sos nkv
Post on 15-Aug-2015
36 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
SOSIALISASI NKV BAGI USAHA PENGOLAHAN PRODUK PETERNAKAN
DAN MANFAATNYA
SOSIALISASI NKV BAGI USAHA PENGOLAHAN PRODUK PETERNAKAN
DAN MANFAATNYA
2
N= NOMOR K= KONTROLV= VETERINER
Adalah Segala urusan yang berkaitan dengan hewan dan penyakit
N= NOMOR K= KONTROLV= VETERINER
Adalah Segala urusan yang berkaitan dengan hewan dan penyakit
BEBERAPA praktek buruk KASUS KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN
DAGING SAPI GLONGGONGAN
Modus baru : Penggunaan tawas
BEBERAPA praktek buruk KASUS KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN
PEMALSUAN DAGING SAPI DENGAN DAGING CELENG
BEBERAPA praktek buruk KASUS KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN
KARKAS AYAM “BASAH”
6
KARKAS AYAM “BASAH”
DAGING SAPI GLONGGONGAN
PEMALSUAN DAGING SAPI DENGAN DAGING CELENG
Daging sampah
Isu aktual
PENANGANAN SUSU YANG
HIGIENIS
SUSU SEBAGAI BAHAN MAKANAN SEMPURNA
Anak HewanAnak ManusiaMikroorganisme
Nilai Gizi : Tinggi Lengkap Mudah diserap
DISUKAI :
Patogen : milkborne diseasesApatogen : kualitas susu turun
KUALITAS SUSU
Ditentukan antara lain oleh
Komposisi susu(jumlah zat gizi penting)
Status mikrobiologik(jumlah dan jenis mikroorganisme)
Komposisi susu segar tergantung:Pakan Masa Laktasi/Stadium LaktasiMusimPenyakitUmurRasBirahi
STATUS MIKROBIOLOGIKTergantung:
pra panen pemerahan pasca panen
JUMLAH MIKROBA DALAM SUSU
SUSU SEGAR HASIL OLAHANNYA
MEMPENGARUHI DAYA TAHAN
TITIK KRITIS PENYEBAB MENINGKATNYA JUMLAH MIKROORGANISME
air kandangalat ternakpemerah
Peternakan TPS KUD IPS
PENANGANAN SUSU YANG HIGIENIS
transportasi transportasi transportasi
PETERNAKAN
Setelah Pemerahan segera keluarkan susu dari kandang dan saringTempat bersihBebas bau, bebas hewanJauh dari kamar mandi dan WC, tidak ada jalan terbuka langsung ke kamar mandi, WC dan kandangPeralatan bersihSegera didinginkan (< 6oC)
PEMERAHAN
Pemerahan Higienis
Bersih, Sehat, Produksi Optimum
Pemerah Mencuci Tangan Sesering Mungkin
Pemerahan yang Baik dan BenarPemerahan Dua Jari vs Seluruh Jari (whole hand) Penanganan Sebelum Pemerahan:
lantai, ternak, ambing dibersihkantempat makan dibersihkanperalatan (terutama ember penampung) bersih dan kering
1.
2.
3.
PEMERAHAN …
Peralatan yang Tidak Dianjurkan
jerigenember plastik, gentong plastikember seng
Penggunaan Pelicin Dihindarkan
Teat Dipping setelah Pemerahan
tujuan menekan jumlah mikroorganisme
1,5 – 2 jam setelah pemerahan, lubang puting susu masih terbuka
4.
5.
PENYARINGAN
Titik kritis kontaminasi mikroorganisme
Sebaiknya di luar kandang
Langsung ditutup
lemak susu mudah menyerap bau !!!
Alat penyaring bersih, ada cadangannya
PENDINGINAN
Prinsip : Susu yang keluar dari ambing selalu mengandung sejumlah mikroorganismeMencegah mikroorganisme berkembangbiak (optimum: 20 – 37 oC)Mempertahankan kesegaran susu
Suhu Ideal Susu : 0 – 4oCDangerous Zone : 5 – 60oCSusu Keluar dari Ambing 36-37oCHarus Cepat didinginkan < 6oC
Tanpa dukungan pendinginan dan rantai penyetoran susu diperpendek, segala usaha sebelumnya tidak dapat menjamin jumlah mikroorganisme dalam susu rendah
TRANSPORTASI
Memperpendek waktu antara Peternak ke TPS, KUD, IPS
Sebaiknya dilengkapi alat pendingin
tujuan: menghindari berkembangnya mikroorganisme
Kebersihan terutama yang berkontak langsung dengan susu
Hindari goncangan, susu cepat tengik
Setelah menyetor harus langsung dibersihkan, terutama bagian yang sulit (pipa, tempat masuk dan keluarnya susu, Kan susu)
TEMPAT PENAMPUNGAN/PENGUMPUL SUSU
Biasanya belum dilengkapi pendingin
Merupakan titik rawan kontaminasi mikroorganisme
Merupakan bak terbuka
yang terbaik : TPS dilengkapi alat pendingin
KOPERASI UNIT DESA (KUD)Higiene peralatan di KUD mutlak
Panjangnya rantai penerimaan menyebabkan jumlah total mikroorganisme meningkat pesat
Teknologi pendinginan dan memperpendek rantai penerimaan menjadi alternatif yang baik
Hindari turunnya suhu susu secara lambat
INDUSTRI PENGOLAH SUSU
Penanganan susu mengikuti standar (nasional, regional, internasional )
Prosedur penerimaan susu yang ketat dan lebih rinci
Pengawasan terhadap titik rawan (alat, manusia) dalam rantai produksi dilakukan sesuai standar dan menyeluruh
Titik kritis adalah post kontaminasi (kontaminasi sekunder) setelah pengolahan
Penanganan yang salah akan berakibat
Penanganan yang salah akan berakibat
Hasil olahan susu sebagai sumber penyakit
Kualitas hasil olahan rendah, harga jual rendah
21
YANG MENGATUR
22
Kegiatan penilaian pemenuhan persyaratan kelayakan dasar sistem jaminan keamanan pangan dalam aspek higiene-sanitasi pada unit usaha pangan asal hewan yang diterbitkan oleh instansi berwenang di bidang KESMAVET
SERTIFIKASI NOMOR KONTROL VETERINER (NKV)
Peraturan Menteri Pertanian No. 381/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan
23
Pasal 60 ayat (1): Setiap orang yang memiliki Unit Usaha Produk Hewan wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh NKV kepada Pemerintah Daerah Provinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
Pasal 89 ayat (2): Sanksi pidana pidana penjara 1- 5 tahun, dan/atau denda Rp. 150 juta – Rp. 1 M
Pasal 60 ayat (2): Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan unit usaha yang memproduksi dan/atau mengedarkan produk hewan yang dihasilkan oleh unit usaha skala rumah tangga yang belum memenuhi persyaratan nomor kontrol veteriner
24
DASAR HUKUM. . . .DASAR HUKUM. . . .
Pasal 58 ayat (1): pengawasan dan pemeriksaan produk hewan dalam rangka menjamin produk hewan yang beredar aman, sehat, utuh, dan halal
Pasal 58 ayat (4): produk hewan yang diproduksi di dan/atau dimasukkan ke wilayah NKRI untuk diedarkan wajib disertai sertifikat veteriner dan sertifikat halal
Pasal 61 ayat (1) dan (2): pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus: a) dilakukan di RPH, b) mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, c) memperhatikan kaidah agama dan unsur kepercayaan yang dianut masyarakat
25
• Hak-hak konsumen yang berkaitan dengan keamanan pangan dilindungi melalui UU. No. 7/1996 tentang Pangan dan UU. No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
• Pengawasan keamanan pangan asal hewan diamanatkan dalam UU. No. 18/2009 tentang Pokok-pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan dan PP. No. 95/2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner.
A S U H (aman, sehat, utuh dan halal)
26
Konsep “safe from farm to table”
Good Farming Practices
Good Transportation Practices
Good Handling/Slaughtering Practices
Good Distribution Practices
Good Manufacturing Practices
Good Retailing Practices
Good Catering Practices
Good Hygienic Practices (GHP)
Sistem Jaminan Keamanan Pangan
Penerapan higiene sanitasi
27
Good Hygienic Practice (GHP)
Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi atau menangani makanan agar aman, bermutu dan layak untuk dikonsumsi
Lebih rinci dijabarkan dalam Standard Operating Procedures (SOP)
28
GHP dapat diterapkan dalam mata rantai penyediaan pangan asal hewan (PAH)
Penerapan GHP pada penyediaan
pangan asal hewan penting PAH adalah pangan mudah rusak (perishable food) dan pangan berpotensi berbahaya (potentially hazardous foods/PHF)
Penerapan GHP pada penyediaan PAH konsep safe from farm to table atau konsep aman dari peternakan sampai dikonsumsi
RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP
1. Pelaku usaha pangan asal hewan yang wajib memiliki NKV
2. Persyaratan untuk memperoleh NKV3. Tata cara memperoleh NKV4. Kewajiban pencantuman NKV5. Masa berlaku, perubahan dan
pencabutan NKV6. Pembinaan 7. Pengawasan
Permentan No. 381/Kpts/OT.140/10/2005
Pelaku Usaha Pangan Asal Hewan yang Wajib Mendapatkan NKV
Rumah Pemotongan Hewan
Rumah Pemotongan Unggas
Rumah Pemotongan Babi
Usaha Budidaya Unggas Petelur
Usaha Pemasukan (Importir)
Usaha Pengeluaran
Perorangan WNI atau Badan Hukum Indonesia yang berusaha di bidang :
Usaha Distribusi dan atau Usaha Ritel :Usaha Pengelolaan Gudang Pendingin (cold storage)Usaha Pengelolaan Toko/Kios Daging (meat shop)Usaha Pengelolaan Unit Pendingin SusuUsaha Pengemasan dan Pelabelan Telur
Usaha Pengolahan Pangan Asal Hewan :Usaha Pengolahan Daging Usaha Pasteurisasi SusuUsaha Pengolahan Telur
1. Pelaku usaha…….
Persyaratan Untuk Memperoleh NKV
2.2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Administrasi
Persyaratan Untuk Memperoleh NKV
Memiliki KTP/Akte Pendirian
Memiliki Surat Keterangan Domisili
Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Memiliki Surat Izin HO (Hinder Ordonnantie)
2.1. Persyaratan Administrasi
2. Persyaratan….
Memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya Pengendalian Lingkungan (UPL) yang khusus dipersyaratkan bagi unit usaha RPH, RPU, dan Unit Pengolahan Pangan Asal Hewan
Memiliki bangunan, prasarana dan sarana usaha yang memenuhi perysaratan teknis higiene-sanitasi
Memiliki tenaga kerja teknis dan atau penanggung jawab teknis yang mempunyai keahlian/ketrampilan di bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
Menerapkan proses penanganan dan atau pengolahan yang higienis (Good Hygienic Practices)
Menerapkan cara budidaya unggas petelur yang baik (Good Farming Practices)
2.2. Persyaratan Teknis
TATA CARA UNTUK MEMPEROLEH NKVPimpinan unit usaha mengajukan permohonan (+ persyaratan adm) ke Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Cc. Dirjen Peternanak Hewan dan Kesehatan Cq. Direktur Kesmavet dan Pascapanen.
1
2 Pemeriksaan dokumen (maksimum 30 hari kerja)
Kepala Dinas memberitahukan Pemohon, akan dilakukan penilaian di unit usaha dalam waktu 7 hari kerja sejak terpenuhinya persyaratan adm.
Tidak lengkap
Lengkap
3
4Penilaian persyaratan teknis di unit usaha dilakukan oleh Tim Auditor yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Provinsi
5 Rekomendasi Tim Auditor kepada Kepala Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi menerbitkan NKV dalam bentuk sertifikat dalam waktu 14 hari kerja sejak terpenuhinya persyaratan teknis dan atau tindakan koreksi7
Persyaratan teknis terpenuhi
6Kepala Dinas Provinsi menunda penerbitan NKV sampai dipenuhinnya tindakan koreksi oleh pemohon
Persyaratan teknis tidak terpenuhi (perlu tindakan koreksi)
Pemohon melakukan tindakan koreksi seperti yang direkomendasikan
Kewajiban Pencantuman NKV
Setiap pelaku usaha yang telah memperoleh NKV wajib mencantumkan nomor yang tercantum pada Sertifikat NKV :
Untuk daging : Stempel pada daging dan atau label pada kemasannya
Untuk telur : Stempel pada kerabang dan atau label pada kemasannya
Untuk susu : Label pada kemasannya
LEVEL/TINGKAT SERTIFIKAT NKV
Level I : Angka Kritis O (Kualifikasi ekspor)Level II : Angka Kritis < 2 (Menuju kualifikasi ekspor)Level III : Angka Kritis < 3 (Kategori Cukup)
MANFAAT SETELAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT NKV
Level III :DITERIMA OLEH RITAIL , HOREKA YANG MEMPERSYARATKAN PERUSAHAAN (PELAKU USAHA BAHAN ASAL HEWAN) SUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT NKV
Level I : BISA EKSPORT KE NEGARA / DITERIMA OLEH NEGARA YANG MEMPERSYARATKAN PELAKU USAHA MEMPEROLEH SERTIFIKAT NKV
PELABELAN PADA PRODUK DI KEMASANAN
39
Ruang Lingkup
Persyaratan yang harus dipenuhi:1. Lingkungan Sarana Pengolahan2. Bangunan dan Fasilitas3. Peralatan4. Kegiatan Kebersihan dan Sanitasi5. Sistem Pengendalian Hama (pest control)6. Higiene Karyawan/Higiene Personal7. Proses Pendistribusian8. Proses Lanjut
Ruang Lingkup GHP Unit Usaha Pangan Asal Hewan (PAH): RPH, RPU, Cold Storage, Toko/Kios Daging, TPS, IPS, Farm Telur, Unit Pengolah telur, Unit Pengolahan Walet,
40
Lingkungan Sarana Pengolahan
• Bebas polusi asap, debu, bau dan kontaminan lain• Terdapat sumber listrik dan air (kualitas dan kuantitas• Bebas banjir• Bebas hama (sarang hama)• Jauh dari tempat pembuangan sampah• Jauh dari pemukiman padat dan kumuh• Sarana jalan• Sistem drainase baik dan terdapat sarana kebersihan
lingkungan
41
Bangunan dan Fasilitas
Tata ruang/tata letak proses berjalan teratur dan lancar, terhindar dari kontaminasi / kontaminasi silang
Ruang bersih dan ruang kotor terpisah
Disain, konstruksi dan tata ruang (lay out) disesuaikan dengan tujuan serta tidak mudah dimasuki oleh hama.
42
Bangunan kuat, mudah dipelihara, dibersihkan dan didesinfeksi
Cukup luas alat, ruang gerak pekerja
Lantai kedap air, kuat, tidak licin, mudah dibersihkan dan didesinfeksi
Dinding kedap air, tidak beracun, tidak korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi
Bangunan dan Fasilitas . . .
43
Bangunan dan Fasilitas . . .
Langit-langit tidak mudah terkelupas, tidak terjadi akumulasi kotoran dan kondensasi
Sudut pertemuan lantai dan dinding lengkung
Sudut pertemuan dinding dan dinding lengkung
Pintu tidak mudah korosif, kedap air, tidak toksik, mencegah masuknya hama
44
Bangunan dan Fasilitas . . .
Lampu penerangan berpelindung
Intensitas cahaya: 220 luks/20 FC (ruang proses) 540 luks/ 50 FC (ruang inspeksi)
Sirkulasi udara baik Aliran udara dari daerah bersih ke daerah kotor Pengatur suhu ruang (display suhu)
45
Ketersediaan Air
Di setiap unit usaha daging harus tersedia air dalam jumlah cukup dan berkualitas
Air untuk pengolahan (bahan baku, pencuci produk, es) sesuai baku mutu air bersih
Air untuk keperluan lain (pemadam api, boiler) pipa terpisah
Penyediaan air (water supply) cukup; disediakan bak penampung
46
Peralatan
Mudah dipelihara, mudah dibersihkan dan disanitasi
Mudah dibongkar-pasang
Bahan kuat, tidak korosif, tidak toksik
Penempatan sesuai alur proses, teratur, pekerjaan mudah dan nyaman
Peralatan dilengkapi dengan penunjuk ukuran (timbangan, termometer, dll.)
47
Fasilitas air panas (+54oC s/d +82oC) dan bertekanan
Sistem pembuangan limbah cair dirancang tidak mencemari sumber air bersih dan makanan
Fasilitas pencuci/pembersih untuk makanan berbeda dengan untuk peralatan/perlengkapan
Kegiatan Kebersihan dan Sanitasi
48
Fasilitas higiene karyawan menjamin kebersihan karyawan dan menghindari pencemaran terhadap makanan:
Sarana cuci tangan air bersih, air hangat, sabun, sanitizer, pengering (tissue), tempat sampah tertutup
Tempat ganti pakaian karyawan dan locker
Toilet bersih, terawat dan mencukupi
Kegiatan Kebersihan dan Sanitasi . . .
49
Pengendalian Hama
Hama (tikus, burung, kelelawar, serangga dan hama lain) dicegah bersarang/masuk dalam bangunan unit usaha Daging (RPH/RPU, kios daging, cold storage, tempat pengolahan daging)
Lokasi :
1. Sesuai RUTR, administrasi dan teknis 2. Bebas dari pencemaran3. Daerah bebas banjir4. Sistem ventilasi dan saluran pembuangan yang baik
Sanitasi Lingkungan :
5. Sumber air (mutu, pengujian di lab. 1x/thn)6. Pembuangan kotoran (UKL/UPL)
Ruang Lingkup GHP..
Pekerja yang menangani PAH dan olahannya harus menjaga kesehatan, kebersihan diri dan kebiasaan hidup bersih
52
Kebersihan Diri
Pekerja yang menangani Pangan harus menjaga kebersihan diri (mandi, cuci rambut)Memakai pakaian kerja, penutup kepala, sepatu bot, penutup hidung dan mulut yang bersihLuka harus tertutup dengan plester kedap airKuku pendek dan senantiasa bersih Kerap mencuci tangan
Penulisan NKV
Terdiri dari rangkaian huruf dan angka yang menunjukan jenis usaha, lokasi dan nomor urut registrasi. Contoh :
RPU 327601-005
Nomor urut registrasi
Kode Statistik Kec. SawanganKode Statistik Kab. Depok
Kode Statistik Prop. Jawa Barat
Kode Huruf Jenis Usaha
5.1. Masa Berlaku NKVSelama unit usaha melakukan kegiatan proses produksi, penanganan dan atau pengolahan sepanjang masih memenuhi persyaratan higiene-sanitasi
Masa Berlaku, Perubahan, dan Pencabutan NKV
5.2. Perubahan NKV
Apabila terjadi perubahan pengelola usaha dan nama unit usaha
Perubahan lokasi tempat usaha sepanjang masih berada dalam wilayah propinsi yang sama
Adanya permohonan dari pemilik unit usaha
5. Masa Berlaku….
5.3. Pencabutan NKV
Permintaan pemohonTidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6Ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan proses produksi, penanganan dan atau pengolahanUnit usaha tidak lagi melakukan kegiatan usahanya selama 6 (enam) bulan berturut-turutUnit usaha dinyatakan pailitBerpindah lokasi ke wilayah propinsi yang berbedaAdanya rekomendasi dari Dirjen Peternakan berdasarkan hasil verifikasi dan surveilans Tim Auditor Direktorat Jenderal Peternakan
NKV dapat dicabut oleh Kepala Dinas Propinsi dalam hal :
5. Masa Berlaku….
Prosedur Pencabutan NKV :
Peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut selang waktu 30 (tiga puluh) hari kerjaPeringatan dilakukan atas dasar laporan tertulis dari Tim Auditor yang melakukan surveilansPencabutan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah peringatan tertulis terakhirPencabutan NKV atas dasar rekomendasi dari Direktur Jenderal Peternakan berdasarkan hasil verifikasi dan surveilans Tim Auditor Direktorat Jenderal Peternakan, dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diberi peringatan tertulis.Unit usaha yang dicabut NKV nya diumumkan dalam media massa.
Pembinaan
1. Pelaku usaha yang belum dapat diberikan NKV dilakukan pembinaan paling lama 5 (lima) tahun oleh Dinas Kabupaten/Kota sampai terpenuhinya persyaratan higiene-sanitasi, selanjutnya wajib memiliki NKV.
2. Dinas Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan mengikuti ketentuan dalam Pedoman Pembinaan seperti tercantum pada lampiran IV Peraturan ini.
PengawasanPengawasan dilakukan melalui sitem pelaporan, surveilans dan verifikasi
Berdasarkan laporan hasil surveilans, Kepala Dinas Propinsi :
a. Bila terjadi penyimpangan, memberi peringatan dan atau pencabutan (pasal 14)
b. Bila terjadi pemindahan lokasi di wilayah propinsi yang sama, melakukan perubahan NKV (pasal 13)
c. Bila terjadi pemindahan lokasi di wilayah propinsi yang berbeda, melakukan pencabutan NKV (pasal 14)
Hasil AuditUnit Usaha LEVEL I LEVEL II LEVEL III LEVEL IV
RPH/RPU/RPB MN : 0MY : 0SR : 0KT : 0
MN : < 7MY : < 8SR : < 5KT : 0
MN : NAMY : < 15SR : <10KT : < 4
MN : NAMY : NASR : NAKT : > 4
Tempat pengolahan Daging
MN : 0MY : 0SR : 0KT : 0
MN : < 5MY : < 8SR : < 4KT : <2
MN : NAMY : <16SR : < 8KT : < 3
MN : NAMY : NASR : NAKT : > 3
Cold Storage MN : 0MY : 0SR : 0KT : 0
MN : NAMY : < 5SR : < 5KT : < 2
MN : NAMY : < 9SR : < 7KT : < 3
MN : NAMY : NASR : NAKT : > 3
Kios Daging MN : NAMY : 0SR : 0KT : 0
MN : NAMY : < 3SR : < 4KT : < 2
MN : NAMY : < 5SR : < 7KT : < 3
MN : NAMY : NASR : NAKT : > 3
Bab XII. Sanksi AdministratifPasal 85 ayat 2
Terkait Pasal 58 ayat 5 ; Pasal 59 ayat 2
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. Peringatan tertulisb. Penghentian sementara kegiatan,
produksi dan/atau peredaranc. Pencabutan nomor pendaftaran dan
penarikan obat hewan, pakan, alat dan mesin, atau produk hewan dari peredaran
d. Pencabutan izin, ataue. Pengenaan denda
Bab XIII. Ketentuan PidanaPasal 89
1. Setiap orang yang melakukan pelanggaran batas tindakan mengeluarkan dan/atau memasukkan hewan, produk hewan atau media pembawa penyakit hewan lainnya ke dalam wilayah NKRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5), Pasal 58 ayat (5) dan pasal 59 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 5 tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 150 juta,- dan paling banyak 1, 5 Milyar
Bab XIII. Ketentuan PidanaPasal 89
2. Setiap orang yang melakukan pelanggaranbatas tindakan mengeluarkan dan/atau memasukkan hewan, produk hewan atau media pembawa penyakit hewan lainnya ke dalam wilayah bebas dari wilayah tertular atau terduga tertular sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5), pasal 59 ayat (5) dan pasal 60 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 150 juta,- dan paling banyak Rp 1 Milyar
Bab XIII. Ketentuan PidanaPasal 89
3. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 9 tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 3 Milyar dan paling banyak Rp 9 Milyar
Matur Nuwun
top related