vertigo (lp.01).docx
Post on 02-Apr-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
1/18
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
A. Pengertian.Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar,
dan igo yang berarti kondisi. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau
rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh
Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus,
unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing
Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan
penderita sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya
serasa berputar atau bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering
disusul dengan muntah-muntah, bekeringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah
kehilangan kesadaran. Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga
lainnya.
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan
keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak sistem atau organ
tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan
tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya
sistem vestibular, sistem visual dan sistem somato sensorik ( propioseptik).
Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3
sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo,
penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun
kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
2/18
vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya
nistagmus.Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunterdari pada bolamata.
B. EtiologiBerikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan vertigo
1. Labirin, telinga dalam2. Vertigo Posisional paraksimal benigna (kupulolitiasis)3. Pasca trauma4. PenyakitMeniere5. Labirintitis (Viral, Bakterial)6. Toksik(misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)7. Obstruksiperedaran darah dilabirin8. Fistula labirin (Saraf Otak ke VIII)9. Neuritis Iskemik10.Infeksi, Inflamasi (misalnya olehsifilis, herpes zoster)11.Neuronitis Vestibular12.Neuroma Akustik13.Tumor lainnya disudut serebels pontin (misalnya meningioma, metasfase)
C. Tanda dan GejalaTanda dan gejala pada klien dengan vertigo yaitu :
1. Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala mual, muntah.2. Rasa kepala berat3.Nafsu makan turun4. Lelah5. Lidah pucat dengan selaput putih lengket6.Nadi lemah7. Puyeng (dizziness)8.Nyeri kepala
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
3/18
9. Penglihatan kabur10. Tinitus11. Mulut pahit12. Mata merah, mudah tersinggung13. Gelisah
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu
keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar
jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari
tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala
digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.
Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita
biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan
tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan
terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada
hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti
secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada
perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada
perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara
spontan setelah beberapa waktu.
Klasifikasi
Vertigo dapat berasal dari sentral (batang otak, cerebelum atau otak) atau
di perifer (telinga dalam, atau saraf vestibular).
1. Vertigo SentralGejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia,
paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh
lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
4/18
kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari
pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan
buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer
dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler
labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan
stroke. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,
migren basiler.
2. Vertigo periferLamanya vertigo berlangsung:
a) Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.Vertigo periferpaling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna
(VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling
sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih
tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab
vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga
atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang
spontan.
b) Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati
berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman
pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya
30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
Tandem dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan
telapak kaki lurus ke depan, jika menapak tumit kaki yang satu
menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi
bukti bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
5/18
yang khas dari penyakit Meniere ialah terdapat kelompok serangan
vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa
penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar
penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus
dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3
awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit Meniere
jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderita
penyakit Meniere.
c) Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapaminggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai
pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang
menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari
sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak
bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu
kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan
digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda
secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan
penyembuhan total pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar
penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang
terdapat pula vertigoposisional benigna. Pada penderita dengan serangan
vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar.
Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi
visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan
nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
6/18
nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita memfiksasi
pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan
system vestibular perifer yaitu mabuk kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma.
D. Patofisiologi.Anatomi
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksiyaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
Reseptormekanis divestibulum Resptorcahaya diretina Resptormekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
2. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusatkeseimbangan di otak:
Sarafvestibularis Sarafoptikus Sarafspinovestibulosrebelaris.
3. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis
Dalam kondisi fisiologi/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visualdanpropioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan
diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak.
Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
7/18
sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk
vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak
berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentukvertigo dan gejala
dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi
tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.
Penyebab penyakit ini belum diketahui, kemungkinan karena pemasukan
cairan dan garam yang berlebihan, bekerja terlalu berat dan pengaruh emosi.
Pada penyakit ini ditemukan pelebaran labirin membran mukosa disertai
rusaknya sel saraf sensori pada ampula dan koklea. Biasanya yang terkena saraf
telinga lainnya.
Penyakit ini lazim terdapat pada penderita setengah tua, tiba-tiba
mendapat serangan vertigo berat diikuti mual dan muntah. Serangan timbul
beberapa jam, tetapi penderita memerlukan istirahat di tempat tidur selama dua
tiga hari. Diperlukan beberapa waktu untuk dapat bekerja kembali sebab
penderita masih belum bisa berjalan sempurna serta kurang percaya akan diri
sendiri. Penderita dapat sembuh setelah beberapa hari, tetapi dapat juga sampai
beberapa bulan. Selama serangan penderita menjadi tuli namun pulih kembali
bila penyakit telah sembuh. Keluhan tinitus pada teling yang terkena sering
memburuk sebelum atau selam serangan. Sayangnya banyak penderita yang
makin lama makin tuli selama penyakit berjalan.
E. Komplikasi.Komplikasi penyakit vertigo ini biasanya adalah penyakit Meniere,
trauma telinga dan labirimitis, epidemic atau akibat otitis media kronika. Vertigo
juga dapat disebabkan karena penyakit pada saraf akustikus serebelum atau
sistem kardiovaskuler.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
8/18
F. Pemeriksaan Pada Penderita Vertigo1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian
ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau lebih.
2. Tes melangkah ditempat (Stepping Test)Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih
dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
3. Salah Tunjuk (past-pointing test)Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh
telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata
terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala
bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300
kepala ditoleh kekiri lalu
posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal
akan terjadi nistagmus.
4. Uji Babinsky-Weil. Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan limalangkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit. Jika
ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah
berbentuk bintang.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
9/18
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ke telinga penderita.6.Elektronistagmografi yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus
yang timbul
7.Posturografi yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,vestibulardansomatosensorik.
Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lainsesuai indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG), Brainstem
Auditory Evoked Pontential (BAEP).
4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI).
G. Penatalaksanaan.Pada fase akut penderita harus dibaringkan dan diberi Avoming 25 mg
tiap 6 jam. Kalau muntah dan vertigo hebat penderita perlu dirawat di Rumah
Sakit. Promethazine 25 mg dan Chlorpromazine 1,25 mg melalui IM tiap 6 jam
selama 24 jam akan mengurangi muntah dan vertigo yang hebat.
Pada fase tenang penderita dianjurkan untuk :
1. Mengurangi minum hanya sampai tiga gelas sehari.2. Pantang garam.
Sebagian besar penderita sembuh dengan cara tersebut diatas. Hanya
sebagian kecil saja vertigonya kambuh yang memerlukan operasi pada teling
yang terkena.
Bilamana pendengaran masih baik dianjurkan operasi untuk
menghilangkan vertigo sambil mempertahankan pendengarannya seperti :
1. Miringotomi dan pemasangan gromet dapat mengurangi vertigo.2. Dekomprese sakus endolimfatikus untuk mengurangi tekanan di dalam labirin
mukosa dapat menghilangkan vertigo.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
10/18
3. Perusakan dengan ultra sonik terhadap labirin untuk mempertahankan kokleatelah dicoba pula tetapi cara ini sudah banyak ditinggalkan oleh ahli THT.
4. Bilamana satu telinga tuli besar dan menyebabkan kambuhnya vertigoperusakan labirin membranosa perlu dilakukan dengan cara operasi ini
penderita dibebaskan sama sekali dari vertigo sedangkan hilangnya
pendengaran tidak merisaukan penderita.
Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi padasebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir
tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk
membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia kembali
keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo
melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari
sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergendapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau
jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek
(nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping
obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien
bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan
membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian
anti biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis
vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang
terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu
tempat atau benda.
Penyakit Meniere
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
11/18
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.
Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukanupaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo.
Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan
mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap
serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadilebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin
dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapatdiredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid
tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat
supresan vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkanmobilisasi. Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini
latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat
agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabuk kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena
terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima
otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnyapulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
12/18
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhansempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo bertujuan untuk:
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo ataudisekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara
lamban laun
2. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbanganContoh latihan:
Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak
miring)
Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan matatertutup
Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan matatertutup
Berjalan tandem
Jalan menaiki dan menuruni lereng Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga
menfiksasi pada objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati.
H. Asuhan Keperawatan1. Pengkajian.
a)Aktivitas / IstirahatLetih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan
membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala,
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
13/18
sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
b) SirkulasiRiwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat,
wajah tampak kemerahan
c) Integritas EgoFaktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan
ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran,
ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif
(sakit kepala kronik)
d) Makanan dan cairanMakanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG
(pada migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat
badan
e) NeurosensorisPening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala
yang baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus,
perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis,
parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada
pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus,
penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
f) Nyeri/ kenyamananKarakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri,
kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri
sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah,
otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
14/18
g) KeamananRiwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara
berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada
gangguan sinus).
h) Interaksi sosialPerubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit
i) Penyuluhan / pembelajaranRiwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan
alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
2. Diagnosa Keperawatan.a)Resiko jatuh, faktor risiko: kesulitan mendengar, kesulitan melihat, defisit
proprioseptif, gangguan keseimbangan.
b)Nausea b.d stimulasi visual yang tidak mengenakkanc)Kurang perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting b.d kerusakan
neurovaskuler
d)Defisit pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan perawatan klien b.dketerbatasan kognitif, kurang paparan informasi
I. Rencana Tindakan1. Diagnosa keperawatan: Nausea berhubungan dengan stimulasi visual yang
tidak mengenakkan.
Batasan karakteritik:
1. Melaporkan mual2. Sensasi tersedak3. Peningkatan saliva4. Peningkatan menelan5. Merasa tak enak dimulut
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
15/18
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, nausea
berkurang / hilang.
NOC:
1. Comfort level2. Hidration3. Nutritional status food finid intakeKriteria hasil:
1. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik2. Turgor kulit, mukosa mulut baik3. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer4. Intake makanan dan minuman baikNIC:
Patient / family teaching
1. Anjurkan pasien agar pelan-pelan nafas dalam dan menelan. Untukmenurunkan rasa mual dan muntah.
Nutrition Management
1. Monitor tanda - tanda malnutrisi. Tanda malnutrisi seperti kulit kering, kulitdan konjungtiva pucat (Akcley, 2011).
2. Jelaskan pentingnya mematuhi diet dan program latihan yang dianjurkan.Terapi diet dan latihan penting untuk pengobatan.
3. Pada pasien dengan nafsu makan menurun, tawarkan makan yang biasadimakan. Semua orang menyukai makan yang biasa mereka makan,
khususnya ketika mereka sakit (ORegan, 2009).
4. Siapkan pasien untuk makan. Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkanintake nutrisi (Ackley, 2011).
5. Jika klien anoreksi dan muntah karena efek samping obat-obatan, berikancairan setiap hari dengan sedikit gula misal permen. Tindakan ini dapat
membantu menstimulus saliva.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
16/18
6. Bandingkan makanan sehari-hari dengan piramida makanan,janganmenghilangkan kelompok makanan yang sesuai standar. Menghilangkan
kelompok makanan akan menyebabkan peningkatan risiko defisiensi.
7. Observasi kemampuan makan pasien. Jika pasien ingin makan, setidaknyasediakan waktu 35 menit.Penelitian menunjukkan setidaknya memerlukan 35
menit untuk pasien makan sendiri (Simmons, Osterweil, & Schnelle, 2001).
8. Monitor intake makanan, catat persentase makanan yang dimakan (25%,50%). Buat catatan makanan harian selama 3 hari untuk mengetahui intake
aktual, konsultasi dengan ahli gizi untuk kebutuhan gizi pasien. Catatan
makanan harian membantu pasien dan perawat untuk menentukan makanan
yang biasa dimakan, pola makan, dan adanya defisiensi dalam diet (Shay,
Shobert, & Seibert, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko jatuhFaktor risiko:
1. gangguan keseimbangan2. kesulitan mendengar3. kesulitan melihat4. defisit proprioseptif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien
diharapakan tidak jatuh
NOC:
1. Safeti status: Falls Occurrence2.Falls prevention: know ledge personal safety3. Safety beheviour: Falls prevention
Kriteria Hasil:
1.pasien mampu berdiri, d uduk, berjalan tanpa pusing2. Klien mampu menjelaskan jika terjadi serangan dan cara mengantisipasinya
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
17/18
NIC:
Manajemen lingkungan: Keamanan
1. Awasi dan gunakan lingkungan fisik yang aman. Untuk meningkatkankeamanan klien adan mencegah cedera.
Mencegah Jatuh
1. Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien.Penurunan kognitif dan fisik dapatmeningkatkan resiko jatuh.
2. Kaji tingkat keseimbangan dan kelelahan dengan ambulasi. Mengeatahuikemampuan klien dalam mobilisasi.
3. Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika melakukan pergerakan.Asisten dapat memantau sejauh mana kemampuan klien.
-
7/27/2019 Vertigo (Lp.01).docx
18/18
Daftar Pustaka
Ackley BJ, Ladwig GB. 2011. Nursing Diagnosis Handbook. An Evidance-BasedGuide to Planning Care. Ninth Edition. United States of Amerika: Elsevier.
Corwin, EJ..2009. Buku saku patofisiologi, Jakarta: EGC
Doengos ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaandan Pendokumentasian. EGC; Jakarta.
Lumban TSM. 2003. Vertigo Tujuh Keliling. Jakarta : FK UI
Mansjoer A, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius
FKUI, EGC; Jakarta.
ORegan P. 2009. Nutrition for patients in hospital. Nurs Stand; 23(23): 35-41
Shay LE, Shobert JL, Seibert D et al. 2009. Adult weight management: translating
research and guidelines into practice. J Am Acad Nurse Pract; 21(4): 197-206.
Simmons SF, Osterweil D, Schnelle JF. 2001. Improving food intake in nursing home
resident with feeding assistance: a staffing analysis. J Gerontol A Biol SciMed Sci; 56(12): 790-794
Sudoyo AW et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : MediaAesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Wahyudi KT. 2012. Vertigo.CDK-198; 39(10):738-741.
Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Wreksoatmodjo BR. Vertigo: Aspek Neurologi. CDK 2004; 144:41-46
top related