tugas akhir mekanisme tabungan haji bri syariah ib …
Post on 02-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB PADA
BANK BRI SYARIAH KCP METRO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah (Amd. Sy)
Oleh:
DEWI TASYA
NPM: 13109378
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1439 H/2018 M
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB PADA
BANK BRI SYARIAH KCP METRO
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh
Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah (Amd. Sy)
Oleh:
DEWI TASYA
NPM: 13109378
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Pembimbing I : Wahyu Setiawan , M. Ag
Pembimbing II : Suraya Murcitaningrum, M.S.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1439 H/2018 M
ABSTRAK
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRISYARIAH IB PADA BANK BRI
SYARIAH KCP METRO
OLEH
DEWI TASYA
NPM : 13109378
Perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat,
dengan semakin bertambahnya pendirian bank-bank syariah maupun unit usaha
syariah. Salah satu faktor berkembangnya bank syariah adalah adanya produk-
produk bank syariah yang banyak diminati masyarakat. Salah satunya produk
tabungan haji. Tabungan haji adalah dana simpanan yang dihimpun dari masyarakat
muslim yang telah merencanakan ibadah haji sehingga mereka menyetorkan dana
ibadah hajinya kepada bank penerima setoran haji. Salah satu bank penerima
setoran haji adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah. Bank Rakyat Indonesia Syariah
adalah bank syariah yang muncul mengikuti perkembangan masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan perbankan syariah melalui produk tabungan haji BRISyariah
iB. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang mekanisme tabungan haji
BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP Metro.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembukaan tabungan
haji BRISyariah iB dan untuk mengetahui keunggulan apa saja yang ditawarkan
oleh produk tabungan haji BRISyariah iB yang menggunakan akad mudharabah
mutlaqah.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
lapangan yang bersifat dekriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
pengumpulan data untuk menguji atau menjawab pertanyaan mengenai suatu objek
yang kan diteliti. Sumber data yang diperoleh melalui sumber data primer dan
sekunder, dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa mekanisme tabungan haji BRISyariah melalui beberapa tahap yaitu
wawancara terhadap nasabah, pengisian formulir pembukaan tabungan haji dengan
memberikan persyaratan pembukaan tabungan haji meliputi fotocopy identitas diri
yang masih berlaku seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga serta
menyetorkan saldo awal sebesar Rp.50.000,-, penginputan data oleh customer
service pada sistem sesuai dengan data yang telah disi oleh nasabah pada formulir
pembukaan rekening dan pengotorisasian data nasabah oleh pejabat bank.
MOTTO
ىل لعلمينإن وهدا ةمباركا يببك لبيتوضعللن اسلل و أ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia. (Q.S. Ali Imran : 96)
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang pantas selain rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT
atas karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan saya.
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Ayahanda tercinta Bapak H. Suprapto, SH dan Ibunda tercinta Hj. Sulastri
Amd. Keb yang telah mengasuh, mendidik, mengajarkan, mendoakan dan
selalu berkorban demi masa depan saya.
2. Kakak-kakak ku Putri Anggraeni, S.Pd, Reni Retnowati S. ST, Rahmawati
S.Gz dan adik ku Shelly yang saya sayangi yang telah memberikan
semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Almamater kebangganku Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allat SWT, atas taufik serta
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “Mekanisme Tabungan Haji BRISyariah iB pada Bank BRI
Syariah KCP Metro”.
Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Diploma Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro. Guna memperoleh gelar Ahli Madya (Amd).
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj.Enizar, M. Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro.
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsia, M.Hum , selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Bapak Wahyu Setiawan, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bantuan berupa bimbingan dan memberikan motivasi untuk
terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Suraya Murcitaningrum, M.S.I, selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan memberikan motivasi
untuk terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ................................................. vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Metode Penelitian ............................................................................ 7
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah ................................................................................. 13
1. Pengertian Bank Syariah ........................................................... 13
2. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah ........................................... 14
B. Tabungan Haji ................................................................................ 17
1. Pengertian Tabungan Haji ........................................................ 17
2. Dasar Hukum Tabungan Haji ................................................... 17
3. Syarat dan Akad Tabungan Haji ............................................... 20
4. Tujuan dan Fungsi Tabungan Haji ........................................... 26
5. Mekanisme Tabungan Haji pada Perbankan Syariah ............... 27
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Bank BRI Syariah KCP Metro ............................................ 29
1. Sejarah Singkat Bank BRI Syariah KCP Metro ....................... 29
2. Visi dan Misi Bank BRI Syariah KCP Metro ........................... 31
3. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro ................. 32
4. Produk-Produk Bank BRI Syariah KCP Metro ........................ 36
B. Tabungan Haji BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP
Metro ............................................................................................. 37
C. Analisis Mekanisme Tabungan Haji pada Bank BRI Syariah KCP
Metro ............................................................................................. 42
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro ................................... 32
2. Grafik Perkembangan Nasabah Tabungan Haji BRISyariah iB ................ 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Outline Tugas Akhir
Lampiran 2 APD (Alat Pengumpul Data)
Lampiran 3 Surat Keterangan Pembimbing Tugas Akhir
Lampiran 4 Surat Tugas Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Research
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 7 Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya Bank Islam di negara Islam berpengaruh ke
Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah
sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Akan tetapi prakarsa lebih
khusus untuk mendirikan bank syariah di Indonesia baru dilakukan pada
tahun 1990. Bank syariah berarti bank yang tata cara beroperasinya
didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam yakni mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan hadits. 1
Industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum
dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional
perbankan syariah di Indonesia. Hal dimaksud berarti secara yuridis empiris
telah diakui keberadaannya oleh warga masyarakat Islam di Indonesia. 2
Fungsi bank syariah diantaranya tercantum dalam pembukaan
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution), diantaranya adalah sebagai
manajer investasi yaitu bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah. Kemudian fungsi bank syariah adalah investor, yaitu bank syariah
dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
1 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 49
2 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 12
dipercayakan kepadanya serta bank syariah sebagai penyedia jasa keuangan
dan lalu lintas pembayaran yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-
jasa layanan perbankan syariah sebagaimana lazimnya.3
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah,
bank syariah juga memberikan produk-produk seperti produk penyaluran
dana, produk penghimpunan dana dan produk jasa layanan. Produk
perbankan syariah merupakan salah satu aspek penting yang menentukan
keberhasilan sebuah organisasi bisnis dalam kancah persaingan yang ketat.
Produk menjadi pusat perhatian seluruh organisasi bisnis, karena
sumbangannya jelas untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran organisasi
yang besangkutan.
Menyadari posisi penting inovasi produk dan layanan pada nasabah
bagi kelanjutan dan kesinambungan bisnis perbankan. Maka bank syariah,
sebagai lembaga bisnis tidak bisa mengisolasi diri dalam hal ini. Agar bisa
tetap survive dan diminati masyarakat, bank-bank syariah harus secara terus
menerus melakukan berbagai inovasi produk perbankan syariah,4 salah
satunya adalah inovasi pada mekanisme produk tabungan haji yang kini
lebih mudah atau lebih disederhanakan prosesnya.
Mekanisme berasal dari bahasa yunani yang berartui mechos yang
memiliki arti cara kerja atau cara menjalankan sesuatu.5 Sedangkan
tabungan haji adalah produk simpanan bagi calon jamaah yang bertujuan
3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2012),
h.45
4 Muhammad, Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 95-96
5 http://kbbi.web.id/mekanisme.html diunduh pada 15 april 2017
untuk memenuhi Kebutuhan Biaya Perjalanan Haji (BPIH). Jadi mekanisme
tabungan haji ialah sebuah cara atau proses pelaksanaan kegiatan simpanan
pada perbankan syariah untuk calon jamaah yang bertujuan untuk
memenuhi Kebutuhan Biaya Perjalanan Haji (BPIH).
Fatwa MUI adalah satu sumber rujukan hukum tentang perbankan
syariah yang biasanya digodok dan dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN MUI). Sebagai lembaga yang menghimpun semua
organisasi Islam yang ada di Indonesia, Fatwa MUI dapat menjadi rujukan
semua masyarakat muslim di Indonesia. Salah satu Fatwa MUI yang juga
menjadi rujukan oleh perbankan syariah yaitu Fatwa MUI tentang
tabungan.6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 02/DSN-MUI-/IV/2000
tentang Tabungan:7
1. Tabungan ada dua jenis:
a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
b. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip
Mudharabah dan Wadiah.
2. Dalam transkasi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
3. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
4. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
5. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
6. Bank sebagai mudhrib menutup biata operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6 Zubairi Hasan, Undang-undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009, h.25 7 www.dsnmui.or.id diunduh pada 24 januari 2017
Mekanisme pembukaan tabungan haji harus melalui bank penerima
setoran dan tak semua bank bisa menerima setoran haji,hanya ada beberapa
bank yang ditunjuk sebagai bank penerima setoran haji untuk membuka
tabungan haji. Calon jamaah harus datang langsung ke bank karena harus
mengisi beberapa formulir dan tanda tangan. Setoran awal dan saldo
minimum tabungan haji tergantung di setiap bank penerima setoran haji.
Proses pendaftaran tabungan haji kini lebih sederhana dan tidak
terlalu sulit. Pendaftaran dilakukan langsung oleh yang bersangkutan dan
tidak dapat diwakilkan. Calon jamaah haji diwajibkan untuk melengkapi
persyaratan yang sudah ditetapkan seperti beragama islam, KTP yang masih
berlaku sesuai domisili, belum pernah pergi haji dalam waktu 10 tahun
terakhir, kartu keluarga, akte kelahiran dan memili rekening tabungan haji
pada bank penerima setoran haji. Sesudah mendapatkan lembar Surat
Pendaftaran Pergi Haji atau SPPH dari Kementerian Agama setempat,
nasabah diharuskan pergi ke bank penerima setoran haji yang melayani
penyetoran tabungan haji untuk mendapatkan porsi keberangkatan haji.
Salah satu bank penerima setoran haji adalah Bank Rakyat Indonesia
Syariah.
Bank Rakyat Indonesia Syariah menawarkan produk berupa
Tabungan Haji BRISyariah iB yang diberikan pihak bank kepada nasabah
yang ingin melaksanakan ibadah haji. Tabungan haji BRISyariah iB adalah
tabungan yang dikelola dengan prinsip bagi hasil (Mudharabah Al-
Mutlaqah) bagi calon haji yang bertujuan memenuhi kebutuhan biaya
perjalanan ibadah haji (BPIH).8 Salah satu Bank BRI Syariah yang juga
melayani penyetoran tabungan haji adalah Bank BRI Syariah KCP Metro.
Bank BRI Syariah KCP Metro merupakan salah satu lembaga
keuangan syariah yang terdapat di Kota Metro yang merupakan bank yang
berprinsip syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil. Bank BRI
Syariah KCP Metro yang beralamat di jalan A.H Nasution No.1 Metro
Pusat. Bank BRI Syariah KCP Metro melayani calon jamaah haji yang
sudah mendapatkan Surat Pendaftaran Pergi Haji atau SPPH dari
Kementerian Agama setempat kemudian diproses untuk mendapatkan porsi.
Untuk mendapatkan porsi keberangkatan haji, calon jamaah harus
memastikan bahwa uang dalam rekening tabungan haji sudah mencapai
Rp.25.050.000, karena jika kurang dari itu calon jamaah belum berhak
untuk mendapatkan porsi haji.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Mekanisme Tabungan Haji
BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP Metro”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
mekanisme tabungan haji BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP
Metro?
8 www.brisyariah.co.id diunduh pada 15 November 2016
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini, ada tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti, antara lain yaitu:
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah seperti yang dikemukakan
peneliti, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam
terkait mekanisme tabungan haji BRISyariah iB pada bank BRI syariah
KCP Metro.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan di
bidang perbankan syariah yang terutama terkait produk penghimpun
dana yang terfokus pada mekanisme tabungan haji BRISyariah iB di
Bank BRI Syariah KCP Metro.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
pengelola Bank BRI syariah dalam mengetahui kesesuaian
mekanisme tabungan haji yang ada dengan teori yang peneliti
sampaikan.
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian field
reserach atau penelitian lapangan yang dilakukan di Bank BRI Syariah KCP
Metro. Penelitian lapangan adalah sebuah penelitian yang sumber data dan
proses penelitiannya menggunakan kancah atau lokasi tertentu.9 Dalam
penelitian ini dilihat dari lokasinya penelitian ini dilakukan pada Bank BRI
Syariah KCP Metro.
Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan yang diambil maka
sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan
menginterprestasi.10 Penelitian ini terfokus untuk memecahkan
permasalahan yang ada di Bank BRI Syariah KCP Metro terkait mekanisme
tabungan haji BRISyariah iB.
2. Sumber Data
Menurut Sumadi Suryabrata yang dimaksud dengan sumber data
dalam penelitian ini adalah subyek data yang diperoleh dari sebuah
penelitian.11 Data merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta dan
angka yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Oleh karena itu,
subyek penelitian ini adalah subyek yang diambil diantaranya untuk diambil
kesimpulan atau sejumlah subyek yang diteliti dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu
sumber data primer maupun sumber data sekunder. Sumber data primer
9 Musqifon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012),
h.56 10 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 44
11 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008)
h.38
adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,
gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya,
dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti.12 . Sumber data primer yang digunakan peneliti adalah
Pimpinan Kantor Cabang Pembantu, Branch Operation Supervisor (BOS),
Marketing, Customer Service (CS Bank BRI Syariah KCP Metro) dan
khusus untuk nasabah tabungan haji BRISyariah iB pemilihan responden
ditetapkan secara insidental. Insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel.13
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen, rapat, dan lain-lain),
foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat
memperkaya data primer.14
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
12 Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Edisi Revisi., h. 23 13 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 96 14 Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Edisi Revisi, h. 23
keterangan-keterangan.15 Teknik yang digunakan peneliti adalah
wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah
kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi pewawancara
hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya
dalam proses wawancara yang sedang berlangsung mengikuti situasi
pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila
ternyata ia menyimpang.16
Wawancara yang dilakukan untuk menggali informasi tentang
mekanisme tabungan haji BRISyariah ib dengan mengajukan
pertanyaan kepada:
1. Bapak Zulhaidir selaku pimpinan Bank BRI Syariah KCP Metro,
untuk mencari data terkait kebijakan pimpinan dalam mekanisme
tabungan haji BRISyariah iB.
2. Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS), untuk mencari data terkait dengan prosedur dan operasional
pendaftaran tabungan haji BRISyariah iB.
3. Ibu Almira selaku Customer Service (CS), untuk mencari data
terkait teknis pembukaan tabungan haji BRISyariah iB.
4. Bapak Sunar Riyanto selaku Marketing, untuk mencari data terkait
pemasaran serta pengembangan produk tabungan haji BRISyariah
iB terhadap masyarakat.
15 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian., h.83 16 Ibid., h.85
5. Nasabah tabungan haji BRISyariah iB, untuk mencari data terkait
mekanisme pembukaan tabungan haji BRISyariah iB.
Wawancara oleh peneliti ini dilaksanakan di Bank BRI Syariah
KCP Metro guna mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat agar
lebih mengetahui tentang Mekanisme Tabungan Haji BRISyariah iB
pada Bank BRI syariah KCP Metro.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode dalam mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.17 Terkait
penelitian ini, peneliti memilih buku-buku mengenai bank syariah untuk
digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Beberapa buku yang digunakan
peneliti yaitu Muhammad syafi’i antonio Bank syariah : bagi bank dan
praktisi keuangan, Muhammad Bank Syari’ah Problem dan Prospek
Perkembangan di Indonesia, Sumar’in Konsep Kelembagaan Bank Syariah,
Ascarya Akad dan Produk Bank Syariah.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan cara bekerja
dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat dipelajari
serta memutuskan apa yang dapat diceritakan. Metode analisis data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, karena data
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h.274
yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan dalam bentuk uraian.
Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan secara utuh
dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di
masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri,
karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut.18
E. Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan ini bertujuan untuk mempermudah
dalam penulisan dan pemahaman. Sistematika penulisan tugas akhir ini
memiliki beberapa bagian bab, dan pada bagian bab memiliki sub bab.
Pembaca dapat mengerti isi dari pembahasan adapun sistematika
penulisannya adalah Bab satu berisi tentang pendahuluan, bab ini terdiri dari
latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab dua berisi tentang landasan teori, bab ini terdiri dari pengertian
bank syariah, bank berdasarkan prinsip Syariah tabungan haji, dasar hukum
tabungan haji, syarat dan akad tabungan haji, tujuan dan fungsi tabungan
haji, mekanisme tabungan haji pada perbankan syariah,.
Bab tiga berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, bab ini terdiri
dari gambaran umum Bank BRI Syariah KCP Metro, sejarah singkat Bank
BRI Syariah KCP Metro, visi dan misi Bank BRI Syariah KCP metro,
struktur organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro, produk – produk Bank
18 Sanjaya Wina, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,
2013) h.47
BRI Syariah KCP Metro, Tabungan haji BRISyariah iB , analisis
mekanisme tabungan haji BRISyariah iB di Bank BRI Syariah KCP Metro.
Bab empat berisi tentang penutup, bab ini terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Menurut Ismail Bank Syariah merupakan bank yang secara
operasional berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank
syariah yaitu tidak menerima atau membebani bungan kepada nasabah, akan
tetapi menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai
dengan akad-akad yang diperjanjikan.19
Bank bisa diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang menggunakan
prinsip Syariah menurut syariat Al-Quran dan hadits. Bank syariah memiliki
fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan
investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi lainnya adalah menyalurkan dana
kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk jual beli maupun
kerja sama usaha.
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiataan usahanya.20 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri
19 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 29 20 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
atas Bank Umum syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiayannya adalah:
a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
maksudnya bank sebagai tempat menhimpun uang atau berinvestasi
bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank
adalah untuk kemanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk
melakukan investasi dengan harapan memperoleh bungan dari hasil
simpananya.
b. Menyalurkan dana pada masyarakat, maksudnya bank memberikan
pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.
Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam
nernagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti mengirim uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (kliring),
penagihan surat-surat berharga dari luar negeri (inkaso), letter of credit
(L/C), safe deposit box, bank garansi dan jasa lainnya.21
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bank syariah
merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan menghimpun
dana, menyalirkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
2. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
Berdasarkan latar belakang adanya suatu keyakinan dalam agama
Islam yang merupakan suatu alternatif atas perbankan dengan khususan
prinsip Syariah lahirkan bank berdasarkan prinsip Syariah yang beroperasi
sesuai dengan prinsip prinsip Syariah Islam.22 Atau dengan kata lain yaitu
yang beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam (Al-Quran
dan Hadits).
21 Kamir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 13-14 22 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 13
Dalam tata cara tersebut dijauhi praktik-praktik yang dihawatirkan
mrngandung unsur riba untuk diisi dengan kegiatan –kegiatan investasi atas
dasar bagi hasil dari pembiayaan perdagangan. Prinsip syariah dalam
kegiatan usaha bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan bank lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
Syariah.23
Bersumber dari lima konsep akad dalam menerapkan produk-produk
adalah:
a. Prinsip Simpanan Murni (al-Wadiah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh
bank syariah untuk memberikan kesepatan kepada pihak yang kelebihan
dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadiah.
b. Bagi Hasil (Syirkah)
Sistem ini merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.
Pembagin hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dan pembimpan dana,
maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk
yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah.
c. Jual Beli (al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerpakan tata cara
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan
23 Melayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan , (Jakarta: Bumi Akasara, 2001), h.11
pembelian atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga jual beli ditambah dengan keuntungan
(margin).
d. Sewa (al-Ijarah)
Prinsip ini secara garis besar dibagi menjadi dua jenis:
1) Ijarah, sewa murni seperti halnya penyewaan alat-alat produk
(Operating Lase). Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli
eqiupment yang dibutuhkan nasbaha kemudian menyewakan dalam
waktu yang telah disepakatai kepada nasabah.
2) Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan
penggabungan antara sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai
hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease).
e. Jasa / fee
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip atau aturan ini
antar lain adalah Bank Garansi, klirig, Inkaso, Transfer dan lain-lain.
B. Tabungan Haji
1. Pengertian Tabungan Haji
Pengertian tabungan secara umum adalah bentuk simpanan nasabah
yang bersifat likuid, hal ini memberiakn arti produk ini dapat diambil
sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang
ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.24
24 Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta: 2012), h.34
Sedangkan pengertian haji adalah perjalanan unik dalam dunia
wisata dan perjalanan, dimana seorang muslim melakukan perjalanan ritual,
jasmani dan rohaninya, kesatu kota yang telah dinyatakan oleh Allah dalam
Al-Quran sebagai kota yang terjamin keamanannya, yaitu Kota Mekkah,
dengan tujuan untuk wukuf di Arafah dan thawaf di Bait Allah Al-Haram,
yang telah dijadikan oleh Islam sebagai sentral mentauhidkan Allah dan
pusat kesatuan orang-orang Mukmin.25
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa Tabungan haji
adalah dana yang dihimpun dari masyarakat muslim yang telah
merencanakan ibadah haji sehingga mereka menyetorkan dana ibadah
hajinya kepada lembaga peneyelenggara haji.26
2. Dasar Hukum Tabungan Haji
Dasar hukum produk tabungan haji tidak dijelaskan secara eksplisit
dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Produk ini berkaitan dengan bidang
muamalat yang berkembang sedemikian rupa dan belum dipraktikkan oleh
nabi, sahabat, dan ulama-ulama terdahulu.:
a. Al- Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar tabungan haji
adalah:
25 Yusuf Al-Qaradlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu), h.523 26 Nurul Huda, Keuangan Publik Islami: Pendekatan Teoritis dan Sejarah, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 318
1) Q.s Al Hajj (22) : 27
عذابك ما وذوقوا فيها عيدواأ غم من منها نيرجوا
أ ا رادو
أ٢٢ٱلريق
Artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
segenap penjuru yang ai unta yang kurus yang datang dari mengendar27jauh”.
Tafsir: Allah SWT berfirman mencela orang-orang Quraisy yang
menyembah tuhan selain Allah yang menyekutukannya, padahal mereka
berada dan bertempat tinggal di daerah sekitar Masjidil Haram yang
dibangun pada hari pertamanya sebagai tempat beribadah kepada Allah
Yang Maha Esa. Allah berfirman bahwa Dia telah memberi petunjuk
kepada Ibrahim a.s. suatu di mana ia diberi izin membangun masjidil
Haram, sebagai masjid pertama di dunia. Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim bahwa Rasulullah saw ditanya oleh Abu Dzar r.a “masjid
manakah yang pertama dibangun?” Al-Masjidil Haram.” Jawab
Rasulullah. “kemudian masjid mana yang dibangun sesudah itu?” tanya
lagi Abu Dzar. Rasulullah saw menjawab “Ialah Bitil Madqis”.28
b. Al Hadits
Hadits Rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar tabungan haji adalah:
ر ف قدح أ رك عرفة ق بحل أنح يطحلع الحفجح ج عرفات ثلاثا. فمنح أدح الح ن أياا رك دحر فلا إنثح نح تأخا عليحهن ن فلا إنثح يح ح ي وح ل فن عليحهن ثلا ثة فمنح ت عجا
أصحاب السنن( اه أحمد )ر
27 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 466 28 Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier 5, Edisi Revisi, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2004),
h. 380
Artinya : “Haji itu ialah wukuf (berhenti) dari Arafah diulang
sebanyak tiga kali. Barangsiapa yang mendapati wukuf di Arafah
sebelum fajar, maka ia telah mendapat haji. Dan hari-hari Mina itu
adalah tiga hari, maka barangsiapa yang ingin segera (meninggalkan
Mina) sesudah dua hari, maka tidak ada dosa baginya dan yang
menundanya juga tidak berdosa”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan). 29
3. Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Tabungan menyatakan:30
a. Tabungan ada dua jenis:
1) Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2) Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan
prinsip Mudharabah dan Wadiah.
b. Dalam transkasi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
c. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
d. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
e. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
f. Bank sebagai mudhrib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
4. Syarat dan akad tabungan haji
a. Syarat tabungan haji
Untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada
nasabah tabungan, maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. Persyaratan dan ketentuan
tersebut disamping untuk meningkatkan pelayanan, juga untuk menjaga
29 Tafsir Ibnu Katsier Jilid 1, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset), h. 385 30 www.dsnmui.or.id diunduh pada 18 Januari 2018
keamanan dan keuntungan bagi nasabah.31 Beberapa syarat yang harus
dipenuhi calon nasabah dalam pembukaan tabungan haji yaitu:32
1) Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Identitas Diri)
2) Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
3) Pas Photo untuk Kelengkapan Haji
a. Latar belakang foto putih
b. Wajah 80% (fokus wajah)
c. Ukuran foto 4 x 6 - 1 lembar, 3 x 4 - 5 lembar
4) Materai @6000 x 3 lembar
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPbs
tertanggal 17 Maret 2008, terkait Peraturan Bank Indonesia dimaksud
dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atas dasar
akad Mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:
1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul Maal).
2) Pengeloaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan
yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau
dilakukan dengan tanpa batasan dari pemilik dana (mudharabah
mutlaqah)
3) Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk serta hak dan kewajiban nasabah sebagai diatur dalam
31 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010),
h.70 32 Brosur Tabungan Haji BRISyariah iB
ketentuan bank indonesia mengenai transpartasi informasi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah
4) Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepkatan atas pembukaan
dan penggunaan produk tabungan dan depsito atas dasar akad
mudharabah dalam bentuk perjanjian tertulis
5) Dalam akad mudrabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas
syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah
6) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
7) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati
8) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengeolaan
rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo
rekening, pembukaan dan penutupan rekening
9) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang dibersangkutan.33
b. Akad tabungan haji
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.02/DSN-
MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu pertama, tabungan yang
tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan
berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan
33 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2009), h. 97-98
secara prinsip syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip
mudhrabah dan wadi’ah.34
1) Al-Mudharabah
Pengertian Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara
dua pihak, yaitu pihak pertama menyediakan seluruh modal dan
pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, kerugian
tersebut ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian
pengelola, pengelolalah yang bertanggung jawab.35 Secara garis
besar mudharabah terbagi menjadi dua jenis:
a) Mudharabah Muqayyadah
Pada jenis akad ini, shahibul maal memberikan batasan
atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa
mengelola dana tersebut sesuai batasan jenis usaha, tempat dan
waktu tertentu saja. Aplikasinya dalam perbankan adalah special
invesment based restriced mudharabah. Model ini dirasa sangat
cocok pada saat krisis dimana sektor perbankan mengalami
kerugian menyeluruh. Dengan special investment, investor
tertentu tidak perlu menanggung overhead bank yang terlalu
34 Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.34 35 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013),
h. 33
besar karena seluruh dananya masuk ke proyek khusus dengan
return dan cost yang dihitung pula.36
b) Mudhrabah Mutlaqah
Yang dimaksud dengan Mudharabah mutlaqah adalah
bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqh ulama
Salafus Saleh sering kali dicontohkan dengan ungkapan if’al
maa syi’ta (lakukan sesukamu) dari shahib al-mal yang memberi
kekuasaan yang sangat besar.37
Pada Mudharabah mutlaqah pemilik dana tidak
memberikan bayaran atau persyaratan tertentu kepada bank
syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan
dengan tempat, cara maupun objek investasinya.38 Mudharabah
Mutlaqah dapat disebut dengan investasi dari pemilik dana
kepada bank syariah dan bukan merupakan kewajiban ekuitas
bank syariah.
Modal investasi suatu kerjasama dapat berbentuk uang
tunai (uang pecahan emas atau perak), barang-barang bergerak
atau harta lain. Ia tidak dapat berupa komoditas seperti daging
babi atau anggur yang dilarang bagi seorang muslim
36 Gelama Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h.84 37 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 200 38Adiwarman .karim, bank islam analisis fiqih dan keuangan, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010) h.352
memperdagangkanya. Hanya modal yang benar-benar ada
ditangan pada saat dimulainya kerjasama yang dianggap punya
kekuatan hukum dalam pembagian keuntungan dan tanggung
jawab.39
Bank syariah tidak mempunyai kewajiban untuk
mengembalikannya apabila terjadi kerugian atas pengelolaan
dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank
sebagai mudharib. Namun sebaliknya, dalam hal bank syariah
(mudharib) melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
pengelolaan dana investor (shahibul maal), maka bank syariah
wajib mengganti semua dana investasi mudharabah mutlaqah.40
2) Al- Wadi’ah
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam
mobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.
Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah. Al-
wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya mengehendaki. Secara umum terdapat dua jenis
wadi’ah: wadi’ah yad al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamanah.
a) Wadi’ah Yad al-Amanah (Trustee Depository)
Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
(1) Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan
dan digunakan oleh penerima titipan.
39 Abraham L.Udovitch, Kerjasama Syariah dan Bagi Untung Rugi dalam Sejarah Islam
Abad Pertengahan (Teori dan Penerapannya), (kediri: Qubah, 2008) h. 203-204 40 Ismail, perbankan syariah, (Jakarta: kencana prenada media group, 2011) h.86-87
(2) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah
yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang
dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.
(3) Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
(4) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh
dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan yang
memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau
safe deposit box.
b) Wadi’ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)
Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik berikut ini.
(1) Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat
dimanfaatkan oleh yang menerima titipan.
(2) Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipakan
tersebut tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun
demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk
memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip.
(3) Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan
tabungan
(4) Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi’ah
karena pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu
simpanan yang bisa diambil setiap saat. Perbedaannya,
tabungan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang
dipersamakan.41
5) Tujuan dan fungsi tabungan haji
a. Tujuan tabungan haji
Tujuan dari tabungan haji adalah memberikan kemudahan bagi
nasabah dalam menuju panggilan Allah menuju Baitullah.42
b. Fungsi tabungan haji
Fungsi dari tabungan haji adalah membantu meringankan
nasabah dalam hal menyimpan uang untuk beribadah haji. nasabah akan
mendapatkan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam
penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah. Selain
itu dana nasabah akan lebih aman jika disimpan dalam tabungan haji.43
6) Mekanisme tabungan haji pada Perbankan Syariah
Mekanisme berasal dari bahasa yunani yang berarti mechos yang
memiliki arti cara kerja atau cara menjalankan sesuatu.44 Sedangkan
tabungan haji adalah dana yang dihimpun dari masyarakat muslim yang
telah merencanakan ibadah haji sehingga mereka menyetorkan dana ibadah
hajinya kepada lembaga peneyelenggara haji produk simpanan bagi
nasabah yang bertujuan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah Haji
(BPIH).45 Jadi mekanisme tabungan haji ialah sebuah cara atau proses
pelaksanaan kegiatan simpanan pada perbankan syariah untuk nasabah
41 Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h.148-149 42 Eprints.walisongo.ac.id diunduh pada 30 Januari 2018 43 Perbanas.ac.id dalam Artikel Ilmiah, diunduh pada 30 Januari 2018 44 http://kbbi.web.id/mekanisme.html diunduh pada 15 april 2017 45 Nurul Huda, Keuangan Publik Islami: Pendekatan Teoritis dan Sejarah, h. 318
calon jamaah haji yang bertujuan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah
Haji (BPIH).
Berikut tahap-tahap mekanisme pembukaan tabungan haji di
perbankan syariah:46
a. Pihak bank wajib menjelaskan terlebih dahulu kepada calon penabung
syarat-syarat umum tabungan (misalnya setoran awal, saldo minimum,
minimum jumlah setoran dan lain sebagainya).
b. Calon penabung diwajibkan untuk mengisi dan menandatangani
formulir permohonan pembukaan rekening tabungan ibadah haji dengan
melampirkan syarat-syarat tabungan dan membubuhkan speciment
tanda tangan.
c. Calon penabung diminta untuk menunjukkan kartu pengenal atau
identitas calon penabung yang sah dan masih berlaku seperti KTP, SIM
atau Paspor.
d. Pihak bank mencatat nomor serta tanggal dikeluarkannya pada formulir
pembukaan rekening tabungan, kemudian memfotocopy dan
memcocokkan tanda tangan calon penabung dengan tanda tangan yang
tertera diatas formulir/ dokumen tabungan, lalu pihak bank
membubuhkan paraf mengenai kecocokan tanda tangan dan kebenaran
dokumen tersebut setelah dibubuhi cap/ stempel “sesuai dengan
aslinya”.
e. Pihak bank melakukan pembukaan nomor rekening tabungan calon
penabung pada komputer.
f. Pihak Bank memerika kembali dokumen-dokumen kembali dan
menyerahkan kepada pejabat bank yang berwenang untuk disetujui atau
diotorisasi.
g. Pihak Bank membubuhkan nomor dan nama pemegang rekening
h. Nasabah tabungan haji diminta untuk membubuhkan tanda tangan
penabung pada tempat yang ada dibuku tabungan.
i. Pihak Bank memeriksa dan meyakinkan kembali bahwa tanda tangan
penabung tersebut sama dengan yang tercantum dalam kartu identitas
dan kartu contoh tanda tangan (aplikasi pembukaan).
j. Selanjutkan Pihak bank meminta kepada Supervisor untuk
mengotorisasi pembukaan rekening tabungan tersebut dan
menandatangani buku tabungan sebagai pejabat bank yang akan
diserahkan ke nasabah.47
46 Muhammad, Sistem dan Prosedur OperasionalBank Syariah, (Yogyakarta: UII Press,
2000), h. 71-72 47 Ibid., 72
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank BRI Syariah KCP Metro
1. Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah KCP Metro
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI
Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional,kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan
prinsip syariah Islam.48
Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)
dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.
48 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (PERSERO) Tbk, Laporan Tahunan
BRI Syariah, h.1, dikutip pada Rabu, 31 Mei 2017
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna cahaya yang mengikuti logo
perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat
terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu
melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang
digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang
merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank
BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur
Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje
Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi
aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus
pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan
menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan
layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah
merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang
berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
2. Visi dan Misi Bank BRI Syariah KCP Metro
a. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk
kehidupan lebih bermakna.49
b. Misi
1).Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
2).Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip syariah.
3).Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun
dan dimanapun.
4).Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup
dan menghadirkan ketenteraman pikiran.
49 Ibid., h. 3-4
3. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro
Gambar 3.3: Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro 50
Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Metro:
1. Pimpinan Cabang Pembantu : Hadi Susilo
2. Branch Operational Supervisor : Tedy Amal Satia
3. Unit Head : Endang Nur Hadi
: Fery Sustanto
4. Accounting Officer : Muhammad Arif Yutono
: Tahta Radiksya Putra
5. Accounting Officer Micro : Ronaldi Marga
: Oktadiansyah
50 Ibid., h. 6
Pincapem
UH
(Unit Head)
:
F
e
r
y
S
u
s
t
a
n
t
o
AO (Account Officer)
BOS
(Branch Operational
Supervisor)
AOM
(Account Officer Micro)
Pramubakti
Customer Service
Security
Teller
: Didi Pebrianto
: Annisa Utami Alawiyah
6. Teller : Titis Yunestin
: Eka Sigit Prasetyo
7. Customer Service : Almira
8. Pramubakti : Rusmanto
9. Security : Apri Hermawan
: Edi Sudiono
: Wahyu Wahyono
Tugas dan Wewenang Bank BRI Syariah KCP Metro
a. Pincapem (pimpinan cabang pembantu)
1) Melakukan pertanggung jawaban operasional dan financial cabang
pembantu.
2) Melaksanakan misi kantor cabang pembantu secara keseluruhan.
3) Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur
4) Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola
layanan unggul kepada nasabah.
5) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, serta
kegiatannya.
b. Unit Head
1) Bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan yang ada di bagian
pembiayaan mikro.
2) Mengkoordinasikan dan mengawasi bagian-bagian yang ada pada
bagian pembiayaan mikro agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan
perusahaan.
c. Accounting Officer
1) Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan yang ada di bagian
kredit, seperti: KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), KKB
(Kesepakatan Kerja Bersama), KMG(Kredit Multiguna).
2) Mengkoordinasikan dan mengawasi bagian-bagian yang ada pada
bagian kredit sesuai dengan tujuan perusahaan.
3) Prospek, malampaui target yang telah di tetapkan oleh perusahaan
d. Branch Operation Supervisor51
1) Mengkoordinasi pelaksanaan operasional Bank di Kantor Cabang/
Cabang Pembantu dengan cara memberikan layanan operasional
Bank yang akurat dan tepat waktu, sehingga seluruh transaksi dari
nasabah dapat ditangani dan diselesaikan secara excellent.
2) Memberikan dukungan kepada Manager Operasi dan Pimpinan
Cabang, serta seluruh jajaran bisnis dan support di Cabang, berupa:
a) Menyediakan layanan operasi kas, pembukaan/ penutupan
rekening, transfer, pencairan pembiayaan yang akurat dan tepat
waktu secara konsisten.
b) Sebagai narasumber dalam layanan operasi Kantor Cabang/
Cabang Pembantu baik di internal Bank maupun dengan
jaringan Bank eksternal lainnya.
51 Ibid., h. 7-8
c) Membangun team work dan komunikasi yang efektif di Kantor
Cabang/ Cabang Pembantu.
e. Teller
1) Melayani nasabah untuk transaksi setor dan penarikan tunai dan
non tunai serta transaksi lainnya sesuai aturan yang ditetapkan
untuk mencapai service excellent.
2) Memberikan dukungan kepada Supervisor Branch Operation,
Operation Manager , Pimpinan Cabang, berupa :
a) Memproses layanan operasi baik tunai maupun non tunai yang
dilakukan nasabah di teller, dengan akurat dan tepat waktu
secara konsisten.
b) Sebagai narasumber dalam layanan operasi tunai dan non-tunai
sesuai kewenangan dan tanggungjawabnya.
c) Menjadi bagian dari tim operation yang solid, dapat
bekerjasama dan berkomunikasi secara efektif.52
f. Customer service
1) Memberikan informasi baik produk maupun layanannya yang
dibutuhkan oleh nasabah atau calon nasabah.
2) Melayani nasabah dalam pembukaan dan penutupan rekening serta
transaksi lainnya sesuai aturan yang ditetapkan untuk mencapai
service excellent.
3) Memberikan dukungan kepada Supervisor Branch Operation,
Operation Manager ,Pimpinan Cabang, berupa :
52 Ibid., h. 9
a) Memproses layanan operasi pembukaan dan penutupan
rekening, serta transaksi lainnya yang dilakukan nasabah di
customer service, dengan akurat, sopan,ramah dan tepat waktu
secara konsisten.
b) Sebagai narasumber dalam layanan operasi dan produk Bank
sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.
c) Menjadi bagian dari tim operation yang solid, dapat
bekerjasama dan berkomunikasi efektif.53
4. Produk-Produk Bank BRI Syariah KCP Metro
a. Produk Penghimpun Dana (Dana Pihak Ketiga)
1) Tabungan faedah BRISyariah iB
2) Tabungan haji BRISyariah iB
3) Tabungan impian BRISyariah iB
4) Giro BRISyariah iB
5) Deposito BRISyariah iB
b. Produk Pembiayaan
1) Qardh beragun emas BRISyariah iB
2) KKB BRISyariah iB
3) KPR BRISyariah iB
4) Pembiayaan Umroh BRISyariah ib
5) KMG BRISyariah iB
53 Ibid., h. 10-11
B. Tabungan Haji BRISyariah iB di Bank BRI Syariah KCP Metro
Produk penghimpunan dana yang ditawarkan Bank BRI Syariah KCP
Metro yang banyak diminati oleh masyarakat muslim salah satunya adalah
Tabungan haji BRISyariah iB. Menurut Bapak Zulhaidir selaku Pincapem
Bank BRI Syariah KCP Metro, Tabungan haji BRISyariah iB merupakan
tabungan investasi yang dilakukan dengan menggunakan prinsip bagi hasil,
dimana nasabah sebagai pemilik dana dan bank syariah sebagai yang
mengelola dana dengan nisbah bagi hasil. Tabungan haji ini merupakan
bentuk pelayanan untuk nasabah yang bertujuan menunaikan ibadah haji54
Menurut Bapak Zulhaidir selaku Pincapem Bank BRI Syariah KCP
Metro, maksud dan tujuan dihadirkannya produk tabungan haji BRISyariah
iB ini adalah untuk membantu masyarakat yang mempunyai rencana
menunaikan ibadah haji guna memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan
Ibadah Haji (BPIH) nasabah.55
Produk tabungan haji BRISyariah iB sudah ada pada Bank BRI
Syariah KCP Metro sejak tahun 2008 bertepatan dengan akuisisi secara
resmi terlepasnya PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah dari PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk pada tanggal 17 November 2008.56
Beberapa upaya yang dilakukan Bank BRI Syariah KCP Metro
dalam memasarkan produk tabungan haji BRISyariah iB ini, marketing
lebih sering menggunakan brosur, Mobile BRI Syariah dan promosi produk
54 Wawancara dengan Bapak Zulhaidir selaku Pincapem (Pimpinan Cabang Pembantu)
Bank BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal 13 Juni 2017 55 Wawancara dengan Bapak Zulhaidir selaku Pincapem (Pimpinan Cabang Pembantu)
Bank BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal 13 Juni 2017 56 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, Produk Tabungan Haji BRISyariah
iB, (PERSERO) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah, h.14, dikutip pada Senin, 12 Juni 2017
tabungan haji secara langsung melalui customer service. Serta menciptakan
pendekatan kepada masyarakat dengan cara promosi langsung ke
masyarakat atau pasar-pasar agar masyarakat lebih menguasai pengetahuan
tentang tabungan haji BRI Syariah iB serta menarik minat masyarakat untuk
membuka rekening tabungan haji BRI Syariah iB.57
Menurut Bapak Zulhaidir selaku Pincapem Bank BRI Syariah KCP
Metro, selain upaya pemasaran produk seperti mobile BRIS serta marketing
ada pula kebijakan – kebijakan tertentu terkait tabungan haji BRISyariah iB
guna menunjang perkembangan produk tabungan haji BRISyariah iB,
diantaranya:
1. Menggiatkan atau menjalin kerjasama dengan KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) yang ada di Provinsi Lampung khususnya
Kota Metro
2. Strategi pengembangan tabungan haji BRISyariah iB dengan
menyebarkan brosur tabungan haji serta memasangkan banner pada
tempat tempat umum. Agar kedepannya lebih mudah dalam
mengembangkan produk tabungan haji, Bank BRI Syariah KCP Metro
akan segera membentuk marketing funding agar lebih terfokus dalam
mempromosikan produk funding (penghimpun dana) salah satunya
adalah tabungan haji BRISyariah iB.
3. Pemberian souvenir untuk memikat calon nasabah haji. pemberian
souvenir seperti Kain ihram, tas haji, mukena, sajadah, dll. Pemberian
57 Wawancara dengan Bapak Sunar Riyanto selaku Marketing Bank BRI Syariah KCP
Metro pada tanggal 13 Juni 2017
souvenir dilakukan sekaligus untuk memasarkan produk tabungan haji
dengan mencantumkan logo atau nama Bank BRI Syariah atau biasa
disebut dengan branding.
4. Optimalisasi pelunasan tabungan haji agar lebih cepat, tepat dan efektif.
Adanya optimalisasi ini menuntut pelayanan pihak bank agar lebih
ditingkatkan untuk nilai plus bank agar nasabah merasa puas akan
pelayanan dari pihak Bank BRI Syariah KCP Metro.58
Gambar 3. Grafik Perkembangan Nasabah Tabungan Haji BRISyariah iB59
320
475
525
376
575
0
100
200
300
400
500
600
700
2013 2014 2015 2016 2017
Tabungan Haji BRISyariah iB
Jumlah Nasabah
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa tabungan haji BRI
Syariah iB mengalami peningkatan dan penurunan jumlah nasabah setiap
58 Wawancara dengan Bapak Zulhaidir selaku Pincapem (Pimpinan Cabang Pembantu)
Bank BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal 15 Juni 2017 59 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (PERSERO) Tbk, Laporan
Tahunan BRI Syariah, h.9, dikutip pada Jumat,19 Januari 2018
tahunnya. Pada tahun 2013 nasabah tabungan haji mencapai 320 nasabah,
di tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 475 nasabah sampai pada tahun
2015 jumlahnya mencapai 525 nasabah. Namun pada tahun 2016 tabungan
haji BRISyariah iB mengalami penurunan jumlah nasabah menjadi 376
nasabah, hingga pada tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi 575
nasabah.
Menurut Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation
Supervisor (BOS), adapun syarat dan ketentuan yang di berikan Bank BRI
Syariah KCP Metro kepada calon nasabah untuk melakukan pembukaan
rekening tabungan haji BRISyariah iB ini sangat mudah sehinga tidak
mempersulit calon nasabah untuk membuka rekening tabungan haji
BRISyariah iB. Dengan persyaratan menyerahkan kartu identitas yang
masih berlaku (KTP), setoran awal ringan hanya Rp.50.000,- dan setoran
berikutnya minimal Rp.10.000, serta bebas dari biaya administrasi
bulanan.60
Keunggulan serta fasilitas produk tabungan haji BRISyariah yang
dapat menarik minat masyarakat yaitu Bank BRI Syariah merupakan salah
satu Bank Penerima Setoran Haji yang sudah terhubung secara otomatis
dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian
Agama Republik Indonesia, setoran awal ringan sebesar Rp.50.000,-,
setoran berikutnya minimal Rp.10.000,-, gratis asuransi jiwa dan
kecelakaan, dapat dibukakan untuk anak- anak dan bagi hasil yang
60 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) Bank BRI Syariah KCP Metro pada tanggal 12 Juni 2017
kompetitif sebesar 0,88 %. Keunggulan serta fasilitas yang diberikan oleh
Bank BRISyariah KCP Metro tersebut agar dapat menarik minat masyarakat
agar memilih Bank BRI Syariah KCP Metro sebagai bank penerima setoran
untuk membuka tabungan haji.61
Tabungan haji pada Bank BRI Syariah belum termasuk ONH, jadi
harga naik haji sesuai dengan tahun pemberangkatan pada tahun yang telah
ditentukan oleh Kementrian Agama. Jika pada tahun tersebut ONH menurun
maka uang nasabah akan dikembalikan tapi jika mengalami kenaikan maka
nasabah harus melunasi sesuai harga pada tahun tersebut.
C. Analisis Mekanisme Tabungan Haji BRISyariah iB pada Bank BRI
Syariah KCP Metro
Mekanisme pembukaan tabungan haji BRI Syariah iB ini tidak
terlalu rumit atau sulit, secara sederhana nasabah yang ingin membuka
tabungan haji BRISyariah iB dapat melalui beberapa tahapan, tahap
pertama wawancara terhadap nasabah tabungan haji terkait maksud dan
tujuan nasabah datang ke Bank BRI Syariah KCP Metro. Tahap kedua,
pengisian formulir pendaftaran tabungan haji oleh nasabah dengan
memberikan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak bank syariah..
Tahap ketiga, customer service melakukan pembukaan rekening tabungan
haji sesuai data diri nasabah disertakan pengotorisasian oleh pejabat bank
yang berwenang, jika proses otorisasi telah selesai nasabah sudah dapat
menerima buku tabungan haji tersebut.62
61 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) Bank BRI Syariah KCP Metro pada tanggal 12 Juni 2017 62 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) pada tanggal 16 Juni 2017
Demikian pula disampaikan oleh Ibu Almira selaku Customer Service
(CS) Bank BRI Syariah KCP Metro beliau menerangkan bahwa secara garis
besar mekanisme tabungan haji BRISyariah iB pada BRI Syariah KCP
Metro adalah sebagai berikut:
Tahap pertama yaitu tahap wawancara terhadap nasabah, Customer
service melakukan wawancara terlebih dahulu kepada nasabah yang ingin
melakukan membuka rekening tabungan haji. Dalam wawancara tersebut
customeer service biasanya langsung menanyakan maksud dan tujuan
kedatangannya kepada nasabah. Terkait proses wawancara terhadap
nasabah, Customer Service dituntut untuk tetap melaksanakan tugasnya
sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), salah satunya adalah
Sikap. Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, Sikap Customer
Service harus memenuhi aturan dari pusat yaitu proses pembukaan rekening
dan cross selling selama 25 menit serta sekurang –kurangnya menyebut
nama nasabah sebanyak 3 kali. Sebelum nasabah datang ke meja Customer
Service, Customer Servive sudah harus berdiri dan memanggil nomor
antrean nasabah.63
Tahap kedua, Pengisian aplkasi formulir pembukaan rekening
tabungan haji disertai pemenuhan persyaratan tabungan haji. Dalam
pengisian formulir, nasabah dipandu oleh Customer service agar ketika ada
ketidakpahaman nasabah terkait pengisian formulir bisa langsung dijelaskan
oleh customer service. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh
63 Wawancara dengan Ibu Almira selaku Customer Service Bank BRI Syariah KCP Metro
pada tanggal 13 Juni 2017
nasabah dalam pembukaan tabungan haji BRISyariah iB sebagai berikut:64
fotocopy Identitas diri yang masih berlaku seperti Kartu Tanda Penduduk
(KTP), SIM atau Paspor, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran khusus untuk
pembukaan tabungan haji anak-anak serta setoran awal pembukaan
rekening tabungan haji sebesar Rp. 50.000, Terkait pelayanan dari pihak
bank syariah yang berhadapan secara langsung dengan nasabah, penampilan
Customer Service juga harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur,
yaitu kerapihan dan kebersihan pada meja kerja, pemakaian Id Card sebagai
tanda pengenal serta memakai seragam kerja sesuai ketentuan yang ada pada
Bnak BRI Syariah KCP Metro.65
Tahap Ketiga, pembukaan nomor rekening tabungan haji, Apabila
nasabah telah selesai melakukan pengisian formulir aplikasi pembukaan
tabungan haji lengkap dengan persyaratannya, maka Customer Service akan
memproses data nasabah tersebut pada sistem komputer dan pengecekan
kembali dokumen sebelum diserahkan kepada pejabat bank untuk disetujui.
Setelah selesai, customer service membubuhkan nomor dan nama
pemegang rekening pada buku tabungan haji nasabah dan meminta tanda
tangan pejabat bank dan meminta kepada supervisor untuk mengotorisasi
pembukaan rekening tabungan sebelum menyerahkan buku tabungan haji
ke nasabah. Disini Skill atau kemampuan Customer Service dituntut harus
sesuai Standar Operasional Prosesur, dikarenakan kemampuan Customer
Service saat melayani nasabah itu sangat penting, seperti menanggapi
64 Brosur tabungan haji BRISyariah iB 65 Wawancara dengan Ibu Almira selaku Customer Service Bank BRI Syariah KCP Metro
pada tanggal 13 Juni 2017
pertanyaan nasabah, menggali kebutuhan nasabah, serta menjelaskan fitur
dan benefit produk terhadap nasabah.66
Menurut Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation
Supervisor (BOS), Nasabah yang telah selesai membuka tabungan haji
dengan setoran awal sebesar Rp. 50.000,- belum bisa secara langsung untuk
mendapatkan porsi haji dikarenakan syarat untuk mendapatkan seat atau
porsi haji yaitu dengan menyetorkan dana sebesar Rp. 25.050.000,-. Namun
nasabah tetap dapat mendapatkan porsi haji dengan cara menabung secara
berangsur-angsur sampai mencapai nominal porsi haji yaitu sebesar
Rp.25.050.000. Tempo menabung pun tidak dibatasi oleh pihak Bank BRI
Syariah KCP Metro karena itu merupakan kemampuan dari nasabah
masing-masing. Ketika saldo telah mencapai Rp 25.050.000,- maka nasabah
akan dibantu untuk penginputan data sebagai calon jamaah haji untuk
mendapatkan nomor porsi haji. Nasabah juga akan mendapatkan fasilitas
berupa souvenir perlengkapan haji lengkap dan dilindungi asuransi jiwa
dengan maksimum 120% dari saldo akhir maksimal Rp 50 juta.67
Apabila nasabah ingin langsung mendapatkan porsi haji, nasabah
dapat langsung menyetorkan dana kepada bagian kas teller sejumlah
Rp.25.050.000 untuk mendapatkan porsi haji dan jika nasabah ingin
melakukan pelunasan BPIH (Biaya perjalanan Ibadah Haji) bisa dilakukan
pada dua tahap, yaitu bulan Mei dan bulan Maret sesuai ketentuan Bank BRI
Syariah KCP Metro. Setelah proses pembukaan rekening tabungan haji
66 Wawancara dengan Ibu Almira selaku Customer Service Bank BRI Syariah KCP Metro
pada tanggal 13 Juni 2017 67 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) pada tanggal 16 Juni 2017
selesai nasabah mendapatkan lembar SPPH (Surat Permohonan Pergi Haji)
yang dapat dilanjutkan oleh nasabah untuk teknik pengurusannya pada
Kantor Kementerian Agama setempat untuk mendapatkan nomor porsi atau
tahun keberangkatan sampai menunggu jadwal pelunasan ONH. Pada akhir
tahun 2017, pihak Arab Saudi memberlakukan setiap jamaah haji untuk
membayar pajak keberangkatan haji sebesar 5% dari ONH.68
Menurut Ibu Dewi Erna alasan membuka rekening tabungan haji di
BRI Syariah KCP Metro adalah karena persyaratannya yang mudah dan
tidak sulit untuk dipenuhi oleh nasabah. Pihak Bank syariah juga
memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah yang melakukan
pembukaan tabungan haji. Tabungan haji ini membuat nasabah semakin
mudah untuk melakukan pembayaran biaya perjalanan ibadah haji. Pada
proses wawancara terhadap nasabah, pihak bank syariah juga turut
menjelaskan kegunaan, manfaat serta perbedaan tabungan haji dengan
tabungan faedah sehingga nasabah dapat memahami perbedaan antara
tabungan pribadi dengan tabungan untuk ibadah haji. Dengan adanya
tabungan haji BRISyariah iB ini nasabah berharap dapat terbantu untuk
menyisihkan tabungan untuk keberangkatan ibadah haji.69
Demikian pula dengan Ibu Rika Rahmawati yang menjelaskan
bahwa beliau membuka tabungan haji pada Bank BRI Syariah KCP Metro
dikarenakan setoran awal yang ringan yaitu Rp.50.000,- dan setoran
selanjutnya minimal Rp10.000,- serta tidak adanya biaya administrasi
68 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) Bank BRI Syariah KCP Metro pada tanggal 16 Juni 2017 69 Wawancara dengan Ibu Dewi Erna selaku nasabah tabungan haji BRISyariah iB pada
tanggal 12 Juni 2017
sehingga tidak membebankan nasabah tabungan haji. Prosedur pembukaan
tabungan haji pada Bank BRI Syariah KCP Metro juga sangat mudah,
pertama mengisi kelengkapan formulir pendaftaran tabungan haji dengan
menyertakan persyaratan seperti KTP yang masih berlaku, kemudian
melakukan setoran awal sebesar Rp.50.000,00, setelah semua selesai,
customer service langsung menginput data pada komputer. Setelah
customer service menginput data dan sebagainya, saya diberikan buku
tabungan yang dapat digunakan sewaktu waktu untuk menabung dana
keberangkatan pergi haji.70
Mudharabah mutlaqah pada tabungan haji BRISyariah iB di Bank
BRI Syariah KCP Metro berfungsi apabila saldo nasabah tabungan haji
tersebut saldonya sudah mencapai Rp.25.050.000,-. Namun jika saldo
nasabah belum mencapai Rp.25.050.000,- Bank BRI Syariah KCP Metro
belum bisa mengelola dana nasabah haji dikarenakan dana tersebut masih
milik personal (nasabah). Sesuai ketentuan pihak Bank BRI Syariah KCP
Metro terkait nisbah bagi hasil tabungan haji BRISyariah iB adalah sebesar
0,88%.71
70 Wawancara dengan Ibu Rika Rahmawati selaku nasabah tabungan haji BRISyariah iB
pada tanggal 12 Juni 2017 71 Wawancara dengan Bapak Tedy Amal Satia selaku Branch Operation Supervisor
(BOS) Bank BRI Syariah KCP Metro pada tanggal 16 juni 2017
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Bank
BRI Syariah KCP Metro, analisis data yang diperoleh dari lapangan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Mekanisme tabungan haji BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah
KCP Metro melalui tiga tahapan yaitu, tahap pertama, wawancara terhadap
nasabah terkait maksud dan tujuan nasabah, serta penjelasan Customer
Service kepada nasabah terkait produk-produk yang ada pada Bank BRI
Syariah salah satunya produk tabungan haji BRISyariah iB. Tahap kedua,
pengisian formulir pembukaan tabungan haji dengan memberikan
persyaratan pembukaan tabungan haji BRISyariah iB yaitufotocopy
identitas diri yang masih berlaku seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP),
Kartu Keluarga serta pembukaan saldo awal sebesar Rp.50.000,-. Tahap
Ketiga, penginputan data nasabah oleh customer servicepada sistem sesuai
dengan data yang telah disi oleh nasabah pada formulir pembukaan rekening
dan pengotorisasian data nasabah oleh pejabat bank sampai penyerahkan
buku rekening tabungan haji kepada nasabah.
B. Saran
Berdasarkan data lapangan serta data pustaka yang penulis lakukan,
ada beberapa saran penulis bagi pihak Bank BRI Syariah KCP Metro:
1. Peningkatan SDM Customer Service guna menunjang peningkatan
pelayanan terhadap nasabah tabungan haji BRI Syariah iB yang
semakin hari semakin meningkat peminatnya. Sehingga nasabah
yang ingn membuka tabungan haji BRI Syariah iB tidak terlalu lama
menunggu antrean Customer Service.
2. Peran marketing dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat
harus lebih ditingkatkan lagi, karena menurut pengamatan yang
peneliti peroleh selama magang pada Bank BRI Syariah KCP Metro
selama 40 hari, kurangnyasosialisasi produk ini membuat marketing
hanya terjebak dalam rutinitas mobil BRI Syariah yang biasa
dilakukan. Untuk itu pihak Bank BRI Syariah KCP Metro harus
menekankan kepada bagian marketing untuk bisa lebih giat lagi
serta fokus dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk
meningkatkan penjualan poduk tabungan haji BRISyariah iB.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2009
Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim,
Jeddah: Maktabah As-Sawady, 1992
Abraham L.Udovitch, Kerjasama Syariah dan Bagi Untung Rugi dalam Sejarah
Islam Abad Pertengahan Teori dan Penerapannya, Kediri: Qubah, 2008
Adiwarman .karim, bank islam analisis fiqih dan keuangan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2013
Gelama Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah
di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia,
2012
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana,
2010
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012
Melayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan , Jakarta: Bumi Akasara, 2001
Muhammad, Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005
Muhammad, Sistem dan Prosedur OperasionalBank Syariah, Yogyakarta: UII
Press, 2000
Musqifon, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya,
2012
Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta: 2012
Nurul Huda, Keuangan Publik Islami: Pendekatan Teoritis dan Sejarah, Jakarta:
Kencana, 2012
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta:
PT Grasindo, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2012
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012
Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press,
2001
Tafsir Ibnu Katsier Jilid 1, Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset
Tafsir Ibnu Katsier Jilid 5, Terjemah Singkat Edisi Revisi, Surabaya: PT. Bina Ilmu,
2004
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta:
Kencana, 2013
Yusuf Al-Qaradlawi, Ibadah Dalam Islam, Surabaya: PT Bina Ilmu, 200
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008
Zubairi Hasan, Undang-undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Brosur Tabungan Haji BRISyariah iB
http://kbbi.web.id/mekanisme.html
www.dsnmui.or.id
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya
www.kemenag.go.id
Eprints.walisongo.ac.id
Perbanas.ac.id dalam Artikel Ilmiah
top related