tugas bandara
Post on 02-Dec-2015
77 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS BANDARABANDARA SOEKARNO-HATTAJAKARTA
I Made Bian D. 3111100002
Reta Sandra Devina 3111100016
Dyah Widya D. H. 3111100036
Firman Budi P. 3111100110
Cintantya Budi Casita 3111100118
I Putu Agus Samiarta Eka. P3111100139
Bandara-bandara di Indonesia
Bandara- bandara di Indonesia Angkasa Pura I
1. Bandara Ngurah Rai – Denpasar 2. Bandara Juanda – Surabaya 3. Bandara Hasanuddin – Makassar 4. Bandara Sepinggan – Balikpapan 5. Bandara Frans Kaisiepo – Biak 6. Bandara Sam Ratulangi – Manado 7. Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin 8. Bandara Ahmad Yani – Semarang 9. Bandara Adisutjipto – Yogyakarta 10. Bandara Adisumarmo – Surakarta 11. Bandara Internasional Lombok - Lombok
Tengah 12. Bandara Pattimura – Ambon 13. Bandara El Tari – Kupang
Bandara- bandara di Indonesia Angkasa Pura II
1. Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), 2. Halim Perdanakusuma (Jakarta), 3. Kualanamu (Medan), 4. Supadio (Pontianak), 5. Minangkabau (Padang), 6. Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), 7. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), 8. Husein Sastranegara (Bandung), 9. Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), 10. Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), 11. Sultan Thaha (Jambi), 12. Depati Amir (Pangkal Pinang) 13. Silangit (Tapanuli Utara).
Ukuran Bandara dari PT. Angkasa Pura I
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Ngurah Rai, DenpasarRunway – Dimensi: 3000x45 mTaxiway – Perpendicular: 3 x (148,5 x 23) m
(600 x 23) m (600 x 23) m– Rapid Exit: 2 x (237,62 x 23) m
Apron – Luas: 269367 m2
Bandara Juanda, SurabayaRunway – Dimensi: 3000x45 mTerminal – Domestik: 10043,99 m2
– Internasional: 5580 m2
Apron – Apron Utama : 72262 m2 – Apron Barat : 12177 m2 – Apron Timur : 12177 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Hasanuddin, MakassarRunway – Dimensi: 2500x45 mTaxiway – Dimensi Alpha: 158 x 23 m
– Dimensi Bravo: 800 x 23 m
Apron – Luas: 420 x 172 x 517 x 164 m2
Bandara Sepinggan, BalikpapanTerminal – Luas: 110000 m2
Apron – Luas: 140972 Bandara El Tari, Kupang
Runway – Dimensi: 2500x45 mApron – Luas: 405x105 mTaxiway – Luas 202,5x23 m
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Frans Kaisiepo, BiakTerminal – Domestik: 1367 m2
– Internasional: 1781 m2
Bandara Sam Ratulangi, ManadoRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 4626 m2
Bandara Ahmad Yani, SemarangRunway – Dimensi: 1850x45 mApron – Luas: 23300 m2
Bandara Internasional Lombok, LombokRunway – Dimensi: 2750x45 mTerminal – Luas: 21128 m2
Apron – Luas: 48195 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Syamsuddin Noor, BanjarmasinRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 6641 m2Apron – Alpha: 224,8 x 23 m
– Bravo : 96,5 x 23 m – Charlie : 228,5 x 23 m
– Delta : 228,5 x 23 m Bandara Adisutjipto, Yogyakarta
Runway – Dimensi: 2200x45 mTaxiway – TW N2 : 105 m x 30 m
– TW N3 : 418,82 m x 23 m Apron – Fleksibel Apron : 12409 m2
– Rigid Apron: 15646 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Adi Sumarmo, SurakartaRunway – Dimensi: 2600x45 mTerminal – Internasional: 3517 m2
– Domestik: 9438 m2
Apron – Luas: 420x135 mTaxiway – Luas 240x23 m
Bandara Pattimura, AmbonRunway – Internasional: 4000 m2
– Domestik: 2500 m2
Terminal – Internasional: 7393 m2
– Domestik: 1200 m2
Ukuran Bandara dari PT. Angkasa Pura II
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura II
Bandara Soekarno-Hatta, JakartaRunway – Dimensi: 3660x60 mTerminal – Terminal 2D dan 2E: 107200 m2
– Terminal 1A, 1B, 1C, dan 2F: 184817 m2
– Terminal 3: 54800 m2
Taxiway – TW N1 : 89631 m2
– TW N2 : 86411m2
– TW N3 : 46184 m2
Bandara Halim Perdanakusuma, JakartaRunway – Dimensi: 3000x45 mTerminal – Luas: 19810 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Kualanamu, MedanRunway – Dimensi: 3750x45 mTaxiway – Taxiway 1: 3750x30 m
– Taxiway 2: 2000x30 mApron – Luas: 200000 m2
Bandara Supadio, PontianakRunway – Luas: 2250x45 mTaxiway – Domestik: 660 m2
– Internasional: 2177,5 m2
Bandara Husein Sastranegara, BandungRunway – Luas: 2244x45 mTerminal – Luas: 2411,85 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Sultan Mahmud Baharuddin II, PalembangRunway – Dimensi: 3000x45 mTaxiway – Dimensi: 2328x30 mApron – Luas: 94434 m2
Bandara Sultan Syarif Kasim, PekanbaruRunway – Luas: 7053 m2
Terminal – Luas: 7261 m2
Bandara Minangkabau, PadangRunway – Dimensi: 2750x45 mTaxiway – N1: 13440 m2
– N2: 7015 m2
Apron – Penumpang: 12570 m2
– Kargo: 1360 m2
Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I
Bandara Sultan Iskandar Muda, AcehRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 8300 m2
Bandara Sultan Thata, JambiRunway – Dimensi: 2000x30 mTerminal – Luas: 2376 m2
Bandara Depati Amir, Pangkal PinangRunway – Dimensi: 2750x45 mTerminal – Luas: 1080 m2
Bandara Silangit, Tapanuli UtaraRunway – Dimensi: 2400x45 mTerminal – Terminal A: 100 m2
– Terminal B: 500 m
Layout Bandara Soekarno-Hatta
Layout Bandara Soekarno-Hatta Gambar seluruh layout bandara
Soekarno-Hatta
Layout Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 dari bandara Soekarno-Hatta
Keunggulan Bandara Soekarno-Hatta
Keunggulan Bandara Soekarno-Hatta
1. Panjang runway lebih 3721.7 meter, sehingga dapat menampung Airbus 380 dan Boeing 747
2. Memiliki motto “ The Gate Of Indonesian”, karena luasnya mencapai 18 km2 sehingga mencapai 174 pesawat yang lalu-lalang
3. Memiliki 2 runway yang membuat pergerakan arus take off dan landing lebih efisien
4. Memiliki 3 terminal sehingga dapat menampung penumpang lebih banyak, yaitu lebih dari 62 juta penumpang
5. Tatanan terminal yang baik
Metoda Analisa untuk Mengetahui Pemilihan Moda Penumpang
Pemilihan Moda Penumpang
Model ini merepresentasikan perilaku orang atau sekelompok orang dalam memilih jenis kendaraan (moda) yang dipergunakan dalam melakukan perjalanan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa prinsipnya orang akan memilih moda kendaraan yang akan memberikan tingkat kepuasan (utility) terbesar.
Model Pemilhan Moda Dalam 4 Langkah
Tujuan Pemilihan Moda
Untuk mengetahui proporsi pengalokasian perjalanan ke berbagai moda transportasi.
Moda yang dianalisis adalah moda yang diperkirakan mempunyai peran yang dominan dalam perangkutan di lokasi (kendaraan pribadi dan angkutan umum).
Teknik Perumusan Moda
Dalam meramalkan model ini terdapat beberapa pertimbangan penting :
Model bergantung pada ketersediaan data dan kecenderungan pelaku perjalanan dalam penggunaan moda.
Model yang teliti dapat mengelompokkan pemilihan moda berdasarkan maksud perjalanan, pendapatan, atau efek kecenderungan pertumbuhan bisnis angkutan, dan berbagai aspek pertimbangan lainnya.
Survey Pemiliihan Moda
Revealed Preference (RP) : Survei dengan informasi pada pilihan-pilihan yang nyata (atribut-atribut yang telah ada).
Stated Preference (SP) : Survei dengan pertanyaan andaian-andaian (hipotesis) yang menghubungkan atribut baru.
Struktur Model
Karakteristik Perjalanan dan Kondisi
Sos-Ek
Bangkitan Perjalanan
Distribusi Perjalanan
Pembebanan Perjalanan
Pemilihan Moda
Posisi I
Posisi II
Posisi III
Posisi IV
Struktur Model I
Model pemilihan moda angkutan umum dilakukan sebagaimana serupa dengan pemodelan bangkitan untuk perjalanan menggunakan angkutan pribadi.
Struktur Model II
Model ini merupakan model predistribusi yang disebut sebagai trip-end modal split
Struktur Model III
Model pemilihan moda ini dilakukan bersamaan dengan distribusi dan merupakan metode yang sering digunakan untuk praktek peramalan angkutan perkotaan.
Struktur Model IV
Model ini dilakukan setelah distribusi perjalanan sehingga model ini dikenal sebagai trip-interchange modal split (post-distribution) yang sering digunakan di Eropa. Keuntungannya adalah penyertaan karakteristik perjalanan dan moda dalam model.
Trip Generation
Tahap awal untuk meramalkan kebutuhan perjalanan.
= banyaknya perjalanan yang dibangkitkan dari suatu zona (kawasan) per satuan waktu.
Jumlah Trip (Qtrip) = f(TGL)………(1)
Trip Distribution
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda
Karakteristik pengendara dan/atau karakteristik zona pembangkit, misalnya : pemilikan kendaraan, pemilikan SIM, struktur rumah tangga, pendapatan, kerapatan pemukiman dan jarak ke pusat kota.
Faktor yang Mempengaruhi Pemmilihan Moda
Karakteristik Perjalanan, misal : panjang perjalanan, tujuan perjalanan dan waktu saat dilakukannya perjalanan.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda
Karakteristik sistem transportasi,
Kuantitatif : waktu tempuh, biaya perjalanan, tempat parkir dan tarif parkir,
Kualitatif : kenyamanan, keamanan dan reliability, dll.
Pilihan Moda Transportasi
Tahap terpenting + sulit memodelkan perilaku orang banyak.
Merupakan pengembangan kedua tahap sebelumnya melihat alat angkut yang digunakan dalam sebaran perjalanan. Tahap untuk mengetahui proporsi orang
atau barang yang menggunakan masing-masing jenis moda.
Operator untuk memperkirakan pangsa pasar sebagai dasar pertimbangan penambahan jumlah armada untuk melayani suatu rute tertentu.
Investor investasi di sektor transportasi.
Pemerintah penetapan kebijaksanaan pemerintah di bidang transportasi.
Pengelompokan: Pengguna:
Captive Choice
Moda: Pribadi Umum
Analisa: Proporsi angkutan pribadi Proporsi bis kota Proporsi KA, mikrolet, kapal laut, pesawat, dll.
Waktu perjalanan ini dapat dibandingkan dengan rumus:
tujuankeparkir tempat dariberjalan waktu x
juan tempat tudi pribadi mobilmemarkir waktu x
pribadi mobil mengemudi waktu x
juan tempat tuke umumangkutan dariberjalan waktu x
umumangkutan ian pemberhent keberjalan waktu x
umumangkutan menunggu waktu x
bisdan umumangkutan antara moda ganti waktu x
umumangkutan an berkendara waktu x
1............xxx
xxxxx )Perjalanan Waktu (Rasio RWP
8
7
6
5
4
3
2
1
876
54321
Biaya Relatif Perjalanan
tujuankemenuju pribadikendaraan memiliki rata-rata biaya x
parkir biaya x
pelumasminyak biaya x
minyakbakar bahan biaya x
(tiket) umumangkutan biaya x
:dimana
)2(........../5.0
)Perjalanan Biaya (Rasio RBP
13
12
11
10
9
13121110
9
xxxx
x
Hasil analisa penting bagi instansi prasarana jalan: Volume arus perjalanan kendaraan pada
setiap ruas dari i ke j. Volume arus perjalanan yang berbelok
pada simpang utama Data untuk menentukan kecepatan rata-
rata dan waktu perjalanan Data jumlah kilometer kendaraan atau jam
pengoperasian
Waktu
Pemilihan rute Jarak Terkecil
Biaya
Metoda Analisa Demand untuk Pembangunan Bandara Baru
Metode Analisa Demand
Metoda Trip Generation Metode Trip Distribution Metode Modal Split
Metoda Trip Generation
Menggunakan Metoda Trip Generation untuk mengetahui jumlah perjalanan total dari dan menuju lokasi yang akan dibangun bandara.
Metode Trip Distribution
Input metoda ini merupakan output dari metoda trip generation. Metoda ini menganalisis tentang sarana apa yang akan dipakai dan rute mana saja yang akan dilewati. Dalam pembangunan bandara baru metode ini dapat digunakan untuk menentukan rute penerbangan mana saja yang akan dilayani dan perlu atau tidaknya mendesain bandara tersebut sebagai bandara internasional.
Metode Modal Split
Menggunakan metode Modal Split untuk mengetahui berapa persen jumlah orang yang mau beralih naik pesawat jika dibangun bandara ditempat tersebut. Dikhawatirkan masyarakat lebih memilih sarana transportasi yang sudah ada seperti bis atau kereta daripada pesawat dikarenakan faktor ekonomi dan lain sebagainya.
top related