strategi pengembangan jabatan fungsional guru di...
Post on 17-Jan-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DI
SMPN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Atika Fitri Ana
NIM 11150182000040
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Atika Fitri Ana (NIM 11150182000040), Strategi Pengembangan Jabatan
Fungsional Guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata
Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengetahui strategi
pengembangan jabatan fungsional guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan Paradigma kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui metode wawancara, observasi dan studi dokumen. Selanjutnya dianalisis
dengan tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Strategi pengembangan merupakan tahap awal perencanaan manajemen
di dalam sekolah. Untuk bisa mendukung sekolah dalam mencapai tujuannya, maka
strategi pengembangan perlu dilakukan. Dengan demikian strategi pengembangan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan merupakan implementasi dukungan agar
pengembangan jabatan fungsional guru terlaksana secara optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi pengembangan SMPN 2
Kota Tangerang Selatan sudah menunjukkan strategi yang sesuai. Hal ini
ditunjukkan dengan pelaksanaan strategi yang di terapkan melalui Pendidikan dan
Pelatihan, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Kenaikan Jabatan dan
Tugas-tugas Tambahan. Disarankan agar strategi pengembangan SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Dari pengelola di
sekolah induknya, jajaran Dinas Pendidikan, masyarakat, orang tua siswa, dan
seluruh stakeholder agar tetap menjalin koordinasi dengan baik
Kata kunci: Jabatan Fungsional Guru, SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
.
ii
ABSTRACT
Atika Fitri Ana (NIM 11150182000040), Teacher Functional Position
Development Strategy at SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Thesis
Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe and find out the strategies for developing
functional teacher positions at SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. This research
uses a qualitative paradigm. Data collection is done through interviews,
observation and document studies. Then analyzed with three activities, namely data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. The development strategy
is the initial stage of management planning within the school. To be able to support
schools in achieving their goals, a development strategy needs to be carried out.
Thus the development strategy of SMPN 2 Kota Tangerang Selatan is the
implementation of support so that the development of functional teacher positions
is carried out optimally.
The results showed that the development strategy of SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan has shown an appropriate strategy. This is demonstrated by the
implementation of the strategies implemented through Education and Training,
Continuing Professional Development (PKB), Promotion of Positions and
Additional Tasks. It is recommended that the development strategy of SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan be carried out more effectively and efficiently. From the
manager at the parent school, the Education Office, the community, parents of
students, and all stakeholders to maintain good coordination
Keywords: Functional Position Teacher, SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohiim,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia
menjalankan ajaran-ajarannya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Strategi Jabatan Fungsional Guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan”.
Selama pemulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa
penulis berkuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, nasehat, motivasi serta
waktunya kepada penulis
3. Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
iv
4. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd, Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
5. Dr. Teuku Rusman Nurhakim, M.Pd, Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membantu membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis selama menjalani perkuliahan
7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, H. Maryono, S.E, M.Pd, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, Kartini Eling Subekti, S.Pd, M.Pd, guru Bahasa
Inggris, Ibu Fina Puspitasari,S.Pd, Guru Bahasa Indonesia, Ibu Henny, , M.Pd,
dan Staff Tata Usaha yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bersedia
menjadi informan selama penulis melakukan penelitian
8. Bapak Darminto dan Mamah Sudiyah, orang tua tersayang dan adik semata
wayang penulis, Rifki Dwi Saputra yang senantiasa membimbing, mendidik dan
mendoakan tiada henti kepada penulis serta memberikan dukungan moril
maupun materiil. Hingga tak mudah untuk menggambarkan seberapa besar
perjuangan yang telah diberikan kepada penulis
9. Muhammad Bagus, teman yang sudah penulis anggap seperti Dosen
Pembimbing selama penulisan skripsi ini yang jauh di sana dan telah
meluangkan waktunya untuk senantiasa membantu penulisan, memberikan
solusi, memotivasi, menghibur dan mendukung penulis dikala penat selama
penyelesaian skripsi ini
10. Kakak tersayang, Syahrina Rahmaniah dan Afifah Muzdalifah yang penulis
anggap sebebagai tempat bertanya perihal perjalanan penulisan skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk senantiasa membantu penulisan, memberikan
solusi, memotivasi, menghibur dan mendukung penulis dikala penat dan berbagi
kebahagiaan selama penyelesaian skripsi ini
11. Sahabat dekat yang selalu ada disaat penulis membutuhkan tempat berbagi
selama menyelesaikan skripsi, Sulistiani yang sabar dan bersedia meluangkan
v
waktu untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan dukungan serta
hiburan
12. Teman berbagi suka dan duka selama penulisan skripsi Nur Asiyah, Siti
Chairuwidha, Fitria Widiastuti, Meliana Pratiwi, Lulu Fatihatul Uyun, Niken
Latiefa Maharani dan Tri Windayani
13. Teman-teman UKM (Unit Kuy Mahasiswa) teman berbagi kepenatan dan
“selalu kuy” Adji Vikiantoro, Gusti Fatia Cahyani, Amar Habibi, Isa, Awaluddin
Jauhar, Ahmad Saogi, Fahriza Hafiz, Imaduddin Zikky, Siti Nafisah Ahmad,
Ulul Albab, Rif’at Sayuqi, Amirullah, Ahmad Ridwan, Siti Mudrikah dan
Meliana
14. Kawan-kawan “MABEST’ yang telah memberikan cerita dan keluarga baru
selama penulis menjalani perkuliahan di Manajemen Pendidikan, Wulan Ulfiana
Syifa, Nur Ifanny, Azizah, Selfiari Safitriyah, Reza Rizkia Septiani, Umi
Choironi, Roiyatul Jannah, Vany Febri Safitri, Annisa Silviani Rizqy, Arifah
Aprilia, Siti Nur Halimah, Ibrahim Risyad, Muhammad Azzam Baihaqi, Riza
Badruzzaman, M. Irfaul Aziz, Mahfut Ghuron, Putra Bobi, Abdiwijoyo, dan
Tanthowi Jauhari
15. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2015 yang telah
berjuang bersama, saling membantu, mendoakan dan saling menyemangati
dalam perkuliahan selama ini
16. Teman seperjuangan KKN Brave and Great 069 yang telah memberi semangat,
dukungan, dan bantuan kepada penulis selama penyelesaian penulisan skripsi ini
17. Seluruh teman Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Jakarta,
Departemen Kaderisasi dan Pendidikan (DKP) dan Departemen Publikasi Relasi
dan Komunikasi (DPRD) dan semuanya yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat, terimakasih atas pengalaman
dan cerita kalian selama bersama-sama menjadi bagian dari Hiqma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini
namun tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat dan
terimakasih dari penulis.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
terlibat. Aamiin aamiin ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 24 Juli 2019
Penulis
Atika Fitri Ana
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Perumusan Masalah ......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Kajian Teori ..................................................................................... 8
1. Konsep Pengembangan Jabatan Fungsional Karier Guru........... 8
2. Strategi Pengembangan Jabatan Fugsional Guru...................... 16
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
B. Metode Penelitian .......................................................................... 34
C. Sumber Data .................................................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 40
A. Deskripsi Data ............................................................................... 40
1. Sejarah singkat SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ................... 40
2. Visi dan Misi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ...................... 40
3. Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ............. 40
4. Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan ....................................................................................... 42
5. Nilai Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan..................................................................... 42
6. Fasilitas SMPN 2 Kota Tangerang Selatan............................... 43
7. Prestasi Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan..................................................................... 43
8. Sumber Daya Manusia .............................................................. 44
B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................... 45
viii
1. Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru.................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 63
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 68
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Kepangkatan dan Jabatan Guru .............................................. 11
Tabel 2.2 Jabatan Fungsional Guru ....................................................................... 12
Tabel 3.1 Rencana Penelitian ................................................................................ 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ............................................................ 36
Tabel 3.3 Pedoman Studi Dokumen...................................................................... 37
Tabel 4.1 Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan .................................. 42
Tabel 4.2 Nilai Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ......................... 43
Tabel 4.4 Prestasi Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ..................... 44
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengembangan Karir Guru Profesional............................................. 15
Gambar 2.2 Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru ............................ 17
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ..................... 41
Gambar 4.2 Jalur Karier Guru secara Organisasi di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................................................... 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................... 69
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 70
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 71
Lampiran 4 Pedoman Wawancara ........................................................................ 72
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Bidang SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................................................... 74
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan .............. 78
Lampiran 7 Uji Referensi ...................................................................................... 84
Lampiran 8 Guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan ............................................ 90
Lampiran 9 Akreditasi Sekolah ............................................................................ 91
Lampiran 10 Surat Tugas Pelatihan ...................................................................... 92
Lampiran 12 Surat Undangan Pelatihan ............................................................... 93
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 93
Lampiran 14 Biodata Penulis ................................................................................ 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan guru dilakukan dengan menempuh pendidikan yang lebih
tinggi dan mengadakan pelatihan sebagai upaya mempersiapkan guru agar dapat
mengikuti perubahan zaman sehingga dapat berdampak positif untuk kegiatan
pembelajaran, selain itu melalui pengembangan karier guru maka dapat
meningkatkan mutu sekolah dan tenaga pendidik.
Pengembangan karier merupakan sebuah jalan yang sangat penting
dimana guru dapat meningkatan produktivitas, memperbaiki sikap guru dalam
mengajar, dan mengembangkan kepuasan guru dalam mengajar yang akan
semakin meningkat. Maka dari itu pihak sekolah perlu menyusun dan
menerapkan metode dan teknik yang tepat untuk meningkatkan pengembangan
karier para guru.
Pengembangan karier adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur
kegiatan seseorang dalam kehidupannya untuk mengembangkan dan
memperbaiki diri, unsur-unsur kegiatan organisasi dalam mengembangkan
karyawannya dimana dengan tujuan mendapatkan keseimbangan antara karier
individu dengan jenjang karier yang ditentukan organisasi.1 Pengembangan
karier dapat mempengaruhi kinerja guru, dimana pengembangan karier sebagai
salah satu pendekatan formal yang dilakukan organisasi untuk menjamin orang-
orang dalam organisasi mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta
pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan.
Pengembangan karier merupakan hal yang penting bagi seorang guru
karena hal ini sangat berpengaruh setidaknya terhadap kepuasan kerja dan
peningkatan penghasilan. Dengan kata lain, jika karier seorang guru meningkat
maka tentu saja pengakuan lembaga yang menaunginya juga meningkat yang
salah satunya dibuktikan dengan peningkatan gaji yang ia terima dan tentunya
1 Kaswan, Career Development (Pengembangan Karir untuk Mencapai Kesuksesan dan
Kepuasan), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 49
2
hal ini akan membuat ia lebih merasa senang dan nyaman dalam bekerja.
Pengembangan karir sangat penting baik bagi indvidu maupun organisasi.
Praktik pengembangan karir, terbukti bisa meningkatkan kepuasan karir
pegawai dan meningkatkan efektivitas organisasi.2
Oleh karena itu sekolah perlu mengelola karir dan mengembangkan
dengan baik supaya produktivitas guru tetep terjaga dan mampu mendorong guru
untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menginhindari frustasi kerja yang
berkaitan dengan penurunan kinerja organisasi. Pengelolaan dan pengembangan
karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang
dapat meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung organisasi untuk
mencapai tujuan.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, BAB II Pasal 2, ayat (1) “Guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik; Pasal 4,
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.”3
Suatu lembaga pendidikan dalam menjalankan fungsinya didukung oleh
sumber daya manusia yang berasal dari beragam latar belakang pendidikan dan
pengalaman, ada yang sudah lama bekerja atau baru saja terjun dalam dunia
kerja. Kegiatan inti pada lembaga pendidikan adalah memberikan pelayanan
2 Kaswan, Ibid, h. 49
3 Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang Guru dan Dosen, Salinan UU No 14 Tahun
2005 BAB II Pasal 2, hlm. 4
3
pendidikan kepada generasi muda bangsa dan Warga Negara Indonesia. Namun
evektivitas dan efisiensinya sangat dipengaruhi oleh unit-unit pendukung
lainnya di lembaga pendidikan tersebut. Artinya, semua sumber daya yang ada
memiliki peluang yang sama untuk mengembangkan diri ataupun dikembangkan
oleh lembaga tersebut, dengan kata lain mendapatkan pembinaan karir dari
lembaganya.
Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam satu
Organisasi. Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan
timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi, baik kinerja, profit,
maupun kelangsungan hidup organisasi. Pimpinan harus mengerti bahwa
keberhasilan dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas harus melibatkan
guru karena guru tidak hanya menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan
perubahan, tetapi juga semakin aktif berpartisipasi dalam merencanakan
perubahan tersebut.
Untuk memperoleh guru yang mempunyai kinerja yang baik, sekolah
perlu melakukan usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan guru tersebut. Salah
satunya melalui pengembangan karir. Untuk mencapai tujuan sekolah
diperlukan dorongan kepada guru agar dapat termotivasi untuk selalu
mengembangkan kariernya yang nantinya berguna juga untuk individu guru
tersebut. Salah satu strategi yang harus diimplementasikan oleh pihak sekolah
adalah membuat metode dan teknik yang tepat serta berpengaruh dalam
peningkatan karir bagi guru selama mereka bekerja.
Namun, apa yang sering kita jumpai pada saat ini adalah bahwa para
individual tersebut kurang memperhatikan untuk pengembangan karier dirinya
sendiri. Dengan berbagai latar belakang dan tugas yang beragam pada suatu
lembaga pendidikan, maka lembaga yang bersangkutan berkewajiban untuk
memperhatikan semua sumber daya yang ada. Beragamnya latar belakang dan
pengalaman yang ada maka perlu dibuatkan metode dan teknik yang tepat agar
para guru dapat terus meningkatkan kariernya secara struktural maupun secraa
fumgsional. Suatu metode dan teknik yang sifatnya generik dan berlaku secara
umum bagi semua elemen sumber daya manusia yang ada pada suatu lembaga
4
pendidikan tersebut, tujuannya adalah memastikan bahwa organisasi tata kerja
yang ada dilakukan secara efektif dan efisien yang tidak terjebak ke dalam
kegiatan rutinitas yang sifatnya administratif saja, dan menjamin keberlanjutan
institusi tersebut dalam orde puluhan tahunan ke depan.Untuk sebagian guru
peningkatan dalam berkarir adalah hal yang sangat krusial karena mereka akan
tahu dimana posisi tertinggi yang akan mereka raih, sehingga mereka dapat terus
termotivasi dan terus berusaha meningkatkan kemampuan dan loyalitas terhadap
lembaga.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, Bagian
Ketujuh : Promosi, Pasal 36 : (1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
Guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; (2)
Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional.4
Berdasarkan hal tersebut maka menemukan sebuah kesimpulan bahwa
guru ini membutuhkan adanya pengembangan karier untuk mendapatkan
tambahan penghasilan selain gaji pokok dengan menerapkan prinsip
menghargai atas prestasi serta kebermanfaatan untuk individual itu sendiri.
Pemerintah melalui kebijakannya telah memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan kariernya tersebut namun pada kenyataannya di
lapangan masih banyak guru yang belum sadar akan pentingnya pengembangan
ini demi kelangsungan kariernya. Bila mereka sudah mengetahuinya seringkali
mereka mengatakan bahwa kegiatan pengembangan profesi dan karier untuk
guru ini terlalu rumit dan sulit dilakukan sehingga mereka memilih untuk
menunggu kenaikan pangkat atas dasar lama pengabdian atau bisa saja memilih
usaha lainnya.
Secara tidak langsung karier guru harus selalu ditingkatkan mengingat
bahwa ia memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah. Bila aspek
4 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, Bagian Ketujuh : Promosi, Pasal
36
5
kesejahteraannya tidak dipenuhi maka kita tidak bisa berharap penuh bahwa
mereka akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satau sekolah unggulan
yang banyak diminati oleh para orang tua untuk mentyekolahkan anaknya di
sekolah tersebut di kota Tangerang Selatan. Sebagai salah satu sekolah unggulan
yang banayk diminati SMPN 2 Kota Tangerang Selatan harus senanaiasa
meningkatkan mutu pelayanan dan juga kualitas sekolah dengan membentuk
guru-guru yang mampu bersikap profesional dan terus termotivasi untuk terus
mengembangkan kariernya dengan salah satu caranya ialah menempuh jenjang
karier yang lebih tinggi dengan penerapan strategi yang tepat.
Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan kepala sekolah
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, sekolah tersebut telah melakukan
pengembangan jabatan fungsional guru, sekolah telah menerapkan beberapa
strategi untuk tetap terus meningkatkan pengembangan jabatan fungsional guru
di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Stratgi yang di terapkan ialah melalui
pendidikan dan pelatihan, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB),
kenaikan golongan, dan tugas-tugas tambahan. Pihak sekolah melakukan
kegiatan tersebut semata-mata untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah
dan juga tenaga pendidik.
Dari beberapa upaya strategi pengembangan jabatan fungsional guru yang
telah di jalankan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terdapat beberapa faktor
kendala yang menjadikan pengembangan jabatan fungsional guru belum
berjalan secara optimal seperti halnya masih ada beberapa guru yang masa
kerjanya sudah lama namun posisi karier secara fungsionalnya masih belum
meningkat secara signifikan, belum optimalnya kemauan guru dalam
pengembangan jabatan fungsioanl, ada beberapa guru yang belum sadar akan
pentingnya pengembangan jabatan, para guru sudah merasa di titik aman dalam
karier dan faktor usia yang menjadikan guru tidak optimal dalam pengembangan
jabatan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis menetapkan bahwa sekolah ini
layak dijadikan tempat penelitian untuk memperoleh data dan informasi lebih
6
lanjut terkait pengembangan jabatan fungsional guru. Maka dari itu penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah karya
ilmiah yang berjudul “Strategi Pengembangan Jabatan Fungsioanal Guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Beberapa guru yang belum mengalami peningkatan secara signifikan dalam
jabatan
2. Belum optimalnya keinginan guru dalam pengembangan
3. Beberapa guru yang belum sadar akan pentingnya pengembangan profesi
4. Para guru sudah merasa di titik aman dalam posisi tertentu
5. Faktor usia yang menjadikan guru tidak optimal dalam pengembangan
profesi
C. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam
peneilitian ini yaitu mengenai “Bagaimana Strategi Pengembangan Jabatan
Fungsional Guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: “Menganalisis dan mengetahui
bagaimana Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan”
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai acuan dalam pengembangan teori untuk lebih mengetahui
pengembangan profesi guru yang dilaksanakan SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan.
7
b. Dapat memberikan masukan pengembangan ilmu pengetahuan dan
memperkaya kajian ilmu pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pengembangan profesi guru terutama bagi mahasiswa manajemen
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk peneliti, sebagai bahan referensi untuk menganalisa pengembangan
jabatan fungsioanl guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
b. Untuk kepala sekolah, sebagai masukan dalam upaya pengembangan
jabatan fungsioanl guru
c. Untuk guru, dapat dijadikan motivasi untuk mengembangkan kariernya.
d. Untuk calon pendidik (mahasiswa jurusan kependidikan) yaitu dapat
mempersiapkan diri dan menginformasikan sedini mungkin guna adaptasi
dengan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan
profesi dan karier guru.
e. Untuk masyarakat yaitu sebagai informasi untuk menghargai dan
mengapresiasi serta menjunjung tinggi martabat guru atas dasar
prestasinya
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Pengembangan Jabatan Fungsional Karier Guru
Setiap individu pada perjalanan pada masa hidupnya selalu
menginginkan perubahan yang terjadi dalam dirinya, baik dari segi material
maupun non material. Begitu pula dalam hal pekerjaan, setiap individu yang
bekerja menginginkan perubahan karier kearah yang lebih baik sehingga
individu tersebut selalu dapat mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan karier atau pekerjaan yang sedang dilakukan.
a. Pengertian Pengembangan
Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
mendefiniskan pengembangan ialah usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerja/jabatan melalui pendidikan dan latihan.5
Dengan demikian maka menunjukkan bahwa dengan adanya
pengembangan seorang individu akan bertambah dan berkembang
kemampuannya serta bermanfaat untuk mendukung tujuan suatu
organisasi.
Kemudian menurut Syukur pengembangan merupakan suatu usaha
mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara
kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki organisasi.6 Usaha
tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki
dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan serta merubah
sikap. Begitu juga dalam oganisasi pendidikan, guru, dan karyawan
pendidikan juga berhak mendapatkan pengembangan, baik yang
5 H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
h. 69
6 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012),
h. 105
9
dilakukan oleh suatu lembaga tertentu maupun dalam organisasi
pendidikan tersebut.
Menurut Mangkunegara dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka
panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisisr di
mana pegawai managerial mempelajari pengetahuan konseptual dan
teoritis guna mencapai tujuan yang umum.7
Pengembangan memiliki ruang lingkup yang sangat luas dapat
berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera
atau sering untuk kepentingan di masa depan. Pengembangan sering
diartikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi,
dan pengembanagan individu karyawan.8 Pengembangan dapat pula
diartikan semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
karyawan melalui peningkatan kemampuan dan pengetahuannya dengan
mengikuti pelatihan atau pembelajaran.9
Dari pemaparan beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan merupakan usaha untuk meningkatkan potensi karyawan
dalam menghadapi tugas yang akan datang agar karyawan atau pekerja
mampu berdaya saing saat ini, pada masa yang akan datang maupun untuk
jangka panjang dengan baik dan dapat mewujudkan suatu tujuan sebuah
organisasi baik di perusahaan maupun dalam lembaga pendidikan.
Pada umumnya pengembangan dilakukan setelah melihat
ketidaksesuaian antara kondisi dan situasi yang dialami oleh seorang
individu di dalam suatu organisasi, maka untuk mengatasinya individu
tersebut terus berupaya dan berusaha mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya dengan mengikuti pendidikan ke jenjang lebih lanjut ataupun
7 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 44
8 Sjafari Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Bogor: Ghaklia
Indonesia, 2011), h. 134
9 Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), h. 79
10
mengikuti berbagai pelatihan keterampilan agar berguna pada organisasi
di masa yang akan datang dengan mengikuti perkembangan zaman.
b. Pengertian Jabatan Fungsional Guru
Jabatan fungsioanl guru adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia diijalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan
peraturan perunadangan yang berlaku.10
Jabatan fungsional adalah suatu jabatan yang menggambarkan tugas,
hak, wewenang dan tanggung jawab seorang PNS atau Pegawai Negeri
Sipil. Dengan kata lain setiap PNS dapat memiliki jabatan dan pangkatnya
masing-masing sesuai dengan bidang yang keahlian yang dimiliki.
Sedangkan fungsional guru adalah jabatan yang bergerak pada bidang
mendidik anak bangsa. Hal ini berarti tanggung jawab, wewenang dan
tugas yang berlalu adalah mengajar dan mendidik dalam pendidikan
formal. Pendidikan formal yang dimaskudkan adalah pendidikan sekolah
dasar, dan juga menengah. Jenis guru berdasarkan tugasnya adalah guru
kelas, mata pelajaran, dan guru BK atau bimbingan konseling. Sebagai
tugas utamanya seorang guru adalah mengajar, mendidik, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik.
Selain itu, jabatan fungsional guru juga menjadi kewajiban dan
tanggung jawab seorang guru. Kewajiban seorang guru diantaranya adalah
merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi selama proses belajar
mengajar berlangsung. Seorang guru juga berkewajiban untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan mengembangkan kualitas dan
kompetensi akademik sesuai dengan perkembangan zaman. Pada setiap
murid atau peserta didiknya guru wajib bersifat objektif tanpa
10 T. Rusman N dan Abd Rahman, Panduan Pengembangan Profesi Guru dan PTk, (Depok:
Karima, 2010), h. 9
11
kecendrungan pada suatu perbedaan yang dapat menimbulkan cemburu
sosial. Justru sebaliknya guru harus meningkatkan nilai kesatuan dan
persatuan dalam diri peserta didik. Kewajiban seorang guru yang lainnya
adalah menjunjung tinggi aturan dan kode etik guru yang telah ditetapkan.
Lalu tanggung jawab seorang guru adalah menyelesaikan segala tugasnya
selama masa tugas berlangsung. Berikut merupkan tabel struktur
kepangkatan dan jabatan guru:
Tabel 2.1
Struktur Kepangkatan dan Jabatan Guru
Golongan
Lama
Golongan
Baru
Jenjang Kepangkatan Jenjang
Jabatan
- IV/e Pembina Utama Guru Utama
IV/d IV/d Pembina Utama Madya
IV/c IV/c Pembina Utama Muda Guru
Madya IV/b IV/b Pembina Tk. 1
IV/a IV/a Pembina
III/d III/d Penata Tk. 1 Guru Muda
III/c III/c Penata
III/b III/b Penata Muda Tk. 1 Guru
Pratama III/a III/a Penata Muda
II/d
II/c
II/b
II/a
Hal yang direncanakan untuk pengembangan karier guru
professional dimulai setelah adanya analisis kebutuhan pengadaan tenaga
guru yang dikalkulasi secara nasional kemudian diserahkan kepada
masing-masing daerah untuk diumumkan kepada masyarakat luas.
Selanjutnya pemerintah daerah akan melakukan proses seleksi
berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga guru di daerahnya.
Persyaratan awal seorang calon guru adalah lulusan S.1 atau
Diploma IV baik berasal dari kependidikan (keguruan) maupun non
kependidikan (ilmu murni). Persyaratan lain selain ijazah adalah sertifikat
pendidik profesi dulu dikenal dengan akta mengajar yakni telah mengikuti
12
pendidikan profesi yang diselelnggarakan oleh Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependdikan (LPTK) dengan bobot SKS yang berbeda untuk
setiap jenjangnya. Calon guru TK dan SD memerlukan bobot SKS
sebanyak 18 sampai 20 SKS etara dengan pendidikan formal selama satu
semester di LPTK tertentu. Sedangkan guru SMP, SMA dam SMK
memerlukan bobot 36 sampai 40 SKS setara dengan pendidikan formal
selama 2 semester atau satu tahun di LPTK. Dengan memiliki dua hal
tersebut dan persyaratan administrasi lainya, maka calon guru dapat
diperkenankan untuk mengikuti seleksi penerimaan PNS guru. Bahan
seleksi dari Tes Bakat Skolastik, Tes Penegtahuan Umum, dan Tes Potensi
Akademik.11
Hasil tes tersebut, pada calon yang dinaytakan lulus maka mereka
akan diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan
mendapatkan penghasilan sebanyak 80% dari gaji pokok. Di sekolah, guru
tersebut telah ditempatkan untuk menjalani program induksi yang
dibimbing oleh guru senior. Selang selama setahun, maka guru tersebut
akan diundang untuk mengikuti pra jabatan selama 21 hari kerja yang
dipustakan pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) propinsi
masing-masing. Setelah mengikuti pra jabatan, guru harus mengusulkan
kepada badan kepegawaian daerah untuk diterbitkan surat keputusan
sebagai PNS 100% dan menduduki posisi golongan III/a dengan jabatan
fungsional guru pratama. Jabatan fungsional guru terdiri atas empat
kelompok pada tabel berikut:
Tabel 2. 2
Jabatan Fungsional Guru
No Jabatan Golongan
1 Guru Pratama Golongan III/a dan III/b
2 Guru Muda Golongan III/c dan III/d
3 Guru Madya Golongan IV/a. IV/b, dan IV/c
4 Guru Utama Golongan IV/d dan IV/e
11 Ibid, h. 12
13
Jabatan guru pertama terdiri dari atas 2 golongan yaiti III/a dan III/b. untuk
menduduki jabatan berikutnya yaitu jabatan guru muda (III/c dan III/d) beberapa
hal yang harus dilakukan adalah 1) pendidikan profesi guru berkelanjutan, 2)
penulisan karya ilmih (KTI) dan 3) penilaian prestasi kerja yang dikonversikan
ke dalam angka kredit. Jabatan berikutnya Guru Madya yitu golongan IV/a,
IV/b, dan IVc.
Jabatan fungsional guru serta angka kreditnya telah diatur dalam peraturan
menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor
16 tahun 2009. Yang berisi mengenai jenjang jabatan dan jabatan serta rincian
tugas seorang guru berdasarkan angka kreditnya. Angka kredit adalah poin-poin
kegiatan atau tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam rangka
pembinaan pangkat dan jabatannya pada jenjang karir yang dia miliki. Seorang
guru dalam keorganisasian pada lembaga pendidikan memiliki angka kreditnya
sendiri sesuai dengan jenis guru berdasarkan tugasnya, Hal ini bertujuan agar
setiap guru memiliki kejelasan tersendiri mengenai tugas dan pekerjaannya.12
Disana dijelaskan mengenai jabatan fungsional dan pangkat seorang guru
dari yang terendah sampai yang tertinggi. Jabatan tersebut dijelaskan sebagai
penata muda dengan golongan III/a, dan penata muda tingkat 1 dengan golongan
III/b masuk pada jabatan guru pertama. Istilah selanjutnya adalah guru muda
dengan sebutan penata dengan golongan III/c, dan penata tingkat 1 dengan
golongan III/d. Lalu guru madya untuk sebutan pembina dengan golongan ruang
IV/a, dan pembina tingkat 1 dengan golongan IV/b serta golongan IV/c untuk
pembina utama muda. Jabatan tertinggi adalah guru utama untuk sebutan
pembina utama madya dengan golongan IV/d dan pembina utama dengan
golongan ruang IV/e. Jabatan serta pangkat tersebut ditetapkan melalui usulan
sesuai dengan angka kredit dan pengangkatan yang ditetapkan pemerintah.
12 Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 16
tahun 2009
14
Angka kredit didapatkan dari masing-masing tugas guru. Rincian tugas
guru juga berbeda-beda sesuai dengan jenisnya seperti rincian tugas guru kelas,
tugas guru mata pelajaran, tugas guru bimbingan konseling dan tugas tambahan.
Yang dimaksud dengan tugas tambahan disini adalah tugas dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, dan kepala unit lain yang ada di sekolah. Seperti misalnya
adalah kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala UKS dan lain
sebagainya. Dari macam-macam rincian tugas tersebut maka seorang guru akan
mendapatkan angka kreditnya sesuai tugas masing-masing.
Unsur kegiatan yang dinilai angka kredit dalam rangka meningkatkan
jabatan fungsional adalah terdiri dari unsur utama dan juga unsur penunjang.
Unsur utama yang dimaksud adalah jenjang pendidikan, pembelajaran dan
pembimbingan yang dilakukan, tugas tambahan serta tugas yang dilakukan
untuk keperluan sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini juga termasuk jika
Anda memiliki pengembangan keprofesian secara terus menerus. Sedangkan
unsur penunjang adalah segala sesuatu jenis kegiatan yang bersangkutan dengan
pelaksanaan tugas dari seorang guru. Dengan menilai dari aspek tersebut maka
seorang guru berhak mendapatkan nilai angka kredit yang baik sehingga dapat
dipakai untuk meningkatkan jabatan. Hal ini karena jabatan serta pangkat
tersebut dapat mempengaruhi jumlah tunjangan yang didapat setiap guru.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah 1) pendidikan profesi guru
berkelanjutan, 2) diklat ke kepala sekolahan/kepengawasan, 3) penulisan KTI
dan 4) penulisan prestasi kerja (konversi angka kredit). Selanjutnya Jabatan
Guru Utama yaitu golongan IV/d dan IV/e dilalui dengan memenuhi syarat, yaitu
1) Pendidikan profesi guru berkelanjutan, 2) Penelitian Tindakan Kelas, 3)
Penilaian KTI, 4) Seminar Ilmiah, 5) Penilaian prestasi kerja (konversi angka
kredit). Untuk lebih memudahkan penjelasan di atas berikut disajikan skema
scenario pengembangan karir guru professional pada gambar di bawah ini.
15
11 12 13
10 9 8
5
6 7
4 3 2 1
Gambar 2.1
Pengembangan Karir Guru Profesional
Lulusa
n
S1/D4
Pendidikan Profesi
Guru TK (18-20 SKS)
Guru SD (18-20 SKS)
Guru SMP (36-40 SKS)
Guru SMA (36-40 SKS)
Guru SMK (36-40 SKS)
PNS
80%
Seleksi CPNS
Psikotes
TPU
TPA
1. Diklat profesi
berkelanjutan
2. PTK
3. Penulisan KTI
4. Seminar ilmiah
5. Penilaian Kinerja
Guru
Madya
Gol IVa,
IVb dan
IVc
Guru Utama
Gol IVd dan IVe
1. Diklat profesi
berkelanjutan
2. Kepala sekolahan
3. Kepengawasan
4. Penilaian Kinerja
PRA JABATAN DAN
PROGRAM INDUKSI
Guru
Muda
Gol IIIc
dan IIId
PNS 100%
Guru Pratama
Gol IIIa dan IIIb
1. Diklat Profesi
berkelanjutan
2. Penulisan KTI
3. Penilaian
Kinerja
16
2. Strategi Pengembangan Jabatan Fugsional Guru
Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan
strategi pengembangan guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.
Jika suatau organisasi mengabaikan hal tersebut maka pengembangan guru
akan terbengkalai bahkan motivasi para guru rendah. Sebagai seorang
pimpinan dimana guru tersebut bertugas menjalankan aktivitas profesinya
maka kepala sekolah melakukan berbagai strategi untuk mengembangkan
profesi guru.
Profesi guru mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti
peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal
layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan.
Oleh karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk
organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang
baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi
kontribusi bagi pencapaian tujuan. Pengembangan guru dimaksudkan untuk
memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Berikut adalah bagan strategi kepala sekolah dalam mengembangkan
jabatan fungsional guru:
17
Gambar 2.2
Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru
a. Pendidikan dan Pelatihan
1) Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1:2) menjelaskan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.13 Selanjutnya Peraturan MENPAN No.
PER/66/M.PAN/6/2005 (Pasal 1 : 72) pendidikan adalah segala usaha
yang bertujuan mengembangkan sikap dan kepribadian, pengetahuan
dan keterampilan.14
Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo, mengemukakan bahwa
pendidikan adalah sesuatu untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang
berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk
13 UU No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1:2)
14 Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005 (Pasal 1 : 72)
18
pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu
ada dalam keseimbangan.15
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memanusia
manusia baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan maupun dalam pembentukan sikap dan kepribadian
kearah yang lebih baik.
Dalam Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005 (Pasal 1
: 72) Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan
pada praktik dari pada teori yang dilakukan seseorang atau kelompok
dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk orang dewasa dan
bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa jenis
keterampilan tertentu.16
Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur
tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat
bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam
kegiatannya terutama mengenai keterampilan. Selanjutnya
Sastrohadiwiryo mengemukakan bahwa Pelatihan adalah bagian
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku
dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.17
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang
tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus
seseorang.
15 Sastrohadiwiryo Susanto, Manajemen tenaga Kerja Indonesia, (Jakarta: Edisis 2 PT. Bumi
Aksara, 2005), h.
16 Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005 (Pasal 1 : 72)
17 Sastrohadiwiryo Susanto, Manajemen tenaga Kerja Indonesia, (Jakarta: Edisis 2 PT. Bumi
Aksara, 2002), h.200
19
Menurut PP No. 101 Tahun 2000 (Pasal 1 : 2) disebutkan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS yang selanjutnya disebut Diklat
adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan PNS.18 Selanjutnya menurut Suradji diklat
PNS adalah upaya yang dilakukan bagi PNS untuk meningkatkan
kepribadian, pengetahuan dan kemampuannya sesuai dengan tuntutan
persyaratan jabatan dan pekerjaannya sebagai PNS. 19
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa diklat adalah adalah usaha sadar dan terencana
untuk memanusia manusia baik dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan serta dalam pembentukan sikap dan
kepribadian kearah yang lebih baik untuk melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. Diklat merupakan upaya untuk mengembangkan sumber
daya aparatur, terutama untuk peningkatan profesionalime yang
berkaitan dengan, keterampilan administrasi dan keterampilan
manajemen (kepemimpinan).
Diklat merupakan kegiatan yang amat penting dan strategis untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap mental, wawasan dan
kinerja PNS. Diklat PNS merupakan suatu proses meningkatkan
pengetahuan, teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan dan
keterampilan seorang PNS agar tujuan pemerintahan dapat tercapai
dengan maksimal. Untuk meningkatkan kualitas kinerja PNS sebagai
abdi masyarakat dan bangsa perlu dilakukan Diklat. Diklat yang
diselenggarakan bagi pegawai pada dasarnya ditujukan untuk
memenuhi persyaratan pekerjaan agar lebih berdaya guna dan berhasil
guna sehingga tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sangat membantu instansi yang
bersangkutan, terutama membantu pegawai baru dalam melaksanakan
18 Menurut PP No. 101 Tahun 2000 (Pasal 1 : 2)
19 Suradji. Manajemen Kepegawaian Negara (Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III). (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia, 2006)
20
tugas dalam lingkungan yang relatif baru, serta membantu pegawai
lama dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2) Tujuan dan Sasaran Pendidikan dan Pelatihan
Sesuai dengan ketentuan PP Nomor 101 Tahun 2000 menjelaskan
bahwa Diklat Prajabatan bertujuan untuk20 :
a) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan;
b) Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c) Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pembedayaan masyarakat
d) Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi
terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Sedangkan tujuan Diklat sesuai dengan ketentuan dalam UU
Nomor 43 Tahun 1999 (Pasal 31 : 26) antara lain21:
a) Meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, dan keterampilan;
b) Menciptakan adanya pola berpikir yang sama;
c) Menciptakan dan mengembangkan metode kerja yang lebih baik;
d) Membina karier Pegawai Negeri Sipil
Dari pendapat diatas mengenai tujuan diklat maka dapat
disimpulkan bahwa adanya diklat diharapkan dapat mengembangkan
PNS sesuai dengan kompetensinya, dapat menggunakan keahliannya
sesuai dengan perubahan teknologi, PNS akan lebih berorientasi pada
pengembangan instansi, meningkatkan kinerja PNS dan untuk
pengembangan karir, sehingga adanya diklat diharapkan akan dapat
meningkatkan pertumbuhan pribadi setiap PNS. Sasaran Diklat adalah
adalah tersedianya PNS yang memiliki kualitas tertentu guna
20 PP Nomor 101 Tahun 2000
21 UU Nomor 43 Tahun 1999 (Pasal 31 : 26)
21
memenuhi salah satu persyaratan untuk diangkat dalam jabatan
tertentu” (Undang-undang Kepegawaian No. 43 tahun 1999). Pegawai
yang berkualitas dalam arti yang sebenarnya maka kerja yang
dikerjakannya menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari
pekerjaan tersebut.
3) Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan diklat
menurut Sastrohadiwiryo antara lain22 :
a) Peningkatan keahlian kerja, yaitu para tenaga kerja menjadi
memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas dalam bekerja
dengan produktivitasnya
b) Pengurangan keterlambatan kerja, yaitu pengurangan tenaga kerja
seperti sakit, macet, dan keperluan keluarga yang tidak dapat
diganggu dapat diminimalisasi,karena pemimpin mengtamakan
pegawai yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
c) Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja, yaitu timbulnya
kelalaian dalam bekerja biasanya disebabkan karena kelalain
pegawai saat bekerja.
d) Peningkatan Produktivitas kerja, yaitu dengan adanya pendidikan
dan pelatihan maka diharapkan pegawai akan lebih semangat
sehingga dapat memahami kondisi pekerjaannya.
e) Peningkatan rasa tanggung jawab, yaitu menuntut tanggung jawab
yang besar sehingga pegawai menghargai setiap tugas yang
diberikan yang juga dipengaruhi pemberian pembekalan melalaui
pendidikan dan pelatihan.
22 Sastrohadiwiryo Susanto, Manajemen tenaga Kerja Indonesia, (Jakarta: Edisis 2 PT. Bumi
Aksara, 2002), h.198
22
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
1) Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016: 6)
pengembanagn keprofesian berkelanjutan adalah pengembanagn
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara
bertahap, dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan
profesionalitas guru.
Sedangkan menurut payong pengembangan professional adalah
proses dimana para guru baik secara individu maupun bersama-sama
dengan orang lain mengkaji, membaharui, dan memperluas komitmen
mereka sebagai pelaku perubahan terhadap tujuan-tujuan pengajaran,
dan dimana mereka belajar dan mengembangkan secara kritis
pengetahuan, keterampilan dan intelegensi emosional mereka bagi
perencanaan, pemikiran, dan praktik professional yang baik dengan
para siswanya, guru yang lebih muda, dan para pihak yang terkait
melalui setiap tahap prosese belajar mengajar mereka.23
Berdasarkan Permenag PAN dan RB No. 16 Tahun 2009,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pada
pasal 11, dijelaskan bahwa Pengembangan Keprofesian Berkelajutan
merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatanya
diberikan angka kredit, disamping Pendidikan, Pembelajaran atau
Bimbingan, dan Penunjang Tugas sebagai guru.24
PKB ditujukan untuk mendorong guru dalam memelihara dah
meningkatkan standar mereka secara keseluruhan dan mencangkup
bidang-bidang yang berkaitan dengan pekerjaan sebaga sebuah
profesi.Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan
23 Payong, M.R. Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.76
24 Permenag PAN dan RB No. 16 Tahun 2009
23
memperluas pengerahuan dan keterampilannya, serta membangun
kualitas pribadi yang dibutuhkan dalam karir profesionalnya.
Pada prinsipnya Pengembangan Keprofesian Berkelajutan
mencangkup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang
didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan guru yang bersangkutam. Dengan demikian guru
dapat memperoleh kemajuan di dalam karirnya.25
2) Tujuan Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (2012: 6),
“tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah atau
madrasahdalam rangka meningkatkan mutu pendidikan”. Tujuan ini
sejalan sejalan dengan tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan
yang dikemukakan oleh Payong yakni, di satu sisi untuk meningkatkan
kinerja belajar siswa, dan di sisi yang lain untuk meningkatkan mutu
pelayanan szekolah secara menyeluruh”.26 Sehingga secara umum
tujuan diselenggarakanya kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
di sekolah.
Tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan akan tercapai
secara optimal jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta sesuai
aturan yang berlaku. Sebaliknya apabila dalam pelaksanaan kurang
optimal maka hasilnya juga tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
25 Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2013), h. 191 26 Payong, M.R. Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.48
24
3) Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Manfaat pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
terstruktur, sistematik dan memenuhi kebutuhan peningkatan
keprofesian guru adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik memperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman
belajar yang efektif.
b) Guru dapat memenuhi standar dan mengembangkan
kompetensinya, sehingga mampu menghadapi perubahan internal
dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik
untuk menghadapi kehidupannya di masa datang.
c) Sekolah atau Madrasah mampu memberikan layanan pendidikan
yang berkualitas kepada peserta didik.
d) Orang tua atau masyarakat memperoleh jaminan bahwa anak
mereka mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan
pengalaman belajar yang efektif.
e) Bagi Pemerintah dapat memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan professional
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012: 7-8).
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan akan
dapat memberikan manfaat besar jika dilaksanakan secara
terstruktur dan terfokus serta terkait langsung dengan rencana
pengembangan sekolah dan disajikan oleh para ahli atau praktis
dengan memberikan peluang bagi para guru untuk bekerja secara
kolaboratif dan terlibat secara aktif.
4) Macam-macam Pengembangan Keprofesian Guru
Peengembanagn profesi guru berkelnjutan adalah pengembangan
kompetensi yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan
keprofesian berkelanjutan guru meliputi 3 (tiga) macam, yaitu:
a) Pengembangan diri, terdiri dari:
(i) Pendidikan dan pelatihan fungsional guru
25
Pendidikan dan pelatihan fugsional guru adalah diklat
fungsional guru yang terkait dengan profesi atau bidang ajar yang
diampunya. Penilaian angka kredit hasil diklat berdasarkan pada
lamanya jam diklat yang tertera pada sertifikat, bahan yang harus
disediakan untuk penilaian angka kredit diklat, beberapa salinan
yang telah dilegalisir yang terdiri dari surat tugas, laporan
deskripsi hasil penelitian dan sertifikat. Khusus laporan hasil
deskripsi hasil pelatihan ditulis oleh guru yang bersangkutan
dalam suatu bentuk laporan dengan menggunakan sistematika
tertentu.
(ii) Kegiatan kolektif guru untuk meningkatkan kompetensi.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
guru atau keprofesian guru. Bentuk kegiatan kolektip guru berupa
(KKG/PKG) MGMP dan asosiasi guru mata pelajaran untuk
tujuan penyusunan perangkat kurikulum, silabus dan penilaian
atau pembelajaran.
b) Publikasi ilmiah, terdiri dari:
(i) Presentasi pada forum ilmiah
Kegiatan ini dapat diberikan angka kredit apabila guru
menjadi narasumber pada kegiatan seminar, lokakarya ilmiah,
diskusi ilmiah, diskusi panel dan sejenisnya.
(ii) Hasil penelitian atau gagasan ilmiah bidang pendidikan
Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah
tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran,
tulisan ilmiah popular, dan artikel dalam bidang pendidikan.
Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah tertentu
atau minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah
masing-masing. Dokumen karya ilmiah disahkan oleh kepala
sekolah dan disimpan di perpustakaan sekolah
26
(iii)Publikasi buku teks pelajaran
Publikasi ilmiah yang termasuk pada kelompok ini terdiri
dari: Buku pelajaran, modul pembelajaran, diktat pembelajaran,
karya terjemahan dan buku pedoman guru
c) Karya Inovatif
Karya inovasi adalah karya yang bersifat pengembangan,
modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusu guru
terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan, sains/ teknologi, dan seni.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan terbagi atas
empat kelompok, yakni: Menemukan teknologi tepat guna,
menemukan atau pengembangan karya seni, membuat/modifikasi
alat pembelajaran/peraga/praktikum, mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat
nasional atau provinsi.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
mencangkup ketiga unsur tersebut harus dilaksanakan secara
berkelanjutan, agar guru selalu menjaga dan meningkatkan
profesionalismenya, tidak sekedar pemenuhan angka kredit. Oleh
sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru diasumsikan telah
memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional tertentu, guru wajib melakukan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
c. Kenaiakan Golongan
Setiap guru tetap mempunyai jabatan dan pangkat yang tentunya
dapat naik tingkat. Syarat untuk kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat
pada guru berbeda-beda tergantung dari jabatan/pangkat sebelumnya.
Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 menegaskan bahwa jenjang jabatan
guru dimulai dari guru pertama dengan golongan ruang III a dan III b, guru
muda dengan golongan ruang IIIc dan III d, guru madya dengan golongan
ruang IV a, IV b dan IV c, dan guru utama dengan golongan ruang IV d
27
dan IV e. Secara otomatis jenjang jabatan yang diakui melalui Permenpan
ini adalah guru yang sudah memiliki jenjang pendidikan S1/Akta IV,
dalam arti kata golongan ruang hanya dimulai dari III a sampai ke
golongan ruang IV e dan tidak lagi mengenal golongann ruang I a sampai
dengan golongan ruang II d.27
1) Syarat Naik Pangkat
Pangkat yang dimaksud adalah macam-macam penata sampai
macam-macam pembina. Contohnya, seorang guru yang akan naik
pangkat, misalnya dari pangkat penata muda, golongan ruang III/a
menjadi penata muda tingkat I, golongan ruang III/b. Hal-hal yang
harus dipenuhi seorang guru untuk naik pangkat adalah sebagai berikut:
a) Melampirkan Angka Kredit Sudah menjalani 2-3 tahun dalam
pangkat sebelumnya.Daftar Penilaian Pelaksaan Perkejaan (DP3)
yang baik dalah 2 tahun terakhir
b) Memenuhi angka kredit minimal yang sudah ditentukan di setiap
pangkat. Tidak dapat diberikan kenaikan pangkat regular. Dapat
naik pangkat setiap 2 tahun sekali (selama memenuhi angka kredit)
dan tidak naik 2 tingkat pangkat
c) Adanya Surat Keputusan Jabatan Terakhir dan Surat Keputusan
Pangkat TerkahirPangkat tertinggi Pembina Utama, golongan ruang
IV/e dan dapat melebihi pangkat atasannya.
2) Syarat Naik Jabatan
Jabatan yang dapat dimiliki guru adalah guru pratama, muda,
madya dan utama. Hal-hal yang harus dipenuhi seorang guru untuk naik
jabatan adalah sebagai berikut:
a) Adanya Penetapan Angka Kredit oleh Pejabat yang berwenang
Surat Keputusan Pangkat Terakhir dan Surat Keputusan Jabatan
Terakhir Diberikan setelah adanya Kenaikan Pangkat Dapat
27 Permenpan Nomor 16 Tahun 2009
28
diberikan kenaikan Jabatan setiap tahun (selama memenuhi angka
kredit)
b) Telah Melaksanakan Proses Belajar Mengajar sekurang-kurangnya
3 Catur Wulan
3) Angka Kredit
Angka kredit sendiri berarti satuan nilai dari kegiatan-kegiatan
yang harus dicapai seorang guru. Unsur kegiatan yang diberi angka
kredit adalah unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama adalah
segala unsur yang berhubungan dengan pendidikan (kegiatan
pembelajaran dan pembimbingan), serta tugas tambahan yang relevan
dan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Agar dapat bisa naik
pangkat/jabatan, minimal 90% angka kredit berasal dari unsur utama.
Sedangkan, unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung
pelaksanaan tugas guru. Agar dapat bisa naik pangkat/jabatan,
maksimal 10% berasal dari unsur penunjang.
Dapat disimpulkan bahwa penilaian utama untuk naik
pangkat/jabatan seorang guru dinilai dari angka kreditnya dengan unsur
utama yang berhubungan dengan mengajar dan membimbing murid-
muridnya. Namun selain itu, pertimbangan-pertimbangan seperti lama
waktu di jabatan sebelumnya.
Angka kredit didapatkan dari masing-masing tugas guru. Rincian
tugas guru juga berbeda-beda sesuai dengan jenisnya seperti rincian
tugas guru kelas, tugas guru mata pelajaran, tugas guru bimbingan
konseling dan tugas tambahan. Yang dimaksud dengan tugas tambahan
disini adalah tugas dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan
kepala unit lain yang ada di sekolah. Seperti misalnya adalah kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, kepala UKS dan lain sebagainya.
Dari macam-macam rincian tugas tersebut maka seorang guru akan
mendapatkan angka kreditnya sesuai tugas masing-masing.
Unsur kegiatan yang dinilai angka kredit dalam rangka
meningkatkan jabatan fungsional adalah terdiri dari unsur utama dan
29
juga unsur penunjang. Unsur utama yang dimaksud adalah jenjang
pendidikan, pembelajaran dan pembimbingan yang dilakukan, tugas
tambahan serta tugas yang dilakukan untuk keperluan sekolah atau
lembaga pendidikan. Hal ini juga termasuk jika Anda memiliki
pengembangan keprofesian secara terus menerus. Sedangkan unsur
penunjang adalah segala sesuatu jenis kegiatan yang bersangkutan
dengan pelaksanaan tugas dari seorang guru. Dengan menilai dari aspek
tersebut maka seorang guru berhak mendapatkan nilai angka kredit
yang baik sehingga dapat dipakai untuk meningkatkan jabatan. Hal ini
karena jabatan serta pangkat tersebut dapat mempengaruhi jumlah
tunjangan yang didapat setiap guru.
d. Tugas-tugas Tambahan
Tugas utama guru di sekolah, sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 adalah 5 M (merencanakan,
melaksanakan, menilai, membimbing dan melatih, melaksanakan tugas
tambahan). Tugas tambahan dimaksud adalah wakil kepala sekolah,
kepala perpustakaan, kepala laboratorium IPA, dan sebagainya yang
melekat pada tugas pokok dengan ekuivalensi waktu selama 12 jam.
Idealnya, seluruh kegiatan pokok ini harus terlaksana dengan baik terlebih
dulu.28
Tugas tambahan lain yang melekat pada tugas pokok guru adalah
menjadi wali kelas, pembina Osis, pembina ekstrakurikuler dan guru piket.
Tugas tambahan ini bagi guru setara dengan beban kerja 2 jam.
1) Wali kelas
Wali kelas adalah tugas tambahan seorang guru untuk mengelola
sebuah kelas dalam aspek administratif dan pembinaan siswa. Wali
kelas adalah wakil orang tua siswa di sekolah sehingga seorang wali
kelas juga memiliki kemampuan mengelola administrasi dan membina
28 Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018
30
proses belajar siswa. Equivalensi Beban Kerja Perminggu (Jumlah
Jam) yang diakui oleh dapodik adalah 2 Jam Tatap Muka
2) Pembina OSIS
Guru di sekolah juga mendapat tugas tambahan di sekolah menjadi
anggota Pembina OSIS. Ini menjadi salah satu wadah untuk
bersosialisasi dengan siswa di luar kegiatan tatap muka. jjj
Equivalensi Beban Kerja Perminggu (Jumlah Jam) yang diakui oleh
dapodik adalah 2 Jam Tatap Muka, berkas tugas tambahan guru agar
diakui dapodik
3) Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan upaya pengembangan diri siswa
yang diisi dengan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
ditetapkan oleh sekolah. Guru boleh mendapat tugas tambahan
membina kegiatan ekstrakurikuler. Equivalensi Beban Kerja
Perminggu (Jumlah Jam) yang diakui oleh dapodik adalah 2 Jam Tatap
Muka, berkas tugas tambahan guru agar diakui dapodik
4) Menjadi guru piket
Guru piket di sekolah berperan penting dalam menjaga kelancaran
proses pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu kepala sekoalh menunjuk
satu atau dua orang guru piket setiap hari. Equivalensi Beban Kerja
Perminggu (Jumlah Jam) yang diakui oleh dapodik adalah 1 Jam Tatap
Muka, berkas tugas tambahan guru agar diakui dapodik bisa lihat disini
B. Kerangka Berpikir
Dalam suatu lembaga pendidikan baik dalam tingkat dasar sampai
perguruan tinggi, pasti terdapat pengembangan di dalamnya Pengembangan
adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan meningkatkan
produktivitas kerja guru pada semua tingkat organisasi. Kegiatan pengembangan
merupakan investasi sumber daya manusia yang tujuannya adalah meningkatkan
gairah kerja guru dalam mencapai sasaran dan tujuan sekolah. Guru merupakan
asset berharga yang memiliki peran besar dalam mendukung kearah tercapainya
tujuan sekolah.
31
Untuk membina karier guru dibutuhkan motivasi dari dalam diri individu
guru tersebut dan mendapat pembinaan dari salah satu pihak yang turut
bertanggung jawab, salah satunya adalah pimpinan dimana guru tersebut
bertugas menjalankan aktivitas profesinya. Maka dari itu, pihak kepala sekolah
melakukan beberapa langkah untuk membantu, membina dan mengembangkan
karier para gurunya, yaitu dengan melalui pendidikan dan pelatihan,
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), kenaikan golongan dan tugas-
tugas tambahan. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan menumbuhkan
motivasi para guru sehingga guru tersebut dapat naik pangkat atau dapat di
promosikan. Promosi ini memiliki pengaruh positif terhadap guru yang lain
yakni menjadi pendorong untuk bekerja lebih baik. Di samping ke dua hal
tersebut pengembangan pegawai tidak terlepas dari adanya perputaran kerja. Hal
ini jika dikaitkan dengan promosi akan mendatangkan efek psikologis yang
sangat besar terhadap kepuasan kerja guru.
Dengan adanya perhatian sekolah terhadap pengembangan guru-guru,
maka guru akan dengan sukarela melaksanakan kewajiban dan bergairah untuk
melaksanakan pekerjannya, serta memiliki kesadaran untuk mentaati peraturan
yang berlaku. Guru turut membina hubungan kerja yang serasi antar pihak,
berperan aktif dalam menjalankan tanggung jawab serta mampu menjadi
pendorong dan pengerak organisasi dengan semanagt dan gairah.
C. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dikemukkan hasil penelitian atau karya terdahulu
yang memiliki relevansi dan kesamaan kajian dengan penelitian ini, banyak
penelitian yang mengkaji tentang pengembangan SDM di sekolah, khususnya
dalam pengembangan karier guru seperti penelitian:
1. Wulandari 2012, dengan judul “Pengembangan Karier Guru di SDIT Al
Muhajirin” penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
fenomologis. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Menurut hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan karier di SDIT Al-Muhajirin sudah
berjalan baik dengan adanya penyusunan program pengembagan karier
32
kemudian menaksir kebutuhan karier yang diperlukan bagi guru, membuat
jalur-jalur karier yang sesuai dengan sasaran karier yang ingin dicapai,
membuka kesempatan karier seluas-luasnya dan memebuat penyesuaian
antara kebutuhn guru dan kesempatan karier yang ada di sekolah.29
2. Azizah 2014, dengan judul “Implementasi Program Pengembangan Karier
Guru dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru di SMK Darussalam
Ciputat”30 menurut hasil penelitian Monica menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan atau korelasi antara pengembangan karier guru dengan peningkatan
kinerja guru.
3. Kurniawan 2015, dengan judul “Pengembangan Karier Guru di SMP PGRI 1
Bekasi”31 menurut hasil penelitian Septian Aji Kurniawan menunjukan
bahwa: 1) perencanaan pengembangan karier guru dilakukan dengan
berdiskusi tentang kebutuhan karier dan sekolah yang melibatkan kepala
sekolah dan guru. 2) pelaksanaan pengembangan karier guru didukung oleh
pihak sekolah baik secara sarana dan prasarana maupun aspek finansialnya.
Dinas pendidikan kota Bekasi juga secara tidak langsung mendukung
pengembangan karier guru tersebut melaui kerjasama dengan pihak sekolah
membuat program pengembangan karier gurur. 3) evaluasi pengembangan
karier guru dilakukan untuk kemajuan seorang guru di sekolah. Melalui
kegiatan supervisi ke dalam kelas untuk melihat hasil dari program
pengembangan
29 Siska Wulandari, dalam skripsi “Pengembangan Karier Guru di SDIT Al Muhajirin”
(Universitas Negeri Jakarta, 2012) 30 Monica Bramel Ari Azizah, dalam Skripsi Berjudul “Implementasi Program Pengembangan
Karier Guru dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat”, (Jakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
31Septian Aji Kurniawan, dalam Skripsi Berjudul “Pengembangan Karier Guru di SMP PGRI 1
Kota Bekasi”, (Jakarta: Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Jakarta, 2015)
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jalan Cirendeu Raya No. 02, Kelurahan Ciredeu, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Adapun penulisan
penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan April 2018 sampai dengan Juni 2019
dengan rincian adalah sebagai berikut:.
Tabel 3.1
Rencana Penelitian
No Kegiatan Bulan
Apr Nov Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Observasi
Pendahuluan
2 Pengesahan
Proposal
3
Perbaikan
BAB I, II,
dan III
4
Penelitian,
Pengumpulan
Data, dan
Analisis Data
6
Penulisan
Laporan
Penelitian
34
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif. Penelitiam
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati.32 Salah satu karakteristik dalam
penelitian kualitatif adalah deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka.33
Dalam penelitian kualitatif instrumennya merupakan orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Dengan demikian peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret dan mengonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna. Landasan teori dimanfaatkan sebagai acuan bagi evaluator agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif ini
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna.
Dalam hal ini, makna yang dimaksud adalah data yang sebenarnya terjadi di
lapangan yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
Dalam hal ini peneliti melakukan analisa terhadap obyek yang diteliti
mengenai fenomena, peristiwa serta fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Mulai
dari pengamatan dan pencarian informasi terhadap obyek yang diteliti,
melakukan wawancara dengan informan yang berkompeten dalam bidangnya
serta berhubungan terhadap obyek yang diteliti, pencatatan dan menganalisis
terkait informasi yang telah didapatkan sehingga dapat disajikan dalam bentuk
tulisan ilmiah.
32 Lexy. J. Moleong , Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989),
h. 4
33 Ibid, h.11
35
C. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dapat berupa person, paper dan place.34
1. Person, yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa jawaban
lisan. Adapun sumber data person dalam penelitian ini terdiri dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran Bahasa
Inggris, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Paper, sumber data yang diperoleh dari dokumen yakni meliputi surat
undangan pembinaan kinerja pegawai, surat tugas guru untuk mengikuti
berbagai penelitian, Daftar Urut Kepangkatan (DUK) guru PNS, data guru
honorer SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan tempat
kegiatan keterampilan berlangsung. Adapun sumber data place pada
penelitian ini adalah SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu, data primer dan data
sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumppul data.35 Adapun sumber data primer dalam penelitian ini
yaitu person dan place dengan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui
wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada kepada pengumpul data.36 Adapun
sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu paper melalui kegiatan studi
dokumen
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakah langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam kegiatan penelitian yaitu untuk
34 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabbar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan.(Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
h. 88
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (bandung: Alfabeta, 2009), h.
225
36 Ibid, h. 225
36
memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun
teknik yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, antara lain :
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan
cara menanyakan kepada responden secara langsung dan beratatap muka
tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu fokus peneliti.37 Teknik
wawancara ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang bertujuan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya secara lebih mendalam.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Indikator Sub Indikator Infoman
1 Strategi
Pengembangan
guru
- Pendidikan dan
pelatihan
- Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
- Kenaikan
Jabatan/Golongan
- Tugas-tugas
Tambahan
1. Wakil
kepala
Bidang
2. Guru
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan dan indra
pendukung lainnya, seperti pendengaran, penciuman, dan lain-lain untuk
mencermati secra langsung fenomena atau objek yang sedang kita teliti.
Dalam teknik observasi ini peneliti mengamati kegiatan yang terjadi di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan
37Abd. Rahman A. Ghani, Metode Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 176
37
seperti kondisi sekolah, aktivitas, kebiasan-kebiasaan yang dilakukan oleh
warga sekolah untuk mendukung dan mengelengkapi teknik-teknik penelitian
yang lain.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu, yang
dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.38 Studi dokumen diperlukan untuk mendapatkan beberapa
dokumen penting agar memperoleh data yang akurat yang dibutuhkan selama
proses penelitian berlangsung. Melalui kegiatan studi dokumentasi ini maka
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi menjadi relevan.
Tabel 3.3
Pedoman Studi Dokumen
No Dokumen
1 Sejarah Singkat SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
2 Visi dan Misi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
3 Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
4 Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
5 Nilai Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
6 Fasilitas SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
7 Prestasi Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
8 Sumber Daya Manusia (SDM) SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
9 Surat pendukung lainnya (Surat Undangan Pelatihan, Surat
Tugas Pelatihan, Sertifikat hasil pelatihan)
38 Ibid, h. 240
38
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengategorikannya sehingga
diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.39
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data dilakukan selama proses
dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Miles dan Huberman yang di
kutip Gnawan dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data
penelitian kualitatif, yaitu:40
1. Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, kegiatan reduksi data ini akan
mempermudah peneliti untuk memberikan gambaran yang lebih jelas serta
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Adapun kegiatan mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan
yang akan dicapai.
2. Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam penyajian data kualitatif yang paling sering digunakan adalah
penyajian data berupa teks yang bersifat narasi.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Dari data yang telah diperoleh maka peneliti mengambil kesimpulan.
Kesimpulan akan semakin jelas jika data yang diperoleh semakin banyak dan
39 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 209
40 Ibid, h. 210
39
mendukung. Penarikan kesimpulan merupakan usaha untuk mencari makna
data yang dikumpulkan dan dilakukan dalam penelitian.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan
baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Adapun temuan baru ini dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap dan setelah diteliti menjadi jelas. Dalam hal ini penarikan
kesimpulan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah singkat SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
SMPN 2 Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1974 di atas lahan
seluas 4.850 m². Sejak didirikannya sekolah ini telah beberapa kali
mengalami pergantian nama. Sekolah yang beralamat di Jalan Cirendeu Raya
No 02, Kelurahan Cirendeu Keamatan Ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan- Banten, memiliki nilai akreditasi sekolah A
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berusaha melayani masyarakat
dengan membuka layanan Program kelas reguler: kelas umum yang dapat
diikuti oleh siswa yang telah lulus seleksi untuk menjadi siswa SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan, kelas uanggulan yang dalam setiap tahunnya terdapat dua
kelas dimana kela stersebut berisi siswa-siswa yang memiliki nilai yang tinggi
di tinjau dari hasil belajar mereka.
2. Visi dan Misi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Di bawah ini dapat dilihat visi dan misi SMPN 2 Tangerang Selatan
sebagai berikut:
a. Visi
Unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku
b. Misi
1) Menyelenggarakan pembelajaran efektif berwawasan IPTEK
berlandaskan IMTAQ
2) Mengahasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif, dan berakhlakul
karimah
3. Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berupaya untuk menjadi salah satu
Lembaga pendidikan pilihan masyarakat yang terkemuka dan turut
berkontribusi dalam mencerdaskan anak didik yang tertulis dalam visi dan
misi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Dalam struktur organisasi SMPN 2
41
Kota Tangerang Selatan terdapat beberapa tugas-tugas tambahan yang
diemabn oleh beberapa guru, tugas tersebut diberikan bertujuan untuk
menambha kemampuan dan dapat meningkatkan dan mengembangkan
jabatan fungsional seorag guru, melalui tugas-tugas tambahan guru dapat
bertambah wawasan dan pengalam yang nantinya sangat bermanfaat untuk
individu guru tersebut. Berikut adalah gambar struktur Organisasi di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
42
4. Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Jumlah pserta didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya
memiliki kuantitas yang banyak, pada tahun 2015/2016 berjumlah 1244,
2016/2017 berjumlah 1241 dan pada tahun 2017/2018 berjumlah 1225
peserta didik. Hal ini dapat dijadikan tolok ukur bahwa para orang tua percaya
bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan yang banyak diminati
dan dijadikan pilihan para orangtua untuk menyekolahkan para anaknya di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan karena memang memiliki kualitas yang
baik..
Sekolah yang berkualitas pasti didukung dengan berbagai aspek, salah
satunya dapat terbentuk melalui para guru yang berkualitas, untuk
menjadikan guru memiliki kualitas yang baik untuk mendukung proses
kegiataan belajar mengajar maka pihak harus selalu melakukan upaya agar
menjadikan para guru terus berkembang. Berdasarkan hasil dokumen jumlah
peserta didik tiga tahun terakhir SMPN 2 Kota Tangerang Selatan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
5. Nilai Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
Berdasarkan hasil studi dokumen nilai peserta didik tiga tahun terakhir
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan telah menghasilkan peserta didik
dinyatakan lulus 100% setiap tahunnya. Dapat diketahui bahwa hasil rata-
rata-rata nilai mengalami kenaiakan,. Untuk kenaiakan nilai peserta salah satu
faktornya merupakan dari pembelajaran para guru yang dilakukan secara
Tahun Pelajaaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Total
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
2015/2016 424 433 387 1244
2016/2017 397 423 421 1241
2017/2018 422 393 410 1225
43
optimal, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang baik, para guru
yang berkualitas tentu ditunjang dengan adanya pengembanagan yang baik
yang diberikan oleh pihak sekolah. Berikut ini adalah rata-rata nilai peserta
didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan:
Tabel 4.2
Nilai Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
6. Fasilitas SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan dikatakan sudah baik dan memadai untuk mendukung terlaksananya
KBM yang efektif. Sarana merupakan salah satu faktor pendukung bagi
sekolah dalam pelaksanaan teknis kegiatan akademik maupun non-akademik.
Sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kegiatan operasional
sekolah yang efektif dan efisien.
Adapun kondisi sarana dan prasarana di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan berdasarkan data yang diperoleh terdapat 30 ruang kelas dalam
keadaan baik terdapat 20 ruang kelas dan dalam keadaan rusak ringan tedapat
10 kelas, kemudian terdapat ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata
usaha, ruang BK, perpustakaan, LAB Bahasa, LAB IPA, dalam keadaan
baik.
7. Prestasi Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
Sekolah yang baik serta berkualitas dapat pula diukur melalui prestasi
akademik maupun non akademik para peserta didiknya. Pada aspek prestasi
Tahun
Pelajaran
Peserta Didik
MASUK ( Siswa Baru ) KELUAR ( Lulusan )
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
2015/2016 28 26,7 35,2 11,85
2016/2017 28,55 26,5 361 129,5
2017/2018 28,15 26,75 - -
44
peserta didik dapat dikatakan sudah baik karena mampu menjuarai beberapa
kompetisi yang bergengsi baik ditingkat regional dan juga mampu bersaing
dengan sekolah lain. Berikut adalah prestasi peserta didik tiga tahun terakhir
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan :
Tabel 4.3
Prestasi Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
No Prestasi
1 Juara III Hasta Karya Aksi (Ajang Kreatifitas Siswa) Tingkat SMP/MTs
2012
2 Juara I Futsal Tingkat SMP ( SMP Nusantara Plus ) 2012
3 Juara III Basket Putri (Sasmita CUP) 2013
4 Juara II Lomba Bulu Tangkis Putra O2SN SMPN Kota Tangerang Selatan
5 Juara I Futsal SMP 2015 M26 Cup 8Th
6 Terbaik IV Recyie tingkat madya cross SMAN 109 Jakarta
7 Juara II Putra tingkat SMP (Kejuaraan Panjat Tebing)
8 Juara I Sirkuit Bongga TANGSEL
9 Juara I Futsal tingkat SMP se Tangerang Selatan
10 Juara III Marawis Tk. SMP/MTs Porseni Cup
11 Juara I Lomba Karate Putri O2SN SMP
12 Juara III Gerak Langkah dan Formasi (GALAKSI) Purna Paskibra Indonesia
13 Juara III Futsal SMP “Al-Fath Festival”
14 Juara III Basket Putri SHB Cup
15 Juara Peonering Putra Moonzer Scout Contetition
16 Juara III Futsal Antar SMP (DK Cup)
17 Peringkat I JAmbore PMR Provinsi BANTEN
18 Juara I DK Cup “ SMA Dharma Karya UT”
19 Juara II Basket Putri (Tri Guna CUP )
20 Juara II Lomba Baris berbaris tingkat SMP Se Jabodetabek
21 Juara III IG Cup 3 The Power of victory
22 Juara III Turnamen Futsal SMP/MTS MP UIN Jakarta CUP
8. Sumber Daya Manusia
Selanjutnya ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni
dalam melaksanakan KBM. Pada tahun pelajaran 2018/2019 SMPN 3 Kota
Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik sebanyak 54. pendidik yang
terdiri dari pendidik yang memiliki kualifikasi akademik S2 , S1, dan yang
45
masih memiliki kualifikasi akademik D3 hanya 2 orang. Dari 54 orang tenaga
pendidik yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, 47guru merupakan
Guru Tetap (PNS), sedangkan sisanya 7 orang merupakan guru honorer
murni/GTT/Guru Sukarelawan.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum dan guru serta
melakukan observasi/pengamatan dan studi dokumentasi di lapangan mengenai
pengembangan karier guru yang terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
maka peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang di temukan di lapangan.
Dari data-data yang diperoleh kemudian peneliti melakukan reduksi dan
verifikasi mengenai pengembangan karier guru di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan.
Selanjutnya, data yang telah dianalisis kemudian disajikan secara
deskriptif berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui instrument penelitian
yang berupa wawancara, hasil observasi/pengamatan dan studi dokumen.
Wawancara yang digunakan peneliti dalam hal ini bertujuan untuk mendapatkan
data penelitian yang terstruktur yang disajikan dengan metode triangulasi data.
Data hasil wawancara yang dilakukan kemudian direduksi untuk memisahkan
data-data yang sesuai dengan fokus penelitisn yang dipilih oleh peneliti.
Paparan data dan temuan peneiti tentang pengembangan karier guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan disajikan pada bagian ini mencakup
hasil temuan di lapangan terkait peninjauan pengembangan karier guru di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan secara struktural dan fungsional.
1. Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru
Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan
strategi pengembangan guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.
Berikut merupakan strategi pengembangan jabatan fungsional guru yang
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terapkan
46
a. Pendidikan dan Pelatihan
1) Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Istilah pendidikan dan pelatihan mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. Pendidikan dan
pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Sejalan dengan pemaparan Eling, Wakil Kepala Bidang Kurikulum:
“Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara nyata perubahan
perilaku itu berbentuk peningkatan mutu kemampuan dari sasaran
pendidikan dan pelatihan.41 Masih banyak SDM atau guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang kurang menyadari tentang
manfaat pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau
organisasi biasanya disatukan menjadi diklat. Unit yang menangani
diklat pegawai lazim disebut Pusdiklat (Pusat pendidikan dan
pelatihan). Diklat dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi.
Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang,
maka diklat bagi karyawannya harus memperoleh perhatian yang besar.
Oleh karena itu, pihak sekolah hendaknya meningkatkan
kesadaran para guru, menginformasikan dan memberikan pemahaman
bahwa dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini akan mendorong
guru untuk tetap terus mengembangkan kariernya.
Berikut adalah hasil wawancara dari Fina Puspitasari yang
merupakan salah satu pengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN
2 Kota Tangsel, beliau mengungkapkan:
41 Hasil wawancara dengan kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Jumat 12 April 2019
47
“Pendidikan dan pelatihan yang sekolah selanggarakan sangat
bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri. Saya pernah
mendapatkan kesempatan untuk melakukan Pelatihan
Nasional sebagai perwakilan guru untuk Provinsi. Hal tersebut
sangat memotivasi saya, membuat saya bersemangat mengajar
kembali, dan juga pastinya menambah wawasan dan ilmu
pengtahuan yang nantinya akan bermanfaat untuk kegiatan
belajar dan mengajar, apalagi saat ini untuk memperoleh
jabatan yang lebih tinggi di perlukan beberapa persyaratan
seperti mengikuti pendidikan dan pelatihan”42
SMPN 2 Kota Tangerang meningkatkan karier guru melalui
pendidikan dan pelatihan, dengan adanya pendidikan dan pelatihan
yang sekolah selenggarakan akan menjadi salah satu penunjang
untuk persyaratan serta sarana guru memasuki jenjang jabatan atau
pangkat yang selanjutnya.
Pendidikan dan pelatihan berupa workshop atau seminar
sangat bermanfaat, khususnya apabila ada guru yang ingin
mengajukan naik jabatan atau pangkat. Guru tersebut harus sudah
memiliki bukti fisik bahwa sudah mengikuti pendidikan dan
pelatihan. Berikut ini pemaparan dari Eling, Wakil Kepala Bidang
Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan:
“SMPN 2 Kota Tangerang Selatan selalu melakukan pelatihan
setiap awal tahun, untuk mengupgrade kemampuan para guru
dan sebagai salah satu sarana untuk refreshing dari penatnya
kegiatan. Selain itu kmai juga selalu memberikan kesempatan
kepada para guru untuk mengikuti workshop atau seminar
yang dinas adakan atau lembaga lainnya, yang tenunya itu
sangat dibutuhkan oleh para guru sebagia salah satu
persyaratan untuk kenakan pangkat atau sertifikasi”.43
Pihak sekolah memberikan kesempatan serta memberikan izin
kepada para guru yang ingin mengikuti pendidikan dan pelatihan
dari Dinas Pendidikan, Institusional lain serta pendidikan dan
42 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Jumat, 12 April 2019 43 Hasil wawancara dengan Kartini Eling (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan), pada Jumat, 12 April 2019
48
pelatihan lain yang nantiya akan membawa dampak positif dan
bermanfaat. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan maka guru
tersebut melakukan dan membagikan apa yang telah didapat setelah
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Berikut pemaparan Henny
Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, beliau
memaparkan:
“Saya selalu diberikan izin oleh kepala sekolah atau atau pihak
sekolah untuk mengikuti kegiatan pendidikan ataupun pelatihan
asalkan hal tersebut merupakan hal positif dan akan berdampak
baik bagi saya, teman-teman guru lainnya, serta para peserta
didik”.44
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
dan pelatihan guru merupakan suatu hal yang penting dalam sekolah
karena untuk mencapai tujuan-tujuan diperlukan tenaga-tenaga yang
berkualitas dan terampil dan ini hanya diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan. Jadi jelaslah bahwa pendidikan dan pelatihan dalam
suatu organisasi atau sekolah merupakan upaya untuk meningkatkan
keterampilan maupun pengetahuan, di mana pada akhirnya akan
meningkatkan kecakapan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam pendidikan dan pelatihan diharapkan para guru terus
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta keteranpilan baru
yang nantinya dapat membantu menyadarkan guru akan
kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai
dengan potensi dan keahliannya, sekolah memberikan apa yang
diharapkan dan diinginnkan oleh guru sehingga guru akan merasa
lebih bersemangat lagi untuk mengajar. Guru akan merasa nya man
dalam bekerja karena karier mereka akan mengalami suatu
44 Hasil wawancara dengan Heni (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
49
peningkatan dan para guru akan merasa betah dan menigkatkan
loyalitas mereka pada sekolah.
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
1) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru
Pengetahuan Guru tentang Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB). Pengembangan Keprofesian berkelanjutan
merupakan kegiatan pengembangan profesi yang sangat penting dalam
dunia pendidikan dam pembelajaran, PKB merupakan kegiatan yang
yang berkelanjutan sehingga semua guru bisa melaksanakannya secara
bertahap dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hampir semua guru
serta kepala sekolah. mengatakan bahwa pengembangan keprofesian
berkelanjutan atau PKB merupakan kegiatan yang berkelanjutan, dan
bertahap hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Bidang
Kurikulum sebagai berikut:
“PKB itu sendiri merupakan salah satu program dari Pemerintah
atau Dinas, ya yang dilakukan secara terencana, dan bertahap ,
selama guru masih berstatus sebagai PNS, kegiatannya ada banyak
macamnya, kaya diklat itu, dan kegiatan ini ditujukan agar guru
lebih profesional dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
seorang pendidik. Mungkin seperti itu, yang saya ketahui”45
Pernyataan dari kepala sekolah tersebut mengandung makna bahwa
kegiatan PKB terdiri dari beragam kegiatan seperti diklat, dan kegiatan
yang lain. Menguatkan pendapat dari Wakil Kepala Bidang Kurikulum di
atas, Henny, Guru Bahasa Indonesia mengutarakan hal yang senada
sebagai berikut:
“tugas pengembangan profesi guru yang sedang berjalan saat ini,
kegiatannya bermacam-macam, terencana, bertahap dan
berkelanjutan, jadi tidak cukup sekali, guru harus terus aktif selama
masih jadi guru. Sehingga nanti diharapkan guru lebih profesional,
lebih mumpuni saat mengajar”.
45 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan),
pada Jumat, 06 Agustus 2019
50
Beberapa pendapat tersebut dapat diambil informasi bahwa ada
sebagaian guru yang memandanng bahwa kegiatan PKB tidak cukup
dilakukan sekali selama menjalani profesi sebagai guru. Namun kegiatan
PKB harus terus dijalankan selama seorang guru menjabat sebagai
pendidik. Kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus
akan mencerminkan PKB yang bersifat berkelanjutan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu
kegiatan pengembangan profesi bagu guru yang dilaksanakan secara
terencana, bertahap dsn berkelanjutan sehingga guru mampu menjalankan
tugasnya dengan baik dan mampu meningkatkan profesionaloitasnya.
Para guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan mengartikan PKB
sebagai bentuk kegiatan pengembangan profesional bagi seorang guru
yang dalam pelaksanaanya bisa dilakukan dengan beragam kegiatan.
Kegiatan tersebut bisa berupa, diklat, seminar, pelatihan khusus dan lain-
lain. Pernyatan tersebut sesuai dengan pendapat Fina Puspitasari yang
mengatakan sebagai berikut:
“Pernah, ya itu salah satu program pengembangan profesional bagi
guru-guru, kegiatannya ada bermacam-macam seperti seminar dan
diklat”.46
Menambahkan pernyataan dari Fina Puspitasari tentang PKB
sebagai kegiatan yang beragam Henny selaku guru Bahasa Indonesia
mengatakan pendapatnya sebagai berikut:
“Sudah, sepertinya itu kegiatan pengembangan profesi seperti
diklat, seminar yang ditujukan untuk guru-guru, biasanya di undang
dari dinas pendidikan, biar lebih profesional saat mengajar di
kelas”47
46 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Bidang
Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
47 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
51
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan kegiatn
pengembangan profesi guru yang bisa dilaksanakn oleh dinas pendidikan
dalam berbagai bentuk kegiatan seperti diklat, seminar, atau workshop.
Kegiatan PKB dilaksanakan secara beragam agar bisa disesuaikan dengan
kebutuhan guru di lapangan.
Tujuan dari kegiatan PKB adalah meningkatkan profesionalitas guru
sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih baik. Berdasarkan data
hasil wawancara dengan beberapa guru, kepala sekolah dan Wakil Kepala
Bidang Kurikulum diperoleh hasil bahwa Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) dipandang sebagai sebuah kegiatan pengembangan
profesi yang sangat berguna dan bermanfaat. PKB merupakan bentuk
usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu guru-guru di indonesia.
Namun ketika di lapangan pandangan guru terhadap kegiatan PKB
menjadi berbeda-beda. Antara guru satu dan guru lainya mempunya
pandangannya sendiri sesuai dengan apa yang mereka rasakan.
Berdasarkan data dari hasil lapangan yang di peroleh terdapat
beberapa pandangan guru dan Kapala Sekolah terhadap kegiatan PKB.
Beberapa pandangan tersebut adalah PKB merupakan suatu bentuk
tanggung jawab dan kewajiban bagi seorang guru yang ingin
mengembangkan profesionalitasnya. PKB merupakan kegiatan yang
bermanfaat dalam dunia pendidikan karena mampu menjadi perantara
guru dalam mengembangakan pengetahuannya.
PKB adalah salah satu tuntutan dari pemerintah untuk lebih
profesional dalam menjalankan tugas serta tidak keluar dari aturan yang
ditetapkan. Beberapa guru menyadari bahwa tugas mereka sebagai seorang
pendidik yang profesional tidak sebatas hanya mengajar di kelas. Mereka
harus terus berusaha mengembangkan diri. Maka dari itu mereka
menganggap bahwa PKB bermanfaat untuk meningkatkan kinerja mereka,
seperti yang diungkapkan oleh Eling, Wakil Kepala Bidang Kurikulum,
dalam pendapatnya sebagai berikut:
52
“PKB merupakan kegiatan yang sangat berguna bagi guru-guru,
dengan adanya kegiatan seperti ini sebenarnya guru semakin
dituntut untuk tidak bermanja-manja dengan profesinya, sehingga
mau tidak mau guru harus terus belajar dan bergerak untuk
memajukan dirinya, ya salah satunya dengan mengikuti program
PKB, jika waktu dan situasinya mendukung. Dengan begitu kami
menjadi lebih profesional”.48
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa PKB merupakan sebuah
tuntutan bagi seorang guru agar tidak terlau keenakan dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru. PKB dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan diri jika waktu dan situasinya mendukung. Pernyataan
yang senada disampaikan oleh Henny sebagai berikut:
“PKB bermanfaat sekali, agar kita lebih berpengetahuan dan bisa
tukar informasi dengan teman sesama guru, tapi ya itu, melakukannya
berat, jika tidak ada niat yang sungguh-sungguh”. 49
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru
memandang PKB sebgai kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi
kepentingan guru. Guru yang mempunyai niat dan kemauan tinggi untuk
berkembang bisa menggunakan PKB sebagai wadahnya. Banyak manfaat
yang disampikan oleh guru sepertinya PKB bisa menambah wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
Manfaat lain adalah peningkatan profesionalitas. Selain berguna
dalam hal wawasan dan profesionalitas PKB juga berguna dalam sarana
peningkatan jabatan guru sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana
diungkapkan oleh Fina, Guru Bahasa Inggris beliau mengungkapkan
sebagai berikut:
“PKB merupakan kegiatan yang seharusnya bisa untuk dijadikan
tempat belajar dan menambah wawasan, karena PKB itu tujuannya
untuk pengembangan profesi. Kegiatan ini sepertinya akan sangat
bermanfaat asal guru mau dan ada niat untuk mencari dan aktif
48 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
49 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
53
dalam kegiatan, terutama bagi guru yang ingin naik pangkat, naik
pangkat sekarang lebih sulit mbak, karena guru harus banyak nulis
laporan serta harus banyak-banyak ikut diklat, workshop atau
seminar, seperti rencana PKB yang bertahap itu”50
Berdasarkan pendapat guru tersebut, ada pandangan bahwa PKB
merupakan sarana untuk kenaikan pangkat. Selain sarana kenaikan
pangkat kegiatan PKB yang beragam bisa digunakan guru untuk memilih
kegiatan pengembangan sesuai dengan kebutuhan dan kelemahan yang
dimiliki. Guru bisa menyesuaikan kebutuhan mana yang paling mendesak,
sehingga guru bisa menetapkan jenis pengembangan yang akan diikuti.
2) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
a) Pengembangan diri
Program pengembangan profesionalisme guru merupakan
program yang berisi beberapa kegiatan dalam rangka meningkatkan
kualitas guru agar lebih profesional dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik anak bangsa. Program pengembangan diri antara lain
diklat fungsional yang di dalamnya terdapat bebrapa kegiatan seperti
diklat, workshop, atau pelatihan khusus. Sebagian besar guru di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan melakukan pengembangan diri dalam diklat
fungsional.
Diklat merupakan kegiatan pengembangan profesi yang di
adakan oleh pemerintah, Dinas Pendidikan, maupun lembaga
pendidikan yang lain. Pelaksanaan diklat dilaksanakan dengan jangka
waktu dan durasi yang berbeda-beda tergantung dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Sleman. Selain itu kegiatan diklat dilakukan tergantung
kemauan kuota yang disediakan oleh Dinas Pendidikan.
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan diklat fungsional di SMPN 2 Kota
50 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Selasa, 06 Agustus 2019
54
Tangerang Selatan dilaksanakan dengan cukup baik melalui kegiatan
diklat seperti diklat prajabatan, diklat Bahasa Jawa dan materi-materi
lain yang terkait dengan pengembangan kualitas guru dalam mengajar,
diklat pelatihan kurikulum 2013, diklat TI dan lain-lain, baik dari Dinas
Pendidikan maupun lembaga pendidikan dan pelatihan yang lain.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam
kegiatan Pengembangan diri selanjutnya adalah melalui kegiatan
kolektif guru. Dalam kegiatan kolekif, guru akan bekerja sama dengan
sesama guru. Kegiatan kolektif mempertemukan guru dengan
pengalalam, tempat kerja dan kemampuan yang berbeda. Kegiatan ini
akan menjadi ajang bertukar pendapat dan informasi. Kegiatan kolektif
juga mampu menjadi motivasi untuk berkembang karena guru bisa
melihat kemampuan guru-guru lain.
Kegiatan kolektif yang diikuti di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan meliputi kegiatan Seminar, Workshop, serta Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP). Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan
Fina Puspitasari sebagai berikut:
“Ya saya pernah ikut kegiatan workshop peningkatan kompetensi
pedagogik guru, ya itu kami mendapatkan pengetahuan baru terkait
peningkatan pedagogik, kami mendengarkan arahan dari pembicara,
kemudaian saya ikut workshop peningkatan keprofesian
berkelanjatan, itu tentang pengenalan PKB serta bagaimana
pelaksanaannya di lapangan, kami diberi pengetahuan baru terkait
dengan kegiatan dalam PKB dan penilaianya.”
Memperkuat pendapat Fina Puspitasari terkait kegiatan kolektif
guru yang pernah dilaksanakan guru-guru SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan. Henny mengutarakan pendapatnya sebagai berikut:
“Workshop PKB itu tuntutan jamnya adalah 36 jam, kami
memperoleh materi dan tata cara ikut PKB dengan benar, kemudian
workshop peningkatan kompetensi guru, itu terkait implemtasi K13
bagaimana menerapkan kurikulum baru itu dengan benar di saat
pembelajaran, bagaimana membuat penilaian dan lain-lain.”51
51 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
55
Eling memperkuat pendapat dari kedua guru tersebut dengan
mengatakan bahwa guru pernah mengikuti kegiatan seminar nasional,
sebagai berikut:
“Saya pernah ikut seminar itu tahun terkait dengan guru inspiratif
untuk pendidikan berkarakter, ya itu tentang bagaimana menjadi
guru yang bisa menginspirasi serta menarik bagi siswa, serta
bagaimana menumbuhkan karakter yang baik, kemudian seminar
nasional. Selain itu saya juga ikut MGMP, workshop-workshop
tertentu, saya lupa materinya seperti apa, tapi dokumenya masih saya
simpan.”52
Berdasarkan data hasil wawancara serta catatan hasil
dokumentasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan PKB pengembangan diri dalam bentuk kegian kolektif guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, dilaksanakan dalam kegiatan
workshop, seminar, baik seminar nasional maupun semilokal yang
diikuti guru dari Dinas Pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG),
maupun lembaga pendidikan yang lain.
b) Publikasi Ilmiah
Kegiatan Pengembangan Keprofesian berkelanjutan dalam
bentuk publikasi ilmiah merupakan suatu bentuk kegiatan
pengembangan profesi guru yang di lakukan dalam bentuk karya tulis
ilmiah maupun laporan hasil penelitian. Kegiatan publikasi terdiri dari
kegiatan presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal serta, publikasi buku
teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau buku pedoman guru.
Berdasarkan hasil wawancara, pelaksanaan kegiatan publikasi
ilmiah belum berjalan dengan optimal. Berdasarkan data wawancara
yang diperoleh ada beberapa guru yang telah membuat karya tulis
52 Hasil wawancara dengan kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
56
ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut seperti
yang diungkapkan oleh Eling dalam hasil wawancara sebagai berikut:
“saya membuat PTK untuk keperluan syarat kenaiakan ajabatan
tugas itu juga harus dipublikasikan, dan sudah saya publikasikan. Di
upload, sekarang hardfilenya masih ada kalau mau lihat”53
Berdasarkan wawancara dalam kegiatan publikasi ilmiah belum
berjalan dengan baik karena guru belum banyak mempublikasika karya
tulis.
c) Karya Inovatif
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam bentuk
karya inovatif berdasarkan dengan ketentuannya dilakukan dalam
empat bentu kegiatan yaitu, penemuan teknologi tepat guna,
penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni,
penemuan/memodifikasi alat/media pembelajaran serta mengikutu
pelatihan/ membuat penyusunan standar, pedoman, soal pada tingkat
nasional atau propinsi.
Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh hasil bahwa
kegiatan karya inovatif di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan belum
berjalan dengan optimal. Hal tersebut diungkapkan oleh Eling sebagai
berikut:
“ya ada sebagian guru yang sudah melakukan kegiatan pembuatan
karya, mungkin sebatas membuat dan membimbing siswa-siswanya
untuk membuat media-media sederhana atau pakai itu media
elektronik Power Point atau pakai video-video dari internet, yang
tinggal pakai, kalau yang karya wah banget dan membuat sendiri
sepertinya belum mbak, mereka juga masih perlu banyak belajar”54
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Henny terkait dengan
belum optimalnya kegiatan karya inovatif sebagai berikut:
53 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
54 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil Kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
57
“Belum kalau yang inovatif sekali. Kalau saya memang suka
membuat media, kareana anak-anak suka itu” 55
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi
bahwa karya inovatif yang merupakan bentuk kegiatan dari
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) belum berjalan
dengan optimal, karena guru belum mengikuti setiap rangkaian karya
inovatif, kegiatan karya inovatif sebatas dilakukan melalui pembuatan
media pembelajaran sederhana di kelas. Media tersebut dibuat bersama-
sama dengan peserta didik selama proses pembelajaran di kelas.
c. Kenaikan Golongan atau Jabatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor : 16 Tahun 2009 BAB VI tentang
jabatan dan pangkat Pasal 12 jenjang jabatan fungsional guru adalah56:
Jenjang Jabatan Fungsional Guru dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi, yaitu: guru pertama, guru muda, guru madya, guru utama.
Sedangkan untuk jenjang pangkat guru untuk setiap jenjang jabatan ialah
a) Guru Pertama:
Penata Muda, golongan ruang III/a
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b) Guru Muda:
Penata, golongan ruang III/c
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c) Guru Madya
Pembina, golongan ruang IV/a
Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d) Guru Utama
Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
55 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019 56 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
: 16 Tahun 2009
58
Pembina Utama, golongan ruang IV/e.
Dalam implementasinya di sekolah SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan terdapat bermacam-macam jejang jabatan guru antara lain Guru
Pertama, Guru Muda, Guru Madya, Guru Utama. Menurut Eling selaku
Wakil Kepala Bidang Kurikulum memaparkan:
“jabatan fungsional yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan di
mulai dari guru pertama, guru muda, guru madya dan guru utama
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik”57
Secara implementasi SMPN 2 telah menerapakan kenaikan pangkat
atau golongan namun masih ternilai lamban atau belum optimal, karena
banyak dari individu tersebut masih menyepelekan terkait kenaikan
pangkat tersebut, para guru seringkali sudah merasa pada posisi zona aman
sehingga tetap bertahan pada posisi tersebut.
Seperti yang hal yang telah dipaparkan oleh Eling, Wakil Kepala
Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beliau memparkan
“lawan dari diri kita sendiri itu rasa aman, sudahlah di sini aja, sudah
merasakan zona nyaman, apalagi melihat usia yang sudah mulai
menua menjadikan saya semakin malas untuk mengembangkan
karier yang ada. Saya sudah bertahun-tahun tidak naik golongan atau
karier secata struktural, saya sekitar tahun 2012 itu sudah menduduki
posisi Golongan IVa, namun baru saja pada tahun 2018 saya
menduduki posisi IVb”.58
Dalam pelaksanaan yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang selatan
kendala yang seringkali dihadapi adalah rasa nyaman yang melekat pada
masing-masing individu, guru tersebut sudah merasa bahwa posisi yang
saat ini sedang ia rasakan adalah suatau keadaan yang sudah cukup
sehingga menjadikan para guru malas dan memilih bertahan di posisi
seperti itu.
57 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
58 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
59
Seperti yang telah diungkapkan oleh Fina sebagai guru di SMPN 2
Kota Tangerang Selatan beliau memaparkan:
“para guru disini sudah merasa cukup dengan karier yang dijalani
saat ini, sehingga terus berada di posisi tersebut dan malas untuk
mengembangkan”59
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pengembangan karier guru secara fungsional sudah berjalan,
namun belum semua guru telah menerapkan hal tersebut karena para guru
seringkali merasa sudah pada titik aman, dimana guru tersebut tidak
membutuhkan berkembangnya karier secara fungsional, khususnya untuk
para guru yang sudah cukup lama mengajar dan terhambat dengan usia
yang sudah tua menjadikan mereka sedikit merasa tidak perlu
mengembangkan kariernya secara fungsional.
d. Tugas-tugas Tambahan
Tugas tambahan adalah karier yang berhubungan dengan tempat
individu tersebut bekerja, suatu jabatan yang secara jelas terdapat pada
struktur organisasi. Untuk di sekolah misalnya individu tersebut menjabat
sebagai pembina Esktrakurikuler, Pembina OSIS, Wali Kelas, Wakil
Kepala Bidang atau Kepala Sekolah. Hal ini sejalan dengan yang apa yang
telah dipaparkan oleh Eling selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum
mengenai pengertiantugas tamabahan, beliau memaparkan:
“tugas tambahan itu seperti menduduki jabatan di suatu tempat.
Untuk di SMPN 2 sebagai kepala sekolah, wakil kepala bidang atau
biasanya wali kelas. untuk saat ini di smpn 2 kota tangerang selatan
sudah ada 4 wakil kepala bidang, yaitu wakil kepala bidang
kurikulum, wakil kepala bidang humas, wakil kepala bidang sarana
prasarana dan wakil kepala bidang kesiswaan.”60
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan
59 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan),
pada Jumat, April 2019
60 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
60
sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua
program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.61
Tugas tambahan yang ada atau terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan ada yang menjadi guru wali kelas, staff wakil kepala bidang yang
dapat membantu wakil kepala bidang, wakil kepala bidang dan kepala
sekolah. Untuk penetapan posisi-posisi tersebut biasanya diadakan
pemilihan, dimana nanti akan terdapat 4 orang guru teratas yang nantinya
guru tersebut akan menduduki posisi wakil kepala bidang (Kurikulum,
Kesiswaan, Sarana dan Prasarana dan Hubungan Masyarakat).
Berikut ini pemaparan dari Puspitasari, selaku guru Bahasa Inggris
mengenai tugas tambahan yang ada di SMPN 2 Kota tangerang Selatan:
“Secara organisasi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan di ada yang
sebagai Wali Kelas, Staff Wakil Kepala Bidang yang biasanya ada
2-3 orang yang membantu kepala bidang, Wakil Kepala Bidang dan
Kepala Sekolah. Posisi-posisi tersebut biasanya diadakan pemilihan,
dimana nanti akan terdapat 4 orang guru teratas yang nantinya guru
tersebut akan menduduki posisi wakil kepala bidang (Kurikulum,
Kesiswaan, Sarana dan Prasarana dan Hubungan Masyarakat) dan
nanti disesuaikan kembali kepada kemampuan serta pengalaman
guru tersebut, ditentukan kepada tempat yang sesuai biar cocok
menduduki posisi tersebut” 62
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan untuk saat ini untuk beberapa
posisi tugas tambahan masih ada beberapa posisi yang di duduki oleh guru
tersebut secara terus menerus. Para guru baru atau yang dalam usia karier
muda belum memulai awal karirnya, biasanya para guru muda memulai
karier dngan menjadi staff wakil kepala bidang, yang nantinya akan
menaiki posisi wakil kepala bidang karena di rasa sudah layak dan
memiliki kemampuan untuk menjalnkan posisi tersebut. Berikut ini
pemaparan dari Eling Subekti selaku Wakil Kepala Bidang kurikulum
61 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) 62 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Jumat, April 2019
61
mengenai karier struktural yang terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan::
“suatu jabatan itu memerlukan pengakuan, kalau terus menerus guru
itu yang menjabat jadi kita tidak bisa tau apakah memang masih
layak atau bagaimana, namun pastinya guru tersebut tetap harus
memberikan prestasi kerja yang baik. Untuk para guru pemula
biasanya saya ajak untuk menjadi bagian dari staff wakil kepala
bidang, yang nantinya dia bisa belajar dan akan bisa menduduki
posisi ersebut, sama hal nya dengan saya, dulu saya adalah staffnya
Tugiman, wakil kepala bidang kurikulum dan untuk saat ini saya
menjadi wakil kepala bidang kurikulum”63
Sekolah merupakan lingkungan kehidupan yang bersifat dinamis
dengan segala persoalan yang tidak mengenal waktu dan tempat. Untuk
mengatasi berbagai persoalan yang ada, kepala sekolah dapat berfungsi
dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administartor dan Supervisor,
pemimpin/Leader, Motivator.64
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penerapan tugas tambahan di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan sudah memenuhi standar, karena sudah sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7)
menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program
keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.65
Dalam implementasinya beberapa tugas tambahan ini tergambar
dalam struktur organisasi sekolah. Tugas tambahan ini merupakan
“jabatan” yang diberikan kepada guru untuk mengefektifkan pengelolaan
di sekolah. Berdasarkan hasil penelusuran observasi, dokumentasi dan
wawancara dengan beberapa informan, penelitian ini menemukan antara
lain:
63 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, Wakil Kepala Bidang Kurikulum pada tanggal 10
April 2019 64 Dokumen, Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah SMPN 2 Kota Tangerang Selatan 65 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7)
62
1) Secara tersirat tugas tambahan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
Guru yang ada di sana dapat manata kariernya dengan jalur karier yang
dimulai dari: Guru pembina Ekstrakurikuler→ Wali Kelas → Staff
Wakil Kepala Bidang→ Wakil Kepala Bidang → Kepala Sekolah.
2) Belum adanya standar operasional baku yang mengatur menyebabkan
para guru pemula tidak memiliki rencana karier terutama ketika sudah
ditempatkan pada sebuah sekolah.
3) Masih ada beberapa posisi tugas tambahan di duduki oleh guru tersebut
secara terus menerus.
4) Pangkal tolak jalur karier seorang guru adalah prestasi kerja dalam
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Berikut adalah bagan karier Guru secara struktural di SMPN 2 Kota
Tagerang Selatan:
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Bidang
Staff Kepala Bidang
Wali Kelas
Pembina Esktrakurikuler
Gambar 4.2
Jalur Karier Guru secara Organisasi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Prestasi Kerja
Umpan balik
Penilaian Prestasi
Kerja
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya pengembangan
jabatan fungsional guru secara optimal. Pihak sekolah melakukan strategi untuk
pengembangan, hal yang pihak sekolah lakukan ialah melalui pendidikan dan
pelatihan, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), kenaikan golongan
dan tugas-tugas tambahan.
Dalam pendidikan dan pelatihan SMPN 2 kota Tangerang Selatan
memfasilitasi dengan memperbolehkan mengikuti seminar dan dengan adanya
MGMP, untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif, dalam kenaikan
golongan pihak sekolah selalu memotivasi para guru agar tetap bersemangat
untuk terus meningkatkan dan tugas-tugas tamabahan yang diberikan antara lain
ada beberapa guru yang diberikan amanah sebagai wakil kepala bidang.
Dengan beberapa strategi tersebut dapat mendorong dan menjadikan para
guru lebih bersemangat untuk tetap terus melakukan pengembangan. Namun ,
pengembangan tersebut masih mengalami beberapa faktor kendala yang
menjadikan pengembangan tersebut terhambat atau belum mengalami
peningkatan secara yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
individu guru yang belum berkeinginan besar untuk tetap terus melakukan
pengembangan.
B. Saran
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya lebih banyak lagi mencari informasi terkait
pelatihan, tidak hanya seputar pelatihan tentang pendidikan tetapi juga dalam
hal lainnya, misalnya hal yang berhubungan dengan organisasi. Sehingga
para guru menjadi atusias sebagia bentuk perhatian lebih dari pihak sekolah
kepada mereka.
64
Kepala sekolah sebaiknya mengadakan pengkaderan agar dapat menilai
guru mana saja yang memiliki potensi dan bakat kepemimpinan yang
nantinya bisa diusulkan jika saatnya rotasi jabatan atau regenerasi. Hal ini
bertujuan agar nantinya kepemimpinan tidak mengalami perubahan dan
pastinya akan membuat gaya kepemimpinan baru sehingga terjadi pengaruh
yang positif, semangat, dan pastinya yang diharapkan adalah pemimpin baru
akan memicu para guru untuk lebih berinovasi.
Kepala sekolah sudah bagus dalam memimpin dan telah memberikan
izin serta kesempatan seluas-luasnya untuk guru yang ingin terus
megembangankan kariernya seperti mengikuti pelatihan di luar sekolah dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Bagi Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala bidang ada baiknya terus giat mencari informasi agar
dapat menggantikan posisi kepala sekolah dalam memberikan pengetahuan
maupun informasi kepada para guru karena kepala sekolah tidak selalu berada
di sekolah, dan sebaiknya para wakil kepala bidang diberikan porsi pelatihan
yang lebih banyak karena pada nantinya bisa menggantikan jabatan sebagai
kepala sekolah.
3. Bagi Guru
Sebagai tenaga pendidik guru harus mempunyai rancangan karier
sendiri, rancangan karier akan membuat bersemangat dalam bekerja untuk
mencapai tahapan karier yang telah ia telah buat.
Guru sebagai tenaga pendidik sebaiknya rajin mengikuti pelatihan yang
ada. Sebagai seorang pendidik yang professional guru harus siap ditempatkan
pelatihan dimana saja karena hal tersebut sangat berguna untuk meningkatkan
kreatifitas, inovasi, dan profesionalisma dirinya dalam mengajar. Guru harus
mampu berorganisasi karena kelak jika ada kesempatan untuk di promosikan
naik jabatan menjadi wakil kepala sekolah maupun kepala sekolah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabbar, Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Azizah, Monica Bramel Ari. Skripsi Implementasi Program Pengembangan Karier
Guru dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat.
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Fuad, Nurhattati. Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jakarta: Raja
Garfindo Persada, 2014.
Ghani, Abd. Rahman A. Metode Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014.
Gomes, Faustino Cardoso. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: ANDI,
2003.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2010.
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Kaswan, Career Development (Pengembangan Karir untuk Mencapai Kesuksesan
dan Kepuasan), Bandung: Alfabeta, 2014.
Kurniawan, Septian Aji. Skripsi Pengembangan Karier Guru di SMP PGRI 1 Kota
Bekasi. Jakarta: Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Jakarta, 2015.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Mangkuprawira, Sjafari. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor:
Ghaklia Indonesia, 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
66
Nope, Nelson Bastian. Mutasi Pejabat Fungsional ke dalam Jabatan Struktural di
Era Otonomi Daerah. Jurnal Yustisia: Vol. 4 No. 2 Mei – Agustus 2015.
Nurhakim, Rusman dan Abd Rahman, Panduan Pengembangan Profesi Guru dan
PTk, Depok: Karima, 2010.
Panggabean, Mutiara. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000.
Permenag PAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
Permenpan Nomor 16 Tahun 2009.
Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang Guru dan Dosen, Salinan UU No
14 Tahun 2005 BAB II Pasal 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, Bagian Ketujuh :
Promosi, Pasal 36
Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005 (Pasal 1 : 72).
Payong, M.R, Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT Indeks, 2011.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 2015.
Prihatna, N & Sukamto,T, Pengembangan Profesi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Rival, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pres, 2009.
Sastrohadiwiryo, S. Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Sofyadi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
Soedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pt Reflika Aditama,
2007.
67
Subekhi, Akhamd dan M Jauhar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Presatasi Pustaka, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekata Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sutrisno, Edy.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenamedia Group,
2009.
Suradji, Manajemen Kepegawaian Negara (Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara - Republik
Indonesia, 2006.
Syukur, Fatah. Manajemen Sumber Daya Manusi. Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra, 2012.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Pasal 31 : 26)
Widodo, Suparno Eko, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Wulandari, Siska. skripsi Pengembangan Karier Guru di SDIT Al Muhajirin.
Universitas Negeri Jakarta, 2012.
Yusuf, Burhanuddin. Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015.
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
69
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
70
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
71
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
72
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
1. Strategi apa saja yang diterapkan untuk menunjang pengembangan karier
guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Pendidikan dan pelatihan
1. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang di terapkan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan Pendidikan dan pelatihan?
3. Bagaimanakah pandangan dan manfaat Pendidikan dan pelatihan?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui salah satu program pengembangan
profesi berupa PKB? Apakah pengertian PKB?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan pengembangan diri?
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan kolektif seperti seminar,
workshop, koloqium, KKG, PKG dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
4. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat teknologi tepat guna, membuat karya
seni dalam bidang pendidikan mengikuti program penyusunan standar
soal/evaluasi, pembuatan media pembelajaran?
5. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat atau memodifikasi alat/media
pembelajaran?
6. Apakah alasan Bapak/Ibu guru dalam mengikuti program/kegiatan PKB?
Kenaikan Golongan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian karier secara fungsional atau kenaiakan
golongan?
73
2. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi latar belakang penerapan karier
secara fungsional di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana penerapan karier secara fungsional yang di terapkan oleh SMPN
2 Kota Tangerang Selatan?
Tugas-tugas Tambahan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian tugas tambahan?
2. Apa yang menjadi latar belakang penerapan tugas tambahan di SMPN 2
Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana penerapan tugas tambahan yang di terapkan oleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
74
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Bidang SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Kartini Eling Subekti, S.Pd
Jabatan : Wakil Kepala Bidang Kurikulum
Strategi apa saja yang diterapkan untuk menunjang pengembangan karier guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: Strategi yang di gunakan melalui pendidikan dan pelatiham, Pengembanagn
Keprofesian Berkelanjutan, kenaikan golongan dan tugas-tugas tambahan.
A. Pendidikan dan pelatihan
1. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang di terapkan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara nyata perubahan perilaku itu
berbentuk peningkatan mutu kemampuan dari sasaran pendidikan dan
pelatihan. seminar, workshop dan diperbolehkan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan lebih tinggi
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan Pendidikan dan pelatihan?
Jawab: Pasti pernah
3. Bagaimanakah pandangan dan apa manfaat dan manfaa Pendidikan dan
pelatihan?
Jawab: SMPN 2 Kota Tangerang Selatan selalu melakukan pelatihan setiap
awal tahun, untuk mengupgrade kemampuan para guru dan sebagai salah satu
sarana untuk refreshing dari penatnya kegiatan. Selain itu kmai juga selalu
memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengikuti workshop atau
seminar yang dinas adakan atau lembaga lainnya, yang tenunya itu sangat
dibutuhkan oleh para guru sebagia salah satu persyaratan untuk kenakan
pangkat atau sertifikasi
75
B. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui salah satu program pengembangan
profesi berupa PKB? Apakah pengertian PKB?
Jawab: PKB itu sendiri merupakan salah satu program dari Pemerintah atau
Dinas, ya yang dilakukan secara terencana, dan bertahap , selama guru masih
berstatus sebagai PNS, kegiatannya ada banyak macamnya, kaya diklat itu,
dan kegiatan ini ditujukan agar guru lebih profesional dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Mungkin seperti itu, yang saya
ketahui
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan pengembangan diri?
Jawab: Pernah, ya itu salah satu program pengembangan profesional bagi
guru-guru, kegiatannya ada bermacam-macam seperti seminar dan diklat
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan kolektif seperti seminar,
workshop, koloqium, KKG, PKG dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
Jawab: Sudah pasti pernah, kegiatan tersebut sangata bermanfaat
4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan publikasi ilmiah atau membuat
karya inovatif ?
Jawab: Untuk publikasi ilmiah paling tidak seperti setelah pemuatan PTK
terus kita bantu sebarkan ke teman-teman guru
5. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat atau memodifikasi alat/media
pembelajaran?
Jawab: Paling tidak membuat media untuk pmbelajaran di dalam kelas
6. Apakah alasan Bapak/Ibu guru dalam mengikuti program/kegiatan PKB?
Jawab: Alasannya sudah pasti itu untuk pengembangan individu masing-
masing, sebagai jalan juga untuk jalan karier kita, menambah wawasan
C. Kenaikan Golongan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian karier secara fungsional atau kenaiakan
golongan?
Jawab: jabatan fungsional yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan di
mulai dari guru pertama, guru muda, guru madya dan guru utama yang
76
mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik
2. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi latar belakang penerapan karier secara
fungsional di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: Seesuai dengan peraturan atau regulasi pemerintah saja
3. Bagaimana penerapan karier secara fungsional yang di terapkan oleh SMPN
2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: lawan dari diri kita sendiri itu rasa aman, sudahlah di sini aja, sudah
merasakan zona nyaman, apalagi melihat usia yang sudah mulai menua
menjadikan saya semakin malas untuk mengembangkan karier yang ada.
Saya sudah bertahun-tahun tidak naik golongan atau karier secata struktural,
saya sekitar tahun 2012 itu sudah menduduki posisi Golongan IVa, namun
baru saja pada tahun 2018 saya menduduki posisi IVb
D. Tugas-tugas Tambahan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian tugas tambahan?
Jawab: tugas tambahan itu seperti menduduki jabatan di suatu tempat. Untuk
di SMPN 2 sebagai kepala sekolah, wakil kepala bidang atau biasanya wali
kelas. untuk saat ini di smpn 2 kota tangerang selatan sudah ada 4 wakil
kepala bidang, yaitu wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang
humas, wakil kepala bidang sarana prasarana dan wakil kepala bidang
kesiswaan
2. Apa yang menjadi latar belakang penerapan tugas tambahan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: sesuai aja sama peraturan pmerintah
3. Bagaimana penerapan tugas tambahan yang di terapkan oleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: suatu jabatan itu memerlukan pengakuan, kalau terus menerus guru
itu yang menjabat jadi kita tidak bisa tau apakah memang masih layak atau
bagaimana, namun pastinya guru tersebut tetap harus memberikan prestasi
kerja yang baik. Untuk para guru pemula biasanya saya ajak untuk menjadi
77
bagian dari staff wakil kepala bidang, yang nantinya dia bisa belajar dan akan
bisa menduduki posisi ersebut, sama hal nya dengan saya, dulu saya adalah
staffnya Tugiman, wakil kepala bidang kurikulum dan untuk saat ini saya
menjadi wakil kepala bidang kurikulum
78
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Fina Puspitasari, S.Pd
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Strategi apa saja yang diterapkan untuk menunjang pengembangan karier guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: Strategi yang di gunakan melalui pendidikan dan pelatiham, Pengembanagn
Keprofesian Berkelanjutan, kenaikan golongan dan tugas-tugas tambahan.
A. Pendidikan dan pelatihan
1. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang di terapkan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Pendidikan dan pelatihan seperti seminar, workshop dan
diperbolehkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan Pendidikan dan pelatihan?
Jawab: Pasti pernah
3. Bagaimanakah pandangan dan apa manfaat dan manfaa Pendidikan dan
pelatihan?
Jawab: Pendidikan dan pelatihan yang sekolah selanggarakan sangat
bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri. Saya pernah mendapatkan
kesempatan untuk melakukan Pelatihan Nasional sebagai perwakilan guru
untuk Provinsi. Hal tersebut sangat memotivasi saya, membuat saya
bersemangat mengajar kembali, dan juga pastinya menambah wawasan dan
ilmu pengtahuan yang nantinya akan bermanfaat untuk kegiatan belajar dan
mengajar, apalagi saat ini untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi di
perlukan beberapa persyaratan seperti mengikuti pendidikan dan pelatihan
79
B. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui salah satu program pengembangan
profesi berupa PKB? Apakah pengertian PKB?
Jawab: tugas pengembangan profesi guru yang sedang berjalan saat ini,
kegiatannya bermacam-macam, terencana, bertahap dan berkelanjutan, jadi
tidak cukup sekali, guru harus terus aktif selama masih jadi guru. Sehingga
nanti diharapkan guru lebih profesional, lebih mumpuni saat mengajar
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan pengembangan diri?
Jawab: Pernah, ya itu salah satu program pengembangan profesional bagi
guru-guru, kegiatannya ada bermacam-macam seperti seminar dan diklat
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan kolektif seperti seminar,
workshop, koloqium, KKG, PKG dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
Jawab: Pernah, bermanfaat sekali kegiatan terebut
4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan publikasi ilmiah atau membuat
karya inovatif ?
Jawab: Masih belum secara baik untuk publikasi ilmiah
5. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat atau memodifikasi alat/media
pembelajaran?
Jawab: Alat pembelajara suatu sarana yang mendukung dalam pembelajaran
setidaknya, ketika kita memebutuhkan bahan ajar
6. Apakah alasan Bapak/Ibu guru dalam mengikuti program/kegiatan PKB?
Jawab: Alasannya pasti memberikan feedback atau manfaat untuk saya,
banyak ilmu pemgalaman dn pembelajaran yang dapat saya ambil pelajaran
dan terapkan
C. Kenaikan Golongan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian karier secara fungsional atau kenaiakan
golongan?
Jawab: Fungional ya guru itu sendiri, fungsinya sebgai guru mendidik
mengajar dll
80
2. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi latar belakang penerapan karier secara
fungsional di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: eesuai dengan peraturan atau regulasi pemerintah saja
3. Bagaimana penerapan karier secara fungsional yang di terapkan oleh SMPN
2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: para guru disini sudah merasa cukup dengan karier yang dijalani saat
ini, sehingga terus berada di posisi tersebut dan malas untuk mengembangkan
D. Tugas-tugas Tambahan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian tugas tambahan?
Jawab: suatu jabatan yang secara jelas terdapat pada struktur organisasi
2. Apa yang menjadi latar belakang penerapan tugas tambahan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Peraturann pemerintah saja
3. Bagaimana penerapan tugas tambahan yang di terapkan oleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Tugas tambahan ada yang sebagai Wali Kelas, Staff Wakil Kepala
kepala bidang, Wakil Kepala Bidang dan Kepala Sekolah. Posisi-posisi
tersebut biasanya diadakan pemilihan, dimana nanti akan terdapat 4 orang
guru teratas yang nantinya guru tersebut akan menduduki posisi wakil kepala
bidang dan nanti disesuaikan kembali kepada kemampuan serta pengalaman
guru tersebut, ditentukan kepada tempat yang sesuai
81
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Henny, M.Pd
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Strategi apa saja yang diterapkan untuk menunjang pengembangan karier guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: Strategi yang di gunakan melalui pendidikan dan pelatiham, Pengembanagn
Keprofesian Berkelanjutan, kenaikan golongan dan tugas-tugas tambahan.
A. Pendidikan dan pelatihan
1. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang di terapkan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Pendidikan dan pelatihan seperti seminar, seminar, workshop dan
diperbolehkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi
Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan Pendidikan dan pelatihan?
Jawab: Pasti pernah
2. Bagaimanakah pandangan dan apa manfaat dan manfaa Pendidikan dan
pelatihan?
Jawab: Saya selalu diberikan izin oleh kepala sekolah atau atau pihak sekolah
untuk mengikuti kegiatan pendidikan ataupun pelatihan asalkan hal tersebut
merupakan hal positif dan akan berdampak baik bagi saya, teman-teman guru
lainnya, serta para peserta didik
B. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui salah satu program pengembangan
profesi berupa PKB? Apakah pengertian PKB?
Jawab: tugas pengembangan profesi guru yang sedang berjalan saat ini,
kegiatannya bermacam-macam, terencana, bertahap dan berkelanjutan, jadi
tidak cukup sekali, guru harus terus aktif selama masih jadi guru. Sehingga
nanti diharapkan guru lebih profesional, lebih mumpuni saat mengajar
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan pengembangan diri?
82
Jawab: Sudah, sepertinya itu kegiatan pengembangan profesi seperti diklat,
seminar yang ditujukan untuk guru-guru, biasanya di undang dari dinas
pendidikan, biar lebih profesional saat mengajar di kelas
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan kolektif seperti seminar,
workshop, koloqium, KKG, PKG dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
Jawab: Iya pernah, kegiatan sepeti seminar dsb bermanfaat untuk saya dan
menambah wawasan baru
Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kegiatan publikasi ilmiah atau membuat
karya inovatif ?
Jawab: Kalau untuk publikasi ilmiah paling saya buat suatu karya terus
mengajarkan kepada murid-murid
4. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat atau memodifikasi alat/media
pembelajaran?
Jawab: Belum pernah yang secara besar sih, seperti memebuat media
pembelajaran aja
5. Apakah alasan Bapak/Ibu guru dalam mengikuti program/kegiatan PKB?
Jawab: Mengikuti PKB patinya bermanfaat untuk diri sendiri dan juga
sekolah, dengan PKB banyak sekali ilmu dan pengalaman yang di dapat
C. Kenaikan Golongan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian karier secara fungsional atau kenaiakan
golongan?
Jawab: Secara fungsional mengajar mndidik peserta didik, dan kenaiakan
jabatan atau golongan itu kitanya sebagai gur PNS sudah di posisi mana
2. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi latar belakang penerapan karier secara
fungsional di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: eesuai dengan peraturan atau regulasi pemerintah saja
3. Bagaimana penerapan karier secara fungsional yang di terapkan oleh SMPN
2 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: para guru disini sudah merasa cukup dengan karier yang dijalani saat
ini, sehingga terus berada di posisi tersebut dan malas untuk mengembangkan
83
D. Tugas-tugas Tambahan
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian tugas tambahan?
Jawab: suatu jabatan yang secara jelas terdapat pada struktur organisasi
2. Apa yang menjadi latar belakang penerapan tugas tambahan di SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: Peraturann pemerintah saja
3. Bagaimana penerapan tugas tambahan yang di terapkan oleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan?
Jawab: tambahan ada yang sebagai Wali Kelas, Staff Wakil Kepala Bidang
rang yang membantu kepala bidang, Wakil Kepala Bidang dan Kepala
Sekolah.
84
Lampiran 7 Uji Referensi
85
86
87
88
89
90
Lampiran 8 Guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
91
Lampiran 9 Akreditasi Sekolah
92
Lampiran 10 Surat Tugas Pelatihan
93
Lampiran 11 Surat Undangan Pelatihan
94
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian
95
96
Lampiran 13 Biodata Penulis
Atika Fitri Ana, lahir di Banyumas, 09
Februari. Putri dari pasangan Bapak
Darminto dan Ibu Sudiyah. Penulis
merupakan putri sulung dari dua bersaudara.
Alamat email penulis yaitu:
a.atikafitriana@gmail.com.
Penulis menempuh pendidikan diantaranya
di SDN Cirendeu II, SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan, MAN 11 Jakarat dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2019.
Jurusan Manajemen Pendidikan pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan
lulus dengan menyandang gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). Penulis bercita-cita untuk melanjutkan studi dibidang
Manajemen Pendidikan dan turut berkontribusi dalam membangun kemajuan
pendidikan di Indonesia melalui mendirikan sebuah Bimbingan Belajar. Penulis
pernah aktif dalam organisasi intra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Manajemen Pendidikan, Unit Kegiatam Mahasiswa (UKM) Himpunan Qari
dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) dan beberapa aktivitas lainnya. Dengan
ketekunan dan motivasi untuk terus belajar, berusaha dan memperbaiki diri, penulis
telah menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga dengan adanya karya ini mampu
memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Aamiin ya Rabbal alamin.
top related