documentui

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan program kurikulum pengembangan wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa melalui program – progaram / usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh lembaga pemerintah atau swasta. Program praktek kerja lapangan bagi mahasiswa dilaksanakan agar mereka dapat lebih mengenal kegiatan-kegiatan nyata dalam ruang lingkup pertanian dan industri pertanian atau bidang usaha lain yang berhubungan dengan sektor pertanian. Program tersebut merupakan suatu kerja sama antara Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia dengan industri pertanian atau usaha di bidang pertanian, yang dengan sungguh-sungguh menanganinysa untuk suatu tujuan bersama yaitu menciptakan tenaga profesional muda yang siap ditempatkan di lapangan kerja. Industri maupun bidang usaha merupakan sebuah laboratorium yang berada diluar lingkungan kampus, tempat mahasiswa akan menerima petunjuk dan 1

Upload: randi-pasaribu

Post on 13-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mm

TRANSCRIPT

Page 1: Documentui

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan program kurikulum

pengembangan wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa

melalui program – progaram / usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh

lembaga pemerintah atau swasta.

Program praktek kerja lapangan bagi mahasiswa dilaksanakan agar

mereka dapat lebih mengenal kegiatan-kegiatan nyata dalam ruang lingkup

pertanian dan industri pertanian atau bidang usaha lain yang berhubungan

dengan sektor pertanian.

Program tersebut merupakan suatu kerja sama antara Fakultas

Pertanian Universitas Methodist Indonesia dengan industri pertanian atau

usaha di bidang pertanian, yang dengan sungguh-sungguh menanganinysa

untuk suatu tujuan bersama yaitu menciptakan tenaga profesional muda

yang siap ditempatkan di lapangan kerja.

Industri maupun bidang usaha merupakan sebuah laboratorium yang

berada diluar lingkungan kampus, tempat mahasiswa akan menerima

petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti dalam bentuk kegiatan

pelatihan serta pengenalan terhadap sistem operasional, etika perusahaan,

organisasi dan hirarki dalam perusahaan, perilaku dan keinginan tamu dan

sebagainya.

Program ini juga diharapkan dapat memberikan keuntungan timbal-

balik bagi kedua belah pihak yaitu kampus dan industri di bidang pertanian.

Praktek kerja lapangan (PKL) yang lebih baik akan tercapai apabila

Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia memiliki kebun sendiri

1

Page 2: Documentui

yang terkelola dengan baik, dimana mahasiswa dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan melalui karya nyata. Dengan kata lain mahasiswa tidak hanya

sebatas mengetahui (to know) maupun berbuat (to do). Melalui PKL ini

mahasiswa juga diharapkan dapat belajar sambil berbuat (learning by

doing). Demikian juga mempunyai kemampuan bersosialisasi langsung

dengan masyarakat di dunia kerja (learning to live together).

Visi program studi Agribisnis adalah menjadi salah satu program

studi Agribisnis unggul di Sumatra Utara yang mengasilkan lulusan cerdas

dan komperatif pada tahun 2020.

Misi program studi Agribisnis adalah

a. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang

Agribisnis dan mampu berkompetensi secara global

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang Agribisnis malalui pendidikan, penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat.

Visi program studi Agroteknologi adalah terwujudnya

Agroteknologi sebagai salah satu program studi unggul di Sumatra Utara

yang meklahirkan lulusan cerdas dan komperatif pada tahun 2020.

Misi program studi Agroteknologi adalah :

a. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang

teknologi pertanian dan mampu berkompetensi secara global

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang pertanaian melalui pendidikan, penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat

c. Mengembangkan dan menyediakan jasa layanan profesi

pertanian kepada masyarakat.

2

Page 3: Documentui

1.2 Tujuan PKL

Adapun tujuan PKL, yaitu :

1. Melatih mahasiswa untuk memperoleh keterampilan dan

pengalaman, praktek dalam suatu kegiatan pertanian sesuai

dengan bidang keilmuannya.

2. Melibatkan mahasiswa, secara langsung dalam kegiatan

perilaku sehari-hari untuk mengembangkan kepekaan yang

bermakna terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam

praktek.

3. Memberikan gambaran kepada mahasiwa tentang hubungan

teori dan penerapannya serta factor – factor yang

mempengaruhinya.

4. Memberikan bekal dan pengenalan Praktek (keterampilan)

terhadap mahasiwa untuk bekerja dalam masyarakat.

1.3 Manfaat PKL

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat nilai matakuliah

Praktek Kerja Lapang (PKL).

2. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk bekerja di kemudian hari

jika bekerja di perkebunan.

3

Page 4: Documentui

BAB II

DESKRIPSI PERUSAHAAN PTPN III KEBUN AEK TOROP

2.1 Sejarah Singkat Kebun

Kebun Aek Torop adalah merupakan salah satu unit usaha dari PT.

Perkebunan Nusantara III ( Persero ) yang berkantor pusat di Jalan Sei

Batang Hari Nomor : 2 Sei Sikambing Medan PO BOX 91 Medan.

Kebun Aek Torop di buka pada Tahun 1979 yang pada awalnya

adalah Tanah Negara Kawasan Hutan dan merupakan tanah konsesi yang

berdasarkan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Anglo

Indonesia Plantation Limited (AIP) direncanakan untuk AIP.

Sesuai Surat Permohonan Direksi PT. Perkebunan III ( Persero )

Nomor : 03.7 / X / 199 / 1979 tanggal 24 Juli 1979 dan sesuai Surat usulan

Menteri Pertanian Nomor : 757 / Mentan / VII / 1979 tanggal 6 Juli 1979

serta Surat penetapan Menteri dalam Negeri Nomor : 593.41/6986/agr,

bahwa lahan dimaksud diserahkan kepada PT. Perkebunan – III ( Persero ).

Pada tahun 1994 sesuai peraturan pemerintah RI No 8 tahun 1996

tanggal 14 pebruari 1996 PT. Perkebunan III, IV, dan V dilebur menjadi PT.

Perkebunan nusantara- III.

PT. Perkebunan nusantara-III kebun Aek Torop mempunyai luas

6.471,31 Ha. Dengan budidaya tanaman kelapa sawit yang terletak di desa

Aek batu yang berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan Inti Rakyat (PIR) local

Aek Raso.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun AIP dan PIR lokal Aek

Raso.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan kebun rakyat dan PTPN-III kebun

Sei Baruhur.

4

Page 5: Documentui

4. Sebelah Barat berbatasan dengan PIR lokal Aek Raso dan tanah

Negara.

2.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

Visi yang dicanangkan PTPN III adalah menjadi perusahaan Agri -

industri kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan Tata-Kelola

bisnis terbaik. Sedangkan misi perusahaan telah ditetapkan sebagai berikut:

1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara

berkesinambungan.

2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan

mengembangkannya secara optimal.

4) Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan

“imbal hasil” terbaik bagi para investor.

5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra

bisnis.

6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam

pengembangan komunitas.

7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasn

lingkungan.

2.2 Gambaran kegiatan umum

Persiapan lahan tanaman kelapa sawit

1. Tujuan

Mempersiapkan media tanam yang optimal untuk

pertumbuhan tanaman kelapa sawit dengan memperhatikan

konsevasi alam.

2. Ruang lingkup

Tanaman baru (TB),Tanaman Ulang(TU),dan tanaman

konservasi(TK),budidaya kelapa sawit yang berada diluar

batas sempadan sungai dan areal yang telah di identifikasi

5

Page 6: Documentui

sebagai areal (HCV) Hing Conservation Value/NKT (Nilai

Konservasi Tinggi).

3. Defenisi

3.1 Tanaman Ulang(TU) adalah tanaman yang diremajakan

dengan tanaman yang sama karena dari segi ekonomis

tidak lagi menguntungkan.

3.2 Tanaman baru(TB)adalah tanaman yang ditanam pada

lahan yang belum pernah ditanami yang berasal dari

hutan atau lahan lainnya.

3.3 Tanaman Konservasi(TK)adalah tanaman yang

diremajakan dengan jenis tanaman yang berbeda karena

dari segi ekonomis tanaman sebelumnya tidak lagi

menguntungkan.

4. Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai

berikut :  Parang, babat, kapak, Chainsaw, Theodolit, 

Compactor,pestisida, handsprayer, excavator, Traktor rantai, 

Alat pelindung diri(APD) Disc plough,Traktor roda ban,dan

Harrow.

5. Rincian Instruksi

5.1 Pembukaan TB kelapa sawit secara manual

5.1.1 Mengimas dengan cara menebas semua perdu dan

memotong anak-anak kayu yang berdiameter

<10cm semepet mungkin dengan permukaan

tanah.

5.1.2 Menumbang pohon-pohon yang berdiameter >

10cm secara sistematis dan beraturan.Tingginya

tunggul nya tergantung dari diameternya.

Diameter (cm) Tinggi tunggul maksimal

dari permukaan tanah(m)

10-30 0,5

6

Page 7: Documentui

30-80 1,0

>80 1.5-2.0

Tabel.1.Diameter tinggi tunggul penumbangan

Dalam penumbangan pohon dihindari kearah sungai

atau rawa- rawa

5.1.3 Merencek/memotong batang,cabang dan ranting

menjadi potongan yang lebih kecil sehingga

mudah dirumpuk.

5.1.4 Merumpuk/mengumpulkan semua potongan-

potongan batang,cabang dan ranting menjadi

barisan yang teratur.Jarak dari setiap tumpukan

adalah 2(dua) barisan tanaman di jadikan 1(satu)

yang arahnya sejajar dengan barisan tanaman

yang akan di tanam.

5.2 Persiapan Lahan Tanaman Ulang(TU) Secara Mekanis

Pengolahan tanah secara mekanis dilakukan pada areal

rata

5.2.1 Luku I

Pekerjaan Meluku I dilaksanakan sebelum

menumbang pohon.

- Meluku I dilaksanakan dengan cara

mencangkul dan membalik tanah dengan

kedalaman minimal 30 cm dengan arah

diagonal terhadap barisan tanaman.

- Jenis alat pertanian yang digunakan adalah

Disc Plough dengan Ø piringan 25 inci yang

di tarik oleh Traktor ROda Ban.

7

Page 8: Documentui

Gambar 1. Luku I

5.2.2 Memancang Rumpukan

Pekerjaan memancang rumpukan dilaksanakan

sebelum menumbang pohon.

- Memancang rumpukan dilaksanakan oleh

tenaga Juru Ukur.

- Alat pancang rumpukan sejajar dengan

barisan tanaman dan diletakkan pada

gawangan mati.

- Tiap 2(dua) barisan tanaman yang ditumbang

dirumpuk menjadi 1(satu) barisan rumpukan.

- Pancang rumpukan harus lurus sehingga tidak

mengenai rencana barisan tanaman.

- Jarak rumpukan dengan rencana barisan

tanaman jangan terlalu dekat (minimal 2

meter).

8

Page 9: Documentui

Gambar.2 Pancang Rumpukan

5.2.3 Menumbang/Merumpuk Pohon

Pekerjaan menumbang/merumpuk pohon

dilaksanakan setelah dilaksanakan pekerjaan

memancang rumpukan.

- Pohon ditumbang dengan mempergunakan

alat Excavator.

- Pohon yang ditumbang agar diusahakan

pangkal pohon ikut terbongkar.

- Untuk menghindari pohon patah dapat

dilakukan pengorekan sebagian tanah

disekeliling pangkal batang.

- Arah batang penumbangan pohon sjajar

dengan arah barisan tanaman.

- Setelah dilaksanakan penumbangan pohon

seluruh batang tanaman dirumpuk dan

ditempatkan pada titik pancang rumpukan

yang telah tersedia.

- Batang yang berada di parit dan jalan harus

diangkat keluar dan ditempatkan pada

rumpukan sehingga tidak menghambat aliran

air dan jalan.

9

Page 10: Documentui

5.2.4 Merencek dan Merumpuk

- Seluruh pelepah yang ada di rumpukan

dipotong dan disusun kembali ke dalam

rumpukan batang.

- Pemotongan pelepah agar diusahakan mepet

dari pangkal.

5.2.5 Luku II

- Pekerjaan meluku II dilaksanakan setelah

dilaksanakan pekerjaan menumbang pohon

s/d merncek dan merumpuk pelepah.

- Meluku II dilaksankan dengan cara

mencangkul dan membalik tanah dengan

kedalaman minimal 30 cm searah dengan

rumpukan tanaman.

- Jenis alat pertanian yang digunakan adalah

Disc Plough dengan Ø piringan 25inci yang di

tarik oleh traktor roda Ban.

5.2.6 Rajang(Harrow)

- Pekerjaan merajang dilaksanakan 14 (empat

belas)hari setelah pekerjaan Luku II.

- Pekerjaan Rajang dilaksanakan dengan

Harrow yang ditarik Traktor ban- ban kecil

dengan tujuan meratakan tanah.Kedalaman

Rajang minimal 15cm.

5.3 Pengolahan Lahan TU Secara Khemis 

Lahan yang tidak memungkinkan diolah secara mekanis,

pengolahan tanahnya sebagai dilaksanakan berikut :

5.3.1 Areal Rendahan

a. Menumbang/Merumpuk Pohon

- Pohon ditumbang dengan

menggunakan traktor rantai/excavator.

10

Page 11: Documentui

- Pohon yang ditumbang agar

diusahakan pohon ikut terbongkar.

- Pohon yang telah ditumbang,

dirumpuk pangkal pada tempat yang

telah ditentukan (2 baris, 1 rumpukan).

- Setelah dirumpuk semua pelepah

direncek dan diletakkan teratur diatas

rumpukan.

b. Pemberantasan Gulma

- Pemberantasan gulma dilaksanakan

dengan menyemprot seluruh gulma

yang tumbuh dengan menggunakan

herbisida.

- Penyemprotan agar dikelola sebaik

mungkin dengan sasaran tingkat

kematian gulma mencapai minimal

90% dan dipastikan penyemprotan

tidak sampai melewati batas areal

sempadan sungai.

- Penyemprotan ulang dilaksanakan 21

hari sesudah melaksanakan

penyemprotan sebelumnya untuk

memberantas sisa-sisa yang belum

mati.

5.3.2 Areal Piringan

a. Menumbang/Merumpuk Pohon

- Pohon ditumbang dengan

menggunakan traktor/excavator.

11

Page 12: Documentui

- Pohon yang ditumbang diusahakan

pangkal batang ikut terbongkar.

- Pohon dirumpuk diantara 2 teras

(tebing teras).

- Pelepah direncek dan ditempatkan

dibibir teras.

b. Pemberantasan Gula

- Pemberantasan gulma dilaksanakan

dengan menyemprot seluruh gulma

yang tumbuh dan menggunakan

herbisida.

- Penyemprotan agardikelola sebaik

mungkin dengan sasaran tingkat

kematian gulma mencapai minimal

90% dan dipastikan penyemprotan

dipastikan tidak sampai melewati batas

areal sempadan sungai.

- Penyemprotan ulang dilaksanakan 21

hari sesudah pelaksanaan

penyemprotan sebelumnya untuk

memberantas sisa gulma yang belum

mati.

5.3.3 Persiapan Lahan TK Kelapa Sawit

a. Pengolahan Lahan Secara Mekanis

- Membongkar dan Merumpuk Tunggul

Karet

Tunggul karet dibongkar dan

dirumpuk untuk memudahkan

pengolahan tanah. Semua cabnag

dan ranting dirumpuk bersama

dengan tunggul.

12

Page 13: Documentui

- Luku I

Meluku I dilaksanakan dengan cara

mencangkul dan membalik tanah

dengan kedalaman minimal 30 cm

dengan arah searah dengan barisan

tanaman ex karet.

Jenis alat pertanian Disc Plough

dengan Ø piringan25 inci yang

ditarik Traktor Roda Ban.

- Luku II

Pekerjaan meluku II dilaksanakan

14-21 hari setelah pekerjaan luku I.

Meluku II dilaksanakan dengan

cara mencangkul dan membalik

tanah dengan kedalaman minimal

30 cm dengan arah

berlawanan/tegak lurus dengan

arah luku I.

Jenis alat pertanian Disc Plough

dengan Ø piringan 25 inci yang

ditarik Traktor Roda Ban.

- Rajang

Pekerjaan merajang dilaksanakan

14 (empat belas) hari setelah

pekerjaan meluku II.

Pekerjaan merajang dilaksanakan

dengan Harrow yang ditarik

Traktor roda ban dengan tujuan

meratakan tanah kedalaman Rajang

minimal 15 cm.

13

Page 14: Documentui

Rajang dilaksanakan searah dengan

Luku II

a. Pengolahan Lahan Secara khemis

- Mengimas

Mengimas adalah pembersihan

areal dari belukar-belukar dan

menebas kandas pohon-pohon yang

berdiameter ≤ 3 inci.

Anak kayu harus didongkel dan

ditumpuk secara teratur.

- Membersihkan Sisa Tanaman

Sisa-sisa tanaman (cabang dan

ranting) dirumpuk/kumpul secara

teratur.

Sisa tanaman yang telah dirumpuk

dibersihkan dari areal penanaman

sehingga tidak mengganggu

pekerjaan lain.

- Pemberantasan Gulma

Pemberantasan gulma dilaksanakan

dengan menyemprot seluruh gulma

yang tumbuh dan menggunakan

herbisida.

Penyemprotan agar dikelola sebaik

mungkin dengan sasaran tingkat

kematian gulma mencapai minimal

90% dan dipastikan penyemprotan

tidak sampai melewati batas areal

sempadan sungai.

Penyemprotan ulang dilaksanakan

21 hari sesudah pelaksanaan

14

Page 15: Documentui

penyemprotan sebelumnya untuk

memberantas sisa gulma yang

belum mati.

5.4 Menanam dan Membangun kacangan

Setelah selesai pengolahan tanah, pekerjaan selanjutnya

adalah menanam dan membangun kacangan :

5.4.1 Kegiatan menanam dan membangun kacangan

harus          didahului dengan pemancangan dan

pembuatan jalur          tanaman kacangan.

5.4.2 Jenis penutup tanah kacangan:

- Pueraria javanica (PY) = 5 kg/ha

- Colopogonium muconoides (CM)

- Mucuna sp.

- Mucuna brachteata

5.4.3 Penutup tanah konvensional menggunakan campur

an  kacangan :

- Pueraria javanica (PY) = 5 kg/ha

- Colopogonium muconoides (CM) = 4 kg/ha

- Centrosema pubescens (CP) = 4 kg/ha

- Mucuna sp. = 4 kg/ha, khusus untuk area TU

kelapa sawit.

5.4.4 Penutup tanah diareal mekanis dan khemis

menggunakan penutup tanah tunggal, dengan jenis

Mucuna brachteata sebanyak 500 s/d 650 st/ha.

5.4.5 Jarak Tanam

a. Penutup Tanah Campuran

- Areal rata ditanam dalam 4 larikan atau 4 barisan

tugal pergawangan. Larikan atau barisan tugal I

dan IV berjarak 1,5 m dari barisan tanaman.

- Areal piringan ditanam didalam lobang tungalan

dengan 4 barisan tugal dengan jarak tugalan 5-30

cm.

15

Page 16: Documentui

- Mucuna sp. ditanam rapat di kiri kanan rumpukan

dengan jarak tugal 50 cm.

b. Penutup Tanah Tunggal

Penanaman Mucuna brachteata ditanam 2 baris setiap

gawangan jarak barisan Mucuna brachteata 2 meter

dari barisan tanaman dan jarak titik tanam Mucuna

brachteata dalam barisan 5 meter.

5.4.6 Cara Penanaman

a. Penutup Tanah Campuran

- Kacangan campuran yang akan ditanam harus

memiliki daya kecambah ≤ 80 %, yang

pengujiannya dilaksanakan pada saat penerimaan

biji kacangan.

- Teknis pengujiannya dilakukan dengan mengambil

sampel masing-masing 100 butir secra acak dan

mengecambahkan didalam petrish dengan media

tissue basah, selama 2 minggu kemudian dihitung

persentase biji yang berkecambah.

- Sebelum penanaman ketiga jenis kacangan

ditambah dengan pupuk RP 22 dengan

perbandingan 1:1, kemudian dicampur merata.

- Campuran tersebut diatas ditaburkan kedalam larika

n/ tugalan dan ditutup dengan tanah. Mucuna sp.

ditanam di kanan kiri rumpukan batang kelapa

sawit, dengan lubang tugalan sebanyak 3-4 butir

dan ditutup dengan tanah.

b. Penutup Tanah Tunggal

- Sebelum penanaman dibuat lubang dengan ukuran

20 x 20 x 20 cm.

- Pembukaan plastic polybag dilakukan dengan hati-

hati sehingga tanahnya tidak pecah.

16

Page 17: Documentui

- Tanaman stek Mucuna brachteata dimasukkan ke

dalam lubang dalam posisi miring atau dibaringkan

kemudian lubang ditutup dengan tanah.

-

5.4.7 Pemeliharaan Penutup Tanah

a. Pemupukan

- Satu bulan setelah penanaman kacangan campuran,

dipupuk dengan pupuk RP dosis 100 kg/ha dengan

cara ditabur merata diatas kacangan.

- Satu bulan setelah penanaman kacangan Mucuna

brachteata dipupuk dengan NPK 15.15.6.4 dosis 10

gram per pohon.

b. Penyiangan

- Pembangunan penutup tanah 

mulai dilaksanakan 2 (dua) Minggu setelah

kacangan ditanam sampai dengan berumur 6 (enam)

bulan, dengan penyiangan P1/2M (6 Rotasi) selama

3 bulan dan P1/3M (4 Rotasi) selama 3 bulan.

- Penyiangan dilaksanakan dengan menggunakan alat

garuk/cangkul.

- Pada kondisi tertentu dimana penyiangan tidak

dapat dilaksanakan secara manual, dapat dilakukan

dengan khemis.

- Khusus areal rendahan yang penyiangannya tidak

dapat dipertahankan P1,dapat di degradasi menjadi

P3/P4 dengan persetujuan Direksi.

c. Penyisipan

Tanaman kacangan yang ditumbuh/mati agar segera

disisip.

5.5 Pembuatan Jalan

5.5.1 Bersamaan dengan persiapan lahan di areal tanaman

baru (TB) dibangun jalan baru, di areal TU/TK

17

Page 18: Documentui

dilakukan penambahan atau perbaikan jalan dan

disain ulang sesuai dengan kebutuhan.

5.5.2 Jenis dan ukuran badan jalan :

a. Jalan utama dibuat dengan ukuran lebar = 8 – 10 m,

ditambah dengan parit di kiri dan kanan jalan

selebar 100 – 120 cm.

b. Jalan produksi dibuat dengan ukuran lebar 5 – 7 m

dengan parit di kiri dan kanan jalan selebar 60 – 80

cm.

c. Jalan blok/control dibuat dengan ukuran lebar 3 - 4

m dengan parit di kiri dan kanan jalan selebar 40 –

60 cm.

5.5.3 Pada daerah tanjakan, pada parit kiri-kanan jalan

dibuatkan jebakan air (watertrap).

5.5.4 Seluruh ruas badan jalan harus dibentuk cembung

(batok tengkurap) dan dipadatkan dengan Compactor.

Pengerasan jalan dapat disempurnakan pada masa

TBM.

5.5.5 Drainase

a. Pekerjaan pembuatan parit dilaksanakan dengan

manual atau mekanis.

b. Teknis pembuatan parit lihat IK-3.01-17/02.

c. Pembuatan parit disesuaikan dengan kondisi areal

berdasarkan hasil survey.

5.5.6 Wiping Lalang

a. Wiping lalang dilaksanakan dengan cara mengoles daun

lalang dengan mempergunakan sepotong kain yang dibasahi

larutan herbisida glifosat dengan konsentrasi 1 %.

b. Rotasi wiping lalang 1 bulan sekali.

18

Page 19: Documentui

c. Untuk menghindari kontak langsung herbisida dengan tangan

agar menggunakan sarung tangan.

Penyiangan TM Kelapa Sawit

1. Tujuan

Untuk mempertahankan kondisi Tanaman Menghasilkan

Kelapa Sawit bebas dari gangguan gulma sehingga

pertumbuhan tanaman, pemupukan dan proses panen lebih

optimal.

2. Ruang Lingkup

Areal Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.

3. Defenisi

Gulma adalah tumbuhan yang menggangu pertumbuhan

tanaman utama.

4. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai

berikut : Garuk, Cangkul. Babat, Knapsack sprayer, Takaran,

Herbisida, Drum, Air, Masker, Sarung tangan dan Alat

Pelindung Diri (APD).

5. Rincian Intruksi

5.1 Penyiangan (weeding)

5.1.1 Piringan Pohon/Pasar pikul

Piringan/pasar pikul di pelihara 4 rotasi setahun, 3 rotasi dengan khemis1x 3bulan dan 1 rotasi dengan manual. Penyiangan dengan khemis menggunakan herbisida glifosate 480 AS. Untuk meningkatkan efektivitas pemakaian herbisida, dapat ditambahkan dengan Metyl metsulfuron 20%. Khusus untuk TM I pekerjaan piringan pohon dan pasar pikul dilaksanakan dengan 6 rotasi setahun ( 1x2 bulan).

5.1.2 Gawangan

5.1.2.1 Mendongkel seluruh anak kayu dan keladi yang tumbuh digawangan 1x3 bulan .

19

Page 20: Documentui

5.1.2.2 Membabat gulma dapat dilakukan apabila dibutuhkan dengan rotasi 2x1 tahun.

5.1.2.3 Membabat gawangan tidak boleh bersamaan waktunya dengan dongkel anak kayu.

5.1.3 Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

Gulma yang tumbuh di TPH dibabat mepet dengan rotasi 1x2 bulan (6 rotasi setahun) dengan ukuran 3x2 meter.

5.1.4 Untuk Areal Tidak Produktif (ATP), penyiangan tetap dilaksanankan seperti pada tanaman produktif.

5.2 Pemberantasan Lalang

5.2.1 lalang sporadic ringan (1m2 terhadap 1-10 batang) masih dapat

diwiping 1x2 bulan.

5.2.2 lalang sporadic berat yaitu lalang yang tumbuh secara berkelompok

tetapi jarang-jarang (dalam 1m2≤ batang) disemprot dengan hand sprayer.

5.2.3 Dosis glyphosat untuk lalang sporadic ringan 15-20 cc/Ha sedangkan

untuk lalang sporadic berat 25-30 cc/Ha.

5.2.4 satubulan setelah pemberantasan lalang sporadic berat harus diikuti

dengan wiping lalang dengan rotasi 1x1 bulan menggunakan bahan kimia

glyphosat konsentrasi 1% selama 3 bulan dan seterus nya rotasi 1x2 bulan.

5.2.5 Ujung helaian daun yang sudah diwiping dipuutus sebagai

tanda/control.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama Kelapa Sawit

1. Tujuan

Mengendalikan dan menekan perkembangan hama yang

merusak tanaman kelpa sawit

2. Ruang Lingkup

TM dan TBM kelapa sawit

20

Page 21: Documentui

3. Defenisi

3.1 Hama adlah organism yang dapat

merusak/menggangu pertumbuhan dan produksi

tanaman.

3.2 Fogging adalah pengendalian hama dengan cara

pengabutan/pengasapan, menggunakan bahan kimia

insektisida dan alat fulsfog/dynafog, atau sejenisnya.

3.3 Hand picking adalah pengendalian hama dengan

pengutipan secara manual.

3.4 EWS adalah Early Warning Sistem (Sistem

Peringatan Diri).

4. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai

berikut : Insektisida,Sprayer, Plusfog/dynafog, ADP,

BBM, Kantong Plastik, GoniBekas, Ember plastic, air,

Predator, Kotak saang (Gufon).

5. Rincian Intruksi

5.1 Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit

5.1.1 Tentukan pusat perhitungan (telling) dan baris

perhitungan. Pusat perhitungan (Pp) adalah

pohon-pohon dilapangan sebagai titik pusat

perhitungan jumlah Pp setiap blok +/- sama

dengan luas (Ha) blok tersebut (1Pp/Ha) dan

apabila dalam perblok dalam luasan 25Ha

maka jumlah Pp 25 pohon sampel. Poho –

pohon ini berada dalam barisan tertentu yang

disebut Baris perhitungan (Bp), pusat

perhitungan lingkaran I terdiri dari pohon

sampel no: 1 s/d 6 dan pusat perhitungan

lingkaran II terdiri dari pohon sampel no: 7

s/d 18.

21

Page 22: Documentui

5.1.2 Bp dimulai dari baris ke 3 disetiap blok

kemudian dari baris ke 15, selanjutnya

berselang 12 baris ( baris ke

3,15,27,39,51) dengan arah timur barat.

5.1.3 Jumlah Pp (Pusat perhitungan) satu blok

dalam luasan 25Ha sebanyak 25 pusat

perhitungan (Pp 1 s/d Pp 25) sesuai table -1

pada penentuan pohon sampel system EWS

(Sistem Peringatan Dini) terhadap

penegndalian hama Ulat Pemakan Daun

Kelapa Sawit (UPDKS).

5.1.4 Pp 25 jumlah pohon yang diperiksa sebanyak

18 pohon (dalam 18 pohon diambil sampel

sampel 1 pohon), setiap pohon didapatin pada

barisan 49 s/d 53 dan no. pohon 49 s/d 53.

5.1.5 Semua Pp diberi tanda • dibawah No Pp dan

semua Pp lingkaran I diberi tanda , Pp

lingkaran II diberi tanda setiap pohon

yang mengelilingi Pp sebagai pohon yang

akan diamati.

5.1.6 Pp dibatasi sampai 2 lingkaran.

5.1.7 Setiap rotasi perhitungan (Telling) diambil 1

Pp hanya 1 pohon sampel gejala serangan

terbanyak diantara secara bergilir menuruti

arah jarum jam dimulai dari Pp lingkaran I

(No.Pohon 1s/d6) Pp lingkaran II (No.Pohon

7s/d18).

5.1.8 Untuk mempermudah telling dilapangan

masing-masing blok setiap pusat perhitungan

(Pp) 1s/d25 diberi cat warna dan nomor pohon

sesuai dengan gambar tersebut diatas.

5.2 Sarana Perhitungan (telling)

22

Page 23: Documentui

5.2.1 Setiap afdeling mempunyai tim khusus yang

tetap untuk perhitungan (telling) dan tim

khusus untuk Pengendalian.

5.2.2 Peta Pp, peta unit dan formulir isian di

lapangan yang diperlukan.

5.2.3 Rencana kerja (untuk satu minggu) 6 hari

kerja ,penetapan blok-bloknya diatur

menurutn urutan nomor blok yang dibuat oleh

asisten afdeling.

5.3 Cara melakukan perhitungan (telling)

Potongan satu pelepah, ditaksir pelepah yang paling

banyak ulatnya nomor pohon tidak ditentukan , jika

serangan rendah rotasi sesuai arah jarum jam diambil

daun ke 25 pada setiap bulan nya.

6. Jenis ulat yang menggangu tanamna kelapa sawit.

- Tanaman yang masih rendah pelepah tidak perlu

dipotong, semua ulat, kepompong dan telur

dihitung dan dicatat jenis dan ukuran ulat , sesuai

daftar berikut:

- Pada populasi ulat yang tinggi (100-200 ulat/

pelepah) perhitungan (telling 0 dibatasi pada

sebelah pelepah saja,hasilnya dikali 2. Dan bila

populasi >200 ulat/pelepah, perhitungan nya

(telling) dilebarkan.

- Hasil penghitungan (telling) langsung dibawah

Pp.

- Penghitungan harus dikerjakan oleh petugas yang

sama (tetap) sebelum dan sesudah pemberantasan.

6.1 Rotasi Perhitungan (Telling)

Ada 3 (tiga) macam telling :

6.1.1 Perhitungan Normal (Global Telling)

23

Page 24: Documentui

Berlaku rutin 1x sebulan untuk semua

blok tanpa melihat ada tidaknya

serangan ulat.

Urutan blok global telling harus diatur

cermat. Blok-blok yang sering

terserang harus lebih mendapat

perhatian dan dicatat dalam peta

serangan.

6.1.2 Perhitungan Ulang (Her Telling), adalah

perhitungan setelah dilaksanakan

pemberantasan dilakukan 2 x yaitu pada hari

ke-3 dan 2 minggu sesudah penyemprotan ,

untuk mengetahui angka kematian

(morfalitas) ulat dan perkembangan nya

sesudah 2 minggu kemudian.

6.1.3 Perhitungan Khusus (Efektif Telling)

Perhitungan ini perlu dilakukan apabila

perhitungan normal di curigai hasilnya.

Telling ini terbatas pada blok/kompleks yang

dicurigai saja, blok/kompleks tersebut harus

digambarkan terlebih dahulu dalam peta

terhitung dan dilaksanakan isolasi pada

piringan areal yang dicurigai. Cara ini lebih

intensip dengan pelaksanaannya sebagai

berikut :

A. Kerapatan Pp diperbanyak menjadi 2

Pp-4 Pp dengan merapatkan interval,

misalnya jarak Pp selang 6 pohon

dengan jarak Bp selang 6 baris.

B. Mempercepat rotasi penghitungan

menjadi 2 minggu sekali, bila serangan

24

Page 25: Documentui

ulat masih pada tingkat ringan dan

sedang.

6.1.4 Batas Kritis

Criteria tingkat serangan ulat api dan ulat

kantong :

Jenis UlatTingkat Serangan (Rata-Rata Ulat Per Pelepah)

Ringan Sedang BeratUlat Api < 5 < 10 > 10

Ulat Kantong < 3 < 8 > 8

Table. 3 Tingkat serangan ulat perpelepah.

Tindakan pemberantasan ulat dengan khmis

dilakukan apabila angka kerapatan ulat

mencapai tingkatserangan sedang.

Gambar.3 Telur Ulat Api

7. Ulat bulu yang menyerang tanaman kelapa sawit dapat

dikenali beberapa jenis, antara lain :

7.1 Jenis ulat bulu Dasychira inclusa Walker, dengan

cirri-ciri:

- Ulatnya berbulu banyak, berwarna kkelabu

merah kecoklatan.

- Pada punggung terdapat 4 rumpun bulu halus

yang sangat rapat, dekat kepala 2 rumpun

bulu panjang menghadap kedepan.

25

Page 26: Documentui

- Ulat memakan daun pada malam hari dan

siang hari bersembunyi pada pangkal

pelepah, atau pada lipatan daun mua yang

belum membuka sempurna.

- Tingkat populasi kritis 5-10 ulat/pelepah.

- Siklus hidupnya 51-57 hari dengan tahapan;

telur 8-9 hari, ulat 36-40 hari, kepompong 8

hari.

- Pengendalian nya dapat dilakukan dengan

mengutip ulat, atau penyemprotan dengan

Insektisida.

7.2 Jenis ulat bulu Amathusia phidippus L, dengan cirri-

ciri :

- Ulat berwarna hijau muda, panjang bias

90mm, berbulu halus seperti kapas, pada

bagian kepala terdapat 2 tanduk meruncing

dan mempunyai 2 ekor.

- Ulat ini sering di jumpai merusak daun pada

bibik dan tanaman dilapangan.

- Tingkat populasi kritis 2-5 ekor/pelepah

- Siklus hidupnya berlangsung 60 hari dengan

tahapan; telur 8 hari, ulat 40 hari,

keponmpong 12 hari.

- Pengendalian yang efektif dengan pengutipan

ulat atau penyemprotan insektisida.

26

Page 27: Documentui

2.3 Uraian Tugas Afdeling

2.3.1 Tugas Asisten Afdeling

1. Menjamin bahwa The Winning Formula dimengerti,

diterapkan dan dipeihara di seluruh mandor – mandor

di afdeling masing – masing.

2. Membuat Rencana Pemeliharaan Rutin

TU/TB/Konversi dan pemakaian alat-alat/bahan-bahan

untuk produksi dan pemeliharaan rutin serta proses

panen di tanaman dan mengajukan kepada Askep untuk

di evaluasi sesuai RKO yang dibutuhkan setiap bulan.

3. Melaksanakan pengawasan Pemeliharaan Rutin

Tanaman / TU / TB / Pembibitan serta proses panen

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

4. Memaximalkan potensi produksi.

5. Memeriksa / menguji proses panen dan proses

pemeliharaan serta mencatat hasilnya.

6. Mengevaluasi realisasi kerja yang berhubungan dengan

pemeliharaan, produksi, tanaman, tenaga kerja, perlatan

serta bahan – bahan kimia yang dibutuhkan.

7. Menjamin bahwa penempatan tenaga kerja sesuai

dengan pelatihan yang diperolehnya.

8. Menandatangani seluruh arsip di afdeling yang

berhubungan dengan pemeliharaan, produksi, serta

tenaga kerja.

9. Mempersiapkan agenda pada tinjauan manajemen yang

berhubungan dengan proses pemeliharaan & produksi.

27

Page 28: Documentui

10. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan pemborong

tanaman.

11. Membuat permintaan bahan – bahan dan alat termasuk

tenaga kerja serta mengajukan pembuatan PPAB ,

DPBB yang dituangkan dalam PTB.

12. Membantu Askep dalam pemeliharaan dan pengajuan

bahan – bahan serta alat – alat yang masuk ke Kebun.

13. Memelihara seluruh dokumen PL , PM serta IK yang

ada di afdeling.

14. Lain – lain yang ditugaskan oleh Manajer.

2.3.2 Tugas Mandor I Afdeling

1. Menjamin bahwa The Winning Formula telah

disosialisasikan dengan baik kepada seluruh personil.

2. Mengikuti rencana kerja yang telah dituangkan dalam

RKO.

3. Menjamin bahwa semua aktifitas pemeliharaan dan

panen ditanaman dilaksanakan sesuai dengan prosedur

mutu SM-PN3 yang ada.

4. Menjamin semua dokumen-dokumen yang ada pada

afedling termasuk IK,SI,SE dan catatan-catatan mutu

lainnya.

5. Mengidentifikasi dan mampu telusur semua aktifitas

yang berhubungan dengan panen dan pemeliharaan

ditanamanan afdeling dibawah pengawasannya.

6. Melakukan Kap Speksi dan melaporkan hasilnya

kepada Asisten Afdeling yang bersangkutan.

7. Melakukan pemeriksaan dan pengujian dalam proses

pemeliharaan panen dan produk akhir pada

pemeliharaan dan panen.

8. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan rutin tanaman,

TU/TB,konversi/Pembibitan dan proses panen sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

28

Page 29: Documentui

2.3.3 Tugas Krani Afdeling

1. Menjamin bahwa The Winning Formula telah

disosialisasikan dengan baik kepada seluruh personil.

2. Memelihara semua dokumen-dokumen yang ada pada

afdeling IK, SE,SI dan catatan mutu lainnya.

3. Mendokumentasikan semua aktivitas administrasi

pemeliharaan panen ditanaman dilaksanakan sesuai

dengan prosedur mutu yang ada.

4. Membantu Asisten membuat RKAP,RKO,PTB,PTK,A

U-58,AU-20, dan pembayaran gaji/upah karyawan.

5. Membagi Catu Beras karyawan.

6. Mengerjakan PB-10, AU-29, LM Pemeliharaan,LogBo

ok Pemeliharaan.

7. Mengerjakan Kartu Gudang,Kartu Berobat,Buku

Catu,Buku Haid (H1), Buku PP,Buku Inventaris alat-

alat afdeling.

8. Mengambil alat dan bahan ke gudang.

9. Mencatat dan menghitung bahan/alat yang yang

diterima/dikeluarkan afdeling.

10. Mengisi laporan pemupukan.

29

Page 30: Documentui

BAB III

PELAKSANAAN PKL

3.1 Uraian Kegiatan PKL

Adapun tahap-tahap kegiatan PKL yang dilakukan di lapangan

adalah:

1) Kamis, 01 Agustus 2013

Melapor kebagian APK dan pembagian jadwal selama PKL, di

kantor kebun. Dan mendapatkan pengarahan dari APK,

kemudian perkenalan dengan Asisten kepala rayon A dan

Asisten kepala rayon B, beserta dengan staff dan pegawai kantor

kebun.

2) Jumat, 02 Agustus 2013

Pengambilan data – data yakni mengenai Latar Belakang dan

Sejarah Kebun Aek Torop di kantor DCC, dan Areal Statement

di kantor produksi.

3) Sabtu, 03 Agustus 2013

Menunggu keputusan dari Asisten kepala rayon A dan Asisten

Kepala rayon B untuk praktek kelapangan, serta membagi

kelompok menjadi dua bagian.

4) Senin, 05 Agustus 2013

Pengambilan data administrasi kebun Aek Torop di Kantor

Kebun di Afdeling I dan di afdeling IV berkenalan dengan

asisten kebun.

5) Selasa ,06 Agustus 2013

Kelapangan untuk mempelajari dan mempraktekkan cara

pengendalian gulma secara chemis dan mendongkel anak kayu

30

Page 31: Documentui

di Afdeling IV dan di Afdeling I mempelajari dan

mempraktekkan cara pemanenan dan pemeliharaan tanaman

kelapa sawit.

6) Senin, 12 Agustus 2013

Kegiatan yang dilakukan di afdeling I yaitu penunasan pada

tanaman kelapa sawit dan di Afdeling IV pemanenan di areal

tidak produktif (ATP) tetapi masih dapat diproduksi.

7) Selasa, 13 Agustus 2013

Mempelajari kriteria TBS yang disebut matang panen

F.00,F.0,F.1,F2.3,F4.5 di Afdeling IV dan mempelajari cara

pemanenan kelapa sawit di Afdeling I.

8) Rabu, 14 Agustus 2013

Mempelajari cara menghitung hasil pemeriksaan (kap speksi) di

Afdeling IV dan mempelajari cara penyemprotan chemis di

Afdeling I.

9) Kamis, 15 Agustus 2013

Mempelajari proses pemupukan pada tanaman belum

menghasilkan (TBM) di Afdeling II dan mempelajari teori

analisis daun di Afdeling IV.

10) Jumat, 16 Agustus 2013

Kelapangan untuk mempelajari cara memanen tanaman kelapa

sawit di Afdeling II dan mempraktekkan cara menganalisa daun

dan mempelajari hama dan penyakit tanaman kelapa sawit.

11) Senin, 19 Agustus 2013

Menentukan jadwal program kerja ke pabrik kelapa sawit (PKS)

dengan APK.

3.2 Kesulitan/Hambatan Pelaksanaan PKL

31

Page 32: Documentui

Adapun kesulitan yang sering dijumpai selama melaksanakan

PKL :

Pembibitan tanaman Kelapa Sawit tidak dilakukan di kebun

Aek Torop sehingga penulis tidak dapat melihat secara

langsung proses pembibitan pada tanaman Kelapa Sawit.

Tidak melakukan penelitian langsung ke dalam PKS

disebabkan banyaknya TBS yang belum diolah dikarnakan

libur lebaran.

Keadaan jalan yang kurang baik akibat hujan sehingga agak

sulit menuju beberapa afdeling dikarenakan jalan sangat

becek dan licin.

Banyaknya debu di jalan membuat penglihatan sedikit

terganggu dan debu yang berada di tanah membuat keadaan

pada saat berkendara tidak seimbang.

Kurangnya alat yang mendukung kegiatan PKL sehingga

dilapangan kesulitan untuk melakukan kegiatan.

Adanya ketidaksesuaian teori yang dipelajari dengan kondisi

yang terjadi dilapangan.

32

Page 33: Documentui

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pemeliharaan Tanaman

Dalam kegiatan pemeliharaan tanaman di perkebunan Aek Torop

ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu :

4.1.1 Pemupukan

Bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan. Ada 2

cara pemupukan yaitu, manual circle dan chemical strip

weeding. Secara manual circle dilakukan dengan membuat

saluran melingkar disekitar pohon dengan jarak sesuai umur

tanaman, setelah pupuk ditaburkan maka pupuk ditutup

kembali dengan tanah. Pemupukan denegan cara chemical

stirp weeding dilakukan dengan meletakkan pupuk diluar

jarak 1-1,5 m dari barisan tanaman.

Pemupukan yang biasa diterapkan sebagai berikut:

- Pupuk ditaburkan disekeliling pohon dengan jarak 1-1,5 m

dengan membuat saluran.

- Pupuk ditaburkan dengan sistem tapak kuda.

- Pupuk ditaburkan dan dilarikkan antara pohon kelapa sawit

yaitu 1,5 m dari pohon dan dibenam dalam tanah.

- Pupuk ditaburkan diantara larikan dan barisan.

Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah sebagai berikut:

- TSP : 250 gr/pohon

- Kistrit :150 gr/pohon

- Urea : bulan I :100gr/pohon

33

Page 34: Documentui

bulan II :250 gr/pohon

bulan III : 500gr/pohon

- MOP : 150 gr/pohon

- Dolomit : 500 gr/pohon

4.1.2 Penyiangan

Tujuan penyiangan adalah untuk mempertahankan

kondisi tanaman menghasilkan kelapa sawit bebas dari

gangguan gulma sehingga pertumbuhan tanaman,

pemupukan dan proses panen lebih optimal. Adapun alat dan

bahan yang digunakan dalam proses penyiangan adalah

garuk, cangkul, babat, knap sock sprayer, takaran, herbisida,

drum, air, masker, sarung tangan, APD.

4.1.2.1Penyiangan piringan pohon atau pasar pikul

Penyianagan dilakukan dengan cara chemis

menggunakan herbisida glifosat 480AS untuk meningkatkan

efektifitas herbisida dapat ditambah dengan Thetyl

Metsulfuron 20%. Pekerjaan piringan pohon dan pasar pikul

dilaksanakan dengan 6 rotasi pertahun (1x2 bulan).

4.1.2.2Penyiangan Gawangan

Kegitan yang dilakukan dalam penyiangan gawangan

adalah:

- Mendongkel anak kayu dan keladi yang tumbuh di

gawangan dengan rotasi 1x3 bulan.

- Membabat gulma di gawangan dengan rotasi 2x1

tahun.

4.1.2.3Penyiangan TPH

Gulma di TPH dibabat kandas dengan rotasi 1x2

bulan dengan ukuran 3x2 meter

34

Page 35: Documentui

4.1.3Pemanenan

Kriteria matang panen adalah brondolan yang telah

lepas dari tandan dan jatuh secara alami di piringan pokok.

KEMATANGAN

PANEN

RENDAMEN

MINYAK (%)

KADAR

ALB(%)

Buah mentah 14-18 1,6-2,8

Agak matang 19-25 1,7-3,3

Buah matang 24-30 1,8-4,9

Buah lewat

matang

28-31 3,8-6,1

Tabel 4 Hubungan antara kematangan panen dengan

rendamen minyak dan ALB

4.1.2 Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit

adalah Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit,Ulat Api,Ulat

Kantong, Ulat Bulu, Kumbang Badak, Tikus, Babi, Gajah.

a. Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS)

- Gejala

Ulat memakan daun kelapa sawit sehingga daun

menjadi berlubang. Jika serangan terlalu parah, dalam

satu pelepah kemungkinan daun bisa habis dimakan oleh

ulat tersebut.

35

Page 36: Documentui

Gambar.7 Ulat Api (UPDKS)

- Pengendalian

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan

menyemprotkan insektisida ke bagian yang diserang.

b. Ulat Bulu

- Gejala

Ulat memakan daun pada malam hari dan siang

hari bersembunyi pada pangkal pelepah atau pada lipatan

daun muda yang belum membuka sempurna.

- Pengendalian

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan

mengutip ulat atau penyemprotan dengan penyemprotan

insektisida.

c. Kumbang Badak

- Gejala

Kumbang Badak menggigit dan merusak batang

kelapa sawit.

36

Page 37: Documentui

Gambar.8 Serangan Kumbang Badak

- Pengendalian

Laksanakan telling hama Oryctes rhinoceros

terlebih dahulu untuk menentukan areal yang akan

dilakukan pengendalian secara khemis. Pada areal TBM

menggunakan insektisida atau (granuler) yang bersifat

sistemik dan slow realase. Taburkan insektisida pada

pangkal pelepah yang termuda sebanyak 5 gram/pohon

dengan rotasi 3 minggu.

d. Tikus

- Gejala

Gejala serangan pada tanaman menghasilkan,

tikus memakan buah-buah yang masih muda dan

membawa buah yang berondol kedalam sarangnya.

- Pengendalian

Seluruh pohon yang telah diserang tikus diberi

tanda berupa pancang dan bendera plastic warna orange.

Untuk mendapatkan gambaran tentang intensitas dan

penyebaran serangan tikus, areal yang telah diserang

dipetakan. Pemberantasan tikus dilaksanakan dengan

pemberian racun tikus sebanyak 2 butir pada setiap

pohon yang telah diserang, diletakkan di pinggiran

37

Page 38: Documentui

pohon(pekerja diharuskan memakai sarung tangan supa

tidak tercium bau manusia).

e. Babi

- Gejala

Umumnya menyerang dalam jumlah yang besar

dan menggemari tanaman kelapa sawit yang muda

dengan umur maksimal 2 tahun, dengan memakan umbut

tanaman.

- Pengendalian

       Hama kendalikan dengan perburuan/

penembakandan apabila sangat diperlukan dibuat parit

isolasi yang dalam dan lebar.

f. Gajah

- Gejala

Menghabiskan ribuan batang tanaman kelapa

sawit muda dan meninggalkan kerusakan berat pada

ratusan batang lainnya.

- Pengendalian

Dapat dilakukan dengan memasang perintang-

perintang fisik, parit-parit, pagar kayu atau jebakan-

jebakan.

Penyakit yang sering dijumpai pada kelapa sawit adalah Tajuk

Mahkota, Busuk Pucuk, Busuk Pangkal Batang.

a. Tajuk Mahkota

- Gejala

Daun – daun tajuk membengkok. Anak daun bersatu

(menguncup) sepanjang tangkai (tidak membuka). Daun

38

Page 39: Documentui

mengering atau membusuk dibagian pelepah yang

melengkung.

- Pengendalian

Dapat dilakukan dengan pemotongan dan

pembuangan pelepah yang terserang, kemudian dikumpulkan

dan dibakar dibadan jalan.

b. Busuk Pucuk

- Gejala

Pelepah muda tidak mau berkembang dan bentuk

seperti lombak, berwarna kuning kecoklatan. Jika serangan

msampai meluas, pucuk dan beberapa daun muda layu,

kering dan patah, bagian ini sangat mudah dicabut dengan

tangan dan tapak pada bagian pangkal pucuk sudah

membusuk. Tanaman yang sudah terserang berat, jika

dibongkar dan dibelah akan tampak jaringan yang sudah

membusuk dan bau.

- Pengendalian

Pencegahan penyakit ini, yaitu dengan cara

menghindari banjir dengan membuat atau memperbaiki

drainase, menghindari serangan hama Oryctes rhinoceros.

Tanaman yang sakit dibongkar, diletakkan di gawangan agar

cepat hancur oleh sinar matahari.

c. Busuk Pangkal Batang (Ganoderma)

Gejala

Tanaman tampak seperti kekurangan air dan unsure

hara,pucuk layu. Pucuk pelepah yang baru tidak mau

membuka, berkumpul 2 – 3 pelepah dipucuknya. Pelepah

daun tua berpatahan dan menggantung diikuti oleh daun yang

lebih muda, selanjutnya terbentuklah badan buah cendawan

Ganoderma sp. Dibagian pangkal buah.

39

Page 40: Documentui

- Pengendalian

Sampai dengan saat ini belum diketahui cara pasti

pengendaliannya. Upaya untuk menekan laju perkembangan

Ganoderma pada areal Pembibitan, TU/TK dan TBM dapat

diberikan Bio Fungisida Gremi – G (bahan aktif Jamur

Trichoderma sp).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sistem penggajian Karyawan PTPN III KATOR berpedoman

pada Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) dari direksi dan

didasarkan pada golongan karyawan serta berdasarkan prestasi

kerja karyawan yaitu premi dan lembur .

Karyawaan KATOR memperoleh fasilitas-fasilitas kerja seperti:

Perlengkapan Kerja, Perumahan, Jaminan Kesehatan, APD, dll.

5.2. Saran

Sebaiknya dilakukan perbaikan jalan di areal perkebunan agar

tidak sulit untuk menuju ke dalam maupun keluar Kantor

Kebun.

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kerja di lapangan,

sebaiknya pekerja menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri )

demi menghindari kecelakaan kerja dan menggunakan masker

karena kondisi debu yang sangat banyak di jalan.

40

Page 41: Documentui

Sebaiknya di perkebunan ada lokasi pembibitan agar penulis

lebih mengetahui proses pembibitan di lapangan.

41