unpas bahasa indonesia umum

Post on 28-Nov-2014

1.831 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF

AI SOFIYANTI, DRA. M.PDAI SOFIYANTI, DRA. M.PDPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIAINDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDANUNIVERSITAS PASUNDAN20092009

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF ADALAH KALIMAT YANG SECARA TEPAT DAPAT MEWAKILI GAGASAN ATAU PERASAAN PEMBICARA ATAU PENULIS.

SANGGUP MENIMBULKAN GAGASAN YANG

SAMA TEPATNYA DALAM PIKIRAN PENDENGAR ATAU PEMBACA SEPERTI YANG DIPIKIRKAN OLEH PEMBICARA ATAU PENULIS.

KARAKTERISTIK KALIMAT EFEKTIF

MENGANDUNG KESATUAN GAGASAN

MEWUJUDKAN KOHERENSI YANG BAIK DAN KOMPAK

MEMPERHATIKAN PARALELISME DIWARNAI KEHEMATAN MEMPERGUNAKAN EYD

KALIMAT EFEKTIF MENGANDUNG KESATUAN GAGASAN

Untuk menjaga kesatuan gagasan, hendaknya kita camkan bahwa, setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok pikiran. Selanjutnya, penulis hendaklah memperhatikan hal-hal di bawah ini.

1. Subjek atau predikat kalimat eksplisit. Contoh: Tidak efektif: Di dalam keputusan itu adalah

kebijakan yang dapat menguntungkan umum. Efektif: Keputusan itu adalah kebijaksanaan

yang dapat menguntungkan umum.

2. Hubungan subjek-predikat erat kuat.

Contoh:

Kurang kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa di segala bidang, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara bergaul, dan sebagainya.

Kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa di segala lapangan, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil sampai ke masalah-masalah besar. Misalnya, pembangunan mulai dengan cara mengatur rumah tangga, cara bergaul, dan sebagainya.

3. Keterangan yang ditempatkan setepat-tepatnya, sehingga tidak mengganggu pemahaman.

a. Keterangan menjuling. Tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja

dinaikkan. (Apa yang diterangkan oleh kata baru dan saja, mahasiswa atau dinaikkan?)

Efektif: SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan

Tahun ini SPP mahasiswa,baru saja dinaikkan

b. Keterangan tak terkait.

Tidak efektif: Dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-hutangnya dapat dilunasi.

Eektif: Karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-hutangnya dapat dilunasi.

c. Keterangan salah letak.

Tidak efektif: Dalam keramaian serupa itu, mereka pun tidak mau kalah dengan yang muda-muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.

Efektif: Dalam keramaian serupa itu yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, mereka pun tidak mau kalah dengan yang muda-muda.

d. Keterangan yang tak idiomatis.

Tidak efektif: Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu bebas parkir.

(bebas parkir artinya dilarang parkir)

Efektif: Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu cuma-cuma.

e. Kalimat tak lengkap

Tidak efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya di pedesaan. Agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.

Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya di pedesaan, agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.

4. Kalimat efektif harus bersih dari kesalahan-kesalahan:

• kontaminasi (perancuan);• pleonasme (penambahan yang tak

perlu); • hiperkorek (mebetulkan yang sudah

betul, sehingga menjadi salah);

a. Kontaminasi (perancuan)

Tidak efektif: Di sekolah itu para mahasiswa diajarkan berbagai macam keterampilan.

Efektif: Di sekolah itu para mahasiswa diajari bermacam-macam keterampilan.

b. Pleonasme (Penambahan yang tak perlu)

Tidak efektif: Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah kerajaan, memerintah seorang ratu yang sangat arif bijaksana.

Efektif:Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah kerajaan, memerintah seorang ratu yang sangat arif.

Efektif:Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah kerajaan, memerintah seorang ratu yang sangat bijaksana.

c. Hiperkorek (membetulkan yang sudah betul sehingga salah)

Tidak efektif: Semua izazahnya dilaminasi supaya awet.

Efektif: Semua ijazahnya dilaminasi supaya awet.

5. Kalimat efektif mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.

Koherensi ialah pertautan antara unsur-unsur yang membangun kalimat dan alinea. Tiap kata dan frase dalam kalimat harus bertautan, berhubungan, atau berkaitan. Contohnya, untuk menjaga koherensi, maka kita harus kritis terhadap pemakaian kata ganti dan kata depan dalam kalimat.

Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat.

Contoh: Tidak efektif: Atas perhatianya,

saya ucapkan terima kasih.

Efektif: Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Kritis terhadap pemakaian kata depan dalam kalimat

Contoh: Tidak efektif: Di saat hujan turun,

kami semua sedang kuliah di kampus.

Efektif: Pada saat hujan turun, kami semua sedang kuliah di kampus.

6. Kalimat yang efektif diwarnai kehematan.

Contoh:

Boros kata: Bunga-bungan mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukai.

Hemat kata: Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukai.

CARA MENULIS DAFTAR CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKAPUSTAKA

AI SOFIYANTI, DRA. M.PDAI SOFIYANTI, DRA. M.PDPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASUNDANUNIVERSITAS PASUNDAN

20092009

1. Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka.

a. Nama penulis.b. Tahun penerbitan.c. Judul sumber.d. Kota tempat penerbit berada.e. Nama penerbit.

a. Nama Penulis. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu

nama belakang, kemudian nama depan (boleh disingkat), tanpa menuliskan gelar.

Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia.

Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi.

Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang dikenal di masyarakat, melainkan apakah nama belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu merupakan nama keluarga atau bukan.

Contoh penulisan nama penulis dalam daftar pustaka.

Abdul Hamid ditulis Hamid, Abdul. Tuti Herawati Mulyono ditulis

Herawati Mulyono, Tuti. Bonar Situmorang ditulis Situmorang,

Bonar. Jons Burns ditulis Burns, Jons.

b. Tahun penerbitan dalam daftar pustaka ditulis dalam kurung.

Contoh: Boediono. (1998). Dampak Krisis

Ekonomi terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.

c. Penulisan judul sumber tertulis dengan cara digarisbawahi, atau dicetak miring.

Contoh: Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi

terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.

Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.

2. Cara menulis daftar pustaka berdasarkan jenis sumber yang digunakan.

a. Sumbernya Jurnal Nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat),

tahun penerbit (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis diantara tanda petik) judul jurnal dengan digarisbawahi atau ditulis miring dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman pertama sampai nomor halaman terakhir.

Contoh:Barret-Lennard,G.T. (1983). “The Empathy Cycle: Refinement

of A Nuclear Concept”. Journal of Counseling Psychology. 28 (2), 91-100.

b. Sumbernya Buku

1) Jika buku ditulis seorang saja. Poole, M.E. (1976). Social and Language Utilization

at the Tertiary Level. Brisbane: University of Queensland.

2) Jika ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis.

Dunkin, M.J. dan Biddle,B.J. 91974). The Study of Teaching. New York: Holt Rinehart and Winston.

Lyon, B., Rowen,H.H. and MOmerow, T.S. (1969). A History of the Western World. Chicago: Rand

McNally.

3) Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al (dicetak miring atau digarisbawahi)

Contoh:

Ghiseli, E. et.al. (1981). Measurement Theory for The Behavioral Sciences.

San Francisco: W.H. Freeman and Co.

4) Jika penulis sebagai penyunting.

Philip,H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Camberra: Australian National Commission.

5) Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang.

Contoh: Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam

Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam YP2LPM. (1984). Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang:YP2LPM.

6) Jika buku itu berupa edisi.

Gabriel,J. (1970). Children Growing Up: Bevelopment of Children Personality

(third ed.). London: University of London Press.

c. Sumbernya di Luar Journal dan Buku

1) Berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Contoh: Soeleman,M.I. (1985). Suatu Upaya

Fenomenologis terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

2) Berupa publikasi departemen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.

3) Berupa Dokumen

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.

4) Berupa Makalah

Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI. Denpasar.

5) Berupa Surat Kabar

Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kulaitatif”. Pikiran Rakyat

(8 September 1986).

d. Kalau Sumbernya dari Internet

1) Bila karya perorangan.

Cara penulisannya:

Pengarang/penyunting. (tahun). Judul (edisi).

(jenis medium) tersedia: alamat di internet. (tanggal diakses).

Contoh:

Thomson,A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online). Tersedia. http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.hotml. (30 Maret 2000).

2) Bila artikel dalam majalah.

• Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul.

Nama Majalah. (jenis media). Volume, jumlah halaman. Tersedia: Alamat di internet (tanggal diakses).

Contoh:Goodstein,C. (1991, September). Healers from the

deep. American Health (CD-ROM), 60-64.Tersedia:1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A (13 Juni 1995).

3) Bila Artikel di Surat Kabar • Cara penulisannya:

Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar (Jenis medium). Jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet

(tanggal diakses).

Contoh:

Cipto (2000,27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat (Online), halaman 8. Tersedia:http//www(pikiran-rakyat.com. (9 Maret 2000).

4) Bila pesan dari E-mail

• Cara penulisannya:

Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan. E-mail kepada penerima (alamat e-mail penerima).

Contoh:

Musthafa, Bachrudin (Musthafa@indo.net.id). (2000,25 April). Bab V Laporan Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@indo.net.id).

MENULIS PARAGRAFMENULIS PARAGRAF

AI SOFIYANTI, DRA. M.PDAI SOFIYANTI, DRA. M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDANUNIVERSITAS PASUNDAN

20092009

Pengertian Paragraf

• Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, gagasan, atau ide yang terdiri dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan tertentu.

Syarat-syarat Alinea Efektif• Kesatuan. Semua kalimat yang membentuk

aline secara bersama-sama menyatakan satu hal tertentu.

• Koherensi. Kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea tersebut.

• Perkembangan alinea. Penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina alinea itu.

Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya

• Paragraf Pembuka. Paragraf ini ada pada awal tulisan. Bertujuan menghantarkan pokok

pikiran, bersifat menarik perhatian pembaca.

• Paragraf Penghubung. Semua paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dengan

paragraf penutup. Paragraf penghubung harus disusun secara logis, sehingga pembaca dapat memahami isi tulisan.

• Paragraf Penutup. Paragraf yang ditulis dengan tujuan untuk menutup tulisan, yang

menandakan bahwa tulisan itu sudah selesai.

Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Intinya

• Paragraf Deduktif

• Paragraf Induktif

• Paragraf Deduktif-Induktif (campuran)

• Paragraf Deskripsi atau Naratif

1. Paragraf Deduktif

• Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf. Terletak di awal paragraf tidak mengandung arti bahwa kalimat itu selalu merupakan kalimat pertama, bergantung pada banyak sedikitnya kalimat pada paragraf tersebut. Jadi ada kalanya kalimat inti itu ada pada kalimat pertama, kedua, atau ketiga.

Contoh Paragraf Deduktif• Tempat tinggal perlu memenuhi syarat

kesehatan, ketenangan, dan penerangan. Dari segi kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembab dan bau busuk. Harus terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan udara bersih di luar. Dari segi ketenangan, tempat tinggal harus bebas dari keramaian, sebab tempat tinggal yang ramai akan mengacaukan konsentrasi. Dari segi penerangan, tempat tinggal harus cukup terang agar tidak melelahkan mata dan otak.

2. Paragraf Induktif

• Paragraf induktif merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf

Contoh Paragraf Induktif

• Tidak ada alat yang lebih baik daripada bahasa untuk mengungkapkan jiwa seseorang. Oleh sebab itu, kecuali harus memperhatikan isi, alur susunan cerita, sudut pandang, bahasa sebagai alat pengungkapannya harus diperhatikan juga. Digunakan bahasa efektif memungkinkan komunikasi penulis dan pembaca berjalan lancar. Memang, bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif.

3. Paragraf Deduktif-Induktif• Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang gagasan

utamanya terdapat di awal dan akhir paragraf. Contoh: Salah satu soal sulit yang harus dipecahkan di

tempat-tempat yang padat penduduknya ialah masalah air dan udara. Kemanakah sampah-sampah harus dibuang? Ditumpuk di pekarangan, bau busuk akan memenuhi udara. Diauang ke sungai, air menjadi kotor. Di mana-mana di seluruh dunia terdengar peringatan akan bahaya pengotoran air dan udara. Memang, masalah air dan udara merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan.

4. Paragraf Deskriptif atau Naratif

• Paragraf deskriptif atau naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada seluruh kalimat yang ada pada paragraf tersebut. Pada paragraf jenis ini, tidak terdapat kalimat khusus yang menjadi kalimat topik, akan tetapi semua kalimat dalam paragraf ini mempunyai kedudukan yang sama pentingnya.

Contoh Paragraf Deskriptif atau Naratif

• Pada hari itu aku duduk di bangku yang berada di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin pegunungan membuai wajah, membawa bau harum bunga. Kuhirup udara sepuas-puasku. Nyaman rasa badan, dan hilanglah lelah berjalan sehari suntuk kemarin.

Kegunaan Paragraf

• Memudahkan pembaca untuk memahami pokok-pokok pikiran yang terdapat pada sebuah karangan atau tulisan.

• Memberikan kesempatan kepada pembaca untuk memperhatikan isi tiap gagasan dengan melakukan penghentian lebih lama secara optimal, sehingga konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

Pola Pengembangan Paragraf

• Menempuh jalan pikiran deduktif;• Menempuh jalan pikiran induktif;• Menempuh jalan pikiran deduktif-induktif;• Mengemukakan deskripsi-narasi;• Menurut urutan kejadian;• Merangkaikan sebab-akibat;• Mengemukakan perbandingan atau analogi;• Mengajukan pertentangan.

MENULIS TEMA, TOPIK, DAN MENULIS TEMA, TOPIK, DAN KERANGKA KARANGANKERANGKA KARANGAN

AI SOFIYANTI, DRA. M.PDAI SOFIYANTI, DRA. M.PDPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASUNDANUNIVERSITAS PASUNDAN

20092009

TEMA

• Tema adalah suatu amanat utama yang akan disampaikan penulis memalui tulisannya. Tema tulisan dapat diartikan pula sebagai suatu perumusan topik yang akan dicapai melalui topik tadi

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Topik Tulisan

• menarik perhatian penulis sendiri;

• dikuasai oleh penulis;

• jangan terlalu teknis, terlalu kontroversial; dan

• terbatas pada topik tertentu.

Syarat-syarat Tema Tulisan yang Baik

• kejelasan;

• kesatuan;

• perkembangan;

• keaslian;

• judul cocok.

top related