tumbuh kembang mandibula
Post on 01-Jan-2016
308 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Perkembangan dan Pertumbuhan Mandibula dan
Temporomandibular Joint
Mandibula
Mandibula merupakan tulang craniofacial yang paling banyak bergerak dan penting, karena
mempunyai fungsi fital mastikasi, memelihara jalan nafas, berbicara, dan ekspresi wajah.
Pada dasarnya, mandiula berbentuk tipis, tulang berbentuk “U” dengan mekanisme
pertumbuhan endochondral pada masing-asing akhir dan berkembang secara intramembran. Baik
sebelum kelahiran dan setelah kelahiran, hanya beberapa persen dari mandibular yang berkembang
secara endochondral, sedangkan yang lain berkembang secara intramembran. Perkembangan dan
pertumbuhan bentuk dari perlekatan otot dan insrsi gigi dikontrol oleh cartilage intrinsic atau factor
osteogenik.
Pada waktu dilahirkan kedua ramus mandibulae yang berasal dari processus mandibularis
belum bersatu, masih terpisah oleh symphysis yang terdiri atas jaringan fibrocartilago dan jaringan
pengkat. Ramus mandibulae pada waktu lahir berbentuk amat pendek dan condylus sama sekali
belum berkembang. Sesudah berumur empat bulan sampai satu tahun, symphysis cartilage ini sudah
mengalami pengapuran menjadi tulang. Pada tahun pertama kelahiran terjadi pertumbuhan aposisi
yang aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral dari mandibula dan condylus mandibula.
Tempormandibular Joint (TMJ)
Saat neonatal, permukaan temporo articular hampir datar, tonjolan dan fossanya sulit
dibedaan, karakteristik bentuk bentuk “S”nya belu terbentuk seperti pada sendi orang dewasa. Selama
perkembangan dari gigi geligi pertama, kedalaman fossa meningkat diikuti dengan pertumbuhan
1
tonjolan yang semakin terlihat. Setelah itu, articular disc yang sejak lahir telah memiliki vascularisasi
yang lengkap, menjadi tidak dilengkapi vascularisasi pada bagain tengahnya. Vascularisasi pada
permukaan superior dari condylus menghilang seiring berjalannya waktu.
Selama masa kanak-kanak, fossa mandibular menjadi semakin dalam dan lekukan dari
eminensia semakin dalam dikarenakan diferensiasi dan resorpsi, kebanyakan deposisi terjadi pada
tonjolan. Data dari penelitian mengindikasikan bahwa daerah pertumbuhan dan remodeling akan
berlanjut, tetapi pertumbuhan dan remodeling dari tulang terjadi di seluruh bagian tubuh.
Walaupun wilayah pertumbuhan dari intramembranous osifikasi jelas, beberapa peneliti
mengambarka fngsi dari endochondral seperti mekanisme pada pertumbuhan eminensia pada manusia
dianalogikan untuk mekanisme pertumbuhan pada condylus. Kartilago berada pada daerah dimana
adanya tekanan tetapi pertumbuhan tulang masih dala proses.
Penelitian tentang diubahnya fungsi mandibular pada pertumbuhan hewan jelas
mengindikasikan behwa sendi dari bagian temporal adalah responsive dengan condylus.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara oklusi dan sendi dengan keseluruahan
morfologi craniofacial selama pertumbuhan bergantung pada hubungan occlusal yang tidak merubah
morfologi sendi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman dari fossa mandibula adalah tooth
wear, kehilangan gigi penait periodontal, dan fraktur.
1. Mekanisme Tumbuh Kembang Kondilus
Pada waktu dilahirkan kedua ramus mandibula yang berasal dari processus mandibularis
belum bersatu satu sama lain dan masih terpisah oleh simfisis yang terdiri atas jaringan fibrokartilago
dan jaringan pengikat. Rami mandibula ini pada waktu lahir berbentuk amat pendek dan kondilus
sama sekali belum berkembang. Sesudah berumur 4 bulan sampai satu tahun maka simfisis kartilago
ini sudah mengalami pengapuran menjadi tulang. Pada tahun pertama dari kelahiran terjadi
2
pertumbuhan aposisi yang aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral dari mandibula dan kondilus
mandibula.
1.1 Pertumbuhan kondilus
Kondilus terjadi atas kartilago hialin yang ditutupi oleh jaringan pengikat fibrosa yang tebal
dan padat. Mandibula pada kondilus tumbuh dengan 2 cara :
1) Kartilago ini mengadakan pertumbuhan interostium dan dari sini digantkan dengan tulang.
2) Pertumbuhan aposisi dari kartilago di bawah jaringan pengikat yang menutupinya yang nanti
dari kartilago terjadi juga penulangan.
Pertumbuhan mandibula pada kondilus dan aposisi dari tepi posterior pada ramus
menyebabkan mandibula bertambah panjang sedangkan pertumbuhan kondilus bersama-sama dengan
pertumbuhan pada alveolus menyebabkan mandibula bertambah tinggi. Aposisi pada permukaan
menyebabkan mandibula bertambah tebal. Akibat dari pertumbuhan mandibula akan terdorong ke
muka dan ke bawah karena mandibula terfikser di artikulasi mandibula.
Resorpsi terjadi pada:
1) Sisi frontal dari ramus mandibula
2) Sisi lingula insisivus
3) Sisi lingula dari processus alveolaris
Pada waktu lahir mandibula dalam keadaan oklusi distal karena posisi janin dalam uterus ibu.
Tiga minggu lahir posisi mandibula menjadi normal.
Pada waktu lahir mandibula mempunyai bentuk:
1) Ramus yang pendek
2) Angulus yang tumpul
3) Kondilus belum jelas, kolum belum jelas
4) Kanalis mandibula terletak pada sisi bawah, dekat basis bawah mandibula
3
Kemudian akan terjadi pertumbuhan seperti yang telah diterangkan di atas sampai semua gigi
geligi keluar dengan lengkap. Jika gigi tunggal mandibula mengalami resorpsi sampai batas foramen
mentalis.
1.2 Peran kartilago kondilus
Kondilus diliputi oleh salah satu dari artikulasi yang komplit pada tubuh. Mandibula adalah
sebuah membran tulang yang memberi bentuk seluruh permukaan, meskipun satu bagian
dikembangkan untuk menangani perkembangan perubahan phylogenetis dan menjadi daerah kondilus.
Kartilago kondilus adalah kartilago kedua yang tidak berdiferensiasi dari embrionik kartilago primer,
yang memberikan kontribusi penting bagi seluruh mandibula.
Perkembangan daerah adaptif pada kondilus penting karena corpus mandibula harus
dipelihara untuk menjalankan juxtanposition ( tindakan menempatkan objek berdampingan ) dengan
dasar tulang tempat artikulasinya. Kondilus dan ramus harus beradaptasi terhadap banyaknya
kebutuhan fungsionil yang ditempatkan di daerah tersebut.
Selama beberapa tahun, kartilago kondilus dianggap pusat pertumbuhan tulang dan
pengontrol keseluruhan pertumbuhan. Mandibula berfungsi lebih dari normalnya jika kondilus tidak
ada, maka kondilus tidak berperan sebagai pusat kontrol pertumbuhan yang utama. Perkembangan
jaringan ikat menyebabkan mandibula ke depan dan menurun ketika perkembangan kondilus mengisi
celah yang dihasilkan untuk memelihara kontak dengan basiskranium.
Dibanding dengan kartilago lainnya, kartilago kondilus bereaksi lebih cepat dengan
permulaan yang lambat di luar faktor mekanis. Kondilus tidak sepenuhnya mempengaruhi
pertumbuhan mandibula. Pertumbuhan mandibula ditetapkan oleh faktor-faktor selain mandibula –
otot, pertumbuhan maksila dan
lainnya.
Kesimpulan, kondilus
mempunyai peran penting dalam
4
perkembangan mandibula, karena letaknya, dan kebutuhan remodelling yang luas. Meskipun kartilago
kondilus adalah kartilago sekunder, namun kartilago ini memainkan peranan beberapa peran dalam
translasi mandibula. Pada saat yang sama, percobaan pada hewan dan studi klinis pada manusia
menunjukan bahwa kartilago kondilus berresponsi ketika mandibula direposisi dengan tujuan tertentu
pada saat pertumbuhan.
2. Mekanisme Pertumbuhan dan Perkembangan Dagu
Berbeda dengan maxilla, aktifitas endokondral dan periosteal penting dalam
pertumbuhan mandibula. Kartilago menutupi permukaan kondilus mandibularis pada
temporomandibular joint. Walaupun kartilago tersebut tidak seperti kartilago pada lapisan
epiphyseal atau synchondrosis tetapi hyperplasia, hypertrophy, dan penggantian
endochondral terjadi disana. Area yang lainnya pada mandibula tumbuh dan dibentuk oleh
permukaan langsung dan remodeling.
Jika cranium adalah area yang dimaksud, dagu bergerak ke bawah dan ke depan.
Tempat pertumbuhan yang penting pada mandibula adalah permukaan posterior dari ramus
5
dan kondilar dan processus coronoid. Ada sedikit perubahan sepanjang bagian anterior
mandibula.
Sebagai tempat pertumbuhan dagu hampir termasuk tidak aktif. Dagu ditranslasikan
ke bawah dan ke depan. Sebenarnya pertumbuhan terjadi pada kondilus mandibularis dan
sepanjang permukaan posterior ramus. Badan mandibula bertumbuh lebh panjang pada
bagian aposisi periosteal dari tulang pada permukaan posteriornya, sementara ramus tumbuh
lebih tinggi dengan cara pemindahan endochondral pada kondilus dibarengi dengan
remodeling permukaan. Konsepnya, mandibula terlihat tertlanslasi ke bawah dan ke depan,
pada saat yang bersamaan akan meningkatkan ukuran dengan cara bertumbuh ke atas dan ke
belakang. Translasi terjadi kebanyakan pada saat tulang berpindah ke bawah dan ke depan
sejalan dengan menempelnya jaringan lunak dimana jaringan lunak tersebut menempel pada
tulang tersebut.
Tidak ada contoh yang lebih baik dari perubahan bentuk resorbsi selain pergerakan ke
belakang dari ramus pada mandibula. Mandibula tumbuh lebih panjang pada bagian aposisi
dari tulang yang baru pada permukaan posterior ramus. Pada saat yang bersamaan, jumlah
yang banyak dari tulang dipindahkan dari permukaan anterior ramus. Pada intinya, badan dari
mandibula bertambah panjang sejalan dengan pindahnya ramus dan deposisi tulang pada
permukaan posterior. Pada pemeriksaan yang pertama, bisa saja kita mengira bahwa pusat
pertumbuhan terjadi di suatu tempat di bawah gigi, sehingga dagu dapat bertumbuh lebih
jauh ke depan dari ramus. Namun, hal tersebut tidak mungkin karena tidak ada pertumbuhan
kartilago dan tulang interstisial. Tetapi terjadi perubahan pada ramus. Dulunya permukaan
merupakan pusat dan secepatnya dapat berubah menjadi permukaan anterior ketika terjadi
perubahan bentuk.
6
Pada masa pertumbuhan, ramus terlatak pada tempat dimana M1 mengalami erupsi.
Perubahan bentuk yang progresif pada posterior menciptakan tempat untuk M2 dan kemudian
untuk erupsi percontohan dari gigi molar permanen. Seringnya pertumbuhan ini berhenti
sebelum tempat yang cukup disediakan untuk erupsi M3, yang mana memberikan efek pada
ramus.
3. Mekanisme Tumbuh Kembang Ramus
Penambahan tulang baru yang disediakan oleh condilus menghasilkan satu pergerakan pertumbuhan
yang dominan (translasi) dari mandibula secara keseluruhan. Bagian tepi posterior dari ramus ,
penghubung (conjuction) dengan condilus, juga melalui satu pergerakan pertumbuhan (cortical drift)
yang mengikuti bagianposterior dan lateral. Pada waktu dilahirkan kedua ramus mandibula yang
berasal dari processus mandibularis belum bersatu satu sama lain dan masih terpisah oleh
simfisis yang terdiri atas jaringan fibrokartilago dan jaringan pengikat. Rami mandibula ini
pada waktu lahir berbentuk amat pendek dan kondilus sama sekali belum berkembang.
Sesudah berumur 4 bulan sampai satu tahun maka simfisis kartilago ini sudah mengalami
pengapuran menjadi tulang. Pada tahun pertama dari kelahiran terjadi pertumbuhan aposisi
yang aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral dari mandibula dan kondilus mandibula
Kombinasi dari pertumbuhan condylar dan ramus menghasilkan :
1) Suatu perubahan posisi (mundur) dari seluruh ramus (perbatasan tepi anterior mengalami
resorbtif), dengan demikian perpanjangan dari mandibular body terjadi secara bersamaan.
2) Displacement corpus mandibula kea rah anterior
3) Pemanjangan vertical dari ramus dimana sebelumnya telah terjadi perubahan mandibula
4) Pergerakan artikulasi selama perubahan pertumbuhannya
7
Tulang ramal menjadi bagian belakang tubuh mandibula. Daeah posterior molar akan bergerak
ke depan ke daerah premolar dan kaninus. Hal ini berarti terbentuknya ruang tambahan untuk erupsi
gigi-gigi molar, yang ketiganya berasal dari pertemuan ramus dan tubuh. Pergeseran ke depan dan
perpindahan ramal ke belakang akan memanjangkan daerah molar mandibula.
Pada saat ramus tumbuh dan menetap kembali pada bagian posterior , tuberositas lingual tumbuh
dengan tepat dan pindah ke bagian posterior sehingga menyamai letak tuberositas maxillaris.Pada
umumnya pergerakan pertumbuhan mandibula dilengkapi oleh perubahan yang terdapat pada
maxilla. Saat maxilla berpindah ke bagian anterior dan inferior , terjadi perpindahan mandibula
secara bersamaan kea rah yang sama.
Area muscle attachment pada ramus memainkan suatu peranan penting pada penempatan remodeling
dan cortical yang berperan dalam pergerakan arah mandibula ke bawah dank e atas. Area muscle
attachment pada prosessus coronoidea dan daerah gonial tersebut menjadi sepenuhnya dibedakan
sebagai respons atas perkembangan dan pemfungsian dari muscle attachment yang terdapat di
dalamnya. Melalui eksperimen, telah diperlihatkan bahwa daerah ini tidak berkembang dengan baik
jika otot-otot berpindah dengan sangat cepat atau jika saraf dan pembuluh yang berada pada otot-otot
ini dipotong.
Mandibula terlihat “tumbuh” pada satu arah gaya ke atas dank e bawah. Hal ini menyebabkan satu
masalah penting pada treatment analisis. Sebenarnya pertumbuha n itu terjadi pada berbagai arah.
Umumnya suatu pertumbuhan cenderung kea rah superior dan posterior. Tapi displacement secara
8
bersamaan pada keseluruhan mandibula terjadi secara berlawanan (anterior dan inferior) , tanpa
memperhatikan berbagai macam arah pertumbuhan , remodeling, dan local drift.
4. MEKANISME TUMBUH KEMBANG CORPUS MANDIBULA
Mandibula neonatal
Mandibula orang dewasa
9
Pertumbuhan corpus mandibula sejalan dengan pertumbuhan ramus
mandibula,apabila ramus mengalami pertumbuhan maka corpus juga mengalami
pertumbuhan.Pertumbuhan corpus mandibula membentuk lengkung pada mandibula dan
merupakan tempat tumbuhnya processus alveolaris.Pertumbuhan dari processus alveolaris
membuat corpus menjadi lebih tinggi.Pertumbuhan corpus mandibula menyesuaikan
pertumbuhan maksilla. Fungsi utama pada displacement corpus yaitu pemanjangan posisi
pada lengkungan mandibular sehubungan dengan pergerakkan pertumbuhan yang
komplementer dari maksila. Saat maksila berpindah ke bagian anterior dan inferior, terjadi
perpindahan mandibula secara bersamaan kearah yang sama.Pertumbuhan corpus terjadi pada
akhir minggu keempat masa prenatal seiring dengan pertumbuhan tulang-tulang wajah.Pada
pertumbuhannya corpus mengalami ossifikasi intramembran.Corpus mandibula ini
pertumbuhannya juga seiring dengan processus alveolaris dan gigi geligi.Semakin banyak
gigi geligi yang tumbuh maka semakin panjang pula corpus. Fungsi utama pada pergeseran
corpus yaitu pemanjangan posisi pada lengkungan mandibular sehubungan dengan
pergerakan pertumbuhan yang komplementer dari maxilla.
Jumlah dan arah pertumbuhan: tinggi, lebar, panjang dan rotasi
4.1. Tinggi
Penambahan tinggi ramus memiliki hubungan erat dengan panjang corpus dan
panjang seluruh mandibula serta percepatan periode pertumbuhan yang serupa dengan
tinggi orang itu sendiri.
Penambahan tinggi prosessus alveolaris sangat berhubungan dengan erupsi.Tinggi
mandibula pada bagian anterior (contoh: mandibular line hinggga incisal edge)
10
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan wajah secara keseluruhan. Oleh karena
itu, tinggi mandibula bagian anterior sangat berhubungan dengan tipe wajah.
4.2 Lebar
Penambahan diameter bigonial dan condylar merupakan suatu fungsi dari
pertumbuhan panjang mandibula secara keseluruhan dan perbedaan mandibula.
Penambahan lebar yang besar terjadi secara sederhana karena mandibula tumbuh
lebih panjang, walaupun terjadi beberapa deposisi periosteal. Pada umumnya
penambahan lebar mandibula diperoleh secara merata dibandingkan penambahan
panjang atau tinggi ramus.
4.3 Panjang
Panjang mandibula dapat diukur dengan dua cara (1) panjang keseluruhan (contoh:
condylion – gnathion) dan (2) panjang corpus (contoh: pogonion-gonion). Kedua
dimensi menunjukkan penambahan yang berhubungan dengan penambahan tinggi
ramus, dan dorongan pada panjang mandibula yang terjadi pada waktu bersamaan
seperti dorongan yang terjadi pada tinggi ramus seseorang.\
4.4 Rotasi
Ketika corpus mandibula berhubungan dengan bagian posterior dari basis cranium,
penambahan tinggi pada wajah di bagian anterior secara signifikan lebih besar
daripada bagian posteriornya, sehingga mandibula terkadang dikatakan berotasi
kearah posterior. Suatu jumlah yang signifikan dari tinggi wajah bagian anterior yang
berlebihan disebabkan oleh penambahan tinggi mandibula bagian anterior. Jadi,
11
prosessus alveolaris pada mandibula dalam keadaan itu lebih tinggi ke arah anterior
daripada daerah molar. Ketika tinggi wajah bagian posterior lebih besar dr keadaan
normal, gigitan cenderung lebih dalam dan mandibula menunjukkan rotasi anterior.
Rotasi merupakan pilihan yang tidak menguntungkan untuk menjelaskan bahwa
perubahan bentuk pada pembentukan tulang yang penting, sulit untuk digambarkan
dan diukur dengan tekhnik chepalometric onvensional. Secara matematis, rotasi tepat
digunakan ketika mempelajari kinemarika pada saat rahang membuka dan menutup,
untuk bentuk mandibula yang tidak berubah selama periode waktu yang singkat.
Panjang korpus secara cephalometrik biasanya didefinisikan sebagai jarak dari
gonion ke anterior yang disebut pogonion, namun gonion mengikuti perubahan ramal
dalam satu arah. Dalam waktu bersamaan, pogonion bergerak maju. Lebih jauh lagi,
definisi cephalometrik korpus dan ramus mengakibatkan perubahan dalam sudut
ramal-corpal (yang disebut 'gonial' sudut), namun hubungan antara korpus mandibula
dan posterior basis cranium merupakan salah satu sudut yang sangat konstan.
Mandibula pada awal kelahiran biasanya memiliki corpus besar, sedangkan
ramus masih dalam perkembangan. Pada corpus mandibula, kuncup gigi ditemukan.
Corpus bertambah tinggi sesuai dengan bentuk prosesus alveolaris dan menguatkan
dasar mandibula. Pertambahan tebal mandibula merupakan reaksi terhadap tekanan
pembengkokan secara mekanik pada mandibula.
12
5. Mekanisme Tumbuh Kembang Prosesus Alveolaris Mandibula
Prosessus alveolaris tidak akan ada apabila gigi tidak ada. Pembentukan prosessus
alveolaris dikontrol oleh proses erupsi gigi dan akan diresorbsi ketika gigi diekstraksi. Gigi
tidak akan tumbuh maju (ke depan) dan bergerak ke bawah secara tepat sesuai dengan letak
mandibula dan maksila. Kemungkinan terjadinya penempatan yang salah / displacement
menimbulkan adanya jarak antar cusp yang kurang sempurna. Maka, processus alveolaris
merupakan bagian penyangga yang penting untuk menjaga agar permukaan-permukaan
oklusal antar gigi pada rahang atas dan rahang bawah tetap pada kontak yang tepat, seiring
dengan diferensiasi mandibula dan pertumbuhan wajah bagian tengah.
Pertumbuhan tulang alveolar seluruhnya bergantung pada keadaan gigi dan erupsi
gigi. Processus alveolaris mulai diresorbsi mengikuti ekstraksi gigi. Resorbsi dapat
diperlambat dengan adanya pengembalian fungsi gigi melelui penempatan dentur yang baik.
Panjang wajah (secara vertikal) merupakan hasil dari pertumbuhan processus alveolaris di
maksila dan mandibula, yang berkaitan erat dengan erupsi gigi.
Pertumbuhan processus alveolaris yang paling aktif terjadi selama erupsi gigi dan
memiliki peranan penting sepanjang initial intercuspation (pembentukan kontak yang tepat
antar cusp). Tahap ini untuk selanjutnya akan menjaga hubungan oklusal selama terjadinya
pertumbuhan vertikal pada mandibula dan maksila. Ketika corpus maksila dan mandibula
sudah selesai dibentuk, maka processus alveolaris akan tumbuh secara vertikal seiring dengan
pertumbuhan oklusal. Peninggian gigi sampai oklusal dibentuk dan dijaga sampai dewasa
(dengan adanya processus alveolaris). Dengan adanya perubahan bentuk yang adaptif dari
13
processus alveolaris, maka memungkinkan adanya pergeseran gigi pada perawatan
orthodontik.
Processus alveolaris berkembang sebagai suatu cekungan yang berperan sebagai
respon perlindungan terhadap erupsi gigi. Processus alveolaris ini akan melapisi bagian atas
dari basal corpus mandibula. Processus alveolaris menambah tinggi dan tebal corpus
mandibula. Hal ini terutama dapat dilihat dengan adanya perkembangan menuju ramus
mandibula. Dengan demikian akan terjadi penyesuaian ketika terjadi erupsi molar tiga.
Pegerakan pada proses orthodontis terjadi pada bagian labil dari tulang alveolar, baik pada
maksila maupun mandibula.
14
top related