tanggal : 13 juli 2015 - gloopicgloopic.net/uploads/doc/skep/kp_479_tahun_2015_aep_petunjuk_… ·...
Post on 06-Feb-2018
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
NO
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 479 TAHUN 2015Tanggal : 13 JULI 2015
PETUNJUKPENYUSUNANRENCANAPENANGGULANGAN
KEADAANDARURAT
MATERI
Lembar PengesahanPenerimaan
Catatan Amandemen
Daftar Distribusi Dok.
AEP
Daftar Isi
Daftar Appendix
PENJELASAN TENTANG
Pengesahan Dokumen AEP oleh Direktur atasnama Dirjen Perhubungan Udara
Berisi alasan dokumen amandemen
Pihak-pihak yang mendapat salinan dok. AEPsesuai dengan daftar distribusi dok. AEP
Urutan halaman berdasarkan urutan bab padadokumen AEP
Berisi daftar lampiran dokumen AEP, yakni:App. 1. Data BandaraApp. 2. Surat DukunganApp. 3.
App.App.
App. 9.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
Grid map bandaraBatas pagar bandaraDenah gedung dan fas. penting dibandara
Gridmap sekitar bandara sampaidengan radius 5 miles (±8 km)dari titik referensi bandar udara
Informasi tipe pesawat udara ygberoperasi di bandaraBatas daerah tanggung jawabPKP-PK;
Lokasi pusat informasi tiapterminal
Lokasi isolated parking area dandaerah apron
App. 4. Formulir registrasi operator pswt udarabagi penumpang kecelakaan pesawatudara
App. 5. Formulir saran untuk latihanpenanguulangan keadaan darurat(critique form)Tag Korban Kecelakaan Pesawat UdaraLokasi kecelakaan, collection area,triage area, dan care area,
App. 8. Lokasi triage area and medical carearea bila terjadi kecelakaan di darat;Lokasi triage area and medical carearea bila kecelakaan pesawat udara diperairan;
App. 10. 10.1. Data fasilitas PKP-PK10.2. Data fasilitas bantuan medis
10.3. Data bantuan lainnyaApp. 11.Lembar catatan perubahan dokumen
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Daftar Singkatan
Kata Pengantar
BAB I:
PENDAHULUAN
BAB II:
KEADAAN
DAN SIAGA
DARURAT
BAB III:
PENGATURAN
MANAJEMEN
BAB IV:
PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT
12. BAB V:
PERAN DAN
TANGGUNG JAWAB
DALAM KEADAAN
DARURAT
13. BAB VI:
IDENTITAS DAN JALUR
KOMUNIKASI SAAT
TERJADI KEADAAN
DARURAT
rencana penanggulangan keadaandarurat
Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalamdokumen AEP
Kata pengantardokumen AEP
1.1. Umum
1.2. Tujuan dokumen rencana penanggulangankeadaandarurat
1.3. Ruang Lingkup1.4. Standar dan referensi1.5. Terminologi2.1. Keadaan darurat (melibatkan pesawat
udara);2.2. Ancaman bom di bandar udara2.3. Kebakaran gedungdi bandar udara2.4. Tingkatan siaga2.5. Format berita kegiatan darurat3.1. Komite penanggulangan keadaan darurat
bandar udara;3.2. Tugas-tugas komite penanggulangan
keadaandarurat bandar udara;3.3. Bagan organisasi komite penanggulangan
keadaandarurat bandar udara;3.4. Peninjauan dokumen (review)3.5. Latihan penanggulangankeadaandarurat3.6. Pengujian peralatan penanggulangan
keadaandaru rat;4.1. Pusat
(EOC)4.2. Pusat komando
commander)4.3. StagingArea4.4. Triage area4.5. Pengangkutankorban meninggal4.6. Pusat informasi4.7. Pusatpenerimaanpenumpang4.8. Tempatpenampunganawakpesawatudara4.9. Ruangan wawancara (conferenceroom)4.10. Greeters and meteersarea
4.11. Isolated area
penanggulangan keadaan darurat
lapangan (on scene
5.1. Komando dan kendali
5.2. Daerah-daerahpertemuan5.3. Jalur penanggulangankeadaandarurat
6.1. Umum
6.2. Identitas petugaskomando lapangan6.3. Pimpinan pos komando di lapangan (on
scenecommander)6.4. Alur komunikasi pada saat kecelakaan
pesawatudara di bandar udara6.5. Alur komunikasi pada saat kecelakaan
14.
15.
16
17.
BAB VII:
TINDAKAN MASING-
MASING KOMITE PADA
KEADAAN DARURAT
BAB VIII:
TINDAKAN SETELAH
KEADAAN DARURAT
BAB LX:
FAKTOR
KEMANUSIAAN
(HUMAN FACTOR)DALAM
PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT
APPENDLX
pesawatudara di sekitar bandar udara
7.1. Kecelakaanpesawatudara di bandar udara7.2. Kecelakaan pesawat udara di sekitar
bandar udara
7.3. Keadaan darurat penuh (full emergency)pesawatudara yang sedangterbang;
7.4. Gangguan tindakan melawan hukum;7.5. Ancaman bom terhadap pesawatudara;7.6. Ancaman bom terhadap gedung atau
fasilitas di bandar udara;7.7. Keadaan darurat di darat;7.8. Kebakaran gedung atau fasilitas di bandar
udara;7.9. Status waspadalocal (local standby)7.10. Kecelakaanpesawatudara di perairan7.11. Bencanaalam
7.12. Keadaan darurat melibatkan barangberbahaya (dangerousgoods)
7.13. Keadaan darurat medis di Bandar Udara
8.1. Pemindahanpesawatudara yang rusak8.2. Tanggungjawab pemindahan8.3. Sumber daya personil dan peralatan
pemindahanpesawatudara yang rusak;8.4. Standar Operasi Prosedur Pemindahan
Pesawat Udara Yang Rusak di BandarUdara
8.5. Evaluasi
9.1. Umum
9.2. Tujuan penerapan faktor kemanusiaan(human factor) dalam penanggulangankeadaandarurat
9.3. Penerapan faktor kemanusiaan (humanfactor) dalam penanggulangan keadaandarurat
Sesuaidengandaftar appendix dokumen AEP.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
SUPRASETYO
Salinan sesuai dengan aslinyaIPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
AMURAHARJO
Pembina Tk. I (IV/b)^660508 199003 1 001
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor KP 479 TAHUN 2015
Tanggal : 13 juli 2015
ALUR PENGESAHANDAN DISTRIBUSISERTAPENINJAUANDOKUMEN
RENCANAPENANGGULANGANKEADAANDARURAT
1. Alur Pengesahan Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
->"
Tidak
••••/
Menyusun draft Dok. Rencana PenanggulanganKeadaan Darurat (AEP)
Mengusulkanv
Direktur
Ya14 hari kerja
v
Presentasi oleh penyelenggara bandar udara dan/atautim verifikasi ke Bandar Udara
\Evaluasi dan
bimbingan oleh
Direktorat
______
PengesahanDokumen oleh
Direktur a.n. Dirjen Hubud I-
2. Alur Amandemen/Perubahan Dokumen Rencana PenanggulanganKeadaan Darurat
14 hari kerja
Dokumen rencana
penanggulangankeadaan darurat
Ya
v
Perubahan aturan, masukananggota komite, masukan
hasil audit Direktorat
Yav
Bandar udara bersama dengankomite membuat draft
perubahan dokumen AEP
Mengusulkan
"<^ "*>• Tidak
Persetujuanperubahan/amandemenoleh
Direktorat
3. Alur Distribusi Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Asli Di kantor KepalaBandar Udara
Dokumen Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat
Dokumen yangdisahkan oleh Direktur
Jenderal
Rekaman dokumen asli
ke semua anggotakomite
Dokumen awal
maupun amandemenDokumen awal
maupun amandemen
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA-BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
HEMI PAMURAHARJO
Pembina Tk. I (IV/b)19660508 199003 1 001
ttd
SUPRASETYO
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 479 TAHUN 2015
Tanggal : 13 JULI 2015
PERALATANKOMUNIKASI
PADA PUSATKOMANDO PENANGGULANGANKEADAANDARURAT
Peralatan Komunikasi Pada Pusat Komando Penanggulangan KeadaanDarurat:
1. Peralatan komunikasi yang menggunakan frekuensi untuk keamananpenerbangan dan PKP-PK diatur sebagai berikut:
a. frekuensi 434.65 MHz untuk unit PKP-PK dan Tower;
b. frekuensi 434.75 MHz untuk unit Keamanan Bandar Udara;
c. frekuensi 434.85 MHz khusus untuk Emergency bagi semuaunit/instansi;
d. frekuensi 434.95 MHz untuk cadangan.
2. Telepon, mesin faksimili.
3. Peralatan komunikasi yang dapat merekam dan memutar kembalikomunikasi yang telah dilakukan selama penanggulangan keadaan darurat.
4. Peralatan komunikasi yang dapat merekam dan memutar kembalikomunikasi dengan pilot atau kabin pesawat udara kalau tersedia.
5. Teleprinter yang dapat tersambung dengan AFTN (aeronautical fixedtelecommunicationsnetwork) bila tersedia.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
SUPRASETYO
Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
HEMIT^AMURAHARJOPembina'Tk. I (IV/b)
mP. 19660508 199003 1 001
Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor KP 479 TAHUN 2015
Tanggal : 13 JULI 2015
LATIHAN MODULAR (MODULAR EXERCISES)
1. Modul 1 - MenyampaikanBerita KeadaanDarurat [Raising The Alarm)Modul latihan ini menitikberatkan pada sistem pemberitahuan, meliputiperiode pengaktifan pada saat terjadi keadaan darurat sampai denganseluruh unit/instansi yang terlibat terinformasikan. Pelaksanaan modul inidisarankan menggunakan prosedur, sumber daya, dan perlengkapansebenarnya.
Tujuan kegiatan:Menguji sistem informasi keadaan darurat
Kegiatan
1.1. Melakukan aktivasi pemberitahuan keadaan darurat
1.2. Membedakan tingkatan/ jeniskeadaan darurat
3)
YangMenjadi PerhatianDalamModul Latihan
Di aktivasi oleh ATC
Prosedur aktivasi pemberitahuanmenggunakan "crash bell/ alarm"dan sambungan telepon.Komunikasi dengan PKP-PK dananggota komite di dalam dan disekitar bandar udara.
Catatan:
anggotabahwa
Pastikan
mengetahuidilakukan latihan.
Gunakan awalan "HANYA UNTUK
LATIHAN"
Kecelakaan pesawatbandar udara
Kecelakaan pesawatsekitar bandar udara
Keadaan darurat penuh (fullemergency) pesawat udara yangsedang terbang;Gangguan tindakan melawanhukum;Ancaman bom terhadap pesawatudara;Ancaman bom terhadap gedungatau fasilitas di bandar udara;Keadaan darurat di darat;Kebakaran gedung di bandarudara;Status waspada local (localstandby)
10) Kecelakaan pesawat udara diperairan
11) Bencana alam
komite
akan
udara di
udara di
12) Kejadian melibatkan barangberbahaya (dangerous goods)
13) Keadaan darurat medis di bandarudara.
1.3. Penggunaan terminologi /singkatan
1) Penggunaan bahasa untukmenyampaikan berita kepadaunit/instansi terkait dengan jelasdan tepat;
2) Penggunaan terminologi /singkatan di mengerti dan dipahami penerima berita
1.4. Metode penyampaian beritadan kontijensinya
1) Metode penyampaian beritasecara normal misalkan
menggunakan telepon;2) Metode penyampaian berita bila
metode penyampaian beritasecara normal tidak dapatdilakukan (rencana kontijensi),misalkan dengan menggunakanhandphone, radio, dst.
1.5. Latihan komunikasi Penggunaan alat komunikasi dalampenyampaian berita seperti handytalkie, telepon, dst.
1.6. Unit / Instansi yang terlibat Anggota komite penanggulangankeadaan darurat bandar udara
(airport emergencycommittee).
1.7. Latihan (training) Kompetensi personel yangmelakukan penanganan keadaandarurat apakah telah memadai ataubelum.
1.8. Evaluasi dan Penilaian 1) Melakukan evaluasi dan penilaiansetelah pelaksanaan latihan;
2) Hasil evaluasi dan reviewdigunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahan yangsama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya.
1.9. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadap dokumen-dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasi danhasil evaluasi ke DirektoratJenderal Perhubungan Udara.
Modul 2 - RendezvousPoint (RVP)Modul latihan ini menitikberatkan pada penerapan rendezvouspoint (RVP)saat penanggulangan keadaan darurat dilakukan. Modul latihandifokuskan sejak informasi kedaan darurat diterima oleh unit/instansi didalam dan sekitar bandar udara. Modul ini, mensyaratkan untukmendemostrasikan pengawalan kendaraan dan personel bantuan dari RVPke lokasi keadaan darurat. Disarankan, agar dalam pelaksanaan modul iniagar dilakukan sesuai dengan prosedur, perlengkapan, dan sumber dayadari bandar udara ketika terjadi insiden/kecelakaan sesungguhnya.
Tujuan kegiatan:Menguji aktivasi rendezvous point (RVP)
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
2.1. Tentukan dan aktivasi RVP
yang telah ditentukan1) Penentuan aktivasi rendezvous
point;2) Prosedur dan komunikasi dari
bandar udara kepada anggotaKomite.
2.2. Penandaan lokasi pada danmenuju RVP
1) Penandaan arah menuju danpada lokasi RVP jelas dan tepat
2) Penandaan arah menuju danpada lokasi RVPtersosialisasikan kepada setiapanggota Komite.
2.3. Pengamanan lokasi RVP 1) Terdapat jumlah personelpengamanan yang cukup dalammengamankan lokasi RVP;
2) Terdapat prosedur dalampengamanan RVP.
2.4. Kelengkapan yang memadai 1) Area parkir kendaraan2) Lampu;3) Peta; dst.
2.5. Pengawalan menuju stagingarea dan daerah insiden /kecelakaan.
Jumlah personel dan kendaraanyang memadai.
2.6. Pengaturan lalu lintas 1) Petugas dari unit/instansi yangterlibat seperti kepolisian,AVSEC, TNI, dan pemerintahdaerah setempat yang memadai.
2) Prosedur pengaturan lalu lintasyang memadai.
2.7. Latihan (training) Kompetensi personel yangmelakukan penanganan keadaandarurat apakah telah memadaiatau belum.
2.8. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaan
darurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
2.9. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
Modul 3 - KomandoOperasi(OperationalCommand)Modul ini menitikberatkan pada komando operasi (operational command)pada saat penanganan keadaan darurat. Modul ini difokuskan pada operasipenanggulangan keadaan darurat khususnya pada fungsi komando.Pelaksanaan latihan dapat dilakukan dengan menggunakan simulasiseperti tabletop exercise. Pelaksanaan latihan ini melibatkan unit/instansiyang tergabung dalam Komite Penanggulangan Keadaan Darurat BandarUdara (Airport Emergency Committee).
Tujuan kegiatan:Menguji komando operasi saat penanggulangan keadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
3.1. Struktur organisasi Identifikasi komandan pelaksanapenanggulangan keadaan daruratdi lapangan misalkan: komandanPKP-PK, Komandan AVSEC, dst.
3.2. Pengambilan keputusan 1) Pelaksanaan penanggulangankeadaan darurat sesuai denganprosedur, misalnya pelaksanaanpemadaman kecelakaanpesawat, pengamanan lokasikecelakaan, dst;
2) Keputusan yang tepat diambiloleh komandan pelaksanalapangan.
3.3. Komunikasi 1) Komunikasi antara unit /instansi di dalam dan di luar
bandar udara pada penanganankeadaan darurat telah berjalanefektif, misalkan komunikasiantar unit PKP-PK denganDinas Kebakaran Pemda
setempat;2) Komunikasi antara pos
komando lapangan (forwardcommand post) dengan
komandan lapangan berjalanefektif.
3.4. Pusat Komando Lapangan(forward commandpost)
1) Ketersediaan pos komandobergerak (mobile commandpost).
2) Bila tidak tersedia pos komandobergerak (mobile command post)maka fasilitas apakah yangdipergunakan sebagaipengganti?
3) Efektivitas pusat komandolapangan.
3.5. Pembagian wilayah (cordons) 1) Apakah tersedia fasilitas,prosedur, dan personel yangmemadai untuk melakukan
penandaan pemisahan wilayah(cordon), dan pengamananwilayah.
2) Efektivitas penandaanpemisahan wilayah (cordon),dan pengamanan wilayah.
3.6. Latihan (training) Kompetensi personel yangmelakukan penanganan keadaandarurat apakah telah memadaiatau belum.
3.7. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
3.8. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
4. Modul 4 - PelayananMedis {medical services)Modul ini berkaitan dengan pelayanan medis di lokasi keadaan darurat dandifokuskan pada aspek-aspek praktis perawatan medis dan evakuasikorban. Modul latihan ini dapat dilakukan dengan skenario keadaandarurat di dalam dan di luar bandar udara, dengan melibatkanunit/instansi dari dalam dan luar bandar udara bersama-sama denganKantor Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit Umum Daerah Setempat, DinasKesehatan Pemerintah Daerah Setempat atau Rumah Sakit setempat yangmungkin menangani keadaan darurat. Metode pelaksanaan kegiatan inidapat dilakukan dengan table top exercise atau menggunakan simulasilapangan.
Tujuan kegiatan:Menguji pelayanan medis (medical services) saat penanggulangankeadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
4.1. Struktur organisasi Identifikasi komandan dalam
penanggulangan keadaan darurat,contoh koordinator medis,koordinator transportasi, petugasmedis, dst.
4.2. Triage Tata cara penandaan korban danprosedur triage pada penangananinsiden/ kecelakaan.
4.3. Komunikasi Komunikasi antara unit / instansidi dalam dan di luar bandar udara
pada penanganan keadaan darurattelah berjalan efektif.
4.4. Tenda penanganan medisdarurat (Emergencyshelters)
1) Ketersediaan tenda penangananmedis darurat (Emergencyshelters);
2) Fasilitas pada tendapenanganan medis daruratmemadai;
3) Prosedur penanganan medisdarurat.
4.5. Transportasi korban 1) Ketersediaan ambulance danpersonnel medis untukpemindahan korban dari lokasimenuju rumah sakit;
2) Ambulance telah memilikifasilitas yang memadai danpersonel medis telah memilikikompetensi yang diperlukan.
4.6. Rute evakuasi Rute evakuasi telah disesuaikan
dan merupakan rute 1 (satu) arah(one way route). Arah atau jalurevakuasi telah diketahui olehanggota komite.
4.7. Rumah sakit setempat 1) Rumah sakit memiliki fasilitaspenanganan medis yangmemadai dan staf medis yangmencukupi;
2) Rencana kontijensi rumah sakitdalam menghadapi tambahanpasien dalam jumlah besar.
4.8. Latihan (training) Kompetensi personel yangmelakukan penanganan keadaandarurat apakah telah memadaiatau belum.
4.9. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
4.10. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen-dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
5. Modul 5 - KomandoTaktis (tactical command)Modul ini berkaitan dengan komando taktis pada saat penanganan kedaaandarurat, berfokus pada aspek taktis kejadian dari satu titik padainsiden/kecelakaan ketika sumber daya yang cukup telah tiba di lokasiuntuk melakukan komando taktis (tactical command). Pelaksanaan modulini harus melibatkan organisasi dari luar dan dalam bandar udara yangmenanggulangi keadaan darurat. Modul ini dapat dilakukan dengantabletop exerciseatau menggunakan simulasi lapangan.
Tujuan kegiatan:Menguji komando taktis (tactical command) saat penanggulangankeadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
5.1. Struktur organisasi Identifikasi komandan pelaksanapenanggulangan keadaan daruratdi lapangan misalkan: koordinatorpengamanan, koordinatorpemadaman dan pertolongan.
5.2. Pengambilan keputusan 1) Penentuan prioritas untukmengalokasikan sumber dayayang tersedia
2) Perencanaan dan koordinasiatas bagaimana dan kapansuatu tugas/keputusan akandilaksanakan
5.3. Lokasi Penentuan lokasi pos komandolapangan (forward command post)yang efektif.
5.4. Komunikasi 1) Komunikasi yang efektif antaranggota komite di lapangan;
2) Komunikasi yang efektif denganpos komando lapangan (forwardcommand post) dengan pusatoperasi penanggulangankeadaan darurat (emergencyoperation centre).
3) Komunikasi antara poskomando lapangan (forwardcommand post) dengankomandan pelaksana lapangan.
5.5. Sumber daya Fasilitas pada pos komandolapangan (forward command post)dalam rangka penanggulangankeadaan darurat telah memadai,contoh radio komunikasi, AEPDocument, Gridmap, dst.
5.6. Latihan (training) Kompetensi personel yangmelakukan penanganan keadaandarurat apakah telah memadaiatau belum.
5.7. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;
2) Hasil evaluasi dan review agardigunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
5.8. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
6. Modul 6 - KomandoStrategis(strategiccommand)Modul ini berkaitan dengan komando strategis penanggulangan keadaandarurat dan berfokus pada aspek-aspek strategis kejadian dari titik dalaminsiden ketika sumber daya yang cukup telah tiba untuk melaksanakanKomando Strategis. Modul ini harus melibatkan pejabat senior dari komitepenanggulangan keadaan darurat yang mungkin terlibat dalampenangangan keadaan darurat. Modul latihan ini dapat berupa tabletopexercise dan/atau simulasi lapangan.
Tujuan kegiatan:Menguji komando strategis (strategic command) saat penanggulangankeadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
6.1. Struktur organisasi Identifikasi komandan dalam
penanggulangan keadaan darurat,contoh ketua EOC, wakil ketua,sekretaris, dst.
6.2. Pengambilan keputusan Kesesuaian perintah yangdiberikan oleh on scenecommander
dengan pelaksanaan dilapangan.6.3. Lokasi Lokasi pusat komando
penanggulangan keadaan daruratsesuai dengan dokumen AEP telahefektif dan sesuai.
6.4. Komunikasi 1) Komunikasi yang efektif antaranggota komite
2) Komunikasi yang efektif denganpos komando lapangan (forwardcommand post)
3) Alur komunikasi telah sesuaidan dalam kondisi terkini.
6.5. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
6.6. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
Modul 7 - Airport ReceptionCentresModul ini berkaitan dengan bantuan yang diberikan oleh unit/instansi danberfokus pada penanganan insiden/kecelakaan dari titik ketika korbandipindahkan dari lokasi insiden/kecelakaan dan upaya yang dilakukanuntuk menyatukan kembali mereka dengan keluarga dan kerabat mereka.Pelaksanaan modul latihan ini melibatkan unit/instansi baik dari dalamdan luar bandara yang terlibat dalam komite penanganan keadaan darurat.Dalam pelaksanaannya modul latihan ini berbentuk latihan simulasilapangan (practical exercise) di bangunan/lokasi di Bandar Udara yangtelah ditetapkan untuk tujuan tersebut.
Tujuan kegiatan:Menguji Pusat Penerimaan Bandar Udara (Airport Reception Centres)saat penanggulangan keadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
7.1. Tugas dan Tanggung Jawab 1) Prosedur,2) Tugas dan tanggung jawab dari
badan usaha angkutan udara,bandar udara, danunit/instansi lainnya yangberkaitan.
7.2. Pusat penampungan korban(passengers reception area)
1) Lakukan penilaian terhadaplokasi yang telah ditentukan,apakah telah memadai atautidak dan apakah mampumenampung seluruh korban.
2) Kelengkapan pendukung dilokasi passengers receptionarea.
3) Pengamanan lokasi
7.3. Pusat penampungan crewpesawat udara (crew
1) Lakukan penilaian terhadaplokasi yang telah ditentukan,
reception area/isolated room) apakah telah memadai atautidak dan apakah mampumenampung crew pesawatudara
2) Kelengkapan pendukung dilokasi crew reception area.
3) Pengamanan lokasi
7.4. Conference room/mediacentre
1) Lakukan penilaian terhadaplokasi yang telah ditentukan,apakah telah memadai atautidak dan apakah mampumenampung seluruh crewmedia/pers.
2) Kelengkapan pendukung dilokasi conference room/ mediacentre.
3) Pengamanan lokasi7.5. Pusat informasi 1) Peranan badan usaha angkutan
udara bersangkutan;2) Pengamanan lokasi.
7.6. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukanevaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
7.7. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
8. Modul 8 - Pengaturan Pasca Keadaan Darurat (Post DisasterManagement)Modul ini berkaitan dengan pengaturan setelah keadaan darurat (postdisaster management) dan berfokus pada tahap terakhir dari penangananinsiden/kecelakaan, yakni dari titik dimana semua korban baik yangselamat ataupun yang terluka telah dipindahkan dan pekerjaanpengumpulan jenazah oleh penyidik POLRI (DVI) dan Komite NasionalKeselamatan Transportasi (KNKT) dimulai. Kegiatan pengaturan setelahkeadaan darurat akan melibatkan kepolisian, operator bandar udara, danKNKT. Pelaksanaan latihan modul ini dapat berbentuk tabletop exercise,atau sebagai simulasi baik di dalam atau di luar bandara.
Tujuan kegiatan:Menguji pengaturan pasca bencana (post disaster management) saatpenanggulangan keadaan darurat
KegiatanYangMenjadi PerhatianDalam
Modul Latihan
8.1. Penyidikan kecelakaanpesawat udara
Tugas dan tanggung jawab dariKomite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT).8.2. Pengumpulan jenazah /
identifikasi jenazahTugas dan tanggung jawab darikepolisian (DVI).
8.3. Lokasi penampungan jenazahkorban kecelakaan
1) Lakukan penilaian terhadaplokasi yang telah ditentukan,apakah telah memadai atautidak dan apakah mampumenampung jenazah sementaradi bandar udara
2) Kemampuan rumah sakit untukmenampung jenazah;
3) Pengamanan lokasi8.4. Evaluasi dan Penilaian 1) Pastikan untuk melakukan
evaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
8.5. Dokumentasi dan pelaporan 1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
2) Agar bandar udaramenyampaikan laporanpelaksanaan kegiatan latihanberikut dengan dokumentasidan hasil evaluasi ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
Modul 9 - PemulihanUsaha(BusinessRecovery)Modul ini terkait dengan pemulihan usaha bandar udara dan difokuskanpada bagian akhir dari insiden/kecelakaan, yakni pada titik ketika semuakorban yang selamat/terluka dan meninggal telah dipindahkan,investigator telah menyelesaikan investigasinya dan bandar udara saat initengah berusaha beroperasi kembali. Pelaksanaan modul latihan ini akanmelibatkan kepolisian bekerjasama dengan operator bandar udara,Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan KNKT. Bentuk pelaksanaankegiatan dapat berbentuk tabletop exercise atau simulasi di dalam dan diluar bandar udara.
Tujuan kegiatan:Menguji pemulihan usaha (business recovery)
Kegiatan
9.1. Pemindahan pesawat udarayang rusak
9.2. Akomodasi
9.3. Rencana kontijensi bandarudara
9.4. Evaluasi dan Penilaian
9.5. Dokumentasi dan pelaporan
YangMenjadi PerhatianDalamModul Latihan
1) Penyediaan fasilitas danpersonel pemindahan pesawatudara yang rusak oleh badanusaha angkutan udara yangbersangkutan;
2) Pengalihan tanggung jawab daribadan usaha angkutan udarake bandar udara bila badan
usaha angkutan udarabersangkutan tidak sanggup.
3) Penyediaan fasilitas danpersonel pemindahan pesawatudara yang rusak oleh bandarudara;
4) Pelaksanaan pemindahanpesawat udara yang rusak.
Penyediaan makanan dan tenda/perlindungan (shelters) ketikaoperasi pemindahan pesawat udarayang rusak.Rencana kontijensi (contingencyplan) terkait dengan pelaksanaanpemindahan pesawat udara.1) Pastikan untuk melakukan
evaluasi dan review setelah
pelaksanaan latihan;2) Hasil evaluasi dan review agar
digunakan seoptimal mungkinuntuk mencegah kesalahanyang sama terjadi pada keadaandarurat sesungguhnya, contohkurangnya latihan, dst.
1) Agar bandar udara melakukanpenyimpanan terhadapdokumen- dokumen latihan
penanggulangan keadaandarurat;
top related