studi komparasi mutu kayu laminasi dan kayu utuh di …eprints.ums.ac.id/60840/14/naskah...
Post on 30-Jun-2019
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU
UTUH DI SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM
BERDASARKAN ANALISIS SNI 7973 - 2013
Disusun sebagai sala satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
oleh :
M. HABIBULLAH
NIM. D 100 160 049
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU UTUH DI
SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM BERDASARKAN
ANALISIS SNI 7973 - 2013
Abstrak
Kayu merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang menjadi elemen
konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Dalam
bagian konstruksi, kayu banyak digunakan pada setiap fungsi bangunan mulai dari
persiapan sampai finishing. Adapun penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui nilai
kuat/mutu kayu laminasi hasil pengujian di laboratorium dengan mutu kayu utuh
berdasarkan SNI 7973-2013. Jenis pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kuat
tekan, kuat tarik, kuat geser, dan kuat lentur. Benda uji masing-masing berjumlah 3 buah
untuk 1 variasi kayu. Kayu yang digunakan ada 5 jenis, yaitu kayu Sengon, Bangkirai,
Kruwing, Kamper, dan Nangka yang berasal dari Solo Raya. Berdasarkan pengujian
modulus elastisitas dari masing-masing kayu yang diuji yaitu Sengon = 7229,88 Mpa ;
Bangkirai = 13236,48 Mpa ; Kruwing = 10583,54 MPa ; Kamper = 10411,63 MPa ; dan
Nangka = 10378,09 MPa. Kadar air kayu Sengon = 16,39 % ; Kamper = 17,59 ; Kruwing
= 16,92 ; Nangka = 14,34 ; Bangkirai = 14,64. Nilai kuat tekan sejajar serat kayu: Sengon
= 4,25 MPa; Bangkirai = 14,53 MPa; Kruwing = 8,96 MPa; Kamper = 8,57 MPa; Nangka
= 7,60 MPa. Nilai kuat tekan tegak lurus serat kayu: Sengon = 1,92 MPa; Bangkirai =
9,48 MPa; Kruwing = 4,33 MPa; Kamper = 4,12 MPa; Nangka = 6,22 MPa. Nilai kuat
tarik kayu: Sengon = 62,28 MPa; Bangkirai = 98,17 MPa; Kruwing = 97,66 MPa;
Kamper = 57,97 MPa; Nangka = 23,68 MPa. Nilai kuat geser kayu: Sengon = 5,06 MPa;
Bangkirai = 13,68 MPa; Kruwing = 7,11 MPa; Kamper = 9,80 MPa; Nangka = 10,08
MPa. Nilai kuat lentur kayu: Sengon = 30,10 MPa; Bangkirai = 84,92 MPa; Kruwing =
57,08 MPa; Kamper = 56,23 MPa; Nangka = 33,79 MPa. Nilai presentase perbandingan
uji kuat tekan antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013
: Sengon = 111,842%; Bangkirai = 121,111%; Kruwing = 95,36%; Kamper = 91,14%;
Nangka = 95,00%. Nilai presentase perbandingan uji kuat tarik antara kayu yang diuji di
laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013 : Sengon = 187,91%; Bangkirai =
290,64%; Kruwing = 173,33%; Kamper = 164,67%; Nangka = 291,86%. Nilai presentase
perbandingan uji kuat geser antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan
SNI 7973:2013 : Sengon = 991,63%; Bangkirai = 844,61%; Kruwing = 568,85%;
Kamper = 784,00%; Nangka = 951,32%. Nilai presentase perbandingan uji kuat lentur
antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013 : Sengon =
700,093%; Bangkirai = 615,33%; Kruwing = 538,53%; Kamper = 530,49%; Nangka =
371,39%.
Kata kunci: kayu, kayu laminasi, kuat tarik kayu, kuat tekan kayu, kuat geser kayu,
kuat lentur kayu.
2
Abstract
Wood is one of Indonesia's natural resources which becomes an element of
construction that is easily available and available in relatively large quantities. In the
construction section, wood is widely used in every building function from preparation to
finishing. As for this research aims to know the value of solid / whole wood quality test
results in laboratory with wood quality based on SNI 7973-2013. Types of tests
performed include compressive strength testing, tensile strength, shear strength, and
flexural strength. Each test object amounted to 3 pieces for 1 variation of wood. wood
used there are 5 types, namely wood Sengon, Bangkirai, Kruwing, Kamper, and Nangka
from Solo Raya. Based on testing the quality code of each wood tested is Sengon =
7229,88 MPa ; Bangkirai = 13236,48 MPa; Kruwing = 10583,54 MPa ; Kamper =
10411,63 MPa ; dan Nangka = 10378,09 MPa. Sengon wood water content = 16,39 % ;
Kamper = 17,59 ; Kruwing = 16,92 ; Nangka = 14,34 ; Bangkirai = 14,64. Value of
compressive strength of wood fiber: Sengon = 4,25 MPa; Bangkirai = 14.53 MPa;
Kruwing = 8.96 MPa; Kamper = 8.57 MPa; Nangka = 7.60 MPa. Value of compressive
strength of perpendicular wood fiber: Sengon = 1.92 MPa; Bangkirai = 9.48 MPa;
Kruwing = 4.33 MPa; Kamper = 4.12 MPa; Nangka = 6.22 MPa. Value of tensile
strength of wood: Sengon = 62.28 MPa; Bangkirai = 98.17 MPa; Kruwing = 97,66 MPa;
Kamper = 57.97 MPa; Nangka = 23.68 MPa. Wood shear strength value: Sengon = 5.06
MPa; Bangkirai = 13.68 MPa; Kruwing = 7.11 MPa; Kamper = 9.80 MPa; Nangka =
10.08 MPa. Value of strong bending wood: Sengon = 30.10 MPa; Bangkirai = 84.92
MPa; Kruwing = 57.08 MPa; Kamper = 56.23 MPa; Nangka = 33.79 MPa. The value of
percentage comparison of compressive strength test between the woods tested in the
laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 111.84%;
Bangkirai = 121.11%; Kruwing = 95.36%; Kamper = 91,14%; Nangka = 95,00%. The
percentage value of the tensile strength test ratio between the woods tested in the
laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 187.91%;
Bangkirai = 290,64%; Kruwing = 173.33%; Kamper = 164,67%; Nangka = 291,86%. The
percentage value of the comparison of shear strength test between the woods tested in the
laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 991,63%;
Bangkirai = 844.61%; Kruwing = 568,85%; Kamper = 784,00%; Nangka = 951,32%. The
percentage value of the comparison of bending strength test between the woods tested in
the laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 700.09%;
Bangkirai = 615.33%; Kruwing = 538,53%; Kamper = 530,49%; Nangka = 371,39%.
Keywords: wood, laminated wood, tensile strength, wood compressive strength,
wood shear strength, strong wood bending.
3
1. PENDAHULUAN
Kayugadalahhbagian batanghatauppcabangllsertahrantingGtumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk
berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan
bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding selhberbagaihjaringanldilbatang. Ilmuhkayuh(wood science)hmempelajari
berbagai aspeklmengenaihklasifikasihkayuhhsertahhsifat-sifatllkimia,hfisika,hdan
mekanikahkayuhdalamhberbagaiikondisiipenanganan. Beberapaljenislkayuldipilih
karenahbersifathkedaphair, isolatorhterhadaphsuhuhudara,hdanhmudahhdibentuk.
Materialhkayu, sebenarnya merupakan salah satu material
konstruksi yang dapat diperbaharui dan sangat mendukung program ecogreen.
Tanaman dan hutan kayu dapat menjadi paru-paru dunia dan produksi material
kayu konstruksihmenghasilkangemisihgashhkarbonjjyangggpalinghhsedikit
dibandingkan/materialhkonstruksihlainnya. Sayangnya, saathinihpenebangandan
penanamanhkembalihtanamanhkayuhbelumhmencapaihkeseimbangan. Masih
banyak tanamanhkayuhyanghditebanghdibandingkanhdengan=penanaman
kembalih(reboisasi). Halhituhtentuhmenyebabkanhketersediaannyahmenjadi
sangathberkurang,hapalagihuntukhtanamanhkayuhjenishkayuhkerashdanhlama
tumbuhnya.gHargahkayuhmenjadihmelambunghtinggi.
Penelitian ini merupakan penelitian komparasi mutu kayu laminasi dan
kayu utuh di Solo hasil uji laboratorium dengan analisis SNI 7973 - 2013. Ditinjau
dari kadar air, kerapatan kayu, kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, dan kuat lentur.
2. METODE
2.1. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut
Kayu yang digunakan berasal dari Surakarta, yaitu Kayu Sengon, Kayu Nangka,
Kayu Kamper, Kayu Kruwing, Kayu Bangkirai, dan Lem kayu Presto.
4
2.2. Peralatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan peralatan yang tersedia di Laboratorium
UMS dan UNS. Peralatan yang digunakan yaitu mesin uji UTM, oven, penggaris
siku dan jangka sorong, timbangan digital, alat penjepit baja, klem kayu, alat
potong dan asah kayu.
2.3. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu Tahap 1 :Persiapan alat dan
bahan-bahan penelitian. Tahap ini merupakan tahap persiapan yang meliputi
pengadaan semua bahan, mempersiapkan semua alat penelitian, dan pembuatan
benda uji. Tahap 2 : Pengujian kayu dan analisis terhadap SNI 7973-2013. Pada
tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan yang digunakan. Dimulai dari
pengujian bahan hingga pengujian balok-balok kayu. Dari pengujian bahan yang
terdiri dari pengujian kerapatan kayu dan pengujian kadar air kayu dilakukan
analisis sesuai dengan SNI 7973-2013. Tahap 3 : Analisis data. Pada tahap ini,
data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis untuk mendapatkan suatu
kesimpulan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.
Tahap 4 : Pengambilan kesimpulan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa
dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian bahan dilakukan untuk mencari data yang mengacu pada
rumusan masalah untuk mengetahui kualitas bahan-bahan material penyusun kayu
yang akan digunakan untuk penelitian memenuhi persyaratan atau tidak.
3.1. Pengujian Kadar Air
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya air yang ada didalam
kayu. Hasil pengujian kadar air yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 1
dan Tabel 2.
5
Tabel 1. Hasil pengujian kadar air kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Berat Kayu Kadar
Air
(%)
Kadar Air
Rata-rata
(%) Kering
Udara (gr)
KeringOven
(gr)
Sengon
A-Ka-1 52,00 45,00 15,556
16,388 A-Ka-2 53,00 46,00 15,217
A-Ka-3 51,50 43,50 18,391
Kamper
B-Ka-1 89,50 76,00 17,763
17,595 B-Ka-2 88,00 75,00 17,333
B-Ka-3 86,50 73,50 17,687
Kruwing
C-Ka-1 88,50 75,50 17,219
16,923 C-Ka-2 91,00 78,00 16,667
C-Ka-3 90,00 77,00 16,883
Nangka
D-Ka-1 86,50 75,00 15,333
14,340 D-Ka-2 88,00 78,00 12,821
D-Ka-3 85,00 74,00 14,865
Bangkirai
E-Ka-1 121,00 105,50 14,692
14,644 E-Ka-2 123,00 107,00 14,953
E-Ka-3 124,00 108,50 14,286
Tabel 2. Hasil pengujian kadar air kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Berat Kayu Kadar Air
(%)
Kadar Air
Rata-rata
(%) Kering
Udara (gr)
Kering Oven
(gr)
Sengon
A-Ka-1 63,00 54,00 16,667
17,735 A-Ka-2 62,00 52,00 19,231
A-Ka-3 61,00 52,00 17,308
Kamper
B-Ka-1 87,00 74,00 17,568
16,693 B-Ka-2 87,00 73,00 19,178
B-Ka-3 85,00 75,00 13,333
Kruwing
C-Ka-1 84,00 72,00 16,667
17,208 C-Ka-2 85,00 72,00 18,056
C-Ka-3 83,00 71,00 16,901
Nangka
D-Ka-1 74,00 65,00 13,846
13,255 D-Ka-2 74,00 64,00 15,625
D-Ka-3 75,00 68,00 10,294
Bangkirai
E-Ka-1 120,00 102,00 17,647
17,048 E-Ka-2 122,00 105,00 16,190
E-Ka-3 122,00 104,00 17,308
Dari hasil pengujian kadar air dapat dilihat grafik perbandingan antara
kadar air kayu laminasi dengan kadar air kayu utuh yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
6
Gambar 1. Perbandingan kadar air kayu laminasi dengan kadar air kayu utuh.
3.2. Pengujian Kerapatan Kayu
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui kerapatan pada setiap jenis kayu .
Hasil pengujian kerapatan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3
dan Tabel 4.
Tabel 3. Hasil pengujian kerapatan kayu laminasi
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Berat
Kayu
(kg) (kg/m
3)
Rata-rata
(kg/m3)
B
(m)
H
(m) T (m)
Sengon (A)
A-K-1 0,05 0,05 0,05 0,052 371,429
372,619 A-K-2 0,05 0,05 0,05 0,053 378,571
A-K-3 0,05 0,05 0,05 0,052 367,857
Kamper (B)
B-K-1 0,05 0,05 0,05 0,086 639,286
628,571 B-K-2 0,05 0,05 0,05 0,088 628,571
B-K-3 0,05 0,05 0,05 0,087 617,857
Kruwing (C)
C-K-1 0,05 0,05 0,05 0,089 632,143
641,667 C-K-2 0,05 0,05 0,05 0,091 650,00
C-K-3 0,05 0,05 0,05 0,090 642,857
Nangka (D)
D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,089 617,857
617,857 D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,088 628,571
D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,089 607,143
Bangkirai (E)
E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,121 864,286
876,190 E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,123 878,571
E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,124 885,714
16
,39
17
,59
16
,92
14
,34
14
,64
17
,74
16
,69
17
,21
13
,26
17
,05
02468
101214161820
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Ka
da
r A
ir (
%)
Jenis Kayu
Kayu
LaminasiKayu Utuh
7
Tabel 4. Hasil pengujian kerapatan kayu utuh
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Berat
Kayu
(kg) (kg/m
3)
Rata-rata
(kg/m3)
B
(m)
H
(m) T (m)
Sengon (A)
A-K-1 0,05 0,05 0,05 0,063 504,000
496,000 A-K-2 0,05 0,05 0,05 0,062 496,000
A-K-3 0,05 0,05 0,05 0,061 488,000
Kamper (B)
B-K-1 0,05 0,05 0,05 0,087 696,000
690,667 B-K-2 0,05 0,05 0,05 0,087 696,000
B-K-3 0,05 0,05 0,05 0,085 680,000
Kruwing (C)
C-K-1 0,05 0,05 0,05 0,084 672,000
672,000 C-K-2 0,05 0,05 0,05 0,085 680,000
C-K-3 0,05 0,05 0,05 0,083 664,000
Nangka (D)
D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,074 592,000
594,667 D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,074 592,000
D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,075 600,000
Bangkirai (E)
E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,120 960,000
970,667 E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,122 976,000
E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,122 976,000
Hasil perhitungan modulus elastisitas dengan kadar air rata-rata dapat
dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Hasil perhitungan modulus elastisitas kayu laminasi
Jenis Kayu
Kadar
Air
(%)
(kg/m3) Gm Gb G15 E (MPa)
E Rata-rata
(MPa)
Sengon
15,556 371,429 0,321 0,481 0,309 0,322 7237,823
7229,875 15,217 378,571 0,329 0,493 0,315 0,329 7345,184
18,391 367,857 0,311 0,387 0,301 0,314 7106,619
Kamper
17,763 639,286 0,543 0,408 0,513 0,550 10532,671
10411,633 17,333 628,571 0,536 0,422 0,505 0,542 10419,119
17,687 617,857 0,525 0,410 0,497 0,532 10283,109
Kruwing
17,219 632,143 0,539 0,426 0,508 0,545 10464,201
10583,544 16,667 650,000 0,557 0,444 0,523 0,562 10687,739
16,883 642,857 0,550 0,437 0,517 0,555 10598,694
Nangka
15,333 617,857 0,536 0,489 0,501 0,537 10349,866
10378,086 12,821 628,571 0,557 0,573 0,514 0,551 10547,194
14,865 607,143 0,529 0,505 0,494 0,528 10237,198
Bangkirai
14,692 864,286 0,754 0,510 0,684 0,752 13109,878
13236,485 14,953 878,571 0,764 0,502 0,694 0,764 13256,207
14,286 885,714 0,775 0,524 0,700 0,772 13343,369
Tabel 6. Hasil perhitungan modulus elastisitas kayu utuh
Jenis Kayu
Kadar
Air
(%) (kg/m
3) Gm Gb G15 E (MPa)
E Rata-rata
(MPa)
Sengon
16,667 504,000 0,432 0,444 0,411 0,435 8932,322
8800,291 19,231 496,000 0,416 0,359 0,400 0,423 8756,145
17,308 488,000 0,416 0,423 0,397 0,420 8712,405
8
Jenis Kayu
Kadar
Air
(%)
(kg/m3) Gm Gb G15 E (MPa)
E Rata-rata
(MPa)
Kamper
17,568 696,000 0,592 0,414 0,556 0,600 11192,983
11155,923 19,178 696,000 0,584 0,361 0,553 0,597 11151,254
13,333 680,000 0,600 0,556 0,551 0,595 11123,531
Kruwing
16,667 672,000 0,576 0,444 0,539 0,581 10941,907
10927,381 18,056 680,000 0,576 0,398 0,543 0,585 10996,844
16,901 664,000 0,568 0,437 0,533 0,574 10843,392
Nangka
13,846 592,000 0,520 0,538 0,484 0,517 10087,742
10137,076 15,625 592,000 0,512 0,479 0,481 0,514 10035,697
10,294 600,000 0,544 0,657 0,497 0,532 10287,789
Bangkirai
17,647 960,000 0,816 0,412 0,749 0,832 14069,739
14188,242 16,190 976,000 0,840 0,460 0,762 0,848 14254,161
17,308 976,000 0,832 0,423 0,761 0,847 14240,825
Dari hasil pengujian keraptan kayu dapat dilihat grafik perbandingan
antara kerapatan kayu laminasi dengan kerapatan kayu utuh yang dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 2. Perbandingan kerapatan kayu laminasi dengan kerapatan kayu utuh
Nilai desain kuat acuan menurut SNI 7973-2013 dapat dilihat pada Tabel 7
dan Tabel 8.
Tabel 7 Hasil nilai kuat acuan kayu laminasi menurut SNI 7973-2013
Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)
fb ft// fc// fv fc┴
Sengon
4,60 4,07 4,07 0,54 1,09
4,73 4,20 4,20 0,56 1,12
4,62 4,10 4,10 0,55 1,10
Kamper
8,55 7,50 7,50 1,00 2,00
8,52 7,47 7,47 1,00 2,00
8,30 7,27 7,27 0,97 1,94
Kruwing
8,48 7,43 7,43 0,99 1,98
8,77 7,70 7,70 1,02 2,05
8,60 7,54 7,54 1,01 2,01
37
2,6
2
62
8,5
7
64
1,6
7
61
7,8
6
87
6,1
9
49
6,0
0
69
0,6
7
67
2,0
0
59
4,6
7 97
0,6
7
0
200
400
600
800
1000
1200
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Ke
rap
atan
Kay
u (
kg/m
3 )
Jenis Kayu
Kerapatankayu laminasi
9
Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)
fb ft// fc// fv fc┴
Nangka
8,41 7,36 7,36 0,98 1,97
8,65 7,59 7,59 1,01 2,02
8,38 7,34 7,34 0,98 1,96
Bangkirai
11,88 10,47 10,47 1,40 2,90
12,05 10,62 10,62 1,42 3,15
12,05 10,62 10,62 1,42 3,15
Tabel 7 Hasil nilai kuat acuan kayu utuh menurut SNI 7973-2013
Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)
fb ft// fc// fv fc┴
Sengon
6,99 6,21 6,21 0,82 1,64
6,71 5,96 5,96 0,79 1,58
6,64 5,90 5,90 0,78 1,56
Kamper
9,39 8,27 8,27 1,10 2,20
9,33 8,21 8,21 1,09 2,19
9,29 8,17 8,17 1,08 2,18
Kruwing
9,03 7,94 7,94 1,05 2,11
9,10 8,00 8,00 1,06 2,13
8,91 7,83 7,83 1,04 2,09
Nangka
8,01 7,00 7,00 0,94 1,87
7,94 6,94 6,94 0,93 1,86
8,25 7,22 7,22 0,97 1,93
Bangkirai
12,68 11,18 11,16 1,49 3,91
12,90 11,38 11,33 1,52 3,78
12,89 11,36 11,32 1,51 3,79
3.3. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat tekan
kayu. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Perhitungan kuat tekan sejajar serat rata-rata kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat Tekan
// Serat
(MPa)
Kuat Tekan
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Te-1 50 200 41500 4,15 4,25
A-Te-2 50 200 44000 4,40
A-Te-3 50 200 42000 4,20
Kamper
B-Te-1 50 200 85200 8,52
8,57 B-Te-2 50 200 87500 8,75
B-Te-3 50 200 84300 8,43
Kruwing
C-Te-1 50 200 91700 9,17 8,96
C-Te-2 50 200 86500 8,65
C-Te-3 50 200 90700 9,07
Nangka
D-Te-1 50 200 73000 7,30 7,60
D-Te-2 50 200 80500 8,05
D-Te-3 50 200 74500 7,45
Bangkirai
E-Te-1 50 200 164000 16,40
14,53 E-Te-2 50 200 118500 11,85
E-Te-3 50 200 153500 15,35
10
Tabel 9. Perhitungan kuat tekan sejajar serat rata-rata kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat
Tekan //
Serat
(MPa)
Kuat
Tekan
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Te-1 50 200 55200 5,52
6,11 A-Te-2 50 200 67500 6,75
A-Te-3 50 200 60500 6,05
Kamper
B-Te-1 50 200 69400 6,94
7,16 B-Te-2 50 200 73500 7,35
B-Te-3 50 200 72000 7,20
Kruwing
C-Te-1 50 200 98400 9,84 10,52
C-Te-2 50 200 105600 10,56
C-Te-3 50 200 111500 11,15
Nangka
D-Te-1 50 200 77000 7,70 6,97
D-Te-2 50 200 61000 6,10
D-Te-3 50 200 71000 7,10
Bangkirai
E-Te-1 50 200 145000 14,50
15,37 E-Te-2 50 200 181500 18,15
E-Te-3 50 200 134600 13,46
Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-
2013 dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.
Tabel 10. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu laminasi
dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-
rata
Nilai Kuat Tekan // Serat Rata-
rata Perband.
Kuat Tekan
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 376,62 15 16,39 4,05 4,25 104,86
Kamper 628,57 15 17,59 7,35 8,57 116,51
Kruwing 641,67 15 16,92 7,54 8,96 118,85
Nangka 617,86 15 14,34 7,32 7,60 103,88
Bangkirai 876,19 15 14,64 10,57 14,53 137,55
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 3.
11
Gambar 3. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu laminasi
di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada
SNI 7973-2013
Tabel 11. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu utuh
dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-
rata
Nilai Kuat Tekan // Serat Rata-
rata Perband.
Kuat Tekan
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 496,00 15 17,74 6,02 6,11 101,44
Kamper 690,667 15 16,69 8,22 7,16 87,16
Kruwing 672,00 15 17,21 7,92 10,52 132,79
Nangka 594,67 15 13,26 7,05 6,97 98,81
Bangkirai 970,67 15 17,05 11,27 15,37 136,39
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu utuh di
Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI
7973-2013
4,0
5 7
,35
7,5
4
7,3
2 1
0,5
7
4,2
5
8,5
7
8,9
6
7,6
0
14
,53
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sengon Kamper Kruwing Nangka BengkiraiNIl
ai
Ku
at
Tek
an
(M
Pa
)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
6,0
2
8,2
2
7,9
2
7,0
5 11
,27
6,1
1
7,1
6
10
,52
6,9
7
15
,37
0
5
10
15
20
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Tek
an
(MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
12
Perhitungan kuat tekan tegak lurus dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.
Tabel 12. Perhitungan kuat tekan tegak lurus serat rata-rata kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat
Tekan ┴
Serat
(MPa)
Kuat
Tekan
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Te-1 50 200 20000 2,00 1,92
A-Te-2 50 200 18000 1,80
A-Te-3 50 200 19500 1,95
Kamper
B-Te-1 50 200 39000 3,90
4,12 B-Te-2 50 200 43000 4,30
B-Te-3 50 200 41500 4,15
Kruwing
C-Te-1 50 200 41500 4,15 4,33
C-Te-2 50 200 43000 4,30
C-Te-3 50 200 45500 4,55
Nangka
D-Te-1 50 200 65500 6,55 6,22
D-Te-2 50 200 58500 5,85
D-Te-3 50 200 62500 6,25
Bangkirai
E-Te-1 50 200 96500 9,65 9,48
E-Te-2 50 200 95000 9,50
E-Te-3 50 200 93000 9,30
Tabel 13. Perhitungan kuat tekan tegak lurus serat rata-rata kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat
Tekan ┴
Serat
(MPa)
Kuat
Tekan
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Te-1 50 200 20000 2,39
2,38 A-Te-2 50 200 18000 2,20
A-Te-3 50 200 19500 2,55
Kamper
B-Te-1 50 200 39000 5,06
4,80 B-Te-2 50 200 43000 4,80
B-Te-3 50 200 41500 4,53
Kruwing
C-Te-1 50 200 41500 5,54
5,35 C-Te-2 50 200 43000 5,21
C-Te-3 50 200 45500 5,31
Nangka
D-Te-1 50 200 65500 5,60
6,53 D-Te-2 50 200 58500 7,13
D-Te-3 50 200 62500 6,85
Bangkirai
E-Te-1 50 200 96500 19,31
15,08 E-Te-2 50 200 95000 10,36
E-Te-3 50 200 93000 15,57
Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-
2013 dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15.
13
Tabel 14. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu
laminasi dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-
2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Tekan ┴ Serat Rata-
rata Perband.
Kuat Tekan
Kayu di
Lab dgn
SNI 7973-
2013 (%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 372,62 15 16,39 1,08 1,92 176,75
Kamper 628,57 15 17,60 1,97 4,12 209,47
Kruwing 641,67 15 16,92 2,01 4,33 215,23
Nangka 617,86 15 14,34 1,96 6,22 317,85
Bangkirai 876,19 15 14,64 3,06 9,48 307,83
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu
laminasi di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode
mutu pada SNI 7973-2013
Tabel 15. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu utuh
dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-
rata
Nilai Kuat Tekan ┴ Serat Rata-
rata Perband.
Kuat Tekan
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 496,00 15 17,74 1,60 2,38 149,11
Kamper 690,667 15 16,69 2,19 4,80 219,27
Kruwing 672,00 15 17,21 2,11 5,35 253,74
Nangka 594,67 15 13,26 1,89 6,53 345,64
Bangkirai 970,67 15 17,05 3,82 15,08 394,30
1,0
8
1,9
7
2,0
1
1,9
6
3,0
6
1,9
2 4
,12
4,3
3 6
,22
9,4
2
0
2
4
6
8
10
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Tek
an
(MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
14
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu
utuh di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013
3.4. Pengujian Kuat Tarik Kayu
Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat tarik
kayu. Hasil pengujian kuat tarik kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 16. dan Tabel 17.
Tabel 16. Perhitungan kuat tarik rata-rata kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat Tarik
(MPa)
Kuat Tarik
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ta-1 4,8 9,5 2930 64,25
62,28 A-Ta-2 4,8 9,5 2740 60,09
A-Ta-3 4,8 9,5 2850 62,50
Kamper
B-Ta-1 4,8 9,5 2620 57,46
57,97
B-Ta-2 4,8 9,5 2550 55,92
B-Ta-3 4,8 9,5 2760 60,53
Kruwing
C-Ta-1 4,8 9,5 4470 98,03
97,66
C-Ta-2 4,8 9,5 4510 98,90
C-Ta-3 4,8 9,5 4380 96,05
Nangka
D-Ta-1 4,8 9,5 1040 22,81
23,68
D-Ta-2 4,8 9,5 1130 24,78
D-Ta-3 4,8 9,5 1070 23,47
Bangkirai
E-Ta-1 4,8 9,5 4490 98,47
98,17
E-Ta-2 4,8 9,5 4530 99,34
E-Ta-3 4,8 9,5 4410 96,71
1,6
0
2,1
9
2,1
1
1,8
9
3,8
2
2,3
8 4,8
0
5,3
5
6,5
3
15
,08
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
NIl
ai
Ku
at
Tek
an
(M
Pa
)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
15
Tabel 17. Perhitungan kuat tarik rata-rata kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat Tarik
(MPa)
Kuat Tarik
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ta-1 4,8 9,5 5290 116,01
117,11 A-Ta-2 4,8 9,5 5310 116,45
A-Ta-3 4,8 9,5 5420 118,86
Kamper
B-Ta-1 4,8 9,5 8770 192,33
197,15 B-Ta-2 4,8 9,5 9210 201,97
B-Ta-3 4,8 9,5 8990 197,15
Kruwing
C-Ta-1 4,8 9,5 6760 148,25
148,47 C-Ta-2 4,8 9,5 7010 153,73
C-Ta-3 4,8 9,5 6540 143,42
Nangka
D-Ta-1 4,8 9,5 5280 115,79
117,40 D-Ta-2 4,8 9,5 5310 116,45
D-Ta-3 4,8 9,5 5470 119,96
Bangkirai
E-Ta-1 4,8 9,5 12410 272,149
280,78 E-Ta-2 4,8 9,5 13020 285,526
E-Ta-3 4,8 9,5 12980 284,649
Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-
2013 dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.
Tabel 18. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu laminasi dengan kuat
acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Tarik Rata-rata Perband.
Kuat Tarik
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 372,62 15 16,39 4,05 62,28 1536,71
Kamper 628,57 15 17,60 7,35 57,97 788,38
Kruwing 641,67 15 16,92 7,54 97,66 1294,91
Nangka 617,86 15 14,34 7,32 23,68 323,74
Bangkirai 876,19 15 14,64 10,57 98,17 929,18
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 7.
16
Gambar 7. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu laminasi di
Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI
7973-2013
Tabel 19. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu utuh dengan kuat acuan
berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-
rata Nilai Kuat Tarik Rata-rata Perband.
Kuat Tarik
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 496,00 15 17,74 6,02 117,11 1945,13
Kamper 690,667 15 16,69 8,22 197,15 2398,90
Kruwing 672,00 15 17,21 7,92 148,47 1874,53
Nangka 594,67 15 13,26 7,05 117,40 1665,03
Bangkirai 970,67 15 17,05 11,31 280,78 2483,18
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu utuh di Laboratorium
dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013
4,0
5
7,3
5
7,5
4
7,3
2
10
,57
62
,28
57
,97
97
,66
23
,68
98
,17
0
20
40
60
80
100
120
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Ta
rik
(M
Pa
)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
6,0
2
8,2
2
7,9
2
7,0
5
11
,31
11
7,1
1 19
7,1
5
14
8,4
7
11
7,4
0 2
80
,78
0
50
100
150
200
250
300
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Ta
rik
(M
Pa
)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI 7973:2013Hasil pengujian
lab
17
3.5. Pengujian Kuat Geser Kayu
Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat geser kayu.
Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 20
dan Tabel 21.
Tabel.20. Perhitungan kuat geser rata-rata kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat Geser
(MPa)
Kuat
Geser
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ge-1 50,0 50,0 12940 5,18
5,06
A-Ge-2 50,0 50,0 12460 4,98
A-Ge-3 50,0 50,0 12530 5,01
Kamper
B-Ge-1 50,0 49,9 24890 9,96
9,80
B-Ge-2 50,0 49,9 24250 9,70
B-Ge-3 50,0 49,9 24360 9,74
Kruwing
C-Ge-1 50,0 50,8 17920 7,17
7,11
C-Ge-2 50,0 50,8 17430 6,97
C-Ge-3 50,0 50,8 17980 7,19
Nangka
D-Ge-1 50,0 50,8 25020 10,01
10,08
D-Ge-2 50,0 50,8 25460 10,18
D-Ge-3 50,0 50,8 25150 10,06
Bangkirai
E-Ge-1 50,9 50,0 34040 13,62
13,68
E-Ge-2 50,9 50,0 34330 13,73
E-Ge-3 50,9 50,0 34250 13,70
Tabel 21. Perhitungan kuat geser rata-rata kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat Geser
(MPa)
Kuat
Geser
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ge-1 50,0 50,0 23250 9,30
8,77 A-Ge-2 50,0 50,0 22180 8,87
A-Ge-3 50,0 50,0 20370 8,15
Kamper
B-Ge-1 50,0 49,9 22030 8,81
8,51 B-Ge-2 50,0 49,9 21980 8,79
B-Ge-3 50,0 49,9 19780 7,91
Kruwing
C-Ge-1 50,0 50,8 30790 12,32
12,17 C-Ge-2 50,0 50,8 31660 12,66
C-Ge-3 50,0 50,8 28790 11,52
Nangka
D-Ge-1 50,0 50,8 32340 12,94
12,12 D-Ge-2 50,0 50,8 30890 12,36
D-Ge-3 50,0 50,8 27670 11,07
Bangkirai
E-Ge-1 50,9 50,0 40530 16,21
14,12 E-Ge-2 50,9 50,0 30110 12,04
E-Ge-3 50,9 50,0 35230 14,09
18
Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-
2013 dapat dilihat pada Tabel 22 dan Tabel 23.
Tabel 22. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu laminasi dengan kuat
acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Geser Rata-rata Perband.
Kuat Geser
Kayu di
Lab dgn
SNI 7973-
2013 (%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 372,62 15 16,39 0,54 5,06 932,77
Kamper 628,57 15 17,60 0,98 9,80 996,43
Kruwing 641,67 15 16,92 1,01 7,11 706,92
Nangka 617,86 15 14,34 0,98 10,08 1029,87
Bangkirai 876,19 15 14,64 1,41 13,68 969,52
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu laminasi di
Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI
7973-2013
0,5
4
0,9
8
1,0
1
0,9
8
1,4
1 5
,06
9,8
0
7,1
1 10
,08
13
,68
02468
10121416
Sengon Kamper Kruwing Nangka BengkiraiNil
ai
Ku
at
Ges
er (
MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan SNI
7973:2013
Hasil pengujian
lab
19
Tabel 23. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu utuh dengan kuat acuan
berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-
rata Nilai Kuat Geser Rata-rata Perband.
Kuat Geser
Kayu di Lab
dgn SNI
7973-2013
(%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 496,00 15 17,74 0,79 8,77 1104,84
Kamper 690,667 15 16,69 1,09 8,51 780,54
Kruwing 672,00 15 17,21 1,05 12,17 1157,95
Nangka 594,67 15 13,26 0,95 12,12 1278,72
Bangkirai 970,67 15 17,05 1,51 14,12 937,10
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu utuh di Laboratorium
dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
3.5. Pengujian Kuat Lentur Kayu
Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat lentur
kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 24 dan Tabel 25.
0,7
9
1,0
9
1,0
5
0,9
5
1,5
1
8,7
7
8,5
1 1
2,1
7
12
,12
14
,12
02468
10121416
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Ges
er (
MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
20
Tabel 24. Perhitungan kuat lentur rata-rata kayu laminasi.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat
Lentur
(MPa)
Kuat
Lentur
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ge-1 50,0 50,0 3800 32,38 30,10
A-Ge-2 50,0 50,0 4200 35,78
A-Ge-3 50,0 50,0 2600 22,15
Kamper
B-Ge-1 50,0 50,0 6800 57,94 56,23
B-Ge-2 50,0 50,0 7500 63,90
B-Ge-3 50,0 50,0 5500 46,86
Kruwing
C-Ge-1 50,0 50,0 6500 55,38 57,08
C-Ge-2 50,0 50,0 6400 54,53
C-Ge-3 50,0 50,0 7200 61,34
Nangka
D-Ge-1 50,0 50,0 3700 31,52 33,80
D-Ge-2 50,0 50,0 4000 34,08
D-Ge-3 50,0 50,0 4200 35,78
Bangkirai
E-Ge-1 50,0 50,0 9500 80,94 84,92
E-Ge-2 50,0 50,0 9800 83,50
E-Ge-3 50,0 50,0 10600 90,31
Tabel 25. Perhitungan kuat lentur rata-rata kayu utuh.
Jenis Kayu No Kode
Ukuran Beban
Maksimum
(N)
Kuat
Lentur
(MPa)
Kuat
Lentur
Rata-rata
(MPa) B (mm)
H
(mm)
Sengon
A-Ge-1 50,0 50,0 5500 46,86 47,14
A-Ge-2 50,0 50,0 5700 48,56
A-Ge-3 50,0 50,0 5400 46,01
Kamper
B-Ge-1 50,0 50,0 8200 69,86 71,57
B-Ge-2 50,0 50,0 8500 72,42
B-Ge-3 50,0 50,0 8500 72,42
Kruwing
C-Ge-1 50,0 50,0 9900 84,35 76,40
C-Ge-2 50,0 50,0 8100 69,01
C-Ge-3 50,0 50,0 8900 75,83
Nangka
D-Ge-1 50,0 50,0 8800 74,98
71,85 D-Ge-2 50,0 50,0 7900 67,31
D-Ge-3 50,0 50,0 8600 73,27
Bangkirai
E-Ge-1 50,0 50,0 15000 127,80
127,23 E-Ge-2 50,0 50,0 14500 123,54
E-Ge-3 50,0 50,0 15300 130,36
Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-
2013 dapat dilihat pada Tabel 26 dan Tabel 27.
21
Tabel 26. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu laminasi dengan kuat
acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Lentur Rata-rata Perband.
Kuat Lentur
Kayu di
Lab dgn
SNI 7973-
2013 (%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 372,62 15 16,39 4,58 30,10 657,89
Kamper 628,57 15 17,60 8,39 56,23 669,91
Kruwing 641,67 15 16,92 8,60 57,08 663,75
Nangka 617,86 15 14,34 8,35 33,80 404,56
Bangkirai 876,19 15 14,64 11,99 84,92 708,27
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu laminasi di
Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI
7973-2013
Tabel 27. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu utuh dengan kuat acuan
berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.
Jenis Kayu
Kerapatan
Kayu Rata-
rata
Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Lentur Rata-rata Perband.
Kuat Lentur
Kayu di
Lab dgn
SNI 7973-
2013 (%)
Hasil Uji
Lab.
(kg/m3)
Standar
SNI (%)
Hasil
Uji
Lab.
(%)
Berdasarkan
Kode Mutu
pada SNI
7973-2013
(MPa)
Berdasarkan
Pengujian di
Laboratorium
(MPa)
Sengon 496,00 15 17,74 6,78 47,14 695,29
Kamper 690,667 15 16,69 9,33 71,57 766,75
Kruwing 672,00 15 17,21 9,01 76,40 847,63
Nangka 594,67 15 13,26 8,06 71,85 890,97
Bangkirai 970,67 15 17,05 12,83 127,23 991,99
4,5
8
8,3
9
8,6
0
8,3
5
11
,99
30
,10
56
,23
57
,08
33
,80
84
,92
0102030405060708090
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Len
tur
(MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan SNI7973:2013
22
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu
pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu utuh di
Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI
7973-2013
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbandingan nilai kuat
mutu kayu berdasarkan SNI 7973:2013 dengan hasil penelitian kekuatan secara
mekanis untuk kayu di daerah Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Pada uji kuat tekan sejajar serat kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil
laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai
berturut-turut yaitu 4,25 MPa ; 8,57 MPa ; 8,96 MPa ; 7,60 MPa ; 14,53 Mpa.
Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu
4,05 MPa ; 7,35 MPa ; 7,54 MPa ; 7,32 MPa ; 10,57 MPa.
2). Pada uji kuat tekan sejajar serat kayu utuh diperoleh rata-rata hasil
laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai
berturut-turut yaitu 6,11 MPa ; 7,16 MPa ; 10,52 MPa ; 6,97 MPa ; 15,37
Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama
yaitu 6,02 MPa ; 8,22 MPa ; 7,92MPa ; 7,05 MPa ; 11,27 MPa.
3). Pada uji kuat tekan tegak lurus serat kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil
laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai
6,7
8
9,3
3
9,0
1
8,0
6
12
,83
47
,14
71
,57
76
,40
71
,85
12
7,2
3
0
20
40
60
80
100
120
140
Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai
Nil
ai
Ku
at
Len
tur
(MP
a)
Jenis Kayu
Kuat acuan
SNI
7973:2013
23
berturut-turut yaitu 1,92 MPa ; 4,12 MPa ; 4,33 MPa ; 6,22 MPa ; 9,48 Mpa.
Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu
1,08 MPa ; 1,97 MPa ; 2,01 MPa ; 1,96 MPa ; 3,06 MPa.
4). Pada uji kuat tekan tegak lurus serat kayu utuh diperoleh rata-rata hasil
laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai
berturut-turut yaitu 2,38 MPa ; 4,80 MPa ; 5,35 MPa ; 6,53 MPa ; 15,08 Mpa.
Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu
1,60 MPa ; 2,19 MPa ; 2,11 MPa ; 1,89 MPa ; 3,82 MPa.
5). Pada uji kuat tarik kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 62,28
MPa ; 57,97 MPa ; 97,66 MPa ; 23,68 MPa ; 98,17 Mpa. Sedangkan pada
perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 4,05 MPa ; 7,35
MPa ; 7,54 MPa ; 7,32 MPa ; 10,57 MPa.
6). Pada uji kuat tarik kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu
117,11 MPa ; 197,15 MPa ; 148,47 MPa ; 117,40 MPa ; 280,78 Mpa.
Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu
6,02 MPa ; 8,22 MPa ; 7,92 MPa ; 7,05 MPa ; 11,31 MPa.
7). Pada uji kuat geser kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 5,06
MPa ; 9,80 MPa ; 7,11 MPa ; 10,08 MPa ; 13,68 Mpa. Sedangkan pada
perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 0,54 MPa ; 0,98
MPa ; 1,01 MPa ; 0,98 MPa ; 1,41 MPa.
8). Pada uji kuat geser kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 8,77
MPa ; 8,51 MPa ; 12,17 MPa ; 12,12 MPa ; 14,12 Mpa. Sedangkan pada
perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 0,79 MPa ; 1,09
MPa ; 1,05 MPa ; 0,95 MPa ; 1,51 MPa.
9). Pada uji kuat lentur kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 30,10
MPa ; 56,23 MPa ; 57,08 MPa ; 33,80 MPa ; 84,92 Mpa. Sedangkan pada
24
perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 4,58 MPa ; 8,39
MPa ; 8,60 MPa ; 8,35 MPa ; 11,99 MPa.
10). Pada uji kuat tarik kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu
Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 47,14
MPa ; 71,57 MPa ; 76,40 MPa ; 71,85 MPa ; 127,23 Mpa. Sedangkan pada
perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 6,78 MPa ; 9,33
MPa ; 9,01 MPa ; 8,06 MPa ; 12,83 MPa.
11). Terjadinya perbedaan nilai presentase yang besar antara hasil pengujian kuat
mutu kayu di laboratorium dengan hasil analisa berdasarkan SNI 7973-2013.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kerapatan kayu,
kadar air, umur kayu, arah serat kayu, dan perbedaan rumus yang digunakan.
Pada SNI 7973:2013 tidak terdapat penjelasan yang lebih detail mengenai
rumus untuk mecari kuat mutu kayu.
4.2. Saran
Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai
berikut :
1). Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai topik ini dengan dicoba
pada variasi kayu yang lain.
2). Sebelum melakukan penelitian ada baiknya untuk terlebih dahulu
mempelajari prosedur kerja dan penggunaan kinerja alat yang digunakan
dalam pengujian, agar dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.
3). Dalam memilih bahan uji, diharapkan peneliti memperhatikan umur kayu,
arah serat kayu, kerapatan kayu, kadar air dan kualitas kayu.
4). Diharapkan pada penggunaan kayu terutama untuk bidang konstruksi di
lapangan agar di lakukan tes laboratorium terlebih dahulu. Atau dengan
memastikan bahwa kadar air pada kayu tersebut minimal dari 15 %.
25
DAFTAR PUSTAKA
Adhijoso, Tjondro, J., 2011, Balok dan Papan Kayu Laminasi, Fakultas Teknik,
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Asyraaf, Ahmadi., 2016, 16 Jenis Kayu Indonesia Yang Perlu Kita Ketahui,
Fakultas Pertanian, Sumatra Utara.
Awaludin, A., 2005, Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994,
Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium, SNI 03-3400-1994,
Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995,
Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium, SNI 03-3959-1995,
Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994,
Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium, SNI 03-3399-1994,
Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995,
Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium, SNI 03-3958-1995,
Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2002,
Metode Pengujian Berat Jenis Batang Kayu dan Kayu Struktur Bangunan,
SNI 03-6848-2002, Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2013,
Spesifikasi Desain untuk Kontruksi Kayu, SNI 03-7973-2013, Penerbit
Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Bodig Jozsef, Jayne Benjamin A, 1982, Mechanics of wood and wood composites,
Van Nostrand Reinhold, Universitas Michigan.
Danang, 2014, Tinjauan Kuat Lentur Balok Komposit Beton Bertulang Balok
Bambu Laminasi dan Balok Bertulang Baja Pada Simple Beam.
Elfian, 2001, Tinjauan Kuat Lentur Balok Komposit Kayu dan Bambu, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
26
Hunggurami, Elia, 2016, Identifikasi Kuat Acuan Terhadap Jenis Kayu yang
Diperdagangkan di Kota Kupang Berdasarkan SNI 7973:2013, Fakultas
Teknik FST Undana, Kupang.
Moody, RC., Hernandez, 1997, Engineered Wood Products, A Guide for
Specifiers, PFS Research Foundation, Madison.
Moody, RC., Dana Saufley, Alexander, Calkins JJ, 1999, Wood handbook, Wood
as an Engineering Material,Madison, USDA, Forest Product Laboratory.
Puspita, 2004, Tinjauan Kuat Lentur Laminasi dan Seng, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Rosyid, S.N.P., 2016, Perbandingan Kekuatan Geser dan Lentur Balok Bambu
Laminasi dengan Kayu, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Serrano, E., 2003, Mechanical Performance and Modelling of Glulam, Timber
Engineering, Departmen of Civil Engineering, Technical University of
Denmark, Lyngby, Denmark.
Setiawan, Rasyid, NP., 2015, Perbandingan Kuat Geser dan Lentur Balok Bambu
Laminasi dengan Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Setyo, Budiyono, 2006, Analisa Kuat Lentur pada Multiplex Bambu dengan
Epoxy Resin, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Stark, C., Su TC., Breitkreutz, A., Lourenco, P., Dahabieh, M, Breitkreutz
BJ., Tyers, M., Sadowski, I., 2010, Glued Laminated Timber, Oxford
Database, United States.
Susanto, Husnul, 2013, Karakteristik Balok Laminasi (Glulam) Kayu Ekaliptus
(Eucalyptus urophylla ST. Blake), Departemen Hasil Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sucipto, T. (2009), Kayu Laminasi dan Papan Sambung, Medan, Fakultas
Pertanian, Sumatera Utara.
top related