slide toksilogi forensik

Post on 10-Jul-2016

215 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

power point mengenai toksikologi pada bagian kedokteran forensik

TRANSCRIPT

TOKSIKOLOGI

N A D I A G H A I S A N I Q U M A I R I 1 1 0 1 0 0 1 3 7

T O G U N A I P O S P O S 1 1 0 1 0 0 3 0 1A N G G I A A N G G R A E N I 1 1 0 1 0 0 2 9 0

J O S E P H I N E C H O O 1 1 0 1 0 0 4 7 0I N D I R A N V A D I V A L U 1 0 0 1 0 0 4 5 6

Pembimbing: dr. H. Guntur Bumi Nasution, Sp.F

D E F I N I S I

• Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia atau racun terhadap mekanisme biologis suatu organisme.

Ilmu Toksikolo

gi

• Substansi kimia yang dalam jumlah relatif kecil bila masuk atau mengenai tubuh, tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan daya kimianya, akan menimbulkan gangguan fungsi tubuh bahkan kematian.

Toksik

D E F I N I S I

• Ilmu yang mempelajari aspek medikolegal dari bahan kimia yang mempunyai efek membahayakan bagi manusia/hewan sehingga dapat dipakai untuk membantu mencari/menjelaskan penyebab kematian pada penyelidikan kasus pembunuhan akibat keracunan.

Toksikologi

Forensik

D O S I S

Dosis Pemakaian• Dosis normal yang dipakai seseorang

tetapi tujuannya bukan untuk pengobatan.Dosis Terapi• Dosis yang cukup memberikan daya

penyembuhan yang optimal. Dosis Minimal• Dosis terkecil yang masih dapat

memberikan efek terapi.

D O S I S

Dosis Maksimal• Dosis terbesar untuk sekali pemakaian

atau untuk 24 jam tanpa memperlihatkan efek toksik.Dosis Toksik

• Dosis yang sedemikian besarnya dapat menunjukkan efek toksik.

Dosis Letal• Dosis yang sedemikian besarnya dapat

menyebabkan kematian pada hewan percobaan.

C A RA M A S U K RAC U N K E DA L A M T U B U H

Inhalasi Intravena

Intramuskular Subkutan

Peroral Kulit yang sehat

C A RA K E R JA RAC U N D I DA L A M T U B U H

Racun yang bekerja lokal• Timbul sensasi nyeri yang hebat, peradangan,

bahkan kematian.• Racun bersifat korosif: lisol, asam, basa kuat.• Racun bersifat iritan: arsen, HgCl2.• Racun bersifat anastetik: kokain, asam karbol. Racun yang bekerja sistemik• Memiliki akibat pada salah satu sistem atau organ

tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem atau organ tubuh lainnya.

• Narkotik, barbiturate, dan alkohol susunan syaraf pusat.

• Digitalis, asam oksalat jantung.

Racun yang bekerja lokal dan sistemik• Timbul rasa nyeri dan depresi pada

susunan syaraf pusat.• Asam karbol, asam oksalat, arsen, garam

Pb.

C a r a Ke r j a Ra c u n d i D a l a m Tu b u h

M O T I F K E R A C U N A N

Kecelakaan/ kematian tidak sengaja• Akibat kelalaian penyimpanan bahan-

bahan rumah tangga berbahaya (detergen, pestisida rumah tangga, obat-obatan) sehingga dapat dijangkau oleh anak-anak.

• Dewasa hilangnya label “penanda” pada bahan beracun, penyimpanan tidak pada tempatnya, misalnya disimpan di dalam botol minuman, kaleng gula yang dapat menyebabkan kekeliruan.

Penyalahgunaan obat-obatan

• Penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu yang bukan untuk tujuan pengobatan, melainkan untuk memperoleh perubahan perasaan.

• Penggunaan narkotika (golongan opiat), sedativa (barbiturat), halusinogen (3-4 metil deoksimetamfetamin “MDMA”, metil dioksiamfetamin “MDA”, fensilidin “PCP”), dan stimulan (amfetamin, cocain).

• Dapat juga disebabkan oleh kelebihan dosis, pengkonsomsi alkohol, atau salah pengobatan oleh dokter.

M O T I F K E R A C U N A N

Bunuh diri dengan racun• Menggunakan pestisida rumah tangga,

detergen, atau menggunakan kombinasi obat-obatan yang komplek (3 hingga 7 jenis obat).

• Untuk mencari penyebab kematian pada kasus bunuh diri diperlukan analisis toksikologi (cairan lambung, darah, urin, dan organ tubuh lainnya).

M O T I F K E R A C U N A N

Pembunuhan menggunakan racun• Secara umum bukti keracunan diperoleh

dari simptom sebelum kematian. • Penyidikan pasca kematian oleh dokter

patologi forensik dengan melakukan otopsi dan pengambilan spesimen yang kemudian dilakukan analisis racun oleh toksikolog forensik.

M O T I F K E R A C U N A N

D I A G N O S A K E R A C U N A N

Anamnesa kontak antara korban dengan racun. Tanda dan gejala Sesuai dengan tanda dan gejala dari keracunan bahan kimia yang diduga. Dari sisa benda bukti Dapat dibuktikan bahwa benda bukti tersebut memang racun yang dimaksud.Dari bedah mayat Dapat ditemukan adanya perubahan yang sesuai dengan keracunan dari racun yang diduga, serta tidak dapat ditemukan penyebab kematian lain. Pemeriksaan toksikologi Dapat dibuktikan adanya racun serta metabolitnya di dalam tubuh atau cairan tubuh korban

P E M E R I K S A A N T O K S I KO L O G I

Sampel yang harus diambil:- Lambung dengan isinya. - Seluruh usus dengan isinya. - Darah yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari perifer (v.jugularis, a. femoralis dan sebagainya).

- Hati sebanyak 500gram. - Ginjal diambil keduanya.- Otak diambil 500 gram.- Limpa.- Paru-paru.

P E M E R I K S A A N T O K S I KO L O G I

- Urin diambil seluruhnya.- Empedu dan kantung empedu - Pada kasus khusus dapat diambil : a. Jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 sentimeter. b. Jaringan otot, yaitu dari tempat yang terhindar dari kontaminasi, misalnya muskulus psoas sebanyak 200 gram. c. Lemak di bawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram. d. Rambut yang dicabut sebanyak 10 gram. e. Kuku yang dipotong sebanyak 10 gram. f. Cairan otak sebanyak-banyaknya.

B A H A N P E N G A W E T

- Sampel padat:- Alcohol absolute- Larutan garam jenuh

- Sampel cair:- Natrium fluoride 1% - Natrium fluoride + Natrium sitrat

- Sampel urin:- Natrium Benzoat- Phenyl mercury nitrate

D A S A R H U K U M

KUHP pasal 202

• (1) Barangsiapa memasukkan barang sesuatu ke dalam sumur, pompa, sumber atau ke dalam perlengkapan air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh atau bersama-sama dengan orang lain, padahal diketahuinya bahwa karena perbuatan itu air lalu berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

KUHP pasal 203• (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya)

menyebabkan bahwa barang sesuatu dimasukkan ke dalam sumur, pompa, sumber atau ke dalam perlengkapan air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh, atau bersama-sama dengan orang lain, sehingga karena perbuatan itu air lalu berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

D A S A R H U K U M

KUHP pasal 204• (1) Barangsiapa menjual, menawarkan,

menyerahkan atau membagi-bagikan barang yang diketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat; berhahaya itu tidak diberi tahu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun

D A S A R H U K U M

KUHP pasal 205• (1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya)

menyebabkan barang-barang yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, dijual, diserahkan atau di bagi-bagikan tanpa diketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli atau yang memperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

• (3) Barang-barang itu dapat disita

D A S A R H U K U M

KUHAP pasal 133

• (1) Dalam hal ini penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang koraban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.

D A S A R H U K U M

K E R A C U N A N S I A N I D A

Tanda dan Gejala

• Ingesti: terbakar pada kerongkongan dan lidah, hipersalivasi, mual, muntah, sakit kepala, vertigo, photophobia, tinitus, pusing, kelelahan dan sesak napas. Sianosis pada muka, keluar busa dari mulut, nadi cepat dan lemah, napas cepat dan kadang-kadang tidak teratur, refleks melambat, udara pernapasan berbau amandel. Menjelang kematian, sianosis tampak nyata dan timbul kedutan otot-otot yang berlanjut dengan kejang disertai inkontinensia urin dan alvi.

• Inhalasi: menimbulkan palpitasi, kesukaran bernapas, mual muntah sakit kepala, salivasi, lakrimasi, iritasi mulut dan kerongkongan, pusing, kelemahan ekstremitas, kolaps, kejang, koma, dan meninggal.

K E R A C U N A N S I A N I D A

Pemeriksaan Forensik

• Pemeriksaan luar: tercium bau amandel dengan cara menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam jenazah berwarna merah terang (red livor mortis).

• Bedah mayat: Perut dapat berisi darah maupun rembesan darah akibat erosi maupun pendarahan di dinding perut

LEBAM JENAZAH BERWARNA MERAH BATA

K E R A C U N A N C O

Saturasi COHb

Gejala

10 % Tidak ada

10%- 20%

Rasa berat pada kening, sakit kepala ringan

20%- 30%

Sakit kepala, berdenyut pada pelipis

30%- 40%

Sakit kepala keras, lemah, pusing,penglihatan buram, mual dan muntah, kolaps

40% - 50% Sama dengan gejala di atas tetapi dengan kemungkinan besar kolaps atau sinkop. Pernapasan dan nadi cepat, ataksia.

50% - 60% Sinkop, pernapasan dan nadi bertambah cepat, koma dengan kejang intermitten, pernapasan Cheyne-Stokes

60% - 70% Koma dengan kejang, depresi jantung dan pernapasan, mungkin meninggal

70% - 80% Nadi lemah, pernapasan lambat, gagal napas dan meninggal.

K E R A C U N A N C O

Pemeriksaan Forensik

• Pemeriksaan luar: lebam mayat yang berupa cherry red pada kulit, otot, darah dan organ-organ interna, yang tampak jelas bila kadar COHb mencapai 30% atau lebih

• Bedah mayat: jaringan otot, viscera dan darah berwarna merah terang, kadang ditemukan tanda-tanda asfiksia dan hiperemia viscera. Pada otak besar dapat ditemukan petekie di substansia alba bila korban bertahan hidup lebih dari 30 menit

K E R A C U N A N I N S E KT I S I D A

Tanda dan Gejala

• Gangguan penglihatan, sukar bernapas, saluran pencernaan hiperaktif, sakit kepala, kelemahan otot, hiperhidrosis, lakrimasi, salivasi, miosis, sekresi saluran napas, sianosis, papil edem, konvulsi, koma, dan hilangnya kontrol terhadap sfingter

K E R A C U N A N I N S E KT I S I D A

Pemeriksaan Forensik• Pemeriksaan dalam: ditemukan tanda

pembendungan pada alat dalam. Di lambung ditemukan cairan yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan cairan lambung dan lapisan larutan insektisida. Mukosa lambung dan usus bagian atas tampak hiperemis dan mengalami perdarahan submukosa. Tercium bau pelarut insektisida. Limpa, otak dan paru tampak edem dan kongesti. Kerusakan jaringan hati biasanya merupakan penyebab kematian pada keracunan kronis.

K E R A C U N A N A R S E N

Tanda dan Gejala• Acute paralytic: circulatory collapse dengan

tekanan darah turun/rendah, denyut nadi cepat dan lemah, pernafasan sukar dan dalam , stupor atau semicomatous , kejang dan adakalanya tampak/ tidak tampak gejala iritasi gastrointestinal.

• Gastrointestinal type: muntah dan diikuti diarrhea setelah 1-2 jam kemudian, Rasa sakit dan cramp pada perut, rasa haus yang hebat, sakit tenggorokan , mulut terasa kering

K E R A C U N A N A R S E N

Tanda dan Gejala• Subacute type 36: Perdarahan multiple pada lapisan

sub serosa jaringan Traktus Gastrointestinal mengalami inflamasi dan kronis serta diarhea berkepanjangan, cramp dan dehidrasi,ginjal mengalami nefrosis dengan albuminuria dan hematuria, skin eruption, bengkak seluruh tubuh.

• Chronic type: Paralyse dan atrofi otot-otot tangan dan kaki, anaesthesia , rambut dan kuku rontok, gastroentritis kronis disertai anoreksia, nausea, dan diare, kulit mengalami hiperkeratosis dan hiperpigmentasi, mata mengalami hiperkeratosis, kelopak mata bengkak, garis melintang pada kuku berwarna putih.

K E R A C U N A N A R S E N

Pemeriksaan Forensik

• Keracunan Akut : • Pemeriksaan luar: tampak tanda-

tanda dehidrasi • Pemeriksaan dalam: tampak tanda

iritasi lambung, mukosa berwarna merah, kadang-kadang dengan perdarahan (fleas bitten appearance)

K E R A C U N A N A R S E N

Pemeriksaan Forensik

• Keracunan Kronik : • Pemeriksaan luar: tampak keadaan gizi

buruk. Pada kulit terdapat pigmentasi coklat (melanosis arsenic), keratosis telapak tangan dan kaki (keratosis arsenic). Kuku tampak garis-garis putih (Mee’s lines) pada bagian kuku yang tumbuh dan dasar kuku.

• Pemeriksaan dalam: tidak khas.

Melanosic Arsenic

Mee’s Lines

K E R A C U N A N N A R KO B A

Tanda dan Gejala

• Mengantuk, yang makin lama makin dalam dan berakhir dengan keadaan koma, terdapat relaksasi otot-otot sehingga lidah dapat menutupi saluran nafas, nadi kecil dan lemah, pernafasan sukar, irregular, pernafasan dangkal – lambat, suhu badan turun, muka pucat, pupil miosis (pin-head size), tekanan darah turun hingga syok.

K E R A C U N A N N A R KO B A

Pemeriksaan Forensik• Korban hidup: pengambilan darah dan urin untuk

pemeriksaan laboratorium. • Pemeriksaan luar jenazah: ditemukan adanya

bekas suntikan, pembesaran kelenjar getah bening setempat, lepuh kulit (skin blister), tanda asfiksia (busa halus dari lubang hidung dan mulut), sianosis pada ujung jari dan bibir, perdarahan petekial pada konjungtiva dan pada pemakaian narkotika dengan cara sniffing (menghirup), kadang dijumpai perforasi septum nasi.

K E R A C U N A N N A R KO B A

Pemeriksaan Forensik

• Pemeriksaan dalam jenazah: ditemukan darah berwarna gelap dan cair, terdapat gumpalan masa coklat kehitaman pada lambung, trakea dan bronkus kongesti dan berbusa, paru kongesti dan edema.

Bekas Suntikan

Skin Blister

K E R A C U N A N P S I KO T R O P I K A

Tanda dan Gejala

• Barbiturat, gejala akut: ataksia, vertigo, pembicaraan kacau, nyeri kepala, parestesi, halusinasi, gelisan dan delirium.

• Kronis: depresi melankolik, regresi psikik, wajah kusut, emosi tidak stabil.

K E R A C U N A N P S I KO T R O P I K A

Pemeriksaan Forensik

• Gambaran tidak khas.• Pemeriksaan luar: tampak gambaran asfiksia

(sianosis, keluar busa halus dari mulut).• Pemeriksaan dalam: mukosa saluran cerna dan

seluruh organ dalam menunjukkan tanda perbendungan. Esophagus menebal , berwarna merah coklat gelap dan kongestif.

TERIMA KASIH

top related