tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri … filepenelitian ini bertujuan untuk memperoleh...
Post on 09-Aug-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINGKAT DISIPLIN DIRI PARA SISWA
PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP BOPKRI III
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
WAHYU TUNGGUL NUGROHO S. P.
NIM:011114058
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Tuhan rasa amanku”
Hanya dekat allah saja aku tenang, dari padanylah keselamatanku
---------------mazmur 62:2---------
Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu dan dalam kesucianmu ..................1 Timotius 4:12.................
Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus ................Efesus 4:13...............
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
“Almarhum bapakku disurga” “Ibuku yang tercinta”
v
vi
ABSTRAK
TINGKAT DISIPLIN DIRI PARA SISWA PURTA DAN PUTRI KELASVII
SMP BOPKRI III YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Wahyu Tunggul Nugroho SP. 011114058
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat
disiplin diri siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun
pelajaran 2008/2009. Masalah yang hendak dijawab adalah (1) Bagaimanakah
tingkat disiplin diri para siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
tahun pelajaran 2008/2009? (2) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa
putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? (3)
Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP
BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? Tingkat disiplin diri para
siswa putra dan putri digolongkan dalam dua kategori tinggi (T) dan rendah (R).
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta,
dengan sample 98 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner
disiplin diri para siswa putra dan putri di sekolah yang terdiri dari 60 item dan
dibagi dalam tiga bidang yaitu bidang kegiatan akademik, bidang kegiatan disiplin
umum, dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas. Kuesioner ini disusun oleh
Andhi Tri Laksana yang dimodifikasi oleh peneliti dengan menambah item baru.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan: (1) yang memiliki
tingkat disiplin diri jumlah siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III
Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dalam kategoeri tinggi ada 42 orang
(42,86%) dan jumlah siswa yang memiliki tingkat disiplin diri rendah ada 56
orang (57,14%). (2) Terdapat 29 orang (54,72%) siswa putra yang memiliki
disiplin diri kategori rendah dan ada 24 orang (45,28%) termasuk dalam kategori
tinggi. (3) Terdapat 32 orang (71,11%) siswi yang berbeda dalam kategori disiplin
diri tinggi, sementara 13 orang (28,89%) siswi termasuk dalam kategori rendah.
vii
ABSTRACT
The self discipline level of the students in grade VII In BOPKRI III
junior high school Yogyakarta in 2008/2009 Wahyu Tunggul
Nugroho SP. 011114058
This research was a descriptive research using survey method. This research had a
purpose to gather information about discipline level in grade VII in BOPKRI III
Yogyakarta in 2008/2009. The problems of this research were (1) what is the self
discipline level of students in male students grade VII in BOPKRI III junior high school
Yogyakarta 2008/2009? (2) what is the self discipline level of students in female
students grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009? (3) what
is the self discipline level of students in grade VII in BOPKRI III junior high school
Yogyakarta 2008/2009? The self discipline level of the students were in high category
and low category.
The subject of this research was all of the students in grade VII in BOPKRI III junior
high school Yogyakarta 2008/2009 consisted of 98 students. The instrument in this
research was questionaire about,students self independence level which consisted of 60
statements and was divided into 3 parts: academic group, common discipline group and
facilities using group. This questionaire was developed by Andhi Tri Laksana and had
been modified by the researcher which add some new items.
The results of this research were (1) the total of students who had high level of self
students 42 students (42,86%) and the total students who had low level of self students
56 students (57,14%); (2) based on mean from all students total make of students who
had low level of self discipline students 29 students (54,72%) and 24 students (45,28%)
had high level self discipline; (3) for female students, 32 female students (71,11%) had
high self discipline level and 13 female students (28,89%) had low self discipline level.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena bimbingan dan
penyertaan-Nya, penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Skripsi ini
disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Sanat
Dharam Yogyakarta
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerelaan mereka, banyak
hambatan yang akan ditemui oleh peneliti. Oleh karna itu, dengan tulus hati,
peneliti mengucapkan terimakasi kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan sekripsi ini.
2. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si., ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam proses penyelsaian
skripsi ini.
3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen pembimbing I dengan penuh
kerelaan dan kerendahan hati telah memberikan masukan, kritikan,
dorongan, dan memberikan pengarahan kepada peneliti.
4. Bapak Drs. Wens Tanlain, M. Pd., dosen penuji II yang bersedia
memberikan sumbangan pemikiran guna membantu pebaikan skripsi ini
sampai dengan selesai.
5. Ibu A. Setyandari,S.Pd.,Psi.,M.A., Dosen penguji III dengan penuh
kesabaran mendorong, memberikan kritikan dan mengrahkan peneliti
6. Para Dosen Bimbingan dan Koseling yang telah banyak membantu
peneliti dalam menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.
7. Pak Giarto (mantan urusan kesekretariatan) dan Mas Moko yang telah
mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.
8. Bapak Paryadi, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP BOPKRI III Yogyakarta)
yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.
x
9. Ibu Dra. Tri Nurjayanti (Koordinator BK SMP BOPKRI III Yogyakarta)
yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.
10. Tenaga pengajar dan karyawan SMP BOPKRI III Yogyakarta yang
menerima penelitian dengan tangan terbuka.
11. Siswa-siswi SMP BOPKRI III Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan
peneliti pada waktu pelaksanaan penelitian.
12. Bapakku Almarhum, Ibu, Kakak, atas doa, dukungannya dan perhatiannya
13. Khusus untuk Istri dan anakku, atas dukungan, perhatian, kesetiaan,
kesabaran dan doanya dalam mendampingi peneliti.
14. Teman-temanku, Asep, Kiki, Berta, Tuti haryati, atas bantuan dan
dorongan selama proses penelitian hingga penyusunan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… .. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… . 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… .. .3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 3
E. Batasan Variabel ............................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….5
A. Disiplin Diri Siswa ........................................................................................ 5
1. Pengertian Disiplin Diri Siswa ................................................................ 5
2. Aturan Sekolah ........................................................................................ 7
3. Unsur Disiplin Diri Siswa…………………………………………… ... .7
B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah .................................................... 8
1 Aturan Akademik .................................................................................... 8
2 Atuaran Umum di Lingkungan Sekolah………………………………..9
3 Aturan Penggunaan Fasilitas Sekolah ..................................................... 9
4 Manfaat Tata Tertib................................................................................. 10
C Peranan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................................ 10
xii
B. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa ......................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 15
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………… .. 15
B. Populasi Penelitian………………………………………………………… 15
C. Instrument Penelitian……………………………………………………….16
D. Pengumpulan Data………………………………………………………… 17
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………21
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………. 21
1 Secara Keseluruhan…………………………………………………… . 21
2 Tingkat Disiplin Diri Dalam Tiap Bidang Peraturan .............................. 23
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 29
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 33
A Ringkasan…………………………………………………………………....33
B Kesimpulan………………………………………………………………… 34
C Saran……………………………………………………………………… .. 35
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ..... 37
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 38
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian Jumlah Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII
SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajara 2008/2009 ……......…..16
Tabel 2. Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa
Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..17
Tabel 3 .Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas............................................18
Tabel 4. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa
Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..22
Tabel 5. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra
Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..23
Tabel 6. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putri
Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..23
Tabel 7. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri
Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
Terhadap Peraturan Sekolah Secara Keseluruhan………………...…….24
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri
Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009………………………………………….1
Lampiran 2. Pengelompokkan Skor dengan Teknik Belah Dua
pada Instrumen Angket Disiplin Diri Siswa Putra
Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta…………………………....2
Lampiran 3 Kategori Tingkat Disiplin Diri Para Siswa
Terhadap Peraturan Sekolah Berdasarkan Mean Persiswa…....….....3
Lampiran 4 Data Statistik Deskriptif………………………………………….....4
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian………………………………………………....5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di sekolah tidak jarang kita menemukan siswa-siswi yang bertindak
tidak disiplin, seperti terlambat datang ke sekolah. Disiplin diri berarti suatu
keadaan di mana seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, pembimbingan, ataupun
pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol
dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi
mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan
pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri.
Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan
berpedoman pada norma-norma yang jelas.
Disiplin selalu dikaitkan dengan keadaan tertib. Disiplin berarti suatu
keadaan dimana seseorang mengikuti aturan tertentu yang telah ditetapkan,
misalnya siswa yang ada di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan yang
ada di sekolah tersebut; berarti ia disiplin. Jika ia datang terlambat berarti ia
tidak disiplin.
Disiplin siswa dibagi menjadi dua bagian yaitu yang diatur dalam diri
oleh siswa dan yang diatur oleh pihak sekolah. Disiplin yang diatur dari dalam
diri berarti siswa sendiri yang bertindak disiplin. Disiplin tersebut meliputi
pengetahuan tentang peraturan sekolah, kesadaran akan manfaat disiplin bagi
2
perkembangan diri dan kemauan untuk bersikap disiplin. Disiplin yang diatur
oleh pihak sekolah berarti siswa bertindak disiplin, sebab ada larangan,
pengawasan, pujian, ancaman, dan hukuman dari pihak sekolah. Disiplin yang
berdasarkan rasa takut pada peraturan sekolah berakibat siswa menjadi
terpaksa dan merasa tertekan melaksanakan peraturan tersebut. Tujuan dari
aturan sekolah adalah membantu siswa dalam menempuh pendidikannya yaitu
mengembangkan pengendalian dan pengrahan diri. Pengendalian diri (self
control) berarti mengatur tingkah laku diri sendiri. Pengarahan diri (self
direction) berarti menampilkan tingkah laku yang sesuai.
Siswa yang terbebani rasa terpaksa akan mengalami konflik dalam diri
dan keadaan ini merangsang tindakan menentang yang dapat mengganggu
perkembangan siswa dan kenyamanan dalam kehidupan bersama di sekolah.
Siswa tidak disiplin dapat ditemukan pada tiap sekolah. Keadaan ini juga
dapat ditemukan di SMP BOPKRI III Yogyakarta,. Pelanggaran tidak hanya
dilakukan oleh siswa putera, tetapi juga oleh siswa puteri.
Berkaitan dengan ini, muncul pertanyaan : apakah ada perbedaan
kedisiplinan antara siswa putera dan siswa puteri di SMP BOPKRI III
Yogyakarta? Jawaban atas ini harus diperoleh melalui penelitian. Karena itu,
penelitian ini dilakukan dan dibatasi pada para siswa putera dan puteri kelas
VII BOPKRI III Yogyakarta tahun Pelajaran 2008/2009.
3
B. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dirumuskan sbb:
1. Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III
Yogyakarta?
2. Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putri kelas VII SMP BOPKRI III
Yogyakarta ?
3. Bagaimana tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri VII SMP
BOPKRI III Yogyakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa tinggi tingkat
disiplin diri siswa putra dan putri kelas I SMP BOPKRI III Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan oleh guru pembimbing
dalam membantu siswa-siswi untuk meningkatkan dan mempertahankan
disiplin dirinya.
E. Batas Variabel
1. Disiplin diri siswa
Disiplin diri siswa diartikan tingkah laku siswa mengikuti
peraturan sekolah dan diukur dengan kuesioner disiplin diri dan ditunjuk
4
oleh skor yang diperoleh. Ada dua kategori keadaan disiplin diri siswa
yaitu tinggi dan rendah.
2. Jenis kelamin siswa
Jenis kelamin siswa yang dibedakan menjadi dua, yaitu: siswa
putra dan putri. Siswa putra adalah identitas diri siswa laki-laki, siswa
putri adalah identitas diri siswa perempuan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kajian teoritis yang menjadi
dasar dari penelitian ini. Kajian teorits ini mencakup disiplin diri siswa dan
peranan bimbingan dan konseling di sekolah menengah pertama.
A. Disiplin Diri Siswa
1. Pengertian disiplin diri siswa
Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan
tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar. Sikap dan
perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itulah yang benar dan
kesadaran bahwa hal itu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Didalamnya terkait dengan kemampuan dan kemauan seseorang
menyesuaikan keinginan dan mengendalikan dirinya untuk menyesuaikan
dirinya dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam
lingkungan sosial budaya setempat. Selain itu disiplin adalah alat untuk
menciptakan perilaku dan tata hidup tertib manusia sebagai pribadi
maupun sebagai kelompok. Barbara Keating menulis sebagai berikut:
“self discipline is defined as the ability to act consistently on decisions that allow individual achivement, use of our environment” (Keating, 1990:3).
Disiplin diri dapat berarti kemampuan dan penghargaan untuk
bertindak secara konsisten dan terarah yang diikuti oleh penerimaan dan
penghargaan oleh orang lain.
5
6
Sedangkan menurut Charles Schaefer (1997:Xi) dikatakan sbb:
“disiplin diartikan dalam bidang yang luas yaitu mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan mereka sepenuhnya. Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, bimbingan, ataupun pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas. Pengarahan dini berarti menempatkan diri sendiri dengan tingkah laku yang sesuai bagi perkembangan diri sendiri “
Siswa-siswi bisa dikatakan disiplin apabila dia mampu bertindak seperti
apa yang diharapkan oleh orang-orang disekitarnya.
”Salah satu tugas perkembangan penting yang harus di kuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu kanak-kanak.”(Hurlock, 1980:255).
7
2. Aturan Sekolah
Sekolah sebagai satu sistem, merupakan suatu lembaga yang utuh
dan memiliki berbagai komponen dasar yang saling terikat, saling
menunjang dan saling mempengaruhi. Komponen dasar tersebut yaitu :
a. Penataan lingkungan sekolah melalui 6K (keamanan, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan dan kerindangan, ketertiban).
b. Pengelolaan Administrasi sekolah yang baik (lengkap,tertib dan rapi)
c. Kegiatan belajar mengajar, baik kurikuler maupun ekstrakurikuler
berlangsung secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai disiplin diri siswa dapat
disimpulkan bahwa disiplin diri siswa merupakan unsur pribadi yang erat
terkait dengan kegiatan-kegiatan siswa dalam lingkungan sekolah.
3. Unsur disiplin diri siswa
Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kelompok sosial mereka,
maka disiplin harus mempunyai unsur-unsur serbagai berikut:
• Unsur pengetahuan dan sikap siswa
Unsur pengetahuan dan sikap ini meliputi penghargaan dan
konsistensi. Istilah penghargaan berarti setiap bentuk hadiah atau
ganjaran untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak selalu dalam
bentuk materi tetapi dapat berupa kata-kata yang pujian, senyuman
atau tepukan di punggung. Konsistensi berarti tingkat keseragaman
atau kecenderungan menuju suatu kesamaan.
8
• Kehendak siswa untuk melakukan tindakan yang sesuai ketetapan
Kehendak siswa merupakan dorongan untuk melakukan tindakan yang
dipandang sesuai. Kehendak selalu berdasarkan pengetahuan dan
kemauan melaksanakannya. Kemungkinan siswa tetap melaksanakan
keputusannya dan ada kemungkinan siswa tidak melaksanakan
kemauannya/tidak stabil. Dua kemungkinan tersebut dapat
memunculkan rasa puas dan tidak puas (ragu-ragu) pada diri siswa.
• Hasil atau akibat tindakan
Jika tindakan berhasil baik atau berakibat baik yaitu diterima orang
lain, maka muncul rasa puas. Tetapi, jika tindakan tidak diterima orang
lain, maka muncul rasa kecewa.
B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah
Kedisipinan siswa di lingkungan sekolah bisa dilihat melalui beberapa
bidang kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Menurut Andhi Tri
Laksana (2006:25-27), kegiatan tersebut berhubungan dengan aturan
akademik, aturan umum di lingkungan sekolah dan berhubungan dengan
penggunaan fasilitas sekolah.
1. Aturan akademik
Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah
dalam upaya penyelesaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan
baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan
tata tertib yang diberlakukan dan diterapkan sekolah dalam hal ini
9
berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik,
meliputi :
a. belajar secara tertib di kelas, masuk keluar kelas tepat waktu.
b. Melaksanakan tugas sekolah secara sungguh-sungguh
c. memanfaatkan perpustakaan sekolah secara optimal.
2. Aturan umum di lingkungan sekolah
Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah
dalam upaya penyesuaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan
baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan
tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam hal ini
berkaitan dengan kegiatan disiplin akan perilaku dan sikap siswa secara
umum dan mendasar. Aturan umum, meliputi:
a. tertib sebelum memasuki ruang kelas
b. tertib meninggalkan ruang kelas
c. tertib dalam berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar
d. tertib mninggalkan pintu gerbang sekolah
e. tertib mengikuti upacara bendera.
3. Aturan penggunaan fasilitas sekolah
Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah
dalam upaya penyesuaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebisaan baik
yang tertulis maupun yang lisan untuk menegakkan dan menciptakan
tatatertib yang diperlukan dan diterapkan disekolah dalam hal ini berkaitan
dengan kegiatan akan kepedulian dan rasa memiliki terhadap diri sendiri
10
dan lingkungan sekolah dengan segala fasilitas yang ada yang perlu untuk
dipergunakan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Aturan tentang
penggunaan fasilitas ,meliputi:
a. bersih lingkungan sekolah
b. bersih badan dan pakaian
c. bersih ruang kelas
4. Manfaat Tata Tertib
Menurut Havighurst (Hurlock, 1999:97) ada tiga fungsi disiplin, yaitu :
a. Menyadarkan siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian
b. Menyadarkan kepada siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar,
tanpa konformitas yang berlebihan.
c. Membantu siswa dalam mengembangkan pengendalian diri dan
pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani
untuk membimbing mereka.
C. Peranan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menurut Winkel, (1997;67) bimbingan adalah proses pemberi bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demilian Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan di sekolah. Guru sebagia
11
salah satu pendidik mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, di samping menggunakan
pendekatan bimbingan dalam proses pengajaran. sesuai dengan pengertian
bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk perkembangan
kepribadian siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya.
Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas
dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya yang salah satunya
yaitu aspek sosial kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial
yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah
sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebaga individu.
Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan
sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan
kepribadian dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat
dengan perlunya layanan pribadi kepada para siswa dalam upaya mencapai
perkembangan optimal. Latar belakang psikologis berhubungan dengan
hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam
upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan
adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing.
Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi yang khas bila dibanding
dengan pengajaran yang lain, meskipun semua bidang pengajaran itu
merupakan pelayanan khusus kepada siswa. Tujuan pelayanan bimbingan dan
konseling adalah membantu sesama manusia agar mampu mengatur
12
kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal
mungkin, memikul tanggungjawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri,
menggunakan kebebasan sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman
pada cita-cita yang terwujudkan semua potensi yang baik padanya, dan
menyelesaikan semua tugas yang dihadapi di dalam kehidupan ini secara
memuaskan. Dengan demikian bimbingan dan konseling sangat berperanan
terhadap disiplin diri siswa. Bimbingan dan konseling mempunyai beberapa
fungsi layanan dalam membantu meningkatkan disiplin diri siswa. Bimbingan
dan konseling siswa mempunyai beberapa fungsi layanan dalam membantu
meningkatkan disiplin diri siswa. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling dalam memberikan
pelayanan yang berguna untuk:
a. memahami keadaan siswa dan lingkungannya, seperti kemampuan,
kecerdasan, minat, motivasi, latar belakang keluarga, pergaulan sebaya
dan lain-lainnya yang ada kaitannya dengan kepentingan belajar dan
perkembangan siswa itu pada umumnya.
b. memahamkan siswa terhadap sejumlah informasi yang mereka
perlukan, seperti informasi cara belajar efektif-efisien, informasi
kelanjutan studi, informasi karier, dan lain sebagainya.
2. Fungsi pencegahan: fungsi bimbingan dan konseling dalam memberikan
pelayanan yang sifatnya mencegah atau menghindarkan siswa dari
mengalami hambatan atau masalah dalam belajar maupun dalam
perkembangan pada umumnya.
13
3. Fungsi pengentasan: bimbingan dan konseling berfungsi memberikan
pelayanan yang berguna untuk mengatasi hambatan atau mencegah
masalah yang ada, serta mengentaskannya dari kondisi yang bermasalah
itu.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan: bimbingan dan konseling
berfungsi memelihara dan memperkembangkan potensi dan kondisi-
kondisi positif siswa untuk perkembangannya yang mantab dan
berkelanjutan.
Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang sangat
membantu siswa dalam meningkatkan dan mempertahankan disiplin diri.
D. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa
Setiap individu memiliki sifat bawaan sejak lahir, hal itulah yang disebut
dengan jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu diciptakan dengan jelas
yaitu jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Jenis kelamin siswa
berpengaruh terhadap perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Robert A.
(Baron, 2003;195) mengklasifikasikan kecenderungan laki-laki dan
perempuan. Sebagai berikut: ”Laki-laki digambarkan sebagai seorang yang
bertindak sebagai pemimpin, agresif, ambisius, atletis, kompetitif,
mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa”. Siswa putera SMP
menunjukkan ciri-ciri di atas.
Kecendrungan perempuan adalah “penuh perasaan, ceria, penuh belas
kasih, lemah lembut, feminim, ingin disanjung dan lugu”. (Baron, 2003:195).
14
Hal tersebut nampak dalam perilaku siswa perempuan.
Disiplin tidak membedakan jenis kelamin. Semua siswa putera maupun puteri
wajib mamatuhi tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah. Sikap disiplin
siswa putera dan puteri dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu sehingga
tampak perbedaan antara keduanya.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hal yang berhubungan dengan jenis penelitian,
subyek penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang.
Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan kondisi suatu situasi apa adanya.
Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:415). Metode yang
dipakai adalah survey. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua siswa kelas I SMP BOPKRI III
Yogyakarta Tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa. Adapun alasan
peneliti untuk memilih siswa SMP BOPKRI III Yogyakarta sebagai subyek
penelitian adalah sebagai berikut :
1. SMP BOPKRI III memiliki cukup banyak siswa, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan penelitian. Perincian jumlahsiswa kelas VII
SMP BOPKRI III Yogyakarta disajikan pada tabel 1.
15
16
Tabel 1: Rincian Jumlah Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarata Tahun Pelajaran 2008/2009
Kelas VII Jumlah Populasi
A 34
B 34
C 30
Total 98
2. Peneliti sudah mengenal beberapa guru dan siswa melalui program PPL
Furchan (2004:89) mengidentifikasikan populasi sebagai “individu atau
orang yang ingin diteliti”. Suatu penelitian pada umumnya bertujuan untuk
mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan sekelompok individu yang
memiliki karakteristik umum yang dinamakan populasi penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Insntrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner disiplin diri
para siswa yang dikembangkan oleh peneliti dari instrumen yang dibuat
Andi Tri Laksana (2006). Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat
kedisiplinan para siswa putera dan puteri sebagai alat pengumpul data.
Kuesioner ini disusun oleh peneliti mengenai masalah tingkat kedisiplinan
para siswa putera dan puteri di sekolah. Terdiri dari dua bagian yaitu data
identitas siswa dan petunjuk pengisisn serta bagian peranyaan tentang
tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri di sekolah. Pertanyaan
terdiri dari 60 butir. Scoring item kuesioner adalah 1 sampai 4. Adapun
17
scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu ; 3untuk banyak kali ; 2
untuk kadang-kadang ; 1 dan untuk untuk tidak pernah:0. Kisi-kisi dari
item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2: Bidang Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
No Tingkat Kedisiplinan Siswa No Item Jumlah
1 Bidang kegiatan akademik 1-20 20
2 Bidang kegiatan disiplin umum 21-40 20
3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 41-60 20
Jumlah Total 60
Dalam suatu penelitian, alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data harus mempunyai validitas dan reliabilitas. Validitas
menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.
D. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data diawali dengan mengurus ijin kepada pihak
sekolah untuk mengadakan uji coba instrumen sekaligus untuk mengadakan
penelitian Siswa kilas I SMP BOPKRI III Yogyakarta yang jumlah berjumlah
98 siswa.
18
E. Teknik Analisis Data
1. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310). Relabilitas
kuesioner ini dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner dengan rumus
Spearman & Brown sebagai berikut :
gg
ggtt r1
2rr
+=
r tt = koefisien reliabilitas tes keseluruhan pelaksanaan kegiatan
disiplin para siswa
r gg = korelasi r Pearson antara kelompok item gasal dan
kelopmok item genap
Penafsiran tinggi rendah koefisien reabilitas dapat menggunakan tabel
berikut :
Tabel 3: Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas
Kuefisien kolerasi Kualifikasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40
Negatif-0,20
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah
Sangat rendah (Masidjo, 1995 :209)
Koefisien reliabilitas yang diperoleh rtt=0,65 bagi siswa putra dengan
mengunakan table diatas sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa
reabilitas cukup dan siswa putrid rtt=0,36 dengan mengunakan table
19
diatas sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa reabilitas rendah.
Untuk selengkapnya, penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada
lampiran 2
b. Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap
dengan teknik Product Moment dari Pearson (Furchan, 2004:176).
Rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut :
( )( )
( ) ( )⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−
=
∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑
NY
YNX
X
NYX
XYr
22
22
gg
rgg = koefisien korelasi skor item gasal-genap
N = jumlah subyek
∑X = jumlah skor item gasal
∑Y = jumlah skor item genap
∑X² = jumlah skor kuadrat skor item gasal
∑Y² = jumlah skor kuadrat skor item genap
∑XY = jumlah hasil perkalian skor item gasal-genap
2. Validitas
Validitas menunjukan sejauhmana alat ukur mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur (Furchan, 2004:293). Perhitungan validitas
menggunakan rumus:
ttt rr = ( Guilford , 1965: 443 )
r = koefisien validitas
20
rtt = koefisien reliabilitas
3. Perhitungan Mean
Menurut Furhan(2004:157) perhitungan mean dilakukan dengan rumus:
NX
M ∑=
M = Mean (skor rata-rata )
∑X = Jumlah skor disiplin diri para siswa
N = Jumlah siswa
Mean digunakan sebagai batas kategori tinggi dan rendah. Skor ≥ Mean
termasuk dalam kategori tinggi dan skor < Mean termasuk dalam kategori rendah.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil
penelitian tersebut.
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini disajikan hasil pengolahan data dari kuesioner ”Tingkat
Disiplin Diri Para Siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009 terhadap Peraturan Sekolah”.
1. Secara keseluruhan
Tingkat disiplin diri para siswa terhadap peraturan sekolah dapat diketahui
dengan menggunakan perhitungan Mean (N
XM ∑= ) atau angka rata-rata.
Mean dicari dengan jalan membangi jumlah semua skor (∑X) kuesioner
disiplin diri para siswa di sekolah dengan jumlah siswa (N). Hasil
perhitungan dapat dikategorikan dalam dua kategori tingkat disiplin diri
yaitu kategori tinggi (jarang melakukan pelanggaran) dan kategori rendah
(sering melakukan pelanggaran).
Siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi adalah siswa
yang memperoleh skor di atas rata-rata skor total kuesioner disiplin diri,
sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri rendah adalah
siswa yang memperoleh skor di bawah rata-rata skor total kuesioner
disiplin diri. Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata skor tingkat
disiplin diri para siswa di sekolah adalah 97. Hasil pengkategorian tingkat
21
22
disiplin diri para siswa kelas VII SMA BOPKRI III Yogyakarta Pada
Tahun 2008/2009 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI IIIYogyakarta pada Tahun Pelajaran 2008/2009
Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase
Tinggi >97 42 42,86 Rendah ≤ 97 56 57,14 Jumlah 98 100,00
Secara keseluruhan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi ada 42 orang
(42,86%) dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 56
orang(57,14%). Jadi, jumlah siswa yang berada pada dalam kategori
tingkat disiplin diri rendah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
siswa yang berada dalam kategori tinggi
Rata-rata skor diperoleh dengan menjumlahkan semua skor tingkat
disiplin diri siswa putra dan skor dan kemudian membagi jumlah skor itu
dengan jumlah siswa yang diteliti. Hasil penghitungan rata-rata skor siswa
dapat dilihat pada Lampiran 3.
Selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk kelompok siswa putra
dengan menggunakan rata-rata skor keseluruhan sebagai standar
kategorisasi. Berdasarkan standar skor rata-rata keseluruhan, terdapat 29
(54,72%) siswa putra memiliki kategori disiplin diri rendah dan 24
(45,28%) sisanya termasuk ke dalam kategori disiplin tinggi, seperti yang
dirangkum dalam Tabel 5 berikut ini.
23
Tabel 5: Tingkat Disiplin diri Para Siswa Putera Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009
Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase
Tinggi >97 24 45,28 Rendah ≤ 97 29 54,72 Jumlah 53 100,00
Selanjutnya dilakukan kategorisasi yang sama atas skor disiplin diri siswa
putri. Terdapat 32 (71,11%) siswa putri yang masuk ke dalam kategori
disiplin tinggi, sementara 13 (28,89%) sisanya termasuk ke dalam kategori
rendah. Hasil kategori disiplin diri siswa putri dirangkum dalam Tabel 6
berikut ini.
Tabel 6: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Puteri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009
Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase
Tinggi >97 32 71,11 Rendah ≤ 97 13 28,89 Jumlah 45 100,00
Dengan menggunakan standar yang sama, yaitu rata-rata skor (97), terlihat
bahwa jumlah siswa puteri memiliki tingkat disiplin diri yang lebih tinggi
dibanding siswa putera dengan persentase 71,11% berbanding 45,28%.
2. Tingkat Disiplin Diri Dalam Tiap Bidang Peraturan
a. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan secara
keseluruhan
Disiplin diri para siswa di sekolah sendiri mencakup bidang
peraturan akademik, bidang kegiatan disiplin umum dan Bidang kegiatan
24
penggunaan fasilitas. Tingkat disiplin diri digolongkan dalam dua kategori
yaitu (jarang melakukan pelanggaran) dan rendah (sering melakukan
pelanggaran).
Siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi pada suatu
bidang adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner > M (32) pada
bidang tersebut. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin
diri rendah pada suatu bidang adalah siswa yang memperileh skor
kuesioner ≤ M pada bidang tersebut. Tingkat disiplin diri para siswa dalam
tiap bidang peraturan untuk keseluruhan disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putra dan Putri SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
No Aspek Mean Tinggi Rendah 1 Bidang kegiatan akademik
35,91 59
(60,20%) 39
(39,80%)
2 Bidang kegiatan disiplin umum 31,97
43 (43,88%)
55 (56,12%)
3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 29,13
44 (44,90%)
54 (55,10%)
Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri untuk tiap bidang
peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:
(1) Jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori
tinggi untuk bidang/aspek kegiatan akademik diri siswa ada 59
(60,20%) orang dan jumlah siswa yang berada dalam kategori rendah
ada 39 (39,80%) orang. Jadi jumlah siswa yang berada pada kategori
25
tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak dibanding siswa
yang berada pada kategori rendah.
(2) Jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori
tinggi untuk bidang/aspek kegiatan disiplin umum ada 43 (43,88%)
orang dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 55
(56,12%) orang. Jadi, jumlah siswa yang berada pada kategori
rendah lebih banyak dibanding siswa yang berada pada kategori
tinggi.
(3) Jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri tinggi dalam
kategori bidang/aspek kegiatan penggunaan fasilitas sekolah ada 44
(44,90%) orang dan jumalah siswa yang berada pada kategori rendah
ada 54 (55,10%) orang. Jadi, jumlah siswa yang berada pada kategori
tinggi lebih rendah dibanding siswa yang berada pada kategori
rendah.
Selanjutnya dipaparkan hasil pengukuran tingkat disiplin diri per
bidang kegiatan untuk kelompok siswa putra.
b. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan untuk siswa
putra
Disiplin diri para siswa putra di sekolah sendiri mencakup bidang
peraturan akademik, bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan
penggunaan fasilitas. Tingkat disiplin diri digolongkan dalam dua kategori
yaitu (jarang melakukan pelanggaran) dan rendah (sering melakukan
pelanggaran).
26
Siswa putra yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi pada
suatu bidang adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner > M (32) pada
bidang tersebut. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin
diri rendah pada suatu bidang adalah siswa yang memperileh skor
kuesioner ≤ M pada bidang tersebut. Tingkat disiplin diri para siswa dalam
tiap bidang peraturan untuk siswa putra disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putra SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
No Aspek Mean Tinggi Rendah1 Bidang kegiatan akademik
35,53 30
(56,60%) 23
(43,40%)
2 Bidang kegiatan disiplin umum30,32
20 (37,74%)
33 (62,26%)
3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 27,60
21 (39,62%)
32 (60,38%)
Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri siswa putra untuk tiap
bidang peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:
(1) Jumlah siswa putra yang berada pada tingkat disiplin diri dalam
kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan akademik diri siswa ada
30 (56,60%) orang dan jumlah siswa yang berada dalam kategori
rendah ada 23 (43,40%) orang. Jadi jumlah siswa putra yang berada
pada kategori tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak
dibanding siswa yang berada pada kategori rendah.
(2) Jumlah siswa putra yang berada pada tingkat disiplin diri dalam
kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan disiplin umum ada 20
(37,74%) orang dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah
27
ada 33 (62,26%) orang. Jadi, jumlah siswa putra yang berada pada
kategori rendah lebih banyak dibanding siswa putra yang berada
pada kategori tinggi.
(3) Jumlah siswa putra yang berada pada tingkat disiplin diri tinggi
dalam kategori bidang/aspek kegiatan penggunaan fasilitas sekolah
ada 21 (39,62%) orang dan jumalah siswa yang berada pada kategori
rendah ada 32 (60,38%) orang. Jadi, jumlah siswa putra yang berada
pada kategori tinggi lebih rendah dibanding siswa putra yang berada
pada kategori rendah.
c. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan untuk siswa
putri
Disiplin diri para siswa putri di sekolah sendiri mencakup bidang
peraturan akademik, bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan
penggunaan fasilitas. Tingkat disiplin diri digolongkan dalam dua kategori
yaitu (jarang melakukan pelanggaran) dan rendah (sering melakukan
pelanggaran).
Siswa putri yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi pada
suatu bidang adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner > M (32) pada
bidang tersebut. Sedangkan siswa putri yang termasuk dalam kategori
disiplin diri rendah pada suatu bidang adalah siswa yang memperileh skor
kuesioner ≤ M pada bidang tersebut. Tingkat disiplin diri para siswa putri
dalam tiap bidang peraturan untuk siswa putri disajikan dalam Tabel 9.
28
Tabel 9: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putri SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
No Aspek Mean Tinggi Rendah 1 Bidang kegiatan akademik
36,36 29
(64,44%) 16
(35,56%)
2 Bidang kegiatan disiplin umum33,91
23 (51,11%)
22 (48,89%)
3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 30,93
23 (51,11%)
22 (48,89%)
Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri siswa putri untuk tiap
bidang peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:
(1) Jumlah siswa putri yang berada pada tingkat disiplin diri dalam
kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan akademik diri siswa ada
29 (64,44%) orang dan jumlah siswa yang berada dalam kategori
rendah ada 16 (35,56%) orang. Jadi jumlah siswa putri yang berada
pada kategori tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak
dibanding siswa putri yang berada pada kategori rendah.
(2) Jumlah siswa putri yang berada pada tingkat disiplin diri dalam
kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan disiplin umum ada 23
(51,11%) orang dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah
ada 22 (48,89%) orang. Jadi, jumlah siswa putri yang berada pada
kategori tinggi lebih banyak dibanding siswa putri yang berada pada
kategori rendah.
(3) Jumlah siswa putri yang berada pada tingkat disiplin diri tinggi
dalam kategori bidang/aspek kegiatan penggunaan fasilitas sekolah
ada 23 (51,11%) orang dan jumalah siswa putri yang berada pada
29
kategori rendah ada 22 (48,89%) orang. Jadi, jumlah siswa putri
yang berada pada kategori tinggi lebih tinggi dibanding siswa yang
berada pada kategori rendah.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Berdasarkan Tabel 4, hasil penelitian tingkat disiplin diri para siswa kelas
VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 terhadap
peraturan sekolah secara keseluruhan menunjukkan bahwa ada lebih
banyak siswa yang termasuk ke dalam kategori rendah karena dari 98
siswa terdapat 56 (57,14%) siswa yang termasuk kategori rendah (sering
melakukan pelanggaran) sedangkan 42 (42,86%) siswa lainnya termasuk
kategori tinggi (jarang melakukan pelanggaran). Temuan ini
mengindikasikan bahwa lebih banyak siswa yang melanggar peraturan
sekolah.
Hal ini bisa dipahami karena siswa usia remaja (SMP kelas VII)
masih berada pada situasi transisi untuk pencarian jati diri. Selain itu, para
siswa masih beradaptasi dengan peraturan sekolah yang baru karena
transisi dari jenjang Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Atas.
Pihak sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan pengarahan
tentang arti penting penegakan kedisiplinan diri di lingkungan sekolah dan
sosialisasi peraturan-peraturan sekolah yang ada, termasuk pemberian
sanksi terhadap siswa yang melakukan pelanggaran peraturan sekolah.
2. Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 6, dapat dilihat bahwa siswa putri memiliki
tingkat disiplin diri yang lebih tinggi dalam menaati peraturan sekolah
dibanding dengan siswa putra seperti yang diindikasikan oleh persentase
30
siswa yang masuk ke dalam kategori disiplin diri tinggi, yaitu siswa putri
71,11% berbanding 45,28% untuk siswa putra.
Temuan ini sesuai dengan pendapat Robert A (Baron, 2003:195)
yang menyatakan bahwa jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap
perilaku disiplin di lingkungan sekolah. Siswa pria menunjukkan
kecenderungan memimpin dan bersifat agresif dan mempertahankan
keyakinan dominan dan memaksa sehingga cenderung lebih suka
melanggar peraturan. Di sisi lain, siswa putri lebih bersifat perasa, ceria,
penuh belas kasih, lemah lembut, dan mentaati peraturan.
Temuan penelitian ini menyarankan agar pihak sekolah lebih
memberikan perhatian khusus pada siswa putra agar siswa putra lebih
mampu mengendalikan diri dan menaati peraturan sekolah.
3. Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa untuk keseluruhan siswa,
disiplin diri mencapai skor tertinggi untuk bidang kegiatan akademik
(mean = 35,91), disusul oleh skor kegiatan disiplin umum (mean = 31,97)
dan paling rendah adalah bidang kegiatan penggunaan fasilitas (mean =
29,13). Dengan menggunakan skor rata-rata (32), dapat dinyatakan bahwa
tingkat disiplin untuk bidang kegiatan akademik termasuk dalam kategori
tinggi, sedangkan bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan
penggunaan fasilitas masuk kategori rendah.
Secara keseluruhan untuk siswa putra dan putri, terdapat 59
(60,20%) siswa yang termasuk dalam kategori disiplin tinggi untuk bidang
kegiatan akademik, dan 39 (39,80%) sisanya masuk kategori disiplin diri
rendah. Sementara itu, untuk bidang kegiatan disiplin umum, terdapat 43
(43,88%) siswa putra dan putri yang masuk ke dalam kategori disiplin diri
31
tinggi, dan 55 (56,12%) sisanya masuk ke dalam kategori rendah.
Selanjutnya, untuk bidang kegiatan penggunaan fasilitas, terdapat 44
(44,90%) siswa putra dan putri yang menunjukkan tingkat disiplin tinggi
dibanding 54 (55,10%) lainnya yang masuk ke dalam kategori disiplin diri
rendah.
Skor disiplin diri yang tertinggi dicapai untuk bidang kegiatan
akademik. Hal ini disebabkan karena bidang disiplin akademik
memberikan sanksi yang jelas dan tegas jika dibanding dengan bidang
kegiatan disiplin umum dan bidang penggunaan fasilitas.
Pihak sekolah sebaiknya memberikan pengarahan yang jelas dan
tegas mengenai peraturan di bidang kegiatan disiplin umum dan bidang
kegiatan penggunaan fasilitas agar para siswa putra dan putri dapat
memahami peraturan di bidang kegiatan itu secara jelas berikut sanksi-
sanksinya.
4. Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa siswa putri
menunjukkan tingkat disiplin diri yang lebih tinggi dibanding siswa putra
untuk semua bidang kegiatan. Berturut-turut untuk bidang kegiatan
akademik, disiplin umum, dan penggunaan fasilitas, skor rata-rata siswa
putri dan putra adalah 36,36 berbanding 35,53; 33,91 berbanding 30,32;
dan 30,93 berbanding 27,60.
Temuan ini sesuai dengan pendapat Robert A (Baron, 2003:195)
yang menyatakan bahwa jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap
perilaku disiplin di lingkungan sekolah. Siswa pria menunjukkan
kecenderungan memimpin dan bersifat agresif dan mempertahankan
keyakinan dominan dan memaksa sehingga cenderung lebih suka
32
melanggar peraturan. Di sisi lain, siswa putri lebih bersifat perasa, ceria,
penuh belas kasih, lemah lembut, dan mentaati peraturan.
Pihak sekolah diharapkan mampu memberikan perhatian khusus
pada siswa putra dan memberikan formulasi yang jelas untuk kategori
kegiatan disiplin umum dan penggunaan fasilitas.
33
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini disajikan rangkuman yang berupa latar belakang,
rumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian tentang
tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri terhadap peraturan sekolah.
Kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi pihak sekolah.
A. Ringkasan
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak siswa
menunjukkan tingkat disiplin diri yang rendah yaitu sebanyak 56
(57,14%) dari keseluruhan 98 siswa putra dan putri jika dibanding
siswa yang masuk kategori disiplin diri yang tinggi (42 atau 42,86%
siswa). Berdasarkan bidang kegiatan, dapat disimpulkan bahwa siswa
putra dan putri secara keseluruhan mencapai skor rata-rata disiplin diri
yang tinggi untuk bidang kegiatan akademik (mean = 35,91), disusul
oleh bidang kegiatan disiplin umum (mean = 31,97), dan paling rendah
adalah bidang kegiatan penggunaan fasilitas (29,13). Tingginya angka
pelanggaran disiplin siswa (57,14% siswa masuk kategori disiplin
rendah) menunjukkan bahwa cukup banyak siswa SMP yang tidak
menaati peraturan yang telah dibuat oleh sekolah, mulai dari tawuran
antar-pelajar, membolos pada jam-jam mata pelajaran tertentu, ribut di
dalam kelas pada saat guru mengajar, membuang sampah
sembarangan, dan melakukan kenakalan-kenalakan lainnya. Untuk itu
peneliti ingin mengetahui labih lanjut secara empiris, bagai manakah
33
34
tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif, yaitu untuk
memperoleh gambaran tingkat disiplin diri siswa kelas VII SMP
BOPKRI III Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 terhdap perturan
sekolah.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yang terdiri
dari 60 aitem. Instrumen penelitian merupakan modifikafi angket dari
Andhi Tri Laksana (2006)
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan bahawa tingkat
disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun
ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah dapat dikategorikan
rendah.
B. Kesimpulan
1. Tingkat disiplin diri keseluruhan siswa putra dan putri kelas VII
SMP BOBKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 masih
tergolong rendah karena 56 (57,14%) dari 98 siswa masih termasuk
ke dalam kategori disiplin diri rendah.
2. Siswa putri kelas VIII SMP BOBKRI III Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009 menunjukkan tingkat disiplin diri yang lebih
tinggi dibanding siswa putra untuk keseluruhan kegiatan atau pun
untuk per bidang kegiatan. Persentase kategori disiplin tinggi siswa
35
putri untuk seluruh bidang kegiatan adalah 71,11% berbanding
45,28% untuk siswa putra.
3. Disiplin diri para siswa terhadap peraturan sekolah mencakup tiga
bagian, yaitu (1) Bidang kegiatan akademik, tingkat kategori
disiplin tinggi dengan persentase 60,20% dengan mean 35,91 (2)
Bidang kegiatan disiplin umum, tingkat mean ategori disiplin
tinggi mencapai persentase 43,88% dengan mean 31,97 (3) Bidang
kegiatan penggunaan fasilitas, tingkat kategori disiplin tinggi
mencapai 44,90%, dengan mean 29,13.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, dapat diberikan beberapa saran dalam membantu
meningkatkan kedisiplinan diri para siswa tehadap peraturan sekolah
yaitu:
1. Kepala sekolah bekerja sama dengan para guru dan guru
pembimbing untuk meningkatkan disiplin diri para siswa, dengan
memberikan fasilitas yang mendukung pelaksanaan program BK.
2. Guru mata pelajaran diharapkan dapat lebih memahami masalah-
masalah yang dihadapi siswa di berbagai bidang kegiatan sehingga
perilaku melanggar siswa di sekolah bisa berkurang.
3. Guru pembimbing hendaknya melakuakan diskusi dan pembinaan-
pembinaan yang mengarah pada tingkat kemampuan para siswa
dalam mentaati peraturan sekolah. Selain itu guru pembimbing
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti kepala sekolah,
36
guru mata pelajaran, serta oarang tua murid/wali siswa dalam
mengatasi perilaku-perilaku yang sering dilanggar oleh siswa di
lingkungan sekolah.
4. Siswa yang masih rendah disiplin diri bekerjasama dengan guru
pembimbing dalam meningkatkan disiplin dengan cara
menggunakan program konseling individual, sehingga siswa dapat
menyelesaikan kesulitan-kesulitannya.
37
DAFTAR PUSTAKA
Andhi Tri Laksana,2006. Pelaksanaan akaegiatan Estrakurikuler dan Disiplin
Diri Para Siswa Kelas I SMP Bina Muda Panggang Gunung Kidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Bernhard, Karl.1997. Discipline and Child Guidance. New York: McGraw Hill Book Company
Charles, Schaefer.Ph.D.1987. How to Influence Children. Jakarta: Restu Agung
Dreikurs, Rudolf.1986. Disiplin Tanpa Hukuman. Bandung: Remadja Karya
John, Frank.1990. School Discipline Guide Book. Boston: Allyn and Bacon
Keating, Barbara.1996. A Guide to positive Discipline. Boston
Furhan.1982. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Surabaya.
Wingkel. W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Furchan, A. Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj
Introduction to Research in Education, karya : Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavich. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Schaefer, Charles. 1997. Bagaimana Membimbing, Mendidik, dan Mendisiplinkan
Anak secara Efektif. Jakarta : Restu Agung. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah .
Yogyakarta: Kanisius.
L
A
M
P
I
R
A
N
1
KUESIONER TINGKAT KEDISIPLINAN
PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII
SMP BOPKRI III YOGYAKARTA
Identitas Diri :
Jenis kelamin :
Umur :
Tanggal Pengisian :
Pengantar :
Saya meminta kesediaan Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
secara tertulis. Semua jawaban anda akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian ini.
Jawaban yang Anda berikan sesuai dengan keadaan anda. Jawaban anda tidak
mempengaruhi nilai anda di sekolah.
Petunjuk :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Berilah tanda cek ( ) pada salah satu kolom “Selalu”, “Banyak kali”, “Kadang-
kadang”, “Tidak pernah” yang tersedia sesuai dengan keadaan Anda.
No Petanyaan Selalu Banyak
kali
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1 Saya hadir dalam pelajaran di
kelas tepat waktu.
2 Saya membawa buku dan
perlengkapan belajar sesuai
jadwal.
3 Saya ikut berdoa sebelum
pelajaran sesuai dengan agama
dan kepercayaan.
4 Saya berdoa dengan tenang
sebelum pelajaran.
5 Saya mengikuti pelajaran dengan
tenang.
6 Saya mendengarkan penjelasan
guru.
7 Saya mengerjakan latihan-latihan
sesuai dengan petunjuk guru.
8 Saya mengerjakan soal-soal ujian
dengan sungguh-sungguh
9 Saya mengerjakan soal-soal ujian
dengan tenang.
10 Saya meninggalkan ruang kelas
saat istirahat.
11 Saya tidak mengkonsumsi
makanan saat pelajaran
berlangsung.
12 Saya ikut berdoa dengan tenang di
akhir pelajaran.
13 Saya mengerjakan tugas
rumah/PR dengan dengan baik.
14 Saya mengumpulkan tugas
rumah/PR tepat waktu.
15 Saya berdiskusi dengan teman
sekelompok dalam mengerjakan
tugas rumah/PR.
16 Saya menggunakan waktu untuk
belajar ketika tidak ada pelajaran.
17 Saya mengulang pelajaran yang
saya dapat di sekolah.
18 Saya meminjam buku
perpustakaan untuk kepentingan
belajar.
19 Saya membuat jadwal belajar di
rumah.
20 Saya meminta ijin guru bila
meninggalkan kelas saat
pelajaran.
21 Saya membayar uang sekolah
tepat waktu.
22 Saya mamakai seragam sesuai
aturan.
23 Saya tidak memakai perhiasan
berlebihan di sekolah.
24 Saya berpenampilan rapi selama
di lingkungan sekolah.
25 Saya membawa rokok, ke
sekolah.
26 Saya bersikap sopan terhadap
guru dan karyawan sekolah.
27 Saya meminta ijin guru piket jika
meninggalkan sekolah pada jam
istirahat dengan alasan yang jelas.
28 Saya memberitahu guru piket
secara lisan/ tertulis jika saya
tidak dapat mengikuti pelajaran.
29 Saya tidak bersikap sopan
terhadap guru dan karyawan di
sekolah
30 Saya mengikuti upacara dengan
tertib.
31 Saya tidak memberitahu guru
piket secara lisan/tertulis jika
tidak dapat mengikuti pelajaran
32 Saya membayar SPP tepat waktu.
33 Saya membawa obat-obatan
terlarang ke sekolah
34 Saya memakai seragam sesuai
aturan.
35 Saya minum-minuman keras di
lingkungan sekolah
36 Saya tidak membayar SPP tepat
waktu
37 Saya membuang sampah di
sebarang tempat
38 Saya bersikap sopan terhadap
guru dan karyawan disekolah.
39 Saya menjaga kebersihan halaman
sekolah
40 Saya bersikap tenang ketika
pelajaran berlangsung
41 Saya tidak mengikuti pelajaran di
sekolah
42 Saya melaksanakan tugas piket
sesuai jadwal
43 Saya berbuat onar di lingkungan
sekolah
44 Saya membuang sampah pada
tempatnya.
45 Saya mencoret-coret meja/kursi di
sekolah
46 Saya menjaga kebersihan fasilitas
kelas.
47 Saya keluar halaman/pagar
sekolah pada waktu istirahat.
48 Saya menjaga kebersihan kamar
mandi/WC.
49 Saya membawa senjata tajam
seperti pisau ke sekolah untuk
menjaga diri
50 Saya tidak membuat coretan di
sembarang tempat
51 Saya terlambat masuk sekolah
52 Saya menjaga kelestarian tanaman
di lingkungan sekolah.
53 Saya tidak senang memanjangkan
kuku
54 Saya memakai ruang
perpustakaan untuk belajar.
55 Saya tidak menjaga kebersihan
kamar mandi/WC
56 Saya merawat buku perpustakaan
dengan baik.
57 Saya tidak melaksanakan tugas
piket
58 Saya mengikuti kerja bakti yang
diadakan sekolah.
59 Saya keluar kelas pada jam
pelajaran berlangsung
60 Saya ikut mengusahakan
penghijauan di lingkungan
sekolah
TERIMA KASIH
L
A
M
P
I
R
A
N
2
L
A
M
P
I
R
A
N
3
L
A
M
P
I
R
A
N
4
L
A
M
P
I
R
A
N
5
top related