usg nst' fix
Post on 31-Jul-2015
105 Views
Preview:
TRANSCRIPT
NST (Non-stress Testing)
1. Definisi
Merupakan pemeriksaan non-invasiv yang dilakukan pada usia kehamilan lebih
dari 28 minggu. Dinamakan “non-stress” karena tidak ada stress (tekanan) yang
diberikan kepada bayi selama pemeriksaan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration determination (FAD, FAAD).
Penilaian dilakan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya
akselerasi yang menyertai gerakan janin.
2. Indikasi
Indikasi Umum untuk NST (uji nonstres)
Diabetes (yang memerlukan insulin)
Preeklampsia (toksemia)
Hipertensi kronis
Penyakit Rh
Sebelumnya melahirkan bayi mati
Kehamilan lewat bulan (lewat lebih dari 2 minggu)
Penyakit jantung
Hipertiroidisme
Kelambatan pertumbuhan di dalam rahim (IUGR)
3. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi
4. Persiapan alat
o Peralatan kardiotokografi
o Kertas kardiotokografi
o Ruangan yang cukup luas dan ber AC,sehingga keawetan alat dapat dijaga.
Suplai listrik yang cukup, dan backup powerlistrik jika sewaktu-waktu mati
lampu/arus listrik terputus. Selain itu ruangan juga harus bisa menjaga
privasi klien.
o Tempat tidur yang nyaman untuk pemeriksaan.
o Tensi meter.
o Perangsang atau alat untuk membangunkan bayi yang tidur.
o Ruang tunggu untuk pendamping dan ibu yang akan mengulang tes.
5. Prosedur pelaksanaan
a) Berikan lembar persetujuan atau inform consent.
b) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal
ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegahterjadinya hipotensi.
c) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi,dan
frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan,tensi
diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
d) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
Menanyakan padapasien
Melakukan palpasi abdomen
Melihat gerakan tajam pada tokogram
e) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan
janin,dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
ataubagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-
akustik(dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus
untukkeperluan tersebut).
f) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
g) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
h) Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 - 25 dpm).
i) Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
6. cara pembacaan secara global
a) Reaktif
- Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan
akselerasi sedikitnya 15 dpm.
- Frekuensi dasar DJJ di luar gerakan janin antara 120-160 dpm.
- Variabilitas DJJ antara 5-25 dpm.
b) Non-reaktif
- Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
- Frekuensi dasar DJJ abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160
dpm).
- Varibilitas DJJ kurang dari 2 dpm.
c) Meragukan
- Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapatakselerasi
yang kurang dari 15 dpm
- Frekuensi dasar DJJ abnormal.
- Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm.
Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)
apabila ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm,
yang lamanya 60 detik atau lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan
ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik
sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga
pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko
seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST
yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai
1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan
yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya
NST tidak dipakai sebagai parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau
terminasi kehamilan oleh karena tingginya angka positif palsu tersebut
(dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang lainnya).
7. peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – masing prosedur
tindakan
Pre:
- Kaji riwayat kehamilan klien.
- Tentukan tingkat pengetahuan ibu yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan, reisko tinggi, dan, tujuan uji NST.
- Jelaskan pada ibu prosedur serta lamanya pemeriksaan.
- Libatkan keluarga dalam diskusi dan proses uji sebanyak mungkin dan yang
diinginkan.
- Disk monitor janin direkatkan pada abdomen di atas area yang dapat
menerima dengan baik.
Intra:
- Tetap temani klien selama uji sesering mungkin jika faktor pendukung kien
yang lainnya kurang.
- Baringkan ibu dalam posisi semifowler untuk mencegah hipotensi.
- Pantau tekanan darah dan tanda viral lainnya pada interval waktu yang telah
disebutkan sesuai dengan protokol pada setiap institusi.
- Pencatatan dilakukan selama 30 menit.
- Perawat meminta ibu untuk menekan tombol tekanan transduser ketika dia
merasa janin bergerak.
- Observasi strip chart untuk menandai pergerakan janin dan akselerasi FHR
(frekuensi heart rate).
- Pantau akselerasi DJJ. Seharusnya terdapat 15x per menit yang berlangsung
selama 15 detik. Jika nilai DJJ tidak meningkta, usap abdomen ibu atau
ketuk/pukul sebuah panci dekat abdomen ibu untuk menstimulasi
pergerakan fetus. Jika tidak terdapat pergerakan fetus dalam 40 menit dan
tidak ada akselerasi DJJ, uji ini mengindikaskan keadaan fetus yang non-
reaktif.
- Laporkan perubahan yang abnormal
Post:
- Jika tidak terjadi gerakan selama waktu pemeriksaan, anjurkan pasien untuk
makan makanan ringan yang manis dan kembali lagi untuk melakukan
pemeriksaan. Karena gerakan janin sering berespon terhadap peningkatan
kadar gula.
- Usahakan untuk menjadwalkan waktu uji pada saat klien sempat; tindak
lanjuti perjanjian yang tidak ditepati.
- Motivasi klien untuk beristirahatsetelah prosedur uji dilakukan.
- Informasikan kepada klien untuk melapor bila terjadi erdarahan, kontraksi
yang terus menerus, dan kurang pergerakan fetus.
- Gunakan kesempatan uji NST untuk mengajarkan cara memantau pegerakan
fetus.
USG (Ultrasonografi)
1. Definisi
diagnostik berbasis teknik pencitraan medis yang digunakan untuk
memvisualisasikan otot, tendon, dan organ internal banyak, untuk menangkap
ukuran mereka, struktur dan setiap lesi patologis dengan gambar real time
tomografi. (http://www.news-medical.net/health/What-is-an-Ultrasound-
(Indonesian).aspx)
2. Indikasi
Beberapa indikasi pemeriksaan ultrasonografi obstetrik
Untuk memperkiraan usia gestasi pada kehamilan dengan usia yang
tidak pasti atau verifikasi usia gestasi pada wanita yang menjalani seksio
sesarea berulang, induksi persalinan, atau abortus elektif.
Evaluasi pertumbuhan janin
Perdarahan per vaginam yang etiologinya belum jelas
Penentuan presentasi janin
Kecurigaan kehamilan ganda
Alat bantu untuk amniosentesis
Ketidaksesuaian yang bermakna antara ukuran uterus dengan usia
kehamilan
Massa rongga panggul
Kecurigaan kehamilan mola
Kecurigaan kehamilan ektopik
Alat bantu untuk prosedur khusus mis. Cerclage
Kecurigaan kematian janin
Kecurigaan kelainan uterus
Penentuan lokasi alat kontrasepsi dalam rahim
Evaluasi biofisik kesejahteraan janin
Observasi proses-proses intrapartum
Kecurigaan polihidramnion atau oligohidramnion
Kecurigaan solusio plasenta
Alat bantu untuk versi luar dari presentasi bokong ke verteks
Perkiraan berat janin dan/atau presentasi pada ketuban pecah dini
preterm dan/atau persalinan preterm
Kadar alfa-fetoprotein serum yang abnormal
Observasi tindak-lanjut terhadap anomali janin yang sudah
teridentifikasi
Evaluasi tindak-lanjut lokasi plasenta pada plasenta previa
Riwayat anomali kongenital
Evaluasi serial pertumbuhan janin pada gestasi multijanin
Evaluasi kondisi janin pada wanita hamil yang terlambat mengikuti
asuhan pranatal
(2006, F. Gary Cunningham)
3. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi.
4. Persiapan alat
a) Tentunya alat USG harus dimiliki, dan ruangan yang cukup luas dan
ber AC,sehingga keawetan alat dapat dijaga. Suplai listrik yang cukup, dan
backup powerlistrik jika sewaktu-waktu mati lampu/arus listrik terputus.
b) Jelly untuk melakukan pemeriksaan dan tissue untuk melindungi baju pasien
dari jelly dan membersihkan transduser
c) Bed periksa untuk pasien, dan ruang untuk ganti baju pasien
d) Ruang tunggu untuk pasien yang dipisahkan dari ruang periksa
e) Toilet untuk pasien , terutama untuk pasien yang kandung kemih penuh
setelahpemeriksaan
f) Tempat minum , agar pasien-pasien yang dalam pemeriksaannya diperlukan
dalamkeadaan kandung kemih penuh.
g) Tempat sampah dan tempat cuci tangan
5. prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan USG dalam obstetrik:
o minta klien untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan.
o (pada trimester pertama) Klien harus minum 720 ml air selama 1 jam
sebelum pemeriksaan, atau tiga sampai empat gelas 240 ml air putih
selama 90 menit sebelum uji dilakukan. Klien sebaiknya tidak berkemih
sampai uji dituntaskan. (pada trimster kedua dan ketiga, klien tidak
boleh minum banyak air, kecuali terlah terjadi pendarahan, prosedur di
atas harus dilakukan.
o Minyak mineral atau jeli konduktif dioleskan ke permukaan kulit pada
tempat yang akan diperiksa. Transduser merupakan alat yang dapat
dipegang dengan mudah dan digerakan dengan lembut kebelakang dan
kedepan, dan seterusnya melewati permukaan kulit yang telah diberi
minyak atau jeli.
o Posisi klien bisa bervariasi, dari terlentang ke posisi miring.
o Waktu rata-rata untuk prosedur ini adalah 30 menit.
o Klien sebaiknya tidak merokok atau mengunyah permen karet sebelum
uji dilakukan guna mencegah penelanan udara.
6. Cara pembacaan secara global
Foto USG terdiri dari beberapa tabel atau angka-angka yang diukur dari
pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Semua
itu bisa menghasilkan rumus yang menunjukkan berapa berat janin di dalam
kandungan. Beberapa istilah yang umum ada di hasil foto USG antara lain:
GA = Gestational Age. Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan Anda,
berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika
salah satu dari GA di foto USG Anda menunjukkan besaran yang tidak normal,
dokter langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian
kepala.
a) GS: Gestational Sac. Yaitu ukuran kantung kehamilan, berupa bulatan hitam.
Ini biasanya muncul pada hasil foto USG trisemester awal.
CRL: Crown Rump Length. Yaitu ukuran jarak dari puncak kepala ke ‘ekor’
bayi. Ini juga biasa digunakan dokter untuk mengukur janin di usia
kehamilan trisemester awal.
b) BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan.
Biasa digunakan untuk mengukur janin di trisemester 2 atau tiga
FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.
HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala.
c) AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika
dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.
FW: Fetal weight atau berat janin.
d) F-HR: Fetal Heart Rate atau frekuensi jantung bayi.
Menggunakan USG untuk menentukan jenis kelamin bayi
A. Laki-laki
Dalam rangka untuk menentukan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa
bayi Anda laki-laki, sonogram harus mampu menentukan bentuk dari penis dan
skrotum antara kaki bayi Anda. Hal ini kadang-kadang mungkin untuk
menentukan sekitar 20 minggu kehamilan.
Hal yang sangat penting adalah dapat membedakan tali pusar dengan penis.
Dengan peralatan modern harus mudah untuk sonogram untuk membedakan
penis dari tali pusar. Ini adalah keuntungan jika peralatan memiliki Doppler
warna yang menunjukkan aliran darah, karena hal ini dapat lebih
mengidentifikasi tali pusar dan membedakan dari penis.
B. Perempuan
Penting untuk memahami bahwa hanya karena Anda tidak dapat melihat penis,
itu tidak berarti bahwa bayi Anda adalah seorang gadis. Ini adalah kesalahan
paling umum dilakukan oleh sonographers berpengalaman.
Daripada hanya mencari kehadiran penis, perlu untuk mengidentifikasi
kehadiran labia untuk mengkonfirmasi bahwa bayi Anda sebenarnya seorang
gadis. Seringkali, hal ini bisa terjadi bahwa bayi laki-laki adalah salah didiagnosis
jika bayi berbaring dalam posisi yang sebagian menyembunyikan daerah genital.
7. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – masing prosedur
tindakan
Peran perawat ditahap pre prosedur tindakan:
menjelaskan tujuan dan prosedur kepada klien. Jelaskan kepada
klien bahwa minyak atau lubrikan dioleskan ke permukaan kulit
pada sisi organ yang akan diperiksa, serta bahwa alat periksa akan
bergerak melalui sedikit tekanan , kedepan dan ke belakang, serta
diatas area yang akan diperiksa.
Informasikan kepada klien bahwa prosedur ini bukanlah prosedur
yang menimbulkan rasa sakit, kecuali bila telah ada trauma pada
area yang akan diperiksa. Beri tahukan klien bahwa tidak akan ada
pajanan terhadap radiasi, dan yakinkan dia bahwa prosedur
tersebut dapat dipastikan aman dan cepat..
Jelaskan kepada klien untuk tetap tenang selama prosedur.
Informasikan kepada klien bahwa uji tersebut biasanya memerlukan
waktu 30 menit atau kurang, kecuali bila uji tersebut dilakuakn
untuk beberapa kali pengambilan gambar (misal, ultrasonografi
arterial, vena, karotis), yang dapat memerlukan waktu 1 jam.
Anjurkan klien mengajukan pertanyaan serta mengungkapkan setiap
masalahnya. Rujuk pertanyaan yang tidak dapat anda jawab ke
ultrasonografer atau pemberi layanan kesehatan.
Peran perawat ditahap intra prosedur tindakan:
Peran perawat ditahap post prosedur tindakan:
Beri motivasi kepada klien dan keluarga.
Daftar Pustaka
1. Nonstress Testing. Yale Medical Group. www.yalemedicalgroup.org
2. Panduan Belajar Kardiotokografi, RSPAD, JJE
3. Imami Nur Rachmawati. Assessment of the Fetal Status. staff.ui.ac.id
4. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.2.
5. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.3.
6. Bagian Obstetri & Ginekologi FKUP. 1983. Obstetri Fisiologi.
Bandung :Eleman.4.
7. Cunningham, F. Gary,dkk. 2005. Obstetri William (terjemahan).
Jakarta :EGC.5.
8. Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan (terjemahan).
Jakarta : EGC.6.
9. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.7.
10. Varney, Helen, dkk. Buku Saku Bidan (terjemahan). Jakarta : EGC.8.
11. Krisnadi, S. Rifayani, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri
dan Ginekologi RSHS. Bandung : Bagian Obstetri dan
GinekologiFak.Kedokteran UNPAD RSHS
top related