tinnitus lily
Post on 03-Dec-2015
246 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TINNITUS
Pendahuluan
Tinnitus merupakan keluhan yang cukup banyak kita dapati dalam praktek sehari-hari.
Menghadapi kasus tinnitus merupakan tantangan bagi kemampuan pengetahuan di bidang
audiologi, karena patofisiologinya yang beragam sehingga penangannya cukup rumit.(1)
Tinnitus adalah istilah medis dari telinga mendenging atau berdengung yang berasal dari
bahasa latin “tinnire” yang artinya “mendenging”(9,10). Hampir 36 juta penduduk amerika
menderita tinnitus atau telinga berdenging.(7,8) Tinnitus biasanya lebih banyak terjadi pada usia
antara 40 dan 70 tahun, prevalensi tinnitus lebih kurang sama pada pria dan wanita dan kadang-
kadang dapat terjadi pada anak-anak.(6)Tinnitus dapat berupa suara abnormal yang hilang timbul
ataupun yang terjadi secara terus-menerus, baik pada satu sisi telinga maupun pada kedua
telinga.(7,8)
Tinnitus sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala awal/ symptom yang
disebabkan oleh suatu penyakit yang dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis, seperti
berkurangnya atau hilangnya pendengaran karena factor usia yang menyebabkan menurunnya
kualitas pendengaran, terjadinya kerusakan pada telinga, atau indikasi dari penyakit system
sirkulasi pada tubuh. Meskipun tidak mengganggu penampilan, tetapi tinnitus menimbulkan
ketidaknyamanan serta menghilangkan konsentrasi pada saat melakukan segala macam aktivitas
sehingga pada sebagian penderita tinnitus akan mengalami kemunduran kualitas hidup. Pada
kebanyakan orang kasus tinnitus dapat diatasi dengan pengobatan tertentu terutama apabila
penyebabnya dapat diketahui, sedangkan untuk pengobatan yang lain hanya dapat meringankan
gangguan tinnitus sehingga tidak lagi mengganggu aktivitas hidup sehari-hari.(9,10)
Page 1
ANATOMI TELINGA
Telinga ( Auris) dibedakan atas:(1,4,16)
1. Telinga luar (Auris Externa )
2. Telinga Tengah (Auris Media)
3. Telinga Dalam (Auris Interna)
Gambar 1. Anatomi telinga
Page 2
1. Telinga Luar
Telinga luar tediri dari daun telinga (auricular) yang menghimpun bunyi dan liang
telinga (meatus acusticus externus) yang mengantarkan gelombang bunyi ke membrane
tymphani.(1,4,16)
Gambar 2. Telinga luar
a) Auricula (Daun Telinga)
Auricula yang terdiri dari beberapa bagian dengan dengan nama sendiri-sendiri terdiri
dari tulang rawan yang ditutupi kulit.(1,4,16)
b) Meatus/ Canalis Acusticus Externus (Liang Telinga)
Liang Telinga meluas dari concha auricularis ke membrane tymphani. Liang telinga
merupakan terowongan atau pipa yang berbentuk seperti huruf S, dengan rangka tulang
rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri
dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½- 3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga
terdapat glandulae ceruminosae dan glandulae sebaceae yang membentuk serumen.(1,4,16)
2. Telinga Tengah
Telinga tengah terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis yang terdiri dari membrane
tymphani, Cavum Tmphani, Tuba Eustachius, prosesus mastoideus dn selulaec
mastoideus.(1,4,16)
Page 3
a) Membran Tymphani (Gendang Telinga)
Gambar 3. Membran Tymphani normal
Membran Tymphani adalah selaput tipis yang atletis berwarna putih keabuan
(grayish-white) atau disebut putuh mutiara dengan ukuran panjang sekitar 9-10 mm,
lebar 8-9 mm, dan tebal 0,1 mm. Membrane tymphani berbentuk kerucut yaitu
convex terhadap telinga tengah dengan bagian tengah yang lebih rendah dikenal
dengan umbo membrane tymphanicae. Dari umbo membrane tymphanicae memancar
daerah yang cerah ke antero-inferior, yakni cone of light (kerucut cahaya atau disebut
juga reflex cahaya). Pada membrane tymphani kiri, cone of light mengarah pada
pukul 7. Sementara, pasa membrane tymphani kanan, cone of light mengarah pada
pukul 5. Secara klinis cone of light ini dinilai, misalnya bila letak cone of light
mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius.(1,4,16)
Secara anatomis terdiri dari 2 bagian(4,16)
1. Pars Tensa di bawah plika maleolaris anterior dan posterior.
Pars Tensa terdiri dari 3 lapisan:
Lapisan luar stratum cutaneum
Lapisan tengah stratum fibrosum
Lapisan dalam stratum mukosum
Page 4
2. Pars flaccida ( Shrapnell’s membran)
Pars flaccid memiliki 2 lapisan:
Lapisan luar stratum cutaneum
Lapisan dalam stratum mukosum
b) Kavum Tymphani
Berbentuk kubus dengan batas-batas:(1,4,16)
Lateral: membrane tymphani
Medial: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round
window) dan promontorium.
Anterior: tuba eustachius
Posterior: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
Superior: tegmen timpani (meningen/ otak)
Inferior: vena jugularis ( bulbus jugularis)
Gambar 4. Cavum Tymphani
Selain itu, juga terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu:(1,4,16)
Malleus
Incus
Stapes
c) Tuba Eusthacius
Page 5
Gambar 5. Tuba eustachius
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan
nasofaring. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drenase secret dan menghalangi
masuknya secret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi berguna untuk menjaga
agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar.
Adanya fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan perasat valsava
dan perasat Toynbee.
Tuba Eustachius terdiri atas tulang rawan pada dua pertiga kea rah nasofaring dan
sepertiganya terdiri atas tulang. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan
kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa.
Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan
masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.(1,4,16)
d) Prosesus mastoideus dan selulae mastoideus
Merupakan tulang dibelakang telinga yang melindungi koklea dan system vestibule.(16)
3.Telinga Dalam
Terdiri dari:(1,4,16)
a. Cochlear (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran
Kokhlea merupakan organ perdengaran seperti rumah siput dengan 2 dan satu setengah
putaran.
Page 6
b. Vestibular yang terdiri dari 3 kanalis semisirkularis
Vestibular yang terdiri dari saculus, utriculus, canalis semisircularis.
Gambar 6. Telinga dalam
Pada irisan melintang koklea tampak (1,4,16)
a. Skala vestibuli sebelah atas
b. Skala tympani sebelah bawah
c. Skala media (duktus koklearis) diantaranya
Skala vestibuli dan skala tympani berisi perilimf, sedangkan skala media berisi endolimf.
Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s Membrane) sedangkan dasar
skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Yang mengandung
organel –organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran.(1,4,160
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrana tektoria. Pada
membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut luar, sel rambut dalam dan
kanalis corti yang membentuk organ corti.(1,4,16)
Page 7
PERSARAFAN PADA TELINGA
Nervus akustikus bersama dengan N. fasialis kedalam porus dari meatus akustikus
internus dan bercabang dua sebagai N. Vestibularis dan N. cochlearis. Pada dasar Nervus
akustikus internus letak ganglion vestibularis dan pada medianus (coclea) letak ganglion spiral
kokhlea. Dan ganglion vestibulare ada cabang Nervus utricoampularis ke macula utrikuli dan
Krista ampularis dari kanalis semisirkularis superior dan lateral. Nervus sakkularis ke makula
sakkuli dan Nervus ampularis inferior ke kanalis semisircularis bagian posterior. Dari ganglion
spiralis koklea urat saraf pergi ke lamina spiralis ossea dan membran basilaris sampai ke sel-sel
persepsi pada alat korti.(1,4,16)
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gambar 7. Mekanisme pendengaran
Page 8
Bunyi ditangkap Daun Telinga
¯
Dialirkan oleh udara ke Liang telinga
¯
Menggetarkan Membran typmphani
¯
Diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran
¯
Menggerakkan oval window
¯
Perilymph pada skala vestibuli bergerak
¯
Menggetarkan membran Reissner
¯
Mendorong endolymph
¯
Menggetarkan membran basilaris & tektoria
¯
Depolarisasi sel rambut
¯
Melepas neurotransmiter
¯
Potensial aksi pada saraf auditorius
¯
Korteks pendengaran (area 39–40) lobus temporalis(1,5,16)
DEFINISI
Page 9
Tinnitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa
adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan ini
dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi yang lain usia
dengan intensitas yang bervariasi, dapat terus-menerus atau hilanng timbul.(1,2,3,9)
EPIDEMIOLOGI
10 % dari populasi dewasa menderita tinnitus dan pada banyak kasus sebagai akibat
perubahan gaya hidup dan perubahan yang berkenaan dengan tingkah laku, termasuk ansietas,
irritabilitas, depresi dan juga dilaporkan adanya gangguan tidur.(6)
Penderita dengan tinnitus rata-rata berusia 40-70 tahun, dari hasil penelitian yang
menderita tinnitus hanya 1% dijumpai pada dewasa muda dibandingkan dengan usia 45 tahun,
kira-kira 12 % dari usia dewasa yang berusia 60-69 tahun terjadi tinnitus, dan penderita yang
berusia diatas 70 tahun beresiko menderita tinnitus sekitar 25 %- 30%.(6)
Pria kemungkinan memiliki resiko lebih tinggi menderita tinnitus. Hingga saat ini laki-
laki lebih banyak menderita tinnitus pada usia yang lebih tua; dilaporkan sebanyak 12% pria
menderita tinnitus diatas usia 65 tahun, dibandingkan dengan wanita hanya 7% menderita
tinnitus.(6)
Pada penelitian tinnitus lebih sering terjadi pada ras kulit putih dibandingkan dengan kulit
hitam (9% pada kulit putih, 5,5% pada kulit hitam)(6)
ETIOLOGI
Faktor penyebab tinnitus terdiri atas(6)
1. Tinnitus pulsatil (pulsatile tinnitus)
2. Tinnitus non pulsatil (nonpulsatile tinnitus/subjective)
1. Tinnitus Pulsatil
Tinnitus pulsatil atau tinnitus non kontinu paling sering berasal darai struktur pembuluh
darah kepala dan leher. Tinitus ini terjadi ketika suara berhubungan dengan pulsasi arteri
penderita. Jika tinnitus non kontinu tidak seirama dengan denyut jantung maka penyebab
Page 10
non vaskuler seperti mioklonus palatal dapat terjadi. Tinnitus yang disebabkan oleh
struktur vaskuler menghantarkan suara dari turbulensi aliran darah, atau suara turbulensi
yang meningkat, karena melewati lumen yang mengalami stenosis. Tinnitus vaskuler
disebabkan oleh struktur pembuluh darah arteri atau vena yang kebanyakan jarang terjadi.(1,6)
Etiologi dari tinnitus pulsatif:
Penyebab dari arteri:(1,2,6,7,8,9,13)
Arteriovenous fistula (AVF) atau malformasi
Paraganglioma
Stenosis arteri karotis
Penyakit aterosklerosis lainnya (subclavian, karotis eksternal)
Diseksi arteri (karotis, vertebral)
Arteri stapedius persisten
Arteri karotis intratimpani
Kompresi vaskuler dari nervus cranial VIII
Cardiac output yang meningkat (kehamilan, tirotoksikosis)
Intraosseous (paget’s disease, otosklerosis)
Aneurisma
Tumor glomus jugular
Penyebab dari vena:(6)
Pseudotumor cerebri
Venous hum
Kelainan bulbus jugularis
Penyebab non vaskuler(1,2,6)
Palatal myoclonus
Tensor tymphani atau stapedius muscle myoclonus
Neoplasma vaskuler pada dasar tengkorak dan atau tulang temporal
Tuba eustachius patent
2. Tinnitus non pulsatif
Page 11
Tinnitus subjektif adalah sebuah gejala utama dari berbagai macam proses penyebab
penyakit. Penyebab tinnitus subjektif termasuk telinga, neurologis, infeksi, dan akibat
obat-obatan. Penyebab telinga adalah yang paling umum dari tinnitus subjektif.(6)
Penyebab dari telinga:(1,2,6,7,8,9,13)
Noise induced hearing loss
Presbycusis
Otosklerosis
Otitis
Serumen yang keras
Meniere’s disease
Sudden sensorineural hearing loss
Bergesernya tulang pada telinga bagian tengah
Tuba katar
Penyebab neurologis(1,2,6)
Trauma kepala
Whiplash
Sklerosis multiple
Vestibular schwannoma
Tumor cerebellopontine angle
Penyebab infeksi(1,6,7,8,9,13)
Otitis media
Lyme disease
Meningitis
Sifilis
labyrinithis
Penggunaan obat-obatan(1,2,6,7,13)
Aspirin dan Asam Salisilat lainnya
Anti inflamasi non steroid
Antibiotic golongan aminoglikosida dan makrolid
Loop diuretics
Digitalis
Page 12
Obat-obatan kemoterapi
FAKTOR PREDISPOSISI(1,2,6,7,8,9,10,11,13)
Faktor predisposisi adalah
1. Usia
Pertambahan usia secra otomatis akan mengurangi kemampuan pendengaran seseorang
2. Jenis kelamin
3. Status kesehatan yang jelek, seperti obesitas
4. Tingkat ekonomi yang rendah
5. Pekerjaan
Paparan bising ditempat kerja lebih dari 15 jam per minggu
6. Perokok berat
7. Peminum alcohol
8. Stress
PATOFISIOLOGI
Tinnitus terjadi karena kerusakan sel-sel di telinga. Di dalam telinga, ribuan sel-sel
pendengaran yang menjaga ‘sinyal listrik’ dan rambut mikroskopik membentuk jumbai pada
permukaan dari masing-masing sel-sel pendengaran. Saat kondisi normal, rambut-rambut ini
bergerak seirama dengan tekanan dari gelombang suara. Pergerakan ini dipicu sel-sel untuk
memutus sinyal listrik melalui jaringan syaraf dari pendengaran. Otak akan menerjemahkan
sinyal ini sebagai suara.(8,10)
Jika rambut-rambut ini mengalami kerusakan, mereka akan bergerak secara random pada
keadaan yang konstan. Karena tidak mampu menahan ‘pengisian listrik’, pada sel-sel
pendengaran terjadi kebocoran. Sinyal-sinyal listrik ke otak sebagai bunyi yang amat berisik.(8,10)
KLASIFIKASI
Page 13
1. Tinnitus objektif
Bila suara tersebut dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar
telinga. Tinnitus objektif bersifat vibratorik, berasal dari transmisi vibrasi system
muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga.(1)
Tinnitus objektif dibagi lagi menjadi 3 bagian:(6)
a. Tinnitus pulsatif
Tinnitus pulsatif biasanya disebabkan oleh bunyi dari aliran darah turbulen yang
seirama dengan denyut jantung.
b. Tinnitus muscular
Tinnitus muscular sering di deskripsikan sebagai bunyi “klik” dan biasanya
disebabkan oleh mioklonus palatum atau kontraksi dari muskulus tensor timpani
atau stapedius.
c. Tinnitus spontan
Tinnitus spontan sering dihubungkan dengan getaran dari sel rambut luar pada
koklea yang dikenal sebagai spontaneous otoacoustic emissions.
2. Tinnitus subjektif
Tinnitus subjektif, bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini sering
terjadi tinnitus subjektif bersifat non-vibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau
perubahan degenerative traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai
pusat saraf pendengar. Pada tuli sensorineural biasanya timbul tinnitus subjektif nada
tinggi (4000 Hz).(1)
Tinnitus subjektif bervariasi dalam intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa pasien
dapat mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah, sementara
pada orang lain intensitas suaranya mungkin lebih tinggi. Tinnitus nada rendah biasanya
disebabkan oleh gangguan konduksi biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena
serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-lain.(1)
GEJALA KLINIS
Page 14
Gejala secara umum:(1,2,7,8,9,10)
1) Penderita mengalami gangguan seolah suara-suara tersebut ditimbulkan dari luar telinga
padahal justru sebaliknya. Suara-suara tersebut berasal dari dalam telinga sendiri.
2) Telinga terdengar berisik, seperti berdenging, menderum, atau mendesis.
3) Bunyi-bunyian yang terdengar biasa bervariasi mulai pelan sampai memekakkan telinga.
4) Dari hari ke hari pendengaran semakin bnerkurang hingga akhirnya menghilang sama
sekali.
Gejala secara khusus terjadi pada:(6)
I. Tinnitus objektif
Memperlihatkan adanya pulsasi atau bunyi klik pada penderita
Visualisasi membrane timpani dengan mikroskop telinga menggambarkan
kontraksi dari stapedius atau tensor tymphani
Tes penala atau dengan otoskopi menggambarkan tuli konduktif
II. Tinnitus subjektif
Adanya bunyi yang beragam pada penderita tinnitus
Terdapat kehilangan pendengaran subjektif, meskipun hanya terdapat kehilangan
pendengaran pada frekuensi tinggi
Pada penderita tinnitus juga dilaporkan bermacam keluhan termasuk insomnia,
ansietas dan depresi.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.(1,2,6,7,8)
1. Anamnesis(1)
Perlu ditanyakan:
Kualitas dan kuantitasnya
Lokasi
Sifatnya : mendenging, mendesis, menderu, berdetak, gemuruh atau seperti riak
Lama serangan
Page 15
Jika berlangsung dalam 1 menit biasanya akan hilang sendiri, hal ini bukan
keadaan patologik.
Jika berlangsung dalam 5 menit merupakan keadaan patologik
Waktu serangan
Apakakah bertambah berat pada siang atau malam hari
Gejala-gejala yang menyertai
Misalnya : vertigo atau gangguan pendengaran serta gejala neurologic
Riwayat terjadinya tinnitus unilateral atau bilateral, apakah sampai mengganggu
aktifitas sehari-hari.
Riwayat minum obat sebelumnya
Kebiasaan- kebiasaan sehari-hari seperti meroko dan peminum kopi.
Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma, infeksi dan lain sebagainya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik penderita tinnitus termasuk pemeriksaan lengkap THT secara inspeksi,
otoskopi dan fungsi dari nervus kranial. Pemeriksaan penala dan audiometric juga
dilakukan.(1,2,6)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan audiologi
Audiometri nada murni
Uji standar untuk menilai ambang dengar
Audiometri tutur
Untuk pemasangan alat bantu dnegar
Brain auditory evoked potentials (BAEP)
Untuk meneliti keadaan patologi dari nervus akustikus dan menilai alur
pendengaran.
OAE (Otoacustic Emmulsion)
BERA (Brainstem Evokwed response Audiometri)
ENG (Electro Nystagmography)
b. Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, tiroid, kolesterol dan faal hati dilakukan pada penderita
yang dicurigai menunjukkan adanya kelainan medis.(6)
Page 16
c. Radiologi(2,6)
CT scan
MRI
KOMPLIKASI
Tinnitus secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dimana dampak
dari tinnitus untuk setiap orang berbeda-beda tetapi bekaitan erat dengan hal-hal di bawah ini:(9,10)
1. Fatique (Kelelahan kronis)
2. Stress
3. Sleep problems (insomnia/susah tidur)
4. Trouble concentrating ( susah berkonsentrasi)
5. Memory problems (menurunnya daya ingat)
6. Depression (depresi
7. Anxiety dan irritabillilty (kekuatiran yang berlebihan)
PENGOBATAN
1. Medikamentosa(1,6,7,9,10,12)
Obat penenang atau obat tidur seperti: Klonazepam 0,5 mg sebelum tidur dan
alprazolam 0,5 mg
Betahistin dimesilat, biasanya pemberian disertai diazepam dan vitamin B
kompleks
Injeksi lidokain
Antidepresan trisiklik seperti nortriptilin, amitriptilin dan trimipramin
Vitamin dan mineral
Zinc supplements
Hyperbolic oxygen therapy
2. Non Medikamentosa
Tinnitus retraining therapy (TRT)
Pengobatan TRT biasanya dikombinasikan dengan konseling dan terapi suara
yang sama dengan suara sekitarnya. TRT berfungsi memicu dan menjaga reaksi
habituasi dan persepsi tinnitus dan atau suara lingkungan yang mengganggu.(1,2,6,7)
Page 17
Alat Bantu dengar (hearing aids)
Penggunaan alat bantu dengar dapat secara permanen untuk mengurani respon
aktifitas neural terhadap persepsi tinnitus dan biasanya dipakai untuk penderita
dengan kerusakan pendengaran.(6,7,8)
Stimulasi elektrik
Stimulasi elektrik pada koklea dengan rangkaian getaran pada 5000 getaran/detik
secara substansi dapat menekan persepsi tinnitus pada penderita atau hanya
menekan persepsi tinnitus sementara. Stimulasi elektrik dapat berupa: TENS-
Electrical Stimulation of ear and surrounding region dan Electrical Stimulation of
auditory cortex.(6,7)
Hypnotherapy
Untuk mengurangi atau meniadakan damapak dari tinnitus daripada mengobati
tinnitus itu sendiri. Dampak positif dari hypnosis ini adalah gterutama sukses
dimana stress merupakan factor dalam memproduksi atau memperburuk gejala
tinnitus.(15)
Terapi Suara/ Terapi musik
Menurunkan efek tinnitus yang berhubungan dengan aktifitas saraf di dalam
system auditorius.(1,6)
Pemijatan dan peregangan (massage and stretching)(6)
Tindakan bedah
Tindakan bedah dapat membantu pasien dengan kelainan somatik, tuli konduktif
dan penyakit Menierre’s dan kompresi mikrovaskular sindrom.(6,7)
Cochlear implant
Merupakan tindakna bedah dengan cara menanamkan alat elektronik pada
penderita yang mengalami kehilangan pendengaran berat.(6)
Terapi magnet
Disebut juga Transcranial Magnetic stimulation (TMS) yaitu dengan cara
mengirim gelombang magnet ke otak.(7,14)
Page 18
KESIMPULAN
Tinitus didefinisikan sebagai bising atau berdengung di dalam telinga. Dengan kata lain,
keadaan ini digambarkan sebagai symptom penyakit yang berupa suara bising abnormal
Page 19
yang dapat terjadi terus menerus atau hilang timbul. Keadaan ini biasa diakibatkan oleh
berbagai penyakit.
Faktor penyebab tinnitus terdiri atas tinnitus pulsatif dan tinnitus non pulsatif
Tinnitus dapat diklasifikasikan menjadi 2 katagori. Tinnitus dapat bersifat objektif (bunyi
tersebut dapat juga didengar oleh orang lain) atau subjektif ( hanya dapat didengar oleh
penderita).
Penatalaksanaan tinnitus adalah medikamentosa dan non medikamentosa
DAFTAR PUSTAKA
Page 20
1. Soepardi, Efiaty dkk. Telinga: Tinnitus dalam: Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2008: hal 111-113.
2. Balllenger, John. Penyakit labirin Non-inflamasi dalam: Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan leher Edisi 13 Jilid Dua. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta,2008:
hal 520-526.
3. Adams, George. Penyakit Telinga Dalam dalam: BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi
6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1997: hal 119-121.
4. Moore, Keith. Auris dalam: Anatomi Klinis Dasar. Penerbit Hipokrates. Jakarta.2002: hal
401-408
5. Guyton, Arthur. Indera Pendengaran dan Indera Kimia pengecapan serta Penciuman
dalam: Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 1995: hal 557-563
6. Refarat Diagnosis dan Tatalaksana Tinitus Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran USU/ RSUP H. Adam Malik
Medan 2011
7. www.dizziness-and-balance.com/disorder/hearing/tinnitus.htm
8. http://www.entnet.org/healthinformation/tinnitus.cfm
9. http://obat dan penyakit.blogspot.com/2011/01/mengobati-menyembuhkan-
menanggulangi tinnitus-penyakit telinga
10. http://www . Indowebster.web.id/showthread.php?t=14945&page=1
11. www.infofisioterapy.com/ apakah-itu-tinnitus.html
12. www.infofisioterapi.com/cara-untuk-mengobati-tinnitus.html
13. www.tinnitus-causes.net/id/apa-yang-menyebabkan-tinnitus-kebisingan-telinga/
14. http://www.tinnitus-causes.net/id/didnt-magnet-terapi-membantu-dering
15. http://www.tinnitus-causes.net/id/tinnitus-hipnoterapi/
16. Kumpulan Bahan Kuliah FK Baiturrahmah Padang oleh dr. Yanti Fitri Yasa, Sp. THT-
KL
Page 21
Page 22
top related