smart city kota malang
Post on 18-Jan-2016
69 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal
dengan julukan kota pelajar. Dari segi ekonomi, total nilai PDRB atas dasar harga
berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp.34.226.477,00(dalam jutaan rupiah),
sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp.15.038.460,41(dalam jutaan
rupiah) dengan konstribusi terbesar datang dari sektor pedagangan, hotel, restoran
(38.51%), sektor industri pengolahan (33.05%) dan dari sektor jasa (12.5%).
Tingginya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran serta industri
pengolahan ini tidak lepas dari semboyan kota Malang Tri Bina Cita yaitu sebagai
kota pendidikan, industri dan pariwisata.
Kota Malang mendapat julukan Switzerland of Indonesia karena kota ini
pernah dianggap mempunyai tata kota terbaik di antara kota-kota Hindia
Belanda. Pariwisata Kota Malang mampu menarik perhatian tersendiri, dari segi
geografis, Malang diuntungkan oleh keindahan alam daerah sekitarnya seperti
Batu dengan agrowisatanya, pemandian Selecta, Songgoriti atau situs-situs
purbakala peninggalan kerajaan Singosari. Di sektor perdagangan mampu
mengubah konsep pariwisata kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota
wisata belanja. Selain perdagangan, Kota Malang juga terkenal dengan
industrinya, berbagai macam industri seperti makan, minuman, kerajinan, garmen,
di samping itu juga terdapat kerajianan keramik yang berada di Dinoyo yang
mendapatkan tempat di kalangan pecinta keramik tanah air.
Ada lima perguruan tinggi negeri di Kota Malang, yakni Universitas
Brawijaya, Universitas negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang serta Politeknik Malang dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Negeri Malang sehingga Kota Malang juga mendapatkan julukan sebagai Kota
pendidikan, dari jumlah besar mahasiswa ini juga memberikan konstribusi dari
sektor pendidikan yang memberikan efek bagi ekonomi dengan usaha-usaha
masyarakat setempat seperti pemondokan, rumah makan, toko-toko buku.
Pertumbuhan perekonomian Kota Malang ke depan akan semakin baik
dan daya tarik investasi akan semakin kuat dengan semakin baiknya sarana dan
prasarana penunjang aktifitas perekonomian antara lain ditunjukkan dengan
pembangunan dan pengembangan berbagai infrastruktur serta peran serta
Pemerintah dalam pembuatan kebijakan ekonomi yang semakin inovatif.
Dalam hal pembangunan dan pengembangan infrastruktur diwujudkan
dengan upaya peningkatan pengoperasian Bandara Abdul Rahman Saleh
menjadi bandara internasional, penyediaan sarana dan prasarana transportasi,
penyediaan kebutuhan listrik, energi, air bersih, telekomunikasi, fasilitas
kesehatan, perbankan, pusat perdagangan, gedung olahraga, perhotelan dan
Rumah Sakit. Ketersediaan infrastruktur yang sangat memadai tersebut
ditunjang oleh faktor- faktor lingkungan yang kondusif bagi kegiatan ekonomi
dan investasi yaitu lingkungan kemudahan berusaha, lingkungan pendidikan
berkualitas, lingkungan kemasyarakatan yang mendukung, serta stabilitas politik
dan pemerintahan.
Perkembangan pembangunan yang telah dicapai saat ini juga
mengindikasikan adanya peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat
dengan terpenuhinya sarana dan prasarana dasar bidang pendidikan, sosial dan
ekonomi masyarakat. Walaupun demikian upaya peningkatan pelayanan umum
di semua sektor pembangunan harus terus ditingkatkan baik kualitas maupun
kuantitasnya. Permasalahan yang muncul akhir-akhir ini seperti banjir dan
macet juga harus segera dicarikan solusinya.
Peningkatan layanan umum yang dilakuka oleh Pemerintah Kota
Malang semakin ditingkatkan sejalan dengan digulirkannya konsep smart city,
yang terdiri dari 6 dimensi yaitu smart economy (ekonomi pintar), smart
environment (lingkungan pintar), smart people (masyarakat pintar), smart life
(cerdas hidup), smart mobility (mobilitas pintar) dan smart government
(pemerintah pintar). Peningkatan layanan di segala bidang (terutama dalam
penyediaan sarana transportasi dan infrastruktur yang memadai, pengembangan
UMKM terutama yang berbasis produk lokal, kemudahan perijinan) bias
mendukung pengembangan sektor pariwisata di Kota Malang, dimana hal ini
merupakan salah satu misi Walikota Malang tahun 2013-2018 yaitu membangun
kota Malang sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman dan berbudaya.
a. Bagaimana implementasi konsep smart city diKota Malang
b. Bagaimana pengembangan pariwisata di Kota Malang
Pembahasan
Konsep Smart City di Kota Malang
Dari arah pembangunan jangka panjang Kota Malang nampak bahwa
pemerintah daerah telah mempersiapkan SDM dan Iptek untuk mewujudkan Kota
Malang sebagai smart city (kota pintar). Namun pengertian smart city yang
diimplementasikan Kota Malang lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, berarti
konsep ini lebih tepat disebut sebagai digital city. Beberapa program yang telah
dilaksanakan Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan Kota Malang sebagai
smart city, yaitu:
a. Peluncuran 65 area hot spot
b. Pelatihan jardiknas dan bimtek electronic mail oleh Dinas pendidikan
c. Gerakan Malang Go Open Source
d. Malang Cyberpark di alun-alun Kota Malang
e. P e nerapan E-Government dalam tingkatkan pelayanan public
Semua program di atas lebih tepat dikatakan sebagai program-program
untuk mewujudkan Malang kota digital (digital city).
Sedangkan konsep smart city lebih luas dari digital city, karena smart
city (Kota pintar) diidentifikasi pada enam sumbu utama atau dimensi yaitu :
a. Ekonomi pintar (inovasi dan persaingan)
Arah pembangunan sumber daya manusia dan IPTEK di Kota Malang
diwujudkan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu
lasyanan sosial dasar, peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja
masyarakat Kota Malang menuju persaingan nasional dan global, pengendalian
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk;peningkatan partisipasi masyarakat Kota
Malang di segala bidang.
Program pemberdayaan masyarakat termasuk UMKM dan koperasi
perlu digalakkan untuk mendorong inovasi dan mengantisipasi persaingan usaha.
Melonjaknya jumlah pelaku usaha belakangan ini tentunya mengakibatkan
persaingan pasar menjadi semakin ketat. Bahkan sekarang ini persaingan antara
pengusaha yang satu dengan pelaku usaha lainnya sudah dalam kondisi yang
semakin kompleks, sehingga masing-masing perusahaan kini berlomba
menciptakan inovasi- inovasi baru untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya.
b. Mobilitas pintar (transportasi dan infrastruktur)
Arah pembangunan infrastruktur Kota Malang diwujudkan melalui
penguatan system perencanaan infrastruktur kota; pengembangan aliran sungai;
peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih; pengembangan system
transportasi; pengembangan perumahan dan permukiman; dan peningkatan
konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur. Dengan ketersediaan
sarana/prasarana transportasi dan infrastruktur yang memadai akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan sekaligus dapat
mengundang investor masuk Kota Malang sehingga akan mendorong
pengembangan pariwisata, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan
merupakan sebuah sistern pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk
menjamin keberpihakan pada kepentingan publik. Perimbangan keterlibatan tiga
stakeholders utama Kota Malang yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta
merupakan hal yang mutlak harus dilakukan.
c. Masyarakat pintar (kreativitas dan modal sosial)
Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi
(economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social
capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan
usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, gotong
royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta
kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap
kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya
keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata nilai ini perlu
dipertahankan dalam kehidupan sosial masyarakat Malang.
d. Lingkungan pintar (keberlanjutan dan sumber daya)
Kerusakan yang berdampak pada menurunnya mutu lingkungan di Kota
Malang pada dasarnya adalah akibat kelalaian atau kesengajaan oleh masyarakat
dan pemerintah, seperti kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan
atau penampung air hujan dijadikan kawasan perumahan atau bentuk
pemanfaatan lain yang secara nyata menghalangi dan mengurangi daya resap
tanah terhadap air hujan, dampak langsungnya akan terjadi banjir apabila
terjadi hujan.Kota Malang dalam beberapa hal terkait dengan pembanguna
berwawasan lingkungan masih menyisakan persoalan. Persoalan tersebut antara
lain semakin tumbuh suburnya pembangunan ruko yang terkesan tanpa
perencanaan yang memadai, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang
memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH). Konsekwensi di masa
mendatang konsep pembangunan Kota Malang harus dikembalikan
pada konsep pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan Garden
City/Kota Taman, karena sejak awal berdirinya Kota Malang, konsep inilah yang
dipakai oleh Thomas Karsteen. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang mempersyaratkan 30% lahan
perkotaan harus difungsikan untuk ruang terbuka hijau (baik privat maupun
publik).
e. Cerdas hidup (kualitas hidup dan kebudayaan)
Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang
terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu
berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia,
secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan.
Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan
atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
Sebagai kota pendidikan, banyak kebijakan maupun program yang telah diambil
pemerintah Kota Malang guna meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini selaras
dengan arah pembangunan jangka panjang di bidang penguatan SDM dan Iptek
yaitu Terwujudnya Kota Malang sebagai Kota Pendidikan yang berorientasi
global dengan kearifan lokal, Terwujudnya SDM yang Berkualitas
dengan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang Berbudaya, dan Terwujudnya lingkungan kota yang kondusif
sebagai kota pendidikan yang berkualitas.
f. Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi).
Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good
Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan
akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip
“desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung
jawab, dan berdaya saing”. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah beserta perubahannya telah merubah sistem
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota sehingga pelaksanaan
penguatan asas desentralisasi memerlukan perangkat peraturan perundangan
yang mendukung. Upaya mengikutsertakan masyarakat (stakeholders) dalam
pelaksanaan pembangunan hanya dapat terwujud bila kehidupan demokrasi
berjalan dengan baik. Proses demokratisasi akan berjalan dengan baik jika
tercipta supremasi hukum yang didukung oleh penyelenggaraan pemerintahan
yang baik. Pemerintah Kota Malang telah bersemangat untuk menuju ke arah
Good Governance. Isu permasalahan sentral bagi pembangunan Kota Malang,
yaitu tingginya konsentrasi pembangunan di wilayah pusat kota (termasuk
kawasan Jl Veteran /Matos). Pengurangan kesenjangan pembangunan
antarwilayah kecamatan perlu dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah kota, tetapi juga untuk menjaga
stabilitas kota. Tujuan penting dan mendasar yang akan dicapai untuk
mengurangi kesenjangan antarkecamatan dan kelurahan adalah bukan untuk
memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, tetapi yang paling utama
adalah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
antar kelurahan di Kota Malang. Keberpihakan pemerintah daerah perlu
ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah- wilayah tertinggal sehingga
wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepatdan
dapat mengejar ketinggalan pembangunan. Hal yang dapat dilakukan adalah
membangun wilayah-wilayah tertinggal melalui peningkatan produktivitas
dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan keterkaitan antara wilayah
tertinggal dengan wilayah-wilayah pusat kota serta mengelola dan
mengendalikan pemanfaatan sumber daya yang ada. Untuk itu, perlu
didukung dengan adanya skema pemberian dana anggaran, termasuk jaminan
pelayanan publik.
Konsep Smart City Mendukung Pengembangan Pariwisata di Kota Malang
Kepariwisataan merupakan sektor kegiatan yang sangat strategis, terbukti
banyak negara yang menempatkan penyelenggaraan pariwisata sebagai sektor
perdagangan jasa andalan dalam perolehan devisa dan penggerak perekonomian
masyarakat. Hal ini sangat beralasan sebab sektor pariwisata sebagai industri jasa
yang tidak memiliki keterbatasan (borderless) seperti :
1. Tidak dapat dibatasi dengan wilayah
2. Tidak ada pembatasan quota produk
3. Tidak ada keterbatasan bahan baku/tidak habis dikonsumsi
4. Tidak termasuk dalam katagori industri padat modal
Salah satu misi Walikota Malang tahun 2013-2018 adalah “membangun
kota Malang sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman dan berbudaya”. Dalam
upaya menjadikan Kota Malang sebagai salah satu tujuan wisata, maka perlu ada
upaya peningkatan citra Kota Malang sebagai Kota Pariwisata. Selama ini
pencitraan kota pariwisata dinilai masih belum optimal, meskipun jumlah
wisatawan baik lokal mapun asing mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Belum optimalnya pencitraan tersebut terkait dengan beberapa isu diantaranya:
(a) Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat diharapkan oleh
pemerintah Kota Malang untuk menjadi motor penggerak roda perekonomian,
sampai saat ini masih kalah perannya dibanding sektor industri dan pendidikan;
(b) Citra Kota Malang sebagai kota pariwisata sudah terbangun sejak
dulu, namun pariwisata masih cenderung diartikan secara sempit, sehingga
wisata belanja, wisata kuliner bahkan wisata pendidikan masih belum
dipromosikan secara optimal. Oleh karena itu, dalam upaya menjadikan Daerah
Tujuan Wisata (DTW) unggulan, Kota Malang terus melakukan berbagai strategi
pengembangan industry pariwisata melalui pengembangan kawasan wisata
belanjaatau souvenir, seperti pusat perbelanjaan, baik yang bersifat tradisional
maupun modern yang tersebar di berbagai penjuru Kota Malang. Pemerintah
Kota Malang juga membangun strategi pemasaran pariwisata baru melalui
pengembangan potensi wisata MICE (Meeting, Incentive and Exhibition).
Untuk membangun kota wisata yang nyaman bagi wisatawan, maka
perlu penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai, jalan bebas
banjir dan macet, parkir nyaman, peningkatan kualitas pelayanan dari semua
stakeholder pariwisata, ketersediaan produk lokal sebagai oleh-oleh khas
Malang, lingkungan yang bersih dengan udara segar, dan tersedia pusat
informasi wisata. Semua kebutuhan ini bisa terpenuh jika Pemerintah daerah
memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan Kota Malang sebagai daerah
tujuan wisata. Penanganan pariwisata seharusnya tidak dibebankan pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata semata, namun juga menjadi tanggungjawab multi
SKPD, seperti :
a. Dinas Pekerjaan Umum : penyediaan sarana infrastruktur yang memadai
b. Badan Lingkungan hidup : pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) 30%
c. Dinas Kebersihan dan Pertamanan : kebersihan dan keindahan kota
d. Dinas Informasi dan Komunikasi : penyediaan internet, intranet dan
sarana infrastruktur telematika untuk memudahkan akses informasi bagi
wisatawan
e. Dinas Koperasi dan UKM : pemberdayaan UKM
f. Dinas perindustrian dan Perdagangan : masalah perijinan usaha
g. Dinas Perhubungan : perparkiran, terminal dan angkutan kota yang
nyaman
h. Dinas pasar : kebersihan dan kenyamanan pasar sebagai salah satu tujuan
wisata belanja, penataan dan pembinaan PKL.
i. Dinas Pendidikan : penyedia wisata pendidikan, termasuk juga menjadi
tanggung jawab Perguruan Tinggi
Potensi kepariwisataan Malang Raya sudah tidak diragukan lagi
keberadaannya. Malang Raya merupakan tujuan wisata unggulan bagi propinsi
Jawa Timur. Malang Raya yang meliputi tiga daerah administrasi yaitu
Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. Ketiga kawasan tersebut
membawa visi dan misi masing-masing dalam cakupan wilayah administrasi dan
kalau dilihat dari Kebijakan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi fungsi pariwisatanya maka Kota Malang
merupakan pusat akomodasi, Kabupaten Malang merupakan pusat Wisata
Budaya dan Laut, sedangkan Kota Batu merupakan pusat wisata alam
pegunungan dan wisata konvensi.
Selama ini Kota Malang lebih merupakan daerah penopang (feeder) bagi
aktivitas wisata di kawasan Malang Raya yaitu menjadi penyedia jasa
perdagangan yang berupa supermarket, pasar dan pusat perdagangan dan juga
penyedia jasa akomodasi. Hal tersebut disebabkan karena secara umum Kota
Malang tidak memiliki objek wisata dan daya tarik unggulan yang secara
umum dan nasional dikenal secara spesifik. Oleh karena itu konsep
pengembangan pariwisata Kota Malang akan lebih difokuskan pada penataan dan
mengembalikan citra kota sebagai kota yang sejuk, asri, dan hijau yang ditopang
dengan vegetasi pelindung dan dihiasi berbagai bunga sebagai pelengkapnya.
Besarnya potensi pariwisata di Kota Malang mempunyai multiplayer
effect terhadap aktivitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Kota Malang
terutama pada sektor perdagangan, Hotel, dan restoran. Sektor inilah yang
menikmati dampak positif dari banyaknya wisatawan yang datang ke Kota
Malang. Kondisi ini bisa dilihat dari besarnya peran sektor perdagangan, hotel,
dan restoran terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Bahkan kontribusi
sektor ini terhadap PDRB Kota Malang adalah yang terbesar, yaitu sebesar
38,51% di tahun 2011.
Konsep smart city yang diimplementasikan dengan baik akan mendukung
pengembangan pariwisata di Kota Malang. Hal ini bisa dijelaskan dari dimensi
smart city berikut ini :
a. Ekonomi pintar : pemberdayaan masyarakat termasuk UMKM dan
koperasi akan mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas serta daya
saing mereka.
b. Mobilitas pintar : Dengan ketersediaan sarana/prasarana transportasi dan
infrastruktur yang memadai akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan sekaligus dapat mengundang investor, mendorong pengembangan
pariwisata, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Masyarakat pintar : Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi
UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam
mengembangkan usahanya, sehingga diharapkan UMKM bisa
menghasilkan produk unggulan yang bisa menjadi salah satu daya tarik
bagi wisatawan.
d. Lingkungan pintar : 30% lahan perkotaan harus difungsikan untuk
ruang terbuka hijau (baik privat maupun publik), sehingga wisatawan bisa
menikmati kesejukan udara Kota Malang kembali.
e. Cerdas hidup : kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas
kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari
pendidikan yang berkualitas. Sebagaikota pendidikan, banyak kebijakan
maupun program yang telah diambil pemerintah Kota Malang guna
meningkatkan kualitas pendidikan. Banyaknya lembaga pendidikan baik
negeri maupun swasta di Kota Malang menjadikan Kota ini sebagai tujuan
wisata pendidikan.
f. Pemerintahan yang cerdas : salah satu permsalahan pembangunan Kota
Malang adalah terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah.
Pemerintahan yang cerdas akan mengurangi kesenjangan antarkecamatan
dan kelurahan dan akan mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal
sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang
secara lebih cepat dan dapat mengejar ketinggalan pembangunan.
Kesimpulan
Dari arah pembangunan jangka panjang Kota Malang nampak bahwa
pemerintah daerah telah mempersiapkan SDM dan Iptek untuk mewujudkan Kota
Malang sebagai smart city (kota pintar). Namun Pengertian smart city yang
diimplementasikan Kota Malang lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, berarti
konsep ini lebih tepat disebut sebagai digital city. Beberapa program yang telah
dilaksanakan Pemerintah Daerah yang dianggap untuk mewujudkan Kota Malang
sebagai smart city, yaitu : peluncuran 65 area hot spot, pelatihan jardiknas dan
bimtek electronic mail oleh Dinas pendidikan, gerakan Malang Go Open Source,
Malang Cyberpark di alun-alun Kota Malang dan penerapan E-Government
dalam meningkatkan pelayanan publik. Semua program tersebut lebih tepat
dikatakan sebagai program-program untuk mewujudkan Malang kota digital
(digital city).
Sementara program-program yang bisa dilakukan untuk mewujudkan
Malang smart city antara lain adalahpemberdayaan masyarakat termasuk UMKM
dan koperasi, penyediaan sarana dan prasarana transportasi dan infrastruktur
yang memadai, peningkatan kualitas pelayanan publik, pemenuhan RTH 30%
dan lain-lain
Untuk membangun kota wisata yang nyaman bagi wisatawan, maka perlu
penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai, jalan bebas banjir
dan macet, parkir nyaman, peningkatan kualitas pelayanan dari semua
stakeholder pariwisata, ketersediaan produk lokal sebagai oleh-oleh khas
Malang, lingkungan yang bersih dengan udara segar, dan tersedia pusat
informasi wisata. Semua kebutuhan ini bisa terpenuhi jika konsep smart city
diimplementasikan dengan baik dan jika Pemerintah daerah memiliki komitmen
yang kuat untuk mewujudkan Kota Malang sebagai daerah tujuan wisata.
Penanganan pariwisata seyogyanya tidak dibebankan pada Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata semata, namun juga menjadi tanggungjawab multi SKPD,
seperti : Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan, Dinas Informasi dan Komunikasi, Dinas Perhubungan.
LAMPIRAN
Gambar : Halaman Web Pemkot Malang
Gambar : Laman Situs Media Center Ken Dedes Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang.
Gambar : Lomba website antar SKPD kota malang
Gambar : halaman web Bank Sampah Kota Malang
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.malangkota.go.id/2. http://perijinan.malangkota.go.id/ 3. http://mediacenter.malangkota.go.id/2010/07/selamat-datang/4. Cahiya.2013. Empat Kota Pintar di Dunia.Diunggah
dih tt p : / /ca h i y a .c o m / e m p a t - k o ta- p i n ta r - d i - du n i a - b a g i a n - 1 / tanggal 14 Pebruari 2015
5. Rachmatunisa. 2012. Smart City di Indonesia? Bukan mengawang-awang. Detikinet. Diunggah tanggal 17 Februari 2015.
6. Surya Online, 2013. Pendidikan Kota Malang Sarat Keluhan Biaya Mahal. Surya online. Diunggah tanggal 18 Pebruari2013.
top related