA R PEN CALO N AN SISW A G IFT ED /T A LEN T ED DALAM B ID AN G A K A D EM IK . (Diisi oleh Guru)

Kami mohon Bapak/lbu menulis 3 sampai dengan 6 siswa- siswa yang menurut pengamatan Bapak/lbu, siswa tersebut sering menampilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini. Tulislah nama-nama siswa ter­sebut, dari yang paling menonjol (secara rangking).Sifat-sifat tersebut ialah :1. Mempunyai sifat jeli dalam meneliti sesuatu.2. Mahir berbahasa lisan.3. Berkemampuan keras untuk mengetahui hal-hal yang

sifatnya ilmiah.4. Cara berpikirnya sangat kritis5. Mandiri dalam bekerja dan belajar, yang berarti tidak

menggantungkan diri pada bantuan orang lain.6. Tekun dan baik dalam menunaikan tugasnya.

Nama siswa :1.2.3.

456

Sekolah : Kelas :

Pengumpul Data :NIP.Status Pengumpul Data : Tanggal..........................

Tanda tangan

198. .

60

Page 73: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Format : B Task Commitment

B. D A FTA R PEN CALO N AN SISW A YA N G ’’TASK C O M M ITM EN T” N YA BA IK . (Diisi oleh Guru)

Kami mohon Bapak/lbu menulis 3 sampai dengan 6 siswa- siswa yang menurut pengamatan Bapak/lbu sering menam- pilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini. Tulislah nama-nama siswa tersebut dari yang paling menonjol (secara rangking). Siswa-siswa ter­sebut dapat sama dengan angket A, dapat pula berbeda.Sifat-sifat tersebut ialah :1. Bila diberi berbagai tugas, dapat dengan cakap-memilih/

memprioritaskan satu tugas yang paling penting pada saat itu.

2.Cakap menyusun tugas yang telah dipilihnya secara sis- tematis.

3. Mampu dengan tepat memulai tugas tersebut.4. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat, dan

lengkap.

Nama siswa :

2...........3............Sekolah :

456

Kelas

Pengumpul' Data : NIP.Status Pengumpul Data : Tanggal,........................

Tanda tangan

198. . .

(

Page 74: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Format : C Kreativitas

D A FTA R PEN CALO N AN SISW A YA N G KREA T IV ITA S- NYA BA IK . (Diisi oleh Guru)

Kami mohon Bapak/lbu menulis 3 sampai dengan 6 siswa yang menurut pengamatan Bapak/lbu sering menampilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini.Tulislah nama-nama siswa tersebut dari yang paling me­nonjol (secara rangking).Nama siswa-siswa tersebut dapat sama dengan nama-nama pada nomor A dan B dapat pula tidak.Sifat-sifat tersebut ialah :1. Lebih senang belajar dengan caranya sendiri.2. Cenderung melihat sesuatu dan situasi yang biasa dengan

cara-cara yang luar biasa dan sangat mendalam.3. Mampu mengatur diri sendiri dan mengorganisir gagasan-

gagasan.4. Memperlihatkan citra pribadi yang positif (percaya pada

diri sendiri).5. Selalu mempunyai hasrat bekerja sendiri.6. Dapat melihat hal-hal yang ajaib dalam pekerjaannya dan

melihat hal-hal yang bersifat magic di dalamnya.

Nama Siswa :

2...........3............Sekolah :

45.6

Kelas

Pengumpul Data :NIP.Status Pengumpul Data :Tanggal,........................

Tanda tangan

198. .

Page 75: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Format : D Akademik

v *IN STRU M EN S E L E K S I S U B Y E K

A. Diisi oleh :

Nama : ......................................................Jabatan/pekerjaan ; . r

B. Isian berikut ini mengenai murid :

Nama : ......................................................Jenis kelamin : ......................................................Nama Sekolah : ......................................................K e l a s : ......................................................

B ER FU N G S IN Y A KEM AM PUAN B E R P IK IR DAN D A YAK R E A T IFPetunjuk :1. Anda bubuhkan tanda-cek (V) pada salah satu penilaian

berikut yang menurut anda paling menggambarkan ke- mampuan berpikir dan daya kreatif murid yang namanya tercantum pada butir B tersebut di atas.

2. Butir-butir berikut yang akan anda nilai meliputi karakte- ristik-karakteristik yang mungkin dimiliki oleh murid ter­sebut.

3. Murid tersebut tidak perlu memperoleh nilai tinggi pada semua karakteristik yang dinilai.

63

Page 76: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Butir-butir Yang Dinilai Sangat Scdi- sedikit kit

Sedang Ba- Sangat nyak banyak

1. Pengetahuan ketrampilan (me­miliki pengetahuan yang baik tentang ketrampilan-ketrampil- an dasar dan mempunyai pe­ngetahuan cukup tentang fak- ta-fakta).

2. Konsentrasi (mampu memusat- kan perhatian)

3. Senang belajar (senang mene- kuni pelajaran dan tugas-tugas yang berkaitan)

4. Gigih (mampu dan mau be- kerja keras, bersaing dan meng- atasi masalah)

5. Responsif (mudah terbangkit- kan minatnya: tanggap terha­dap saran-saran dan pertanya- an-pertanyaan yang diajukan oleh guru)

6. Senang menghadapi tantangan masalah-masalah yang sulit.

7. Dorongan ingin tahu (sangat berminat memahami sesuatu atau memuaskan dorongan ingin tahu, gemar bertanya tentang hal-hal yang bersifat umum, biasa atau yang tidak biasa, ingin tahu bagaimana dan mengapanya sesuatu suka mengajukan pertanyaan-perta- nyaan untuk kepentingannya sendiri ataupun kepentingan kelompok.

8. Daya persepsi (jeli dan cer- mat terhadap banyak hal di luar jangkauan umurnya).

9. Pandai berbahasa (mempergu- nakan banyak perbendaharaan

64

Page 77: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

kata dengan mudah dan cer- mat).

10. Kaya gagasan ataupun hasil karya, acapkali sangat cepat mengutarakan gagasan dan menghasilkan suatu karya.

11. Mampu menemukan alternatif- alternatif cara untuk meme- cahkan masalah.

12. Sensitif terhadap masalah me- nyadari dan memahami masa­lah yang mungkin tidak terlihat oleh murid lain, siap bertanya atau mengubah situasi yang ada dan menyarankan perbaikan.

13. Orisinal/asli (sering mengguna­kan cara-cara yang asli dalam memecahkan masalah, mampu memadukan ide dan fakta de­ngan berbagai cara, atau meng­hasilkan karya yang istimewa).

14. Imajinasi (dapat secara bebas menanggapi rangsang dengn kekuatan khayal, bisa ” ber- main” dengan gagasan-gagasan atau mengerti secara abstrak)

15. Rasional (logik/sering menerap- kan pemahaman dalam situasi baru, mengembangkan penger­tian ke hubungan yang lebih luas atau melihat bagian dalam hubungannya dengan keselu- ruhan)

16. Metode ilmiah (dapat mem- batasi masalah, merumuskan hipotesa, mentest ide dan membuat kesimpulan yang valid/jitu)

Page 78: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

17. Bebas dalam berpikir cende- rung mengikuti poia berpikir sendiri)

18. Bertindak bebas (mampu me­rencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas, mengarah- kan tindakan dan menilai hasii- nya)

19. Biasa bekerja bebas dengan sedikit bimbingan dan peng- arahan guru, memiliki ketram- pilan meneliti untuk memudah- kan bekerja bebas.

20. Elaborasi (bekerja rapi, mampu mengembangkan sesuatu hal sampai ke bagian-bagian yang kecil dan rumit, seringkali me- nyangkut berbagai implikasi dan akibat).

21. Apresiasi seni (menyenangi dan tanggap terhadap keindahan karya seni dan keindahan alam)

22. Berani mengambil risikoj (be- rani membuat sumbangan-sum- bangan yang tidak biasa bagi kelompoknya, tidak takut ber- beda pendapat dengan penda- pat kelompoknya.

23. Evaluasi (mampu melihat ke- salahan-kesalahan, memahami akibat-akibat yang mungkin terjadi dan dapat menentukan tingkat pj-estasinya sendiri).

24. Uraikan tingkahlaku yang mengganggu beiajar, misalnya beranjak dari tempat duduk tanpa tujuan yang jelas :

66

Page 79: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

1

25. l'uliskan tingkahlaku yang tidak biasa yang mcngurangi cfisiensi belajar, misalnya: m elam un;....................................

26.Scbutkan karaktcristik-karaktcristik yang menonjol yang menunjang kemajuan belajar murid, misalnya: gemar mem­baca, ..........................................................................................

27. Sebutkan kesukaran-kesukaian belajar yang mungkin di- alami murid dalam bidang tertentu: misalya sulit dalam bidang hafalan...........................................................................

28. Ketengahkan contoh-conloh hasil kreativitas misalnya me- nemukan/menciptakan alat baru dalam IPA, .......................

Yogyakarta,........................................ 198. .

Nama terang : ...............................................NIP. .............................................Tandatangan ...............................................

M O D E L : E Diisi oleh : Siswa

P R O Y EK PEN EL IT IA N EV A LU A S I H A S IL B E L A JA R A N A K SU PER N O R M A L DI SEK O LA H LA BO RA TO R I

IK IP Y O G Y A K A R T A

PEN EL IT IA N T ER H A D A P TEM AN SEN D IR I

(Disadur dari Seminar Workshop on Program Alternatives for The Gifted and Talented, 12— 17 April 1982 Jakarta)

Di kelas Anda ada sejumlah teman yang mempunyai per- bedaan sifat dan sikap. Cobalah ingat-ingatlah teman-teman

67

Page 80: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

sekelas itu untuk sebentar saja dan usahakanlah mencoba mcn- cocokkan pemerian (deskripsi) butir-butir gambaran tersebut di bawah ini dengan individu yang dekat dengan tanda untuk dapat dikategorikan. Tulislah nama individu itu pada titik-titik untuk dicocokkan dengan kalimat-kalimat di sebelah kirinya. Anda b.oleh menulis nama-nama Anda, itu lebih dari satu dan anda boleh mencantumkan nama anda sendiri di tempat yang anda anggap cocok dengan keterangan di sebelah kirinya.

1. la berpikir lebih nalar (logis)....................................................2. Suka membaca banyak buku .................................................3. Paling menguasai Bahasa Indonesia.........................................4. Memiliki gagasan-gagasan (ide-ide) yang paling a s li...............5. Mempunyai suara yang bagus: nada dan ucapannya bagus . .6. Pembicara (penutur) yang paling baik ..................................7. Pandai sekali mengungkapkan perasaannya ..........................8. Paling mampu memberikan alasan-alasan yang paling nalar

(log is)........................................................................................9. Sangat tertarik pada hubungan kemanusiaan ........................

10. Penulis yang paling k re a t if ......................................................11. Pemimpin yang paling baik dalam kegiatan diskusi...............12. Paling bersikap tenang ............................................................13. Memiliki sejumlah informasi....................................................14. Percaya pada diri sendiri..........................................................15. Memperlihatkan sikap selalu ingin tahu ................................1 6. Seorang yang suka dan ulet bekerja .......................................17. Mahir menggunakan pertimbangan/keputusan yang tepat . . 1 8. Tertarik pada kegiatan bercakap-cakap..................................19. Berminat besar pada deklamasi...............................................20. Berminat besar pada drama ....................................................21. Pandai sekali dalam memecahkan m asalah............................22. Sangat cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan...................23. Berminat besar dalam ilmu-ilmu murni ..........................

68

Page 81: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

24. Sangat gemar menceritakan cerita-cerita terkfenal ................25. Dapat menjadi teman/sahabat yang baik ..............................26. Berbicara baik .........................................................................27. Kosa katanya (vocabulary) luas .............................................28. Berbicara banyak tentang llmu Pengetahuan A lam ...............

Jika saya belajar untuk menghadapi tes atau menulis kertas kerja, teman-teman yang ada dalam kelas kami yang saya ingin- kan untuk membantu saya dalam pelajaran-pelajaran berikut adalah :

1. Bidang Bahasa : ...............................................................

2. Bidang I P A

3. Bidang I P S

Yogyakarta ,..........................198. .Tanda tangan

Nama Siswa Pengumpul Data ( .......................................

Ac . Macam A la t Tes Inteligensi Yang Digunakan:

Alat tes yang digunakan ialah tes SPM (Standard Pro­gressive Matrices) dan W ISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).

1. Tes SPM (Standard Progressive Matrices)Tes SPM yang dK’^un oleh J.C. Raven diperguna-

kan untuk mengukur tingkat kecerdasan anak yang ber- umur 5 sampai 65 tahun. Materi tes ini berjumlah enam

69

Page 82: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

puluh soal yang tcYdiri dari lima scri yang tid^-L,^ btn terdiri dari 12 soal. Tes ini dapat disajikan secara indi­vidual ataupun kIasikai (kelompok). Dalam penyajian- nya harus urut dari seri ke seri berikutnya.Untuk mengerjakan tes itu seluruhnya disediakan waktu 25 menit. Dengan tes ini anak dapat digolongkan menjadi salah satu dari lima tataran (grade).

Adapun tataran-tatarannya adalah sebagai berikut :a. Tataran (grade) I anak yang memperoleh Percentil

Point 95 ke atas. Anak ini disebut Intellectually Superior.

b. Tataran (grade) II anak yang memperoleh Percentil Point 75 sampai 95. Anak ini disebut ’’Definitely Above Average in Intellectual Capacity” .

c. Tataran (grade) III anak yang memperoleh Percentil Point 25 sampai 75. Anak ini disebut Intellectual Capacity.

d. Tataran (grade) IV anak yang memperoleh Percentil Point 5 sampai 25. Anak ini disebut Definitely Below Average in Intellectual Capacity.

e. Tataran (grade) V anak yang memperoleh Percentil Point 5 ke bawah. Anak ini disebut Intellectually Defectif.

Tes SPM ini telah dibakukan dan termasuk. tes in­teligensi yang bebas dari pengaruh kebudayaan bangsa yang mempergunakan tes tersebut (culture free).

Tes SPM dipergunakan untuk mengungkap:— Ketelitian— Asosiasi— Abstraksi.

Cara memberikan:Tester menunjukkan kepada anak gambar Al. Anak

disuruh mencari dan melengkapi gambar yang hilang pada

70

Page 83: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

pola besar dengan mengatakan: ” Di dalam pola besar terdapat sebagian yang hilang yang harus anda cari di antara kepingan kecil pada gambar yang terdapat di ba- wah ini.” (Dengan rnenunjukkan gambar-gambar keci! yang terdapat di bawah gambar pola besar).Kalau testee sudah tahu gambar nomor berapa sebagai kelengkapannya maka tester rnenunjukkan gambar 2. Kalau testee sudah mengerti maka buku soa! ditutup kembali dan mulai dengan mengambil waktu dan membe- rikan seluruh soal kepada testee.

Soal-soal A nomor 1 dan 2 harus betul. Kalau salah adalah kesalahan tester.

Cara mengisi Formulir lembar jawaban:Yang penting ialah mencatat dengan tepat tanggal

kelahiran testee, pendidikan testee dan tanggal tes. Formulir diisi oleh testee sendiri. Pengisian diletakkan pada kolom-kolom tiap-tiap seri, pada kolom yang besar (ini memudahkan cara membuat koreksi).

Cara mencatat:Catatlah waktu dengan sebaik-baiknya. Waktu un­

tuk SPM. Hanya 30 menit. Ada testee yang membuat kurang atau lebih.

Cara penilaian:Langsung di dalam formulir jawaban, kita dapat

menghitung soal-soal yang betul dan soal-soal yang salah, maka jumlahkan tiap-tiap seri soal yang betul, kemudian dibuat total skor (jumlah keseluruhan).

Apabila kita akan mencari yang terdapat pada diri seseorang maka harus dicari norma asii (ada di dalam la­bel).

Sesudah itu kita cari perbedaan antara norma asli dengan jumlah soal yang betul. Apabila di dalam per­bedaan terdapat 2 atau 3 skor maka orang tadi memi­liki suatu kelainan psikis; mungkin kesusahan, kese-

71

Page 84: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dihan, shock di dalam pikirannya.Untuk menentukan anak itu memiliki kecerdasan

tinggi atau rendah dapat kita bagi menjadi 5 tingkatan (grade).

Grade I SuperiorGrade 11 PandaiGrade 111 NormalGrade IV Slow LearnersGrade V Bodoh (Intellectually Defectif)

Jadi hasilnya tidak ditulis dengan IQ tetapi grade. Grade I, II dan seterusnya.

Selain tes SPM, khusus untuk anak-anak oleh J.C. Raven juga diciptakan yaitu tes CPM (The Coloured Progressive Matrices). Untuk mengetahui bagaimana ben- tuk dan materinya di bawah ini akan diuraikan sebagai berikut:Tes CPM (The Coloured Progressive Matrices)

Tes ini khusus dipergunakan untuk mngetes anak berumur 5.5 — 11,0 tahun atau untuk orang dewasa yang diperkirakan mengalami kelainan mental.

Tes CPM ini terdiri atas 3 seri yaitu seri A, seri AB dan seri B. Tiap-tiap seri terdiri atas 12 soal.

Tes ini berwarna dan dipergunakan untuk mengetes anak kecil dan anak-anak luar biasa/berkelainan.Bagi anak tes ini dapat mengungkap :

— Pengertian akan bentuk— Pengertian akan warna— Asosiasi— Ketelitian— Mencari kelainan anak.

Penilaian dan pemberiannya sama dengan SPM (dapat melihat pada tabel). Perbedaannya tes ini di­berikan secara individual bukan secara klasikal seperti tes SPM.

Penggunaan tes ini tidak hanya sekali saja dibe­rikan. Apabila di dalam penafsiran sementara tidak co-

Page 85: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

cok, untuk memantapkan harus diadakan retes dengan jarak waktu. Demikian pula dengan tes SPM harus diadakan retes. Sebab mungkin anak belum dapat me- nyesuaikan diri. Mungkin bahasa tester terlalu sukar bagi anak atau mungkin suasana ruang tes kurang baik. Syarat-syarat cara memberi tes CPM dan SPM:

— Pergunakan bahasa yang sederhana dan cukup di- mengerti anak, sesuaikan bahasa itu dengan bahasa anak.

— Kalau tes secara klasikal buku soal jangan dibagi- kan dulu sebelum keterangan tester selesai di depan kelas.

Formulir boleh dibagikan terlebih dahulu.— Suasana dibuat supaya tidak menakutkan bagi testee.— Perlakukan testee sebagai orang yang tidak kita se-

lidiki.— Beritahukan apa maksud pemberian tes itu (saya

ingin tahu bakat-bakat apa yang terdapat pada anda).

2. Tes W ISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)Tes ini diciptakan oleh Dr. Wechsler.

Tes inteligensi Wechsler terdiri dari dua macam yaitu Wechsler Intelligence Scale for Children (W ISC) dan Wechsler Adult Intelligence Scale (W A IS). W ISC diper- gunakan untuk mengetes anak umur 5;00 — 15;11. Se­dang W AIS untuk mengetes anak umur 16;00 — 75;00. Tes Wechsler ini telah dibakukan.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah WISC karena anak yang menjadi subyek penelitian adalah anak Sekolah Dasar. Tes ini dipergunakan untuk mengecek anak-anak yang tidak terjaring oleh angket model A, B dan C tetapi dengan tes SPM menunjukkan tataran I, II + dan atau II, serta anak yang terjaring dengan angket model A, B dan C tetapi hasil tes SPM menunjukkan di bawah tataran II.

73

Page 86: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Materi tes WISC terdiri atas dua kelompok yaitu Verbal Tes dan Performance Tes. Setiap kelompok terdiri atas subtes sebagai berikut:1). Kelompok Verbal Tes terdiri dari enam subtes:

a). Keterangan (Information test)b). Pemahaman (Comprehension test)c). Berhitung (Arithmetic test)d). Persamaan (Similarities test)e). Deretan angka (Digit Span test)f). Kosa Kata (Vocabulary test)

2). Kelompok Performance test terdiri dari enam subtes!a). Melengkapi gambar (Picture Completion test)b). Menyusun gambar (Picture Arrangement test)c). Menyusun balok (Block Design test)d). Menyusun kepingan gambar (Object Assembly)e). Memberi tanda (Coding test)f). Kesesatan (Mazes)

Untuk mengukur tingkat kecerdasan seorang anak paling sedikit harus diberikan kepada anak yang dites lima subtes dari tiap-tiap kelompok. Adapun subtes yang boleh tidak diteskan ialah Kosa Kata dari kelompok Verbal Tes dan Kesesatan dari kelompok Performance Test.

Masing-masing subtes mempunyai tujuan untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan testee.

Kelompok Verbal:1. Information test:

Pengetahuan umum, orientasi umum. Untuk meng­ungkap apakah seorang anak dapat memberi kete­rangan dari hal-hal yang diketahui.

2. Comprehension test: (pemahaman/general attitude).— Untuk mengungkap pengertian umum dari anak atas

pengalaman atau pengertian yang dimilikinya.

Page 87: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

- Untuk mengungkap pengertian, kecakapan berpikir dan ketepatan berfikir.

4. Similarities test: Persamaanuntuk mengungkap daya abstraksi, kesimpulan umum mencari unsur kesamaan dari dua masalah atau subyek yang berbeda.

-- mengungkap pengertian umum atau pengetahuan umum seorang anak dengan adanya dua hal yang mempunyai kesamaan (analogi).

5. Vocabulary test: kosa kata- untuk mengungkap seberapa luas pengetahuan anak

dalam masyarakat.- mengungkap kecakapan anak mendefinisikan suatu

perkataan.6. Digit Span test: deretan angka.

— untuk mengungkap daya ingatan atau teknik meng- ingat anak setelah anak memiliki suatu penangkapan atas pengetahuan yang didapat.

Kelompok Performance1. Picture Completion: melengkapi gambar.

Anak disuruh mencari sesuatu bagian yang hilangatau kurang dari suatu gambar. Testee dalam hal ini harus dapat membedakan gambar yang dilihat dengan gambar yang tidak kurang (utuh) dalam pikirannya.— Tes ini untuk mengungkap ketelitian pengetahuan,

pengertian, kecakapan berpikir serta keterampilan mengasosiasikan suatu benda dengan kekurangan- kekurangannya.

2. Picture Arrangement: menyusun gambar.Anak disuruh menyusun deretan gambar secara

urut berdasarkan logika.— Untuk mengungkap ketelitian persepsi dari arti se­

suatu bentuk atau hubungan spatial langsung dengan

Page 88: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

kecakapan motorik.Tes ini dapat juga mengungkap kecepatan be rp ik ir dan pekerjaan, pertautan (association, tanggapan (apperception), fantasi anak.

3. Block Design: menyusun balok.Anak disuruh mengeterapkan bentuk dari suatu

pola dalam susunan balok-balok.Tes ini untuk mengungkap— pengertian akan warna-warna— kemampuan menduga ruang (spatial space)— koordinasi tangan— pengertian apersepsi— asosiasi dan konsentrasi.

4. Obyect Assembly: menyusun kepingan gambar.Anak disuruh menyusun kepingan-kepingan

gambar hingga menjadi satu bentuk yang mempunyai arti yaitu suatu kesatuan yang harmonis dan lengkap sempurna.

Tes ini untuk mengungkap appersepsi, pengertian bentuk asosiasi, ketrampilan motorik, ketel itian menghubung-hubungkan sesuatu sehingga menjadi gambar atau bentuk yang berarti.

5. Coding: memberi tanda.Coding terdiri atas 2 macam yaitu coding A dan

Coding B.Coding A khusus digunakan bagi anak yang ber-

umur di bawah 8 tahun. (± 5—7 tahun), sedang Coding B untuk anak berumur 8—1 5, 11 tahun.— Tes ini untuk mengungkap ingatan (memories) ke-

telitian, asosiasi anak terhadap pola yang pernah diamati, perhatian hubungan Spatial, m otorik dan koordinasi antara mata dan tangan.

6. Mazes: Kesesatan.Anak disuruh mencari jalan keluar pada gambar

kesesatan. Tes untuk dapat mengungkap: ketelitian,

76

Page 89: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ketepatan, kecakapan menyelesaikan tugas, kehati- hatian dalam meiangkah ke satu tujuan, koordinasi tangan.

Jadi tes W ISC itu meliputi segala fungsi dan seluruh aspek-aspek Cognitif-affectif dan psychomotor anak da­pat terungkap lewatalat tes tersebut,Klasifikasi kecerdasan menu ru t tabei dari Wechsler ( In te l­ligence C lasification) adalah sebagai berikut:

I Q Classification Percent Included130 -and above Very Superior 2,2120 — 129 Superior 6,7110 — 119 Bright Normal 16,190 — 109 Average 50,080 - 89 Dull Normal 16,170 - 79 Bordeline 6,769 and below Mental defective

(27, 1978 : 212)

C. Pelaksanaan Cara Mengidentifikasi Anak SupernormalAngket yang terdiri dari 4 macam itu digunakan 3 macam

terlebih dahulu yaitu model A, B dan Cdiberikan kepada Guru kelas untuk di isi. Angket model D diberikan kepada guru sete­lah diketemukan sejumlah anak yang diidentifikasikan sebagai Anak Supernormal berdasarkan angket model A, B dan C serta Tes Inteligensi.

Alat Tes dipergunakan untuk mengukur tingkat kecer­dasan anak. Anak yang diukur tingkat kecerdasannya adalah anak-anak yang terjaring oleh angket model A, B dan C. Dalam penelitian ini dipergunakan 2 macam alat tes inteligensi yaitu Tes Inteligensi Standard Progressive Matrices (SPM) yangdicip- takan oleh J.C. Raven dan Tes Inteligensi. W ISC yang disusun oleh Dr. Wechsler.

Berdasarkan angket yang telah diedarkan kepada guru kelas yaitu Angket model A, B dan C maka dapat ditemukan anak yang diidentifikasikan sebagai Anak Supernormal.

Anak ini dicalonkan sebagai subyek penelitian. Baik anak yang terjaring dengan angket model A, B dan C maupun yang

77

Page 90: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

lidak terjarir.g juga dites dengan tes SPM.Anak-anak yang hasil tes SPM menunjukkan grade I, II +

dan II yang tidak terjaring dengan angket model A, B dan C dan anak yang terjaring dengan angket model A, B dan C yang hasil tes SPM tidak menunjukkan grade I, II + dan II dites dengan tes WISC.

Bila anak-anak itu hasil tesnya menunjukkan I Q di atas normal yaitu 110 ke atas maka anak ini dijadikan calon subyek penelitian, tetapi bila anak ini hasil tesnya menunjukkan I. Q normal ke bawah maka anak ini tidak dijadikan calon subyek penelitian.

Anak yang terjaring dengan angket model A, B dan C yang tes SPM menunjukkan grade I, II + dan II dan anak-anak yang tidak terjaring dengan angket model A, B dan C yang grade I, I + dan II serta anak yang terjaring dengan angket model A, B dan C yang tes SPM tidak menunjukkan grade I, II + dan II te­tapi tes W ISC menunjukkan I Q di atas normal itu lalu dikenai angket model D. Anak-anak yang memperoleh Skor 80 ke atas dari angket model D ini yang dijadikan subyek penelitian.

Angket model E digunakan untuk retes apabila angket ABC dan D belum menunjukkan hasil yang mantap yaitu sebagai cheking yang pelaksanaannya dilakukan oleh teman sendiri sehingga hasilnya benar-benar obyektif.

Langkah-langkah bagaimana cara penjaringan mencari Anak Supernormal yang akan dijadikan Subyek penelitian dapat di- jelaskan sebagai berikut:Pertama-tama dikumpulan Siswa yang:

1. Angket A, B, C +Tes SPM +

2. Angket ABC +Tes SPM —

3. Angket ABC —

Tes SPM +

dikenai Tes WISC

dikenai Tes WISC

Kemudian Siswa pada kelompok No. 2 dan No. 3 dites dengan WISC. jika hasil Tes W ISC tidak baik (—), maka siswa

78

Page 91: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dianggap gugur tidak dapat dijadikan subyek penelitian. Tetapi apabila hasil tes W iSC baik (+) maka siswa tersebut bersama- sama dengan siswa kelompok No. 1 dikenai angket D.

Untuk jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Apabila angket D yang dikenakan pada 3 kelompok itu mendapat nilai baik yang dalam penelitian ini dengan skor 80 ke atas maka anak itulah yang dapat dijadikan Subyek peneliti­an (Anak Supernormal).

Anak-anak yang dijadikan subyek penelitian ini kemudian dicari prestasi belajarnya dengan melihat nilai-nilai pada rapor tahun ajaran 1981 /1 982.

Dengan demikian didapatkan data tentang nilai-nilai prestasi belajar Anak Supernormal sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut.D. Contoh Mengidentifikasi Anak Supernormal dengan Metode

Studi Kasus.Uraian tersebut di atas adalah salah satu contoh dari ber-

macam-macam cara dalam usaha untuk rr encari Anak Super­normal yang secara umum alat pengumpul data yang digunakan meliputi observasi, angket, interviu, dokumentasi dan tes.

Namun dalam melaksanakan identifikasi Anak Super akan lebih sempurna apabila dalam mengumpulkan data itu menggu- nakan metode studi kasus karena subyek yang diselidiki dapat diungkap semua aspek-aspek dari si anak secara menyeluruh dan mendalam.1. Arti Studi Kasus (Case Study).

ialah suatu metode untuk mengetahui secara mendalam terhadap suatu obyek/subyek dengan mengumpulkan data

Kelompok 1. Siswa yang ABCSPM

Kelompok 2. Siswa yang ABC +SPM

dikenai angket D

Kelompok 3. Siswa yang ABCSPM +

79

Page 92: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tentang keadaan yang diperlukan secara lengkap.Menurut Helen Yaspen case study berarti:penyelidikan terhadap tingkahlaku seseorang secara khusus sehingga memberikan gambaran tentang keadaan dan kelainan seseorang pada waktu ini yang merupakan dasar untuk penyelidikan selanjutnya.Sedang menurut Drs. Bimo Walgito Studi kasus diartikan:Metode untuk menyelidiki/mempelajari sesuatu kejadian atau mengenai perseorangan.

2. Langkah-langkah menyusun studi kasus.Garis besar membuat studi kasus adalah sebagai berikut: Nama guru yangmembuat studi kasus ...................Tanggal pembuatan ...................

I. Identifikasi Anak. N a m a .....................Alamat : .....................Umur : .....................Kelamin : .....................Tingkat Sekolah : .....................

II. Masalahnya (Statement of the problem)Mengenai keadaan si anak, keunggulan atau kelemahan- nya.

III. Data Tes Diagnostik.Berisi data-data hasil tes yang digunakan.

IV. Interviu dengan anak.Informasi yang didapat dari jawaban anak waktu di- wawancarai.

V. Kondisi pisik anak.Keterangan keadaan jasmani anak, dapat ditanyakan kepada orang tua, guru atau dokter yang merawatnya.

IV. Penyesuaian Sosial dan Emosi.Bagaimana sikap sosial dan temperamen si anak. Infor­masi dapat diambil ketika observasi dari tingkahlaku anak dengan konsultasi dengan guru, lewat tes kepri-

80

Page 93: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

badian dan lain sebagainya.V II. Rapor Sekolah.

Untuk mengetahui nilai hasil kemajuan belajar sejak kelas permulaan.

V III.Tes Mental.Berupa hasil n ■ I a i 10 yang telah distandardisir, apakah anak termasukdibawah normal - normal atau di atas nor­mal. Harus dicatat apa nama alat tes yang digunakan.

IX. Minat dan Prestasi.Berisi catatan apa saja minat dan hobi si anak serta bagaimana prestasi belajar si anak. Informasi ini dapat diungkap dari interviu, angket secara langsung maupun tidak langsung lewat anak sendiri, guru, orang tua, keluarga atau teman-temannya di sekolah atau di rumah- nya.

X. Kondisi di rumah.Bagaimana keadaan tingkat sosial ekonomi di rumah. Bagaimana jumlah dan susunan keluarganya, hubungan orang tuanya, status dan pendidikan ayah ibu dan sau- dara-saudaranya dan Iain-lain informasi yang ada kait- annya dengan anak.Informasi ini dapat dikumpulkan dari hasil kunjungan di rumah (home visit).

X I. Diagnosa dari kasus.Dari kumpulan data tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan tindak lanjut (follow up) bagaimana yang sebaik-baiknya untuk memaju- kan anak.

X II. Rekomendasi.Akhir dari langkah-langkah studi kasus adalah program kerja untuk menangani anak:

— program apa yang akan diberikan anak— usaha-usaha perbaikan yang setepat-tepatnya— macam metode yang digunakan— macam materi yang diberikan.

81

Page 94: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Yang penting dalam melakukan studi kasus, pelaksana harus dapat mengumpulkan data-data atau infor- masi-informasi yang signifikan sebanyak-banyaknya tentang anak dan masalahnya.

3. Contoh Hasil Laporan Studi Kasus Mencari Anak Supernor­mal.Untuk mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana pelak­sanaan studi kasus itu disusun maka di bawah ini disajikan sebuah contoh ’’Studi Kasus Mencari Anak Supernormal” yang berwujud sebuah laporan. Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan Studi Kasus untuk memenuhi tugas prak- tek yang dibebankan kepada mahasiswa secara individual sebagai persyaratan mata kuliah Supernormalita Mental pada Jurusan Pendidikan Khusus/PLB F IP IK IP Y O G Y A ­KA RTA .

82

Page 95: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

LAPO RAN ’’STUD I KASUS M EN CARI ANAK S U PER N O R M A L”

Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Supernormalita Mental Program Minor A/B Jurusan Pendidikan Khusus/PLB Fakultas Ilmu Pendidikan

IK IP Y O G Y A K A R T A untuk mahasiswa Tingkat IV/ Semester 8 Tahun Ajaran 1983/1984

dari: Ibu Dra. Sutratinah T

Penyusun Laporan:Ag. Sarjono Hs. No. Mhs.: 791558

jurusan P.Kh/PLB Tingkat IV/Semester 8 Tahun 1983 F IP IK IP

Y O G Y A K A R T A

Diperbaiki dan disusun kembali oleh

Dra. Sutratinah T.

Yogyakarta, 12 Maret 1984

83

Page 96: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

PEN G A N TA R

Dengan kesadaran akan kemampuan penulis yang sangat ter­batas, pertama-tama penulis mengucapkan syukurdanterimaka- sih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan studi kasus ini.

Alasan yang melandasi penulis menyusun laporan studi kasus ini adalah:

1. Merupakan tugas praktek mata kuliah Supernormalita Men­tal Program Minor A/B dan D3 dari Jurusan Pendidikan Khusus/PLB F IP IK IP Y O G Y A K A R T A .

2. Sebagai pengetrapan teori Studi Kasus dalam rangka pelak­sanaan Mencari Anak Supernormal, secara langsung turun ke kancah praktek mengidentifikasi Anak Supernormal.

3. Praktek menggunakan alat tes inteligensi dari J.C. Raven yaitu tes S.P.M. (Standard Progressive Matrices).

4. Sebagai latihan praktek menyusun sebuah laporan peneliti­an dengan sistematis secara ilmiah.

Studi kasus ini dapat selesai adalah atas bantuan dan peran serta dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perke- nankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima- kasih yang tidak terhingga kepada:1. Ibu Dra. Sutratinah T. selaku dosen pemegang mata kuliah

Supernormalita Mental serta pembimbing selama penulis melaksanakan studi kasus sampai dengan selesainya laporan ini.

2. Keluarga Bapak Santoso (samaran) sebagai orang tua Budi (samaran) yang telah berkenan puteranya saya jadikan sub­yek penelitian (sample) serta selaku narasumber yang banyak menolong penulis memberikan data puteranya di rumah.

3. Bapak Wali Kelas IB SMP Negeri I Wonosari Yogyakarta yang merupakan naraSumber data Budi (samaran) di sekolah.

84

Page 97: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

4. Budi Santosa sebagai subyek yang telah banyak membantu penuiis yang secara langsung memberikan data yang penulis butuhkan secara lengkap dengan sejujur-jujurnya.

Atas segala jasa dan amal kebaikan itu semoga Tuhan melim- pahkan imbalan yangsepadan.

Berhubung atas keterbatasan waktu - pengetahuan serta pengalaman penulis, sudah barang tentu laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran serta perbaikan yang bersifat membangun.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 5 Mei 1983.Penyusun,

Ag. Sarjono Hs. No. Mhs. 791558 Jurusan P.Kh/PLB Tk. IV/Semester 8 Tahun 1 983

F IP IK IP Y O G Y A K A R T A

85

Page 98: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB I. P E N D A H U L U A N

A.Pengertian Studi Kasus.Arti serta maksud dan tujuan dari metode studi kasus.* Yang dimaksud dengan metode studi kasus ialah suatu

metode penyelidikan yang mendalam tentang suatu obyek dan subyek penyelidikan dengan jalan mengum­pulkan data yang sebanyak-banyaknya tentang data yang diperlukan, secara lengkap dan sistematis.

* Tujuannya untuk:a) Untuk menyelidiki suatu obyek dan subyek seca'a

mendalamb) Untuk memperoleh data seca^ lengkap tentang obyek

dan subyek yang akan diselidikic) Di sini penyelidik dapat secara langsung berhubungan

dengan obyek dan subyek yang akan diselidiki.* Langkah-langkah .membuat studi kasus:

I. Identifikasi anak1. Nama anak ...............................................2. Alamat ...............................................3. Umur : ...............................................4. Jenis kelamin ...............................................5. Tingkat sekolah : ...............................................

II.Observasi di sekolahIII.Intervieu atau Angket kepada guruIV. Intervieu atau Angket kepada orang tua/home visitV. Intervieu atau Angket kepada anak

V I. DokumentasiVII.Mengadakan tes inteligensi/mengetes anak

V III. EvaluasiIX. Kesimpulan.

B. Penegasan judul.Judul: ’’Studi Kasus untuk Mencari Anak Supernormal”

86

Page 99: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— Studi Kasus = ialah suatu metode untuk meneliti/mempelajari secara tuntas mengenai suatu obyek tertentu, dengan jalan mengum- pulkan data secara lengkap dan mendetail.

— Untuk men- = bermaksud/berusaha menemukan sesuatu cari yang diperlukan.

— Anak super = anak yang memiliki angka kecerdasan di normalita atas rata-rata/normal dalam kondisi yang mental sewajar-wajarnya.

— Jadi arti = Suatu metode untuk mempelajari/meneliti dari judul secara tuntas mengenai anak yang diduga di atas seca- memiliki angka kecerdasan rata-rata, deng- ra lengkap an jalan mengumpulkan data yang relevan adalah secara lengkap dan mendetail tentang

anak tersebut, yang mana anak dalam kondisi yang sewajar-wajarnya.

C. Latar Belakang dan Tujuan Studi Kasus.1. Latar Belakang.Studi Kasus mencari Anak Supernormal untuk melengkapi

mata kuliah Pendidikan Anak Supernormal sangat perlu dan tepat sekali, karena pada kenyataannya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kita (mahasiswa) di dalam rangka memahami dan menerapkan pengetahuan secara langsung ke dalam kancah. Saya yakin bahwa tanpa adanya pelaksanaan praktek studi kasus semacam ini, mahasiswa hanya akan mengetahui/memi- liki ilmu secara teoritis saja. Oleh karena itu, saya mengucap- kan terima kasih yang mendalam kepada Ibu Dra. Sutratinah Tirtonegoro sebagai dosen mata kulaih: Pengetahuan Supernor­malita Mental yang telah memberikan kesempatan secara leluasa kepada saya untuk melaksanakan studi kasus ini dengan segala fasilitasnya.

2. Tujuan Studi. Kasus.a. Untuk melengkapi mata kuliah Pengetahuan Supernor­

malita Mental

87

Page 100: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

b. Untuk mengetahui latar belakanganakc. Untuk mengetahui IQ, bakat, minat/cita-cita dan prcs-

tasi belajar anakd. Untuk memberikan saran yang berguna bagi peningkat-

an pengembangan dan penyaluran dari berbagai kemam­puan dan prestasi anak.

BA B II.LAN GKAH -LANG KAH PELA K SA N A A N STUD I KASUS

A. Persiapan yang dibutuhkan.Adapun mengenai langkah-langkahnya akan saya uraikan

secara singkat dan berupa garis besar seperti di bawah ini:a. Persiapan yang m eiipu ti: mencari dan menghubungi subyek

kasus, penentuan waktu dan tempat serta persiapan mental dan alat-alat yang akan dipergunakan di dalam melaksana­kan studi kasus.

b. Pengumpulan data, yang m e iipu ti: berbagai aspek yang ber- hubungan dengan keadaan supernormalita mental. Data diperoleh dari orang tua, guru dan anak itu sendiri. Kemudi- an data tersebut dianalisa.

c. Kesimpulan; dari anaiisa di atas, kemudian disimpulkan secara ringkas.

d. Saran m eiiputi; saran bagi anak, orang tua dan gurunya. Pa­da bagian ini saya pandang penting sekali oleh karena pada hakikatnya studi kasus ini dalam rangka mata kuliah Pe­ngetahuan Supernormalita mental ini adalah untuk kepen- tingan pendidikan.

e. Hasil dari kegiatan di atas, kemudian saya susun menjadi la­poran ini.

B. Subyek dan Obyek.a. Subyek: Budi Santosa siswa kelas IB Negeri I Wonosarib. Obyek : Angka kecerdasan dan kemampuan kecerdasan

88

Page 101: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

beserta aspeknya. (keadaan supernormalita mental).

C. Metode untuk pengumpulan data:a. Metode observasi, yaitu: Suatu cara untuk mengetahui

keadaan anak dengan jalan mengamati langsung dalam waktu yang singkat maupun relatif lama di dalam kondisi yang sewajar-wajarnya.

b. Metode In te rv iu : Suatu cara untuk memperoleh infor­masi dari berbagai hal dengan jalan mengadakan wawan- cara kepada subyek atau orang lain yang mengetahui tentang keadaan yang diselidiki.

c. Metode Dokum entasi: Suatu cara untuk memperoleh informasi dengan jalan menurun/mencatat kejadian/ keadaan pada masa lampau yang telah didokumentasikan (tulisan, gambar, photo) ataupun mengabadikan (photo/ menggambar) sesuatu yang diperlukan.

d. Metode tes: Suatu cara untuk memperoleh informasi dengan jalan memberikan serentetan alat tes untuk di- kerjakan oleh anak, dengan ketentuan/peraturan/krite- ria yang telah ditentukan. Dalam hal ini adalah menge­nai inteligensi anak.

|BAB III.

P ELA K SA N A A N PEN G U M PU LA N DATA

A. Hasil Observasi.Data yang diperoleh dengan metode observasi meliputi:1. Observasi terhadap anak di kelas:

— Budi Santosa duduk di meja paling depan dan paling kiri di kelasnya.

— ia tenang dengan penuh perhatian pada saat guru mene- rangkan. Sering menanyakan hal-hal yang belum jelas dari mata pelajaran yang sedang diberikan.

89

Page 102: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— Pada saat istirahat, ia membuat mainan dari kertas dan kotak karton, kemudian dibuat tilpon-tilponan dengan di­beri benang. Hasil pembuatannya itu dipergunakan untuk mainan dengan teman-temannya.

— Pada waktu saya mengobservasi yang kedua, pada waktu istirahat ke I ia membaca majalah pengasah otak dan mengerjaka TTS sendirian. la diajak bermain teman- temannya tidak mau.

— Hari yang sama pada istirahat kedua, ia bermain dengan temannya, yaitu membuka atlas dunia dan satu sama lain secara bergantian menyuruh mencari kota yang tulisan- nya sangat kecil dalam waktu dua menit.Contoh: Budi menyuruh temannya menemukan kota Nanking dan temannya diberi waktu 2 menit, kemudian bergantian temannya menyuruh Budi untuk mencari kota Adis Abeba (penanya sudah tahu letak kotanya).

Observasi anak di rumah (Home Visit).— Di rumah ia nampak hyper active, yaitu nrithik terus

(Bahasa Jawa) pada waktu saya berkunjung ke rumahnya selama empat jam, mula-mula waktu saya datang, ia ber­ada di kamar sedang membaca buku Kesehatan Lingkung­an, keluaran Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN ). Ketika saya menanyakan tentang apa yang ia baca, ter- nyata ia sedang membaca Penanggulangan terhadap pen- cemaran lingkungan. Dan ketika saya bertanya mengenai apa yang telah ia baca dalam buku itu, ia menjawab bah­wa ia telah membaca:1. Pengaruh Sampah Radio Aktif terhadap manusia2. Cara menyeiamatkan diri dari radiasi atom dan3. Akibat Pembuangan Sisa proses Industri terhadap

Hewan di laut.1 Vi jam kemudian ia sudah merangkai komponen elek- tronika untuk membuat ’’bell music” dengan mematri sendiri..Dan ketika saya akan pulang, ia sudah mengajak adik-

Page 103: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

adiknya untuk mcmctik buah cengkeh ke kebunnya. Saat itu juga saya tanyakan apakah "bell music” -nya sudah jadi, ia mcnjawab bahwa bel musiknya itu sudah jadi dan terus diambilnya dan dibunyikan dan telah ber- bunyi dengan baik.Di dalam kamarnya terdapat macam-macam alat dan komponen elektronika serta majalah HAI (langganan) yang di dalamnya terdapat; ruang elektronika, buku Elektronika, kumpulan artikel penemuan baru hal-hal yang bersifat ilmiah.

— Bila diajak bicara, ia bersikap sopan dan mengarahkan pandangannya langsung menatap lawan bicara. Kadang- kadang memalingkan kepalanya ke kiri. Setelah ditanya ternyata telinga kirinya sering-sering kurang pendengaran.

— Tinggi badan 145 cm badan tegap agak kurus, bermuka lonjong, bicara cepat agak tergesa-gesa. Kalau sedang mengerjakan sesuatu, tidak mau diganggu.

B. Hasil Intervieu.1. Intervieu dengan Orang Tua Anak.

Data yang diperoleh melalui intervieu dan dokumentasi.a. Identifikasi Anak:

— Nama anak : Budi (nama samaran)— Tempat tgl/lahir : 20 September 1969 di Putat,

Patuk, Gunung Kidul— Sekolah : SMP Negeri I Wonosari Kelas

IB semester 11 Kristen Protestan Laki-laki Jawa/lndonesia.Di dalam kandungan: Ibu me-

Anak ngandung dalam kondisi sehattidak mengidam, makanan cu- kup gizi. Usia kandungan 7 bu­lan dengan kelahiran normal.

Agama Jenis kelamin Suku/Bangsa Riwayat/Kelahiran

91

Page 104: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— Kesehatan umum: HTT (telinga kiri)

b. Identifikasi Keluarga— Nama orang tua— Nama Ibu— Umur ayah/lbu— Pekerjaan— Pendidikan— Suku/Bangsa— Alamat

— lumlah anak

— Budi anak ke

— Yang sudah ke­luarga

Tujuh belas hari sebelum lahir, telah keluar air ketuban secara terus-menerus. Berat bayi: 22 ons, panjang: 49 cm. Di listrik di rumah sakit selama 15 hari dan selalu dihangati di rumah dengan anglo dan alat penyeka, selama 1 bulan.Pada usia 6-11 bulan sering jatuh dari tempat tidur ke lantai, hingga sampai sekarang- kepalanya masih ada beberapa benjolan kecil. Berjalan pada umur 1 tahun.

Baik, pernah diobatkan ke dokter

Santoso (nama samaran)Kartini (nama samaran)51 tahun/41 tahun Mantri Kesehatan Ayah = SMTA, Ibu SMTP Jawa/lndonesiaDesa Putat, Kalurahan Putat, Ke- camatan Patuk, Kabupaten Gu- gunung Kidul, D IY.12 orang anak: 6 perempuan 6 laki-laki.Anak perempuan: nomor 1, 3, 4, 5, 8 dan 1 2. Anak laki-laki nomor: 2, 6, 7, 9, 10 dan 12.Enam (Ibu waktu mengandung usia 27 tahun)Anak I dan II sudah kawin/beker- ja, yang lainnya belum kawin/ belum bekerja.

92

Page 105: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

c. Kemajuan Belajar dan Minatnya di Bidang Sains(Achievement and Interest).

— Sejak um ur 3 tahun anak menunjukkan bahwa ia ter­tarik terhadap benda-benda elektronik dan benda-benda permainan. Sudah mulai membuka jam waker menye- tel radio, tivi. Menurut keterangan ibunya, ia sejak usia 3 tahun sudah merusakkan 2 jam waker, 1 radio, 13 tahun sudah merusakkan 2 jam waker, 1 radio, 1 tape recorder dan 2 salon.Barang-barang itu dibongkarnya.

— Um ur 6 tahun masuk SD kelas / dan lulus dengan pres­tasi nilai yang ke 2 (rangking ke dua) di kelasnya. Pada permulaan masuk di SD, prestasinya tidak terlalu menonjol, hanya termasuk baik.

— Di rumah tidak pernah belajar mengenai pelajaran di sekolah sampai sekarang.

— Bilamana ibunya sedang pergi, ia sering mencoba me- masak (m ula i SD kelas I I I ) misalnya: menanak nasi, menggoreng telur, membuat roti bolu, membuat roti kukus, membuat kue coro dan sagon sendiri dengan melihat resep pada buku masakan. Hasil pembuatan- nya termasuk lumayan, hanya saja rasanya kurang mantap. Sering-sering dimarahai ibunya, kalau ia mencoba memasak, tetapi kadang-kadang malahan alatnya di bawa ke kebun dan ia memasak di kebun apabila ibunya di rumah.

— SD kelas IV mulai membuat kotak salon, dibuatnya salon dengan memberi speaker bekas dari radio yang rusak. Dirangkainya komponen itu hingga dapat menjadi salon betul-betul dan dapat dipakai sebagai pengeras.

— SD kelas V kua rta l ke I I I , ia mulai tertarik untuk memperbaiki radio ia membeli buku tentang Elek- tronika dasar dan teknik Elektronika.

93

Page 106: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— Setelah mempelajari buku Teknik Elektronika, ia dapat menemukan radionya yang rusak pada komponen tertentu. la bermaksud ingin memperbaiki, tetapi orang tuanya tidak memperbolehkan, karena harus membeli komponen untuk memperbaikinya.

— Selama d i kelas VI. Budi tidak terlalu aktif di dalam bidang elektronika ia putus asa dan juga tidak mau belajar dari/mengenai pelajaran di sekolah, namun hasil ujiannya tetap rangking 11.

— Kakak-kakaknya dari nomor 1 — 5, semuanya pernah mendapat juara kelas pada ujian akhir SD (rangking I — III).

— Tahun 1982, Budi masuk ke SMP Negeri, dan sejak itu ia mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tentang Elek- troniks. Ternyata ia paling cepat menyelesaikan tugas- nya merangkai komponen elektronik di antara 45 orang temannya.

2. Intervieu dengan Wali Kelas.Hasil interview dengan wali kelas mengenai Prestasi Belajardi Sekolah:— Budi menonjol di dalam pelajaran Matematika, terutama

di dalam ulangan harian. Kebanyakan nilai harian mate­matika mencapai nilai 10. Tetapi nilai ulangan umum/ THB, tidak mencapai nilai 10. Sedangkan nilai akhir kenaikan adalah: 8 (kebetulan wali kelasnya mengajar Matematika di kelas I). Hal itu disebabkan Budi sering ti­dak mengerjakan pekerjaan rumah.

— Bila sedang menerima pelajaran ia tenang dan penuh per­hatian.

— Selalu bertanya bila kurang jelas.— Kritis bila guru melakukan kesalahan, misalnya salah

tulis, salah ucapan dan salah dalam mengerjakan soal. Sebagai contoh pernah gurunya sengaja membuat ke­salahan dan kesalahan itu ternyata pertama-tama di-

94

Page 107: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

kritik oleh Budi, baru kemudian temannya menyusul.— Aktif di dalam kegiatan ekstra kurikuler, yaitu: Drum

band, Basket, Electronic dan sebagai bendahara kelas.— Bila jam kosong, kerap kali ia menyendiri untuk menger-

jakan sesuatu di luar pelajaran, seperti: membuat mainan dan membaca buku.

— Pelajaran lain yang menonjol; IPA, Ketrampilan, Olah- raga dan Kesehatan, Agama.

3. Interviu dengan Anak Sendiri.a. Pelajaran yang disenangi dan yang tidak disenangi.

Hasil interviu terhadap anak:— Pelajaran yang paling disukai adalah: Matematika, IPA,

Elektronika, Olah Raga dan Kesehatan, Kesenian, Agama dan PMP.

— Pelajaran yang dirasakan sukar dan tidak disukainya adalah: Sejarah/IPS. Bahasa Indonesia termasuk pe­lajaran yang tidak disukainya,, tetapi tidak dirasakan sukar olehnya.

— Pelajaran yang tidak disukai itu disebabkan karena cara mengajarnya hanya mendikte, jarang sekali mene- rangkan, padahal Budi malas mencatat.

— la juga menyukai pelajaran Bahasa Inggris, tetapi di- rasakannya sukar dan ia ingin mengikuti kursus Bahasa Inggris.

— la menyukai metode mengajar dengan diterangkan ber- samaan dengan menulis di papan tulis.

— Di kelas ia menjadi pengurus kelas: Bendahara I.— Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler; Drum band,

Basket, Hiking, Elektronika. la juga ingin mengikuti latihan Band gitar, pada tahun ajaran baru.

b. Perhatian Anak terhadap Ketrampilan Elektronika.— Selama 1 tahun mengikuti pelajaran Elektronika (ke­

trampilan) dan kegiatan ekstra (juga Elektronika) ia sudah dapat membuat 10 macam. 6 macam di antara-

95

Page 108: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

nya adalah hasil ciptaan sendiri dengan membeli bahan berupa komponen dan kemudian dirangkai sendiri. lima macam itu ialah:1. Adaptor2. Radio3. Pemancar4. Walky talky5. Bell listrik/music (suara jengkerik)

Keempat bentuk yang lain adalah merupakan dasar untuk menyusun sendiri yang semuanya diajar oleh gurunya, yaitu: Alarm, Sirene, suara burung dan lampu Flyp-flop/lampu disco.Dari sepuluh hasil karyanya itu, semua ditunjukkan dan didemonstrasikan yang semuanya bisa terbukti baik, kecuali adaptornya, karena di rumahnya di Putat tidak ada listrik, sedang yang lain dapat menggunakan batu baterai.

— la hampir tidak pernah dapat belajar di pondoknya, karena pondoknya di Wonosari, menurut Budi terlalu ramai, jadi ia selalu terganggu untuk belajar, karena teman mondoknya orang dewasa/pegawai.

— Bila ia sedang belajar/mengerjakan sesuatu ia tidak mau diganggu, dan lebih suka sendirian di kamar.

. Hobi dan Cita-cita.— Hobi: membaca buku-buku ilmiah, membaca surat

kabar. pada artikel, TTS, mendengarkan siaran radio (warta berita), melihat TV pada acara Hasta Karya dan Dunia dalam berita. Setelah saya bertanya-tanya mengapa ia suka melihat dunia dalam berita dan warta berita, katanya ia ingin mengetahui penemuan-pene- muan baru tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan elektronika. la juga ingin mengetahui perkembangan pembangunan Indonesia dan tindakan pejabat tinggi negara.

Page 109: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Cita-citanya ada dua, y a itu : ingin menjadi pilot dan insinyur Elektronika. la menyukai Pilot pesawat tem- pur agar dapat m.enciptakan lagi pesawat tempur yang lebih scmpurna.Bila ia diberi tugas untuk merangkai komponen elek- tronik, ia yang paling cepat menyelesaikannya, kemu­dian ia membimbing teman-temannya untuk menger- jakannya. Tetapi sebelum ia sendiri selesai, tidak mau diganggu.

d. Evaluasi Hasil Belajar.jumlah nilai raport pada kenaikan kelas: 82/2 dari 11 mata pelajaran, rata-rata = IV i . Nilai tertinggi, mata pelajaran keterampilan/Elektronika - 9 dan nilai tcrendah Bahasa Inggris = 5.

C. Hasil Tes Inteligensi.Dalam penelitian ini alat tes yang digunakan untuk mengu-

kur tingkat kecerdasan subyek adalah tes inteligensi SPM (Stan­dard Progressive Matrices) yang diciptakan oleh J.C. Raven.

Alat tes ini dapat dipergunakan mengetes anak yang ber- umur 5 ■ 65 tahun.

Materi tes ini berjumlah 60 soal (item) yang terdiri dari 5 se­ri yang tiap-tiap seri terdiri dari 12 soal. Tes ini dapat disaji- kan secara individual ataupun klasikal (kelompok). Dalam pe- nyajiannya harus urut dari seri ke seri berikutnya. Untuk mengerjakan tes itu seluruhnya disediakan waktu 25 menit.

Lewat tes ini anak dapat diketahui tingkat kecerdasannya, dari hasil jawabannya anak dapat digolongkan menjadi salah satu dari lima tataran (grade).

Adapun tataran-tatarannya adalah sebagai berikut:1. Tataran (Grade) I dengan PP 95 ke atas (PP = Percentil

Point). Anak ini disebut "Intellectually Superior”2. Tataran (Grade) II dengan PP 75 — 95, disebut ’’Definitely

Above Average in Intellectual Capacity”3. Tataran (Grade) III dengan PP 25 — 75, disebut ” Intellec-

97

Page 110: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tual Capacity”4. Tataran (Grade) IV dengan PP 5 — 75, disebut ’’Definitely

Below Average in Intellectual Capacity5. Tataran (Grade) V dengan PP 5 ke bawah, disebut ’’In­

tellectually Defectif”Tes SPM ini telah dibakukan dan termasuk tes inteligensi yang bebas dari pengaruh kebudayaan bangsa yang mempergunakan tes tersebut sehingga tergolong alat tes yang ’’Culture free atau "Culture fair” .

Data yang diperoleh melalui tes kecerdasan.Untuk memperoleh data tentang tingkatan kecerdasan,

saya menggunakan tes SPM. Waktu yang tersedia adalah selama 25 menit dan tepat dapat diselesaikan dalam waktu 24 menit. Hasil tes: betul 46, salah 14 = grade II PP = 75 Definitely Above Average in Intellectual Capacity.

BA B IV. A N A L ISA DATA

Berdasarkan data di atas, maka dapatlah dianalisa secara singkat sebagai berikut:1. Dari interviu dan observasi dapatlah dinyatakan bahwa anak

tersebut sejak umur 3 tahun sudah mulai kreatif, bahkan sejak usia 7 bulan ia sudah hiper aktif, terbukti ia terlalu banyak gerak sehingga sering jatuh. Kegemaran/minat dan bakat yang menonjol adalah pada bidang elektronika yang sudah nampak mulai umur 3 tahun. Namun orang tuanya kurang adanya pengertian secara penuh mengenai bakat dan minat anak, sehingga perkembangan ketrampilannya sedikit terhambat.Hambat'an itu bagi dia juga berpengaruh, karena ia pernah putus asa. Ternyata setelah ada kesempatan untuk mengem­bangkan dalam waktu satu tahun dapat maju pesat. Kenya-

98

Page 111: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

taan itu dapat sebagai indikator bahwa ia benar-benar ber­bakat dalam bidang elektronika.

2. la menyukai dan berminat berbagai bidang pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat teknik dan eksak, karena pela­jaran yang disukai adalah pelajaran eksak yang diutamakan, demikian cita-cita dan hobinya. la suka bekerja sendiri sampai selesai, ia rnenunjukkan bahwa ia sangat besar minat dan tanggungjawabnya. la suka membimbing temannya dan mengajak adik-adiknya, ia berarti sosialisasinya cukup baik. la tidak menyukai guru yang mengajar dengan metode dikte, berarti ia tidak senang menghafal dan juga sedikit malas. Tidak mau belajar, berarti kecuali malas, ia juga mungkin merasa sudah dapat dan agak meremehkan pela­jaran.

3. la ingin menjadi pilot pesawat tempur, membaca tentang radiasi atom dan radioaktif, ini rnenunjukkan bahwa do- rongan ingin tahu sangat besar, fantasinya berlebihan serta belum dapat mengetahui kemampuan diri sendiri sehubung- an dengan nilainya rata-rata hanya l / i .

4. Senang akan drum band dan musik serta olahraga, berarti ia juga memiliki bakat seni dan olahraga.

5. Tindakan untuk mengerjakan sesuatu dengan tuntas, cepat, kritis, berarti ia memiliki ketelitian dan menyukai hal-hal yang benar.

6. la malas belajar, karena disebabkan ia terlalu mencurahkan perhatiannya pada bidang elektronika dan situasinya kurang memungkinkan untuk belajar, ini berarti nilai rapot yang dicapainya itu belum optimal/jauh dari optimal.

7. Mengerjakan tes SPM yang seharusnya dibatasi waktunya se­lama 25 menit tetapi hanya dikerjakan selesai selama 24 menit, itu kemungkinan ia mengerjakannya dengan tergesa- gesa, sehingga hasilnya kemungkinan juga kurang valid/ belum valid. Namun saya akan mengetes lagi waktunya sangat terbatas.

99

Page 112: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BA B V K ES IM PU LA N DAN SA RA N

K ES IM PU LA N1. Budi Santosa memiliki tingkat kecerdasan II (grade II) yang

berarti juga termasuk Supernormalita Mental.2. Memiliki bakat khusus pada bidang elektronika.3. Berminat terhadap berbagai bidang kehidupan, khususnya

bidang eksakta.4. Belum dapat menyadari tugas pokoknya, ambisi dan moti-

vasinya tinggi.5. Sosialisasi, asosiasi, kreasi dan aktivitasnya baik, fantasi-

nya berlebihan.

S A R A N1. Perlu diadakan tes retes SPM dan tes inteligensi yang lain

seperti:tes Binnet Simon atau Wecshler untuk memperoleh hasil tes yang setepat mungkin.

2. Perlu diadakan tes bakat (mungkin memiliki bakat lainnya), tes minat, kepribadian.

3. Perlu perhatian khusus dari orang tua untuk mengembang­kan dan menyalurkan bakatnya dalam bidang elektronika Demikian pula kepada gurunya.Untuk itu perlu adanya kerjasama antara orang tua, pen- didik dan lembaga tertentu yang dapat membantu penya- luran dan pengembangan bakat secara optimal.

4. Perlu diusahakan untuk menyadarkan anak, agar rajin be­lajar mengenai pelajaran di sekolah dan diarahkan untuk menyukai pelajaran yang semula tidak disukai serta tidak mampu. Untuk itu perlu perhatian orang tua dan perlu bimbingan dari seorang guru pembimbing/konselor. Bila- mana perlu ia dipindahkan pondoknya ke suatu tempat/ pondokan yang memungkinkan Budi untuk dapat belajar dengan baik.

5. Perlu dilengkapi dengan buku-buku, majalah ilmiah yang

Page 113: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dapat menunjang pengayaan ilmu pengetahuan yang ia sukai, dengan mengingat tingkat kemampuan dan kematang-an anak.Di samping itu penting juga diarahkan untuk menggemari pengetahuan sosial, banyak membaca buku, majalah dan surat kabar yang memuat peristiwa-peristiwa sosial/seluk- beluk kehidupan sosial, agar anak kelak dapat mengem­bangkan sikap sosial dengan baik, guria mencapai kese- imbangan hidup.

P E N U T U P

Demikianlah hasil studi kasus ini saya laporkan sesuai dengan kenyataan. Namun saya yakin bahwa hasil dari pelaksanaan studi kasus ini masih banyak terdapat kekurangan di sana-sini, yang berarti belum dapat mencapai tingkat keberhasilan yang optimal.Mudah-mudahan pengalaman pertama mengidentifikasi Anak Supernormal ini dapat merupakan dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih sempurna.

1 0 1

Page 114: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BA B IVP R O G R A M P E N D ID IK A N K H U S U S

U N T U K A N A K S U P E R N O R M A L

A. Dasar-dasar Tujuan Program Pendidikan dan Pengajaran Anak Supernormal.

1. Tujuan UmumTujuan mendidik Anak Supernormal tidak boleh mcnyim-

pang dari tujuan pendidikan bagi Anak Normal.Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 4

tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah BAB II Pasal 3, tujuannya adalah sebagai be­rikut :’’Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta ber- tanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air” .

Dalam sidang umum M PRS IV dinyatakan sebagai berikut;Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan- ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1 945.

(32. 1966 : 133).2. Tujuan Khusus

Berdasarkan karakteristik Anak Supernormal maka tujuan khusus pendidikan mereka adalah mengembangkan seluruh po- tensi yang dimiliki seseorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan pendidik dan terdidik serta dapat berfaedah bagi masyarakat dan negara.

Tanpa pendidikan khusus yang terprogram dan terarah tidak mungkin seorang anak dengan sendirinya akan dapat mengem-

1 0 2

Page 115: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

bangkan bakat-bakat intelektualnya dengan baik dan dapat mencapai prestasi yang luar biasa. Apabila mereka tidak men- dapatkan pelayanan pendidikan secara khusus, bukannya mus- tahil bakat-bakat keunggulan otak mereka akan tetap terpen- dam (latent) tidak dapat tersalur secara tetap dan positif sehing­ga berakibat akan merugikan anak.

Maka perlu diusahakan mempengaruhi perkembangan anak untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki agar berfungsi secara optimal melalui pendidikan khusus yang me­iiputi selain segi kecerdasan juga segi-segi mental pribadi, sosial, cmosi, moral, pisik dan sebagainya. Dengan demikian mereka akan tumbuh menjadi orang berprestasi yang bermoral, berjiwa sosial serta rela mendarmakan hasil ciptaannya yang kepenting- an bangsa dan negaranya.

B. Faktor-faktor Program Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal.

Di bawah ini akan dikemukakan bagaimana garis besar gam- baran Program Pendidikan Anak Supernormal yang secara umum dan menyeluruh dapat mengantar pembaca yang untuk selanjutnya akan di perjelas gambaran tersebut pada uraian be­rikutnya yang secara operasional dikemukakan bermacam- macam alternatif Pelayanan Pendidikan untuk Anak Super­normal yang diharapkan dapat dilaksanakan untuk melayani kebutuhan mereka.

Program Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal me­iiputi bermacam-macam faktor antara Iain :

1. Dasar-dasar Program Pendidikan Khusus2. Alternatif Sistem Pendidikan Khusus untuk Anak Super­

normal3. Kurikulum untuk Anak Supernormal4. Peranan Guru untuk Anak Supernormal5. Metode yang tepat untuk Anak Supernormal6. Macam-macam Kegiatan untuk Memperkaya Program

Sekolah7. Fasilitas dan Alat8. Tingkatan-tingkatan daripada Program Pendidikan

103

Page 116: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

9. Penyuluhan bagi Orang Tua Anak Supernormal.

Ad.1. Dasar-dasar Program Pendidikan Khusus.Secara garis besar dapat dimengerti bahwa program Pen­didikan Khusus harus merupakan program yang luas pe­nuh variasi dan tantangan, mengingat kemampuan dan hasrat belajar Anak Super yang berada di atas batas normal itu. Ini berarti bahwa program tersebut harus da­pat mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki supaya dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Ad.2. A lte rna tif Sistem Pendidikan Khusus untuk Anak Super­normal.Dari literatur dapat disimpulkan bahwa macam program pendidikan Anak Supernormal dapat digolongkan men­jadi tiga macam bentuk yaitu :1) Pengayaan (Enrichment) adalah pembinaan Anak

Supernormal dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal (intensif, pendalaman) dan horisontal (ektensif, memperluas). Pengayaan diberikan kepada anak se­telah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan untuk anak-anak sekelasnya. Penga­yaan dapat diberikan seperti tugas perpustakaan, independent study, proyek penelitian, studi kasus dan lain sebagainya.

2) Percepatan (Acceleration) yaitu cara penanganan Anak Supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler di dalam jngka waktu yang lebih singkat. Variasi bentuk-bentuk percepatan adalah antara lain :a) Early Admission (masuk lebih awal)b) Advanced Placement (naik kelas sebelum waktu­

nya, mempercepat waktu kenaikan kelas)c) Advanced Courses (mempercepat pelajaran), me-

104

Page 117: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

rangkap kelas dan Iain-lain cara untuk memper­cepat kemajuan belajar Anak Supernormal.

3) Pengelompokan Khusus (Segregation) dapat dilaku­kan secara penuh atau sebagian yaitu bila sejumlah Anak Supernormal dikumpulkan dan diberi kesem­patan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya. Kegiatan yang dimaksud dapat berlangsung seminggu sekali atau selama satu semester penuh.Macam bentuk Segregation antara lain: homogeneous grouping, Cluster Grouping, subgrouping dan Cross grouping.

Ad y . Kurikulum untuk Anak Supernormal1) Kurikulum pada Pendidikan Khusus tidak terlepas da­

ri kurikulum dasar yang diberikan untuk Anak Normal lainnya. Perbedaan hanya pada penekanan dan penambahan sesuatu bidang sesuai dengan ke- butuhan Anak Supernormal.

2) Isi dan pelaksanaan Kurikulum harus dapat menun- jang sistem pendidikan khusus yaitu dapat memper­cepat (accelerate), memperkaya (enrichment) dan mengelompokkan (segregation).

3) Isi kurikulum harus berorientasi inovatif serta dituju- kan untuk dapat mencapai sesuatu yang berguna.

4) Kurikulum harus mengandung pembinaan kreativitas yang menanamkan sikap hidup penuh pengabdian, jiwa sosial serta bertanggungjawab untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Ad .4. Peranan Guru dalam menangani Anak Supernormal.1) Guru untuk kelompok Anak Super harus merupakan

pribadi yang fleksibel, selalu dapat memberi kesem­patan kepada anak-anak untuk dapat mengembang­kan bakatnya.

2) Guru harus bersikap toleran, dapat memberikan inspirasi, bimbingan dan kesempatan bagi mereka untuk mencobakan kemampuan mereka mengadakan

105

Page 118: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

eksplorasi dan menghasilkan sesuatu.3) Bersikap mengabdi (dedikasi), siap membimbing anak

kearah kehidupan dan belajar cfcktif adalah merupa­kan tanggungjawab guru.

4) Dapat mcmberikan modal pada minat dan bakat anak serta dapat membantunya untuk memperluas minatnya untuk memperhatikan bidang-bidang yang masih belum dikenalnya.

5) Guru harus dapat membimbing murid yang cakap ke arah sikap kemauan menerima (acceptance), suatu pandangan terhadap sesuatu (aspirasi) yang beralasan dan suatu tujuan realistis.

Ad.5. Metode Pengajaran.Metode dan teknik dalam memberikan rencana pe­

ngajaran yang penuh tantangan untuk Anak Supernormal tidaklah berbeda dengan yang dipergunakan oleh sikap guru dalam proses belajar mengajar. Namun perlu diper- hatikan adanya pengarahan dan modifikasi dalam mene- tapkan maksud dan tujuan harus disesuaikan terhadap kebutuhan-kebutuhan khusus Anak Supernormal.

Gunakanlah metode yang dapat menimbulkan rang- sangan kegiatan dan kegairahan belajar secara aktif se­hingga anak-anak menemukan pengalaman langsung be- kerja sendiri mengadakan percobaan penelitian, bekerja bebas secara mandiri maupun kelompok dan lain-lainnya.

Ad .6. Macam-macam Kegiatan untuk memperkaya Program Sekolah.

Untuk menunjang pelaksanaan metode dibutuhkan rencana-rencana kegiatan untuk memperkaya program sekolah antara lain yaitu :1) Memberi kesempatan eksplorasi topik-topik yang di-

ajarkan di kelas.2) Karyawisata ke obyek yang ada kaitannya dengan

mata pelajaran.3) Ketrampilan menggunakan perpustakaan (library

skill).

106

Page 119: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

4) Mengarang menulis kreatif.5) Pelajaran bahasa asing.6) Menyusun laporan tertulis secara ilmiah.7) Praktek diskusi, seminar.8) Bekerja bebas (independent study) dan Iain-lain ke­

giatan yang diprogramkan untuk memperkaya pela­jaran di sekolah.Kcgiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari tujuan

pendidikan yang dititik-beratkan kepada segi perkem­bangan , antara lain :

— memberi kesempatan anak mengembangkan sifat- sifat kepemimpinan.

— percobaan-percobaan yang orisinal.— pembentukan kelompok kerja, membina jiwa

kerja-sama (gotong royong).— bekerja individual (mandiri).— tanggungjawab terhadap kelompok, sekolah,

masyarakat.Proyek-proyek atau kegiatan tersebut dapat di­

programkan selama tahun pelajaran sebanyak dua atau tiga kali tergantung kondisi dan fasilitas sekolah.

Ad.7. Fasilitas dan Alat.Kepustakaan, laboratorium, bengkel kerja, auditorium alat-alat audio visual yang lengkap akan menunjang pe­laksanaan kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan diskusi, seminar, dramatisasi, penelitian de­ngan disertai pembimbing dan narasumber serta guru profesional akan dapat memperkaya belajar Anak Super­normal.

Ad.8. Tingkatan-tingkatan daripada Program Pendidikan.Menurut Winarno Surachmad dalam Buku Metodologi Pendidikan Luar Biasa dikatakan bahwa :— Untuk Golongan Superior dengan IQ ± 110 — 125

memerlukan banyak modifikasi dalam Program Pendi­dikan.

— Untuk Golongan Gifted dengan IQ ± 125 — 150

107

Page 120: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

mungkin memerlukan suatu eksperimentasi yang di- sediakan untuk mereka.Sedang untuk Golongan Genius dengan IQ ± 1 50 — 200 memerlukan lebih banyak adaptasi yang imagi- natif dan lebih jauh yang hendak dicapai daripada kelompok lainnya

(51, 1970 : 28).Ad .9. Penyuiuhan bagi Orang Tua.

Orang tua yang mempunyai Anak Super perlu diberi penyuiuhan untuk dapat mengerti impiikasi kecerdasan anaknya. Orang tua harus menyadari terhadap karakteris­tik Anak Supernormal, mengerti apa yang dibutuhkan sehingga pelayanan orang tua akan dapat membawa pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan anak.

C. Pelaksanaan Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal.Pada dasarnya pelaksanaan Pendidikan Khusus untuk Anak

Supernormal dapat diiakukan dengan melalui bermacam-macam (tipe) yang meliputi :— Acceleration (percepatan)— Segregation (pengelompokkan) dan— Enrichment (pengayaan).Sistem ini dapat berlaku bagi semua golongan Supernormal yang klasifikasinya terdiri atas Superior-Gifted dan Genius. Tentu saja penerapan sistem itu harus disesuaikan dengan ting­kat inteligensi anak di samping ciri-ciri yang mereka miliki secara individual. Juga pemilihan tipe penyesuaian itu harus de­ngan memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya agar anak tidak menjadi menderita karenanya.

Secara terperinci di bawah ini akan diuraikan bagaimana teknik pelaksanaan dari bermacam-macam sistem tersebut serta apa saja keuntungan dan kerugiannya dari masing-masing sistem itu.

1. Acceleration (mempercepat).Dalam percepatan dapat diperlakukan dengan berbagai cara

misalnya :a. Masuk sekolah sebelum waktunya jadi sebelum umur

108

Page 121: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

7 tahun (early admission).b. Naik kelassebelum waktunya, misalnya baru pertengahan

semester anak dinaikkan kelas ke kelas berikutnya ( ’’advanced placement” ).

c. Merangkap kelas dan Iain-lain cara untuk mempercepat kemajuan belajar Anak Supernormal dengan memper- padat pelajaran ( ’’advanced courses” ).

d. Dengan meloncat kelas, misalnya dari kelas III (tiga) per- mulaan dinaikkan langsung ke kelas V (lima) permulaan. Meloncat kelas disebut juga ’’Skipping” .

e. Percepatan yang diberikan kepada Anak Super untuk me- nyelesaikan bahan pelajajaran dalam waktu yang singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa.

f. Mengikuti berbagai tingkatan sesuai dengan kecakapan- nya, misalnya:bahasa mengikuti kelas 6, matematika kelas 5, IPA ke­las 4 dan sebagainya.

g. Menghilangkan bagian yangdianggap kurang penting atau yang sangat mudah karena anak sudah dapat belajar sen- diri, sehingga dalam mempelajari buku secara meloncat- loncat. Misalnya dari 7 bab dari sebuah buku cukup di- pelajari 5 bab, karena yang 2 bab dianggap tidak perlu.

h. Pelaksanaan percepatan (acceleration) dapat berjalan praktis apabila sekolah itu mempergunakan sistem maju berkelanjutan (continous progress) dan sistem kredit. Ini berarti anak dapat maju terus sesuai dengan kemam­puannya sendiri (cepat atau lamban) Anak yang tergolong Supernormal, dapat maju terus tanpa menunggu teman- nya dapat maju lebih cepat sehingga dalam waktu singkat dapat mencapai jumlah kredit yang telah ditentukan. Kenaikan kelas tidak berdasarkan tahun tetapi berdasar- kan kredit. Sebagai contoh: Anak Super ai SMP yang me- laksanakan sistem maju berkelanjutan akan dapat menye- lesaikan 4 semester (harusnya 6 semester), sehingga dapat mempercepat 1 tahun untuk menyelesaikan pelajaran di SMP.

109

Page 122: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

2. Segregation (Pengelompokan)Segregation berarti pengelompokan atau pengasingan, jadi

anak yang sejenis (Super) discndirikan menjadi sekelompok gerombolan khusus yaitu semacam "ability grouping” atau ke- lompok kecakapan.

Oleh Sri Rumini dalam bukunya ’’Pendidikan bagi Anak Genius” menggolongkan macam bentuk Segregation menjadi 4 macam kelompok kecakapan yaitu :

a. Homegeneous grouping (anak-anak yang homogin di- kumpulkan).

b. Cluster grouping (seikat gerombolan, special class” , kelas khusus).

c. Cross grouping or workshop type (tempat kerja, berselang seling).

d. Sub groping.ad.a. Homogeneous grouping hanya ada dalam teori, karena

sifatnya sangat ideal. Sukar atau bahkan tidak mungkin kita mencari orang-orang yang homogen. Bagaimanapun keadaannya tentu heterogen.

ad.b. Dalam duster grouping, anak yang cerdas dimasukkan dalam kelas tersendiri dan mendapat pendidikan khusus. Kelas tersendiri tersebut kerap kali disebut kelas khusus (Special Class). Waktu pelajaran tertentu, yang tidak mungkin Anak Super dicampur dengan anak lain, mereka masuk kelas khusus dan diberi pelajaran secara khusus oleh para ahli.Pada pelajaran yang dapat dicampur dengan anak-anak lain kelompok anak cerdas masuk kelas biasa.Juga pada waktu istirahat, piknik, mereka dapat dicam­pur.

ad .c. Cross groupingCross grouping sering diartikan bengkel kerja (workshop plan) dari kelompok. Pada hari-hari tertentu mereka ting- gal dalam reguler class dan bekerja bersama-sama, hari- hari sisanya dipergunakan untuk menemui guru khusus,

110

Page 123: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

supaya mereka lebih maju dalam pekerjaannya.Guru khusus bertugas sebagai resourse teacher (guru sum- ber/narasuber) Crossgroupingtidak praktis dalam sekolah kecil, karena membutuhkan beberapa guru ekstra supaya program berjalan lancar.

Ad .d. Sub grouping.Sub grouping dibentuksesuai dengan s ifa t pekerjaan yang akan d i kerja kan. Jadi sub grouping keadaannya tidak permanent, te tap i setiap saat dapat berubah sesuai de­ngan to p ik baru dan proses baru.

(39, 1974 : 12).

Sebagai contoh pelaksanaan daripada Sub grouping tersebut misalnya: matematika membahas persamaan, pembagian, maka groupnya akan lain dengan pelajaran bahasa waktu membahas poetry, susunan group tentu lain lagi yang dikenal guru. Juga dalam pembentukan sub­grouping harus disesuaikan dengan keadaan kelas.Misalnya untuk topik dan proses yang sama jumlahnya group pada kelas IA tidak sama dengan kelas IB karena keadaan kedua kelas tersebut tidak sama. Pada hari yang lain, dengan topik dan proses baru jumlah group pada hari sebelumnya, juga anggota dalam tiap-tiap group berbeda dengan sebelumnya.Pelaksanaan pembentukan sub grouping membutuhkan sekali kelincahan guru.Apabila pembentukan kurang baik akan berakibat sub­grouping menjadi tidak dapat berjalan (macet).

Maka dapat diartikan bahwa yang disebut segregation adalah Pendidikan dalam kelompok khusus atau Special grouping.

Alternatif pelaksanaan kelompok khusus ini secara umum dapat dibagi menjadi 4 macam bentuk yaitu :a. Alternatif I : Kelas biasa (penuh) ditambah kelas khusus

(kelompok kecil). Anak Super mengikuti seeara penuh seluruh kegiatan di sekolahnya setelah itu mendapat pelajaran tambahan

111

Page 124: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dalam kelas khusus tcrscbut.Pelajaran yang ditambahkan tcrdiri beberapa macam pelajaran tertentu misalnya IPA, matematika, bahasa asing, ketrampilan khusus dan lain-lainnya.

b. Alternatif II : M eng iku ti kelas biasa (regular class) tetapitidak penuh 100% (hanya ± 75%) ditambah dengan m eng iku ti kelas khusus (special class). Karena jumlah jam pelajaran, maka Anak Super masih mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dibu- tuhkan untuk pengembangan aspek-aspek kepribadiannya.Juga karena jumlah belajar yangcukup lama di kelas khusus Anak Super masih memper- oleh kesempatan bersaing dengan teman- teman sesama Super.

c. Alternatif III : Secara penuh Anak Super dimasukkan da­lam Kelas Khusus.

Ini berarti guru-guru kurikulum — me- tode dan Iain-lain komponen pendidikan di- laksanakan secara khusus.Pihak guru mudah melakukan tugasnya ka­rena menghadapi murid yang sederajat ting- kat kecerdasannya.

Pihak murid merasa ada persaingan de­ngan teman-teman yang seimbang kemam- puannya sehingga dapat mempercepat pe­lajaran sesuai dengan kondisi mental.

d. Alternatif IV : Di samping 3 macam bentuk di atas masihada satu kemungkinan dengan terbentuk- nya Sekolah Khusus untuk Anak Super. Pelaksanaan Sekolah Khusus Anak Super berarti sekolah ini paralel dengan Sekolah Luar Biasa (SLB ).

Kemungkinan IV ini memang ada ke-

112

Page 125: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

untungannya yaitu Anak Super mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mengem- bangkan diri, karena dapat bersaing dengan anak lain yang juga Super dengan segala fasilitas yang diperlukan.

Sistem ini dapat merencanakan SD ha- nya dilalui 4 — 5 tahun, kemudian SMTP dan SMTA disingkat diselesaikan 4 tahun. SMTP dan SMTA Khusus. Untuk Anak Super ini dapat merupakan sistem yang ter- pisah dari SD Khusus Anak Super atau juga merupakan sistem yang diintegrasikan de­ngan SD Khusus tersebut.Dengan demikian umur mereka waktu ma­suk ke perguruan tinggi baru ± 15 tahun dan kemungkinan mereka dapat menyelesaikan gelar sarjananya pada umur ± 17 tahun.Segi negatif dari pelaksanaan Sekolah Khu­sus ini dapat menumbuhkan dalam diri' mereka akan berkembang jiwa ’’Super” yang mengarah ke ’’Superiority Complex” . ■Ini berarti akan semakin menambah jurang pemisah Anak Super dengan masyarakat yang akan memperoleh penyesuaian sosial mereka sehingga akibatnya akan merugikan bagi anak, masyarakat dan Negara.

3. Enrichment (Pengayaan)Anak Super lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas di se­

kolah, maka sisa waktu yang luang itu sangat tepat apabila dimanfaatkan dengan jalan memberi pelajaran/tugas tambahan sebagai pengayaan. Anak oasti merasa senang dan dapat me- nerima dengan penuh antusias, karena merasa diperhatikan gurunya mendapatkan pelayanan secara khusus.

Pengayaan dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu :a. Secara Vertikal (intensif, memperdalam)b. Secara Horisontal (ekstensif, memperluas)

113

Page 126: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ad .a. Memperkaya secara vertikal.Cara ini untuk memperdalam salah satu atau se-

kelompok mata pelajaran tertentu, anak diberi kesem- patan aktif memperdalam ilmu pengetahuan yang di- senangi sehingga pengertian materi benar-benar dikuasai secara mendalam.

Memperkaya ilmu pengetahuan secara vertikal dapat diterapkan pada ilmu apa saja.

Situasi dengan minat anak sehingga anak akan men- jadi seorang spgsialisdalam suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu.Misalnya spesialist ilmu elektronika, entemology, kom- puter, teknologi pertanian, bahasa asing, ahli perpustaka- an, seni, olahraga dan Iain-lain.

ad.b. Memperkaya secara horisontal.Anak diberi kesempatan untuk memperluas penge­

tahuan dengan tambahan pengayaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Bahan yang di- tambahkan dapat berupa :

1) dengan jalan memperluas kurikulum2) memperluas-mata pelajaran itu sendiri3) menga'clakan kegiatan-kegiatan seperti: library

skill, laboratorium, penelitian, tugas-tugas, clip­ping, praktek lapangan dan lain-lainnya.

C. Contoh Pengayaan dalam Bentuk Permainan.

Anak Super adalah anak yang cerdas, senang permainan yang bersifat mengasah otak, melatih berpikir isambil mencari liiburan. Macam permainan yang disenangi Anak Super antara lain main catur, tekateki pengasah otak (puzzle), permainan ketangkasan berpikir (trick). Permainan semacam ini disamping untuk rekreasi dapat digunakan untuk menambah pengetahuan (memperkaya) secara memperluas atau memperdalam.

Contoh I permainan pengasah otak :Anak Super senang berteka-teki, memberi soal yang peme-

cahannya menggunakan alat pikir (otak) atau bersifat mate-

114

Page 127: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

matika. la menyuruh temannya: ’’Pilihlah sebuah angka, jangan lebih dari 99, angka yang anda p ilih itu nanti akan saya terka berapa jum lahnya” .

I ’’Kalikan 6 !”II ’’Tambahlah 1 8 !”

III ’’Bagilah 3 ! ”IV ’’Kemudian kurangilah 4 ! ”

— ’’Hitunglah berapa hasilnya ! ”” Nah, kalau sudah ketemu hasilnya, saya akan mengetahui angka berapa yang engkau pilih tadi” .Anak Super dapat dengan tepat dan cepat menerka angka be­rapa yang dipilih testee karena Anak Super (tester) mempunyai kunci untuk menebak yang jitu.Kunci itu adalah sebagai berikut :— Tester (Anak Super) menggantikan angka yang akan di-

tebak itu dengan huruf X.— Tester mulai berpikir menghitung :

I 6 XII 6 X + 18

III 6 X + 18--------- = 2 X + 6

3IV. 2 X + 6 - 4

2 X + 2 = ...................... (16)(tester menanyakan kepada testee berapa hasil perhitungan angka yang dipilih tadi, apabila dikalikan 6 lalu ditambah 18, terus dibagi 3 dan akhirnya dikurangi 4, jawab testee = ada 1 6.Maka dengan cepat Anak Super (tester) akan segera dapat menebak berapa angka yang dipilih testee yaitu dengan menghitung :

2 X + 2 = 162 X = 1 6 - 22 X = 1 4

X = 7

115

Page 128: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Checking :Marilah kita check perhitungan di atas, cocok tidak jika X atau angka yang dipilih testee tadi betul-betul 7

1 6 x 7 = 42II 42 + 18 = 60

III 60 : 3 = 20IV 20 - 4 = 16

Ternyata cocok, karena hasil perhitungan testee tadi juga ada 16.

Contoh II Trick:Anak-anak bermain angka dalam ’’Magic Squares”Misalnya: Gambar

Ada gambar papan per- segiempat yang dibagi menjadi 25 kotak. Anak harus mengisi angka-an- ka dalam kotak mulai dengan angka satu s/d 25 dengan peraturan yang sudah ditentukan. Mengisinya harus deng­an jalan diagonal sede- mikian rupa, sehingga semua kotak dapat ter- isi.Ujung atas ke ujung (lihat No. 1—2) bawah bergerak diagonal ke kanan — (dari No. 2—3) diagonal ke kanan Lihat untuk nomor 0 — turun ke bawah.

Demikianlah sekedar contoh bagaimana cara memperluas ilmu pengetahuan.

atas

17 24 1\

8/

15

23>

5' i

\ /7 I \ 14 \

\16

- r4~-

T*'• 6. 13 ' >2 0 '

i 22 \\

10 12 19 '2 1 .,..

3

11 18 25 2'' 6

bawah

116

Page 129: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Cara memperkaya sudah banyak diiakukan di luar negeri misalnya di Detroit, percobaan tidak hanya diiakukan pada mata pelajaran pokok saja, tetapi meliputi kesenian, musik sains, kepustakaan, kesehatan dan pendidikan pisik.

4. Combination (campuran)Pelaksanaan dari bermacam tipe pendidikan khusus pada

prakteknya diiakukan dengan jalan kombinasi yaitu memper- gunakan lebih dari satu macam bentuk misalnya:

— gabungan antara Acceleration dengan Enrichment— gabungan antara Segregation dengan Acceleration— gabungan antara Enrichment dengan Segregation— dan sebagainya.Dari 4 macam bentuk pelaksanaan pendidikan khusus ter­

sebut sudah barang tentu masing-masing mempunyai keuntung- an dan kerugian.

Maka untuk menentukan macam dari bentuk-bentuk ter­sebut harus dipikirkan secara hati-hati agar memperoleh keun- tungan yang sebanyak-banyaknya dan kerugian yang sekecil- kecilnya.

Keuntungan maupun kerugian itu bergantung kepada:a) sifat bentuk (sistem) itu sendirib) keadaan (kondisi, sifat) anakc) keadaan masyarakat tempat anak tinggal (yang berbeda-

beda)d) kecakapan guru (guru ah I i, narasumber)e) fasilitas dan alat.Dengan demikian dapat terjadi suatu tipe sistem pendidikan

khusus yang tepat untuk sekelompok anak atau negara tertentu itu belum tentu dapat diterapkan untuk kelompok/negara lain yang kondisinya berlainan.

Untuk memberi gambaran apa saja dan bagaimana keun­tungan dan kerugian dari masing-masing sistem pendidikan tersebut, di bawah ini secara praktis akan diuraikan sebagai berikut:

117

Page 130: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Gambar Keuntunan dan Kerugian dari masing-masing Sistem

Keuntungan

Acceleration1. Kecakapan anak terpupuk2. Hubungan dengan masya-

rakat tidak terputus sama sekali.

Segregation1. Murid dapat bersaing se-

puas-puasnya dengan te- man sekelas karena mereka mempunyai kecerdasan yang seimbang.

2. Para pembimbing tugasnya lebih ringan karena anak didiknya sudah terkumpul sesuai dengan kemampu- annya.

Enrichment1. Dapat membantu perkem-

bangan potensi anak deng­an lancar.

2. Anak betul-betul mengua- sai mata pelajaran yang di-

Kerugian

1. Vang diperhatikan hanya keaktifannya saja

2. Kurang memperhatikan hal lain seperti: hubung­an sosial, ekonomi, emosi, kemasakan jasmani dan lain-lainnya.

3. Ada pelajaran yang terpu­tus.

1. Mereka merasa group isti mewa lalu menjadi som- bong.

2. Karena terisolir, menjadi- kan hubungan sosial men­jadi berkurang.

3. Para siswa teman sekelas- nya yang semula duduk satu kelas dengan Anak Super lalu merasa kehi- langan tokoh tauladan dalam memecahkan ma- salah.

1. Sukar untuk memperkaya kurikulum yang tepat se­kali jika diterapkan pada para Anak Super yang se­cara individual mempunyai

118

Page 131: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

berikan.3. Anak mempunyai pe-

perbedaan-perbedaan kese- nangan.

ngetahuan yang luas dan 2. Di dalam memperkaya

D. Kurikulum untuk Pendidikan Anak Supernormal.Berbeda dengan Anak Normal maka Anak Super memi-

liki beberapa ciri khas, yaitu selain IQ yang superior juga ketrampilan dasar yang lebih cepat diperolehnya serta keunggulan prestasi dalam berbagai bidang dan pernyataan- pernyataan kreativitasnya.

Untuk mengembangkan aspek-aspek itu perlu tersedianya kurikulum yang dapat menstimulasi mereka sehingga kelebihan mentalnya tersalur secara tepat.

1. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan:Dengan bertitik tolak pada ciri-ciri dan kebutuhan Anak-

Super, aspek-aspek yang perlu diusahakan pengembangannya ialah antara lain:1.1. Usaha pengembangan semua kemampuan-kemampuan

yang ada dalam diri anak.1.2. Mengembangkan adanya bakat-bakat kepemimpinan,

jiwa kreatif dan rasa tanggungjawab.1.3. Pendidikan penguasaan perkembangan sosial emosi.1.4. Pendidikan usaha pengembangan bakat-bakat yang ada.

mendalam. kurikulum harus ada kerja- sama yang baik antara guru-guru kelas di bawah dengan yang di atasnya (guru TK sampai PT) su­paya guru-guru tersebut dapat memperkaya pelajar­an yang seimbang.Apabila pengayaan tidak tepat materinya, anak akan menjadi bosan atau malah kacau.

119

Page 132: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

2. Program-program yang perlu diperhatikan.Sehubungan dengan perencanaan kurikulum perlu diperha­

tikan adanya Program-program antara lain:2.1.. Diusahakan pemisahan-pemisahan sehingga diharapkan

mereka sehomogin (setingkat kecerdasannya) mungkin dalam inteligensinya.

2.2. Diperlukan adanya pendidikan khusus yang menampung kelompok Anak Supernormal.

2.3. Menyediakan berbagai bidang kesempatan-kesempatan mempelajari dan mengadakan penelitian-penelitian serta percobaan-percobaan.

2.4. Usaha-usaha evaluasi hasil-hasil yang telah dapat diker- jakan oleh para siswa di luar sekolah.

2.5. Diusahakan mata pelajaran yang seintensif mungkin.

3. Perencanaan Kurikulum.Untuk melayani pendidikan Anak Supernormal maka

perencanaan kurikulum harus mengalami perubahan-perubahan antara lain:1. Memperkaya kurikulum dengan menambah mata pelajaran.2. Memberi kesempatan memperkembangkan sosial emosi,

kebudayaan.3. Dengan mengadakan Sekolah Khusus, Kelas Khusus dan

Fasilitas-fasilitas khusus.4. Untuk SLTA lebih diperluas dan diperdalam.5. Di Perguruan Tinggi pendidikan lebih bersifat individual.6. Memberi kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh

pengalaman lebih banyak untuk perkembangan bakatnya.Sebagai contoh ada 2 macam cara yang memperkaya kuri­

kulum yaitu:1. Kurikulum dipadat cepatkan (process acceleration) ter-

utama untuk pengetahuan-pengetahuan seperti:Sains, Matematika, Bahasa asing.

2. Kurikulum diperluas dan diperkaya isinya misalnya: penge­tahuan sosial, bahasa.Sikun Pribadi mengemukakan suatu sistem kurikulum yang

120

Page 133: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

lebih banyak memberi kesempatan berkembangan optimal bagi Anak Supernormal ialah kurikulum yang banyak mengan- dung mata pelajaran ’’elektif” sehingga anak mendapat ke­sempatan seluas-luasnya memilih mata pelajaran yang paling menarik minatnya tanpa mengurangi arti kurikulum baku yang minimal.

Di Indonesia, baik di sekolah lanjutan maupun di Pergu- ruan Tinggi, kita masih jauh dari keadaan yang ideal itu. Kuri­kulum yang elektif membutuhkan tenaga pengajar yang kom- peten dan berwenang serta baku pelajaran khususnya testbook yang relevan dan bermutu.

Untuk pelaksanaan sistem elektif ini membutuhkan antara lain:1. Sistem kredit yang tertib2. Guru-guru yang memenuhi syarat3. Bahan pelajaran yang di ” modul” -kan4. Buku pelajaran yang mencukupi dan bermutu5. Sistem evaluasi yang memadai6. Sistem administrasi kurikulum yang efisien

(15, 81 : 62)E. Metode Pengajaran Yang tepat untuk Anak Supernormal.

Sesuai dengan karakteristik Anak Supernormal maka guru harus menggunakan metode yang banyak memberi kesempatan anak agar mereka dapat aktif berpikir, dapat menemukan ma- salah dan memecahkannya melakukan percobaan-percobaan dan penelitian ilrniah, menyusun laporan dan sebagainya.

Untuk pelaksanaan metode sudah barang tentu dibutuhkan fasilitas dan perlengkapan yang tidak sedikit biayanya seperti: laboratorium, bengkel kerja, perpustakaan, lapangan tempat uji coba, alat-alat audio visual, bahan-bahan percobaan dan penelitian dan lain-lainnya.

Di sinilah terasa pentingnya peranan guru yang harus lincah kreatif, kaya imajinasi dalam melayani pendidikan Anak Super­normal.

Kita kenal bermacam-macam metode dari yang paling abs- trak sampai dengan yang konkrit sehubungan dengan pengguna-

121

Page 134: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

an alat peraga yaitu menggunakan lambang kata, lambang visual, radio, TV, pameran, darmawisata, demonstrasi, model dan ber- buat sendiri atau ’’learning by doing” .

Sedang bentuk-bentuk metode itu sendiri sangat banyak macam ragamnya, namun di antara metode-metode itu perlu dipilih yang tepat untuk Anak Supernormal. Seperti misalnya: team teaching, field study, problem solving, inquiry, pembe- rian tugas, process aproach, sosiodrama, pengajaran berprogra- ma independent study, pengajaran dengan alat peraga (slide, film strip, overhead projector, film) dan lain-lainnya.

Oleh Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) I K IP Y O G Y A K A R T A yang sedang mengembangkan Sistem Penga­jaran dengan Modul sejak tahun 1972, diterbitkan buku-buku yang berisi program kerja antara lain ’’Metodologi Pengajaran di Sekolah Pembangunan''yang disusun oleh Dra. Suryati Sidharta, MA.

Bagaimana macam dan langkah-langkah pelaksanaan metode tersebut serta manfaat apa yang dapat dicapai lewat metode itu di bawah ini akan dikemukakan secara ringkas.Macam Metode yang tepat untuk Anak Supernormal itu antara lain:1. Metode Pengajaran Beregu (Team Teaching)2. Metode Kerja Lapangan (Field Study)3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry)5. Metode Pemberian Tugas (Recitation)6. Metode Proces (Process Approach)7. Metode Memainkan Peran Tokoh Masyarakat (Sociodrama)8. Pengajaran Berbingkai (Programmed Instruction)9. Metode Bebas (Independent Study)10. Metode Percobaan (Experiment)11. Metode Penemuan Konsep (Conceptual learning) dan se-

bagainya.Langkah-langkah Pelaksanaan Metode:1. Metode Pengajaran Beregu (Team Teaching).

Metode ini disebut pula pengajaran beregu, terdiri atas be-

122

Page 135: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

berapa guru yang mengajar mata pelajaran yang berbeda secara bersama-sama mengajar, membimbing, membantu siswa untuk membahas, merumuskan dan menyelesaikan masalah.Tujuan metode:a. Memperluas pandangan siswa terhadap suatu obyek (misal­

nya tentang TA BA N A S mengungkap bagaimana pem- bangunan dan pembiayaan negara diatur, bagaimana hu- bungannya dengan dana pembiayaan suatu negara).

b. Menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain (misalnya tentang pemberantasan Wereng: dibutuhkan guru- guru ahli botani biologi ahli-ahli lainnya) melatih anak menggunakan ilmu pengetahuan dalam usahanya menyele­saikan suatu masalah.

c. Menghubungkan mata pelajaran yang mereka terima di se- kolah dengan masalah kehidupan sehari-hari.

2. Metode Kerja Lapangan (Field Study).Metode Kerja Lapangan memberikan kepada siswa untuk

mengadakan interaksi langsung dengan obyek yang sedang di- pelajarinya. Suatu karyawisata yang teroganisir dengan baik, sama nilainya dengan memasuki laboratorium di alam bebas. Karyawisata ini bila obyeknya telah disusun dengan rapi di dalam rencana pelajaran/silabus, sama pentingnya dengan teksbook dan alat peraga.3. Metode pemecahan masalah (problem solving).

Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang sering kita jumpai dalam kehidupan/sehari-hari.

(Metode pemecahan masalah dapat dikhususkan lagi dalam metode yang lain seperti: metode inquiry — pemberian tugas — process approach — sosial drama dan Iain-lain).

4. Metode penemuan masalah (Inquiry).Metode inquiry adalah metode problem solving yang sifat-

nya lebih khusus yaitu siswa dihadapkan pada masalah untuk diselesaikan, baik dalam kegiatan kelompok maupun dalam kegiatan perorangan.

123

Page 136: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— Kepada siswa dilancarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah di rencanakan.

— Siswa menyelesaikan masalah dalam bentuk multiaktivitas yang kerangka polanya sudah digariskan guru.

— Siswa menyajikan penyelesaian masalahnya.— Guru evaluasi/koreksi terhadap penyimpangan-penyimpang-

an atau kesalahan-kesalahan yang terjadi.5. Metode pemberian Tugas (Recitation).

Anak akan mengalami ” to learn how to learn” yaitu belajar mencari fakta dan bagaimana caranya. Ini merupakan prasarana untuk trampil memperoleh pengetahuan.

(Misalnya: Tugas menyusun Studi Kasus menghitung pem- biayaan proyek).

6. Metode Proses (process Approach).Yaitu pengembangan sikap ilmiah (Scientific attitude)

dengan menitik beratkan pada proses penemuan suatu konsep.Titik berat mengajak adalah pengembangan keterampilan

dasar dalam belajar dan memperoleh ilmu dengan jalan meng­ikuti — mengalami suatu proses. Diusahakan siswa memperoleh pengalaman tangan pertama (first hand experiences) untuk suatu proses eksplorasi.

Siswa akan trampil berpikir memiliki konsep-konsep yang setiap saat dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk meme- cahkan masalah baru dan memperoleh konsep baru.

7. Metode Memainkan peran Tokoh Masyarakat (Sociodrama).Sangat efektif untuk menanamkan pengertian-pengertian

tentang kehidupan sosial yang sangat asing bagi siswa. Dengan peran spontan ini seakan-akan anak benar-benar menghayati dunia yang baru saja diperkenalkan kepadanya.

(Dalam hal ini kesalahan interpretasi dari peran sekaligus secara spontan dapat dikoreksi).

8. Pengajaran Berbingkai (Programmed Instruction)Ciri-ciri pengajaran berprogramma ialah:a. Bahannya disusun berdasarkan sesuatu organisasi yang

124

Page 137: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

berurutan dan teratur agar bahan tersebut dengan sudah dapat ditangkap pembaca.

b. Programa harus perlu menggunakan prinsip-prinsip rein­forcement agar supaya peristiwa belajar benar-benar terjadi.

c. Programma harus mencakup hal-hal faktual pelajaran serta ketrampilan yang terdapat dalam pola belajar.

d. Menggunakan tiap-tiap aspek reinforcement yang akan membimbing anak agar supaya pengertian tentang bahan dapat secara mendalam.Suatu programa yang baik dituntut ciri-ciri khusus yaitu:

a. Asurrfsi dinyatakan secara jelas dalam menulis programa, pelajar harus dapat membaca bahan untuk sesuatu tingkat tertentu.Tingkat vocabuler pelajar harus sesuai dengan programa yang akan dipelajarinya.Penulis harus memperhatikan latar belakang pengalaman anak dalam mata pelajaran tersebut.

b. Tujuan yang dinyatakan secara eksplisit, penentuan tujuan ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan dari siswa sesudah membaca suatu programma.

c. Urutan penyajian bahan-bahan harus diatur selogis mung­kin tanpa melompat-lompat dari satu persoalan ke persoalan lain dan kembali lagi ke persoalan semula.

d. Pelajaran harus dipecah-pecah dalam bagian, mulai dari yang paling sederhana bertahap sampai pada yang lebih kompleks.

e. Kecepatan disesuaikan dengan individu pelajar.Dalam mempersiapkan materi berprograma perbedaan in­dividual ini merupakan konsiderasi pula hingga seseorang yang cepat belajar dapat dengan cepat pula maju sedang yang lambat dapat pula sesuai dengan kemampuannya.

9. Metode Bebas (Independent Study).Ini adalah kegiatan kurikuler yang memberi kebebasan pada

siswa untuk melaksanakan belajar yang dikehendaki.Tujuan Metode Bebas adalah:a. Siswa belajar dengan cara yang bertanggungjawab memper-

Page 138: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

gunakan sebaik-baiknya kebebasan yang diberikan kepada- nya.

b. Siswa dapat belajar menentukan apa yang perlu baginya dan apa yang kurang perlu.

c. Siswa dapat meningkatkan dirinya dengan bacaan yang di- sediakan baginya dan dapat menghargai buku sebagai sum- ber pengetahuan.

d. Siswa dapat mendisiplinkan diri dan dapat mengontrol dirinya.

e. Siswa dapat mengembangkan rasa toleransi mengingat suasana kelas pada waktu independent cukup ramai sehingga bila tiap siswa berbuat sekehendak sendiri, tak seorangpun dapat bekerja dengan baik pada jam tersebut.

f. Siswa dapat melaksanakan diskusi yang sehat dalam kelom- pok kecil dan menyesuaikan diri untuk tidak membuat gaduh mengingat kawan-kawannya lain.

g. Siswa dapat belajar sama pada saat-saat alat buku perleng- kapan lain yang diperlukannya telah dipergunakan oleh siswa yang lain.

h. Siswa dapat memusatkan perhatian tanpa terganggu oleh teman-temannya.

i. Siswa belajar mengenal dirinya sendiri, kelebihan dan ke- kurangannya.

j. Siswa mulai belajar dengan bimbingan gurunya bagaimana menggunakan waktu luang. Cara mengisi waktu dengan baik ini pasti akan mereka terapkan pada pengisian waktu kosong di rumah.

10. Metode percobaan (Experiment).Anak mendapat kesempatan untuk mengadakan percobaan-

percobaan, mengetrapkan teorinya dan memprosesnya sampai menghasilkan sesuatu.

Dalam percobaan-percobaan ini mungkin anak menemu- kan hal-hal baru dan tambah pengalaman.11. Metode penemuan Konsep (Conceptual Learning).

Anak digiring untuk aktif menyelidiki suatu pengertian dengan mengenal sifat-sifat sejati dari hal yang diselidiki.

126

Page 139: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Masih banyak macam-macam metode lainnya yang tidak kurang pentingnya seperti riset, diskusi, seminar, studi kasus dan lain-lainnya yang semua itu sangat bermanfaat serta me- ngandung spirit bagi anak Supernormal untuk mengembangkan ilmunya.

Tiap-tiap metode mempunyai kebaikan atau keuntungan tetapi juga mempunyai kekurangan atau kerugian. Agar dapat saling mengisi kekurangan hendaknya menggunakan metode secara kombinasi, jangan hanya memakai satu macam metode saja.

Metode-metode di atas harus ditunjang fasilitas dan per- lengkapan serta guru pembimbing yang telah berpengalaman luas agar hasilnya dapat mencapai tujuan sesuai yang diren- canakan.

F. Tenaga Kependidikan.Berdasarkan karakteristik Anak Supernormal dapat diper-

kirakan bagaimana tuntan syarat-syarat untuk yang dapat me- layani kebutuhan-kebutuhan mereka.

Dengan bertolak dari pokok pikiran tersebut guru untuk Anak Supernormal harus memiliki kemampuan intelektual serta kepribadian yang memungkinkan guru dapat mengikuti bakat dan minat anak didiknya secara tepat.

Karakteristik yang mungkin diperlukan bagi pembinaan Anak Supernormal antara lain:1. Harus memiliki inteligensi yang tinggi tetapi tidak harus

tingkat Genius.2. Menguasai bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya

secara intensif.3. Selalu aktif menambah ilmu, mengikuti perkembangan

cakrawala dunia pengetahuan yang melaju pesat agar tidak terbelakang dengan anak didiknya.

4. Ahli didaktik dan kurikulum.5. Berpengalaman luas dalam dunia pendidikan.6. Menguasai strategi belajar mengajar berkompetensi tinggi.7. Pandai memilih metode yang berpusat kepada anak.8. Mengerti teknik evaluasi yang sempurna (continous compre-

127

Page 140: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

hensive)9. Mencatat scmua kegiatan Anak Supernormal dengan rapi

dan lengkap (case history) dan didokumentasikan.10. Dengan sepenuh hati menyukai bidangnya sehingga dapat

dengan anak didiknya.11. Harus betul-betul mengetahui kehidupan Anak Super­

normal. Untuk ini harus mengetahui seluruh aspek-aspek kejiwaannya, mental pribadinya, sifat sosialnya. Juga me- ngerti segi-segi kelemahan-kelemahannya, kelebihan atau kekurangan jasmani rohani dan faktor-faktor lainnya.

1 2. Harus kaya akan rencana-rencana kegiatan atau dengan se- gala macam teknik pengelolaan yang benar-benar masak se­hingga dapat menjamin fungsi guru sebagai nara sumber bagi Anak Didiknya.

13. Mempunyai kepribadian yang fleksibel.14. Memiliki jiwa pengabdian (dedikasi), sanggup berkorban.1 5. Terbuka sikapnya.1 6. Dan lain-lainnya.

Tentu saja beban tugas guru Anak Supernormal tidak ri- ngan, penuh tanggungjawab menghadapi bermacam tantangan, memiliki mental yang kuat dalam melayani pribadi-pribadi, Anak Super tersebut.

Sudah selayaknya apabila demi berhasilnya pendidikan pe- merintah juga harus menyiapkan segala macam penunjang yang berkaitan dengan kebutuhan program itu antara lain khusus untuk guru Anak Supernormal harus diberi jaminan tambahan tunjangan, fasilitas-fasilitas yang bersifat pembinaan karirnya.

128

Page 141: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB V PERAN SERTA O R A N G TUA DAN

M ASYARAKAT DALAM PEN D ID IK A N A N A K SU PER N O R M A L

A. Problem-problem yang datang dari Keluarga-Masyarakatdan SekolahBanyak orang tua yang kurang mengetahui tentang keadaan

anaknya yang tergolong Supernormal sehingga kalau anaknya berbuat hal-hal yang tidak masuk akal, orang tua tidak dapat mengerti.

Anak yang tergolong genius umur 3 tahun sudah ingin belajar membaca dan menulis, orang tua yang tidak tahu akan memarahinya, padahal justru harus diberi pengarahan dan bim- bingan agar perkembangan mentalnya tersalur sesuai dengan bakatnya.

Juga terhadap anak yang mempunyai talent dalam bidang teknik listrik orang tua sebaiknya mengikuti pembawaan bakat anaknya jangan merintangi dan menyuruh anaknya menuruti kehendak orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi ahli hukum misalnya.

Dari pihak masyarakatpun masih banyak yang kurang me­ngetahui kehidupan golongan para genius. Anak genius yang sangat tinggi IQ-nya memang sering menunjukkan sikap eksen- trik, egois, intoleran yang sukar diterima oleh orang awam. Maka apabila sikap itu sukar diterima masyarakat akan sulit- lah nanti dalam pergaulannya di masyarakat, pada hal para genius memiliki potensi yang bernilai tinggi yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat dan negara.

Disekolahpun anak genius akan mengalami problem antara

129

Page 142: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

lain: anak bosan terhadap pelajaran karena merasa telah mengerti lebih dahulu, tidak senang kepada gurunya yang mem- perlakukan dirinya sama dengan teman-teman sekelasnya pada- hal harus dibedakan pelayanannya. la ingin bergaul dengan teman yang umurnya lebih tua karena merasa telah seimbang kepandaiannya. Begitulah karena keunggulannya tidak diper- hatikan dan tidak mendapatkan pelayanan pendidikan khusus akibatnya anak menjadi jemu bersekolah, benci kepada situasi yang menekan batinnya sehingga studinya menjadi kacau.

Seorang ahli sosiometri yang bernama L. Kerstetter, dalam periyelidikannya memperoleh bukti, bahwa dalam highschool banyak diketemukan anak-anak ’’Highly gifted” yang menga- iami kesukaran dalam memperoleh simpati. Dalam Secondary School di New York banyak diketemukan murid-murid highly gifted yang sukar berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.

Di lain pihak banyak yang berusaha bergaul dengan para dewasa yang lain dalam masyarakat tetapi jarang yang sukses karena keadaan di Sekolah dan masyarakat tersebut tidak se­suai bagi mereka.

B. Usaha-Usaha Pendekatan Pendidikan Anak Supernormal.Demi tercapainya pendidikan yang tepat bagi Anak Super­

normal perlu dipikirkan dengan cara apa dan bagaimana orang tua dan masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pendidikan Anak Supernormal ini.

Untuk menunjang berhasilnya usaha itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu:1. Orang tua maupun masyarakat hendaknya dapat meng-

identifikasi Anak Supernormal sedini mungkin. Untuk ini perlu diberikan informasi yang disebarluaskan.

2. Peran orang tua dan masyarakat terhadap perkembangan Anak Supernormal harus dibina. Untuk ini orang tua dan masyarakat perlu memahami problematik serta membim- bingnya.Sebagai jalan untuk mencapai ini dapat digunakan Yayasan-

130

Page 143: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

yayasan atau badan-badan yang sudah ada untuk memberi- kan penyuluhan.

3 . Orang tua dapat melibatkan diri dalam pengembangan pe- layanan pendidikan Anak Supernormal dengan cara:

bekerja sama dengan guru sejak prasekolah.ikut mcnyusun konsep program pendidikan bagi AnakSupernormal untuk mcnampung minat kebutuhan dan

— ... potensi yang dimiliki Anak Supernormal.4. Peranan orang tua dan masyarakat dalam mengusahakanw. • lingkungan yang menunjang pengembangan Anak Super­

normal antara lain yaitu:— menciptakan lingkungan rumah/keluarga yang serasi

selaras dan seimbang dengan diri Anak Supernormal.— menyiapkan sarana, lingkungan pisik — alam— sosial yang

memungkinkan anak dapat mengembangkan bakatnya.

C. Beberapa Saran untuk Orang Tua yang mempunyai Anak Supernormal:

1. Orang tua perlu mengetahui ciri-ciri Anak Supernormal agar dalam pengarahannya dapat menyesuaikan diri dalam hu- bungannya di rumah, kemajuan belajarnya di sekolah serta pergaulannya- di masyarakat, sehingga dapat melayani ke- butuhan-kebutuhan anaknya demi berhasilnya pendidikan. Sekiranya melihat gejala-gejala yang menggambarkan ka- rakteristik Anak Supernormal orang tua yang ingin tahu kepastiannya dapat pergi ke Fakultas Psikologi UGM atau Biro Konsultasi yang dapat mendiagnosa secara pasti.

2. Perlu dimengerti bahwa Umur Mental (Mental Age) Anak Supernormal lebih tinggi dengan Umur Kalender (Chrono­logical Age)-nya, maka apabila anak senang menggabung berteman dengan anak yang lebih tua umurnya jangan tergesa-gesa dimarahi. Carikan teman yang dapat mengem­bangkan intelektual dan sikap sosialnya.

3. Kalau anak mempelajari buku-buku pelajaran kakak-kakak- nya, anak jangan dimarahi tetapi harus diarahkan. Sediakan- lah perpustakaan kecil di rumah sebagai penunjang kuriku-

Page 144: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

lum di sekolah sekaligus untuk bahan pengayaan.Sediakanlah fasi 1 itas-fasiIitas yang dibutuhkan anak: tempat belajar yang baik, kesempatan-kesempatan untuk melaku-kan percobaan-percobaan, penyediaan bahan di samping bantuan moral yang berupa dorongan pengertian (accep­tance) dan bimbingan.

4. Perlu dimengerti bahwa Anak Supernormal yang tergolong Genius cenderung menunjukkan sifat-sifat yang negatif seperti emosional intoleran, egois suka menyendiri serta eksentrik. Anak genius yang begitu terpusat kepada tugas- tugas yang sedang ditekuni, kadang-kadang lupa tugasnya sehari-hari: lupa mandi, berganti pakaian, makan tidak teratur. Orang tua wajib memperingatkan dengan halus, diberi keterangan yang masuk akal sehingga penjelasan itu dapat diterima anak dengan penuh pengertian. Juga kalau mau melarang sesuatu harus dengan alasan yang tepat dan logis.

5. Anak yang tergolong Genius disamping umur mental yang sangat tinggi adalah tetap memiliki ” Jiwa kanak-kanaknya” , maka jangan heran apabila Anak Super 10 tahun telah lulus Sekolah Menengah tetapi ia masih senang bermain ke- lereng dengan teman sebayanya.

6. Anak jangan ditekan tetapi juga jangan di dewa-dewakan dengan anggapan ia anak yang luar biasa dan istimewa.

D. Beberapa Contoh Peranserta Orang Tua untuk Anaknya Yang Supernormal.Di bawah ini dikemukak^n 3 buah contoh kasus Anak

Genius yang mengungkap betapa besarnya peranserta orang tua terhadap perkembangan pendidikan anaknya. Anak-anak Genius itu adalah R. Wahyu Purnawan beserfea adiknya R. Kun War- dhana, Robert dan Marilyn.1. Anak Genius Keluarga Abyoto.

R. Wahyu Purnawan (13 tahun) Siswa SM A Teruna Jaya Jl. Kramat II/80 A Jakarta.— IQ 150 (Genius)

132

Page 145: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

— SD diselesaikan dalam waktu 3 tahun— SMP diselesaikan dalam waktu 2 tahun— SMA juga selesai dalam waktu 2 tahunMemiliki Ijazah Nasional Bahasa Inggrisdan Jerman.

R. Kun Wardhana (11 tahun). Siswa SM A Terunajaya Jl. Kramat II/80 A Jakarta.— iQ 1 52 (Genius)

SD diselesaikan selama 2 tahun— SMP diselesaikan dalam waktu 2 tahun— SMA hanya dtseiesaikan selama 1 tahunDi samping itu juga memiliki Ijazah Nasional Bahasa Inggrisdan Jerman, serta ijazah mengetik.

Dua orang anak kakak beradik tersebut jelas menunjukkanAnak Supernormal yang tergolong Genius, maka atas izindispensasi dari Departemen P dan K, keduanya dapat mengikuti EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) tingkat SLT A di SMA Negeri III Jalan Setia Budi Jakarta. Kedua anak itu dapat mem­peroleh izin dispensasi adalah atas bantuan Dr Conny Semiawan selaku Kepala Badan Pusat Pengembangan Pendidikan dan Sa- rana Kurikulum Departemen P dan K Jakarta.

M. Ali Arsyad, guru pembimbing Kun Wardhana dan Wahyu Purnawan sejak SD hingga kini mengungkapkan tanda-tanda bakat kecerdasannya sudah nampak di SD yaitu mereka suka bertanya dan akan menangis apabila tidak mendapat jawaban yang memuaskan.Susunan Kelu^irga:

Drs. R. Abyoto Hadiprojo SH (56 tahun), seorang penga- cara puteranya lima orang yaitu:

1 .Yan tiA rito (18 tahun)2. Bakti Nusindro (17 tahun)3. Wahyu Purnawan (13 tahun)4. Kun Wardhana (11 tahun)5. Linda Mawengkar( 5 tahun).Nampaknya dari keluarga Abyoto menunjukkan adanya

talent dalam bidang bahasa, putera nomor dua Bakti Nusindro yang telah kuliah di Universitas Krisna Dwipayana itu juga

133

Page 146: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

menguasai bahasa asing scperti Inggris, Belanda dan Jerman sebagaimana adik-adiknya Wahyu Purnawan dan Kun Wardhana. Si bungsu Linda Mawengkar yang scdang duduk di kelas II SD itu pun sudah mulai belajar Bahasa Inggris padahal umurnya baru 5 tahun.

Peranserta Orang Tua Wahyu Purnawan dan Kun Wardhana.Ibu Abyoto adalah seorang guru pernah mengajar di SMP

Santa Ursula Jakarta. Demi kepentingan pendidikan anak- anaknya, ia rela melepaskan pekerjaannya itu agar sclalu dekat dengan mereka setiap hari. Kemajuan belajar anak-anaknya tidak lepas dari bantuan dan pcrhatian dari guru-guru dan scko- lahnya, tetapi tidak kurang pentingnya dan bahkan ikut ambil peranan adalah adanya perhatian dari orang tua (ayah dan ibu). Demikianlah Ibu Abyoto menjelaskan bahwa ia dan suaminya selalu ikut berpcran serta dalam pendidikan anak- anaknya lewat:1. Perhatian waktu belajar. Bapak Abyoto tidak pernah me-

maksakan anak-anaknya untuk belajar, karena sejak kecil belajar sudah merupakan kesukaan mereka. Kesukaan itu lahir dari kebiasaan yang dibentuk sejak kecil di tengah- tengah keluarga.

2. Kepada anak-anaknya selalu diberikan fasilitas untuk be­lajar secukupnya namun selalu dibiasakan juga untuk hidup sederhana. Semboyan Keluarga Abyoto adalah ” Kese- derhanaan adalah Kunci Kemajuan Yang Murni.”

3. Ibu Abyoto sangat memperhatikan menu makanan, ini berkaitan juga dengan kemajuan belajar anak yang mem­butuhkan gizi untuk kesehatan jasmaninya.

4. Adanya rekreasi yang teratur, akan menambah gairah hidup, menjernihkan pikiran dari kelelahan sehari-hari.

5. Tidak'boleh diabaikan pula yaitu adanya ’’kehangatan ke­luarga” yang menciptakan rasa aman dan tenteram dalam kebahagiaarv.

134

Page 147: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

2. Perkembangan Belajar Robert (Genius).Robert dilahirkan dari keluarga ’’Science Parents” .

Umur 3 tahun dapat main piano4 tahun ke kebun binatang — Orang tuanya memberi se-

buah binatang-binatang berwarna dengan keterangan singkat tentang kehidupan binatang tersebut.— ia bermain ’’binatang-binatang” dengan ayahnya— Ayahnya membawa Robert ke farm, museum.

STK Ayahnya memberi beberapa kerang laut dari Florida— Ibunya meminjam tetangga sebuah buku tentang ke­

rang laut.— Dalam beberapa hari saja Robert telah dapat menceri-

takan kepada orang tuanya nama masing-masing kerang laut tersebut.

— Secara serius Robert lalu mengumpulkan ’’koleksi kerang laut.”

3 tahun kemudian Robert mengembangkan Hobby meliputi:— koleksi perangko ayahnya membantu dengan tabah— koleksi kartu-kartu bergambar pemain-pemain basebal.— Senang sport, mempelajari peraturan-peraturan base­

bal dan football.— mampu bertanding, bermain sepakbola dengan anak

yang lebih tua.— Ayahnya membelikan buku-buku tentang olah raga.— Ayahnya membawa Robert ke Amerika melihat se-

jumlah pertandingan-pertandingan dengan menerang- kan peraturan peraturan yang lebih kompleks.

Grade 4 :— Robert banyak membaca buku-buku ilmiah, terutama yang

paling disenangi adalah tentang serangga ("Entem ology” ).— Semakin banyak membaca buku-buku ilmiah teknik tinggi.— Mengumpulkan serangga sejumlah besar dengan bantuan

macam-macam buku tentang Identifikasi serangga.— Pulang dari b«rlibur Robert membawa pulang: kupu-kupu,

1 dosin ngengat besar (large moths) lebih 100 serangga

135

Page 148: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

kecil, kepompong (cocoons) untuk penelitian.— Robert mempelajari tentang bagaimana membuat a collec­

ting net dan killing jar, bagaimana cara mengembangkan sayap kupu-kupu dan ngengat serta bagaimana cara me- masangnya dalam display yang menarik.

— Robert berharap dapat meneliti kepompong untuk mcngc- tahui dan menyaksikan bagaimana seckor serangga untuk pertama kali emerging from its temporary home.

Grade 5 :— Membuat sketches pensil dari koleksinya ngengat dan

kupu-kupu.— Berkembang keseni melukis, Robert membuat lukisan

specimens dengan water colour.— Guru menyarankan orang tua Robert membelikan alat

melukis sebagai hadiah Christmus.junior High School: Robert mempunyai seorangguru scien­

ce yang sangat tertarik.(SMP)Pada koleksi Robert dan guru tersebut mempunyai

pengalaman hidup' yang bagus dalam bidang entomology.— Guru ini menyarankan Robert mencari serangga di kebun

dan pekarangannya pada malam hari.— Guru membantu Robert mendapatkan nama-nama speci-

mensnya yang baru dengan menggunakan kunci-kunci (keys).

— Robert semakin asyik dengan nama-nama ilmiah dan segera mempelajari ’’the genus and species names of most of his Collection” .

— la semakin mengembangkan bahasanya, karena kemam- puan bahasanya dapat membantu dia menguasai nama- nama.

Grade 9 :Robert mengambil jurusan biologi dalam accelerated class. Pelajaran di kelas dapat diikuti dengan mudah bahkan sering ia merasa tidak sabar.

— Gum Biologi mengizinkan Robert ke Perpustakaan untuk mempelajari bahan-bahan yang lebih advanced selama bebe-

136

Page 149: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

rapa pcriode kelas.Bekerja di Proyek: Robert telah mulai pada proyek Science

Fair dan menggunakan sebagian besar waktu kelasnya untuk Science Fair tersebut, ditambah beberapa jam per harinya di rumah. <

Proyek ini terdiri dari sebuah experiment untuk menentu- kan effect dari wheat germ pada tingkatan (rate) regenerasi dari earthworms.

— Guru Biologi memandang proyek ini dengan some misgivings tetapi Robert dengan alasan yang tidak disebutkan menoiak untuk menyerah.

— Guru Robert tetap memberi dorongan kepada Robert. Ketika kelas Jurusan biologi sampai pada pelajaran genetics sang guru memberi tugas kepada Robert untuk mengadakan penelitian dengan percobaan atas lalat buah-buahan (fruits flies).

Peranserta Orang Tua Robert.Bagaimanapun Robert mempunyai pattern of growth dalam

science adalah menarik, tetapi tidak highly unusual. Beberapa aspek dari background Robert stand out: la mengembangkan interestnya atas hal-hal yang bersifat ilmiah pada usia yang sangat muda; perhatiannya berubah dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun, sehingga beberapa sahabat dan keluarga khawatir bahwa pada akhirnya minat intelektualnya akan ter- tuju pada bidang sport (meskipun orang tua Robert belum per- nah merasakan bahayanya); dan Robert selalu mendapat ban- tuan dorongan dari ayah ibunya.

Hasrat orang tua Robert untuk berkunjung ke tempat- tempat yang ada scientific interest, memperlengkapi buku-buku dan menunjukkan perhatian dan simpati yang consistent without being patronmizing adalah merupakan faktor yang ti­dak dapat diragukan untuk rt]enentukan pertumbuhan Robert.

3. Marilyn Gadis Genius (IQ : 150).Perkembangan pisiknya sangat pesat, sejak lahir Marilyn

tanpa ragu menunjukkan kecakapannya.

137

Page 150: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Umur 4 bulan : sudah dapat roll over8 bulan : sudah berjalanV/2 tahun : sudah dapat bicara3 tahun : memenangkan baby contest lokal.

Sebelum masuk TK: ia sudah mempunyai banyak perha­tian pada benda-benda, binatang, angka-angka, bintang, mesin tik ayahnya.Sebelum selesai TK:

la sudah dapat membaca dengan sedikit bantuan dari ' orang-orang lain.

— Yang paling menyolok ialah kecakapannya dalam kon- sep-konsep kuantitatif (Quantitative concepts).

— Marilyn mengembangkan suatu paham matematika yang unusual (unusual mathematical insight) yang memung- kinkan ia menggambarkan jatuh hari apa pada suatu tang- gal, bahkan bila tanggal tersebut masih beberapa bulan yang akan datang.

Kelas I: mempelajari bahasa Spanyol, sangat pandai dalam menguasai bahasa percakapan (Spoken language).

— berkembang pesat dalam Science dan bahasa Spanyol.— rajin memanfaatkan buku-buku science dari perpustakaan.— sangat menyukai physical science, chemistry dan electri­

city.Grade 4 :— Marilyn pulang dari sekolah membawa sebuah buku yang

berjudul ” A boy and a Battery” , langsung minta kepada ayahnya beberapa kawat dan 2 flashlight batteries.

— Marilyn menunjukkan minat dalam bidang olah raga.— Atlit yang baik, cepat larinya, lincah memanjat pohon

pandai berenang.Grade 6 :— mempelajari buku Chemistry untuk anak-anak yang lebih

muda dan dari buku itu ia menghafalkan simbol-simbol sekitar 20 elemen yang paling biasa.Marilyn senang memamerkan bahasanya yang baru kepada

138

Page 151: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tcman-teman sekelasnya.tahu rumus-rumus dan dapat imenceritakan . (recite) reaksi-reaksi kimia yang simpel.

— pernah membuat kejutan pada teman-teman dewasa karena ia membicarakan secara sepintas lalu tentang asam (acids) dan basa (bases) dan bahkan iapun mengerti tentang ionisasi.

— Marilyn mulai melakukan percobaan-percobaan di labora- torium.

— kemudian ia mendapatkan more advanced books lainnya yang berisi ide-ide untuk home experiments.

Akhir Grade 6 :— Marilyn telah mengerjakan berlusin-lusin latihan elementer

dari beberapa eksperimen lainnya yang menunjukkan some originality.

— Ayah Marilyn adalah seorang guru matematika di local high School, mendatangkan guru kimia high School untuk memeriksa proyek penelitian anaknya.

— Ibu Marilyn khawatir kalau-kalau puterinya mendapat kecelakaan dalam eksperimen-eksperimennya di labora- torium tetapi dapat memakluminya yaitu mengizinkan Si anak mengikuti segala interestnya meskipun interest itu sesuai dengan gambaran mengenai bagaimana interest young lady itu seharusnya.

Grade 7 :— Marilyn beruntung dapat masuk ke Junior High School

(SMP) yang baik. Guru-gurunya sangat tertarik akan kema- juan Marilyn dan banyak membantu.

— Ketika dites kecerdasannya sebanyak tiga kali hasilnya me­nunjukkan Marilyn memiliki IQ ± 145 — 150.

Rangkuman:Marilyn adalah gadis cantik yang memiliki kemampuan

unggul di segala bidang, baik science maupun non science. Se­orang atlit yang luar biasa, pandai main tenis, renang atau ca- bang olah raga apa saja di samping itu ia juga berbakat dalam bidang bahasa.

139

Page 152: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Marilyn sangat terkenal dikelasnya dan disayang oleh guru- gurunya karena sangat menyenangkan dan suka bekerja.

Ibu Marilyn yang penuh pengertian akan keunggulan puteri- nya pada berbagai bidang itu bertanya-tanya dalam hatinya:

"Mengapa Marilyn belum pernah menjadi pengurus di sekolahnya?”

’’Akan jadi apaa engkau anakku?”Apabila ditanya mau jadi apa kelak kalau sudah dewasa,

Marilyn kelihatan bingung. la menyatakan belum pernah me- mikirkan hal itu, dan ia tidak dapat diajak diskusi secara serius tentang hal tersebut. la sangsi bahwa ia ingin menjadi seorang chemist, tetapi ia tidak tahu mengapa ia berperasaan seperti itu.

Guru-gurunya mengakui bahwa kecakapannya dalam ber­bagai lapangan adalah keistimewaannya yang utama; dan kalau ia menghendaki, ia dapat unggul dalam setiap lapangan.

140

Page 153: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

BAB VI M O D A L SEBA G A I SARAN A SALAHSATU

ALTERNATIF DALAM U SA H A PELA YA N A N DAN PEN G A JA R A N A N A K SU PER N O R M A L

A. Beberapa pertimbangan penggunaan sistem pengajaran deng­an Modul untuk Anak Supernormal.Berdasarkan karakteristik Anak Supernormal maka Sistem

pengajaran dengan modul diharapkan dapat cocok memenuhi kebutuhan mereka.

Anak Supernormal membutuhkan program pendidikan yang dapat memberi kesempatan bagi anak tersebut untuk mengem- bangkan potensi maupun kemampuannya secara optimal meng­ingat tingkat kecerdasannya yang tinggi itu sehingga sistem pe­ngajaran yang- diharapkan dapat melayani anak yang cerdas adalah sistem yang:1. Dapat memberi kesempatan anak untuk mengembangkan

potensi maupun kemampuannya secara optimal dalam domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Dengan jelas mencantumkan tujuan-tujuan pendidikan maupun tujuan-tujuan instruksional.

3. Dapat memberi kesempatan kepada anak dapat belajar secara tuntas (mastery learning).

4. Dapat melayani anak secara individual (individual diffe­rences).

5. Dapat memberi kesempatan anak belajar secara aktif (self study).

6. Dapat mendidik anak menilai dirinya sendiri (self evaluasi).

141

Page 154: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

7. dan lain-lainnya.Scdang yang dimaksud dengan sistem pengajaran dengan

modul adalah sistem yang telah dikembangkan oleh BP3K ber- sama-sama dengan 8 proyek perintis Sekolah pembangunan (PPSP) di Indonesia sejak tahun 1974. Untuk mengetahui mengapa sistem modul diharapkan dapat mengembangkanpotensi anak yang cerdas karena pada dasarnya mempunyai karakteristik:1. Memberi penekanan kepada kesempatan belajar sendiri

yang a k t i f pada p ihak siswa.

2. Memperhatikan perbedaan kecepatan belajar siswa.

3. Kejeiasan da/am penyajian dalam bentuk tingkahiaku siswa bagi setiap satuan pengajaran yang terkecil.

4. Penggunaan berbagai media dan metode (multi media,multi methode) sesuai dengan sifat dan hakikat bahan dantujuan pelajaran.

5. Kemungkinan siswa berpartisipasi secara a k t i f dalam seluruh proses belajar mengajar.

6. Umpan ba lik langsung dari hasil penilaian secara terus me- nerus dan

7. Menekankan penerapan konsep belajar tuntas (mastery learning).

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan inilah pengajaran dengan sistem modul diharapkan dapat menunjang keberhasilan pendidikan dan pengajaran Anak Supernormal secara tepat se­suai dengan kemampuan dan karakteristik yang dimilikinya.B. Pengertian Modul1. Batasan Arti Modul

Dalam buku modul ’’Tentang Sistem Belajar Mengajar de­ngan Menggunakan Modul” oleh A. Gafur dikemukakan bebe­rapa definisi mengenai modul untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan modul.1. Modul adalah suatu unit pelajaran yang di dalamnya telah

142

Page 155: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dimuat secara jelas tujuan (objectives) tes awal (pre-test), kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat me­miliki kompetensi (kemampuan) yang belum dimiliki di saat menempuh ujian awal (pre-test), dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar tersebut (Gene E. Hall & Howard L. James, 1976 p. 11).

2. Modul adalah suatu unit pelajaran yang lengkap dan mandiri (a self contained), berisikan serangkaian rencana kegiatan belajar mengajar yang didisain untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas (William C. Hall, 1975, p.70).

3. Modul adalah suatu paket pengajaran yang berhubungan dengan suatu unit konsep dari suatu bidang studi. Modul dimaksudkan sebagai usaha untuk memungkinkan siswa dapat belajar menguasai suatu materi unit pelajaran sebelum pindah mempelajari unit selanjutnya (James D Russel, 1974 P-3).

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa modul mexupakan suatu unit pelajaran yang didalamnya telah tercantum lengkap tujuan mempelajari unit tersebut, uji awal, materi pelajaran, kegaitan belajar dan uji akhir. Modul merupakan petunjuk belajar yang lengkap dan sistematis se­hingga dapat digunakan sendiri tanpa bantuan guru.

2. Komponen-komponen ModulKomponen-komponen modul terdiri atas :

1. Lembaran Petunjuk Siswa yang berisi petunjuk untuk mem­pelajari modul yang bersangkutan.

2. Lembar Kegiatan, berisi petunjuk-petunjuk mengenai ke­giatan belajar yang harus dikerjakan.

3. Lembaran Kerja, yang berisi latihan-latihan atau uji sendiri.4. Kunci Lembaran Kerja, dengan melihat kunci setelah anda

mengerjakan latihan-latihan, anda akan segera memperoleh umpan balik atas kemajuan anda.

5. Lembaran Uji Akhir beserta Kunci.

143

Page 156: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

3. Sistem Pengajaran Dengan Modul.Secara terperinci Sistem Pengajaran dengan Modul dapat di-

uraikan sebagai berikut :Modul yang dikembangkan untuk menunjang sistem pe­

ngajaran yang memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri secara aktif (self study) dan memecahkan masalah de­ngan bantuan yang minimal dari guru, tetapi di bawah peng- awasan dan bimbingan guru yangsiap menolong dan membantu- nya jika ada kesulitan yangdihadapi olehnya, menurut Rochman Natawidjaja dapat dideskripsikan sebagai berikut :1. Modul adalah suatu satuan pelajaran terkecil yang telah di-

rencanakan dan ditulis secara operasional sistematis yangisinya meliputi :a. Rumusan tujuan-tujuan pelajaran yang secara khusus

harus dikuasai para siswa setelah menyelesaikan satuan tersebut.

b. Pokok-pokok bahan yang akan dipelajari oleh para siswa sampai selesainya satuan tersebut.

c. Daftar alat-alat pelajaran yang harus disediakan dan di- gunakan dalam proses belajar mengajar.

d. Lembaran kegiatan yang berisi rumusan kegiatan belajar yang harus diiakukan oleh para siswa dalam bentuk :1). teks yang berisi bacaan dan petunjuk belajar yang

harus diikuti oleh para siswa, dan2). tugas-tugas yang harus diselesaikan sehubungari

ngan satuan kegiatan siswa yang tersebut pada a.e. Kunci tugas yang berisi petunjuk tentang jawaban atau

cara penyelesaian tugas yang benar.f. Lembaran tes untuk mengukur tingkat penguasaan siswa

terhadap bahan yang telah dipelajari, yang dilengkapi de­ngan lembaran jawaban.

g. Pedoman guru yang berisi :1. petunjuk bagi guru tentang cara menggunakan modul,2. kunci jawaban tes yang berisi petunjuk tentang ja-

waban-jawaban yang benar, dan3. pedoman penilaian.

144

Page 157: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

2. Modul disusun untuk memungkinkan siswa belajar dan membaca sendiri.

3. Modul disusun agar kemajuan siswa dapat diikuti denganfrekuensi yang tinggi melalui evaluasi yang dilakukan padasetiap akhir modul (tes formatif).

4. Modul disusun agar siswa dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuannya.

5. Modul disusun dengan berdasarkan atas konsep belajartuntas, yang menekankan penguasaan siswa secara optimalterhadap bahan yang disajikan.

6. Modul dapat bersifat mandiri (self-contained), yaitu jikase- mua bahan yang harus dipelajari oleh siswa sudah tercakup dan secara lengkap tertulis dalam modul, atau bersifat tidak mandiri, yaitu jika sebagian dari bahan yang harus dipelajari oleh siswa berada dalam sumber belajar lain (buku teks, buku referansi, majalah, dan lain sebagainya).

7. Khusus bagi anak yang cerdas dapat kiranya dikembangkan modul pengayaan yang fungsinya lain daripada pengayaan yang dikembangkan bagi anak normal, yaitu anak yang ha­rus mengikuti pengayaan pada waktu ia diharuskan me- nunggu anak yang sedang mengikuti perbaikan atau remedial.

C. Penerapan Modul dalam Interaksi Belajar Mengajar.1. Karakteristik Modula. Penekanan pada pemberian kesempatan untuk belajar sendiri.

Modul menyediakan bahan yang dapat dipelajari sendiri dalam bentuk media tertulis yang membimbing siswa menguasai ketrampilan dan pengetahuan yang baru melalui langkah-lang- kah yang jelas. Guru berperan selaku pengelola aktivitas kelas, pendiagnosa kesulitan dan kebutuhan siswa serta pembimbing proses belajar.

Dengan sistem ini guru mempunyai banyak waktu untuk memonitor kemajuan belajar siswa, mendorong siswa untuk be­lajar giat, dan membantu secara langsung siswa dalam meng- hadapi kesulitan-kesulitannya.

145

Page 158: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

b. Perhatian kepada perbedaan kecepatan beiajar siswa.Modul dikembangkan untuk memungkinkan setiap siswa

belajar sesuai dengan irama kecepatan belajarnya. Guru mem- berikan perhatian individual disini adalah untuk mengoptimal- kan potensi serta kemampuan setiap siswa dalam belajar.

c. Perumusan tujuan pada setiap modul.Modul merumuskan tujuan-tujuan instruksional khusus pada

setiap modul yang menggambarkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki pada akhir setiap modul. Tujuan- tujuan ini harus merupakan terjemahan yang operasional dari tujuan-tujuan yang lebih umum dan lebih tinggi derajatnya da­lam keseluruhan sistem pendidikan.

IVfaka harus dipikirkan strategi pengajaran yang memung­kinkan dilaksanakannya kegiatan belajar-mengajar yang betul- betul relevan bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut, sehingga kegiatan belajar siswa akan selalu berorientasi pada tujuan dan hasil.

d. Penggunaan multimedia dan multimetoda.Dalam melakukan kegiatan belajar dengan Modul melak-

sanakan berbagai macam tugas yaitu seperti mengamati, de- monstrasi, eksperimen, problimsolving, melakukan diskusi kelompok dan kelas, menyaksikan film, slide, mendengarkan tape recorder dan sebagainya yang diperlukan bagi setiap satuan pelajaran.

e. Partisipasi aktif dari siswa dalam proses belajar.Modul menekankan pentingnya'partisipasi aktif pada pihak

siswa, antara lain meningkatkan keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, belajar sendiri memecahkan masalah dan sebagai nya, sehingga di dalam kelas siswa tidak hanya secara pasi mengamati guru yang sedang mengajar.

f. Umpan balik secara langsung dari hasil evaluasi.Di samping memiliki tujuan-tujuan yang secara jelas di-

rumuskan pada setiap modul juga terdapat lembaran kegiatan dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa, serta alat

146

Page 159: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

evaluasi pada akhir setiap modul. Dengan sistem ini siswa dapat secara langsung mengetahui apakah ia sudah dapat melangkah lebih lanjut atau masih harus mempelajari hal-hal yang belum dikuasainya. Alat evaluasi tersebut yang berupa tes formatif harus ditempuh oleh siswa setelah ia menyelesaikan semua tugas dengan baik, serta merasa siap untuk menempuh tes ter­sebut, yang hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat mengikuti atau mempelajari modul berikutnya.

Sistem evaluasi yang terus menerus ini dimaksudkan untuk meningkatkan kebiasaan bekerja secara teratur dan meningkat- kan motivasi belajar secara terus menerus.

g. Strategi belajar tuntas (Mastery Learning).Modul mengharuskan siswa untuk mencapai tingkat pengu-

asaan minimal yang tertentu dari konten sebuah modul jika seorang siswa akan mempelajari modul berikutnya. Sistem ini bertujuan untuk memperkecil jumlah siswa yang gagal mencapai tujuan-tujuan instruksional yang esensial dan menjamin siswa menguasai bahan ajaran sebelum mengikuti modul berikutnya.

Caroll berpendapat bahwa bakat (aptitude) seorang siswa untuk bidang studi tertentu menentukan :1). Tingkat (level) belajar mana ia dapat menguasai bidang studi

itu dalam waktu yang tersedia, atau2). Waktu yang diperlukan oleh siswa untuk mempelajari bi­

dang studi itu sampai mencapai tingkat yang ditetapkan.

” Maka dapat dirumuskan”” Jika setiap siswa diberikan waktu yang ia perlukan untuk

belajar sampai tingkat penguasaan tertentu dan jika ia betul- betul menggunakan seluruh waktu yang ia perlukan itu, maka besar sekali kemungkinannya ia akan mencapai tingkat pengu­asaan itu” .

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa apabila suatu strategi instruksional disusun dimana waktu yang diperlukan dapat di- persingkat atau diperpanjang untuk setiap siswa maka mastery learning dapat dijalankan yaitu dengan jalan memperhatikan individual defferences. Dengan strategi mastery learning ini da-

147

Page 160: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

pat diharapkan bahwa kelompok siswa dengan bakat rendah dan sedang dapat mencapai tingkat penguasaan yang telah ditetap- kan.

Untuk dapat mencapai tujuan ini harus ada syaratnya antara lain :1. pengajaran dilaksanakan secara sistematis.2. bantuan diberikan kepada siswa bila dan dimana ia men-

dapat kesulitan belajar.3. Siswa diberi waktu cukup untuk belajar sampai mencapai

mastery.4. kriteria keberhasilan yang dikehendaki telah dirumuskan

dengan jelas.Tugas guru/mengajar adalah membuat tangga membawa siswa dari suatu kedudukan awal ke suatu kedudukan akhir yang telah ditetapkan, sedang tugas siswa adalah harus mau melalui tangga- tangga itu.

Karakteristik lain: Maju Berkelanjutan dan Sistem Kredit.Maju Berkelanjutan: Sistem ini dapat sekali ditetapkan bagi anak yang cerdas yaitu sistem maju berkelanjutan yang tidak terbatas yang memberi kesempatan baginya untuk maju dalam proses belajarnya tanpa perlu menunggu teman-temannya yang belum siap.Begitu seorang siswa selesai mempelajari sebuah modul dan telah menguasai isi modul tersebut (yang telah dibuktikan de­ngan hasil tes formatif yang menunjukkan tingkat penguasaan minimal) maka siswa dapat mulai mempelajari modul berikut- nya tanpa diharuskan menunggu siswa lain yang mungkin be­lum menyelesaikan modul pertama.Ini berarti bahwa anak 10 tahun yang secara normal seharusnya masih duduk di kelas 5 SD, dapat saja mengambil program (mempelajari modul) yang disediakan untuk kelas 1 SMP asal- kan ia telah dapat menyelesaikan modul-modul sebelumnya dengan baik.

Sistem maju berkelanjutan (continous progress) tidak me­ngenai ’’loncatan kelas” sehingga siswa mendapat kesempatan

148

Page 161: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

untuk mengikuti semua pengalaman belajar tanpa adanya ’’gap” .

Sistem Kredit.Memungkinkan bagi siswa yang tergolong cerdas untuk meng­ikuti mata pelajaran yang jumlahnya lebih banyak daripada jumlah yang diambil oleh siswa normal setiap semesternya. Maka potensi belajar yang tinggi itu dapat dimanfaatkan secara efisien sehingga memberi kemungkinan bagi siswa tersebut untuk menyelesaikan setiap jenjang pendidikan formal dalam waktu yang pendek dengan hasil belajar yang tinggi.

2. Proses Belajar dan Mengajar.Proses belajar mengajar berpusat di dalam kelas dimana se­

mua sarana penunjang sedapat mungkin telah tersedia, seperti bahan tertulis/modul, buku-buku pokok, alat bantu belajar, bahan pengayaan dan perbaikan dan sebagainya.Belajar tuntas dan maju berkelanjutan akan terjamin pelak- sanaannya bila kelengkapan tersebut tersedia sebaik-baiknya, sehingga siswa dan guru tidak mendapat kesukaran dalam pe- milihan dan penggunaan bahan-bahan tersebut.Menurut Sumarso proses belajar tuntas dapat dilihat sebagai- mana digambarkan pada diagram di bawah ini :

149

Page 162: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Diagram di atas menunjukkan proses belajar yang seder- hana, dimana setiap kegiatan m odu l diiakukan secara ber- macam-macam oleh semua siswa di dalam kelas. Pengayaan diberikan setelah dilaksanakan tes formatif bagi siswa yang telah lulus tes tersebut, yaitu dengan tingkat penguasaan minimal 75%.Program perbaikan (remedial) setelah tes formatif dilaksanakan bagi siswa yang belum lulus tes tersebut, yaitu dengan tingkat penguasaan kurang dari 75%. Dua kelompok siswa, yaitu yang melaksanakan program perbaikan dan yang melaksanakan pro­gram pengayaan, mempelajari bahan mereka masing-masing pada waktu yang bersamaan.Setelah kelompok perbaikan menguasai bahan yang dipelajari- nya, sebagai hasil perbaikan tersebut, maka kedua kelompok tersebut mulai melaksanakan kegiatan modul berikutnya.

Jika sistem maju berkelanjutan tak terbatas dilaksanakan, dengan maksud agar anak yang cerdas dapat tidak perlu me­nunggu siswa-siswa lain dalam mempelajari modul, proses be­lajar dapat ditunjukkan sebagai berikut :

85%-------------- >

M, TF m 2 TF------- |----P

Keterangan :M = ModulT F = Tes Formatif

85%

Perbaikan

Diagram 2

Page 163: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Anak yang telah lulus tes formatif, dengan tingkat pengu- asaan paling rendah 75% atau 85% langsung saja mulai dengan kegiatan modul berikutnya, sedangkan mereka yang belum lulus tes formatif harus mengikuti program perbaikan sampai mereka berhasil mencapai tingkat penguasaan minimal.

(42, 1979 . )Agar setiap siswa yang cepat maupun lambat mendapat

pelajaran yang optimal maka di tiap-tiap kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :a. Siswa tercepat, ialah mereka yang memprogramkan studi-

nya 2 semester lebih cepat dari siswa normal.b. Siswa cepat, yaitu siswa yang merencanakan penyelesaian

studinya 1 semester lebih cepat dari siswa normal.c. Siswa lambat apabila penyelesaian studi siswa memerlukan

waktu yang lebih lama daripada siswa normal.d. Siswa normal, ialah siswa yang merencanakan penyelesaian

studinya dalam waktu 6 semester (3 tahun).

3. Sistem Evaluasi Modul.Kecuali EBT A yang diberikan seperti biasanya pada akhir

jenjang pendidikan. SPM mengenal berbagai macam tes yang dipakai untuk mengevaluasi hasil belajar sebagai berikut :a. Tes formatif, yang diberikan pada setiap akhir modul.b. Tes Unit, ialah yang‘diberikan setelah beberapa modul di­

selesaikan dengan baik, dan jumlah modul ini tergantung pada kebulatan konsep atau pengetahuan yang dikandung oleh modul-modul tersebut.

c. Tes sumatif, ialah yang diberikan pada akhir semester, yang isinya mencakup tujuan-tujuan instruksional yang terdapat dalam modul-modul semester yang bersangkutan.

4. Peranan Guru dalam Pengajaran dengan Modul.Sebagaimana telah disinggung di muka, dalam SPM guru

mempunyai tugas yang lebih kompleks daripada guru di sekolah konvensional karena ia tidaklah sekedar menjadi penyampai informasi saja, akan tetapi lebih daripada itu. Selain tugas- tugas profesional yang biasa dilakukan oleh seorang guru di

151

Page 164: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

sekolah sebagaimana kita lihat sehari-hari, guru dalam Modulterutama harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :a. Mengelola aktivitas kelas secara umum dalam proses belajar

mengajar.b. Membimbing dan sekaligus melaksanakan supervisi secara

individual maupun kelompok terhadap siswa yang sedang mengalami proses belajar.

c. Mendiagnosa kesukaran maupun kebutuhan khusus yang secara individual dihadapi oleh siswa, serta memberi saran alternatif pemecahan.

d. Melaksanakan evaluasi terus menerus terhadap hasil belajar siswa pada setiap akhir modul, yaitu memeriksa dan mem­beri skor hasil tes formatif.

D. Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam program pendi­dikan Anak Supernormal.Menurut Prof. A. Harry Passew dalam program Pendidikan

Anak Supernormal harus diperhatikan sifat sebagai berikut :a. Bahwasanya anak Supernormal harus diakui memang ia

mempunyai pandangan hidup yang berbeda dan oleh karena itu dalam pendidikan perlu adanya kurikulum yang cocok.

b. Secara obyektif memang sejak masa kanak-kanak mempu­nyai perkembangan kecakapan yang baik, di samping me­reka dapat mengikuti program sekolah umum perlu pula program tambahan.

c. Harus diakui pula bahwa ia mempunyai perkembangan yang banyak variasinya oleh karena itu program pendidikan- nya harus menyesuaikan kondisi terdidik.

d. Sejak anak masa muda, anak ini mempunyai rencana yang teratur.

e. Harus disediakan metode yang paling efektif untuk perkem­bangan agar tidak salah langkah.

f. Harus banyak macam alat serta variasi di sekolah.g. Sekolah adalah tempat untuk mencoba dan menambah do­

rongan pada masa mudanya untuk ingin mengembangkan kecakapannya.

h. Pada sekolah itu guru harus mencari sistem yang baik untuk

152

Page 165: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

melengkapi dan mangaktifkan anak.i. Sekolah harus mengarahkan perkembangan yang seimbang

antara intelek, emosi, kebudayaan dan pisik. j. Harus dijamin daripada kelangsungan program anak. k. Sekolah harus memupuk perkembangan anak dengan dasar

penuh pengertian dalam segala pribadinya.I. Sekolah harus bersistem mengatur/menentukan program

kerja yang sesuai dengan kemampuannya. m. Harus diadakan evaluasi secara terus menerus dari hasil

tes.

E. Keuntungan Sistem Pengajaran dengan Modul untuk Anak Supernormal.Dengan bertitik tolak pada karakteristik/ciri-ciri daripada

Anak Supernormal serta tipe sistem pendidikan yang dibutuh- kan untuk pelayanan Anak Supernormal, dapat kiranya diharap­kan bahwa penerapan Sistem Pengajaran dengan Modul sangat tepat sebagai penunjang salah satu alternatif dalam usaha pe- nanganan pendidikan dan pengajaran Anak Supernormal ber- dasarkan pertimbangan sebagai berikut :

Sistem Pengajaran denganModul.1. Modul mendidik siswa be­

lajar sendiri secara aktif (Self study).

2. Modul membimbing siswa secara aktif menanyakan pe­lajaran yang belum dime- ngerti.(Cara Belajar Siswa Aktif) Guru menerangkan secara klasikal-kelompok dan indi­vidual.

3. Modul dengan jelas dan spe- sifik mencantumkan tujuan- tujuan pendidikan maupun

Karakteristik Anak Super­normal.Anak Supernormal senang aktif bekerja sendiri.

Anak Supernormal suka bertanya secara logis, ingin bukti kongkrit proses ter- jadinya sesuatu berdasar- kan sebab akibat.

Anak Supernormal mem­punyai program rencana yang teratur.

153

Page 166: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

tujuan-tujuan instruksional.4. Modul mencakup adanya

multi media/multi metode yang disesuaikan menurut kebutuhan topik yang di- ajarkan (Experimen, labo- ratorium, demonstrasi, dis- kusi, problem solving,Audio Visual, dan Iain-lain).

5. Modul melaksanakan ’’indi­vidual differences” yaitu de­ngan adanya ’’continous progress” .

6. Modul menerapkan konsep ’’Matery Learning” (belajar secara untas).

7. Modul dapat menggunakan sistem Kredit. Ini memberi kesempatan siswa bekerja menurut kondisi perse- orangan.

8. Modul menyediakan enrich­ment untuk siswa yang le­bih dahulu selesai sambil menunggu teman yang ma­sih mengerjakan tugas.

9. Guru pada sistem pengajaran - dengan modul tidak diberi beban untuk selalu mem­beri ceramah; sehingga wak­tu tatap muka dengan siswa digunakan untuk mengelola

Anak Supernormal suka mencoba, menyelidiki me- neliti dengan mengguna­kan multimedia yang da­pat mengembangkan ke- mampuan serta potensi ke- tiga domain-domain cogni- tif-afektif dan psikomotor.Anak Supernormal yang cerdas itu akan untung da­pat lebih cepat menyelesai- kan tugasnya sehingga memperpendek waktu yang disediakan (accele­ration).

Anak Supernormal suka menguasai ilmu pengetahu­an secara intensif dan op­timal.Anak Supernormal menye- lesaikan setiap jenjang pen­didikan yang relatif lebih pendek dengan hasil bela­jar yang tinggi.Anak Supernormal sangat antusias memperluas dan memperdalam pengetahu­an. Lewat enrichment da­pat menampung hasrat be­lajar yang berlebih itu.

Anak Supernormal akan mempercayai guru dan ini menambah motivasion, do­rongan individual yang membantu Anak Super­normal mengembangkan

154

Page 167: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

kelas mcmbimbing proses belajar mengajar mendiag- nosa kesukaran belajar, re­medial dan evaluasi.

10. Sistem Evaluasi dengan ’’norma mutlak” yaitu tes yang berorientasi pada tu ju ­an-tujuan yang harus dica- pai siswa (ini hanya dapat berjalan memadai apabila pada saat yang sama di- terapkan administrasi Conti- nous Progress, Mastery Learning Remedial, enrich­ment).

11. Modul menghasilkan umpan balik (feedback) dari hasil evaluasi secara continous/ terus menerus.

12. Di samping memberi pene- kanan kepada kesempatan belajar sendiri secara aktif pada pihak siswa Modul juga mendidik siswa men­jadi tutor yaitu menolong menerangkan teman-teman yang belum dapat menye­lesaikan tugas.

13. Modul dapat bersifat mandiri (self contained) atau tidak mandiri yaitu apabila sebagian dari bahan yang harus dipelajari oleh siswa berada dalam sumber

intelektualnya, emosional serta sosial dalam usaha siswa mencari identitas di- rinya selama masa pendi­dikan.Anak Supernormal mem­punyai bakat mengem­bangkan dirinya baik da­lam bidang cognitif afektif- psikomotor disamping itu tes ini yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang harus dicapai siswa adalah merupakan faktor penentu bagi kualitas proses belajar mengajar.

Anak Supernormal senang evaluasi serta dapat self evaluasi, ini meningkatkan motivasi belajar secara te­rus menerus, meningkat­kan bekerja secara teratur.Anak Supernormal mem­butuhkan juga mendapat- kan pendidikan sosial, be­kerja sama dengan teman- teman di samping me­ngembangkan sifat kepe- mimpinan/leadership, juga perkembangan yang seim- bang antar intelek - emosi sosial budaya.Anak Supernormal yang banyak inisiatif itu akan berkembang, aktif men­cari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam rangka menyelesaikan tu-

155

Page 168: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

belajar lain (reference, ma jalah, text book).

gasnya mengingat sifat anak Supernormal yang aktif kreatif.

156

Page 169: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

P E N U T U P

Untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan khusus bagi AnakSuper sudah barang tentu dibutuhkan dukungan dari beberapa pihak: sekolah, pemerintah, keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan kenyataan akan dapat ditemukannya jumlah Anak Supernormal perlu dikembangkan cara-cara untuk meng- identifikasi Anak Super seperti bagaimana prosedur pelaksanaan identifikasi Anak Super mengingat situasi dan kondisi di Indo­nesia.

Maka untuk menarik perhatian orang tua dan masyarakat terhadap masalah pendidikan Anak Super dan bagaimana me- nemukan anak-anak tersebut secara dini perlu disebar luaskan informasi tentang ciri-ciri dan kebutuhan anak-anak tersebut melalui bermacam-macam mass-media.

Guna mewujudkan keberhasilan pendidikan Anak Super tersebut peranan tenaga kependidikan atau guru sangat penting maka perlu segera dirintis bagaimana prosedur seleksi tenaga kependidikan serta penyiapan latihan tenaga kependidikan Anak Super. Penyiapan guru khusus ini harus dapat menjamin .guru dapat mampu menjalankan tugasnya secara baik dalam program pelaksanaan pendidikan khusus untuk Anak Super.

Kita sering mendengar akan adanya kegagalan belajar dan kehidupan Anak Super yang tidak berhasil dalam masyarakat, tindakan-tindakan yang salah suai (maladjustment), tidak dapat melakukan peranannya sebagai anggota masyarakat dan Iain- lain hal yang kurang menguntungkan. Maka dalam usaha pe-

157

Page 170: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ngembangan pendidikan khusus tersebut perlu dipikirkan akan tujuan yang diharapkan dari pembinaan Anak Super yaitu: pembinaan Anak Super sebagai individu dan pembinaan Anak Super sebagai anggota masyarakat. Sebagai individu kita harus dapat mengembangkan usaha untuk meningkatkan kemampuan bakat anak seoptimal mungkin. Di samping itu kita harus meng- usahakan bagaimana pembinaan dan bimbingan terhadap Anak Super agar dapat menjadi anggota masyarakat yang dapat mem- bangun dirinya sendiri serta bersama-sama dengan anggota ma­syarakat lainnya mampu bertanggungjawab untuk bangsa dan negaranya.

158

Page 171: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

G LO SSA R I

A BO VE A V ER A G E

A C C ELER A T IO N

A PPR ES IA S I SEN I A SO C IA L

A SP IR A S IA V ER A G E

CA

CBSA

C A SUA LCHROM OSOM E

C LU ST ER G RO U PIN G

CONTI NOUS PR O G R ESS

C O N VEN TIO N A L

— di atas rata-rata, di atas normal (IQ di atas 100, supernormal)

— percepatan (meloncat kelas/ skipping atau naik kelas sebe- lum waktunya kenaikan)

— penghayatan seni (menghargai)— tidak dapat bergaul dengan

masyarakat— keinginan yang keras— rata-rata sedang, normal (IQ ±

100)— Calender Age atau Cronologi-

cal Age (Umur kalender, umur yang sesungguhnya berdasar- kan tahun).

— Cara Belajar Siswa Aktif (Sis­tem Pengajaran yang meng- utamakan keaktifan belajar terletak pada siswa itu sendiri, self study).

— tenaga kasar, kuli harian.— bagian dari sel suatu organisme

berupa benang-benang pro­toplasma yang berpasangan.

— Pengelompokan spesial kelas khusus

— Sistem pengajaran maju berke­lanjutan, pelaksanaannya ha­rus dengan sistem kredit.

— cara yang lama, kuno.

159

Page 172: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

CONVE RGENTIE

CROSS GRO UPIN G

C U LT U R E F R E E

D EB IL

menuju (bcrtemu) ke suatu titik.(Misalnya Teori Konvergensi menurut Stern: bahwa per­kembangan individu itu ber- gantung dari perpaduan fak- tor-faktor Herediter (Nativis- me) dan Lingkungan (Empi- risme).semacam ’’workshop plan dari kelompok.” Anak mengikuti pelajaran pada ’’regular class” dengan teman sekelasnya, te­tapi pada hari-hari sisanya ia bersama dengan ’’kelompok khusus” mengikuti "kelas khu­sus” mencari guru khususnya sebagai resource teacher un­tuk memperdalam pelajaran. disebut juga ’’culture fair” yaitu sebutan untuk alat tes yang bebas dari pengaruh ke- budayaan bangsa yang mem- pergunakan tes tersebut, se­hingga alat tes tersebut dapat digunakan untuk mengetes semua lapisan bangsa di dunia (misalnya: Tes SPM).Sebutan untuk anak yang ter­golong Subnormalita Mental (debility = kelemahan).Memiliki Tingkat Kecerdasan (IQ) ± 50—70 dan UmurMental (M.A) ± 8—12 tahun berarti masih mampu dididik (Educable) dapat mencapai pendidikan ±sederajat SD kelas IV

160

Page 173: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

D E F IN IT E L Y A BO VE A V E R A G E IN IN T ELLE C ­T U A L C APAC ITY

D E F IN IT E L Y BELO W A V ER A G E IN IN T EL L E C ­T U A L CAPAC ITY

DROP OUT

ELA BO R A S IEM OTIO NAL

EN R IC H M EN T

- Tingkat kecerdasan berada di atas rata-rata (Supernormal), merupakan grade II dengan Percentil Point 75—95 (tergo­long pandai) (Berdasarkan Tes Inteligensi SPM: yang mem- bagi tingkat kecerdasan dari yang paling tinggi sampai ren- dah menjadi Grade I s/d V).

— Tingkat kecerdasan berada di bawah rata-rata (Merupakan Grade IV dengan Percentil Point 5—25 (tergolong tidak pandai).

— mempunyai dua arti: 1. Anak tinggal kelas (repeaters), tidak naik kelas, nunggak. 2. Anak putus sekolah (drop out), ke- luar atau berhenti sekolah se- belum waktunya yang dise- babkan karena nunggak ber- kali-kali atau mungkin juga disebabkan karena latar be- lakang sosial ekonomi dan lain-lainnya.

— Ketelitian.— ialah perubahan pengalaman

manusia di dalam situasi ter­tentu, terutama mengenai pe- rasaannya, bukan aspek pe- rasaannya saja yang terkena tetapi seluruh pribadi menang- gapi situasi tersebut.(umumnya sering diartikan mudah marah, tersinggung).

— pemerkayaan, yaitu tambahan

161

k

Page 174: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

G IFT ED

G EN IU S

H O M O GENNEO USG RO U PIN GID EN T IF IC A T IO N

I DIOS I

pelajaran yang diberikan khu­sus untuk siswa yang pandai (selalu mendahului teman-te- man waktu menyelesaikan tu­gas). Pemerkayaan dapat ber- sifat memperluas pengetahuan (ekstensif, horisontal) atau memperdalam (intensif, ver- tikal).dari perkataan "g ift” (Inggris), ’’anlage” (Jerman), ’’aanleg” (Belanda) yang berarti ” pem- berian” , sering diterjemahkan dengan ’’bakat” .— maksudnya pemberian (ka-

runia) dari Tuhan Yang Ma- ha Kuasa sebagai pembawa- an kecakapan (endowment) yaitu sebagai kemampuan yang dibawa sejak lahir (bakat intelektual).

— berbakat secara mental, me­miliki IQ ± 125 - 150.

— Anak Gifted mampu me- ngerjakan tugas-tugas men­tal yang mempunyai kadar kesukaran yang tinggi (ke- tinggian derajat inteligensi).

Anak yang luar biasa cerdas- nya, merupakan golongan Su­pernormal yang tertinggi IQ nya ± 140—200. kelompok yang sejenis dengan ciri-ciri yang sama.Pengenalan ciri, menemu tun- jukkan.Golongan Anak Subnormalita

162

Page 175: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

MAGI N A T IV E

iM BEC IL

IN ST ITU T IO N A L

IN T ELL IG E N C EIN T E L L E C T U A L L YD EF EC T IE F

IN T E L L E C T U A L L YSU PER IO R

IQ

mental yang paling berat ca- catnya, IQ-nya hanya 0—25 dengan MA 0—3 tahun, praktis anak Idiot seperti bayi, hidup- nya bergantung pada orang lain (custodial) tidak mampu dididik dan dilatih (luneduc- able, untrainable). kaya akan konsep-konsep pe­nemuan hasil pikir.Golongan Anak Subnormalita Mental yang tergolong beral cacatnya, IQ-nya ± 25—50dengan MA 3—8 tahun masih dapat dilatih tetapi sulit didi­dik (uneducable trainable), yang diikat ol-eh peraturan, di bawah, pengawasan.

■ kecerdasan, otak, pikiran.Tingkat kecerdasan yang pa­ling rendah berdasarkan tes SPM tergolong Grade V (pa­ling bawah) dengan Percentil Point 5 — ke bawah.

- Tingkat kecerdasan yang pa­ling tinggi berdasarkan tes SPM tergolong Grade I (pa­ling atas) dengan Percentil Point 95 ke atas.

- Intelligence Quotient, tingkat kecerdasan, adalah indeks dari pada derajat inteligensi se- seorang yang diperoleh dengan membagi umur mental indivi­du dengan umur kronoligi. Ru-mus IQ = M A x 100

CA163

Page 176: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

IN TO LERA N T L IB R A R Y S K IL L

M A TU R ITY

M ENTAL

MA

M A ST ERY LEA R N IN G

MODUL

O RTH O PA ED A G O G IK PILO T PRO J ECT

'R A P ID LEA R N IN G

Tidak dapat mcnyesuaikan diri. ketrampilan menggunakan perpustakaan seefektif dan seefisicn mungkin. kemasakan, pribadi yang sc- imbang antara cipta rasa, karsa.berkenan dengan pikiran, ke­adaan otak, cara berpikir.MA dapat diketahui dengan melihat hasil individu yang bersangkutan dalam Tes In- teligensi.Mental Age = Umur Mental = yaitu tingkat kecerdasan se- seorang pada tingkat umur kronologi tertentu yangditun- jukkan oleh aktivitas mental (otak)-nya.Belajar Tuntas, siswa diberi waktu cukup untuk belajar sampai mencapai penguasaan secara tuntas.Suatu sistem pengajaran yang melatih siswa belajar sendiri secara aktif (CBSA) — Modul terdiri atas beberapa kompo- nen: Lembar Kegiatan Siswa, Lembar Kerja, Lembar Tes, Kunci Lembar Tes dan Penga­yaan (Enrichment).Pendidikan Luar Biasa penelitian, percobaan-percoba- an (pilot = memimpin, project = rencana).Anak yang pandai, mudah be­lajar (IQ ± 100-120)

164

Page 177: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

R EM ED IA L TEA CH IN G

SEG REG A T IO N

STAN D ARD

SU BG RO U PIN G

T A LEN T

TA SK COM M ITM ENT

TES IN T EL IG EN S I

T EST EE

T EST ER

TES PER FO R M A N C E

melacak kembali mencari se- bab-sebab terjadinya kesulitan belajar untuk selanjlitnya men­cari metode yang tepat untuk memperbaiki cara belajarnya. pengasingan, kelompok keca- kapan (ability grouping). Segregation dapat berbentuk Homogeneous Grouping, clus­ter Grouping, Cross Grouping dan Subgrouping, baku, sudah distandardkan = sudah dibakukan. pembentukan group kelom­pok yang bersifat sementara, jadi keadaan tidak permanent, setiap saat dapat berubah se­suai dengan topik baru dan proses baru.berbakat luar biasa ialah anak yang memperlihatkan kemam- puan luat biasa dalam bidang- bidang non-akademik (di luar pengertian pelajaran-pelajaran sekolah) dan mampu meman- faatkan pengajaran tingkat tinggi dan mampu membuat karir dalam bidang khusus.kemampuan dalam menyele- saikan suatu tugas. alat evaluasi untuk mencoba kecerdasan (ketajaman) otak. Orang Coba (OC) yaitu orang atau anak yang dikenai tes. Orang yang melakukan tes (yang mengetes).Tes ketrampilan yaitu tes

165

Page 178: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

TES V E R B A L

T R Y OUT/

U N D ER A C H IEV ER

yang materinya bersifat prak- tis berupa ketrampilan.Tes yang materinya mengung- kap kecakapan pikiran (apper- sepsi, ingatan, asosiasi, per- hatian dan Iain-lain).uji coba (mis.: mencobakan pengisian angket orang coba dengan tujuan apabila instru- men itu sudah baik hasiinya (valid) baru digunakan untuk meneliti orang coba yang di- jadikan sampel.di bawah rata-rata, gagal bela- jarnya, tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan yang se- sungguhnya, tidak mencapai batas maksimal berdasarkan IQ nya.

166

Page 179: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

KEPU STAKAAN

1. Anne Anastasi, Psychological Testing, The MacmillanCompany, New York, 1975.

2. Arch O. Heck, The Education o f Exceptional Children,M.C. Crow Hill Book Company Inc, New York and London,1940.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Ke-budayaan (BP3K), Laporan Hasil Seminar Nasional ” ,A lte rna tif Program Pendidikan Anak Berbakat” tanggal 12 — 14 November 1981, Departemen Pen­didikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1981.

4 . ---------- , Laporan Penataran Guru Anak Berbakat,tanggal 27 Juni s/d 5 Juli 1983 di Cipanas, Buku II, Jakarta, 1983.

5 . ---------- , Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengajarandengan Modul, pada PPSP Taraf Perkembangan, De­partemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1 971.

6. Baker, H jPHO , Introduction to Exceptional Children,The Macmillan Company, New York, 1953.

7. Balai Penelitian dan Peninjauan Sosial (BPPS) Yogyakarta,Skala Inteligensi Wechsler untuk Anak-anak, Depar­temen Sosial Republik Indonesia, Yogyakarta, 1970.

8. Brandwein, Paul F., The G ifted Student as FutureScientist, New York, Harcourt, Brace and Co, 1955.

9. Buletin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, MediaKomunikasi dalam Rangka Pembangunan Pendidikan

167

Page 180: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

dan Kebudayaan, Nomcr 637 Tahun X III , Senin, 19 Septmbcr 1983, Jakarta, 1983.

10. Buletin Pusat Penelitian Pendidikan (P3) IK IP YOGYA-KA RTA , No. 11 Tahun 1975, Yogyakarta, 1975.

11. Carol J.B., ”Programmed Instruction Student A b ility ” ,Journal of Programmed Instruction, p. 7—1 1 1963.

12. Cronbach Lee, )., Essentials o f Psychological Testing,Harper & Row Publisher, New York, 1960.

13. Crow and Crow, An Outline o f General Psychology, LittleField Adam and Co, New York, 1963.

14. Die Welt, 10 Desember 1979.15. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Analisis - Pen­

d id ikan” N o . , Jakarta, 1982.16. Eysenk, H.Y, ” Know Your Own IQ ”, Nicholas & Co,

Ltd,.17. F IP IK IP Yogyakarta, Hasil Seminar Masalah Pendidikan

Anak Gifted, Jurusan PK/PLB F IP IK IP Y O G Y A ­KA RTA , 1971.

18. Flieger, A. Louis, Curriculum Planning fo r The Gifted,Prentice Hall Inc. 1964, p. 137.

19. Foster E. Grossnickle & Flieger A. Louis, CurriculumPlanning fo r the Gifted, Arithmetic Program, Prentice Hall Inc, United States of Amerika, 1961.

20. Gafur, A, Drs. MA, Modul : Sistem Belajar Mengajar de­ngan menggunakan Modul. Tim Pembinaan Kuri­kulum Proyek P3T IK IP Yogyakarta, 1980/1981.

21. Groiler, Encyclopaedia International, 1971, page 502.22. HAI, Majalah Remaja No. 40, Bulan Oktober — November

1983, Jakarta, hal. 28-29-30.23. Henry B. Nelson, Education fo r Gifted, The Fifty Seventh

Year Book of the National Society for the Study on Education, Part II, University of Chicago Press, lllionis, 1958.

24. Intisari, Majalah bulanan untuk Umum, Februari 1980No. 199.

25. Jack Getzeld and Philip Jackson, The Meaning o f Gifted-

168

Page 181: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

ness An Expanding Concept, Phi Delta-Kappan, Vol- 40 November 1958, page 75.

26. Kirk, S.A., James J. Gallagher, Educating ExceptionalChildren, Houghton Mifflin Co., Boston 1979.

27 . ---------- , Reading in G ifted and Talented EducationSpecial Learning Corporation, Guilford, 1978.

28. Mardiati Busono, Dra., Dasar-dasar Diagnosa Jilid II, F IPIK IP Yogyakarta, Yogyakarta 1978.

29. Minggu Pagi, Majalah mingguan, Nomor Tanggal 23 Febru-ari 1969.

30 . ---------- , Nomor Tanggal 19 Desember 1976.31 . ---------- , Nomor, 24 Tangal 28 September 1983.32. Naskah MPRS, Departemen Penerangan, Hasil-hasil Sidang

Umum MPRS IV Tap MPR, Th. 1966, Pradnya paramita, Jalan Madiun 8, Jakarta, 1966.

33. Noyes and Kolb, ’’Modern Clinical Psychiatry” , W.B.Saunder & Co, Philadelphia, 1960.

34. Page, James D., ”Abnormal Psychology” , Me Graw HillBook Company, Inc., New York, 1947.

35. Perhimpunan Mahasiswa Orthopaedagogik Indonesia(PM O I), Laporan Hasil Simposium Pelayanan Pen­didikan Anak Berbakat di Indonesia tanggal 25 — 26 Oktober 1980 di Surakarta.

36. Pustaka llmu L IF E , PIKIRAN. John Bawan dan Wilsondan Para Editor L IF E , Tira Pustaka Jakarta, 1983 Tine Inc.

37. Rochman Natawidjaja, Modul : Mengapa, Apa, BagaimanaBP3K, Departemen P dan K, Jakarta, 1976.

38. Siti Partini Suardiman, Dra.,Psikologi Pendidikan, Studing,Yogyakarta, 1979.

39. Sri Rumini, D r a Pendidikan bagi Anak Genius, F IP IK IPYogyakarta, Yogyakarta, 1974.

40. Dra., dkk., Sikap Guru terhadap MuridSupernormald i Sekolah Dasar I KIP Yogyakarta, Proyek Penelitian Pusat Penelitian (P2) IK IP Yogyakarta, 1983.

41. Suharsimi A.K. Dra..,Evaluasi Perkuliahan, Tim Pembinaan

169

Page 182: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

Kurikulum IK IP Yogyakarta, 1979.42. Sumadi Suryobroto, Prof. Dr, Pembimbing Kearah Psiko-

diagnostik, Rake Press, Yogyakarta, 1973.43. Sumarso,Drs. M.Ed., Mastery Learning atau Belajar Tuntas,

Paper pada Lokakarya Penataran Penulis dan Evaluasi Sistem Pengajaran dengan Modul di Perguruan Tinggi, Hotel Bukit Raya, 3—8 Desember 1979.

44. Suryati Sidharta, Dra. MA, Metodologi Pengajaran d i Seko­lah Pembangunan, Proyek Perintis Sekolah Pem- bangunan (PPSP) I K IP Yogyakarta, Yogyakarta 1972.

45. Sutratinah T , Dra. dkk., Evaluasi Hasil BelajarAnak Supernormal d i Sekolah Laboratori IK IP Yog­yakarta, Proyek Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PPPT) DPPM D IR jE N PERT I DEP P & K, IK IP Yogyakarta, 1983.

46. __________Dra.,” Mencari Anak G ifted di SD IK IPYogyakarta kelas / V dan V dalam rangka penyusunan Program Pendidikan Khusus untuk Anak Cerdas beserta Metode Pengajarannya” Proyek Rutin Akhir Catur Wulan Tahun 1974, Pusat Penelitian Pendi­dikan (P3) IK IP Yogyakarta, 1974.

47 ----- , Modul: Psikologi Penyesuaian untuk AnakBerkelainan. Tim Pembinaan Kurikulum (TPK), Proyek P3T 1 K IP Yogyakarta, 1980/1981.

48. ......................, Penerapan Sistem Pengajaran denganModul sebagai Salah satu A lte rn a tif dalam Usaha Pen­didikan dan Pengajaran Anak Gifted, Pidato Pengu- kuhan sebagai Lektor Madya dalam mata kuliah Su- pernormalita Mental pada jurusan PK/PLB F IP IK IP Yogyakarta, 23 Juni 1981.

49. Sutrisno Hadi, Prof. Drs. M .A .,S tatistik JiHd II, YayasanPenerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1978.

50. Swartz, Paul, ” Psychology The Study o f Behaviorr” ,D. Van Nostrand Company, Inc., New Jersey, 1963.

51. Winarno Surachmad, Prof. Dr., Metodologi PendidikanLuar Biasa, Departemen P dan K, Sub Proyek Penyu-

170

Page 183: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

sunan Pedoman Keguruan, Proyek Rehabiiitasi Pen­didikan Guru, Tahun Pelita 1967/1970.

52. Witty, Paul, The G ifted Child, D.C. Heat and Company,Bostan.

53. ------, ’ ’Who are the G ifted?” Education for theGifted, Fifty Seventh Yearbook of the National Society for the Study of Education.

54. Woodworth and D.C. Marquis, Psychology, Henry — Holtand Company, New York, 1957.

55. Woyowasito, Prof. Drs.,Kamus Lengkap Inggris—Indonesia,Hasta, Jakarta, 1974.

56. Zaini Machmud, Dr. "Penerapan Sistem Pengajaran denganModul dalam aktivitas Belajar Anak-anak Berbakat d i Sekolah Umum dengan segala kemungkinannya". Disampaikan pada Symposium Nasional PMOI ten­tang Pendekatan Konsepsional Strategi bagi Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia, Surakarta 25-26 Oktober 1980.

j PSRPUSTA/^AAN I IASM SUN Aft KALIdAG^

171

Page 184: ANAK SUPERNORMAL · Contoh Hasil Laporan Studi Kasus ... (Field Study) 3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 4. Metode Penemuan Masalah (Inquiry) 5. Metode Pemberian Tugas

J / i 'y 04SR1037236.02T IR TIRTONEGORO, Sutratinah

Anak supernormal dan program pendidikannya / Sutratinah Tirtonegoro.Bina Aksara, 1984 xv, 171 him. : 20cm.

NIM Tgl. Kembali NIM Tgl. Kembali

d ,

O ^ ( 0 i 9 < )

i

k - ■i ■ .

110 111 ,

2 5 MS 1

1*

2 AFH 2U

o f ■ . 1

I f

| UPT PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKA 4j : ---