an alisa

9
ANALISA DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN TUGAS Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan yang dibina oleh Ibu Tri Anjaswarni Harsono, Skp., M.kep Oleh : Kelompok 1 Diah Rika Qurotul A’yun T. 1301460004 Indra Aulia Rahman 1301460023 Fatah Amrullah 1301460033 Rifta Elmaviana 1301460035 Iftitachul Disca A 1301460040 Zahraul Mufidah 1301460049 Widia Prafesti 1301460056

Upload: sii-diiezkhaa

Post on 28-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

coevre

TRANSCRIPT

ANALISA DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

TUGASUntuk memenuhi tugas mata kuliahManajemen Keperawatanyang dibina oleh Ibu Tri Anjaswarni Harsono, Skp., M.kep

Oleh :Kelompok 1

Diah Rika Qurotul Ayun T. 1301460004Indra Aulia Rahman 1301460023Fatah Amrullah 1301460033Rifta Elmaviana 1301460035Iftitachul Disca A1301460040Zahraul Mufidah 1301460049Widia Prafesti1301460056

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANGJURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANGMaret 2015

1. Beberapa pendapat anggota kelompok mengenai pemilihan ketua kelompok : Tenang dalam berfikir Mampu berkoordinasi dengan kelompoknya maupun dengan kelompok yang lain dan mampu berkomunikasi dengan baik Mampu membuat skala prioritas sesuai kondisi Memiliki sikap santai dan mudah berbaur dengan semua anggotanya Bersikap netral kepada seluruh anggota kelompok Bertanggung jawab terhadap tugasnya Mampu memberikan jalan keluar terhadap suatu masalah

2. Beberapa pendapat anggota kelompok mengenai pemilihan sekretaris kelompok: Terampil dalam menulis Meski pendiam namun banyak bekerja Mampu menjadi penengah Peduli dan mempunyai inisiatif bekerja Cepat dan tanggap dalam menyelesaikan tugasnya

3. Pilih salah satu topik untuk dibahas dalam kelompokTopik : Pentingnya perawatan di rumah sakit terhadap pemasungan pasien dengan gangguan jiwa

4. Pendapat dan solusi dalam menanggapi topik diatas.a. Widia Prafesti :Menurut saya pemasungan di rumah sakit oleh keluarga selain melanggar hak-hak asasi penderita gangguan jiwa juga pemasungan bukanlah hal yang efektif karena termasuk perampasan hak asasi dan dengan pemasungan justru mental orang gangguan jiwa tersebut bisa jadi semakin lebih parah. Dan untuk pembiayaan di Rumah Sakit pemerintah harus bertanggung jawabMenurut pasal 149 UU Kesehatan Penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan dirinya, dan atau juga orang lain dan atau mengganggu ketertiban dan keamanan umum wajib mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.Oleh karena itu akan lebih baik jika orang yang mengalami gangguan jiwa tersebut dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan perawatan yang semestinya dan agar tidak mengganggu masyarakat

b. Indra Aulia R :Perawatan harus dilakukan pada pasien dengan kondisi tersebut, tidak seharusnya pasien dibiarkan dipasung. Jika pasien tidak melakukan perawatan, dikhawatirkan kondisi pasien dapat bertambah parah. Jika tindakan keperawatan dapat dilakukan, kemungkinan pasien dapat membaik semakin besar karena stressor yang muncul akan ditekan seminimal mungkin. Jadi, bila memungkinkan dapat dibangun posyandu khusus menangani pasien gangguan jiwa, sehingga kesehatan pasien bisa dipantau setiap hari. Mengenai biaya, dapat dibicarakan oleh tokoh masyarakat setempat.

c. Rifta Elmaviana :Menurut saya, perawatan pasien dengan gangguan jiwa di rumah sakit itu sangat penting. Meskipun keluarga kurang mampu dalam membiayai perawatan tersebut, mereka tidak perlu cemas karena pemerintah daerah bertanggungjawab atas pemerataan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa, termasuk pembiayaan pengobatan dan perawatan gangguan jiwa untuk warga yang kurang mampu. Maka, jika ada penderita yang tetap di pasung terus menerus dirumah, dikhawatirkan akan memberikan stressor yang semakin buruk, bukan menjadi pemecah masalah. Jika dilakukan di Rumah Sakit petugas akan memberikan pelayanan sesuai dengan penderita pasien dan bisa lebih memberikan motivasi untuk pasien pulih kembali.

d. Zahraul Mufidah :Pasien dengan gangguan jiwa yang dipasung atau diisolasi harusnya mendapatkan perawatan dan pengobatan secara khusus. Alangkah baiknya jika perawatan tersebut diserahkan kepada pihak rumah sakit karena mereka lebih mengetahui bagaimana cara mengetahui pasien dengan gangguan jiwa. Tidak banyak orang mengetahui apa dampak buruk dari pemasungan tersebut. Akibat kurangnya pengetahuan keluarga maupun masyarakat sekitar, mereka lebih memilih cara aman untuk mengatasi pasien dengan gangguan jiwa tersebut, yaitu dilakukannya pemasungan. Pemasungan bukanlah cara yang tepat untuk mengobati pasien dengan gangguan jiwa karena jika pemasungan itu tetap dilakukan, hal itu merupakan stressor yang justru membuat jiwa pasien lebih tertekan. Jadi, untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan tersebut, kita sebagai perawat dapat melakukan penyuluhan kepada keluarga maupun masyarakat untuk menghindari perlakuan pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa tersebut supaya negara kita bebas pasung dan lebih paham akan pentingnya perawatan terhadap pasien dengan gangguan jiwa.

e. Diah Rika :Menurut saya untuk perawatan di Rumah Sakit itu memang penting tetapi, seharusnya kita juga perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti : Biaya / kemampuan ekonomi keluaga pasien, kalau memang keluarga ingin memberikan perawatan, maka harus menyediakan biaya yang lebih, tetapi kenyataannya biaya di Rumah Sakit lebih besar daripada pendapatan keluarga pasien, sehingga keluarga akan banyak mengalami kesulitan dalam dal administrasi / ekonomi (Biaya perawatan Rumah Sakit) bahkan terkadang biaya di Rumah Sakit dapat menambah beban keluarga, dan ada juga kasus keluarga pasien terlibat hutang di Rumah Sakit. Kita melihat saja kenyataan yang sekarang, banyak Rumah Sakit di daerah tertentu yang perawatannya masih sangat minim terhadap pasiennya, bukannya sembuh tapi malah tidak terurus, ini faktanya bahwa biaya yang dikeluarkan keluarga untuk pelayanan di Rumah Sakit tidak sesuai dengan perawatan yang didapatkan.Jadi untuk perawatan pasien dengan gangguan jiwa , lebih efektif dijalankan dengan keluarga didampingi dengan petugas Rumah Sakit, dan bisa juga dengan rawat jalan, bukan dipisahkan atau di isolasi dari lingkungan sekitarnya

f. Iftitachul Disca A:Saya juga setuju dengan pendapat bahwa pasien dengan gangguan jiwa lebih baik tidak dirawat di rumah sakit. Karena 2 hal, yaitu :- Kita tidak sepenuhnya mengerti bagaimana anggapan di masyarakat mengenai pasien gangguan jiwa. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa jika ada seseorang dibawa ke Rumah Sakit Jiwa pasti orang tersebut gila, padahal tidak semua orang yang dibawa ke Rumah Sakit Jiwa itu gila. Dan ada sebagian keluarga yang enggan membawa anggota keluarganya ke Rumah Sakit jiwa karena malu. Malu jika nanti di gosipkan dengan tetangga karena beberapa keluarga menganggap gangguan jiwa adalah aib keluarga yang tidak sepantasnya di bicarakan. Jadi mereka lebih memilih untuk merawat sendiri di rumah karena dengan begitu juga keluarga bisa mengerti apa yang pasien gangguan jiwa inginkan tanpa harus dibawa ke Rumah Sakit Selain itu, kita lihat dulu seberapa parah pasien gangguan jiwa yang akan dibawa ke Rumah Sakit. Selama pasien tersebut tidak membahayakan keluarga dan tidak membahayakan lingkungan sekitar, maka pasien tersebut tidak perlu dibawa ke Rumah Sakit jiwa. Jadi, bisa diambil kesimpulan jika keadaan pasien tidak terlalu parah/membahayakan dirinya dan orang lain maka pasien tersebut tidak perlu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa.

g. Fatah Amrullah :Pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa dapat memperburuk kondisi fisik dan kejiwaan. Banyak faktor yang menghambat mengapa pasien gangguan jiwa tidak di masukkan ke Rumah Sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan khusus, yaitu diantaranya pengetahuan. Kebanyakan keluarga mengganggap bahwa pelayanan khusus di rumah sakit jiwa kurang efektif atau bisa dikatakan tidak adanya perkembangan kesembuhan pasien, sehingga keluarga menganggap bahwa perawatan di rumah sudah cukup efektif dengan adanya dukungan keluarga, misalnya komunikasi dan kedekatan antara keluarga dan pasien. 5. KESIMPULANDari seluruh pendapat dan solusi diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien dengan gangguan jiwa harusnya mendapatkan perawatan khusus dari pihak yang lebih mengerti akan perawatan tersebut. Meskipun ada beberapa faktor penghambat, misalnya faktor ekonomi keluarga, semua itu dapat diselesaikan karena pemerintah sudah memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu.