tipe-tipe kewirakoperasian
Post on 21-Dec-2015
848 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
2.2. Tipe-Tipe Kewirakoperasian
Kewirakoperasian dibagi menjadi 4 tipe, yakni:
a. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakoperasi, apabila ia
mampu menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan
koperasi.
Tetapi kemungkinan ia sangat lemah, mengingat kebanyakan kemampuan
anggota dalam inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak bertindak karena setiap
tindakan harus memperhatikan anggota lainnya dan motivasi yang rendah.
Anggota koperasi di Indonesia umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang
rendah sehingga tingkat kemampuan dalam menemukan sesuatu yang baru sangat
terbatas.
Disamping itu, kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi
motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat rendah sebab
manfaat dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya sebagian kecil oleh anggota
yang bersangkutan dan sebagian besar dinikmati oeh anggota lainnya, anggota
potensial atau bahkan para pesaing koperasi.
Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan memanfaatkan peluang
tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di luar koperasi.
b. Kewirakoperasian Manager
Koperasi yang mengangkat manager sebagai pelaksana dan penangung jawab
kegiatan operational dan tentunya mengharapkan perubahan yang memberikan
keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh manager adalah keterbatasan
kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan ini karena manajer disamping dibebani
peningkatan pertumbuhan usaha koperasi tetap juga dibebani peningkatan pelayanan
terhadap anggotanya. Kedua hal tersebut kadang terjadi kontradiksi.
Bila manajer menginginkan meningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia
harus berorientasi ke pasar eksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti
mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer
menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan
harga pelayanan yang lebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidak akan
dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi.
Dalam kondisi seperti ini, kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan
motivasi yang tinggi untuk mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia
menghadapi hambatan yang besar yang harus dilewatinya.
c. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diarahkan untuk
memacu perkembangan koperasi.
Tetapi untuk melaksanakannya, ia terbelenggu oleh aturan-aturan yang telah
ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam organisasi koperasi belum
tentu sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan demikian, kendatipun
mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangkan koperasi,
tetap saja kewirakoperasiannya terbatas.
d. Kewirakoperasian Katalis
Katalis di sini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap
pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan
organisasi koperasi. Para katalis ini jelas mempunyai kemampuan yang tinggi dan
motivasi yang tinggi kendatipun insentif yang diterimanya kadang-kadang kecil. Di
samping itu ia juga mempunyai kebebasan bertindak karena ia berada di luar
organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-aturan organisasi tersebut.
Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis, yaitu orang yang
mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini, pada dasarnya seorang
katalislah yang mempunyai kemampuan dalam membantu pertumbuhan gerakan
koperasi.
…… 2013. Kewirakoperasian. http://www.kopmajogja.com/2013/07/kewirakoperasian.html,
diakses pada tanggal 13 April 2015.
Setiawan. 2014. Kewirakoperasian.
http://herrysetiawan06.blogspot.com/2014/04/kewirakoperasian.html, diakses pada tanggal
13 April 2015.
top related