universitas narotama surabaya 2010

Post on 12-Jan-2016

99 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER- 4 4/PJ/2010 tentang Bentuk , Isi , dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian SPT Masa PPN. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010. Policy Statement. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2010

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian

SPT Masa PPN

1

1. Memberikan kemudahan, kepastian hukum dan meningkatkan pelayanan kepada PKP dalam melaporkan kegiatan serta mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM

2. Melaksanakan Pasal 14 PMK-181/PMK.03/2007 stdd PMK-152/PMK.03/2010

3. Mengakomodir perubahan ketentuan dalam UU KUP dan UU PPN

4. Mendorong WP untuk melaporkan SPT dalam bentuk elektronik

Policy Statement

2

1. SPT Masa PPN Formulir 1107 belum mengakomodir perubahan UU, namun tetap berlaku s.d. Masa Desember 2010, dengan beberapa penyesuaian, dengan pertimbangan:a. Kesiapan aplikasi e-SPT;b. Pengadaan dan pendistribusian formulir dan aplikasi e-SPT.

2. Mengurangi jenis SPT Masa PPN yang berlaku (Formulir 1111 merupakan pengganti dari Formulir 1107 dan Formulir 1108)

3. Format scanning. Bentuk SPT Masa PPN disesuaikan dengan format scanning oleh PPDDP, sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format scanning dan format non scanning.

4. Memberikan kemudahan bagi PKP dan mengurangi beban administrasi DJP.

5. Memaksimalkan space dalam formulir SPT Masa PPN.

Latar Belakang

3

Dasar Hukum

4

• Pasal 3 ayat (6) UU No 6 Tahun 1983 stdtd UU No 16 Tahun 2009 (UU KUP)

• UU No 18 Tahun 2000 stdtd UU No 42 Tahun 2009 (UU PPN dan PPnBM)

• PMK 181/PMK.03/2007 stdd 152/PMK.03/2009

• Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010

Fungsi SPT Masa PPN

5

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

a. pengkreditan PM terhadap PK; dan

b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

SPT

6

Mengisi SPT adalah mengisi formulir SPT, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan

jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.

A1A2

A3B3

B4

B2B1

1195

KEP-12/PJ./1995

B

A

1107PER-146/PJ./2006 stdtd PER-14/PJ./2010

PERUBAHAN SPT MASA PPN

7

1111

PER-44/PJ./2010

AB

A1

A2 B3

B1

B2

1108

PER-29/PJ./2008 stdd PER-15/PJ/2010

Perubahan Formulir SPT

Induk

1107/1108

Lampiran A

1. Ekspor

2. Dalam Negeri

3. Rincian Penyerahan

Lampiran B1. Impor

2. Dalam Negeri

3. Norma4. PM Lainnya (Kompensasi)

5. Uncreditable

1111

Induk

1111 DM

Induk

Form A1

Form B1

Form B3

Form AB

Form A2 Form A DM

Form B2 Form R DM

8

SPT MASA PPN – FORMULIR 1111

Lampiran1111 AB

Lampiran1111 AB

Pajak Keluaran dan PPn BM

Pajak Keluaran dan PPn BM

Lampiran SPT tidak perlu disampaikan dalam hal tidak ada data yang dilaporkan

Pajak Masukan dan PPn BM

Pajak Masukan dan PPn BM

1111 A1 1111 A1 1111 B3 1111 B3

1111 A2 1111 A2 1111 B21111 B2

1111 B1 1111 B1

INDUK SPT INDUK SPT

SPT dianggap lengkap

9

1. e-SPT adalah aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh DJP.

2. Data elektronik adalah data SPT Masa PPN yang dihasilkan dari e-SPT.

3. Media elektronik adalah sarana penyimpanan data elektronik yang dapat digunakan untuk memindahkan data dari suatu komputer ke komputer lainnya, antara lain flash disk dan Compact Disc (CD).

4. Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Dirjen Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT Masa PPN secara elektronik ke DJP.

5. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara on-line yang real time melalui laman DJP (www.pajak.go.id) atau ASP.

DEFINISI

10

PENGADAAN SPT MASA PPNFORMULIR KERTAS & APLIKASI e-SPT

11

• Diambil sendiri di KPP/KP2KP∆

• Diperbanyak sendiri oleh PKP∆

• Diunduh di http://www.pajak.go.id∆

• Disediakan oleh ASP (hanya form kertas)∆

Panduan Pengisian SPT (Form Kertas)

12

Format dan ukuran Formulir harus sama dengan yang disediakan oleh

DJP

Pencetakan formulir SPT :

a. Menggunakan kertas Folio/F4 (min 70 gr)

b. Print setting: 8,5 x 13 inci (baca: readme.pdf)

c. Tidak menggunakan printer dotmatrix

Form dari file PDF dicetak lalu diisi dengan ditulis tangan (huruf balok)

atau diketik.

Pengisian data:

a. tidak boleh melebihi baris/kolom dan ditulis dalam satu baris

b.NPWP, Kode FP/Nota Retur harus ditulis lengkap (Khusus NPWP dapat tidak menggunakan tanda baca).

c. Rupiah dihitung dalam satuan penuh (dibulatkan ke bawah), dan dalam hal NIHIL ditulis 0 (Nol).

Pengisian SPT dimulai dari Lampiran (Formulir 1111 A1, A2, B1, B2, B3, dan AB) kemudian dipindahkan ke Induk

1. Sebelum disampaikan, SPT wajib ditandatangani, diberi nama jelas, jabatan & cap perusahaan

2. SPT Masa PPN dibuat rangkap dua, untuk KPP & PKP

Panduan Pengisian SPT (e-SPT)

13

Akan dijelaskan dalam sesi berikutnya

PKP yang:a. melaporkan PEB, Pemberitahuan Ekspor JKP//BKP TB;b. menerbitkan FP selain yang digunggung, dan/atau menerima Nota

Retur/Nota Pembatalan;c. melaporkan PIB dan/atau SSP atas Pemanfaatan BKP TB/JKP dari LDP;d. menerima FP yang dapat dikreditkan dan/atau menerbitkan Nota Retur/Nota

Pembatalan; ataue. menerima FP yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas dan/atau

menerbitkan Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian BKP/pembatalan JKP yang PMnya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,

KRITERIA

dengan jumlah:

< 25 dokumen dalam 1 Masa

Pajak

dapat menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas maupun data elektronik

> 25 dokumen dalam 1 Masa

Pajak

wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik

14

PKP yang sudah menyampaikan SPT dalam bentuk data elektronik tidak dapat kembali ke bentuk kertas.

PKP yang sudah menyampaikan SPT dalam bentuk data elektronik tidak dapat kembali ke bentuk kertas.

Bentuk SPTSecara manual

(Media Elektronik)

Disampaikan

Secara elektronik (e-Filing)

Sistem online yang realtime melalui

website DJPPerusahaan ASP

KPP/KP2KPPos/ekspedisi/kurir

Disampaikan secara manual

15

CD

Data elektronik(e-SPT)

Formulir kertas (hard copy)

SPT Lengkap yang disampaikan secara langsung atau melalui Pos/ekspedisi/kurir diberikan tanda terima SPT (BPS) oleh KPP/KP2KP setelah dilakukan proses penelitian.

Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT dan Lampiran SPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal SPT Tidak Lengkap Ditolak

SPT Masa PPN (bentuk kertas)

16

Tata Cara Penerimaan SPT

SPT Masa PPN (Media Elektronik)

SPT Lengkap yang disampaikan secara langsung atau melalui Pos/ekspedisi/kurir diberikan tanda terima SPT (BPS) oleh KPP setelah dilakukan penelitian serta pengujian data dan dilakukan proses loading di TPT.

Pengujian data adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kebenaran pengisian data elektronik Induk SPT dan Lampiran SPT.

Dalam hal SPT Tidak Lengkap Ditolak

17

Tata Cara Penerimaan SPT

SPT Masa PPN (e-filing)

SPT Lengkap yang disampaikan secara elektronik (e-filing) melalui ASP kepada DJP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik.

Bukti Penerimaan Elektronik berisi informasi yang meliputi Nama, NPWP, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA) serta nama Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang tertera pada hasil cetakan SPT Induk.

18

Tata Cara Penerimaan SPT

SPT Dianggap Tidak Disampaikan

19

SPT dianggap

tidak disampaikan

SPT tidak lengkap

SANKSI

SPT disampaikan dalam bentuk formulir kertas,

sedangkan sebelumnya PKP telah menyampaikan SPT

dalam bentuk data elektronik

SPT tidak ditandatangani

SPT disampaikan tidak dalam bentuk data

elektronik, sedangkan PKP melaporkan >25 dokumen dalam Formulir A1, A2, B1,

B2, atau B3

Tata cara penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPN diatur dengan Perdirjen tersendiri.

20

Tata Cara Penerimaan SPT

PENGGUNAAN FORMULIR SPT MASA PPN PEMBETULAN

21

Pembetulan sebelum Masa Pajak Januari 2011:

• Menggunakan formulir lama sesuai SPT yang dibetulkan

• Sesuai ketentuan

Pembetulan mulai Masa Pajak Januari 2011:• Data elektronik Induk + semua Lampiran SPT

1111• Form kertas induk + Lampiran SPT 1111 yang

dibetulkan

POKOK PERUBAHAN SPT MASA PPN 1111

22

POKOK PERUBAHAN

23

1107

-

Kolom pengembalian pendahuluan hanya tertulis untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP)

Pengembalian pendahuluan:

Wajib melampirkan SK PKP Berisiko Rendah atau Surat Pernyataan memenuhi Pasal 17 D UU KUP.

1111

Dalam Form A1 ditambah kolom keterangan untuk diisi “BKP”, “BKP TB”, atau “JKP”

Kolom pengembalian pendahuluan untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP), PKP Pasal 17D KUP, dan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 (4c) PPN)

Pengembalian pendahuluan:

Dapat melampirkan SK PKP Berisiko Rendah, SK WP Patuh, atau Surat Pernyataan memenuhi Ps 17D KUP.

POKOK PERUBAHAN

24

1107

Kolom FP sederhana:

1. FP tanpa identitas pembeli;

2. FP kepada turis asing

Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dilaporkan dalam kolom FP sederhana dan harus dilampirkan rinciannya

Dalam form B (Impor), diisi dengan nomor PIB, tanggal PIB, dan tanggal SSP.

1111

Kolom FP yang digunggung:

FP tanpa identitas pembeli, nama dan tanda tangan penjual (oleh PKP pedagang eceran).

Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dirinci dalam Formulir 1111 A2 dan tidak perlu dibuat rincian

Dalam form B1 (Impor), diisi dengan nomor PIB dan tanggal SSP.

POKOK PERUBAHAN

25

1107

-

Nomor FP yang diretur tidak diisi

1111

FP yang PPN-nya hanya dikreditkan sebagian (PMK 78/PMK.03/2010), dilaporkan di Formulir B2 dan B3.

Nomor FP yang diretur diisi di kolom terakhir

Menampung pelaporan SSP atas pembayaran kembali PM oleh PKP Gagal Berproduksi

POKOK PERUBAHAN

26

Hal Penting Terkait Restitusi

• Atas PPN Lebih Bayar diajukan kompensasi• Restitusi dapat diajukan pada akhir tahun buku• Restitusi pada setiap Masa Pajak hanya dapat diajukan

oleh PKP tertentu (Ps 9 (4b) UU PPN), yaitu PKP yang melakukan ekspor, penyerahan kepada Pemungut PPN, atau penyerahan yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut.

• Restitusi kepada PKP berisiko rendah, dilakukan dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak

GAMBARAN FORMULIR SPT MASA PPN 1111

27

Formulir 1111 A1

• Berisi daftar ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.

28

29

Diisi dengan keterangan “BKP”, “BKP TB”, atau “JKP”.

A1

Jumlah ini dipindah ke Formulir AB

Untuk ekspor BKP TB dan JKP, diisi dengan kode EBKP dan EJKP

Formulir 1111 A2

• Berisi daftar Pajak Keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak.

• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan penyerahan dalam negeri yang menggunakan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterima oleh PKP.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.

30

31

• Dalam hal penyerahan kpd turis asing (Pasal 16E UU PPN), diisi dengan nomor paspor.

• Dalam hal FP tanpa identitas pembeli, diisi dengan angka 0 sebanyak 15 digit.

A2

Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan

Jumlah ini dipindah ke Formulir AB

Formulir 1111 B1

• Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas impor BKP dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.

32

33

Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor

B1

Jumlah ini dipindah ke Formulir AB

Formulir 1111 B2

• Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas perolehan BKP dan/atau JKP Dalam Negeri.

• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterima oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.

34

35

B2

Jumlah ini dipindah ke Formulir AB

Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan

Formulir 1111 B3

• Berisi daftar Pajak Masukan atas perolehan dalam negeri, impor, dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar daerah pabean, yang tidak dapat dikreditkan atau yang mendapat fasilitas.

• Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP, yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.

36

37

Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor. Apabila tidak ada SSP, diisi dengan tanggal PIB

B3

Jumlah ini dipindah ke Formulir AB

Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan

Formulir 1111 AB

• Berisi rekapitulasi penyerahan dan perolehan yang merupakan pindahan dari formulir 1111 A1 sampai dengan formulir 1111 B3 yang telah diisi sebelumnya, serta penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.

• Bagi PKP pedagang eceran, Formulir ini juga berisi nilai total DPP, PPN, dan PPnBM dari seluruh Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.

38

39

Diisi dengan Faktur Pajak yang tidak diisi

dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan

penjual

AB

40

Diisi dengan hasil penghitungan kembali PM

sesuai PMK 78/PMK.03/2010

AB

Induk SPT Masa PPN (Formulir 1111)

• Berisi jumlah penyerahan barang dan jasa dan penghitungan PPN dan PPnBM Kurang Bayar atau Lebih Bayar.

• Formulir ini juga berisi jumlah PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri dan pembayaran kembali Pajak Masukan bagi PKP Gagal Berproduksi.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT secara manual, Formulir ini harus diisi dan disampaikan dalam bentuk formulir kertas.

• Bagi PKP yang menyampaikan SPT secara elektronik (e-filing), Formulir ini tidak perlu disampaikan dalam bentuk formulir kertas.

• Dalam hal SPT dilaporkan NIHIL karena PKP tidak melakukan kegiatan penyerahan dan perolehan, Formulir ini tetap dibuat dan diisi dengan angka 0 (Nol).

41

Untuk SPT yg disampaikan dalam bentuk formulir

kertas, kolom ini diisi oleh petugas di KPP/KP2KP,

jumlah lembar SPT (Induk + Lampiran)

Diisi dengan tahun buku yang digunakan oleh PKP.

Dalam hal PKP tidak menggunakan pembukuan,

maka diisi dengan tahun kalender (01 s.d 12)

Diisi dengan kode KLU sesuai dengan

kegiatan usaha sebenarnya (dapat

berbeda dengan KLU saat pendaftaran)

42

Induk

43

Induk

PKP yang tidak memenuhi Pasal 9 (4b) UU PPN hanya dapat mengajukan restitusi pada akhir tahun buku

17C KUP WP Patuh17D KUP PKP dg jumlah penyerahan max Rp 400jt & LB max Rp 28jt9 (4c) PPN PKP Berisiko Rendah

44

IndukUntuk melaporkan

pembayaran kembali PM oleh PKP Gagal Berproduksi

Dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam Lampiran, maka kolom ini tidak perlu diisi dan Lampiran yang bersangkutan tidak perlu dilampirkan

CONTOH

SPT MASA PPN PEMBETULAN

45

SPT Masa PPN KB dibetulkan menjadi KB lebih kecil.

1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 KB Rp1.100.000,00.

2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp1.000.000,00.

3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:

4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp100.000,00 dapat:

a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011;

b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau

c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 1.000.000

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 1.100.000 (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. (100.000)

46

SPT Masa PPN KB dibetulkan menjadi LB.

1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 KB Rp1.000.000,00.

2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi LB Rp500.000,00.

3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:

4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp1.500.000,00 dapat:

a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011;

b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau

c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (500.000)

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 1.000.000 (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. (1.500.000)

47

SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (1)

1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp200.000,00.

2. SPT Masa PPN Februari 2011 LB Rp300.000,00 dan telah dikompensasikan ke Maret 2011

3. SPT Masa PPN Maret 2011 LB Rp250.000,00 dan telah dikompensasikan ke April 2011

4. SPT Masa PPN April 2011 KB Rp100.000,00

5. SPT Masa PPN Mei 2011 KB Rp225.000,00

6. Juni 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi LB Rp150.000,00.

7. Untuk kasus ini, PKP punya 2 pilihan, yaitu:

a. Menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp50.000,00; atau

b. Mengkompensasi PPN pada butir II.D sebesar Rp150.000,00 ke Masa PajakFebruari 2011.

Pilihan pertama

48

Next

SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (2)

1) Pilihan pertama:

a. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:

b. PKP cukup membetulkan SPT Januari 2011 dan menyetor PPN pada butir II F sebesar Rp50.000,00

c. PKP dikenai sanksi administrasi sesuai ketentuan perundangan perpajakan

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (150.000)

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (200.000) (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 50.000

49

Pilihan kedua

Next

SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi LB lebih kecil (3)

2) Pilihan kedua:

a. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:

b. PKP membetulkan SPT Januari 2011 dan mengkompensasi PPN pada butir II.D sebesar Rp150.000,00 ke Februari 2011

c. Butir II.E dan II.F pada SPT Masa PPN Pembetulan tidak diisi.

d. Membetulkan SPT Februari, Maret, dan April 2011

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (150.000)

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp.

50

SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi Nihil.1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp1.000.000,00.

2. 1 April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi Nihil.

Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan:

3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :

4. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp1.000.000,00 dan dikenai sanksi

Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan:

5. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :

6. Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari.

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 0

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (1.000.000) (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.000.000

51

SPT Masa PPN LB dibetulkan menjadi KB.1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp1.000.000,00.

2. 1 April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp250.000,00.

Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan:

3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :

4. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp1.250.000,00 dan dikenai sanksi

Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan:

5. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah :

6. Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari.

7. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp250.000,00 dan dikenai sanksi

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 250.000

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (1.000.000) (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.250.000

52

SPT Masa PPN Nihil dibetulkan menjadi KB.

1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 Nihil.

2. April 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011 menjadi KB Rp750.000,00.

3. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:

4. PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp750.000,00

5. PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 750.000

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. 0 (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 750.000

53

SPT Masa PPN LB dikompensasi dibetulkan menjadi LB direstitusi.

1. Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp5.000.000,00 (PK: Rp3.000.000,00 dan PM: Rp8.000.000,00). LB tersebut dikompensasikan ke Februari 2011.

2. SPT Masa PPN Februari 2011 LB Rp3.000.000,00 (PK: Rp6.000.000,00 dan PM: Rp9.000.000,00). PM tersebut sudah termasuk kompensasi dari Masa Januari Rp 5.000.000,00.

3. Maret 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011, LB yang sudah dikompensasi diminta untuk direstitusi.

4. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 dan Februari adalah sebagai berikut:

5. PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp5.000.000,00

6. PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

SPT Masa PPN Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah)

Pembetulan Masa Januari

Butir II.A – PK Rp. 3.000.000

Butir II.C - PM Rp. 8.000.000

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. (5.000.000)Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (5.000.000) (-)Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 0

Pembetulan Masa Februari

Butir II.A – PK Rp. 6.000.000

Butir II.C - PM Rp. 4.000.000

Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 2.000.000

Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Rp. (3.000.000) (-)

Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 5.000.000

54

• Pembetulan SPT Masa PPN jika PKP tersebut wajib PPnBM, maka pada prinsipnya sama dengan contoh soal penghitungan PPN.

• PKP yang mengekspor BKP Mewah dapat meminta kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP Mewah tersebut.

• Retur penjualan mengurangi jumlah PPnBM yang telah dipungut oleh PKP Penjual Wajib PPnBM.

• Dalam hal PKP yang menghasilkan BKP Mewah, mengalami lebih bayar PPnBM karena adanya retur penjualan BKP Mewah atau pembetulan yang diakibatkan oleh kesalahan penerapan tarif atau kesalahan hitung, maka PPnBM yang lebih dibayar tersebut dilaporkan pada Masa Pajak berikutnya pada Formulir 1111 butir V.B PPnBM Disetor Dimuka Dalam Masa Pajak Yang Sama.

PPn BM

55

- END OF SLIDES -

TERIMA KASIHSEKIAN

56

TERIMA KASIH

57

top related