statistik nilai tukar petani prov papua barat 2009.pdf
Post on 30-Jun-2015
190 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
STATISTIK NILAI TUKAR PETANI PROVINSI PAPUA BARAT
Farmer Term of Trade Statistics
in Papua Barat Province Government
2008-2009
BPS Provinsi Papua Barat BPS – Statistics of Papua Barat Province
STATISTIK NILAI TUKAR PETANI
PROVINSI PAPUA BARAT
Farmer Term of Trade Statistics
in Papua Barat Province Government
2008-2009 Anggota Tim Penyusun Penanggung Jawab : Ir. TANDA SIRAIT, M.M Editor : SUTIYO, SE Penulis : FX. WAHYONO, A.Md Pengolah Data : FX. WAHYONO, A.Md
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2008-2009 Farmer Term of Trade Statistics in Papua Barat Province Government, 2008-2009 ISSN : No. Katalog / Catalogue Number : 7101001.9100 No. Publikasi / Publication Number : 91100.10.06 Ukuran Buku / Book Size :21,5 Cm x 16,5 Cm Jumlah Halaman / Total Pages : vi Romawi + 57 Halaman / Pages Naskah / Manuscript : BPS Provinsi Papua Barat BPS – Statistics of Papua Barat Province Penyunting / Editor : Bidang Statistik Distribusi Statistical Distribution Division Gambar Kulit / Cover Design : Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Statistical Integrated Processing and Dissemination Divission Diterbitkan Oleh / Published by : BPS Provinsi Papua Barat BPS – Statistics of Papua Barat Province Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference in the source
Puji syEsa dengan tePapua Barat Badan Pusat publikasi lanju
Data yNilai Tukar PHarga Yang subsektor/kelokonsep dan pemakai data ini.
Kami mmemenuhi kebyang konstrupengembangan
Terimamembantu terw
KATA
yukur patut diperselesaikannya Tahun 2008-20Statistik (BPS)utan dari publik
yang disajikan dPetani, Indeks H
Dibayar Petanompok komoditidefinisi, serta dapat memaham
menyadari bahwbutuhan pemaka
uktif sangat din pada masa yan
a kasih disampwujudnya publik
A PENGANTA
panjatkan kehadpublikasi “Nila
009” ini. Publik) Provinsi Papuasi sebelumnya.
dalam publikasHarga Yang Diteni yang masingi. Publikasi ini julasan singkat
mi muatan yang
wa publikasi ini ai data. Oleh kaiharapkan untung akan datang.
paikan kepada skasi ini.
ManokwarKepala B
Provin
Ir. TanNIP
AR
dirat Tuhan Yaai Tukar Petanikasi ini diterbitua Barat dan m.
i ini adalah daerima Petani, dag-masing terbauga memuat met, dengan makg tersaji dalam
belum sepenuhnarena itu saran duk penyempurn
semua pihak ya
ri, September adan Pusat Statinsi Papua Barat,
nda Sirait, M.MP. 340005623
ang Maha i Provinsi tkan oleh
merupakan
ata Indeks an Indeks gi dalam etodologi, ksud agar
publikasi
nya dapat dan kritik naan dan
ang telah
2010 istik ,
M
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................
DAFTAR ISI .........................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................
DAFTAR GRAFIK ...............................................................
DAFTAR LAMPIRAN TABEL ...........................................
DAFTAR LAMPIRAN GRAFIK .........................................
Halaman
i
ii
iv
v
vi
viii
BAB
BAB
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...............................................
1.2 Arti Angka NTP .............................................
1.3 Kegunaan ........................................................
1.4 Ruang Lingkup ...............................................
II. Konsep Dan Definisi
2.1 Nilai Tukar Petani ..........................................
2.2 Indeks Harga Yang Diterima Petani ...............
2.3 Indeks Harga Yang Dibayar Petani ................
2.4 Petani ..............................................................
2.5 Harga Yang Diterima Petani ..........................
2.6 Harga Yang Dibayar Petani ............................
2.7 Pasar ...............................................................
2.8 Harga Eceran Pedesaan ..................................
1
3
5
6
8
8
8
8
9
9
9
10
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 iii
BAB
BAB
BAB
BAB
2.9 Paket Komoditas ............................................
2.10 Penimbang ......................................................
2.11 Tahun Dasar ...................................................
III. Metodologi
3.1 Metodologi Pengumpulan Data .....................
3.2 Pemilihan Sampel (Kabupaten) .....................
3.3 Metode Penghitungan NTP ............................
IV. Diagram Timbang Indeks
4.1 Paket komoditas dan Diagram Timbang ........
4.1.1. Penyusun Paket Komoditas......................
4.1.2. Penyusun Diagram Timbang....................
V. Klafikasi Indeks
5.1 Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) ........
5.2 Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) .........
VI. Ulasan Singkat
6.1 Nilai Tukar Petani (NTP) ...............................
6.2 Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) ........
6.3 Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) .........
10
10
11
12
14
15
24
24
26
31
32
35
40
44
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Produk Domestik Regional bruto Provinsi
Papua Barat Atas Harga Berlaku Dan Struktur
Menurut Sektor Usaha Tahun 2009 (Juta
Rupiah) ...............................................................
36
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1
Grafik 2
Grafik 3
Indeks Harga yang Diterima Petani (lt), Indeks
Harga yang Dibayar Petani (lb), Nilai Tukar
Petani Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100) .........................................................
Indeks yang Diterima Petani Provinsi Papua
Barat Menurut Subsektor Tahun 2009
(2007=100) .........................................................
Indeks Harga yang Dibayar Petani Provinsi
Papua Barat Menurut Sektornya Tahun 2009
(2007=100)..........................................................
38
41
44
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 vi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Indeks Harga yang Diterima Petani (lt), Indeks
Harga yang Dibayar Petani (lb), Indeks Nilai
Tukar Petani di Provinsi Papua Barat Tahun
2008-2009 (2007=100) .......................................
Indeks Harga yang Diterima Petani Dirinci
Menurut Subsektor di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008-2009 (2007=100) ...........................
Indeks Subsektor Tanaman Pangan Dirinci
Menurut Kelompok Usaha di Provinsi Papua
Barat Tahun 2008-2009 (2007=100) ..................
Indeks Subsektor Hortikultura Dirinci Menurut
Kelompok Usaha di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008-2009 (2007=100) ...........................
Indeks Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
Dirinci Menurut Kelompok Usaha di Provinsi
Papua Barat Tahun 2008-2009 (2007=100) .......
Indeks Subsektor Peternakan Dirinci Menurut
Kelompok Usaha di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008-2009 (2007=100) ...........................
53
54
55
56
57
58
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 vii
Tabel 2.5
Tabel 3
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Indeks Subsektor Perikanan Dirinci Menurut
Kelompok Usaha di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008-2009 (2007=100) ...........................
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) Dirinci
Menurut Sektor di Provinsi Papua Barat Tahun
2008-2009 (2007=100) .......................................
Indeks Subsektor Konsumsi Rumah Tangga
(KRT) Dirinci Menurut Kelompok Barang di
Provinsi Papua Barat Tahun 2008-2009
(2007=100)..........................................................
Indeks Subsektor Biaya Produksi dan
Penambahan Barang Modal Dirinci Menurut
Kelompok Barang di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008-2009 (2007=100) ...........................
59
60
61
62
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 viii
DAFTAR LAMPIRAN GRAFIK
Halaman
Grafik 1
Grafik 2
Grafik 3
Grafik 4
Grafik 5
Grafik 6
Indeks Harga yang Diterima Petani (lt), Indeks
Harga yang Dibayar Petani (lb), Nilai Tukar
Petani Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100) .........................................................
Indeks yang Diterima Petani Provinsi Papua
Barat Menurut Subsektor Tahun 2009
(2007=100) .........................................................
Indeks Harga yang Dibayar Petani Provinsi
Papua Barat Menurut Sektornya Tahun 2009
(2007=100)..........................................................
Indeks Harga Subsektor Tanaman Pangan (TP)
Menurut Kelompok Usaha di Provinsi Papua
Barat Tahun 2009 (2007=100) ...........................
Indeks Harga Subsektor Hortikultura Menurut
Kelompok Usaha di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009 (2007=100) ..................................
Indeks Harga Subsektor Peternakan Menurut
Kelompok Usaha di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009 (2007=100) ...................................
38
41
44
48
49
50
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009 ix
Grafik 7
Grafik 8
Indeks Sektor Konsumsi Rumah Tangga (KRT)
Menurut Kelompok Barang di Provinsi Papua
Barat Tahun 2009 (2007=100) ..........................
Indeks Sektor Biaya Produksi dan Penambahan
Barang Modal Menurut Kelompok Barang di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009 (2007=100) ..
51
52
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan tujuan
kebijakan Pemerintah Indonesia. Adapun hakikat sosial dari
pembangunan itu sendiri adalah upaya peningkatan kesejahteraan
bagi seluruh penduduk Indonesia. Mengingat bahwa sekitar 64 persen
penduduk Provinsi Papua Barat masih menggantungkan hidupnya
pada sektor pertanian dan bertempat tinggal di daerah pedesaan,
maka sangat diharapkan sektor pertanian ini dapat merupakan motor
penggerak pertumbuhan yang mampu meningkatkan pendapatan para
petani dan mampu mengentaskan kemiskinan di Provinsi Papua
Barat.
Untuk melihat keberhasilan pembangunan di Provinsi Papua
Barat, selain data tentang pertumbuhan ekonomi juga diperlukan data
pengukur tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah
satu indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan petani
adalah Nilai Tukar Petani (NTP).
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
2
Yang dimaksud dengan Nilai Tukar Petani adalah rasio antara
indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang
dibayar petani (Ib) dalam persentase. It merupakan suatu indikator
tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan, sedangkan
Ib dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi maupun produksi.
Bila It atau Ib lebih besar dari 100, berarti It atau Ib lebih tinggi
dibandingkan It atau Ib pada tahun dasar.
Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar
barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan
barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan
keperluan dalam memproduksi produk pertanian.
Sejak tahun 2008, Badan Pusat Statistik menyusun NTP
menggunakan tahun dasar 2007=100 untuk sub sektor tanaman
pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan
perikanan.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
3
1.2 Arti Angka NTP
NTP merupakan nilai tukar (term of trade) antara
barang/produksi pertanian dengan barang-barang konsumsi dan
faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam
persen. NTP berfluktuasi dari waktu kewaktu tergantung dari
perkembangan harga barang yang dijual petani (It) dan barang dan
jasa yang dikonsumsi petani (Ib). Apabila harga produk pertanian
yang dihasilkan petani naik dengan persentase lebih besar dari
persentase kenaikan barang dan jasa yang dibayar petani, dengan
asumsi volume produksi tidak berkurang, maka NTP naik, dengan
sendirinya pendapatan petani naik relatif lebih besar dari kenaikan
pengeluaran atau terjadi surplus. Dengan demikian secara konseptual,
hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat
erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk
menunjukkan perkembangan tingkat kesejahteraan petani.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
4
Secara umum ada tiga macam pengertian NTP yaitu :
1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga
produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsi.
Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya;
dengan demikian petani mendapatkan pendapatan lebih
setelah dikurangi biaya konsumsi rumah tangga dan biaya
usaha tani.
2. NTP = 100, berarti petani mengalami impas/break even.
Kenaikan/penurunan harga produksi sama dengan persentase
kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Tingkat
kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan.
3. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga
produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan
harga barang konsumsi. Petani tidak mampu menutupi biaya
hidup rumah tangganya dan biaya usaha dari hasil pertanian
yang diperolehnya.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
5
1.3 Kegunaan
Kegunaan NTP antara lain adalah:
a. Dari indeks harga yang diterima petani (It) dapat dilihat
fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.
Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam
pendapatan sektor pertanian.
b. Dari kelompok konsumsi rumah tangga dalam indeks harga
yang dibayar petani (Ib), dapat digunakan untuk melihat
fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani
yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di
pedesaan.
c. Nilai Tukar Petani mempunyai kegunaan untuk mengukur
kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk
yang dibutuhkan petani dalam memproduksi. Hal ini terlihat
bila dibandingkan dengan kemampuan tukarnya pada tahun
dasar. Dengan demikian, NTP dapat dipakai sebagai salah
satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
6
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penghitungan Nilai Tukar Petani yaitu :
a Cakupan Komoditas
Data komoditas pertanian yang dimonitor perkembangan
harganya untuk penghitungan NTP meliputi produk-produk pertanian
yang termasuk dalam: (1) Subsektor tanaman bahan makanan (TBM)
seperti padi, palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan, (2) produk-
produk pertanian yang termasuk dalam subsektor tanaman
perkebunan rakyat (TPR) seperti: pala, kelapa, kelapa sawit dan
kakao/coklat. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antar daerah
tergantung dari perkebunan apa yang ditanam petani di daerahnya.
Disamping TBM dan TPR juga subsektor peternakan dan perikanan.
Hal ini juga disebabkan sebagian penduduk di Provinsi Papua Barat
bermata pencarian di dua subsektor tersebut.
b Cakupan Wilayah
Wilayah yang tercakup dalam penghitungan NTP secara
nasional meliputi 32 provinsi, salah satunya di Provinsi Papua Barat
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
7
yang meliputi 7 kabupaten yaitu: Manokwari, Teluk Bintuni, Fakfak,
Kaimana, Raja Ampat, Sorong Selatan dan Sorong.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
8
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
Beberapa konsep dan definisi yang dipergunakan antara lain:
2.1 Nilai Tukar Petani adalah perbandingan antara indeks harga
yang diterima petani dibandingkan dengan indeks harga yang
dibayar petani yang dinyatakan dalam persen.
2.2 Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga produsen yang
dihasilkan petani.
2.3 Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga barang/jasa yang
diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga petani dan biaya
faktor produksi, non faktor produksi dan barang-barang
modal.
2.4 Petani adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian atas
resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, status orang
tersebut baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
9
(sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang hanya bekerja di sawah
orang lain dengan mengharap upah bukan merupakan petani.
2.5 Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen
dari hasil produksi petani sebelum dimasukan biaya
transportasi/angkutan dan biaya pengepakan ke dalam harga
penjualan atau sering disebut Farm Gate (harga disawah/
ladang setelah pemetikan).
2.6 Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran
barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk
keperluan biaya produksi pertanian.
2.7 Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual
dengan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat
penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah
terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar
yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling besar,
banyak pembeli dan penjual, jenis yang diperjual belikan
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
10
cukup banyak dan terjamin kelangsungan pencatatan harga,
terletak di desa pedesaan (rural).
2.8 Harga eceran pedesaan adalah harga transaksi antara
penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat untuk
tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi
sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain. Harga yang
dicatat harga modus (yang terbanyak muncul) atau harga rata-
rata biasa dari beberapa pedagang/penjual yang diberikan
datanya.
2.9 Paket Komoditas adalah sekelompok komoditi terpilih dari
produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dan
barang/jasa yang digunakan baik untuk proses produksi
maupun untuk konsumsi rumah tangga petani di daerah
pedesaan untuk suatu periode tertentu.
2.10 Penimbang adalah bobot/nilai masing-masing jenis komoditi
hasil produksi pertanian dan barang/jasa yang termasuk dalam
paket komoditas.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
11
2.11 Tahun dasar adalah periode waktu yang ditentukan sebagai
permulaan dihitungnya angka indeks.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
12
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara
langsung kepada responden (petani/pedagang/penjual jasa) dengan
menggunakan daftar isi HP-1A, HP-1B, HP-2.1, HP-2.2, HP-2.3, HP-
2.4.1, HP-2.4.2, dan HP-2.6.
1. Daftar HP-1A dan HP-1B digunakan untuk mencatat harga
eceran barang/jasa kelompok makanan dan bukan makanan
untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Pencatatan
harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang
terdekat dengan tanggal 15.
2. Daftar HP-2.1 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk
keperluan produksi pertanian tanaman pangan. Pencatatan
harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan
menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan
tanggal 15 bulan bersangkutan.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
13
3. Daftar HP-2.2 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk
keperluan produksi pertanian tanaman perkebunan rakyat.
Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan
menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai dengan
tanggal 15 bulan bersangkutan.
4. Daftar HP-2.3 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk
keperluan produksi peternakan. Pencatatan harga dilakukan
pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi
antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
5. Daftar HP-2.4.1 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga yang eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha
penangkapan. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan
terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1
sampai 15 bulan bersangkutan.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
14
6. Daftar HP-2.4.2 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk
keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha budidaya.
Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan
menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan
bersangkutan.
7. Daftar HP-2.6 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk
keperluan produksi pertanian tanaman hortikultura.
Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan
menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan
bersangkutan.
3.2 Pemilihan Sampel (Kabupaten)
Banyaknya sampel pencatatan harga untuk menghitung NTP
adalah sebanyak 7 ( tujuh ) kabupaten yaitu Kabupaten Fakfak,
Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
15
Manokwari, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, dan
Kabupaten Raja Ampat.
3.3 Metode Penghitungan NTP
1. Penghitungan Relatif Harga (RH) Komoditas Di kecamatan
Data harga perkomoditas diperoleh dari hasil observasi di
setiap kecamatan dan digunakan untuk menghitung RH komoditas
provinsi dengan cara membandingkan (rasio) jumlah harga yang
berpasangan dari komoditas yang di catat pada bulan pencacahan
dengan jumlah harga pada bulan sebelumnya. Yang dimaksud dengan
harga berpasangan adalah harga tersebut tercatat pada bulan
pencacahan dan bulan sebelumnya untuk komoditas yang sama,
sehingga rumus yang digunakan sebagai berikut:
RH(t)ji ∑
∑ 100
dimana,
RH(t)ji = RH Provinsi pada bulan ke-t untuk komoditas j
P(t)ji = Jumlah Harga Provinsi pada bulan ke-t untuk komoditas j
P(t-1)ji = Jumlah Harga pada bulan ke-(t-1) untuk komoditas j
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
16
2. Penghitungan Diagram Timbang Periode Tertentu (DTt) dan
Indeks Per Komoditas Periode Tertentu.
a. Diagram Timbang Komoditas
Diagram Timbang per komoditas periode tertentu diperoleh
dengan cara mengalikan RH provinsi dengan diagram timbang bulan
sebelumnya dibagi 100 atau dirumuskan sebagai berikut:
DT(t)j =
dimana,
DT(t)j = DT bulan ke-t untuk komoditas j
= DT bulan ke-(t-1) untuk komoditas j
= RH bulan ke-t untuk komoditas j
b. Indeks Komoditas
Indeks komoditas dihitung dengan cara membagi diagram
timbang komoditas pada periode berjalan dengan penimbang
komoditas tahun dasar dikali 100, atau dapat juga diperoleh dengan
mengalikan indeks bulan sebelumnya dengan rata-rata RH komoditas
di provinsi yang sama pada bulan berjalan dibagi 100. Dengan
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
17
demikian dapat dirumuskan sebagai berikut:
100
100
dimana,
= Indeks bulan ke-t untuk komoditas j
= Indeks bulan ke-(t-1) untuk komoditas j
= Penimbang bulan ke-(t) untuk komoditas j
= Penimbang bulan ke-(0) untuk komoditas j
= RH bulan ke-t untuk komoditas j
3. Penghitungan Diagram Timbang dan Indeks Sub-sub Kelompok
a. Diagram Timbang Sub-sub Kelompok
Penimbang sub-sub kelompok merupakan penjumlahan dari
semua nilai Diagram Timbang komoditas yang tercakup di dalam sub-
sub kelompok tersebut,
dimana,
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
18
= DT bulan ke-t pada sub-sub kelompok s
DT(t)js = DT bulan ke-t untuk komoditas j pada sub-sub kelompok s
X = jumlah komoditas pada sub-sub kelompok s
b. Indeks Sub-sub kelompok
Indeks sub-sub kelompok dihitung dengan cara membagi
diagram timbang sub-sub kelompok pada periode berjalan dengan
diagram timbang sub-sub kelompok pada tahun dasar dikali 100, atau
dapat juga dengan mengalikan indeks sub-sub kelompok bulan
sebelumnya dengan RH sub-sub kelompok bulan berjalan dibagi 100,
dengan demikian dapat dirumuskan sebagai berikut:
100 100
dimana,
= Indeks bulan ke-t pada sub-sub kelompok s
= Indeks bulan ke-(t-1) pada sub-sub kelompok s
= DT bulan ke-t pada sub-sub kelompok s
= DT bulan ke-(t-1) pada sub-sub kelompok s
RH(t)s = RH bulan ke-t pada sub-sub kelompok s
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
19
4. Penghitungan Diagram Timbang dan Indeks Sub Kelompok
a. Penghitungan Diagram Timbang Sub kelompok
Penghitungan diagram timbang sub kelompok adalah
menjumlahkan seluruh diagram timbang komoditas yang tercakup di
dalam kelompok tersebut. Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
dimana,
= DT bulan ke-t untuk sub kelompok l
= DT bulan ke-t untuk komoditas j pada sub kelompok l
x = Jumlah komoditas j di sub kelompok l
b. Penghitungan Indeks Sub Kelompok
Indeks sub kelompok dihitung dengan cara membagi diagram
timbang sub kelompok pada periode berjalan dengan diagram timbang
sub kelompok pada tahun dasar kemudian dikali 100, atau dengan
mengalikan indeks sub kelompok bulan sebelumnya dengan RH sub
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
20
kelompok bulan berjalan dibagi 100, dengan demikian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
100 100
dimana,
= Indeks bulan ke-t untuk sub kelompok l
= Indeks bulan ke-(t-1) untuk sub kelompok l
= DT bulan ke-(t) untuk kelompok l
= DT tahun dasar untuk sub kelompok l
= RH bulan ke-t untuk sub kelompok l
5. Penghitungan Diagram Timbang dan Indeks Kelompok
a. Penghitungan Diagram Timbang Kelompok
Diagram timbang kelompok merupakan penjumlahan dari
semua diagram timbang komoditi yang tercakup di dalam kelompok
tersebut, sehingga dirumuskan sebagai berikut:
di mana,
= DT bulan ke-t di kelompok k
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
21
= DT bulan ke-t untuk komoditas j dikelompok k
N = Jumlah komoditas di kelompok k
b. Indeks Kelompok
Indeks kelompok dihitung dengan cara membagi diagram
timbangan kelompok pada bulan berjalan dengan diagram timbangan
kelompok pada tahun dasar dikalikan 100, atau dapat juga dengan
mengalikan indeks kelompok bulan sebelumnya dengan RH
kelompok pada bulan berjalan dibagi 100, dengan demikian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
100 100
dimana,
= Indeks bulan ke-t untuk kelompok k
= DT bulan ke-t untuk kelompok k
= DT tahun dasar untuk kelompok k
= Indeks bulan ke-(t-1) untuk kelompok k
= RH bulan ke-t untuk kelompok k
6. Penghitungan Diagram Timbang dan Indeks yang Dibayar
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
22
a. Diagram Timbang yang dibayar petani
Diagram timbang yang dibayar merupakan penjumlahan dari
diagram timbang sektor konsumsi rumah tangga dan diagram timbang
sektor biaya produksi dan penjumlahan barang modal.
di mana,
= DT yang dibayar pada bulan ke-t
= DT bulan ke-t untuk sektor-k
b. Penghitungsn Indeks
Indeks yang dibayar petani suatu subsektor dihitung dengan
cara membagi diagram timbang yang dibayar bulan berjalan dengan
penimbang yang dibayar pada tahun dasar dikalikan 100.
100
dimana,
= Indeks yang dibayar pada bulan ke-t
= DT yang dibayar pada bulan ke-t
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
23
= DT yang dibayar pada bulan ke-0
7. Pengitungan NTP
Pengolahan tahap akhir adalah menghitung Nilai Tukar Petani
(NTP) dengan rumus sebagai berikut:
100
di mana,
NTP = Nilai Tukar Petani bulan ke-t
I T = Indeks yang diterima petani pada bulan ke-t
I = Indeks yang dibayarkan petani pada bulan ke-t
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
24
BAB 1V
DIAGRAM TIMBANG INDEKS
4.1 Paket Komoditas dan Diagram Timbang
Dalam penyusunan dan penghitungan indeks harga terdapat
empat komponen, yaitu paket komoditas, diagram timbang, tahun
dasar, dan data harga. Paket komoditas dan diagram timbang
merupakan dua komponen penting sebagai dasar penghitungan indeks,
sedangkan tahun dasar yang merupakan acuan indeks telah ditetapkan
tahun 2007 atau (2007=100) dan data harga dari semua jenis barang
yang tercakup dalam paket komoditas sebagai bahan dalam
penghitungan indeks diolah dan disajikan secara berantai.
4.1.1 Penyusunan Paket Komoditas
Paket komoditas indeks harga yang diterima petani, mencakup
barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan dan dijual petani.
Kriteria pemilihan jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas
adalah:
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
25
1. Banyak diproduksi atau dihasilkan oleh petani.
2. Mempunyai nilai ”Market Surplus (MS)” yang cukup
besar dari komoditas lainnya yang diproduksi petani di
desa.
3. Tersedia data harganya pada tahun dasar dan juga dapat
dipantau kesinambungan pencatatan data harganya.
Paket komoditas indeks harga yang dibayar petani, mencakup
barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga dan
kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian, sesuai dengan
pengelompokannya. Sedangkan kriteria pemilihan jenis barang atau
jasa yang tercakup dalam paket komoditas adalah:
1. Barang yang dominan dikonsumsi rumahtangga serta
banyak digunakan dalam memproduksi hasil pertanian.
2. Mempunyai peranan cukup besar terhadap total
pengeluaran yang dikonsumsi oleh rumahtangga
pertanian.
3. Tersedia data harganya pada tahun dasar dan juga dapat
dipantau kesinambungan dalam pencatatan harganya.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
26
4.1.2 Penyusunan Diagram Timbang
Berdasarkan Penyempurnaan Diagram Timbang Tahun 2007
yang dikeluarkan oleh BPS menyatakan bahwa:
Diagram Timbang indeks harga yang diterima petani (It) adalah
sebagai berikut:
1. Nilai diagram timbang atau penimbang yang digunakan dalam
penyusunan It adalah nilai produksi yang dijual oleh petani dari
setiap jenis barang hasil pertanian tanaman bahan makanan
meliputi kelompok tanaman padi, palawija, sayur-sayuran, buah-
buahan, tanaman perkebunan rakyat, dan peternakan serta
perikanan.
2. Sebagai data pokok dalam penghitungan diagram timbang ini
diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga
produsen, dan persentase barang yang dijual petani (market
surplus).
a. Kuantitas produksi dan nilai produksi
Data kuantitas produksi sektor tanaman padi dan palawija,
hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan,
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
27
perikanan diperoleh dari Survei rutin Statistik Pertanian,
Sensus Pertanian 2003/2004, Survei Peternakan (SPN) 2006,
Survei Penangkapan Ikan (SPI), Survei Budidaya Ikan (SBI),
Survei Penggantian Tahun Dasar (SPTD) tahun 2006 dan
2007, dan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan serta
Direktorat Departemen Pertanian. Data produksi tersebut
selanjutnya disesuaikan ke kondisi tahun 2007 dengan
pertimbangan indeks produksinya.
b. Harga Produsen
Data harga produsen tahun 2007 diperoleh dari hasil
pencacahan daftar HP-2.1, HP-2.2, HP-2.3 dan HP-2.4
selama tahun 2007.
c. Persentase Marketed Surplus
Persentase Marked Surplus adalah perbandingan antara nilai
produksi yang dijual petani dengan nilai produksi yang
dihasilkan per jenis komoditi pertanian. Data ini diperoleh
dari hasil pengolahan Survei Penggantian Tahun Dasar
(SPTD) tahun 2006/2007 dilengkapi dengan hasil Sensus
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
28
Pertanian (ST) 2003/2004 yang telah disesuaikan ke tahun
dasar 2007.
Dalam penghitungan Nilai Produksi yang dijual atau Nilai
”Marketed Surplus” digunakan rumus:
NMSi = %MSi x Pi x Qi
dimana,
NMSi = nilai produksi yang dijual untuk barang i
%MSi = persentase nilai barang yang dijual
Pi = harga barang komoditas i
Qi = jumlah dari produksi komoditas i
Diagram timbang indeks harga yang dibayar petani (Ib)
1. Nilai diagram timbang atau penimbang dalam penyusunan Ib
adalah nilai konsumsi atau nilai biaya barang-barang atau jasa
yang dikeluarkan atau dibeli baik untuk kebutuhan konsumsi
rumah tangga maupun kebutuhan untuk memproduksi hasil
pertanian.
2. Penimbang Indeks Sektor Konsumsi Rumah Tangga
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
29
a. Sumber data diperoleh dari hasil Survei Penggantian Tahun
Dasar (SPTD) 2006/2007, yang meliputi rumah tangga petani
padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,
peternakan, dan perikanan. Data konsumsi rumah tangga
(KRT) juga dilengkapi hasil pengolahan SUSENAS 2005
untuk konsumsi rumah tangga daerah pedesaan. Data tersebut
disesuaikan ke kondisi tahun 2007 dengan
mempertimbangkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT)
pedesaan yang sudah ada.
b. Penimbang adalah nilai konsumsi (yang dibeli) total seluruh
rumah tangga petani per sub sektor selama setahun, maka nilai
konsumsi yang didapat dari dari hasil SPTD ini harus
dikalikan dengan jumlah petani atau rumah tangga masing-
masing subsektor dalam waktu setahun. Data jumlah petani
atau rumah tangga per subsektor diperoleh dari Survei
Pertanian (ST).
c. Untuk data kelompok makanan, karena data STPD khususnya
kelompok makanan dalam mingguan, maka pengeluaran
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
30
dikalikan 52,14 untuk memperoleh pengeluran satu tahun.
Sedangkan untuk kelompok yang bukan makanan karena
datanya bulanan maka dikalikan 12.
3. Penimbang Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang
Modal.
Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran
ongkos/biaya yang dikeluarkan oleh petani tetapi tidak
termasuk ongkos produksi yang berasal dari produksi
sendiri. Data tersebut diperoleh dari hasil pengolahan
SPTD 2006/2007 dan Sensus Pertanian 2003/2004 dengan
mempertimbangkan juga Struktur Ongkos Usaha Tani.
Data biaya produksi tersebut disesuaikan lebih dahulu ke
kondisi tahun 2007.
Penimbang untuk sub kelompok barang modal, yaitu
barang yang penggunaannya tahan lama (durable goods)
seperti cangkul, bajak dan lainnya juga diperoleh dari
pengolahan SPTD 2006/2007 dan Sensus Pertanian
2003/2004 setelah disesuaikan ke kondisi tahun 2007.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
31
BAB V
KLASIFIKASI INDEKS
5.1 Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
Pengelompokan indeks berdasarkan komoditasnya yaitu:
Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen dari hasil produksi
petani.
Indeks yang diterima petani ( It ) untuk masing-masing sektor
terdiri:
1) Indeks Subsektor Padi dan Palawija
a. Indeks kelompok padi
b. Indeks kelompok palawija
2) Indeks Subsektor Hortikultura
a. Indeks kelompok sayur-sayuran
b. Indeks kelompok buah-buahan
3) Indeks Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR)
a. Indeks kelompok tanaman tahunan
b. Indeks kelompok tanaman semusim
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
32
4) Indeks Subsektor Peternakan
a. Indeks kelompok ternak besar
b. Indeks kelompok ternak becil
c. Indeks kelompok unggas
d. Indeks kelompok hasil ternak
5) Indeks Subsektor Perikanan
a. Indeks kelompok penangkapan ikan
b. Indeks kelompok budidaya ikan
5.2 Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)
Indeks harga yang dibayar petani menunjukan perkembangan
harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan konsumsi
rumah tangga maupun untuk menghasilkan produksi berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan antara lain:
1) Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
a. Indeks kelompok bahan makanan
b. Indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau
c. Indeks kelompok perumahan
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
33
d. Indeks kelompok sandang
e. Indeks kelompok kesehatan
f. Indeks kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga
g. Indeks kelompok transportasi dan komunikasi
h. Indeks kelompok pengeluaran lainnya
2) Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
(BPPBM), terdiri dari:
a. Indeks kelompok pupuk dan obat-obatan
b. Indeks kelompok transportasi
c. Indeks kelompok pengeluaran lain
d. Indeks kelompok barang modal
e. Indeks kelompok upah buruh
Dalam menghitung Indeks yang diterima atau yang dibayar, It
dan Ib dihitung dengan menggunakan formula atau rumus indeks
Laspeyres yang telah dikembangkan (Modified Laspeyres Index),
yaitu:
∑ .
∑ .100
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
34
dimana,
It = indeks pada bulan ke-t
P0i = harga barang ke-I pada tahun dasar
Q0i = kuantitas barang ke-I pada tahun dasar
Pti = harga barang pada bulan ke-t
P(t-1)I = harga barang pada bulan sebelumnya
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
35
BAB VI
ULASAN SINGKAT
6.1 Nilai Tukar Petani (NTP)
Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan
untuk mendongkrak perekonomian suatu daerah khususnya di
Provinsi Papua Barat. Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor
andalan, karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua Barat.
Dari tahun 2006- 2008 sektor pertanian merupakan sektor yang
mendominasi pembentukan total PDRB Provinsi Papua Barat.
Data pada table 1, menunjukan bahwa pada tahun 2006
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 27,15 persen,
kemudian pada tahun 2007 memberikan kontribusi sebesar 26,64
persen serta pada tahun 2008 juga memberikan sumbangan 24,91
persen, sedang pada tahun 2009 memberikan andil sebesar 24,52
persen dari seluruh nilai tambah yang dihasilkan. Walaupun
kontribusi semakin menurun tetapi sektor pertanian tetap eksis dalam
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
36
memberikan kontribusi yang paling dominan terhadap PDRB Papua
Barat.
TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI PAPUA BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN STRUKTUR MENURUT SEKTOR USAHA TAHUN 2009 ( JUTA RUPIAH )
Sektor
PDRB BERLAKU (juta) 2009
STRUKTUR (%) 2008
(1) (4) (7)
1. PERTANIAN 3.567.520,90 24,52
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.926.816,67 13,24
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.548.361,11 24,39
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 73.874,44 0,51
5. BANGUNAN 1.426.539,42 9,81
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.452.692,47 9,99
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 1.059.222,47 7,28
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 348.902,66 2,40
9. JASA-JASA 1.143.797,37 7,86
PAPUA BARAT 14.547.727,50 100
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah suatu indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau kemampuan
daya beli petani. Saat ini NTP yang dihitung baru mencakup lima
subsektor pertanian, yaitu subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura,
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
37
Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan untuk
menghitung indeks harga yang diterima petani.
Pada tahun 2009, NTP Provinsi Papua Barat berada diatas
tahun dasar (2007=100). Rata-rata Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)
Papua Barat pada tahun 2009 sebesar 106,12, berarti selama tahun
2009 petani mengalami peningkatan karena mengalami keuntungan
sebesar 6,1 persen dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar
(2007=100). Harga produksi petani naik lebih besar dari kenaikan
harga konsumsinya atau pendapatan petani naik lebih besar dari
pada pengeluarannya, Sedangkan pada tahun 2008, rata-rata Indeks
Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Barat pada tahun 2008 sebesar
104,55, berarti selama tahun 2008 petani hanya memiliki
keuntungan sebesar 4,6 persen dibandingkan dengan keadaan pada
tahun dasar (2007=100). Sehingga tingkat kesejahteraan petani
tahun 2009 lebih baik dibandingkan tahun 2008.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
38
Grafik 1. Indeks Yang Diterima Petani (It), Indeks Yang Dibayar
Petani (Ib), Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua Barat
Tahun 2009 (2007=100)
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di 7 (tujuh)
kabupaten di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009, menunjukkan
bahwa perkembangan NTP Provinsi Papua Barat setiap bulan dari
Januari sampai dengan Desember 2009 relatif berfluktuatif. Pada
tahun 2008 rata-rata NTP Provinsi Papua Barat sebesar 104.55,
sedangkan pada tahun 2009 rata-rata NTP Provinsi Papua Barat
sebesar 106.12 atau mengalami kenaikan sebesar 1.5 persen. Pada
bulan Januari 2009 NTP sebesar 106.82, kemudian pada bulan
100
105
110
115
120
125
130
It
Ib
NTP
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
39
Februari mengalami kenaikan menjadi 107,07 atau mengalami
kenaikan sebesar 0.23 persen, pada bulan Maret dan April 2009
mengalami sedikit penurunan kemudian pada bulan-bulan seterusnya
cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi hanya terlihat
pada bulan Oktober 2009 sebesar 0,99 persen terhadap bulan
September 2009 yaitu dari 104,97 menjadi 105,92 sedangkan
penurunan terendah terjadi pada bulan Agustus 2009 sebesar 1.90
persen terhadap bulan Juli 2009 yaitu dari 106,65 menjadi 104,62
(Tabel 1).
Untuk mengetahui penyebab kenaikan atau penurunan NTP
yang terjadi di Provinsi Papua Barat lebih rinci dapat ditelusuri
dengan melihat perkembangan indeks harga yang diterima petani (It)
dan indeks harga yang dibayar petani (Ib), karena NTP merupakan
rasio dari indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga
yang dibayar petani.
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
40
6.2 Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) mencerminkan
perkembangan indeks produksi, yakni indeks hasil produksi (output)
petani. Penghitungannya didasarkan pada hasil pencatatan pada
sektor tanaman pangan (kelompok padi dan palawija), hortikultura
tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.
Pada tahun 2009, rata-rata indeks harga yang diterima petani
(It) di Provinsi Papua Barat sebesar 125,42 (2007=100) yang artinya
tingkat harga produk petanian mengalami kenaikan menjadi
sebesar1,25 kali lipat dibandingkan dengan harga produk yang sama
pada tahun dasar 2007.
Selama tahun 2009 It Provinsi Papua Barat dapat dilihat
bahwa dari bulan Januari sampai dengan Desember 2009 It terus
mengalami penurunan fluktuatif. Pada triwulan pertama tahun 2009
yaitu dari Januari 2009 sebesar 124,21 menjadi 123,93 pada bulan
Maret 2009 atau mengalami penurunan sebesar 0,23 persen,
kemudian pada triwulan dua 2009, It Provinsi Papua Barat
mengalami kenaikan sekitar 1,04 persen yaitu dari April 2009 sebesar
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
41
124,39 menjadi 125,68 pada Juni 2009, kemudian kenaikan It ini juga
terjadi pada triwulan tiga. It Provinsi Papua Barat ditutup pada level
126,98 yaitu pada bulan Desember 2009.
Grafik 2. Indeks Yang Diterima Petani Provinsi Papua Barat Menurut
Sub Sektor Tahun 2009 (2007=100)
Unsur penyusun indeks harga yang diterima petani (It) pada
tahun 2009 seperti yang terlihat pada grafik. 2, ternyata jika dilihat
secara rata-rata, sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR)
mempunyai andil terbesar dalam pembentukan indeks harga yang
diterima petani dari pada empat subsektor lainnya yaitu tanaman
pangan, hortikultura, peternakan, dan perikanan. sebagai
110115120125130135140145150155
TP
HORTI
TPR
TERNAK
IKAN
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
42
perbandingan dengan tahun dasar yang sama (2007=100), rata-rata
indeks TPR pada tahun 2009 adalah sebesar 147,13, sedangkan rata-
rata empat subsektor lainnya masing-masing adalah subsektor
perikanan (136,09), subsektor hortikultura (130,30), subsektor
peternakan (128,78), dan tanaman pangan (112,96).
Indeks TPR hanya terdiri dari kelompok tanaman perkebunan
rakyat saja yaitu 147,13. Kemudian andil kedua setelah TPR adalah
Indeks subsektor perikanan yang disusun dari kelompok
penangkapan yang mempunyai indeks rata-rata sebesar 136,09.
Indeks subsektor hortikultura merupakan subsektor yang
memberikan andil ketiga terhadap It di Provinsi Papua Barat.
Subsektor ini terdiri dari atas kelompok buah-buahan dan sayur-
sayuran. Indeks umum hortikultura rata-rata pada tahun 2009 sebesar
130,30, dimana terdiri dari rata-rata indeks masing-masing kelompok
adalah sayur-sayuran 142,92 dan kelompok buah-buahan 102,38,
meskipun indeks kelompok sayur-sayuran lebih besar dari kelompok
buah-buahan tetapi kelompok buah-buahan peranannya cukup besar
karena penimbangnya relatif besar, sehingga bila ada gejolak harga
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
43
harga pada kelompok buah-buahan sangat berpengaruh terhadap
pendapatan yang diterima petani.
Kontribusi selanjutnya adalah subsektor peternakan, subsektor
ini terdiri dari kelompok ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil
ternak. Adapun rata-rata indeks masing-masing kelompok yaitu
kelompok ternak besar (101,18), kelompok ternak kecil (147,11),
kelompok unggas (158,93), dan kelompok hasil ternak (110,53).
Dilihat dari struktur tersebut dapat disimpulkan bahwa pemicu
tertinggi Indeks umum peternakan adalah kelompok unggas.
Kemudian untuk kontribusi terkecil adalah subsektor tanaman
pangan, subsektor ini terdiri dari kelompok padi dan palawija. Indeks
rata-rata kelompok padi pada tahun 2009 sebesar 96,77, sedangkan
indeks rata-rata kelompok palawija sebesar 119,16. Melihat struktur
indeks rata-rata tersebut yang paling mempengaruhi indeks harga
subsektor ini adalah kelompok palawija, hal ini karena indeks rata-
rata kelompok padi selama tahun 2009 tidak mengalami perubahan.
Indeks kelompok padi ini merupakan salah satu indeks yang dibawah
100, sehingga petani padi merupakan petani yang paling rendah
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
44
tingkat pendapatannya karena hasil produksi padi hanya cukup untuk
konsumsi sendiri.
6.3 Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) secara tidak langsung
dapat menggambarkan tingkat inflasi di pedesaan, karena Ib
merupakan rata-rata harga eceran barang/jasa yang dibeli masyarakat
pedesaan khususnya petani, baik untuk konsumsi rumah tangga
maupun untuk memproduksi hasil pertanian.
Grafik 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani Provinsi Papua Barat
Menurut Sektornya Tahun 2009 (2007=100)
100
105
110
115
120
125
130
KRT
BPPBM
Ib Umum
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
45
Data pada Tabel 1. menunjukkan bahwa rata-rata indeks
harga yang dibayar petani di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 6,71 persen apabila dibandingkan
dengan rata-rata tahun 2008 yaitu dari 110,79 menjadi 118,22.
Artinya, bila petani membeli satu satuan jenis barang/jasa pada tahun
2009 sama dengan mengeluarkan biaya sebanyak 1,18 kali jika
pembelian dilakukan pada tahun dasar (2007=100) untuk jenis
barang/jasa yang sama. Selama tahun 2009 Ib tertinggi sebesar
120,96 terjadi pada bulan Desember 2009, sedangkan Ib terendah
terjadi pada bulan Februari yaitu 115,86.
Menurut subsektor, penyusun indeks yang dibayar petani
(Tabel.3), maka selama tahun 2009 sektor Konsumsi Rumah Tangga
(KRT) mempunyai andil lebih besar dari pada subsektor Biaya
Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Rata-rata Indeks
KRT sebesar 121,98, sedangkan rata-rata indeks BPPBM hanya
sebesar 106,07.
Besarnya indeks harga konsumsi rumah tangga terhadap
penyusun indeks harga yang dibayar petani dapat mencerminkan
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
46
inflasi pedesaan yang tinggi. Pada umumnya apabila indeks konsumsi
rumah tangga tinggi maka laju inflasi juga tinggi. Kemudian untuk
indeks biaya produksi dan penambahan barang modal terhadap
pembentukan indeks harga yang dibayar petani dapat
menggambarkan biaya produksi yang tinggi.
Pada tahun 2009 indeks KRT tertinggi pada bulan Desember
2009 yaitu sebesar 125,65, sedangkan terendah sebesar 118,97 pada
bulan Februari 2009.
Penghitungan inflasi pedesaan dikenal ada 7 kelompok
pembentuk inflasi yaitu kelompok bahan makanan; makanan jadi;
perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan rekreasi & olah raga;
dan transportasi & komunikasi (Tabel 3.1). Pada tahun 2009 secara
rata-rata bahan makanan mempunyai indeks terbesar yakni 132,26.
Kemudian secara berurutan yakni kelompok sandang (122,60),
kelompok perumahan (121,42), kelompok kesehatan (119,80),
kelompok makanan jadi (112,89), dan kelompok pendidikan, rekreasi
& olah raga (105,98) ), kelompok transportasi & komunikasi
(101,81).
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
47
Indeks harga yang dibayar petani untuk sektor BPPBM terdiri
dari kelompok bibit, kelompok obat-obatan dan pupuk, kelompok
sewa lahan, pajak & lainnya, kelompok transportasi, kelompok
penambahan barang modal, dan kelompok upah buruh tani.
Berdasarkan Tabel (3.2), tingginya indeks harga yang dibayar petani
untuk biaya produksi tahun 2009 disebabkan oleh kelompok biaya
transportasi mempunyai indeks sebesar 113,76, sedangkan rata-rata
indeks untuk kelompok lainnya yakni kelompok bibit (92,54),
kelompok obat-obatan dan pupuk (98,61), kelompok sewa lahan,
pajak & lainnya (107,99), kelompok penambahan biaya modal
(101,67), dan kelompok upah buruh tani (98,19).
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
48
Grafik 4. Indeks Harga Subsektor Tanaman Pangan (TP) Menurut
Kelompok Usaha Di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100)
90
95
100
105
110
115
120
125
Padi
Palawija
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
49
Grafik 5. Indeks Harga Subsektor Hortikultura Menurut Kelompok
Usaha Di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100)
90
100
110
120
130
140
150
160
170
Sayur
Buah
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
50
Grafik 6. Indeks Harga Subsektor Peternakan Menurut Kelompok
Usaha Di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100)
95.00
105.00
115.00
125.00
135.00
145.00
155.00
165.00
Ternak Bsr
Ternak Kcl
Unggas
Hsl Ternak
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
51
Grafik.7 Indeks Sektor Konsumsi Rumah Tangga (KRT) Menurut
Kelompok Barang Di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
(2007=100)
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
BHM
MKJ
PERUMAHAN
SANDANG
KESEHATAN
PRO
TK
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
52
Grafik 8. Indeks Sektor Biaya Produksi dan Penambahan Barang
Modal Menurut Kelompok Barang Di Provinsi Papua
Barat Tahun 2009 (2007=100)
90.00
95.00
100.00
105.00
110.00
115.00
120.00
SLP
Trans
PBP
UBT
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
53
TABEL 1: INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (It), INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (Ib), INDEKS NILAI
TUKAR PETANI DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008-2009
(2007=100)
BULAN
Indeks
NTP Diterima Dibayar
(1) (2) (3) (4)
Januari 124,21 116,28 106,82
Februari 124,05 115,86 107,07
Maret 123,93 116,06 106,79
April 124,39 116,79 106,51
Mei 125,17 116,83 107,14
Juni 125,68 117,21 107,23
Juli 125,84 118,00 106,65
Agustus 125,15 119,62 104,62
September 126,36 120,38 104,97
Oktober 126,88 119,79 105,92
November 126,45 120,80 104,68
Desember 126,98 120,96 104,98
Rata-rata 2009 125,42 118,22 106,12
Rata-rata 2008 115,99 110,79 104,55
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
54
TABEL 2.: INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI DIRINCI MENURUT SUBSEKTOR DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
It UMUM
SUBSEKTOR
TP HORTI TPR TERNAK IKAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Januari 113,68 123,06 147,98 127,97 135,28 124,21
Februari 113,68 122,51 146,15 128,09 135,28 124,05
Maret 113,68 123,03 149,32 128,01 132,48 123,93
April 111,68 130,44 149,32 128,01 132,17 124,39
Mei 111,78 131,58 150,48 128,59 134,7 125,17
Juni 111,94 131,69 151,02 128,67 137,65 125,68
Juli 112,00 133,37 150,70 128,3 137,65 125,84
Agustus 112,88 132,69 139,72 127,42 137,65 125,15
September 113,58 132,69 143,51 130,09 137,24 126,36
Oktober 113,39 134,01 147,78 130,53 137,24 126,88
November 113,61 134,43 144,20 128,99 137,88 126,45
Desember 113,61 134,06 145,43 130,71 137,88 126,98
Rata-rata 2009 112,96 130,30 147,13 128,78 136,09 125,42
Rata-rata 2008 110.61 117.75 132.58 115.04 123.44 115.99
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
55
TABEL 2.1: INDEKS SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DIRINCI MENURUT KELOMPOK USAHA DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
TANAMAN PANGAN INDEKS
PADI PALAWIJA SUBSEKTOR
TP (1) (2) (3) (4)
Januari 96,77 120,15 113,68
Februari 96,77 120,15 113,68
Maret 96,77 120,15 113,68
April 96,77 117,39 111,68
Mei 96,77 117,52 111,78
Juni 96,77 117,75 111,94
Juli 96,77 117,83 112,00
Agustus 96,77 119,04 112,88
September 96,77 120,01 113,58
Oktober 96,77 119,75 113,39
November 96,77 120,06 113,61
Desember 96,77 120,06 113,61
Rata-rata 2009 96,77 119,16 112,96
Rata-rata 2008 96.77 115.90 110.61
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
56
TABEL 2.2: INDEKS SUBSEKTOR HORTIKULTURA DIRINCI MENURUT KELOMPOK USAHA DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
HORTIKULTURA INDEKS
SAYUR- BUAH- SUBSEKTOR
SAYURAN BUAHAN TPR (1) (2) (3) (4)
Januari 148,36 95,91 123,06
Februari 147,29 95,91 122,51
Maret 148,3 95,91 123,03
April 155,62 103,43 130,44
Mei 157,8 103,43 131,58
Juni 158,02 103,43 131,69
Juli 160,88 103,86 133,37
Agustus 158,72 104,75 132,69
September 158,72 104,75 132,69
Oktober 160.67 105,4 134,01
November 161,49 105,4 134,43
Desember 159,82 106,42 134,06
Rata-rata 2009 142,92 102,38 130,30
Rata-rata 2008 137.62 96.42 117.75
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
57
TABEL 2.3: INDEKS SUBSEKTOR TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT DIRINCI MENURUT KELOMPOK USAHA DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
INDEKS INDEKS
TANAMAN SUBSEKTOR
SEMUSIM TPR
(1) (2) (3)
Januari 147,98 147,98
Februari 146,15 146,15
Maret 149,32 149,32
April 149,32 149,32
Mei 150,48 150,48
Juni 151,02 151,02
Juli 150,7 150,70
Agustus 139,72 139,72
September 143,51 143,51
Oktober 147,78 147,78
November 144,2 144,20
Desember 145,43 145,43
Rata-rata 2009 132.58 132.58
Rata-rata 2008 132.58 132.58
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
58
TABEL 2.4: INDEKS SUBSEKTOR PETERNAKAN DIRINCI MENURUT KELOMPOK USAHA DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
TERNAK INDEKS
TERNAK TERNAK UNGGAS HASIL SUBSEKTOR
BESAR KECIL TERNAK TERNAK (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari 100,00 146,72 159,78 106,20 127,97
Februari 100,00 146,72 160,88 106,20 128,09
Maret 100,00 146,55 160,88 106,20 128,01
April 100,00 146,55 160,88 106,20 128,01
Mei 100,49 146,59 160,88 111,73 128,59
Juni 100,37 146,59 160,88 113,49 128,67
Juli 100,18 146,12 160,88 112,26 128,30
Agustus 100,18 146,12 153,02 112,26 127,42
September 102,38 148,59 159,67 112,26 130,09
Oktober 103,17 148,91 159,67 112,26 130,53
November 103,66 146,38 154,37 112,26 128,99
Desember 103,78 149,48 155,32 115,03 130,71
Rata-rata 2009 100,00 146,72 159,78 106,20 127,97
Rata-rata 2008 100.00 124.10 135.97 103.80 115.04
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
59
TABEL 2.5: INDEKS SUBSEKTOR PERIKANAN DIRINCI MENURUT KELOMPOK USAHA DI PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN INDEKS PENANGKAPAN
INDEKS
SUBSEKTOR
PERIKANAN
(1) (3) (4)
Januari 135,28 135,28
Februari 135,28 135,28
Maret 132,48 132,48
April 132,17 132,17
Mei 134,7 134,7
Juni 137,65 137,65
Juli 137,65 137,65
Agustus 137,65 137,65
September 137,24 137,24
Oktober 137,24 137,24
November 137,88 137,88
Desember 137,88 137,88
Rata-rata 2009 136,09 136,09
Rata-rata 2008 123.44 123.44
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
60
TABEL 3: INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (Ib) DIRINCI
MENURUT SEKTOR DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008-2009
(2007=100)
BULAN
INDEKS SEKTOR
Ib Umum KRT BPPBM
(1) (2) (3) (4)
Januari 119,51 105,91 116,28
Februari 118,97 105,75 115,86
Maret 119,22 105,8 116,06
April 120,19 105,89 116,79
Mei 120,2 105,92 116,83
Juni 120,61 106,16 117,21
Juli 121,6 106,28 118,00
Agustus 123,77 106,15 119,62
September 124,76 106,32 120,38
Oktober 123,97 106,33 119,79
November 125,34 106,19 120,80
Desember 125,65 106,12 120,96
Rata-rata 2009 121,98 106,07 118,22
Rata-rata 2008 113,14 103,41 104,55
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
61
TABEL3.1: INDEKS SUBSEKTOR KONSUMSI RUMAH TANGGA (KRT) DIRINCI
MENURUT KELOMPOK BARANG DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008-2009
(2007=100)
BULAN
KONSUMSI RUMAH TANGGA
INDEKS KELOM
POK KRT
BAHAN MAKAN
AN
MAKANAN JADI
PERUMAHAN
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN,
REKREASI&OL
TRANSPORTASI&KOMUNIK
ASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 128,18 110,86 122,11 118,47 118,98 105,35 102,2 119,51
Februari 126,95 111,25 121,57 118,45 119,42 105,35 101,5 118,97
Maret 127,49 111,26 121,49 118,55 120,18 105,35 101,5 119,22
April 128,76 113,00 121,30 118,51 118,49 105,35 102,7 120,19
Mei 129,08 112,50 121,25 119,81 118,49 105,35 101,5 120,20
Juni 129,06 112,93 121,27 124,13 118,49 105,35 101,5 120,61
Juli 131,26 112,93 121,12 124,21 120,02 105,40 101,6 121,60
Agustus 136,25 112,93 121,03 124,21 120,02 105,82 101,6 123,77
September 137,35 113,92 121,45 126,21 120,87 107,12 101,7 124,76
Oktober 135,43 114,09 121,45 126,21 120,87 107,12 101,7 123,97
November 138,26 114,61 121,44 126,2 120,87 107,12 102,2 125,34
Desember 139,08 114,34 121,52 126,26 120,87 107,12 102,2 125,65
Rata-rata 2009 132,26 112,89 121,42 122,60 119,80 105,98 101,81 121,98
Rata-rata 2008 118,65 106,34 116,27 111,92 111,56 102,93 105,27 113,14
Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat 2009
62
TABEL 3.2: INDEKS SUBSEKTOR BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL DIRINCI MENURUT KELOMPOK
BARANG DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008-2009 (2007=100)
BULAN
BPPBM
INDEKS KELOMPOK
BPPBM BIBIT OBAT &PUPUK
SEWA LAHAN, PAJAK
&LAINNYA
TRANSPORTASI
PENAMBAHAN BARANG MODAL
UPAH BURUH TANI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Januari 91,82 98,11 108,10 112,98 101,84 98,19 105,91
Februari 91,82 97,80 108,10 112,42 101,87 98,19 105,75
Maret 92,12 97,80 107,98 112,77 101,84 98,19 105,80
April 92,12 98,44 107,98 112,91 101,61 98,19 105,89
Mei 92,12 98,44 107,98 113,25 101,61 98,19 105,92
Juni 92,85 98,44 107,98 114,38 101,60 98,19 106,16
Juli 92,85 99,20 107,95 114,39 101,61 98,19 106,28
Agustus 92,85 98,54 107,95 114,39 101,61 98,19 106,15
September 92,85 99,23 107,95 114,75 101,59 98,19 106,32
Oktober 92,85 99,13 107,95 114,97 101,60 98,19 106,33
November 93,12 98,87 107,95 114,31 101,64 98,19 106,19
Desember 93,12 99,28 107,95 113,56 101,56 98,19 106,12
Rata-rata 2009 92,54 98,61 107,99 113,76 101,67 98,19 106,07
Rata-rata 2008 - - 106,38 107,91 99,64 98,93 103,41
top related