tugas, wewenang dan tanggung jawab direksi dan · pdf filepowerpoint templates page 1 tugas,...
Post on 03-Mar-2018
268 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BERDASARKAN UU KUP DAN UUPT
Fred B.G. Tumbuan
Jl. Gandaria Tengah III/8
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130
Telepon : +62 21 722 7736, 722 7737
Fax : +62 21 724 4579, 725 7403
www.tumbuanpartners.com
general@tumbuanpartners.com
Powerpoint Templates Page 2 3 1
UU No. 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU No. 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU
No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
menjadi UU (“UU KUP”)
Pasal 21 UU KUP
Ayat (1)
Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak
atas barang-barang milik Penanggung Pajak.
Penjelasan ayat (1)
Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditor
preferen yang dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas
barang-barang milik Penanggung Pajak yang akan
dilelang di muka umum.
Ayat (2)
Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana di
maksud Pasal 21 ayat (1) meliputi pokok pajak, sanksi
administrasi berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak.
Powerpoint Templates Page 3 3 2
Pasal 21 UU KUP
Ayat (3)
Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak
mendahulu lainnya, kecuali terhadap:
a. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu
penghukuman untuk melelang suatu barang
bergerak dan/atau barang tidak bergerak;
b. biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang dimaksud; dan/atau
c. biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh
pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
Ayat (3a)
Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar atau
likuidasi maka kurator, likuidator atau orang atau badan
yang ditugasi untuk melakukan pemberesan dilarang
membagikan harta Wajib Pajak dalam pailit,
pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham
atau kreditor lainnya sebelum menggunakan harta
tersebut untuk membayar utang pajak Wajib Pajak
tersebut.
Powerpoint Templates Page 4 3 3
Pasal 21 UU KUP
Ayat (4)
Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5
(lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah.
Ayat (5)
Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan
sebagai berikut:
a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar
diberitahukan secara resmi maka jangka waktu 5
(lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa; atau
b. dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau
persetujuan angsuran pembayaran maka jangka
waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas
akhir penundaan diberikan.
Powerpoint Templates Page 5 3 4
Pasal 32 UU KUP
Ayat (1)
Dalam menjalankan hak dan memenuhi kewajiban
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan,
Wajib Pajak diwakili, dalam hal:
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan
yang ditugasi untuk melakukan pemberesan;
d. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang
ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang
mengurus harta peninggalannya; atau
e. anak yang belum dewasa atau orang yang berada
dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya.
Ayat (2)
Wakil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang,
kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan
Direktur Jenderal Pajak, bahwa mereka dalam
kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk
dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang
tersebut.
Powerpoint Templates Page 6 3 5
Pasal 32 ayat (4)
UU KUP
Ayat (4)
Termasuk pengertian pengurus sebagaimana di maksud
dalam Pasal 32 ayat (1) huruf a adalah orang yang
nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan
kebijaksanaan dan atau mengambil keputusan dalam
menjalankan perusahaan.
Penjelasan Ayat (4)
Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang dalam
menentukan kebijaksanaan dan atau mengambil
keputusan dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
misalnya berwenang menandatangani kontrak dengan
pihak ketiga, menandatangani cek, dan sebagainya,
walaupun orang tersebut tidak tercantum namanya
dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte
pendirian maupun akte perubahan, termasuk dalam
pengertian pengurus. Ketentuan dalam ayat ini berlaku
pula bagi Komisaris dan pemegang saham mayoritas
atau pengendali.
Powerpoint Templates Page 7 3 6
Pasal 43 ayat (1)
UU KUP
Ayat (1)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
dan Pasal 39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa,
pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang
menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan,
yang menganjurkan, atau yang membantu
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
Penjelasan Ayat (1)
Yang dipidana karena melakukan perbuatan tindak
pidana di bidang perpajakan tidak terbatas pada
Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib
Pajak, pegawai Wajib Pajak, Akuntan Publik,
Konsultan Pajak, atau pihak lain, tetapi juga
terhadap mereka yang menyuruh melakukan, yang
turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau
yang membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.
Powerpoint Templates Page 8
1. Pengurusan
Pasal 92 ayat (1) UU PT : Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Pasal 92 ayat (2) UU PT : Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada Pasal
92 ayat (1) UU PT, sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam
UU PT dan/atau anggaran dasar.
Pasal 97 ayat (1) UU PT : Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (1) UU PT.
Pasal 97 ayat (2) UU PT : Pengurusan sebagaimana dimaksud pada Pasal 97 ayat (1) UU PT, wajib
dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
2. Perwakilan
Pasal 98 ayat (1) UU PT : Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Pasal 99 ayat (1) UU PT : anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau
b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
Tugas dan Wewenang Kolegial
7
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“UU PT”)
I. Direksi
Powerpoint Templates Page 9
A. Pengurusan
1. Sumber kewenangan sesuai
2. Tanggung jawab kolegial
8
Maksud dan Tujuan PT
Kegiatan PT
Pasal 97 ayat (4) UU PT : dalam hal Direksi terdiri
atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada Pasal 97 ayat
(3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Direksi.
Pasal 104 ayat (2) UU PT : dalam hal kepailitan
sebagaimana dimaksud Pasal 104 ayat (1) terjadi
karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta
pailit tidak cukup untuk membayar seluruh
kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut,
setiap anggota Direksi secara tanggung renteng
bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang
tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
Powerpoint Templates Page 10
3. Direksi mandiri, tidak
tunduk pada RUPS dan
Dewan Komisaris (Pasal
92 ayat (2) UU PT :
Business Judgement
Rule), namun ada
pembatasan oleh:
9
Peraturan Perundang-undangan (Pasal 102 dan Pasal 104 ayat
(1) UU PT)
Pasal 102 ayat (1) UU PT : Direksi wajib meminta persetujuan
RUPS untuk:
a. mengalihkan kekayaan Perseroan;
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak.
Pasal 104 ayat (1) UU PT : Direksi tidak berwenang mengajukan
permohonan pailit atas Perseroan sendiri kepada Pengadilan Niaga
sebelum memperoleh persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi
ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Maksud dan Tujuan dalam Anggaran Dasar (Pasal 4 UU PT)
Pasal 4 UU PT : terhadap Perseroan berlaku UU PT, anggaran
dasar Perseroan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
Pembatasan-pembatasan dalam Anggaran Dasar (Pasal 117
ayat (1) UU PT)
Pasal 117 ayat (1) UU PT : dalam Anggaran Dasar dapat
ditetapkan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
Powerpoint Templates Page 11
B. Perwakilan
1. Di dalam dan di luar Pengadilan
2. Wewenang setiap anggota Direksi kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar (Pasal 98
ayat (2) UU PT)
Pasal 98 ayat (2) UU PT : dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 orang, yang berwenang
mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar.
3. Tidak ada benturan kepentingan (Pasal 99 UU PT)
Pasal 99 ayat (1) UU PT : anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau
b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
Pasal 99 ayat (2) UU PT : dalam hal terdapat keadaan yang dimaksud Pasal 99 ayat (1), yang
berhak mewakili Perseroan adalah:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
4. Perbuatan Ultra Vires >< Intra Vires
10
Powerpoint Templates Page 12
6
C. Pertanggungjawaban Direksi Kepailitan PT
(Liability)
1. Pertanggungjawaban Perdata
(civil liability)
11
Pasal 104 ayat (2) UU PT : dalam hal
kepailitan sebagaimana dimaksud Pasal
104 ayat (1) terjadi karena kesalahan atau
kelalaian Direksi dan harta pailit tidak
cukup untuk membayar seluruh kewajiban
Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap
anggota Direksi secara tanggung renteng
bertanggung jawab atas seluruh kewajiban
yang tidak terlunasi dari harta pailit
tersebut.
Pasal 104 ayat (3) UU PT : tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada Pasal 104
ayat (2) berlaku juga bagi anggota Direksi
yang salah atau lalai yang pernah
menjabat sebagai anggota Direksi dalam
jangka waktu 5 tahun sebelum putusan
pernyataan pailit diucapkan.
Powerpoint Templates Page 13
6
2. Pertanggungjawaban Pidana
(criminal liability)
12
Pasal 398 KUHPidana:
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas,
maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang
dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang diperintahkan
penyelesaian oleh pengadilan, diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan:
1. jika yang bersangkutan turut membantu atau
mengizinkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan anggaran dasar, sehingga
oleh karena itu seluruh atau sebagian dari kerugian
diderita oleh perseroan, maskapai atau perkumpulan.
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk
menangguhkan kepailitan atau penyelesaian perseroan,
maskapai atau perkumpulan. Turut membantu atau
mengizinkan peminjaman uang dengan syarat-syarat
yang memberatkan, padahal diketahuinya tak dapat
dicegah keadaan pailit atau penyelesaiannya;
3. jika yang bersangkutan dapat dipersalahkan tidak
memenuhi kewajiban yang diterangkan dalam pasal 6
ayat pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan
pasal 27 ayat pertama ordonansi tentang maskapai andil
Indonesia, atau bahwa buku-buku dan surat-surat yang
memuat catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang
disimpan menurut pasal tadi, tidak dapat diperlihatkan
dalam keadaan tak diubah.
Powerpoint Templates Page 14
6
2. Pertanggungjawaban Pidana
(criminal liability)
13
Pasal 399 KUHPidana:
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas,
maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang
dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang penyelesaiannya
diperintahkan oleh pengadilan, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun jika yang bersangkutan
mengurangi secara curang hak-hak pemiutang dari
perseroan maskapai atau perkumpulan untuk:
1. membikin pengeluaran yang tak ada, maupun tidak
membukukan pendapatan atau menarik barang sesuatu
dari budel;
2. telah melijerkan (vervreemden) barang sesuatu dengan
cuma-cuma atau jelas di bawah harganya;
3. dengan sesuatu cara menguntungkan salah seorang
pemiutang di waktu kepailitan atau penyelesaian,
ataupun pada saat di mana diketahuinya bahwa
kepailitan atau penyelesaian tadi tak dapat dicegah;
4. tidak memenuhi kewajiban mengadakan catatan menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau pasal 27
ayat pertama ordonansi tentang maskapai andil
Indonesia, dan tentang menyimpan dan memperlihatkan
buku-buku, surat-surat dan tulisan-tulisan menurut pasal-
pasal itu.
Powerpoint Templates Page 15
6
II. Dewan Komisaris
A. Tugas dan Wewenang
Kolektif
14
Pengawasan dan memberi nasihat
Pasal 108 ayat (1) UU PT : Dewan Komisaris melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan, dan memberi nasihak kepada Direksi.
Pasal 108 ayat (2) UU PT : Pengawasan dan pemberian nasihat
sebagaimana dimaksud Pasal 108 ayat (1), dilakukan untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
Pasal 108 ayat (4) UU PT : Dewan Komisaris yang terdiri atas
lebih dari 1 orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota
Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
Pemberhentian untuk sementara (skors) Direksi
Pasal 106 ayat (1) UU PT : anggota Direksi dapat diberhentikan
untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan
alasannya.
Pasal 106 ayat (3) UU PT : anggota Direksi yang diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud Pasal 106 ayat (1) tidak
berwenang melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 92 ayat (1) dan Pasal 98 ayat (1).
Powerpoint Templates Page 16 6 4
6
B. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Kepailitan PT
1. Pertanggungjawaban Perdata
(civil liability)
15
Pasal 115 ayat (1) UU PT : dalam hal terjadi
kepailitan karena kesalahan atau kelalaian
Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan terhadap pengurusan yang
dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan
Perseroan tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban Perseroan akibat kepailitan
tersebut setiap anggota Dewan Komisaris
secara tanggung renteng ikut bertanggung
jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban
yang belum dilunasi.
Pasal 115 ayat (2) UU PT : tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada Pasal 115 ayat
(1) berlaku juga bagi anggota Dewan
Komisaris yang sudah tidak menjabat 5
tahun sebelum putusan pernyataan pailit
diucapkan.
Powerpoint Templates Page 17 6 4
6
2. Pertanggungjawaban Pidana
(criminal liability)
16
Pasal 398 KUHPidana:
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas,
maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang
dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang diperintahkan
penyelesaian oleh pengadilan, diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan:
1. jika yang bersangkutan turut membantu atau
mengizinkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan anggaran dasar, sehingga
oleh karena itu seluruh atau sebagian dari kerugian
diderita oleh perseroan, maskapai atau perkumpulan.
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk
menangguhkan kepailitan atau penyelesaian perseroan,
maskapai atau perkumpulan. Turut membantu atau
mengizinkan peminjaman uang dengan syarat-syarat
yang memberatkan, padahal diketahuinya tak dapat
dicegah keadaan pailit atau penyelesaiannya;
3. jika yang bersangkutan dapat dipersalahkan tidak
memenuhi kewajiban yang diterangkan dalam pasal 6
ayat pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan
pasal 27 ayat pertama ordonansi tentang maskapai andil
Indonesia, atau bahwa buku-buku dan surat-surat yang
memuat catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang
disimpan menurut pasal tadi, tidak dapat diperlihatkan
dalam keadaan tak diubah.
Powerpoint Templates Page 18 6 4
6
2. Pertanggungjawaban Pidana
(criminal liability)
17
Pasal 399 KUHPidana:
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas,
maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang
dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang penyelesaiannya
diperintahkan oleh pengadilan, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun jika yang bersangkutan
mengurangi secara curang hak-hak pemiutang dari
perseroan maskapai atau perkumpulan untuk:
1. membikin pengeluaran yang tak ada, maupun tidak
membukukan pendapatan atau menarik barang sesuatu
dari budel;
2. telah melijerkan (vervreemden) barang sesuatu dengan
cuma-cuma atau jelas di bawah harganya;
3. dengan sesuatu cara menguntungkan salah seorang
pemiutang di waktu kepailitan atau penyelesaian, ataupun
pada saat di mana diketahuinya bahwa kepailitan atau
penyelesaian tadi tak dapat dicegah;
4. tidak memenuhi kewajiban mengadakan catatan menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau pasal 27 ayat
pertama ordonansi tentang maskapai andil Indonesia, dan
tentang menyimpan dan memperlihatkan buku-buku,
surat-surat dan tulisan-tulisan menurut pasal-pasal itu.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, November 2014
---***---
top related