ujlan masuk perguruan tlnggl negerl 2009 dl kampus...

Post on 11-May-2019

259 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

. Sen;n

12317 18 19

OJan OPeb

---

o Selasa 0 Rabu

456 720 21 22

o Mar OApr OMei

o Kam;s 0 Jumat

8 9 10 1123 24 2S 26

::)Jun 0 Jut 0 Ags

KRIMINALITAS

o Sabtu 0 M;nggu~14 15 16

27 28 29 30 31

OSep OOkt ONov ODes

PEMBOCORAN UJIAN

Cari Joki Hingga ke BandungPolisi membongkar sindikat joki masuk perguruan tinggi yangmelibatkan 14 mahasiswa ITS.Mereka terancam dipecat.

DENGANwajah tertunduklesu,Ali Akbar memenuhi pang-gilan penyidik. Rabu dua pe-kan lalu, mahasiswa FakultasTeknik Mesin dan Dirgantara

Institut Teknologi Bandung (ITB) itu di-periksa karena terlibat praktek perjoki-an di Universitas Hasanuddin, Makas-sar. "Saya menyesal," kata Ali kepadaTempo yang menemuinya di kantor Ke-polisian Wilayah Kota Besar Makassar.

Mahasiswa semester keempat itu takmenyangka bakal dicokok polisi. Se-mula ia menduga tindakannya menjadijoki Seleksi Nasional Masuk PerguruanTinggi Negeri di Makassar itu berjalanmulus. Upah menjadi joki itu juga amatmemikat: Rp 30 juta untuk satu peser-ta yang lulus. "Saya terima karena sayapikir aman," ujarnya.

Ali tidak sendirian. Polisi juga berha-sil menangkap 13 mahasiswa lain yangterlibat perjokian itu. Semuanya maha-siswa ITB. Mereka adalah Ikrar Syah-mar, Dadang Kurniawan, WildanHariz,

Fauzi Sinaga, Leksy Teken, Zuli, Fran-sisco, Anshar, Qosim, Damur, Nurcho-lis, Eko, dan Romiyanto. Kepada polisi,mereka mengaku sebelumnya tidak sa-ling kenaI.

Polisi juga menangkap 12 calonmahasiswa yang diduga menggunakanjasa joki itu. Mereka. adalah Endang,Khetrine, Rimasari, Zakinah, Aulia,Azisah, Wahid, Cia, Meky, Rusdi, Ma-yang, dan Kikin. Dua orang pegawaiUniversitas Hasanuddin, Ibrahim danAfriana Lottong, ikut diciduk karenadiduga terlibat.

Dari keterangan para pelaku itulahpolisi lantas membekuk otak perjokianini, dua mahasiswa Fakultas Kedokter-an Universitas Hasanuddin: Sofyan binSyarifuddin dan Hariyadi Slamet Kad-sum. "Baru dua orang itu yang kami te-tapkan sebagai tersangka," kata KepalaSatuan Reserse Kriminal KepolisianWilayah Kota Besar Makassar Ajun Ko-misaris Besar Tri Heri Maryadi.

Sofyan dan Hariyadi, ujar Heri, dije-

UJlan masuk perguruan tlnggl negerl 2009dl kampus Universitas Hasanuddln Makassar.

rat pasal tentang penadahan dan pasalpembocoran rahasia negara Kitab Un-dang-Undang Hukum Pidana. Kedua-nya kini mendekam di dalam tahananpolisi. Adapun 14 mahasiswa ITB ituhanya berstatus saksi. "Kami kesulitanmenjerat para pelaku itu karena me-mang tidak ada aturannya."

Lolos dari pasal-pasal KUHP bukanberarti ke-14 mahasiswa itu bisa bersu-kacita. Mereka terancam dipecat darikampusnya. Sebelumnya, ITB pernahmemecat 40 mahasiswanya yang ter-bukti menjadi joki. "Mereka itu telahmenyebarkan kesesatan, bukan ilmupengetahuan yang benar," kata WakilRektor Bidang Kemahasiswaan danAlumni ITB Widyo Nugroho Sulasdi.

Nasib yang sarna bisa jadi bakal me-nimpa dua pegawai dan mahasiswaUniversitas Hasanuddin yang terli-bat praktek ini. Kepada Tempo, Rek-tor Universitas Hasanuddin Idrus Patu-rusi menegaskan akan segera memecatmereka. "Kami tidak akan memberi-kan ampun," kata Idrus. Adapun para"konsumen" joki itu, ujar Idrus, otoma-tis dinyatakan tidak lulus ujian seleksi.

...Terbongkarnya praktek perjokian ini

84 I TEMPO 19 JULI 2009

- -

berawal dari laporan seorang pesertaseleksi jalur nonsubsidi yang digelar se-belumnya, 12Juni lalu. Ia mengaku he-ran karena dalam daftar peserta yanglolos tertera nama IkrarSyahmar. Namaitu dikenalnya sebagai kakak kelasnyadi Sekolah Menengah Atas Malino, Su-lawesi Selatan, yang sudah menjadi ma-hasiswa Fakultas Teknik Kimia ITB.Laporan ini direspons pihak universi-tas. "Saya minta panitia seleksi meme-riksa nama itu," kata Idrus Paturusi.

Sebuah tim lalu menelusuri laporanitu. Tim memeriksa hasil jawaban Ikrardan peserta yang berada di kiri-kanan-nya. Semuanya sama. Ikrar pun dicuri-gai melakukan praktek perjokian.

Idrus lalu meminta tim Seleksi Na-sional Masuk Perguruan Tinggi Negerimengecek nama itu lagi lantaran dikha-watirkan masuk daftar peserta ujianseleksi jalur subsidi. Eh, ternyata me-mang ada. "Saya lalu minta dia diawasi

ekstra," kata Idrus.Saat ujian seleksi digelar 1 Juli lalu,

tim monitoring mengawasi gerak-gerikIkrar di lokasi seleksi di SMA Negeri 1Makassar. Tim monitoring yang saat itucuriga melihat gerak-gerik Ikrar segerameminta "calon mahasiswa" tersebutberdiri. Dari tangan Ikrar, tim mend a-pat bukti: secarik kertas berisi jawabanujian yang siap didistribusikan.

Kasus ini kemudian ditangani po-lisi. Kepada polisi, Ikrar lalu menyebutsemua temannya yang "terjun" ke Ma-kassar menjadi joki. Sepuluh di antara-nya kemudian ditangkap di tempatmereka menginap, Hotel Surya InnMakassar, dantiga lainnya di Hotel Di-nasti Makassar.

Sindikat itu memakai "anak ITB"tentu lantaran kemampuan merekamemang tidak diragukan lagi. Merekayang menjadi joki itu rata-rata maha-siswa pintar. Ikrar, misalnya. Indeksprestasi mahasiswa angkatan 2008 ini

SeJumlah Jokldan calonmahaslswadllnterogasldl PolwlltabesMakassar.

Teleponseluler denganspeaker handfree (klrl).Sebagaialatkomunikasiantara joki danpeserta ujian.

rata-rata 3,83. Saat di SMA, Ikrar jugapernah menduduki peringkat ketujuhOlimpiade Kimia Tingkat Nasional. Me-nurut Ketua Komisi Penegakan NormaKemahasiswaan ITB Nanang T. Puspi-to, Ikrar tercatat lolos seleksi ujian ma-suk perguruan tinggi negeri sebanyaktiga kali. "Rata-rata mahasiswa ITByang ditangkap di Makassar itu indeksprestasinya di atas tiga," ujar Nanang.

Kepada polisi, Ikrar mengaku dire-krut Hariyadi melalui Sofyan. Delapanmahasiswa ITB lainnya direkrut Hari-yadi melalui Dadang Kurniawan. Me-nurut Ajun Komisaris Besar Tri HeriMaryadi, tiga mahasiswa ITB lain-nya lagi direkrut Wahyudi dan Muha-mad Dahlan Yakub. Polisi saat ini ma-sih memperdalam keterlibatan mereka."Tapi otaknya adalah Hariyadi dan Sof-yan itu," kata Heri.

Menurut Heri, Hariyadi akan memba-yar setiap mahasiswa Rp 30juta jika ber-hasil mengegolkan satu calon mahasis-

wa masuk perguruan tinggi. Target uta-ma calon mahasiswa kebanyakan Fakul-tas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Hariyadi juga turut mencari calon ma-hasiswa yang berniat memakai joki ini.Kepada mereka, Hariyadi memasangtarif sekitar Rp 120juta dengan jaminanmasuk pilihan pertama. Jika hanya tem-bus pilihan kedua, mereka cuma mem-bayar Rp 60 juta. Menurut polisi, darihasH pemeriksaan, para pengguna jasajoki itu mengaku sudah beberapa kal~gagal masuk perguruan tinggi.

Kepada polisi, Hariyadi mengakumengatur para mahasiswa ITB itu du-duk berdekatan dengan para "bimbing-annya". Di sini Hariyadi bekerja samadengan orang dalam, dua pegawai Uni-versitas Makassar. Mereka inilah yangmengatur letak kursi yang diinginkanHariyadi dan memuluskan proses pen-daftaran para joki itu. Atas jasanya ini,mereka dibayar Hariyadi Rp 2,5juta.

Rapinya pola perjokian yang dilaku-kan Hariyadi itu, ujar Heri, menunjuk-kan Hariyadi bukan pemain baru da-lam soal perjokian. Hal yang sama di-ungkapkan Idrus. Menurut Idrus, ba-nyak informasiyangmasukke pihaknyayang menyebutkan mahasiswanya itujuga menjadi joki untuk lulus di ITB dantes pegawai negeri sipil. "Sekarang sajadia baru tertangkap," kata Idrus.

ITB sendiri sampai kini masih mela-kukan pemeriksaan terhadap para ma-hasiswa yang terlibat kasus perjokianini. Untuk sementara, motif mereka di-duga sekadar urusan ekonomi, tergiuriming-iming duit besar. "Mereka ini ma-hasiswa yang tidak seimbang otak ka-nan dan kirinya,"ujar WidyoNugroho.

Anton Aprfanto, Anwar Siswadl (Bandung),

Irmawatl (Makassar)

----19 JULI 2009 TEMPO I 85

top related