zona_bagi__ laporan kimia organik ii
Post on 30-Nov-2015
140 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 1/17
Blog ini di buat buat bagi2 apa aja yg udah penulis dapet.... baik itu ilmu, pengalaman, bahkan curhatan heheh yg
tentunya, diharapkan bisa berguna juga buat yg lain yg lagi butuh...
Zona_Bagi"
Minggu, 06 Mei 2012
Laporan Kimia Organik II
Pembuatan Aspirin
Tujuan : Membuat asam asetil salisilat dari asam salisilat dan
anhidrida asam asetat melalui reaksi asetilasi (sejenis reaksi
esterifikasi)
Prinsip Kerja : Berdasarkan reaksi esterifikasi, asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat
sebagai zat penghidrasi
Teori Dasar :
Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam Salisilat
(ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan atau meringankan
rasa nyeri, sebagai antipiretik untuk mengurangi demam, serta sebagai anti-inflamasi untuk
mengurangi peradangan.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan
menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.
Aspirin yang terjadi dapat bereaksi dengan NaHCO3 membentuk garam natrium
yang larut dalam air, sedangkan hasil samping berupa polimer tidak larut dalam bikarbonat.
Kita bisa menggunakan besi (III) klorida untuk menguji kemurnian aspirin. Besi (III) klorida
bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan
berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan, karena asam salisilat adalah fenol. Jika tidak
ada gugus fenol warna larutan tak berubah (kuning).
Alat dan Bahan :
· Tabung reaksi
· Pipet
Laporan Kimia Organik II
Pembuatan Aspirin Tujuan : Membuat asamasetil salisilat dari asam salisilat dananhidrida asam ase...
Makalah Ekstraksi Curcumin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangIndonesia memiliki kekayaankeanekaragaman hayati yang luar biasa,yaitu sekitar 40.000 j...
Laporan Kimia Anorganik II
Pembuatan CuSO 4 . X H 2 O dari KawatTembaga Tanggal Praktikum : Minggu, 27 November 2011 TujuanPercobaan ...
Makalah MPN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Airadalah materi esensial di dalam kehidupan.Tidak satupun mahluk hidup di dunia iniyang tid...
makalah gizi pada penderita obesitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Kecenderungan masalah gizilebih di masyarakat disebabkan olehmeningkatnya m...
Makalah ISOLASI ASAM MIRISTAT DARIBIJI PALA
ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALAA. Tujuan Mengisolasi trimiristin dari bijipala dengan ekstraktor soxhlet danhicrolisinya...
Laporan Praktikum Kimia Analitik I
Tanggal Praktikum : 02 April 2011Penetapan : Konsentrasi HCl ±0,1 N Zat yang ditimbang : Na 2 B 4 O ...
Contoh Perhitungan Regresi Linear
Sebelum Regresi Setelah Regresi no C (X1)ppm A (y1) X12 X1.y1 Int...
Laporan Praktikum Analitik
Tanggal Praktikum : 17 April 2011Penetapan : Kadar HCO 3 dariNaHCO 3 Zat yang ditimbang : NaHCO 3 ...
Makalah Ditergen
I. DETERJEN Detergen adalahSurfaktant anionik dengan gugus alkil(umumnya C 9 – C 15 ) atau garam dari
Entri Populer
0Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 2/17
· Termometer
· Batang pengaduk
· Erlenmeyer 125 ml
· Beaker glass 100 ml
· Asam salisilat
· Anhidrida asam asetat
· Natrium asetat anhidrat
· Piridin
· Asam sulfat pekat
· Benzen
· Natrium bikarbonat
· Tablet aspirin dari apotek
Prosedur Kerja :
1. Tempatkan masing-masing 1 gram salisilat dalam tiga tabung reaksi dan tambahkan ke dalam
masing-masing tabung 2 ml anhidrida asam asetat.
2. Ke dalam tabung pertama tambahkan 0,2 gram natrium asetat anhidrat, aduk perlahan
dengan thermometer, catatlah waktu yang diperlukan untuk naik 40C dan perkirakan
proporsi zat padat yang larut, lanjutkan pengadukan sekali-kali.
3. Ke dalam tabung kedua tambahkan 5 tetes piridin, amati seperti diatas, dan bandingkan
dengan hasil pertama.
4. Ke dalam tabung ketiga tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan amati seperti diatas.
5. Tempatkan semua tabung dalam labu kimia yang berisi air panas selama 5 menit, kemudian
tuangkan semua isinya ke dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi air dingin dan bilasi tabung
dengan air. Kocok lagi keseluruhan hasil, dinginkan dalam es, dan kumpulkan kristal-kristal
yang terjadi. Rekristalisasi dengan alkohol.
6. Ujilah kelarutannya dalam benzen dan dalam air panas dan perhatikan sifat larutan dalam air
bila ditinggalkan.
7. Uji juga kelarutan dalam larutan natrium bikarbonat dingin, dan dapat mengendap kembali
jika ditambah asam.
8. Bandingkan dengan tablet aspirin dari toko yang diuji kelarutannya dalam air dan benzen
(jika ada yang tidak larut, kemungkinan zat pengikat tablet, ujilah dengan larutan iodium-
kalium iodida).
Data dan Pengamatan :
Reaksi:
Reaksi aspirin dengan NaHCO3
Hasil pengamatan selama proses:
· Aspirin + Benzen → Keruh menggumpal
· Sampel + Benzen → Bening menggumpal
· Aspirin + Air panas → Keruh + endapan
· Sampel + Air panas → Bening ada endapan
· Na2CO3 + Sampel → Bening ada gumpalan melayang
· Na2CO3 + Aspirin → Keruh menggendap
· Na2CO3 + Sampel + Acetic anhidrat → Larut membentuk cincin dan gel
· Na2CO3 + Aspirin + Acetic anhidrat → Keruh keluar gas
· Aspirin + Benzen + Larutan I2 dalam KI → Larutan hitam
· Sampel + Benzen + Larutan I2 dalam KI → Larutan merah (warna I2) dan endapan putih
(terbentuk 2 fase)
· Aspirin + Air panas + Larutan I2 dalam KI → Larutan hitam dan endapan putih (terbentuk 2
fase)
sulfonat atau sulfat b...
Upit_v3
Setiap ilmu yang
bermanfaat itu
berpahala... hidup
dengan saling
berbagi gk akan
pernah membuat
kita kekurangan...
itulah hidup slalu
dinamis, saling
belajar, saling
melengkapi, dan
saling
membutuhkan
Lihat profil
lengkapku
Mengenai Saya
▼ 2012 (15)
▼ Mei (15)
MakalahMPN
Hidup itu???part 1
LaporanPraktikumAnalitik
LaporanPraktikumKimiaAnalitik I
Pendidikanefektif bagianakjalanan
MakalahISOLASIASAMMIRISTATDARI BIJIPALA
Makalahchlorampenicol
MakalahEkstraksiCurcumin
LaporanPraktikumAspirin
MakalahDitergen
ContohPerhitungan RegresiLinear
LaporanKimiaAnorganikII
LaporanKimiaOrganik II
makalah gizipadapenderitaobesitas
gizi pada ibuhamil
► 2011 (1)
Arsip Blog
Pengikut
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 3/17
· Sampel + Air panas + Larutan I2 dalam KI → Larutan merah (warna I2) dan endapan putih
(terbentuk 2 fase)
Pembahasan :
· Pada pembuatan aspirin ini, mula-mula dicampurkan 1 g asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat sehingg reaksi yang terjadi adalah esterifikasi. Ester dapat terbentuk salah
satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat
berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus –OH, sedangkan anhidrida asam asetat
tentu saja sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin).
Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal
dari asam salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping reaksi
ini adalah asam asetat.
· Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat.
Hasil samping ini akan terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat
akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil
samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat
habis karena adanya asam sulfat pekat.
Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi.
Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga pada percobaan ini
baru terbentuk endapan putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut
dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu
saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni.
Kesimpulan :
1. Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat dengan
H2SO4 sebagai katalis.
2. Prinsip pembuatan aspirin adalah reaksi esterifikasi.
3. Pelarut organik (seperti benzena) dapat digunakan untuk rekristalisasi senyawa organik.
Pembuatan Sabun dari Minyak Kelapa
Tujuan : Membuat sabun sederhana dengan menggunakan prinsip
saponifikasi
Prinsip Kerja : Hidrolisa dalam suasana basa (saponifikasi) dari suatu ester
menghasilkan garam dari asam karboksilat.
Teori Dasar :
Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku
rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat asam alkanoat yaitu
reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik
dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol).
Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh (suatu olefin atau
polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau triasilgliserol).
Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama – sama dengan
larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-karbonat tapi sekarang
NaOH) terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam Sodium dari asam lemak, setelah sabun
terbentuk kedalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan
dengan cara penyaringan. Gliserol, lindi dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara destilasi.
Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan berulang – ulang
(represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum dan zat pewarna)
Jenis – jenis Sabun :
1. Sabun keras atau sabun cuci.
Join this sitew ith Google Friend Connect
Members (1)
Already a member? Sign in
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 4/17
Dibuat dari lemak dengan NaOH, misalnya Na – Palmitat dan Na – Stearat.
2. Sabun lunak atau sabun mandi.
Dibuat dari lemak dengan KOH, misalnya K-Palmitat dan K-Stearat
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat – zata non polar,
sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai
hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar – benar larut dalam
air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni
kumpulan (50 – 150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung
– ujung ionnya menghadap ke air.
Sifat umum Sabun dan Detergen:
1. Bersifat basa
R – C-O- + H2O R – C-OH + OH-
2. Tidak berbuih di air sadah (Garam Ca, Mg dari Khlorida dan Sulfat)
C17H35COONa + CaCl2 Ca (C17H35COO)2 + NaCl
3. Bersifat membersihkan
R- (non polar dan Hidrofob) akan membelah molekul minyak dan kotoran menjadi
partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan mudah
dipisahkan. Sedangkan -C-O- (polar dan Hidrofil) akan larut dalam air membentuk buih
dan mengikat partikel – partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi.
Suatu gambaran dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai “kepala” dengan
hidrokarbon yang panjang sebagai “ekor ” :
H H H H H H H H H H H H H H H H H O
H – C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-O
H H H H H H H H H H H H H H H H H
Dengan adanya minyak, lemak, dan bahan organik tidak larut dalam air lainnya,
kecenderungan untuk “ekor” dan anion melarut dalam bahan organik, sedangkan bagian
“kepala ” tetap tinggal dalam larutan air. Oleh karena itu sabun mengemulsi atau mensuspensi
bahan organik dalam air. Dalam proses ini, anion-anion membentuk partikel-partikel koloid
micelle.
Keuntungan yang utama sebagai bahan pencuci karena terjadi reaksi dengan kation-
kation divalen membentuk garam-garam dari asam lemak yang tidak larut. Padatan-padatan
tidak larut ini, biasanya garam-garam dari magnesium dan kalsium.
2 C17H35COO- Na+ Ca2+ Ca (C17H35CO2)2 (s) + 2 Na+
Sabun yang masuk kedalam buangan air atau suatu sistem ekuatik biasanya langsung
terendap sebagai garam – garam kalsium dan magnesium. Oleh karena itu beberapa
pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akibatnya dengan
biodegradasi, sabun secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan.
Sabun terdiri dari Sodium (Na)/Potasium(K) dari asam lemak
Alat dan Bahan :
· NaOH 35%
· Minyak kelapa
· NaCl
· Aqua dm
· Gelas kimia 250 mL
· Gelas ukur
· Kaki tiga dan kassa
· Pembakar spirtus
· Corong pendek
· Kertas saring
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 5/17
Prosedur Kerja :
1. Dimasukkan kedalam gelas kimia 25 mL minyak kelapa dan 15 mL larutan NaOH 35%.
2. Campuran dididihkan secara hati-hati sambil terus diaduk, pemanasan dihentikan sampai
terdapat larutan jernih bila 1 tetes campuran diteteskan kedalam 10 mL air.
3. Ditambahkan 50 mL air, dan dipanaskan kembali, ditambahkan kedalammya larutan NaCl
(7,5 gram dalam 22,5 mL air) sampai sabunnya terpisah.
4. Disaring untuk memisahkan endapan sabun kemudian dicuci dengan air, sabun yang telah jadi
dicetak dan dikeringkan.
Data dan Pengamatan :
Reaksi:
NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 → 3C17H35COONa + C3H5OH
Data pengamatan selama proses
No. Prosedur Pengamatan
1.
Dimasukkan kedalam gelas kimia 25 mL
minyak kelapa dan 15 mL larutan NaOH
35%.
Campuran berwarna kuning, terdapat
dua lapisan dan berbau khas
2.
Campuran dididihkan secara hati-hati
sambil terus diaduk, pemanasan
dihentikan sampai terdapat larutan jernih
bila 1 tetes campuran diteteskan kedalam
10 mL air.
Kandungan air dalam campuran mulai
menyusut, kemudian satu tetes
campuran diteteskan dalam 10 mL air
untuk mengetahui reaksi telah
sempurna
3.
Ditambahkan 50 mL air, dan dipanaskan
kembali, ditambahkan kedalammya
larutan NaCl (7,5 gram dalam 22,5 mL
air) sampai sabunnya terpisah.
Campuran mulai mengental dan ketika
ditambahkan NaCl kedalamnya
campuran menjadi berwarna putih
kental .
4.
Disaring untuk memisahkan endapan
sabun kemudian dicuci dengan air, sabun
yang telah jadi dicetak dan dikeringkan.
Endapan yang diperoleh merupakan
sabun, bertekstur kasar, berwarna
putih, berbau khas lemak/minyak,
licin, dan menghasilkan sedikit busa
pada saat dibasahi dengan air
Pembahasan :
· Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mg basa yang diperlukan
untuk menetralkan asam bebas dan asam lemak.
· Pada saat proses pemanasan, pemanasan dihentikan sampai terdapat larutan jernih bila 1
tetes campuran diteteskan kedalam 10 mL air. Hal ini bertujuan untuk mengetahui reaksi
antara NaOH dengan minyak telah sempurna karena bila tetesan yang dihasilkan
menimbulkan kekeruhan artinya masih ada minyak yang belum bereaksi dengan NaOH.
· Sabun yang dihasilkan bertekstur kasar atau keras hal ini dikarenakan minyak kelapa yang
digunkan dihidrolisis menggunakan NaOH
· Penambahan NaCl bertujuan agar sabun yang mengendap dan dapat dipisahkan dengan
cara penyaringan.
· Sabun yang diperoleh, berwarna putih karena tidak ada penambahan pewarna pada saat
proses pembuatan sehingga diperoleh warna asli hasil dari reaksi saponifikasi, berbau khas
lemak/minyak ini karena sabun yang kami buat terbuat dari minyak goreng dan tanpa
penambahan zat pewangi.
Kesimpulan :
ü Sabun merupakan suatu garam dari asam karboksilat tinggi (berantai panjang).
ü Sabun sederhana dapat diperoleh dengan hidrolisis minyak oleh suatu basa dan menghasilkan
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 6/17
sabun sebagai garam dari asam karboksilat.
PEMBUATAN ASAM PIKRAT
Tanggal Praktikum : Sabtu, 03 Desember 2011
Tujuan Percobaan : Membuat devirat (turunan) fenol dengan reaksi nitrasi.
Teori Dasar :
Asam adalah kristal putih kekuningan. Dalam suhu 20 ° C kelarutan dalam air
sedikit larut (dalam 100 g air melarutkan 1,1 g TNF), dan sedikit hydroskopic. Asam pikrat
juga larut baik dalam pelarut organik terutama aseton (43 gram dalam 100 g pada 25 °
C), metanol (21 gram dalam 100 g pada 25 ° C), sedikit larut dalam asam sulfat dan asam
nitrat pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan temperatur . Ketika
dipanaskan di atas titik leleh (122.5 ° C) asam pikrat akan menyublim. Asam pikrat
terdapat di alam dan relatif stabil. Asam pikrat dapat menghasilkan pikráty (garam dari
asam picric), yang sangat sensitif dan menyebabkan ledakan. Dengan peningkatan berat
atom logam sensitivitas meningkat. Para logam direaksikan dengan air atau dalam
keadaan cair juga menghasilkan pikráty. Asam Picrat juga dapat menghasilkan ester,
misalnya Trinitroanisol dan trinitrofenetol.
Asam pikrat lebih beracun dari pada nitrolátky aromatik. Dosis mematikan
tunggal untuk kelinci adalah sekitar 0,5 gram/ 1 kg berat makhluk hidup. Racun yang
dihasilkan menumpuk di dalam tubuh, menembus kulit, kulit, rambut, kuku, gigi dan air
liur. Larutan encer asam picric (0,05%) dapat digunakan untuk membunuh banyak
bakteri (seperti bakteri dan tifus).
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.
Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu.
Prinsip Kerja : Fenol dioksidasi oleh asam nitrat dalam
suasana asam. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
nitrasi yang menghasilkan asam pikrat sebagai
turunan dari fenol.
Asam pikrat adalah senyawa kimia yang bersifat eksplosive. terbentuk
karena reaksi antara Fenol dan asam nitrat hingga menghasilkan 2,4,6-
trinitrofenol.
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 7/17
Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Raschig, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph
Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama
pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol
juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Penyuntikan fenol juga
pernah digunakan pada eksekusi mati dengan disuntikkan ke jantung sehingga
mengakibatkan kematian langsung.
Alat dan Bahan :
Bahan:
· Fenol
· Asam Sulfat pekat (H2SO4)
· Asam Nitrat pekat (HNO3)
· Alkohol
· Larutan ferri khlorida (FeCl3)
· Es
· Aquadest
Alat:
· Gelas Kimia 250 mL
· Gelas Ukur
· Batang pengaduk
· Corong Grooch
Prosedur Kerja :
1. Timbang kedalam gelas kimia 250 mL 5 gram fenol, tambahkan 6 mL H2SO4
pekat.
2. Panaskan dalam penangas air selama 30 menit sambil diaduk. Kemudian
didinginkan dalam air es.
3. Tambahkan 19 mL HNO3 pekat, (lakukan dalam lemari asam).
4. Cairan segera dikocok sampai tercampur homogen. Diamkan beberapa saat,
maka akan terjadi reaksi hebat dan terbentuk uap coklat (tetapi reaksi tidak
berbahaya). Panaskan selama 1 jam sambil dikocok di dalam lemari asam
sampai uap coklat hilang kemudian panaskan dalam water bath.
5. Tambahkan kedalamnya 200 mL air dingin, saring dengan corong pengisap
sambil dicuci dengan aquadest.
6. Rekristalisasi dengan menggunakan pelarut campuran air dan alcohol (1:2).
Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran. Saring dengan corong pengisap dan
keringkan.
7. Timbang Kristal yang di hasilkan kemudian identifikasi dengan larutan FeCl3
dan tentukan titik leburnya = 1220C.
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 8/17
Reaksi :
Data dan Pengamatan :
Tabel pengamatan selama proses
No Prosedur Pengamatan
1. 5 gram fenol, ditambahkan 6 mL H2SO4
pekat.
Fenol larut, dan reaksi terjadi secara
eksoterem (menghasilkan panas),
penambahan asam sulfat di lakukan di
ruang asam.
2. Campuran dipanaskan dalam pemanas air
selama 30 menit sambil dikocok, kemudian
didinginkan
Larutan berwarna coklat muda
3. Ditambahkan 19 mL asam nitrat pekat, dan
didiamkan sebentar, kemudian dipanaskan
selama 1 jam dalam penangas air
Terbentuk uap coklat, reaksi
eksoterem.
Setelah uap coklat habis, dipanaskan
sambil diaduk diatas water bath selama
1 jam larutan yang terbentuk berwarna
kuning
4. Ditambahkan 200 mL air dingin dan disaring
dengan corong grooch dan dicuci dengan air
dan campuran alcohol:air (1:2), kristal yang
diperoleh dikeringkan kemudian ditimbang
Terbentuk kristal berwarna kuning,
Kristal yang diperoleh sebanyak 4,9880
gram
Pembahasan :
· Pada proses penimbangan fenol harus hati-hati, gunakan masker dan sarung tangan karet
agar tidak mengiritasi kulit dan meracuni karena sifat fenol adalah beracun.
· Reaksi antara fenol dengan asam sulfat menghasilkan asam p-fenol sulfonat.
· Penambahan asam sulfat menghasilkan reaksi eksoterem itu karena sifat asam sulfat yang
higroskopis sehingga menhsilkan panas pada saat direaksikan dengan fenol.
· Setelah ditambahkan asam sulfat larutan dipanaskan dalam water bath tujuannya agar reaksi
antara asam sulfat dengan fenol berlangsung cepat, kemudian didiamkan sampai dingin agar
reaksi yang terbentuk benar-benar sempurna.
· Pada saat penambahan asam nitrat harus perlahan-lahan agar tidak memercik dan dilakukan
dalam ruang asam karena menghasilkan uap coklat yang dihasilkan dari reaksi antara asam
p-fenolsulfonat dengan asam nitrat.
· Setelah uap coklat hilang proses dilanjutkan dengan pemanasan di atas water bath tujuannya
agar reaksi nitrasi antara asam p-fenolsulfonat dengan asam nitrat berlangsung cepat. Karena
umumnya reaksi-reaksi organic berjalan lambat.
· Setelah dipanaskan langsung didinginkan dan ditambahkan aqua dm sebanyak 200 mL
tujuannya agar kristal cepat terbentuk.
· Penyaringan dengan teknik yang benar diperlukan agar tidak terjadi peptisasi atau
menerobosnya endapan.
· Pencucian dengan air dan campuran alcohol air (1:2) untuk mencuci sisa asam sulfat sehingga
mendapatkan asam pikrat yang murni.
Kesimpulan :
ü Asam pikrat merupakan produk atau hasil dari reaksi fenol dengan asam nitrat melalui proses
nirasi, sehingga asam pikrat merupakan devirat atau turunan dari fenol dengan reaksi nitrasi.
ü Asam pikrat yang dihasilkan sebanyak 4,9880 gram
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 9/17
Isolasi Kafein dari Daun Teh
Tanggal Praktikum : Sabtu, 03 Desember 2011
Tujuan : Isolasi alkaloid (kafein) dari teh
Prinsip Kerja : Kafein dari daun teh diisolasi kemudian ditambahkan
CaCO3 untuk mengendapkan tannin sebagai garam
Teori Dasar :
Kafein, 1, 3, 7-trimetilxantin, banyak terdapat di dalam tanaman kopi, teh, coklat,
dan juga banyak terdapat dalam minuman misalnya coca cola. Kafein termasuk dalam
kelompok alkaloid golongan purin, dimana dalam strukturnya banyak mengandung N yang
terikat dalam struktur. Kafein mempunyai efek fisiologi kalau terdapat dalam darah, yaitu
bersifat stimulan.
Mengisolasi kafein dari bahan alam misalnya daun teh, termasuk mudah karena
mudah larut dalam air panas dan lebih larut lagi dalam kloroform, dan berbentuk kristal.
Kadarnya sekitar 2-5% dalam teh, dalam kopi 0,1 – 1,7%, dan dalam coklat 0,1 – 0,8%.
Ekstraksi kafein dari teh lebih sulit karena kafein dalam daun terdapat bersama-sama dengan
senyawa lain misalnya tanin (turunan pentadigaloilglukosa) yang tak larut dalam air, dan
sukar dipisahkan dari alkaloid. Untuk ini tanin direaksikan dengan kalsium karbonat
membentuk garamnya.
Alat dan Bahan :
Corong pisah 500 mL Kalsium karbonat serbuk
Erlenmeyer 500 mL Kloroform atau metilendiklorida
Alat destilasi Benzen
Corong buchner + vakum Sampel teh
Petroleum benzen
Prosedur Kerja :
1. Ke dalam erlenmeyer 500 mL, masukkan 25 gr daun teh kering, 250 mL air dan 25 gr
CaCO3. Panaskan campuran diatas uap air selama 20 menit, sambil sewaktu-waktu diaduk
atau digoncang. Dinginkan diudara.
2. Saring larutan air dengan menggunakan corong buchner besar serta pengisapan, sampai sisa
padat ditekan kering.
3. Pindahkan larutan air ke dalam corong pisah 500 mL, partikel padat jangan sampai terbawa.
Biarkan dingin diudara, lalu lakukan ekstraksi dua kali masing-masing dengan 25 mL
kloroform, CHCl3, atau metilen diklorida, CH2Cl2, dengan hati-hati (sekali-kali kran dbuka
untuk mengeluarkan gas) selama 5-10 menit. Jika terjadi emulsi yang sukar dipisahkan,
coba tambahkan sedikit pelarut lagi. Simpan corong pada statif/klem, biarkan beberapa saat
sampai terpisahkan dua lapisan. Tampung seluruh larutan kloroform ke dalam labu destilasi
100 mL.
4. Selanjutnya lakukan pengisatan larutan kafein dengan cara destilasi diatas penangas air,
sampai diperoleh larutan jenuhnya yang mungkin berwarna hijau muda.
5. Dinginkan secara bertahap sampai terbentuk kristalnya sebanyak mungkin. Lakukan
kristalisasi dengan melarutkannya dalam 5 mL benzen panas dan tambahkan 10 mL
petroleum benzen. Pisahkan kristal dengan penyaringan vakum menggunakan corong
buchner. Lakukan rekristalisasi tahap dua dengan menggunakan campuran pelarut yang
sama. Timbang dan tentukan titik lelehnya (sekitar 225 – 250 0C).
Data dan Pengamatan :
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 10/17
Pengamatan selama proses
No. Prosedur Pengamatan
1. Ke dalam erlenmeyer 500 mL,
masukkan 25 gr daun teh kering, 250
mL air dan 25 gr CaCO3. Panaskan
campuran diatas uap air selama 20 menit
Larut, berwarna coklat
kehitaman
2. ekstraksi dua kali masing-masing dengan
25 mL kloroform, CHCl3, atau metilen
diklorida, CH2Cl2, dengan hati-hati
(sekali-kali kran dbuka untuk
mengeluarkan gas) selama 5-10 menit.
Terbentuk 2 fase, berwarna
coklat dan bening. Setelah
dikocok menjadi bersatu,
terdapat gas yang keluar,
terdapat emulsi, didiamkan dan
menjadi 2 fase kembali.
Hasil yang diperoleh berupa
larutan berwarna bening
kehijauan.
3. Lakukan pengisatan larutan kafein
dengan cara destilasi diatas penangas air,
sampai diperoleh larutan jenuhnya.
Dinginkan secara bertahap
Cairan bening kehijauan
didestilasi sampai diperoleh
sisa didalam labu bulat yang
berwarna kuning, kemudian
dikeringkan.
Pembahasan :
· Pada saat ekstraksi dengan corong pisah, setelah dikocok tutup dari corong pisah harus
dibuka hal ini bertujuan untuk mengeluarkan gas sehingga pada saat mengeluarkan alikot
dapat keluar karea bila keadaanya vacuum alikot tidak akan keluar.
· Proses kristalisasi digunkan untuk memurnikan atau pun membuat zat lebih pekat atau lebih
murni dengan menghilangkan zat-zattambahan didalamnya.
· Kafein lebih cepat larut dalam klorofom karena kafein dalam daun teh terdapat bersama-
sama dengan senyawa lain, misalnya tannin yang tidak larut dalam air dan sukar dipisahkan
dari alkaloid
· Ekstraksi kafein dari teh lebih sulit karena kafein dalam daun terdapat bersama-sama dengan
senyawa lain misalnya tanin (turunan pentadigaloilglukosa) yang tak larut dalam air, dan
sukar dipisahkan dari alkaloid. Untuk ini tanin direaksikan dengan kalsium karbonat
membentuk garamnya.
Kesimpulan :
ü Kafein dan tannin bila ditambahkan CaCO3 akan membentuk garam
ü Kafein mudah larut dalam air panas
ü Kadar kafein 1,3,7-trimetillenxantin dalam daun teh sekitar 2-5%
PEMBUATAN AMIL ALDEHID
Tanggal Praktikum : Sabtu, 17 Desember 2011
Tujuan Percobaan : Oksidasi alcohol primer menjadi aldehid
Prinsip Kerja : Suatu alcohol primer (amil alcohol) dioksidasi oleh kalium
dikromat (K2Cr2O7) dalam H2SO4 (p).
Teori Dasar :
Oksidasi alcohol akan menjadi sebuah aldehid jika digunakan alcohol yang berlebih
dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Alkohol berlebih berarti
bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua.
Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu
untuk dioksidasi kembali. Jika digunakan etana sebagai sebuah alkohol primer sederhana,
maka dihasilkan aldehyd dan etana, CH3CHO
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 11/17
Aldehida adalah senyawa organik yang mengandung-CHO radikal, di mana sebuah
atom karbon membentuk ikatan rangkap dengan atom oksigen dan juga terikat pada atom
hidrogen dan kelompok lain dilambangkan dengan R, yang bisa menjadi atom hidrogen
kedua, sebuah kelompok alkil, atau grup aril. Yang paling penting dan contoh-contoh
sederhana adalah metanal (formaldehida), HCOH, dan ethanal (asetaldehida), CH 3 CHO.
Gugus aldehid dapat dibuat dari oksidasi alcohol. Alcohol primer bisa dioksidasi
baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.
Untuk pembentukan asam karboksilat, alcohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah
aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Sifat – sifat Aldehyd:
1. Aldehyd mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada alkana yang sederajat, tetapi lebih
rendah dari pada alkohol yang sesuai, hal ini karena aldehyd tidak memiliki ikatan hidrogen.
2. Pada suhu kamar berupa gas (seperti metanal) dan pada suku yang lebih tinggi berwujud cair
dan padat.
3. Semakin panjang rantai atom karbon, maka semakin sedap baunya (seperti metanal)
4. Sangat mudah larut dalam air (seperti metanal atau formaldehid, asetaldehid atau etanal). Hal
ini karena senyawa dengan dengan gugus fungsi aldehyd bersifat polar terutama bagi
senyawa dengan jumlah atom C sedikit.
Kegunaan Aldehid :
1.Seperti pada larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% disebut formalin. Zat ini
banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium karena
dapat membunuh germs (disenfektan).
2.Digunakan untuk membuat plastik termoset, damar buatan, serta insektisida dan
germisida
3.Seperti pada etanol atau asetaldehyda dipakai untuk karet atau damar buatan, zat warna,
dan bahan organik yang penting, misalnya : asam asetat, aseton, etil asetat, dan 1-
butanol.
Alat dan Bahan :
Bahan:
· Amil Alkohol
· Asam Sulfat pekat (H2SO4)
· Kalium Bikromat (K2Cr2O7)
· Larutan Fehling A
· Larutan Fehling B
· Es
· Aquadest
Alat:
· Gelas Kimia 100 mL
· Gelas Ukur
· Batang pengaduk
· Labu Bulat Leher Tiga
· Corong Pisah
· Termometer
· Kondensor dan selang
· Batu Didih
· Still Head
· Adaptor
· Erlenmeyer 250 mL
· Kassa dan Kaki Tiga
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 12/17
· Klem dan Statif
· Pembakar Spirtus
Prosedur Kerja :
1. Ke dalam labu leher tiga 250 mL masukkan 6,5 mL Amil alcohol.
2. Timbang dalam gelas kimia 100 mL 7 gram K2Cr2O7 dalam 37,5 mL air destilata,
kemudian tambahkan 5 mL asam sulfat (H2SO4) pekat. Dinginkan kemudian
masukkan ke dalam corong pemisah.
3. Rangkai alat destilasi. Labu leher tiga yang telah dilengkapi corong pemisah,
termometer dan batu didih didihkan dengan pemanas spiritus.
4. Campuran dalam corong pemisah diteteskan pelan-pelan. Dijaga suhu uap
maksimum 75 – 800C. Destilat yang keluar ditampung dalam Erlenmeyer yang
didinginkan dengan Es. Lakukan sampai amil alcohol teroksidasi sempurna oleh
kalium dikromat (K2Cr2O7) dalam H2SO4 (p).
5. Ukur volume destilat yang diperoleh. Kemudian tambahkan 1 mL larutan
campuran fehling A dan fehling B ke dalam 1 mL destilat dalam tabung reaksi
kemudian panaskan dalam water bath. Amati hasil yang dipeoleh.
Reaksi :
H2SO4 + K2Cr2O7 → H2CrO4 + K2SO4 + O2
H2Cr2O4 + K2SO4 + O2 + C5H11OH → C4H9CHO + K2Cr2O7 + 2H2O +
SO2
H2SO4 + C5H11OH → C4H9CHO + 2H2O + SO2
Reaksi aldehyde dengan fehling
O O
|| ||
R- C- H + 2 Cu2+ + 4 OH- → R- C- OH + Cu2O + 2 H2O
(Merah bata)
Data dan Pengamatan :
Gambar rangkaian alat destilasi:
Pengamatan selama proses percobaan :
1. Air + H2SO4 + K2Cr2O7
Pada saat air + H2SO4 yang mulanya tidak berwarna berubah menjadi
keorangean, serta tidak mengeluarkan panas lagi.
2. Ditambah C5H11OH
Pada saat ditambahkan K2Cr2O7 dalam H2SO4 kedalam larutan C5H11OH secara
perlahan dalam proses destilasi, larutan C5H11OH langsung berubah menjadi hijau
kehitaman. Uap yang dihasilkan dikondensasi dan ditampung didalam erlenmeyer
sambil didinginkan. Proses destilasi diteruskan sampai K2Cr2O7 dalam H2SO4
habis, setelah habis destilat yang diperoleh sekitar 6,5 mL. destilat yang dihasilkan
berbau khas.
3. Pengujian destilat dengan pereaksi fehling
Destilat ditambahkan larutan fehling menjadi berwarna biru kemudian dipanaskan
didalam water bath menghasilkan endapan merah
Pembahasan :
1. Oksidasi alcohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alcohol berlebih, dan aldehid
bisa dipisahkan melalui distilasi setelah terbentuk.
2. Pada saat pencampuran antara air dengan H2SO4. H2SO4 pekat harus diberika sedikit demi
sedikit dan didinginkan dengan es, hal ini dilakukan agar proses antara air dengan H2SO4
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 13/17
yang termasuk eksoterm tidak menjadi berbahaya.
3. Pada saat distilasi suhu harus dijaga 70-80o C. Amil aldehida yang didapat tidak terlalu
banyak yaitu sebesar 6,5 ml, ini berarti amil aldehyda yang dilakukan dengan distilasi berupa
amyl aldehid murni tanpa bercampur dengan air, serta mengeluarkan bau khas dan tidak
berwarna.
4. Pengujian dengan fehling membuktikan bahwa oksidasi yang dilakukan telah sempurna
karena menghasilkan aldehyd dengan ditandai adanya endapan merah saat direksikan dengan
fehling.
Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa percobaan pembuatan
amil aldehyd dilakukan dengan cara oksidasi alkohol primer dengan bahan berupa C5H11OH
(amil alcohol) sebagai alkohol primer, H2SO4 pekat sebagai katalis dan K2Cr2O7 sebagai
pengoksidator. Oksigen (O2) didapat pada saat mereaksikan antara H2SO4 dengan
K2Cr2O7 karena disini K2Cr2O7 berperan sebagai pengoksidator.
Pengujian dengan fehling membuktikan bahwa oksidasi yang dilakukan telah
sempurna karena menghasilkan aldehyd dengan ditandai adanya endapan merah saat
direksikan dengan fehling
Pembuatan Aseto p-toluidin
Tanggal Praktikum : Sabtu, 17 Desember 2011
Tujuan : Membuat senyawa organic berantai dengan menggunakan
azas-azas asetilasi (asilasi) dalam melindungi gugus amino
terhadap oksidator, oksidasi alkil aromatik, dan reaksi SN
turunan karboksilat (amida)
Prinsip Kerja : Gugus amino dilindungi dengan dirubah menjadi asetamida
melalui reaksi asetilasi, amida yang diperoleh direaksikan
dengan oksidator dimana gugus metil yang terikat pada
cincin benzen diubah menjadi gugus karboksilat. Kemudian
gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali gugus
amino.
Teori Dasar :
Salah satu tujuan asetilasi turunan-turunan amina adalah untuk melindungi
gugus amino terhadap reaksi oksidasi, yang akan dijalankan terhadap substituen lain
dalam molekul yang sama. Pada percobaan ini, gugus amino pertama-tama dilindungi dengan
jalan merubahnya menjadi asetamida melalui reaksi asetilasi, sebelum dilakukan oksidasi
dalam pengubahan p-toluidin menjadi asam p-aminobenzoat. Amida yang diperoleh dapat
direaksikan dengan oksidator dimana gugus metil yang terikat pada cincin benzen diubah
menjadi gugus karboksilat. Kemudian gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali
gugus amino.
Proses pengubahan p-toluidin menjadi asam p-aminobenzoat ditunjukkan oleh reaksi
berikut :
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 14/17
Alat dan Bahan :
Erlenmeyer 1,5 L p-toluidin
penangas air asam khlorida pekat
corong penyaring karbon aktif
kertas saring natrium asetat trihidrat
pembakar bunsen anhidrida asetat
termometer 110 magnesium sulfat anhidrat
gelas ukur 50 mL H2SO4 encer (50:50 air)
labu bulat 300 mL amoniak
labu leher tiga 2 L asam asetat glasial
kondensor refluks kertas lakmus
Prosedur Kerja :
1. Tempatkan 32 gram (0,3 mol) p-toluidin yang sudah dihaluskan dalam satu
campuran 750 mL air dan 27 mL HCl pekat. Bila perlu, panaskan diatas penangas
air sambil diaduk untuk membantu melarutkannya. Bila larutan berwarna gelap,
tambahkan 1-2 gram karbon aktif, aduk beberapa menit kemudian saring.
2. Siapkan larutan 48 gram (0,34 mol) natrium asetat trihidrat dalam 80 mL air.
3. Panaskan larutan p-toluidin hidrokhlorida yang sudah tak berwarna, sampai 50 C.
4. Tambahkan 33,4 mL (0,35 mol) anhidrida asetat. Aduk dengan segera dan segera
tambahkan larutan natrium asetat yang sudah disiapkan.
5. Campur dengan baik dan dinginkan dalam air es, saring kristal dengan corong
buchner, cuci tiga kali dengan sedikit air dingin, lalu keringkan diudara. Titik leleh
146-7 C.
Data dan Pengamatan :
Reaksi:
Hasil dan Pengamatan :
Percobaan Data dan Pengamatan
Menambahkan air dingin Terbentuk kristal
Menentukan titik leleh Titik leleh = 146,7 ºC
Pembahasan :
· Asam p-aminobenzoat bersama-sama vitamin asam pentatonat dan biotin, berperan dalam
pewarnaan (pigmentasi) kulit.
· Saat pengadukan p-toluidin hidrokhlorida dan anhidrida asetat dengan segera ditambahkan
larutan natrium aserat yang sudah disiapkan. Dicampur dengan baik dan dinginkan dalam air
es, disaring kristal dengan corong buchner, dicuci tiga kali dengan sedikit air dingin, lalu
dikeringkan di udara.
Kesimpulan :
ü Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa aseto p-toluidin dapat dibuat atau disintetis
dari hasil reaksi antara p-toluidin dengan asam asetat anhidrat.
ü Titik leleh aseto p-toluidin adalah 146,7 ºC
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 15/17
ü Reaksi asetilasi digunakan untuk melindungi gugus amida, dimana amida yang diperoleh
direaksikan dengan oksidator. Gugus metil yang terikat pada cincin benzen diubah menjadi
gugus karboksilat. Kemudian gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali gugus
amino.
Isolasi Piperin dari Lada Putih
Tanggal Praktikum : Sabtu, 07 Januari 2012
Tujuan : Isolasi piperin dari lada putih, dan sifat kimianya.
Prinsip Kerja : Hidrolisa terhadap piperin dalam suasana asam,
menghasilkan piperidin, C3H10NH, dan asam tak jenuh
piperat dengan teknik ekstraksi secara continue
menggunakan alcohol sebagai pelarut organik
Teori Dasar :
Piperin adalah senyawa organik bahan alam yang termasuk dalam golongan alkaloid
turunan piridin. Terdapat dalam tanaman lada hitam (Piper ningrum), dalam jumlah cukup
banyak. Mempunyai bau yang khas dan tajam, rasa pedas membakar lidah. Sifat racun
alkaloid ini paling kecil dibandingkan sebagian besar alkaloid. Struktur piperin sangat menrik
karena terdiri dari banyak gugus fungsional dan sistem konyugasinya.
Hidrolisa terhadap piperin dalam suasana asam, akan menghasilkan piperidin,
C3H10NH, dan asam tak jenuh piperat. Dalam percobaan ini akan dicoba menghidrolisa
piperin dan mengisolasi piperidin sebagai hasil degrasinya. Sifat kimia piperin sangat menarik,
secara keseluruhan merupakan amida asam, sedangkan masing-masing gugus bisa
menunjukkan sifat kimia tersendiri, misalnya ketak jenuhan, karbonil dan epoksi.
Alat dan Bahan :
Ekstraktor sokhlet
Mortar + alu
Alat refluks
Gelas kimia 250 mL
Corong penyaring
Tabung reaksi
Kertas saring
Lada putih, kering
Etanol 95%
Prosedur Kerja :
1. 20 gram sampel lada putih (kering) digerus sampai terbentuk serbuk halus. Masukkan dalam
mantel kertas, untuk selanjutnya dilakukan ekstraksi kontinu dalam soxhlet dengan pelarut
etanol 95% sebanyak 150 mL selama kira-kira 2 jam.
2. Campuran ekstrak disaring lalu dipekatkan dengan cara dipanaskan diatas penangas air. Ke
dalam larutan pekat ini, tambahkan 60 mL larutan KOH alkoholis 10%, diaduk dengan baik,
biarkan sebentar lalu didekantasi atau disaring. Larutan alkoholis yang diperoleh volumnya
diukur dengan teliti, lalu dibagi dua sama banyak, yang sebagian untuk percobaan degradasi
piperin menjadi piperidin, dan sebagian lagi dibiarkan sampai terbentuk kristal piperin (titik
leleh 125 – 1260C).
Data dan Pengamatan :
Reaksi:
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 16/17
Gambar rangkaian alat soxlet
Table siklus ekstraksi soklet selama 2 jam
Waktu Ekstraksi
(menit)Siklus ke- Keterangan
5 1 Pada siklus ini didalam alat soklet,
alcohol yang merendam sampel
berwarna kuning pekat
sedangkan alcohol di dalam labu
dasar bulat awalnya tidak
berwarna lama-lama menjadi
kuning
10 2
15 3
20 4
25 5
30 6
35 7 Pada siklus ini didalam alat soklet,
warna alcohol yang merendam
sampel mulai tidak terlalu pekat
(berwarna kuning keemasan)
40 8
45 9
50 10
55 11
60 12
65 13 Pada siklus ini didalam alat soklet,
warna alcohol yang merendam
sampel tidak berwarna kuning
pekat melainkan berwarna
kuning.
70 14
75 15
80 16
85 17
90 18
95 19 Pada siklus ini didalam alat soklet
alcohol yang merendam sampel
warna larutan menjadi agak
bening dan warna kuning
memudar, sedangkan warna
larutan didalam labu dasar bulat
menjadi kuning pekat
100 20
105 21
110 22
115 23
120 24
Grafik siklus ekstraksi
Pembahasan :
· Praktikum hanya dilakukan sampai tahap extraksi secara continue
dikarenakan kurangnya waktu yang tersedia untuk melanjutkan praktikum ke
tahap selanjutnya.
· Satu siklus ekstraksi dihitung apabila pelarut yang naik dan merendam
sampel telah turun kembali kedalam dasar labu bulat.
· Selama siklus dapat dilihat bahwa semakin banyak siklus makan larutan yang
merendam sampel warnanya akan memudar sedangkan larutan di dalam labu
dasar bulat warnanya akan semakin pekat hal ini menunjukkan bahwa proses
ekstraksi piperin telah berhasil, piperin dari lada telah terekstraksi oleh
pelarut untuk kemudian dimurnikan kembali dengan cara destilasi.
Kesimpulan :
Piperin dari lada putih dapat diekstraksi secara continue, hasil ekstraksi diperkirakan
mengandung piperidin, C3H10NH, dan asam tak jenuh piperat.
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II
fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 17/17
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh Upit_v3 di 06.32
Referensi :
http://www.Annisanfushie's Weblog.com/ALKOHOL,FENOL,ALDEHID DAN
KETON
http://www.dreamy girl Weblog.com/pembuatan -asam-pikrat.html
http://www.google.com/pembuatan sabun dan detergen
http://www.joker-smile.blogspot.com/2011/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html/pembuatan isobutyl aldehid
http://www.khoirulfitrisyah.blogspot.com/pembuatan iso butyl aldehid
http://www.Tonnyangga’s Weblog.com/BENZENA DAN TURUNANNYA
Rekomendasikan ini di Google
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan
Pratinjau
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
boleh di copy buat kebaikan. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.
top related