skoliosis

Post on 25-Jul-2015

139 Views

Category:

Documents

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SKOLIOSIS

KOLUMNA VETEBRALIS

33 tulang 7 vetebra servikal, 12 vetebra torakalis, 5 vetebra lumbal , 5 sacrum dan 4

tulang ekor (coccyx).

SKOLIOSIS

• Dari kata Yunani lengkungan.• Kelainan bentuk tulang belakang yang ditandai

dengan melengkungnya tulang belakang ke lateral yang biasa disertai rotasi.

EPIDEMIOLOGI

• Amerika, Eropa dan Asia 1,5—3% dari populasi mengalami skoliosis dengan kelengkungan > 100

• Indonesia belum ada angka yang pasti.• Scoliosis correction clinic, Indonesia– 285 pasien pria 88 skoliosis– 323 pasien wanita 124 skoliosis

ETIOLOGI

• 80% pasien scoliosis idiopathic scoliosis• Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya skoliosis, yaitu:– Faktor genetik– Kelainan fisik– Tissue deficiency– Gangguan CNS– Faktor biologi

KLASIFIKASI1. Skoliosis Postural

Deformitas sekunder / kompensasi terhadap keadaan diluar tulang belakang• Postural Scoliosis Hilang saat pasien melakukan forward bending.• Compensatory scoliosis Adanya leg length discrepancy, Seperti pada kaki yang

pendek atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, dan akan hilang saat pasien duduk

KLASIFIKASI

2. Skoliosis StrukturalDeformitas yang tidak dapat diperbaikia) Idiopatik skoliosis • Infantile < 3 tahun• Juvenile 4-9 tahun• Adolescent >10 tahun

KLASIFIKASI

b) Kongenital skoliosis– Kelainan dengan canalis

vertebralis terbuka• meningo myelocele• spina bifida

– Kelainan dengan canalis vertebralis tertutup• diastematomnyelia• hemivertebra, wedge

vertebra, vertebral bar, vertebral coalition

KLASIFIKASIc) Kelainan neuromuscular

Khas lengkung kelumpuhan cembung ke sisi yang ototnya lebih lemah – Neuropathic

• Lesi upper motor neuron– cerebral palsy,spino cerebellar degeneration,

syringomelia,tumor dan trauma sumsum tulang belakang• Lesi lower motor neuron

– Poliomyelitis,Progresive spinal muscular dystrophy– Myopathic

• muscle dystrophy, myotonia atrophica, mytonia congenital

d) Neurofibromatosis

TANDA & GEJALA

Pemendekan sisi yang konkav

TANDA & GEJALA

Gejala berkembang bertahap :

• Badan yang tampak menopang pada satu sisi

• Bahu yang tidak sama tinggi• Pinggul yang tampak lebih

tinggi sebelah• Kerangka iga yang tidak

simetris• Protusi iga pada satu sisi

tulang belakang

TANDA & GEJALAEfek skoliosis pada paru dan jantung bergantung pada derajat kurva:• Mild Scoliosis ( < 20o) tidak begitu serius, monitoring • Moderate Scoliosis (25 – 70o ) terdapat keluhan saat exercise. • Severe Scoliosis (> 700 ) penekanan pada paru level O2, kapasitas paru 80%.

gangguan fungsi jantung. • Very Severe Scoliosis (Over 1000 ) trauma pada paru & jantung,osteopenia

& osteoporosis .

DIAGNOSA

1. Anamnesa2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN FISIKForward bending Adam's Test

PEMERIKSAAN FISIK• Dilihat dari belakang:

– Asimetri bahu– Penonjolan scapula.– Pembengkokan tulang belakang– Jarak antara badan dan lengan tak sama.– Garis pinggang atau tinggi pinggul tak sama. – Dilihat adanya deviasi kepala dan leher terhadap celah lekuk pantat.– Pelvic obliquity– Kedua tungkai dinilai apakah sama panjang.

• Dilihat dari depan– Asimetris pada bahu dan payudara. Pada bagian yang cembung, akan

terlihat payudara lebih menonjol.

PEMERIKSAAN FISIKInclinometer / Scoliometer• Untuk mengukur derajat skoliosis• Pasien diminta untuk membungkuk kedepan, kemudian

scoliometer diletakan pada punggung pasien kemudian diukur derajat ketinggian apeks.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Roentgen X-ray• Kurva– Major kurva– Minor kurva– Double kurva

• Level • Apek• Panjang kurva• Letak kurva kiri atau kanan

ROENTGEN X-RAY

Risser-Ferguson

• Mengukur sudut yang dibentuk oleh garis dari pusat (center) vertebra batas atas ke pusat dari apek, dengan garis dari pusat vertebra batas bawah ke pusat dari apeks.

ROENTGEN X-RAY

Lippman-Cobb• Distandarisasi oleh Scoliosis

Research Society gold standart

• Pengukuran ini, membagi skoliosis dibagi menjadi 7 group,

ROENTGEN X-RAYRotasi dinilai berdasarkan metode Perdriolle atau Nash Moe pada apex ‑dari kurva. Cara Nash Moe adalah ‑dengan menilai hubungan antara pedikel dengan garis tengah.

ROENTGEN X-RAY

• Penilaian maturitas Foto pelvis AP

• Menilai maturitas dari skeletal dengan menilai capping iliac apophysis.

• Bila telah terjadi capping dari tepi iliaca apofise dengan sacroiliacal junction dan berfusi dengan ilium, maka pematangan tulang hampir berakhir

RISSER SIGN

KLASIFIKASI KING-MOE• Klasifikasi dibagi menjadi 5 tipe• Digunakan untuk memutuskan apakah akan dilakukan

instrumentasi untuk torak, lumbal atau kombinasi keduanya.

• The King Moe type I Terdapat double kurva pada torak & lumbal, kedua kurva melintasi garis tengah dan bersifat struktural. Pengobatan fusi spinal pada kedua kurva baik pada daerah torakal maupun lumbal .

KLASIFIKASI KING-MOEKing-Moe Type II• Terdapat double kurva pada

torak dan lumbal• Penonjolan minimal pada lumbal,

kedua kurva juga melintasi garis tengah, kurva pada daerah lumbal lebih fleksibel

• kurva primer torakal,kurva kompensasi lumbal.

• koreksi Daerah torakal,Jangan melakukan fusi pada daerah lumbal kemungkinan koreksi spontan setelah koreksi bagian torakal.

KLASIFIKASI KING-MOE

King-Moe Type III• Kurva pada daerah

torakal tanpa kurva kompensasi lumbal

• Pada tipe ini dapat dilakukan fusi pada derah torakal saja, baik secara posterior maupun anterior.

KLASIFIKASI KING-MOE

King-Moe Type IV• kurva yang sangat

panjang pada torakal• Tipe menyerupai huruf

C panjang• Paling baik dikoreksi

dengan pendekatan instrumentasi posterior.

KLASIFIKASI KING-MOE

King-Moe Type V• Kedua kurva torakal, dan

sering juga meluas meliputi daerah servikal

• Kadang memiliki kurva kompensasi pada aderah lumbal

• Tindakan yang diambil meliputi fusi pada daerah upper torakal.

KOMPLIKASI

• Sistem Pernafasan• Sistem Kardiovaskuler• Sistem Muskuloskletal• Sistem Pencernaan• Sistem Neuromuskuler

PENATALAKSANAANTujuan penatalaksanaan :1. Mencegah progresivitas2. Mempertahankan fungsi respirasi dan kardiologi3. Mengurangi nyeri dan menjaga kondisi neurologis4. Kosmetik

Keputusan terapi :• Kematangan skeletal • Derajat dari kurva.• Semakin muda pasien dan semakin besar kurva, makin besar

kemungkinan kurva bertambah berat.

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAANObservasi• Pada anak-anak pertumbuhan progresifitas dimonitor

dengan check up reguler.

Bracing• Pemakaian full-brace wear time (23 jam /hari ) hasil

bermakna & lebih efektif mengontrol perkembangan scoliosis.• Bertujuan menghentikan progresifitas dari kurva, tetapi tidak mengurangi besarnya kurva yang telah terjadi

BRACING

Milwaukee Brace• Dikembangkan oleh Walter

Blount di Milwaukee Children's Hospital pada tahun 1944.

• Brace ini didisain untuk mengadakan , traksi antara kepala dan pelvis, dengan gaya translasi lateral

• cocok untuk kurva upper thoracic (apex di atas T8).

BRACING

Boston• under arm brace• Lebih popular dibandingkan

dengan Milwaukee lebih diterima oleh pasien.

• banyak digunakan untuk kurva lumbal atau thorakolumbal (apex di bawah T7 atau T8).

BRACING

Charleston Nighttime Brace• Disebut nighttime, karena

hanya dipakai pada malam hari.

• Dicetak dengan pasien bending memberikan tekanan & mendorong anak melawan arah kurva memberikan gaya koreksi

TERAPI BEDAH

Indikasi :• Anak masih dalam masa pertumbuhan dengan kurva > 40

derajat.• Anak yang sudah matur dengan kurva > 50 derajat.• Kurva mayor yang progressif dengan pemakaian bracing.• Penderita tidak nyaman/ tidak bias menggunakan brace.• Penderita dengan gangguan neurologik.• Gangguan kardiopulmonal yang progresif.• Gangguan kosmetik yang berat pada bahu dan badan.

TERAPI BEDAHTujuan tindakan bedah :• Meluruskan tulang belakang sebanyak masih

memungkinkan • Mengurangi rib hump• Koreksi rotasi• Memelihara koreksi yang telah dilakukan

Tujuan tersebut dicapai denganfiksasi rigid dan fusi yang solid

HARRINGTON ROD

• Instrumen klasik yang pertama kali diperkenalkan sebagai instrumen implant

• Harrington rods menghubungkan vertebra hanya pada ujung atas dan bawah dari rod, dengan menggunakan hook Hal ini menyebabkan fiksasi pada vertebra terbatas.

COTREL-DUBOUSSET• Cotrel & dubousset multi

hook• Meningkatkan kemampuan

koreksi kurva dan stabilitas post operatif

• Koreksi kurva:– rotasi dari rod– segmental fiksasi dengan

hook

UNIVERSITY OF INDONESIA(UI) SYSTEM

• Tahun 1998, Subroto Sapardan melakukan koreksi dengan melakukan distraksi dan derotasi dengan metoda Leeds, menggunakan Cirorth rod dan sistem hook UI System.

• Bebas nyeri saat mobilisasi dan tidak terdapat komplikasi neurologik

ENDOSCOPIC SURGERY

• Insisi yang dibuat lebih kecil cukup dengan ukuran 3 X 10 mm, – kerusakan jaringan lunak

minimal,– kehilangan darah lebih

sedikit,– waktu perawatan yang

lebih pendek– berkurangnya kejadian

skar setelah operasi.

PROGNOSIS

• Tergantung kepada penyebab, lokasi dan beratnya kelengkungan.

• Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi resiko terjadinya progresivitas

• Skoliosis ringan pada anak yang telah berhenti masa pertumbuhan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang baik

• Penderita skoliosis idiopatik yang menjalani pembedahan juga memiliki prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat.

top related