skkni - insinyur dirgantara
Post on 05-Oct-2021
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK AKTIVITAS ARSITEKTUR DAN KEINSINYURAN; ANALISIS DAN UJI TEKNIS KEINSINYURAN BIDANG KEINSINYURAN TEKNIK DIRGANTARA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti yang menjadi pertimbangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2014; Keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan peradaban dan
meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat
manusia dicapai melalui penyelenggaraan Keinsinyuran yang andal dan
profesional yang mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan
hasil guna, memberikan perlindungan kepada masyarakat, serta
mewujudkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable
development); ketahanan nasional termasuk ketahanan pangan dalam
tatanan global, penyelenggaraan Keinsinyuran memerlukan
peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan, pengembangan keprofesian berkelanjutan
dan riset, percepatan penambahan jumlah Insinyur yang sejajar dengan
negara berteknologi maju, peningkatan minat pada pendidikan teknik,
dan peningkatan mutu Insinyur Profesional.
Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran memastikan pembangunan Keinsinyuran Indonesia
sehubungan dengan keberadaannya dalam Masyarakat Ekonomi
2
ASEAN (MEA) dalam rangka pengakuan kualitas Insinyur yang sangat
penting dalam pembangunan daya saing menghadapi kesejajaran
dengan negara-negara di ASEAN. Undang-Undang Keinsinyuran ini
mengatur pembangunan Keinsinyuran di Indonesia melalui dua tahap,
yaitu program (pendidikan) profesi Insinyur dan registrasi Insinyur
Profesional (IP), di mana ujung dari keduanya adalah ijin bagi Insinyur
(termasuk Insinyur asing) untuk melakukan praktik Keinsinyuran di
Indonesia. Undang-Undang Keinsinyuran menjamin serta memberikan
perlindungan hukum bagi Insinyur teregistrasi (registered engineer),
pengguna (yang memekerjakan tenaga Insinyur), maupun pemanfaat
(masyarakat yang memanfaatkan karya Insinyur) yang berkenaan
dengan kegiatan dan karya Keinsinyuran. Dengan demikian, Undang-
Undang Keinsinyuran memberi kepastian hukum bagi penyelenggara
Keinsinyuran, perlindungan hukum bagi pengguna dan pemanfaat
karya Keinsinyuran, kewenangan Insinyur, kewajiban, tanggung jawab
dan hak Insinyur, serta program (pendidikan) profesi Insinyur oleh
Perguruan Tinggi.
Untuk memperoleh gelar profesi Insinyur, seseorang harus lulus dari
Program Profesi Insinyur (PPI) atau dapat diselenggarakan melalui
mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Seseorang yang
telah memenuhi standar Program Profesi Insinyur, baik melalui
program profesi maupun melalui mekanisme rekognisi pembelajaran
lampau, serta lulus Program Profesi Insinyur berhak mendapatkan
sertifikat profesi Insinyur dan dicatat oleh Persatuan Insinyur Indonesia
(PII).
Insinyur Dirgantara/Aeronotika/Astronotika adalah profesi yang
berkenaan dengan rancang bangun, operasi, perawatan, modifikasi,
dan kelaikan udara berkesinambungan suatu produk
aeronotika/astronotika (pesawat udara, pesawat antariksa, satelit,
missile dan unmanned aerial system, sistem propulsi dan sistem
pesawat terbang).
Profesi ini mempunyai kompetensi terintegrasi beberapa disiplin ilmu
dan praktik teknologi untuk rancang bangun, operasi dan perawatan
pesawat terbang dan sistem pendukungnya. Insinyur Dirgantara
3
memiliki pemahaman yang baik terhadap pengetahuan dasar teknik
yang membangun disiplin aeronautika/astronotika, yaitu aerodinamika
dan/atau astrodinamika, struktur ringan dan konstruksi pesawat
udara, serta mekanika terbang. Insinyur Dirgantara memiliki
kemampuan analitis yang kuat dan dasar pada pemahaman dan
aplikasi matematika untuk menjelaskan fenomena fisik yang terjadi. Di
samping itu, pemahaman akan lingkungan operasi pesawat terbang
dan regulasi menjadi penting sehubungan dengan karakteristik bisnis
dirgantara yang khas dan sarat regulasi.
Keinsinyuran Dirgantara ini melibatkan disiplin ilmu seperti mekanika
(mekanika benda pejal, mekanika fluida, mekanika termal),
aero/astrodinamika dan dinamika gas, mekanika terbang (dinamika
dan kendali terbang, prestasi terbang), struktur dan material ringan,
propulsi, sistem-sistem pesawat berbasis mekanikal, elektrikal, fluida
dan termal, dan lain-lain.
Insinyur Dirgantara terlibat dalam rancang bangun, produksi,
pengujian, perancangan pengoperasian, perancangan perawatan
dan/atau memastikan kelaikan udara secara berkesinambungan suatu
pesawat terbang/produk dirgantara/produk aeronotika dan astronotika
(pesawat udara, pesawat antariksa, satelit, missile dan unmanned aerial
system, sistem propulsi, dan sistem pesawat terbang). Insinyur
Dirgantara mengevaluasi rancang bangun pesawat terbang untuk
memastikan bahwa produk memenuhi prinsip-prinsip rekayasa dan
standar keselamatan yang ditetapkan otoritas. Di samping itu, Insinyur
Dirgantara menguji dan mengevaluasi prototype dan/atau produk
dirgantara dan/atau sarana prasarana dirgantara untuk memastikan
bahwa pesawat terbang berfungsi sesuai desain dan dapat secara
konsisten dioperasikan dengan selamat (safe).
Insinyur Dirgantara mengevaluasi operasi pesawat terbang secara
teknis dan berperan serta aktif melakukan kegiatan Keinsinyuran
dalam memelihara kelaikan udara secara berkesinambungan.
Standar kompetensi merupakan salah satu komponen penting dalam
pengembangan profesi Insinyur di Indonesia. Standar kompetensi ini
akan menjadi acuan dalam penyelenggaraan PPI, sertifikasi kompetensi
4
dan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) atau
Continuous Profesional Development (CPD). Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) ini disusun dengan mengadopsi Australian
National Competency Standards for Profesional Engineers, yang
substansinya juga digunakan oleh PII sebagai Bakuan Kompetensi
Insinyur Profesional sejak 1997.
B. Pengertian
1. Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan
kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan
daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan
keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan.
2. Praktik Keinsinyuran adalah penyelenggaraan kegiatan
Keinsinyuran.
3. Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang
Keinsinyuran.
4. Insinyur Asing adalah Insinyur yang berkewarganegaraan asing.
5. Program Profesi Insinyur (PPI) adalah program pendidikan tinggi
setelah program sarjana untuk membentuk kompetensi
Keinsinyuran.
6. Uji Kompetensi adalah proses penilaian kompetensi Keinsinyuran
yang secara terukur dan objektif menilai capaian kompetensi dalam
bidang Keinsinyuran dengan mengacu pada standar kompetensi
Insinyur.
7. Sertifikat Kompetensi Insinyur adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada Insinyur yang telah lulus Uji Kompetensi, yang dilakukan
oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan.
8. Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) adalah bukti tertulis yang
dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia kepada Insinyur
yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur dan diakui
secara hukum untuk melakukan Praktik Keinsinyuran.
5
9. Insinyur Dirgantara adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi
di bidang Keinsinyuran. Insinyur Dirgantara adalah profesi yang
berkenaan dengan rancang bangun, operasi, perawatan, modifikasi
dan kelaikan udara berkesinambungan suatu produk
aeronotika/astronotika (pesawat udara, pesawat antariksa, satelit,
missile dan unmanned aerial system, sistem propulsi dan sistem
pesawat terbang). Profesi ini mempunyai kompetensi terintegrasi
beberapa disiplin ilmu dan praktik teknologi untuk rancang
bangun, operasi dan perawatan pesawat terbang dan sistem
pendukungnya. Insinyur Dirgantara memiliki pemahaman yang
baik terhadap pengetahuan dasar teknik yang membangun disiplin
aeronautika/astronotika, yaitu aerodinamika dan/atau
astrodinamika, struktur ringan dan konstruksi pesawat udara,
serta mekanika terbang. Insinyur Dirgantara memiliki kemampuan
analitis yang kuat dan dasar pada pemahaman dan aplikasi
matematika untuk menjelaskan fenomena fisik yang terjadi. Di
samping itu, pemahaman akan lingkungan operasi pesawat terbang
dan regulasi menjadi penting sehubungan dengan karakteristik
bisnis dirgantara yang khas dan sarat regulasi.
10. Lingkup bidang Pekerjaan Insinyur Dirgantara, dapat mencakupi:
10.1 Desain dan rancang bangun pesawat terbang/produk
aeronotika dan astronotika (pesawat udara, pesawat
antariksa, roket, satelit, missile dan unmanned aerial
system)
10.2 Desain dan rancang bangun mesin propulsi pesawat terbang
10.3 Desain dan rancang bangun bilah propeller dan turbin
10.4 Desain dan rancang bangun sistem-sistem pesawat terbang
berbasis mekanikal, elektrikal, elektronika, fluida dan
termal
10.5 Manufaktur dan produksi pesawat terbang
10.6 Operasi pesawat terbang
10.7 Operasi wahana antariksa
10.8 Desain dan analisis trayektori lintas terbang roket/satelit
10.9 Kendali operasi roket/satelit
6
10.10 Pengujian pesawat terbang dan sistem-sistem pesawat
terbang
10.11 Perawatan, reparasi dan modifikasi pesawat terbang
10.12 Kelaikan udara pesawat terbang berkesinambungan
10.13 Keamanan dan keselamatan penerbangan pesawat terbang
10.14 Analisis dan desain aerodinamika
10.15 Simulasi terbang (flight simulation)
10.16 Simulasi dinamika fluida (fluid dynamic simulation)
10.17 Antarmuka Pilot/Mesin dan pengembangan cockpit (Human-
Machine Interface dan Flight Deck Development)
10.18 Desain, analisis, perbaikan dan perawatan struktur
10.19 Desain dan analisis mekanisme sistem mekanikal
10.20 Desain, analisis dan pemilihan material
10.21 Analisis kegagalan stuktur
10.22 Pengujian dan analisis struktur
10.23 Analisis dan pengujian aerodinamika
10.24 Flight data analysis
10.25 Aeroelastic/fluid structure interaction analysis
10.26 Rekayasa infrastruktur penerbangan (termasuk bandar
udara)
10.27 Rekayasa lingkungan udara
10.28 Rekayasa peralatan layanan lalu lintas udara
10.29 Rekayasa layanan lalu lintas udara
10.30 Desain dan rancang bangun otomotif
11. Profil Insinyur Dirgantara berdasarkan Pancasila dan berasaskan:
11.1 Profesionalitas;
11.2 Integritas;
11.3 Etika;
11.4 Keadilan;
11.5 Keselarasan;
11.6 Kemanfaatan;
11.7 Keamanan dan keselamatan;
11.8 Kelestarian lingkungan hidup; dan
11.9 Keberlanjutan.
7
12. Keterampilan Keinsinyuran dasar yang dimiliki:
12.1 Keterampilan analitik. Mampu mengidentifikasi elemen
rancangan yang mungkin tidak memenuhi persyaratan dan
kemudian memformulasikan alternatif untuk memperbaiki
kinerja elemen tersebut.
12.2 Keterampilan bisnis. Memiliki pemahaman tentang praktik
bisnis yang baku dan regulasi yang terkait sehingga mampu
memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas.
12.3 Keterampilan berpikir kritis. Mampu menerjemahkan
berbagai isu ke dalam persyaratan rancangan dan mencari
tahu mengapa suatu solusi rancangan dapat diterapkan.
12.4 Keterampilan logis. Mampu menerapkan prinsip-prinsip
matematika dan mekanika untuk melakukan analisis,
rancang bangun, dan troubleshooting dalam pekerjaannya.
12.5 Keterampilan pemecahan masalah (problem solving
skills). Mampu menggunakan pengetahuan dan pengalaman
untuk memperbaiki rancangan dan melakukan
troubleshooting permasalahan ketika menghadapi tuntutan
baru terhadap pesawat terbang.
12.6 Keterampilan menulis (writing skills). Mampu menulis
laporan teknik yang menjelaskan solusi atau rancangan yang
diusulkan dengan baik dan menyusun dokumentasi sebagai
rujukan.
13. Tanggung jawab Insinyur Dirgantara, mencakupi:
13.1 Insinyur Dirgantara harus memiliki kekayaan pengetahuan
dan keterampilan untuk berfungsi secara efektif dalam
keanekaragaman industri dirgantara dan penerbangan.
Insinyur Dirgantara membantu untuk membuat penerbangan
yang aman, selamat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Mereka menganalisis operasi penerbangan dan
mempertimbangkan penggunaan teknologi baru dan metode
untuk meningkatkan kualitas produk, keselamatan dan
keamanan penerbangan.
8
13.2 Insinyur Dirgantara mengembangkan metode dan teknologi
desain untuk diterapkan pada pesawat terbang. Mereka
menggabungkan otomatisasi, presisi dan teknologi pintar
"intelijen" untuk peralatan baru dan yang sudah ada.
13.3 Insinyur Dirgantara menemukan cara/teknik/metoda yang
lebih baik untuk meningkatkan efisiensi operasi dan
mengurangi kerugian dan dampak negatif terhadap
lingkungan.
14. Wewenang Insinyur Dirgantara dapat mencakupi:
14.1 Mengelola pekerjaan yang terkait dengan bidangnya.
14.2 Memberikan pengesahan atas dokumen teknik dan gambar
teknik.
14.3 Menetapkan dimulainya suatu pekerjaan/proyek kegiatan.
14.4 Menghentikan suatu pekerjaan/proyek yang menjadi
tanggungjawabnya yang tidak sesuai.
15. Persyaratan masuk/persyaratan dasar/behavior entry line program
profesi Insinyur Dirgantara adalah:
15.1 Sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik
dirgantara, baik lulusan perguruan tinggi dalam negeri
maupun perguruan tinggi luar negeri yang telah disetarakan;
atau sarjana pendidikan bidang teknik dirgantara atau
sarjana bidang sains dirgantara yang disetarakan dengan
sarjana bidang teknik dirgantara atau sarjana terapan bidang
teknik dirgantara melalui program penyetaraan.
15.2 Program Profesi Insinyur dapat diselenggarakan melalui
mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
16. Jenjang karir Insinyur Dirgantara adalah:
16.1 Insinyur Profesional Dirgantara Pratama (Junior Profesional
Aerospace Engineer)
16.2 Insinyur Profesional Dirgantara Madya (Profesional Aerospace
Engineer)
16.3 Insinyur Profesional Dirgantara Utama (Principal Profesional
Aerospace Engineer).
9
17. Jabatan kerja Insinyur. Kemungkinan jabatan yang dapat
diperankan dapat mencakupi:
17.1 Peneliti (Researcher);
17.2 Analis (Aerodinamika, Mekanika Terbang, Struktur, dll.);
17.3 Spesialis (Aerodinamika, Mekanika Terbang, Struktur, dll.);
17.4 Desainer produk aeronotika/astronotika;
17.5 Aircraft/Aerospace Design Engineer;
17.6 Aerodynamic Engineer;
17.7 Aerospace Structural Engineer;
17.8 Aerospace Stress Engineer;
17.9 Aerospace System Engineer;
17.10 Perekayasa Dirgantara (Aerospace Engineer);
17.11 Insinyur Kepala (Chief Engineer);
17.12 Manajer Pengembangan Produk;
17.13 Inspektor;
17.14 Flight Engineer;
17.15 Flight Support Engineer;
17.16 Flight Operations Engineer;
17.17 Insinyur Uji Terbang (Flight Test Engineer);
17.18 Pilot Uji Terbang (Flight Test Pilot);
17.19 Analis Data Penerbangan (Flight Data Analyst);
17.20 Aerospace Maintenance Engineer, Airframe;
17.21 Aerospace Maintenance Engineer, Propulsion;
17.22 Aeospace Maintenance Engineer, System;
17.23 Aircraft Reliability Engineer;
17.24 Rocket/Satellite Trajectory Analyst;
17.25 Rocket/Satellite Operation Control Engineer;
17.26 Investigator Keselamatan Transportasi Udara;
17.27 Aircraft Appraisal Engineer;
17.28 Konsultan teknik; dan
17.29 Pendidik (Lecturer/Instructor).
18. Tugas umum Insinyur Dirgantara adalah:
18.1 Mematuhi kode etik Insinyur dan etika profesi Keinsinyuran
Dirgantara
10
18.2 Berpraktik sebagai Insinyur Profesional Dirgantara.
18.3 Mengembangkan perencanaan dan desain perekayasaan
produk dirgantara/aeronotika/astronotika.
18.4 Pengelolaan praktik Keinsinyuran Dirgantara.
18.5 Berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dirgantara.
19. Tugas utama Insinyur Dirgantara (sesuai dengan
tempat/lingkungan kerja bekerja), dapat mencakupi:
19.1 Melakukan rancang bangun produk aeronotika/astronotika
dan/atau perencanaan perawatan atau perencanaan dan
evaluasi operasi pesawat terbang
19.2 Melakukan interpretasi terhadap lingkup dan persyaratan
pekerjaan
19.3 Melakukan analisis terhadap rancangan
19.4 Mengusulkan solusi teknik terhadap permasalahan yang
dihadapi
19.5 Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap solusi teknik
yang diusulkan
19.6 Melakukan dokumentasi terhadap pelaksanaan pekerjaan
19.7 Melakukan supervisi pada bidang pekerjaan
19.8 Melakukan koordinasi antar bidang pekerjaan dalam suatu
proyek
20. Tugas pilihan Insinyur Dirgantara (sesuai dengan
tempat/lingkungan kerja bekerja), dapat mencakupi
20.1 Menyelenggarakan penelitian, pengembangan, rancang
bangun dan komersialisasi produk
dirgantara/aeronotika/astronotika.
20.2 Mengelola bahan material, komponen dan sistem
kerekayasaan dirgantara
20.3 Bekerja pada pendidikan dan pelatihan kerekayaan
dirgantara
20.4 Mengelola produksi/manufaktur dan operasi produk
dirgantara
20.5 Mengimplementasikan proyek kerekayasaan dirgantara.
11
20.6 Menerapkan sistem managemen aset kerekayasaan
dirgantara.
20.7 Mengelola rantai pasok (Supply Chain) kerekayasaan
dirgantara.
C. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang
berkaitan dengan pengembangan Keinsinyuran Dirgantara, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program
pelatihan yang meliputi pengembangan kurikulum silabus dan
modul, dan evaluasi hasil pelatihan.
b. Menjadi acuan pengajuan akreditasi lembaga pelatihan kerja.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen
b. Membantu penilaian unjuk kerja
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan
d. Mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasarkan
kebutuhan dunia usaha/industri
3. Untuk institusi penyelenggara sertifikasi kompetensi
a. Sebagai acuan pengembangan skema sertifikasi kompetensi
dan akreditasi lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan
kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan penilaian dan sertifikasi
D. Komite Standar Kompetensi
1. Komite Standar Kompetensi Sektor Konstruksi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor
342/KPTS/Dk/2016 tanggal 28 Oktober 2016. Susunan Komite
Standar sebagai berikut :
12
Table 1. Susunan Komite Standar
NO. JABATAN/UNIT KERJA JABATAN
DALAM TIM
1. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Ketua
2. Sekretaris Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Wakil Ketua
3. Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Ketua Harian merangkap
Anggota
4. Direktur Bina Kelembagaan dan Sumberdaya Jasa Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
5. Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
6. Ketua Komite Standardisasi Kompetensi Tenaga Kerja dan Kemampuan Badan Usaha, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Wakil Ketua merangkap
Anggota
7. Kepala Sub Direktorat Standar dan Materi Kompetensi, Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
8. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
9. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
10. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
11. Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
13. Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
13
NO. JABATAN/UNIT KERJA JABATAN
DALAM TIM
14. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
15. Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
16. Kepala Pusat Penelitian Kompetensi dan Pemantauan Kinerja, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Anggota
17. Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan
Anggota
18. Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Anggota
19. Direktur Penjamin Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi
Anggota
20. Ketua Komite Sertifikasi dan Lisensi, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Anggota
21. Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) mewakili Praktisi
Anggota
22. Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) mewakili Praktisi
Anggota
23. Institut Teknologi Bandung (ITB) mewakili Akademisi
Anggota
24. Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mewakili Akademisi
Anggota
25. Rektor Universitas Terbuka Anggota
26. Ketua Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)
Anggota
27. Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (GAPENSI)
Anggota
28. Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Anggota
29. Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Anggota
30. Ketua Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)
Anggota
31. Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)
Anggota
32. Direktur Utama PT. Pembangunan Perumahan (PP)
Anggota
33. Direktur Utama PT. Jasa Marga Anggota
14
2. Susunan tim perumus dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Ketua Komite Standar Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, Satuan
Kerja Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
Nomor 6/KPTS/Dk/2017, tanggal 24 Februari 2017. Susunan tim
perumus, sebagai berikut:
Table 2. Susunan Tim Perumus
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM
PANITIA/TIM
1. Dr. Ir. John S Pantouw LPJKN K e t u a
2. Dr. Ir. Pintor T. Simatupang
LPJKN Sekretaris
3. Ir. R. Bambang Priatmono, M.T, M.K.N., IPU
Teknik Sipil Anggota
4. Ir. Rudy Purwondho, M.Sc, M.B.A., IPM
Tim Ahli Keinsinyuran,
Kemenristekdikti/ Teknik Mesin
Anggota
5. Ir. Ngadianto, IPM Teknik Elektro Anggota
6. Ir. Rana Yusuf N. Teknik Fisika Anggota
7. Dr. Ir. Ing Misri Gozan Teknik Kimia Anggota
8. Ir. Soenar Triwandono Teknik Pertambangan
Anggota
9. Ir. Fathur Rahman Teknik Perminyakan
Anggota
10. Dr. Ir. Agustan Teknik Geodesi Anggota
11. Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D
Teknik Industri Anggota
12. Ir. Budi Sutjahjo, M.T Teknik Lingkungan
Anggota
13. Ir. Hisar Manongam Pasaribu, M.Sc, Ph.D, IPU
Teknik Dirgantara Anggota
14. Ir. Ikhsan Mahyuddin Teknik Kelautan Anggota
15. Tresnowati, IAI Arsitek Anggota
16. Ir. Surono, M.Phil Teknik Pertanian Anggota
17. Prof. Dr. Ir. Eddy Subroto
Teknik Geologi Kebumian
Anggota
3. Tim Verifikasi RSKKNI
Susunan tim verifikasi berdasarkan Surat Keputusan Ketua Komite
Standar Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, Satuan Kerja
15
Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Nomor
6/KPTS/Dk/2017, tanggal 24 Februari 2017.
Table 3. Susunan Tim Verifikasi
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM
PANITIA/TIM
1. Prof. Dr. Ir. Krishna S. Pribadi
LPJKN Ketua
2. Ir. Bachtiar Siradjuddin LPJKN Sekretaris
3. Prof. Dr. Ir. Widiadnyana Merati
Teknik Sipil Anggota
4. Dr. Ir. Sofyan Nurbambang
Teknik Mesin Anggota
5. Dr. Ir. Pekik Argo Dahono
Teknik Elektro Anggota
6. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono
Teknik Lingkungan
Anggota
7. Dr. Ir. Irawan Sumarto Teknik Geodesi
8. Ir. I Made Tangkas Teknik Industri Anggota
9. Prof. Dr. Ir. Made Astawa Rai
Teknik Pertambangan
Anggota
10. Prof. Ir. Asri Nugrahanti, Ph.D
Teknik Perminyakan
Anggota
11. Prof. Dr. Ir. Daniel Rosyid Teknik Kelautan Anggota
12. Dr. Ir. Budi Suyitno Teknik Dirgantara
Anggota
13. Prof. Dr. Harijono A. Tjokronegoro
Teknik Fisika Anggota
14. Prof. Dr. Ir. Herry Susanto
Teknik Kimia Anggota
15. Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso
Teknik Geologi Kebumian
Anggota
16. Ir. Suhadi, M.Si Teknik Pertanian Anggota
17. Ketut Rana Wiarcha, IAI Arsitektur Anggota
4. Peserta Workshop I
Penyelenggaraan kegiatan
Hari / Tanggal
Tempat
Moderator
Nara sumber
Peserta
: Workshop I
: 4-5 Maret 2017
: Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta
: Agita Widjajanto,S.T,M.Sc
: 1. Ir.Surono M.Phil
2. Aris Hermanto, B.Eng, M.Si
: Terlampir
16
Table 4. Susunan Peserta Workshop I
NO. NAMA INSTANSI/
PERUSAHAAN JABATAN
DALAM TIM
1. Ir. Bachtiar Siradjuddin LPJKN Praktisi
2. Deddy Rudiana Kosasih LPJKN Praktisi
3. Ir. Surono, M.Phil BNSP Praktisi
4. Agita Widjajanto, S.T, M.Sc
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
5. Hasto Agoeng Sapoetro, S.T, M.T
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
6. Ir. Anita Tambing, M.Eng Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
7. Ir. Muhammad Singgih, M.Sc
LPJKN Praktisi
8. Ir. Murniati Pasaribu, M.Psi
LPJKN Praktisi
9. Ir. Handoko, IPM PII Praktisi
10. Ir. Ahdiat Kurniadi PII Praktisi
11. Ir. I.Kayan Sutrisna PII Praktisi
12. Aca Ditamiharda, M.E LPJKN Praktisi
13. Aris Hermanto Kementerian Ketenagakerjaan
Praktisi
14. Kun Hidayat LPJKN Praktisi
15. Annik Noer LPJKN Praktisi
16. Wendi Priambodo LPJKN Praktisi
17. Dr. Ir. John S. Pantouw LPJKN Praktisi
18. Dr. Ir. Pintor T. Simatupang
LPJKN Praktisi
19. Ir. R. Bambang Priatmono, M.T, M.K.N., IPU
Teknik Sipil Praktisi
20. Ir. Rudy Purwondho, M.Sc, M.B.A., IPM
Teknik Mesin Praktisi
21. Ir. Ngadianto, IPM Teknik Elektro Praktisi
22. Ir. Rana Yusuf N. Teknik Fisika Praktisi
23. Dr. Ir. Ing. Misri Gozan Teknik Kimia Praktisi
24. Ir. Soenar Triwandono Teknik Pertambangan
Praktisi
25. Ir. Fathur Rahman Teknik Perminyakan
Praktisi
26. Dr. Ir. Agustan Teknik Geodesi Praktisi
27. Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D
Teknik Industri Praktisi
17
NO. NAMA INSTANSI/
PERUSAHAAN JABATAN
DALAM TIM
28. Ir. Budi Sutjahjo, M.T Teknik Lingkungan
Praktisi
29. Ir. Hisar Manongam Pasaribu, M.Sc, Ph.D, IPU
Teknik Dirgantara
Praktisi
30. Ir. Ikhsan Mahyuddin Teknik Kelautan Praktisi
31. Tresnowati, IAI Arsitek Praktisi
32. Prof. Dr. Ir. Eddy Subroto Teknik Geologi Kebumian
Praktisi
5. Peserta Workshop II
Penyelenggaraan kegiatan
Hari/Tanggal
Tempat
Moderator
Nara sumber
Peserta
:
:
:
:
:
:
Workshop II
29 Maret 2017
Graha LPJKN, Jl. Arteri Pondok
Indah,
Jakarta Selatan
Ir. Bachtiar Siradjuddin
Ir. Surono M.Phil
Terlampir
Table 5. Susunan Peserta Workshop II
NO. NAMA INSTANSI/
PERUSAHAAN JABATAN
DALAM TIM
1. Ir. Bachtiar Siradjuddin LPJKN Praktisi
2. Deddy Rudiana Kosasih LPJKN Praktisi
3. Ir. Surono, M.Phil BNSP Praktisi
4. Agita Widjajanto, S.T, M.Sc
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
5. Hasto Agoeng Sapoetro, S.T, M.T
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
6. Ir. Anita Tambing, M.Eng
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
7. Ir. Muhammad Singgih, M.Sc
LPJKN Praktisi
8. Ir. Murniati Pasaribu, M.Psi
LPJKN Praktisi
9. Ir. Handoko, IPM PII Praktisi
10. Ir. Ahdiat Kurniadi PII Praktisi
11. Ir. I Kayan Sutrisna PII Praktisi
12. Aca Ditamiharda, M.E LPJKN Praktisi
18
NO. NAMA INSTANSI/
PERUSAHAAN JABATAN
DALAM TIM
13. Aris Hermanto Kementerian Ketenagakerjaan
Praktisi
14. Kun Hidayat LPJKN Praktisi
15. Annik Noer LPJKN Praktisi
16. Wendi Priambodo LPJKN Praktisi
17. Dr. Ir. John S. Pantouw LPJKN Praktisi
18. Dr. Ir. Pintor T. Simatupang
LPJKN Praktisi
19. Ir. R. Bambang Priatmono, M.T, M.K.N., IPU
Teknik Sipil Praktisi
20. Ir. Rudy Purwondho, M.Sc, M.B.A., IPM
Teknik Mesin Praktisi
21. Ir. Ngadianto, IPM Teknik Elektro Praktisi
22. Ir. Rana Yusuf N. Teknik Fisika Praktisi
23. Dr. Ir. Ing. Misri Gozan Teknik Kimia Praktisi
24. Ir. Soenar Triwandono Teknik Pertambangan
Praktisi
25. Ir. Fathur Rahman Teknik Perminyakan
Praktisi
26. Dr. Ir. Agustan Teknik Geodesi Praktisi
27. Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D
Teknik Industri Praktisi
28. Ir. Budi Sutjahjo, M.T Teknik Lingkungan Praktisi
29. Ir. Hisar Manongam Pasaribu, M.Sc, Ph.D, IPU
Teknik Dirgantara Praktisi
30. Ir. Ikhsan Mahyuddin Teknik Kelautan Praktisi
31. Tresnowati, IAI Arsitek Praktisi
32. Prof. Dr. Ir. Eddy Subroto
Teknik Geologi Kebumian
Praktisi
33. Dr. Ir. Thomas Widodo Pertanian Praktisi
6. Peserta Prakonvensi
Penyelenggaraan kegiatan
Hari / Tanggal
Tempat
Moderator
Nara sumber
Peserta
:
:
:
:
:
:
:
Pra konvensi
18 April 2017
Hotel Ambhara, Blok M,Jakarta
Selatan
Ir. Bachtiar Siradjuddin
Ir. Surono M.Phil
Terlampir
19
Table 6. Susunan Peserta Prakonvesi
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
1. Dr. Ir. Masrianto Direktur Bina Kompetensi dan
Produktivitas Konstruksi
Kemen PUPR
Praktisi
2. Drs. Sukiyo, MM.Pd Direktur Standar
Kompetensi Kemnaker RI
Praktisi
3. Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, M.Sc
Ketua Umum Penrastuan
Insinyur Indonesia (PII)
Praktisi
4. Dr. Ir. Didik Rudjito, M.Sc
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
5. Ir. Harry Purwanto, M.Sc, DIC
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi
Praktisi
6. Ir. Iskandar Kepala BPPT (wkl)
Praktisi
7. Dr. Ir. John S. Pantouw LPJKN Praktisi
8. Dr. Ir. Pintor T. Simatupang
LPJKN Praktisi
9. Ir. R. Bambang Priatmono, M.T, M.K.N., IPU
PII Praktisi
10. Ir. Rudy Purwondho, M.Sc, M.B.A., IPM
Tim Ahli Keinsinyuran,
Kemenristekdikti
Praktisi
11. Ir. Ngadianto, IPM PII Praktisi
12. Ir. Rana Yusuf N Praktisi
13. Dr. Ir. Ing. Mizri Gosan Universitas Indonesia
Praktisi
14. Ir. Soenar Triwandono Praktisi
15. Dr. Ir. Agustan BPPT Praktisi
16. Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D
Universitas Gajah Mada
Praktisi
17. Ir. Budi Sutjahyo, M.T PII Praktisi
18. Ir. Iksan Mahyuddin BPPT Praktisi
19. Ir. Hisar Manongam Pasaribu, M.Sc, Ph.D, IPU
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
20. Tresnowati, IAI Ikatan Arsitek Praktisi
20
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
Indonesia
21. Prof. Dr. Ir. Krishna S. Pribadi
LPJKN Praktisi
22. Ir. Bachtiar Siradjuddin, M.M, IPU
LPJKN Praktisi
23. Prof. Dr. Ir. Widiatnyana Merati
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
24. Dr. Ir. Sofyan Nurbambang
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
25. Dr. Ir. Pekik Argo Dahono
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
26. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
27. Ir. I Made Tangkas, M.Si. PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia
Praktisi
28. Prof. Dr. Ir. Made Astawa Rai
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
29. Prof. Ir. Asri Nugrahanti, Ph.D
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
30. Prof. Dr. Ir. Daniel Rosyid Institut Teknologi Surabaya
Praktisi
31. Prof. Dr. Ir. Budi Suyitno Universitas Pancasila
Praktisi
32. Prof. Dr. Ir. Harijono A. Tjokronegoro
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
33. Prof. Dr. Ir. Herri Susanto
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
34. Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
35. Dr. Ir. Irawan Sumarto Institut Teknologi Bandung
Praktisi
36. Ketut Rana Wiarcha, IAI IAI Praktisi
37. Ir. Surono, M.Phil BNSP Praktisi
38. Agita Widjajanto, S.T, M.Sc
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
39. Ir. Hasto Agoeng Saputro Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
40. Ir. Anita Tambing Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
41. Ir. Muh. Singgih, M.Sc LPJKN Praktisi
42. Ir. Murniati Pasaribu LPJKN Praktisi
21
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
43. Ir. Handoko, IPM PII Praktisi
44. Ir. Ahdiat Kurniadi, IPM PII Praktisi
45. Ir. I Kayan Sutrisna PII Praktisi
46. Aca Ditimiharja, M.E Bapel LPJKN Praktisi
47. Drs. Aris Hermanto Standar Kompetensi Kemnaker
Praktisi
48. Danny D. DBKPK Praktisi
49. Awaluddin Sumintarja DBKPK Praktisi
50. Wendi Priambodo, S.T LPJKN Praktisi
51. Sutjipto, S.Sos., M.Si LPJKN Praktisi
52. Ir. Murniati Pasaribu, M.Psi
LPJKN Praktisi
53. Dr. Ir. Pintor T. Simatupang
LPJKN Praktisi
54. Annik Noer Nawarni, S.E Bapel LPJKN Praktisi
55. Okti W. Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
56. Drs. Deddy Rudiana Kosasih, M.M.
Direktur Eksekutif LPJKN
Praktisi
57. Desra Dinisasi, A.Md Bapel LPJKN Praktisi
58. Rendy Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
59. Ir. Masruri Komite Nasional Keselamatan Trasnportasi
Praktisi
60. Ir. Rony Isnanto, M.Eng Proveri Praktisi
61 M. Faisal Nazaruddin, M.B.A., SSBB
Proveri Praktisi
62. Kun Hidayat Bapel LPJKN Praktisi
63. Ir. Catur Hernanto, M.M, IPM
BKTI Praktisi
64. Ir. Rama Budi, M.Si Teknik Lingkungan
Praktisi
65. Ir. Denny Kadarwati, Dipl.Ing, M.T
Teknik Lingkungan
Praktisi
66. Ir. T. M. Ari Samadhi, Ph.D
Teknik Industri ITB
Praktisi
67. Rudy Yuwono IATPI Praktisi
68. Dodohusodo Widjojo PII/Badan Kejuruan Teknik
Industri
Praktisi
69. Ir. Agus Irawanto RASGAS Praktisi
70. Mirza Sengaji PT. Timah Praktisi
22
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
Invetasi Mineral
71. Ir. Lukmanul Hakim, IPM Badan Kejuruan Kimia PII
Praktisi
72. Prof. Dr. Ir. Eddy Subroto Institut Teknologi Bandung
Praktisi
73. Suhertinah, S.E. Bapel LPJKN Praktisi
74. M. Kandari Direktorat Jenderal
Kelistrikan
Praktisi
75. Achmad Rawangga Y. Pusdiklat Industri
Kementerian Perindustrian
Praktisi
76. Isman Justanto BPPT Praktisi
77. M. Gazally Kemnaker Praktisi
78. Ir. Supono Abdul Fattah, S.E, M.M, IPU
PII Praktisi
79. Prof. Dr. Ir. Doddy Abdasah, M.Sc, IPU
Institut Teknologi Bandung
Praktisi
80. Fuad Fachruddin Ikatan Surveyor Indonesia (ISI)
Praktisi
81. Ir. Bangun Madong Samosir
PT. Pama Persada
Nusantara
Praktisi
82. Ir. I Gede Suratha, M.Sc, IPM
Puslitbang Teknologi
Mineral dan batubara
Praktisi
83. Totok Azhariyanto
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Praktisi
84. Ir. Budi Santoso Indonesia Resource
Strategic Studies
Praktisi
85. Ir. Muhammad Noer PT. Petratama Abdi Nusa
Praktisi
86. Ir. Iin Arifin Tahyan PT. Indrillco Bakti
Praktisi
87. Ir. Tatang R Jiwapraja, IPM
Multi National Oil Company
Praktisi
88. Ir. Rawindra Sutarto IATMI Praktisi
89. Dr. Ir. Nasruddin Universitas Indonesia
Praktisi
90. A. Djoko Wiyono Universitas Gajah Mada
Praktisi
91. Eko Budi Darmawan Universitas Gajah Mada
Praktisi
92. Ir. Djoko Winarno, M.M, Masyarakat Praktisi
23
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
IPU Kelistrikan Indonesia
93. Mika Suryapranata Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Praktisi
94. Ir. Indracahya Kusumasubrata
BKTI Praktisi
95. Ir. Faizal Safa, M.Sc, IPM Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen
Industri
Praktisi
96. Ir. Nanang Untung, IPU BK.Kimia PII Praktisi
97. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si
APTEKINDO Praktisi
98. Ir. Yoga P. Suprapto, IPU PT. Reinder Energia
Praktisi
99. Ir. Radian Z. Hosen, IPM PT. IKPT Praktisi
100. Nugroho Wibisono PT. MEDCO Praktisi
101. Endah Setyaningsih Universitas Tarumanegara
Praktisi
102. Ir. Ida Zureidar, M.Sc HTII Praktisi
103. Dr. Ir. Husein Avionna Akil, M.Sc
LIPI Praktisi
104. Ratih Woro PT. CKP Praktisi
105. Ir. Iman Tjiptasi Pudjoutomo, M.M
PT. ISP Praktisi
106. Reza Syahputra Universitas Indonesia /HAGI
Praktisi
107. Aat Rusiadi APEI Pusat Praktisi
108. Harto W. Ikatan Survei Indonesia (ISI)
Praktisi
109. Ir. Sulaeman APEI Pusat Praktisi
110. Tony Wicaksono PT. INS. PRIM Praktisi
111. Tri Sulistyo TA Praktisi
112. Andreas Y. Ibrahim HAKI Praktisi
113. Afrizal Nursin HAMKI Praktisi
114. Ir. Zulkiati Zailani Iriadi, M.T
HAMKI Praktisi
115. Dr. Ir. Asep Sudarjat, M.M
HPJI Praktisi
116. Ir. Pito Sumarno IAMPI Praktisi
117. Lodewyak C. Subhan ISI Praktisi
118. Ir. Rama Budi, M.Si BNSP Praktisi
119. Ir. Darma Tyanto Saptodewo, M.T, M.B.A.
IAMPI Praktisi
120. Dr. Ir. Aries Firman KNIBB Praktisi
121. Ir. Firman Widodo, M.M HAMKI Praktisi
24
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM TIM
122. Dr. Samsul B., SIP, S.T, Ms.
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
123. Dr. Ir. Thomas Widodo, M.Sc
PII Praktisi
124. Ir. Suhadi, M.Si PII Praktisi
125. Riyan LKPP Praktisi
126. Arif Wicaksono Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
127. Upie Nuraini Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
128. Ruly PII Praktisi
129. Regina Wikan PP PII Praktisi
7. Peserta Konvensi
Penyelenggaraan kegiatan
Hari/Tanggal
Tempat
Moderator
Nara sumber
Peserta
: Konvensi
: Kamis/28 September 2017
: Hotel Ambahara Blok M, Jakarta
: Agita Widjajanto
: Muchlis Azis
: Terlampir
Tabel 7 : Susunan Peserta Prakonvensi
NO. NAMA INSTANSI/ LEMBAGA
JABATAN DALAM
PANITIA/TIM
1. 1 Dr. H. Husni Ingratubun, S.E, S.H, M.M, M.H
LPJKN Praktisi
2. 2 Sjahrial Ong, M.B.A LPJKN Praktisi
3. 3 Muchtar Azis Kementerian
Ketenagakerjaan Praktisi
4. 4 Ir. Iskandar BPPT Praktisi
5. 5 M. Gazally Kemnaker Praktisi
6. 6 Ir. Supono Abdulfatah, S.E, M.M, IPU
PII Praktisi
7. 7 Dr. Ir. John S. Pantouw LPJKN/Ketua Tim
Perumus Praktisi
8. 8 Ir. Bambang Priatmono, M.T, M.K, IPU
PII/Anggota Tim Perumus
Praktisi
25
9. Ir. Rudy Purwondho, M.Sc
PII/Anggota Tim Perumus
Praktisi
10. Ir. Ngadianto, IPM PII/Anggota Tim
Perumus Praktisi
11. Ir. Fathul Rachman, IPU TAC
Pertamina/Ang-gota Tim Perumus
Praktisi
12. Dr. Ir. Agustan BPPT/Anggota Tim Perumus
Praktisi
13. Ir.Ikhsan Mahyudin, M.T IPERINDO/ Anggota Tim
Perumus Praktisi
14. Ir. Hisar Manongam Pasaribu, M.Sc, Ph.D, IPU
Aircraf Accident Investigator/PII/
Anggota Tim Perumus
Praktisi
15. Tresnowati,IAI IAI/Anggota Tim
Perumus Praktisi
16. Ir. T.M.A. Ari Samadhi, PhD,
ITB/Anggota Tim Perumus
Praktisi
17. Agus Irawanto RASGAS/ Anggota
Tim Perumus Praktisi
18. Ir.Lukmanul Hakim, IPM DE BKK-PII/ Anggota Tim
Perumus Praktisi
19. Ir. Soenar Triwandono Anggota Tim
Perumus Praktisi
20. DR. Ir. Agustan Anggota Praktisi
21. Ir. Bachtiar Siradjuddin, IPU
Sekretaris Praktisi
22. Sofyan Noerbambang Anggota Praktisi
23. Prof. Ir. Asri Nugrahanti, Ph.D
ITB/Tim Verifikasi Praktisi
24. Prof. DR. Ir. Djoko Santoso, Ph.D
ITB/ Tim Verifikasi
Praktisi
25. Ir.Surono, M.Phil. (BNSP) Anggota Tim Fasilitator
Praktisi
26. Agita Widjajanto, ST., M.Sc
Anggota Tim Fasilitator
Praktisi
27. Ir. Anita Tambing., M.Eng
Anggota Tim Fasilitator
Praktisi
28. Ir. Murniati Pasaribu., M.PSi
LPJKN Nasional/Tim
Fasilitator Praktisi
29. Ir. Achdiat Kurnadi PII/Anggota Tim
Fasilitator Praktisi
30. Ir. I Kayan Sutrisna PII/Anggota Tim
Fasilitator Praktisi
31. Aca Ditimiharja, ME LPJKN
Nasional/Tim Praktisi
26
Fasilitator
32. Kun Hidayat LPJKN
Nasional/Tim Fasilitator
Praktisi
33. Annik Noer Nawarni LPJKN
Nasional/Tim Fasilitator
Praktisi
34. Wendi Priambodo LPJKN
Nasional/Tim Fasilitator
Praktisi
35. Gede Suratha Puslitbang
Teknologi Mineral dan Batubara
Praktisi
36. Ir. Djoko Winarno, M.M, IPU
BK Elektro, MKI dan METI
Praktisi
37. Ir. Indracahya Kusumabrata, IPU
Ketua Umum BKTI
Praktisi
38. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati., M.Si
Anggota APTEKINDO –
Asosiasi Pendidikan Tinggi
Teknik Kimia Indonesia
Praktisi
39. Endah Setyaningsih Universitas
Tarumanegara Praktisi
40. Dr. Ir. Husein Avionna Akli, M.Sc
Asosiasi Akustik dan Vibrasi
Praktisi
41. Ratih Woro PT. CKP Praktisi
42. Ir. Iman Tjiptadi Pudjoutomo, M.M
PT. ISP Praktisi
43. Tony Wicaksono PT. INS. PRIM Praktisi
44. Ir. Rama Boedi, M.Si PII Praktisi
45. Adhib Djayapratama Stankomlatker
Kemnaker Praktisi
46. Danny Davinci DBKPK Praktisi
47. Robby DBKPK Praktisi
48. Ir. Supono Abdulfatah, S.E, M.M, IPU
UNSURYA Praktisi
49. Ir. Ahmadi Patowinoto HATHI Praktisi
50. Ir. Sitti Wahyuna Batari HATHI Praktisi
51. Dr. Eko M. Budi, IPM BKS Teknik Fisika Praktisi
52. FX. Nugroho Soelami HTII Praktisi
53. Tri Sumastyo BKTK Praktisi
54. Dosohusodo BKTK/PII Praktisi
55. Ir. Bramantyo Para Seno, IPM
BKTK/PII/PT. PETRATAMA ABDI
NUSA Praktisi
56. Muso C.S. PII Praktisi
57. Prihadi Waluyo BKTI-PII Praktisi
58. Rudianto Handoyo PII Praktisi
27
59. M. Ghazally ISTMI Praktisi
60. Bagus R. IATF Praktisi
61. M. Husni Mubarak Lubis HAGI Praktisi
62. Totok PII Praktisi
63. Karnaya IAI Praktisi
64. Nourizal T. BKTL-PII Praktisi
65. Alfin BKTL-PII Praktisi
66. Abdul Khatib LPJKN Praktisi
67. Suhertinah LPJKN Praktisi
68. Devi Hisa F LPJKN Praktisi
69. Desra Dinisari LPJKN Praktisi
70. Mirza Sengaji PT. Timah Invetasi
Mineral Praktisi
71. Ir. Catur Hernanto, M.M, IPM
BKTI Praktisi
72. Totok Azhariyanto
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Praktisi
73. Ir. Budi Santoso Indonesia
Resource Strategic Studies
Praktisi
74. Ir. Tatang R. Jiwapraja, IPM
Multi National Oil Company
Praktisi
75. Eko Budi Darmawan Universitas Gajah
Mada Praktisi
76. Ir. Denny Kadarwati, Dipl.Ing, M.T
Teknik Lingkungan
Praktisi
77. Ir. Faizal Safa, M.Sc, IPM
Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen
Industri
Praktisi
78. Ir. Nanang Untung, IPU BK. Kimia PII Praktisi
79. Ir. Radian Z. Hosen, IPM PT. IKPT Praktisi
80. Nugroho Wibisono PT. MEDCO Praktisi
81. Aat Rusiadi APEI Pusat Praktisi
82. Harto W. Ikatan Survei Indonesia (ISI)
Praktisi
83. Ir. Sulaeman APEI Pusat Praktisi
84. Tri Sulistyo TA Praktisi
85. Andreas Y. Ibrahim HAKI Praktisi
86. Dr. Samsul B., SIP., S.T, Ms.
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
87. Riyan LKPP Praktisi
88. Arif Wicaksono
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
28
89. Upie Nuraini
Dirjen Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Praktisi
90. Ruly PII Praktisi
91. Prof. Dr. Ir. Pekik Argo Dahono, IPU
ITB Praktisi
92. Ir. Indrawan Sastronegoro,M.M
STEM-AKAMIGAS, Cepu
Praktisi
93. Ir. Faisal Irwandy,IPM PT. TELKOMSEL PraktisiIr
94. Ir. Ambari,MSCS PT. TELKOM Praktisi
95. Ir. Ignatius Rendroyoko,MSc.
PT. PLN (Persero) Praktisi
96. Ir. Sulaeman APEI Praktisi
97. Ir. Puji Muhardi AKLI Praktisi
98. Dr. Ir. Anggara Simanjuntak, M.M
UPN Jakarta/AKAINDO
Praktisi
99. Ir. Nasser Iskandar,IPU PT. LEN
INDUSTRI Praktisi
100. Ir. Adi Sufiadi Yusuf, IPU PT. LEN
INDUSTRI Paktisi
101. Dr. Ir. A.Hermanto Dardak, M.Sc
PII
102. Dr. Ir. Sapri Pammulu PT.Wiratman Praktisi
103. Ir. Tulus Sukaryanto PII
104. Ir. Andi Taufan Marimba M.M, MBA
PII
105. Ir. Farman Ali Ditjen Bina marga
Kemen PUPR Praktisi
106. Ir. Ali Sutra, IPM PT. Andal Reka
Cipta Praktisi
107. Ir. Wahyono Bintarto, M.Sc, IPU
PII Praktisi
108. Ir. Unggul Cariawan, M.S.M.
PT. Jasa Marga Praktisi
109.
Ir. Wahyu Hendrastomo, IPM
Kementerian PUPR
Praktisi
110. Ir. Habibie Razak, M.M, IPM
PII Praktisi
111. Ir. Bambang Guritno, M.Sc, M.P.A., IPU
PII Praktisi
112. Ir. Lusia Kirana PII Praktisi
113. Ir. Mukti Wibowo PT. Karya Amal
Reka, Konsultan Teknik Perkapalan
Praktisi
114. Ahadiat Lamid, S.T PT. Karya Amal
Reka, Konsultan Teknik Perkapalan
Praktisi
115. Neni Sudiar Siregar, S.T PT. Karya Amal
Reka, Konsultan Praktisi
29
Teknik Perkapalan
116. Ir. Nanda Kusumadjaja PT. Karya Amal
Reka, Konsultan Teknik Perkapalan
Praktisi
117. Ir. Abdul Muis BPPT, Perekayasa
Utama Praktisi
118. Ir. Waluyo, M.Sc Perekayasa Madya Praktisi
119. Ir. Novirwan S. Said
Direktur Utama PT. Palka Sarana Utama, Peralatan
Navigasi, Elektronika dan
Komunikasi Kapal
Praktisi
120. Ir. Tjahjono Roesdianto Direktur PT.
Krakatau Shipyard, Cilegon
Praktisi
121. Ir. Siswanto Pelopor Maritim
Indonesia, Cilegon.
Praktisi
122. Prof. Dr. Ir. Mulyadi Bur Sekjen BKSTM Praktisi
123. Dr. Ir. Nasruddin, M.S.Eng
Teknik Mesin Universitas Indonesia
Praktisi
124. Dr. Ir. Irmansyah, M.Sc, IPM
Teknik Mesin Universitas Indonesia
Praktisi
125. Dr. Rianti Dewi S. A., S.T, M.S, IPM
Teknik Mesin Universitas
Trisakti Praktisi
126. Rudi Andryana, S.T, IPM Ketua ASIMPI Praktisi
127. Ir. A Djoko Wiyono GAMMA Praktisi
128. Ir. Eko Budi Darmawan GAMMA Praktisi
129. Ir. Bambang Purwohadi, M.Si, M.T
GUSPENMIGAS Praktisi
130. Ir. AL Mulyono, IPM PT. Imeco Praktisi
131. Ir. Zulkarnaen Tje’Mat, M.M, IPU
BK Mesin PII Praktisi
132. Dr. Ir. Thomas Widodo Pertanian Praktisi
133. Ir. Ahmadi Pertanian Praktisi
134. Ir. Iman Tjiptadi Pudjoutomo, M.M
PT. ISP Praktisi
135. Sunarbowo Pertanian Praktisi
136. Ir. Suhadi, M.Si Teknik Pertanian Anggota
137. Ir. Djunaedi Pertanian Praktisi
138. Ir. Purwanto Pertanian Praktisi
139. Ir. Mahrita Pertanian Praktisi
30
BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
A. Pemetaan Standar Kompetensi
Insinyur Dirgantara merupakan salah satu okupasi dalam area fungsi
Keinsinyuran atau perekayasaan secara umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
Pemetaan Standar Kompetensi Insinyur Dirgantara :
TUJUAN UTAMA
FUNGSI KUNCI
FUNGSI UTAMA
FUNGSI DASAR
Melaksanakan perancangan teknik, perencanaan dan operasi dirgantara yang selamat, ekonomis, berwawasan konservasi dan lingkungan hidup
Penerapan Keinsinyuran Dasar Dirgantara
Mengembang-kan profesionalitas Keinsinyuran Dirgantara
Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip Keinsinyuran Profesional Dirgantara
Melakukan Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan Perekayasaan Dirgantara
Mengembang-kan pengalaman Keinsinyuran Dirgantara
Melakukan Praktik Sebagai Insinyur Profesional Dirgantara
Melakukan Perencanaan dan Desain Perekayasaan Dirgantara
Mengelola Bisnis dan Manajemen Perekayasaan Dirgantara
Pengembangan Perekayasaan pada Bidang-Bidang Usaha/Organi-sasi Perekayasaan Dirgantara
Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Perekayasaan Dirgantara
Menyelenggarakan Penelitian, Pengembangan dan Komersialisasi Perekayasaan Dirgantara
Mengelola Proyek Perekayasaan Dirgantara
Melakukan Produksi/Manufaktur atau Operasi Produk Dirgantara
31
TUJUAN UTAMA
FUNGSI KUNCI
FUNGSI UTAMA
FUNGSI DASAR
Mengelola Bahan Material, Komponen dan Sistem Perekayasaan Dirgantara
Mengelola Aset Perekayasaan Dirgantara
Mengelola Rantai Logistik (Manage Supply Chain) Perekayasaan dan Produk Dirgantara
B. Daftar Unit Kompetensi
NO KODE UNIT JUDUL UNIT
1. M.71INS09.001.1 Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2. M.71INS09.002.1 Melakukan Praktik sebagai Insinyur Profesional Dirgantara
3. M.71INS09.003.1 Melakukan Perencanaan dan Desain Perekayasaan Dirgantara
4. M.71INS09.004.1 Mengunjukkan Kompetensi Bisnis dan Manajemen Perekayasaan Dirgantara
5. M.71INS09.005.1 Melakukan Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan Perekayasaan Dirgantara
6. M.71INS09.006.1 Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Perekayasaan Dirgantara
7. M.71INS09.007.1 Menyelenggarakan Penelitian, Pengembangan, dan Komersialisasi Perekayasaan Dirgantara
8. M.71INS09.008.1 Mengelola Proyek Perekayasaan Dirgantara
9. M.71INS09.009.1 Melaksanakan Produksi/Manufaktur atau Operasi Produk Dirgantara
10. M.71INS09.010.1 Mengelola Bahan Material, Komponen, dan Sistem Perekayasaan Dirgantara
11. M.71INS09.011.1 Mengelola Aset Perekayasaan Dirgantara
12. M.71INS09.012.1 Mengelola Rantai Logistik (Manage Supply Chain) Perekayasaan dan Produk Dirgantara
32
C. Uraian Kompetensi
KODE UNIT : M.71INS09.001.1
JUDUL UNIT : Menerapkan Etika dan Prinsip-Prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk menerapkan etika dan
prinsip prinsip Keinsinyuran Profesional
Dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengikuti kode etik profesi
1.1 Kewajiban terhadap kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat selalu didahulukan daripada kewajiban terhadap profesi, kepentingan sektoral dan/atau yang lain dalam melaksanakan tanggung jawab.
1.2 Kehormatan, integritas, dan martabat profesi dijunjung tinggi dalam bertindak.
1.3 Bekerja hanya pada wilayah kompetensi bidang kedirgantaraan selalu dilakukan.
1.4 Reputasi profesi yang bermanfaat dibangun.
1.5 Keahlian profesional Keinsinyuran Dirgantara diterapkan sebagai agen atau pengemban tugas yang dapat dipercaya dalam lingkup kepentingan tempat bekerja atau pihak pemberi kerja.
1.6 Keterangan diberikan, opini dinyatakan dan/atau pernyataan dibuat secara jujur berdasarkan kebenaran data yang obyektif pengetahuan yang memadai.
1.7 Pengembangan kemampuan profesional berkelanjutan di bidang dirgantara diterapkan sesuai kepentingan tempat kerja.
1.8 Pengembangan kemampuan, pengetahuan dan kinerja Tim dan bawahan secara aktif dibina sesuai kompetensi dan pengalaman yang diperlukan.
2. Melaksanakan tanggung jawab dan kepedulian atas
2.1 Saling ketergantungan dan keragaman ekosistem dipahami sebagai bentuk dasar keberadaan dan kelangsungan hidup
33
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
keselamatan dan kelestarian lingkungan hidup
manusia. 2.2 Keterbatasan daya dukung lingkungan
hidup dalam menerima perubahan dan ketidakseimbangan akibat ulah manusia disadarai dan menjadi acuan dalam bekerja.
2.3 Tindakan yang diperlukan dalam praktik Keinsinyuran untuk memperbaiki, menopang, dan memulihkan lingkungan dikembangkan.
2.4 Sumber daya dirgantara yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dimanfaatkan/digunakan secara bijaksana melalui minimisasi, daur ulang dan pengembangan alternatif limbah yang memungkinkan.
2.5 Penggunaan bahan baku dan energi dihemat, ketersediaannya secara berkelanjuatan diupayakan melalui pengelolaan sumber daya berkelanjutan dalam pencapaian tujuan pekerjaan Keinsinyuran yang bermanfaat.
2.6 Implikasi siklus hidup produk dan proyek secara keseluruhan diperhitungkan dalam kaitannya dengan lingkungan.
2.7 Kemungkinan dampak pekerjaan Keinsinyuran diperhitungkan terhadap kemungkinan faktor-faktor budaya atau warisan budaya.
3. Memikul tanggung jawab profesional atas tindakan sendiri
3.1 Potensi risiko dan kewajiban profesional diperhitungkan serta pertanggungjawaban terhadap hal tersebut diterima.
3.2 Persyaratan-persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan secara memadai.
3.3 Persyaratan keselamatan masyarakat diselidiki dan tindakan dilakukan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang baru muncul.
3.4 Pelaksanaan pekerjaan/operasi yang berbahaya dilakukan dengan memperhatikan kaidah dan prosedur pencegahan kecelakaan.
3.5 Metode pencegahan, mitigasi, dan pemulihan bencana diperhatikan.
34
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional Dirgantara untuk
menerapkan komitmen, kepatuhan etika profesi (kode etik) dan
kepedulian serta tekad memelihara keselamatan dan
keberlangsungan lingkungan dalam melaksanakan profesi
Keinsinyuran, termasuk dalam sikap, wewenang, dan tanggung
jawab jabatannya sehari-hari. Keinsinyuran yang tercakup dalam
unit ini mencakupi keseluruhan sektor perekayasaan. Skills for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk
kerja.
1.2 Kompetensi dalam unit ini untuk pelaksanaan kerja normal
Keinsinyuran Profesional Dirgantara akan diarahkan secara khusus
oleh seorang Insinyur Profesional (IP) yang lebih berpengalaman,
atau dalam lingkup yang lebih baru, kompleks atau kritis,
pelaksanaan kerja Keinsinyuran Profesional akan berada di bawah
panduan terbatas Insinyur Profesional yang lebih berpengalaman.
Pekerjaan yang bersangkutan umumnya meliputi satu jenis
keahlian atau lebih dalam disiplin Keinsinyuran yang diakui.
Acuan/referensi sebaiknya dibuat berdasarkan Kode Etik Insinyur
Dirgantara yang diadaptasi dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Sebagian besar aspek kerja Keinsinyuran Profesional memberikan
kesempatan bagi Insinyur Profesional untuk memperlihatkan
kompetensinya dalam unit ini.
1.3 Keahlian profesional Insinyur Dirgantara, dapat mencakupi:
1.3.1 Desain dan rancang bangun pesawat terbang/produk
aeronotika dan astronotika (pesawat udara, pesawat
antariksa, roket, satelit, missile dan unmanned aerial
system)
1.3.2 Desain dan rancang bangun mesin propulsi pesawat terbang
1.3.3 Desain dan rancang bangun bilah propeller dan turbin
1.3.4 Desain dan rancang bangun sistem-sistem pesawat terbang
berbasis mekanikal, elektrikal, elektronika, fluida, dan
thermal
35
1.3.5 Manufaktur dan produksi pesawat terbang
1.3.6 Operasi pesawat terbang
1.3.7 Operasi wahana antariksa
1.3.8 Desain dan analisis trayektori lintas terbang roket/satelit
1.3.9 Kendali operasi roket/satelit
1.3.10 Pengujian pesawat terbang dan sistem-sistem pesawat
terbang
1.3.11 Perawatan, reparasi dan modifikasi pesawat terbang
1.3.12 Kelaikan udara pesawat terbang berkesinambungan
1.3.13 Keamanan dan keselamatan penerbangan pesawat terbang
1.3.14 Analisis dan desain aerodinamika
1.3.15 Simulasi terbang (flight simulation)
1.3.16 Simulasi dinamika fluida (fluid dynamic simulation)
1.3.17 Antarmuka Pilot/Mesin dan pengembangan cockpit (Human-
Machine Interface dan Flight Deck Development)
1.3.18 Desain, analisis, perbaikan, dan perawatan struktur
1.3.19 Desain dan analisis mekanisme sistem mekanikal
1.3.20 Desain, analisis, dan pemilihan material
1.3.21 Analisis kegagalan stuktur
1.3.22 Pengujian dan analisis struktur
1.3.23 Analisis dan pengujian aerodinamika
1.3.24 Flight data analysis
1.3.25 Aeroelastic/fluid structure interaction analysis
1.3.26 Rekayasa infrastruktur penerbangan (termasuk bandar
udara)
1.3.27 Rekayasa lingkungan udara
1.3.28 Rekayasa peralatan layanan lalu lintas udara
1.3.29 Rekayasa layanan lalu lintas udara
1.3.30 Desain dan rancang bangun otomotif
1.4 Tanggung jawab kecendekiaan dapat mencakupi:
1.4.1 Mengembangkan ilmu dan teknologi
1.4.2 Mengungkapkan kebenaran dan membongkar kebohongan
1.4.3 Membimbing bangsa Indonesia agar tetap berkualitas
1.5 Kode Etik Profesi Insinyur Indonesia adalah “CATUR KARSA dan
36
SAPTA DHARMA”
− CATUR KARSA, PRINSIP-PRINSIP DASAR :
1) Mengutamakan keluhuran budi.
2) Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia.
3) Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesional Keinsinyuran.
− SAPTA DHARMA, TUJUH TUNTUNAN SIKAP :
1) Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
2) Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan
kempetensinya.
3) Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya
pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5) Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi
berdasarkan kemampuan masing-masing.
6) Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan,
integritas dan martabat profesi.
7) Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.
1.6 Potensi risiko, dapat mencakupi:
1.6.1 Ruang lingkup proyek
1.6.2 Mutu proyek
1.6.3 Jadwal proyek
1.6.4 Anggaran biaya proyek
1.6.5 Manajemen risiko
1.6.6 Pasar
1.6.7 Komunikasi
1.6.8 Pengadaan
1.6.9 Pemangku kepentingan
37
1.6.10 Sumber Daya Manusia (SDM)
1.7 Kewajiban profesional, mencakupi:
1.7.1 Melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan
keahlian dan Kode Etik Insinyur
1.7.2 Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan keahlian dan
kualifikasi yang dimiliki
1.7.3 Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar
Keinsinyuran
1.7.4 Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja
dengan pengguna Keinsinyuran
1.7.5 Melaksanakan profesinya tanpa membedakan suku, agama,
ras, gender, golongan, latar belakang sosial, politik, dan
budaya
1.7.6 Memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
1.7.7 Mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan kerja, dan
kelestarian lingkungan hidup
1.7.8 Mengupayakan inovasi dan nilai tambah dalam kegiatan
Keinsinyuran secara berkesinambungan
1.7.9 Menerapkan keberpihakan pada Sumber Daya Manusia
(SDM) Keinsinyuran Nasional, lembaga kerja Keinsinyuran
Nasional, dan produk hasil Keinsinyuran Nasional dalam
kegiatan Keinsinyuran
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
(Tidak ada.)
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pendidikan Tinggi
3.3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
38
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada unit ini asesi/peserta
sertifikasi harus dapat memberikan bukti bahwa mereka telah
mengaktualisasi dirinya untuk mematuhi Kode Etik Profesi Insinyur
Dirgantara.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
3.2 Keterampilan
3.2.1 Keahlian konsultasi yang berdampak dinamika sosial dari
kegiatan perekayasaan antara lain: rasa keadilan dan
kesetiakawanan sosial
3.2.2 Kepedulian politik profesi dan etika Insinyur, tanggung
jawab profesional Keinsinyuran
3.2.3 Keahlian praktik pembinaan akhlak mulia, budi pekerti
dan kerohanian masyarakat
39
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Tekun menjaga integritas sebagai seorang Insinyur Dirgantara
5. Aspek kritis
5.1 Kesungguhan dalam mendahulukan kewajiban terhadap
kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat selalu
daripada kewajiban terhadap profesi, kepentingan sektoral
dan/atau yang lain dalam melaksanakan tanggung jawab
5.2 Kesetiaan dalam menjunjung tinggi kehormatan, integritas, dan
martabat profesi dalam bertindak
5.3 Kejujuran dalam memberikan keterangan, opini atau pernyataan
berdasarkan kebenaran data yang obyektif pengetahuan yang
memadai
5.4 Kedisiplinan dalam memperhitungkan potensi risiko dan kewajiban
profesional
5.5 Kesungguhan dalam menerapkan persyaratan-persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja
40
KODE UNIT : M.71INS09.002.1
JUDUL UNIT : Melakukan praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
DEKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melakukan praktik
sebagai Insinyur Profesional Dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerapkan kaidah dan prinsip kecendekiaan dalam pekerjaan Keinsinyuran yang beragam
1.1 Pemikiran orisinil dilatih dan dikembangkan dalam rekayasa Keinsinyuran Dirgantara untuk mendapatkan solusi masalah yang memuaskan.
1.2 Penilaian profesional dalam pengambilan keputusan perekayasaan/Keinsinyuran dilakukan berdasarkan standar yang baku.
1.3 Pekerjaan dilakukan secara kreatif dan inovatif.
1.4 Masalah-masalah teknik/Keinsinyuran diidentifikasi untuk dicarikan solusinya.
1.5 Pengetahuan disiplin atau bidang terkait diperluas ketika bekerja di lingkungan kerja.
1.6 Kerjasama lintas disiplin dipupuk ketika bekerja di lingkungan multidisiplin.
1.7 Kebutuhan dan peluang eksploitasi diidentifikasi dalam industri tertentu atau bidang keahlian.
2. Menekuni bidang keahlian Keinsinyuran Dirgantara
2.1 Batas keahlian dan pengetahuan pribadi disadari sehingga dapat memperluas pengetahuan dan kemampuan dengan berbagai cara termasuk meminta bantuan/konsultasi dengan para pakar yang relevan.
2.2 Keterampilan menelusuri informasi/pengalaman masa lampau dilatih untuk terus disesuaikan dengan perkembangan teknologi terkait atau lainnya.
2.3 Basis pengetahuan diperluas dengan membaca jurnal profesional, kehadiran di seminar dan membangun jaringan
41
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
profesional.
2.4 Basis pengetahuan sistematis diperdalam melalui penelitian dan eksperimen dalam menanggapi masalah Keinsinyuran yang khas.
2.5 Peluang pengembangan profesional dirgantara senantiasa dikejar melalui pengalaman kerja.
2.6 Catatan (log book) tentang kegiatan pengembangan profesional dirgantara selalu dipelihara.
3. Menerapkan metode rekayasa
3.1 Aplikasi teknik rekayasa dirgantara diidentifikasikan dalam pekerjaan.
3.2 Konsep solusi masalah diusulkan untuk diterapkan dalam kasus yang teridentifikasi.
3.3 Aplikasi-aplikasi teknik yang dipilih ditentukan agar lebih rinci.
3.4 Hasil pencatatan dokumen teknik dikontrol demi kemutakhiran.
3.5 Penerimaan pengguna (user acceptance) dan kebutuhan masa depan dievaluasi dan dinilai.
4. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu
4.1 Partisipasi dilakukan dalam penerapan bagian-bagian sistem mutu.
4.2 Kebutuhan diperhitungkan untuk mengembangkan keberterimaan oleh prinsip manajemen mutu lain.
4.3 Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar mutu yang relevan.
4.4 Teknik jaminan dan pengendalian mutu diterapkan.
5. Memanfaatkan teknik yang tepat dan alat bantu teknologi
5.1 Analisis matematika, ilmu teknik, simulasi komputer atau teknik pemodelan lainnya dipilih untuk digunakan.
5.2 Aplikasi sistem komputer dipilih untuk digunakan.
5.3 Pemrograman piranti lunak (software) dan pemanfaatan piranti lunak yang tersedia diarahkan dan dilakukan.
5.4 Alat bantu teknologi dipilih untuk digunakan dengan memantau kinerjanya.
6. Melakukan pengujian, pengukuran dan
6.1 Tujuan-tujuan pengujian didefinisikan secara seksama.
42
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
evaluasi 6.2 Prosedur-prosedur dan jadwal-jadwal pengujian dikembangkan.
6.3 Prosedur-prosedur dan peralatan pengukuran dikembangkan.
6.4 Pengujian-pengujian dan pengukuran rekayasa yang kritikal dilakukan secara bertanggungjawab.
6.5 Pengujian-pengujian dan pengukuran-pengukuran non-kritikal diawasi.
6.6 Hasil pengujian dan pengukuran dievaluasi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional Dirgantara untuk
memaparkan bukti atau menunjukkan kinerja mandiri sesuai
jenjang dalam melaksanakan tugas-tugas Keinsinyuran yang
beragam dengan pendekatan profesional dan mencerminkan
kecendekiaan dalam bidang Keinsinyuran, dibuktikan dengan
kinerja, pengalaman jabatan maupun keahlian khusus yang
dimiliki/pernah dijabatnya. Keinsinyuran yang tercakup dalam unit
ini mencakupi keseluruhan sektor perekayasaan. Skills for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk
kerja.
1.2 Kompetensi dalam unit ini biasanya akan ditunjukkan dalam
pelaksanaan normal pekerjaan Keinsinyuran Profesional di bawah
arahan umum dari seorang Insinyur Profesional yang lebih
berpengalaman atau dalam lingkup yang lebih baru, kompleks atau
kritis pelaksanaan kerja Keinsinyuran Profesional akan berada di
bawah panduan terbatas Insinyur Profesional yang lebih
berpengalaman. Pekerjaan tersebut biasanya akan berada dalam
satu atau lebih bidang keahlian dalam disiplin teknik yang diakui.
Acuan sebaiknya dibuat berdasarkan Kebijakan Pendidikan
Berkelanjutan yang diadaptasi dari Persatuan Insinyur Indonesia
(PII). Sebagian besar aspek pekerjaan teknik profesional akan
43
memberikan kesempatan bagi Insinyur Profesional untuk
menunjukkan kompetensi dalam unit ini.
1.3 Unit kompetensi ini berlaku dan harus dipatuhi oleh setiap Sarjana
Teknik Dirgantara, Insinyur Dirgantara, dan Insinyur Profesional
Dirgantara dalam lapangan kerja normal Keinsinyuran.
1.4 Sarjana Teknik Dirgantara yang belum memiliki kualifikasi Insinyur
wajib memenuhi unit kompetensi ini, akan tetapi dalam praktik
Keinsinyurannya berada di bawah panduan Insinyur Profesional
sepenuhnya.
1.5 Insinyur Dirgantara yang belum memiliki sertifikat Insinyur
Profesional, dalam praktik Keinsinyurannya berada di bawah
panduan Insinyur Profesional.
1.6 Praktik Keinsinyuran dimaksudkan sebagai pekerjaan yang
umumnya meliputi satu jenis keahlian atau lebih dalam disiplin
Keinsinyuran yang diakui.
1.7 Partisipasi adalah sesuatu yang dilakukan secara aktif bersama-
sama dengan orang lain untuk menghasilkan atau mencapai
sesuatu, atau untuk membuat sesuatu yang sukses. Pada konteks
unit ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan dirgantara
dan pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.8 Sistem mutu, dapat mencakupi:
1.8.1 Sistem Manajemen Mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.8.2 International Standard Organization (ISO) 9000
1.8.3 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil/PKPS (Civil
Aviation Safety Regulations/CASR) yang relevan
1.9 Prinsip-prinsip manajemen mutu, dapat mencakupi:
1.9.1 Fokus pada pelanggan (customer focus)
1.9.2 Kepemimpinan (leadership)
1.9.3 Keterlibatan orang (involvement of people)
1.9.4 Pendekatan proses (process orientation)
1.9.5 Pendekatan sistem terhadap manajemen (system approach to
management)
1.9.6 Peningkatan terus-menerus (continual improvement)
44
1.9.7 Pendekatan faktuan dalam pembuatan keputusan (factual
approach to decision making)
1.9.8 Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually
beneficial supplier relationship)
1.10 Standar mutu, dapat mencakupi:
1.10.1 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.10.2 ISO 9001 Quality Management System
1.10.3 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil/Civil Aviation
Safety Regulations
1.11 Mengembangkan dan mempertahankan keahlian (keep learning),
dapat mencakupi:
1.11.1 Bersedia untuk belajar cara-cara baru untuk bekerja
1.11.2 Cari informasi untuk meningkatkan kinerja dari orang-
orang dan dokumen kerja seperti kebijakan, prosedur, dll.
1.11.3 Identifikasi karakteristik peralatan, kemampuan teknis,
keterbatasan dan prosedur
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
(Tidak ada.)
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
45
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
melakukan praktik sebagai Insinyur Profesional Dirgantara.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.4 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.5 Untuk mendemonstrasikan unit kompetensi ini, asesi harus
membuktikan bahwa mereka telah berpraktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara. Bukti yang disampaikan dapat berupa
bukti-bukti portofolio yang menggambarkan bagaimana berpraktik
sebagai Insinyur Profesional Dirgantara. Bukti tersebut dapat
berisikan bukti melakukan pekerjaan intelektual dan bervariasi,
pengembangan dan mempertahankan keahlian, penerapan metode
rekayasa, penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu,
pemanfaatkan teknik yang tepat dan alat bantu teknologi, serta
pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.6 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.6.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability
1.6.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi
1.6.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan
1.6.4 Bukti yang dikumpulkan harus berhubungan paling kurang
dengan satu asesmen
1.6.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti
46
1.6.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten
1.7 Unit ini dapat di ases tersendiri atau sebagai bagian dari kegiatan
asesmen terpadu yang melibatkan unit-unit lain yang relevan.
Unit kompetensi yang disarankan adalah:
M.71INS09.001.1: Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
1.8 Insinyur Dirgantara mendemonstrasikan kinerja Keinsinyurannya
pada beberapa keragaman fungsi tugas Keinsinyuran (engineering
functions life cycle), meliputi Penelitian dan Pengembangan,
perencanaan dan perancangan, pembuatan model dan uji coba,
konstruksi dan instalasi, operasi dan produksi, pemeliharaan,
perbaikan dan penyempurnaan, komersialisasi dan aplikasi sistem-
teknologi, pengelolaan industri, pengelolaan pembangunan dan
pelayanan publik, pengawasan dan inspeksi-audit, Pendidikan dan
Pelatihan.
1.9 Berpikir kritis dengan mengacu pada bakuan praktik dan prinsip
Keinsinyuran dengan memilah dan menerapkan prinsip serta
penyempurnaan teknis pelaksanaan tugas Keinsinyurannya sehari-
hari.
1.10 Mengembangkan daya fikir kreatif dan inovatif berdaya cipta
menghadapi masalah Keinsinyuran vital yang dihadapinya.
Menunjukkan kemampuan penerapan dan komunikasi efektif
dalam pengembangan solusi inovatif dapat menjadi pertimbangan.
1.11 Bagi Insinyur Profesional berpikir terobosan dapat dipaparkan
melalui kemampuan untuk merumuskan prinsip atau
permasalahan dan mengembangkan alternatif solusi atau teknik
operasi baru yang meningkatkan kinerja dari praktik yang biasa
dikerjakan, tetapi tetap memenuhi persyaratan kode yang berlaku.
1.12 Bidang Keinsinyuran berkenaan juga dengan visi kedepan atau
kecendikiaan wilayah kekhususan (spesialisasi) dari fokus bidang
spesialisasi Keinsinyuran yang ditekuninya.
1.13 Kepedulian pada masyarakat/pertimbangan politik afirmatif
47
(memfasilitasi masyarakat lemah secara adil) berkenaan
mengkomunikasikan pada masyarakat luas dampak kebijakan
Keinsinyuran pada berbagai keputusan politik/masyarakat.
1.14 Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (Continuous
Profesional Development, PKB/CPD) ditetapkan oleh organisasi
Insinyur sebagai kelangsungan pengembangan profesional dimana
anggota profesional dapat tetap dipandang menekuni profesinya
dengan mencatatkan kegiatan profesionalnya pada log book
Keinsinyuran.
1.15 Perkembangan muktahir menunjukan peningkatan tuntutan
insiyur profesional menguasai atau mampu memanfaatkan
teknologi informasi/manajemen informasi dan pengembangan
jaringan komputer untuk mampu memecahkan masalah dalam
jaringan Keinsinyuran yang luas secara internal dan eksternal.
1.16 Insinyur Profesional diminta mampu memaparkan tingkat tanggung
jawabnya pada keseluruhan operasi/proyek untuk mencapai hasil
yang disetujui.
1.17 Insinyur Profesional diharapkan memimpin tim Keinsinyuran dalam
aspek proyek/operasi yang membutuhkan :
1.17.1 Rencana analisis yang luas, sistematis, dan cukup kompleks
1.17.2 Saran untuk metode optimal, sumber daya, proses
1.17.3 Analisis prinsip Keinsinyuran dengan metode pembuktian
1.17.4 Dampak jangka panjang dari keseluruhan proyek/operasi
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Cakupan Kompetensi dasar Keinsinyuran (enabling
competence and knowledge based) dan kekhususan
dibidang/disiplinnya
3.1.2 Cakupan pengetahuan Keinsinyuran dari sumber resmi dan
tidak resmi, termasuk peraturan dan hukum yang berlaku
48
3.1.3 Keahlian penelitian dan kepekaan identifikasi masalah
(berpikir out of the box, strategis)
3.1.4 Keahlian analisis tekno ekonomi termasuk dampak sosial,
mikro-makro
3.1.5 Analisis risiko dan bahaya, comprehensive
3.1.6 Pemahaman sintesa mikro/makro dampak teknologi dan
karya Keinsinyuran
3.1.7 Memahami siklus fungsi engineering, siklus proyek, siklus
produk/daur hidup teknologi
3.1.8 Pemahaman, pengembangan dan pengkajian standar dasar
dan rekayasa SNI turunan ISO 9001 dan standar
internasional lain yang penting di bidang dirgantara
3.1.9 Pemahaman buku acuan dasar Keinsinyuran yang biasa
diterapkan dalam praktik terbaik Keinsinyuran Dirgantara
3.1.10 Memahami Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran, dan Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan
Menteri (Kepmen), ketentuan turunannya dan
mengembangkan penerapan di bidangnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Keahlian rekayasa dan pemahaman siklus engineering
(Input-Process-Output-Outcome)
3.2.2 Keahlian komunikasi, intern, ekstern, antardisiplin dan
komersialisasi hasil penelitian
3.2.3 Menerapkan seleksi dan penetapan informasi
3.2.4 Mengikuti teknologi mutakhir, peralatan teknik, dan
Keinsinyuran, standard and code, prosedur, dan software
yang diperlukan
3.2.5 Keahlian melaksanakan dan mengawasi tugas keterampilan
teknik Keinsinyuran
3.2.6 Pengembangan sistem dokumen rekayasa yang terpadu dan
termuktahirkan
3.2.7 Memahami teknik dasar mengidentifikasi, mengkaji, dan
memecahkan masalah-masalah Keinsinyuran
49
3.2.8 Pengembangan dan pelaksanaan inspeksi kelaikan operasi
peralatan, instalasi mesin
3.2.9 Penerapan perangkat lunak rekayasa dibidang praktiknya
standar detail rekayasa
3.2.10 Penerapan dan pengembangan Work Instruction dan
Standard Operating Procedure (SOP) berdasarkan standar
dan regulasi teknis serta pengalaman best practice di
bidang dirgantara
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat dalam melakukan analisis matematika, ilmu teknik,
simulasi komputer atau teknik pemodelan
4.2 Disiplin dalam memperluas pengetahuan disiplin atau bidang
terkait ketika bekerja di lingkungan kerja
4.3 Disiplin dalam memelihara catatan (log book) tentang kegiatan
pengembangan profesional dirgantara
5. Aspek Kritis
5.1 Kedisiplinan dalam memperluas pengetahuan disiplin atau bidang
terkait ketika bekerja di lingkungan kerja
5.2 Kedisiplinan dalam memupuk kerjasama lintas disiplin ketika
bekerja di lingkungan multidisiplin
5.3 Kedisiplinan untuk selalu memelihara catatan (log book) tentang
kegiatan pengembangan profesional dirgantara
5.4 Kedisiplinan dalam mengontrol hasil pencatatan dokumen teknik
kemutakhiran
5.5 Kedisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
standar mutu yang relevan
5.6 Kecermatan dalam melakukan analisis matematika, ilmu teknik,
simulasi komputer atau teknik pemodelan lainnya yang dipilih
50
KODE UNIT : M.71INS09.003.1
JUDUL UNIT : Melakukan Perencanaan dan Desain
Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
diperlukan untuk melakukan perencanaan dan
desain perekayasaan dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mendefinisikan persyaratan desain perekayasaan dirgantara
1.1 Partisipasi dilakukan dalam merundingkan spesifikasi awal atau laporan singkat dalam hal persepsi klien dan realitas perekayasaan.
1.2 Persyaratan desain fungsional dikaji.
1.3 Konsep rancangan perekayasaan seperti kinerja, kehandalan, keterpeliharaan/keberlanjutan dan ergonomi diinvestigasi dan dikaji.
1.4 Dampak faktor-faktor desain perekayasaan ditentukan terhadap produksi, konstruksi, instalasi, komisioning, implikasi siklus hidup, dukungan logistik, dan pelatihan pengguna.
1.5 Kemungkinan hambatan-hambatan dipertimbangkan seperti peraturan mengenai kewajiban produk, efek dari lingkungan fisik eksternal terhadap item yang akan dirancang, atau pengaruh item pada lingkungan dengan mengukur akibatnya secara tepat agar dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap konsekuensi yang terjadi.
1.6 Standar dan spesifikasi desain perekayasaan digunakan dan spesifikasi fungsional dituliskan dalam dokumen teknik.
2. Menyiapkan konsep proposal untuk memenuhi persyaratan
2.1 Kreativitas dan inisiatif ditunjukkan dalam menyelidiki, menganalisis, dan menyusun konsep-konsep bagi memenuhi tujuan rancangan.
2.2 Konsep-konsep yang berpotensi menjadi rancangan akhir dianalisis untuk menilai dampak faktor-faktor seperti kinerja, keandalan dan
51
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
keterpeliharaan/keberlanjutan, faktor manusia.
2.3 Masalah dan risiko rancangan yang mungkin timbul ditemukenali agar dapat merundingkan kemungkinan modifikasi atau penyesuaian terhadap persyaratan dan sasaran perancangan/pedoman rancangan (terms of reference, TOR) jika diperlukan.
2.4 Analisis biaya manfaat dan risiko, studi kelayakan dan pembiayaan siklus hidup dilaksanakan untuk menghasilkan suatu rancangan yang layak.
2.5 Pelaksanaan suatu usulan yang telah didokumentasikan memenuhi persyaratan klien/pemberi tugas atau pelaksana manufaktur/proyek disiapkan dan direkomendasikan.
3. Melaksanakan desain berdasarkan proposal yang telah dipilih
3.1 Tugas-tugas desain dilaksanakan dan diatur sesuai prosedur yang baku.
3.2 Analisis pemilihan komponen dan material dilakukan.
3.3 Hasil spesifikasi desain perekayasaan diperiksa berdasarkan standar baku.
4. Melaksanakan evaluasi desain
4.1 Kontribusi dilakukan untuk mendemonstrasikan desain dengan model komputer atau model fisik.
4.2 Jadwal pengujian desain untuk pengujian kinerja dan lingkungan fisik dipersiapkan.
4.3 Pengujian diawasi, hasil pengujian dianalisis, dan tindakan koreksi direkomendasikan dan dikendalikan untuk mengatasi kekurangan yang terungkap dari pengujian.
4.4 Partisipasi dilakukan dalam mengevaluasi pengaruh pada lingkungan eksternal.
4.5 Partisipasi dilaksanakan dalam konsultasi dengan pihak-pihak yang terkena dampak dari evaluasi desain yang dilakukan.
5. Menyiapkan dokumen penunjang
5.1 Kerja sama dalam penyusunan dokumen penunjang dilakukan untuk
produksi/konstruksi atau instalasi, operasi, dan pelatihan.
5.2 Kerjasama dilakukan dalam editing dan memeriksa dokumen penunjang.
52
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
6. Menjaga keutuhan dokumen identifikasi rancangan
6.1 Partisipasi dilakukan dalam identifikasi bagian desain yang dirancang berdasarkan pencatatan dan dokumentasi desain perekayasaan yang sesuai.
6.2 Perubahan desain yang dapat diterapkan secara terkendali direkomendasikan.
6.3 Kontribusi dilakukan untuk memelihara keterkinian dan keabsahan rekaman dan catatan desain rekayasa.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional untuk memaparkan
bukti kinerja, karya, prestasi, inisiatif, dan kepemimpinan dalam
menjawab kebutuhan dalam penerapan perencanaan dan
perancangan Keinsinyuran, pengembangan konsep alternatif dan
penerapan kreatifitas dalam pengembangan rancang bangun untuk
kebutuhan pelanggan. Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini
mencakupi keseluruhan sektor perekayasaan dirgantara. Skills for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk
kerja. Kompetensi dalam unit ini biasanya dapat ditunjukkan
dalam pelaksanaan normal pekerjaan rekayasa profesional di
bawah arahan umum dari Insinyur Profesional yang lebih
berpengalaman. Pekerjaan tersebut biasanya akan berada dalam
satu atau lebih bidang keahlian dalam disiplin teknik yang diakui.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku dan harus dipatuhi oleh setiap Sarjana
Teknik Dirgantara, Insinyur Dirgantara, dan Insinyur Profesional
Dirgantara dalam lapangan kerja normal Keinsinyuran.
1.3 Sarjana Teknik Dirgantara yang belum memiliki kualifikasi
Insinyur wajib memenuhi unit kompetensi ini, akan tetapi dalam
praktik Keinsinyurannya berada di bawah panduan Insinyur
Profesional sepenuhnya.
1.4 Insinyur Dirgantara yang belum memiliki sertifikat Insinyur
Profesional, dalam praktik Keinsinyurannya berada di bawah
panduan Insinyur Profesional.
53
1.5 Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggungjawab di
dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi.
1.6 Persyaratan desain merupakan pernyataan tentang hal-hal yang
harus dipenuhi oleh desain untuk memenuhi standar yang
ditetapkan oleh otoritas dan/atau pelanggan. Persyaratan ini
biasanya dituangkan secara formal dalam suatu Dokumen
Persyaratan dan Sasaran Perancangan (Design Requirements and
Objectives, DR dan O). Yang termasuk dalam Persyaratan
Perancangan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi demi
standar keselamatan dan kualitas produk yang baik. Standar
keselamatan ini biasanya mengacu pada Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil/PKPS (Civil Aviation Safety Regulations/CASR)
dan/atau standar internasional yang ditetapkan International Civil
Aviation Organization (ICAO) dan/atau Federal Aviation
Administration/FAA dan/atau regulasi European Aviation Safety
Administration/EASA dan/atau standar industri dirgantara yang
sudah baku. Sasaran Perancangan adalah segala sesuatu yang
juga harus dipenuhi demi mendapatkan produk yang lebih baik,
namun dapat dinegosiasi bila menimbulkan risiko biaya, waktu
dan teknologi yang tak dapat ditolerir.
1.7 Konsep perekayasaan merupakan penyusun utama dalam
pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia.
Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental,
yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep
dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun
dari berbagai macam karakteristik.
1.8 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.9 Faktor-faktor perekayasaan, mencakup banyak hal seperti
54
kemudahan produksi, kemudahan konstruksi, instalasi,
komisioning, implikasi siklus hidup, dukungan logistik dan
pelatihan pengguna. Faktor-faktor ini perlu diperhitungkan untuk
menjamin bahwa produk akhir dapat dibuat persis sebagaimana
desain dan dapat dioperasikan dengan selamat. Faktor lain yang
perlu diperhitungkan dalam desain adalah faktor manusia. Faktor
manusia adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan
pemahaman tentang interaksi antara manusia dan unsur-unsur
lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan
metode untuk merancang untuk mengoptimalkan kesejahteraan
manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja. Salah satu
cabang ilmu faktor manusia adalah ergonomi. Ergonomists
berkontribusi pada desain dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk,
lingkungan dan sistem untuk membuat mereka kompatibel dengan
kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan orang.
1.10 Kemungkinan hambatan-hambatan, dapat mencakupi:
1.10.1 Waktu
1.10.2 Sumber Daya
1.10.3 Pembiayaan
1.10.4 Lingkup
1.10.5 Risiko
1.11 Parameter perancangan dapat mencakupi:
1.11.1 Kinerja
1.11.2 Keandalan
1.11.3 Kemudahan pemeliharaan
1.11.4 Ergonomik
1.12 Dampak atas rancangan dapat mencakupi:
1.12.1 Kinerja
1.12.2 Keandalan
1.12.3 Kemudahan pemeliharaan
1.13 Faktor-faktor perekayasaan, dapat mencakupi:
1.13.1 Produksi
1.13.2 Konstruksi
1.13.3 Pemasangan
55
1.13.4 Uji-pakai
1.13.5 Implikasi siklus hidup
1.13.6 Dukungan logistik
1.13.7 Keterampilan pemakai
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer
2.1.2 Perangkat lunak yang sesuai
2.1.3 Peralatan gambar desain
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program Melakukan Perencanaan dan Desain
Perekayasaan Dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan di atas.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.4 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.5 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada
56
unit ini asesi/peserta sertifikasi harus dapat menunjukkan bukti
bahwa mereka telah mampu mengembangkan Perencanaan dan
Desain Perekayasaan Dirgantara, sumber daya bahan dan personel
yang mendukung proses perencanaan dan desain. Bukti yang
disampaikan harus menggambarkan bagaimana tujuan
perekayasaan diidentifikasi. Bukti tersebut berisikan perencanaan
dan desain terstruktur yang merinci cara pemilihan dan
penyelarasan antara metode dan perangkat perekayasaan dengan
lingkungan sesaui konteks, termasuk strategi komunikasi yang
tepat dengan orang-orang relevan dalam proses perekayasaan,
kerangka kebutuhan sumber daya dan kebutuhan arahan khusus
selama proses perekayasaan berlangsung. Selain itu, dalam hal ini
termasuk juga rekaman dan pelaporan perekayasaan.
1.6 Perancangan memerlukan ketepatan dan pengenalan masalah atau
peluang untuk meningkatkan rancangan yang telah ada.
1.7 Proses rancangan dapat membangun bentuk (konfigurasi sistem),
ukuran dan pemilihan bahan baku dan komponen untuk suatu
produk/hasil Keinsinyuran. Hal ini memerlukan sistem yang tepat,
tolok ukur dan sumbang saran keilmuan lain dalam proses dan
hasilnya.
1.8 Rancangan juga termasuk perencanaan Keinsinyuran, suatu
contoh misalnya, dimana lokasi fasilitas proyek dan jenis-jenis
konstruksi Keinsinyuran dilaksanakan dengan sejumlah faktor
yang dipengaruhi oleh hubungan sesama rekan kerja secara
internal serta dengan lingkungan luar.
1.9 Jika hal demikian tidak termasuk dalam bakuan Keinsinyuran,
maka Insinyur Profesional perlu berupaya untuk memberikan
saran secara terpisah selama persiapan konsep profesional.
1.10 Aneka ragam tugas Keinsinyuran termasuk perhitungan dan
pengkajian daya tahan, penerapan aneka bentuk/material
termasuk risiko penilaian dan kajian ulang keefektifannya akan
menentukan biaya dan kinerja terhadap hasil yang diharapkan.
1.11 Persetujuan dan pengesahan adalah hal penting dalam menjadikan
dokumen proses rancangan oleh perancang dan pengguna
57
00000000potensial. Secara normal butuh usaha berulang-ulang
dalam proses rancangan untuk mendapat pengesahan.
1.12 Tanggung jawab terhadap dokumen hasil rancangan disesuaikan
dengan masa berlakunya rancangan. Proses persetujuan dokumen
hasil rancangan sangat dibutuhkan dan diterapkan.
1.13 Perluasan dan pengkajian ulang penerapan rancangan tergantung
pada banyaknya perubahan yang terjadi pada lingkungan. Dalam
menerima saran-saran perlu dilakukan secara hati-hati dan fokus
pada penerapan rancangan sebagai pewujudan dari tanggung
jawab sosialnya.
1.14 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, mencakupi:
1.14.1 Rencana perekayasaan dan desain
1.14.2 Perangkat perekayasaan dan desain yang telah
dimodifikasi/disesuaikan untuk mengakomodir kebutuhan
spesifik
1.14.3 Kontekstualisasi perekayasaan
1.14.4 Dokumentasi konsultasi dengan pelanggan dan pemangku
kepentingan lainnya terkait tujuan dan konteks
perekayasaan
1.15 Proses yang dapat digunakan sebagai bukti meliputi:
1.15.1 Menginterpretasi desain perekayasaan dan dokumen-
dokumen lainnya
1.15.2 Penjadwalan kegiatan perekayasaan
1.15.3 Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya
1.15.4 Penggunaan sistem komunikasi dalam rangka melibatkan
pemangku kepentingan dalam proses perekayasaan
1.15.5 Mendapatkan dukungan spesialis
1.16 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.16.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability
1.16.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi
58
1.17 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila memungkinkan.
Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu tempat kerja yang
disimulasikan harus disediakan;
1.17.1 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan
dengan beberapa demonstrasi/praktik kerja yang dinilai
pada titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya
1.17.2 Asesmen harus memenuhi aturan bukti
1.17.3 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin
bahwa hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah
dicapai dan bahwa kinerja telah diperagakan secara
konsisten
1.18 Asesmen Terpadu artinya: Unit ini dapat di ases tersendiri atau
sebagai bagian dari kegiatan asesmen terpadu yang melibatkan
unit-unit lain yang relevan. Unit berikut ini disarankan dapat
dilakukan terpadu dengan:
M.71INS09.005.1 : Melakukan Komunikasi dengan Pemangku
Kepentingan
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Prinsip dasar Iptek dan falsafah perancangan kejuruan
Keinsinyuran dan teknologi terkait
3.1.2 Faktor manusia (human factors), khususnya antarmuka
manusia dan sistem (human-system interface)
3.1.3 Faktor-faktor keselamatan (safety factors) dan regulasi
keselamatan penerbangan
3.1.4 Memahami kewajiban menjaga kelestarian, ketahanan
lingkungan, dan keberlanjutan
3.1.5 Analisis ekonomi perencanaan Keinsinyuran dan/atau
59
pada perancangan teknik
3.1.6 Penerapan komputerisasi dalam perancangan/rekayasa
teknik atau/dan perencanaan Keinsinyuran
3.1.7 Prosedur dan kebijakan di tempat kerja (SOP)
3.1.8 Bakuan Keinsinyuran yang berlaku (standar, kode,
peraturan teknik/rekayasa terkait)
3.1.9 Bakuan ISO dan standar rekayasa dan Keinsinyuran
terkait yang berlaku di bidangnya: PKPS/CASR, ICAO
Annexes, FAA, EASA, ISO 22000
3.1.10 Memahami dan menerapkan panduan Keinsinyuran dari
buku acuan Keinsinyuran yang berlaku mutakhir di
bidangnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menerapkan program komputer: Computer Aided Design
(CAD) software dalam perancangan/rekayasa teknik atau
perencanaan Keinsinyuran, seperti CATIA, AutoCAD; atau
(Analytical Software, seperti Computational Fluid Dynamics
(CFD) Analysis menggunakan VSAero, NUMECA, dll., atau
Finite Element Method (FEM) Analysis menggunakan
Nastran, dll.; atau Project Planning Software
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat dalam membuat gambar teknik
4.2 Cermat dalam membuat dokumentasi desain
4.3 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko
pekerjaan
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam merundingkan spesifikasi awal atau laporan
singkat dalam hal persepsi klien dan realitas perekayasaan
5.2 Kecermatan dalam menemukenali masalah dan risiko rancangan
yang mungkin timbul agar dapat merundingkan kemungkinan
modifikasi atau penyesuaian terhadap persyaratan dan sasaran
perancangan/pedoman rancangan (terms of reference, TOR) jika
60
diperlukan
5.3 Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas-tugas desain
dilaksanakan sesuai prosedur yang baku
5.4 Kedisiplinan dalam melakukan konsultasi dengan pihak-pihak
yang terkena dampak dari evaluasi desain yang dilakukan
5.5 Kedisiplinan untuk memelihara keterkinian dan keabsahan
rekaman dan catatan desain rekayasa
61
KODE UNIT : M.71INS09.004.1
JUDUL UNIT : Mengunjukkan Kompetensi Bisnis dan
Manajemen Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk mengelola bisnis dan
manajemen dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol langsung tugas orang atau sumber daya
1.1 Peralatan bekerja disiapkan sesuai tujuan dan prioritas.
1.2 Metode pendekatan ditentukan untuk mencapai sasaran.
1.3 Pekerjaan yang harus dilakukan dianalisis untuk memberikan perkiraan dasar sumber daya.
1.4 Pengelolaan waktu, sumber daya, dan perkiraan biaya dilakukan.
1.5 Mengorganisasi tim kerja kecil dilakukan. 1.6 Pelatihan kepemimpinan Insinyur Muda,
tenaga teknis atau tenaga lain yang diperlukan dilakukan.
1.7 Pelaksanaan tugas dipantau untuk memastikan kesesuaian dengan rencana, agar tindakan korektif yang diperlukan dapat segera diambil.
2. Melaksanakan pengelolaan ekonomi, keuangan, hukum, pemasaran, dan manajemen bisnis
2.1 Tugas evaluasi ekonomi dilakukan dalam kaitannya dengan pekerjaan.
2.2 Implikasi hukum dari pekerjaan yang dilakukan diperhitungkan.
2.3 Peraturan yang tepat diakui, ditafsirkan, dan diterapkan.
2.4 Kebutuhan pemasaran dinilai demi mendapatkan masukan terhadap strategi pemasaran.
2.5 Partisipasi dilakukan dalam tugas-tugas penilaian risiko.
2.6 Tindakan dalam hal biaya, waktu dan faktor-faktor lain untuk kebutuhan bisnis perusahaan dilakukan.
2.7 Masukan untuk penilaian dan penyusunan rencana bisnis dilakukan.
3. Mengelola Sumber Daya Manusia
3.1 Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja dipenuhi.
3.2 Penilaian kinerja bawahan dilakukan.
62
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.3 Prinsip keadilan dan kebersamaan dipatuhi.
3.4 Kesesuaian dengan prinsip ekuitas dipenuhi.
3.5 Kontribusi dilakukan untuk membangun dan memelihara lingkungan hubungan industrial yang efektif.
3.6 Penugasan orang dilakukan sesuai kompetensi dasarnya.
4. Mengembangkan pelatihan bawahan di tempat pekerjaan
4.1 Kebutuhan pelatihan diidentifikasi dan ditentukan.
4.2 Rencana pelatihan untuk bawahan dikembangkan.
4.3 Program pengembangan bawahan diimplementasikan, termasuk pelatihan ulang tenaga kerja, adaptasi teknologi baru, dan peningkatan keterampilan.
4.4 Partisipasi dilakukan dalam tinjauan tentang efektivitas program pelatihan di tempat pekerjaan.
4.5 Kontribusi dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pelatihan tenaga bukan Insinyur.
5. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek
5.1 Pemantauan proyek dan tugas perencanaan dilakukan.
5.2 Struktur rincian pekerjaan dikembangkan. 5.3 Jadwal pekerjaan dan jalur kritisnya
disiapkan. 5.4 Kemajuan pekerjaan dimonitor,
penyimpangan dari jadwal diselidiki dan segera dilakukan tindakan korektif.
6. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri
6.1 Pengembangan profesional dalam kompetensi manajemen dilakukan secara efektif.
6.2 Program disiapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
6.3 Manajemen waktu dilakukan secara efektif.
6.4 Pengembangan profesional dilakukan dalam keterampilan kepemimpinan dan kerjasama tim.
6.5 Pengembangan profesional dilakukan dalam kemampuan berpikir lateral, analitis dan kreatif.
63
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional untuk memaparkan
bukti kinerja, karya, prestasi, inisiatif, dan kepemimpinan dalam
menjawab kebutuhan dalam penerapan perencanaan dan
pelaksanaan bisnis, pengembangan konsep alternatif dan
penerapan kreatifitas dalam mengelola bisnis. Keinsinyuran yang
tercakup dalam unit ini mencakupi keseluruhan sektor
perekayasaan dirgantara. Skills for employability dalam unit sudah
menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja. Unit kompetensi ini
berlaku dan harus dipatuhi oleh setiap Sarjana Teknik Dirgantara,
Insinyur Dirgantara, dan Insinyur Profesional Dirgantara dalam
lapangan kerja normal Keinsinyuran.
1.2 Sarjana Teknik Dirgantara yang belum memiliki kualifikasi
Insinyur wajib memenuhi Unit Kompetensi ini, akan tetapi dalam
praktik Keinsinyurannya berada di bawah panduan Insinyur
Profesional sepenuhnya.
1.3 Insinyur Dirgantara yang belum memiliki sertifikat Insinyur
Profesional, dalam praktik Keinsinyurannya berada di bawah
panduan Insinyur Profesional.
1.4 Praktik Keinsinyuran dimaksudkan sebagai pekerjaan yang
umumnya meliputi satu jenis keahlian atau lebih dalam disiplin
Keinsinyuran yang diakui.
1.5 Peralatan bekerja mengelola bisnis dan manajemen industri
dirgantara (Management tools) dapat mencakupi:
1.5.1 Manusia (man power)
1.5.2 Uang (money)
1.5.3 Bahan (materials)
1.5.4 Mesin (machines)
1.5.5 Metode (method)
1.5.6 Pasar (markets)
1.6 Metode pendekatan mengelola bisnis dan manajemen dapat
mencakupi:
1.6.1 Pendekatan berdasarkan kebiasaan
64
1.6.2 Pendekatan berdasarkan perilaku individu
1.6.3 Pendekatan berdasarkan perilaku kelompok
1.6.4 Pendekatan berdasarkan kerjasama sosial
1.6.5 Pendekatan sosioteknik
1.6.6 Pendekatan teori keputusan
1.6.7 Pendekatan pusat komunikasi
1.6.8 Pendekatan matematis
1.6.9 Pendekatan situasional
1.6.10 Pendekatan Sumber Daya Manusia
1.6.11 Pendekatan kombinasi
1.7 Sumber daya pengelolaan bisnis dan manajemen dapat mencakupi:
1.7.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
1.7.2 Sumber Daya Alam (SDA)
1.7.3 Sumber daya modal
1.8 Evaluasi ekonomi dalam kaitannya bisnis dan manajemen dapat
mencakupi:
1.8.1 Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-
project evaluation)
1.8.2 Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-
construction project evaluation)
1.8.3 Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasikan (on-going
project evaluation)
1.8.4 Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project
evalution study)
1.9 Implikasi hukum dalam bisnis, dapat mencakupi:
1.9.1 Struktur legal organisasi
1.9.2 Lisensi
1.9.3 Keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja
1.9.4 Asuransi
1.9.5 Perpajakan
1.10 Penilaian risiko, adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas
kerja, memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan
memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya
kerugian, kerusakan, atau cedera di tempat kerja. Penilaian ini
65
harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk
menghilangkan, mengurangi, atau meminimalkan risiko.
1.11 Kebutuhan pelatihan, adalah suatu proses pengumpulan dan
analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau
faktor-faktor apa saja yang ada di dalam perusahaan yang perlu
ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan
produktivitas perusahaan menjadi meningkat
1.12 Pengembangan profesional dalam kompetensi manajemen adalah
belajar terus untuk mendapatkan atau mempertahankan
kepercayaan profesional seperti gelar akademis, pelatihan,
sertifikasi profesi, konferensi, dan kesempatan belajar informal
selama bekerja.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer
2.1.2 Perangkat lunak yang sesuai
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
3.3 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS)/Civil Aviation
Safety Regulation (CASR)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 SNI ISO 26000: 2013 tentang Panduan Tanggung Jawab
Sosial
4.1.2 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
(Tidak ada.)
66
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program mengelola bisnis dan manajemen rekayasa
dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan di atas.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.4 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.5 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi unit ini,
asesi harus membuktikan bahwa mereka telah mampu mengelola
bisnis dan manajemen perekayasaan dirgantara. Bukti yang
disampaikan harus menggambarkan bagaimana tujuan mengelola
bisnis dan manajemen perekayasaan dirgantara diidentifikasi. Bukti
tersebut berisikan sistem mengelola bisnis dan manajemen
rekayasa dirgantara terstruktur yang merinci cara pemilihan dan
penyelarasan antara metode dan perangkat perekayasaan dengan
lingkungan sesuai konteks, termasuk strategi komunikasi yang
tepat dengan orang-orang relevan dalam proses perekayasaan,
kerangka kebutuhan sumber daya dan kebutuhan arahan khusus
selama proses perekayasaan berlangsung. Selain itu, dalam hal ini
termasuk juga rekaman dan pelaporan pengelolaan perekayasaan.
1.6 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, mencakupi:
1.6.1 Sistem pengelolaan bisnis dan manajemen perekayasaan
dirgantara
1.6.2 Rencana pengelolaan bisnis dan manajemen perekayasaan
dirgantara
1.6.3 Organisasi tugas orang atau sumber daya
1.6.4 SOP pengelolaan ekonomi, keuangan, hukum, pemasaran,
dan manajemen bisnis
1.6.5 SOP pengelolaan Sumber Daya Manusia
67
1.6.6 Program pelatihan bawahan di tempat pekerjaan
1.6.7 Prinsip-prinsip manajemen proyek
1.7 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.7.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability
1.7.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi
1.7.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan,
suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan
1.7.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya
1.7.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti
1.7.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten
1.8 Asesmen Terpadu artinya: Unit ini dapat di ases tersendiri atau
sebagai bagian dari kegiatan asesmen terpadu yang melibatkan
unit-unit lain yang relevan. Unit berikut ini disarankan dapat
dilakukan terpadu, yakni:
1.8.1 M.71INS09.003.1 Melakukan Perencanaan dan Desain
Perekayasaan Dirgantara
1.8.2 M.71INS09.005.1 Melakukan Komunikasi dengan
Pemangku Kepentingan Perekayasaan Dirgantara
1.9 Insinyur Dirgantara mendemonstrasikan kinerja Keinsinyurannya
pada beberapa keragaman fungsi tugas Keinsinyuran (engineering
functions life cycle), meliputi Penelitian dan Pengembangan,
perencanaan dan perancangan, pembuatan model dan uji coba,
konstruksi dan instalasi, operasi dan produksi, pemeliharaan,
68
perbaikan dan penyempurnaan, komersialisasi dan aplikasi sistem-
teknologi, pengelolaan industri, pengelolaan pembangunan dan
pelayanan publik, pengawasan dan inspeksi-audit, Pendidikan dan
Pelatihan.
1.10 Berpikir kritis dengan mengacu pada bakuan praktik dan prinsip
Keinsinyuran dengan memilah dan menerapkan prinsip serta
penyempurnaan teknis pelaksanaan tugas Keinsinyurannya sehari-
hari.
1.11 Mengembangkan daya fikir kreatif dan inovatif berdaya cipta
menghadapi masalah Keinsinyuran vital yang dihadapinya.
Menunjukkan kemampuan penerapan dan komunikasi efektif
dalam pengembangan solusi inovatif dapat menjadi pertimbangan.
1.12 Bagi Insinyur Profesional berpikir terobosan dapat dipaparkan
melalui kemampuan untuk merumuskan prinsip atau
permasalahan dan mengembangkan alternatif solusi atau teknik
operasi baru yang meningkatkan kinerja dari praktik yang biasa
dikerjakan, dengan tetap memenuhi persayaratan kode yang
berlaku.
1.13 Bidang Keinsinyuran berkenaan juga dengan visi kedepan atau
kecendekiaan wilayah kekhususan (spesialisasi) dari fokus bidang
spesialisasi Keinsinyuran yang ditekuninya.
1.14 Kepedulian pada masyarakat/pertimbangan sosial politik afirmatif
(memfasilitasi masyarakat lemah secara adil) berkenaan dengan
mengomunikasikan keputusan politik dan kebijakan Keinsinyuran
kepada masyarakat luas, termasuk potensi dampaknya bagi
masyarakat.
1.15 Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (Continuous
Profesional Development, PKB/CPD) ditetapkan oleh organisasi
Keinsinyuran sebagai kelangsungan pengembangan profesionalisme
untuk memastikan Insinyur Dirgantara dapat tetap dipandang
menekuni profesinya dengan mencatatkan kegiatan profesionalnya
pada log book Keinsinyuran.
1.16 Perkembangan muktahir menunjukan peningkatan tuntutan
Insinyur Profesional menguasai atau mampu memanfaatkan
69
teknologi informasi/manajemen informasi dan pengembangan
jaringan komputer untuk mampu memecahkan masalah dalam
jaringan Keinsinyuran yang luas secara internal dan eksternal.
1.17 Insinyur Profesional dituntut mampu memaparkan tingkat
tanggung jawabnya pada keseluruhan operasi/proyek untuk
mencapai hasil yang disetujui.
1.18 Insinyur Profesional diharapkan memimpin tim Keinsinyuran dalam
aspek proyek/operasi yang membutuhkan :
1.18.1 Rencana analisis yang luas, sistematis, dan cukup
kompleks
1.18.2 Saran untuk metode optimal, sumber daya, dan proses
1.18.3 Analisis prinsip Keinsinyuran dengan metode pembuktian
1.18.4 Dampak jangka panjang dari keseluruhan proyek/operasi
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Cakupan Kompetensi dasar Keinsinyuran (enabling
competence dan knowledge based) dan kekhususan dalam
bidang/disiplinnya
3.1.2 Cakupan pengetahuan Keinsinyuran dari sumber resmi
dan tidak resmi, termasuk peraturan dan hukum yang
berlaku
3.1.3 Keahlian penelitian dan kepekaan identifikasi masalah
(berpikir out of the box, strategis)
3.1.4 Keahlian analisis tekno ekonomi termasuk dampak sosial,
mikro-makro
3.1.5 Analisis risiko dan bahaya, comprehensive
3.1.6 Pemahaman sintesa mikro-makro dampak teknologi dan
karya Keinsinyuran
3.1.7 Memahami siklus fungsi engineering, siklus proyek, siklus
produk/daur hidup teknologi
70
3.1.8 Pemahaman, pengembangan dan pengkajian standar
dasar dan rekayasa SNI turunan ISO 9001 dan standar
internasional lain yang penting di bidang sipil
3.1.9 Pemahaman buku acuan dasar Keinsinyuran yang biasa
diterapkan dalam praktik terbaik Keinsinyuran Dirgantara
3.1.10 Memahami Undang-Undang Keinsinyuran Nomor 11
Tahun 2014, dan Peraturan Pemerintah, Keputusan
Menteri, ketentuan turunannya dan mengembangkan
penerapan di bidangnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Keahlian rekayasa dan pemahaman siklus engineering
(Input-Process-Output-Outcome)
3.2.2 Penyusunan rincian struktur kerja (Work Breakdown
Structure)
3.2.3 Menerapkan seleksi dan penetapan informasi
3.2.4 Mengikuti teknologi mutakhir, peralatan teknik dan
Keinsinyuran, standard and code, prosedur dan software
yang di perlukan
3.2.5 Keahlian melaksanakan dan mengawasi tugas
keterampilan teknik Keinsinyuran
3.2.6 Pengembangan sistem dokumen rakayasa yang terpadu
dan termutakhirkan
3.2.7 Memahami teknik dasar mengidentifikasi, mengkaji dan
memecahkan masalah-masalah Keinsinyuran
3.2.8 Pengembangan dan pelaksanaan inspeksi kelaikan operasi
peralatan, instalasi mesin
3.2.9 Penerapan perangkat lunak rekayasa dibidang praktiknya
standar detail rekayasa
3.2.10 Penerapan dan pengembangan Work Instruction dan SOP
berdasarkan standar dan regulasi teknis serta
pengalaman best practice di bidang sipil
71
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat melakukan analisis pekerjaan untuk memberikan perkiraan
dasar sumber daya
4.2 Cekatan mengambil tindakan yang menyangkut biaya, waktu, dan
faktor-faktor lain untuk kebutuhan bisnis perusahaan
4.3 Disiplin dalam menyiapkan jadwal pekerjaan dan jalur kritisnya
5. Aspek Kritis
5.1 Kecermatan melakukan analisis pekerjaan untuk memberikan
perkiraan dasar sumber daya
5.2 Kecekatan mengambil tindakan yang menyangkut biaya, waktu,
dan faktor-faktor lain untuk kebutuhan bisnis perusahaan
5.3 Kedisiplinan dalam menyiapkan jadwal pekerjaan dan jalur
kritisnya
5.4 Keefektifan dalam manajemen waktu
72
KODE UNIT : M.71INS09.005.1
JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi dengan Pemangku
Kepentingan Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan pemangku kepentingan perekayasaan
dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menunjukkan kemampuan komunikasi yang efektif
1.1 Komunikasi yang efektif baik dalam ragam lisan maupun tulisan ditunjukkan menurut standar profesional.
1.2 Kontribusi dilakukan terhadap persiapan, penerjemahan dan pengunjukan (presentasi) atas informasi.
1.3 Komunikasi dengan sejawat profesi maupun para ahli di dalam lingkungan organisasi dilakukan secara aktif dan efektif.
1.4 Penafsiran atas instruksi-instruksi teknis yang diterima dilakukan dengan benar.
1.5 Instruksi-instruksi terhadap bawahan dikemukakan dengan jelas dan tepat.
1.6 Pemilihan jenis komunikasi yang memadai dilakukan dengan baik.
2. Mengemukakan, melaporkan, dan mengadvokasi gagasan Keinsinyuran
2.1 Kontribusi dalam persiapan dan pelaksanaan pengajaran/perkuliahan ditunjukkan dalam kaidah profesional yang digelutinya.
2.2 Karya tulis dipublikasikan dalam jurnal-jurnal Keinsinyuran.
2.3 Informasi Keinsinyuran dikemukakan dengan efektif, baik kepada tim kerja Keinsinyuran maupun pihak lain yang berkepentingan dengan informasi teknis.
2.4 Informasi Keinsinyuran dikemukakan dengan efektif kepada level yang lebih tinggi dalam institusi/perusahaan, baik yang bersifat teknis maupun kepada yang tidak berlatar belakang teknis.
2.5 Pengembangan kemampuan profesional
73
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
terkait bidang negosiasi, resolusi konflik, bimbingan, pertukaran gagasan, keyakinan dan sikap profesi, ditunjukan dengan baik.
3. Menyiapkan dan mengkompilasi dokumen teknis
3.1 Laporan teknis dilakukan sesuai kaidah profesional.
3.2 Standar, spesifikasi teknis dan presentasi grafis diterapkan.
3.3 Penyiapan dokumen yang lebih kompleks seperti terkait dengan Amdal, dikontribusikan dengan baik.
3.4 Gambar teknis, spesifikasi, standar, peraturan, ketentuan teknis, dan/atau dokumen terkait lingkungan ditafsirkan dengan baik
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional untuk
mengkomunikasikan bukti kinerja, karya, prestasi, inisiatif, dan
kepemimpinan dalam menjawab kebutuhan dalam penerapan
perencanaan dan perancangan Keinsinyuran, pengembangan
konsep alternatif dan penerapan kreatifitas dalam pengembangan
rancang bangun untuk kebutuhan pelanggan. Keinsinyuran yang
tercakup dalam unit ini mencakupi keseluruhan sektor
perekayasaan. Skills for employability dalam unit sudah menjadi
bagian dari kriteria unjuk kerja. Kompetensi dalam unit ini
biasanya dapat ditunjukkan dalam pelaksanaan normal pekerjaan
teknik profesional di bawah arahan umum dari Insinyur
Profesional lebih berpengalaman, atau lebih baru, pekerjaan teknik
profesional kompleks atau kritis di bawah bimbingan terbatas
Insinyur Profesional yang lebih berpengalaman. Pekerjaan tersebut
biasanya akan berada dalam satu atau lebih bidang keahlian
dalam disiplin teknik yang diakui.
1.2 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
74
konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran, dan evaluasi.
1.3 Kaidah profesional dalam penulisan laporan dan dokumen teknis
mencakupi:
1.3.1 Penggunaan teknik penulisan yang efektif
1.3.2 Format penulisan demi keterbacaan
1.3.3 Ketertelusuran (traceability)
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.1.2 Peralatan gambar desain
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
rangka melakukan komunikasi dengan pemangku kepentingan
rekayasa dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
75
1.4 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.5 Unit ini akan diterapkan dalam kondisi usaha normal. Tidak
diperlukan mencari lingkungan usaha yang kritis atau rumit untuk
memaparkan kompetensi secara efektif.
1.6 Ikhtisar asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada
unit ini asesi/peserta sertifikasi harus dapat memberikan bukti
bahwa dia telah mampu berkomunikasi dengan pemangku
kepentingan rekayasa dirgantara. Bukti yang disampaikan harus
menggambarkan bagaimana tujuan berkomunikasi dengan
pemangku kepentingan perekayasaan dirgantara diidentifikasi.
Bukti tersebut berisikan sistem mengelola komunikasi dengan
pemangku kepentingan perekayasaan dirgantara terstruktur yang
merinci cara pemilihan dan penyelarasan antara metode dan
perangkat perekayasaan dengan lingkungan sesuai konteks,
termasuk strategi komunikasi yang tepat dengan orang-orang
relevan dalam proses perekayasaan, kerangka kebutuhan sumber
daya, dan kebutuhan arahan khusus selama proses perekayasaan
berlangsung. Selain itu, dalam hal ini termasuk juga rekaman dan
pelaporan pengelolaan perekayasaan.
1.7 Perluasan dan pengkajian ulang penerapan rancangan tergantung
pada banyaknya perubahan yang terjadi pada lingkungan. Dalam
menerima saran-saran perlu dilakukan secara hati-hati dan fokus
pada penerapan rancangan sebagai pewujudan dari tanggung
jawab sosialnya.
1.8 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.8.1 Rekaman melakukan komunikasi dengan personil
implementasi program/proyek perekayasaan dirgantara;
1.8.2 Gagasan Keinsinyuran;
1.8.3 Laporan perekayasaan.
1.9 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.9.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
76
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.9.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.9.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan,
suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.9.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
1.9.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.9.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
1.10 Asesmen Terpadu artinya: Unit ini dapat di ases tersendiri atau
sebagai bagian dari kegiatan asesmen terpadu yang melibatkan
unit-unit lain yang relevan. Unit berikut ini disarankan dapat
dilakukan terpadu, yakni:
1.10.1 M.71INS09.003.1 Melakukan Perencanaan dan Desain
Perekayasaan Dirgantara;
1.10.2 M.71INS09.004.1 Mengelola Bisnis dan Manajemen
Perekayasaan Dirgantara.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Memahami seni diplomasi, mengatasi konflik,
pertentangan, dan solusi sinergi
3.1.2 Memahami proses bisnis industri, rantai nilai tambah
kontribusi pekerjaan Keinsinyuran pada sektor
usaha/kerjanya
77
3.1.3 Mengembangkan proses mengelola informasi dan
membangun sistem informasi tempat kerja
3.1.4 Kepemimpinan dalam visi, sikap, dan tindakan
Keinsinyuran dalam pengelolaan industri dan jasa teknologi
meliputi fungsi bisnis: operasi, logistik, pemasaran,
pengelolaan keuangan pelayanan purnajual, manajemen
strategi, dll.
3.1.5 Memahami siklus fungsi engineering, siklus proyek, siklus
produk/daur hidup teknologi
3.1.6 Mengembangkan visi kepemimpinan usaha, program dan
kebijakan organisasinya, peduli akan terwujudnya cita-cita
kemerdekaan yang tertuang pada Undang-Undang Dasar
1945 dan Pancasila, mendukung Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJN), serta Program dan
kebijakan Pemerintah/Pemda
3.2 Keterampilan
3.2.1 Keahlian praktik Keinsinyuran dan sains dasar/Iptek di
wilayah kepakaran yang ditekuninya
3.2.2 Keahlian penyajian resmi dan mengelola data dan informasi
3.2.3 Keahlian memantau situasi dan visi yang jeli
3.2.4 Keahlian praktik kepemimpinan diri, tim dan antar tim,
tingkat korporasi/lembaga serta antarlembaga, dan
selanjutnya tingkat makro nasional/dan interaksi
internasional
3.2.5 Keahlian mengenali dan mengelola jaminan terkait
komersialisasi teknologi yang ditekuni
3.2.6 Pemahaman, Pengembangan dan pengkajian standar dasar
dan rekayasa SNI turunan ISO 9001 dan standar
internasional lain yang penting dibidang dirgantara
3.2.7 Mendorong penerapan dan pengembangan antara lain
perangkat lunak, sistem manajemen, dan berbasis Microsoft
Project
3.2.8 Mengembangkan, menerapkan usaha, program dan
kebijakan organisasinya dengan berperan serta dalam
78
upaya pengembangan program ketahanan pangan, energi
Nasional; kemandirian dan kedaulatan teknologi nasional
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Efektif dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
4.2 Cermat dalam mengemukakan konsep, gagasan, dan informasi
Keinsinyuran Dirgantara
5. Aspek kritis
5.1 Keaktifan dalam mempublikasikan karya tulis dalam jurnal-jurnal
Keinsinyuran
5.2 Kecermatan dalam penyusunan dokumen teknis sesuai kaidah
profesional
5.3 Keefektifan dalam mengemukakan informasi Keinsinyuran kepada
level yang lebih tinggi dalam institusi/perusahaan, baik yang
bersifat teknis maupun kepada yang tidak berlatar belakang teknis
79
KODE UNIT : M.71INS09.006.1
JUDUL UNIT : Menyelenggarakan Pendidikan Dan
Pelatihan Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk bekerja pada
pendidikan dan pelatihan perekayasaan
dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengembangkan program pendidikan dan/atau pelatihan Keinsinyuran
1.1 Partisipasi dalam indentifikasi dan penetapan/penentuan kebutuhan pendidikan atau pelatihan Keinsinyuran dilakukan.
1.2 Partisipasi dilakukan dalam pengembangan desain instruksional untuk pendidikan tingkat lanjutan atau rencana pelatihan Keinsinyuran untuk suatu lembaga pelatihan.
1.3 Partisipasi pengembangan program pelatihan praktik kerja Keinsinyuran dilakukan.
1.4 Partisipasi pengembangan kurikulum, silabus atau latihan Keinsinyuran dilakukan.
2. Melaksanakan program pendidikan dan/atau pelatihan Keinsinyuran
2.1 Rencana pembelajaran dan materi ajar untuk pendidikan dan pelatihan Keinsinyuran dikembangkan.
2.2 Rencana pengembangan pengalaman kerja dikembangkan/dimutakhirkan.
2.3 Partisipasi pengelolaan program dilakukan, dimana siswa atau peserta latihan dapat memperoleh teori Keinsinyuran dan pengalaman praktis.
2.4 Efektifitas kegiatan pengajaran, pengembangan, dan kegiatan belajar dikembangkan dalam bentuk yang paling tepat untuk suatu keadaan/kondisi tertentu.
2.5 Efektifitas teknologi pendidikan dan pelatihan dikembangkan untuk mendukung pembelajaran, pengembangan dan proses belajar dalam program
80
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
pendidikan atau pelatihan Keinsinyuran.
2.6 Partisipasi pengembangkan kandungan khusus suatu program pelatihan Keinsinyuran dilakukan melalui penelitian, pengkajian, percobaan dan sebagainya.
2.7 Partisipasi dilakukan pada pengujian peserta pendidikan dan latihan Keinsinyuran secara formatif dan sumatif.
2.8 Peran serta dalam penilaian kemanfaatan program pendidikan atau pelatihan Keinsinyuran dilakukan.
2.9 Partisipasi dalam pengkajian program pendidikan atau pelatihan Keinsinyuran dilakukan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini mensyaratkan Insinyur Profesional untuk memaparkan
bukti kinerja, karya, prestasi, inisiatif, dan kepemimpinan dalam
menjawab kebutuhan dalam pengembangan Pendidikan dan
Pelatihan Keinsinyuran. Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini
mencakupi keseluruhan sektor perekayasaan. Skills for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari Kriteria Unjuk
Kerja. Unit ini berlaku bagi Insinyur Profesional Dirgantara atau
Calon Insinyur Profesional Dirgantara yang bekerja pada
lingkungan Pendidikan Dan Pelatihan Bidang Dirgantara dan yang
terkait yang mencakupi kegiatan pengembangan sikap, keahlian,
keterampilan, dan kecerdikan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengelola, dan mengkaji ulang pelaksanaan
pendidikan tinggi dan pelatihan teknik/dirgantara yang telah
dijalankannya, dengan menghasilkan peserta didik/latih yang
memenuhi persyaratan yang diakui masyarakat luas secara
nasional dan internasional.
1.2 Dalam pelaksanaan dan penyusunan materi, kurikulum
pendidikan, Insinyur Profesional Dirgantara diharapkan mampu
menjelaskan pemahaman yang sistematik dari proses
81
pembelajaran yang efektif untuk penguasaan IPTEK oleh peserta
didik secara analisis, kritis, kreatif dan inovatif.
1.3 Pemahaman dan kesadaran pribadi untuk berkomitmen pada kode
etik dan tatalaku Keinsinyuran perlu menjadi bagian setiap materi
pendidikan dan menjadi bagian penting/dasar dari kurikulum
Pendidikan dan Pelatihan Keinsinyuran.
1.4 Keterkaitan ilmu pengetahuan dasar (matematik, fisika, kimia)
dengan dasar-dasar Keinsinyuran (thermodinamika, mekanika
fluida, mekanika teknik, dinamika teknik, aerodinamika, dinamika
gas, mekanika terbang, struktur ringan, teknik listrik, teknik
komputer, teknik material ringan) harus mendukung program
kuliah keahlian praktik profesi (desain, sistem operasi,
produksi/manufaktur, sistem bisnis dirgantara, dll.) untuk
pelaksanaan fungsi Keinsinyuran dalam praktik. Program kuliah
pilihan untuk spesialisasi perlu diadakan dan dapat merupakan
ciri spesifik keunggulan masing-masing Program Keinsinyuran,
termasuk dalam pengembangan laboratorium praktik, proyek-
proyek penelitian untuk dan dapat dipahami peserta
didik/pelaksana didik.
1.5 Sistem Jaminan Mutu dan Kaji nilai hasil pendidikan
dikembangkan dengan melakukan internal audit dan external
survey ke dunia kerja untuk mendapat umpan balik masukan dari
pemberi kerja maupun lulusan pendidikan yang bekerja.
1.6 Desain instruksional keseluruhan proses analisis kebutuhan dan
tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi
pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
1.7 Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis memfasilitasi
belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang
memadai.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
82
2.1.2 Peralatan komunikasi audio visual
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pendidikan Tinggi
3.3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
4.2.2 Good Training Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program pendidikan dan pelatihan teknik dirgantara
sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.2 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.3 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.4 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.5 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada unit
ini asesi/peserta sertifikasi harus dapat memberikan bukti bahwa
mereka telah mampu bekerja pada pendidikan dan pelatihan teknik
dirgantara. Bukti yang disampaikan harus menggambarkan
bagaimana tujuan bekerja pada pendidikan dan pelatihan teknik
83
dirgantara diidentifikasi. Bukti tersebut berisikan sistem
pendidikan dan pelatihan teknik dirgantara terstruktur yang
merinci cara pemilihan dan penyelarasan antara metode dan
perangkat perekayasaan dengan lingkungan sesuai konteks,
termasuk strategi bekerja pada pendidikan dan pelatihan teknik
dirgantara yang tepat dengan orang-orang relevan dalam proses
perekayasaan, kerangka kebutuhan sumber daya dan kebutuhan
arahan khusus selama proses perekayasaan berlangsung. Selain
itu, dalam hal ini termasuk juga rekaman dan pelaporan
pengelolaan perekayasaan.
1.6 Aneka ragam tugas Keinsinyuran dalam pendidikan dapat
mencakupi pengembangan teknologi pendidikan, desain
instruksional, pengembangan program pendidikan dan pelatihan,
pengembangan kurikulum, evaluasi program pendidikan dan
pelatihan, standardisasi kompetensi, penyuluhan dirgantara.
1.7 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.7.1 Program pendidikan dan/atau pelatihan Keinsinyuran
Dirgantara;
1.7.2 Rencana pembelajaran dan materi ajar untuk pendidikan
dan pelatihan Keinsinyuran;
1.7.3 Rencana pengembangan pengalaman kerja.
1.8 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.8.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.8.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.8.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.8.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/ praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
84
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
1.8.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.8.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-Prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem Pendidikan Nasional
3.1.2 Sistem Pelatihan Kerja Nasional
3.1.3 Ilmu Pedagogik
3.1.4 Sistem Desain Instruksional
3.1.5 Evaluasi program pembelajaran
3.1.6 Program inkubasi dengan pendidikan teknologi berbasis
Ristek
3.1.7 Sistem jaminan mutu pendidikan
3.1.8 Penguasaan dasar dan filsafat keilmuan pengetahuan dan
teknologi
3.1.9 Penerapan dan pengembangan kurikulum S1 Teknik yang
“outcome based” yang “paralel” antara kuliah dasar sains
dan matematika dengan kuliah dasar Keinsinyuran dan
praktik desain
3.1.10 Mengembangkan desain instruksional, silabus-silabus dan
materi kuliah yang berbasis kompetensi, kaitan kuat antara
teori dan praktik dengan porsi latihan
berpikir/berkeputusan bijak yang memadai
85
3.1.11 Mengintegrasikan tanggung jawab, etika dan integritas
Keinsinyuran dalam semua kuliah
3.1.12 Menerapkan dan mengembangkan sistem jaminan mutu
berbasis SNI ISO 9001 dalam sistem manajemen
3.1.13 Menerapkan dan mengembangkan sistem akreditasi
pendidikan Keinsinyuran.
3.1.14 Memahami Undang-Undang No 3 tahun 2009 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri turunan untuk tingkat Pendidikan
Tinggi, bidang Sains teknologi dan Keinsinyuran serta
mengembangkan penerapan dibidang programnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menerapkan dan mengembangkan praktik learning to learn,
life long learning (L3)
3.2.2 Partisipasi dalam mengembangkan desain instruksional,
modul kuliah dan praktik dengan latihan lab/workshop,
simulasi untuk pengembangan keterampilan, daya inovasi
dan kreatifitas peserta didik
3.2.3 Mengembangkan program inkubator dengan pendidikan
teknologi berbasis Ristek
3.2.4 Pengembangan alat bantu pendidikan, model simulator,
alat ukur/uji dan praktik kerja
3.2.5 Menggalang kerjasama dengan industri dan instansi teknis
pemerintah untuk program magang dan praktik kerja
peserta didik serta Ristek program pengabdian masyarakat
3.2.6 Menerapkan dan mengembangkan praktik Pengembangan
Keprofesionalan Berkelanjutan/Continuous Profesional
Development (PKB/CPD)
3.2.7 Mengembangkan program inkubator
industri/technopreneur dalam program/kurikulum
pendidikan tinggi bekerja sama dengan industri dan
pemerintah daerah.
86
3.2.8 Menerapkan dan mengembangkan sistem jaminan mutu,
pelaksanaan audit, akreditasi pendidikan dan pelatihan
Keinsinyuran
3.2.9 Menerapkan program Pendidikan dan Pelatihan
Keinsinyuran peduli program ketahanan pangan,
ketahanan energi nasional; kemandirian dan kedaulatan
teknologi nasional
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Siap sedia mengenali kebutuhan pengajaran dalam bentuk yang
paling tepat untuk suatu keadaan/kondisi tertentu
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam indentifikasi dan penetapan/penentuan
kebutuhan pendidikan atau pelatihan Keinsinyuran
5.2 Efektifitas dalam mengembangkan rencana pembelajaran dan
materi ajar untuk pendidikan dan pelatihan Keinsinyuran
5.3 Efektifitas dalam penyusunan kegiatan pengajaran,
pengembangan, dan kegiatan belajar dalam bentuk yang paling
tepat untuk suatu keadaan/kondisi tertentu
87
KODE UNIT : M.71INS09.007.1
JUDUL UNIT : Menyelenggarakan Penelitian, Pengembangan
Dan Komersialisasi Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
diperlukan untuk melaksanakan penelitian,
pengembangan dan komersialisasi produk.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan penelitian 1.1 Kontribusi untuk mengidentifikasi kebutuhan penelitian dilakukan.
1.2 Survei literatur dilakukan.
1.3 Riset dasar atau riset aplikasi dilakukan.
1.4 Pengetahuan baru diupayakan untuk ditemukan.
1.5 Hasil-hasil riset diidentifikasi dan dikomunikasikan.
2. Menformulasikan konsep-konsep untuk pengembangan
2.1 Kontribusi untuk mengidentifkasikan kebutuhan-kebutuhan baru untuk pengembangan dilakukan.
2.2 Konsep-konsep yang menjanjikan diuji.
2.3 Konsep-konsep untuk pengembangan lebih lanjut dinominasikan
3. Identifikasi dan mencari alokasi untuk sumber-sumber daya untuk pengembangan hasil-hasil riset
3.1 Kontribusi bagi penentuan kebutuhan-kebutuhan pengguna dilakukan.
3.2 Kontribusi bagi penyiapan proposal dilakukan untuk mencari sumber-sumber daya untuk pengembangan.
3.3 Kontribusi bagi penyiapan untuk estimasi biaya-biaya dilakukan untuk pengembangan, desain, produksi atau konstruksi, dan operasi.
4. Melakukan riset pasar atas hasil-hasil riset
4.1 Kontribusi untuk menetapkan hasil-hasil yang diiginkan dilakukan.
4.2 Informasi dikumpulkan dan rekomendasi dibuat untuk menetapkan harga produksi.
4.3 Rekomendasi dibuat terkait distribusi dari produk.
4.4 Rekomendasi dibuat untuk promosi dari produk.
5. Mengkomersialkan hasil penelitian dan
5.1 Kontribusi atas evaluasi ekonomi dari hasil-
88
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
pengembangan
hasil riset dilakukan.
5.2 Kontribusi atas mekanisme pemilihan untuk market riset hasil-hasil riset dilakukan.
5.3 Demonstrasi model-model dilakukan untuk membuktikan aspek teknis dan komersial.
5.4 Kontribusi untuk pengembangan skema pilot dilakukan untuk membuktikan aspek teknis dan komersial.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi dalam unit ini biasanya dapat ditunjukkan dalam
pelaksanaan normal pekerjaan teknik profesional di bawah arahan
umum dari Insinyur Profesional yang berpengalaman. Pekerjaan
tersebut biasanya akan berada dalam satu atau lebih bidang
keahlian dalam disiplin teknik yang diakui. Keinsinyuran yang
tercakup dalam unit ini mencakupi keseluruhan sektor
perekayasaan dirgantara. Hasil penelitian dapat mencakup
gagasan-gagasan mengenai “artifacts”, sistem, produk, proses,
teknik atau bahan yang baru. Skills for employability dalam unit
sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
1.2 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
konteks ini adalah dalam konteks unit ini adalah dalam
menerapkan metode perekayasaan dirgantara dan pengujian,
pengukuran dan evaluasi.
1.3 Kebutuhan penelitian, dapat mencakupi:
1.3.1 Penelitian eksperimen.
1.3.2 Penelitian teoretikal/komputasional.
1.3.3 Penelitian dan pengembangan produk (research and
development).
1.3.4 Penelitian tindakan.
89
1.4 Konsep-konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan
pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep
merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang
dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga
sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam karakteristik.
1.5 Model-model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang
menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali
berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat
berupa model fisik (maket, mockup, model sub-skala, bentuk
prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), model
komputer (simulasi), atau rumusan matematis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Perlengkapan menyelenggarakan penelitian, pengembangan,
dan komersialisasi hasil perekayasaan dirgantara
diidentifikasi sesuai jenis dan konteks penelitian
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penelitian bidang Keinsinyuran Dirgantara dapat mencakupi
90
eksperimen, penelitian teoretikal/komputasional, penelitian dan
pengembangan (research and develeopment) dan penelitian
tindakan (action research).
1.2 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program penelitian, pengembangan, dan komersialisasi
hasil perekayasaan dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan
diatas.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.4 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.5 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.6 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada unit
ini asesi/peserta sertifikasi harus dapat memberikan bukti bahwa
mereka telah bekerja pada penelitian, pengembangan, dan
komersialisasi hasil perekayasaan dirgantara. Bukti yang
disampaikan harus menggambarkan bagaimana tujuan bekerja
pada penelitian, pengembangan, dan komersialisasi hasil
perekayasaan dirgantara diidentifikasi. Bukti tersebut berisikan
sistem penelitian, pengembangan, dan komersialisasi hasil
perekayasaan dirgantara terstruktur yang merinci cara pemilihan
dan penyelarasan antara metode dan perangkat perekayasaan
dengan lingkungan sesuai konteks, termasuk strategi bekerja pada
penelitian, pengembangan, dan komersialisasi hasil perekayasaan
dirgantara yang tepat dengan orang-orang relevan dalam proses
perekayasaan, kerangka kebutuhan sumber daya dan kebutuhan
arahan khusus selama proses penelitian berlangsung. Selain itu,
dalam hal ini termasuk juga rekaman dan pelaporan pengelolaan
perekayasaan.
1.7 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.7.1 Dokumen hasil penelitian perekayasaan dirgantara.
91
1.7.2 Konsep-konsep untuk pengembangan perekayasaaan
dirgantara.
1.7.3 Alokasi untuk sumber-sumber daya untuk pengembangan
hasil-hasil riset.
1.7.4 Hasil riset pasar atas hasil-hasil riset.
1.7.5 Bukti komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan.
1.8 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.8.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.8.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.8.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.8.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
1.8.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.8.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-Prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
92
3.1.1 Metodologi penelitian perekayasaan dirgantara
3.1.2 Konsep-konsep untuk pengembangan perekayasaaan
dirgantara
3.1.3 Inovasi
3.1.4 Sistem pemasaran hasil-hasil riset
3.1.5 Memahami Undang-Undang tentang HAKI dan penerapan
dan pengembangan pengurusan paten, sistem perlindungan
HAKI yang adil
3.1.6 Pengetahuan dasar Iptek yang mumpuni, dan cukup luas
tentang wilayah Keinsinyurannya
3.1.7 Penerapan dan pengembangan keterampilan metodologi
riset dan pengujian statistik
3.1.8 Pemahaman kebutuhan Ristek dalam pembangunan
nasional untuk kesejahteraan masyarakat sesuai peluang
usaha, kebutuhan pasar kedepan, dan trend teknologi baru
3.1.9 Pemahaman aspek komersialisasi, propektus pembiayaan
dan keberterimaan pasar/industri pada subyek Litbang
atau obyek riset
3.1.10 Kepekaan dampak jangka panjang keterkaitan integritas
karya dan profesi Insinyur pada masyarakat bangsa dan
kemanusiaan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Penerapan dan pengembangan keterampilan metodologi
riset dan pengujian statistik
3.2.2 Mengikuti informasi, mengikuti perkembangan teknologi
baru, dan knowledge management
3.2.3 Keahlian pengelolaan penelitian dan kerja tim
3.2.4 Mengembangkan keterampilan berpikir analitis sistematik,
positif, mampu, dan tahu kapan perlu berpikir out of the box
3.2.5 Keahlian keterampilan berpikir ”out of the box” dan
mengembangkan daya cipta, analisis inovatif dalam tugas
penelitian dan pengembangannya
3.2.6 Keahlian komersialisasi tingkat mikro-makro untuk
mengembangkan “spin off” hasil ristek menjadi industri
93
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat dalam melakukan survei literatur
4.2 Efektif dalam mencari sumber-sumber daya untuk pengembangan
5. Aspek Kritis
5.1 Kecermatan dalam menformulasikan konsep-konsep untuk
pengembangan
5.2 Keefektifan dalam penyiapan estimasi biaya-biaya untuk
pengembangan, desain, produksi atau konstruksi, dan/atau operasi
94
KODE UNIT : M.71INS09.008.1
JUDUL UNIT : Mengelola Proyek Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk mengelola proyek
perekayasaan dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melaksanakan tugas konstruksi atau instalasi
1.1 Kontribusi dilakukan dalam penentuan spesifikasi dan jadwal konstruksi atau instalasi.
1.2 Partisipasi dilakukan dalam menetapkan pentahapan konstruksi atau instalasi.
1.3 Kontribusi dilakukan dalam menetapkan spesifikasi layanan dan persyaratan fasilitas.
1.4 Pelaksanaan konstruksi dan instalasi diawasi sesuai rencana.
1.5 Pencapaian yang memuaskan dari konstruksi dan instalasi dikonfirmasikan dalam rangka sertifikasi.
2. Melaksanakan pelelangan dan kontrak untuk pekerjaan konstruksi/ instalasi
2.1 Kontribusi dilakukan dalam menyiapkan jadwal tender.
2.2 Partisipasi dilakukan dalam tugas-tugas evaluasi tender.
2.3 Partisipasi dilakukan dalam tugas-tugas menyiapkan kontrak.
2.4 Kinerja kontraktor dimonitor demi investigasi terhadap penyimpangan dari persyaratan kontrak.
2.5 Kinerja kontraktor diinvestigasi untuk memberikan rekomendasi terhadap pengesahan pembayaran.
3. Menyiapkan tender dan memenuhi persyaratan kontrak
3.1 Partisipasi dilakukan dalam evaluasi jadwal tender.
3.2 Partisipasi dilakukan dalam penyiapan tender.
3.3 Partispasi dilakukan dalam pemenuhan persyaratan kontrak.
3.4 Kemajuan tender dimonitor dan kontribusi dilakukan untuk investigasi awal dari persyaratan kontrak.
3.5 Kontribusi dilakukan untuk penyiapan
95
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
laporan kemajuan untuk pengajuan pada klien.
4. Melaksanakan jasa/tugas dan kegiatan pengelolaan kerja lapangan
4.1 Partisipasi pengelolaan kerja lapangan dilaksanakan untuk pekerjaan perekayasaan, konstruksi, dan instalasi dirgantara.
4.2 Partisipasi dilakukan dalam pemesanan bahan material, peralatan, dan jasa pendukungnya.
4.3 Partisipasi dilakukan dalam pengembangan prosedur kerja.
4.4 Prosedur penanganan bahan-bahan di lapangan dimonitor.
5. Melaksanakan uji kinerja (commissioning) serta persiapan operasi dan komersialisasi
5.1 Partisipasi dilakukan dalam keberterimaan program komisioning, pemeriksaan prakomisioning, prosedur start-up dan operasi dibuat, serta tata cara persyaratan serah terima pekerjaan.
5.2 Partisipasi dilaksanakan dalam commissioning eksekusi program.
5.3 Partisipasi dilakukan dalam pemenuhan dan sertifikasi kelaikan penyelesaian yang memuaskan dari commissioning.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini mencakupi
keseluruhan sektor perekayasaan dirgantara. Ini adalah Unit
Kompetensi spesialis dan kemampuan dalam suatu cakupan yang
luas biasanya dapat dibuktikan kalau Insinyur Profesional yang
bersangkutan berpengalaman yang cukup memadai dalam suatu
lingkungan konsultansi, perancangan, konstruksi, fabrikasi
peralatan pabrik pemasangan atau “commissioning” dan
pengelolaan proyek. Skills for employability dalam unit sudah
menjadi bagian dari Kriteria Unjuk Kerja.
1.2 Kemampuan mencapai tujuan konsultansi rekayasa dan/atau
konstruksi/instalasi ditentukan oleh kendala waktu, biaya, mutu,
kebutuhan sosial yang mendesak, sumber daya dan keahlian
mungkin didapat dari:
96
1.2.1 Pelanggan;
1.2.2 Pemasok/subkontraktor;
1.2.3 Pemakai akhir;
1.2.4 Pemilik.
1.3 Lingkup kerja dipaparkan dalam satu lingkup pernyataan yang
terukur dan layak. Unsur yang dipaparkan bahwa maksud proyek
telah sepenuhnya ditunjukkan. Lingkup faktor pengukuran
mungkin sudah termasuk faktor-faktor seperti:
1.3.1 Persentase operasi atau pengurangan pengeluaran biaya
1.3.2 Mengukur kinerja atau penambahan efisiensi
1.3.3 Mengukur penghasilkan atau penambahan bagian pasar
1.3.4 Cara pengukuran lain
1.4 Rencana proyek merupakan suatu dokumen tunggal atau suatu
dokumen yang meliputi penggabungan dengan aspek lain dalam
pengelolaan proyek seperti rencana SDM, pengelolaan risiko,
pengelolaan keuangan, pelaksanaan proyek, dan penyelesaian
proyek. Kegiatan penyelesaian proyek termasuk:
1.4.1 Pengalihan tanggung jawab/kepemilikan dan penyerahan
produk proyek.
1.4.2 Pengalihan harta modal kepada klien atau pemilik asli.
1.4.3 Jaminan yang dibutuhkan.
1.4.4 Pemeriksaan akhir/kesesuaian.
1.4.5 Penetapan kewajiban keuangan dokumen keuangan lain.
1.4.6 Membuat laporan penyelesaian proyek.
1.5 Insinyur Profesional (IP) mempunyai kemampuan untuk mengelola
semua aspek proyek. IP menunjukan kemampuan kepemimpinan
dan pemecahan masalah dalam setiap tahapan proyek
berdasarkan panduan. IP memaparkan kemampuan Keinsinyuran
dan keahlian pengelolaan untuk mencapai tujuan proyek dalam
berbagai kendala dan mengkaji proses perbaikan sistem yang
diperlukan.
1.6 Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggungjawab di
97
dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi.
1.7 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran, dan evaluasi.
1.8 Komisioning adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan
pengujian instalasi yang telah selesai dikerjakan dan hendak
dioperasikan.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.1.2 Peralatan gambar desain
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Perlengkapan implementasi proyek sangat bervariasi sesuai
kontek bidang yang akan ditangani
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Implementasi perekayasaan ini dapat diimplementasi pada skala
laboratorium maupun dalam skala tempat kerja riil dirgantara.
1.2 Aneka ragam tugas Keinsinyuran termasuk perhitungan dan
98
pengkajian daya tahan, penerapan aneka bentuk/material
termasuk risiko penilaian, dan kajian ulang keefektifannya akan
menentukan biaya dan kinerja terhadap hasil yang diharapkan.
1.3 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program penelitian, pengembangan, konstruksi, instalasi,
dan komersialisasi hasil perekayasaan dirgantara sesuai konteks
yang ditetapkan diatas.
1.4 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.5 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.6 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.7 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada
unit ini asesi/peserta sertifikasi harus dapat memberikan bukti
bahwa mereka telah melaksanakan dan mengelola proyek
perekayasaan dirgantara. Bukti yang disampaikan harus
menggambarkan bagaimana tujuan bekerja pada melakukan
implementasi proyek perekayasaan dirgantara diidentifikasi. Bukti
tersebut berisikan sistem melakukan implementasi proyek
perekayasaan dirgantara terstruktur yang merinci cara pemilihan
dan penyelarasan antara metode dan perangkat perekayasaan
dengan lingkungan sesuai konteks, termasuk strategi bekerja pada
melakukan implementasi proyek perekayasaan dirgantara yang
tepat dengan orang-orang relevan dalam proses perekayasaan,
kerangka kebutuhan sumber daya dan kebutuhan arahan khusus
selama proses penelitian berlangsung. Selain itu, dalam hal ini
termasuk juga rekaman dan pelaporan pengelolaan perekayasaan.
1.8 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.8.1 Portofolio konsultansi perekayasaan dirgantara.
1.8.2 Dokumen pelelangan dan kontrak untuk pekerjaan
perekayasaan dirgantara.
1.8.3 Dokumen tender dan memenuhi persyaratan kontrak.
99
1.8.4 Portfolio jasa/tugas dan kegiatan pengelolaan kerja
lapangan.
1.8.5 Dokumen/rekaman uji kinerja (commissioning) serta
persiapan operasi dan komersialisasi
1.9 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.9.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.9.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.9.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.9.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
1.9.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.9.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
100
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Pengetahuan proses bisnis jasa Keinsinyuran manajemen
risiko di bidang keahliannya (ketentuan tender,
prakwalifikasi, e-proc, dsb.)
3.1.2 Memahami penerapan pengetahuan Iptek dan bakuan
Keinsinyuran serta tanggung jawab integritas pada tugas
proyeknya
3.1.3 Memahami Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran
3.1.4 Memahami perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan
proyek di bidangnya termasuk pengelolaan keuangan dan
perhitungan biaya pelaksanaan
3.1.5 Menguasai keahlian menyiapkan dokumen tender, TOR
teknis, administrasi komersial, sistem penilaian, dokumen,
dan administrasi kontrak
3.1.6 Menguasi keahlian procurement, pengadaan jasa dan
barang, outsourcing/pengetahuan ketersediaan sumber daya
dan pasokan
3.1.7 Menguasai, memakai/mematuhi peraturan, regulasi teknik
dan bakuan Keinsinyuran yang berlaku di bidang dirgantara
3.1.8 Memahami dan menerapkan panduan Keinsinyuran dari
buku acuan Keinsinyuran yang berlaku mutakhir di
bidangnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Memiliki sertifikat keahlian dan keterampilan dalam
bidang/kejuruan yang di tekuni atau dipimpinnya
3.2.2 Penerapan komputerisasi dalam rekayasa teknik dan/atau
perencanaan Keinsinyuran
3.2.3 Penerapan dan pengembangan TOR/Kerangka Acuan
3.2.4 Penerapan dan pengembangan sistem tata kelola,
administrasi, prosedur dan manual proyek, SOP untuk
sistem jaminan mutu dan mampu telusur (tracebility)
pelaksanaan tugas/proyeknya
101
3.2.5 Menerapkan kewajiban menjaga lingkungan hidup dan
keberlanjutan dalam perancangan teknik serta perencanaan
Keinsinyuran
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat dalam penetapan spesifikasi dan persyaratan
pelelangan/tender
4.2 Teliti dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pelelangan/tender
5. Aspek Kritis
5.1 Keefektifan dalam merundingkan penentuan spesifikasi dan
jadwal pelelangan
5.2 Kecermatan dalam mengevaluasi kemajuan pekerjaan sesuai
kontrak
102
KODE UNIT : M.71INS09.009.1
JUDUL UNIT : Melaksanakan Produksi/Manufaktur Atau
Operasi Produk Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan
produksi/manufaktur atau operasi produk.
Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini
mencakupi keseluruhan sektor perekayasaan
dirgantara.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan proses manufaktur/produksi
1.1 Sistem, aliran produksi, dan tata letak pabrik dianalisis untuk optimasi fleksibilitas dan efisiensi operasi.
1.2 Kontribusi dilaksanakan terhadap perencanaan oleh manajemen.
1.3 Proses-proses operasi (praktik-proses perawatan) dimonitor dan dimodifikasi untuk hasil produk dirgantara/kinerja lebih baik.
1.4 Berbagai teknik analisis dalam proses kerja diterapkan seperti analisis lintasan kritis, garis keseimbangan dan linier programming.
1.5 Partisipasi dalam perencanaan produksi/operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tim perancang produk.
1.6 Partisipasi dilakukan dalam penetapan/penyetelan suatu proses/garis manufaktur.
1.7 Kontribusi dilakukan terhadap biaya analisis tugas/proses manufaktur/operasi (praktik pemeliharaan).
2. Melaksanakan tugas dalam program penjaminan mutu
2.1 Kinerja produksi atau proses manufaktur dimonitor dalam rangka pengawasan mutu.
2.2 Perubahan-perubahan dicari dan diterapkan untuk perbaikan menerus pada proses manufaktur.
2.3 Teknik-teknik pengendalian mutu diterapkan dengan metoda statistik.
103
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
2.4 Tindakan perbaikan diusulkan untuk mengurangi laju “reject” atau waktu henti (down time) sistem.
2.5 Kontribusi dilakukan untuk prosedur spesifik.
2.6 Kontribusi dilakukan terhadap asesmen mutu dari pemasok.
3. Melaksanakan tugas operasi proses, pengawasan, dan optimasi
3.1 Partisipasi dilakukan dalam proses refining dan optimasi operasi dan pengendalian.
3.2 Partisipasi dilakukan dalam tugas proses operasi dan pengendalian.
3.3 Kontribusi dilakukan terhadap analisis nilai-nilai program.
3.4 Tugas-tugas dijalankan untuk mengivestigasi masalah manufaktur atau produksi.
3.5 Solusi terhadap masalah manufaktur diusulkan sebagai tindak lanjut investigasi.
3.6 Kontribusi dilakukan untuk proses manufaktur yang fleksibel.
3.7 Kontribusi dilakukan terhadap plant ergonomics dan plant safety.
4. Melaksanakan tugas pengelolaan bahan baku
4.1 Kontribusi dilakukan untuk pengembangan prosedur penanganan bahan baku.
4.2 Kontribusi dilakukan untuk menetapkan spesifikasi, pengadaan, dan alokasi bahan baku.
4.3 Partisipasi dilakukan dalam program penghematan bahan baku.
5. Mengelola kinerja produksi
5.1 Kontribusi untuk mengukur output dari proses manufaktur dilakukan dalam hal kuantitas, kualitas, dan biaya untuk menilai apakah target telah tercapai.
5.2 Tugas penilaian (assessment) produktivitas dilakukan untuk merekomendasikan bidang-bidang di mana peningkatan dapat dicapai.
5.3 Tugas dalam analisis penggunaan bahan baku dan yang terbuang dilakukan untuk peningkatan efisiensi.
5.4 Tugas dalam analisis prosedur dilakukan untuk peningkatan efisiensi.
104
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Ini adalah Unit Kompetensi spesialis dan kemampuan dalam
suatu cakupan yang luas biasanya dapat dibuktikan kalau
Insinyur Profesional yang bersangkutan berpengalaman yang
cukup memadai dalam lingkungan rekayasa pengembangan
produk, manufaktur, proses produksi, fabrikasi, dan operasi
termasuk pemeliharaan dan perbaikan sistem yang dikelolanya.
Skills for employability dalam unit sudah menjadi bagian dari
Kriteria Unjuk Kerja. Kompetensi ini berkaitan terutama sekali
kepada Insinyur yang bekerja dalam bekerja pada
produksi/manufaktur dan operasi proyek dirgantara.
1.2 Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggungjawab
didalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi.
1.3 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan
orang lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses.
Pada konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.4 Produk dirgantara mencakup pesawat udara, pesawat antariksa,
roket, satelit, missile dan unmanned aerial system, mesin propulsi
pesawat terbang, bilah propeller dan turbin, serta sistem-sistem
dan komponen pesawat terbang berbasis mekanikal, elektrikal,
elektronika, fluida, dan termal.
1.5 Ergonomics adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara
manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta
profesi yang mempraktikkan teori, prinsip, data, dan metode
dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai
dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia.
105
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Implementasi perekayasaan ini dapat diimplementasi pada skala
laboratorium maupun dalam skala tempat kerja riil dirgantara.
1.2 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka bekerja pada produksi/manufaktur dan operasi produk
dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.4 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.5 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.6 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi unit ini,
asesi harus membuktikan bahwa mereka telah mampu bekerja
pada produksi/manufaktur dan operasi produk dirgantara. Bukti
yang disampaikan harus menggambarkan bagaimana tujuan
106
bekerja pada produksi/manufaktur dan operasi produk dirgantara
diidentifikasi. Bukti tersebut berisikan sistem melakukan
produksi/manufaktur dan operasi produk dirgantara terstruktur
yang merinci cara pemilihan dan penyelarasan antara metode dan
perangkat perekayasaan dengan lingkungan sesuai konteks,
termasuk strategi bekerja pada melakukan produksi/manufaktur
dan operasi produk dirgantara yang tepat dengan orang-orang
relevan dalam proses perekayasaan, kerangka kebutuhan sumber
daya dan kebutuhan arahan khusus selama proses penelitian
berlangsung. Selain itu, dalam hal ini termasuk juga rekaman dan
pelaporan pengelolaan perekayasaan.
1.7 Insinyur Profesional menerapkan pendekatan sistem menyeluruh
pada pengembangan dan perencanaan operasi/sistem berkaitan
dengan implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari semua
keputusan manajerial dan Keinsinyuran. Insinyur Profesional
layaknya memimpin tim profesional atau teknis dalam
menjalankan operasi, proses, atau sistem.
1.8 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.8.1 Rencana proses produksi/manufaktur dan operasi produk
dirgantara.
1.8.2 Program penjaminan mutu.
1.8.3 Sistem operasi proses, pengawasan, dan optimasi.
1.8.4 Dokumen evaluasi kinerja produksi.
1.9 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.9.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.9.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.9.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan,
suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.9.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
107
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
1.9.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.9.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem produksi/manufaktur produk dirgantara
3.1.2 Sistem operasi produk dirgantara
3.1.3 Sistem penjaminan mutu
3.1.4 Sistem pengelolaan kinerja produksi
3.1.5 Pengetahuan Iptek dan prinsip Keinsinyuran dalam
teknologi proses, pembuatan, teknik produksi
bahan/alat/sistem, termasuk juga, penggunaan, operasi,
pemeliharaan, dan perbaikan sistem dalam masa
pemanfaatan
3.1.6 Prinsip pentahapan kerja dan praktik terbaik rekayasa
(engineering best practice) di bidang kejuruan dan sektor
kerjanya
3.1.7 Memahami analisis kelayakan biaya
3.1.8 Menguasai, memakai/mematuhi peraturan, regulasi teknik
dan bakuan Keinsinyuran yang berlaku dibidang dirgantara
108
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menerapkan dan/atau mengembangkan: Good
Manufacturing Practices (GMP)/seri Good Engineering
Practices
3.2.2 Menerapkan dan mengembangkan perangkat lunak
manufacturing
3.2.3 Penerapan komputerisasi dalam rekayasa teknik dan/atau
perencanaan Keinsinyuran
3.2.4 Project planning software
3.2.5 Pengembangan sistem tata kelola, administrasi, prosedur
dan manual proyek, WI, SOP untuk sistem jaminan mutu
dan mampu telusur (traceability) pelaksanaan
tugas/proyeknya
3.2.6 Menerapkan kewajiban menjaga lingkungan hidup dan
keberlanjutan dalam perancangan teknik serta
perencanaan Keinsinyuran
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti dalam laporan analisis proses
4.2 Cermat dalam penerapan pengendalian mutu
5. Aspek Kritis
5.1 Kecermatan dalam mengkaji sistem, aliran produksi, dan tata letak
pabrik untuk optimasi fleksibilitas dan efisiensi operasi
5.2 Kecermatan dalam mengukur output proses manufaktur dilakukan
dalam hal kuantitas, kualitas, dan biaya untuk menilai apakah
target telah tercapai
109
KODE UNIT : M.71INS09.010.1
JUDUL UNIT : Mengelola Bahan Material, Komponen dan
Sistem Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk mengelola bahan
material, komponen, dan sistem yang
diperlukan bagi bidang industri hulu maupun
industri hilir sebagai penggunanya.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyusun persyaratan dan penerapan terhadap material atau komponen
1.1 Kontribusi dilakukan untuk mengidentifikasi batasan sifat-sifat utama dari beberapa atau suatu material atau komponen yang khusus diidentifikasi dan altenatif yang sepadan.
1.2 Kontribusi dilakukan untuk mengases penerapan material atau komponen yang khusus.
1.3 Hubungan lintas disiplin ditetapkan untuk mendapatkan bantuan kepakaran spesialis.
1.4 Peluang untuk recycling diperhitungkan. 1.5 Dampak lingkungan atau bahaya lain
dipertimbangkan dalam menggunakan atau membuang material atau komponen.
2. Mencari sumber material dasar untuk pembuatan material teknik atau komponen
2.1 Kontribusi dilakukan untuk mendapatkan lokasi sumber daya bahan baku.
2.2 Partisipasi dilakukan untuk pemilihan material atau komponen yang cost-effective.
3. Melakukan supervisi penyiapan atau manufaktur material teknik dan komponen
3.1 Kontribusi untuk merinci spesifikasi teknik penyiapan material dilakukan dengan baik dan rinci.
3.2 Kontribusi dilakukan untuk menentukan interaksi antar material atau komponen yang berbeda.
3.3 Kontribusi dilakukan terhadap proses pengendalian.
4. Melakukan penilaian terhadap sifat-sifat material atau
4.1 Kontribusi dilakukan untuk mengidentifikasi lingkungan operasi.
4.2 Kontribusi dilakukan untuk
110
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
komponen mengidentifikasi persyaratan pengujian material dan komponen.
4.3 Pengujian-pengujian di lokasi dan di laboratorium dilaksanakan atau supervisi dan evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan.
4.4 Pengarahan dilakukan terhadap perawatan dan kalibrasi yang relevan dengan fasilitas pengujian.
4.5 Penyiapan laporan pengujian dilakukan, pengesahan, dan sertifikasi dilakukan.
4.6 Rekomendasi atas material atau komponen diberikan untuk penggunaan yang khusus.
5. Memilih teknik proteksi terhadap pemburukan/kemero-sotan kualitas
5.1 Sebab-sebab pemburukan kualitas dikenali secara spefisik seperti aus, korosi, fatigue, dan radiasi ultra-violet.
5.2 Kontribusi dilakukan untuk menerapkan teknik untuk meminimasi kerusakan dan pencegahan kegagalan dini.
5.3 Berbagai teknik digunakan untuk mendeteksi indikasi kegagalan potensial.
5.4 Perlakuan material direkomendasikan seperti heat treatment atau surface treatment.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini mencakupi
keseluruhan sektor perekayasaan dirgantara. Skills for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari Kriteria Unjuk
Kerja. Kompetensi pada unit ini biasanya akan dibuktikan dalam
pelaksanakan pekerjaan Keinsinyuran Profesional yang umum
dalam pengarahan dari seorang Insinyur Profesional yang lebih
berpengalaman atau lebih maju. Pekerjaan yang dimaksud
biasanya berada pada satu bidang kepakaran atau lebih dalam
suatu disiplin dirgantara yang telah dikenal.
1.2 Ini adalah unit dan kompetensi khusus dalam elemen-elemen
lintas seksi yang luas dan biasanya dibuktikan hanya jika Insinyur
Profesional bekerja pada bidang spesialis material atau komponen.
111
Unsur rancangan dan pengembangan bahan
baku/komponen/sistem meliputi ilmu pengetahuan dan
kebutuhan prinsip Keinsinyuran untuk mengembangkan bahan
baku/komponen/sistem.
1.3 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.4 Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggungjawab didalamnya.
Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan
mental dan emosi.
1.5 Sebab-sebab pemburukan kualitas, dapat mencakupi:
1.5.1 Aus,
1.5.2 Korosi,
1.5.3 Fatigue,
1.5.4 Radiasi ultraviolet.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.1.2 Peralatan gambar desain
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
112
4.2 Standar
4.2.2 Good Engineering Practices
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Implementasi perekayasaan ini dapat diimplementasi pada skala
laboratorium maupun dalam skala tempat kerja riil dirgantara.
1.2 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka bekerja pada pengelolaan bahan baku, komponen, dan
sistem perekayasaan dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan di
atas.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.4 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.5 Insinyur Dirgantara melakukan pendekatan strategis dalam
memilih, merancang, dan mengembangkan bahan
baku/komponen/sistem untuk meyakinkan bahwa klien sudah
diinformasikan sepenuhnya mengenai pengembangan mutakhir
tentang bahan baku/komponen/sistem. Insinyur Dirgantara
memberikan informasi yang tepat dan mutakhir tentang bahan
baku/komponen/sistem untuk pengambilan keputusan usaha dan
sumber daya. Insinyur Dirgantara mengembangkan dan memandu
penelitian dalam praktik Keinsinyuran untuk merancang,
mengembangkan, dan penggunaan bahan
baku/komponen/sistem.
1.6 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.7 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi unit ini,
asesi harus membuktikan bahwa mereka telah mampu mengelola
bahan baku, komponen, dan sistem perekayasaan dirgantara.
Bukti yang disampaikan harus menggambarkan bagaimana tujuan
mengelola bahan baku, komponen, dan sistem perekayasaan
113
dirgantara diidentifikasi. Bukti tersebut berisikan sistem mengelola
bahan baku, komponen, dan sistem perekayasaan dirgantara
terstruktur yang merinci cara pemilihan dan penyelarasan antara
metode dan perangkat perekayasaan dengan lingkungan sesuai
konteks, termasuk strategi bekerja mengelola bahan baku,
komponen, dan sistem perekayasaan dirgantara yang tepat dengan
orang-orang relevan dalam proses perekayasaan, kerangka
kebutuhan sumber daya dan kebutuhan arahan khusus selama
proses penelitian berlangsung. Selain itu, dalam hal ini termasuk
juga rekaman dan pelaporan pengelolaan perekayasaan.
1.8 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.8.1 Dokumen persyaratan bahan baku atau komponen.
1.8.2 Data sumber bahan baku dan komponen.
1.8.3 Rekaman supervisi penyiapan atau pengadaan bahan baku
dan komponen.
1.8.4 Laporan penilaian terhadap sifat-sifat bahan baku atau
komponen.
1.8.5 Pedoman teknik proteksi terhadap penurunan bahan baku
atau komponen.
1.9 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.9.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.9.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.9.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan,
suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.9.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan
oleh praktik dan pembelajaran selanjutnya;
114
1.9.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.9.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Persyaratan bahan baku atau komponen
3.1.2 Sumber bahan baku dan komponen
3.1.3 Sifat-sifat bahan baku atau komponen
3.1.4 Bahan baku dirgantara yang rentan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk, seperti temperatur, kelembaban
udara, vibrasi dan/atau kondisi pembebanan
3.1.5 Teknik proteksi terhadap penurunan bahan baku atau
komponen produk dirgantara
3.1.6 Pengetahuan luas dari wilayah khusus dasar Keinsinyuran,
memahami unsur material, sifat dasar dan paduannya
3.1.7 Pengetahuan luas rantai nilai proses industri mulai dari
sumber alam, tahapan proses nilai tambah sampai sumber
komoditas bahan dan komponen tersedia di sumber
pasokan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Identifikasi mutu bahan baku atau komponen
3.2.2 Supervisi kepada tim perekayasaan
3.2.3 Identifikasi sifat-sifat bahan baku atau komponen
3.2.4 Penerapan dan pengembangan standardisasi material,
berdasarkan penelitian teknologi dan praktik terbaik
dibidang dirgantara
115
3.2.5 Melakukan survei sumber material, bahan dan komponen,
dan membangun database sumber pasokan serta pemasok
terkualifikasi
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti dalam menyusun persyaratan dan penerapan terhadap
material atau komponen yang akan digunakan
4.2 Cermat dalam mencari sumber material dasar untuk pembuatan
material teknik atau komponen
5. Aspek Kritis
5.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi batasan sifat-sifat utama dari
beberapa atau suatu material atau komponen yang khusus dan
altenatif yang sepadan
5.2 Kesadaran akan dampak lingkungan atau bahaya lain dalam
menggunakan atau membuang material atau komponen
5.3 Kecermatan dalam pemilihan material atau komponen yang cost-
effective
116
KODE UNIT : M.71INS09.011.1
JUDUL UNIT : Mengelola Aset Perekayasaan Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk mengelola aset yang
diperlukan bagi bidang dirgantara baik industri
maupun pelayanan publik.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melaksanakan tugas pengadaan aset
1.1 Tugas-tugas investigasi dilaksanakan terhadap aset-aset baru.
1.2 Kontribusi untuk penyiapan spesifikasi dilakukan untuk aset baru yang diusulkan.
1.3 Kontribusi dilakukan untuk aktivitas pengadaan aset.
1.4 Kontribusi dilakukan untuk keberterimaan pengujian pada delivery.
2. Melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan
2.1 Kontribusi dilakukan untuk pengembangan filosofi pemeliharaan dan parameter kinerja aset.
2.2 Penyiapan jadwal pemeliharaan pencegahan/preventif dilakukan sesuai standar keselamatan.
2.3 Instruksi pemeliharaan korektif dipersiapkan sesuai standar keselamatan.
2.4 Alat bantu pengujian pemeliharaan dipilih, dan jika dipersyaratkan, dirancang.
2.5 Tugas-tugas pemeliharaan ditetapkan sesuai standar keselamatan.
2.6 Persyaratan-persyaratan logistik suku cadang ditetapkan sesuai standar operasional dan keselamatan.
2.7 Diagnosa kesalahan (fault diagnosis) dilaksanakan berdasarkan metoda yang baku.
2.8 Analisis modus kegagalan dan dampaknya dilakukan berdasarkan standar industri yang relevan.
3. Melaksanakan tugas-tugas pengendalian dan optimasi aset
3.1 Partisipasi dilakukan dalam mendefinisikan parameter kinerja aset.
3.2 Penyiapan instruksi/manual operasi dan
117
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
pelatihan operator dilakukan sesuai standar operasional dan keselamatan.
3.3 Tugas-tugas pemantauan kondisi (condition monitoring) direncanakan dan dilakukan sesuai standar operasional dan keselamatan.
3.4 Tugas-tugas pemantauan dan pengawasan operasi sistem aset dilakukan sesuai standar operasional dan keselamatan.
3.5 Tugas pengelolaan dan pengendalian operasi aset dilakukan untuk mempertahankan layanan operasi.
3.6 Kontribusi dalam studi daya guna/umur aset dan perpanjangan umur aset sesuai standar operasional dan keselamatan.
4. Melaksanakan tugas-tugas perencanaan penghapusan aset
4.1 Kontribusi dilakukan dalam studi untuk menetapkan umur ekonomis aset sesuai standar keselamatan.
4.2 Kontribusi dilakukan untuk investigasi penghapusan aset secara ekonomis.
4.3 Partisipasi dilakukan dalam merekomendasikan langkah penghapusan aset.
4.4 Kontribusi dilakukan untuk pemulihan lahan bekas lokasi aset.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Keinsinyuran yang tercakup dalam unit ini mencakupi keseluruhan
sektor perekayasaan dirgantara. Skills for employability dalam unit
sudah menjadi bagian dari Kriteria Unjuk Kerja. Unit ini dapat
diterapkan pada pengelolaan aset dirgantara, pengelolaan operasi
dirgantara pada industri manufaktur dan/atau industri perawatan,
reparasi dan overhaul, maupun pelayanan publik pada bidang
dirgantara.
1.2 Rekomendasi termasuk:
1.2.1 Perencanaan harus mengaitkan atau mengurangi risiko yang
terkait dengan alam dan bahaya teknologi.
1.2.2 Pembaruan atau perubahan proses/sistem/operasi.
118
1.2.3 Pengembangan rencana, program, dan rancangan untuk
mencapai hasil Keinsinyuran.
1.2.4 Usulan untuk fabrikasi/konstruksi baru, penggantian atau
modifikasi produk atau fasilitas.
1.3 Investigasi adalah upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan,
pencarian, pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi, dan
temuan lainnya untuk mengetahui/membuktikan kebenaran atau
bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan
kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian.
1.4 Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Pada
konteks ini adalah dalam menerapkan metode perekayasaan
dirgantara dan pengujian, pengukuran dan evaluasi.
1.5 Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggungjawab didalamnya.
Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan
mental dan emosi.
1.6 Parameter kinerja aset ditetapkan berdasarkan ukuran yang baku,
yaitu biaya, usia pakai atau utilisasi (dalam jam terbang, jumlah
siklus terbang, atau usia kalender), faktor beban, produktivitas, dll.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan komputer dan perangkat lunak yang sesuai
2.1.2 Peralatan gambar desain
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
3.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
3.3 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS)/Civil Aviation
Safety Regulations (CASR)
119
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Insinyur Indonesia
4.2 Standar
4.2.1 Good Engineering Practices
4.2.2 ICAO Safety Management System
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Implementasi perekayasaan ini dapat diimplementasi pada skala
laboratorium maupun dalam skala tempat kerja riil di industri dan
jasa dirgantara.
1.2 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka bekerja pada pengelolaan aset perekayasaan dan produk
dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.4 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.5 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.6 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi unit ini,
asesi harus membuktikan bahwa mereka telah mampu mengelola
aset perekayasaan dan produk dirgantara. Bukti yang disampaikan
harus menggambarkan bagaimana tujuan mengelola aset
perekayasaan dan produk dirgantara diidentifikasi. Bukti tersebut
berisikan sistem mengelola aset terstruktur yang merinci cara
pemilihan dan penyelarasan antara metode dan perangkat
perekayasaan dengan lingkungan sesuai konteks, termasuk strategi
pengelolaan aset yang tepat dengan orang-orang relevan dalam
proses perekayasaan, kerangka kebutuhan sumber daya dan
kebutuhan arahan khusus selama proses penelitian berlangsung.
120
Selain itu, dalam hal ini termasuk juga rekaman dan pelaporan
pengelolaan aset perekayasaan dan produk dirgantara.
1.7 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.7.1 Dokumen/rekaman pengadaan aset.
1.7.2 Dokumen/rekaman pemeliharaan aset.
1.7.3 Dokumen pengendalian dan optimasi aset.
1.7.4 Rencana penghapusan aset.
1.8 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.8.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.8.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.8.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.8.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada titik-
titik yang berbeda pada waktu yang tepat, pembelajaran dan
jalur asesmen hendaknya dipisahkan oleh praktik dan
pembelajaran selanjutnya;
1.8.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
1.8.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71INS09.001.1 : Menerapkan Etika dan Prinsip-prinsip
Keinsinyuran Profesional Dirgantara
2.2 M.71INS09.002.1 : Melakukan Praktik sebagai Insinyur
Profesional Dirgantara
121
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Pengetahuan proses dan prinsip pengelolaan mutu
3.1.2 Standardisasi produk, sistem, dan kompetensi
3.1.3 Sistem pengadaan aset
3.1.4 Sistem pemeliharaan
3.1.5 Sistem pengendalian dan optimasi aset
3.1.6 Sistem penghapusan aset
3.1.7 Kepedulian yang luas tentang dampak sosial dan politik
3.1.8 Memahami proses bisnis industri, rantai nilai tambah
kontribusi pekerjaan Keinsinyuran pada sektor
usaha/kerjanya
3.1.9 Mengembangkan proses mengelola informasi dan
membangun sistem informasi tempat kerja
3.1.10 Kepemimpinan dalam visi, sikap, dan tindakan Keinsinyuran
dalam pengelolaan industri dan jasa teknologi meliputi
fungsi bisnis: operasi, logistik, pemasaran, pengelolaan
keuangan pelayanan purna jual, manajemen strategi, dll.
3.1.11 Memahami siklus fungsi engineering, siklus proyek, siklus
produk teknologi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Kemampuan menerapkan pengendalian mutu
3.2.2 Kemampuan menetapkan dan pemaduan keputusan
ketahanan
3.2.3 Keahlian konsultasi
3.2.4 Kemampuan kepemimpinan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Siap sedia merujuk dokumentasi teknik dan standar keselamatan
yang relevan
4.2 Teliti dalam penyiapan spesifikasi aset baru yang cost-efective
4.3 Hati-hati dalam melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan sesuai
dengan standar keselamatan dan standar industri
122
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan sesuai
dengan standar keselamatan dan standar industri
5.2 Ketelitian dalam melakukan diagnosa kesalahan
123
KODE UNIT : M.71INS09.012.1
JUDUL UNIT : Mengelola Rantai Logistik (Manage
Supply Chain) Perekayasaan dan Produk
Dirgantara
DESKRIPSI UNIT : Unit ini melibatkan keterampilan, pengetahuan,
dan sikap kerja yang diperlukan untuk
mengelola rantai pasok, termasuk hubungan
antara organisasi dan pasokan dan permintaan
mitra di sepanjang rantai.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerapkan strategi manajemen rantai pasok demand-driven
1.1 Tanggung jawab untuk manajemen rantai pasok produk dirgantara dalam organisasi dilaksanakan sesuai dengan strategi manajemen rantai pasok.
1.2 Teknologi dan perangkat lunak untuk implementasi sistem manajemen rantai pasok diterapkan dalam persyaratan strategi dan alokasi anggaran.
1.3 Kebijakan dan prosedur dirancang untuk membimbing hubungan bisnis dan operasi sesuai dengan strategi.
1.4 Dukungan proses bisnis dirancang atau dirancang ulang untuk mendukung pelaksanaan strategi.
1.5 Dukungan diberikan kepada staf, pelanggan dan rantai pasok untuk membantu dalam pelaksanaan strategi manajemen rantai pasok.
2. Mengelola rantai pasok
2.1 Komunikasi dan pertukaran informasi dengan mitra strategis dan pemasok dikelola sesuai dengan strategi manajemen rantai pasok.
2.2 Kolaborasi dengan organisasi rantai pasok difasilitasi untuk menentukan permintaan pada setiap tingkat dari rantai pasok sesuai dengan strategi manajemen rantai pasok.
2.3 Penjualan dan pembayaran dikelola sesuai
dengan rantai pasok dan strategi manajemen risiko, dan persyaratan hukum dan etika.
2.4 Tindakan untuk membangun kepercayaan dan mengembangkan budaya rantai pasok
124
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
dilaksanakan sesuai dengan strategi manajemen rantai pasok.
2.5 Peluang diidentifikasi untuk menyesuaikan kebijakan dan prosedur untuk merespon perubahan kebutuhan pelanggan, rantai pasok, dan organisasi.
3. Evaluasi dan peningkatan efektivitas rantai pasok
3.1 Manajemen rantai permintaan dan manajemen rantai pasok dipantau sesuai dengan strategi manajemen rantai pasok.
3.2 Efektivitas rantai pasok ditinjau dengan setiap tingkat rantai pasok, termasuk staf dan pelanggan, serta area yang diidentifikasi untuk perbaikan.
3.3 Data bisnis dan laporan digunakan untuk membandingkan hasil, anggaran, jadwal dan perkiraan untuk kinerja aktual.
3.4 Kinerja teknologi ditinjau untuk rekomendasi perbaikan hardware, software dan/atau penggunaannya sesuai dengan strategi dan anggaran.
3.5 Umpan balik dan evaluasi hasilnya digunakan untuk merencanakan dan meningkatkan strategi manajemen rantai pasok di masa depan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini mencakup menerapkan strategi manajemen rantai
pasok demand-driven, mengelola rantai pasok, dan mengevaluasi,
serta meningkatkan efektivitas rantai pasok. Keinsinyuran yang
tercakup dalam unit ini mencakupi keseluruhan sektor
perekayasaan dirgantara. Skills for employability dalam unit sudah
menjadi bagian dari Kriteria Unjuk Kerja. Pernyataan variabel
berhubungan dengan unit kompetensi secara keseluruhan. Hal ini
memungkinkan untuk lingkungan kerja yang berbeda dan situasi
yang dapat mempengaruhi kinerja.
1.2 Produk dirgantara mencakup pesawat udara, pesawat antariksa,
roket, satelit, missile dan unmanned aerial system, mesin propulsi
pesawat terbang, bilah propeller dan turbin, serta sistem-sistem dan
125
komponen pesawat terbang berbasis mekanikal, elektrikal,
elektronika, fluida dan termal.
1.3 Peningkatan efektivitas dalam rantai pasok dapat mencakupi:
1.3.1 Peran 'perantara' atau elemen rantai pasok tengah lainnya
yang dikurangi atau dibuat berlebihan sebagai metodologi
pasokan lebih efisien baru rantai dan teknologi
diimplementasikan,
1.3.2 Nilai baru yang dibuat antara produsen dan konsumen.
1.4 Manajemen rantai permintaan adalah: proses kolaboratif yang
melibatkan menentukan berapa banyak produk harus diproduksi
pada setiap tingkat dari rantai pasok melalui ke konsumen akhir.
1.5 Dukungan kepada staf dan orang lain dapat mencakupi:
1.5.1 Kebijakan, prosedur, dan pedoman;
1.5.2 Informasi situs intranet;
1.5.3 Lokakarya, briefing dan program pelatihan;
1.5.4 Dokumentasi tertulis dalam bentuk manual, buku, protokol;
1.5.5 Penyediaan bantuan-meja atau kontak orang;
1.5.6 Mentoring dan coaching pengaturan.
1.6 Mendukung proses bisnis dapat mencakupi:
1.6.1 Input data,
1.6.2 Administrasi,
1.6.3 Pemesanan,
1.6.4 Memberikan dan menerima,
1.6.5 Akuntansi,
1.6.6 Pembayaran.
1.7 Manajemen rantai pasok adalah: pengelolaan seluruh siklus dari
bahan baku untuk produsen, pemasok komponen, produsen, grosir,
penyedia layanan pihak ketiga, pengecer, pelanggan dan daur
ulang, ditambah angkutan, distribusi dan arus kas.
1.8 Tergantung pada organisasi yang bersangkutan, prosedur kerja
dapat mencakupi:
1.8.1 Prosedur keselamatan,
1.8.2 Standard Operating Procedure (SOP),
1.8.3 Prosedur perusahaan,
126
1.8.4 Prosedur organisasi,
1.8.5 Prosedur yang ditetapkan.
1.9 Undang-Undang dan peraturan yang berlaku dapat meliputi:
1.9.1 Peraturan dan standar keselamatan,
1.9.2 Kode praktik industri yang relevan,
1.9.3 Peraturan dan regulasi daerah,
1.9.4 Peraturan hubungan kerja.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
(Tidak ada.)
2.2 Perlengkapan
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Implementasi perekayasaan ini dapat diimplementasi pada skala
laboratorium maupun dalam skala tempat kerja di industri
dirgantara.
1.2 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka mengelola rantai pasok perekayasaan dan produk
dirgantara sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di
tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat
diterapkan secara individu.
1.4 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, simulasi, dan portofolio.
1.5 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus
dilakukan oleh asesor kompetensi.
1.6 Ikhtisar Asesmen. Untuk mendemonstrasikan kompetensi pada unit
ini, asesi harus membuktikan bahwa mereka telah mampu
mengelola rantai logistik (manage supply chain) perekayasaan dan
produk dirgantara. Bukti yang disampaikan harus menggambarkan
bagaimana tujuan mengelola rantai logistik (manage supply chain)
127
perekayasaan dan produk dirgantara diidentifikasi. Bukti tersebut
berisikan sistem mengelola rantai logistik (manage supply chain)
perekayasaan dan produk dirgantara terstruktur yang merinci cara
pemilihan dan penyelarasan antara metode dan perangkat
perekayasaan dengan lingkungan sesuai konteks, termasuk strategi
bekerja mengelola rantai logistik (manage supply chain)
perekayasaan dan produk dirgantara yang tepat dengan orang-
orang relevan dalam proses perekayasaan, kerangka kebutuhan
sumber daya dan kebutuhan arahan khusus selama proses
penelitian berlangsung. Selain itu, dalam hal ini termasuk juga
rekaman dan pelaporan pengelolaan rantai logistik (manage supply
chain) perekayasaan dan produk dirgantara.
1.7 Produk yang dapat digunakan sebagai bukti, dapat mencakupi:
1.7.1 Dokumen strategi manajemen rantai pasok demand-driven,
1.7.2 Dokumen/rekaman pengelolaan rantai pasok,
1.7.3 Dokumen evaluasi dan peningkatan efektivitas rantai pasok.
1.8 Pengumpulan bukti berkualitas mempersyaratkan:
1.8.1 Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan
merefleksikan seluruh komponen unit, yakni Elemen
Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian, dan skills for employability;
1.8.2 Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti
yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi;
1.8.3 Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila
memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu
tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan;
1.8.4 Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan
beberapa demonstrasi/praktik kinerja yang dinilai pada
titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat, pembelajaran
dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan oleh praktik dan
pembelajaran selanjutnya;
1.8.5 Asesmen harus memenuhi aturan bukti;
128
1.8.6 Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa
hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan
bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Legislasi, kode praktik, dan standar nasional dan
internasional
3.1.2 Pengetahuan produk yang berkaitan sifat pasokan dan suku
cadang dirgantara yang dibatasi oleh jam terbang (flight
time), jumlah siklus (flight cycle), dan usia kalender
3.1.3 Waktu dan penyimpanan pasokan dan suku cadang yang
sensitif terhadap kondisi lingkungan sekitar, seperti
temperatur dan kelembaban udara
3.1.4 Strategi manajemen rantai pasok demand-driven
3.1.5 Sistem pengelolaan rantai pasok
3.2 Keterampilan
3.2.1 Memilih spesifikasi produk yang relevan dengan kebutuhan
operasi
3.2.2 Komunikasi dengan pemasok dan stakeholder terkait dalam
negosiasi spesifikasi
3.2.3 Menggunakan teknologi yang tepat, termasuk perangkat
lunak
3.2.4 Melaksanakan rencana kontingensi untuk acara yang tidak
direncanakan seperti masalah yang timbul selama
pelaksanaan dan manajemen rantai pasok
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Disiplin dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen rantai
pasok produk dirgantara secara cost-efective
129
4.2 Cermat dalam mengkomunikasikan informasi dengan mitra
strategis dan pemasok
5. Aspek kritis
5.1 Kedisiplinan dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen
rantai pasok produk dirgantara dengan strategi manajemen rantai
pasok
5.2 Kecermatan dalam merancang dukungan proses bisnis untuk
pelaksanaan strategi manajemen rantai pasok
5.3 Kecermatan dalam komunikasi dan pertukaran informasi dengan
mitra strategis dan pemasok dikelola sesuai dengan strategi
manajemen rantai pasok
top related