wakil menteri negara ppn/ wakil kepala bappenas
Post on 22-Jan-2016
62 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH
PUSAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Wakil Menteri Negara PPN/ Wakil Kepala Bappenas
Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI)Bandung, 2 Desember 2010
Dinamika Ekonomi
Global
Progress RPJMN
Daya Saing
Cost Of Doing Business
9 Instruksi Presiden(Raker III, Bogor)
PP 19/2010SEB 3 Menteri
Meningkatkan Pertumbuhan ekonomi
Peran Gubernur
Inpres 1 & 3/2010(Raker II, Tampak Siring)
• Kawasan Asia pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang baru.
• Indonesia anggota G20 dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
• Sasaran pertumbuhan RPJMN 2010-2014 relatif tinggi, namun potensi lebih tinggi
• Pencapaian sasaran tersebut tidak mudah, karena posisi daya saing yang masih diurutan ke 54 dari 133 Negara.
• Masalah pokok daya saing tersebut adalah Cost Of Doing Bussiness yang masih tinggi.
DIMANA KITA SEKARANG ?
4
Ekonomi Indonesia : 5-10 Tahun yang lalu Vs
Sekarang 1997 2001 2004 Jun/Sep2010
Exchange rate 2920/$ 10.250/$ 8.940/$ 8980/$-Gov’t debt (% GDP) 23% 77% 57% 28%
Unemployment 4.2 mil 8 mil 10.3 mil 8mi
Avg. Income $1093pa $772 pa $1186 pa 2600$pa
Inflation 11% pa 9% pa 6% pa 5.8%
Investment 30% 20% 16% 26%
Foreign Reserves 17.4b$ 28.0b$ 36.3b$ 85.5b$
Stock Market Index 600 700 > 1000 +/-3600
Country risk -CCC SD B+ BB+
6
Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 5,5% per tahun, dengan angka pengangguran menurun ke 7,9% dan angka kemiskinan menjadi 14,1%
Menurun karena krisis global, tidak banyak
negara yang mengalami pertumbuhan positif
Tertinggi setelah krisis tahun 1998
United States 13.811,2 25,4%EU/Euro Area 12.179,3 22,4%Japan 4.376,7 8,1%Germany 3.297,2 6,1%China 3.280,1 6,0%United Kingdom 2.727,8 5,0%France *) 2.562,3 4,7%Italy 2.107,5 3,9%Canada 1.326,4 2,4%Brazil 1.314,2 2,4%Russia 1.291,0 2,4%India 1.171,0 2,2%Korea 969,8 1,8%Mexico 893,4 1,6%Australia 821,7 1,5%Turkey 657,1 1,2%Indonesia 432,8 0,8%Saudi Arabia 381,7 0,7%South Africa 277,6 0,51%Argentina 262,3 0,48%Total Of G20 **) 46.173,9 84,96%Total World 54.347,0 100,00%
Country GDP ($US billions)
Share of Total World
Notes :*) Data include the French overseas departments of French Guiana, Guadeloupe, Martinique and Réunion.**) G20% of the World does not include Germany, Italy and France as they are part of the European Union/Euro area total.
Sources: World Bank, CIA World Factbook, The Economist, International Monetary Fund.
BEBERAPA KONDISI KURANG MENGGEMBIRAKAN
8
9 / 47
EkonomiEkonomiIndonesiaIndonesia Strategic Gap I
“Keluar dari Krisis”
KnowledgeEconomy
Tingkat KompetisiGlobal Selanjutnya
Tingkat KompetisiGlobal Saat Ini
Krisis Ekonomi
Strategic Gap II“Posisi Daya Saing kita di Era New Economy”
DDaya Saing Kitaaya Saing Kita??
10
Cost of doing business di Indonesia masih terfokus pada inefisiensi birokrasi pemerintah.
Konsentrasi Ekonomi terlalu tinggi : Disparitas Wilayah
Kegiatan ekonomi terpusat di perkotaan (khusus Jawa)
Industri dengan potensi pertumbuhan yang meningkat tergabung dalam aglomerasi
Perbaikan infrastruktur transportasi dapat memperbaiki akses perusahaan kepada pusat pengolahan dan pasar:
Hal yang sama terjadi di banyak negara
Source: WB Interviews with MAERSK, Garuda, Lion Air, 2009
PROGRAM NASIONAL
14
1515
Pertumbuhan Ekonomi
Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun
Sebelum 2014 tumbuh 7 persen, pada 2014 berkisar 7- 7,7 persen
Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
Tingkat Pengangguran
5 - 6 persen pada akhir tahun 2014
Tingkat Kemiskinan
8 – 10 persen pada akhir tahun 2014
MENCAPAI PEMBANGUNAN WILAYAH YANG SEIMBANG, PERTUMBUHAN INKLUSIF DAN MENINGKATKAN DAYA
SAING
Pengalaman Di Berbagai Negara
Konsentrasi ekonomi adalah fenomena globalKonsentrasi ekonomi adalah fenomena global
17 / 47
Daya SaingDaya Saing
Ekonomi Makro• Kebijakan Fiskal Moneter• Kebijakan Perdagangan dan Investasi • Kebijakan Luar Negeri
Ekonomi Makro• Kebijakan Fiskal Moneter• Kebijakan Perdagangan dan Investasi • Kebijakan Luar Negeri
Fokus Fundamental• Modal SDM (individu
dan masyarakat)• Ristek• Manajemen• Kualitas Infrastruktur
Fokus Fundamental• Modal SDM (individu
dan masyarakat)• Ristek• Manajemen• Kualitas Infrastruktur
SDASDA ManufakturManufaktur Jasa-jasaJasa-jasa
Stabilitas, Reformasi Birokrasi, Demokrasi, HukumStabilitas, Reformasi Birokrasi, Demokrasi, Hukum
OrientasiOrientasiInternasionalInternasional
Konteks: Kluster dan Pengembangan WilayahKonteks: Kluster dan Pengembangan Wilayah
BAGAIMANA MENCAPAI PEMBANGUNAN YANG SEIMBANG DAN PERTUMBUHAN INKLUSIF ?
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan manfaat jangka panjang konvergensi standar hidup
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan manfaat jangka panjang konvergensi standar hidup
Mencapai pertumbuhan inklusif
Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan
Perekonomian yang berhasil...
Menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan
Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan wilayah melalui inter-modal supply chain systems
Tumbuh maksimal melalui kesatuan bukan keseragaman (inclusive development)
SurabayaJakarta Makassar
Makassar
Papua
Maluku
Sulawesi
Ambon
KendariMakassar
Manado
KERANGKA KERJA KONEKTIVITAS NASIONAL
Integrasi Blue Print Sislognas, Sistranas (transportasi multi moda, rencana induk pelabuhan, bandara, jalan dan KA) dan rencana pembangunan daerah
Kerangka tersebut mempertimbangkan kondisi kepulauan, geografi ekonomi dan demografi Ports
RoadsRailways
MultimodalAirports
LOCAL Connectivity NATIONAL Connectivity GLOBAL Connectivity
Intra-island Inter-island International
22 33
IndonesiaInternational
Gateway
Asia
Europe
America
Town
Island
Island
Island
Town
Town
Town
Town
Town
Town
Town
City
City
City
City
City
VISI PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS: LOCALLY INTEGRATED, GLOBALLY CONNECTED
Within Growth Poles (urban)
Among Growth Poles (sub-regions)
11
Vision3 Tingkat Konektivitas
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN
21
• Perekonomian adalah agregasi perekonomian daerah
• Kontribusi perekonomian : +/- 20% Pemerintah (pusat dan daerah), 80% masyarakat
• Komposisi pelaksanaan APBN : 60-70% di Daerah (+/- 30-35% ditetapkan daerah)
Strategi Utama
22
Membangun Sinergi Pusat dan Daerah untuk meningkatkan kegiatan, khususnya produksi dan investasi, masyarakat dalam pembangunan
56,39%35,23%
8,39%
PROPORSI BELANJA APARATUR DAN PUBLIKAPBD SELURUH INDONESIA TAHUN 2009
APARATUR
PUBLIK
LAIN-LAIN (Bantuan Keu, BTT) dalam trilyun rupiah
Membangun Sinergi Pusat Daerah
25Sumber : Paparan Menteri Dalam Negeri, April 2010
Membangun Sinergi Pusat-Daerah
26Sumber : Paparan Menteri Dalam Negeri, April 2010
27
• Penerbitan PP 19 tahun 2010• Pelaksanaan 3 Raker Presiden dengan
Para Menteri dan Gubernur :– Cipanas : Penerbitan Inpres 1 tahun 2010– Tampak Siring : Penerbitan Inpres 3 tahun
2010 – Bogor : 9 Direktif Presiden (termasuk
penyempurnaan PP 19/2010 dan penyusunan SEB 3 Menteri untuk pelaksanaan Dekon dan TP)
Penguatan Peran Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat
28
Pertama, mengkoordinasi dan mensinergikan perencanaan pembangunan antartingkat pemerintahan (kementerian/lembaga [K/L], Provinsi, Kabupaten/Kota) sesuai dengan pembagian urusan/ kewenangan masing-masing tingkatan pemerintahan (berdasarkan PP No. 38 Tahun 2007);
Kedua, koordinasi kerja sama antar daerah dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas wilayah dalam lingkup nasional dan regional;r serta mendukung penguatan konektivitas nasional
Ketiga, Pembinaan dan koordinasi sinergi pemanfaatan sumber daya, termasuk pendanaan pembangunan;
Keempat, mendorong proses koordinasi pembangunan yang partisipatif dilakukan melalui konsultasi yang efektif antara Pemerintah, Pemerintah Kabupaten/ kota dengan pelaku pembangunan lainnya (masyarakat, LSM, dan dunia usaha) di setiap tingkatan pemerintahan.
Kelima Percepatan penyelesaian penyusunan RTRW Propinsi/Kabupaten/Kota
Pertama, mempercepat prosedur pembahasan substansi teknis Raperda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota;
Kedua, melakukan harmonisasi diantara peraturan perundang-undangan sektoral yang terkait dengan penataan ruang, dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang di daerah; dan
Ketiga, mempercepat penyusunan dan penerbitan berbagai peraturan perundang-undangan turunan dari Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, khususnya dalam kaitannya dengan berbagai rancangan Peraturan Presiden yang terkait dengan RTR Pulau, RTR kawasan strategis nasional, RTR kawasan perbatasan.
Keempat, langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mempercepat penyusunan Raperda RTRW dan penyampaiannya kepada Pemerintah Pusat (BKPRN), dan meningkatkan kapasitas BKPRD.
Instruksi Pertama, kepada Mendagri, Menteri Keuangan, dan unsur pimpinan daerah untuk segera merumuskan upaya peningkatan sinergi pusat dan daerah. Presiden meminta untuk melihat kembali PP No. 19 Tahun 2010 tentang gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, agar lebih jelas, kuat, tegas, menyangkut siapa berbuat apa dan siapa bertanggung jawab tentang apa.
Instruksi Kedua, juga diberikan kepada Mendagri dan Menkeu, untuk merumuskan standar yang pantas untuk tunjangan dan insentif jajaran pejabat di daerah.
Instruksi Ketiga, kepada Mendagri dan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi, serta unsur daerah, untuk merumuskan jumlah pegawai yang tepat untuk di daerah tetapi tetap dalam batas kemampuan anggaran, serta melihat kembali PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Instruksi Keempat, kepada Menteri PU dan menteri terkait pembangunan dan penyediaan infrastruktur, bersama unsur daerah, untuk menentukan kembali prioritas pembangunan infrasturuktur. Agar dirumuskan sekaligus sisi penganggaran, paduan antara APBN, APBD provinsi, dan kabupaten serta kota sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Instruksi Kelima, kepada Gubernur, penentuan anggaran dekonsentrasi selama ini menjadi kewenangan pemerintah pusat dan dikelola menteri secara sektoral. Presiden SBY meminta agar dilakukan koordinasi dengan gubernur agar semuanya betul-betul terintegrasi.
Instruksi Keenam, kepada jajaran pemerintah pusat, untuk memperhatikan aspirasi dan rekomendasi para gubernur tentang pembangunan infrastruktur, penyediaan dan penambahan alat transportasi, dan kebijakan ekspor dan impor karena ekonomi nasional merupakan kumpulan dari ekonomi daerah.
Instruksi Ketujuh, agar para gubernur memahami situasi ekonomi makro dan APBN, terutama prioritas kemampuan dan batas kemampuan, pengeluaran, defisit, subsidi, dan lain-lain.
Instruksi Kedelapan, kepada Kepala UKP4 dan BPKP, dengan telah diperbaikinya banyak peraturan, misalnya Keppres No. 80 Tahun 2003, peraturan jasa konstruksi, APBD, dan sebagainya, memberikan asistensi kepada daerah untuk penggunaan anggaran daerah dan menjalankan peraturan.
Instruksi Kesembilan, Kepala UKP4 agar memonitor dan mengevaluasi atas semua yang telah diterbitkan dalam PP dan Perpres, sesuai instruksi diatas dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi 3 bulan dari sekarang serta menembuskan ke menteri, gubernur, dan bupati serta walikota.
34
Penerbitan PP 19 2010
35
36
PENINGKATAN FEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA DI DAERAH SERTA PENINGKATAN
PERAN AKTIF GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH PUSAT
40
top related