upaya meningkatkan keterampilan ibadah...
Post on 27-May-2018
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN IBADAH SALAT
MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DRILL BAGI SISWA
RA MUSLIMAT NU NGRAJEK 2 MUNGKID MAGELANG
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Di susun oleh:
ULFAH KUSNIAH
NIM: 093111416
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
ABSTRAK
Ulfah Kusniah (NIM. 093111416). UPAYA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN IBADAH SALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI
DAN DRILL BAGI SISWA RA MUSLIMAT NU NGRAJEK 2 MUNGKID
MAGELANG . Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Kualifikasi jurusan
Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2011.
Penelitian ini bertujuan apakah dengan menggunakan metode demonstrasi
dan drill dapat meningkatkan keterampilan ibadah salat bagi siswa RA Muslimat
NU Ngrajek 2 Mungkid Magelang.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari tiga siklus. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
B, di RA Muslimat NU Ngrajek 2 Mungkid Magelang.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan ibadah
salat siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi dan drill. Hasil ketuntasan
belajar siswa pada siklus I adalah 77,78 % kemudian pada siklus II mulai ada
peningkatan yaitu 83,33% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 88,89%.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa, pembelajaran dengan
metode Demonstrasi dan Drill pada materi tentang ibadah salat, dapat
meningkatkan keterampilan ibadah salat yaitu untuk keserasian antara bacaan
dengan gerakan salat. Dengan demikian, metode pembelajaran Demonstrasi dan
Drill ini layak diterapkan sebagai metode alternatif yang dapat digunakan pada
proses pembelajaran PAI di TK.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayah dan ibu tercinta
2. Suami dan anakku tercinta
3. Kakak dan adikku tersayang
4. Teman-temanku seperjuangan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
TRANSLITERASI ……………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….......... ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Penegasan Istilah .................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
E. Manfaat penelitian .................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 8
B. Kerangka Berfikir.................................................................... 9
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 29
C. Rancangan Penelitian .............................................................. 35
D. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 35
E. Instrumen Penelitian................................................................ 42
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 43
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 44
H. Indikator Pencapaian ............................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ...................................... 45
1. Deskripsi Siklus I .............................................................. 45
2. Deskripsi Siklus II ............................................................. 46
3. Deskripsi Siklus III ............................................................ 48
B. Pembahasan Per Siklus ........................................................... 50
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I ............................... 50
2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II .............................. 52
3. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus III ............................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 57
B. Saran-saran .............................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat
fundamental yang harus di berikan kepada anak sejak usia dini, hal itu wajib
di berikan bagi seorang muslim. Pendidikan agama di maksudkan untuk
meningkatkan potensi spiritual dan membentuk anak atau peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak
mulia.
Hal itu sesuai dengan yang tercantum dalam Permendiknas No. 22
Tahun 2006, yang berisi bahwa pendidikan Nasional yang berdasarkan
pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa
yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagaman (religiousitas) subjek didik agar
lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam.2Pendidikan agama ini harus sudah di laksanakan sejak dini melalui
pendidikan yang pertama yaitu lingkungan keluarga terutama di laksanakan
oleh kedua orang tuanya.
Sebagai seorang muslim, maka wajiblah orang tua mendidik anak-anak
mereka agar menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
mereka diberi pemahaman bahwa tugas manusia di muka bumi adalah semata-
1 Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ( Jakarta: Dinas
Pendidikan, 2007) , hlm 1. 2 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm 29.
1
mata hanya untuk beribadah kepada Allah,3 hal itu telah di jelaskan di dalam
Al-Qur’an surat Al- Dzariyat (51) ayat 56 :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.4
Aqidah atau iman adalah fundamen dalam kehidupan islam, sedangkan
ibadah adalah manifestrasi dari pada iman. Kuat dan lemahnya ibadah
seseorang di tentukan oleh kualitas imannya.
Menurut Ulwan, “Iman kepada Allah SWT merupakan pondasi dasar
bagi anak-anak baik secara moral maupun fisik, serta ada hubungan yang erat
antara iman dengan moral atau aqidah dengan perbuatan,“5 Kualitas iman
seseorang dibuktikan pada pelaksanaan ibadah secara sempurna, ibadah
merupakan bagian dari pendidikan Agama Islam yang merupakan suatu
tindakan yang bisa dilihat dari setiap dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan agama yang di berikan orang tua kepada anaknya, yang
pertama yaitu tentang ketauhidan dan yang kedua adalah ibadah Salat.
Kewajiban orang tua dalam menumbuhkan fitrah kehidupan ini adalah dengan
membina anak-anak agar beriman kepada Allah, kekuasaan dan ciptaan-Nya.
Bimbingan ini dilakukan ketika anak-anak sudah dapat mengenal dan
membedakan sesuatu serta diberikan secara berjenjang. Dari hal–hal yang
konkrit hingga kepada yang abstrak. Kemudian orang tua menanamkan
perasaan ingat kepada Allah SWT pada diri anak-anak dalam setiap
perilakunya setiap saat.
3 Atang Abd. Hakim,et.al., Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), hlm 210. 4 Departemen Agama RI , Al- Qur’an dan Terjemahnya (Semarang : cv. Toha Putra,
1996) hlm.417 5 Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam (Semarang: Asy Syifa,
1999), hlm 188.
2
Ibadah Salat merupakan salah satu bentuk realisasi dari ketaqwaan
seorang muslim. Salat di lakukan untuk mengingat (Dzikir) Allah. Dengan
demikian, fungsi ibadah Salat tidak hanya vertikal yaitu menyembah dan
mengingat Allah, tetapi juga secara horizontal yaitu mencegah perbuatan keji
dan mungkar (maksiat).6 jika pendidikan ibadah Salat itu ditanamkan kepada
anak sejak usia dini, maka akan terbentuk dalam diri jiwa anak dengan kuat,
sehingga diharapkan kelak mereka akan menjadi generasi muslim dan
muslimah yang beriman dan bertaqwa.
Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak mengenai ibadah Salat,
juga tidak lepas dari faktor lingkungan lain yaitu sekolah. Sesuai dengan
fungsi dan peranannya, sekolah merupakan lembaga pendidikan lanjutan dari
pendidikan di keluarga. Lembaga ini akan memberikan pengaruh bagi
pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh guru di sekolah merupakan
suatu hal yang tidak dapat di hindari lagi, dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari seorang anak cenderung meniru apa yang di ajarkan atau dilihat
dari seorang guru. Ia meniru dan mencontoh apa saja yang di dengar dan
dilihatnya.
Proses meniru dan mencontoh yang dilakukan oleh anak adalah bagian
dari proses belajar, yang diharapkan akan terjadi perubahan pada diri anak.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar itu bersifat positif dan aktif
.Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,
yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan ketrampilan
baru) yang lebih baik dari pada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun
perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses
kematangan (misalnya bayi, yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi
karena usaha siswa itu sendiri.7
6 Atang Abd . Hakim , et. Al, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), hlm 210. 7 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm 117.
3
Lingkungan sekolah khususnya guru akan selalu memberikan
bimbingan kepada semua peserta didiknya, sehingga mereka mendapatkan
perubahan yang positif dan aktif dari proses belajar itu. Untuk pembelajaran di
Sekolah terutama tingkat taman kanak-kanak, mereka di berikan kegiatan
belajar yang memuat aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan cara
belajar sambil bermain.
Dalam aspek psikomotorik, mereka belajar keterampilan yaitu belajar
dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik (yang berhubungan dengan
urat-urat syaraf dan otot-otot /neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh
dan menguasai ketrampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-
latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini
misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
elektronik dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah Salat dan
haji.”8
Dari aspek motorik, anak pada masa kanak-kanak awal telah mampu
mengontrol geraknya sehingga untuk melakukan gerakan-gerakan Salat, anak
telah mampu melakukannya. Oleh karena itu guru dalam mendidik dapat
membiasakan anak untuk bersama-sama melakukan ibadah Salat. Dari sini
diharapkan akan terbentuk jiwa keagamaan yang positif dan mereka dapat
tumbuh menjadi insan-insan yang benar-benar bertaqwa kepada Allah SWT
pada diri anak dikemudian hari.
Memberikan pelajaran ibadah Salat terhadap anak usia dini tidaklah
mudah, karena pada umumnya seorang anak itu mudah merasa bosan dan
jenuh. Kadang-kadang anak akan patuh dan menurut dengan apa yang di
ajarkan guru di sekolahnya , tetapi kadang pula melawan dan menjadi marah
jika ditegur gurunya, seorang guru harus pandai-pandai menarik perhatian
peserta didiknya, sabar, ikhlas dalam tugas, serta bisa mengelola kelas dan
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan materi.
8 Muhibin Syah, Psikolog Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,1995 ) hlm 122.
4
Dengan demikian seorang guru harus mampu menyampaikan
informasi atau pelajaran dengan berbagi metode, tidak hanya dengan satu
metode saja (metode ceramah), sebab dengan menggunakan metode yang
tepat peserta didik akan dapat dengan mudah menyerap dan memahami apa
yang di sampaikan guru. Dengan kata lain guru harus memiliki kemampuan
untuk mengajar secara bervariasi, sehingga anak tidak cenderung bersifat pasif
dan tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran. Apalagi untuk materi
ibadah Salat, haruslah ada kesesuaian antara bacaan dengan gerakan-gerakan
Salat. Bacaan-bacaannya harus hafal dan gerakan-gerakan salatnya harus
faham. Oleh karena itu perlu suatu metode yang tepat untuk diterapkan dalam
materi Salat, diantaranya yaitu dengan metode demonstrasi dan drill. Metode
ini dalam prakteknya menirukan bacaan-bacaan dan gerakan Salat secara
berulang-ulang, sehingga akan tercapai keserasian antara bacaan dengan
gerakan Salatnya, peserta didik bisa hafal bacaannya dan mempraktekkan
Salat sendiri.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Ibadah Salat melalui metode demonstrasi dan drill bagi siswa
RA Muslimat NU Ngrajek 2 Mungkid Magelang Tahun Ajaran 2010/ 2011.
B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk lebih memahami judul dalam penulisan ini, maka dapat di
jelaskan beberapa istilah yang di pergunakan dalam skripsi ini yaitu :
1. Keterampilan
Keterampilan yaitu belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
motorik (yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
/neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmani tertentu.9
9 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rsdakarya, 1995), hlm 122
5
2. Ibadah
Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang
bertujuan memperoleh keridhoan Allah Swt. Dan mendambakan pahala
dari-Nya di akhirat. 10
.
3. Salat
Salat menurut terminologi syara’ adalah sekumpulan ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.11
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.12
5. Metode drill
Metode latihan atau drill ialah suatu teknik yang dapat diatikan
sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang
lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.13
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dan drill dapat
meningkatkan keterampilan ibadah Salat bagi siswa RA Muslimat NU
Ngrajek 2 Mungkid Magelang Tahun ajaran 2010/2011 ?
10 Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk Beluk Ibasdah dalam Islam ( Jakarta : Prenada
Media , 2003 ) , hlm 137. 11
Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqh Ibadah ( Jakarta : AMZAH , 2009 ) hlm . 145 12
Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008) hlm 20. 13
Roestiyah N.K ,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008)
hlm.125
6
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan
untuk meningkatkan keterampilan ibadah Salat siswa RA Muslimat NU
Ngrajek 2 Mungkid Magelang Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menggunakan
metode Demonstrasi dan drill.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peserta didik
Siswa akan lebih paham dengan materi ibadah Salat, pembelajaran
lebih menarik dan menyenangkan karena siswa terlibat langsung.
2. Bagi Guru
Menambah kreativitas guru dalam menentukan strategi atau
metode yang tepat untuk pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Sebagai salah satu upaya untuk memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di RA
Muslimat NU Ngrajek 2.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Sebagai telaah pustaka dan bahan perbandingan, penulis kemukakan
beberapa hasil penelitian yang relevan dengan skripsi ini, antara lain:
Skripsinya Nashokha Sabar (073111356) Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo 2009, yang berjudul “ Upaya Peningkatan Kualitas Salat Fardhu
Dhuhur Melalui Metode Praktik pada Siswa MI Miftahul Huda Pande Mulyo
Bulu Temanggung”. Fokus penelitiannya adalah dengan melalui penelitian
tindakan kelas menggunakan metode praktik di harapkan dapat meningkatkan
kualitas salat fardhu siswa MI Miftahul Huda Pande Mulyo Bulu
Temanggung.
Skripsi berjudul “ Implementasi Metode Demonstrasi Dalam
Pembelajaran Fiqih Bab Salat Kelas 3 Semester Gasal di SDN 02 Ngroto
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2009/2010” oleh Nur
Kholifah (3104123) tahun 2010. Dalam skripsi ini dipaparkan tentang
bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih bab
salat.
Skripsi yang berjudul “ Upaya Peningkatan Prestasi pada Mata
Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Melalui Metode Drill di Kelas 3 MI Maarif Selak
Mungkid Magelang Tahun Ajaran 2009/2010” oleh Jazilatul Rahmah STAIN
Salatiga tahun 2010.dalam skripsi ini dipaparkan bahwa penggunaan metode
drill dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Al-Qur‟an hadist
dapat meningkatkan prestasi siswa di MI Maarif Selak dapat ditingkatkan.
Dari ketiga hasil penelitian diatas dua membahas materi tentang salat
dan yang satu membahas materi al-qur‟an hadist, subyek penelitiannya adalah
siswa MI, hanya saja metode yang digunakan ada yang memakai metode
demonstrasi dan ada yang menggunakan metode drill. Sedangkan penelitian
yang penulis lakukan adalah materi tentang salat, metode yang digunakan
yaitu metode demonstrasi dan drill serta subyek penelitiannya bukan siswa MI
9
tetapi siswa TK.Fokus peneltiannya pada keterampilan ibadah salat siswa
yaitu adanya keserasian antara bacaan dan gerakan salat.
B. KERANGKA BERFIKIR
1. Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik ( yang berhubungan dengan urat- urat syarat dan
otot- otot / neuromuscular ). Tujuannya adalah memperoleh dan
menguasai keterampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jenis ini
latihan- latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar
dalam jenis ini misalnya belajar olahraga , musik, menari, melukis,
memperbaiki benda- benda elektronik dan juga sebagian materi
pelajaran agama, seperti ibadah salat dan haji.1
Menurut Kamus Besar Indonesia Keterampilan berasal dari
kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu
dan cekatan. Sedangkan keterampilan artinya yaitu kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.2
b. Macam-macam Keterampilan pada Anak
Ada 5 macam pengembangan keterampilan pada anak yaitu:
1) Keterampilan kognitif
Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk
belajar dan memecahkan masalah.
2) Keterampilan Sosial dan Emosional
Yaitu kemampuan berinteraksi dengan orang lain,
membantu orang lain dan pengendalian diri.
3) Keterampilan Berbicara dan Berbahasa
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan memahami
1 Muhibin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya ,1995), hlm 117. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
(Jakarta: PT. Balai Pustaka , 2003), hlm 1180.
10
dan menggunakan bahasa.
4) Keterampilan Motorik Halus
Yaitu kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya,
khususnya tangan dan jari-jari tangan.
5) Keterampilan Motorik Kasar
Kemampuan menggunakan otot-otot besar.3
Materi tentang ibadah salat memuat keterampilan diatas,
sebab didalam materi ini ada hafalan bacaan salat, adab gerakan-
gerakan anggota tubuh, ada ketenangan juga ada pengendalian
diri. Oleh sebab itu keterampilan ibadah salat pada diri siswa perlu
di tingkatkan, diantaranya dengan metode demonstrasi dan drill.
2. Ibadah
a. Pengertian Ibadah
Secara bahasa ibadah berarti: taat, tunduk, menurut, mengikuti,
dan do‟a.4 Bisa juga diartikan menyembah, sebagaimana disebut dalam
Q.S. Al-Dzariyat:56
Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-
Ku. (Q.S. Al-Fatihah: 5)
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan
Ibadah berasal dari kata Abada-ya‟budu ibadatan yang berarti
beribadah/menyembah. Ibadah adalah menyembah kepada Allah atau
tunduk kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika tidak bisa
seolah-olah kamu dilihat-Nya.5
3 http://olvista.com/parenting/5-macam-pengembangan-keterampilan-anak/.diakses 4
juni 2011 4 Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam ( Jakarta: Prenada
Media ,2003 ), hlm 137. 5 Sidi Gazalba , Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta : Pustaka Antara ,
1975 ), hlm 14.
11
Menurut ulama tauhid mengatakan bahwa ibadah adalah meng-
Esakan Allah Swt. Dengan sungguh – sungguh dan merendahkan serta
menundukkan jiwa setunduk – tunduknya kepada-Nya. Pengertian ini
didasarkan pada firman Allah Swt , dalam QS surat An-Nisa‟: 36:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya
dengan sesuatupun.
Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan
yang bertujuan memperoleh keridhoan Allah Swt. Dan mendambakan
pahala dari-Nya di akhirat. 6.
Ibadah atau ejaan aslinya “Ibadat”, yang berarti (ia telah)
memuja, menyembah, berkhidmat, mengabdi. Orang yang
melaksanakan abada disebut “abid”, sedang dipuja atau disembah
disebut “ma‟bud”. Kata benda dari abada adalah abdun, berarti budak
atau khadam. Dengan demikian ibadat (un) berarti pemujaan,
penyembahan, kekhidmatan, pengabdian.
Ibadah adalah perbuatan kaum muslim dalam mendekatkan
dirinya kepada Allah dan menyeru kebesaran-Nya dalam perundang-
undangan-Nya yang suci dalam islam.7 .
Ibadah merupakan rangkaian perbuatan yang disukai oleh
Allah, sebab semua ibadah pada dasarnya merupakan panggilan
ketakwaan. Setelah melakukan ibadah , seseorang harus menjadi lebih
baik dalam hidupnya dan terhindar dari perilaku – perilaku buruk
sebelumnya.8
Manusia beribadah kepada Allah dengan mengakui bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui pula bahwa Muhammad
6 Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam ( Jakarta : Prenada
Media , 2003 ) , hlm 137. 7 Sidi Gazalba , Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta : Pustaka Antara ,
1975), hlm 14. 8 Roni Ismail , Menuju Hidup Islam ( yogjakarta: Pustaka Insan Madani , 2008), hlm
129.
12
adalah hamba dan Rosul-Nya, mendirikan salat, membayar zakat,
berpuasa dibulan Romadhon, dan naik haji ke Baitullah. Dalam arti
melaksanakan segala amal perbuatan yang terkandung dalam rukun
islam, dan melaksanakan setiap perbuatan yang dapat memperoleh
keridhoan Allah dalam segala tingkah laku manusia.
Ibadah merupakan media (wasilah) yang akan menghubungkan
manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan sesamanya.
Komunikasi yang intens dengan Allah swt. Diharapkan dapat
melahirkan kesadaran – kesadaran baru yang positif , di antaranya :
pertama, kesadaran akan kebesaran Allah Swt., sehingga seseorang
akan menjauhkan diri dari setiap keburukan dan kemaksiatan. Kedua ,
meningkatnya perasaan kesederajatan (al- musawa) antara sesama
yang tercermin dalam keluhuran dan kepekaan jiwa untuk
memperhatikan kaum yang lemah.9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah merupakan
manifestasi murni dari aqidah. Yaitu suatu sistem praktis untuk
menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar
individu atau hubungan manusia dengan masyarakat dari seorang insan
yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu ibadah mempunyai
peranan besar dalam membina peradaban manusia.
b. Macam-macam Ibadah
Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti) atau ibadah
khassah (ibadah murni, ibadah khusus), yakni ibadah yang
ketentuan dan pelaksanaanya telah ditetapkan oleh nas dan
merupakan sari ibadah kepada Allah, seperti: salat, zakat, puasa
dan haji.
2) Ibadah ghoiru mahdhoh: sosial, politik, budaya, ekonomi,
pendidikan, lingkungan hidup, kemiskian, dan sebagainya.
9 Roni Ismail, Menuju Hidup Islam (Yogjakarta : Pustaka Insani Madani, 2008 ), hlm
130.
13
Kemudian, jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat
dibagi dalam tiga bentuk. yaitu:
1) Ibadah jasmaniah-rohaniah, yaitu perpaduan ibadah jasmani dan
rohani, seperti salat dan puasa.
2) Ibadah rohani dan maliah, yaitu perpaduan antara ibadah rohani
dan harta, seperti zakat.
3) Ibadah jasmaniah, rohaniah dan maliah sekaligus, seperti
melaksanakan ibadah haji.
Sedangkan ditinjau dari segi kepentingannya ada dua yaitu:
1) Kepentingan fardi (perorangan) seperti salat dan puasa
2) Kepentingan ijtima‟ (masyarakat) seperti zakat dan haji.
Ibadah ditinjau dari segi bentuk dan sifatya ada lima macam
yaitu:
1) Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan (ucapan ibadah), seperti:
berzikir, berdo‟a, tahmid dan membaca Al-Quran
2) Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya,
seperti menolong orang lain, jihad dan mengurus jenazah
3) Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud
perbuatannya, seperti salat, zakat dan haji.
4) Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri,
seperti puasa, i‟tikaf dan ihrom
5) Ibadah menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah
melakukan kesalahan terhadap dirinya dan membebaskan
seseorang yang berhutang kepadanya.10
3. Salat
a. Pengertian salat
Salat menurut bahasa adalah do‟a. Dalam firman Allah surat
At-Taubat:103
.......Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
10
Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk- Beluk Ibadah dalam Islam ( Jakarta: Prenada
Media, 2003), hlm 138 , 142.
14
mendengar lagi Maha Mengetahui ( At-Taubah:103)
Sedangkan, salat menurut terminologi syara‟ adalah
sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam.11
. Salat merupakan pangkal tolak pembinaan
kepribadian seorang muslim , yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai
tiang agama islam , satu- satunya ibadah yang diwajibkan secara
berulang- ulang setiap hari seumur hidup .
Salat ialah menghadapkan hati kepada Allah sebagai ibadah ,
dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan , yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat- syarat yang
telah ditentukan syara‟.12
b. Dasar Perintah Salat
Salat adalah ibadah yang diwajibkan atas setiap umat manusia .
Salat adalah kewajiban yang selalu tidak boleh ditinggalkan.
Pentingnya mengerjakan salat dan larangan untuk meninggalkan
memberikan pengertian bahwa salat adalah ibadah yang esensial dalam
kehidupan manusia. Dalil yang mewajibkan salat dalam Al-Qur‟an
surat Al-Baqoroh ayat 43
Artinya: “Dan dirikanlah salat, dan keluarkan zakat, dan
tunduklah atau rukuk bersama-sama orang-orang yang rukuk.” (S. Al-
Baqoroh : 43).13
Sedangkan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45 juga
menerangkan tentang kewajiban salat
11
Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqh Ibadah ( Jakarta : AMZAH , 2009 ) hlm . 145 12
Moh. Rifa‟i , Risalah Shalat Lengkap ( Semarang : PT : karya Toha Putra , 2009 ) hlm.
32 13
Departemen Agama RI , AL-Qur‟an AL-Karim dan Terjemah ( Semarang : PT. Karya
Toha Putra,1996) hlm. 7
15
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ankabut:45)
c. Syarat-syarat wajib salat lima waktu
1) Islam
Orang yang bukan islam tidak diwajibkan salat, berarti ia
tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk
islam, karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah. Tetapi ia
akan mendapat siksaan di akhirat karena ia tidak salat, sedangkan
ia dapat mengerjakan salat dengan jalan masuk islam terlebih
dahulu. Begitulah seterusnya hukum-hukum furu‟ terhadap orang
yang tidak islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-
Muddassir:
Berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, „Apakah yang
memasukkan kamu kedalalam Saqar (neraka) ? Mereka
menjawab, „ Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan
orang miskin‟ (Al-Muddasssir:40-44)
Apabila orang kafir masuk islam, maka ia tidak diwajibkan
mengqada salat sewaktu ia belum Islam, begitu juga puasa dan
ibadat lainnya, tetapi amal kebaikannya sebelum Islam tetap akan
mendapat ganjaran yang baik. 2) Suci dari haid (kotoran) dan nifas.
16
Kewajiban pelaksanaan salat tidak ditujukan pada wanita
yang haid dan nifas.
3) Berakal
Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan salat
4) Baligh (dewasa)
5) Telah sampai dakwah (Perintah Rasulullah SAW kepadanya)
Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan
hukum.
6) Mampu melaksanakan.
Kewajiban hanya dibebankan kepadaorang yang mampu
melaksanakan, sehingga orang yang tidak mampu atau orang yang
di paksa untuk meninggalkan salat tidak wajib melaksanakan.
d. Syarat-syarat sah salat
1) Suci dari hadas besar dan hadas kecil.
Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi (wajib), atau
tayamum..
2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
3) Menutup aurat
Aurat ditutup dengan sesuatu yang menghalangi kelihatan
warna kulit. Aurat pria antara pusar dengan lutut, aurat wanita
sekalian badannya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Firman
Allah SWT.:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan. (Al-A‟rof:31)
Yang dimaksud dengan “pakaian” dalam ayat ini ialah
pakaian untuk salat.
17
4) Mengetahui masuknya waktu salat
Diantara syarat sah salat ialah mengetahui bahwa waktu
salat sudah tiba. Firman Allah QS. An-Nisa:103
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman,
Maka Dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.(An-Nisa’:103)
a) Salat dzuhur
Awal waktu sholar dzuhur adalah: setelah tergelincirnya
matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya adalah:
apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya
sesuatu tersebut.
b) Salat Ashar
Waktu salat ashar adalah: dari habisnya salat dzuhur, yaitu;
bayangan suatu benda menjadi bertambah panjang dari
bendanya sampai terbenamnya matahari.
c) Salat Maghrib
Waktu salat maghrib adalah: dari terbenamnya matahari sampai
terbenamnya mega merah.
d) Salat Isya‟
Waktunya adalah : dari terbenamnya mega merah sampai
terbitnya Fajar Shodiq. Yakni, sinar fajar yang terbentang luas
disebelah timur.
e) Salat Subuh
Waktunya adalah dari Fajar Shodiq sampai terbitnya matahari
5) Menghadap ke kiblat (ka‟bah)
18
Selama dalam salat, wajib menghadap ke kiblat. Kalau salat
berdiri atau duduk menghadapkan dada. Kalau salat berbaring,
menghadap dengan dada dan muka. Kalau salat menelentang,
hendaklah dua tapak kaki dan mukanya menghadap ke kiblat; kalau
mungkin, kepalanya diangkat dengan bantal atau sesuatu yang
lain.14
Dalam hal ini Allah menerangkan dalm QS Al Baqoroh:144
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah
benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari
apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah:144)
e. Rukun Salat
1) Niat
Arti niat ada dua:
a) Asal makna niat ialah “menyengaja” suatu perbuatan. Dengan
adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan ikhtijari
(kemauan sendiri, bukan dipaksa).
b) Niat pada syara‟ (yang menjadi rukun salat dan ibadat yang
lain), yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti
perintah Allah supaya diridhoi-Nya. Inilah yang dinamakan
ikhlas. Maka orang yang salat hendaklah sengaja mengerjakan
14
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Ibadah ( Jakarta: AMZAH, 2009) hlm.169-174
19
salat karena mengikuti perintah Allah semata-mata agar
mendapatkan keridahan-Nya, begitu juga ibadat lain.
Allah berfirman dalam QS Al-Bayinah : 5
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian
Itulah agama yang lurus.”(Al-Bayinah:5)
2) Berdiri bagi orang yang kuasa.
Apabila tidak kuasa berdiri maka boleh duduk, apabila
tidak kuasa duduk maka dengan berbaring, boleh menelentang,
kalau tidak kuasa juga demikian, salatlah sekuasanya, sekalipun
dengan isyarat. Yang penting salat tidak boleh ditinggalkan selama
iman masih ada. Orang yang diatas kendaraan, kalau takut jatuh
atau takut mabuk, ia boleh sambil duduk. Juga ia boleh percaya
akan nasihat tabib yang mahir.
3) Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihrom (mengucapkan “Allohu Akbar” yang
disertai dengan niat dan mengangkat kedua tangan).
4) Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah didahului membaca basmalah,
karena basmalah termasuk ayat dari surat al-fatihah.
5) Ruku‟ dengan tuma‟ninah (berdiam sebentar) di dalam rukuk
6) I‟tidal (bangun dari ruku‟) dengan tuma‟ninah bersamaan
membaca
20
Allah mendengar setiap orang yang memuji-Nya
7) Sujud dua kali setiap rekaat dengan tuma‟ninah dengan membaca
Maha suci Allah Tuhanku yang Maha Tinggi
8) Duduk diantara dua sujud dengan tuma‟ninah dengan membaca
9) Duduk tasyahud akhir dengan tuma‟ninah
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca sholawat nabi pada tasyahud akhir
12) Membaca salam yang pertama (menengok ke kanan) membaca:
13) Menertibkan rukun
Artinya, meletakkan tiap-tiap rukun pada tempatnya masing-
masing menurut susunan yang telah disebutkan.15
f. Hal-hal yang membatalkan salat
Salat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya
tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja.
Dan salat itu batal dengan hal-hal yang seperti tersebut dibawah ini :
1) Berhadats
2) Terkena najis yang tidak dimaafkan
3) Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang
memberikan pengertian
4) Terbukanya auratnya
5) Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat
15
Abdul Aziz Muhammad Azzam , Fiqih Ibadah (Jakarta: AMZAH, 2009) hlm. 187-198
21
6) Makan dan minum meskipun sedikit
7) Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan
sekali yang bersangatan
8) Membelakangi kiblat
9) Menambah rukun yang berupa perbuatan, sepertirukuk dan sujud
10) Tertawa terbahak-bahak
11) Mendahului imamnya dua rukun
12) Murtad, artinya keluar dari islam.16
g. Tujuan dan Hikmah Salat
1) Tujuan Salat
Allah mewajibkan sesuatu kepada manusia bukan untuk
kepentingan-Nya akan tetapi justru untuk kebaikan manusia itu
sendiri agar mencapai derajat taqwa yang dapat mensucikan diri
dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga dapat keridoan dan
surganya serta dijauhkan dari api neraka.
Demikian dengan kewajiban manusia ada beberapa tujuan
diperintahkan-Nya manusia untuk melaksanakan salat antara lain:
a) Untuk mengingat Allah
b) Untuk menghindari ancaman Allah
c) Sebagai manifestasi kepatuhan dan ketaatan manusia kepada
Allah sehingga akan mendapatkan kekuatan baru dalam
menghadapi segala problema hidupnya.
2) Hikmah Salat
Allah mewajibkan kepada manusia. Namun memberikan janji
yang akan diberikan kepada manusia. Janji-janji itu berupa hikmah
kebaikan yang dapat diambil dari salat
h. Mendekatkan diri kepada Allah
Salat merupakan sarana langsung manusia berdialog dengan
Tuhan-Nya yang diwujudkan dalam bentuk perkataan di dalam
16
Moh. Tahir, Cara Praktis Tuntunan Sholat (Sukoharjo : Gelora Mitra Usaha, 2008 )
hlm. 31
22
salat.
1) Menanamkan kedalam jiwa manusia bahwa tiada yang memberi
kenikmatan dan pertolongan selain dari Allah, perintah
menunaikan salat bagi manusia yang alasannya terlena oleh
duniawi akan menjadi ingat kembali bahwa hanya Allah yang
memberi pertolongan dan kenikmatan yang menghidupkan serta
mematikan .
2) Salat akan menjadikan hati tenang
3) Salat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar
4) Salat dapat menjauhkan sifat sombong
5) Menyadarkan manusia tentang hakikat dirinya, bahwa dirinya
adalah hamba yang dikuasai Allah, sebagai hamba harus selalu
mengingat kepada sang penciptanya.
i. Upaya Peningkatan Pembelajaran Ibadah Salat
1) Mengadakan Pengajaran dengan Metode Mauizah (nasihat).
Cara pelaksanaan Metode mauidzah (nasihat)
Mauidzah / Nasihat dilakukan dalam kegiatan penutup
setelah KBM selesai, sebelum doá pulang guru memberikan
nasihatnya berupa ceramah yang berkaitan dengan ibadah salat
Adapun metode dalam mauidzah (menasihati), yang
diterapkan di RA Muslimat NU Ngrajek adalah sebagai berikut:
a) Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan siswi, dengan
tujuan agar siswa lebih meningkatkan kualitas ibadah salatnya,
dengan mengabaikan membicarakan keburukannya.
b) Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu,
sehingga membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti
jejak mereka.
c) Membangkitkan semangat dan kehormatan anak didik.
d) Sengaja menyampaikan nasehat di tengah anak didik.
e) Memuji di hadapan orang yang berbuat kesalahan, orang yang
melakukan sesuatu berbeda dengan perbuatannya. Kalau hal ini
23
dilakukan akan mendorongnya untuk berbuat kebajikan dan
meninggalkan keburukan.
2) Mengadakan Pengajaran dengan Metode Demonstrasi dan Drill
Cara pelaksanaan Metode Demonstrasi dan Drill
Guru memberikan contoh dan kebiasaan yang baik kepada para
siswa dalam beberapa kegiatan seperti:
a) Mengajak siswa untuk berwudhu dan memberi contoh cara
wudhu yang baik, sehingga mereka terbiasa dengan cara
berwudhu yang telah diajarkan oleh guru.
b) Mengajak para siswa agar membiasakan salat setelah
berwudhu.
c) Mengajak siswa agar membiasakan salat berjama'ah. Para
siswa dibimbing dan diarahkan supaya meluruskan barisan dan
merapatkannya.
d) Membimbing siswa ketika praktek salat yaitu dalam hal bacaan
dan gerakannya.
e) Menuntun siswa berdoa setelah selesai salat.
4. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik.17
Metode Demonstrasi bisas juga diartikan sebagai suatu metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan
urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
17
Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008) hlm 20.
24
pembahasan atau materi yang sedang diberikan.18
Metode demonstrasi titik tekannya adalah memperagakan
tentang jalannya praktek langsung atau dengan cara meneliti atau
mengamati dengan cara seksama. Metode demonstrasi dilakukan oleh
guru terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa. Adapun alasan
penggunaan metode demonstrasi ini sebagai berikut:
1) Terdapat topik yang cocok dengan metode ini
2) Terdapat sifat bahan ajar yang menuntut diperagakan
3) Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa
4) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa
langsung mengetahui dan dapat terampil melakukannya.
5) Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara
cermat dan teliti. 19
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Dalam setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing sedangkan Metode Demonstrasi memiliki kelebihan
antara lain:
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru, sehingga siswa dapat menangkap hal-hal
yang penting
b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru
karena siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil
pengamatannya.
c) Proses pembelajaran lebih menarik
d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
18
Jamal Makmur Asmani, Tips menjadi guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta:
DIVA Press( Anggota IKAPI ), 2010 ) hlm 142. 19
M. Basyir, dan udin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam ( Jakarta :
Ciputat Pers, 2002 ) hlm .45
25
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.20
2) Kekurangan Metode Demonstrasi
a) Memerlukan fasilitas yang tidak sedikit
b) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.
c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran yang lain..
d) Metode Demonstrasi memerlukan ketrampilan guru secara khusus,
karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi
akan tidak efektif.21
5. Metode Driil
a. Pengertian Metode Drill
Metode Drill merupakan suatu cara mengajar dengan
memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa
sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, tetapi
bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi
belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilnnya.22
Metode latihan atau drill ialah suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.23
Metode Drill sering disebut juga “ latihan” merupakan suatu
cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan –kebiasaan
tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatau ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan tentang sesuatu yang
20
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html diakses
4 juni 2011 21
Syaiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1995) hlm. 91 22
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html diakses
4 juni 2011
23
Roestiyah N.K ,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008)
hlm.125
26
dipelajari.24
Jadi Metode Drill merupakan suatu bentuk dari berbagai
macam metode pengajaran, yang banyak digunakan oleh para pendidik
dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan
pembelajaran.Seperti metode-metode yang lain, Metode Drill ini juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu :
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill
1) Kelebihan Metode Drill
a) Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang
b) Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah
dibiasakan.
2) Kekurangan Metode Drill
a) Siswa cenderung belajar secara mekanik
b) Dapat menyebabkan kebosanan
c) Mematikan kreatifitas siswa
d) Menimbulkan verbalisme ( tahu kata-kata tapi tidak tahu
artinya).
3) Kekhususan Metode Drill
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka
waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup
lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja
kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan
pengertian dasar.
Drill baik digunakan untuk:
a) Kecakapan motorik, misalnya: menggunakan alat- alat( musik ,
olah raga, menari, pertukangan, dan sebagainya.)
b) Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah,
mengalikan, membagi, dan sebagainya).25
24
Syaeful Bahri Djamasa, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta : Rineka Cipta, 2002 )
hlm.108 25
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html diakses
4 juni 2011
27
.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Penerapan metode demonstrasi dan drill dalam pembelajaran
ibadah salat dapat meningkatkan keterampilan ibadah salat bagi siswa RA
Muslimat NU Ngrajek 2 Mungkid Magelang Tahun Ajaran 2010/2011.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR).PTK terbentuk dari tiga kata,
dan masing – masing kata mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yaitu:
1. Penelitian
Menujuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan
Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,seperti yang sudah
lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut di berikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa.1
1 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007),
hlm 2-3
29
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam bab III ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi
dilaksanakannya penelitian. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk
menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga
sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan
kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian
ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya
juga dipertimbangkan untuk menerapkan metode demonstrasi dan drill dalam
meningkatkan pembelajaran ibadah salat. Secara garis besar lokasi penelitian
dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Profil RA Muslimat NU Ngrajek
a. Nama dan Alamat : RA Muslimat NU Ngrajek 2
b. Tahun Pendirian : 21 Juni 2003
c. No. Piagam Akreditasi : Kd II.08/4/PP.00/885/2007
d. Yayasan Pengelola : Muslimat NU
e. Jumlah Rombongan Belajar : 2
f. Jumlah Lokal : 1
g. Jumlah Kelas : 1
h. Kamar Mandi / WC : 2
i. Jumlah Guru : 4 Orang
j. Jumlah Siswa : 40 siswa
k. Meja Guru : 2
l. Kursi Guru : 4
m. Meja Anak : 10
n. Kursi Anak : 52
o. Almari : 2
p. Rak Buku : 2
q. Status Tanah : Wakaf, luas 99 m2
2. Letak Geografis
Penelitian ini dilaksanakan di RA Muslimat NU Ngrajek 2 yang
terletak dikomplek pondok Al-Muttaqin dan Masjid Al-Itqon. Dari sisi
30
geografis RA Muslimat NU Ngrajek tergolong strategis karena mudah
dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum, karena
letaknya dilalui untuk jalur Yogyakarta dengan Borobudur. RA Muslimat
NU Ngrajek diapit oleh beberapa dusun, sebelah selatan dusun Danggan,
sebelah utara dusun Selak, sebelah timur dusun Nglaseman dan sebelah
barat dusun Ponggok.
Walaupun terletak tidak jauh dari pusat keramaian, namun begitu
suasana khidmat dalam belajar tetap terjaga, karena terhindar dari lalu
lalang kendaraan dan kebisingan kendaraan bermotor tidak begitu
terdengar.
3. Sejarah singkat RA Muslimat NU Ngrajek
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pengurus dan komite
sekolah Bapak Kholid Asádi da Ibu Siti Maghfiroh diperoleh keterangan
bahwa keberadaan RA Muslimat NU Ngrajek 2 dilatar belakangi oleh
sedikitnya jumlah murid MI Al-Maárif Ngrajek, dikarenakan dalam satu
Desa ada dua SD dan satu MI maka dari pengurus, komite dan masyarakat
bermusyawarah untuk merintis mendirikan pendidikan yang bernuansa
islami yaitu program pendidikan anak usia dini atau RA dengan tujuan
untuk menyuburkan keberadaan MI yang sebelumnya jumlah murid
sangat sedikit. Meskipun dalam keadaan yang serba seadanya, para guru
tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Terbukti bahwa selama berdiri sampai saat
ini RA Muslimat NU Ngrajek 2 dalam setiap tahunnya selalu mendapatkan
kejuaraan lomba dalam bidang umum maupun agama dari tingkat
kecamatan sampai kabupaten.
4. Kegiatan Ekstra
Disamping kegiatan belajar mengajar pokok , di RA Muslimat NU
Ngrajek juga menambah kegiatan ekstra diantaranya :
a. Mengaji dengan menggunakan Iqro’
b. Seni angklung
c. Seni Tari
31
d. Cara baca tulis dengan cepat
5. Kondisi RA Muslimat NU Ngrajek
Kondisi RA Muslimat NU Ngrajek 2 sebenarnya kurang memenuhi
syarat karena antara kelompok belajar kelas A dan kelas B dijadikan satu
hanya dibatasi dengan sekat, namun guru tetap berusaha semaksimal
mungkin dalam belajar mengajar tetap dapat berhasil dengan baik.
Disamping itu juga dilokasi sekitar sangat mendukung sekali terhadap
keberhasilan dan perkembangan RA Muslimat NU Ngrajek 2, sebab
mayoritas penduduk beragama islam. RA Muslimat NU Ngrajek 2
berkembang dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan semakin
banyaknya jumlah siswa RA Muslimat NU Ngrajek.
6. Keadaan Guru RA Muslimat NU Ngrajek
Dalam sebuah lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang
sangat vital bagi kemajuan dan kualitas dilembaga tersebut. Tidak berbeda
dengan pendidikan usia dini seperti di RA Muslimat NU Ngrajek 2, guru
yang mengajar memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan
ditambah pengalaman mengajar yang sudah bertahun-tahun dalam
menangani pendidikan usia dini.
Secara lengkap guru di RA Muslimat NU Ngrajek 2 dapat dilihat pada
tabel I berikut ini :
Tabel I
Daftar Guru RA Muslimat NU Ngrajek Tahun 2010/2011
No Nama Jabatan Pendidikan Keterangan
1. Zaziroh Kepala S1
2. Hj.Siti Rodhijah Guru DII
3. Ulfah Kusniah Guru DII
Sedang menyelesaikan
study guna meraih
gelar sarjana
4.
Endah Wahyuni
Guru SMA
Sedang menyelesaikan
study guna meraih
gelar sarjana
32
7. Jumlah Siswa RA Muslimat NU Ngrajek Tahun 2010/2011
Tidak kalah pentingnya dengan guru, murid sebagai syarat
berjalannya sebuah lembaga pendidikan juga memiliki peran yang sangat
penting, karena apalah artinya guru yang berkualitas jika tidak dibarengi
dengan adanya murid dilembaga tersebut. Jumlah murid yang banyak juga
memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki kepercayaan dimasyarakat
sekitar. Dan semakin sedikit jumlah murid atau menurunnya minat
masyarakat sekitar dalam memasukkan putra-putrinya dilembaga tersebut
berarti kurang mendapat kepercayaan. Jika dilihat dari kondisi siswa RA
Muslimat NU Ngrajek cukup mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
disekitar lokasi, sebab di desa Ngrajek ini ada 3 TK dan RA Ngrajek
mendapat siswa paling banyak dibandingkan dengan TK yang lain.
Terbukti jumlah siswa RA Ngrajek pernah mencapai 51 siswa, 25
siswa dari kelompok A dan 26 siswa dari kelompok B.Pada saat ini jumlah
siswa RA Ngrajek ada 40 siswa, terdiri dari 22 siswa kelompok A dan 18
siswa kelompok B. Secara jelas kondisi siswa RA Muslimat NU Ngrajek
tahun pelajaran 2010/2011, dapat dilihat dalam tabel 2 berikut :
Tabel 2
Daftar Siswa RA Muslimat NU Ngrajek Tahun ajaran 2010/2011
NO KELOMPOK
LAKI-LAKI
KELOMPOK
PEREMPUAN JUMLAH KETERANGAN
1 8 14 22 Kelas A
2 7 11 18 Kelas B
8. Nama Siswa RA Muslimat NU Ngrajek Tahun Ajaran 2010/2011
Tabel 3
Nama Siswa
NO NO.
INDUK NAMA SISWA
KETERANG
AN
1 98 Zakia Zaidatul Latifa Kelompok B
2 108 Linggar Nuvaissa Kelompok B
3 113 Devita Almira Aurelia Kelompok B
4 117 Rora Ananda Shabrina Kelompok B
5 105 Dhila Arienti Putri Kelompok B
6 115 M. Aldilla Akbar Kelompok B
7 118 Aisya Naila Tsabita Kelompok B
33
8 119 Pratama Niko Aprian Kelompok B
9 120 Farkhan Masruri Kelompok B
10 121 Ahmad Mufti Akbar Kelompok B
11 122 Fitria Qothrunada Syafira Kelompok B
12 123 Fajar Istiawan Kelompok B
13 124 Sri Nur Khanifatun Kelompok B
14 125 Muhammad Kharis Kelompok B
15 126 Eka Fauziatun Fitria Kelompok B
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa Kelompok B
17 128 Laila Intan Pandini Kelompok B
18 129 Elzha Amelya Yuniana Kelompok B
9. Waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan pada semester 2, bulan April
dan Mei Tahun 2011 di RA Muslimat NU Ngrajek yang bertujuan untuk
memecahkan masalah pembelajaran dikelas yaitu untuk meningkatkan
keterampilan ibadah salat siswa.
Siswa kelas B RA Muslimat NU Ngrajek yang dijadikan subyek
penelitian ini berjumlah 18 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Karakteristik siswa kelas B ini secara lebih detail dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Usia siswa rata-rata 6,5 tahun.
b. Latar belakang orang tua sebagian berprofesi sebagai pedagang
sebagian lagi berprofesi sebagai petani.
c. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti
mengajar adalah 6 siswa berkemampuan baik, 7 siswa berkemampuan
cukup, 5 siswa berkemampuan kurang atau lambat .
Kemampuan belajar materi Pendidikan Agama Islam kelas RA
Muslimat NU Ngrajek kelompok B belum menghasilkan hasil yang baik.
Anak didik belum memahami sepenuhnya tentang hafalan bacaan salat
dan menyelaraskan dengan gerakan salat. Karena program dari RA
Muslimat NU Ngrajek adalah lulusan dari RA Muslimat NU Ngrajek
diharapkan sudah hafal bacaan salat dan dapat menyelaraskan dengan
gerakan salat dengan baik.
34
Hal ini disebabkan karena penerapan metode dalam proses belajar
kurang bervariasi. Guru banyak menggunakan metode ceramah saja
sehingga suasana proses belajar mengajar kurang menyenangkan, siswa
kurang perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan. Ada yang
berbicara sendiri, ada yang bersendau gurau, bermain, sehingga tingkat
pemahaman hafalan bacaan salat tidak sesuai yang diharapkan.
Adapun hasil evaluasi siswa sebelum penerapan metode
Demonstrasi dan Drill dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 4
Hasil evaluasi siswa sebelum penerapan metode Demonstrasi dan Drill
NO NO.
INDUK
NAMA SISWA NILAI
1 98 Zakia Zaidatul Latifa B
2 108 Linggar Nuvaissa B
3 113 Devita Almira Aurelia C
4 117 Rora Ananda Shabrina B
5 105 Dhila Arienti Putri C
6 115 M. Aldilla Akbar C
7 118 Aisya Naila Tsabita C
8 119 Pratama Niko Aprian D
9 120 Farkhan Masruri A
10 121 Ahmad Mufti Akbar D
11 122 Fitria Qothrunada Syafira B
12 123 Fajar Istiawan D
13 124 Sri Nur Khanifatun C
14 125 Muhammad Kharis C
15 126 Eka Fauziatun Fitria B
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa C
17 128 Laila Intan Pandini D
18 129 Elzha Amelya Yuniana C
Keterangan A = Istimewa
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Dengan demikian nilai yang diperoleh dalam materi salat belum
tuntas belum memenuhi ketuntasan belajar minimal 85%, sehingga perlu
dilakukan upaya agar siswa mampu meningkatkan hafalan bacaan salat
35
dan dapat menyelaraskan dengan gerakan salat. Maka penulis selaku guru
yang mengajar di RA Muslimat NU Ngrajek melakukan tindakan kelas
dengan menerapka metode demonstrasi dan drill yang dilakukan melalui
tiga siklus yaitu siklis I, siklus II, dan siklus III.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian yang diterapkan merupakan penelitian tindakan kelas
(classroom action research ).Pelaksanaan penelitian ini di lakukan dalam
bentuk siklus atau putaran, dan di laksanakan secara kolaborasi.Pada setiap
siklus di lakukan kegiatan tindakan sesuai dengan rancangan PTK, observasi
tindakan dengan menggunakan berbagai instrumen observasi dan refleksi atas
tindakan yang di lakukan yaitu setelah memperhatikan hasil
observasi.2Tahapan kegiatan dalam setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaa
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan (Observasi)
4. Refleksi.3
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, yaitu siklus 1, siklus
II, dan siklus III. Dalam setiap siklusnya terdapat evaluasi, dimana dari hasil
evaluasi tersbut dapat diketahui bagaimana keterampilan ibadah salat siswa,
apakah ada peningkatan atau tidak serta bagaimana keserasian antara bacaan
dengan gerakan salatnya.
D. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
empat tahapan yang merupakan titik estafet dalam tindakan. Empat tahapan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010), hlm
76. 3 Wina, Penelitian, hlm 78-80
36
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari :
1) Membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi
pembelajaran tentang salat fardhu yang meliputi:
a) Kompetensi Dasar melaksanakan salat fardhu
b) Indikator yang dicapai membiasakan untuk menghafalkan dan
menyelaraskan bacaan salat dengan gerakan salat.
2) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung yang
diperlukan. Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran
adalah :
a) Seperangkat alat salat
b) Gambar peragaan gerakan salat
c) Karpet
d) Gambar dari triplek gerakan orang salat
37
3) Membuat alat evaluasi
Materi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu salat fardhu
maka tes yang digunakan adalah tes praktek yaitu :
a) menghafalkan bacaan salat .
b) Praktek gerakan salat.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
langkah, yaitu :
1) Sebagai apersepsi guru memberikan penjelasan bacaan salat
Bersama guru siswa disuruh mengulang bacaan salat fardhu
2) Guru memperlihatkan gambar peragaan gerakan salat sambil
mempraktekkan, siswa memperhatikan.
3) Dengan bimbingan guru siswa mempraktekkan gerakan salat.
4) Guru mengadakan evaluasi dengan cara menyuruh siswa secara
bersama-sama mempraktekken salat lengkap dengan bacaan serta
gerakannya.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
proses belajar, peneliti berkolaborasi dengan guru B mengamati
kegiatan dengan memberikan penilaian kepada siswa. Hal itu untuk
mengetahui bagimana keterampilan ibadah salat siswa pada siklus 1
ini..
Guru sebagai peneliti menyiapkan lembar penilaian, adapun
aspek yang diamati pada siswa untuk di nilai adalah:
1) Hafalan bacaan dalam salat.
2) Gerakan-gerakan salat.
3) Keserasian antara bacaan dan gerakan salat.
Adapun hasil penilaian secara klasikal dari aspek tersebut dapat
dilihat pada lembar penilaian sebagai berikut :
38
Tabel 6
Lembar penilaian Siswa secara klasikal dalam
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No Aspek yang Diamati H a s i l
Baik Cukup Kurang
1. Hafalan bacaan dalam salat √
2. Gerakan-gerakan salat √
3. Keserasian antara bacaan dan gerakan
salat
√
Demikian nilai hasil pengamatan hafalan bacaan salat pada
tabel diatas, akan tetapi ada beberapa siswa yang nilainya dibawah
ketuntasan. Sehingga perlu adanya tindakan penelitian pada siklus II
d. Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan siklus I secara klasikal dapat kita lihat
bahwa siswa belum mampu dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa
tidak memperhatikan penjelasan dari guru ada siswa yang berbicara,
bermain sendiri, dan bergurau sehingga hasilnya kurang memuaskan ,
maka perlu adanya tindakan penelitian perbaikan pada siklus II.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan pada siklus II sebagai tindak lanjut dari
kekurangan dan kegagalan siklus I yang meliputi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari :
1) Membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi pelajaran
tentang salat fardhu indikator yang dicapi yaitu : Membiasakan
melaksanakan salat fardhu dengan baik.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran :
a) Seperangkat alat salat.
b) Gambar peragaan gerakan salat fardhu
39
c) Karpet
d) Gambar dari triplek gerakan orang salat
3) Membuat alat evaluasi
Materi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu salat fardhu
maka tes tes yang digunakan adalah tes praktek yaitu :
a) Prektek gerakan salat fardhu secara berkelompok
b) Praktek melaksanakan salat fardhu secara perorangan
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
langkah, yaitu :
1) Sebagai apersepsi guru memberikan penjelasan tentang urutan
gerakan salat fardhu dan bagaimana cara melaksanakan salat
dengan baik dan benar.
2) Siswa di bagi 2 kelompok
3) Guru memberi contoh pada siswa tentang melaksanakan salat
fardhu, membiasakan salat fardhu, hafal bacaan salat dan
menyebutkan rokaat salat fardhu.
4) Siswa memperhatikan peragaan guru dengan cermat.
5) Bersama guru siswa melaksanakan salat fardhu
6) Siswa diminta melaksanakan cara salat fardhu yang dicontohkan
guru dan secara bergantian satu kelompok melaksanakan cara salat
fardhu yang dicontohkan guru.
7) Untuk mengetahui keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran
guru mengadakan tanya jawab secara bergilir.
8) Mengadakan evaluasi dengan menyuruh anak maju satu persatu
melaksanakan salat fardhu.
9) Mendalami materi
c. Tahap Pengamatan
Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti
mengadakan pengamatan terhadap siswa dalam memperagakan
gerakan salat dan bacaannya dengan cermat dan teliti.
40
Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar
pengamatan sebagai berikut
Tabel 8
Lembar Penilaian Siswa Secara Klasikal dalam
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
No Aspek yang Diamati H a s i l
Baik Cukup Kurang
1. Hafalan bacaan dalam salat √
2. Gerakan-gerakan salat √
3. Keserasian antara bacaan dan
gerakan salat
√
d. Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan dan penilaian terhadap siswa secara
klasikal pada siklus II sudah ada perubahan dan perbaikan dibanding
siklus I. Setelah anak dikelompokkan menjadi 2 kelompok mereka
mulai memperhatikan apa yang diterapkan oleh guru. Dari segi
gerakan keterampilan siswa mulai meningkat lebih baik. Tetapi masih
perlu perbaikan dari segi hafalan dan keserasian antara bacaan dan
gerakan salat. Hal itu bisa dikarenakan masih ada siswa ya ng pasif
dalam bekerja kelompok terlihat diam selama kegiatan berlangsung.
Maka masih perlu dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran
selanjutnya yaitu pada siklus III.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan siklus III sebagai tindak lanjut dari kekurangan
dan kegagalan siklus II meliputi:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan penulis mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH)
Satuan kegiatan harian pada materi tentang salat fardhu
dengan indikator terbiasa melaksanakan salat fardhu dengan baik
dan benar.
41
2) Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan
Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran adalah :
a) Seperangkat alat salat
b) Gambar peragaan gerakan salat
c) Karpet
d) Gambar dari triplek gerakan orang salat
c) Membuat Alat Evaluasi
Sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu salat
fardhu, maka tes yang digunakan praktek yaitu :
Gerakan salat fardhu dengan niat dan bacaanya sampai salam dengan
cara salat berjama’ah.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penelitian pada siklus III, peneliti
melakukan beberapa langkah, yaitu :
1) Sebagai apersepsi guru menanyakan pada siswa tentang
melaksanakan salat fardhu dirumah dengan orang tuanya.
2) Guru menggunakan gambar dan melakukan tanya jawab pada
siswa untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa.
3) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok dan diberi pengarahan tentang
yang akan dilaksanankan.
4) Secara bergantian setiap kelompok melaksanakan cara salat fardhu
serta bacaannya dengan salat berjama’ah dan guru bertindak
sebagai imam.
5) Secara bergantian setiap kelompok melaksanakan cara salat fardhu
dengan bacaannya secara berjama’ah dan salah satu siswa sebagai
imam.
6) Mengadakan evaluasi dengan menyuruh anak maju satu persatu
melaksanakan gerakan salat beserta bacaannya, kemudian di
lanjutkan dengan praktek salat berjama’ah
7) Mendalami materi
42
c. Tahap Observasi/ Pengamatan
Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan penilaian, peneliti
mengamati kelompok siswa dalam mempraktekkan gerakan salat dan
bacaannya secara berjama’ah dengan cermat.
Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar
pengamatan sebagai berikut :
Tabel 11
Lembar penilaian siswa secara klasikal dalam
Pelaksanaan Penelitian Siklus III
No Aspek yang diamati H a s i l
Baik Cukup Kurang
1. Hafalan bacaan dalam salat √
2. Gerakan-gerakan salat √
3. Keserasian antara bacaan dan
gerakan salat √
d. Tahap Refleksi
Hasil dari siklus III dalam pembelajaran salat fardhu dengan
menggunakan metode demonstrasi dan drill menunjukkan kemajuan.
Dimulai dengan pembiasaan salat disekolah dan dirumah beserta orang
tuanya. Siswa lebih memahami bacaan salat dan dapat menyerasikan
dengan gerakan salat. Kemudian siswa juga aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas. Pada saat tanya jawab lebih berani
menjawab pertanyaan dengan baik. Berdasarkan pada tindakan yang
telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan metode demonstrasi dan drill dapat meningkatkan keterampilan
ibadah salat siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari silabus,
Satuan Kegiatan Harian, dan Observasi.
43
Ketiga instrumen itu akan diuraikan sebagai berikut :
1. Silabus
Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. Adapun isi
silabus adalah Kompetensi Dasar (KD), dan Materi Pokok. Untuk silabus
yang digunakan pada penelitian ini ada pada lampiran I.
2. Satuan Kegiatan Harian
Satuan Kegiatan Harian (SKH) yaitu perangkat pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk
setiap putaran. Masing-masing SKH berisi Kompetensi Dasar (KD),
Indikator Pencapaian, Tujuan Pembelajaran, dan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Untuk format SKH dalam penelitian ini, penulis
menyajikan pada lampiran II.
3. Lembar penilaian
Lembar penilaian digunakan untuk memperoleh data tentang
bagaimana keterampilan ibadah salat siswa dari segi hafalannya, gerakan
salatnya, maupun dari keserasian antara bacaan dan gerakan salat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan mengumpulkan data
sangat dipengaruhi oleh teknik yang digunakan. Data yang terkumpul
digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah
dirumuskan.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari:
1. Dokumentasi
Peneliti mengambil data penelitian melalui foto-foto kegiatan
praktek salat, dokumen arsip tentang sekolahan.
2. Observasi
Peneliti memperoleh data dari hasil mengamati hal-hal penting
dan aspek yang diteliti selama tindakan berlangsung.
44
3. Tes
Setelah tindakan dilaksanakan peneliti memberi tes keserasian
antara bacaan dan gerakan salat untuk mengukur peningkatan
keterampilan siswa.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis pakai adalah teknik deskriptif
kualitatif yaitu dengan mendiskripsikan atau memaparkan data-data yang
diperoleh. Data yang di peroleh dari masing-masing siklus di jabarkan
kemudian di bandingkan dengan siklus-siklus selanjutnya, apakah ada
peningkatan atau penurunan tentang keterampilan ibadah salat siswa.
H. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya keterampilan ibadah salat siswa, yang di tunjukkan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang hafal bacaan salat,paham gerakan-gerakan
salat serta meningkatnya jumlah siswa yang bisa menyerasikan antara bacaan
dengan gerakan dalam salat.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Hasil penelitian didapat dari tindakan berupa hasil tes periode
yang diberikan pada siklus I. Adapun hasil tes pada siswa kelas B terdiri
dari 7 anak laki-laki dan 11 anak perempuan RA Muslimat NU Ngrajek
adalah sebagai berikut :
Tabel 7
Lembar Penilaian Keserasian bacaan dengan gerakan salat dalam
pelaksanaan Penelitian Siklus I
NO NO
INDUK NAMA SISWA NILAI
1 98 Zakia Zaidatul Latifa B
2 108 Linggar Nuvaissa B
3 113 Devita Almira Aurelia C
4 117 Rora Ananda Shabrina A
5 105 Dhila Arienti Putri C
6 115 M. Aldilla Akbar C
7 118 Aisya Naila Tsabita C
8 119 Pratama Niko Aprian D
9 120 Farkhan Masruri A
10 121 Ahmad Mufti Akbar D
11 122 Fitria Qothrunada Syafira B
12 123 Fajar Istiawan D
13 124 Sri Nur Khanifatun B
14 125 Muhammad Kharis C
15 126 Eka Fauziatun Fitria B
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa C
17 128 Laila Intan Pandini D
18 129 Elzha Amelya Yuniana C
46
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Pengamatan pada siklus I
NO NILAI Uraian Jumlah
Siswa
Prosentase
Siklus I
1. A Istimewa 2 11,11%
2. B Baik 5 27,78%
3. C Cukup 7 38,89%
4. D Kurang 4 22,22%
Jumlah 18 100%
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 11,11%+27,78%+
38,89% = 77,78%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus I belum
sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal
mencapai 85%. Sehingga dengan demikian peneliti perlu melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Berdasarkan tabel di atas, dari jumlah 18 siswa baru ada 11,11%
atau 2 anak, yang memperoleh nilai kategori istimewa, siswa yang
memperoleh nilai baik 27,78% atau anak 5, kategori cukup 38,89% atau 7
anak, dan kategori nilai kurang 4 anak dengan prosentase 22,22%.
Dari tes praktek dan didukung hasil pengamatan diperoleh data
pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siswa masih bersifat
pasif dan belum memberikan respon. Ada siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru. Kebanyakan mereka masih merasa malas
serta kurang memperhatikan sehingga hafalan belum lancar. Sehingga
dengan demikian peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran pada
siklus II
2. Deskripsi Siklus II
Penelitian pada siklus II didapatkan dari hasil tindakan tes praktek
seperti halnya yang telah dilakukan siklus I. Karena hasil yang diperoleh
dalam siklus I belum sesuai yang diharapkan. Pelaksanaan tes praktek
siklus II ini mempraktekkan dan menyerasikan antara bacaan dan gerakan
salat. Adapun hasil yang diperoleh adalah :
47
Tabel 9
Lembar Nilai Keserasian Bacaan dan Gerakan Salat
dalam pelaksanaan Siklus II
NO NO
INDUK NAMA SISWA NILAI
1 98 Zakia Zaidatul Latifa B
2 108 Linggar Nuvaissa A
3 113 Devita Almira Aurelia B
4 117 Rora Ananda Shabrina A
5 105 Dhila Arienti Putri C
6 115 M. Aldilla Akbar B
7 118 Aisya Naila Tsabita C
8 119 Pratama Niko Aprian C
9 120 Farkhan Masruri A
10 121 Ahmad Mufti Akbar D
11 122 Fitria Qothrunada Syafira B
12 123 Fajar Istiawan D
13 124 Sri Nur Khanifatun B
14 125 Muhammad Kharis C
15 126 Eka Fauziatun Fitria B
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa C
17 128 Laila Intan Pandini D
18 129 Elzha Amelya Yuniana C
Keterangan : A = Istimewa
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Pengamatan pada siklus II
NO NILAI Uraian Jumlah
Siswa
Prosentase
Siklus II
1. A Istimewa 3 16,67%
2. B Baik 6 33,33%
3. C Cukup 6 33,33%
4. D Kurang 3 16,67%
Jumlah 18 100%
48
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 16,67%+ 33,33%+
33,33% = 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus II belum
sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal
mencapai 85%.
Tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan perbaikan anak
didik, siswa yang memperoleh nilai istimewa 3 anak dengan persentasi
16,67%, nilai baik 6 anak, dengan presentasi 33,33% , nilai cukup 6 anak
presentasi 33,33%, dan kategori nilai kurang 3 anak prosentasi 16,67%.
Hasil tes praktek didukung dengan hasil pengamatan terlihat siswa
sudah ada peningkatan menuju perbaikan. Hasil pengamatan saat terjadi
proses belajar mengajar sebagian siswa mulai aktif dan memperhatikan
penjelasan guru, hal ini disebabkan penerapan metode demonstrasi dan
drill yang dilaksanakan guru mulai menarik perhatian peserta didik dalam
belajar. Guru menggabungkan dua metode tersebut yaitu dengan praktek
latihan salat yang di laksanakan secara diulang-ulang, sehingga siswa
mudah mengingat dan mempraktekkannya.
3. Deskripsi Siklus III
Pada siklus III hasil penelitian yang sudah sesuai yang diharapkan
oleh guru dan sudah ada perbaikan. Hasil penelitian didapat dari hasil tes
praktek keserasian antara bacaan dengan gerakan salat yang dipraktekkan
berjama’ah dan masing-masing kelompok siswa.
Hasil yang diperoleh adalah:
Tabel 11
Lembar Nilai Keserasian Bacaan dan Gerakan Salat
dalam pelaksanaan Siklus III
NO NO
INDUK NAMA SISWA NILAI
1 98 Zakia Zaidatul Latifa B
2 108 Linggar Nuvaissa A
3 113 Devita Almira Aurelia B
4 117 Rora Ananda Shabrina A
5 105 Dhila Arienti Putri C
6 115 M. Aldilla Akbar B
7 118 Aisya Naila Tsabita B
8 119 Pratama Niko Aprian C
49
9 120 Farkhan Masruri A
10 121 Ahmad Mufti Akbar D
11 122 Fitria Qothrunada Syafira A
12 123 Fajar Istiawan D
13 124 Sri Nur Khanifatun B
14 125 Muhammad Kharis B
15 126 Eka Fauziatun Fitria A
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa B
17 128 Laila Intan Pandini C
18 129 Elzha Amelya Yuniana B
Keterangan : A = Istimewa B = Baik
C = Cukup D = Kurang
Tabel 12
Rekapitulasi Hasil Pengamatan pada siklus III
NO NILAI Uraian Jumlah
Siswa
Prosentase
Siklus III
1. A Istimewa 5 27,78%
2. B Baik 8 44,44%
3. C Cukup 3 16,67%
4. D Kurang 2 11,11%
Jumlah 18 100%
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 27,78% + 44,44% +
16,67% = 88,89%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus III sudah
sesuai dengan harapan peneliti, yaitu telah mencapai ketuntasan belajar
minimal 85%.
Tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang diperoleh
dari tes praktek keserasian antara bacaan dan gerakan salat dengan cara
berjamaah sudah meningkat, hal ini terlihat anak memperoleh nilai dengan
kategori istimewa 5 anak dengan prosentase 27,78%, kategori baik 8 siswa
dengan presentasi 44,44%, kategori nilai cukup 3 orang dengan prosentase
16,67% dan kategori nilai kurang 2 siswa dengan prosentase 11,11%.
Dari hasil pengamatan dan hasil tes praktek pada siklus III banyak
adanya perubahan dan perbaikan terhadap nilai kemampuan pelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam hal meningkatkan pembelajaran ibadah
salat, pada materi menghafalkan bacaan salat dengan menyerasikan
50
gerakan salat yang dipraktekkan secara berjama’ah setiap kelompok.
Meskipun ada siswa yang belum lancar dalam bacaan dan menyerasikan
dengan gerakan salat, maka yang masih kurang tersebut berusaha untuk
mengikuti temanya.
Dengan gerakan dan bacaan salat yang dipraktekkan dengan
berjamaah siswa akan lebih mudah mengingat kembali tata cara salat
secara urut dan benar. Tetapi ada sebagian kecil siswa yang pasif dan
kurang memperhatikan penjelasan guru. Ketidakaktifan siswa tersebut
disebabkan situasi dan kondisi yaitu daya serapnya kurang (IQ nya
rendah), dan hiper aktif. Mereka kurang memperhatikan pada saat guru
memberikan penjelasan, bersenda gurau, mengganggu temannya dan
bermain sendiri. Namun dengan praktek salat berjama’ah mereka meniru
gerakan dan bacaan dari temannya sehingga mereka bisa mengembangkan
kemampuannya.
B. Pembahasan Per Siklus
Hasil penelitian tindakan kelas tentang melaksanakan salat
dilakukan dalam 3 siklus yang didapat dari hasil pengamatan tiap siklus
adalah sebagai berikut:
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian tindakan kelas siklus I, siswa melaksanakan
pembelajaran tentang niat, bacaan dan waktu salat yang dipusatkan pada
hafalannya, dan siswa diharapkan hafal dan lancar tentang niat, bacaan,
dan waktu salat fardhu.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh siklus I dari 18 anak
perempuan 11 dan laki-laki 7, yang kemampuan menghafal bacaan salat
kurang ada 4 anak atau 22,22%. Setelah diamati siswa tersebut didalam
kelas tidak memperhatikan penjelasan guru serta tidak sungguh-sungguh
dalam belajar. Di kelas selalu mengganggu temannya, bergurau. Setelah
ditegur dan diingatkan barulah memperhatikan nasehat dari guru. Dan ada
sebagian siswa yang diam saja. Kelihatannyaa memperhatikan tetapi
51
setelah melaksanakan tugas hafalan ternyata kemampuan dalam menghafal
belum lancar. Hal ini disebabkan kurang bimbingan yang sungguh-
sungguh, daya ingat dan hafalan lambat.
Kategori nilai cukup ada 7 anak atau 38,89% . Anak tersebut
setelah diamati ternyata kurang konsentrasi dalam belajar kurang percaya
diri, sehingga hafalannya banyak yang hilang. Karena disebabkan mereka
belum bisa mengatasi gangguan dari temannya. Kategori nilai baik ada 5
anak atau27,78 %. Setelah diamati anak tersebut ternyata memiliki daya
ingat yang tinggi tapi sering menyepelekan dengan apa yang diperintahkan
guru. 2 anak masuk dalam kategori nilai istimewa atau 11,11 %, dengan
nilai istimewa tersebut anak yang selalu memperhatikan penjelasan guru,
selalu menirukan apa yang diajarkan guru, dan anak tersebut memang
dilihat dari latar belakang orang tuanya merupakan tokoh masyarakat /
seorang kyai didesanya dan sebagian lagi latar belakang orang tuanya
berpendidikan secara agama maupun umum dan sangat peduli / perhatian
dengan pendidikan anaknya. Dan dalam penerapan pendidikan khususnya
yang berhubungan dengan salat tidak hanya dilakukan di sekolahan saja
tetapi di rumah anak selalu dibiasakan dan di ingatkan saat waktu salat
dan melaksanakan salat bersama dengan orang tuanya. Dengan demikian
peran orang tua dalam memberikan perhatian terhadap anak di rumah juga
sangat mendukung keberhasilannya dalam belajar.
Tetapi dalam kegiatan belajar mengajar menghafal bacaan salat
mereka baru bisa menghafal saja tetapi belum tahu bacaan apa yang
dihafalkan dalam keserasian dengan gerakan salat. Untuk itu pentingnya
ada tindak lanjut untuk bacaan salat dengan keserasian gerakan salat
dengan dipraktekkan, yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
Secara garis besar sikap siswa dalam proses pembelajaran pada
siklus I ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran dikarenakan belum bisa
mengatasi gangguan dari temannya.
52
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tetapi kondisi daya ingatnya
dan hafalannya kurang sehingga perlu bimbingan.
d. Siswa baru bisa menghafal saja tetapi belum tahu bacaan yang
dihafalkan dengan keserasian gerakan salat.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini masih terdapat kekurangan
dan kegagalan, sehingga perlu adanya perbaikan untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
Perbaikan-perbaikan antara lain:
a. Guru harus terampil memotivasi siswa sehingga siswa aktif.
b. Guru harus kreatif dan tidak pandang bulu dalam bimbingan dan
pengarahan siswa sehingga siswa merasa diperhatikan.
c. Guru harus semangat dalam menyampaikan informasi dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam setiap kegiatan
2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II
Dalam penelitian siklus II, siswa melaksanakan pembelajaran
tentang bacaan salat dan mempraktekkan gerakan salat. Siswa
mempraktekkan hafalan bacaan salat dengan keserasian gerakan salat
secara berkelompok. Yang dilakukan siklus II adalah siswa hafal bacaan
salat dengan menyerasikan gerakannya secara urut dan benar.
Berdasarkan analisis yang diperoleh pada siklus II dari 18 siswa
perempuan 11, laki-laki 7 sudah ada perubahan ke arah perbaikan, tetapi
masih juga ada siswa yang memperoleh nilai kurang ada 3 anak atau
16,67%. Setelah bacaan salat diserasikan dengan gerakan salat dan
dipraktekkan dengan kelompok siswa, anak tersebut mulai memperhatikan
dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, tetapi kebiasaan
mereka selalu mondar mandir hiper aktif selalu mengganggu temannya,
mereka belum dapat memperoleh hasil yang baik dan memerlukan
perhatian khusus.
Sedangkan siswa yang memperoleh nilai cukup yaitu 6 anak atau
33,33%, setelah diamati selama ini dirinya pendiam tetapi mulai
memperhatikan aktifitas temannya dalam kelompoknya. Dengan
53
menyerasikan antara bacaan salat dengan gerakan mereka mulai dapat
menghafal bacaan salat dengan mengingat setiap gerakan salat, dan
dengan didukung dengan kegiatan kelompok masing-masing.
Siswa yang memperoleh nilai baik ada 6 siswa atau 33,33% anak.
Anak ini masih kesulitan dalam menyerasikan gerakan dengan bacaan
salat. Mereka hafal setelah diserasikan dengan gerakan salat masih
terdapat kekeliruan sehingga perlu bimbingan khusus dari guru.
Kategori nilai istimewa ada 3 anak atau 16,67% . Hasil
pengamatan siswa tersebut memang tergolong siswa yang rajin dan selalu
memperhatikan penjelasan guru dan bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas, tetapi masih perlu bimbingan agar anak didik bisa
memberi contoh teman dalam kelompoknya dan tidak terpengaruh
kekurangan dan kelemahan temannya.
Hasil penelitian siklus II dapat dilihat perubahan-perubahan sikap
siswa dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Siswa mulai aktif dan memperhatikan penjelasan dari guru dalam
pembelajaran, tetapi ada sebagian yang masih mondar-mandir
mengganggu temannya.
b. Siswa bersungguh-sungguh dengan apa yang dikerjakan, hanya ada
beberapa siswa yang kurang bersemangat.
c. Siswa mulai terampil dalam mengerjakan tugas dari guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Mereka perlu adanya perbaikan untuk dilakukan
pada siklus berikutnya. Adapun perbaikan itu antara lain:
a. Guru harus lebih sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada siswa dalam melaksanakan tugas.
b. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
pada anak didik.
c. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa merasa
nyaman dalam belajar mengajar.
d. Guru terus banyak memberikan contoh saat kegiatan belajar mengajar.
54
3. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus III
Pada siklus III guru melaksanakan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dan drill tentang keserasian bacaan salat dengan gerakan salat
yang dipraktekkan secara berjamaah setiap kelompok.
Analisis data yang diperoleh, siswa telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil nilai yang memuaskan
5 siswa atau 27,78% mendapatkan nilai istimewa, 8 siswa mendapatkan
nilai baik atau 44,44%, 3 siswa atau 16,67% mendapatkan nilai cukup dan
2 siswa atau 11,11% mendapatkan nilai kurang. Mereka sudah mengerti
dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan metode demonstrasi dan drill yang dilaksanakan dengan cara
berjamaah, siswa dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang
sudah pandai tidak ketinggalan dan mendapat nilai yang memuaskan.
Kemudian praktek salat tidak hanya dilaksanakan di sekolah tetapi juga
dilaksanakan di rumah bersama orang tuanya.
Di samping itu masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai
kurang, hal ini disebabkan oleh kurang perhatian orang tua di rumah
sehingga anak tersebut hiper aktif harus diperhatikan secara khusus dan
sebagian memang daya ingat dalam berfikir rendah. Di kelas anak tersebut
kesulitan untuk mengikuti pelajaran teman-temannya dan belum bisa
menyesuaikan diri.
Data yang diperoleh pada siklus III sebagai berikut:
a. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan pembelajaran
dengan cara menerapkan metode demonstrasi dan drill dalam materi
salat fardhu. Ada aspek yang belum sempurna tetapi prestasi hasil yang
dicapai sudah baik.
b. Hasil pengamatan yang diketahui bahwa sebagian besar sudah aktif
dalam pembelajaran, meskipun masih ada beberapa anak yang masuk
dalam kategori nilai kurang.
c. Kekurangan siklus sebelumnya sudah mengalami peningkatan
sehingga menjadi baik dalam proses belajar mengajar.
55
Pada siklus III guru menerapkan metode demonstrasi dan drill
dengan baik, dari aktifitas dan hasil belajar serta pelaksanaan proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Sebagai lanjutan adalah
mempertahankan apa yang telah dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar dengan tujuan supaya menerapkan metode demonstrasi dan drill
pada pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas dan siswa dapat
meningkatkan pembelajaran ibadah salatnya dalam materi Pendidikan
Agama Islam kelas B RA Muslimat NU Ngrajek 2 sehingga tujuan
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Dari hasil evaluasi pada tindakan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dan drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran keserasian bacaan salat dengan gerakan salat.
Tabel 17
Daftar Nilai Praktek Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode
Demonstrasi dan Drill
NO NO
INDUK NAMA SISWA
Sebelum Metode
Demonstrasi dan
Pembiasaan
Sesudah Metode
Demonstrasi dan
Pembiasaan
1 98 Zakia Zaidatul Latifa B B
2 108 Linggar Nuvaissa B A
3 113 Devita Almira Aurelia C B
4 117 Rora Ananda Shabrina B A
5 105 Dhila Arienti Putri C C
6 115 M. Aldilla Akbar C B
7 118 Aisya Naila Tsabita C B
8 119 Pratama Niko Aprian D C
9 120 Farkhan Masruri A A
10 121 Ahmad Mufti Akbar D D
11 122 Fitria Qothrunada Syafira B A
12 123 Fajar Istiawan D D
13 124 Sri Nur Khanifatun C B
14 125 Muhammad Kharis C B
15 126 Eka Fauziatun Fitria B A
16 127 Qadhi Zaka Zadit Taqwa C B
17 128 Laila Intan Pandini D C
18 129 Elzha Amelya Yuniana C B
56
Data ketuntasan belajar siswa sebelum siklus I, Siklus II dan Siklus
III dapat ditampilkan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 18
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode
Demonstrasi dan Drill
NO NILAI URAIAN
JUMLAH
SISWAS PROSENTASE
Sblm Siklus III Sblm Siklus III
1 A Istimewa - 5 - 27,78%
2 B Baik 6 8 33,33% 44,44%
3 C Cukup 7 3 38,89% 16,67%
4 D Kurang 5 2 27,78% 11,11%
Jumlah 18 18 100% 100%
Tingkat keberhasilan pembelajaran sebelum menggunakan metode
demonstrasi dan Drill adalah 33,33% + 38,89% = 72,22%. Sedangkan
tingkat keberhasilan pembelajaran setelah menggunakan metode
demonstrasi dan Drill pada siklus III adalah27,78% + 44,44% + 16,67% =
88,89%.
Dari hasil evaluasi pada sebelum dan sesudah penerapan metode
demonstrasi dan drill tersebut membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dan drill mampu meningkatkan
pemahaman dalam pembelajaran ibadah salat siswa RA Muslimat NU
Ngrajek 2 Mungkid Magelang, terbukti dengan tercapainya ketuntasan
belajar minimal 85%.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah kami lakukan selama
tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan metode demonstrasi dan drill dapat meningkatkan
keterampilan ibadah salat siswa. Hal ini dapat dilihat ketika siswa
mempraktekkan salat, dalam kegiatan itu tampak siswa dapat menyerasikan
antara bacaan dengan gerakan salatnya. Peningkatan keterampilan siswa itu
ditandai dengan adanya peningkatan nilai praktek ibadah salat yaitu meningkat
dari siklus I (77,78%), siklus II (83,33%) dan siklus III (88,89%). Dan secara
klasikal ketuntasan belajar dan peningkatan pembelajaran ibadah salat telah
tercapai.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa
dalam pembelajaran praktek sholat sangat efektif menggunakan metode
demonstrasi dan drill, karena anak akan terbiasa dengan apa yang setiap hari
dilaksanakan dan diulang-ulang, sehingga akan membekas dalam hati
kemudian akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka disimpulkan
saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan belajar lebih aktif memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi dan drill dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan dalam satu kompetensi dasar.
3. Penerapan metode demonstrasi dan drill dapat digunakan tidak hanya
sebatas pada pendidikan praktek sholat saja, tetapi dalam materi yang lain
juga bisa menggunakan metode demonstrasi dan drill, asalkan seorang
58
guru dapat memilih topik yang sesuai, yang akan diajarkan.
4. Untuk memperoleh pemahaman yang optimal sebaiknya seorang guru
dapat lebih terampil dalam menyampaikan materi, misalnya menggunakan
sarana dan prasarana yang mendukung dan juga melibatkan siswa dalam
kegiatan langsung sehingga anak tidak merasa jenuh.
5. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007
Asmani, Jamal Makmur, Tips menjadi guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
Yogyakarta: DIVA Press Anggota IKAPI , 2010
Azzam, Abdul Azis Muhammad, Fiqh Ibadah Jakarta : AMZAH , 2009 hlm .
145
Basyir, M., dan Usman , Udin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta :
Ciputat Pers, 2002
Departemen Agama RI , Al- Qur’an dan Terjemahnya Semarang : CV. Toha
Putra, 1996 hlm.417
Djamara, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1995
Djamarah, Syaeful Bahri, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Gazalba, Sidi, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam Jakarta : Pustaka
Antara , 1975
Hakim, Atang Abd ., et. Al, Metodologi Studi Islam Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000
http://olvista.com/parenting/5-macam-pengembangan-keterampilan-anak/.diakses
4 juni 2011
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html
diakses 4 juni 2011
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html
diakses 4 juni 2011
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html
diakses 4 juni 2011
Ismail , Roni, Menuju Hidup Islam Yogyakarta: Pustaka Insan Madani , 2008
Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Jakarta: Dinas
Pendidikan, 2007
N.K , Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008
Raya, Ahmad Thib, Menyelami Seluk- Beluk Ibadah dalam Islam Jakarta:
Prenada Media, 2003, hlm 138.
Rifa’i , Moh., Risalah Shalat Lengkap Semarang : PT : karya Toha Putra , 2009
Sanjaya, Ina, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Kencana Presada Group, 2010
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Bandung: PT.
Remaja Rsdakarya, 1995
Tahir, Moh., Cara Praktis Tuntunan Sholat Sukoharjo : Gelora Mitra Usaha, 2008
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
Jakarta: PT. Balai Pustaka , 2003
Ulwan, Abdullah Nasih, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam Semarang: Asy
Syifa, 1999
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER/MINGGU : II/13
TEMA : TANAH AIRKU
HARI, TANGGAL : SENIN, 18 APRIL 2011
WAKTU : 07.30 – 10.15
INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN ALAT/SUMBER
BELAJAR
PERKEMBANGAN
PENILAIAN KETERANGAN
- Melaksanakan tata
tertib yang ada di
sekolah
- Menirukan
pelaksanaan
kegiatan ibadah
secara sederhana( P)
- Berjalan maju pada
garis lurus, berjalan
diatas papan titian,
berjalan berjinjit.(F)
Upacara bendera (15 menit)
I. KEGIATAN AWAL (30
MENIT)
- Salam , berdo’a, ikrar
- Menghafalkan bacaan salat
secara berurutan.
- Mempraktekkan gerakan salat
sesuai dengan bacaannya.
- Pemberian tugas berjalan pada
garis lurus
Tiang bendera dan bendera
- Buku tuntunan salat
- Tali
-Farkhan
-Fajar
- Farkhan
- Fajar
- Akbar
-PERLU DIULANG
- Mengelompokkan
dengan berbagai
cara yang diketahui
anak, misalnya:
menurut warna,
ukuran,jenis,dan
lainlain.(K)
- Mengenal kasar-
halus, jauh- dekat,
banyak- sedikit,
sama tidak sama
.(K)
- Menggambar bebas
dengan berbagai
media ( pensil
warna, krayon,
arang, dll ).(S)
II. KEGIATAN INTI (60 MENIT)
- Pt.Mengelompokkan warna
bendera yang sama.
- Pt. Meraba benda yang kasar
dan halus
- Menggambar bebas dengan
krayon
- Bendera warna- warni
- buku, kapas, batu,
keramik,amplas, dll
-Krayon, buku gambar
-Rora
-Fajar
- Eka
- Farkhan
- Fajar
- Rora
- Linggar
- Fajar
TERLAKSANA
- Bertepuk tangan
dengan 2 pola (P )
III. ISTIRAHAT ( 30 MENIT )
- Mencucu tangan, berdoa
sebelum dan sesudah makan
- Bermain
IV. KEGIATAN AKHIR (30
MENIT)
- Tepuk angka
- Air, serbet, bekal
makan,alat permainan
didalam dan diluar kelas
- Tangan (Peraga langsung)
- Menyanyi lagu (S )
- Menyanyi lagu dari sabang
sampai merauke.
- Doa, salam , pulang.
- Buku lagu nasional
Mengetahui Ngrajek, 18 April 2011
Kepala RA Muslimat NU Ngrajek 2 Guru Kelas B
ZAZIROH . S.Pd. I ULFAH KUSNIAH
KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER/MINGGU : II/14
TEMA : TANAH AIRKU
HARI, TANGGAL : JUMAT, 29 APRIL 2011
WAKTU : 07.30-10.15
INDIKATOR KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBER
BELAJAR
PERKEMBANGAN
PENILAIAN KETERANGAN
Melaksanakan tata tertib yang
ada di sekolah
- PAI 6:
- Melakukan gerakan salat
wajib
-BAHASA 7:
- Menceritakan
pengalaman/kejadian
secara sedehana dengan
urut
- Baris berbaris (10 menit)
I. KEGIATAN AWAL (30
MENIT)
- Salam, Berdoa, ikrar.
- PL. Salat magrib dari
takbir sampai dengan
salam lengkap dengan
bacaannya,secara
berkelompok bergantian.
- Berbagi cerita tentang
kegiatan anak dari
bangun tidur sampai
masuk sekolah.
- Alat salat,karpet.
- buku panduan salat.
-Anak/siswa
- Farkhan
- Rora
- Akbar
- Eka
- Akbar
- Fajar
- ADA PENINGKATAN,
PERLU PERBAIKAN
- KOGNITIF 21:
- Mengerjakan maze (
mencari jejak) yang lebih
komplek 3-4 jalan.
- FM. 7 :
Mencocok bentuk
II. KEGIATAN INTI (60
MENIT)
- Mengerjakan maze “ Nita
mencari bendera yang
disimpannya”.
- Pt. Mencocok gambar
bentuk bendera dan
menempelnya dibuku
menempel.
- Buku kegiatan maze
- pensil
- Gambar bendera
- Pencocok
- Lem kertas
- Buku menempel
- Farkhan
- Linggar
- Fajar
- Rora
- Zadit
- Fajar
- TERLKSANA DENGAN
BAIK
III. ISTIRAHAT (30
MENIT)
- Cuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah
makan
- bermain
IV. KEGIATAN AKHIR (30
MENIT )
- Tepuk pola
- Menyanyi lagu “ bendera
merah putih”.
- pesan pesan
- berdoa, salam, dan pulang
- Air, serbet
- Bekal makanan
- Diri sendiri
Mengetahui Ngrajek, 29 April 2011
Kepala RA MUSLIMAT NU Ngajekk 2 Guru Kelas B
ZAZIROH. S.Pd. I ULFAH KUSNIAH
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER/MINGGU : II/15
TEMA : ALAM SEMESTA
HARI, TANGGAL : SENIN, 9 MEI 2011
WAKTU : 07.30-10.15
INDIKATOR KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/ SUMBER BELAJAR PERKEMBANGA
PENILAIAN KETERNAGAN
- Melaksanakan tata tertib
yang ada disekolah
- PAI 6 :
Melakukan gerakan salat
wajib
- PEMB. 19:
Berbicara sopan dan bermuka
manis
- Upacara bendera ( 15 menit )
I. KEGIATAN AWAL ( 30
MENIT )
- Berdoa, salam , dan ikrar
- PL. Salat subuh
berjama’ah. Menyerasikan
antara bacaan dengan
geakan salatnya.
- Bercakap-cakap tata cara
menghormati bapak dan
ibu
- Tiang bendera, bendera
- Buku panduan salat
- Siswa dan Guru
- Farkhan
- Fajar
- Linggar
- Kia
- Aldi
- SUDAH LEBIH BAIK
- KOGNITIF 4:
Membedakan macam-macam
suara.
- FM. 4:
Meniru melipat kertas
sederhana
- SENI 5 :
Mewarnai bentuk gambar
sederhana
II. KEGIATAN INTI ( 60
MENIT )
- Pt. Menirukan suara petir,
gunung meletus, suara
hujan, dll
- -Pt. Melipat membentuk
ikan
- -Pt. Mewarnai gambar
pelangi
- Diri sendiri
- Kertas lipat
- Gambar ikan
- Krayon
- Farkhan
- zadit
- Akbar
- Rora
- Fajar
- Linggar
- Rora
- Fajar
- TERLAKSANA
DENGAN BAIK
III. ISTIRAHAT (30 MENIT )
- Cuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah
makan
- Bermain
IV. KEGIATAN AKHIR ( 30
MENIT )
- Menyanyi lagu Alam
semesta, lagu pelangi-
pelangi,dll
- Pesan- pesan, berdoa,
salam, pulang.
- Air, serbet, bekal makan
- Siswa dan guru
- Buku lagu
Mengetahui Ngrajek, 9 Mei 2011
Kepala RA MUSLIMAT NU Ngrajek 2 Guru Kelas B
ZAZIROH. S. Pd. I ULFAH KUSNIAH
Gerakan Sujud Siklus I
Duduk Tasyahud Akhir Siklus I
Gerakan Sujud Siklus II
Duduk Tasyahud Akhir Siklus II
PRAKTEK SALAT SIKLUS I
Gerakan Berdiri Tegak dan Niat
Praktek Salat Gerakan Rukuk
PRAKTEK SALAT SIKLUS II
Gerakan Salat Berdiri Tegak
Gerakan Rukuk II
PRAKTEK SALAT SIKLUS III
Gerakan Sujud
Berdiri Tegak Pada Rakaat I
Gerakan Sujud Pada Siklus III
Gerakan Rukuk Pada Siklus III
top related