uin syarif hidayatullah jakarta official website ......“kampoeng boneka” di lenteng agung...
Post on 01-Aug-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
MELALUI HOME INDUSTRY PENGRAJIN BONEKA
“KAMPOENG BONEKA” DI LENTENG AGUNG
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)
Oleh
IKRIMA NUR ALFI
NIM: 1114054000015
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Ikrima Nur Alfi
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industry
Pengrajin Boneka “Kampoeng Boneka” di Lenteng Agung
Jagakarsa Jakarta Selatan
Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang
sangat mempengaruhi perekonomian disuatu daerah. Penanganan
permasalahan perekonomian dan pengangguran perlu dilakukan
misalnya menyediakan lapangan pekerjaan. Maka salah satu
upaya untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan dan
meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu sebagaimana yang
dilakukan oleh Agus Anita Herawati yang mendirikan Home
Industry Kampoeng Boneka untuk membuat masyarakat sekitar
Home Industry Kampoeng Boneka menjadi lebih produktif dan
mandiri. Memberikan pengetahuan dengan mengadakan pelatihan
seputar jahit-menjahit, menghias boneka dan mengemas boneka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahuibagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan serta
apa saja hasil yang diperoleh masyarakat sekitar yang bergabung
dalam Home Industry Kampoeng Boneka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu
pengamatan dan wawancara guna untuk melihat sejauh mana
proses yang dilakukan oleh Home Industry Kampoeng Boneka
serta melihat hasil yang didapat oleh anggotanya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemberdayaan
yang dilakukan Home Industry Kampoeng Boneka sesuai dengan
3 tahapan pemberdayaan yaitu tahap penyadaran, tahap
transformasi dan tahap peningkatan intelektual. Sedangkan hasil
yang diperoleh masyarakat melalui Home Industry Kampoeng
Boneka hanya menggunakan 5 dari 8 indikator pemberdayaan
yang dikemukakan oleh Edi Suharto.
Home Industry Kampoeng Boneka dapat dikatakan sudah
berhasil memberdayakan masyarakat sekitar Home Industry
Kampoeng Boneka. Berhasil merubah masyarakat yang tidak
produktif menjadi produktif serta memiliki penghasilan yang
tidak hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan
juga dapat diinvestasikan untuk digunakan dimasa yang akan
datang.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, skripsi
ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1)
guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah
dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang
tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam
menyelesaikan katya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan
penulis sampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A.sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Suparto M. Ed, Ph. D sebagai Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
sekaligus menjadi Pembimbing Akademik selama
perkuliahan. Ibu Dr. Hj. Roudhonah M. Ag sebagai Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah
iii
dan Ilmu Komunikasi. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si sebagai
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan
Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si, sebagai Ketua Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, serta Bapak Drs. M. Hudri
M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam atas segala ilmu dan motivasi yang telah diberikan
selama masa studi di Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nurul Hidayati, S.Ag, M. Pd sebagaiDosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan
pengarahan serta membantu literatur dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasikhususnya dosen Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, yang senantiasa memberikan
wawasankeilmuan, membimbing dan memberikanpengarahan
selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak dan Ibu tercinta, Suroto dan Siti Marwiyah atas segala
perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, yang selalu tulus
ikhlas mendoakan penulis sehinggga lancar dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap doa dan
pengorbanan mendapat balasan berlipat dari Allah SWT.
iv
Amin. Serta selalu memberikan dukungan moril dan materil
terhadap penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kakak saya Ikrima Nur Endah, S. Pd yang selalu memberi
semangat serta dukungan dan do'a kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kak Agus Anita Herawati selaku pendiri Home Industry
Kampoeng Boneka yang telah memberi izin selama penelitian
berlangsung dan banyak membantu dalam memperoleh data
dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan
skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan dan sahabat setia Rizal, Asmar,
Syifa, Syahrullah, Jae, Mia,Yuyun, Risna, Imas, Iqbal,
Basyid, Azhar, Hendri, Njen, Aldi, Ziayang saling
memberikansemangat untuk menyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan Tahun 2014 dan Kakak serta Adik kelas semua yang
telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik
selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam
penulisan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu dengan iringan do'a kepada Allah SWT, semoga Allah
SWT akan selalu melimpahkan balasan yang tiada tara kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
v
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.
Penulis mengharapkan semoga penyusunan skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Jakarta, Maret 2019
Ikrima Nur Alfi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................ix
DAFTAR GAMBAR…..........................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................1
B. Rumusan Masalah…………….......................................7
C. Tujuan Penelitian.............................................................7
D. Manfaat Penelitian..........................................................8
E. Metodologi Penelitian.....................................................9
F. Tinjauan Pustaka............................................................18
G. Sistematika Penulisan.....................................................27
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan................................................................23
1. Definisi Pemberdayaan............................................23
2. Proses Pemberdayaan...............................................27
3. Tahapan Pemberdayaan...........................................31
4. Indikator Keberdayaan............................................24
B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.............................37
1. Definisi Ekonomi....................................................37
vii
2. Definisi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.........39
C. Home Industri.................................................................41
1. Definisi Industri........................................................41
2. Definisi Home Industri.............................................41
D. Kerangka Berfikir............................................................42
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................46
B. GambaranUmumHome Industri Kampoeng
Boneka...........................................................................48
C. Sejarah Kampoeng Boneka............................................50
D. Visi Misi.........................................................................53
E. Nama-Nama Anggota Home Industri Kampoeng
Boneka...........................................................................53
F. Sarana dan Prasarana.....................................................54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan..........................................................................56
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industri
Kampoeng Boneka..................................................56
2. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Para Pengrajin
Boneka Setelah Bergabung Dengan Home Industri
Kampoeng Boneka...................................................64
viii
B. Analisis...........................................................................67
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Home Industri Kampoeng
Boneka……………………….................................67
2. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Boneka
Setelah Bergabung Dengan Home Industri
Kampoeng Boneka....................................................77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................93
B. Saran...............................................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informan.....................................................................14
Tabel 3.1 Nama-nama Anggota Home Industri Kampoeng
Boneka........................................................................................53
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana..................................................54
Tabel 4.1 Penghasilan Sebelum dan sesudah Bekerja di Home
Industri Kampoeng Boneka.........................................................86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Lemteng Agung..............46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah sosial merupakan gejala sosial yang
sudah ada sejak lama. Masalah sosial berkembang dan
berubah baik secara kuantitatif maupun kualitatif sejalan
dengan perkembangan masyarakat. Dengan kata lain
walaupun masyarakat berkembang secara modern, tidak
berarti masalah sosial menjadi berkurang apalagi hilang.
Mungkin saja masalah lama sebagian hilang dan berganti
dengan munculnya masalah baru, atau masalah lama tetap
bertahan dengan bentuk dan kualitas baru ( Soetomo
1995, 1)
Salah satu masalah di Indonesia adalah
kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu masalah
yang dihadapi semua negara baik negara maju, negara
berkembang atau bahkan negara terbelakang sekalipun tak
bisa lepas dari yang namanya kemiskinan. Kemiskinan
pada umumnya dideinisikan dari segi ekonomi, khususnya
pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan
keuntungan-keuntungan non-material yang diterima oleh
seseorang. Kemiskinan juga kerap di definisikan sebagai
kondisi yang ditandai oleh serba kekurangan: kekurangan
pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, dan
kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat
(Edi Suharto 2005, 57).
2
Kemiskinan membuat sebuah negara menjadi
terbelakang dikarenakan akses dalam menggunakan
fasilitas khususnya pendidikan dan kesehatan yang
kurang. Istilah miskin menggambarkan akibat dari
keadaan diri seseorang atau kelompok orang yang lemah.
Ketika seseorang itu tidak berhasil menggambarkan
potensi dirinya secara optimal, yakni potensi kecerdasan,
mental, dan keterampilan maka keadaan itu akan
berakibat langsung pada kemiskinan, yaitu
ketidakmampuan mendapatkan, memiliki, dan mengakses
sumber-sumber rezeki sehingga ia tidak memiliki apapun
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Asep Usman
Ismail 2012, 39).
Kategori miskin berbeda di tiap masyarakat.
Namun, pada dasarnya masyarakat dikatakan miskin jika
mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar, yakni
sandang, pangan, dan papan. Di Indonesia sendiri, tiap
daerah memiliki kategori-kategori untuk
mengelompokkan masyarakat miskin. Kategori-kategori
tersebut misalnya tingkat pendapatan, fasilitas hunian
yang dimiliki, akses terhadap puskesmas dan lembaga
pendidikan, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya
(Yuniar Cristy dan Ahmad Zuber 2017, 65)
Kemiskinan dan pengangguran merupakan salah
satu problem sosial yang amat serius. Masalah ini juga
masalah yang tidak ada habisnya di bahas dan masalah
yang telah lama ada. Pada masa lalu, umumnya
3
masyarakat menjadi miskin bukan karena kekurangan
pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan
atau materi. Dari ukuran kehidupan modern saat ini
mereka tidak memiliki fasilitas pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang
tersedia pada jaman modern.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2017
sebesar 5,33 persen, mengalami penurunan sebesar 0,28
persen poin dibanding Agustus 2016 dan turun sebesar
0,17 persen poin dibanding Februari 2016. Pada Februari
2017, sebesar 58,35 persen penduduk bekerja pada
kegiatan informal, dan persentase pekerja informal naik
0,07 persen poin dibanding Februari 2016 (Badan Pusat
Statistik 2017).
Kemiskinan sesungguhnya tidak hanya terkait
dengan ekonomi saja, melainkan banyak aspek lain yang
mempengaruhinya. Kemiskinan juga disebabkan
lemahnya aspek moral, sosial, dan juga aspek budaya,
serta kebijakan pembangunan yang belum merata.
Logikanya, orang miskin umumnya memiliki pendapatan
kecil dan tidak menentu. Pendapatan yang kecil ini
disebabkan oleh kemampuan SDM-nya yang rendah,
tidak memiliki modal usaha, atau tidak memiliki
networkingdalam berwirausaha. Sumberdaya dalam
konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial
melainkan pula semua jenis kekayaan yang dapat
4
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.
Berdasarkan pada konsepsi tersebut, maka kemiskinan
dapat diukur secara langsung dengan menetapkan
persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan
standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan
(poverty line). Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh
rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan
kerja ( Oos M. Anwas 2014, 84-85)
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa
setiap manusia sebagai makhluk sosial seharusnya mereka
berusaha untuk merubah keadaan yang ada agar lebih
baik. Sebagaimana firman Allah dalam dalam Surah Ar-
rad ayat 11 sebagai berikut.
ل يغير ما بقىم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن للا
بقىم سىءا فل مرد له وما لهم من وإذا أراد للا
ال دونه من و
“….Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia” (M. Quraish Shihab 2013, 250).
Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan bahwa Allah
SWT tidak akan merubah suatu keadaan tanpa Adanya
usaha untuk merubah diri sendiri dan jika Allah SWT
menghendaki keburukan maka tak ada yang bisa
5
merubahnya. Oleh karena itu, harus adanya usaha dari diri
sendiri melalui pemberdayaan ekonomi salah satunya
Home Industry kampoeng boneka ini yang
memberdayakan warga sekitarnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Upaya untuk menanggulanginya harus
menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi
pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus
memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan
kapasitas, dan pendayagunaan.
Salah satu cara mengatasi pengangguran dan
kemiskinan yaitu dengan adanya Home Industry. Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau
assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa.
Home Industry adalah suatu unit usaha/perusahaan
dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang industri
tertentu. Biasanya usaha ini hanya menggunakan satu atau
dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi dan
pemasaran sekaligus secara bersamaan. Bila dilihat dari
modal usaha dan jumlah tenaga yang diserap tentu lebih
sedikit daripada perusahaanperusahaan besar pada
umumnya (Jasa Ungguh Muliawa 2008, 3).
6
Penanganan masalah perekonomian dan
pengangguran perlu dilakukan oleh Home Industry. Home
Industry telah banyak berkembang di kota–kota besar di
seluruh Indonesia dan eksisitensinya tidak dapat
diabaikan. Salah satunya terdapat di Kota Jakarta yang
berada di Lenteng Agung. Di Lenteng Agung terdapat
Home Industry yang sudah berdiri. Salah satunya adalah
Home Industry yang bergerak dalam sektor produksi
boneka. Home Industry yang ada di daerah Lenteng
Agung yaitu Kampoeng Boneka yang bergerak di sektor
produksi Boneka. Boneka sangat digemari oleh
masyarakat khususnya di kalangan wanita maupun anak-
anak. Kampoeng Boneka ini juga memproduksi Boneka
hasil hiasan mereka sendiri untuk hadiah wisuda,
pernikahan dan lain sebagainya. Untuk pembuatan boneka
ini juga di butuhkan skil yang telaten dalam pembuatan
boneka.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa perlu
dan berkeinginan untuk mengadakan penelitian tentang
usaha Home Industry Kampong Boneka yang telah
berkembang di Lenteng Agung, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Home
Industry Pengrajin Boneka “Kampoeng Boneka” di
Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan.
7
B. PEMBATASAN MASALAH DAN PERUMUSAN
MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari
pembatasan yang dimaksud, dalam skripsi ini penulis
membatasinya pada Pemberdayaan Ekonomi
Masyaakat Melalui Home Industry Kampoeng Boneka
di Kota jakarta selatan Kelurahan Lenteng Agung.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis
uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan
oleh Home Industry pengrajin boneka
“Kampoeng Boneka” di Lenteng Agung
Jagakarsa Jakarta Selatan ?
b. Bagaimana hasil yang diperoleh oleh masyarakat
setelah mengikuti program pemberdayaan
pengrajin boneka “Kampoeng Boneka” di
Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengatahui
bagaimana upaya serta proses pemberdayaan ekonomi
yang dilakukan oleh Home Indusri ke masyarakat.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian ini adalah:
8
1. Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang
dilakukan oleh Home Industry pengrajin boneka
“Kampoeng Boneka” di Lenteng Agung Jagakarsa
Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh
masyarakat setelah mengikuti program
pemberdayaan pengrajin boneka “Kampoeng
Boneka” di Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta
Selatan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penulisan penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara akademik maupun praktik.
1. Manfaat Akademik
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi
pemberdaya Ilmu sosial terutama Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), khususnya
mengenai pemberdayaan masyarakat melalui
pembuatan kerajinan pengrajin boneka di Kampoeng
Boneka Lenteng Agung. Serta upaya pemberdayaan
ekonomi dan pemecahan masalah sosial menjadi
referensi ilmiah tentang pemberdayaan masyarakat
dalam bidang ekonomi.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapakan dapat dipraktikan oleh
9
berbagai kalangan terutama lembaga sosial, lembaga
swadaya masyarakat, yayasan atau badan usaha
lainnya yang memiliki kesamaan dengan Home
Industry Kampoeng Boneka untuk di terapkan di
kawasan lainnya di Indonesia dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada
usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
atau suatu peristiwa dengan sebagaimana adanya
berdasarkan fakta-fakta yang tampak, sehingga
bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact
finding), hasil penelitian ditekankan pada memberikan
gambaran secara objektif tentang keadaan yang
sebenarnya dari objek yang sedang diselidiki, akan
tetapi untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas,
biasanya dalam jenis penelitian ini dilakukan juga
pemberian berbagai interpretasi. Adapun ciri-ciri
pokok penelitian deskriprif adalah: ( Hadari Nawawi
1991, 31)
a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah
yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat
sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat
aktual.
10
b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
sedang diselidiki dengan sebagaimana adanya,
diiringi dengan interpretasi rasional.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh
Moleong dalam Metode Penelitian sosial Kualitatif
Untuk Studi Agama, adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
(Moh. Soehadha, 175).
Dengan demikian, penulis akan menggunakan
pendekatan kualitatif yaitu berupaya menghimpun
data hasil wawancara dari Pemilik dan Karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka, menolah dan
menganalisa data hasil wawancara serta data Home
Industry Kampoeng Boneka secara kualitatif dengan
tujuan agar dapat memperoleh informasi yang
mendalam tentang program yang menjadi penelitian.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dalam penelitian ini dilakukan selama
bulan Februari sampai April 2018
Tempat penelitian ini di Home Industry
Kampoeng Boneka di Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta Selatan.
11
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pemilik dan karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Adapun objek penelitian dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan pemberdayaan ekonomi di
masyarakat Lenteng Agung.
4. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
rumit, ia sekaligus merupakan perencanaan,
pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsir data,
dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat
penelitian di sini tepat karena ia menjadi segala dari
keseluruhan proses penelitian (Lexy, J. Moleong 2006,
168).
Dalam penelitian kualitatif pada awalnya
dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka
yang menjadi instrumen adalah penulis sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,
maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan data yang telah
ditemukan melalui observasi dan wawancara
(Sugiyono 2010, 60).
12
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang
diamati atau diwawancarai merupakan sumber data
utama. Sumber utama dicatat melalui catatan tertulis
atau melalui perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto atau film (Lexy, J. Moleong 2006, 15).
Pada penelitian ini, peneliti dibekali dengan
beberapa alat sebagai pembantu catatan dan ingatan,
seperti alat-alat tulis, kamera, dan perekam suara.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memenuhi kebutuhan data yang beraneka
ragam, penelitian kulatatif menggunakan berbagai
metode pengumpulan data, seperti wawancara
individual, wawancara kelompok, penelitian dokumen
dan arsip, serta penelitian lapangan. Antara metode
satu dengan yang lainnya tidak saling terpisah, tetapi
saling berkaitan dan saling mendukung untuk
menghasilkan data yang sesuai dengan kebutuhan.
Data yang diperoleh dari suatu metode disilangkan
dengan data yang diperoleh melalui metode yang lain
sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya dan
sesuai dengan kenyataan (Imam Gunawan 2013, 141-
142). Dalam penelitian skripsi tentang Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industry
Kampoeng Boneka, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data, yaitu Observasi, Wawancara, dan
Dokumentasi.
13
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan
pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga,
penciuman, mulut dan kulit. Karena itu, observasi
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra
mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
Dalam pembahasan ini kata observasi dan
pengamatan di gunakan secara bergantian.
Seseorang yang sedang melakukan pengamatan
tidak selamanya menggunakan pancaindra mata
saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya
dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra
lainnya; seperti apa yang ia dengar, apa yang ia
cicipi, apa yang ia cium dari penciumannya,
bahkan dari apa yang ia rasakan dari sentuhan-
sentuhan kulitnya (M. Burhan Bungin 2007, 115).
b. Wawancara
Wawancara secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam
14
kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan
demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah
keterlibatannya dalam kehidupan informan (M.
Burhan Bungin 2007, 108). Ada pun yang menjadi
Informan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1.1
Informan
No Informan Informasi
yang dicari
Jumlah Metode
Pengumpul
an Data
1 Pemilik
Home
Industry
Pengrajin
Boneka
Kampoe
ng
Boneka
Gambaran
umum
mengenai
Home
Industry
Pengrajin
Boneka
Kampoeng
Boneka,
proses serta
tahapan
pemberdayaa
n yang
dilakukan.
1 Wawancara
bebas,
terstruktur
dan
dokumenta
si
2 Karyawa
n Home
Industry
Pengrajin
Boneka
Kampoe
ng
Boneka
Hasil yang
didapatkan
setelah
bergabung
dengan Home
Industry
Kampoeng
Boneka
9 Wawancara
bebas,
terstruktur
dan
dokumenta
si
3 Resaller
Home
Industry
Pengrajin
Hasil yang
didapatkan
setelah
bergabung
2 Wawancara
bebas,
terstruktur
dan
15
Boneka
Kampoe
ng
Boneka
menjadi
reseler Home
Industry
Kampoeng
Boneka
dokumenta
si
Sumber : Hasil penentuan informan berdasarkan teknik
purposive sampling
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumenter adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Dengan demikian, pada
penelitian sejarah, maka bahan dokumenter
memegang peranan yang amat penting.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan
Biklen, adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, menurut
Seiddel proses berjalannya analisis data kualitatif
adalah sebagai berikut: (Lexy J. Moleong 2006, 157).
16
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan,
dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya
tetap dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah,
mengklarifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berpikir, dengan jalan agar kategori data itu
mempunyai makna, mencari dan menemukan pola
dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-
temuan umum.
Dalam menganalisa data ini, penulis menggunakan
analisis deksriptif, yaitu mengembangkan objek
penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan
berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa
data observasi, penulis menginterpretasikan catatan
lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya.
Setelah itu peneliti menganalisa kategori-kategorinya.
7. Teknik Keabsahan Data
Salah satu cara paling penting dan mudah
dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan
melakukan triangulasi peneliti. Cara ini dilakukan
untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan
kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan.
Perlu diketahui bahwa sebagai manusia, peneliti
sering kali sadar atau tanpa sadar melakukan tindakan-
tindakan yang merusak kejujurannya ketika
pengumpulan data, atau terlalu melepaskan
17
subjektivitasnya bahkan kadang tanpa kontrol, ia
melakukan rekaman-rekaman yang salah terhadap
data di lapangan (M. Burhan Bungin 2007, 256).
Beberapa macam triangulasi data sendiri
menurut Denzim dalam Moleong (2004: 330) yaitu
dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori ada beberapa macam yaitu:
a. Triangulasi Sumber (Data)
Triangulasi ini membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam
metode kualitatif
b. Triangulasi Metode
Triangulasi ini menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
c. Triangulasi penyidik
Triangulasi ini dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Contohnya membandingkan hasil pekerjaan
seorang analisis dengan analisis lainnya.
d. Triangulai Teori
Triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta
tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan
dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat
18
dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan
banding.
Dari empat macam triangulasi di atas, peneliti
menggunakan teknik triangulasi sumber (data) dan
triangulasi metode untuk menguji keabsahan data yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang ditiliti.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelumnya telah
ada beberapa karya ilmiah yang membahas tentang
program pemberdayaan masyarakat ekonomi yang penulis
temukan. Maka penulis membaca beberapa skripsi
sebagai bahan referensi.
Menurut Aulia Ulfah, yang berjudul
Pemberdayaan Ekonomi Kreatif masyarakat melalui
Home Industry Pasmina Instan “Tandti_Tands”Di Rt 10
Rw 02 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Penelitian membahas
tentang pemberdayaan ekonomi kreatif melalui Home
Industry Pashmina sedangkan penulis akan membahas
tentang Pemberdayaan ekonomi melalui Home Industry
Pengrajin Boneka.
Umiati Qodariyah, Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Pembuatan Kerajinan Tas di Desa
Purwosari Girimulyo Kulon Progo mahasiswi program
19
studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini membahas
pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam mengelola
kerajinan tas dan mengetahui dampak pemberdayaan
pembuatan kerajinan tas. Yang membuat berbeda dari
skripsi saya adalah membahas tentang proses
pemberdayaan Home Industry pengrajin Boneka.
Syaiful, Upaya Kelompok Tani Sakati Makmur
Dalam Pemberdayaan Ekonomi Petani Pasir Putih Melalui
Pertanian Jambu Merah. Mahasiswa Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
Dalam Skripsi ini membahas mengenai dampak
pemberdayaan ekonomi petani sakati makmur terhadap
pendapatan petani melalui pertanian jambu merah dengan
hasil penelitian yang sudah berjalan baik dengan
berlandaskan keterampilan dan kemajuan teknologi
pertanian. Berbeda dengan skripsi saya adalah membahas
tentang proses pemberdayaan Home Industry pengrajin
Boneka.
Erna Milana, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
(Studi Kasus Kelompok UPPKS Cut Nyak Dien di
Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang Selatan).
mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Dalam Skripsi tersebut
20
membahas mengenai pemberdayaan ekonomi dan
evaluasinya terhadap keluarga yang dilakukan oleh
UPPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung,
Kota Tanggerang Selatan. Membahas tentang program
pemberdayaan ekonomi yang dimulai dari perencanaan
program, pengorganisasian, serta pelaksanaan kegiatan
oleh UPPKS untuk masyarakat agar tepat guna. Serta
pelaksanaan evaluasi yang membahas hambatan dalam
permodalan. Berbeda dengan saya yang menjelaskan
tentang hasil dari Home Industry ini dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Nur syamsiyah, Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama)
ALKESA LESTARI Rw. 003 Cipedak Jagakarsa Jakarta
Selatan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam
skripsi tersebut membahas mengenai bagaimana proses
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dijalankan oleh
KUBE Alkesa Lestari. Berbeda dengan yang saya tulis
yaitu bagaimana proses produksi pada Home Industry
Pengrajin boneka.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka
digunakanlah sistematika penulisan. Penulis mengunakan
acuan pendoman penulisan Karya Ilmiah standar
21
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
terbitan CeQDA. Sistematika penulisan bertujuan untuk
memudahkan pemahaman mengenai penelitian ini. Maka
dari itu, penulis membagi skripsi ini ke dalam lima BAB.
Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I ini terdiri dari tujuh sub bab
yang terdiri dari: Latar Belakang,
Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab II akan menguraikan kerangka
teori yang berkaitan dengan penelitian
yaitu: Definisi Pemberdayaan Masyarakat,
Definisi Pemberdayaan Ekonomi,
Pemberdayaan Berbasis Ekonomi Sebagai
Bagian dari Pemberdayaan Masyarakat.
BAB III GAMBARAN UMUM HOME
INDUSTRY KAMPOENG BONEKA
Pada Bab III akan menguraikan tentang
gambaran umum Home Industry
Kampoeng Boneka yang meliputi: Letak
Geografis RW 001 Kelurahan Lenteng
Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan Kondisi
22
Sosial Ekonomi Masyarakat Di RW 001
Kelurahan Lenteng Agung.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
LAPANGAN
Pada Bab IV akan menguraikan temuan
dan analisa data yang didapatkan
dilapangan yaitu: Profil penelitian Home
Industry Kampoeng Boneka, Temuan
Lapangan yang meliputi (a) Proses
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan
oleh ketua Home Industry Kampoeng
Boneka (b) Peran dari pemberdayaan
ekonomi yang didapatkan melalui Home
Industry Kampoeng Boneka
BAB V PENUTUP
Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan dan
Saran.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMBERDAYAAN
1. Definisi Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata
„power‟ (kekuasaan atau keberdayaan) (Edi
Suharto2005, 57).Pemberdayaan adalah proses
meningkatkan kekuatan pribadi, antarpribadi, atau
politik sehingga individu-individu, keluarga-keluarga,
dan komunitas-komunitas dapat mengambil tindakan
untuk memperbaiki situasi-situasi mereka (Gutierrez
dalam DuBois & Miley,2005). Menurut Robbins,
Chatterjee, dan Canda (1998) pemberdayaan
menunjukkan proses dengan itu individu-individu dan
kelompok-kelompok memperoleh kekuatan, akses
pada sumber-sumber, dan kontrol atas kehidupan
mereka sendiri. Dalam melakukan itu, mereka
memperoleh kemampuan untuk mencapai aspirasi-
aspirasi dan tujuan-tujuan pribadi dan kolektif mereka
yang tertinggi (Adi Fahrudin2012, 67-68).
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan
seseorang, khususnya kelompok yang lemah sehingga
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam:
a. memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka
memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan
saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan
24
bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas
dari kesakitan;
b. menjangkau sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka untuk dapat
meningkatkan pendapatnya dan memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
perlukan; dan
c. berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi
mereka.
Beberapa ahli di bawah ini mengemukakan
definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan
cara-cara pemberdayaan (Suharto, 1997: 210-224):
a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan
kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak
beruntung (Ife,1995).
b. Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana
seseorang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas,
dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian
serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa
seseorang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan
orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons,
et.al., 1994).
25
c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha
pengalokasian kembali kekuasaan melalui
pengubahan struktur sosial (Swift dan
Levin,1987).
d. Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat,
organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu
menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya
(Rappaport, 1984) (Edi Suharto2005, 58-59).
Menurut Ife (1995:61-64), pemberdayaan
memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan
kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan
hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti
sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien
atas:
a. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-
kesempatan hidup: kemampuan dalam membuat
keputusan-keputusan mengenai gaya hidup,
tempat tinggal, pekerjaan.
b. Pendefinisian kebutuhan: kemampuan
menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi
dan keinginannya.
c. Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan
dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum
atau diskusi secara bebasdan tanpa tekanan.
d. Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau,
menggunakan dan mempengaruhi pranata-
26
pranata masyarakat, seperti lembaga
kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.
e. Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi
sumber-sumber formal, informal dan
kemasyarakatan.
f. Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan
dan mengelola mekanisme produksi,distribusi,
dan pertukaran barang serta jasa.
g. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya
dengan proses kelahiran, perawatan anak,
pendidikan dan sosialisasi (Edi Suharto2005, 59).
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang
berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,ekonomi,
maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
27
kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai
tujuan seringkali digunakan sebagai indikator
keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah
proses(Edi Suharto2005, 59-60).
2. Pemberdayaan Sebagai Tujuan dan Proses
Pemberdayaan dapat diartikan baik sebagai
tujuan maupun proses. Sebagai yang memiliki
kekuasaan atau keberdayaan yang mengarah pada
kemandirian sesuai dengan tipe-tipe kekuasaan (Asep
Usman Ismail2008, 170). Tujuan utama pemberdayaan
adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya
kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan,
baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal
(misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak
adil). Guna melengkapi pemahaman mengenai
pemberdayaan perlu diketahui konsep mengenai
kelompok lemah dan ketidakberdayaan yang
dialaminya. Beberapa kelompok yang dapat
dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak
berdaya meliputi:
a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah
secara kelas, gender, maupun etnis.
b. Kelompok lemah khusus, secara manula, anak-
anak dan remaja, penyandang cacat, gay dan
lesbian, masyarakat terasing.
28
c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka
yang mengalami masalah pribadi dan/atau
keluarga.
Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami
diskriminasi dalam suatu masyarakat, seperti
masyarakat kelas sosial ekonomi rendah, kelompok
minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, serta para
penyandang cacat, adalah orang-orang yang
mengalami ketidakberdayaan. Keadaan dan perilaku
mereka yang berbeda dari „keumuman‟ kerapkali
dipandang sebagai „de-viant‟ (penyimpang). Mereka
seringkali kurang dihargai dan bahkan dicap sebagai
orang yang malas, lemah, yang disebabkan oleh
dirinya sendiri. Padahal ketidakberdayaan mereka
seringkali merupakan akibat dari
adanyakekurangadilan dan diskriminasi dalam aspek-
aspek kehidupan tertentu (Edi Suharto2005, 60-61).
Menurut Suharto (2001,h. 218-219)
pemberdayaan sebagai proses memuat lima dimensi:
a. Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
klien berkembang secara optimal. Pemberdayaan
harus mampu membebaskan klien dari sekat-
sekat kultural dan struktural yang menghambat.
b. Penguatan (empowering), yaitu memperkuat
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki klien
29
dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus
mampu menumbuhkembangkan segenap
kemampuan dan kepercayaan diri klien yang
menunjang kemandirian.
c. Perlindungan (protecting), yaitu melindungi
masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah
agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persaingan yang tidak
seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat
dan yang lemah, dan mencegah terjadi eksploitasi
kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
Pemberdayaan harus diarahkan pada
penghapusan segala jenis diskriminasi dan
dominasi yang tidak menguntungkan rakyat
kecil. Pemberdayaan harus melindungi rakyat
lemah, kelompok-kelompok yang tidak
beruntung, serta masyarakat terasing.
d. Penyokong (supporting), yaitu memberikan
bimbingan dan dukungan agar klien mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu
menyokong klien agar terjatuh ke dalam keadaan
dan posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
e. Pemeliharaan (fortering), yaitu memelihara
kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
30
keseimbangan distribusi kekuasaan antara
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan
harus mampu menjamin keselarasan dan
keseimbangan dan memungkinkan setiap orang
memperoleh kesempatan berusaha (Asep Usman
Ismail2008, 170-171).
Suharto mengartikan pemberdayaan dari segi
tujuan dan proses, sedangkan Adi mengartikan
pemberdayaan dari sisi suatu program dan suatu
proses. Pemberdayaan diartikan sebagai suatu
program di mana pemberdayaan dilihat dari tahapan-
tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang
biasanya sudah ditentukan jangka waktunya. (Adi,
2002, h.171). sebenarnya kedua istilah tersebut adalah
sama jika dipandang dari hasil yang ingin dicapai.
Keduanya ada batas waktu yang telah ditentukan.
Pemberdayaan sebagai suatu proses menurut Adi
(2002, h. 172) adalah suatu proses yang
berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas
itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan
dan tidak hanya terpaku pada satu program saja.
Dicontohkan dalam proses pemberdayaan individu
sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan
sepanjang usia manusia.
Hogan dalam Adi (2002, h. 173) menggambarkan
proses pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai
suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan utama:
31
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang
memberdayakan dan tidak memberdayakan (
recall depowering/empowering experiences);
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi
pemberdayaan dan pertidakberdayaan (discus
reasons for depowermen/empowerment);
c. Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek
(identify one problem pr project);
d. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna
(identify useful power bases); dan
e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan
mengimplementasikannya (develop and
implement action plans) (Asep Usman Ismail2008,
170-172).
3. Tahapan Pemberdayaan
Menurut Ambar Teguh Sulistiyani, ada beberapa
tahapan yang harus dilalui dalam melakukan
pemberdayaan. Tahap-tahap yang harus dilalui adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Penyadaran
Merupakan tahapan pembentukan perilaku
menuju prilaku sadar dan peduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap Transformasi
Merupakan tahapan untuk menambah
kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
32
kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan
dan memberikan keterampilan dasar sehingga
dapat mengambil peran di dalam pembangunan.
c. Tahap Peningkatan kemampuan Intelektual
Merupakan tahapan berupa kecakapan dalam
keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan
kemampuan inovati untuk menghantarkan pada
kemandirian (Ambar Teguh Sulistiyani 2017, 83).
Tahap pertama atau tahap penyadaran yaitu
dilakukan pembentukan perilaku yang merupakan
tahap persiapan dalam proses pemberdayaan
masyarakat. Pada tahap ini pihak pemberdaya atau
pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan
prakondisi, agar dapat memfasilitasi berlangsungnya
proses pemberdayaan yang efektif. Apa yang
diintervensi dalam masyarakat sesungguhnya lebih
pada kemampuan afektif-nya untuk mencapai
kesadaran konatif yang diharapkan. Sentuhan
penyadaran akan lebih membuka keinginan dan
kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu,
dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran
mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi
hidupnya untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik.
Pada tahap kedua yaitu proses transformasi
pengetahuan dan kecakapan dalam keterampilan
dapat berlangsung dengan baik, penuh semangat dan
33
berjalan efektif, jika tahap pertama telah terkondisi.
Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang
pengetahuan dan kecakapan dalam keterampilan yang
memiliki relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan
kebutuhan tersebut. Keadaan ini akan mendorong
terjadinya keterbukaan wawasan dan menguasai
kecakapan pada keterampilan dasar yang mereka
butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat
memberikan peran partisipasi pada tingkat yang
rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek
pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek
dalam pembangunan.
Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau
peningkatan intelektualitas dan kacakapan pada
keterampilan yang diperlukan, supaya mereka dapat
membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian
tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat
dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi,
dan melakukan inovasi-inovasi dalam lingkungannya.
Apabila masyarakat telah mencapai tahap ketiga ini
maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan
pembangunan. Di samping itu kemandirian mereka
perlu dilindungi supaya dapat terpupuk dan
terpelihara dengan baik, dan selanjutnya dapat
membentuk kedewasaan sikap masyarakat(Ambar
Teguh Sulistiyani 2017, 83-84).
34
4. Indikator Keberdayaan
Untuk mengetahui fokus dan tujuan
pemberdayaan secara operasional, maka perlu
diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat
menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak.
Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan sosial
diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada
aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnya
keluarga miskin) yang perlu di optimalkan. Schuler,
Hashemi dan Riley mengembangkan delapan
indikator pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai
empowermentindex atau indeks pemberdayaan
(Suharto, 2004). Keberhasilan pemberdayaan
masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka
yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan
mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan
kultural dan politisi. Ketiga aspek tersebut dikaitkan
dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu: „kekuasaan
di dalam‟ (power within), „kekuasaan untuk‟ (power
to), „kekuasaan atas‟ (power over), dan „kekuasaan
dengan‟ (power with).
a. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk
pergi keluar rumah atau wilayah tempat
tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis,
bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat
mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu
pergi sendirian.
35
b. Kemampuan membeli komoditas kecil:
kemampuan individu untuk membeli barang-
barang kebutuhan keluarga sehari-hari (beras,
minyak tanah, minyak goreng, bumbu, dll);
kebutuhan dirinya (minyak rambut, sabun mandi,
rokok, bedak, shampo, dll). Individu dianggap
mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia
dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta
izin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli
barang-barang tersebut dengan menggunakan
uangnya sendiri.
c. Kemampuan membeli komoditas besar:
kemampuan individu untuk membeli barang-
barang sekunder atau tersier, seperti lemari
pakaian, TV, radio, koran, majalah, pakaian
keluarga. Seperti halnya indikator di atas, poin
tinggi diberikan terhadap individu yang dapat
membuat keputusan sendiri tanpa meminta izin
pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli
barang-barang tersebut dengan menggunakan
uangnya sendiri.
d. Terlibat dalam membuat keputusan-keputusan
rumah tangga: mampu membuat keputusan secara
sendiri maupun bersama suami/istri mengenai
keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai
renovasi rumah, pembelian kambing untuk
diternak, memperoleh kredit usaha.
36
e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga:
responden ditanya mengenai apakah dalam satu
tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak-
anak, mertua) yang mengambil uang, tanah,
perhiasan dari dia tanpa izinnya; yang melarang
mempunyai anak; atau melarang bekerja di luar
rumah.
f. Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama
salah seorang pegawai pemerintah desa/kelurahan;
seorang anggota DPRD setempat; nama presiden;
mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan
hukum-hukum waris.
g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes:
seseorang dianggap „berdaya‟ jika ia pernah
terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain
melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang
memukul istri; istri yang mengabaikan suami dan
keluarganya; gaji yang tidak adil; penyalahgunaan
bantuan sosial; atau penyalahgunaan kekuasaan
polisi dan pegawai pemerintah.
h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap
keluarga: memiliki rumah, tanah,asset produktif,
tabungan.seseorang dianggap memiliki poin tinggi
jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara
sendiri atau terpisah dari pasangannya (Edi
Suharto2005, 63-64).
37
B. PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
1. Definisi Ekonomi
Ekonomi atau Economic berasal dari bahasa
Yunani yaitu kata “Oiku” dan “Nomos” yang berarti
aturan rumah tangga, dan secara umum mengandung
pengertian “usaha manusia” (Nur Laily dan Budiyono
Pristyadi2013, 1).Ekonomi secara umum diartikan
sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam
menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
manusia. Dimana ruang lingkup ekonomi meliputi
satu bidang perilaku manusia yang terkait dengan
konsumsi, produksi dan distribusi (Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) 2008), 14).
Paul A. Samuelson mendefinisikan ekonomi
sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam
hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber
produktif yang langka untuk memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk
dikonsumsi (Monzer Kahf 1995, 2).Sedangkan menurut
Sulaiman pengertian ekonomi merupakan ilmu yang
menerangkan cara-cara menghasilkan, mengedarkan,
membagi dan memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat
dapat terpenuhi sebaik-baiknya (M.
Sholahuddin2007,3).
38
Ekonomi adalah merupakan suatu tata cara aturan
yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas
kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang
dimaksud disini berkait dengan aktivitas orang dan
masyarakat yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan
barang-barang langka (Asep Usman Ismail2008, 221).
Dalam pengertian lain, ekonomi adalah suatu
studi tentang bagaimana individu dan masyarakat
memilih untuk menggunakan sumber daya yang
langka untuk memuaskan keinginan mereka akan
barang-barang material dengan sebaik-baiknya.
Terdapat ilmu yang mempelajari tentang
ekonomi, ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua
yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro.
a. Ekonomi Makro
Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel
ekonomi secara agregat (keseluruhan), variabel
tersebut antara lain: pendapatan nasional,
kesempatan kerja, dan atau pengangguran ,
jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan
ekonomi, maupun neraca pembayaran
internasional. Ekonomi makro mempelajari
masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:
1) Sejauh mana berbagai sumber daya telah
dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi
39
2) Sejauh mana kegiatan perekonomian
mengalami pertumbuhan tersebut disertai
dengan distribusi pendapatan yang
membaikkan taraf pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan dalam distribusi pendapatan.
b. Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel
ekonomi dalam lingkup kecil misalnya
perusahaan dan rumah tangga. Dalam ekonomi
mikro ini mempelajari tentang bagaimana
individu menggunakan sumber daya yang
dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan
yang optimum, bersama dengan individu-
individu lainnya akan menciptakan
keseimbangan dalam skala mikro dan asumsi
(Masykur Wiratmo,1).
2. Definisi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan ekonomi dapat didefinisikan
sebagai suatu program kegiatan yang dilakukan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
pemerintah dalam meningkatkan keterampilan hidup,
permodalan sekelompok orang agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan membuat kondisi hidupnya
lebih baik atau mengembangkan usaha yang
dimilikinya (Asep Usman Ismail 2008, 225-226).
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada
hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis,
40
artinya perubahan yang terjadi menurut adanya
dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per
capita agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi
ekonomi di masa yang akan datang (Lili Bariadi,
dkk2005, 57-58).
Pemberdayaan ekonomi hendaknya menjadi
prioritas pemerintah untuk mengorientasikan kepada
masyarakat banyak atau rakyat yang berjiwa
wirausaha. Sebab, untuk memperoleh kemakmuran
dan kesejahteraan bagi rakyat sebuah negara dapat
dinilai sebagai tolak ukur adalah bagaimana
pendapatan rakyat atau wirausaha yang nota bene
sebagai penduduk terbanyak(Lili Bariadi, dkk2005, 63).
Lippit mengemukakan ada 7 fase perubahan
dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Pertama, menumbuhkan kebutuhan untuk berubah.
Kedua, membangun hubungan untuk perubahan di
antara sasaran dan agen pembaharu. Ketiga, diagnosis
dan penjelasan masalah yang dihadapi harus diketahui
dan dirumuskan menjadi masalah bersama. Keempat,
mencari alternatif pemecahan masalah dan
menetapkan tujuan serta menumbuhkan tekad untuk
bertindak. Kelima, tekad tersebut diubah menjadi
usaha nyata ke arah pencapaian tujuan. Keenam,
perluasan dan pemantapan perubahan. Ketujuh,
memutuskan hubungan antara sasaran dan penyuluh.
41
Untuk mencegah sikap ketergantungan masyarakat
kepada penyuluh. (Lili Bariadi, dkk2005, 57-58).
C. Home Industry
1. Definisi Industri
Industri merupakan salah satu produk
pengembangan teknologi dalam masyarakat. Industri
yang berhubungan dengan teknologi, ekonomi dan
pabrik industri dapat mempengaruhi nilai-nilai dan
prilaku pada masyarakat. Masyarakat industri dengan
daya saing yang kuat telah menuntut masyarakat
untuk memiliki keahlian tertentu, mendorong
masyarakat untuk dapat berpikir lebih kreatif.
Menciptakan hal baru yang dapat memiliki nilai jual
yang lebih tinggi.
2. Definisi Home Industry
Home berarti rumah, tempat tinggal, atau
kampung halaman. Sedangkan Industri, dapat
diartikan sebagai kerajinan atau usaha produk barang.
Singkatnya Home Industry adalah rumah usaha
produk barang atau perusahaan kecil. Dikatakan
sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan
ekonomi ini dipusatkan di rumah. Home Industry
dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk
usaha kecil yang dikelola keluarga.
Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang
berada di rumah adalah keluarga itu sendiri dengan
42
mengajak orang di sekitarnya sebagai karyawan.
Meskipun dalam skala kecil, namun kegiatan ekonomi
ini secara tidak langsung membuka lapangan
pekerjaan untuk saudara terdekat ataupun tetangganya.
Dengan begitu, perusahaan kecil ini membantu
program pemerintah dalam mengurangi
pengangguran, otomatis jumlah penduduk miskinpun
akan perlahan menurun.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar, yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam UU No. 20 dan UU No. 21 Tahun 2008
(Saifuddin Zuhri 2013, 47-48).
D. Kerangka Berfikir
Pemberdayaan ekonomi masyarakat Home
Industry dapat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Home Industry Kampoeng Boneka dalam meningkatkan
keterampilan hidup, permodalan sekelompok orang agar
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan membuat
kondisi hidupnya lebih baik atau mengembangkan usaha
yang dimilikinya.
43
Proses pemberdayaan adalah tahapan-tahapan
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan agar
program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
dilakukan di Home Industry Kampoeng Boneka dapat
berhasil.
Tahap penyadaran : pada tahap ini yang dilakukan
Home Indusri Kampoeng Boneka yaitu melakukan
pembentukan perilaku yang merupakan tahap persiapan
dalam proses pemberdayaan masyarakat.
Tahap transformasi pengetahuan : tahapan dimana
kondisi seseorang atau masyarakat sekitar Home Industry
Kampoeng Bonekadapat meningkatkan kemampuan,
pengetahuan serta keterampilan agar menjadi individu
yang memiliki kapasitas agar menjadi masyarakat yang
mandiri.
Tahap peningkatan intelektual : tahapan ini
merupakan tahapan dimana pemberdaya memberikan
motivasi kepada karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka untuk dapat meningkatkan kemampuan yang
dimiliki agar lebih berdaya dan mandiri.
Hasil pemberdayaan adalah suatu indikator untuk
menilai keberhasilan dari program pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang dilakukan Home Industry
Kampoeng Boneka.
Kemampuan membeli komoditas kecil : Yang
dimaksud dengan kemampuan membeli komoditas kecil
adalah individu dapat membeli barang yang digunakan
44
sehari-hari dengan menggunakan hasil dari kemampuan
individu tersebut.
Kemampuan membeli komoditas besar : ialah
ketika individu dapat membeli kebutuhan penunjang
dalam kebutuhan sehari-hari.
Terlibat Dalam Keputusan-Keputusan Rumah
Tangga : mampu membuat keputusan secara sendiri
maupun bersama suami/istri mengenai keputusan-
keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi rumah,
pembelian kambing untuk diternak, memperoleh kredit
usaha.
Jaminan Ekonomi dan Kontribusi Terhadap
Keluarga : Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap
keluarga yaitu bisa dikatakan sebagai investasi jangka
panjang. Seperti tabungan yang akan bermanfaat dimasa
yang akan datang.
45
Tabel Kerangka Berfikir
Pemberdayaan Ekonomi
masyarakat melalui Home Industry
Proses Pemberdayaan Hasil Pemberdayaan
meningkatkan perekonomian dan menjadi
masyarakat mandiri
1. Tahap Penyadaran
2. Tahap Transformasi
Pengetahuan
3. Tahap Peningkatan
Intelektual
1. Kebebasan Mobilitas
2. Kemampuan Membeli Komoditas
Kecil
3. Kekampuan Membeli Komoditas
Besar
4. Terlibat Dalam Pembuatasan
Keputusan Keluarga
5. Jaminan Ekonomi Dan Kontirbusi
Terhadap Keluarga
46
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambar 3.1
Peta Wilayah Kelurahan Lenteng Agung
Sumber: Ensiklopedi Kecamatan Jagakarsa 2017
Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu dari 6
(enam) kelurahan di wilayah Kecamatan Jagakarsa Kota
Administrasi Jakarta Selatan yang di bentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Pemerintah RI Nomor : 60 Tahun 1990 tanggal
18 Desember 1990 Pasal 12 meliputi: Kelurahan Lenteng Agung,
47
Kelurahan Srengseng Sawah, Kelurahan Tanjung Barat,
Kelurahan Cipedak, Kelurahan Jagakarsa, dan Kelurahan
Ciganjur. Kelurahan Lenteng Agung memiliki Luas Wilayah
274,74 Ha yang berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara : Jl TB Simatupang – Kelurahan Pasar
Minggu
2. Sebelah Timur : Kali Ciliwung
3. Sebelah Selatan: Jl Gardu Kelurahan Srengseng Sawah
4. Sebelah Barat : Jl Joe Kelurahan Kebagusan- Kelurahan
Jagakarsa.
Pembagian penduduk di Kelurahan Lenteng Agung cukup
padat, hal ini selain suasana yang cukup menyenangkan karena
kelestarian alam masih terjaga dengan baik, juga disebabkan oleh
tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai, baik fasilitas
kesehatan, pendidikan, peribadatan dan lain-lain. Pada umumnya
penduduk Kelurahan Lenteng Agung adalah masyarakat Betawi,
sehingga adat istiadat yang berlaku adalah budaya Betawi.
Mayoritas penduduk Kelurahan Lenteng Agung adalah
beragama Islam, namun demikian kerukunan antar umat
beragama sudah berjalan dengan baik sehingga kehidupan
bermasyarakat antar pemeluk agama satu sama lain saling
menghormati, sarana peribadatan yang ada selain Masjid dan
Musholla, di Kelurahan Lenteng Agung ini pun terdapat satu
buah Gereja.
Mayoritas penduduk Kelurahan Lenteng Agung memiliki
mata pencaharian buruh dan pedagang, sisanya pegawai swasta,
PNS dan Pensiunan. Jumlah masyarakat miskin di Kelurahan
48
Lenteng Agung pada awal Tahun 2018 tercatat sebanyak 850 KK
adalah penerima Raskin sampai dengan bulan Januari sebanyak
850 KK.
Kelurahan Lenteng Agung memiliki jumlah penduduk
60.439 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelaminLaki-laki
31.079 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan 30.432 jiwa.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 19.305 KK dengan
jumlah KK Laki-laki 12.875 KK dan jumlah KK Perempuan
3.143 KK, serta jumlah penduduk wajib KTP yaitu 44.552 Jiwa
(Laporan Tahunan, Kelurahan Lenteng Agung, Bulan Januari
2018).
B. Gambaran Umum Home Industri Kampoeng Boneka
Home Industri Kampoeng Boneka adalah usaha yang
bergerak dalam bidang penyediaan souvenir berupa boneka
moment. Seperti Boneka Wisuda, Boneka Ulang Tahun, Boneka
Wedding, Boneka Profesi dan boneka moment special lainnya.
Boneka wisuda yang Kampoeng Boneka sediakan sebagai
souvenir sangat unik dan menarik karena Home Industri ini
menyesuaikan warna baju wisuda sesuai dengan fakultas dan
universitanya, lengkap dengan nama dan gelar, kalung
congratulation, pin Universitas dan kartu ucapan yang Kampoeng
Boneka sediakan maupun yang di request .
Boneka wisuda dibuat untuk seluruh kalangan pendidikan
dari mulai Sekolah Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan
Tinggi. Home Industri ini terus berinovasi dengan berbagai
karakter boneka dengan beragam kemasan seperti mika, bucket,
49
dan kado. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,
Kampoeng Boneka menerima pesanan dengan desain khusus
yang diinginkan customer yang mungkin dengan desain yang
berbeda dengan standar toga universitasnya. Maka produk boneka
wisuda yang Kampoeng Boneka tawarkan menjadi lebih eksklusif
dan bervariasi sehingga Home Industri Kampoeng Boneka bisa
menjaga produk yang tetap mengikuti trend.
Hal ini dilakukan, untuk menjaga kepercayaan konsumen,
agar tetap memlilih produk Kampoeng Boneka, sehingga daya
tarik komsumen pada produk Kampoeng Boneka meningkat.
Walupun produk Kampoeng Boneka eksklusif dan bervariasi
namun Kampoeng Boneka memberikan harga yang terjangkau
dibandingkan dengan produk yang sudah ada di luaran. Untuk
meminimalkan biaya produksinya, setiap prosesnya Kampoeng
Boneka bermitra dengan konveksi boneka. Untuk menjaga
kepercayaan pelanggan terhadap produk Kampoeng Boneka dan
sebagai pembuktian terhadap konsumen bila barang yang
dihasilkan adalah barang yang berkualitas, maka Kampoeng
Boneka memberikan garansi bila terjadi kecacatan pada produk.
Produk yang ditawarkan kampoeng boneka bertujuan agar
disetiap moment spesial konsumen dapat memberikan hadiah
yang selalu di kenang di hari istimewa dan kampoeng boneka
bermaksud agar produk yang ditawarkan ini menjadi kebanggaan
bagi konsumen. Sehingga mereka akan memberikan testimoni
kepada halayak banyak tentang Kampoeng Boneka. Selain itu
dengan berdirinya Kampoeng Boneka di daerah lenteng agung
dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran serta
50
menaikan tingkat perekonomian masyarakat sekitar. (Dokumen
Pribadi Home Industri Kampoeng Boneka).
C. Sejarah Kampoeng Boneka
Kampoeng Boneka awalnya terinspirasi dari sepasang
suami istri yang bernama Kak Anita dan suami Kak Agung
sebagai pemilik usaha. Bermula pada bulan Januari 2014 Kak
Anita sedang melangsungkan acara wisuda di Taman Mini
Indonesia Indah dengan gelar Sarjana Pendidikan, pada saat itu
Kak Agung memberikan Kak Anita kado berupa boneka wisuda
dengan harga yang cukup mahal. Kak Anita bahagia sekali
mendapatkan kado di hari spesialnya dan pada saat itu Kak Anita
memperhatikan boneka wisuda itu dan kemudian Kak Anita
terinspirasi untuk memulai membuat usaha boneka wisuda
dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang lebih bagus
dan boneka wisuda yang lebih costum. Kak Anita memang
menyukai boneka dan mulailah Kak Anita berkarya dengan
dukungan sang suami untuk membuat boneka. Seperti boneka
wisuda dan boneka wedding dengan varian yang dibuat
berdasarkan keterampilan tangan.
Hasil karya boneka yang sudah dibuat mulai di upload
melalui media sosial oleh Kak Agung dan dari waktu ke waktu
permintaan akan boneka wisuda khususnya dan boneka souvenir
umumnya semakin banyak. Modal menjadi salah satu
penghambat usaha mereka yang baru beranjak saat itu. Hingga
pada bulan November 2014 Kak Agung wisuda, mereka
merupakan lulusan dari Universitas yang sama yaitu PGRI
51
Jakarta (UNINDRA), saat itu bukan kado boneka wisuda yang
diberikan oleh Kak Anita, melainkan mereka berjualan boneka
wisuda di hari wisudanya dibantu oleh kedua orang tua mereka
dan kedua adiknya serta satu ponakan mereka. Hebatnya mereka
merasakan berkahnya karena boneka dijual lebih bagus dibanding
penjual yang lain.
Dikarenakan Kak Anita dan Kak Agung masih bekerja dan
mereka mengerjakan pesanan boneka souvenir dan boneka
wisudanya hanya berdua saja sepulang mereka bekerja, maka dari
itu mereka memiliki ide untuk mengembangkan usaha boneka
yang lebih besar. Oleh karena itu, Kak Agung menawarkan
peluang usaha ini kepada 3 orang sahabat kampusnya. Dan pada
tanggal 28 November 2014 Kak Anita, Kak Agung dan sahabat
Kak Agung yaitu Donnie, Ade, dan Novi bertemu di Pejaten
Village Jakarta dan mereka semua sepakat untuk memberi nama
usaha ini yaitu Kampoeng Boneka.
Kampoeng Boneka ditujukan untuk semua kalangan.
pemilik ingin semakin banyak orang-orang yang bisa
memberikan kado di hari spesial keluarga, sahabat dan orang-
orang tercinta. Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf
sebelumnya sebagai pemilik Kampoeng Boneka mereka berlima
telah menyepakati menggunakan sistem bagi hasil untuk
mengelola keuangannya. Awal mulanya merekalah yang
memproduksi dan memasarkan boneka wisuda disetiap moment
wisuda seperti di JCC, di TMII dan di beberapa tempat lainnya.
Sampai akhirnya di tahun 2015 pemilik memilih untuk
menyewa rumah untuk tempat produksi guna memiliki tempat
52
produksi yang lebih memadai yaitu tepatnya di Jalan TB
Simatupang Gg Buni RT001/01No.46 Kelurahan Lenteng Agung,
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, 12610. Kemudian pemilik
mulai memperkerjakan dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Untuk pemasaran Kampoeng Boneka ini melalui sistem online
dikarenakan sudah banyaknya pelarangan untuk berjualan di
tempat-tempat wisuda. Dan Kampoeng Boneka terus berkembang
bersama pelayanan yang prima, inovasi dan mengutamakan
kepuasan konsumen serta membuka peluang bagi para reseller
baik di dalam maupun di luar kota. Dan untuk karyawan kami
pun juga mendapatkan harga reseller jika mereka membeli
boneka wisuda di Kampoeng Boneka.
Untuk memenangkan persaingan dagang di kalangan
souvenir Boneka Wisuda, membuat pemilik bergerak untuk
bekerja sama dengan para pengrajin boneka. Karena dengan cara
memproduksi boneka sendiri dapat dijual dengan harga yang
lebih terjangkau, terbukti kalau banyak dari mereka yang menjadi
pelanggan tetap yaitu para pedagang juga. Pemilik percaya setiap
usaha pasti tidak akan pernah menghianati hasil dan usaha
Kampoeng Boneka ini juga bertujuan utama untuk membuka
lapangan kerja seluas-luasnya karena melihat masih lemahnya
perekonomian dan banyaknya pengannguran. Maka dari itu,
pemilik berinisiatif untuk membuka lapangan pekerjaan untuk
mengurangi angka pengangguran tersebut dan menaikkan taraf
hidup ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi wadah bernilai
bagi mereka yang memiliki kreatifitas tinggi, kedisiplinan dan
berkeinginan untuk maju bersama (Wawancara Pribadi Dengan
53
Agus Anita Herawati, Pemilik Home Industri Pengrajin Boneka
“Kampoeng Boneka”, 2018).
D. Visi dan Misi
Visi
1. Menjadi Produsen Boneka Moment Berkualitas dan Terlaris.
2. Kampoeng boneka menjadikan setiap moment istimewa anda
lebih bermakna, karena kami adalah pengusaha boneka
terlaris dan paling diminati banyak consumen dengan
kualitas baik dan harga terjangkau oleh banyak kalangan.
Kampoeng Boneka Hadir untuk lengkapi hari bahagia anda.
Misi
1. Memberdayakan usaha berbasis spiritual dan kekeluargaan
untuk kesejahteraan bersama.
2. Memberikan layanan yang prima dan murah sehingga dapat
memenuhi semua kebutuhanmasyarakat.
3. Membantu masyarakat guna memenuhi kebutuhan aksesoris
perayaan wisuda terutama dan momen istimewa lainnya
dengan kualitasterjamin.
E. Nama-nama Anggota Home Industri Kampoeng Boneka
Tabel 3.1
Nama-Nama Anggota Home Industri Kampoeng Boneka
No Nama JenisKelamin Pendidikan Usia
1. Rusdiati perempuan Stanawiyah 44
2. Widiastuti perempuan SMK 38
54
3. Ahmad Sofian Laki-laki SMK 34
4. Agung
Apriatmono
Laki-laki SMK 19
5. Haryanto Laki-laki SMP 29
6. Vikri Sanjaya Laki-laki SMK 18
7. Ade Firdaus Laki-laki SMK 20
8. Inggrit Indria,
S.M
perempuan S1 22
9. Rani Purwanti perempuan SMK 19
10. Delia Nuryanti perempuan SMK 20
11. Nova Sakinah
Kudus
perempuan SMK 19
12. Agus Anita
Herawati, S.Pd
perempuan S1 31
Sumber :DokumenPribadi Home IndustriKampoengBoneka
F. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana
No Fasilitas Jumlah
1 Lemari hijau plastic 2
2 Lemari Besi tempat mika 2
3 Rak Besi 1
4 Meja + Lemari Komputer 1
5 Meja kantor 2
6 Mesin Jahit 3
55
7 Kursi 5
8 Sofa Rotan untuk tamu 1
9 Kulkas 1
10 Kipas Angin 4
11 Laptop 2
12 Mesin Printer Epson 2
13 Ruang menjahit 1
14 Ruang Produksi menghias boneka 1
15 Kamar mandi 2
16 Ruang Gudang Boneka 1
17 Ruang Istirahat Karyawan 1
18 Gudang Bunga , Plastikdan Pita 1
19 Dapur 2
20 Telepon dan Wifi 1
Sumber : DokumenPribadi Home IndustriKampoengBoneka
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Home Industry Kampoeng Boneka
Kegiatan pemberdayaan melalui Home Industry
Kampoeng Boneka merupakan usaha untuk meningkatkan
keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam
pendapatan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh Agus
Anita Herawati. Proses pelaksanaan pemberdayaan
ekonomi tersebut meliputi:
a. Proses Penyadaran
Tahap penyadaran yaitu merupakan tahapan
pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas
diri. Pada tahap pertama ini pihak pemberdaya berusaha
menciptakan prakondisi agar dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
Pendiri Home Industry Kampoeng Boneka menilai
masyarakat disekitar Lenteng Agung kurang berdaya, hal
ini menarik perhatian pendiri kampoeng boneka dengan
mengadakan sosialisasi, proses sosialisasi dilakukan
dengan pendekatan terhadap ibu-ibu yang sehari-hari
yang tidak memiliki kegiatan tambahan selain mengurus
rumah tangganya. Kemudian pendiri berinisiatif untuk
mengajak bergabung di Home Industry kampoeng
boneka.
57
Pada tahapan penyadaran ini, anggota Home
Industry diberikan motivasi dan semangat bahwa mereka
mempunyai keahlian dalam menghias boneka yang
cukup baik dan sangat sayang jika keahlian yang
dimilikinya tidak dimanfaatkan. Tahapan menyadaran
ini dilakukan agar mereka mampu menghasilkan
penghasilan sendiri dari pada berdiam diri dirumah.
Seperti yang dikatakan oleh Agus Anita Herawati yaitu:
“Cara ngajaknya ya tadi awalnya di incer okelah
eh ada kerjaan nih lumayan upahnya kecil tapi
coba dulu mau? Mau gitu dan akhirnya mereka
mau.” (Wawancara Pribadi dengan Agus Anita
Herawati pemilik Home Industry Kampoeng Boneka,
2018)
Dengan bergabungnya masyarakat sekitar pendiri
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitar tersebut yang tadinya minim dalam
perekonomian setelah bergabung dapat terbantu dalam
segi perekonomiannya. Selain itu pemilik membuat
usaha Home Industry Kampoeng Boneka ini bertujuan
untuk mengurangi angka pengangguran walaupun
dengan bayaran yang tidak sebanyak kerja di
perkantoran tetapi menurutnya dengan mendirikan usaha
sablon ini, pemilik dapat mengurangi pengangguran
terutama untuk ibu-ibu yang tidak memiliki kegiatan.
58
b. Proses Pelatihan
Pelatihan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan keahlian kemampuan dan
keterampilan kepada karyawan yang dilakukan oleh
Agus Anita Herawati sebagai pendiri Home Industry
Kampoeng Boneka. Setelah melakukan sosialisasi untuk
mengajak masyarakat bergabung di Home Industry
Kampoeng Boneka, pendiri melakukan pelatihan selama
3 bulan. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Agus
Anita Herawai yaitu:
“Lumayan si di kasih pelatihan dulu butuh proses
sekitar 3 sampai 4 bulanan ya prosesnya dan gak
langsung bisa juga, karna kan ini banyak yang
baru kecuali kalau kaya saya rekrut ya memang
tetangga sekitar tapi dia latar belakangnya
memang sekolah di tata busana atau menjahit ya
itu lumayan cepet ngajarinnya. Tapi kalau yang
bene-bener ibu rumah tangga belum bisa apa-apa
ya itu sabar-sabar ngajarinnya. Pelatihannya juga
saya yg harus ngajarinnya karena saya yang
punya standarnya seperti apa maunya. Saya
emang sudah bisa bikin saya mencoba sendiri
dengan bahan-bahan yang saya rasa harganya
cukup menjangkau lah bahan-
bahannya.”(Wawancara Pribadi dengan Agus Anita
Herawati pemilik Home Industry Kampoeng Boneka,
2018)
Dalam waktu 3 bulan, pendiri melakukan diskusi
dengan karyawan seputar produk yang diproduksioleh
Home Industry Kampoeng Boneka. Pada tahap awal
pelatihan, pendiri memberikan materi seputar menjahit,
membuat pola menghias boneka sesuai dengan pesanan
59
konsumen dan mengemas boneka yang sudah siap untuk
dipasarkan. Seperti yang dikatakan oleh Agus Anita
Herawati:
“Pelatihannya ya kaya gitu gimana bikin topi
bagaimana cara jahit bajunya trus cara ngedit pin
sama namanya sama cara dia berimajinasi deh
kalo misalnya bikin profesi tuh kayak gimana
gitu.”(Wawancara Pribadi dengan Agus Anita
Herawati pemilik Home Industry Kampoeng Boneka,
2018)
Pelatihan yang dilakukan yaitu:
1. Pelatihan pertama yang dilakukan saat pelatihan yaitu
proses pembuatan pola. Pola-pola yang di ajarkan
yaitu memotong pola baju boneka sesuai dengan
ukuran boneka.
2. Pelatihan kedua yang dilakukan yaitu proses menjahit
baju boneka. Penjahitan baju boneka sesuai dengan
pesanan, karena banyaknya model dan warna baju
boneka pesanan konsumen seperti baju profesi, baju
wisuda, baju pesta dan lain sebagainya.
3. Pelatihan ketiga yang dilakukan yaitu proses
menghias boneka. Menghias boneka dengan
mempercantik boneka seperti memberikan toga, pita,
topi profesi, pembordiran nama sesuai pesanan
boneka yang diproduksi tersebut.
4. Pelatihan keempat yang dilakukan yaitu proses
pengemasan/ packing. Proses pelatihan packing
penting untuk pemasaran produk supaya hasil
60
produksi dapat terlihat menarik pada konsumen.
Pengemasan yang digunakan oleh Home Industry
Kampoeng Boneka ini berbentuk plastik bening dan
mika.
Proses pelatihan yang diberikan oleh Agus Anita
Herawati yaitu dengan melatih karyawannya supaya
mengembangkan potensi yang telah didapatkannya
agar meningkatkan produksi yang dimiliki serta
memiliki daya jual tinggi. Dari temuan yang saya
amati dilapangan ada perbedaan kemampuan dari
pelatihan yang diadakan oleh kampoeng boneka.
Karyawan kampoeng boneka memiliki perbedaan
kemampuan waktu pelatihan ada yang lancar dalam
pelatihan seminggu tetapi ada juga yang setelah lima
bulan baru lancar dalam pelatihan proses produksi
tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Rani:
“prosesnya ya dari ibu atasannya dikasih tau
caranya, iya ada pelatihannya paling
seminggu, tergantung niatnya juga si kalo niat
pasti bisa. Kalau saya menguasainya
seminggu.” (Wawancara Pribadi dengan Rani
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka,
2018).
Rani salah satu karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, karena umurnya yang masih muda
Rani memiliki daya tanggap yang baik sehingga dapat
mempelajari pelatihan yang didapatnya dengan sangat
mudah. Lain halnya yang dikatakan oleh Ibu Tuti:
61
“prosesnya gimana ya, kita di training 3 bulan
kita diajarin hias boneka sesuai juga dengan
pesanan mereka, Alhamdulillah 5 bulan lebih udah
bisa.” (Wawancara Pribadi dengan Ibu Tuti Karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa
tingkat kemampuan setiap individu berbeda-beda,
kemampuan daya tangkap pun juga bisa menjadi faktor
penghambat setiap individu untuk memperoleh pelatihan
yang diberikan oleh pendiri Home Industry Kampoeng
Boneka.
c. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan produksi boneka dimulai dari jam 09.00
sampai 16.00 WIB selama 6 hari dalam seminggu dari
hari Senin sampai Sabtu. Jika pemesanan sedang
melonjak maka sebagian karyawan ada yang lembur
untuk menyelesaikan pemesanan tersebut. Home
Industry Kampoeng Boneka juga melayani konsumen
pada hari libur melalui sisem online (Dokumen Pribadi
Home Industry Kampoeng Boneka).
d. Proses Pemasaran
Proses pemasaran merupakan proses yang
terpenting dalam mengembangkan usaha dari
pemberdayaan yang dilakukan oleh Home Industry
Kampoeng Boneka. Pemasaran yang dilakukan Home
Industry Kampoeng Boneka ini terbagi dalam 3 cara
yaitu melalui toko, sosial media dan Resaller.
62
1. Toko Home Industry Kampoeng Boneka
Toko Home Industry Kampoeng Boneka ini
terletak dijalan TB. Simatupang Gg. Buni RT 001/01
No.46 Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selata, 12610. Berdasarkan hasil
observasi banyak konsumen yang mengunjungi toko
Home Industry untuk melihat macam-macam produk
boneka dan membeli boneka sesuai dengan keinginan
konsumen. Ada juga yang menggunakan jasa ojek
online untuk mengantarkan pesanan mereka.
2. Online Shop
Home Industry Kampoeng Boneka juga
memasarkan hasil produksi mereka melalui akun
sosial media berupa Instagram yang bernama
KAMPOENG_BONEKA. Akun instargam Home
Industry Kampoeng Boneka saat ini sudah memiliki
pengikut sebanyak 4.031.
3. Resaller
Home Industry Kampoeng Boneka juga
membuka lapangan pekerjaan sebagai Resaller.
Resaller bertugas untuk membantu memasarkan
produk Home Industry Kampoeng Boneka kepada
konsumen dengan harga murah dan menjualkan
kembali dengan harga yang menguntungkan. Saat ini
Home Industry Kampoeng Boneka memiliki Resaller
3 orang.
63
Selain dengan 3 cara memasarkan melalui
Toko, Online Shop dan Resaller, Home
IndustryKampoeng Boneka dulunya memasarkan
produknya melalui even-even tertentu. Namun seiring
berjalannya waktu terdapat kelemahan dalam
memasarkan produknya yaitu seperti di dipalak
preman, membayar biaya keamanan dan di razia
untuk di tertibkan supaya tidak berjualan di area
tersebut. Misalnya berjualan di kawasan Taman Mini
Indonesia Indah saat even wisuda. Dan juga
penawaran dari pihak konsumen yang jatuh, Maka
dari itu pendiri Home Industry Kampoeng Boneka
menghentikan proses pemasaran di even-even
tersebut. Dan beralih untuk membuka toko, online
shop serta Resaller. Hal itu seperti yang disampaikan
oleh Agus Anita Herawati:
“Dulu banget kita selalu mencari jadwal-jadwal
wisuda dan tempat-tempatnya dan itu kita langsung
jualin di hari-H tapi seiring berjalanya waktu
banyak hambatannya kayak misalnya dipalak
preman trus bayar keamanan trus penawaran dari
pihak pembeli yang jatoh banget nah trus belum
lagi kost dan lain sebagainya yang dikeluarkan saat
kita berjualan on the spot, trus akhirnya kita geser
ke penjualan online gitu.” (Wawancara Pribadi dengan
Agus Anita Herawati pemilik Home Industry Kampoeng
Boneka, 2018).
64
2. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Para Pengrajin Boneka
Setelah Bergabung Dengan Usaha Home Industry
Kampoeng Boneka
Berdasarkan temuan penelitian ini, peniliti melihat
dari hasil pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh
Home Industry Kampoeng Boneka terdapat 2 hasil
pemberdayaan ekonomi yaitu:
a. Memiliki kemandirian dalam segi pengetahuan dan
pengalaman
Hasil dari temuan yang peneliti melihat bahwa
karyawan di Home Industry Kampoeng Boneka telah
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang menjadikan
karyawan memiliki kemandirian terhadap kehidupannya.
Berikut kutipan wawancara dari Nova:
“ada ka, saya dapat ilmu-ilmu baru kaya bikin-
bikin buket jadi bisa terus sama jait-jait baju
bonekanya juga yang tadinya gak tau kaya gini-
gini jadi bisa, banyak ilmunya juga.”(Wawancara
Pribadi dengan Nova Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, 2018).
Selama menjalankan pelatihan dan menjadi
karyawan di Home Industry Kampoeng Boneka mereka
mendapatkan pengalaman di bidang produksi boneka
dan pemasarannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh
saudara Rani:
”ya manfaatnya ada ya mba gimana ya, kalau kita
keluar nih dari sini kan bisa ada usaha sendiri kan
ada pelajarannya juga disini.”(Wawancara Pribadi
65
dengan Rani Karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka, 2018).
Memiliki pengetahuan dan pengalaman juga
sangat dirasakan oleh Inggrit selama bekerja di Home
Industry Kampoeng Boneka, seperti yang disampaikan
oleh Inggrit:
“mungkin dapat ilmu kaya dibidang komputer,
dari tidak menguasai jadi menguasai.”(Wawancara
Pribadi dengan Inggrit Indria Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, 2018).
Oleh sebab itu, dengan adanya pelatihan serta
pengetahuan pada saat bekerja di Home Industry
Kampoeng Boneka ini karyawan menjadi lebih mandiri
lagi dari sebelumnya. Karyaawan menjadi lebih
menguasai tentang produksi macam-macam model
boneka contohnya boneka wisuda, boneka profesi dan
lainnya. Karyawan juga dapat menguasai perkembangan
bisnis.
b. Peningkatan ekonomi
Hasil dari pemberdayaan ekonomi yang dilakukan
di Home Industry Kampoeng Boneka dapat dilihat dari
peningkatan ekonomi yang terjadi pada karyawan.
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka mampu
meningkatkan ekonomi keluarga mereka, contohnya Ibu
Iis yang mengatakan dengan dia bekerja di Home
Industry ia dapat membantu perekonomian keluarga
66
terutama membantu suami. Berikut yang diungkapkan
oleh Ibu Iis:
“ya Alhamdulillah bisa bantu keluarga ya paling
bisa bantu suami lah, manfaatnya si itu.”
“ya nabung dikit dikit dah bisa bakal anak
sekolah.”(Wawancara Pribadi dengan Ibu Iis
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
Begitu juga yang diungkapkan oleh saudara Fikri:
“ya lumayan sii bisa bantu-bantu ibu beli beras
buat makan sehari-hari.” (Wawancara Pribadi
dengan Fikri Karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka, 2018)
Peningkatan ekonomi karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka juga terlihat dapat menentukan
prioritas kebutuhan keluarga termasuk kemandirian
ekonomi kelurga, karyawan mampu mendahulukan
kebutuhan penting seperti membiayai anak mereka,
kebutuhan rumah tangga dan menabung untuk
kebutuhan mereka.
67
B. ANALISIS DATA
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Home Industry Kampoeng Boneka
Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang
pemberdayaan yang dilakukan di Home Industry
Kampoeng Boneka. Home Industry Kampoeng Boneka
didirikan oleh Agus Anita Herawati sejak tahun 2014.
Awal berdirinya Home Industry ini pemberdaya melihat
bahwa masyarakat sekitar yang kurang dari segi ekonomi.
Seperti yang disampaikan oleh Agus Anita Herawati
selaku pemilik Home Industry sebagai berikut:
“Ya berawal dari lingkungan keluarga ya kan
biasaya setelah kita menikah suka ada tuh
saudara atau tetangga minjem duit dong, oh
ternyata mereka dari segi ekonomi lumayan
kesulitan. Makanya dari situ saya suka kaya gini
dari pada minjem duit saya kaga ada saya adanya
kerjaan mau kaga? Kan lumayan dapet duit, mauu
yaudah lanjut deh”(Wawancara Pribadi dengan Agus
Anita Herawati pemilik Home Industry Kampoeng
Boneka, 2018.)
Dari hasil wawancara diatas yang disampaikan
oleh pemilik usaha Home Industry Kampoeng Boneka ini
dapat diketahui bahwa kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan Home Industry tersebut memiliki tujuan untuk
meningkatkan taraf perekonomian warga sekitar
Kelurahan Lenteng Agung khususnya di sekitar Home
Industry itu sendiri.
68
Pemberdayaan Home Industry Kampoeng Boneka
adalah sebuah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk
membangun masyarakat. Sebagai proses, Home Industry
Kampoeng Boneka memiliki serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Selanjutnya
sebagai tujuan, maka Home Industry Kampoeng Boneka
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
(Edi Suharto2005, 59-60).
Proses pemberdayaan Home Industry Kampoeng
Boneka yang dilihat pada penelitian ini berfokus pada
teori proses pemberdayaan yang dikemukakan oleh
Ambar Teguh Sulistiyani, berikut proses pemberdayaan
menurut Ambar Teguh Sulistiyani yaitu:
a. Tahap Penyadaran
Tahap penyadaran yang dilakukan Home Indusri
Kampoeng Boneka yaitu melakukan pembentukan
perilaku yang merupakan tahap persiapan dalam
proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini
pihak pemberdaya atau pelaku pemberdayaan
berusaha menciptakan prakondisi, agar dapat
memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan
yang efektif. Apa yang diintervensi dalam masyarakat
69
sekitar Home Indusri Kampoeng Boneka
sesungguhnya lebih pada kemampuan afektif-nya
untuk mencapai kesadaran konatif yang diharapkan.
Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan
dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu,
dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran
mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi
hidupnya untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik (Ambar Teguh Sulistiyani2017, 83). Sedangkan
menurut peneliti kondisi dimana seseorang atau
kelompok menyadari bahwa dirinya memiliki potensi
untuk meningkatkan kapasitas yang dimiliki. Pemilik
Home Industry Kampoeng Boneka menyadari kondisi
masyarakat dan peluang di daerah sekitar, untuk itu
pemilik mengajak masyarakat sekitar dengan cara
sosialisasi yang dilakukan dengan pendekatan
terhadap masyarakat sekitar yang sehari-hari tidak
memiliki kegiatan tambahan selain mengurus rumah
tangganya. Kemudian pendiri berinisiatif untuk
mengajak untuk bergabung di Home Industry
Kampoeng Boneka. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Agus Anita Herawati selaku pemilik Home
Industry Kampoeng Boneka ketika wawancara ini
berlangsung sebagaimana berikut:
“Cara ngajaknya ya tadi awalnya di incer okelah
eh ada kerjaan nih lumayan upahnya kecil tapi
coba dulu mau? Mau gitu dan akhirnya mereka
mau.” (Wawancara Pribadi dengan Agus Anita
70
Herawati pemilik Home Industry Kampoeng Boneka,
2018).
Berdasarkan hasil wawancara Ibu Iis selaku
karyawan Home Industry Kampoeng Boneka sebagai
berikut:
“Saya dipanggil kesini sama mbak nita,diajak
kesini ya dari pada nganggur dirumah bengong ya
lumayan juga kan untuk tambah-
tambah”(Wawancara Pribadi dengan Ibu Iis
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ibu tuti yaitu:
“Diajak sama temen, kerja disini juga diajak sama
ibu iis ya lumayan lah buat tambah-
tambah”(Wawancara Pribadi dengan Ibu Tuti
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
Berikut penuturan dari Agung Apriatmonon:
“Dari tetangga diajakin kerja di Home Industry
ini ya biar nambah pengalaman aja ama nambah
ilmu”(Wawancara Pribadi dengan Agung Apriatmono
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
Sedangkan menurut Bapak Haryanto sebagai berikut:
“Diajakin suaminya mba nita, diajakin kerja
disini, alasannya ya karena pas gaada kerjaan
si”(Wawancara Pribadi dengan Bapak Haryanto
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
71
Dari pernyataan di atas, karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka menyadari bahwa dengan kondisi
mereka dalam keadaan yang tidak memiliki pekerjaan
dan keterbatasan ekonomi untuk itu mereka
membutuhkan kapasitas diri dan pengalaman yang
dapat meningkatkan taraf hidup sehingga mereka ikut
bergabung di Home Industry Kampoeng Boneka.
Dalam konteks ini tahap penyadaran juga
dirasakan oleh Resaller Home Industry Kampoeng
Boneka. Pemberdaya melalukan tahap penyadaran
dalam bentuk mengajak teman yang selalu membantu
menjual produk boneka untuk menjadi Resaller Home
Industry Kampoeng Boneka. Pemberdayaa memberi
arahan dengan menjadi resaller karena dengan menjadi
resaller dengan harapan mendapatkan keuntungan dari
hasil penjualan produk Home Industry Kampoeng
Boneka. Berikut hasil wawancara dengan Hesti dan
Anisyah
“Awalnya bantu jualan aja ga ambil untung sama
sekali, terus disuruh jadi resaller biar ada
untungnya dan dikasih harga resaller deh dan
Alhamdulillah dari jualan boneka bisa nambah
uang jajan”(Wawancara via Whatsapp dengan Hesty
Resaller Home Industry Kampoeng Boneka, 2018).
“Saya mengetahuinya dari temen yang resaller
juga karena butuh uang untuk biaya sehari-hari
karena saat itu posisi saya baru keluar dari
pekerjaan”(Wawancara via Whatsapp dengan
Anisyah Resaller Home Industry Kampoeng Boneka,
2018).
72
b. Tahap Transformasi Pengetahuan
Tahap transformasi pengetahuan di Home Industry
Kampoeng Boneka merupakan tahapan untuk
menambah kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan
memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam pembangunan. Pada tahap
kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan
kecakapan dalam keterampilan dapat berlangsung
dengan baik, penuh semangat dan berjalan efektif, jika
tahap pertama telah terkondisi. Masyarakat akan
menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan
kecakapan dalam keterampilan yang memiliki relevansi
dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut.
Keadaan ini akan mendorong terjadinya keterbukaan
wawasan dan menguasai kecakapan pada keterampilan
dasar yang mereka butuhkan. Pada tahap ini
masyarakat sekitar Home Industry Kampoeng Boneka
hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat
yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau
objek pembangunan saja, belum mampu menjadi
subjek dalam pembangunan (Ambar Teguh Sulistiyani,
2017, 83).
Sedangkan menurut peneliti tahap transformasi
adalah tahapan dimana kondisi seseorang atau
masyarakat sekitar Home Industry Kampoeng
Bonekadapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan
73
serta keterampilan agar menjadi individu yang
memiliki kapasitas agar menjadi masyarakat yang
mandiri. Pemberdaya Home Industry Kampoeng
Boneka memberikan materi seputar menjahit,
membuat pola, menghias boneka sesuai dengan
pesanan konsumen dan mengemas boneka yang sudah
siap untuk dipasarkan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu
Tuti selaku karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka:
“prosesnya gimana ya, kita di training 3 bulan
kita diajarin hias boneka sesuai juga dengan
pesanan mereka, Alhamdulillah 5 bulan lebih udah
bisa” (Wawancara Pribadi dengan Ibu Tuti Karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15
Oktober 2018).
Hal yang sama juga diutarakan oleh Inggrit Indria:
“Oh ada ya pelatihannya paling main-main sama
boneka, pelatihannya 3 bulan. 3 bulan juga udah
langsung menguasai” (Wawancara Pribadi dengan
Inggrit Indria Karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka, Pada Tanggal 23 Oktober 2018).
Dalam hal ini, anggota dari Home Industry
Kampoeng Boneka yang baru bergabung diberikan
pengetahuan baru. Biasanya proses pelatihan ini
berlangsung selama 3 bulan. Namun tergantung dari
kemampuan masing-masing anggota itu sendiri.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Iis yaitu:
74
“iya langsung masuk dulu ada tuh yang pertama
diajarin engga lama, ya kan pertamanya kudu bisa
motong kalo profesi ini kan kita udah bisa
motongnya ya kita mikirnya sebentar.”(Wawancara
Pribadi dengan Ibu Iis Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Sedangkan menurut Rani:
“prosesnya ya dari ibu atasannya dikasih tau
caranya, iya ada pelatihannya paling seminggu,
tergantung niatnya juga si kalo niat pasti bisa.
Kalau saya menguasainya seminggu”(Wawancara
Pribadi dengan Rani Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Dari beberapa pernyataan di atas peneliti
menemukan bahwa kemampuan tiap individu
berbeda-beda. Home Industry Kampoeng Boneka
memberikan pelatihan selama 3 bulan, akan tetapi
kemampuan dari masing-masing karyawan berbeda
tergantung usaha, kemauan dan kemampuan dari
setiap karyawan. Adapula karyawan yang memang
memiliki latar belakang sesuai dengan pekerjaannya di
Home Industry Kampoeng Boneka.
Pemberdaya juga menyatakan bahwa pelatihan
yang di lakukan di Home Industry Kampoeng Boneka
membutuhkan pelatihan yang intensif. Agar karyawan
memiliki kemampuan untuk menghias boneka sesuai
dengan keinginan konsumen.
Seperti yang dikatakan oleh Agus Anita Herawati
selaku pendiri Home Industry Kampoeng Boneka:
75
“Lumayan si dikasih pelatihan dulu, butuh proses
sekitar 3 sampai 4 bulanan ya prosesnya dan gak
langsung bisa juga, karena kan ini banyak yang
baru kecuali kalau kaya yang saya rekrut ya
memang tetangga sekitar tapi dia latar
belakangnya memang sekolah di tata busana atau
menjahit ya itu lumayan cepet ngajarinnya. Tapi
kalau yang bener-bener ibu rumah tangga belum
bisa apa-apa ya itu sabar-sabar ngajarinnya.
Pelatihannya juga saya yang harus ngajarinnya
karena saya yang punya standarnya seperti apa
maunya. Saya emang sudah bisa bikin saya
mencoba sendiri dari bahan-bahan yang saya rasa
harganya cukup menjangkau lah bahan-
bahannya.”(Wawancara Pribadi dengan Agus Anita
Herawati pemilik Home Industry Kampoeng Boneka,
Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Sebelum adanya pelatihan, pemberdaya melakukan
percobaan membuat boneka untuk diajarkan pada saat
pelatihan ke calon karyawan yang di ajak bergabung ke
Home Industry Kampoeng Boneka. Pemberdaya
biasanya memberikan pelatihan selama 3 bulan,
selanjutnya pemberdaya sendiri yang mengajarkan
karena pemberdaya yang mampu mengetahui tingkat
kemampuan setiap karyawan.
c. Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual
Tahap peningkatan kemampuan intelektual Home
Industry Kampoeng Boneka merupakan tahapan
berupa kecakapan dalam keterampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovati untuk
menghantarkan pada kemandirian. Tahap ketiga
merupakan tahap pengayaan atau peningkatan
76
intelektualitas dan kacakapan pada keterampilan yang
diperlukan, supaya mereka dapat membentuk
kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan
ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam
membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan
melakukan inovasi-inovasi dalam lingkungannya
(Ambar Teguh Sulistiyani2017, 83). Sedangkan menurut
peneliti tahapan ini merupakan tahapan dimana
pemberdaya memberikan motivasi kepada karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka untuk dapat
meningkatkan kemampuan yang dimiliki agar lebih
berdaya dan mandiri. Di samping itu kemandirian
mereka perlu dilindungi supaya dapat terpupuk dan
terpelihara dengan baik, dan selanjutnya dapat
membentuk kedewasaan sikap masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Haryanto:
“Peningkatannya ya paling saya jadi bisa
menghias boneka, pernah dulu saya salah tidak
sesuai kemauan pembeli jadi saya ubah lagi
sendiri alhamdulillah bisa.” (Wawancara Pribadi
dengan Bapak Haryanto Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 12 November
2018).
Hal yang sama dikatakan oleh Nova dan Ade Firdaus
yaitu:
“Untuk membuat boneka ngejait baju boneka si
aku baru ini bikin, diajarin sama ka anita
alhamdulillah bisa emang sebelumnya juga kan
jurusan tata busana, jadi tau tekhniknya juga
dalam membuat boneka.” (Wawancara Pribadi
77
dengan Nova Karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka, Pada Tanggal 23 Oktober 2018). “Kan dikasih pelatihan tuh ya awalnya masih
suka bingung banget hehe makin lama ya udah
mulai terbiasa dalam membuat
boneka.”(Wawancara Pribadi dengan Ade Firdaus
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, Pada
Tanggal 23 Oktober 2018).
Berdasarkan pernyataan di atas karyawan Home
Industry Kampoeng Boneka sudah mampu melakukan
pekerjaannya sendiri tanpa bantuan orang lain dan juga
mampu inisiatif dalam memecahkan permasalahan
dalam pekerjaannya membuat boneka di Home
Industry Kampoeng Boneka.
2. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Boneka Setelah
Bergabung Dengan UsahaHome Industry Kampoeng
Boneka
Ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada
dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka terhadap alat pemuas kebutuhannya yang bersifat
langka. Cara yang dimaksud disini berkait dengan aktivitas
orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-
barang langka (Asep Usman Ismail2008, 221).
Seperti Home Industry Kampoeng Boneka, dengan
adanya usaha ini telah membantu untuk mengurangi
masalah tingkat kemiskinan di sekitar Home Industry
78
Kampoeng Boneka yang terletak di Kelurahan Lenteng
Agung Jakarta Selatan. Salah satu cara yang digunakan
untuk mengurangi tingkat kemiskinan adalah dengan cara
mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat dan
memberikan motivasi kepada para target pemberdayaan.
Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan bahwa
pelatihan yang dilakukan di Home Industry Kampoeng
Boneka kepada karyawan dapat menjadi modal awal yang
dimiliki setiap karyawan Home Industry. Modal yang
dimaksud adalah setiap karyawan yang ingin bekerja dalam
usaha pengrajin boneka di Home Industry Kampoeng
Boneka, tentunya sangat membutuhkan kemampuan dalam
bidang menjahit dan menghias boneka. Dengan adanya
pelatihan di Home Industry ini kemampuan yang di peroleh
dapat menjadi dasar ataupun modal yang dimiliki pada
setiap karyawan, karena untuk membuka suatu usaha maka
setiap orang harus memiliki kemampuan serta pengalaman
dalam bidang tersebut.
Dilihat dari sisi ekonomi, proses pemberdayaan yang
dilakukan di Home Industry Kampoeng Boneka memiliki
dampak atau hasil yang dapat meningkatkan keberdayaan
ekonomi para karyawan Home Industry. Untuk melihat
berhasil atau tidaknya pemberdayaan berbasis ekonomi
dapat diliha dari beberapa indikator yang dikemukakan oleh
Edi Suharto.
Terdapat 8 indikator dalam keberdayaan yang
dikemukakan oleh Edi Suharto, akan tetapi dalam hal ini
79
peneliti hanya menggunakan 5 indikator saja terkait
pemberdayaan ekonomi dalam penelitian ini, diantaranya:
Kebebasan Mobilitas, Kemampuan membeli komoditas
kecil, Kemampuan membeli komoditas besar, Terlibat
dalam pembuat keputusan-keputusan rumah tangga dan
Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga.
Sesuai dari 5 indikator tersebut hasil yang ditemukan
di lapangan yaitu:
a. Kebebasan Mobilitas
Mobilitas yang berarti mudahnya seseorang dalam
melakukan sebuah pergerakan. Dalam hal ini,
kebebasan mobilitas merupakan salah satu indikator
keberdayaan dari suatu kelompok masyarakat. Yang
dimaksud dengan kebebasan mobilitas adalah ketika
seorang individu memiliki kemampuan untuk pergi
keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Iis dalam
wawancara yaitu:
“Apa ya, ya paling belanja kepasar kalo ada yang
mau dibeli.”(Wawancara Pribadi dengan Ibu Iis
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, Pada
Tanggal 15 Oktober 2018).
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan
menghasilkan bahwa karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka menjadi lebih mandiri dan mampu keluar rumahnya
80
dengan uang hasil sendiri dan tidak bergantung dengan
orang lain. Kebebasan mobilitas yang mereka miliki juga
biasanya digunakan untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan mereka menjadi lebih baik dan mereka juga
mampu bersosialisasi antar warga sekitar.
b. Kemampuan Membeli Komoditas Kecil
Kemampuan membeli komoditas kecil merupakan
suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan
untuk membeli kebutuhannya, baik untuk keluarga
maupun untuk dirinya sendiri atau bisa dikatakan
kebutuhan primer dengan menggunakan uang hasil dari
kemampuan individu tersebut.
Dalam hal ini para karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka memiliki kemampuan untuk
membeli barang-barang yang mereka butuhkan dengan
uang yang mereka peroleh dari bekerja di Home
Industry Kampoeng boneka ini tanpa meminta uang
kepada orang tua maupun orang lain. Seperti yang
diungkapkan oleh Rani selaku karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka:
“Aku belum itung-itungan si karna aku juga masih
sama orang tua, ya namanya cewek adanya yang
dibeli mah kak kaya bedak sabun minyak wangi ya
tau sendiri cewe haha” (Wawancara Pribadi dengan
Rani Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka,
Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Sama halnya yang dikatakan oleh Fikri:
81
“Ya lumayan sii bisa bantu-bantu ibu beli beras
buat makan sehari-hari.”(Wawancara Pribadi
dengan Fikri Karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Rani merupakan karyawan setia Home Industry
Kampoeng Boneka, pendapatan yang diperolehnya
dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya
sebagai wanita seperti membeli bedak, sabun, minyak
wangi dan sebagainya. Sama halnya dengan fikri yang
juga menggunakan uang hasil menjahitnya itu untuk
membantu ibunya membeli beras dan kebutuhan sehari-
hari.Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan
bahwa dengan adanya Home Industry Kampoeng
Boneka sangat membantu para karyawan dalam
menjalani kehidupannya dan mampu membeli
kebutuhan sehari-hari baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk keluarga dari hasil bekerja di Home
Industry ini. Baik mereka yang sudah menikah maupun
belum menikah, dan ibu rumah tangga yang dapat
membantu perekonomian suaminya sehingga dapat
perekonomian keluarga mereka tercukupi.
c. Kemampuan Membeli Komoditas Besar
Kemampuan membeli komoditas besar merupakan
kemampuan individu untuk membeli barang-barang
sekunder atau tersier.
82
Yang dimaksud dengan penjelasan diatas yaitu
kemampuan membeli komoditas besar ialah ketika
individu dapat membeli kebutuhan penunjang dalam
kebutuhan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Ibu
Tuti:
“Ada si buat dirumah, dulu ga punya handphone
sekarang punya.” (Wawancara Pribadi dengan Ibu
Tuti Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka,
Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Dan sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Bapak
Haryanto:
“Ada si hp palingan ya itu juga dikasihin ke orang
tua.” (Wawancara Pribadi dengan Bapak Haryanto
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, Pada
Tanggal 12 November 2018).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat
dikatakan bahwa karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka mampu membeli komoditas besar handphone.
Disini terlihat adanya peningkatan ekonomi yang
didapat dari hasil pemberdayaan ekonomi yang
dilakukan oleh Home Industry Kampoeng Boneka.
Sebelumnya karyawan tidak memiliki handphone dan
setelah adanya pemberdayaan tersebut karyawan dapat
membeli beberapa hal yang mereka butuhkan. Dengan
kata lain mereka sudah dapat memenuhi kebutukan
83
primer atau kebutuhan rumah tangga mereka dengan
hasil bekerja di Home Industry.
d. Terlibat Dalam Keputusan-Keputusan Rumah
Tangga
Terlibat dalam keputusan-keputusan rumah tangga
adalah ketika seseorang sudah mampu mengambil
keputusan dalam rumah tangganya yang sangat
mempengaruhi perekonomian didalam keluarga
tersebut, orang tersebut bisa dikatakan sudah berhasil
diberdayakan. Misalnya seperti mengenai renovasi
rumah, pembelian kambing untuk diternak, memperoleh
kredit usaha.
Dalam Home Industry Kampoeng boneka ini
kebanyakan karyawan menabung dalam bentuk emas.
Karena menurut mereka emas itu salah satu investasi
yang menguntungkan. Seperti yang diungkapkan oleh
Rani:
“baru beli emas buat nyokap(Ibu)” (Wawancara
Pribadi dengan Rani Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober 2018)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Inggrit Indria
yaitu:
“iya paling aku ngasih orang tua.”(Wawancara
Pribadi dengan Inggrit Indria Karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 23 Oktober 2018).
Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Hesty
selaku Resaller Home Industry Kampoeng Boneka:
84
“iyaa, saya suka pisahkan keuntungannya dari
hasil jualan boneka dan kalau sudah banyak saya
beliin emas”(Wawancara via Whatsapp dengan Hesty
Resaller Home Industry Kampoeng Boneka, pada
Kamis 8 November 2018).
Sedangkan menurut Agung Apriatmono ialah:
“kalau nabung si belum sempet kan soalnya masih
ada cicilan motor sama handphone”(Wawancara
Pribadi dengan Agung Apriatmono Karyawan Home
Industry Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober
2018).
Hasil yang didapat oleh para karyawan setelah
bekerja di Home Industry Kampoeng Boneka ini dapat
membantu mereka untuk menghidupi keluarga mereka,
mampu membantu orang tua mereka dan mereka masih
bisa menabung untuk kebutuhan hidup lainnya. Dilihat
dari wawancara diatas, berbeda halnya dengan Agung
Apriatmono yang belum bisa menabung dikarenakan
masih memiliki cicilan motor dan handphone, walaupun
belum bisa menabung tetapi Agung Apriatmono dapat
membeli beberapa hal yang ia butuhkan.
e. Jaminan Ekonomi dan Kontribusi Terhadap
Keluarga
Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap
keluarga yaitu bisa dikatakan sebagai investasi jangka
panjang. Seperti tabungan yang akan bermanfaat dimasa
yang akan datang. Karena ketika seseorang tersebut
sudah memikirkan kehidupan dimasa yang akan datang.
85
Hal ini menyatakan bahwa seseorang sudah merasa
cukup dalam kehidupan yang sedang dijalaninya saat
ini, sehingga seseorang mampu menyisihkan sebagian
uangnya untuk hal-hal yang lebih penting dan
bermanfaat untuk kehidupannya maupun kehidupan
orang-orang sekitarnya.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Iis:
“ya nabung diki-dikit dah bisa bakal anak
sekolah” (Wawancara Pribadi dengan Ibu Iis
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, Pada
Tanggal 15 Oktober 2018).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Fikri:
“paling ngasih orang tua sii, nabungnya dikit-
dikit”(Wawancara Pribadi dengan Fikri Karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15
Oktober 2018).
Sedangkan menurut Ade Firdaus yaitu:
“ya paling beli handphone dan biayain ade
sekolah” (Wawancara Pribadi dengan Ade Firdaus
Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka, Pada
Tanggal 23 Oktober 2018).
Hasil dari para karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka ini mereka mampu menghidupi
keluarga mereka, membantu orang tua mereka, membantu
perekonomian suami, mampu membantu orang sekitar
yang mereka sayangi dan masih bisa menabung walaupun
sedikit-sedikit.
86
Tabel 4.1
Penghasilan Sebelum dan Sesudah bekerja di Home Industry
Kampoeng Boneka
No
Nama Sebelum Sesudah Keterangan
1 Rani Sebelum rani
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka ini, Ia
bekerja
menjaga toko
hijab di depok
dengan
penghasilan
Rp. 800.000
per bulan
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini
penghasilan
rani menjadi
Rp.
1.500.000
perbulan
Berhasil
diwawancarai
2 Fikri Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka ini, Ia
belum bekerja
Setelah
bergabung di
Home
Industry, Ia
dapat
meningkatka
n ekonomi
keluarganya
dengan
penghasilan
Rp.
2.000.000
perbulan
Berhasil
diwawancarai
3 Ibu Iis Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka, Ibu
Iis adalah
seorang Ibu
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini
Ibu Iis dapat
membantu
perekonomia
Berhasil
diwawancarai
87
Rumah
Tangga
n keluarga
dengan
penghasilan
perbulan
sebesar Rp.
1.500.000
4 Agung
Apriatmo
no
Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka Agung
bekerja di
Alfamart
dengan
penghasilan
Rp. 3.000.000
perbulan
Setelah
bekerja di
Home
Industry ini
dengan
penghasilan
lebih kecil
dari
pekerjaan
sebelumnya
yaitu sebesar
Rp.
1.500.000,
namun
pekerjaan
sebelumnya
memiliki
lokasi yang
sangat jauh.
Berhasil
diwawancarai
5 Ade
Firdaus
Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka, Ade
bekerja di
bengkel
dengan
penghasilan
yang tidak
menentu
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini,
Ade
mendapatkan
gaji sebesar
Rp.
1.500.000
sebulan dan
dapat
mencukupi
kebutuhan
hidupnya
sehari-hari
Berhasil
diwawancarai
88
6 Tuti Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka, Ibu
Tuti bekerja
sebagai Ibu
Rumah
Tangga
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini,
Ibu tuti
memiliki gaji
sebesar Rp.
1.500.000
perbulan, dan
dapat
membantu
perekonomia
n suami.
Berhasil
diwawancarai
7 Bapak
Haryanto
Sebelum
bergabung di
Home
IndustryKamp
oeng Boneka
Bapak
Haryanto
bekerja di
rumah makan
daerah
Serengseng
Sawah dengan
penghasilan
perbulan
sebesar Rp.
1.000.000
perbulan
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini,
Bapak
Haryanto
memiliki
penghasilan
Rp.
2.000.000
perbulan
Berhasil
diwawancarai
8 Inggrit
Indria
Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka,
Inggrit bekerja
sambilan
seperti setiap
ada even-even
di PRJ dengan
Setelah
bergabung di
Home
Industry ini
Inggrit
memiliki
penghasilan
menurun
tetapi beban
kerja lebih
Berhasil
diwawancarai
89
penghasilan
Rp. 3.000.000
ringan
dengan gaji
perbulan
sebesar Rp.
2.000.000
9 Nova Sebelum
bergabung di
Home Industry
Kampoeng
Boneka, Nova
belum bekerja
Setelah
bekerja di
Home
Industry ini,
Nova
mendapatkan
penghasilan
sebesar Rp.
1.600.000
perbulan dan
dapat
menabung
untuk
keperluan
yang lain.
Berhasil
diwawancarai
10 Hesty
(Resaller)
Hesty
memiliki
pekerjaan
menjadi
Admin swap
axix di Graha
XL Mega
Kuningan
Setelah
bergabung
menjadi
Resaller
Kampoeng
Boneka,
hesty
memiliki
penghasilan
tambahan
sebesar Rp.
2.000.000
perbuan
Berhasil
diwawancarai
11 Anisyah Sebelum
bekerja di
Home Industry
Kampoeng
Boneka,
Anisyah
bekerja di
Setelah
bergabung
dan
memfokuska
n untuk
bekerja di
Home
Berhasil
diwawancarai
90
dealer motor
dengan
penghasilan
yang tidak
menentu
Industry ini,
Anisyah
memiliki
penghasilan
sebesar Rp.
4.000.000
perbulan Sumber: hasil penelitian
Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa penghasilan
sebelum dan sesudah karyawan bergabung di Home
Industry Kampoeng boneka karyawan memiliki
perubahan dalam peningkatan ekonomi. Beberapa
karyawan yang sebelumnya memiliki penghasilan lebih
tinggi, namun dengan lokasi pekerjaan yang cukup jauh.
Oleh karena itu, karyawan memilih untuk bekerja di
Home Industry Kampoeng Boneka yang tempatnya cukup
dekat dengan tempat tinggal. Dan adapula karyawan yang
sebelumnya menjadi Ibu Rumah Tangga bekerja di Home
Industry untuk membantu perekonomian keluarga.
Dari pekerjaan Home Industry Kampoeng Boneka
ini para karyawan memperoleh penghasilan perhari
Rp.50.000 dengan gaji sebesar Rp.1.500.000 perbulan.
Biasanya jika karyawan ingin mendapatkan hasil yang
lebih, karyawan harus berkerja tambahan dengan uang
lembur perjam Rp.10.000 dan uang makan sebesar
Rp.20.000. selain itu karyawan juga diberikan tunjangan
juga pembagian bonus dan reward serta diadakan
gathering bersama. Seperti yang dikatakan Agus Anita
Herawati:
91
“50.000 perhari jadi kalau sebulan kita jadi
1.500.000 libur hari Minggu masuk Senin sampe
Sabtu. Kalau untuk lembur perjam 10.000 dan
uang makan 20.000 perhari.”
“ya paling apa ya? Tunjangan cuti, Tunjangan
Hari Raya gitu aja si paling, kalau cutinya ga
diambil ya bisa diuangkan.” (Wawancara Pribadi
dengan Agus Anita Herawati pemilik Home Industry
Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Berdasarkan kutipan wawancara diatas, karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka merasa bahwa
penghasilan yang mereka miliki meningkatkan
keberdayaan ekonomi karyawan. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan pada 9 karyawan dan 2
Resaller Home Industry, mereka menyatakan bahwa
terdapat perubahan dalam peningkatan ekonomi dan
merasa terbantu perekonomian keluarganya maupun
dirinya sendiri.
Hasil observasi serta wawancara menyatakan
bahwa pemberdayaan yang dilakukan oleh Home Industry
Kampoeng Boneka dapat memberikan manfaat. Seperti
yang diutarakan oleh Anisyah yaitu:
“Saya jadi bisa belajar bagaimana cara berjualan
walaupun latar belakang saya bukan
marketing.”(Wawancara via Whatsapp dengan
Anisyah Resaller Home Industry Kampoeng Boneka,
pada Rabu 14 November 2018).
Sama hal yang diungkapkan oleh Nova yaitu:
“Ada ilmu-ilmu baru kaya bikin-bikin buket jadi
bisa terus sama jait-jait baju bonekanya juga yang
92
tadinya gak tau kaya gini-gini jadi bisa dan
banyak ilmunya juga.”(Wawancara Pribadi dengan
Nova Karyawan Home Industry Kampoeng Boneka,
Pada Tanggal 23 Oktober 2018).
Lain halnya seperti yang dikatakan oleh Rani yaitu:
“ya manfaatnya gimana ya, kalau kita keluar nih
bisa usaha sendiri kan ada pelajarannya
juga.”(Wawancara Pribadi dengan Rani Karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka, Pada Tanggal 15
Oktober 2018).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat
diartikan bahwa setiap karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka setelah bergabung dapat menghasilkan
manfaat baik ilmu maupun penghasilan. Di Home
Industry Kampoeng Boneka mereka mendapatkan
pengetahuan bagaimana cara menjahit dan juga cara
memasarkannya kepada konsumen.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi
dokumentasi di Home Industry Kampoeng Boneka Kelurahan
Lenteng Agung Jakarta Seatan mengenai pemberdayaan
ekonomi, maka dapat disimulkan sebagai berikut:
1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home
Industry Kampoeng Boneka
Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Home
Industry Kampoeng Boneka ini melalui 3 tahapan
menurut Ambar Teguh, yaitu:
a. Tahap Penyadaran merupakan kondisi dimana
seseorang atau kelompok menyadari bahwa dirinya
memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitas yang
dimiliki. Pemilik Home Industry Kampoeng Boneka
menyadari kondisi masyarakat dan peluang di daerah
sekitar, untuk itu pemilik mengajak masyarakat sekitar
dengan cara sosialisasi yang dilakukan dengan
pendekatan terhadap masyarakat sekitar yang sehari-
hari tidak memiliki kegiatan tambahan selain
mengurus rumah tangganya. Kemudian pendiri
berinisiatif untuk mengajak untuk bergabung di Home
Industry Kampoeng Boneka.
b. Tahap Transformasiadalah tahapan dimana kondisi
seseorang atau masyarakat sekitar Home Industry
94
Kampoeng Bonekadapat meningkatkan kemampuan,
pengetahuan serta keterampilan agar menjadi individu
yang memiliki kapasitas agar menjadi masyarakat
yang mandiri. Pemberdaya Home Industry Kampoeng
Boneka memberikan materi seputar menjahit,
membuat pola, menghias boneka sesuai dengan
pesanan konsumen dan mengemas boneka yang sudah
siap untuk dipasarkan.Pemberdaya biasanya
memberikan pelatihan selama 3 bulan.
c. Tahap Peningkatan Intelektual merupakan tahapan
dimana pemberdaya memberikan motivasi kepada
karyawan Home Industry Kampoeng Boneka untuk
dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki agar
lebih berdaya dan mandiri. Di samping itu
kemandirian mereka perlu dilindungi supaya dapat
terpupuk dan terpelihara dengan baik, dan selanjutnya
dapat membentuk kedewasaan sikap masyarakat.
2. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Boneka Setelah
Bergabung Dengan Usaha Home Industry Kampoeng
Boneka
a. Kebebasan Mobilitas: karyawan Home Industry
Kampoeng Boneka menjadi lebih mandiri dan
membuktikan bahwa adanya peningkatan ekonomi
yang dirasakan oleh para karyawan Home Industry.
Mereka mampu pergi keluar rumah untuk berjalan-
jalan dan mengembangkan diri mereka sendiri.
95
b. Kemampuan Membeli Komoditas Kecil: karyawan
Home Industry Kampoeng Boneka mampu membeli
kebutuhan sehari-hari baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk keluarga dari hasil bekerja di Home
Industry ini. Baik mereka yang sudah menikah
maupun belum menikah, dan ibu rumah tangga yang
dapat membantu perekonomian suaminya sehingga
dapat perekonomian keluarga mereka tercukupi.
c. Membeli Komoditas Besar: bahwa karyawan Home
Industry Kampoeng Boneka mampu membeli
komoditas besar handphone. Disini terlihat adanya
peningkatan ekonomi yang didapat dari hasil
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Home
Industry Kampoeng Boneka. Sebelumnya karyawan
tidak memiliki handphone dan setelah adanya
pemberdayaan tersebut karyawan dapat membeli
beberapa hal yang mereka butuhkan.
d. Terlibat Dalam Keputusan-Keputusan Rumah Tangga:
Hasil yang didapat oleh para karyawan setelah bekerja
di Home Industry Kampoeng Boneka ini dapat
membantu mereka untuk menghidupi keluarga
mereka, mampu membantu orang tua mereka dan
mereka masih bisa menabung untuk kebutuhan hidup
lainnya.
e. Jaminan Ekonomi dan Kontribusi Terhadap Keluarga:
Hasil dari para karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka ini mereka mampu menghidupi keluarga
96
mereka, membantu orang tua mereka, membantu
perekonomian suami, mampu membantu orang sekitar
yang mereka sayangi dan masih bisa menabung
walaupun sedikit-sedikit.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Pendiri Home Industry Kampoeng Boneka harus
lebih sering lagi mengadakan sharing antara karyawan
Home Industry untuk bertukar pikiran agar Home Industry
Kampoeng Boneka lebih baik lagi kedepannya.
2. Kepada seluruh karyawan Home Industry Kampoeng
Boneka supaya terus berkarya dan memberikan ide-
idekreatif mengenai menghias boneka agar Home Industry
Kampoeng Boneka ini dapat lebih maju lagi
3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk
mengembangkan penelitian ini untuk memperbanyak
pengetahuan untuk mengetahui tentang bagaimana
menyikapi masyarakat yang kurang produktif untuk
memiliki kehidupan yang mandiri dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta
Bariadi, Lili dkk. 2005. Zakat & Wirausaha Jakarta: CED Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Kencana Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial.
Bandung: PT Refika Aditama Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara Ismail, Asep Usman. 2008. Pengamalan Al-Quran tentang
Pemberdayaan Dhu’afa. Jakarta: Dakwah Press Kahf, Monzer. 1995. Ekonomi Islam: Telaah Analitik
Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Laily, Nur dan Pristyadi, Budiyono. 2013. Teori Ekonomi.
Yogyakarta: Graha Ilmu Moleong, Lexy, J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muliawan, Jasa Ungguh. 2008. Manajemen Home Industri:
Peluang Usaha di Tengah Krisis. Yogyakarta: Banyu Media
Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta :Gadjah Mada University Press Pengkajian, Pusat dan Islam, Pengembangan Ekonomi (P3EI).
2008. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Shihab, M. Quraish. 2013. Al-Qur’an Dan Maknanya.
Tangerang: Lentera Hati
Sholahuddin, M. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada Soehadha, Moh. 2012. Metode Penelitian sosial Kualitatif
Untuk Studi Agama. Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Grafindo Persada Soetomo. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta:
Pustaka Jaya Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama Sulistiyani, Ambar Teguh. 2017. Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta: GAVA MEDIA Wiratmo, Masykur. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:
Guandartama Yuwaldi , dkk. 2005. Masalah Pengangguran dan Solusinya
Ditinjau Dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Sumber Skripsi
Milana, Erna. 2012. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi
Kasus UPPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang Selatan), Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Qodariyah, Umiati. 2014. Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Pembuatan Kerajinan Tas di Desa Purwosari Girimulyo Kulon Progo, Yogyakarta: Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sartiani, Dede. 2011. Prospek Usaha Pedagang Kaki limadi
Pantai Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Pekanbaru Skripsi mahasiswi Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau
Syaiful. 2012. Upaya Kelompok Tani Sakati Makmur Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Petani Pasir Putih Melalui Pertanian Jambu Merah, Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Syamsiyah, Nur. 2013. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama) ALEKSA LESTARI Rw.003 Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan, Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Ulfah, Aulia. 2013. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif
masyarakat melalui Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands”Di Rt 10 Rw 02 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta Selatan, Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumber Jurnal Zuhri, Saifuddin. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Kecil
Home Industri Sangkar Ayam Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Manejemen dan Akuntansi, Volume 2, Nomor 3, Desember 13
Sumber Laporan Dokumen Pribadi Home Industri Kampoeng Boneka
Laporan Tahunan Kelurahan Lenteng Agung, Bulan Januari 2018, Kelurahan Lenteng Agung
Sumber Internet Badan Pusat Statistik, diakses dari
https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/05/05/1376/tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-33-persen.html pada 2 Mei 2018
Sumber Wawancara
Ade Firdaus, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 23 Oktober 2018 Pukul 12:41
Agung Apriatmono, Karyawan Home Industri Kampoeng
Boneka, Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Oktober 2018 Pukul 12:35
Agus Anita Herawati, Pendiri Home Industri Kampoeng
Boneka, Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Oktober 2018 Pukul 11:07
Anisyah, Resaller Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara via Whatsapp, Jakarta 14 November 2018 Fikri, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Oktober 2018 Pukul 10:49
Haryanto, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 12 November 2018 Pukul 11:59
Hesty, Resaller Home Industri Kampoeng Boneka, Wawancara
via Whatsapp, Bandung 8 November 2018 Iis, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka, Wawancara
Pribadi, Jakarta Pada 15 Oktober 2018 Pukul 10:16
Inggrit Indria, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka, Wawancara Pribadi, Jakarta 23 Oktober 2018 Pukul 13:08
Nova, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 23 Oktober 2018 Pukul 12:52
Rani, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Oktober 2018 Pukul 10:39
Tuti, Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka,
Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Oktober 2018 Pukul 10:45
Lampiran
Transkip Wawancara
Pemilik Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Agus Anita Herawati
Hari / tanggal : Senin, 15 Oktober 2018 11:07
Jabatan : Pemilik
Tempat : di halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Home Industrai
Pengrajin Boneka?
Awalnya sih karena dari kecil saya menyukai boneka
beruan trus paas wisuda dikadoin sama suami boneka
wisuda yang cukup mahal harganya, dari situ saya
berfikir gamungkin kan anak wisuda anak kampus beli
boneka semahal ini, mereka aja minta duit kebanyakan
masih minta sama orang tua. Nah dari situ kita mulai
bikin sendiri trus ngerias sendiri dan ternyata harganya
lebih terjangkau, gitu
2. Sejak kapan Home Industri Pengrajin Boneka ini
didirikan?
2014
3. Apa alasan mendirikan Home Industri pengrajin boneka
ini?
Kalau saya bikin PT tidak mungkin kejangkau nanti
ngejualnya dan pasti harganya lebih maha, kalau dengan
Home Industri itu yang pasti pake rumah aja bisa,
memperkecil kost yang harusnya bisa bayar gaji dari
pada saya harus bayar sewa tempat berupa gedung atau
kantor yang harganya lebih mahal.
4. Dari mana Home Industri Pengrajin Boneka mendapatkan
modal usaha?
Dari sisa gaji aja saya kumpulin
5. Siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan kerajinan
boneka?
Oke kalau untuk awalnya kita belumberani ambil
karyawan ya, itu pun Cuma saya sama suami aja yang
ngerjain bonekanya. Sampai akhirnya kita menerima
banyak orderan dan kita buka peluang untuk sahabat-
sahabat kita 3 orang trus kita mulai ngerjain bonekanya
berlima.
6. Bagaimana perekrutan untuk menjadi karyawan Home
Industri Pengrajin Boneka?
Ya saya SKSD (Sok Kenal Sok Deket) aja sama emak-
emak sekitar,ibu rempong gak bu? Saya ada kerjaan mau
gak?ibunya jawab, Kayak apa? yaudah di coba dan
akhirnya mau
7. Apa motivasi untuk mengajak masyarakat sekitar menjadi
karyawan Home Industri pengrajin boneka?
Ya berawal dari lingkungan keluarga ya kan biasaya
setelah kita menikah suka ada tuh saudara atau tetangga
minjem duit dong, oh ternyata mereka dari segi ekonomi
lumayan kesulitan. Makanya dari situ saya suka kaya gini
dari pada minjem duit saya kaga ada saya adanya
kerjaan mau kaga? Kan lumayan dapet duit, mauu
yaudah lanjut deh
8. Bagaimana cara mengajak masyarakat untuk menjadi
karyawan Home Industri Pengrajin Boneka?
Cara ngajaknya ya tadi awalnya di incer okelah eh ada
kerjaan nih lumayan upahnya kecil tapi coba dulu mau?
Mau gitu dan akhirnya mereka mau
9. Sejauh mana tingkat kemampuan karyawan dalam
membuat kerajinan boneka?
Lumayan si di kasih pelatihan dulu butuh proses sekitar 3
sampai 4 bulanan ya prosesnya dan gak langsung bisa
juga, karna kan ini banyak yang baru kecuali kalau kaya
saya rekrut ya memang tetangga sekitar tapi dia latar
belakangnya memang sekolah di tata busana atau
menjahit ya itu lumayan cepet ngajarinnya. Tapi kalau
yang bene-bener ibu rumah tangga belum bisa apa-apa
ya itu sabar-sabar ngajarinnya. Pelatihannya juga saya
yg harus ngajarinnya karena saya yang punya standarnya
seperti apa maunya. Saya emang sudah bisa bikin saya
mencoba sendiri dengan bahan-bahan yang saya rasa
harganya cukup menjangkau lah bahan-bahannya
10. Berapa jumlah seluruh karyawan Home Industri Pengrajin
Boneka?
10, ya biasa lah ya kalo karyawan kanpasti ada yang
keluar-masuk keluar-masuk. Dan kita juga ada penilaian
selama 3 bulan kalau memang 3 bulan tidak ada
perkembangan ya kita selesaikan.
11. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembuatan kerajinan
boneka?
Tahapannya si seperti biasa ya kalau disini kan ada 2
bagian kalo di pengrajin yang saya berdayakan ada di
wilayah karawang itu pasti pembuatan boneka dan disini
yang kita manfaatkan ibu-ibu sekitar itu biasanya kita
ngajarin mereka untuk bikin bajunya trus bikin
aksesorisnya bagaimana cara ngedit gambarnya biar
bagus
12. Apakah ada pelatihan yang dilakukan oleh pihak Home
Industri Kampoeng Boneka?
Pasti ada
13. Pelatihan apa saja yang diberikan kepada karyawan dalam
membuat kerajinan boneka?
Pelatihannya ya kaya gitu gimana bikin topi bagaimana
cara jahit bajunya trus cara ngedit pin sama namanya
sama cara dia berimajinasi deh kalo misalnya bikin
profesi tuh kayak gimana gitu
14. Berapa total produksi pembuatan kerajinan boneka?
Kalo total sih kita sesuai sama oederan ya kadang
banyak-kadang dikit, sebanyak banyaknya pernah sehari
pernah 100 orderan dan kadang 1 orderannya bisa 2 atau
3 boneka
15. Bagaimana perkembangan penjualan Home Industri
Kampoeng Boneka sampai saat ini?
Ya lumayan semakin berkembang sih
16. Berapa hasil pendapatan yang diterima kepada seluruh
karyawan Home Industri ?
Masih rata-rata ya masih dibawah UMR ya masih kecil
paling sekitar ya ada yang masih dibawah sejuta ada
diatas sejuta juga ada diatas dua juta juga ada,
tergantung dari kita menilai dari kemampuannya masing-
masing, bonus juga ada. Bonus itu terdiri dari bonus
tahunan, bonus tahunan itu berdasarkan laba yang
dicapai dan ada presentasenya sendiri. Ada juga bonus
bulanan misalnya bulan ini kita dapat target nanti di
pertengahan bulan depan kita bagikan bonusnya
barengan sama tunjangan kinerja itu di luardari gaji.
17. Sarana dan prasarana apa saja yang diberikan kepada
karyawan Home Industri?
Ya paling apa ya? Tunjangan cuci, Tunjangan Hari Raya
gitu aja si paling, kalau cutinya ga diambil ya diuangkan
18. Bagaimana perubahan peningkatan ekonomi karyawan
sebelum dan sesudah bergabung di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Kalau itu si mungkin bisa dirasakan sama karyawannya
langsung ya, tapi kalau dari pandangan kita ya
Alhamdulillah setidaknya ketika mereka butuh dana
untuk sekolah anaknya ya mencukupi
19. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
kegiatan pembuatan kerajinan boneka?
Kalau untuk faktor penghambat biasanya kita masih
menerima karyawan yang baru itu pasti agak
menghambat prosesnya ya karena kita harus training dia
dulu, kalau untuk pendukung ketika kita menerima
karyawan yang memang basicnya sudah di dunia
menjahit atau di dunia administrasi perkantoran nah itu
udah lebih mudah
20. Bagaimana cara memasarkan produk Home Industri
pengrajin boneka?
Dulu banget kita selalu mencari jadwal-jadwal wisuda
dan tempat-tempatnya dan itu kita langsung jualin di
hari-H tapi seiring berjalanya waktu banyak
hambatannya kayak misalnya dipalak preman trus bayar
keamanan trus penawaran dari pihak pembeli yang jatoh
banget nah trus belum lagi kost dan lain sebagainya yang
dikeluarkan saat kita berjualan on the spot, trus akhirnya
kita geser ke penjualan online gitu.
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Tuti
Hari / tanggal : Senin, 15 Oktober 2018 10:45
Jabatan : karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Kurang lebih udah mau 4 tahun
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Diajak sama temen, kerja disini juga diajak sama ibu iis
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ya lumayan buat tambah-tambah
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Di bagian produksi, yaa bikin baju wisuda boneka sampai
selesai sampai komplit
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Prosesnya gimana ya, kita di training 3 bulan kita
diajarin hias boneka sesuai juga dengan pesanan mereka
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Saya pekerjaan dulu saya jadi SPG di Senen Atrium
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Ada 3 bulan
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
3 bulan kita diajarin hias boneka sesuai juga dengan
pesanan mereka
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Alhamdulillah 5 bulan lebih udah bisa
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Sebelumnya ga bisa sama sekali dalam bikin boneka ya
cuma karena ada trainngnya ya jadi udah mulai bisa,
setelah ikut pelatihan si ya bisa bikin sendiri deh
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Berapa yaa banyak juga sii kita kan karyawannya juga
banyak ya jadi engga tahu ya paling engga kita ngerjain
40 pcs lebih tergantung pesenan yang lain
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Kadang suka kendalanya ini ya kan mereka minta sesuai
pesenan kadang-kadang suka bingung ada yang engga
ngasih keterangan kita mesti searching dulu
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Udah, anak saya 2
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Terbantu Alhamdulillah
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Jadi bisa ngerti tentang produksi boneka wisuda, profesi
gimana
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Penghasilannya berapa yaa ya lumayan buat bantu-bantu
suami, kalo sebelumnya kan beda yaaa ya lumayan
intinya buat bantu-bantu suami
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Namanya punya anak sekolah 2 mbak gak nentu
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Alhamdulillah
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Ada si buat dirumah, dulu ga punya handphone sekarang
punya
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Bisa kok buat nabung, buat sehari-hari saya juga beli
dari gajian disini
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama :Rani
Hari / tanggal : Senin, 15 Oktober 2018 10:39
Jabatan : karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Baru 3 bulan
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Di kasih tau dari temen ada Home Industri ini
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ya buat nyari pengalaman, buat nyari uang juga
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Jadi tim produksinya buat boneka wisuda yang
menghiasnya
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Prosesnya ya dari ibu atasannya, dikasih tau caranya
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Jaga toko hijab di depok
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Iya ada
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Paling seminggu, tergantung niatnya juga si kalo niat
pasti bisa
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Saya menguasainya seminggu
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Ya awalnya si gabisa apa-apa mba palingan cuma jahit
doang saya bisanya terus karena diajarin ini jadi saya
bisa dan ngerti gitu bikin boneka
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Ga nentu si kan kita buatnya bareng-bareng sehari ya
500 juga sampe si. Soalnya satu orang kan mesen gak
cuman satu
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Kendalanya paling kalau lagi engga fokus trus jadi salah,
kalau salah kan di ulang lagi, kalau udh keburu dikirim
ya dikirim ulang
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Iya lumayan terbantu
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ya manfaatnya gimana ya, kalau kita keluar nih bisa
usaha sendiri kan ada pelajarannya juga
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Sebelumnya mah kecil cuman 800 ribu, ya kalo sekarang
penghasilan sebulan ya 1 jutaan lah itu belum termasuk
sama lemburan
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Aku belum itung-itungan si karna aku juga masih sama
orang tua, ya namanya cewek adanya yang dibeli mah
kak kaya bedak sabun minyak wangi ya tau sendiri cewe
haha
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya cukup
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Baru ya beli emas buat nyokap (ibu)
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Masih iya masih bisa buat nabung mah
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Fikri
Hari / tanggal : Senin, 15 Oktober 2018 10:49
Jabatan : Karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Kalo disini udah 6 bulanan sih
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Kan saya jurusan multimedia, nah trus temen saya kan
sodaranya kerja disini
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Pengen nyari pengalaman aja gitu kerja di Home Industri
ini
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Ya saya bantuin doang, paling packing-packing trus
mikain bonekanya
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Kalau saya si gaada proses, saya kan kenal sama mba
nita (pemilik) ini dan deket juga dr rumah saya juga jadi
langsung aja
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Masih disini doang si saya kan masih baru lulus
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Ada si pelatihannya belajar sama ka nita
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Ya kalo diajarin mah sehari dua hari udah bisa
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Ya sehari dua hari udah bisa
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Nambah ilmu aja si kak jadi ngerti gitu dalam bisnis
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Ya tergantung pesanan
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Kendala disini ya paling kalau misalnya lagi orderan
banyak gitu kadang-kadang suka kelabakan
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Ya lumayan sii bisa bantu-bantu ibu beli beras buat
makan sehari-hari
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ada si, kayak lebih tau bisnis gitu
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Kalau misalnya sama lembur si bisa sampai 1juta 900
sampe 2juta lebih deh
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Kebutuhannya ya kaga tau juga si kan tergantung
sayanya kalau suka diajak temen kan, ya paling 500 dah
sebulan
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya mencukupi
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Ya handphone si palingan
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Paling ngasih orang tua sih, nabungnya dikit-dikit
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : iis
Hari / tanggal : Senin, 15 Oktober 2018, 10:16
Jabatan : Karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ada kali mau 4 tahun ya
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Saya dipanggil kesini sama mbak nita, diajak kesini
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ya dari pada nganggur dirumah bengong, ya lumayan
juga kan untuk tambah-tambah
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Ngejahit, kan ada baju profesi
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Iya langsung masuk dulu ada tuh yang pertama diajarin
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Engga, saya ibu rumah tangga aja.
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Iya ada diajarin dulu
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Engga lama,
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Ya kan pertamanya kudu bisa motong kalo profesi ini kan
kita udah bisa motongnya ya kita mikirnya sebentar, ya
gitu dah
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Ya pertamanya kan saya diajarin menghias bonekanya
emang rada susah kan ngikutin permintaan pembeli tapi
ya alhamdulillah lama-lama saya udah ngerti sendiri
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Saya ngejahit doang ya di depan, kalau bagian produksi
kan dibelakang bikin boneka wisuda
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Kendalanya ya ada, misalnya model apa kita kaga bisa
kita salah ganti lagi, modelnya kan tergantung pembeli
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Sudah, ada 2
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Iya Alhamdulillah
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ya alhamdulillah bisa bantu keluarga manfaatnya itu aja
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Penghasilannya kudu dikasih tau?ya kira-kira segitu dah
1,5 atau lebih kalau lagi lembur ya
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Ya kalo kebutuhan si kalau dibilang kurang ya kurang
kalo lebih alhamdulillah, ya cukup-cukupin aja
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya alhamdulillah, paling bisa bantu suami lah
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Apa ya ya paling belanja kepasar kalo ada yang mau
dibeli
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Ya nabung dikit dah bisa bakal anak sekolah
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Agung Apriatmono
Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018, 12:35
Jabatan : Karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Udah hampir setahun
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Dari tetangga diajakin kerja di Home Industri ini
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ya biar nambah pengalaman aja ama nambah ilmu
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Kalo disini cuman bantu-bantu aja
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Ya bertahap si dari awal, waktu itu si naro lamaran trus
dipanggil trus besoknya langsung dipanggil
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Dulu si di Alfamart
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Enggak ada si kan waktu itu baru masih sepi
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Bisa si bikin
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Ya jadi saya bisa menghias boneka dan bantu-bantu
packing boneka pake mika
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Ga nentu si
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Ya kendalanya si kalau lagi banyak orderan kadang-
kadang keteteran kalau ambil peralatannya kan belum
tertata belum tau juga tempat-tempatnya
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Standar si standar cukup lah alhamdulillah
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ya paling menghibur orang-orang yang lulus-lulus
wisuda, ini kan buat souvenir gitu kaya buat ngasih
kejutan ke konsumen jd ngerasa puas
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Kalau di Alfa kan umr kalau disini kan belom ya jadi ya
gimana ya standar lah ya mungkin mendingan disini deket
kalau di alfa kan jauh
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Waduh ga pernah ngitung juga si ga keduga si soalnya
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Kadang cukup kadang engga si
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Bisa si alhamdulillah
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Kalau nabung belom si belom sempet kan soalnya masih
ada cicilan motor sama hp
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Ade Firdaus
Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018, 12:41
Jabatan : Karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Baru 7 bulan mau ke 8
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Saya tau dari tante saya
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Alasannya ya buat nyari-nyari pengalaman untuk
nambah-nambah juga
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Produksi, yang nyiap-nyiapin boneka di hias-hias
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Ya ada pelatihannya
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Ya paling mah bantu-bantu di bengkel
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Ada diajarin dulu
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Diajarin kan 3 bulan dikasih waktu
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Hem sekitar sebulan dua bulanan udah menguasai
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Kan dikasih pelatihan tuh ya awalnya masih suka bingung
banget hehe makin lama ya udah mulai terbiasa dalam
membuat boneka
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Banyak si, kira-kira 15 sampe 50
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Ada, kadang kesalahan pesanannya jadi harus ganti lagi
revisi
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Ya Alhamdulillah terbantu sangat terbantu
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Iya jadi bisa jadi tau
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Gedean disini si, kalo dibengkel ga nentutergantung. Kalo
disini sebulan sejuta kadang sejuta lebih sala lemburan
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Kebutuhan paling 500
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Ya paling Handphone paling biayain ade sekolah
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Ya ada sih
Traskip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Haryanto
Hari / tanggal : Senin, 12 November 2018 ; 11:59
Jabatan : Karyawan
Tempat : Di teras belakang Home Industri Kampoeng
Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Udah setahun lebih
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Dari siapa ya suaminya mba nita, diajakin kerja di sini
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Alasannya apaya, alasannya ya karena pas gaada kerjaan
si
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Saya bagian stok boneka sama nyiapin boneka-boneka,
nyetok semua berapa jumlahnya gitu yang keluar masuk
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Prosesnya ya bikin surat lamaran, trus trainingnya 3
bulan diajarin costum boneka
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Sebelumnya di rumah makan di serengseng sawah
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Iya ada training 3 bulan
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Ya trainingnya 3 bulan
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
2 bulan kira-kira udah bisa menguasainya
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Peningkatannya ya paling saya jadi bisa menghias
boneka, pernah dulu saya salah tidak sesuai kemauan
pembeli jadi saya ubah lagi sendiri alhamdulillah bisa
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Kira-kira 100 lebih
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Kendalanya paling kalo yang agak susah gitu costom
karakter dokter gitu
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Terbantu banget
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ya paling dapet pengalaman baru
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Paling ya lebih banyak disini ya yang pasti belum UMR,
ya berapa ya 2 juta ada
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Berapa ya ya paling 700 800
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya cukup
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Ada si hp paling ya paling dikasih ke orang tua
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Bisa
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Inggrit Indria
Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018 ; 13:08
Jabatan : Karyawan
Tempat :Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Aku baru 6 bulan
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Alasannya ya memang apa tadinya si aku Cuma cabutan
gitu disini pas kuliah sekalian sambil kuliah trus udah
sampe kelar kuliah si masih di sini juga
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Mau cari pengalam aja tantangan
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Aku admin, ngetik-ngetik daftar nama yang di pesan,
bikin data
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Prosesnya sama aja si kaya ngirim lamaran
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Oh aku banyak si sambilan kuliah kaya selles, paling si
paling banyak aku even-even gitu di PRJ
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Oh ada ya paling main-main sama boneka
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Pelatihannya 3 bulan
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
3 bulan juga langsung menguasai
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Iya saya bisa menghias boneka trus saya juga sudah yang
membuat nama-nama sesuai pesanan
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Sehari kalo sendiri si 10 bisa
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Gaada si, ya paling kaya kendala complain salah typo-
typo gitu salah nama
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Terbantu juga si
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Mungkin ilmu kaya dibidang komputer, dari menguasai
jadi menguasai
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Kalo jadi selles si mungkin lebih gede ya kalo aku si3 juta
keatas, kalo disini dibawah UMR ga nentu 2 jutaan
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
paling 500 ribu
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Kalo aku si bisa bayar wisuda terakhir aku bayar wisuda,
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Iya paling aku ngasih orang tua
Transkip Wawancara
Karyawan Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Nova
Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018 ; 12:52
Jabatan : Karyawan
Tempat : Halaman Home Industri Kampoeng Boneka
1. Sudah berapa lama anda bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Mau menuju 3 bulan
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Taunya ditawarin gitu kerja disini kan sesuai juga sama
jurusan
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ya pengen cari pengalaman aja kan emang sebelumnya
belum kerja disuruh jangan dirumah aja nyari
pengalaman sebanyak-banyaknya
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Jahit iya trus produksi juga iya, produksi itu kaya yang
buat baju-baju itu boneka wisuda
5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Prosenya ya kemaren ada interview ada tesnya juga,
tesnya tentang busana karna kan emang lulusan busana
dari SMK 37 trus tesnya juga tentang busana juga, di
suruh jahit dulu dilihat jahitannya
6. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi karyawan Home
Industri Kampoeng Boneka?
Belum, ini baru pertama kali
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan dalam membuat
kerajinan boneka?
Iya ada pas awal pelatihannya
8. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan?
Ya sebulan lah bisa karna kita langsung aja kan ada basic
dari busana waktu SMK
9. Berapa lama anda menguasai pembuatan kerajinan
boneka?
Kan karena waktu itu udah lama gak ngejahit jadi masih
kegok gitu, tapi setelahnya langsung ngerti alhamdulillah
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan di Home Industri Kampoeng Boneka mengenai
tekhnik membuat boneka?
Untuk membuat boneka ngejait baju boneka si aku baru
ini bikin, diajarin sama ka anita alhamdulillah bisa
emang sebelumnya juga kan jurusan tata busana, jadi tau
tekhniknya juga dalam membuat boneka
11. Berapa jumlah kerajinan boneka yang anda buat perhari?
Kurang lebih 100 si bareng-bareng
12. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan kerajinan
Boneka?
Engga si kalo buat baju paling kalo di bidang produksi
kan dia kaya nempel nama diakaya harus bener-bener
fokus gitu kalo engga suka bolak balik namanya
13. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
belum
14. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Iya lumayan bisa nabung
15. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Ada, ilmu-ilmu baru kaya bikin-bikin buket jadi bisa terus
sama jait-jait baju bonekanya juga yang tadinya gak tau
kaya gini-gini jadi bisa, banyak ilmunya juga
16. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Ga nentu si kan ada uang transport juga ada uang pokok
juga, kemaren si 1,6
17. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Kebutuhannya ga banyak si kan masih ditanggung orang
tua, paling kaya peralatan mandi doang gitu
18. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Iya jadi terbantu
19. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Belom beli apa-apa si uangnya semuanya buat ditabung
aja paling beli emas sama udah bikin rekening
20. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Iya ditabung
Transkip Wawancara
Resaller Home Industri Kampoeng Boneka
Nama :Hesty
Umur : 26thn
Hari / tanggal : Kamis, 08 11 2018
Jabatan : Resaller
Tempat : Bandung
1. Sudah berapa lama anda menjadi resaller di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Sejak berdirinya kampoeng boneka kisaran thn 2014
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Teman sekelas owner kampoeng boneka
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi resaller di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Awalnya bantu jualan aja ga ambil untung sama sekali,
terus d suruh jd resaller biar ada untungnya dan dikasih
harga resaller deh dan alhamdulilah dari jualan boneka
bisa nambah uang jajan
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Menjual boneka sebanyak banyaknya
5. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi resaller Home
Industri Kampoeng Boneka? Admin swap axis di Graha
XL Mega Kuningan
6. Bagaimana proses untuk menjadi Resaller di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Mudah dan mungkim jadi resaller pertama yg d suruh
jualan sama ownernya
7. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Terbantu sekali, nambah uang jajan dan jadi semangat
buat jalanin di bisni online
8. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa? Belum
9. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka? Income yg tak terbatas, dan
pengalaman menjadi jualan online pertama
10. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Kisaran 1-2juta perbulan
11. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Kisaran 4-5juta
12. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Cukup kalau ditekunin, karena kan saya sembari bekerja
juga
13. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Iyaa, sampai punya dua hp utk lebih mudah jualannya
14. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Iyaa, saya suka pisahkan keuntungannya dr jualan
boneka dan kalau udah banyak saya beliin emas
Transkip Wawancara
Resaller Home Industri Kampoeng Boneka
Nama : Anisyah
Umur : 26thn
Hari / tanggal : 14 November 2018
Jabatan : Resaller
Tempat : Jakarta
1. Sudah berapa lama anda menjadi resaller di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Sekitar 2 tahunan
2. Dari mana anda mengetahui usaha Home Industri
Kampoeng Boneka?
Dari temen yg merupakan Resaller juga
3. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi resaller di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Karena butuh uang untuk biaya sehari-hari krna saat itu
posisi saya baru saja keluar dari pekerjaan
4. Apa tugas anda di Home Industri Kampong Boneka?
Mempromosikan boneka ke teman-teman, dan berjualan
sebanyak-banyaknya
5. Apakah pekerjaan anda sebelum menjadi resaller Home
Industri Kampoeng Boneka?
Sebelum menjadi resaller saya bekerja di sebuah dealer
motor
6. Bagaimana proses untuk menjadi Resaller di Home
Industri Kampoeng Boneka?
Untuk menjadi resaller prosesnya sangat mudah tinggal
jualan langsung dapet harga potongan resaller, tidak ada
syarat apapun saat itu
7. Setelah bekerja di Home Industri Kampoeng Boneka
apakah anda terbantu pada bidang ekonomi?
Sangat terbantu sekali, karana kita bisa mendapatkan
penghasilan lebih tanpa harus mengeluarkan modal
terlebih dahulu
8. Apakah anda sudah menikah? Jika sudah, apakah sudah
memiliki anak? Dan berapa?
Belum menikah :)
9. Apa yang anda dapatkan setelah bekerja di Home Industri
Kampoeng Boneka?
Saya jadi bisa belajar bagaimana cara berjualan
walaupun latar belakang saya bukan marketing
10. Berapa penghasilan anda sebelum dan sesudah bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka?
Penghasilan saya saat menjadi resaller aktif kurang lebih
3-4 jt perbulan
11. Berapa kebutuhan hidup anda dalam sebulan?
Kurang lebih 3juta
12. Apakah setelah bekerja di Home Industri Kampoeng
Boneka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Sangat bisa
13. Apakah anda dapat membeli alat elektronik atau
handphone setelah bekerja di Home Industri?
Bisa walaupun harus dengan cara kredit :)
14. Apakah anda bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja di
Home Industri Kampoeng Boneka untuk di tabung?
Sangat bisa
Dokumentasi
Lokasi Produksi Home Industri Kampoeng Boneka
Produk Home Industri Kampoeng Boneka
KEGIATAN OBSERVASI
Tanggal Kegiatan Observasi Output
2 mei 2018 Peneliti mengunjungi
Home Industri
Kampoeng Boneka
dan bertemu dengan
Agus Anita Herawati
selaku pendiri Home
Industri Kampoeng
Boneka yang
sebelumnya sudah
saling mengenal dan
membicarakan tentang
penelitian ini dengan
tujuan meminta izin
untuk melakukan
penelitian atau tugas
akhir Skripsi di Home
Industri Kampoeng
Boneka dengan
membawa surat
perizinan melakukan
penelitian dari
Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi
Peneliti
mendapatkan izin
untuk meneliti,
mengambil data-
data yang
diperlukan,
mewawancarai
karyawan Home
Industri Kampoeng
Boneka, serta
melakukan
pengamatan selama
proses kegiatan di
Home Industri
Kampoeng Boneka
23 Agustus 2018 Peneliti mendatangi
Kelurahan Lenteng
Agung Jagakarsa
Jakarta Selatan untuk
menyampaikan
maksud dan Tujuan
bahwa peneliti akan
melakukan penelitian
tugas akhir Skripsi di
Kelurahan Lenteng
Agung. Bapak Satya
selaku Lurah Lenteng
Agung dengan senang
Hasil dari
kedatangan peneliti
ke Kelurahan
Lenteng Agung
yaitu peneliti
mendapatkan data
lengkap mengenai
profil dari
Kelurahan Lenteng
Agung.
hati memberikan izin
penelitian dan justru
menyemangati peneliti
agar dapat
menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
Peneliti juga meminta
data-data mengenai
profil dari Kelurahan
Lenteng Agung.
15 oktober 2018 Setelah mendapatkan
izin dari pihak yang
bersangkutan, peneliti
langsung memulai
melakukan wawancara
terlebih dulu dilakukan
kepada pendiri Home
Industri Kampoeng
Boneka yaitu Agus
Anita Herawati.
Lalu, peneliti kembali
mewawancarai
karyawan Home
Industri Kampoeng
Boneka yaitu
1. Ibu Iis
2. Ibu Tuti
3. Rani, dan
4. Fikri
Peneliti
mendapatkan
informasi berupa
sejarah, latar
belakang berdirinya
Home Industri
Kampoeng Boneka
serta nama-nama
karyawan yang
telah bergabung di
Home Industri.
Hasil dari
wawancara peneliti
terhadap beberapa
karyawan Home
Industri Kampoeng
Boneka tersebut
peneliti
mendapatkan
informasi mengenai
proses
pemberdayaan yang
dilakukan serta hasil
yang didapat setelah
bergabung di Home
Industri Kampoeng
Boneka.
23 oktober 2018 Peneliti Kembali
melakukan Observasi
Dari Hasil
wawancara peneliti
dan wawancara
dengan Karyawan
Home Industri
Kampoeng Boneka
yaitu:
1. Agung
2. Ade
3. Delia
4. Nova, dan
5. Inggrit
terhadap beberapa
karyawan Home
Industri Kampoeng
Boneka tersebut
peneliti
mendapatkan
informasi mengenai
proses
pemberdayaan yang
dilakukan serta hasil
yang didapat setelah
bergabung di Home
Industri Kampoeng
Boneka.
12 November
2018
Peneliti kembali
melakukan observasi
dan wawancara kepada
Bapak Haryanto
selaku karyawan
Home Industri
Kampoeng Boneka
Dari Hasil
wawancara peneliti
kepada Bapak
Haryanto karyawan
Home Industri
Kampoeng Boneka
tersebut peneliti
mendapatkan
informasi mengenai
proses
pemberdayaan yang
dilakukan serta hasil
yang didapat setelah
bergabung di Home
Industri Kampoeng
Boneka.
Kebanyakan dari
cerita para
karyawan home
Home Industri
Kampoeng Boneka
bahwa karyawan
memiliki
penghasilan yang
lebih baik dari
penghasilan
sebelumnya.
8 November
2018
Peneliti melakukan
wawancara dengan
Resaller Home
Industri Kampoeng
Boneka yang sudah
lama bergabung sesuai
dengan yang telah
diberikan oleh Agus
Anita Herawati,
wawancara dilakukan
melalui Whatsapp
dengan mengisi form
wawancara, Resaller
tersebut yaitu:
1. Hesty
2. Anisyah
Dari hasil
wawancara ini
peneliti
mendapatkan data
yang akan
digunakan untuk
memperkuat hasil
analisi dalam
penyelesaian
skripsi.
No Rumusan Masalah Jawaban
Pemilik Karyawan Resaller
1. Tahap
Penyadaran dan
Pembentukan
“Ya berawal dari
lingkungan keluarga ya
kan biasaya setelah kita
menikah suka ada tuh
saudara atau tetangga
minjem duit dong, oh
ternyata mereka dari segi
ekonomi lumayan
kesulitan. Makanya dari
situ saya suka kaya gini
dari pada minjem duit
saya kaga ada saya
adanya kerjaan mau
kaga? Kan lumayan
dapet duit, mauu yaudah
lanjut deh”
“Cara ngajaknya ya tadi
awalnya di incer okelah
eh ada kerjaan nih
lumayan upahnya kecil
tapi coba dulu mau? Mau
“Diajak sama temen,
kerja disini juga diajak
sama ibu iis
Ya lumayan buat
tambah-tambah” –Ibu
Tuti
“ Dikasih tau dari temen
ada Home Industri ini.
Ya buat nyari
pengalaman, buat nyari
uang juga”-Rani
“Kan saya jurusan
multimedia, nah trus
temen saya kan
sodaranya kerja disini
Pengen nyari
pengalaman aja gitu
kerja di Home Industri
ini”-Fikri
“Teman sekelas owner
kampoeng boneka
Awalnya bantu jualan
aja ga ambil untung
sama sekali, terus d
suruh jd resaller biar
ada untungnya dan
dikasih harga resaller
deh dan alhamdulilah
dari jualan boneka bisa
nambah uang jajan”-
Hesti
“Dari temen yg
merupakan Resaller
juga
Karena butuh uang
untuk biaya sehari-hari
krna saat itu posisi
saya baru saja keluar
dari pekerjaan”-
Anisyah
gitu dan akhirnya mereka
mau”
“Ya saya SKSD (Sok
Kenal Sok Deket) aja
sama emak-emak
sekitar,ibu rempong gak
bu? Saya ada kerjaan
mau gak?ibunya jawab,
Kayak apa? yaudah di
coba dan akhirnya mau”
“Saya dipanggil kesini
sama mbak nita, diajak
kesini
Ya dari pada nganggur
dirumah bengong ya
lumayan juga kan untuk
tambah-tambah”-Ibu Iis
“Dari tetangga diajakin
kerja di Home Industri
ini
Ya biar nambah
pengalaman aja ama
nambah ilmu”
-Agung Apriatmono
“Saya taunya dari tante
saya
Alasannya kerja disini
ya buat nyari-nyari
pengalaman untuk
nambah-nambah juga” –
Ade Firdaus
“Dari siapa ya
suaminya mba nita,
diajakin kerja disini
Alasannya apaya,
alasannya ya karena pas
gaada kerjaan si” –
Bapak Haryanto
“Alasannya ya memang
apa tadinya si aku Cuma
cabutan gitu disini pas
kuliah sekalian sambil
kuliah trus udah sampe
kelar kuliah si masih
disini juga
Mau cari pengalam aja
tantangan” –Inggrit
Indria
“Taunya ditawarin gitu
kerja disini kan sesuai
juga sama jurusan
Ya pengen cari
pengalaman aja kan
emang sebelumnya
belum kerja disuruh
jangan dirumah aja
nyari pengalaman
sebanyak-banyaknya”-
Nova
2. Tahap
Transformasi
Kemampuan
“Lumayan si di kasih
pelatihan dulu butuh
proses sekitar 3 sampai 4
bulanan ya prosesnya
dan gak langsung bisa
juga, karna kan ini
banyak yang baru kecuali
kalau kaya saya rekrut ya
memang tetangga sekitar
tapi dia latar
belakangnya memang
sekolah di tata busana
atau menjahit ya itu
lumayan cepet
ngajarinnya. Tapi kalau
yang bene-bener ibu
rumah tangga belum bisa
“Prosesnya gimana ya,
kita di training 3 bulan
kita diajarin hias boneka
sesuai juga dengan
pesanan mereka
Ada 3 bulan
pelatihannya
3 bulan kita diajarin
hias boneka sesuai juga
dengan pesanan mereka
Alhamdulillah 5 bulan
lebih udah bisa” –Ibu
Tuti
“Prosesnya ya dari ibu
atasannya, dikasih tau
caranya
apa-apa ya itu sabar-
sabar ngajarinnya.
Pelatihannya juga saya
yg harus ngajarinnya
karena saya yang punya
standarnya seperti apa
maunya. Saya emang
sudah bisa bikin saya
mencoba sendiri dengan
bahan-bahan yang saya
rasa harganya cukup
menjangkau lah bahan-
bahannya”
“Pelatihannya ya kaya
gitu gimana bikin topi
bagaimana cara jahit
bajunya trus cara ngedit
pin sama namanya sama
cara dia berimajinasi deh
kalo misalnya bikin
profesi tuh kayak gimana
gitu”
Iya ada pelatihannya
paling seminggu,
tergantung niatnya juga
si kalo niat pasti bisa
Saya menguasainya
seminggu” –Rani
“Kalau saya si gaada
proses, saya kan kenal
sama mba nita (pemilik)
ini dan deket juga dr
rumah saya juga jadi
langsung aja
Ada si pelatihannya
belajar sama ka nita
Ya kalo diajarin mah
sehari dua hari udah
bisa
Kalo saya ya sehari dua
hari udah bisa” –Fikri
“Iya langsung masuk
dulu ada tuh yang
pertama diajarin
Iya ada diajarin dulu
Engga lama
Ya kan pertamanya kudu
bisa motong kalo profesi
ini kan kita udah bisa
motongnya ya kita
mikirnya sebentar, ya
gitu dah” -Iis
“Enggak ada si kan
waktu itu baru masih
sepi
Bisa si bikin”
-Agung Apriatmono
“Ya ada pelatihannya
Ada diajarin dulu
Diajarin kan 3 bulan
dikasih waktu
Hem sekitar sebulan dua
bulanan udah
menguasai”-Ade
Firdaus
“Iya ada training 3
bulan
diajarin costum boneka
2 bulan kira-kira udah
bisa menguasainya”-
Bapak Haryanto
“Oh ada ya pelatihannya
paling main-main sama
boneka
Pelatihannya 3 bulan,
3 bulan juga langsung
menguasai”- Inggrit
Indria
“Iya ada pas awal
pelatihannya
Ya sebulan lah bisa
karna kita langsung aja
kan ada basic dari
busana waktu SMK
Kan karena waktu itu
udah lama gak ngejahit
jadi masih kegok gitu,
tapi setelahnya langsung
ngerti alhamdulillah”-
Nova
3. Tahap
Peningkatan
Intelektual
“Sebelumnya ga bisa
sama sekali dalam bikin
boneka ya cuma karena
ada trainngnya ya jadi
udah mulai bisa, setelah
ikut pelatihan si ya bisa
bikin sendiri deh”-Ibu
Tuti
“Ya awalnya si gabisa
apa-apa mba palingan
cuma jahit doang saya
bisanya terus karena
diajarin ini jadi saya
bisa dan ngerti gitu bikin
boneka”-Rani
“Nambah ilmu aja si kak
jadi ngerti gitu dalam
bisnis”-Fikri
“Ya pertamanya kan
saya diajarin menghias
bonekanya emang rada
susah kan ngikutin
permintaan pembeli tapi
ya alhamdulillah lama-
lama saya udah ngerti
sendiri”-Ibu Iis
“Ya jadi saya bisa
menghias boneka dan
bantu-bantu packing
boneka pake mika”-
Agung Apriatmono
“Kan dikasih pelatihan
tuh ya awalnya masih
suka bingung banget
hehe makin lama ya
udah mulai terbiasa
dalam membuat
boneka”-Ade Firdaus
“Peningkatannya ya
paling saya jadi bisa
menghias boneka,
pernah dulu saya salah
tidak sesuai kemauan
pembeli jadi saya ubah
lagi sendiri
alhamdulillah bisa”-
Haryanto
“Iya saya bisa menghias
boneka trus saya juga
sudah yang membuat
nama-nama sesuai
pesanan”-Inggrit Indria
“Untuk membuat boneka
ngejait baju boneka si
aku baru ini bikin,
diajarin sama ka anita
alhamdulillah bisa
emang sebelumnya juga
kan jurusan tata busana,
jadi tau tekhniknya juga
dalam membuat
boneka”-Nova
Tabel Rumusan Masalah Hasil Pemberdayaan
No Rumusan Masalah Jawaban
Pemilik Karyawan Resaller
1. Kebebasan mobilitas “Apa ya ya paling belanja
kepasar kalo ada yang
mau dibeli”-Ibu Iis
2. Kemampuan
membeli komoditas
kecil
“Bisa kok buat nabung,
buat sehari-hari saya juga
beli dari gajian disini”-
Tuti
“Aku belum itung-itungan
si karna aku juga masih
sama orang tua, ya
namanya cewek adanya
yang dibeli mah kak kaya
bedak sabun minyak
wangi ya tau sendiri cewe
haha”-Rani
“Ya lumayan sii bisa
bantu-bantu ibu beli beras
buat makan sehari-hari”-
Fikri
3. Kemampuan
membeli komoditas
besar
“Ada si buat dirumah,
dulu ga punya handphone
sekarang punya”- Ibu Tuti
“Ya handphone si
palingan”-Fikri
“Ya paling Handphone
paling biayain ade
sekolah”-Ade Firdaus
“Kalau nabung belom si
belom sempet kan soalnya
masih ada cicilan motor
sama hp”-Agung
Apriatmono
“Ada si hp paling ya
paling dikasih ke orang
tua”-Haryanto
“Iyaa, sampai punya dua
hp untuk lebih mudah
jualannya”-Hesty
4. Terlibat dalam
membuat keputusan-
keputusan rumah
tangga
“Baru ya beli emas buat
nyokap (ibu)”-Rani
“Iya paling aku ngasih
orang tua”-Inggrit Indria
“Iyaa, saya suka pisahkan
keuntungannya dr jualan
boneka dan kalau udah
banyak saya beliin emas”-
Hesty
5. Jaminan ekonomi
dan kontribusi
terhadap keluarga
“Ya nabung dikit dah bisa
bakal anak sekolah”-Ibu
Iis
“Paling ngasih orang tua
sih, nabungnya dikit-
dikit”-Fikri
top related