documentui
Post on 13-Dec-2015
232 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan program kurikulum
pengembangan wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa
melalui program – progaram / usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh
lembaga pemerintah atau swasta.
Program praktek kerja lapangan bagi mahasiswa dilaksanakan agar
mereka dapat lebih mengenal kegiatan-kegiatan nyata dalam ruang lingkup
pertanian dan industri pertanian atau bidang usaha lain yang berhubungan
dengan sektor pertanian.
Program tersebut merupakan suatu kerja sama antara Fakultas
Pertanian Universitas Methodist Indonesia dengan industri pertanian atau
usaha di bidang pertanian, yang dengan sungguh-sungguh menanganinysa
untuk suatu tujuan bersama yaitu menciptakan tenaga profesional muda
yang siap ditempatkan di lapangan kerja.
Industri maupun bidang usaha merupakan sebuah laboratorium yang
berada diluar lingkungan kampus, tempat mahasiswa akan menerima
petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti dalam bentuk kegiatan
pelatihan serta pengenalan terhadap sistem operasional, etika perusahaan,
organisasi dan hirarki dalam perusahaan, perilaku dan keinginan tamu dan
sebagainya.
Program ini juga diharapkan dapat memberikan keuntungan timbal-
balik bagi kedua belah pihak yaitu kampus dan industri di bidang pertanian.
Praktek kerja lapangan (PKL) yang lebih baik akan tercapai apabila
Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia memiliki kebun sendiri
1
yang terkelola dengan baik, dimana mahasiswa dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan melalui karya nyata. Dengan kata lain mahasiswa tidak hanya
sebatas mengetahui (to know) maupun berbuat (to do). Melalui PKL ini
mahasiswa juga diharapkan dapat belajar sambil berbuat (learning by
doing). Demikian juga mempunyai kemampuan bersosialisasi langsung
dengan masyarakat di dunia kerja (learning to live together).
Visi program studi Agribisnis adalah menjadi salah satu program
studi Agribisnis unggul di Sumatra Utara yang mengasilkan lulusan cerdas
dan komperatif pada tahun 2020.
Misi program studi Agribisnis adalah
a. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang
Agribisnis dan mampu berkompetensi secara global
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang Agribisnis malalui pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
Visi program studi Agroteknologi adalah terwujudnya
Agroteknologi sebagai salah satu program studi unggul di Sumatra Utara
yang meklahirkan lulusan cerdas dan komperatif pada tahun 2020.
Misi program studi Agroteknologi adalah :
a. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang
teknologi pertanian dan mampu berkompetensi secara global
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pertanaian melalui pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat
c. Mengembangkan dan menyediakan jasa layanan profesi
pertanian kepada masyarakat.
2
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan PKL, yaitu :
1. Melatih mahasiswa untuk memperoleh keterampilan dan
pengalaman, praktek dalam suatu kegiatan pertanian sesuai
dengan bidang keilmuannya.
2. Melibatkan mahasiswa, secara langsung dalam kegiatan
perilaku sehari-hari untuk mengembangkan kepekaan yang
bermakna terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam
praktek.
3. Memberikan gambaran kepada mahasiwa tentang hubungan
teori dan penerapannya serta factor – factor yang
mempengaruhinya.
4. Memberikan bekal dan pengenalan Praktek (keterampilan)
terhadap mahasiwa untuk bekerja dalam masyarakat.
1.3 Manfaat PKL
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat nilai matakuliah
Praktek Kerja Lapang (PKL).
2. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk bekerja di kemudian hari
jika bekerja di perkebunan.
3
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN PTPN III KEBUN AEK TOROP
2.1 Sejarah Singkat Kebun
Kebun Aek Torop adalah merupakan salah satu unit usaha dari PT.
Perkebunan Nusantara III ( Persero ) yang berkantor pusat di Jalan Sei
Batang Hari Nomor : 2 Sei Sikambing Medan PO BOX 91 Medan.
Kebun Aek Torop di buka pada Tahun 1979 yang pada awalnya
adalah Tanah Negara Kawasan Hutan dan merupakan tanah konsesi yang
berdasarkan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Anglo
Indonesia Plantation Limited (AIP) direncanakan untuk AIP.
Sesuai Surat Permohonan Direksi PT. Perkebunan III ( Persero )
Nomor : 03.7 / X / 199 / 1979 tanggal 24 Juli 1979 dan sesuai Surat usulan
Menteri Pertanian Nomor : 757 / Mentan / VII / 1979 tanggal 6 Juli 1979
serta Surat penetapan Menteri dalam Negeri Nomor : 593.41/6986/agr,
bahwa lahan dimaksud diserahkan kepada PT. Perkebunan – III ( Persero ).
Pada tahun 1994 sesuai peraturan pemerintah RI No 8 tahun 1996
tanggal 14 pebruari 1996 PT. Perkebunan III, IV, dan V dilebur menjadi PT.
Perkebunan nusantara- III.
PT. Perkebunan nusantara-III kebun Aek Torop mempunyai luas
6.471,31 Ha. Dengan budidaya tanaman kelapa sawit yang terletak di desa
Aek batu yang berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan Inti Rakyat (PIR) local
Aek Raso.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun AIP dan PIR lokal Aek
Raso.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan kebun rakyat dan PTPN-III kebun
Sei Baruhur.
4
4. Sebelah Barat berbatasan dengan PIR lokal Aek Raso dan tanah
Negara.
2.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan
Visi yang dicanangkan PTPN III adalah menjadi perusahaan Agri -
industri kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan Tata-Kelola
bisnis terbaik. Sedangkan misi perusahaan telah ditetapkan sebagai berikut:
1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan
mengembangkannya secara optimal.
4) Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan
“imbal hasil” terbaik bagi para investor.
5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra
bisnis.
6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam
pengembangan komunitas.
7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasn
lingkungan.
2.2 Gambaran kegiatan umum
Persiapan lahan tanaman kelapa sawit
1. Tujuan
Mempersiapkan media tanam yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman kelapa sawit dengan memperhatikan
konsevasi alam.
2. Ruang lingkup
Tanaman baru (TB),Tanaman Ulang(TU),dan tanaman
konservasi(TK),budidaya kelapa sawit yang berada diluar
batas sempadan sungai dan areal yang telah di identifikasi
5
sebagai areal (HCV) Hing Conservation Value/NKT (Nilai
Konservasi Tinggi).
3. Defenisi
3.1 Tanaman Ulang(TU) adalah tanaman yang diremajakan
dengan tanaman yang sama karena dari segi ekonomis
tidak lagi menguntungkan.
3.2 Tanaman baru(TB)adalah tanaman yang ditanam pada
lahan yang belum pernah ditanami yang berasal dari
hutan atau lahan lainnya.
3.3 Tanaman Konservasi(TK)adalah tanaman yang
diremajakan dengan jenis tanaman yang berbeda karena
dari segi ekonomis tanaman sebelumnya tidak lagi
menguntungkan.
4. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai
berikut : Parang, babat, kapak, Chainsaw, Theodolit,
Compactor,pestisida, handsprayer, excavator, Traktor rantai,
Alat pelindung diri(APD) Disc plough,Traktor roda ban,dan
Harrow.
5. Rincian Instruksi
5.1 Pembukaan TB kelapa sawit secara manual
5.1.1 Mengimas dengan cara menebas semua perdu dan
memotong anak-anak kayu yang berdiameter
<10cm semepet mungkin dengan permukaan
tanah.
5.1.2 Menumbang pohon-pohon yang berdiameter >
10cm secara sistematis dan beraturan.Tingginya
tunggul nya tergantung dari diameternya.
Diameter (cm) Tinggi tunggul maksimal
dari permukaan tanah(m)
10-30 0,5
6
30-80 1,0
>80 1.5-2.0
Tabel.1.Diameter tinggi tunggul penumbangan
Dalam penumbangan pohon dihindari kearah sungai
atau rawa- rawa
5.1.3 Merencek/memotong batang,cabang dan ranting
menjadi potongan yang lebih kecil sehingga
mudah dirumpuk.
5.1.4 Merumpuk/mengumpulkan semua potongan-
potongan batang,cabang dan ranting menjadi
barisan yang teratur.Jarak dari setiap tumpukan
adalah 2(dua) barisan tanaman di jadikan 1(satu)
yang arahnya sejajar dengan barisan tanaman
yang akan di tanam.
5.2 Persiapan Lahan Tanaman Ulang(TU) Secara Mekanis
Pengolahan tanah secara mekanis dilakukan pada areal
rata
5.2.1 Luku I
Pekerjaan Meluku I dilaksanakan sebelum
menumbang pohon.
- Meluku I dilaksanakan dengan cara
mencangkul dan membalik tanah dengan
kedalaman minimal 30 cm dengan arah
diagonal terhadap barisan tanaman.
- Jenis alat pertanian yang digunakan adalah
Disc Plough dengan Ø piringan 25 inci yang
di tarik oleh Traktor ROda Ban.
7
Gambar 1. Luku I
5.2.2 Memancang Rumpukan
Pekerjaan memancang rumpukan dilaksanakan
sebelum menumbang pohon.
- Memancang rumpukan dilaksanakan oleh
tenaga Juru Ukur.
- Alat pancang rumpukan sejajar dengan
barisan tanaman dan diletakkan pada
gawangan mati.
- Tiap 2(dua) barisan tanaman yang ditumbang
dirumpuk menjadi 1(satu) barisan rumpukan.
- Pancang rumpukan harus lurus sehingga tidak
mengenai rencana barisan tanaman.
- Jarak rumpukan dengan rencana barisan
tanaman jangan terlalu dekat (minimal 2
meter).
8
Gambar.2 Pancang Rumpukan
5.2.3 Menumbang/Merumpuk Pohon
Pekerjaan menumbang/merumpuk pohon
dilaksanakan setelah dilaksanakan pekerjaan
memancang rumpukan.
- Pohon ditumbang dengan mempergunakan
alat Excavator.
- Pohon yang ditumbang agar diusahakan
pangkal pohon ikut terbongkar.
- Untuk menghindari pohon patah dapat
dilakukan pengorekan sebagian tanah
disekeliling pangkal batang.
- Arah batang penumbangan pohon sjajar
dengan arah barisan tanaman.
- Setelah dilaksanakan penumbangan pohon
seluruh batang tanaman dirumpuk dan
ditempatkan pada titik pancang rumpukan
yang telah tersedia.
- Batang yang berada di parit dan jalan harus
diangkat keluar dan ditempatkan pada
rumpukan sehingga tidak menghambat aliran
air dan jalan.
9
5.2.4 Merencek dan Merumpuk
- Seluruh pelepah yang ada di rumpukan
dipotong dan disusun kembali ke dalam
rumpukan batang.
- Pemotongan pelepah agar diusahakan mepet
dari pangkal.
5.2.5 Luku II
- Pekerjaan meluku II dilaksanakan setelah
dilaksanakan pekerjaan menumbang pohon
s/d merncek dan merumpuk pelepah.
- Meluku II dilaksankan dengan cara
mencangkul dan membalik tanah dengan
kedalaman minimal 30 cm searah dengan
rumpukan tanaman.
- Jenis alat pertanian yang digunakan adalah
Disc Plough dengan Ø piringan 25inci yang di
tarik oleh traktor roda Ban.
5.2.6 Rajang(Harrow)
- Pekerjaan merajang dilaksanakan 14 (empat
belas)hari setelah pekerjaan Luku II.
- Pekerjaan Rajang dilaksanakan dengan
Harrow yang ditarik Traktor ban- ban kecil
dengan tujuan meratakan tanah.Kedalaman
Rajang minimal 15cm.
5.3 Pengolahan Lahan TU Secara Khemis
Lahan yang tidak memungkinkan diolah secara mekanis,
pengolahan tanahnya sebagai dilaksanakan berikut :
5.3.1 Areal Rendahan
a. Menumbang/Merumpuk Pohon
- Pohon ditumbang dengan
menggunakan traktor rantai/excavator.
10
- Pohon yang ditumbang agar
diusahakan pohon ikut terbongkar.
- Pohon yang telah ditumbang,
dirumpuk pangkal pada tempat yang
telah ditentukan (2 baris, 1 rumpukan).
- Setelah dirumpuk semua pelepah
direncek dan diletakkan teratur diatas
rumpukan.
b. Pemberantasan Gulma
- Pemberantasan gulma dilaksanakan
dengan menyemprot seluruh gulma
yang tumbuh dengan menggunakan
herbisida.
- Penyemprotan agar dikelola sebaik
mungkin dengan sasaran tingkat
kematian gulma mencapai minimal
90% dan dipastikan penyemprotan
tidak sampai melewati batas areal
sempadan sungai.
- Penyemprotan ulang dilaksanakan 21
hari sesudah melaksanakan
penyemprotan sebelumnya untuk
memberantas sisa-sisa yang belum
mati.
5.3.2 Areal Piringan
a. Menumbang/Merumpuk Pohon
- Pohon ditumbang dengan
menggunakan traktor/excavator.
11
- Pohon yang ditumbang diusahakan
pangkal batang ikut terbongkar.
- Pohon dirumpuk diantara 2 teras
(tebing teras).
- Pelepah direncek dan ditempatkan
dibibir teras.
b. Pemberantasan Gula
- Pemberantasan gulma dilaksanakan
dengan menyemprot seluruh gulma
yang tumbuh dan menggunakan
herbisida.
- Penyemprotan agardikelola sebaik
mungkin dengan sasaran tingkat
kematian gulma mencapai minimal
90% dan dipastikan penyemprotan
dipastikan tidak sampai melewati batas
areal sempadan sungai.
- Penyemprotan ulang dilaksanakan 21
hari sesudah pelaksanaan
penyemprotan sebelumnya untuk
memberantas sisa gulma yang belum
mati.
5.3.3 Persiapan Lahan TK Kelapa Sawit
a. Pengolahan Lahan Secara Mekanis
- Membongkar dan Merumpuk Tunggul
Karet
Tunggul karet dibongkar dan
dirumpuk untuk memudahkan
pengolahan tanah. Semua cabnag
dan ranting dirumpuk bersama
dengan tunggul.
12
- Luku I
Meluku I dilaksanakan dengan cara
mencangkul dan membalik tanah
dengan kedalaman minimal 30 cm
dengan arah searah dengan barisan
tanaman ex karet.
Jenis alat pertanian Disc Plough
dengan Ø piringan25 inci yang
ditarik Traktor Roda Ban.
- Luku II
Pekerjaan meluku II dilaksanakan
14-21 hari setelah pekerjaan luku I.
Meluku II dilaksanakan dengan
cara mencangkul dan membalik
tanah dengan kedalaman minimal
30 cm dengan arah
berlawanan/tegak lurus dengan
arah luku I.
Jenis alat pertanian Disc Plough
dengan Ø piringan 25 inci yang
ditarik Traktor Roda Ban.
- Rajang
Pekerjaan merajang dilaksanakan
14 (empat belas) hari setelah
pekerjaan meluku II.
Pekerjaan merajang dilaksanakan
dengan Harrow yang ditarik
Traktor roda ban dengan tujuan
meratakan tanah kedalaman Rajang
minimal 15 cm.
13
Rajang dilaksanakan searah dengan
Luku II
a. Pengolahan Lahan Secara khemis
- Mengimas
Mengimas adalah pembersihan
areal dari belukar-belukar dan
menebas kandas pohon-pohon yang
berdiameter ≤ 3 inci.
Anak kayu harus didongkel dan
ditumpuk secara teratur.
- Membersihkan Sisa Tanaman
Sisa-sisa tanaman (cabang dan
ranting) dirumpuk/kumpul secara
teratur.
Sisa tanaman yang telah dirumpuk
dibersihkan dari areal penanaman
sehingga tidak mengganggu
pekerjaan lain.
- Pemberantasan Gulma
Pemberantasan gulma dilaksanakan
dengan menyemprot seluruh gulma
yang tumbuh dan menggunakan
herbisida.
Penyemprotan agar dikelola sebaik
mungkin dengan sasaran tingkat
kematian gulma mencapai minimal
90% dan dipastikan penyemprotan
tidak sampai melewati batas areal
sempadan sungai.
Penyemprotan ulang dilaksanakan
21 hari sesudah pelaksanaan
14
penyemprotan sebelumnya untuk
memberantas sisa gulma yang
belum mati.
5.4 Menanam dan Membangun kacangan
Setelah selesai pengolahan tanah, pekerjaan selanjutnya
adalah menanam dan membangun kacangan :
5.4.1 Kegiatan menanam dan membangun kacangan
harus didahului dengan pemancangan dan
pembuatan jalur tanaman kacangan.
5.4.2 Jenis penutup tanah kacangan:
- Pueraria javanica (PY) = 5 kg/ha
- Colopogonium muconoides (CM)
- Mucuna sp.
- Mucuna brachteata
5.4.3 Penutup tanah konvensional menggunakan campur
an kacangan :
- Pueraria javanica (PY) = 5 kg/ha
- Colopogonium muconoides (CM) = 4 kg/ha
- Centrosema pubescens (CP) = 4 kg/ha
- Mucuna sp. = 4 kg/ha, khusus untuk area TU
kelapa sawit.
5.4.4 Penutup tanah diareal mekanis dan khemis
menggunakan penutup tanah tunggal, dengan jenis
Mucuna brachteata sebanyak 500 s/d 650 st/ha.
5.4.5 Jarak Tanam
a. Penutup Tanah Campuran
- Areal rata ditanam dalam 4 larikan atau 4 barisan
tugal pergawangan. Larikan atau barisan tugal I
dan IV berjarak 1,5 m dari barisan tanaman.
- Areal piringan ditanam didalam lobang tungalan
dengan 4 barisan tugal dengan jarak tugalan 5-30
cm.
15
- Mucuna sp. ditanam rapat di kiri kanan rumpukan
dengan jarak tugal 50 cm.
b. Penutup Tanah Tunggal
Penanaman Mucuna brachteata ditanam 2 baris setiap
gawangan jarak barisan Mucuna brachteata 2 meter
dari barisan tanaman dan jarak titik tanam Mucuna
brachteata dalam barisan 5 meter.
5.4.6 Cara Penanaman
a. Penutup Tanah Campuran
- Kacangan campuran yang akan ditanam harus
memiliki daya kecambah ≤ 80 %, yang
pengujiannya dilaksanakan pada saat penerimaan
biji kacangan.
- Teknis pengujiannya dilakukan dengan mengambil
sampel masing-masing 100 butir secra acak dan
mengecambahkan didalam petrish dengan media
tissue basah, selama 2 minggu kemudian dihitung
persentase biji yang berkecambah.
- Sebelum penanaman ketiga jenis kacangan
ditambah dengan pupuk RP 22 dengan
perbandingan 1:1, kemudian dicampur merata.
- Campuran tersebut diatas ditaburkan kedalam larika
n/ tugalan dan ditutup dengan tanah. Mucuna sp.
ditanam di kanan kiri rumpukan batang kelapa
sawit, dengan lubang tugalan sebanyak 3-4 butir
dan ditutup dengan tanah.
b. Penutup Tanah Tunggal
- Sebelum penanaman dibuat lubang dengan ukuran
20 x 20 x 20 cm.
- Pembukaan plastic polybag dilakukan dengan hati-
hati sehingga tanahnya tidak pecah.
16
- Tanaman stek Mucuna brachteata dimasukkan ke
dalam lubang dalam posisi miring atau dibaringkan
kemudian lubang ditutup dengan tanah.
-
5.4.7 Pemeliharaan Penutup Tanah
a. Pemupukan
- Satu bulan setelah penanaman kacangan campuran,
dipupuk dengan pupuk RP dosis 100 kg/ha dengan
cara ditabur merata diatas kacangan.
- Satu bulan setelah penanaman kacangan Mucuna
brachteata dipupuk dengan NPK 15.15.6.4 dosis 10
gram per pohon.
b. Penyiangan
- Pembangunan penutup tanah
mulai dilaksanakan 2 (dua) Minggu setelah
kacangan ditanam sampai dengan berumur 6 (enam)
bulan, dengan penyiangan P1/2M (6 Rotasi) selama
3 bulan dan P1/3M (4 Rotasi) selama 3 bulan.
- Penyiangan dilaksanakan dengan menggunakan alat
garuk/cangkul.
- Pada kondisi tertentu dimana penyiangan tidak
dapat dilaksanakan secara manual, dapat dilakukan
dengan khemis.
- Khusus areal rendahan yang penyiangannya tidak
dapat dipertahankan P1,dapat di degradasi menjadi
P3/P4 dengan persetujuan Direksi.
c. Penyisipan
Tanaman kacangan yang ditumbuh/mati agar segera
disisip.
5.5 Pembuatan Jalan
5.5.1 Bersamaan dengan persiapan lahan di areal tanaman
baru (TB) dibangun jalan baru, di areal TU/TK
17
dilakukan penambahan atau perbaikan jalan dan
disain ulang sesuai dengan kebutuhan.
5.5.2 Jenis dan ukuran badan jalan :
a. Jalan utama dibuat dengan ukuran lebar = 8 – 10 m,
ditambah dengan parit di kiri dan kanan jalan
selebar 100 – 120 cm.
b. Jalan produksi dibuat dengan ukuran lebar 5 – 7 m
dengan parit di kiri dan kanan jalan selebar 60 – 80
cm.
c. Jalan blok/control dibuat dengan ukuran lebar 3 - 4
m dengan parit di kiri dan kanan jalan selebar 40 –
60 cm.
5.5.3 Pada daerah tanjakan, pada parit kiri-kanan jalan
dibuatkan jebakan air (watertrap).
5.5.4 Seluruh ruas badan jalan harus dibentuk cembung
(batok tengkurap) dan dipadatkan dengan Compactor.
Pengerasan jalan dapat disempurnakan pada masa
TBM.
5.5.5 Drainase
a. Pekerjaan pembuatan parit dilaksanakan dengan
manual atau mekanis.
b. Teknis pembuatan parit lihat IK-3.01-17/02.
c. Pembuatan parit disesuaikan dengan kondisi areal
berdasarkan hasil survey.
5.5.6 Wiping Lalang
a. Wiping lalang dilaksanakan dengan cara mengoles daun
lalang dengan mempergunakan sepotong kain yang dibasahi
larutan herbisida glifosat dengan konsentrasi 1 %.
b. Rotasi wiping lalang 1 bulan sekali.
18
c. Untuk menghindari kontak langsung herbisida dengan tangan
agar menggunakan sarung tangan.
Penyiangan TM Kelapa Sawit
1. Tujuan
Untuk mempertahankan kondisi Tanaman Menghasilkan
Kelapa Sawit bebas dari gangguan gulma sehingga
pertumbuhan tanaman, pemupukan dan proses panen lebih
optimal.
2. Ruang Lingkup
Areal Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.
3. Defenisi
Gulma adalah tumbuhan yang menggangu pertumbuhan
tanaman utama.
4. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut : Garuk, Cangkul. Babat, Knapsack sprayer, Takaran,
Herbisida, Drum, Air, Masker, Sarung tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD).
5. Rincian Intruksi
5.1 Penyiangan (weeding)
5.1.1 Piringan Pohon/Pasar pikul
Piringan/pasar pikul di pelihara 4 rotasi setahun, 3 rotasi dengan khemis1x 3bulan dan 1 rotasi dengan manual. Penyiangan dengan khemis menggunakan herbisida glifosate 480 AS. Untuk meningkatkan efektivitas pemakaian herbisida, dapat ditambahkan dengan Metyl metsulfuron 20%. Khusus untuk TM I pekerjaan piringan pohon dan pasar pikul dilaksanakan dengan 6 rotasi setahun ( 1x2 bulan).
5.1.2 Gawangan
5.1.2.1 Mendongkel seluruh anak kayu dan keladi yang tumbuh digawangan 1x3 bulan .
19
5.1.2.2 Membabat gulma dapat dilakukan apabila dibutuhkan dengan rotasi 2x1 tahun.
5.1.2.3 Membabat gawangan tidak boleh bersamaan waktunya dengan dongkel anak kayu.
5.1.3 Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
Gulma yang tumbuh di TPH dibabat mepet dengan rotasi 1x2 bulan (6 rotasi setahun) dengan ukuran 3x2 meter.
5.1.4 Untuk Areal Tidak Produktif (ATP), penyiangan tetap dilaksanankan seperti pada tanaman produktif.
5.2 Pemberantasan Lalang
5.2.1 lalang sporadic ringan (1m2 terhadap 1-10 batang) masih dapat
diwiping 1x2 bulan.
5.2.2 lalang sporadic berat yaitu lalang yang tumbuh secara berkelompok
tetapi jarang-jarang (dalam 1m2≤ batang) disemprot dengan hand sprayer.
5.2.3 Dosis glyphosat untuk lalang sporadic ringan 15-20 cc/Ha sedangkan
untuk lalang sporadic berat 25-30 cc/Ha.
5.2.4 satubulan setelah pemberantasan lalang sporadic berat harus diikuti
dengan wiping lalang dengan rotasi 1x1 bulan menggunakan bahan kimia
glyphosat konsentrasi 1% selama 3 bulan dan seterus nya rotasi 1x2 bulan.
5.2.5 Ujung helaian daun yang sudah diwiping dipuutus sebagai
tanda/control.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama Kelapa Sawit
1. Tujuan
Mengendalikan dan menekan perkembangan hama yang
merusak tanaman kelpa sawit
2. Ruang Lingkup
TM dan TBM kelapa sawit
20
3. Defenisi
3.1 Hama adlah organism yang dapat
merusak/menggangu pertumbuhan dan produksi
tanaman.
3.2 Fogging adalah pengendalian hama dengan cara
pengabutan/pengasapan, menggunakan bahan kimia
insektisida dan alat fulsfog/dynafog, atau sejenisnya.
3.3 Hand picking adalah pengendalian hama dengan
pengutipan secara manual.
3.4 EWS adalah Early Warning Sistem (Sistem
Peringatan Diri).
4. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut : Insektisida,Sprayer, Plusfog/dynafog, ADP,
BBM, Kantong Plastik, GoniBekas, Ember plastic, air,
Predator, Kotak saang (Gufon).
5. Rincian Intruksi
5.1 Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit
5.1.1 Tentukan pusat perhitungan (telling) dan baris
perhitungan. Pusat perhitungan (Pp) adalah
pohon-pohon dilapangan sebagai titik pusat
perhitungan jumlah Pp setiap blok +/- sama
dengan luas (Ha) blok tersebut (1Pp/Ha) dan
apabila dalam perblok dalam luasan 25Ha
maka jumlah Pp 25 pohon sampel. Poho –
pohon ini berada dalam barisan tertentu yang
disebut Baris perhitungan (Bp), pusat
perhitungan lingkaran I terdiri dari pohon
sampel no: 1 s/d 6 dan pusat perhitungan
lingkaran II terdiri dari pohon sampel no: 7
s/d 18.
21
5.1.2 Bp dimulai dari baris ke 3 disetiap blok
kemudian dari baris ke 15, selanjutnya
berselang 12 baris ( baris ke
3,15,27,39,51) dengan arah timur barat.
5.1.3 Jumlah Pp (Pusat perhitungan) satu blok
dalam luasan 25Ha sebanyak 25 pusat
perhitungan (Pp 1 s/d Pp 25) sesuai table -1
pada penentuan pohon sampel system EWS
(Sistem Peringatan Dini) terhadap
penegndalian hama Ulat Pemakan Daun
Kelapa Sawit (UPDKS).
5.1.4 Pp 25 jumlah pohon yang diperiksa sebanyak
18 pohon (dalam 18 pohon diambil sampel
sampel 1 pohon), setiap pohon didapatin pada
barisan 49 s/d 53 dan no. pohon 49 s/d 53.
5.1.5 Semua Pp diberi tanda • dibawah No Pp dan
semua Pp lingkaran I diberi tanda , Pp
lingkaran II diberi tanda setiap pohon
yang mengelilingi Pp sebagai pohon yang
akan diamati.
5.1.6 Pp dibatasi sampai 2 lingkaran.
5.1.7 Setiap rotasi perhitungan (Telling) diambil 1
Pp hanya 1 pohon sampel gejala serangan
terbanyak diantara secara bergilir menuruti
arah jarum jam dimulai dari Pp lingkaran I
(No.Pohon 1s/d6) Pp lingkaran II (No.Pohon
7s/d18).
5.1.8 Untuk mempermudah telling dilapangan
masing-masing blok setiap pusat perhitungan
(Pp) 1s/d25 diberi cat warna dan nomor pohon
sesuai dengan gambar tersebut diatas.
5.2 Sarana Perhitungan (telling)
22
5.2.1 Setiap afdeling mempunyai tim khusus yang
tetap untuk perhitungan (telling) dan tim
khusus untuk Pengendalian.
5.2.2 Peta Pp, peta unit dan formulir isian di
lapangan yang diperlukan.
5.2.3 Rencana kerja (untuk satu minggu) 6 hari
kerja ,penetapan blok-bloknya diatur
menurutn urutan nomor blok yang dibuat oleh
asisten afdeling.
5.3 Cara melakukan perhitungan (telling)
Potongan satu pelepah, ditaksir pelepah yang paling
banyak ulatnya nomor pohon tidak ditentukan , jika
serangan rendah rotasi sesuai arah jarum jam diambil
daun ke 25 pada setiap bulan nya.
6. Jenis ulat yang menggangu tanamna kelapa sawit.
- Tanaman yang masih rendah pelepah tidak perlu
dipotong, semua ulat, kepompong dan telur
dihitung dan dicatat jenis dan ukuran ulat , sesuai
daftar berikut:
- Pada populasi ulat yang tinggi (100-200 ulat/
pelepah) perhitungan (telling 0 dibatasi pada
sebelah pelepah saja,hasilnya dikali 2. Dan bila
populasi >200 ulat/pelepah, perhitungan nya
(telling) dilebarkan.
- Hasil penghitungan (telling) langsung dibawah
Pp.
- Penghitungan harus dikerjakan oleh petugas yang
sama (tetap) sebelum dan sesudah pemberantasan.
6.1 Rotasi Perhitungan (Telling)
Ada 3 (tiga) macam telling :
6.1.1 Perhitungan Normal (Global Telling)
23
Berlaku rutin 1x sebulan untuk semua
blok tanpa melihat ada tidaknya
serangan ulat.
Urutan blok global telling harus diatur
cermat. Blok-blok yang sering
terserang harus lebih mendapat
perhatian dan dicatat dalam peta
serangan.
6.1.2 Perhitungan Ulang (Her Telling), adalah
perhitungan setelah dilaksanakan
pemberantasan dilakukan 2 x yaitu pada hari
ke-3 dan 2 minggu sesudah penyemprotan ,
untuk mengetahui angka kematian
(morfalitas) ulat dan perkembangan nya
sesudah 2 minggu kemudian.
6.1.3 Perhitungan Khusus (Efektif Telling)
Perhitungan ini perlu dilakukan apabila
perhitungan normal di curigai hasilnya.
Telling ini terbatas pada blok/kompleks yang
dicurigai saja, blok/kompleks tersebut harus
digambarkan terlebih dahulu dalam peta
terhitung dan dilaksanakan isolasi pada
piringan areal yang dicurigai. Cara ini lebih
intensip dengan pelaksanaannya sebagai
berikut :
A. Kerapatan Pp diperbanyak menjadi 2
Pp-4 Pp dengan merapatkan interval,
misalnya jarak Pp selang 6 pohon
dengan jarak Bp selang 6 baris.
B. Mempercepat rotasi penghitungan
menjadi 2 minggu sekali, bila serangan
24
ulat masih pada tingkat ringan dan
sedang.
6.1.4 Batas Kritis
Criteria tingkat serangan ulat api dan ulat
kantong :
Jenis UlatTingkat Serangan (Rata-Rata Ulat Per Pelepah)
Ringan Sedang BeratUlat Api < 5 < 10 > 10
Ulat Kantong < 3 < 8 > 8
Table. 3 Tingkat serangan ulat perpelepah.
Tindakan pemberantasan ulat dengan khmis
dilakukan apabila angka kerapatan ulat
mencapai tingkatserangan sedang.
Gambar.3 Telur Ulat Api
7. Ulat bulu yang menyerang tanaman kelapa sawit dapat
dikenali beberapa jenis, antara lain :
7.1 Jenis ulat bulu Dasychira inclusa Walker, dengan
cirri-ciri:
- Ulatnya berbulu banyak, berwarna kkelabu
merah kecoklatan.
- Pada punggung terdapat 4 rumpun bulu halus
yang sangat rapat, dekat kepala 2 rumpun
bulu panjang menghadap kedepan.
25
- Ulat memakan daun pada malam hari dan
siang hari bersembunyi pada pangkal
pelepah, atau pada lipatan daun mua yang
belum membuka sempurna.
- Tingkat populasi kritis 5-10 ulat/pelepah.
- Siklus hidupnya 51-57 hari dengan tahapan;
telur 8-9 hari, ulat 36-40 hari, kepompong 8
hari.
- Pengendalian nya dapat dilakukan dengan
mengutip ulat, atau penyemprotan dengan
Insektisida.
7.2 Jenis ulat bulu Amathusia phidippus L, dengan cirri-
ciri :
- Ulat berwarna hijau muda, panjang bias
90mm, berbulu halus seperti kapas, pada
bagian kepala terdapat 2 tanduk meruncing
dan mempunyai 2 ekor.
- Ulat ini sering di jumpai merusak daun pada
bibik dan tanaman dilapangan.
- Tingkat populasi kritis 2-5 ekor/pelepah
- Siklus hidupnya berlangsung 60 hari dengan
tahapan; telur 8 hari, ulat 40 hari,
keponmpong 12 hari.
- Pengendalian yang efektif dengan pengutipan
ulat atau penyemprotan insektisida.
26
2.3 Uraian Tugas Afdeling
2.3.1 Tugas Asisten Afdeling
1. Menjamin bahwa The Winning Formula dimengerti,
diterapkan dan dipeihara di seluruh mandor – mandor
di afdeling masing – masing.
2. Membuat Rencana Pemeliharaan Rutin
TU/TB/Konversi dan pemakaian alat-alat/bahan-bahan
untuk produksi dan pemeliharaan rutin serta proses
panen di tanaman dan mengajukan kepada Askep untuk
di evaluasi sesuai RKO yang dibutuhkan setiap bulan.
3. Melaksanakan pengawasan Pemeliharaan Rutin
Tanaman / TU / TB / Pembibitan serta proses panen
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
4. Memaximalkan potensi produksi.
5. Memeriksa / menguji proses panen dan proses
pemeliharaan serta mencatat hasilnya.
6. Mengevaluasi realisasi kerja yang berhubungan dengan
pemeliharaan, produksi, tanaman, tenaga kerja, perlatan
serta bahan – bahan kimia yang dibutuhkan.
7. Menjamin bahwa penempatan tenaga kerja sesuai
dengan pelatihan yang diperolehnya.
8. Menandatangani seluruh arsip di afdeling yang
berhubungan dengan pemeliharaan, produksi, serta
tenaga kerja.
9. Mempersiapkan agenda pada tinjauan manajemen yang
berhubungan dengan proses pemeliharaan & produksi.
27
10. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan pemborong
tanaman.
11. Membuat permintaan bahan – bahan dan alat termasuk
tenaga kerja serta mengajukan pembuatan PPAB ,
DPBB yang dituangkan dalam PTB.
12. Membantu Askep dalam pemeliharaan dan pengajuan
bahan – bahan serta alat – alat yang masuk ke Kebun.
13. Memelihara seluruh dokumen PL , PM serta IK yang
ada di afdeling.
14. Lain – lain yang ditugaskan oleh Manajer.
2.3.2 Tugas Mandor I Afdeling
1. Menjamin bahwa The Winning Formula telah
disosialisasikan dengan baik kepada seluruh personil.
2. Mengikuti rencana kerja yang telah dituangkan dalam
RKO.
3. Menjamin bahwa semua aktifitas pemeliharaan dan
panen ditanaman dilaksanakan sesuai dengan prosedur
mutu SM-PN3 yang ada.
4. Menjamin semua dokumen-dokumen yang ada pada
afedling termasuk IK,SI,SE dan catatan-catatan mutu
lainnya.
5. Mengidentifikasi dan mampu telusur semua aktifitas
yang berhubungan dengan panen dan pemeliharaan
ditanamanan afdeling dibawah pengawasannya.
6. Melakukan Kap Speksi dan melaporkan hasilnya
kepada Asisten Afdeling yang bersangkutan.
7. Melakukan pemeriksaan dan pengujian dalam proses
pemeliharaan panen dan produk akhir pada
pemeliharaan dan panen.
8. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan rutin tanaman,
TU/TB,konversi/Pembibitan dan proses panen sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
28
2.3.3 Tugas Krani Afdeling
1. Menjamin bahwa The Winning Formula telah
disosialisasikan dengan baik kepada seluruh personil.
2. Memelihara semua dokumen-dokumen yang ada pada
afdeling IK, SE,SI dan catatan mutu lainnya.
3. Mendokumentasikan semua aktivitas administrasi
pemeliharaan panen ditanaman dilaksanakan sesuai
dengan prosedur mutu yang ada.
4. Membantu Asisten membuat RKAP,RKO,PTB,PTK,A
U-58,AU-20, dan pembayaran gaji/upah karyawan.
5. Membagi Catu Beras karyawan.
6. Mengerjakan PB-10, AU-29, LM Pemeliharaan,LogBo
ok Pemeliharaan.
7. Mengerjakan Kartu Gudang,Kartu Berobat,Buku
Catu,Buku Haid (H1), Buku PP,Buku Inventaris alat-
alat afdeling.
8. Mengambil alat dan bahan ke gudang.
9. Mencatat dan menghitung bahan/alat yang yang
diterima/dikeluarkan afdeling.
10. Mengisi laporan pemupukan.
29
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1 Uraian Kegiatan PKL
Adapun tahap-tahap kegiatan PKL yang dilakukan di lapangan
adalah:
1) Kamis, 01 Agustus 2013
Melapor kebagian APK dan pembagian jadwal selama PKL, di
kantor kebun. Dan mendapatkan pengarahan dari APK,
kemudian perkenalan dengan Asisten kepala rayon A dan
Asisten kepala rayon B, beserta dengan staff dan pegawai kantor
kebun.
2) Jumat, 02 Agustus 2013
Pengambilan data – data yakni mengenai Latar Belakang dan
Sejarah Kebun Aek Torop di kantor DCC, dan Areal Statement
di kantor produksi.
3) Sabtu, 03 Agustus 2013
Menunggu keputusan dari Asisten kepala rayon A dan Asisten
Kepala rayon B untuk praktek kelapangan, serta membagi
kelompok menjadi dua bagian.
4) Senin, 05 Agustus 2013
Pengambilan data administrasi kebun Aek Torop di Kantor
Kebun di Afdeling I dan di afdeling IV berkenalan dengan
asisten kebun.
5) Selasa ,06 Agustus 2013
Kelapangan untuk mempelajari dan mempraktekkan cara
pengendalian gulma secara chemis dan mendongkel anak kayu
30
di Afdeling IV dan di Afdeling I mempelajari dan
mempraktekkan cara pemanenan dan pemeliharaan tanaman
kelapa sawit.
6) Senin, 12 Agustus 2013
Kegiatan yang dilakukan di afdeling I yaitu penunasan pada
tanaman kelapa sawit dan di Afdeling IV pemanenan di areal
tidak produktif (ATP) tetapi masih dapat diproduksi.
7) Selasa, 13 Agustus 2013
Mempelajari kriteria TBS yang disebut matang panen
F.00,F.0,F.1,F2.3,F4.5 di Afdeling IV dan mempelajari cara
pemanenan kelapa sawit di Afdeling I.
8) Rabu, 14 Agustus 2013
Mempelajari cara menghitung hasil pemeriksaan (kap speksi) di
Afdeling IV dan mempelajari cara penyemprotan chemis di
Afdeling I.
9) Kamis, 15 Agustus 2013
Mempelajari proses pemupukan pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) di Afdeling II dan mempelajari teori
analisis daun di Afdeling IV.
10) Jumat, 16 Agustus 2013
Kelapangan untuk mempelajari cara memanen tanaman kelapa
sawit di Afdeling II dan mempraktekkan cara menganalisa daun
dan mempelajari hama dan penyakit tanaman kelapa sawit.
11) Senin, 19 Agustus 2013
Menentukan jadwal program kerja ke pabrik kelapa sawit (PKS)
dengan APK.
3.2 Kesulitan/Hambatan Pelaksanaan PKL
31
Adapun kesulitan yang sering dijumpai selama melaksanakan
PKL :
Pembibitan tanaman Kelapa Sawit tidak dilakukan di kebun
Aek Torop sehingga penulis tidak dapat melihat secara
langsung proses pembibitan pada tanaman Kelapa Sawit.
Tidak melakukan penelitian langsung ke dalam PKS
disebabkan banyaknya TBS yang belum diolah dikarnakan
libur lebaran.
Keadaan jalan yang kurang baik akibat hujan sehingga agak
sulit menuju beberapa afdeling dikarenakan jalan sangat
becek dan licin.
Banyaknya debu di jalan membuat penglihatan sedikit
terganggu dan debu yang berada di tanah membuat keadaan
pada saat berkendara tidak seimbang.
Kurangnya alat yang mendukung kegiatan PKL sehingga
dilapangan kesulitan untuk melakukan kegiatan.
Adanya ketidaksesuaian teori yang dipelajari dengan kondisi
yang terjadi dilapangan.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pemeliharaan Tanaman
Dalam kegiatan pemeliharaan tanaman di perkebunan Aek Torop
ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu :
4.1.1 Pemupukan
Bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan. Ada 2
cara pemupukan yaitu, manual circle dan chemical strip
weeding. Secara manual circle dilakukan dengan membuat
saluran melingkar disekitar pohon dengan jarak sesuai umur
tanaman, setelah pupuk ditaburkan maka pupuk ditutup
kembali dengan tanah. Pemupukan denegan cara chemical
stirp weeding dilakukan dengan meletakkan pupuk diluar
jarak 1-1,5 m dari barisan tanaman.
Pemupukan yang biasa diterapkan sebagai berikut:
- Pupuk ditaburkan disekeliling pohon dengan jarak 1-1,5 m
dengan membuat saluran.
- Pupuk ditaburkan dengan sistem tapak kuda.
- Pupuk ditaburkan dan dilarikkan antara pohon kelapa sawit
yaitu 1,5 m dari pohon dan dibenam dalam tanah.
- Pupuk ditaburkan diantara larikan dan barisan.
Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah sebagai berikut:
- TSP : 250 gr/pohon
- Kistrit :150 gr/pohon
- Urea : bulan I :100gr/pohon
33
bulan II :250 gr/pohon
bulan III : 500gr/pohon
- MOP : 150 gr/pohon
- Dolomit : 500 gr/pohon
4.1.2 Penyiangan
Tujuan penyiangan adalah untuk mempertahankan
kondisi tanaman menghasilkan kelapa sawit bebas dari
gangguan gulma sehingga pertumbuhan tanaman,
pemupukan dan proses panen lebih optimal. Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam proses penyiangan adalah
garuk, cangkul, babat, knap sock sprayer, takaran, herbisida,
drum, air, masker, sarung tangan, APD.
4.1.2.1Penyiangan piringan pohon atau pasar pikul
Penyianagan dilakukan dengan cara chemis
menggunakan herbisida glifosat 480AS untuk meningkatkan
efektifitas herbisida dapat ditambah dengan Thetyl
Metsulfuron 20%. Pekerjaan piringan pohon dan pasar pikul
dilaksanakan dengan 6 rotasi pertahun (1x2 bulan).
4.1.2.2Penyiangan Gawangan
Kegitan yang dilakukan dalam penyiangan gawangan
adalah:
- Mendongkel anak kayu dan keladi yang tumbuh di
gawangan dengan rotasi 1x3 bulan.
- Membabat gulma di gawangan dengan rotasi 2x1
tahun.
4.1.2.3Penyiangan TPH
Gulma di TPH dibabat kandas dengan rotasi 1x2
bulan dengan ukuran 3x2 meter
34
4.1.3Pemanenan
Kriteria matang panen adalah brondolan yang telah
lepas dari tandan dan jatuh secara alami di piringan pokok.
KEMATANGAN
PANEN
RENDAMEN
MINYAK (%)
KADAR
ALB(%)
Buah mentah 14-18 1,6-2,8
Agak matang 19-25 1,7-3,3
Buah matang 24-30 1,8-4,9
Buah lewat
matang
28-31 3,8-6,1
Tabel 4 Hubungan antara kematangan panen dengan
rendamen minyak dan ALB
4.1.2 Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit
adalah Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit,Ulat Api,Ulat
Kantong, Ulat Bulu, Kumbang Badak, Tikus, Babi, Gajah.
a. Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS)
- Gejala
Ulat memakan daun kelapa sawit sehingga daun
menjadi berlubang. Jika serangan terlalu parah, dalam
satu pelepah kemungkinan daun bisa habis dimakan oleh
ulat tersebut.
35
Gambar.7 Ulat Api (UPDKS)
- Pengendalian
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida ke bagian yang diserang.
b. Ulat Bulu
- Gejala
Ulat memakan daun pada malam hari dan siang
hari bersembunyi pada pangkal pelepah atau pada lipatan
daun muda yang belum membuka sempurna.
- Pengendalian
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
mengutip ulat atau penyemprotan dengan penyemprotan
insektisida.
c. Kumbang Badak
- Gejala
Kumbang Badak menggigit dan merusak batang
kelapa sawit.
36
Gambar.8 Serangan Kumbang Badak
- Pengendalian
Laksanakan telling hama Oryctes rhinoceros
terlebih dahulu untuk menentukan areal yang akan
dilakukan pengendalian secara khemis. Pada areal TBM
menggunakan insektisida atau (granuler) yang bersifat
sistemik dan slow realase. Taburkan insektisida pada
pangkal pelepah yang termuda sebanyak 5 gram/pohon
dengan rotasi 3 minggu.
d. Tikus
- Gejala
Gejala serangan pada tanaman menghasilkan,
tikus memakan buah-buah yang masih muda dan
membawa buah yang berondol kedalam sarangnya.
- Pengendalian
Seluruh pohon yang telah diserang tikus diberi
tanda berupa pancang dan bendera plastic warna orange.
Untuk mendapatkan gambaran tentang intensitas dan
penyebaran serangan tikus, areal yang telah diserang
dipetakan. Pemberantasan tikus dilaksanakan dengan
pemberian racun tikus sebanyak 2 butir pada setiap
pohon yang telah diserang, diletakkan di pinggiran
37
pohon(pekerja diharuskan memakai sarung tangan supa
tidak tercium bau manusia).
e. Babi
- Gejala
Umumnya menyerang dalam jumlah yang besar
dan menggemari tanaman kelapa sawit yang muda
dengan umur maksimal 2 tahun, dengan memakan umbut
tanaman.
- Pengendalian
Hama kendalikan dengan perburuan/
penembakandan apabila sangat diperlukan dibuat parit
isolasi yang dalam dan lebar.
f. Gajah
- Gejala
Menghabiskan ribuan batang tanaman kelapa
sawit muda dan meninggalkan kerusakan berat pada
ratusan batang lainnya.
- Pengendalian
Dapat dilakukan dengan memasang perintang-
perintang fisik, parit-parit, pagar kayu atau jebakan-
jebakan.
Penyakit yang sering dijumpai pada kelapa sawit adalah Tajuk
Mahkota, Busuk Pucuk, Busuk Pangkal Batang.
a. Tajuk Mahkota
- Gejala
Daun – daun tajuk membengkok. Anak daun bersatu
(menguncup) sepanjang tangkai (tidak membuka). Daun
38
mengering atau membusuk dibagian pelepah yang
melengkung.
- Pengendalian
Dapat dilakukan dengan pemotongan dan
pembuangan pelepah yang terserang, kemudian dikumpulkan
dan dibakar dibadan jalan.
b. Busuk Pucuk
- Gejala
Pelepah muda tidak mau berkembang dan bentuk
seperti lombak, berwarna kuning kecoklatan. Jika serangan
msampai meluas, pucuk dan beberapa daun muda layu,
kering dan patah, bagian ini sangat mudah dicabut dengan
tangan dan tapak pada bagian pangkal pucuk sudah
membusuk. Tanaman yang sudah terserang berat, jika
dibongkar dan dibelah akan tampak jaringan yang sudah
membusuk dan bau.
- Pengendalian
Pencegahan penyakit ini, yaitu dengan cara
menghindari banjir dengan membuat atau memperbaiki
drainase, menghindari serangan hama Oryctes rhinoceros.
Tanaman yang sakit dibongkar, diletakkan di gawangan agar
cepat hancur oleh sinar matahari.
c. Busuk Pangkal Batang (Ganoderma)
Gejala
Tanaman tampak seperti kekurangan air dan unsure
hara,pucuk layu. Pucuk pelepah yang baru tidak mau
membuka, berkumpul 2 – 3 pelepah dipucuknya. Pelepah
daun tua berpatahan dan menggantung diikuti oleh daun yang
lebih muda, selanjutnya terbentuklah badan buah cendawan
Ganoderma sp. Dibagian pangkal buah.
39
- Pengendalian
Sampai dengan saat ini belum diketahui cara pasti
pengendaliannya. Upaya untuk menekan laju perkembangan
Ganoderma pada areal Pembibitan, TU/TK dan TBM dapat
diberikan Bio Fungisida Gremi – G (bahan aktif Jamur
Trichoderma sp).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Sistem penggajian Karyawan PTPN III KATOR berpedoman
pada Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) dari direksi dan
didasarkan pada golongan karyawan serta berdasarkan prestasi
kerja karyawan yaitu premi dan lembur .
Karyawaan KATOR memperoleh fasilitas-fasilitas kerja seperti:
Perlengkapan Kerja, Perumahan, Jaminan Kesehatan, APD, dll.
5.2. Saran
Sebaiknya dilakukan perbaikan jalan di areal perkebunan agar
tidak sulit untuk menuju ke dalam maupun keluar Kantor
Kebun.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kerja di lapangan,
sebaiknya pekerja menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri )
demi menghindari kecelakaan kerja dan menggunakan masker
karena kondisi debu yang sangat banyak di jalan.
40
Sebaiknya di perkebunan ada lokasi pembibitan agar penulis
lebih mengetahui proses pembibitan di lapangan.
41
top related