spektroskopi inframerah

Post on 08-Nov-2015

6 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

IR

TRANSCRIPT

Spektroskopi Inframerah (IR) merupakan salah satu teknik spektroskopi yang banyak dan sering digunakan terutama untuk senyawa inorganik dan organik karena kemampuannya dalam mengidentifikasi dan menetukan struktur dari suatu senyawa. Senyawa kimia memiliki kegunaan yang berbeda akibat dari perbedaan gugus fungsi (Skoog et al., 2007). Kelompok gugus yang mengabsorbsi pada daerah infrared akan mengabsorbsi panjang gelombang inframerah pada bagian tertentu. Puncak absorbsi sepanjang daerah tersebut biasanya lebih tajam jika dibandingkan dengan puncak absorbsi pada daerah ultraviolet dan visible. Dengan begini, spektroskopi IR bisa menjadi sangat sensitif dalam menentukan gugus fungsi yang terdapat dalam sampel karena setiap gugus fungsi memiliki daya absorbsi frekuensi radiasi inframerah yang berbeda. Juga setiap molekul memiliki karakteristik spektrum yang sering disebut sebagai fingerprint. Sebuah molekul dapat diidentifikasi dengan membandingkan puncak absorbsinya pada data bank spectra (Christain, 1994).Isonicotinic hidrazid (INH) telah menjadi salah satu agen terapi effektif dalam menangani kasus tuberkulosis semenjak tahun 1952, dimana aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis pertamakalinya ditemukan. Meskipun senyawa derifat isoniazid telah banyak ditemukan dalam bentuk sintesisnya, namun tidak satupun yang menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih kuat dari INH (Seydel et al., 1975).

Gambar 1. Struktur Isonicotinic HydrazideIsonicotinic hydrazide atau isoniazid menangani infeksi Mycobacterium tuberculosis dengan menginhibisi biosintesis asam mikolik yang akan dimetabolisme di hati oleh hepatic N-acetyltransferase (NAT) and cytochrome P450 2E1 (CYP2E1) untuk membentuk hepatotoxin. Secara selektif menginduksi ekspresi dari CYP2E1. Secara reversible menginhibisi aktivitas CYP2C19 dan CYP3A4, juga secara mekanis mehambat aktivitas CYP1A2, CYP2A6, CYP2C19 dan CYP3A4 pada konsentrasi yang relevan secara klinis (Huang et al., 2003).

Huang, Y. S., Chern, H. D., Su, W. J., Wu, J. C., Chang, S. C., Chiang, C. H., Chang, F. Y., Lee, S. D.. 2003. Cytochrome P450 2E1 genotype and the susceptibility to antituberculosis drug-induced hepatitis. Available online at: http://www.sigmaaldrich.com/catalog/papers/12668988 Seydel, J. K., Schaper, K. J., Wempe, K., and Cordes, H. P.. 1975. Mode of Action and Qualitative Structure-Activity Correlation of Tuberculostatic Drugs of Isonicotinic Acid Hydrazide Type1. Avalible online at: http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jm00226a007 1. D. A. Skoog, F. J. Holler, S. R. Crouch.Principles of Instrumental Analysis, 6th ed.Belmont, CA. Thomson Higher Education. 20072. G. D. Christain.Analytical Chemistry,5th ed. New York. John Wiley & Sons, INC. 19943. R. S. Drago.Physical Methods,2nd ed. Mexico.Saunders College Publishing.19924. S.M. Blinder. Introduction to Quantum Mechanics. Academic Press. 20045. D. C. Harris, M. D. Bertolucci.Symmetry and Spectroscopy: An Introduction to Vibrational and Electronic Spectroscopy.New York. Dover Publications, INC

top related