universitas narotama surabaya 2010
Post on 12-Jan-2016
99 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2010
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian
SPT Masa PPN
1
1. Memberikan kemudahan, kepastian hukum dan meningkatkan pelayanan kepada PKP dalam melaporkan kegiatan serta mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM
2. Melaksanakan Pasal 14 PMK-181/PMK.03/2007 stdd PMK-152/PMK.03/2010
3. Mengakomodir perubahan ketentuan dalam UU KUP dan UU PPN
4. Mendorong WP untuk melaporkan SPT dalam bentuk elektronik
Policy Statement
2
1. SPT Masa PPN Formulir 1107 belum mengakomodir perubahan UU, namun tetap berlaku s.d. Masa Desember 2010, dengan beberapa penyesuaian, dengan pertimbangan:a. Kesiapan aplikasi e-SPT;b. Pengadaan dan pendistribusian formulir dan aplikasi e-SPT.
2. Mengurangi jenis SPT Masa PPN yang berlaku (Formulir 1111 merupakan pengganti dari Formulir 1107 dan Formulir 1108)
3. Format scanning. Bentuk SPT Masa PPN disesuaikan dengan format scanning oleh PPDDP, sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format scanning dan format non scanning.
4. Memberikan kemudahan bagi PKP dan mengurangi beban administrasi DJP.
5. Memaksimalkan space dalam formulir SPT Masa PPN.
Latar Belakang
3
Dasar Hukum
4
• Pasal 3 ayat (6) UU No 6 Tahun 1983 stdtd UU No 16 Tahun 2009 (UU KUP)
• UU No 18 Tahun 2000 stdtd UU No 42 Tahun 2009 (UU PPN dan PPnBM)
• PMK 181/PMK.03/2007 stdd 152/PMK.03/2009
• Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010
Fungsi SPT Masa PPN
5
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. pengkreditan PM terhadap PK; dan
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT
6
Mengisi SPT adalah mengisi formulir SPT, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan
jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
A1A2
A3B3
B4
B2B1
1195
KEP-12/PJ./1995
B
A
1107PER-146/PJ./2006 stdtd PER-14/PJ./2010
PERUBAHAN SPT MASA PPN
7
1111
PER-44/PJ./2010
AB
A1
A2 B3
B1
B2
1108
PER-29/PJ./2008 stdd PER-15/PJ/2010
Perubahan Formulir SPT
Induk
1107/1108
Lampiran A
1. Ekspor
2. Dalam Negeri
3. Rincian Penyerahan
Lampiran B1. Impor
2. Dalam Negeri
3. Norma4. PM Lainnya (Kompensasi)
5. Uncreditable
1111
Induk
1111 DM
Induk
Form A1
Form B1
Form B3
Form AB
Form A2 Form A DM
Form B2 Form R DM
8
SPT MASA PPN – FORMULIR 1111
Lampiran1111 AB
Lampiran1111 AB
Pajak Keluaran dan PPn BM
Pajak Keluaran dan PPn BM
Lampiran SPT tidak perlu disampaikan dalam hal tidak ada data yang dilaporkan
Pajak Masukan dan PPn BM
Pajak Masukan dan PPn BM
1111 A1 1111 A1 1111 B3 1111 B3
1111 A2 1111 A2 1111 B21111 B2
1111 B1 1111 B1
INDUK SPT INDUK SPT
SPT dianggap lengkap
9
1. e-SPT adalah aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh DJP.
2. Data elektronik adalah data SPT Masa PPN yang dihasilkan dari e-SPT.
3. Media elektronik adalah sarana penyimpanan data elektronik yang dapat digunakan untuk memindahkan data dari suatu komputer ke komputer lainnya, antara lain flash disk dan Compact Disc (CD).
4. Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Dirjen Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT Masa PPN secara elektronik ke DJP.
5. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara on-line yang real time melalui laman DJP (www.pajak.go.id) atau ASP.
DEFINISI
10
PENGADAAN SPT MASA PPNFORMULIR KERTAS & APLIKASI e-SPT
11
• Diambil sendiri di KPP/KP2KP∆
• Diperbanyak sendiri oleh PKP∆
• Diunduh di http://www.pajak.go.id∆
• Disediakan oleh ASP (hanya form kertas)∆
Panduan Pengisian SPT (Form Kertas)
12
Format dan ukuran Formulir harus sama dengan yang disediakan oleh
DJP
Pencetakan formulir SPT :
a. Menggunakan kertas Folio/F4 (min 70 gr)
b. Print setting: 8,5 x 13 inci (baca: readme.pdf)
c. Tidak menggunakan printer dotmatrix
Form dari file PDF dicetak lalu diisi dengan ditulis tangan (huruf balok)
atau diketik.
Pengisian data:
a. tidak boleh melebihi baris/kolom dan ditulis dalam satu baris
b.NPWP, Kode FP/Nota Retur harus ditulis lengkap (Khusus NPWP dapat tidak menggunakan tanda baca).
c. Rupiah dihitung dalam satuan penuh (dibulatkan ke bawah), dan dalam hal NIHIL ditulis 0 (Nol).
Pengisian SPT dimulai dari Lampiran (Formulir 1111 A1, A2, B1, B2, B3, dan AB) kemudian dipindahkan ke Induk
1. Sebelum disampaikan, SPT wajib ditandatangani, diberi nama jelas, jabatan & cap perusahaan
2. SPT Masa PPN dibuat rangkap dua, untuk KPP & PKP
Panduan Pengisian SPT (e-SPT)
13
Akan dijelaskan dalam sesi berikutnya
PKP yang:a. melaporkan PEB, Pemberitahuan Ekspor JKP//BKP TB;b. menerbitkan FP selain yang digunggung, dan/atau menerima Nota
Retur/Nota Pembatalan;c. melaporkan PIB dan/atau SSP atas Pemanfaatan BKP TB/JKP dari LDP;d. menerima FP yang dapat dikreditkan dan/atau menerbitkan Nota Retur/Nota
Pembatalan; ataue. menerima FP yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas dan/atau
menerbitkan Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian BKP/pembatalan JKP yang PMnya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,
KRITERIA
dengan jumlah:
< 25 dokumen dalam 1 Masa
Pajak
dapat menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas maupun data elektronik
> 25 dokumen dalam 1 Masa
Pajak
wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik
14
PKP yang sudah menyampaikan SPT dalam bentuk data elektronik tidak dapat kembali ke bentuk kertas.
PKP yang sudah menyampaikan SPT dalam bentuk data elektronik tidak dapat kembali ke bentuk kertas.
Bentuk SPTSecara manual
(Media Elektronik)
Disampaikan
Secara elektronik (e-Filing)
Sistem online yang realtime melalui
website DJPPerusahaan ASP
KPP/KP2KPPos/ekspedisi/kurir
Disampaikan secara manual
15
CD
Data elektronik(e-SPT)
Formulir kertas (hard copy)
SPT Lengkap yang disampaikan secara langsung atau melalui Pos/ekspedisi/kurir diberikan tanda terima SPT (BPS) oleh KPP/KP2KP setelah dilakukan proses penelitian.
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT dan Lampiran SPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal SPT Tidak Lengkap Ditolak
SPT Masa PPN (bentuk kertas)
16
Tata Cara Penerimaan SPT
SPT Masa PPN (Media Elektronik)
SPT Lengkap yang disampaikan secara langsung atau melalui Pos/ekspedisi/kurir diberikan tanda terima SPT (BPS) oleh KPP setelah dilakukan penelitian serta pengujian data dan dilakukan proses loading di TPT.
Pengujian data adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kebenaran pengisian data elektronik Induk SPT dan Lampiran SPT.
Dalam hal SPT Tidak Lengkap Ditolak
17
Tata Cara Penerimaan SPT
SPT Masa PPN (e-filing)
SPT Lengkap yang disampaikan secara elektronik (e-filing) melalui ASP kepada DJP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik.
Bukti Penerimaan Elektronik berisi informasi yang meliputi Nama, NPWP, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA) serta nama Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang tertera pada hasil cetakan SPT Induk.
18
Tata Cara Penerimaan SPT
SPT Dianggap Tidak Disampaikan
19
SPT dianggap
tidak disampaikan
SPT tidak lengkap
SANKSI
SPT disampaikan dalam bentuk formulir kertas,
sedangkan sebelumnya PKP telah menyampaikan SPT
dalam bentuk data elektronik
SPT tidak ditandatangani
SPT disampaikan tidak dalam bentuk data
elektronik, sedangkan PKP melaporkan >25 dokumen dalam Formulir A1, A2, B1,
B2, atau B3
Tata cara penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPN diatur dengan Perdirjen tersendiri.
20
Tata Cara Penerimaan SPT
PENGGUNAAN FORMULIR SPT MASA PPN PEMBETULAN
21
Pembetulan sebelum Masa Pajak Januari 2011:
• Menggunakan formulir lama sesuai SPT yang dibetulkan
• Sesuai ketentuan
Pembetulan mulai Masa Pajak Januari 2011:• Data elektronik Induk + semua Lampiran SPT
1111• Form kertas induk + Lampiran SPT 1111 yang
dibetulkan
POKOK PERUBAHAN SPT MASA PPN 1111
22
POKOK PERUBAHAN
23
1107
-
Kolom pengembalian pendahuluan hanya tertulis untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP)
Pengembalian pendahuluan:
Wajib melampirkan SK PKP Berisiko Rendah atau Surat Pernyataan memenuhi Pasal 17 D UU KUP.
1111
Dalam Form A1 ditambah kolom keterangan untuk diisi “BKP”, “BKP TB”, atau “JKP”
Kolom pengembalian pendahuluan untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP), PKP Pasal 17D KUP, dan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 (4c) PPN)
Pengembalian pendahuluan:
Dapat melampirkan SK PKP Berisiko Rendah, SK WP Patuh, atau Surat Pernyataan memenuhi Ps 17D KUP.
POKOK PERUBAHAN
24
1107
Kolom FP sederhana:
1. FP tanpa identitas pembeli;
2. FP kepada turis asing
Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dilaporkan dalam kolom FP sederhana dan harus dilampirkan rinciannya
Dalam form B (Impor), diisi dengan nomor PIB, tanggal PIB, dan tanggal SSP.
1111
Kolom FP yang digunggung:
FP tanpa identitas pembeli, nama dan tanda tangan penjual (oleh PKP pedagang eceran).
Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dirinci dalam Formulir 1111 A2 dan tidak perlu dibuat rincian
Dalam form B1 (Impor), diisi dengan nomor PIB dan tanggal SSP.
POKOK PERUBAHAN
25
1107
-
Nomor FP yang diretur tidak diisi
1111
FP yang PPN-nya hanya dikreditkan sebagian (PMK 78/PMK.03/2010), dilaporkan di Formulir B2 dan B3.
Nomor FP yang diretur diisi di kolom terakhir
Menampung pelaporan SSP atas pembayaran kembali PM oleh PKP Gagal Berproduksi
POKOK PERUBAHAN
26
Hal Penting Terkait Restitusi
• Atas PPN Lebih Bayar diajukan kompensasi• Restitusi dapat diajukan pada akhir tahun buku• Restitusi pada setiap Masa Pajak hanya dapat diajukan
oleh PKP tertentu (Ps 9 (4b) UU PPN), yaitu PKP yang melakukan ekspor, penyerahan kepada Pemungut PPN, atau penyerahan yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut.
• Restitusi kepada PKP berisiko rendah, dilakukan dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
GAMBARAN FORMULIR SPT MASA PPN 1111
27
Formulir 1111 A1
• Berisi daftar ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
28
29
Diisi dengan keterangan “BKP”, “BKP TB”, atau “JKP”.
A1
Jumlah ini dipindah ke Formulir AB
Untuk ekspor BKP TB dan JKP, diisi dengan kode EBKP dan EJKP
Formulir 1111 A2
• Berisi daftar Pajak Keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak.
• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan penyerahan dalam negeri yang menggunakan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterima oleh PKP.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
30
31
• Dalam hal penyerahan kpd turis asing (Pasal 16E UU PPN), diisi dengan nomor paspor.
• Dalam hal FP tanpa identitas pembeli, diisi dengan angka 0 sebanyak 15 digit.
A2
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
Jumlah ini dipindah ke Formulir AB
Formulir 1111 B1
• Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas impor BKP dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
32
33
Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor
B1
Jumlah ini dipindah ke Formulir AB
Formulir 1111 B2
• Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas perolehan BKP dan/atau JKP Dalam Negeri.
• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterima oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.
34
35
B2
Jumlah ini dipindah ke Formulir AB
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
Formulir 1111 B3
• Berisi daftar Pajak Masukan atas perolehan dalam negeri, impor, dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar daerah pabean, yang tidak dapat dikreditkan atau yang mendapat fasilitas.
• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP, yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.
36
37
Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor. Apabila tidak ada SSP, diisi dengan tanggal PIB
B3
Jumlah ini dipindah ke Formulir AB
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
Formulir 1111 AB
• Berisi rekapitulasi penyerahan dan perolehan yang merupakan pindahan dari formulir 1111 A1 sampai dengan formulir 1111 B3 yang telah diisi sebelumnya, serta penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
• Bagi PKP pedagang eceran, Formulir ini juga berisi nilai total DPP, PPN, dan PPnBM dari seluruh Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
38
39
Diisi dengan Faktur Pajak yang tidak diisi
dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan
penjual
AB
40
Diisi dengan hasil penghitungan kembali PM
sesuai PMK 78/PMK.03/2010
AB
Induk SPT Masa PPN (Formulir 1111)
• Berisi jumlah penyerahan barang dan jasa dan penghitungan PPN dan PPnBM Kurang Bayar atau Lebih Bayar.
• Formulir ini juga berisi jumlah PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri dan pembayaran kembali Pajak Masukan bagi PKP Gagal Berproduksi.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT secara manual, Formulir ini harus diisi dan disampaikan dalam bentuk formulir kertas.
• Bagi PKP yang menyampaikan SPT secara elektronik (e-filing), Formulir ini tidak perlu disampaikan dalam bentuk formulir kertas.
• Dalam hal SPT dilaporkan NIHIL karena PKP tidak melakukan kegiatan penyerahan dan perolehan, Formulir ini tetap dibuat dan diisi dengan angka 0 (Nol).
41
Untuk SPT yg disampaikan dalam bentuk formulir
kertas, kolom ini diisi oleh petugas di KPP/KP2KP,
jumlah lembar SPT (Induk + Lampiran)
Diisi dengan tahun buku yang digunakan oleh PKP.
Dalam hal PKP tidak menggunakan pembukuan,
maka diisi dengan tahun kalender (01 s.d 12)
Diisi dengan kode KLU sesuai dengan
kegiatan usaha sebenarnya (dapat
berbeda dengan KLU saat pendaftaran)
42
Induk
43
Induk
PKP yang tidak memenuhi Pasal 9 (4b) UU PPN hanya dapat mengajukan restitusi pada akhir tahun buku
17C KUP WP Patuh17D KUP PKP dg jumlah penyerahan max Rp 400jt & LB max Rp 28jt9 (4c) PPN PKP Berisiko Rendah
44
IndukUntuk melaporkan
pembayaran kembali PM oleh PKP Gagal Berproduksi
Dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam Lampiran, maka kolom ini tidak perlu diisi dan Lampiran yang bersangkutan tidak perlu dilampirkan
CONTOH
SPT MASA PPN PEMBETULAN
45
SPT Masa PPN KB dibetulkan menjadi KB lebih kecil.
1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 KB Rp1.100.000,00.
2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp1.000.000,00.
3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp100.000,00 dapat:
a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011;
b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau
c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 1.000.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 1.100.000 (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. (100.000)
46
SPT Masa PPN KB dibetulkan menjadi LB.
1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 KB Rp1.000.000,00.
2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi LB Rp500.000,00.
3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp1.500.000,00 dapat:
a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011;
b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau
c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (500.000)
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 1.000.000 (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. (1.500.000)
47
SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (1)
1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp200.000,00.
2. SPT Masa PPN Februari 2011 LB Rp300.000,00 dan telah dikompensasikan ke Maret 2011
3. SPT Masa PPN Maret 2011 LB Rp250.000,00 dan telah dikompensasikan ke April 2011
4. SPT Masa PPN April 2011 KB Rp100.000,00
5. SPT Masa PPN Mei 2011 KB Rp225.000,00
6. Juni 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi LB Rp150.000,00.
7. Untuk kasus ini, PKP punya 2 pilihan, yaitu:
a. Menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp50.000,00; atau
b. Mengkompensasi PPN pada butir II.D sebesar Rp150.000,00 ke Masa PajakFebruari 2011.
Pilihan pertama
48
Next
SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (2)
1) Pilihan pertama:
a. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
b. PKP cukup membetulkan SPT Januari 2011 dan menyetor PPN pada butir II F sebesar Rp50.000,00
c. PKP dikenai sanksi administrasi sesuai ketentuan perundangan perpajakan
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (150.000)
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (200.000) (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 50.000
49
Pilihan kedua
Next
SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (3)
2) Pilihan kedua:
a. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
b. PKP membetulkan SPT Januari 2011 dan mengkompensasi PPN pada butir II.D sebesar Rp150.000,00 ke Februari 2011
c. Butir II.E dan II.F pada SPT Masa PPN Pembetulan tidak diisi.
d. Membetulkan SPT Februari, Maret, dan April 2011
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (150.000)
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp.
50
SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi Nihil.1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp1.000.000,00.
2. 1 April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi Nihil.
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan:
3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :
4. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp1.000.000,00 dan dikenai sanksi
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan:
5. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :
6. Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari.
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 0
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (1.000.000) (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.000.000
51
SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi KB.1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp1.000.000,00.
2. 1 April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp250.000,00.
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan:
3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :
4. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp1.250.000,00 dan dikenai sanksi
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan:
5. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :
6. Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari.
7. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp250.000,00 dan dikenai sanksi
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 250.000
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (1.000.000) (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.250.000
52
SPT Masa PPN Nihil dibetulkan menjadi KB.
1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 Nihil.
2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp750.000,00.
3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
4. PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp750.000,00
5. PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 750.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 750.000
53
SPT Masa PPN LB dikompensasi dibetulkan menjadi LB direstitusi.
1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp5.000.000,00 (PK: Rp3.000.000,00 dan PM: Rp8.000.000,00). LB tersebut dikompensasikan ke Februari 2011.
2. SPT Masa PPN Februari 2011 LB Rp3.000.000,00 (PK: Rp6.000.000,00 dan PM: Rp9.000.000,00). PM tersebut sudah termasuk kompensasi dari Masa Januari Rp 5.000.000,00.
3. Maret 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011, LB yang sudah dikompensasi diminta untuk direstitusi.
4. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 dan Februari adalah sebagai berikut:
5. PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp5.000.000,00
6. PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT Masa PPN Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)
Pembetulan Masa Januari
Butir II.A – PK Rp. 3.000.000
Butir II.C - PM Rp. 8.000.000
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (5.000.000)Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (5.000.000) (-)Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 0
Pembetulan Masa Februari
Butir II.A – PK Rp. 6.000.000
Butir II.C - PM Rp. 4.000.000
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 2.000.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (3.000.000) (-)
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 5.000.000
54
• Pembetulan SPT Masa PPN jika PKP tersebut wajib PPnBM, maka pada prinsipnya sama dengan contoh soal penghitungan PPN.
• PKP yang mengekspor BKP Mewah dapat meminta kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP Mewah tersebut.
• Retur penjualan mengurangi jumlah PPnBM yang telah dipungut oleh PKP Penjual Wajib PPnBM.
• Dalam hal PKP yang menghasilkan BKP Mewah, mengalami lebih bayar PPnBM karena adanya retur penjualan BKP Mewah atau pembetulan yang diakibatkan oleh kesalahan penerapan tarif atau kesalahan hitung, maka PPnBM yang lebih dibayar tersebut dilaporkan pada Masa Pajak berikutnya pada Formulir 1111 butir V.B PPnBM Disetor Dimuka Dalam Masa Pajak Yang Sama.
PPn BM
55
- END OF SLIDES -
TERIMA KASIHSEKIAN
56
TERIMA KASIH
57
top related