universitas indonesia pengaruh pemberian diet …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318140-s-tri...
Post on 06-Mar-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Universitas Indonesia
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PEMBERIAN DIET RENDAH KARBOHIDRAT
TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN, INDEKS MASSA
TUBUH DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DI CATERING
SLIMGOURMET
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana
TRI MUTIARA RAMDHANI
0806461026
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
DEPOK
JUNI 2012
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Tri Mutiara Ramdhani
NPM : 0806461026
Tanda Tangan :
Tanggal : 28 Juni 2012
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
iv
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Tri Mutiara Ramdhani NPM : 0806461026 Program Studi : Gizi JudulSkripsi : Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap
Perubahan Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering SlimGourmet
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr.drh. Yvonne Magdalena Indrawani, S.U Penguji 1 : Ir. TriniSudiarti, M.Sc Penguji 2 : Ida Ruslita, SKM, M.Kes Ditetapkan di : Depok Tanggal : 28 Juni 2012
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
v
SURAT PERNYATAAN Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tri Mutiara Ramdhani NPM : 0806461026 Mahasiswa Program : SarjanaGizi Tahun Akademik : 2011/2012 Menyatakan bahwa tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul:
PENGARUH PEMBERIAN DIET RENDAH KARBOHIDRAT
TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN, INDEKS MASA TUBUH DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DI CATERING SLIMGOURMET
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Depok, 28 Juni 2012
Tri Mutiara Ramdhani
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Tri Mutiara Ramdhani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 April 1990
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Flamboyant Pesona, Blok E3 No. 8, Rempoa,
Tangerang 15412
Email : tararawindra@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. TK Kasih Ananda (1995 – 1996)
2. SD Islam Al-Azhar 4, Jakarta Selatan (1996 – 2002)
3. SMP Islam Al-Azhar 1, Jakarta Selatan (2002 – 2005)
4. SMA Islam Al-Azhar 1, Jakarta Selatan (2005 – 2008)
5. FKM UI Program Studi Gizi (2008 – 2012)
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini
dapat terselesaikan berkat dukungan baik materi, moral, dan spiritual dari orang-orang di
sekitar peneliti. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa karena perlindungan-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ketua Departemen Gizi, yaitu Prof. DR. dr. Kusharisupeni, MSc yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Pembimbing Akademik penulis, Dr. drh. Yvonne Magdalena Indrawani, SU yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan penjelasan selama proses
pembuatan skripsi ini.
4. Dosen FKM UI, Ir. Diah M. Utari, Mkes, yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan dan penjelasan selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Penguji dalam sidang skripsi, Ir. Trini Sudiarti, MScyang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Penguji luar sidang skripsi, Ida Ruslita, SKM, Mkes yang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
telah memberikan bekal ilmu dan bantuan akademik selama proses pembuatan
skripsi ini.
8. Manajer OperasionalCatering SlimGourmet, Ferdy Candra, yang telah
memberikan bimbingan, informasi dan bantuan mengenai Catering selama proses
pembuatan skripsi ini.
9. Direktur Catering SlimGourmet, Kenneth Atman, yang telah memberikanbantuan
mengenai Catering selama proses pembuatan skripsi ini.
10. Seluruh pegawai Catering SlimGourmet, yang secara terbuka telah memberikan
dukungan dan bantuan selama proses pembuatan skripsi ini.
11. Seluruh pelanggan Catering SlimGourmet, khususnya program diet rendah
karbohidrat yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden
penelitian dalam skripsi ini.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
viii
12. Seluruh teman-teman Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
angkatan 2008 yang telah saling membantu dan mendukung selama empat tahun
berkuliah di UI.
13. Orang tua peneliti tercinta, Rawindra dan Yetty Rawindra yang telah memberikan
dukungan secara mental dan materi, bantuan dan kasih sayang untuk kelancaran
pembuatan skripsi ini.
14. Muhammad Riandy Haroen, yang telah memberikan dukungan dan bantuan demi
kelancaran pembuatan skripsi ini.
Peneliti sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga peneliti mengharapkan
saran dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan.
Depok, 22 Juni, 2012
Peneliti
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Tri Mutiara Ramdhani
NPM :0806461026
Program Studi : Gizi
Departemen : Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Berat
Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering
SlimGourmet
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal :28 Juni 2012
Yang menyatakan
( Tri Mutiara Ramdhani )
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................ vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. vii ABSTRAK ................................................................................................. ix ABSTRACT ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 4 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4.1. Tujuan umum ..................................................................... 5 1.4.2. Tujuan khusus .................................................................... 5 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5.1. Bagi peneliti ........................................................................ 5 1.5.2. Bagi peneliti lain ................................................................. 5 1.5.3. Bagi Catering SlimGourmet ............................................... 6 1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 6 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7 2.1. Kegemukan ......................................................................................... 7 2.1.1. Prevalensi Kegemukan ....................................................... 7 2.1.2. Tren Kegemukan ................................................................ 8
2.1.3. Dampak Kegemukan .......................................................... 9 2.1.4. Penyebab Kegemukan ........................................................ 9 2.1.5. Metode Pengukuran Kegemukan ....................................... 9
1. Berat Badan (BB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) ............ 10 2. Presentase Lemak Tubuh (PLT) .......................................... 10
2.1.6. Metode Penilaian Aktivitas Fisik ....................................... 11 2.1.7. Penatalaksanaan Kegemukan ............................................. 11
1. Diet untuk mengatasi kegemukan ....................................... 11 a. Diet Atkins (rendah karbohidrat, tinggi protein) ............ 11 2. Aktivitas fisik untuk mengatasi kegemukan ....................... 12 3. Dukungan dan motivasi ....................................................... 12 2.2. Efek Diet Rendah Karbohidrat ............................................................ 13
2.2.1. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Rendah Energi Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh .................. .13
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
xi
2.2.2. Efek Pemberian Diet Atkins (Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein) Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ........................…………………………………………………....13 2.2.3. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Cukup Energi
Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ......... .14 2.2.4. Efek Pemberian Diet Sangat Rendah Karbohidrat, Tinggi
Protein dan Tinggi Lemak Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ............................................................... .14
2.3. Mekanisme Diet Rendah Karbohidrat .................................................. 15 2.3.1. Mekanisme Pemakaian Protein Sebagai Sumber Energi ..... 15 2.3.2. Mekanisme Pemakaian Lemak Sebagai Sumber Energi ...... 16 2.3.3. Jenis Karbohidrat .................................................................. 16 2.4. Perbedaan Jenis Kelamin Dalam Penanggulangan Kegemukan ......... 17 2.4.1. Distribusi Lemak .................................................................. 17 2.4.2. Laju Metabolisme ................................................................. 17 2.4.3. Asupan Makanan .................................................................. 18 2.4.4. Olahraga ........ ....................................................................... 18 2.5. Perbedaan Umur dan Status Pekerjaan Dalam Penanggulangan Kegemukan
.................... ................................................................................... 18 2.6. Catering SlimGourmet........ ................................................................. 20 2.6.1. Diet Rendah Karbohidrat di Catering SlimGourmet ............ 19 2.7. Kerangka Teori .................................................................................... 21 3. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ........... ................................................................................... 22 3.1. Kerangka Konsep ................................................................................ 22 3.2. Definisi Operasional ............................................................................ 23 3.3. Hipotesis .......... .................................................................................... 25 4. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 26 4.1. Desain Penelitian ................................................................................. 26 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26
4.2.1. Lokasi Penelitian ................................................................... 26 4.2.2. Waktu Penelitian .................................................................. 26
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 27 4.3.1. Populasi Penelitian ............................................................... 27 4.3.2. Sampel Penelitian ................................................................. 28 4.4. Pengumpulan Data .............................................................................. 30 4.4.1. Data yang akan Diambil ....................................................... 30
1. Profil responden .................................................................. 30 2. Data aktivitas fisik ............................................................... 31 3. Asupan makanan ................................................................. 31
4.4.2. Cara Pengumpulan Data ....................................................... 31 1. Pengukuran tinggi badan ..................................................... 31 2. Pengukuran berat badan ...................................................... 31 3. Pengukuran PLT (Presentase Lemak Tubuh) ....................... 31 4. Pengisian kuesioner aktivitas fisik (GPAQ versi 2) ............. 31 5. Pengisian form food recall 48 jam ....................................... 33
4.5. Instrumen Penelitian ............................................................................ 33
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
xii
4.6. Manajemen Data ................................................................................. 33 4.7. Analisis Data .................................................................................... 34 4.7.1. Analisis Univariat ................................................................. 34 4.7.2. Analisis Bivariat ................................................................... 34 1. T-test (uji beda dua mean independen) ................................ 34 2. Paired T-test (uji beda dua mean dependen) ........................ 35
3. Uji Anova ............................................................................. 35 5. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 37 5.1. Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 37
5.1.1. Jenis Kelamin Responden ..................................................... 37 5.1.2. Aktivitas Fisik Responden .................................................... 37 5.1.3. Umur Responden .................................................................. 39 5.1.4. Asupan Makanan Respoden .................................................. 39 5.1.5. Pekerjaan Responden ........................................................... 40 5.1.6. Perubahan Berat Badan (BB), IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah Karbohidrat ............................... 41
5.2. Hasil Analisis Bivariat ........................................................................ 43 5.2.1. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Nilai BB, IMT dan PLT Antara Responden Pria dan Wanita .................. 43 5.2.2. Hubungan Perubahan BB, IMT dan PLT Terhadap Variabel Perancu ............................................................................................ 46
6. PEMBAHASAN ................................................................................... 56 6.1. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 56 6.2. Diet Rendah Karbohidrat .................................................................... 57 6.3. BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah Karbohidrat ... 59 6.4. Karakteristik Responden ..................................................................... 62
6.4.1. Jenis Kelamin ....................................................................... 62 6.4.2. Aktivitas Fisik Responden .................................................... 64 6.4.3. Umur Responden .................................................................. 66 6.4.4. Asupan Makanan Responden ............................................... 68 6.4.5. Pekerjaan Responden ........................................................... 69
7. KESIMPULAN DAN SARAN ............ ................................................ 70 7.1. Kesimpulan ....... .................................................................................. 70 7.2. Saran .................. .................................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73 LAMPIRAN
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
xiii
DAFTAR TABEL
2.1. Tabel Persentase Kegemukan di Berbagai Negara di Asia Tenggara .. 8 4.1.Tabel Jadwal Pengambilan Data di Lapangan Bulan April-Mei .......... 27 4.2. Tabel Perhitungan Besar Sampel ......................................................... 29 5.1. Tabel Gambaran Jenis Kelamin Responden ........................................ 37 5.2. Tabel Gambaran Aktivitas Responden ................................................. 38 5.3. Tabel Gambaran Umur Responden ...................................................... 39 5.4. Tabel Gambaran Konsumsi Energi Responden per Hari ..................... 40 5.5. Tabel Gambaran Pekerjaan Responden ............................................... 40 5.6. Tabel nilai BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah
Karbohidrat pada Responden Pria dan Wanita .................................... 41 5.7. Tabel Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT
dan PLT antara Responden Pria dan Wanita ....................................... 44 5.8. Tabel Hubungan Perubahan BB Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan
Makanan, dan Pekerjaan Responden ................................................... 46 5.9. Tabel Hubungan Perubahan IMT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur,
Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden ...................................... 50 5.10. Tabel Hubungan Perubahan PLT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur,
Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden ...................................... 53
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1. Gambar Tren Kegemukandi Indonesia Sejak Tahun 2000-2010 ........ 8 3.1. Gambar Kerangka Konsep .................................................................. 22
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Tugas Akhir Lampiran 2. Output Uji Statistik Lampiran 3. Surat Ijin Pengambilan Data Skripsi
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia ix
ABSTRAK
Nama : Tri Mutiara Ramdhani Program Studi : Sarjana Gizi Judul : Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan
Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering SlimGourmet
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pelanggan CateringSlimGourmet pada sebelum dan sesudah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat. Variabel independen dari penelitian ini adalah status gizi (nilai BB, IMT dan PLT) pada sebelum dan sesudah penelitian. Sedangkan variabel dependen adalah pemberian diet rendah karbohidrat. Penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif primer dan sekunder. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental dengan teknik pengembangan longitudinal. Penelitian dilaksanakan di Catering SlimGourmet, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel minimal adalah sejumlah 35 orang, didapatkan dengan cara purposive sampling. Sampel yang terlibat sejumlah 40 orang, yaitu seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet. Pengambilan data menggunakan instrumen microtoise, Bioelectrical Impedance Analysis, Global Physical Analysis Questionnare (GPAQ) versi 2, form food recall 48 jam dan alat tulis dan software komputer Nutrisurvey 2007 serta SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan BB, IMT dan PLT secara bermakna setelah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat (P<0,05) dan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan aktivitas fisik (P<0,05). Hasil penelitian sesuai dengan Dari hasil penelitian disarankan CateringSlimGourmet dapat mengurangi pemberian karbohidrat sederhana, meningkatkan protein nabati, serat, memberikan siklus menu terhadap pelanggan, memantau kondisi kesehatan, daya terima makanan dan kebiasaan makan pelanggan terdahulu serta mengembangkan program diet lain dengan komposisi zat gizi mikro dan makro berbeda untuk menjaga kesehatan. Disarankan kepada pelanggan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan tidak terlalu lama menjalankan diet rendah karbohidrat dengan durasi maksimal enam bulan (dilanjutkan dengan diet seimbang). Kata kunci : Diet rendah karbohidrat, BB, IMT, PLT
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia x
ABSTRACT Name : Tri Mutiara Ramdhani Study Program :Bachelor of Nutrition Title :Body Weight, Body Mass Index and Body Fat Percentage Changes on Low
Carbohydrate Diet in SlimGourmet Catering This study was aimed to compare Body weight (BW), Body Mass Index (BMI) and Body Fat Percentage (BFP) changes after two weeks of low carbohydrate diet adduction in SlimGourmetCatering. The independent variable in this study was nutrition status (BW, BMI and BFP) before and after low carbohydrate diet adduction. The dependent variable was low carbohydrate adduction. This study used both primary and secondary datas. This was an experimental study that utilizes quantitatedata through measurements and interviews. This study was located at SlimGourmet Catering, KebayoranBaru, South Jakarta. The minimal number of subject; which was 35 people, was obtained by using purposive sampling calculation. There were 40 people contributed as subjects in this study, and they were all costumers of low carbohydrate diet in SlimGourmet Catering. Data was collected using instruments such as microtoise, Bioelectrical Impedance Analysis, Global Physical Analysis Questionnare (GPAQ) version 2, 48 hours food recall form dan stationaries and computer softwares (Nutrisurvey 2007 and SPSS 16.0). After two weeks assigned to low carbohydrate diet, subjects had significantly reduced BW, BMI and BFP (P<0,05) and the process was significantly affected by sex and physical activity (P<0,05). Researcher recommendsSlimGourmet Catering to improve their low carbohydrate diet program by reducing the amount of simple carbohydrate, add more vegetable protein, add more fiber sources, give meal schedules to clients, monitoring medical condition, dietary history of the clients, and develop other advantageous diet with different composition of macro- and micro nutrients for general health. Researcher recommends clients to increase exercise, and limit the duration of low carbohydrate diet and replace it gradually with balanced diet. Keyword: Low carbohydrate diet, BW, BMI, BFP
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegemukan merupakan keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang
berlebih yang dapat mengganggu kesehatan (Nix, 2004) dan kejadiannya terus
meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Kegemukan berperan besar sebagai penyebab terjadinya masalah kesehatan lebih
lanjut, seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2,
stroke, penyakit kandung kemih, osteoarthritis, sleep apnea, kanker endometrial,
kanker prostat dan kanker kolon (Brown, 2005). Sejumlah 2,8 juta orang dewasa
meninggal setiap tahunnya akibat terkena penyakit yang berawal dari kegemukan
dan dari jumlah tersebut 44% meninggal akibat diabetes mellitus, 23% akibat
penyakit jantung, dan 7-41% akibat kanker (WHO, 2008). Masih banyak penyakit
lain yang diduga merupakan dampak dari kegemukan.
Kasus kegemukan menjadi semakin banyak terjadi di dunia, termasuk
Indonesia. Terdapat sekitar 34% kasus overweight dan 30.6% kasus obesitas di
Amerika yang merupakan negara yang memiliki kasus kegemukanpaling tinggi
(WHO, 2008). Indonesia mengalami kenaikan prevalensi kasus kegemukan sejak
sepuluh tahun terakhir dan angka tersebut kerap meningkat. Pada tahun 2000,
sebesar 1,5% penduduk Indonesia mengalami kegemukan. Angka tersebut
meningkat secara drastis pada tahun 2010 menjadi sebesar 21,7%(WHO,
2011).Bahkan Indonesia memiliki lebih banyak kasus kegemukan di antara
negara-negara lain di Asia Tenggara.
Telah banyak usaha penanggulangan kegemukan, baik dengan cara instan
maupun cara yang tepat (diet dan olahraga). Harapan mendapatkan hasil yang
instan seringkali berisiko bagi kesehatan. Selain usaha dengan tindakan medik
seperti pembedahan, banyak orang yang menggunakan obat-obatan yang
mengandung komposisi yang belum tentu aman dan dapat menyebabkan
komplikasi. Intervensi gizi melalui diet dan olahraga merupakan cara yang paling
dianggap aman untuk mengatasi kegemukan.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2
Salah satu usaha untuk menurunkan berat badan adalah dengan diet rendah
karbohidrat, atau biasa dikenal dengan diet Atkins. Banyak kontroversi mengenai
diet ini. Diet rendah karbohidrat mengandung sangat sedikit karbohidrat pada fase
awal, dan tinggi protein serta lemak. Asupan total energi juga tidak dibatasi.
Banyak opini bahwa diet ini tidak baik bagi kesehatan karena tubuh sangat
memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi. Protein yang terlalu banyak dapat
berisiko bagi kesehatan ginjal dan beberapa organ tubuh lain. Sebaliknya, asupan
lemak yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya lemak dalam tubuh yang
mengakibatkan kegemukan. Namun pernyataan-pernyataan tersebut tidak terbukti
dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli.
Diet rendah energi dan rendah karbohidrat terbukti menurunkan berat badan
(BB), indeks masa tubuh (IMT), persentase lemak tubuh (PLT) dan lemak di
sekitar perut. Selain itu, diet tersebut juga mempertahakan massa otot tubuh
(Volek, 2007). Selain menurunkan berat badan, diet rendah karbohidrat juga
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan serum
trigliserida dan menaikkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)(Brehm,
2003; Albertsson, 2005; Volek, 2002).
Efek diet rendah energi dan rendah karbohidrat juga lebih berpengaruh
dibandingkan dengan diet rendah energi saja dan rendah lemak saja. Salah satu
efek dari diet rendah karbohidrat adalah menurunkan selera makan. Responden
yang diberikan diet rendah karbohidrat merasakan kepuasan dalam aktivitas
makan selama 4 minggu diadakan eksperimen(Albertsson, 2005). Hal tersebut
memungkinkankarena aktivitas badan keton dan β-hidroksibutirat yang mengatur
aktivitas badan keton pada diet rendah karbohidrat. Efek dari proses pembentukan
badan keton tersebut adalah timbulnya perasaan kenyang. Diet rendah karbohidrat
juga dapat meningkatkan pembakaran energi sehingga lebih efektif menurunkan
berat badan dan menormalkan nilai-nilai lipid dalam darah.
Diet rendah energi dan rendah karbohidrat dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Menurut penelitian, penurunan berat badan responden pria lebih cepat dibanding
responden wanita (Albertsson, 2005; Volek, 2004). Hal tersebut disebabkan oleh
rata-rata PLTwanita yang lebih tinggi dibanding pria dan pria memiliki masa otot
tubuh yang lebih tinggi dibanding wanita.Selain itu, wanita juga memiliki
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3
mekanisme dan lokasi pendistribusian lemak, laju metabolisme, asupan makanan
dan olahraga yang berbeda dengan pria (Bagchi, 2007). Perbedaan-perbedaan
tersebutlah yang membedakan efek dari pemberian diet rendah karbohidrat pada
kedua jenis kelamin. Selain jenis kelamin, penatalaksanaan kegemukan juga
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik seperti umur, dan aktivitas fisik (istirahat
dan bekerja) (Lau, 2007). Aspek-aspek tersebut secara kompleks
berkesinambungan dan dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaan
kegemukan melalui diet, aktivitas fisik dan bantuan motivasi dari lingkungan
sekitar.
Akibat jumlah kasus yang semakin meningkan, kegemukan harus cepat
dideteksi dan diintervesi. Salah satu cara menilai keadaan kegemukan adalah
dengan mengukurIndeks Masa Tubuh (IMT)yang berguna untuk pengukuran pada
level populasi, namun tidak menggambarkan presentase lemak dan otot. IMT
membutuhkan data Berat Badan (BB) dan tinggi badan. Cara lain yang dapat
digunakan untuk menentukan keadaan kegemukan adalah dengan PLT. Penilaian
PLT dianggap perlu dilakukan karena IMT tidak dapat menggambarkan status gizi
seseorang secara akurat. Misalnya, IMT kurang tepat digunakan pada
binaragawan yang memiliki perbandingan berat dan tinggi badan yang tidak
seimbang sehingga hasil pengukuran IMT menunjukkan status kegemukan.
Padahal, setelah dilakukan penilaian PLT, didapatkan komposisi tubuhnya terdiri
dari lebih banyak otot dibandingkan lemak. Oleh karena itu, binaragawan tersebut
tidak dapat dianggap mengalami kegemukan karena kegemukan pada dasarnya
adalah penimbunan lemak.
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian menunjukkan bahwaprevalensi kasus kegemukanmenunjukkan
angka yang tinggi.Presentase kegemukan di negara-negara Asia Tenggara
mengalami peningkatan sejak tahun 2000 hingga tahun 2011(WHO, 2011).
Kebanyakan dari negara-negara tersebut, termasuk Indonesia, memiliki lebih dari
20% populasinya yang mengalami overweight. Angka prevalensi kegemukan
diperkirakan akan semakin tinggi dan diikuti dengan prevalensi kejadian
penyakit-penyakit yang meningkat akibatkegemukan.Di Indonesia sendiri tren
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
4
kegemukansemakin lama semakin meningkat, dibuktikan oleh dataWHO
(2011)bahwa tahun 2000 terdapat sebesar 1,5% dari populasi yang mengalami
kegemukan meningkat menjadi sebesar 21,7% pada 2010.
Kegemukan dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan sangat kompleks.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah kesalahan pola diet, gaya hidup santai,
genetik, gangguan fisiologis dan psikologis(Lau, 2007; Abramof, 2006; Rosen,
2008). Diantara faktor lingkungan, sosial dan genetik, faktor yang paling
berpengaruh adalah faktor lingkungan (asupan makanan dan aktivitas fisik)
dengan perubahan budaya dibanding faktor genetik. Oleh karena itu, diperlukan
intervensi diet yang tepat untuk kejadian kegemukan. Salah satu jenis diet yang
populer adalah diet rendah karbohidrat yang dinilai dapat cepat menurunkan berat
badan dan mempunyai keuntungan bagi aspek kesehatan lain, seperti
menurunkanrisiko penyakit kardiovaskular (Albertsson, 2005).Hal-hal tersebut
merupakan alasan peneliti mengadakan penelitian mengenai perbandingan
perubahan BB, IMT dan PLT pada kelompok yang mengonsumsi diet rendah
karbohidrat.
Peneliti membutuhkan data tinggi badan, berat badan, dan persentase lemak
tubuh menggunakan alat Bioimpedance Analysis (BIA). Catering SlimGourmet
dipilih untuk menjadi tempat diadakannya penelitian karena menyediakan
program untuk menurunkan berat badan, khususnya yang berkaitan dengan
penderita kegemukan. Selain itu, Catering ini juga menyediakan program diet
rendah karbohidrat yang terbukti dapat menurunkan berat badan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaranperbedaanBB, IMT dan PLTsebelum dan sesudah
pemberiandiet rendah karbohidratpada pelanggan wanita.
2. Bagaimana gambaranperbedaanBB, IMT dan PLTsebelum dan sesudah
pemberian diet rendah karbohidratpada pelanggan pria.
3. Bagaimana pengaruh pemberian intervensi diet rendah karbohidrat
terhadapperubahan BB, IMTdan PLT pada pelanggan Catering SlimGourmet.
4. Bagaimana hubungankarakteristik respondenterhadap perubahan BB, IMT
dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
5
1.4. Tujuan Penelitian
Berikut merupakan tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1.4.1. Tujuan Umum
Diketahuinya perbandingan perubahan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet
rendah karbohidrat bagi pelanggan Catering SlimGourmet.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian
diet rendah karbohidrat pada pelanggan wanita yang mengalami kegemukan.
2. Diketahuinya gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian
diet rendah karbohidrat pada pelanggan pria yang mengalami kegemukan.
3. Diketahuinya pengaruh intervensi diet rendah karbohidrat terhadap perubahan
BB, IMT dan PLT pada pelanggan Catering SlimGourmet.
4. Diketahuinya hubungan karakteristik responden terhadap perubahan BB, IMT
dan PLT pada pemberian diet diet rendah karbohidrat.
1.5. Manfaat Penelitian
Berikut merupakan manfaat penelitian bagi peneliti, peneliti lain dan Catering
SlimGourmet.
1.5.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perbandingan perubahan
BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat antara
pelanggan wanita dan pelanggan pria yang mengalami kegemukan. Selain itu,
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu menurunkan prevalensi
kegemukan, khususnya di Indonesia.
1.5.2. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkanprogram diet untuk
penurunan berat badan dengan rendah karbohidrat dan energi, terutama
pengaturan pengangkutan lemak. Selain pengembangan program diet, diharapkan
hasil dari penelitian ini dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif pada
masyarakat Indonesia.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6
1.5.3. Bagi Catering SlimGourmet
Diharapkan Catering SlimGourmet dapat merasakan pengaruh pemberian diet
rendah karbohidrat pada penderita kegemukan dan mengembangkan program
dietnya. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu Catering
SlimGourmet untuk menambah jenis program diet dengan sumber bahan pangan
yang lebih bervariasi.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perbandingan
perubahan IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat bagi penderita
kegemukan di Catering SlimGourmet. Penelitian ini dilakukan karena semakin
tingginya prevalensi overweight dan obesitas, khususnya di Indonesia dari tahun
ke tahun(WHO, 2008; WHO, 2011).Selain itu, penelitian ini juga dilakukan
karena adanya pengaruh faktor jenis kelamin kecepatan penurunan BB, IMT dan
PLT(Volek, 2004; Brehm 2003) .Catering SlimGourmet merupakan Catering
yang menyediakan makanan dengan tujuan melangsingkan tubuh. Pelanggan dari
Catering ini, terutama program diet rendah karbohidrat mengalami kegemukan
dan memiliki jenis kelamin, aktivitas, asupan, umur, pekerjaan dan yang beragam.
Oleh karena itu responden penelitian merupakan pelanggan dari diet rendah
karbohidrat ini. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga Mei
2012 dan bertempat di CateringSlimGourmet, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Data primer akan didapatkan melaluipengukuranBB, IMTdan PLT serta
wawancara langsung kepada responden.Wawancara dilakukan untuk mendapakan
informasi mengenai aktivitas fisik, asupan makanan, dan karakteristik responden
lainnya. Alat yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah alat pengukur
tinggi badan dan BIA. Pengambilan data tersebut akan dilakukan pada awal dan
dua minggu setelah intervensi dengan pemberian diet rendah karbohidrat.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
7 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegemukan
Kegemukan (overweight dan obesitas) merupakan keadaan dimana terjadi
akumulasi lemak berlebih yang dapat mengganggu kondisi kesehatan(Nix, 2004;
WHO, 2011). Kata “obesitas” sendiri berasal dari bahasa latin yaitu obedere yang
mempunyai arti “sangat gemuk”(Nix, 2004). Kegemukan, khususnya obesitas,
seringkali dianggap merupakan masalah kesehatan masyarakat,namun
keberadaannya belum diintervensi secara serius, terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia.
2.1.1. Prevalensi Kegemukan
Kejadian obesitas di seluruh dunia telah meningkat sebanyak dua kali lipat
sejak tahun 1980 (WHO, 2011). Menurut statistik WHO(2008), terdapat 1,5
miliar orang dewasa usia 20 tahun keatas yang mengalami kegemukan.
Diantaranya 200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan. Rata-rata kejadian
obesitas di dunia adalah sekitar 14,1% (OECD, 2005). Dengan kata lain 1 dari 10
orang di dunia mengalami obesitas. Frekuensi kasus kegemukan di Indonesia juga
semakin tinggi. Terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang
mengalami overweight dan 4,7% mengalami obesitas (WHO, 2008).
Di Amerika, terdapat 34% kasus overweight dan 30,6% kasus
obesitas(OECD, 2005). Angka tersebut memang tergolong tinggi dibandingkan
dengan negara-negara asia, khususnya asia tenggara. Frekuensi kasus kegemukan
yang semakin tinggi juga terjadi di negara-negara asia tenggara. Menurut statistik
WHO(2008), terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang mengalami
overweight dan 4,7% mengalami obesitas. Angka tersebut masih termasuk tinggi
dibandingkan dengan Myanmar, Timor Leste dan Vietnam. Dapat disimpulkan
Indonesia bukan merupakan negara yang mempunyai prevalensi kegemukan yang
paling tinggi di regional asia tenggara, namun bukan berarti Indonesia bebas dari
masalah tersebut karena prevalensi kegemukan di Indonesia lebih tinggi dari
beberapa negara di Asia Tenggara.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
8
Tabel 2.1. Persentase Kegemukan di Berbagai Negara di Asia Tenggara
No. Negara Overweight
(% populasi)
Obesitas
(% populasi)
1 Malaysia 44.6 14.1
2 Thailand 31.4 8.5
3 Brunei Darussalam 30.9 7.9
4 Singapura 28.1 6.4
5 Filipina 26.9 6.4
6 Indonesia 20.7 4.7
7 Myanmar 18.8 4.1
8 Timor Leste 13.4 2.9
9 Vietnam 10.1 1.6 Sumber: WHO, 2008 (http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#)
2.1.2 Tren Kegemukan
Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya tren kenaikan kejadian
kegemukan di Indonesia. Menurut statistik WHO, pada tahun 2000, terdapat 1,5%
penduduk Indonesia yang mengalami kegemukan. Angka tersebut melonjak
menjadi 21,7% pada tahun 2010. Pada kategori obesitas, terjadi kenaikan dari
1,9% dari populasi pada tahun 2008(WHO, 2008)menjadi 2,4% pada tahun
2010(WHO, 2011). Berikut merupakan tren kegemukan di Indonesia dari tahun
ke tahun.
Gambar 2.1. Tren Kegemukandi Indonesia Sejak Tahun 2000-2010
Sumber : WHO, 2011(http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#)
0
5
10
15
20
25
30
2000 2001 2008 2010
Pria %
Wanita %
Total %
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
9
Dari gambar 2.1, dapat terlihat bahwa prevalensi kegemukan semakin
meningkat setiap tahun dan hal tersebut menunjukkan kemunduran tren. Oleh
karena itu, kejadian kegemukan harus diwaspadai dan diintervensi agar terjadi
penurunan prevalensi kegemukan.
2.1.3 Dampak Kegemukan
Kegemukan berperan besar sebagai penyebab masalah kesehatan lebih
lanjut, seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2,
stroke, penyakit kandung kemih, osteoarthritis, sleep apnea, kanker endometrial,
kanker prostat dan kanker kolon(Brown, 2005).Sejumlah 2,8 juta orang dewasa
meninggal setiap tahunnya akibat terkena penyakit yang berawal dari
kegemukan(WHO,2008). Dari jumlah tersebut 44% meninggal akibat diabetes
mellitus, 23% akibat penyakit jantung, dan 7-41% akibat kanker. Data tersebut
menggambarkan pengaruh kegemukan terhadap angka mortalitas. Penyakit kronik
yang disebabkan oleh kegemukan diantaranya adalah diabetes mellitus tipe 2,
penyakit kardiovaskular, penyakit kandung kemih (Herbert, 1999; Knittle, 1995;
Victor, 1999), dan penyakit lain seperti komplikasi operasi, gangguan
kehamilan,sleep apnea, kanker dan arthritis (Nieman, 1999; Bongain, 1998;
Khaidiar, 1999).
2.1.4. Penyebab Kegemukan
Kegemukan dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan sangat kompleks.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah kesalahan pola diet, gaya hidup yang
kurang aktivitas, genetik, gangguan fisiologis dan psikologis(Lau, 2007;
Abramof, 2006; Rosen, 2005; Smith, 2011). Aktivitas fisik yang kurang dan pola
makan yang keliru cenderung lebih banyak menyebabkan kegemukan
dibandingkan faktor genetik dan gangguan kesehatan lain (Barker, 2002). Oleh
karena itu, kegemukan sebenarnya dapat dicegah dan diintervensi dengan lebih
mudah.
2.1.5. Metode Pengukuran Kegemukan
Penilaian kondisi kegemukan (overweight dan obesitas) dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukannya dengan tiga
cara yaitu pengukuran Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
10
pengukuran Persentase Lemak Tubuh (PLT). Berikut merupakan uraian mengenai
ketiga indikator tersebut.
1. Berat Badan (BB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Nilai BB dapat diketahui dengan alat penimbang berat badan. Selanjutnya
BB akan digunakan untuk mengetahui status IMT. IMT adalah ukuran suatu
status gizi yang didapatkan dengan rumus berikut(Gibson, 2005):
IMT (kg/m2) = berat badan (dalam kg)
tinggi badan x tinggi badan (dalam m2)
Menurut WHO(2011)seseorang dikatakan overweight dan obesitas :
a. Jika seseorang memiliki hasil IMT ≥25 kg/m2 (untuk asia ≥23 kg/m2 )
dikategorikan mengalami overweight.
b. Jika seseorang memiliki IMT ≥30 kg/m2 (untuk asia ≥27kg/m2)
dikategorikan mengalami obesitas.
IMT berguna untuk pengukuran pada level populasi untuk mengukur
keadaan overweight dan obesitas untuk wanita maupun pria, namun tidak
menggambarkan persentase lemak dan otot(WHO, 2011). Sebagai contoh,
seorang binaragawan akan memiliki hasil IMT yang tinggi dan dikategorikan
obesitas, walaupun berat badannya yang besar terdiri dari kadar otot yang besar
dan kadar lemak yang sedikit. Oleh karena itu, IMT dinilai hanya dapat dipakai
pada kondisi pasien tertentu.
2. Persentase Lemak Tubuh (PLT)
Kadar lemak tubuh merupakan salah satu variabel komponen penyusun
tubuh yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, tinggi dan berat badan.
Kadar lemak tubuh berhubungan erat dengan banyak aspek kesehatan seperti
peningkatan mortalitas dan morbiditas, khususnya untuk penyakit jantung
koroner, tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 (Garrow, 1992).
Peneliti menggunakan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) untuk
menilai PLT. Metode ini dapat mengukur komposisi tubuh dengan menyalurkan
sinyal elektrik yang kecil dan aman keseluruh tubuh. Sinyal ini dapat melewati
otot dengan mudah, namun mengalami kesulitan untuk melewai jaringan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
11
lemak(McArdle, 2000). Menurut American Council on Exercise, seseorang
dikatakan obesitas jika :
a. Persentase lemak tubuh ≥25% untuk pria
b. Persentase lemak tubuh ≥32% untuk wanita.
2.1.6. Metode Penilaian Aktivitas Fisik
Beberapa metode telah diciptakan untuk menilai aktifitas fisik seseorang.
Salah satu metode yang sederhana dan praktis adalah dengan mengisi kuesioner
aktivitas fisik. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian adalah Global Physical
Activity Questionnaire (GPAQ). GPAQ adalah kuesioner hasil pengembangan
oleh WHO tahun 2010untuk menilai aktivitas fisik dari empat domain, yaitu
aktivitas saat kerja, aktivitas berpindah tempat (travel), aktivitas rekreasional dan
aktivitas menetap (sedentary activity). GPAQ diperuntukkan bagi responden di
negara berkembang dan terdiri dari 16 pertanyaan sederhana untuk selanjutnya
dilakukan penilaian berdasarkan Metabolic Energy Turnover (MET). MET adalah
rasio laju metabolisme saat kerja dengan laju metabolisme saat istirahat. Satu
MET adalah 1 kkal/kg/jam dan ekuivalen dengan energi yang dikeluarkan saat
duduk istirahat.
2.1.7. Penatalaksanaan Kegemukan
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan bagi
orang yang mengalami kegemukan tersedia, baik instan maupun konvensional.
Cara yang selama ini dianggap paling aman dan baik untuk kesehatan dan
direkomendasikan oleh tenaga ahli adalah dengan cara mengatur pola makan dan
aktivitas fisik (Albertsson, 2005).
1. Diet untuk mengatasi kegemukan
Ada beberapa jenis pilihan diet untuk mengatasi kegemukan, diet Atkins.
Berikut merupakan penjelasan mengenai diet Atkins yang menjadi inspirasi
Catering SlimGourmet untuk menyediakan diet rendah karbohidrat.
a. Diet Atkins (rendah karbohidrat, tinggi protein)
Pemikiran sederhana yaitu “lemak yang menumpuk akan menyebabkan
kegemukan, oleh karena itu kita harus menghindari asupan lemak berlebih”
banyak beredar di masyarakat. Seorang dokter spesialis jantung bernama dr.
Atkins, berpendapat bahwa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Menurutnya,
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
12
seseorang yang terlalu menghindari lemak, secara otomatis asupan karbohidrat
akan meningkat untuk menghasilkan rasa kenyang sehingga banyak terjadi kasus
kegemukan. Atas dasar pemikiran tersebut, dr.Atkins menciptakan diet Atkins
dengan prinsip komposisi yang rendah karbohidrat dan tinggi protein serta tinggi
lemak(Bagchi, 2007).Pada awal mula diciptakan, diet Atkins dirancang untuk
mengatasi penyakit-penyakit karena daya tahan insulin (insuline resistance) yang
dapat menyebabkanpenyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes tipe 2, dan
hiperlidemia(Brown, 2005).
Diet Atkinsmengandung karbohidrat dengan jumlah yang rendah oleh
karena itu dapat memicu pembentukan badan keton(Volek, 2004; Lofgren, 2002).
Pembentukan dari badan keton akan diiringi dengan timbulnya rasa
‘kenyang’(Albertsson, 2005). Oleh karena itu kebanyakan orang yang mengikuti
diet Atkins akan mengalami penurunan selera makan dan otomatis asupan energi
ikut menurun. Banyak kalangan yang berpendapat diet Atkins dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal karena organ tetap membutuhkan karbohidrat sebagai
sumber energi(Robarge, 2007). Namun belum ada penelitian membuktikan
sepenuhnya bahwa pernyataan tersebut benar.
2. Aktivitas fisik untuk mengatasi kegemukan
Aktivitas fisik memiliki peranan penting dalam program penurunan berat
badan. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas fisik diluar pekerjaan
(olahraga). Bagi beberapa orang yang melakukan olahraga saja (tanpa pengaturan
makan) dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, cara yang tetap
dianggap paling berhasil adalah olahraga diiringi dengan pengaturan
makan(Bagchi, 2007). Olahraga yang baik untuk orang yang mengalami
kegemukan adalah berlatih kardio, misalnya jalan kaki sejauh 1,6 km untuk
membakar 100 kkal setiap harinya(Barker, 2002).
3. Dukungan dan motivasi
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam membantu usaha
menurunkan berat badan adalah dengan memberikan dukungan dan motivasi.
Keadaan emosi perlu dijaga sama halnya dengan menjaga turunnya berat badan,
kenaikan stamina, mobilitas dan kepercayaan diri (Lau, 2007). Dukungan dan
motivasi sebaiknya diberikan sesuai dengan tujuan penurunan berat badan.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
13
2.2. Efek Diet Rendah Karbohidrat
Diet konvensional yang mengandung komposisi tinggi karbohidrat dan
rendah lemak dan diet Atkins yang mengandung komposisi tinggi protein dan
rendah karbohidrat ternyata masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan.
Berikut merupakan perbedaan yang ditemukan melalui beberapa penelitian antara
diet konvensional (rendah lemak) dan diet rendah karbohidrat berdasarkan jenis-
jenis diet rendah karbohidrat.
2.2.1 Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Rendah Energi
Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh
Sebuah penelitian dilakukan untuk membandingkan efek diet rendah
karbohidrat dan rendah energi dengan diet rendah lemak dilakukan pada pria dan
wanita yang mengalami obesitas (Volek 2004). Subjek dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama diberikan diet rendah karbohidrat dan sangat
rendah energi (modifikasi diet Atkins yang mengandung rendah energi) dan
kelompok kedua diberikan diet rendah lemak (konvensional). Didapatkan hasil
bahwa subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat dan rendah energi
mengalami penurunan berat badan yang lebih pesat dan besar dibandingkan
dengan subjek yang diberikan diet rendah lemak.
2.2.2. Efek Pemberian Diet Atkins (Rendah Karbohidrat, Tinggi Lemak)
Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh
Penelitian yang mengadaptasi diet Atkins membuktikan hal yang mirip
dengan penelitian terhadap diet rendah karbohidrat dan rendah energi (Foster,
2003). Penelitian yang berlangsung selama 1 tahun dan dilakukan pada pria dan
wanita yang kegemukan secara acak diberikan diet rendah karbohidrat dan rendah
lemak. Subjek yang mendapatkan diet rendah karbohidrat mengalami penurunan
berat badan dengan pesat dan berbeda secara sigifikan dengan kelompok diet
rendah lemak pada 3 bulan (P<0,002) dan 6 bulan (P<0,003) pertama. Namun,
setelah 12 bulan, tidak ada perbedaan signifikan (P<0,27) dengan subjek yang
mendapatkan diet rendah lemak.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
14
2.2.3. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Energi Cukup
Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh
Sebuah penelitiandilakukan untuk mellihat efek dari pemberian diet
rendah karbohidrat tanpa membatasi asupan total energi (Westman, 2002). Dari
penelitian tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan berat badan sebesar 40%
dari berat badan awal pada subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat
sebanyak <25 g/hari dan melakukan aktivitas fisik berupa olahraga. Berat badan
turun sebesar 10,3±5,9% setelah 6 bulan dengan penurunan yang signifikan
(P<0,001). Dari 41 orang subjek penelitian, sebesar 95% mengalami penurunan
berat badan selama 6 bulan dijalankan diet rendah karbohidrat. Rata-rata
penurunan berat badan adalah sekitar 9±5,3 kg dan penurunan rata-rata IMT
sebesar 3,2±1,9 kg/m2. PLT juga mengalami penurunan sebesar 2,9±3,2% dari
PLT awal.
2.2.4. Efek Pemberian Diet Sangat Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein dan
LemakTerhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh
Suatu penelitiandilakukan untuk membandingkan efek pemberian diet
sangat rendah karbohidrat dengan diet rendah lemak dan energi (Brehm, 2003).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi lebih banyak penurunan berat
badan pada kelompok subjek yang diberikan diet sangat rendah karbohidrat
dibanding diet rendah lemak biasa. Pada kelompok subjek pertama (diet rendah
karbohidrat), pada tiga bulan pertama terjadi penurunan BB sebanyak 8,5±1,0 kg.
Penurunan BB pada kelompok subjek kedua (diet rendah lemak dan energi)
adalah sebanyak 3,9±1,0 kg (P<0,001). Penurunan yang signifikan pada total BB
dan persentase lemak tubuh terjadi pada 3 dan 6 bulan pertama (P<0,001). Jumlah
total BB yang turun adalah sekitar 50-60% dari BB awal. Tidak terjadi penurunan
BB yang signifikan setelah 12 bulan pemberian diet rendah karbohidrat.
Terjadi pula penurunan PLT pada kelompok subjek pertama yaitu sebesar
4,8±0,67 kg dibandingkan dengan kelompok subjek kedua sebanyak 2±0,75 kg
(P<0.01). Hal ini menimbulkan pertanyaan karena kelompok subjek yang
diberikan diet sangat rendah karbohidrat tidak dibatasi asupan total energinya.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
15
Berbeda hal nya dengan kelompok subjek yang melakukan diet rendah lemak
yang asupan total energinya dibatasi.
Dapat disimpulkan dari beberapa penelitian bahwa diet rendah karbohidrat
lebih dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh
dibandingkan diet konvensional. Namun, perubahan pesat ini hanya berlangsung
pada waktu kurang dari 12 bulan(Albertsson, 2005; Westman, 2002).
2.3.Mekanisme Diet Rendah Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat ternyata terbukti dapat menurunkan berat badan
dan persentase lemak tubuh dibanding dengan diet rendah lemak (sebelum 12
bulan) (Volek, 2004; Brehm, 2003; Albertsson, 2005; Volek, 2002; Westman,
2002; Brehm, 2005; Johnston, 2004). Berikut merupakan penjelasan mengenai
mekanisme fungsional khusus pada tubuh dalam merespon diet rendah
karbohidrat.
2.3.1. Mekanisme Pemakaian Protein Sebagai Sumber Energi
Penelitian menunjukkan bahwa subjek yang diberikan diet rendah
karbohidrat mengalami penurunan selera makan dan secara otomatis penurunan
asupan total energi(Westman, 2002; Brehm, 2003). Rasa kenyang yang lebih
cepat muncul terjadi selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah
karbohidrat(Johnston, 2004). Selain menurunkan selera makan, diet rendah
karbohidrat juga lebih memicu pengeluaran energi(Korner, 2003).
Penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat akibat penurunan
selera makan yang terjadi karena sifat protein yang merupakan makronutrien yang
paling dapat menimbulkan rasa kenyang. Protein dapat memicu rasa kenyang
yang cepat dengan cara menurunkan termogenesis, yang menghasilkan efek
penurunan kecepatan absorbsi zat gizi(Albertsson, 2005).
Protein juga membuat pengeluaran energi yang lebih akibat mekanisme
glukoneogenesis. Menurut Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of
Medicine, glukoneogenesis adalah proses adaptasi tubuh terhadap kurangnya
karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi organ-organ. Pada glukoneogenesis
terjadi sintesis glukosa dari sumber zat non-karbohidrat, seperti asam amino dan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
16
gliserol dengan hasil sampingan berupa badan keton. Pembentukan badan keton
juga menghasilkan perasaan kenyang(Albertsson, 2007).
2.3.2 Mekanisme Pemakaian Lemak Sebagai Sumber Energi
Diet rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan juga karenaterjadi
aktivasi dan oksidasi asam lemak. Sebuah penelitian mengenai diet tinggi protein
dan rendah karbohidrat membuktikan bahwa terjadi kenaikan oksidasi asam
lemak pada respondennya (Johnston, 2004). Oksidasi asam lemak akan
menimbulkan perasaan kenyang yang lebih cepat. Namun, hal tersebut bukan
berarti seseorang yang menjalankan diet rendah karbohidrat dapat mengonsumsi
segala jenis lemak.
Asam lemak dengan struktur kimia rantai panjang n-3 tak jenuh ganda
seperti eicosapentaenoic acid dan docohexanoic acid yang ada dalam makanan
laut dan minyak ikan lebih baik untuk dipilih(Albertsson, 2005). Asam lemak
tersebut aman dan lebih sehat karena penting untuk membangun jaringan
membran otak dan membantu proses sinapsis (Lau, 2007). Asam lemak rantai
panjang n-3 tak jenuh ganda juga dioksidasi lebih cepat dari asam lemak jenuh.
Asam lemak lain yang dianggap baik untuk dikonsumsi adalah MCT (Medium
Chained Triglyseride). MCT lebih cepat dihidrolasi dan dibawa ke sistem portal
dan dapat melewati lapisan membran mitokondria tanpa bantuan komponen
pemindah (translocator) sehingga menstimulasi oksidasi asam lemak.
2.3.3. Jenis Karbohidrat
Selain jenis lemak, jenis karbohidrat yang terkandung dalam diet rendah
karbohidrat juga penting untuk diperhatikan. Walaupun mengandung sedikit
karbohidrat (sekitar 10% dari total asupan energi), jenis karbohidrat tertentu
seperti disakarida, sukrosa, monosakarida (glukosa dan fruktosa) memicu asupan
makanan yang lebih banyak(Koutsari, 2003). Selain itu, perlu juga diperhatikan
indeks glikemik dari suatu makanan agar program penurunan diet dapat berhasil.
Protein dan lemak juga dapat menaikkan indeks glikemik walaupun tidak secepat
dan setinggi beberapa sumber karbohidrat lain(Robarge, 2007). Selain jenis, sifat
karbohidrat yang lebih cepat mengenyangkan dibanding lemak juga memicu
asupan karbohidrat yang lebih banyak(Albertsson, 2005). Oleh karena itu diet
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
17
rendah karbohidrat lebih efektif dalam menurunkan berat badan dibandingkan diet
rendah lemak dan energi (diet konvensional).
2.4. Perbedaan Jenis Kelamin dalam Penanggulangan Kegemukan
Mayoritas penelitian mengenai penanggulangan kegemukan dilakukan pada
pria saja atau wanita saja. Masih sedikit penelitian yang membandingkan diet
antarapria dan wanita. Namun ditemukan fakta bahwa ada perbedaan distribusi
lemak, laju metabolisme, asupan total makanan dan efek olahraga pada pria dan
wanita. Perbedaan tersebut kemungkinan akan berpengaruh pada penanggulangan
kegemukan bagi fungsi fisiologis kedua jenis kelamin karena sifat dan adaptasi
yang berbeda terhadap berbagai keadaan (Lofgren, 2002).
2.4.1. Distribusi Lemak
Perbedaan yang paling signifikan dari pria dan wanita adalah distribusi
lemak. Pada kasus obesitas, pria lebih cenderung mempunyai simpanan lemak
yang lebih pada bagian abdominal. Sedangkan wanita cenderung mempunyai
simpanan lemak lebih pada bagian gluteal dan femoral (bagian paha)(Lofgren,
2002). Perbedaan lain adalah pria memiliki persentase lemak yang lebih pada
bagian viseral (permukaan luar organ-organ), sedangkan wanita lebih memiliki
presentase lemak lebih pada bagian subkutaneus (antara otot dan kulit) (Bouchard,
1993). Pada keadaan diet dan olahraga, pria cenderung mengambil lemak dari
bagian subkutaneus dibanding wanita(Blaak, 2001). Hal tersebut mengakibatkan
adanya proteksi lebih pada lemak subkutaneus pada bagian tubuh bawah wanita.
2.4.2. Laju Metabolisme
Jenis kelamin membedakan Laju Metabolisme Basal (LMB) dan
penggunaan zat gizi makro sebagai sumber energi. LMB sangat dipengaruhi oleh
masa lemak bebas(Johnstone, 2005). Pria cenderung memiliki masa otot yang
lebih dan juga lebih banyak membakar energi saat keadaan istirahat dibandingkan
wanita(Lofgren, 2002). Penggunaan simpanan lemak pada wanita juga berbeda
dengan pria, baik saat istirahat maupun saat olahraga. Saat istirahat dan tidak
berpuasa, wanita cenderung menggunakan lebih sedikit simpanan lemak sebagai
sumber energi dibandingkan dengan pria. Berbeda hal pada saat wanita
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
18
melakukan olahraga, penggunaan simpanan lemak menjadi dua kali lipat lebih
tinggi dibandingkan pria yang berolahraga(Robertson, 2002).
2.4.3. Asupan Makanan
Respon yang berbeda pada asupan makanan terjadi pada pria dan wanita.
Asupan makanan yang cukup dapat mengurangi penggunaan simpanan lemak
sebagai sumber energi pada kedua jenis kelamin. Namun pada pria, cenderung
terjadi keadaan dimana pria sedikit lebih menggunakan simpanan lemak sebagai
sumber energi walaupun saat tidak berpuasa(Lofgren, 2002). Wanita lebih
cenderung mempertahankan simpanan lemak yang ada. Pada pria yang
mengonsumsi makanan lebih, lemak akan disimpan pada jaringan viseral,
sedangkan wanita akan menyimpannya pada jaringan subkutaneus(Johnstone,
2005).
2.4.4. Olahraga
Perbedaan efek olahraga terdapat pada pria dan wanita. Pada pria,
kenaikan aktivitas fisik saja dinilai efektif untuk penurunan atau mempertahankan
berat badan (Mittendorfer, 2002). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak
adahubungan aktivitas fisik dengan penurunan persentase lemak tubuh pada
wanita, namun aktivitas fisik berguna menjaga persentase lemak
tubuh(Mittendorfer, 2002; Westerterp, 1992; Donnelly, 2003).
2.5. Perbedaan Umur dan Status Pekerjaandalam Penanggulangan
Kegemukan
Perubahan hormon dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi kenaikan berat
badan. Pada pria yang memasuki umur 40 tahun, terjadi penurunan aktivitas fisik
dan perubahan hormon yang berkaitan erat dengan penambahan berat badan
(Brown, 2005). Pada wanita, terjadi pengurangan produksi hormon esterogen
pada masa menopause yang selanjutnya menyebabkan atrofi jaringan kandung
kemih dan vagina, serta peningkatan lemak di bagian abdominal. Menopause
berhubungan dengan peningkatan berat badan dan penurunan masa otot pada
wanita.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
19
Status pekerjaan seseorang berkaitan erat dengan aktivitas fisik yang
dilakukan sehari-hari. Aktivitas fisik selanjutnya dapat mempengaruhi kenaikan
berat badan akibat lemak yang tertimbun. Status pekerjaan dipengaruhi pula oleh
umur karena pada usia dewasa awal, seseorang sedang puncak produktifitasnya
sehingga membutuhkan aktivitas fisik yang lebih dibandingkan dengan usia
dewasa tua(Brown, 2005; Garrow, 1996).
2.6. Catering SlimGourmet
Catering SlimGourmet adalah Catering diet premium yang menawarkan
makanan sehat dengan kualitas tinggi. Catering ini berlokasi di Jakarta Selatan,
tepatnya di daerah Kebayoran Baru. Catering SlimGourmet menawarkan
beberapa jenis program diet berdasarkan kebutuhan pelanggan. Terdapat ahli gizi
yang bertugas mengatur diet pelanggan dan memberikan konsultasi. Makanan
yang dihidangkan juga dibuat oleh koki yang berpengalaman. Secara umum
terdapat lima jenis hidangan yaitu masakan Italia, Jepang, Asia, Western, dan
Indonesia.
Catering SlimGourmet menggunakan sistem perhitungan energi dan zat
gizi makro lainnya untuk membuat menu masakannya. Perhitungan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan untuk menurunkan berat badan dengan
cara yang sehat. Catering SlimGourmet menggunakan bahan-bahan dengan
kualitas baik seperti daging sapi USDA approved, tidak menggunakan MSG,
menggunakan beras organik,dan extra virgin olive oil untuk masakannya.
Catering SlimGourmet mengantarkan makanan pesanan pelanggan ke
rumah masing-masing dua kali dalam sehari, yaitu makan siang dan makan
malam. Jangkauan pengantara makanan adalah di area Jakarta. Hal tersebut
dilakukan untuk menjaga kesegaran makanan yang diantarkan.
Program diet yang ditawarkan Katerig SlimGourmet untuk penurunan
berat badan usia kalangan dewasa terdiri dari 3 jenis program, yaitu program
Healthy; gizi seimbang untuk menjaga berat badan yang sudah ideal. Program
RegulerSlim merupakan diet rendah energi yang terdiri dari karbohidrat dan
protein cukup serta rendah lemak untuk penurunan berat badan sebanyak 2-4 kg
setiap bulan. Diet rendah karbohidratmerupakan diet untuk penurunan berat badan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
20
sampai dengan 10 kg per bulannya yang mengandung rendah energi, rendah
kabohidrat dan tinggi protein dan lemak. Berikut merupakan penjelasan mengenai
diet rendah karbohidrat yang berhubungan dengan penelitian.
2.6.1. Diet Rendah Karbohidrat di Catering SlimGourmet
Diet rendah karbohidrat dirancang untuk penderita kegemukan yang
perlu menurunkan berat badannya untuk menghindari risiko gangguan kesehatan
lebih lanjut. Jumlah penurunan berat badan mencapai 10 kg per bulan. Diet rendah
karbohidratmengandung sekitar 30 g karbohidrat per hari atau 12% dari total
energi makanan per hari. Komposisi karbohidrat, protein dan lemak dalam diet ini
masing-masing adalah 12%, 43% dan 46% dari total energi. Total energi dari
makanan adalah sekitar 1100 kkal. Sarapan terdiri dari satu helai roti gandum
danputih telur, makan siang dan makan malam berupa salad sebanyak 100-150 g,
daging sebanyak 80-100 g, serta aneka buah sebanyak 100 g. Diberikan pula
makanan penutup (dessert) seperti puding. Pelanggan yang mengikuti diet rendah
karbohidrat akan dikontrol penurunan BB, IMT, PLT dan indikator lainnya untuk
memastikan diet dilakukan dengan benar dan aman serta mencapai target
penurunan BB yang ingin dicapai. Program diet rendah karbohidrat ini
berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Program dapat dilanjutkan jika perlu,
atau jika target sudah tercapai, selanjutnya dapat mengikuti program diet lain
untuk mempertahankan berat badan.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
21
2.7. KERANGKA TEORI
Keterangan: Kerangkateoridiadaptasidandimodifikasidarisumber-sumberberikut.
• Lau, David C.W dan James D.Douketis. 2007. “2006 Canadian Clinical Practice Guidelines on The Management and Prevention of Obesity in Adults and Children (Summary)”. Canadian Medical Association Journal. 51:13
• Harris, Gabriel Keith dan David J.Baer. 2007. “Gender Differences in Body Fat Utilization During Weight Gain Loss, or Maintanance”. Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. DebasisBagchi. Bocaraton: Taylor&Francis Group. 239-242.
KASUS KEGEMUKAN
METODE PENILAIAN: • BB • IMT • PLT
JENIS DIET: • Konvensional • Atkins • Diet
rendahkarbohidrat • dll
FAKTOR PENYEBAB: • Aktivitasfisi
k • Genetik • GangguanKe
sehatan • Psikologis • Tuntutansos
ial
AKTIVITAS FISIK DIET
DAMPAK: • Diabetes
Mellitus • Penyakitkardiov
askular • Penyakit lain
DUKUNGAN &
MOTIVASI
• JENIS KELAMIN • UMUR • PEKERJAAN
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
22
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
22 Universitas Indonesia
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, dalam hal ini BB, IMT dan
PLT jumlahnya banyak dan beragam. Beberapa diantaranya adalah diet, aktivitas
fisik, genetik, gangguan psikologis, gangguan fisiologis, dan lain-lain. Diet
sendiri beragam jenisnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pasien. Dalam
penelitian kali ini, peneliti akan membatasi faktor yang mempengaruhi BB, IMT
dan PLT, yaitu diet rendah karbohidrat atau biasa disebut diet rendah karbohidrat
di lokasi penelitian (Catering SlimGourmet). Hubungan antara variabel-variabel
tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Status GiziSebelum • BB • IMT • PLT
Karakteristik • AktivitasFisik • AsupanMakanan • JenisKelamin • Umur • Status Pekerjaan
Status Gizi Sesudah
• BB • IMT • PLT
Diet RendahKarbohidrat
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
VARIABEL PERANCU
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
22
3.2. Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Berat Badan
(BB) Massa tubuh seseorang.
Dinyatakan dalam kilogram
Alat ukur berat badan
Timbangan digital
Berat badan yang dinyatakan dalam satuan kilogram
Ordinal
2. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Metode pengukuran pada level populasi
untuk mengukur kegemukan untuk laki-laki maupun
perempuan, namun tidak
menggambarkan presentase lemak dan otot (WHO,
2011).Memerlukan data tinggi dan
berat badan.
Tinggi badan dan berat badan diukur secara
manual dengan alat ukur.
a. Tinggi badan: mikrotoa
b. Berat badan: timbangan
digital
1. Berisiko jika: a. Overweight(IMT ≥23
kg/m2) b. Obesitas (IMT≥27
kg/m2) 2. Tidak berisiko jika :
a. Overweight(IMT≤23 kg/m2)
b. Obesitas (IMT≤27 kg/m2)
(WHO, 2011)
Ordinal
3. Persentase Lemak Tubuh
(PLT)
Persentase lemak dari total komposisi lemak dalam tubuh
(Gibson, 2005)
Alat dipegang dengan posisi badan tegap, tangan lurus
90o, tidak memakai alas
kaki dan perhiasan
logam. Ditunggu
sampai hasil muncul pada
layar alat.
BIA (Bioelectical Impedance
Analysis)“KaradaScan” merek Omron
1. Berisiko jika: a. Wanita ≥32% b. Pria ≥25%
2. Tidak berisiko jika: a. Wanita ≤32% b. Pria ≤25%
(Gibson, 2005)
Ordinal
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
23
4. Asupan Makanan Rata-
rata
Rata-rata asupan makanan,
khususnya zat gizi makro (karbohirat,
lemak, protein)
Metode pengisian
formfood recall 24 jam yang
berisikan seluruh asupan
makanan selama periode 24 jam terakhir.
Form food recall 24 jam yang dilakukan dua kali
(pada hari kerja dan akhir minggu)
Kurang atau berlebihnya asupan zat gizi tergantung kebutuhan zat gizi makro (karbohidrat, lemak,
protein) responden masing-masing.
Ordinal
5. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik yang biasa dilakukan sehari-sehari, termasuk saat
bekerja, olahraga, pergi dari satu
tempat ke tempat lain, maupun
istirahat.
Metode pengisian kuesioner mengenai
aktivitas fisik
Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ)
versi kedua
Besar atau kecilnya energi yang terbakar akibat beraktivitas
dalam satuan MET (Metabolic Energy Turnover)
Ordinal
6. Umur responden
Lama waktu hidup sejak dilahirkan
sampai saat penelitian dilakukan.
Pengisian manual oleh responden
Form “Profil Responden”
1. Dibawah umur rata-rata responden
2. Diatas umur rata-rata responden
Ordinal
7. Status Pekerjaan Status pekerjaan terakhir responden
Pengisian manual oleh responden
Form “Profil Responden”
1. Bekerja 2. Tidak Bekerja
Nominal
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
24
3.3. Hipotesis
Variabel independen dan dependen yang dipengaruhi oleh faktor perancu akan
dibandingkan dan dihubungkan dengan uji statistikT-Test, paired T-Test dan uji
Anova. Berikut merupakan hipotesis dari perbandingan tersebut antara lain,
1. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan
BBpada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di
Catering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012.
2. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan IMT
pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering
SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012.
3. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan PLT
pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering
SlimGourmet Jakarta Selatan tahun 2012.
4. Adapengaruhkarakteristik responden terhadap pemberian diet rendah
karbohidrat dengan perubahan BB, IMT dan PLT pada pelanggan yang
mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan tahun
2012.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
25
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
26 Universitas Indonesia
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan desain penelitian eksperimental
dengan model pengembangan longitudinal.Jenis data yang akan diambil berupa
data kuantitatif.Telah diambil data primer dan data sekunder berupa pengukuran
BB, IMT, PLT, asupan makanan dan aktivitas fisik dari responden. Data primer
diambil dengan cara pengukuran dan wawancara langsung sedankan data
sekunder adalah data yang telah diambil oleh ahli gizi di Catering X. Dua minggu
setelah menjalankandiet rendah karbohidrat, diambil data yang sama dengan data
awal untuk selanjutnya dilihat ada atau tidaknya perubahan dan berapa besar
perubahan tersebut. Selain itu, dilihat pula pengaruh dari jenis kelamin, asupan
makanan diluar diet rendah karbohidrat dan aktivitas fisik responden. Desain
penelitian ini dipilih karena dianggap paling tepat untuk melihat pengaruh diet
rendah karbohidrat terhadap responden. Preliminary study telah dilakukan untuk
melihat karakteristik responden yang menggunakan diet rendah karbohidrat di
Catering SlimGourmet.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan tema diet rendah karbohidrat pada penderita kegemukan
ini akan mengambil lokasi di tempat berikut.
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di kediaman atau kantor responden masing-
masing dengan didatangi satu per satu untuk mendapatkan data primer berupa BB,
IMT dan PLT. Kediaman dan kantor responden adalah di sekitar Jakarta Selatan,
Pusat dan Utara. Responden adalah pelanggan Catering SlimGourmet khususnya
programdiet rendah karbohidrat. Dapur Catering SlimGourmet sendiri bertempat
di Kebayoran Baru.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu sejak bulan Februari hingga
Mei 2012. Pengambilan data dilakukan selama sekitar satu sampai dua bulan,
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
27
yaitu pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Data responden akan diambil
pada awal penelitian, lalu data akhir diambil pada dua minggu setelahnya untuk
dilihat apakah ada perubahan status gizi atau tidak. Pengambilan data awal
dilakukan selama satu sampai dua minggu. Berikut merupakan gambaran jadwal
pengambilan data di lapangan.
Tabel 4.1 Jadwal Pengambilan Data di Lapangan Bulan April-Mei
Keterangan :
A,B,C,D,E : Pengambilan data responden (7-8 orang)
A1,B1,C1 dan seterusnya : Pengambilan data pertama
A2,B2,C2 dan seterusnya : Pengambilan data kedua
:Waktu tambahan pengambilan data (jika
diperlukan)
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian yang berlokasi di Catering SlimGourmet ini akan mengambil sampel
yang merupakan pelanggan dari Catering tersebut. Berikut merupakan sasaran
dan sampel dari penelitian ini.
4.3.1. Populasi Penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah Seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat
Catering SlimGourmet tahun 2009-2012.
Minggu Hari
1 2 3 4 5 6 7
I A1 B1 C1 D1
II E1 F1
III A2 B2 C2 D2
IV E2 E2
V
VI
VII
VIII
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
28
4.3.2. Sampel Penelitian
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling. Metode ini merupakan metode penetapan sampel
berdasarkan kriteria berikut.
a. Kriteria inklusi :
1. Mengikuti program diet rendah karbohidratselama dua minggu
2. Mengikuti pengukuran BB, IMT, PLT dan mengisi kuesioner aktivitas
fisik serta asupan makanan.
Setelah dilakukan preliminary study, didapatkan gambaran sampel yang
beragam umur, aktivitas fisik dan jenis kelamin. Hasil pengukuran data awal juga
menunjukkan perbedaan penurunan BB, IMT dan PLT diantara setiap pelanggan,
tergantung kepada jenis kelamin, umur, aktivitas fisik, kedisiplinan, dan faktor-
faktor lain. Berikut merupakan sampel dari penelitian ini.
a. Eligible sample : Pelanggan yang memenuhi program penurunan berat badan
dengan diet rendah karbohidrat selama dua minggu dan memenuhi kriteria
inklusi.
b. Intended sample: Semua pelanggan diet rendah karbohidrat yang memenuhi
kriteria inklusi dan mengikuti diet rendah karbohidrat selama dua minggu.
c. Actual sample : Semua pelanggan diet rendah karbohidrat yang memenuhi
kriteria inklusi dan mengikuti program selama dua minggu pada April-Mei
2012. Sampel ini juga harus mengikuti program secara utuh dan mengikuti
pengukuran BB, IMT, PLT, dan mengisi kuesioner aktivitas fisik serta
formfood recall. Actual sample dari penelitian ini adalah sebesar 60% dari
populasi sampel.
Penentuan besar sampel menggunakan rumus estimasi rata-rata populasi
berpasangan (Sastroasmoro, 2011). Berikut merupakan rumus pengambilan
sampel yang digunakan:
! =!" + !" !(!! − !!)
!
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
29
Keterangan:
n : besar sampel
Zα : deviasi relatif yang menggambarkan derajat kepercayaan dalam
pengambilan kesimpulan statistik (1,96 untuk α=0,05)
Zβ : deviasi relatif yang menggambarkan tingkat kekuatan tes statistik dalam
menetapkan kemaknaan (0,842 untuk β = 0,2)
s : standar deviasi
µ1-µ2 : selisih nilai perlakuan penelitian pertama dan kedua
Standar deviasi dan nilai µ1 serta µ2 diperoleh berdasarkan hasil-hasil
penelitian sebelumnya sebagai berikut:
Tabel 4.2. Perhitungan Besar Sampel
Variabel µ1 µ2 P Uji n Sumber
IMT
(kg/m2) 29,62±4,3 27,58±4.3
0,0001
(bermakna) t
35 Purwanti,
2006 PLT (%) 34,77±4,54 32,70±4.64
0,0001
(bermakna) t
Keterangan :
Data disajikan dalam mean ± SD,
T : Uji t berpasangan di dalam dan diantara kelompok
µ1 : Hasil pengukuran sebelum diet rendah karbohidrat
µ2 : Hasil pengukuran sesudah diet rendah karbohidrat
Data IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada
tabel 4.2. akan dimasukkan kedalam rumus sampel populasi berpasangan dengan
ketentuan sebagai berikut:
s : standar deviasi penurunan IMT kelompok diet rendah karbohidrat pada
penelitian sebelumnya yaitu 4,3 kg/m2 (Purwanti, 2006)
µ1-µ2 : selisih nilai IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat
pada penelitian sebelumnya yaitu 2.04 kg/m2 (Purwanti, 2006).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
30
! = (1,96+ 0.842)4,3
2,04
!
Hasil perhitungan rumus mendapatkan angka sampel minimal 34,81 lalu
dibulatkan menjadi 35. Total pelanggan diet rendah karbohidrat pada Catering
SlimGourmet adalah 40. Oleh karena itu diambillah seluruh pelanggan diet rendah
karbohidrat di Catering SlimGourmet sebagai sampel penelitian.
4.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi satu-persatu
ke kediaman atau kantor untuk dilakukan data pengukuran dan wawancara.
Peneliti akan dibantu oleh seorang mahasiswa program studi Ilmu Gizi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Setiap hari dikunjungi sekitar 7-8
orang responden untuk pengambilan data. Penentuan hari dan jadwal pengambilan
data dicocokkan dengan jadwal responden dan peneliti. Pencocokkan jadwal
dilakukan dengan responden via telepon.
4.4.1. Data yang Dikumpulkan
Data yang diambil terdiri dari tiga bagian, yaitu Profil Responden, Data
Aktivitas Fisik dan Asupan Makanan. Pengambilan data akan dilakukan oleh
peneliti, baik pengukuran maupun pengisian kuesioner. Hal tersebut dilakukan
untuk mencegah kesalahan dan kekurangan pengisian data oleh responden.
Berikut merupakan penjelasan data yang akan diambil.
1. Profil responden
Profil responden merupakan data identitas responden, seperti nama, umur,
tanggal lahir dan hasil pengukuran (tinggi badan dan berat badan untuk pengukuran
BB, IMT dan PLT). Akan ditanyakan pula riwayat penyakit dan berat badan
sebelum diikutinya diet rendah karbohidrat. Responden ditanya mengenai alasan
mengikuti diet rendah karbohidrat dan pendapatnya atas keberhasilan diet tersebut.
Untuk identitas, responden sendiri yang akan mengisi form, sedangkan untuk data
tinggi badan, berat badan dan persentase lemak tubuh, peneliti akan melakukan
pengukuran.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
31
2. Data aktivitas fisik
Data diperoleh dengan pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner
diterjemahkan dari GPAQ (Global Physical Activity Questionnare) versi 2.
3. Asupan makanan
Data asupan makanan akan didapatkan dari pengisian form food recall 24 jam dua
kali, yaitu pada hari kerja dan hari libur.
4.4.2 Cara Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan diambil dengan cara berikut ini.
1. Pengukuran tinggi badan
Data tinggi badan diperlukan untuk menentukan IMT. Pengukuran tinggi
badan dilakukan dengan menggunakan microtoise yang ditempelkan di dinding
yang rata. Responden diminta untuk melepaskan aksesori yang ada di kepala dan
berdiri tegap. Setelah peneliti memastikan posisi pengukuran yang sempurna,
responden juga diminta menarik nafas lalu peneliti akan mengukur tinggi
badannya.
2. Pengukuran berat badan
Data berat badan juga diperlukan untuk menentukan IMT. Pengukuran berat
badan menggunakan timbangan digital “KaradaScan” (BIA). Timbangan
diletakkan di permukaan yang rata dan keras. Responden akan diminta untuk
melepaskan baju yang dinilai berat dan juga aksesoris. Responden beridiri diatas
timbangan dengan tegap dan pandangan kedepan. Hasil penimbangan akan
muncul di layar alat penimbang.
3. Pengukuran PLT (Persentase Lemak Tubuh)
Pengukuran PLT dilakukan dengan alat BIA. Pada alat, dimasukkan data
umur, berat dan tinggi badan serta jenis kelamin responden. Responden diminta
untuk melepas alas kaki, berdiri tegap dan melepas aksesoris logam. Tangan
memegang BIA dengan posisi sempurna lalu diangkat 90o. Tunggu selama
beberapa detik, hasil akan muncul di layar BIA. Selain PLT, BIA juga dapat
digunakan untuk menentukan IMT.
4. Pengisian kuesioner aktivitas fisik (GPAQ versi 2)
Seperti yang sudah dijelaskan, kuesioner ini merupakan terjemahan dari
GPAQ versi 2 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kuesioner terdiri
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
32
dari 16 pertanyaan sederhana mengenai aktivitas sehari-hari. Data aktivitas fisik
ini meliputi aktivitas responden dari empat domain yaitu aktivitas fisik saat
bekerja, perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, aktivitas rekreasional aktivitas
menetap (sedentary activity). Setelah didapatkan data tersebut, akan dimasukkan
ke dalam software komputer untuk selanjutnya diproses dan dikategorikan
berdasarkan MET (Metabolic Energy Turnover) yang merupakan perbandingan
antara laju metabolisme saat bekerja dengan laju metabolisme saat istirahat. MET
digambarkan dengan satuan kg/kkal/jam.
Analisis hasil pengisian kuesioner GPAQ versi 2 akan dikategorikan
berdasarkan perhitungan total volume aktivitas fisik yang disajikan dalam satuan
MET menit/minggu. Menurut analysis guide yang terlampir pada GPAQ versi 2,
level dari total aktivitas fisik akan dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:
a. Aktivitas tinggi
• Melakukan aktivitas yang berat minimal 3 hari dengan intensitas minimal
1500 MET-menit/minggu, atau
• Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan
dalam 7 hari dengan intensitas minimal 3000 MET-menit/minggu.
b. Aktivitas sedang
• Intensitas aktivitas kuat minimal 20 menit/hari selama 3 hari atau lebih,
atau
• Melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau berjalan paling
sedikit 30 menit/hari, atau
• Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan
dalam 5 hari atau lebih dengan intensitas minimal 600 MET-menit/minggu.
c. Aktivitas ringan
• Orang yang tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah
disebutkan dalam kategori kuat maupun kategori sedang.
Pengisian GPAQ versi 2 akan dilakukan oleh peneliti berdasarkan informasi dari
responden. Pengisian tersebut dilakukan setelah diadakannya pengukuran IMT
dan PLT pada saat pengambilan data.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
33
5. Pengisian form food recall 48 jam
Form food recall merupakan cara untuk mengetahui asupan makanan
responden diluar diet rendah karbohidrat yang setiap hari dijalankan. Asupan
makanan selama 2 hari (pada hari kerja dan hari libur) diluar diet rendah
karbohidrat diisi dalam form ini dengan nama masakan/minuman, bahan dasar dan
ukuran yang dikonsumsi. Setelah didapatkan data tersebut, akan dimasukkan ke
dalam software komputer untuk mengetahui seberapa banyak zat gizi yang diasup
dan dibandingkan dengan kebutuhannya. Peneliti akan membantu seluruh proses
pengumpulan data jika responden mengalami kesulitan.
4.5. Instrumen Penelitian
Penelitian ini membutuhkan beberapa instrumen untuk membantu proses
pengambilan dan pengolahan data. Instrumen tersebut antara lain,
a. Alat pengukur tinggi (microtoise) dengan kerincian 0,1 cm dan kapasitas
ukur 2 meter
b. Bioelectical Impedance Analysis (BIA) “KaradaScan” merk Omron untuk
mengukur BB, IMT danPLT
c. Kuesioner aktivitas fisik hasil terjemahan GPAQ (Global Physical
Analysis Questionnaire) versi 2
d. Form Food Recall 24 jam
e. Alat tulis menulis
f. Program komputer (Program SPSS 16.0, EpiData 3.1 dan NutriSurvey
2007).
4.6. Manajemen Data
Manajemen data merupakan tahapan berupa editing, entering, coding,
cleansing dan analisis data yang selanjutnya akan disajikan. Tahapan tersebut
dilakukan menggunakan program komputer NutriSurvey 2007, EpiData 3.1, dan
SPSS 16.0. Berikut merupakan penjelasan tahapan manajemen data penelitian ini.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
34
4.7. Analisis Data
Selanjutnya data yang telah dimasukkan ke dalam software akan dianalisis
untuk mendapatkan gambaran dan hubungan hasil. Hasil disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi disertai narasi. Berikut merupakan dua analisis variabel-
variabel yaitu:
4.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran secara deskriptif
setiap variabel penelitian, baik independen maupun dependen. Analisis univariat
juga digunakan untuk menggambarkan data-data yang beskala nominal dan
ordinal seperti distribusi subjek menurut jenis kelamin, aktivitas fisik, perubahan
BB, IMT, PLT dan lain-lain. Akan disajikan gambaran frekuensi IMT dan PLT
pada sebelum dan sesudah diet, serta gambaran karakteristik responden secara
menyeluruh. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi,
frekuensi dan narasi.
4.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbandingan perubahan
variabel independen dengan variabel dependen. Berikut merupakan beberapa uji
yang akan dilakukan.
1. T-Test (uji beda dua mean independen)
Uji beda dua mean independen dilakukan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata dua kelompok data independen (Sabri, 2008). Variabel yang digunakan
dalam uji ini berbentuk numerik dan kategorik. Data numerik yang dimaksud
adalah data IMT dan PLT sebelum dan sesudah dilakukannya diet rendah
karbohidrat, sedangkan data kategorik adalah jenis kelamin, status pekerjaan dan
umur. Berikut merupakan rumus yang digunakan:
! = !1− !2
!" !!!+ !
!!
Keterangan :
X1 dan X2 : rata-rata kelompok 1 dan 2
n1 dan n2 : jumlah sampel kelompok 1 dan 2
Sp : Standar error kedua kelompok
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
35
Keputusan Uji Statistik :
P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel
2)
P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan
sampel 2)
2. Paired T-Test (uji beda dua mean dependen)
Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok
yang saling berhubungan. Paired T-Test digunakan untuk melihat perbedaan IMT
dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada responden.
Melalui uji ini, akan terlihat hasil rata-rata perubahan yang bermakna atau tidak
bermakna. Berikut merupakan rumus dari Paired T-Test.
T = d!!!/√!
Keterangan :
d : rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
SDd : stadar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2
n : jumlah sampel
Keputusan Uji Statistik :
P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel
2)
P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan
sampel 2)
3. Uji anova (uji beda lebih dari dua mean)
Uji anova dilakukan untuk menganalisis karakteristik responden yaitu
pendidikan dan aktivitas fisik lebih dari dua kelompok variabel(Sabri, 2008).
Berikut merupakan rumus yang akan digunakan:
! =!"!
!"!
!"! =!1− 1 !1! + !2− 1 !2! +⋯+ !" − 1 !"!
! − !
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
36
!"! =!1(!1− !)! + !2(!2− !)! +⋯+ !"(!" − !)!
! − 1
! =!1.!1+ !2.!2+⋯+ !".!"
!
Keterangan :
N : jumlah seluruh data (n1+n2+...+nk)
Keputusan Uji Statistik :
P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel
2)
P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan
sampel 2)
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
37Universitas Indonesia
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Analisis Univariat
Variasi karakteristik responden dapat memengaruhi hasil penelitian.
Penelitian ini melibatkan sebanyak 40 responden dengan berbagai macam
karakteristik bergantung kepada variabel penelitian. Berikut merupakan variasi
dari karakteristik responden yang didapatkan dari analisis univariat.
5.1.1. Jenis Kelamin Responden
Penelitian ini melibatkan responden pria dan wanita dengan jumlah seperti
dibawah.
Tabel 5.1. Gambaran Jenis Kelamin Responden
Keterangan: Uji : Frekuensi
Berdasarkantabel5.1 dapat dilihat bahwa terdapat 20 orang pria dan 20
orang wanita sebagai responden penelitian. Artinya perbandingan jumlah
responden pria dan wanita adalah 1:1 atau masing-masing 50%.
5.1.2. Aktivitas Fisik Responden
Aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas fisik pada saat bekerja,
olahraga, berpindah tempat dan rekreasi. Kuesioner yang digunakan untuk
menentkan intensitas aktivitas fisik responden adalah GPAQ versi 2 dari WHO.
Tabel 5.2 merupakan gambaran aktivitas fisik dari pria dan wanita pada penelitian
ini.
n Frekuensi (%)
Pria 20 50
Wanita 20 50
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
38
Tabel 5.2. Gambaran Aktivitas Responden
n Frekuensi (%)
Total (n=40)
Ringan 14 35
Sedang 16 40
Tinggi 10 25
Pria (n=20)
Ringan 6 30
Sedang 7 35
Tinggi 7 35
Wanita (n=20)
Ringan 8 40
Sedang 9 45
Tinggi 3 15
Keterangan: Uji : Frekuensi
Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa dari total 40 orang responden, sejumlah
35% respondenyang melakukan aktivitas ringan dalam kegiatan sehari-hari.
Sejumlah 40% responden melakukan aktivitas sedang sehari-hari dan responden
yang melakukan aktivitas tinggi adalah sebesar 25% dari seluruh responden.
Dari sejumlah 20 orang responden pria, 30% melakukan aktivitas ringan
dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah 35% dari total responden pria melakukan
aktivitas sedang dalam aktivitas sehari-hari dan sejumlah 35% dari total
responden pria yang melakukan aktivitas tinggi. Sejumlah 20 orang responden
wanita, 40% melakukan aktivitas ringan dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah
45% dari total responden wanita melakukan aktivitas sedang dan sejumlah 15%
melakukan aktivitas tinggi dalam kegiatan sehari-hari.
Disimpulkan bahwa dari seluruh responden, mayoritas responden pria
melakukan aktivitas sedang. Dari seluruh responden pria, mayoritas melakukan
aktivitas sedang dan tinggi dan dari seluruh responden wanita, mayoritas
melakukan aktivitas sedang dalam kesehariannya.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
39
5.1.3. Umur Responden
Penelitian diet rendah karbohidrat ini dilakukan pada responden dengan
jarak umur20 sampai dengan 64 tahun. Data tersebut didapatkan rata-rata umur
seluruh responden adalah 37±8,88 tahun. Tabel 5.3 merupakan gambaran umur
responden.
Tabel 5.3. Gambaran Umur Responden
Variabel n Mean±SD (tahun) Minimum (tahun) Maksimum (tahun)
Umur
Total 40 37±8,88 20 64
Pria 20 38,5±6,81 24 52
Wanita 20 37,5±5,66 20 64
Keterangan: Uji: Frekuensi
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa rata-rata umur 40 orang responden
adalah 37±8,88 tahundengannilai minimum 20 tahundanmaksimum 64 tahun.
Sejumlah 20 orang responden pria, ditemukan rata-rata berumur 38,5±6,81
tahundengannilai minimum 24 tahundanmaksimum 52 tahun. Sedangkan dari
sejumlah 20 orang responden wanita, rata-rata umur yang didapatkan adalah
37,5±5,66 tahundengannilai minimum 20 tahundanmaksimum 64 tahun. Tabel 5.3.
dapat memperlihatkan bahwa tidak terlihat distribusi umur yang jauh berbeda
antara responden pria dan wanita pada penelitian ini.
5.1.4. Asupan Makanan Responden
Total asupan makanan responden diperkirakan memengaruhi proses
penurunan BB, IMT dan PLT. Asupan makanan yang disediakan oleh catering
adalah 1000-1150 kkal/hari, bergantung pada variasi menu. Rata-rata asupan total
energi dari seluruh responden adalah 1120±152,92 kkal setiap hari. Asupan
makanan responden diketahui berdasarkanfood recall24 jamselama dua hari, satu
pada hari kerja dan satu pada akhir minggu. Berikut merupakan asupan rata-rata
dari responden penelitian.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
40
Tabel 5.4. Tabel Asupan Energi Responden
Variabel n Mean±SD (kkal/hari)
Minimum
(kkal/hari)
Maksimum
(kkal/hari)
Asupan
Total 40 1129±152,92 1034 1464
Pria 20 1133,8±98,72 1034 1464
Wanita 20 1124,72±49,18 1055 1204
Keterangan: Uji: Frekuensi
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi responden
adalah sebesar 1129±152,92 kkal/haridengannilai minimum 1034
kkal/haridanmaksimum 1464 kkal/hari. Sejumlah 20 orang
respondenpriamemiliki rata-rata asupanmakanansebesar 1133,8±98,72
kkal/haridengannilai minimum 1034 kkal/haridannilaimaksimum 1464 kkal/hari.
Sejumlah 20 orang respondenwanitamemiliki rata-rata asupanenergisebesar
1124,72±49,18 kkal/haridengannilai minimum 1055 kkal/haridanmaksimum 1204
kkal/hari.
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa dari seluruh responden, tidak terdapat
perbedaan asupan makanan yang terlalu jauh antara responden satu dengan yang
lainnya, baik pada responden pria maupun wanita.
5.1.5. Pekerjaan Responden
Pekerjaan responden dapat memengaruhi penurunan berat, IMT dan PLT
dari responden yang mengikuti diet rendah karbohidrat. Tabel 5.6 merupakan
gambaran pekerjaan responden penelitian.
Tabel 5.5. Gambaran Pekerjaan Responden
n Frekuensi (%)
Total (n=40)
Bekerja36 90
Tidak bekerja4 10
Pria (n=20)
Bekerja 20 100
TidakBekerja 0 0
Wanita (n=20)
Bekerja 16 80
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
41
TidakBekerja 4 20
Keterangan: Uji: Deskriptif
Tabel 5.6.menunjukkan bahwa dari sejumlah 40 responden, 90% bekerja
dan 10% dari responden tidak bekerja. Dari jumlah tersebut, terdapat 100% dari
responden pria yang bekerja. Sejumlah 80% dari responden wanita bekerja dan
20% dari seluruh responden wanita tidak bekerja.
5.1.6. Perubahan Berat Badan (BB), IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah
Pemberian Diet Rendah Karbohidrat
Terjadi perubahan berat badan (BB), IMT dan PLT antara sebelum
pemberian diet rendah karbohidrat dengan setelah pemberian diet rendah
karbohidrat. Berikut merupakan gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan
sesudah diet rendah kaabohidrat pada seluruh responden, responden pria dan
responden wanita.
Tabel 5.6. Nilai BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah
Karbohidrat pada Responden Pria dan Wanita
Sebelum Diet RendahKarbohidrat Sesudah Diet RendahKarbohidrat
n Mean±SD Min Maks Mean±SD Min Maks
Total BB (kg) 40 82,69±15,16 59,1 135,0 78,45±14,69 54,0 133,0 IMT (kg/m2) 40 29,71±3,31 23,5 39,4 28,15±3,25 21,9 38,9
PLT (%) 40 33,37±3,90 26,3 40,6 31,54±4,35 24,2 39,1
Pria BB (kg) 20 92,20±13,31 72,8 135,0 86,75±14,01 67,6 133,3 IMT (kg/m2) 20 30,92±3,21 25,8 39,4 29,05±3,42 23,9 32,9 PLT (%) 20 30,81±2,46 26,3 36,9 28,40±2,66 24,3 36,6
Wanita
BB (kg) 20 73,18±10,21 59,1 89,7 70,15±10,90 54 85,7
IMT (kg/m2) 20 28,50±3,02 23,5 33,1 27,26±2,87 21,9 32,0 PLT (%) 20 39,92±3,38 22,9 40,6 34,68±4,34 27,9 39,1
Keterangan: Uji : Frekuensi; min: Minimum; Maks: maksimum
Dari tabel 5.6. didapatkan rata-rata BB seluruh responden sebelum
pemberian diet rendah karbohidrat adalah 82,69±15,16 kg dengan nilai minimum
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
42
59,1 kg dan maksimum 135,0 kg. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat
selama 14 hari, rata-rata BB menjadi 78,45±14,69 kg dengan nilai minimum 54,0
kg dan maksimum 133,0 kg.
Rata-rata IMT seluruh responden sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah 29,71±3,31 kg/m2 dengan masing-masing nilai minimum dan
maksimum 23,5 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Setelah mengonsumsi diet rendah
karbohidrat, rata-rata IMT menjadi 28,15±3,25 kg/m2 dengan nilai minimum dan
maksimum yang juga turun yaitu masing-masing 21,9 kg/m2dan 38,9 kg/m2.
Rata-rata PLT seluruh responden sebelum diet rendah karbohidrat adalah
9,20±13,31% dengan nilai minimum 72,8 kg dan nilai maksimum 135, 0 kg.
Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat, rata-rata PLT menjadi 31,54±4,35
kg dengan nilai minimum 24,2 kg dan nilai maksimum 39,1 kg.
Dari sejumlah 20 orang responden pria, didapatkan nilai rata-rata BB
sebelum mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 89,20±13,31 kg dengan
nilai minimum dan maksimum masing-masing 72,8 kg dan 135,0 kg. Setelah
mengonsumsi diet rendah karbohidrat, nilai rata-rata BB responden pria menjadi
86,75±14,01 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 67,6 kg
dan 133,3 kg.
Sedangkan untuk kategori nilai rata-rata IMT responden pria sebelum
mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 30,92±3,21 kg/m2 dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing 25,8 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Rata-rata
IMT setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 29,05±3,42 kg/m2
dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 23,9 kg/m2 dan 32,9 kg/m2.
Nilai rata-rata PLT seluruh responden pria sebelum menjalani diet rendah
karbohidrat adalah 30,8±2,46% dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing 26,3% dan 36,9%. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat, nilai rata-
rata PLT responden pria menjadi 28,40±2,66% dengan nilai minimum dan
maksimum masing-masing 24,3% dan 36,6%.
Nilai rata-rata BB responden wanita sebelum menjalankan diet
rendah karbohidrat adalah 73,18±10,21 kg dengan nilai minimum dan maksimum
masing-masing 59,1 kg dan 89,7 kg. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
43
nilai rata-rata BB menjadi 70,15±10,90 kg dengan nilai minimum dan maksimum
masing-masing 54 kg dan 85,7 kg.
Nilai rata-rata IMT wanita sebelum menjalankan diet rendah karbohidrat
adalah 28,50±3,02 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing
23,5 kg/m2 dan 33,1 kg/m2. Setelah menjalankan diet rendah karbohidat, nilai
rata-rata IMT pada responden wanita menjadi 27,26±2,87 kg/m2 dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing 21,90 kg/m2 dan 39,10 kg/m2.
Nilai rata-rata PLT responden wanita sebelum menjalankan diet rendah
karbohidrat adalah 39,92±3,38% dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing 2,29% dan 40,6%. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat, nilai rata-
rata PLT pada responden wanita menjadi 34,68±4,34% dengan nilai minimum dan
maksimum masing-masing 27,9% dan 39,1%.
5.2. Hasil Analisis Bivariat
Karakteristik responden yang telah diketahui selanjutnya akan
dihubungkan dengan variabel-variabel penelitian lainnya seperti IMT dan PLT
sebelum diet rendah karbohidrat serta IMT dan PLT setelah diet rendah
karbohidrat. IMT dan PLT akan dihubungkan dengan variabel perancu seperti
jenis kelamin, aktivitas fisik, umur, asupan makanan dan status pekerjaan
responden. Proses perbandingan dan penghubungan variabel penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui apakah diet rendah karbohidrat memengaruhi IMT
dan PLT sebelum serta sesudah pemberian dan juga apakah variabel-variabel
perancu mempengaruhi hasil IMT dan PLT pada responden penelitian. Hubungan
antar variabel dependen, variabel independen dan variabel perancu tersebut
dilakukan dengan analisis bivariat.
5.2.1. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT
dan PLT antara Responden Pria dan Wanita
Penelitian yang dilakukan selanjutnya membandingkan selisih antara BB
awal, IMT awal dan PLT awal (sebelum pemberian diet rendah karbohidrat)
dengan BB akhir, IMT akhir dan PLT akhir (setelah 14 hari pemberian diet rendah
karbohidrat). Hasil selisih BB, IMT dan PLT akan dibandingkan antara responden
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
44
pria dan wanita lalu dilihat apakah perubahan nilai-nilai tersebut bermakna atau
tidak.
Tabel 5.7. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT dan
PLT antara Responden Pria dan Wanita
Variabel Pria (n=20) Wanita (n=20) nilai P
BB (kg)
Sebelum 92,20±13,31 73,18±10,21
Sesudah 86,75±14,01 70,15±10,90
Selisih -5,43±1,72 -3,03±1,70
nilai P 0,0001) 0,0001) 0,00012)
IMT (kg/m2)
Sebelum 30,92±3,21 28,50±3,02
Sesudah 29,05-3,42 27,26±2,87
Selisih -1,87±0,59 -1,24±0,74
nilai P 0,0001) 0,0001) 0,0012)
PLT (%)
Sebelum 30,81±2,46 35,92±3,38
Sesudah 28,40±2,66 34,68±4,34
Selisih -2,41±1,08 -1,24±0,62
nilai P 0,0001) 0,0001) 0,0012)
Keterangan: Data disajikan dengan bentuk n±SD, Uji: 1)T tidak berpasangan dan 2)T berpasangan,
nilai P=bermakna jika nilai P<0,05
Tabel 5.7. menunjukkan hasil uji statistik sebelum dan sesudah pemberian
diet rendah karbohidrat. BB rata-rata responden pria sebelum pemberian diet
rendah karbohidrat adalah 92,20±13,31 kg dan pada sesudah pemberian diet
rendah karbohidrat didapatkan rata-rata BB sebesar 86,75±14,01 kg. Selisih BB
tersebut adalah -5,43±1,72 kg. Perubahan nilai rata-rata BB responden pria adalah
bermakna setelah dilakukan uji t berpasangan karena mempunyai nilai P sebesar
0,000.
Responden wanita memiliki nilai BB rata-rata sebelum pemberian diet
rendah karbohidrat sebesar 35,92±3,38 kg dan setelah pemberian diet rendah
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
45
karbohidrat, angka tersebut menurun menjadi 34,68±4,34. Selisih BB responden
wanita sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -1,24±0,62
kg yang pada uji t berpasangan memiliki nilai P yang bermakna yaitu sebesar
0,000. Selanjutnya selisih rata-rata BB pria dan wanita dibandingkan dengan uji t
tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,0001 yang artinya bermakna.
Nilai rata-rata IMT responden pria sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah sebesar 30,92±3,21 kg/m2 dan menurun menjadi 28,50±3,02
kg/m2 setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata IMT
responden pria pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat
adalah -1,87±0,59 kg/m2. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan
dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna.
Nilai rata-rata IMT responden wanita sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah sebesar 28,50±3,02 kg/m2 dan menurun menjadi 27,26±2,87
kg/m2 setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata IMT
responden wanita pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat
adalah -1,24±0,74 kg/m2. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan
dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna.
Selanjutnya selisih nilai rata-rata IMT pria dan wanita dibandingkan
dengan uji t tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,001 yang artinya
bermakna.
Nilai rata-rata PLT responden pria sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah sebesar 30,81±2,46% dan menurun menjadi 28,40±2,66%
setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata PLT responden
pria sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -2,41±1,08%.
Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan menghasilkan nilai P
0,000 yang artinya bermakna.
Nilai rata-rata PLT responden wanita sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah sebesar 35,92±3,38% dan menurun menjadi 34,68±4,34%
setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata PLT responden
wanita sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -
1,24±0,74%. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan
menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
46
Selanjutnya selisih nilai rata-rata PLT pria dan wanita dibandingkan
dengan uji t tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,001 yang artinya
bermakna.
5.2.2. Hubungan Perubahan BB, IMT dan PLT terhadap Variabel Perancu
Perubahan BB, IMT dan PLT selanjutnya akan dibandingkan dengan
aktivitas fisik, umur, asupan makanan dan pekerjaan responden dengan
menggunakan uji anova.
Tabel 5.8. Hubungan Perubahan BB Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan
Makanan, dan Pekerjaan Responden
BB Variabel n df Mean±SD SumberVariasi T-tabel nilai P
AktivitasFisik
Total 40 Rendah 39
2,62±1,45 36,68 15,5 0,000 Sedang 4,37±1,86
Tinggi 6,25±1,57 Pria 20
Rendah 19
3,81±1,31 7,60 0,003 Sedang 5,50±1,01
Tinggi 6,74±1,53 Wanita 20
Rendah 19
1,72±0,72 8,97 0,002 Sedang 3,50±1,61
Tinggi 5,10±1,10 Umur
Total 40 39 4,23±2,08 3,640 1,31 0,294 Pria 20 19 5,43±1,72 0,87 0,607 Wanita 20 19 3,03±1,70 1,14 0,475
AsupanMakanan
Total 40 30 4,23±2,08 4,01 1,12 0,454 Pria 20 19 5,43±1,72 39,2 0,125 Wanita 20 19 3,03±1,70 3,44 0,944
PekerjaanResponden
Total 40 Bekerja 39
4,65±1,99 3,513 10,31 0,009
TidakBekerja 1,72±0,96 Wanita 20
Bekerja 19 3,35±1,71 5,90 0,087
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
47
TidakBekerja 1,72±0,,96
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi energi
(n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.8. menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan
aktivitas fisik rendah mengalami penurunan BB sebesar 2,62±1,45 kg dan
responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan sebesar
4,37±1,68 kg. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan
aktivitas tinggi yaitu sebesar 6,25±1,57 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan
penurunan BB dengan aktivitas fisik sebesar 0,000 yang artinya bermakna.
Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
BB sebesar 3,81±1,31 kg dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan BB sebesar 5,50±1,01 kg. Angka penurunan BB paling besar terjadi
pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 6,74±1,53 kg. Didapatkan
nilai P bagi hubungan penurunan BB responden pria dengan aktivitas fisik yaitu
sebesar 0,003 yang artinya bermakna.
Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
BB sebesar 3,81±1,31 kg dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan BB sebesar 5,50±1,01 kg. Angka penurunan BB responden wanita
paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar
6,74±1,53 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB responden wanita
dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,003 yang artinya bermakna.
Klasifikasi umur responden dibagi menjadi dua, yaitu dibawah rata dan
diatas rata-rata. Rata-rata umur responden dalam penelitian ini adalah 37±8,88
tahun. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah
rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 4,37±2,12 kg. Responden yang
berumur diatas rata-rata mengalami penurunan BB 4,07±2,08 kg. Didapatkan nilai
P bagi hubungan penurunan BB dengan umur seluruh responden yaitu 0,658 yang
artinya tidak bermakna.
Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan BB
sebesar 5,36±2,15 kg dan penurunan BBresponden pada pria yang berumur diatas
rata-rata adalah sebesar 5,51±1,12 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
48
penurunan BB dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,855 yang artinya
tidak bermakna.
Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
BB sebesar 3,28±1,52 kg dan penurunan BB pada responden wanita yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 2,78±1,92 kg. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan BB dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar 0,527
yang artinya tidak bermakna.
Klasifikasi asupan makanan responden dibagi menjadi dua, yaitu dibawah
rata dan diatas rata-rata. Rata-rata asupan makanan responden dalam penelitian ini
adalah 1129±152,92 kkal/hari. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang
mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan
BB sebesar 4,35±2,06 kg. Responden yang mengonsumsi total energi dari
makanan diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar 4,07±2,15 kg.
Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan makanan seluruh
responden yaitu 0,671 yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 5,47±1,94 kg dan responden pria yang
mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar
5,36±1,45 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan
total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,891 yang artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 3,02±1,30 kg dan responden wanita
yang mengonsumsi total energi diatas rata-ratamengalami penurunan BBsebesar
2,04±2,10 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan
total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,981 yang artinya tidak
bermakna.
Klasifikasi status pekerjaan responden dibagi menjadi dua, yaitu bekerja
dan tidak bekerja. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang bekerja
mengalami penurunan BB sebesar 4,65±1,99 kg. Responden yang tidak bekerja
mengalami penurunan BBsebesar 1,72±0,96 kg. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan BB dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,009
yang artinya bermakna.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
49
Tidak dilakukan uji anova terhadap responden pria karena seluruh
responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan
tidak dapat dilakukan uji anova.
Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan BB sebesar
3,35±1,71 kg dan penurunan BB pada responden wanita yang tidak bekerja adalah
sebesar 1,72±0,96 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan
status pekerjaan bagi responden wanita yaitu sebesar 0,087 yang artinya tidak
bermakna.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
50
Tabel 5.9. Hubungan Perubahan IMT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan
Makanan, dan Pekerjaan Responden
IMT
Variabel n df Mean±SD SumberVariasi T-Tabel nilai P AktivitasFisik
Total 40 Rendah
39 1,04±0,54
3,997 11,23 0,000 Sedang 1,60±0,61 Tinggi 2,21±0,63
Pria 20 Rendah
19 1,35±0,53
8,13 0,004 Sedang 1,84±0,27 Tinggi 2,34±0,53
Wanita 20 Rendah
19 0,81±0,46
3,45 0,055 Sedang 1,14±0,74 Tinggi 1,90±0,87
Umur
Total 40 39 1,55±0,73 0,384 1,66 0,153 Pria 20 19 1,87±0,59 1,12 0,471 Wanita 20 19 1,24±0,74 1,32 0,403
AsupanMakanan
Total 40 30 1,55±0,73 0,720 0,66 0,809 Pria 20 19 1,87±0,59 75,0 0,919 Wanita 20 19 1,24±0,74 0,411 0,909
PekerjaanResponden
Total 40 Bekerja 39
1,63±0,71 0,476 6,47 0,059
TidakBekerja 0,3±0,62 Wanita 20
Bekerja 19 1,33±7,62 2,66 0,312
TidakBekerja 0,9±0,62 Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi
energi (n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan
aktivitas fisik rendah mengalami penurunan IMT sebesar 1,04±0,54 kg/m2 dan
responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan IMT sebesar
1,60±0,61 kg/m2. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
51
aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,21±0,63 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan
penurunan IMT dengan aktivitas fisik sebesar 0,000 yang artinya bermakna.
Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
IMT sebesar 1,35±0,53 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan IMT sebesar 1,84±0,27 kg/m2. Angka penurunan IMT paling besar
terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,34±0,53 kg/m2.
Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT responden pria dengan
aktivitas fisik yaitu sebesar 0,004 yang artinya bermakna.
Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
IMT sebesar 0,81±0,46 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan IMT sebesar 1,14±0,74 kg/m2. Angka penurunan IMT responden
wanita paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar
1,90±0,87 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungn penurunan IMT responden
wanita dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,055 yang artinya tidak bermakna.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah
rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,63±0,71 kg/m2. Responden yang
berumur diatas rata-rata mengalami penurunan IMT 1,47±0,76 kg/m2. Didapatkan
nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan umur seluruh responden yaitu
0,501 yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
IMT sebesar 1,83±0,73 kg/m2 dan penurunan IMT responden pada pria yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,91±0,40 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,789
yang artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
IMT sebesar 1,64±0,66 kg/m2 dan penurunan IMT pada responden wanita yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,08±0,81 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar
0,527 yang artinya tidak bermakna.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi
dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,52±0,74
kg/m2. Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
52
mengalami penurunan IMT sebesar 1,60±0,75 kg/m2.Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan IMT dengan asupan makanan seluruh responden yaitu 0,746
yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,89±0,66 kg/m2 dan responden pria
yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan IMT
sebesar 1,83±0,51 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT
dengan asupan total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,848 yang artinya
tidak bermakna.
Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,08±0,58 kg/m2 dan responden
wanita yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan IMT
sebesar 1,41±0,87 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT
dengan asupan total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,334 yang
artinya tidak bermakna.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang bekerja mengalami
penurunan IMT sebesar 1,63±0,71 kg/m2. Responden yang tidak bekerja
mengalami penurunan IMT 0,3±0,62 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan
penurunan IMT dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,059 yang
artinya tidak bermakna.
Tidak dilakukan uji Anova terhadap responden pria karena seluruh
responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan
tidak dapat dilakukan uji Anova.
Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan IMT sebesar
1,33±7,62 kg/m2 dan penurunan IMT pada responden wanita yang tidak bekerja
adalah sebesar 0,90±0,62 kg/m2. Didapatkannilai P bagi hubungan penurunan
IMT dengan status pekerjaan responden wanita yaitu sebesar 0,312 yang artinya
tidak bermakna.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
53
Tabel 5.10. Hubungan Perubahan PLT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur,
Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden
PLT
Variabel n df Mean±SD SumberVariasi T-Tabel nilai P AktivitasFisik
Total 40 Rendah 39
1,23±0,99 5,840 6,82 0,003 Sedang 1,83±0,59
Tinggi 2,65±1,22 Pria 20
Rendah 19
1,78±1,29 3,70 0,046 Sedang 2,18±0,21
Tinggi 3,17±1,06 Wanita 20
Rendah 19
0,82±0,42 4,02 0,037 Sedang 1,55±0,65
Tinggi 1,43±0,40 Umur
Total 40 39 1,82±1,05 0,617 2,29 0,045 Pria 20 19 2,41±1,08 2,37 0,148 Wanita 20 19 1,24±0,62 0,99 0,548
AsupanMakanan Total 40 30 1,82±1,05 0,613 2,09 0,110 Pria 20 19 2,41±1,08 0,341 0,896 Wanita 20 19 1,24±0,62 1,325 0,341
PekerjaanResponden
Total 40 Bekerja 39
1,87±1,06 1,107 1,11 0,289
TidakBekerja 1,20±0,70 Wanita 20
Bekerja 19 1,23±0,65 0,037 0,918
TidakBekerja 1,27±0,59 Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi
energi (n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan
aktivitas fisik rendah mengalami penurunan PLT sebesar 1,23±099% dan
responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan PLT sebesar
1,83±0,59%. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan aktivitas
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
54
tinggi yaitu sebesar 2,65±1,22%. Didapatkan nilai Pbagi hubungan penurunan
PLT dengan aktivitas fisik sebesar 0,003 yang artinya bermakna.
Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
PLT sebesar 1,78±1,29% dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan PLT sebesar 2,18±0,21%. Angka penurunan PLT paling besar terjadi
pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 3,17±1,06%. Didapatkan
nilai P bagi hubungan penurunan PLT responden pria dengan aktivitas fisik yaitu
sebesar 0,046 yang artinya bermakna.
Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
PLT sebesar 0,82±0,42% dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan PLT sebesar 1,55±0,65%. Angka penurunan PLT responden wanita
paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar
1,43±0,40%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT responden wanita
dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,037 yang artinya bermakna.
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah
rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,80±1,04%. Responden yang
berumur diatas rata-rata mengalami penurunan PLT 1,85±1,09%. Didapatkan nilai
P bagi hubungan penurunan PLT dengan umur seluruh responden yaitu 0,888
yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
PLT sebesar 2,13±1,21% dan penurunan PLT responden pada pria yang berumur
diatas rata-rata adalah sebesar 2,74±0,84%. Didapatkan nilai P bagi hubungan
penurunan PLT dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,221 yang
artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
PLT sebesar 1,14±0,70% dan penurunan PLT pada responden wanita yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,05±0,49%. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan PLT dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar
0,169 yang artinya tidak bermakna.
Tabel 5.11menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi
dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,90±1,06%.
Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
55
mengalami penurunan PLT sebesar 1,72±1,06%.Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan PLT dengan asupan makanan seluruh responden yaitu 0,595
yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 2,40±1,15% dan responden pria yang
mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar
2,42±1,04%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan asupan
total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,961 yang artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,32±0,55% dan responden wanita
yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan PLT
sebesar 1,17±0,70%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan
asupan total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,605 yang artinya tidak
bermakna.
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden yang bekerja mengalami
penurunan PLT sebesar 1,87±1,06%. Responden yang tidak bekerja mengalami
penurunan PLT 1,20±0,70%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT
dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,289 yang artinya tidak
bermakna.
Tidak dilakukan uji anova terhadap responden pria karena seluruh
responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan
tidak dapat dilakukan uji anova.
Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan PLT sebesar
1,23±0,65% dan penurunan PLT pada responden wanita yang tidak bekerja adalah
sebesar 1,27±0,59%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan
status pekerjaan responden wanita yaitu sebesar 0,918 yang artinya tidak
bermakna.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
56 Universitas Indonesia
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dari hasil penelitian
yang terdiri dari desain penelitian, karakteristik responden, variabel perancu yang
mempengaruhi penelitian, nilai BB, IMT dan PLT pada sebelum dan sesudah diet
rendah karbohidrat serta hubungan variabel perancu terhadap perubahan nilaiBB,
IMT dan PLT. Keterbatasan penelitian juga akan dipaparkan pada masing-masing
subbab.
6.1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian menggunakan desain penelitian eksperimental dengan model
pengembangan longitudinal. Intervensi dilakukan pada kelompok yang
mengonsumsi diet rendah karbohidrat selama dua minggu. Hasil penelitian dilihat
berdasarkan jenis kelamin karena menurut penelitian sebelumnya, jenis kelamin
mempengaruhi perubahan nilai IMT dan PLT (Volek, 2004). Desain penelitian
dipilih sesuai dengan jenis penelitian karena penelitian sebelumnya yang juga
membahas diet rendah karbohidrat juga menggunakan jenis penelitian
eksperimental (Bonnie, 2003;Foster, 2003; Volek, 2004).
Durasi penelitian adalah dua minggu atau 14 hari. Penelitian dimulai pada
saat hari pertama responden memulai diet rendah karbohidrat. Durasi penelitian
selama 14 hari belum cukup untuk melihat perubahan IMT dan PLT yang besar.
Durasi yang singkat ini tidak memungkinkan terlihatnya perubahan besar antara
data pada awal dan akhir penelitian. Menurut teori, pada minggu pertama terjadi
pelepasan air dan deplesi glikogen (Lofgren, 2002). Jika terjadi penurunan berat
badan, kemungkinan besar adalah lepasnya air sebesar 55-65% dan lemak sebesar
30-40% (Nix, 2004). Pada minggu kedua dilakukannya diet rendah karbohidrat,
akan terjadi penurunan lemak sebesar 50-70% akibat oksidasi asam lemak
(Lofgren, 2002). Penelitian sebelumnya memakan waktu 3 sampai 6 bulan untuk
melihat efek yang besar pada diet rendah karbohidrat (Bonnie, 2003;Foster, 2003;
Volek, 2004).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
57
Namun karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian hanya dilakukan
selama 14 hari.
Jumlah sampel penelitian adalah 40 orang, terdiri dari 20 pria dan 20
wanita. Jumlah tersebut dinilai cukup sesuai dengan perhitungan berdasarkan
penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006). Jumlah 40 orang merupakan seluruh
pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet.
Penelitian menggunakan data primer melalui kunjungan ke rumah untuk
wawancara langsung dan hubungan telepon. Kunjungan ke rumah dilakukan dua
kali, pada awal dan akhir pemberian diet untuk dilakukan pengukuran data
antropometri. Hubungan telepon dilakukan sekitar dua sampai tiga kali untuk food
recall.Asupan makanan responden didapatkan dengan food recall selama dua hari,
yaitu satu pada saat hari kerja dan satu pada akhir minggu. Kebanyakan responden
dapat mengingat makanan yang dikonsumsi diluar Catering karena pada awal
pertemuam peneliti menganjurkan responden untuk mencatat makanan apa saja
yang dikonsumsi diluar Catering. Keterbatasan waktu dan biaya membuat peneliti
tidak dapat mengontrol asupan makanan responden setiap hari dan kunjungan
rumah lebih sering. Aktivitas fisik responden pada saat bekerja, olahraga,
berpindah tempat dan rekreasi telah diketahui melalui GPAQ versi 2 yang sudah
distandarisasi secara internasional dan banyak dipakai oleh penelitian sebelumnya
(Purwanti, 2006).
Data penelitian selanjutnya akan diproses menggunakan uji statistik t, t
berpasangan dan anova. Uji-uji tersebut dinilai sesuai untuk melihat perubahan
antara data sebelum dan sesudah intervensi. Selanjutnya perubahan tersebut akan
dibandingkan untuk melihat perbandingan perubahan IMT dan PLT antara
sebelum dan sesudah intervensi, serta antara jenis kelamin. Penelitian sebelumnya
(Volek, 2004; Purwanti, 2006) juga menggunakan uji statistik yang serupa.
6.2. Diet Rendah Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering SlimGourmet
mengandung energi total sekitar 1000-1150 kkal/hari. Energi tersebut jauh
dibawah AMB rata-rata responden yaitu sekitar 1500 kkal/hari (Gibson, 2005).
Bila asupan energi adalah sebanyak 500 kkal atau lebih dari AMB, berat badan
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
58
seseorang akan menurun secara otomatis (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, diet
rendah karbohidrat ini dapat menurunkan berat badan pelanggan. Energi
didapatkan dari sarapan pagi, makan siang, dua kali makanan selingan dan makan
malam.
Diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering mengandung
karbohidrat sebesar 30 g per hari atau sekitar 12% dari total energi yang diberikan.
Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah karbohidrat pada penelitian sebelumnya
yaitu sekitar 18% karbohidrat (Purwanti, 2006). Karbohidrat yang diberikan
merupakan karbohidrat kompleks berupa roti gandum satu helai perhari.
Karbohidrat kompleks tidak merangsang pengeluaran insulin secara drastis
sehingga dengan jumlah yang sedikit tidak menyebabkan kenaikan berat badan
(Brown, 2005). Komposisi lemak dan protein dalam diet rendah karbohidrat ini
adalah masing-masing 46% dan 43%. Angka tersebut jauh diatas kebutuhan
seharusnya (20-30%; 15-20%), oleh karena itu terjadi penyesuaian fungsi tubuh
terhadap konsumsi makanan
Serat yang terkandung dalam diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh
Catering SlimGourmet adalah sekitar 20 g/hari. Sumber serat tertinggi berasal
dari sayuran dan buah-buahan. Angka tersebut masih kurang dari kebutuhan serat
per hari yaitu antara 25-35 g/hari (Brown, 2005). Kekurangan serat dapat
mengganggu sistem pencernaan dan dan menyebabkan rasa lapar lebih cepat
terasa. Produk makanan yang terbuat dari gandum mengandung serat larut dalam
air yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan serat tidak larut air
berguna untuk mencegah konstipasi dan kanker kolon (Herbert, 1995). Selain dari
produk gandum, serat larut air banyak terdapat pada buah yang dimakan dengan
kulitnya. Diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet menyediakan variasi
buah tertentu, sebagian harus dikupas, sebagian dapat dimakan dengan kulitnya.
Secara umum buah dan sayur banyak mengandung selulosa dan hemiselulosa
yang merupakan serat tidak larut air dan berguna bagi sistem pencernaan. Dapat
disimpulkan bahwa diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet belum
mengandung serat yang cukup, baik serat larut air maupun tidak larut air.
Catering SlimGourmet menawarkan diet rendah karbohidrat untuk jangka
waktu satu bulan atau lebih jika pelanggan ingin memperpanjang waktu diet.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
59
Durasi diet rendah sangat rendah karbohidrat pada diet Atkins hanya dilakukan
dua minggu, lalu setelah dua minggu asupan karbohidrat kompleks ditingkatkan
perlahan hingga menjadi sesuai dengan kebutuhan (Atkins, 1998). Durasi
penelitian terlama yang pernah dilakukan untuk diet rendah karbohidrat adalah
selama satu tahun. Oleh karena itu, pengaruh jangka panjang dari diet rendah
karbohidrat belum bisa dibuktikan. Terdapat kemungkinan diet rendah
karbohidrat yang dilakukan terlalu lama dapat mengubah fungsi organ dan
menyebabkan masalah kesehatan (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, pelanggan
yang menjalankan diet rendah karbohidrat sebaiknya melaporkan hasil
pemeriksaan kesehatan dan hasil laboratorium untuk menjamin keamanan diet
pada saat sebelum dan sesudah diet. Durasi menjalankan diet rendah karbohidrat
juga perlu diperhatikan. Sebaiknya tidak terlalu lama (maksimal enam bulan)
(Lofgren, 2002) untuk menjalankan diet rendah karbohidrat dan selama
menjalankan diet, keadaan medis pelanggan terus diawasi.
Jika pelanggan sudah selesai menjalankan diet rendah karbohidrat karena
sudah mencapai berat badan idel atau karena hal lain, perlu ada penyesuaian
terhadap diet. Jika sesorang telah berhenti menjalankan diet rendah karbohidrat,
hendaknya tidak langsung merubah pola dietnya menjadi seperti semula karena
dapat menaikkan berat badan dan menimbulkan efek yoyo (Lofgren, 2002). Perlu
ada diet pengalihan dari diet rendah karbohidrat. Diet yang dianggap tepat adalah
diet yang mengandung cukup karbohidrat kompleks, cukup protein, rendah lemak
dan cukup serat. Pada Catering SlimGourmet, program diet yang cocok adalah
program Reguler Slim.
6.3.BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah
Karbohidrat
Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang signifikan antara BB, IMT
dan PLT pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat (P<0,05).
BB awal menunjukkan angka 82,69±15,16 kg dan pada akhir mengalami
penurunan menjadi 78,45±14,69 kg. Rata-rata nilai IMT juga mengalami
penurunan dari 29,71±3,31 kg/m2 diawal menjadi 18,15 kg/m2 di akhir penelitian.
Pada awal penelitian, IMT responden termasuk kedalam kategori obese I (WHO,
2000) dan tidak berubah setelah dua minggu mengonsumsi diet rendah
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
60
karbohidrat. Menurut tabel WHO, status gizi obese I tergolong berisiko terkena
penyakit degeneratif. Menurut tabel IMT untuk penduduk Asia (WHO, 2011),
rata-rata responden baik pria maupun wanita masih dalam kategori status gizi
obesitas pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. Terjadi
penurunan PLT dari 33,37±3,90% menjadi 31,54±4,35% pada akhir penelitian.
Penilaian status gizi melalui nilai PLT mempunyai perbedaan standar antara pria
dan wanita, masing-masing obesitas jika ≥25% bagi pria dan ≥32% bagi wanita
(Gibson, 2005). Oleh karena itu perbedaan status gizi menurut PLT akan dibahas
di subbab selanjutnya.
Penurunan BB, IMT dan PLT tergolong signifikan karena memiliki nilai
P<0,05. Penurunan BB responden sebesar 5,43±1,71 kg untuk responden pria dan
3,03±1,70 kg untuk responden wanita lebih rendah dibandingkan hasil dari
penelitian sebelumnya yang membandingkan efek diet rendah energi dengan diet
rendah karbohidrat selama dua minggu dengan energi sebesar 1300 kkal/hari
(Purwanti, 2006). Penurunan BB pada penelitian sebelumnya adalah sebesar
5,88±1,36 kg, namun kedua penelitian sama-sama memiliki nilai P sebesar 0,0001
yang artinya bermakna. Penurunan IMT pada penelitian ini adalah sebesar
1,87±0,59 kg/m2 untuk responden pria dan 1,24±0,74 kg/m2 untuk responden
wanita dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan tersebut sedikit
lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya sebesar 2,03±0,46 kg/m2
dengan nilai P 0,0001 yang artinya bermakna pula. Penurunan PLT adalah sebesar
2,41±1,08% untuk responden pria dan 1,24±0,62% untuk responden wanita
dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan PLT tersebut lebih tinggi
pada responden pria dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu
penurunan PLT sebesar 2,063±0,87% dengan nilai P 0,0001.
Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006)
tidak sepenuhnya diketahui karena tidak banyak perbedaan perlakuan pada
penelitian. Jumlah energi dari makanan yang diberikan lebih sedikit dari
penelitian sebelumnya (1300 kkal/hari). Aktivitas fisik dan umur responden juga
tidak terlalu berbeda. Kemungkinan perbedaan yang terjadi adalah pada makanan
selingan. Makanan selingan dari Catering SlimGourmet adalah agar-agar buah
yang masih mengandung gula pasir, walaupun jumlanya sudah dikurangi
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
61
sebanyak 40% dari jumlah biasa, dan sisanya memakai gula tanpa energi. Agar-
agar tersebut dikonsumsi maksimal dua kali sehari, diantara sarapan dan makan
siang, dan diantara makan siang dan makan malam. Satu buah agar-agar yang
diberikan mengandung sekitar 40 kkal. Pengaruh agar-agar yang masih
mengandung gula pasir terhadap diet rendah karbohidrat menjadi topik menarik
untuk diteliti di penelitian selanjutnya.
Penurunan PLT pada pria bila diubah menjadi kilogram adalah sebesar
0,13 kg. Angka tersebut jauh lebih rendah dari penurunan BB yaitu sebesar
5,43±1,72 kg. Artinya, dari total berat badan yang hilang, hanya 7% merupakan
lemak. Hal yang sama juga terjadi pada responden wanita. Dari 3,03±1,70 kg
penurunan berat badan, lemak yang hilang hanya sebesar 0,03 kg atau sekitar
0,9% dari total berat badan yang hilang. Hal itu terjadi karena terjadi diuresis
akibat kurangnya besar energi yang digunakan tubuh, atau karena berkurangnya
kadar air secara drastis akibat metabolisme protein yang membutuhkan banyak
airdan pemakaian simpanan glikogen (Volek, 2004).
Penurunan BB, IMT dan PLT memang bermakna, namun tidak merubah
status gizi responden yang tetap obesitas. Seperti yang telah dibahas pada bab 1,
obesitas adalah faktor utama terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung
koroner dan sindrom metabolik lainnya (Brown, 2005). Status gizi yang tidak
berubah dimungkinkan terjadi karena durasi penelitian yang hanya dilakukan
selama 14 hari. Walaupun tidak terjadi perubahan status gizi pada responden, pola
BB, IMT dan PLT yang terus menurun setiap minggunya memperbesar
kemungkinan penurunan berat badan akan terus berlanjut bila diet terus dijalankan.
Penelitian sebelumnya memakan 6 bulan untuk dapat menurunkan BB sampai
dengan 8,5±1,0 kg dan menurunkan risiko penyakit jantung koroner (Bonnie,
2003).
Penurunan BB, IMT dan PLT yang bermakna pada setiap penelitian yang
melibatkan diet rendah karbohidrat dapat terjadi karena tingginya kandungan
protein dan lemak dalam makanan yang menimbulkan rasa kenyang lebih cepat
(Westman, 2002; Brehm, 2003). Diperkirakan telah terjadi ketonisasi pada
responden penelitian karena tingginya protein dan rendahnya karbohidrat yang
dikonsumsi. Sifat alami dari pembentukan badan keton akibat glukoneogenesis
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
62
juga dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada
pemberian diet rendah karbohidrat (Nix, 2004). Sintesis glukosa dari sumber zat
non-karbohidrat, seperti asam amino dan gliserol dengan hasil sampingan berupa
badan keton. Pembentukan badan keton juga menghasilkan perasaan kenyang
akibat rendahnya kandungan karbohidrat dalam makanan juga menimbulkan rasa
kenyang yang lebih cepat (Korner, 2003). Komponen sukrosa dan fruktosa juga
sedikit terdapat dalam diet ini, kecuali dari buah dan sayur. Ketidakhadiran
komponen tesebut mencegah munculnya rasa lapar.
Termogenesis juga memungkinkan terjadinya penurunan BB, IMT dan
PLT pada penelitian. Pada diet rendah karbohidrat, terdapat perlambatan
termogenesis selama sekitar 180 menit dibandingkan dengan diet rendah lemak
yaitu 60 menit (Westerterp, 1992). Hal tersebut menunjukkan perubahan
metabolisme yang terjadi akibat diet tinggi protein dan rendah karbohidrat.
Kebanyakan dari responden (>80%) tidak mengalami kelaparan setelah 2
minggu dijalankannya diet rendah karbohidrat. Sedangkan pada minggu pertama,
rasa lapar sangat terasa dan beberapa responden wanita (46%) mengalami rasa
lemas karena sedang menstruasi. Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi
selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat(Johnston, 2004).
6.4. Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan variabel perancu yang dapat
mempengaruhi besarnya perubahan BB, IMT dan PLT pada sesudah pemberian
diet rendah karbohidrat. Karakteristik responden yang dibahas adah jenis kelamin,
aktivitas fisik, umur responden, asupan makanan, pendidikan dan pekerjaan
responden.
6.4.1. Jenis Kelamin
Terdapat masing-masing 20 orang responden pria dan wanita. Jumlah
yang seimbang ini baik untuk membandingkan perbedaan hasil penelitian antara
pria dan wanita dengan menggunakan uji T dan uji T berpasangan. Uji-uji tersebut
digunakan untuk melihat perbedaan nilai variabel sebelum dan sesudah perlakuan,
dalam hal ini perbedaan BB, IMT dan PLT.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
63
Rata-rata responden pria memiliki BB awal 92,20±13,31 kg dan
mengalami penurunan menjadi 86,75±14,01 kg di akhir dengan nilai P0,000 yang
artinya bermakna. Rata-rata responden wanita memiliki BB awal 73,18±10,21 kg
dan mengalami penurunan menjadi 70,15±10,90 kgdengan nilai P0,000 yang
artinya bermakna. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden pria
memiliki BB yang lebih tinggi dibandingkan responden wanita pada awal
penelitian dan masih tetaplebih tinggi pada akhir penelitian. Terlihat bahwa profil
tubuh responden pria lebih besar dibandingkan responden wanita. Pada responden
pria, terjadi penurunan IMT dari 30,92±3,21 kg/m2 menjadi 29,05±3,42
kg/m2dengan nilai P0,000 yang artinya bermakna. Penurunan nilai IMT tersebut
membuat adanya perubahan status gizi dari obese II pada awal penelitian menjadi
obese I pada akhir penelitian. IMT responden wanita mengalami penurunan dari
28,50±3,02 kg/m2 menjadi 34,68±4,34 kg/m2dengan nilai P0,000 yang artinya
bermakna. Penurunan nilai tersebut tidak merubah status gizi responden wanita
yaitu obese I.Sedangkan untuk PLT, responden pria mengalami penurunan nilai
PLT dari 30,81±2,46% menjadi 28,40±2,66% dan penurunan nilai tersebut
memiliki nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Penurunan nilai PLT juga terjadi
pada responden wanita dengan nilai awal 39,92±3,38% menjadi 34,68±4,34%
dengan nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Hal tersebut menunjukkan bahwa
responden pria dan wanita tidak mengalami perubahan status gizi menurut PLT
yaitu obesitas.
Disimpulkan dari data bahwa penurunan BB, IMT dan PLT pada pria
lebih tinggi dibandingkan pada responden wanita. Jenis kelamin mempengaruhi
penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat.
Didapatkan nilai P sebesar 0,0001 untuk perbandingan penurunan BB antara pria
dan wanita. Perbandingan penurunan IMT antara pria dan wanita juga bermakna
dengan nilai P sebesar 0,001. Perbandingan penurunan PLT juga bermakna
dengan nilai P 0.001. Penelitian sebelumnya (Volek, 2004) juga menemukan hal
yang serupa, yaitu penurunan berat badan pria lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita.
Perbedaan penurunan BB, IMT dan PLT antara pria dan wanita
disebabkan oleh perbedaan distribusi lemak dan laju metabolisme. Pada pria,
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
64
distribusi lemak lebih banyak terjadi pada bagian viseral sedangkan distribusi
lemak pada wanita lebih cenderung terjadi pada bagian subkutaneus (Lofgren,
2002). Hal tersebut memungkinkan pria untuk lebih cepat mengalami deplesi
glikogen karena lemak yang cenderung terdapat di bagian dalam tubuh.
Sedangkan lebih sulit bagi wanita untuk menurunkan kadar lemak dalam tubuh
karena wanita lebih cenderung memiliki ketahanan pada akumulasi lemak
abdominal dibanding pria, bahkan pada kasus obesitas sekalipun. Selain itu, pria
cenderung memiliki masa otot yang lebih banyak sehingga berat badan yang lebih
tinggi dibandingkan wanita terdiri dari masa otot yang besar (Bouchard, 1993).
Kemungkinan berdasarkan alasan tersebut penurunan BB, IMT dan PLT
responden wanita tidak setinggi responden pria.
6.4.2. Aktivitas Fisik Responden
Kebanyakan dari responden (40%) melakukan aktivitas fisik sedang dalam
kegiatan sehari-hari. Aktivitas sedang yang dilakukan adalah berupa olahraga
yang dilakukan rutin di pusat kebugaran. Sebanyak 57% responden secara rutin
mengunjungi pusat kebugaran untuk melakukan olahraga sebelum atau sesudah
bekerja di kantor dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan responden lain tidak
melakukan olahraga diluar jam kantor.
Jumlah responden pria yang melakukan aktivitas sedang dan tinggi adalah
masing-masing 35% dari seluruh responden pria. Sejumlah 100% responden yang
melakukan aktivitas sedang dan tinggi dikarenakan responden rutin mengunjungi
pusat kebugaran. Perbedaan aktivitas sedang atau tinggi disebabkan oleh
perbedaan intensitas dan durasi olahraga di pusat kebugaran.
Begitu pula dengan responden wanita, sejumlah 45% dari responden
wanita melakukan aktivitas fisik sedang karena berolahraga di pusat kebugaran
setelah atau sebelum bekerja di kantor. Sejumlah 15% dari responden wanita
melakukan aktivitas fisik tinggi karena selain melakukan olahraga rutin di pusat
kebugaran, responden menambah aktivitas olahraga lain baik dirumah atau thai
boxing di pusat kebugaran lain yang memang menguras banyak tenaga.
Disimpulkan bahwa lebih banyak responden pria yang melakukan
aktivitas tambahan berupa olahraga di pusat kebugaran sehingga memiliki
aktivitas fisik sedang. Aktivitas fisik sedang melibatkan aktivitas fisik di pusat
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
65
kebugaran dengan intensitas dan durasi sedang. Sedangkan responden wanita
yang melakukan aktivitas sedang lebih sedikit dari responden pria, namun
beberapa diantaranya melakukan aktivitas dengan intensitas dan durasi yang lebih
tinggi dari kebanyakan responden pria. Catering SlimGourmet menganjurkan
setiap pelanggannya untuk melakukan aktivitas fisik yaitu olahraga untuk
memaksimalkan penurunan berat badan, terutama pada pelanggan program diet
rendah karbohidrat. Namun tidak semua pelanggan merealisasikan anjuran
tersebut karena tidak punya banyak waktu atau karena tidak berkeinginan.
Pola pada hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin tinggi aktivitas
fisik responden pria maupun wanita, semakin tinggi pula penurunan nilai BB,
IMT dan PLT responden. Hubungan tersebut bermakna dengan nilai P0,000. Hal
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi melalui olahraga dapat
membantu penurunan berat badan. Pengaruh aktivitas tinggi berpengaruh baik
pada responden pria maupun responden wanita. Penurunan BB sebesar 6,25±1,45
kg terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas tinggi dan 5,10±1,10 kg
pada responden wanita. Hal tersebut menunjukkan bahwa penurunan BB lebih
tinggi terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas fisik tinggi (nilai
P=0,003) dibandingkan dengan responden wanita (nilai P=0,002) yang melakukan
aktivitas tinggi.
Seiring dengan penurunan berat badan, terjadi pula penurunan IMT.
Penurunan IMT pada responden pria juga lebih tinggi secara bermakna, yaitu
sebesar 2,34±0,53 kg/m2(p= 0,004) dibandingkan dengan penurunan IMT pada
respoden wanita sebesar 1,90±0,87 kg/m2(p= 0,055). Penurunan PLT juga lebih
besar terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas tinggi yaitu sebesar
3,17±1,06% dengan nilai P 0,046. Responden wanita yang melakukan aktivitas
tinggi mengalami penurunan PLT lebih rendah dibanding responden pria yaitu
sebesar 1,43±0,40% dengan nilai P sebesar 0,037. Dapat terlihat bahwa penurunan
PLT lebih tinggi pada pria yang melakukan aktivitas tinggi dibandingkan wanita
dengan aktivitas yang sama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas tinggi melalui olahraga lebih
berpengaruh untuk menurunkan nilai BB, IMT dan PLT pada responden pria
dibandingkan pada responden wanita. Penemuan pada penelitian tidak sesuai
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
66
dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa aktivitas fisik berupa
olahraga tidak secara bermakna berpengaruh terhadap penurunan BB, IMT dan
PLT (Purwanti, 2006). Namun penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa aktivitas fisik berpengaruh untuk program penurunan berat badan karena
meningkatkan metabolisme tubuh untuk membakar lemak (Robertson, 2002).
Efek olahraga terhadap penurunan BB, IMT dan PLT juga lebih
berpengaruh pada responden pria karena saat wanita melakukan olahraga,
penggunaan simpanan lemak menjadi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pria
yang berolahraga. Pada saat puasa, wanita dan pria menggunakan simpanan lemak
dengan cara yang serupa, namun pada wanita terjadi pergantian sumber energi
secara cepat dari glukosa menjadi lemak (Robertson, 2002). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan penurunan
persentase lemak tubuh pada wanita, namun aktivitas fisik berguna menjaga
persentase lemak tubuh(Mittendorfer, 2002; Westerterp, 1992; Donnelly, 2003).
Sebaliknya, pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh aktivitas fisik
tinggi terhadap penurunan PLT, walaupun tetap lebih rendah dibandingkan
responden pria.
Diet rendah karbohidrat adalah diet yang cukup ekstrim dan menganding
energi rendah. Pada minggu pertama dijalankannya diet rendah karbohidrat,
beberapa responden merasa lemas oleh karena itu tidak disarankan untuk
melakukan olahraga yang melelahkan. Olahraga pada orang yang menjalankan
diet rendah karbohidrat harus dimonitor untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak
mengalami gangguan kesehatan.
6.4.3. Umur Responden
Rata-rata umur seluruh responden penelitian adalah 37±8,88 tahun, dengan
usia termuda 20 tahun dan tertua 62 tahun. Tidak terdapat perbedaan disribusi
umur yang berarti antara pria dan wanita. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata
responden penelitian termasuk dalam usia dewasa tengah. Responden yang
berumur dibawah rata-rata artinya termasuk dalam kategori dewasa awal dan
dewasa tengah. Sedangkan responden yang berumur diatas rata-rata termasuk
dalam kategori dewasa tua (Wardlaw, 2007).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
67
Usia dewasa muda termasuk dalam usia produktif dan mempengaruhi
aktivitas fisik responden. Usia produktif melibatkan kegiatan travelling, jadwal
kerja yang padat, banyak bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan kolega
(Brown, 2005). Proses pertumbuhan sudah berhenti, dan masa otot terus
bertambah seiring dengan bertambahnya aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas fisik
masih sangat berpengaruh pada usia dewasa muda.
Responden termasuk dalam kategori dewasa tengah sedang menuju atau di
puncak karir. Seiring pencapaian puncak karir, secara fisiologis metabolisme
melambat akibat perubahan aktivitas hormon dan ditambah dengan aktivitas fisik
yang menurun dan akhirnya mengakibatkan meningkatnya berat badan (Brown,
2005). Pada usia dewasa tua, kebanyakan orang sudah sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan dan menambah aktivitas fisik serta merubah pola makan yang
sehat untuk mencegah atau menyembuhkan diri dari penyakit degeneratif
(Wardlaw, 2007).
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden yang memiliki
umur diatas rata-rata mengalami penurunan BB yang tidak berbeda secara
bermakna dengan responden yang berumur dibawah rata-rata (P= 0,658). Hal
tersebut terjadi baik pada responden pria maupun responden wanita dengan nilai P
masing-masing 0,855 dan 0,527. Perbedaan yang tidak bermakna bagi kategori
umur berhubung terbalik dengan teori yang ada, bahwa semakin tinggi umur,
semakin lambat laju metabolisme tubuh dan menyebabkan proses penurunan berat
badan terhambat (Mittendorfer, 2002).
Ditemukan pula bahwa umur tidak berpengaruh secara bermakna terhadap
penurun IMT pada pria maupun wanita dengan nilai P masing-masing 0,789 dan
0,334. Selain itu, hasil tersebut juga tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang menemukan bahwa umur berpengaruh terhadap penurunan BB (P= 0,000)
dan IMT (P=0,000) (Purwanti, 2006). Penurunan PLT tidak bermakna pada
respoden pria maupun wanita dengan masing-masing nilai P 0,221 dan 0,169. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa umur tidak berpengaruh
terhadap penurunan PLT (P= 0,073) (Purwanti, 2006).
Walaupun memiliki hubungan yang tidak bermakna, yaitu <1 kg untuk BB,
<1 kg/m2 untuk IMT dan <1% untuk PLT, dapat terlihat bahwa semakin tinggi
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
68
umur responden wanita, semakin rendah penurunan BB dan IMT. Namun
semakin tinggi umur responden pria, semakin tinggi penurunan BB, IMT dan PLT.
6.4.4. Asupan Makanan Responden
Rata-rata total konsumsi energi dari seluruh responden adalah
1129±152,92 kkal/hari dengan nilai minimun 1002 kkal/hari dan nilai maksimum
1459 kkal/hari. Responden yang mengonsumsi total energi 1002 kkal/hari hanya
mengonsumsi satu kali makanan selingan. Responden yang mengonsumsi total
energi 1459 kkal/hari mengonsumsi makanan tambahan diluar apa yang diberikan
oleh Catering SlimGourmet. Makanan tambahan yang dimaksud biasanya
dikonsumsi pada hari minggu, dimana tidak ada pengantaran makanan dari
Catering sehingga responden mengonsumsi makanan dari luar.
Sejumlah 55% dari seluruh responden mengonsumsi total energi dibawah
rata-rata dan sisanya mengonsumsi total energi diatas rata-rata. Tidak ada
responden yang mengonsumsi total energi persis dengan angka rata-rata. Dilihat
dari persentase, tidak ada perbedaan berarti antara responden yang mengonsumsi
total energi dibawah dan diatas rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
dua minggu dilakukannya penelitian, responden disiplin dalam melaksanakan diet
rendah karbohidrat sehingga hasil penelitian dapat dipercaya.
Asupan total energi yang sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering
SlimGourmet dapat membantu penurunan berat badan responden. Bila terdapat
perbedaan hasil dalam hal BB, IMT dan PLT, dapat dipastikan bukan merupakan
pengaruh dari asupan total energi responden karena rata-rata total konsumsi energi
responden sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering SlimGourmet. Melalui
rata-rata asupan yang dibawah AMB, menurut teori (Lau, 2007) seluruh
responden yang mengonsumsi asupan energi dari makanan dibawah rata-rata
dapat mengalami penurunan berat badan.
Asupan makanan yang sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering
membuat hubungan asupan makanan tidak bermakna terhadap penurunan BB,
IMT dan PLT, baik pada responden pria maupun wanita. Namun, terlihat bahwa
responden yang mengonsumsi energi dari makanan diatas rata-rata mengalami
penurunan BB dan PLT yang lebih rendah, walaupun perbedaannya hanya <1 kg
untuk BB dan <1% untuk PLT.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
69
6.4.5. Pekerjaan Responden
Pekerjaan berhubungan dengan aktivitas fisik, bergantung kepada intensitas dan
durasi pekerjaan. Setiap pekerjaan melibatkan aktivitas yang berbeda-beda.
Mayoritas responden yaitu sejumlah 90% dari seluruh responden penelitian
bekerja. Dari sejumlah 90% responden yang bekerja, 100% merupakan pekerjaan
kantoran yang tidak melibatkan banyak gerakan tubuh selain sedikit berjalan antar
ruangan dan dari mobil ke ruangan kerja atau sebaliknya.
Hampir seluruh responden yang bekerja atau sejumlah 76% merupakan
pegawai kantor di perusahaan swasta dan sisanya merupakan pegawai
pemerintahan. Terdapat pula seorang responden yang bekerja sebagai pelatih yoga
di pusat kebugaran sehingga memiliki aktivitas fisik dalam bekerja yang lebih
tinggi dibandingkan responden lain yang bekerja hanya di kantor.
Pekerjaan yang tidak melibatkan banyak pergerakan tubuh dikarenakan
profil responden penelitian yang masih dalam usia produktif dan bermukim di
kota besar seperti Jakarta. Walaupun responden bekerja di kantor yang tidak
melibatkan banyak aktivitas fisik, pekerjaan yang dilakukan terkadang sulit dan
dapat menyebabkan stress. Waktu yang dimiliki responden untuk beristirahat dan
makan siang juga terbatas. Oleh karena itu responden memilih menggunakan jasa
Catering untuk memudahkan waktu makan sekaligus menurunkan berat badan.
Terjadi penurunan BB yang bermakna pada responden yang bekerja
dengan P=0,009. Penurunan yang bermakna tidak terjadi pada penurunan IMT
dan PLT (P=0,059; P=0,289). Walaupun tidak bermakna, terlihat pola pada hasil
penelitian bahwa responden yang tidak bekerja mengalami penurunan IMT dan
PLT yang lebih rendah dibandingkan dengan responden yang bekerja.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
70Universitas Indonesia
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat dengan uji t dan uji anova,
berikut merupakan kesimpulan dari penelitian mengenai perbandingan penurunan
BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohirat di Catering
SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012.
1. Seluruh responden penelitian mengalami penurunan BB, IMT dan PLT
setelah diberikan diet rendah karbohidrat.
2. Prevalensi jenis kelamin pria dan wanita masing-masing 50%, aktivitas
pelanggan tinggi adalah sebesar 25%, rata-rata umur responden
sebesar37±8,88 tahun, rata-rata asupan makanan sebesar1129±152,92
kkal/hari, dan responden yang bekerja dalam kegiatan sehari-hari sebesar
90%.
3. Terdapat pengaruh pemberian diet rendah karbohidrat terhadap
perubahanBB, IMT dan PLT.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan aktivitas fisik
terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah
karbohidrat.
7.2. Saran
Berikut merupakan saran-saran yang dapat diberikan untuk pelanggan,
Catering SlimGourmet dan peneliti selanjutnya terkait diet rendah karbohidrat di
Catering SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012.
1. Aktivitas fisik pelanggan hendaknya diperbanyak untuk membantu proses
penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat. Aktivitas fisik
dapat berupa olahraga pada sebelum atau sesudah bekerja di kantor
ataupun dengan berjalan kaki, memilih untuk naik tangga dibandingkan
dengan lift atau eskalator di tempat kerja. Intensitas dan durasi aktivitas
fisik disesuaikan dengan keadaan dan harus dimonitor untuk menghindari
gangguan kesehatan akibat perpaduan diet ekstrim dan olahraga.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
71
2. Catering SlimGourmet hendaknya mengganti gula pasir dengan gula
rendah energi dalam seluruh sajian pada diet rendah karbohidrat. Gula
merupakan karbohidrat sederhana yang dapat mengganggu proses
penurunan berat badan dan lemak. Penggantian ini dapat dilakukan dengan
mengganti agar-agar dengan makanan selingan lain yang mengandung
protein tinggi dan rendah karbohidrat, atau tetap menggunakan agar-agar
namun mengganti seluruh gula pasir dengan gula rendah energi.
3. Catering SlimGourmet hendaknya menggunakan agar-agar tinggi serat
yang terbuat dari rumput laut untuk memenuhi kebutuhan serat pelanggan
dan meminimalisasi efek samping dari diet rendah karbohidrat. Jumlah
dan jenis buah dan sayur juga hendaknya diperbanyak demi memenuhi
kebutuhan serat pelanggan.
4. Catering SlimGourmet hendaknya memberikan daftar siklus menu diet
rendah karbohidrat kepada pelanggan agar pelanggan sepenuhnya
mengerti mengenai sajian yang diberikan oleh Catering SlimGourmet.
5. Catering SlimGourmet hendaknyamemonitor dan mengevaluasi keadaan
medis pelanggan melalui nilai laboratorium pada saat sebelum dan
sesudah diet rendah karbohidrat untuk memastikan diet aman dijalankan
oleh pelanggan dan memberikan pengaruh positif untuk penurunan berat
badan dan kesehatan.
6. Catering SlimGourmet hendaknya mengevaluasi kebiasaan makan
pelanggan sebelum dijalankannya diet untuk menyesuaikan kebiasaan
tersebut dengan diet yang akan dijalankan. Penyesuaian ini penting untuk
menentukan kedisiplinan dan keberhasilan diet.
7. Catering SlimGourmet hendaknya memantau daya terima pelanggan
dalam menjalankan diet rendah karbohidrat untuk membantu keberhasilan
proses penurunan BB, IMT dan PLT.
8. Catering SlimGourmet hendaknya menyarankan pelanggan untuk tidak
terlalu lama (maksimal enam bulan) dalam menjalankan diet rendah
karbohidrat demi keamanan kesehatan. Dianjurkan untuk mengganti diet
menjadi diet seimbang rendah lemak setelah menjalankan diet rendah
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
72
karbohidrat untuk mendapatkan penurunan berat badan yang bertahap
(tidak drastis seperti pada diet rendah karbohidrat).
9. Catering SlimGourmet hendaknya menambah sumber protein nabati
dalam sajian diet rendah karbohidrat seperti kacang-kacangan dan
produknya untuk melengkapi kebutuhan asam amino dan zat lain yang
bermanfaat untuk kesehatan pelanggan.
10. Catering SlimGourmet hendaknya menambah asupan serat larut air
maupun serat tidak larut air dari buah dengan kulitnya dan beragam jenis
sayuran untuk membantu meningkatkan fungsi saluran cerna dan
mencegah penyakit-penyakit tertentu.
11. Catering SlimGourmet hendaknya mengembangkan diet rendah
karbohidrat atau diet lain dengan komposisi zat gizi makro dan zat gizi
mikro berbeda untuk penurunan berat badan dan lemak tubuh demi
menurunkan prevalensi kegemukan dan penyakit degeneratif yang
disebabkan oleh kegemukan di Indonesia.
12. Penelitian mengenai diet rendah karbohidrat dan hendaknya dilanjutkan
oleh peneliti selanjutnya dengan durasi penelitian yang lebih dari dua
minggu untuk melihat pola penurunan berat badan dan lemak.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
73Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Abramof, Ness and Apovian, CM. (2006). “Diet Modification for Treatment and
Prevention of Obesity”. Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism. 29(1): 5-9. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/
(diakses 15 Januari 2012).
Albertsson, C. Erlanson dan J Mei. (2005). “The Effect of Low Carbohydrate on
Energy Metabolism”. International Journal of Obesity.29: S26–
S30.Tersediadalam:
http://www.nature.com/ijo/journal/v29/n2s/full/0803086a (diakses 15
Januari 2012).
Adam, John MF. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Bandung
Almatsier, Sunita. (Ed.).(2005). Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Atkins, RC. (1998). Dr. Atkins New Diet Revolutions. New York: Avon Books.
Bagchi, Debasis. (2007). Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and
Prevention. Bocaraton: Taylor and Francis Group.
Barker, Helen M. (2002). Nutrition and Dietetics for Health Care (10th ed).
Philadelphia: Elseiver
Blaak, E. (2001). “Gender Differences In Fat Metabolism”. Current Opinion
Clinical Nutrition Metabolic Care. 4:499. Tersedia dalam
:http://journals.lww.com/co-clinicalnutrition/pages(diakses 12 Januari
2012).
Bongain, A. (1998). “Obesity in Obstetrics and Gynecology”. Di dalam:
Grosvenor (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt
College Publisher.
Bouchard, C dan Despies, JP. (1993). “Genetic and Nongenetic Determinants of
Regional Fat Distribution. Endocrine Reviews. 14:72. Tersedia dalam:
http://edrv.endojournals.org/ (diakses 12 Januari 2012).
Brown, Judith E. (2005). Nutrition Through the Life Cycle. 2 vols. California:
Thomson Wadsworth.
Brehm, Bonnie J. (2003). “A Randomized Trial Comparing a Very Low
Carbohydrate Diet on Body Weight and Cardiovascular Risk Factors in
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
74
Healthy Women”. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.
88:1617-1623. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15
Januari 2012).
______________, Spang SE, Lattin BL. (2005).“The Role of Energy Expenditure
In The Differential Weight Loss In Obese Women On Low Fat and Low
Carbohydrate Diet”. Journal Of Clinical Endocrinology & Metabolism.
90:1475-1482. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15
Januari 2012).
Department of Chronic Diseases and Health Promotion Surveillance and
Population Based Prevention World Health Organization. Global Physical
Activity Questionnare (GPAQ) v2.0. (2012).www.who.int/chp/steps
(diakses 25 Januari 2012).
Donnelly, J.E. (2003). “Effects of 16 Months Randomized Cotrolled Exercise
Trial On Body Weight and Composition in Young, Overweight Men and
Women: The Midwest Exercise Trial”. Archives Of Internal Medicine.
163:1343. Tersedia dalam: http://archinte.ama-assn.org/(diakses 2
Februari 2012).
Floch, T.T. (1980). “Genetics, Body Weight and Obesity”. Dalam:Nutrition and
Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. Philadelphia: Elseiver.
Foster, Gary D. PhD, R, Holly,Wyatt M.D. (2003). A Randomized Trial of A Low
Carbohydrate Diet of Obesity “. The New England Journal Of Medicine.
348:2082-90. Tersedia dalam: www.nejm.org/ (diakses 15 Januari 2012).
Garrow, J.S. (1988). “Obesity and Related Diseases”. Dalam: Nutrition and
Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver.
___________ (1992). “Treatment of Obesity”. Dalam: Nutrition and Dietetics for
Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver.
___________ (1996). “Obesity”. Dalam: Human Nutrition and Dietetics (9th ed).
J.S Garrow dan W.P.T James. (Ed.). Edinburgh: Churcill Livingstone
Gibson, Rosalind. (2005). Principles of Nutritional Assessment (2nd ed). New
York: Oxford University Press.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
75
Goldstein, J.L.(1992). “Beneficial Health Effects of Weight Loss”. Dalam:
Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.).
Philadelphia: Elseiver.
Herbert, Victor, M.D dan Genell J. Subak-Sharpe M.S. (Ed.). (1999). Total
Nutrition: The Only Guide You’ll Ever Need. New York: St. Martin’s
Griffin.
Khaidiar, L. (1999). “Obesity and Its Co-Morbid Conditions”. Di dalam:
Grosvenor (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt
College Publisher.
Heyward, VH, Stolancyzk LM. (1996). Applied Body Composition Assessment.
Illinois: Champaign
Johnston, Carol S, Sherrie L. Tjonn , dan Pamela D. Swan. (2004). “High Protein,
Low Fat Diets are Effective for Wight Loss and Favorably Alter
Biomarkers in Healthy Adults. The Journal of Nutrition. 134:586-591.
Tersedia dalam: http://jn.nutrition.org/ (diakses 15 Januari 2012)
Johnstone, A.M. (2005). “Factors Influencing Variation in Basal Metabolic Rate
Include Fat-Free Mass, Fat Mass, Age, and Circulating Thyroxine But Not
Sex, Circulating Leptin, or Triidothyronine”. American Journal of Clinical
Nutrition. 82:941. Tersedia dalam: http://www.ajcn.org/ (diakses 29
Januari 2012)
Knittle, Jerome L dan David P. Katz. (1995). “Weight Control”. Dalam: Ed.
Herbert, Victor, M.D dan Genell J. Subak-Sharpe M.S. (Ed.). Total
Nutrition: The Only Guide You’ll Ever Need. New York: St. Martin’s
Griffin.
Kushner, Robert F dan Daniel H. Bessesen. (2007). Treatment of The Obese
Patient. New Jersey: Humana Press.
Korner, Judith M.D, Ph.D dan Rudolph L.Leibel M.D. (2003). “To Eat Or Not To
Eat”. The New England of Medicine. 349:10. Tersedia dalam:
http://www.nejm.org/ (diakses 11 Januari 2012).
Koutsari, Christina dan Labros S. Sidossis. (2003). “Effect of Isoenergetic Low
and High Carbohydrate Diets on Substrate Kinetics and Oxidation in
Healthy Men”. British Journal of Nutrition. 90,2:413-418. Tersedia dalam:
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
76
http://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=BJN (diakses 11
Januari 2012).
Kushner, Robert F dan Daniel H. Bessesen. (2007). Treatment of The Obese
Patient. New Jersey: Humana Press
Lau, David C.W dan James D.Douketis. (2007). “2006 Canadian Clinical Practice
Guidelines on The Management and Prevention of Obesity in Adults and
Children (Summary)”. Canadian Medical Association Journal. 51:13.
Tersedia dalam: www.cmaj.ca/ (diakses 18 Januari 2012).
Lightman, S.W, Pisanska K, Berman E.R. (1992). “Discrepancy Between Self-
Reported and Actual Calorie Intake and Exercise in Obese Subjects”.
Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.).
Philadelphia: Elseiver.
Lofgren, P. (2002). “Major Gender Differences in the Lipolytic Capacity of
Abdominal Subcutaneous Fat Cells in Obesity Observed Before and After
Long Term Weight Reduction”. Journal of Clinical Endocrinal
Metabolism. 254:401-425. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/
(diakses 15 Januari 2012).
McArdle, W. (2000). Essentials of Exercise Physiology” (2nd ed). Philadelphia:
Lippicot Williams &Wilkins
Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing and Allied
Health (7th ed). (2003). Philadelphia: Elsevier
Misra, A, Vikram NK dan Gupta R. (2006). “Waist Circumference Cut Off Points
and Actions Levels for Asian Indians for Identification of Abdominal
Obesity”. International Journal of Obesity. 1:106-11. Tersedia dalam:
http://www.nature.com/ijo/index.html (diakses 29 Januari 2012).
Mittendorfer, B, Horowitz J.F dan Klein S. (2002). “Effect of Gender of Lipid
Kinetics During Endurance Exercise of Moderate Intensity in Untrained
Subjects”. American Journal of Physiology Endocrinology & Metabolism.
283:58. Tersedia dalam: http://ajpendo.physiology.org/ (diakses 15 Januari
2012).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
77
Muth, Natalie Digate. (2009). What are The Guidelines for Percentage of Body
Fat Loss?. http://www.acefitness.org/112/what-are-the-guidelines-for-
percentage-of-body-fat/ (diakses: 29 Januari 2012).
Nieman, D.C. (1999). “Influence of Obesity on Immune Function”. Di dalam :
Grosvenor. (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt
College Publisher.
Nix, Staci. (2004). Williams’ Basic Nutrition & Diet Therapy (12th ed). St. Louis:
Elsevier Mosby.
OECD Health Data. (2005). Health Policies and
Data.http://www.oecd.org/statisticsdata/. (diakses 25 Januari 2012).
Paulio et al. (1994). “Body Fat Mass Determined by Hydrostatic Weighing”.
Dalam Rosalind Gibson. Principles of Nutritional Assessment (2nd ed).
New York: Oxford University Press.
Purwanti, Peni Hedi. (2006). Pengaruh Diet Rendah Energi dan Rendah
Karbohidrat Terhadap IMT dan Persentase Lemak Tubuh pada Pasien
Wanita dengan Berat Badan Lebih di Prima Diet Catering Jakarta. Tesis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Robarge, Ariel dan Benard W. Downs. (2007). “The Atkins Paradigm”. Di dalam:
Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. Debasis
Bagchi. Bocaraton: Taylor and Francis Group. Hal 239-242.
Robertson, M.D, G. Livesey dan J.C. Mathers. (2002). “Quantitative Kinetics of
Glucose Appearance and Disposal Following a C-Labelled Starch Rich
Meal: Comparison of Male and Female Subjects”. British Journal Of
Nutrition. 87:569. Tersedia dalam : http://journals.cambridge.org/ (diakses
29 Januari 2012).
Rosen, Thord, dan Ingvar Bosaeus. (2008). “Increased Body Fat Mass and
Decreased Extracellular Fluid Volume in Adults With Growth Hormone
Deficiency”. Clinical Endocrinology. 38: 63-71. Tersedia dalam:
http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/%28ISSN%291365-
2265/issues (diakses 29 Januari 2012).
Setiadi, Yeni Sofiani. 2004. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP)
dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) dengan Resiko Penyakit Jantung
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
78
Koroner pada Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kesehatan di Kecamatan
Rancaekek Kabupaten Bandung, Tahun 2004”. Skripsi. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sabri, Luknis, dan Sutanto Priyo Hastono. (2006). Statistik Kesehatan Edisi
Revisi”. Jakarta: Rajawali Press.
Supariasa, Dewa Nyoman MPS, Bachyar Bakri SKM, MKes, Ibnu Fajar, SKM.
(2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismail, Sofyan. (2011). Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Agung Seto.
Volek, JS, Sharman MJ dan Love DM. (2002). “Body Composition and Hormonal
Responses to A Carbohydrate-Restricted Diet”. Metabolism. 51:864-870
________, Sharman MJ dan Gomez AL. (2004). “Comparison of Energy
Restricted Very Low Carbohydrate and Low Fat Diets on Weight Loss and
Body Composition in Overweight Man and Woman”. Nutrition &
Metabolism Journal. 1:13. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/
(diakses 15 Januari 2012).
Wardlaw, Gordon M. (2007). Perspective in Nutrition (7th ed). New York: Mc
Graw Hill.
Westerterp, K.R. (1992). “Long Term Effect of Physical Activity on Energy
Balance and Body Composition”. British Journal Of Nutrition. 68:21.
Tersedia dalam:http://journals.cambridge.org(diakses 11 Januari 2012).
Westman, AC, Yancy WS dan Edman SS dkk. (2002). “Effect of 6-Months
Adherence to A Very Low Carbohydrate Diet Program. American Journal
of Medicine. 113:30-6. Tersedia dalam: http://www.amjmed.com/ (diakses
14 Januari 2012).
World Health Organization (WHO). (2000). Global Health Observatory Data
Repository. http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#. (diakses 20 Januari
2012).
_______________________. (2001). Data and
Statistics.http://www.who.int/(diakses 19 Januari 2012).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
79
_______________________. (2008). WHO Global Infobase: Data for Saving
Lives.http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood_what/en/
(diakses 10 Februari 2012).
_______________________. (2011). Global Health Observatory Data
Repository. http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#. (diakses 20 Januari
2012).
Yeo, GSH. (1998). “A Frame Shift Mutation in MC4R Associated With
Dominantly Intertied Human Obesity”. National Genetic. 520:111-2.
Tersedia dalam: http://www.ngi.com/ (diakses 28 Januari 2012).
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Hormat Saya,
Tri Mutiara Ramdhani
Terima kasih atas kesediaan waktu Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini akan digunakan untuk penelitian tugas akhir (skripsi) dari:
Nama : Tri Mutiara Ramdhani (Tara)
NPM : 0806461026
Program Studi : Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Topik penelitian yang dilakukan adalah “Perbandingan Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT), Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP), dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pada Pemberian Diet PowerSlim bagi Penderita Kegemukan di Katering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012”.
Tujuan dibuatnya kuesioner ini adalah untuk mengetahui efek pemberian Diet PowerSlim pada responden dilihat dari IMT, RLPP dan PLT. Hubungan umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik dengan pemberian diet PowerSlim juga akan diteliti.
Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Profil Responden, Kuesioner Aktivitas Fisik, dan Form Food Recall 24 jam. Penjelasan pengisian kuesioner akan dijelaskan pada masing-masing bagian.
Dimohon untuk mengisi seluruh kuesioner yang ada dengan sebenar-benarnya sehingga kuesioner dapat diolah lebih lanjut. Baik isi maupun identitas akan dijaga kerahasiannya. Data akhir akan ditampilkan secara keseluruhan, bukan individual.
Jika anda memiliki pertanyaan terkait kuesioner ini dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Bila tidak memungkinakan, dapat menghubungi nomor handphone 0818844490 atau e-mail tararawindra@gmail.com. Terima kasih atas partisipasi Anda.
1. PROFIL RESPONDEN
Silahkan menjawab keterangan di kolom “Jawaban” dibawah ini. Bila ada pilihan jawaban, lingkari jawaban yang tepat. Tanda bintang (*) diisi oleh peneliti. Kolom “kode” diisi oleh peneliti.
KUESIONER TUGAS AKHIR (SKRIPSI)
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Lampiran 1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2. KUESIONER AKTIVITAS FISIK
Silahkan mengingat-ingat mengenai aktivitas kerja Anda sehari-hari.
• Aktivitas/kerja “berat” adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik yang berat sehingga membuat napas berat atau ngos-ngosan serta jantung terasa berdebar.
• Aktivitas/kerja “sedang” adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik sedang sehingga membuat napas sedikit lebih berat atau sedikit ngos-ngosan dan jantung sedikit terasa lebih berdebar.
Silahkan memilih atau mengisi jawaban dari pertanyaan berikut. Kolom “kode” diisi oleh peneliti.
Aktivitas saat bekerja (Aktivitas kerja termasuk kegiatan belajar, latihan, pekerjaan sumah tangga,
dll) No Pertanyaan Jawaban Kode
1.
Apakah pekerjaan sehari-hari Anda memerlukan kerja berat minimal 10 menit per hari?
Ya (1) _ (lanjut ke no. 2) Tidak (2) _ (langsung ke no.4)
P1
2. Berapa hari dalam seminggu Anda melakukan kerja berat ?
_ hari P2
No Keterangan Jawaban Kode 1 Nama: 2 No.Telf 3 Jenis Kelamin: Pria /Wanita 4 Tanggal Lahir: _ _ /_ _/_ _ _ _ 5 Umur: _ _ tahun 6 Pendidikan Terakhir _ _ _ 7 Status Pekerjaan Bekerja/Tidak Bekerja 9 Tinggi Badan* _ _ _ cm 10 Berat Badan* _ _ _ kg 11 IMT* _ _ _ kg/m2 12 Lingkar Pinggang* _ _ _ cm 13 Lingkar Pinggul* _ _ _ cm 14 RLPP* _ _, _ _ 15 PLT* _ _ % 16 Berapa lama telah ikut diet
PowerSlim _ _ hari
17 Alasan mengikuti diet PowerSlim
18 Keberhasilan menurut PowerSlim Anda
Berhasil _ Agak Berhasil _ Tidak Berhasil _ Tidak Tahu _
Komentar/Saran untuk Katering :
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Kode: __ A/B
3. Berapa lama dalam 1 hari biasanya Anda melakukan kerja berat?
Jam : Menit _ _ : _ _ P3 (a-b)
4. Apakah pekerjaan Anda memerlukan aktivitas sedang minimal 10 menit per hari?
Ya (1) _ (lanjut ke no.5) Tidak (2) _ (langsung ke no.7)
P4
Aktivitas saat bekerja (lanjutan) No. Pertanyaan Jawaban Kode 5. Berapa hari dalam seminggu
Anda melakukan kerja sedang?
_ hari P5
6. Berapa lama dalam 1 hari biasanya Anda melakukan kerja sedang?
Jam : Menit _ _ : _ _ P3 (a-b)
Perjalan dari tempat ke tempat (Perjalanan ke tempat kerja, belanja, ke supermarket, dll)
No. Pertanyaan Jawaban Kode 7. Apakah Anda berjalan kaki
atau bersepeda minimal 10 menit setiap harinya untuk pergi ke suatu tempat?
Ya (1) _ (lanjut ke no.2) Tidak (2) _ (langsung ke no.10)
P7
8. Berapa hari dalam seminggu Anda berjalan kaki atau bersepeda (minimal 10 menit) untu pergi ke suatu tempat?
_ hari P8
9. Berapa lama dalam 1 hari biasanya Anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi ke suatu tempat?
Jam : Menit _ _ : _ _ P9
Aktivitas rekreasi (Olahraga, fitness, dan rekreasi lainnya)
No. Pertanyaan Jawaban Kode 10. Apakah Anda melakukan
olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat minimal 10 menit per hari?
Ya (1) _ (lanjut ke no.11) Tidak (2) _ (langsung ke no.13)
P10
11. Berapa hari dalam seminggu _ hari P11
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
biasanya Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat?
12. Berapa lama Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat dalam 1 hari?
Jam : Menit _ _ : _ _ P12
13. Apakah Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang minimal 10 menit per hari?
Ya (1) _ (lanjut ke no.14) Tidak (2) _ (lanjut ke no.16)
P13
14. Berapa hari dalam seminggu biasanya Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang?
_ hari P14
15. Berapa lama Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang dalam 1 hari?
Jam : Menit _ _ : _ _ P15
Tidak banyak bergerak (Aktvitas yang tidak memerlukan banyak gerak seperti duduk atau
berbaring, KECUALI tidur) No. Pertanyaan Jawaban Kode 16. Berapa lama Anda duduk
atau berbaring dalam 1 hari?
Jam : Menit _ _ : _ _ P16
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Kode: __ A/B
3. FORM FOOD RECALL 24 JAM
Dibawah ini merupakan isian mengenai asupan makanan Anda selama 24 jam terakhir. Misalnya waktu, pengisian food recall pukul 10 pagi, maka Anda mengisi asupan makanan Anda sejak pukul 10 pagi kemarin. Data yang diisi antara lain,
a. Jam makan b. Nama masakan (misal: Rib Eye Steak) c. Bahan-bahan masakan tersebut (bahan-bahan: daging rib eye, salad, kentang, saus BBQ, mentega) d. Ukuran bahan-bahan (gunakan istilah “piring besar”, “piring kecil”, “sendok makan”, “sendok teh”,
“potong kecil”, “potong besar”,”gelas”, dll) Mohon isi form ini selengkap-lengkapnya, termasuk minuman dan snack.
Nama :
Alamat :
No.Telp :
Jam Makan Nama Makanan Bahan Ukuran Pagi (Jam _ _) Snack (Jam _ _)
Jam Makan Makanan Bahan Ukuran
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Siang (Jam _ _) Snack (Jam _ _) Malam (Jam _ _) Pagi (Jam _ _) Snack (Jam _ _)
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Deskriptif
Statistics
Sex Umur laki2 Pendidikan laki2
Asupan rata-rata
laki2 Aktivitas laki2 Pekerjaan laki2
N Valid 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean .50 .48 .45 .90 .10
Std. Error of Mean .080 .080 .080 .123 .048
Median .50 .00 .00 1.00 .00
Mode 0a 0 0 1 0
Std. Deviation .506 .506 .504 .778 .304
Maximum 1 1 1 2 1
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sex
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 20 50.0 50.0 50.0
1 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Umur laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 21 52.5 52.5 52.5
1 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Statistics
Asupan rata-rata laki2
N Valid 20
Missing 4
Mean 1133.38
Std. Deviation 98.722
Minimum 1034
Maximum 1464
Asupan rata-rata laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1033.5 1 4.2 5.0 5.0
1049.5 1 4.2 5.0 10.0
1051.5 1 4.2 5.0 15.0
1060.5 1 4.2 5.0 20.0
1065.5 1 4.2 5.0 25.0
1071.5 1 4.2 5.0 30.0
1081.5 1 4.2 5.0 35.0
1085 1 4.2 5.0 40.0
1092 1 4.2 5.0 45.0
1093.5 1 4.2 5.0 50.0
1098.5 1 4.2 5.0 55.0
1106.5 1 4.2 5.0 60.0
1143.5 1 4.2 5.0 65.0
1172.5 2 8.3 10.0 75.0
1178 1 4.2 5.0 80.0
1178.5 1 4.2 5.0 85.0
1217.5 1 4.2 5.0 90.0
1252.5 1 4.2 5.0 95.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1463.5 1 4.2 5.0 100.0
Total 20 83.3 100.0
Missing System 4 16.7
Total 24 100.0
Pendidikan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 40 100.0 100.0 100.0
Asupan rata-rata laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 22 55.0 55.0 55.0
1 18 45.0 45.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Aktivitas laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 14 35.0 35.0 35.0
1 16 40.0 40.0 75.0
2 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Valid 0 36 90.0 90.0 90.0
1 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Deskriptifkategorik laki2
Pendidikan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 20 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kerja 20 100.0 100.0 100.0
Aktivitas laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ringan 6 30.0 30.0 30.0
Sedang 7 35.0 35.0 65.0
Tinggi 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Umur laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 17 85.0 85.0 85.0
1 3 15.0 15.0 100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Umur laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 17 85.0 85.0 85.0
1 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
Asupan rata-rata
laki2
asupan rata2
wanita
N Valid 20 20
Missing 0 0
Mean 1133.38 1124.72
Std. Error of Mean 22.075 10.998
Median 1096.00 1125.75
Std. Deviation 98.722 49.183
Minimum 1034 1055
Maximum 1464 1204
Deskriptifkategorikwanita
pendidikanwanita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 20 100.0 100.0 100.0
Statistics
asupan rata2 wanita
N Valid 20
Missing 4
Mean 1124.72
Std. Deviation 49.183
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum 1055
Maximum 1204
asupan rata2 wanita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1055 2 8.3 10.0 10.0
1063.5 2 8.3 10.0 20.0
1083 2 8.3 10.0 30.0
1095 2 8.3 10.0 40.0
1105.5 2 8.3 10.0 50.0
1146 1 4.2 5.0 55.0
1155 2 8.3 10.0 65.0
1156 2 8.3 10.0 75.0
1173.5 2 8.3 10.0 85.0
1185.5 2 8.3 10.0 95.0
1204.5 1 4.2 5.0 100.0
Total 20 83.3 100.0
Missing System 4 16.7
Total 24 100.0
pekerjaanwanita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kerja 16 80.0 80.0 80.0
Tidak 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
aktivitaswanita
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 1 5.0 5.0 5.0
Ringan 7 35.0 35.0 40.0
Sedang 9 45.0 45.0 85.0
Tinggi 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
umurwanita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 19 95.0 95.0 95.0
1 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
Asupan rata-rata
laki2
asupan rata2
wanita
N Valid 20 20
Missing 0 0
Mean 1133.38 1124.72
Std. Error of Mean 22.075 10.998
Median 1096.00 1125.75
Std. Deviation 98.722 49.183
Minimum 1034 1055
Maximum 1464 1204
Deskriptifnumeric
Statistics
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Umur laki2
umurwa
nita
Selisihberatb
adan laki2
Selisih IMT
laki2
Selisih
PLT laki2
selisih bb
wanita
selisih IMT
wanita
selisih PLT
wanita
N Valid 20 20 20 20 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .15 .05 5.430 1.870 2.410 3.030 1.245 1.245
Std. Error of Mean .082 .050 .3861 .1334 .2422 .3820 .1661 .1398
Median .00 .00 5.700 1.950 2.200 2.900 1.150 1.200
Std. Deviation .366 .224 1.7269 .5966 1.0833 1.7082 .7430 .6253
Minimum 0 0 2.0 .5 .3 .4 .1 .3
Maximum 1 1 9.7 3.4 4.7 7.4 3.1 2.5
Selisihberatbadan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 5.0 5.0 5.0
3 1 5.0 5.0 10.0
3.3 1 5.0 5.0 15.0
4.1 1 5.0 5.0 20.0
4.2 1 5.0 5.0 25.0
4.3 1 5.0 5.0 30.0
4.9 1 5.0 5.0 35.0
5.2 2 10.0 10.0 45.0
5.6 1 5.0 5.0 50.0
5.8 2 10.0 10.0 60.0
6 1 5.0 5.0 65.0
6.1 2 10.0 10.0 75.0
6.2 2 10.0 10.0 85.0
7 1 5.0 5.0 90.0
7.9 1 5.0 5.0 95.0
9.7 1 5.0 5.0 100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Selisihberatbadan laki2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 5.0 5.0 5.0
3 1 5.0 5.0 10.0
3.3 1 5.0 5.0 15.0
4.1 1 5.0 5.0 20.0
4.2 1 5.0 5.0 25.0
4.3 1 5.0 5.0 30.0
4.9 1 5.0 5.0 35.0
5.2 2 10.0 10.0 45.0
5.6 1 5.0 5.0 50.0
5.8 2 10.0 10.0 60.0
6 1 5.0 5.0 65.0
6.1 2 10.0 10.0 75.0
6.2 2 10.0 10.0 85.0
7 1 5.0 5.0 90.0
7.9 1 5.0 5.0 95.0
9.7 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
Beratba
danawa
l laki2
Beratba
danakhi
r laki2
IMT
awal
laki2
IMT
akhir
laki2
PLT
awal
laki2
PLT
akhir
laki2
beratba
danawa
lwanita
beratba
danakhi
rwanita
IMT
awalwa
nita
IMT
akhirwa
nita
PLT
awalwa
nita
PLT
akhirwa
nita
N Valid 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Missin
g 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 92.200 86.755 30.920 29.050 30.815 28.405 73.185 70.155 28.505 27.260 35.925 34.680
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Std. Error of
Mean 2.9781 3.1329 .7193 .7661 .5513 .5948 2.2830 2.2573 .6774 .6435 .7576 .7486
Median 89.650 85.900 31.450 28.650 30.950 28.500 71.500 67.600 28.500 27.200 36.550 35.250
Std. Deviation 13.318
4
14.010
8 3.2168 3.4260 2.4656 2.6601
10.210
0
10.095
0 3.0294 2.8778 3.3880 3.3480
Bivariat
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Selisihberatbadan laki2 5.430 20 1.7269 .3861
selisih bb wanita 3.030 20 1.7082 .3820
Pair 2 Selisih IMT laki2 1.870 20 .5966 .1334
selisih IMT wanita 1.245 20 .7430 .1661
Pair 3 Selisih PLT laki2 2.410 20 1.0833 .2422
selisih PLT wanita 1.245 20 .6253 .1398
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Selisihberatbadan laki2
&selisih bb wanita 20 .262 .265
Pair 2 Selisih IMT laki2 &selisih
IMT wanita 20 .415 .069
Pair 3 Selisih PLT laki2 &selisih
PLT wanita 20 -.172 .467
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lower Upper
Pair 1 Selisihberatba
dan laki2 -
selisih bb
wanita
2.4000 2.0868 .4666 1.4233 3.3767 5.143 19 .000
Pair 2 Selisih IMT
laki2 - selisih
IMT wanita
.6250 .7348 .1643 .2811 .9689 3.804 19 .001
Pair 3 Selisih PLT
laki2 - selisih
PLT wanita
1.1650 1.3410 .2998 .5374 1.7926 3.885 19 .001
Aktivita
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisihberatbadan laki2 0 14 2.621 1.4503 1.784 3.459 .4 5.6
1 16 4.375 1.6886 3.475 5.275 1.4 7.4
2 10 6.250 1.5714 5.126 7.374 4.0 9.7
Total 40 4.230 2.0860 3.563 4.897 .4 9.7
Selisih IMT laki2 0 14 1.043 .5473 .727 1.359 .1 2.0
1 16 1.600 .6132 1.273 1.927 .5 3.1
2 10 2.210 .6350 1.756 2.664 .9 3.4
Total 40 1.557 .7366 1.322 1.793 .1 3.4
Selisih PLT laki2 0 14 1.236 .9935 .662 1.809 .3 3.8
1 16 1.831 .5941 1.515 2.148 .7 2.5
2 10 2.650 1.2250 1.774 3.526 1.0 4.7
Total 40 1.828 1.0537 1.491 2.164 .3 4.7
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Selisihberatbadan laki2 Between Groups 77.365 2 38.683 15.500 .000
Within Groups 92.339 37 2.496
Total 169.704 39
Selisih IMT laki2 Between Groups 7.994 2 3.997 11.236 .000
Within Groups 13.163 37 .356
Total 21.158 39
Selisih PLT laki2 Between Groups 11.668 2 5.834 6.824 .003
Within Groups 31.632 37 .855
Total 43.300 39
Multiple Comparisons
Bonferroni
Dependent Variable
(I)
Aktivitas
laki2
(J)
Aktivitas
laki2
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Selisihberatbadan laki2 0 1 -1.7536* .5781 .013 -3.203 -.304
2 -3.6286* .6541 .000 -5.269 -1.988
1 0 1.7536* .5781 .013 .304 3.203
2 -1.8750* .6368 .017 -3.472 -.278
2 0 3.6286* .6541 .000 1.988 5.269
1 1.8750* .6368 .017 .278 3.472
Selisih IMT laki2 0 1 -.5571* .2183 .045 -1.105 -.010
2 -1.1671* .2470 .000 -1.786 -.548
1 0 .5571* .2183 .045 .010 1.105
2 -.6100* .2404 .047 -1.213 -.007
2 0 1.1671* .2470 .000 .548 1.786
1 .6100* .2404 .047 .007 1.213
Selisih PLT laki2 0 1 -.5955 .3384 .260 -1.444 .253
2 -1.4143* .3828 .002 -2.374 -.454
1 0 .5955 .3384 .260 -.253 1.444
2 -.8187 .3727 .103 -1.753 .116
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2 0 1.4143* .3828 .002 .454 2.374
1 .8187 .3727 .103 -.116 1.753
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
selisih bb wanita 0 8 1.725 .7246 .2562 1.119 2.331 .4 2.9
1 9 3.500 1.6155 .5385 2.258 4.742 1.4 7.4
2 3 5.100 1.1000 .6351 2.367 7.833 4.0 6.2
Total 20 3.030 1.7082 .3820 2.231 3.829 .4 7.4
selisih IMT wanita 0 8 .812 .4612 .1630 .427 1.198 .1 1.6
1 9 1.411 .7457 .2486 .838 1.984 .5 3.1
2 3 1.900 .8718 .5033 -.266 4.066 .9 2.5
Total 20 1.245 .7430 .1661 .897 1.593 .1 3.1
selisih PLT wanita 0 8 .825 .4234 .1497 .471 1.179 .3 1.5
1 9 1.556 .6579 .2193 1.050 2.061 .7 2.5
2 3 1.433 .4041 .2333 .429 2.437 1.0 1.8
Total 20 1.245 .6253 .1398 .952 1.538 .3 2.5
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
selisih bb wanita Between Groups 28.467 2 14.233 8.970 .002
Within Groups 26.975 17 1.587
Total 55.442 19
selisih IMT wanita Between Groups 3.032 2 1.516 3.456 .055
Within Groups 7.458 17 .439
Total 10.490 19
selisih PLT wanita Between Groups 2.386 2 1.193 4.020 .037
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Within Groups 5.044 17 .297
Total 7.430 19
Multiple Comparisons
Bonferroni
Dependent Variable
(I)
aktivitas
wanita
(J)
aktivitas
wanita
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
selisih bb wanita 0 1 -1.7750* .6121 .030 -3.400 -.150
2 -3.3750* .8528 .003 -5.639 -1.111
1 0 1.7750* .6121 .030 .150 3.400
2 -1.6000 .8398 .221 -3.830 .630
2 0 3.3750* .8528 .003 1.111 5.639
1 1.6000 .8398 .221 -.630 3.830
selisih IMT wanita 0 1 -.5986 .3218 .241 -1.453 .256
2 -1.0875 .4484 .080 -2.278 .103
1 0 .5986 .3218 .241 -.256 1.453
2 -.4889 .4416 .851 -1.661 .683
2 0 1.0875 .4484 .080 -.103 2.278
1 .4889 .4416 .851 -.683 1.661
selisih PLT wanita 0 1 -.7306* .2647 .040 -1.433 -.028
2 -.6083 .3688 .352 -1.587 .371
1 0 .7306* .2647 .040 .028 1.433
2 .1222 .3631 1.000 -.842 1.086
2 0 .6083 .3688 .352 -.371 1.587
1 -.1222 .3631 1.000 -1.086 .842
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisih IMT laki2 0 6 1.350 .5320 .2172 .792 1.908 .5 2.0
1 7 1.843 .2760 .1043 1.588 2.098 1.5 2.2
2 7 2.343 .5318 .2010 1.851 2.835 1.9 3.4
Total 20 1.870 .5966 .1334 1.591 2.149 .5 3.4
Selisihberatbadan laki2 0 6 3.817 1.3167 .5375 2.435 5.198 2.0 5.6
1 7 5.500 1.0116 .3823 4.564 6.436 4.2 7.0
2 7 6.743 1.5350 .5802 5.323 8.162 5.2 9.7
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
Selisih PLT laki2 0 6 1.783 1.2983 .5300 .421 3.146 .3 3.8
1 7 2.186 .2116 .0800 1.990 2.381 1.8 2.5
2 7 3.171 1.0673 .4034 2.184 4.158 2.1 4.7
Total 20 2.410 1.0833 .2422 1.903 2.917 .3 4.7
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Selisih IMT laki2 Between Groups 3.193 2 1.596 7.603 .004
Within Groups 3.569 17 .210
Total 6.762 19
Selisihberatbadan laki2 Between Groups 27.717 2 13.858 8.139 .003
Within Groups 28.945 17 1.703
Total 56.662 19
Selisih PLT laki2 Between Groups 6.767 2 3.383 3.703 .046
Within Groups 15.531 17 .914
Total 22.298 19
Multiple Comparisons
Bonferroni
Dependent Variable (I) (J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Aktivitas
laki2
Aktivitas
laki2 Lower Bound Upper Bound
Selisih IMT laki2 0 1 .2549 .210 -1.170 .184
2 .2549 .003 -1.670 -.316
1 0 .2549 .210 -.184 1.170
2 .2449 .171 -1.150 .150
2 0 .2549 .003 .316 1.670
1 .2449 .171 -.150 1.150
Selisihberatbadan laki2 0 1 .7260 .099 -3.611 .244
2 .7260 .003 -4.854 -.999
1 0 .7260 .099 -.244 3.611
2 .6975 .278 -3.095 .609
2 0 .7260 .003 .999 4.854
1 .6975 .278 -.609 3.095
Selisih PLT laki2 0 1 .5318 1.000 -1.814 1.009
2 .5318 .055 -2.800 .024
1 0 .5318 1.000 -1.009 1.814
2 .5109 .212 -2.342 .371
2 0 .5318 .055 -.024 2.800
1 .5109 .212 -.371 2.342
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives
Selisih PLT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 14 1.236 .9935 .2655 .662 1.809 .3 3.8
1 16 1.831 .5941 .1485 1.515 2.148 .7 2.5
2 10 2.650 1.2250 .3874 1.774 3.526 1.0 4.7
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11.668 2 5.834 6.824 .003
Within Groups 31.632 37 .855
Total 43.300 39
Descriptives
Selisih IMT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 14 1.043 .5473 .1463 .727 1.359 .1 2.0
1 16 1.600 .6132 .1533 1.273 1.927 .5 3.1
2 10 2.210 .6350 .2008 1.756 2.664 .9 3.4
Total 40 1.557 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7.994 2 3.997 11.236 .000
Within Groups 13.163 37 .356
Total 21.158 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 14 2.621 1.4503 .3876 1.784 3.459 .4 5.6
1 16 4.375 1.6886 .4221 3.475 5.275 1.4 7.4
2 10 6.250 1.5714 .4969 5.126 7.374 4.0 9.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 14 2.621 1.4503 .3876 1.784 3.459 .4 5.6
1 16 4.375 1.6886 .4221 3.475 5.275 1.4 7.4
2 10 6.250 1.5714 .4969 5.126 7.374 4.0 9.7
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 77.365 2 38.683 15.500 .000
Within Groups 92.339 37 2.496
Total 169.704 39
Umur
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
23 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
24 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
26 1 5.100 . . . . 5.1 5.1
27 2 7.900 2.5456 1.8000 -14.971 30.771 6.1 9.7
28 3 3.933 2.4111 1.3920 -2.056 9.923 1.4 6.2
29 3 4.300 1.6823 .9713 .121 8.479 3.0 6.2
30 1 3.100 . . . . 3.1 3.1
31 1 3.600 . . . . 3.6 3.6
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
32 2 1.700 .4243 .3000 -2.112 5.512 1.4 2.0
33 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
35 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
36 3 5.467 1.9296 1.1141 .673 10.260 3.3 7.0
37 1 4.000 . . . . 4.0 4.0
38 3 2.700 .7211 .4163 .909 4.491 1.9 3.3
39 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
40 2 4.850 4.3134 3.0500 -33.904 43.604 1.8 7.9
41 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
43 3 6.067 1.1719 .6766 3.156 8.978 5.2 7.4
44 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
45 2 .850 .6364 .4500 -4.868 6.568 .4 1.3
46 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
47 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
50 1 2.900 . . . . 2.9 2.9
52 2 5.350 .6364 .4500 -.368 11.068 4.9 5.8
64 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 115.109 24 4.796 1.318 .294
Within Groups 54.595 15 3.640
Total 169.704 39
Descriptives
Selisih IMT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
23 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
24 1 .500 . . . . .5 .5
26 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
27 2 2.700 .9899 .7000 -6.194 11.594 2.0 3.4
28 3 1.500 1.0000 .5774 -.984 3.984 .5 2.5
29 3 1.633 .4041 .2333 .629 2.637 1.4 2.1
30 1 1.900 . . . . 1.9 1.9
31 1 1.400 . . . . 1.4 1.4
32 2 .750 .0707 .0500 .115 1.385 .7 .8
33 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
35 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
36 3 1.800 .6083 .3512 .289 3.311 1.1 2.2
37 1 .900 . . . . .9 .9
38 3 .900 .2646 .1528 .243 1.557 .7 1.2
39 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
40 2 2.150 .7778 .5500 -4.838 9.138 1.6 2.7
41 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
43 3 2.333 .6658 .3844 .679 3.987 1.9 3.1
44 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
45 2 .300 .2828 .2000 -2.241 2.841 .1 .5
46 1 .800 . . . . .8 .8
47 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
50 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
52 2 1.800 .0000 .0000 1.800 1.800 1.8 1.8
64 1 1.100 . . . . 1.1 1.1
Total 40 1.558 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 15.394 24 .641 1.669 .153
Within Groups 5.763 15 .384
Total 21.158 39
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives
Selisih PLT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
23 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
24 1 .300 . . . . .3 .3
26 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
27 2 2.950 .6364 .4500 -2.768 8.668 2.5 3.4
28 3 1.900 .7937 .4583 -.072 3.872 1.0 2.5
29 3 1.433 .6110 .3528 -.084 2.951 .9 2.1
30 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
31 1 1.200 . . . . 1.2 1.2
32 2 1.000 .4243 .3000 -2.812 4.812 .7 1.3
33 1 4.700 . . . . 4.7 4.7
35 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
36 3 1.867 .7767 .4485 -.063 3.796 1.0 2.5
37 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
38 3 .767 .4509 .2603 -.353 1.887 .3 1.2
39 1 4.500 . . . . 4.5 4.5
40 2 1.550 .9192 .6500 -6.709 9.809 .9 2.2
41 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
43 3 2.033 1.1590 .6692 -.846 4.913 .7 2.8
44 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
45 2 1.150 .4950 .3500 -3.297 5.597 .8 1.5
46 1 .800 . . . . .8 .8
47 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
50 1 .300 . . . . .3 .3
52 2 3.000 1.1314 .8000 -7.165 13.165 2.2 3.8
64 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 34.038 24 1.418 2.297 .049
Within Groups 9.262 15 .617
Total 43.300 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
24 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
27 2 7.900 2.5456 1.8000 -14.971 30.771 6.1 9.7
28 1 4.200 . . . . 4.2 4.2
29 2 4.600 2.2627 1.6000 -15.730 24.930 3.0 6.2
33 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
35 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
36 3 5.467 1.9296 1.1141 .673 10.260 3.3 7.0
39 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
40 1 7.900 . . . . 7.9 7.9
41 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
43 2 5.400 .2828 .2000 2.859 7.941 5.2 5.6
44 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
47 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
52 2 5.350 .6364 .4500 -.368 11.068 4.9 5.8
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 37.130 13 2.856 .877 .607
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Within Groups 19.532 6 3.255
Total 56.662 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisihberatbadan laki2 0 21 4.371 2.1244 .4636 3.404 5.338 1.4 9.7
1 19 4.074 2.0891 .4793 3.067 5.081 .4 7.9
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
Selisih IMT laki2 0 21 1.633 .7193 .1570 1.306 1.961 .5 3.4
1 19 1.474 .7658 .1757 1.105 1.843 .1 3.1
Total 40 1.557 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
Selisih PLT laki2 0 21 1.805 1.0423 .2275 1.330 2.279 .3 4.7
1 19 1.853 1.0941 .2510 1.325 2.380 .3 4.5
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Selisihberatbadan laki2 Between Groups .884 1 .884 .199 .658
Within Groups 168.820 38 4.443
Total 169.704 39
Selisih IMT laki2 Between Groups .254 1 .254 .462 .501
Within Groups 20.904 38 .550
Total 21.158 39
Selisih PLT laki2 Between Groups .023 1 .023 .020 .888
Within Groups 43.277 38 1.139
Total 43.300 39
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisihberatbadan laki2 0 17 5.506 1.8518 .4491 4.554 6.458 2.0 9.7
1 3 5.000 .7550 .4359 3.125 6.875 4.3 5.8
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
Selisih IMT laki2 0 17 1.900 .6423 .1558 1.570 2.230 .5 3.4
1 3 1.700 .1732 .1000 1.270 2.130 1.5 1.8
Total 20 1.870 .5966 .1334 1.591 2.149 .5 3.4
Selisih PLT laki2 0 17 2.347 1.1248 .2728 1.769 2.925 .3 4.7
1 3 2.767 .8963 .5175 .540 4.993 2.2 3.8
Total 20 2.410 1.0833 .2422 1.903 2.917 .3 4.7
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Selisihberatbadan laki2 Between Groups .653 1 .653 .210 .652
Within Groups 56.009 18 3.112
Total 56.662 19
Selisih IMT laki2 Between Groups .102 1 .102 .276 .606
Within Groups 6.660 18 .370
Total 6.762 19
Selisih PLT laki2 Between Groups .449 1 .449 .370 .551
Within Groups 21.849 18 1.214
Total 22.298 19
Descriptives
Selisih IMT laki2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
24 1 .500 . . . . .5 .5
27 2 2.700 .9899 .7000 -6.194 11.594 2.0 3.4
28 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
29 2 1.750 .4950 .3500 -2.697 6.197 1.4 2.1
33 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
35 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
36 3 1.800 .6083 .3512 .289 3.311 1.1 2.2
39 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
40 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
41 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
43 2 1.950 .0707 .0500 1.315 2.585 1.9 2.0
44 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
47 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
52 2 1.800 .0000 .0000 1.800 1.800 1.8 1.8
Total 20 1.870 .5966 .1334 1.591 2.149 .5 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.792 13 .369 1.123 .471
Within Groups 1.970 6 .328
Total 6.762 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
selisih bb wanita 0 18 3.139 1.7567 .4141 2.265 4.012 .4 7.4
1 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
Total 19 3.116 1.7102 .3923 2.292 3.940 .4 7.4
selisih IMT wanita 0 18 1.283 .7725 .1821 .899 1.667 .1 3.1
1 1 1.100 . . . . 1.1 1.1
Total 19 1.274 .7519 .1725 .911 1.636 .1 3.1
selisih PLT wanita 0 18 1.200 .6334 .1493 .885 1.515 .3 2.5
1 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
Total 19 1.242 .6423 .1474 .933 1.552 .3 2.5
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
selisih bb wanita Between Groups .182 1 .182 .059 .811
Within Groups 52.463 17 3.086
Total 52.645 18
selisih IMT wanita Between Groups .032 1 .032 .053 .820
Within Groups 10.145 17 .597
Total 10.177 18
selisih PLT wanita Between Groups .606 1 .606 1.511 .236
Within Groups 6.820 17 .401
Total 7.426 18
Descriptives
selisih bb wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
23 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
26 1 5.100 . . . . 5.1 5.1
28 2 3.800 3.3941 2.4000 -26.695 34.295 1.4 6.2
29 1 3.700 . . . . 3.7 3.7
30 1 3.100 . . . . 3.1 3.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
31 1 3.600 . . . . 3.6 3.6
32 2 1.700 .4243 .3000 -2.112 5.512 1.4 2.0
37 1 4.000 . . . . 4.0 4.0
38 3 2.700 .7211 .4163 .909 4.491 1.9 3.3
40 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
43 1 7.400 . . . . 7.4 7.4
45 2 .850 .6364 .4500 -4.868 6.568 .4 1.3
46 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
50 1 2.900 . . . . 2.9 2.9
64 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
Total 20 3.030 1.7082 .3820 2.231 3.829 .4 7.4
ANOVA
selisih bb wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 42.297 14 3.021 1.149 .475
Within Groups 13.145 5 2.629
Total 55.442 19
AsupanMakanan
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 7.000 . . . . 7.0 7.0
1049.5 1 4.200 . . . . 4.2 4.2
1051.5 1 5.600 . . . . 5.6 5.6
1055 2 1.850 2.0506 1.4500 -16.574 20.274 .4 3.3
1060.5 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1063.5 2 3.700 .4243 .3000 -.112 7.512 3.4 4.0
1065.5 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
1071.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1081.5 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
1083 2 2.750 1.2021 .8500 -8.050 13.550 1.9 3.6
1085 1 4.900 . . . . 4.9 4.9
1092 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1093.5 1 9.700 . . . . 9.7 9.7
1095 2 3.900 1.6971 1.2000 -11.347 19.147 2.7 5.1
1098.5 1 3.000 . . . . 3.0 3.0
1105.5 2 2.900 1.1314 .8000 -7.265 13.065 2.1 3.7
1106.5 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
1143.5 1 7.900 . . . . 7.9 7.9
1146 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1155 2 1.600 .2828 .2000 -.941 4.141 1.4 1.8
1156 2 3.750 3.4648 2.4500 -27.380 34.880 1.3 6.2
1172.5 2 6.000 .2828 .2000 3.459 8.541 5.8 6.2
1173.5 2 3.000 .1414 .1000 1.729 4.271 2.9 3.1
1178 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1178.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1185.5 2 4.400 4.2426 3.0000 -33.719 42.519 1.4 7.4
1204.5 1 2.900 . . . . 2.9 2.9
1217.5 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
1252.5 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
1463.5 1 3.300 . . . . 3.3 3.3
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 129.529 29 4.467 1.112 .454
Within Groups 40.175 10 4.018
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 129.529 29 4.467 1.112 .454
Within Groups 40.175 10 4.018
Total 169.704 39
Descriptives
Selisih IMT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1049.5 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
1051.5 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1055 2 .450 .4950 .3500 -3.997 4.897 .1 .8
1060.5 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1063.5 2 1.100 .2828 .2000 -1.441 3.641 .9 1.3
1065.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1071.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1081.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1083 2 1.050 .4950 .3500 -3.397 5.497 .7 1.4
1085 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1092 1 .500 . . . . .5 .5
1093.5 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
1095 2 1.700 .8485 .6000 -5.924 9.324 1.1 2.3
1098.5 1 1.400 . . . . 1.4 1.4
1105.5 2 1.100 .4243 .3000 -2.712 4.912 .8 1.4
1106.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1143.5 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
1146 1 .800 . . . . .8 .8
1155 2 1.050 .7778 .5500 -5.938 8.038 .5 1.6
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1156 2 1.500 1.4142 1.0000 -11.206 14.206 .5 2.5
1172.5 2 2.050 .0707 .0500 1.415 2.685 2.0 2.1
1173.5 2 1.550 .4950 .3500 -2.897 5.997 1.2 1.9
1178 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1178.5 1 1.900 . . . . 1.9 1.9
1185.5 2 1.900 1.6971 1.2000 -13.347 17.147 .7 3.1
1204.5 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
1217.5 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
1252.5 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
1463.5 1 1.100 . . . . 1.1 1.1
Total 40 1.557 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13.953 29 .481 .668 .809
Within Groups 7.205 10 .720
Total 21.158 39
Descriptives
Selisih PLT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 2.500 . . . . 2.5 2.5
1049.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1051.5 1 2.600 . . . . 2.6 2.6
1055 2 1.150 .4950 .3500 -3.297 5.597 .8 1.5
1060.5 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
1063.5 2 1.750 .3536 .2500 -1.427 4.927 1.5 2.0
1065.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1071.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1081.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1083 2 .750 .6364 .4500 -4.968 6.468 .3 1.2
1085 1 3.800 . . . . 3.8 3.8
1092 1 .300 . . . . .3 .3
1093.5 1 2.500 . . . . 2.5 2.5
1095 2 1.900 .1414 .1000 .629 3.171 1.8 2.0
1098.5 1 .900 . . . . .9 .9
1105.5 2 1.050 .3536 .2500 -2.127 4.227 .8 1.3
1106.5 1 4.500 . . . . 4.5 4.5
1143.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1146 1 .700 . . . . .7 .7
1155 2 1.700 1.1314 .8000 -8.465 11.865 .9 2.5
1156 2 .900 .1414 .1000 -.371 2.171 .8 1.0
1172.5 2 3.450 1.7678 1.2500 -12.433 19.333 2.2 4.7
1173.5 2 1.750 .7778 .5500 -5.238 8.738 1.2 2.3
1178 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1178.5 1 2.800 . . . . 2.8 2.8
1185.5 2 1.000 .4243 .3000 -2.812 4.812 .7 1.3
1204.5 1 .300 . . . . .3 .3
1217.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1252.5 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
1463.5 1 1.000 . . . . 1.0 1.0
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 37.170 29 1.282 2.091 .110
Within Groups 6.130 10 .613
Total 43.300 39
Descriptives
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 7.000 . . . . 7.0 7.0
1049.5 1 4.200 . . . . 4.2 4.2
1051.5 1 5.600 . . . . 5.6 5.6
1060.5 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1065.5 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
1071.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1081.5 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
1085 1 4.900 . . . . 4.9 4.9
1092 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1093.5 1 9.700 . . . . 9.7 9.7
1098.5 1 3.000 . . . . 3.0 3.0
1106.5 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
1143.5 1 7.900 . . . . 7.9 7.9
1172.5 2 6.000 .2828 .2000 3.459 8.541 5.8 6.2
1178 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1178.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1217.5 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
1252.5 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
1463.5 1 3.300 . . . . 3.3 3.3
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 56.582 18 3.143 39.293 .125
Within Groups .080 1 .080
Total 56.662 19
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisihberatbadan laki2 0 22 4.359 2.0699 .4413 3.441 5.277 .4 9.7
1 18 4.072 2.1546 .5078 3.001 5.144 1.3 7.9
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
Selisih IMT laki2 0 22 1.523 .7406 .1579 1.194 1.851 .1 3.4
1 18 1.600 .7507 .1769 1.227 1.973 .5 3.1
Total 40 1.557 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
Selisih PLT laki2 0 22 1.909 1.0645 .2270 1.437 2.381 .3 4.5
1 18 1.728 1.0621 .2503 1.200 2.256 .3 4.7
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Selisihberatbadan laki2 Between Groups .815 1 .815 .183 .671
Within Groups 168.889 38 4.444
Total 169.704 39
Selisih IMT laki2 Between Groups .059 1 .059 .106 .746
Within Groups 21.099 38 .555
Total 21.158 39
Selisih PLT laki2 Between Groups .325 1 .325 .288 .595
Within Groups 42.974 38 1.131
Total 43.300 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lower
Bound
Upper
Bound
0 12 5.475 1.9476 .5622 4.238 6.712 2.0 9.7
1 8 5.362 1.4579 .5155 4.144 6.581 3.3 7.9
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Between Groups .061 1 .061 .019 .891
Within Groups 56.601 18 3.145
Total 56.662 19
Descriptives
Selisih IMT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
0 12 1.892 .6667 .1925 1.468 2.315 .5 3.4
1 8 1.838 .5153 .1822 1.407 2.268 1.1 2.7
Total 20 1.870 .5966 .1334 1.591 2.149 .5 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .014 1 .014 .038 .848
Within Groups 6.748 18 .375
Total 6.762 19
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives
selisih IMT wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
23 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
26 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
28 2 1.500 1.4142 1.0000 -11.206 14.206 .5 2.5
29 1 1.400 . . . . 1.4 1.4
30 1 1.900 . . . . 1.9 1.9
31 1 1.400 . . . . 1.4 1.4
32 2 .750 .0707 .0500 .115 1.385 .7 .8
37 1 .900 . . . . .9 .9
38 3 .900 .2646 .1528 .243 1.557 .7 1.2
40 1 1.600 . . . . 1.6 1.6
43 1 3.100 . . . . 3.1 3.1
45 2 .300 .2828 .2000 -2.241 2.841 .1 .5
46 1 .800 . . . . .8 .8
50 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
64 1 1.100 . . . . 1.1 1.1
Total 20 1.245 .7430 .1661 .897 1.593 .1 3.1
ANOVA
selisih IMT wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8.264 14 .590 1.327 .403
Within Groups 2.225 5 .445
Total 10.489 19
Descriptives
Selisih PLT laki2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
0 12 2.400 1.1529 .3328 1.668 3.132 .3 4.5
1 8 2.425 1.0471 .3702 1.550 3.300 1.0 4.7
Total 20 2.410 1.0833 .2422 1.903 2.917 .3 4.7
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .003 1 .003 .002 .961
Within Groups 22.295 18 1.239
Total 22.298 19
Descriptives
selisih bb wanita
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
0 10 3.020 1.3071 .4133 2.085 3.955 .4 5.1
1 10 3.040 2.1099 .6672 1.531 4.549 1.3 7.4
Total 20 3.030 1.7082 .3820 2.231 3.829 .4 7.4
ANOVA
selisih bb wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .002 1 .002 .001 .980
Within Groups 55.440 18 3.080
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA
selisih bb wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .002 1 .002 .001 .980
Within Groups 55.440 18 3.080
Total 55.442 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
selisih IMT wanita 0 10 1.080 .5808 .1837 .665 1.495 .1 2.3
1 10 1.410 .8762 .2771 .783 2.037 .5 3.1
Total 20 1.245 .7430 .1661 .897 1.593 .1 3.1
selisih PLT wanita 0 10 1.320 .5594 .1769 .920 1.720 .3 2.0
1 10 1.170 .7072 .2236 .664 1.676 .3 2.5
Total 20 1.245 .6253 .1398 .952 1.538 .3 2.5
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
selisih IMT wanita Between Groups .544 1 .544 .986 .334
Within Groups 9.945 18 .552
Total 10.489 19
selisih PLT wanita Between Groups .112 1 .112 .277 .605
Within Groups 7.317 18 .407
Total 7.430 19
Descriptives
Selisih PLT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lower Bound Upper Bound
24 1 .300 . . . . .3 .3
27 2 2.950 .6364 .4500 -2.768 8.668 2.5 3.4
28 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
29 2 1.500 .8485 .6000 -6.124 9.124 .9 2.1
33 1 4.700 . . . . 4.7 4.7
35 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
36 3 1.867 .7767 .4485 -.063 3.796 1.0 2.5
39 1 4.500 . . . . 4.5 4.5
40 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
41 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
43 2 2.700 .1414 .1000 1.429 3.971 2.6 2.8
44 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
47 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
52 2 3.000 1.1314 .8000 -7.165 13.165 2.2 3.8
Total 20 2.410 1.0833 .2422 1.903 2.917 .3 4.7
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18.666 13 1.436 2.372 .148
Within Groups 3.632 6 .605
Total 22.298 19
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 7.000 . . . . 7.0 7.0
1049.5 1 4.200 . . . . 4.2 4.2
1051.5 1 5.600 . . . . 5.6 5.6
1060.5 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1065.5 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
1071.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1081.5 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
1085 1 4.900 . . . . 4.9 4.9
1092 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1093.5 1 9.700 . . . . 9.7 9.7
1098.5 1 3.000 . . . . 3.0 3.0
1106.5 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
1143.5 1 7.900 . . . . 7.9 7.9
1172.5 2 6.000 .2828 .2000 3.459 8.541 5.8 6.2
1178 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1178.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1217.5 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
1252.5 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
1463.5 1 3.300 . . . . 3.3 3.3
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 56.582 18 3.143 39.293 .125
Within Groups .080 1 .080
Total 56.662 19
Descriptives
Selisih IMT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1049.5 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1051.5 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1060.5 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1065.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1071.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1081.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1085 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1092 1 .500 . . . . .5 .5
1093.5 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
1098.5 1 1.400 . . . . 1.4 1.4
1106.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1143.5 1 2.700 . . . . 2.7 2.7
1172.5 2 2.050 .0707 .0500 1.415 2.685 2.0 2.1
1178 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1178.5 1 1.900 . . . . 1.9 1.9
1217.5 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
1252.5 1 1.500 . . . . 1.5 1.5
1463.5 1 1.100 . . . . 1.1 1.1
Total 20 1.870 .5966 .1334 1.591 2.149 .5 3.4
ANOVA
Selisih IMT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.757 18 .375 75.078 .091
Within Groups .005 1 .005
Total 6.762 19
Descriptives
Selisih PLT laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 2.500 . . . . 2.5 2.5
1049.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1051.5 1 2.600 . . . . 2.6 2.6
1060.5 1 3.400 . . . . 3.4 3.4
1065.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1071.5 1 1.800 . . . . 1.8 1.8
1081.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1085 1 3.800 . . . . 3.8 3.8
1092 1 .300 . . . . .3 .3
1093.5 1 2.500 . . . . 2.5 2.5
1098.5 1 .900 . . . . .9 .9
1106.5 1 4.500 . . . . 4.5 4.5
1143.5 1 2.200 . . . . 2.2 2.2
1172.5 2 3.450 1.7678 1.2500 -12.433 19.333 2.2 4.7
1178 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1178.5 1 2.800 . . . . 2.8 2.8
1217.5 1 2.100 . . . . 2.1 2.1
1252.5 1 2.300 . . . . 2.3 2.3
1463.5 1 1.000 . . . . 1.0 1.0
Total 20 2.410 1.0833 .2422 1.903 2.917 .3 4.7
ANOVA
Selisih PLT laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 19.173 18 1.065 .341 .896
Within Groups 3.125 1 3.125
Total 22.298 19
Descriptives
selisih bb wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1055 2 1.850 2.0506 1.4500 -16.574 20.274 .4 3.3
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1063.5 2 3.700 .4243 .3000 -.112 7.512 3.4 4.0
1083 2 2.750 1.2021 .8500 -8.050 13.550 1.9 3.6
1095 2 3.900 1.6971 1.2000 -11.347 19.147 2.7 5.1
1105.5 2 2.900 1.1314 .8000 -7.265 13.065 2.1 3.7
1146 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1155 2 1.600 .2828 .2000 -.941 4.141 1.4 1.8
1156 2 3.750 3.4648 2.4500 -27.380 34.880 1.3 6.2
1173.5 2 3.000 .1414 .1000 1.729 4.271 2.9 3.1
1185.5 2 4.400 4.2426 3.0000 -33.719 42.519 1.4 7.4
1204.5 1 2.900 . . . . 2.9 2.9
Total 20 3.030 1.7082 .3820 2.231 3.829 .4 7.4
ANOVA
selisih bb wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 15.347 10 1.535 .344 .944
Within Groups 40.095 9 4.455
Total 55.442 19
Descriptives
selisih IMT wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1055 2 .450 .4950 .3500 -3.997 4.897 .1 .8
1063.5 2 1.100 .2828 .2000 -1.441 3.641 .9 1.3
1083 2 1.050 .4950 .3500 -3.397 5.497 .7 1.4
1095 2 1.700 .8485 .6000 -5.924 9.324 1.1 2.3
1105.5 2 1.100 .4243 .3000 -2.712 4.912 .8 1.4
1146 1 .800 . . . . .8 .8
1155 2 1.050 .7778 .5500 -5.938 8.038 .5 1.6
1156 2 1.500 1.4142 1.0000 -11.206 14.206 .5 2.5
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1173.5 2 1.550 .4950 .3500 -2.897 5.997 1.2 1.9
1185.5 2 1.900 1.6971 1.2000 -13.347 17.147 .7 3.1
1204.5 1 1.300 . . . . 1.3 1.3
Total 20 1.245 .7430 .1661 .897 1.593 .1 3.1
ANOVA
selisih IMT wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.289 10 .329 .411 .909
Within Groups 7.200 9 .800
Total 10.490 19
Descriptives
selisih PLT wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1055 2 1.150 .4950 .3500 -3.297 5.597 .8 1.5
1063.5 2 1.750 .3536 .2500 -1.427 4.927 1.5 2.0
1083 2 .750 .6364 .4500 -4.968 6.468 .3 1.2
1095 2 1.900 .1414 .1000 .629 3.171 1.8 2.0
1105.5 2 1.050 .3536 .2500 -2.127 4.227 .8 1.3
1146 1 .700 . . . . .7 .7
1155 2 1.700 1.1314 .8000 -8.465 11.865 .9 2.5
1156 2 .900 .1414 .1000 -.371 2.171 .8 1.0
1173.5 2 1.750 .7778 .5500 -5.238 8.738 1.2 2.3
1185.5 2 1.000 .4243 .3000 -2.812 4.812 .7 1.3
1204.5 1 .300 . . . . .3 .3
Total 20 1.245 .6253 .1398 .952 1.538 .3 2.5
ANOVA
selisih PLT wanita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Between Groups 4.424 10 .442 1.325 .341
Within Groups 3.005 9 .334
Total 7.430 19
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1033.5 1 7.000 . . . . 7.0 7.0
1049.5 1 4.200 . . . . 4.2 4.2
1051.5 1 5.600 . . . . 5.6 5.6
1060.5 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1065.5 1 5.800 . . . . 5.8 5.8
1071.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1081.5 1 6.200 . . . . 6.2 6.2
1085 1 4.900 . . . . 4.9 4.9
1092 1 2.000 . . . . 2.0 2.0
1093.5 1 9.700 . . . . 9.7 9.7
1098.5 1 3.000 . . . . 3.0 3.0
1106.5 1 6.000 . . . . 6.0 6.0
1143.5 1 7.900 . . . . 7.9 7.9
1172.5 2 6.000 .2828 .2000 3.459 8.541 5.8 6.2
1178 1 6.100 . . . . 6.1 6.1
1178.5 1 5.200 . . . . 5.2 5.2
1217.5 1 4.100 . . . . 4.1 4.1
1252.5 1 4.300 . . . . 4.3 4.3
1463.5 1 3.300 . . . . 3.3 3.3
Total 20 5.430 1.7269 .3861 4.622 6.238 2.0 9.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 56.582 18 3.143 39.293 .125
Within Groups .080 1 .080
Total 56.662 19
Pekerjaan
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Selisihberatbadan laki2 0 36 4.547 1.9425 .3238 3.890 5.204 1.3 9.7
1 4 1.375 .6850 .3425 .285 2.465 .4 1.9
Total 40 4.230 2.0860 .3298 3.563 4.897 .4 9.7
Selisih IMT laki2 0 36 1.650 .6943 .1157 1.415 1.885 .5 3.4
1 4 .725 .6344 .3172 -.285 1.735 .1 1.6
Total 40 1.557 .7366 .1165 1.322 1.793 .1 3.4
Selisih PLT laki2 0 36 1.886 1.0613 .1769 1.527 2.245 .3 4.7
1 4 1.300 .9381 .4690 -.193 2.793 .3 2.5
Total 40 1.828 1.0537 .1666 1.491 2.164 .3 4.7
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Selisihberatbadan laki2 Between Groups 36.227 1 36.227 10.314 .003
Within Groups 133.477 38 3.513
Total 169.704 39
Selisih IMT laki2 Between Groups 3.080 1 3.080 6.475 .015
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Within Groups 18.078 38 .476
Total 21.158 39
Selisih PLT laki2 Between Groups 1.237 1 1.237 1.117 .297
Within Groups 42.063 38 1.107
Total 43.300 39
Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pekerjaan laki2 1.00 20 .000 .000
Selisihberatbadan laki2 5.430 20 1.7269 .3861
Pair 2 Pekerjaan laki2 1.00 20 .000 .000
Selisih IMT laki2 1.870 20 .5966 .1334
Pair 3 Pekerjaan laki2 1.00 20 .000 .000
Selisih PLT laki2 2.410 20 1.0833 .2422
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pekerjaan laki2
&Selisihberatbadan laki2 20 . .
Pair 2 Pekerjaan laki2 &Selisih IMT
laki2 20 . .
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pekerjaan laki2
&Selisihberatbadan laki2 20 . .
Pair 2 Pekerjaan laki2 &Selisih IMT
laki2 20 . .
Pair 3 Pekerjaan laki2 &Selisih PLT
laki2 20 . .
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pekerjaan laki2 -
Selisihberatbadan laki2 -4.4300 1.7269 .3861 -5.2382 -3.6218 -11.472 19 .000
Pair 2 Pekerjaan laki2 - Selisih IMT
laki2 -.8700 .5966 .1334 -1.1492 -.5908 -6.522 19 .000
Pair 3 Pekerjaan laki2 - Selisih PLT
laki2 -1.4100 1.0833 .2422 -1.9170 -.9030 -5.821 19 .000
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
selisih bb wanita 0 16 3.444 1.6399 .4100 2.570 4.318 1.3 7.4
1 4 1.375 .6850 .3425 .285 2.465 .4 1.9
Total 20 3.030 1.7082 .3820 2.231 3.829 .4 7.4
selisih IMT wanita 0 16 1.375 .7271 .1818 .988 1.762 .5 3.1
1 4 .725 .6344 .3172 -.285 1.735 .1 1.6
Total 20 1.245 .7430 .1661 .897 1.593 .1 3.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
selisih PLT wanita 0 16 1.231 .5642 .1410 .931 1.532 .3 2.3
1 4 1.300 .9381 .4690 -.193 2.793 .3 2.5
Total 20 1.245 .6253 .1398 .952 1.538 .3 2.5
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
selisih bb wanita Between Groups 13.695 1 13.695 5.905 .026
Within Groups 41.747 18 2.319
Total 55.442 19
selisih IMT wanita Between Groups 1.352 1 1.352 2.663 .120
Within Groups 9.138 18 .508
Total 10.490 19
selisih PLT wanita Between Groups .015 1 .015 .037 .850
Within Groups 7.414 18 .412
Total 7.430 19
Pendidikan Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.
Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
top related