skipsi taman 2012
Post on 16-Jan-2016
10 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan jaman manajemen suatun perusahaan
dituntut untuk dapat mengembangkan dan mengendalikan aktivitas
perusahaan secara efektif dan efesien, sehingga perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya ditengah persaingan yang
terjadi diantara perusahaan-perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya ditengah persaingan yang terjadi diantara perusahaan-
perusahaan yang ada.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu kosep
manajemen yang mampu menjalankan fungsinya sebagai fungsi
pengendalian yang merupakan fungsi untuk mengukur hasil yang mencapai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam suatu perusahaan yang
bergerak dibidang industry, siklus kegiatan usahanya terpusat dibagian
produksi, dimana pada bagian produksi ini kegiatannya dimulai dari
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan berakhir dengan penyeraha
produk tersebut kebagian gudang untuk diserahkan kepada pembeli. Untuk
mengendalikan kegiatan produk tersebut perlu ditetapkan berapa selisih
yang berfungsi sebagai pembanding atas kegiatan tersebut.
Pengendalian terhadap biaya bahan baku tidak cukup hanya dengan
menetapkan standar tetapi juga harus dilakukan analisis perbandingan
1
terhadap pelaksanaan sesungguhnya. Sehingga dapat ditentukan apakah
pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan secara efisien atau tidak. Analisis
yang dilakukan sering disebut sebagai selisih.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan utama penggunaan anlisis selisih itu adalah untuk mengetahui
penyimpangan yang terjadi antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan
biaya bahan baku standar yang telah ditetapkan,oleh karena itu penggunaan
analisis selisih sangat membantu manajemen dalam melakukan usahanya
untuk mencapai tingkat efesiensi pemakaian bahan baku.
Bertiti tolak dari hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan judul “ Peranan Analisis Selisih dalam Efesiensi
Pemakaian bahan Baku Pada PT. Artha Mulia Plasindo “.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Adapun masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penetapan analisis selisih yang ada pada perusahaan ?
2. Bagaimana efesiensi pemakaian bahan baku yang di lakukan oleh
perusahaan?
3. Sampai sejauh mana peranan analisis selisih bahan baku yang dilakukan
oleh perusahaan ?
Ruang lingkup atau objek pembahasan dlam skripsi ini akan dibatasi pada
penerapan analisis selisih dalam efesiensi pemakaian bahan baku.
2
C. Definisi Variabel
Untuk mkepentingan pembahasan,terlebih dahulu penulis akan
mengungkapkan yang terkait akan diteliti. Adapun penelitian variabel adalah
“Objek penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penulis”.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel Terkait : Pemakaian Bahan Baku ( Y )
2. Variabel Bebas : Analisis Selisih ( X )
Definisi ke dua variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengertian bahan baku menurut Suadi ( 2000;64 ) adalah bahan baku
yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.
b. Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir
dari perusahaan ( Syamsudin,2001:281).
c. Pemakaian bahan baku adalah seberapa banyak jumlah bahan baku yang
dipergunakan dalam proses produksi
d. Selisih (variance) adalah penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar”.(Mulyadi, 2000, 424).
e. Perbedaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya serta
kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih)”.
(Garrison, 2000, 476).
D. Kerangka Pemikiran
Salah satu fungsi manajemen adalah melaksanakan fungsi control atas
aktivitas perusahaan. Salah satu yang menjadi objek pengendalain adalah
3
pengendalian biaya produksi. Biaya bahan baku adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mmemperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam
keadaan siap untuk diolah menjadi produk.
Agar pemakain bahan baku dapat digunakan secara efesien maka perlu
adanya analisis selisih yang dalam hal ini berfungsi untuk emngetahui
seberapa banyak jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses
produksi. Analisis ini bukan merupakan akhir dari proses pemakaian bahan
baku yang efesien dengan menggunakan analisis selisih,melainkan dasar
analisis biaya yang sesungguhnya terjadi selama proses produksi untuk
kemudian dilanjutkan dengan tindakan –tindakan perbaikan bila diperlukan.
Agar proses analisis selisih ini dapat digunakan sebagai salah satu alat yang
diandalkan bagi manajemen dalam efesiensi pemakaian bahan baku maka
analisis tersebut harus memenuhi hal sebagai berikut :
1. Ditetapkan secara ilmiah dan cermat.
2. Menggunakan analisis yang cermat mengenai hasil prestasi yang lalu
dengan mempertimbangkan perkiraan yang terjadi dimasa yang akan
datang.
E. Asumsi
Menurut winarno Surakhman (1982 : 97): “ sebuah titik tolak pemikiran
yang sebenarnya “. Dari uraian tersebut diatas maka penulis dapat
mengambil asumsi sebagai berikut :
1. Tidak terjadi perubahan harga-harga.
2. Tidak terjadi perubahan teknologi yang sangat signifikan.
4
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap sesuatu soal yang
dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari
jawaban yang sebenarnya.
Menurut suharsani dalam bukunya yang berjudul: “ Prosedu
penelitian suatu pendekatan praktek “. Bahwa hipotesis merupakan suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.Berdasarkan kerangka berfikir di
atas,maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Tanpa peranan
analisis perusahaan tidak bisa mengendalikan pemakaian bahan baku dengan
tepat.
G. Tujuan dari Manfaat Penelitian
Tujuan pokok penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaiman peranan penerapan analisis selisih yang
berlaku diperusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah manajemen perusahaan telah menerapkan
analisis selisih untuk mengendalikan bahan baku dalam proses
produksi.Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan
kepada Unit Head dan karyawan perusahaan dalam upaya meningkatkan
kinerjanya.
5
BAB I1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Analisis Selisih
Analisis selisih biaya bahan baku adalah analasis yang digunakan untuk
mengetahui penyimpangan yang terjadi antara biaya bahan baku
sesungguhnya dengan biaya bahan baku standar yang telah ditetapkan.
Berikut ini diuraikan pengertian dari analisis selisih.Pengendalian terhadap
biaya bahan baku tidak cukup hanya dengan menetapkan standar tetapi juga
harus dilakukan analisis perbandingan terhadap pelaksanaan sesungguhnya.
Sehingga dapat ditentukan apakah pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan
secara efisien atau tidak. Analisis yang dilakukan sering disebut sebagai
selisih.
Pengertian selisih dalam buku Akuntansi Biaya dinyatakan sebagai
berikut:
“Selisih (variance) adalah penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar”.(Mulyadi, 2000, 424)
Sedangkan pengertian selisih dalam buku Akuntansi Manajerial adalah
sebagai berikut:
“perbedaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya serta
kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian
(selisih)”.(Garrison, 2000, 476)
6
Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa selisih
adalah penyimpangan harga dan jumlah yang sesungguhnya terjadi dengan
harga dan jumlah standar yang ditetapkan. Seringkali, penyebab varian adalah
standar yang sudah usang atau proses penganggaran yang kurang baik dan
bukan kinerja aktual. Bila varian tidak dapat dikendalikan oleh manajer ,
maka tindak lanjut tidak dapat diambil alih olehnya.Analisis varian mencakup
analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman
penyebab terjadinya suatu penyimpangan. Salah satu jumlah diperlakukan
sebagai dasar, standar, atau titik pedoman.
Menurut Welsch (2000:498) analisis varian mempunyai aplikasi yang luas
dalam pelaporan keuangan yaitu:
1. Penyelidikan varian antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil
aktual dari periode sebelumnya.
2. Penyelidikan varian antara hasil aktual dan biaya standar.
3. Penyelidikan varian antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan
atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa varian adalah
selisih yang timbul disebabkan adanya perbedaan antara harga yang
sesungguhnya dengan harga standar serta kuantitas sesungguhnya dengan
kuantitas standar.
7
1. Manfaat Analisis Selisih
Analisis selisih dilakukan oleh para penyelia karena adanya manfaat yang
dapat diambil dari analisis selisih tersebut bagi pihak perusahaan. Dalam buku
akuntansi biaya perencanaan dan pengendalian biaya serta Pengambilan
Keputusan dijelaskan lebih khusus mengenai manfaat analisis selisih bahan
baku sebagai berikut:
Manfaat analisis harga bahan baku:
1. Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab dari bagian
pembelian karena bagian tersebut telah membeli bahan baku dengan harga
lebih tinggi atau lebih rendah dibanding standar. Oleh karena itu
perhitungan selisih harga bahan baku dapat dipakai menilai prestasi bagian
pembelian.
2. Perhitungan selisih harga bahan baku dapat bermanfaat untuk
mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba
yang diperoleh perusahaan”.
Manfaat analisa selisih kuantitas bahan baku:
a. Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab
kepala departemen produksi di pabrik dimana terjadi selisih tersebut, hal
ini disebabkan bagian atau departemen tersebut telah memakai bahan
dalam kuantitas yang lebih besar (tidak efisien), atau lebih kecil (efisien)
dibandingkan dengan kuantitas standar. Oleh karena itu perhitungan
8
selisih kuantitas bahan baku dapat dipakai menilai prestasi departemen
produksi.
b. Perhitungan selisih kuantitas bahan baku berguna untuk mengukur
pengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang
diperoleh perusahaan”.
(Supriyono, 1997, 104-106)
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat dari analisis
selisih harga bahan baku adalah untuk menilai kinerja bagian pembelian
dan mengukur akibat kenaikan atau turunnya harga terhadap laba
perusahaan. Sedangkan manfaat dari analisis selisih kuantitas adalah untuk
menilai kinerja bagian produksi dan mengukur pengaruh akibat efisiensi
pemakaian bahan baku terhadap laba perusahaan.
2. Penyebab Terjadi Selisih
Agar dapat dilakukan tindakan korektif yang tepat atas selisih yang terjadi,
maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu penyebab terjadinya selisih
antara aktual dengan standar, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas
selisih yang terjadi. Dalam buku Akuntansi Biaya Perencanaan dan
Pengendalian Biaya serta Pengambilan Keputusan dijelaskan lebih khusus
penyebab terjadinya selisih biaya bahan baku sebagai berikut:
“Penyebab selisih harga bahan baku:
1. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan.
9
2. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
3. Pembelian dari supplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
4. Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau
ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.
5. Tambahan pembayaran harga bahan baku karena adanya pembelian
khusus yang harus dilakukan.
6. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.
7. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
bahan yang mendadak.
”Penyebab selisih kuantitas bahan baku ;
1. Perubahan rancangan produk, mesin, peralatan atau metode
pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.
2. Pemakaian bahan baku subtitusi yang menguntungkan atau merugikan.
3. Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang
dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.
4. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor atau bekerja tidak
memuaskan baik dipabrik maupun di gudang bahan.
5. Pengawasan yang terlalu kaku.
6. Kurangnya peralatan atau mesin.
10
7. Kegagalan di dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang
baik”.(Supriyono, 1997, 104-106)
Jadi penyebab dari selisih harga bahan baku adalah adanya
fluktuasi harga; kontrak dan jangka waktu pembelian; lokasi supplier;
kegagalan memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau
ketidaktepatan perkiraan jumlah potongan; tambahan pembayaran karena
pembelian khusus; jumlah pembelian yang ekonomis atau tidak, dan
faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
mendadak. Sedangkan penyebab selisih kuantitas bahan baku adalah
adanya perubahan rancangan produk, mesin atau metode produksi;
pemakaian bahan subtitusi; selisih hasil bahan baku; kinerja karyawan
yang buruk; kurangnya mesin; dan kegagalan dalam mengatur mesin
3. Perhitungan Analisis Selisih
Dalam buku Akuntansi Biaya, analisis selisih biaya bahan baku yang
termasuk dalam biaya produksi langsung, ada tiga model analisis selisih biaya
bahan baku sebagai berikut:
a. Model satu selisih (The One-Way Model)
b. Model dua selisih (The Two-Way Model)
c. Model tiga selisih (The Three-Way Model (Mulyadi, 2000, 424)
Uraian dari masing-masing model analisis adalah sebagai berikut:
11
1. Model satu selisih
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar tidak dipecah ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas. Analisis
selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
St = Total selisih
HSt = Harga standar
KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya
b. Model dua selisih
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih
kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut:
Keterangan:
SH = Selisih harga SK = Selisih kuantitas
HSt = Harga standar KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya KS = Kuantitas sesungguhnya
12
c. Model tiga selisih
Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut: selisih harga,
selisih kuantitas dan selisih harga/kuantitas. Model ini menghitung selisih
berdasarkan hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga dan
kuantitas sesungguhnya yang dapat terjadi dengan tiga kemungkinan
berikut:
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing
lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut:
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun
sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya.
Perhitungan selisih dalam kondisi seperti ini dengan model tiga
selisih dilakukan dengan rumus:
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya
kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.
Perhitungan selisih dalam kondisi seperti ini dapat dinyatakan dengan
rumus:
SH = (HSt – HS) x HS
4. Peranan Analisis Selisih Dalam Efisiensi Pemakaian Bahan Baku
Pelaksanaan penerapan analisis selisih berpengaruh terhadap pemakaian
bahan baku. Karena dengan adanya biaya standar sebagai tolok ukur dalam
13
pelaksanaan pengendalian biaya bahan baku, perusahaan akan mengetahui
jika terjadi penyimpangan biaya dari rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam buku Akuntansi Biaya diuraikan mengenai pengaruh biaya standar
terhadap pengendalian biaya sebagai berikut:
“Biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah
informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi
kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari
biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat
biaya yang seharusnya dikeluarkan dengan biaya sesungguhnya terjadi,
dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya serta analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar”.(Mulyadi, 2000, 416)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa biaya standar merupakan suatu sistem
yang mengolah informasi sedemikian rupa untuk mendeteksi penyimpangan
biaya serta analisis dari penyimpangan biaya tersebut.
Dalam buku Akuntansi Manajemen disebutkan juga pengaruh dari biaya
standar sebagai berikut:
“Biaya standar mempermudah penyorotan biaya produksi yang mesti
dikendalikan dan untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan
karyawan”.(Henry Simamora, 1999, 300)
14
Kutipan diatas menjelaskan bahwa adanya biaya standar mempermudah
pengendalian biaya dan menilai kinerja manajemen dan karyawan.
Berdasarkan uraian diatas, maka biaya standar menentukan jumlah biaya yang
seharusnya terjadi dalam suatu proses produksi. “Biaya yang seharusnya”
mengandung pengertian efisiensi, yaitu perbandingan tertentu antara masukan
dengan keluaran. Sedangkan pengendalian merupakan proses membandingkan
antara biaya aktual dengan biaya standar. Jadi jelaslah bahwa biaya standar
mempunyai pengaruh terhadap efisiensi pendalian biaya bahan baku.
B. Pengertian Bahan Baku
Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau beberapa
macam produk tentu akan selalu memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses
produksinya. Bahan baku merupakan input yang penting dalam berbagi produksi.
Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi
karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku
dapat mengakibatkan tingginya persediaan dalam perusahaan yang dapat
menimbulkan berbagai resiko maupun tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan
terhadap persedian tersebut.
Untuk lebih memahami arti dari bahan baku, maka penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat mengenai pengertian dari bahan baku.
a. Pengertian bahan baku menurut Suadi ( 2000;64 ) adalah bahan baku yang
menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.
b. Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan
15
( Syamsudin,2001:281)
c. Kebutuhan Bahan Baku
Pada umumnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan oleh suatu
perusahaan akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi
yang bersangkutan tersebut. Dengan demikian maka besarnya persediaan bahan
baku tersebut untuk pelaksanaan proses produksi yang ada didalam perusahaan.
Jadi untuk menentukan berapa banyak bahan baku yang dibeli oleh suatu
perusahaan pada suatu periode akan banyak tergantung kepada berapa besarnya
kebutuhan perusahaan tersebut akan masing – masing jenis bahan baku untuk
keperluan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahan yang
bersangkutan (Ahyar,2003:171).
Untuk dapat mengetahui berapa besarnya kebutuan bahan baku yang
diperlukan perusahaan pada suatu perode tersebut maka manajemen perusahaan
tentunya akan menggunakan data yang cukup relevan untuk mengadakan
peramalan kebutuhan bahan baku dalam perusahaan tersebut. Beberapa data yang
dapat dipergunakan dalam penyusunan peramalan kebutuhan bahan baku ini
antara lain adalah data dari perencanaan produksi yang akan dilaksanakan dalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut. Disamping data tersebut,maka kadang-
kadang manajemen perusahaan Bahan yang bersangkutan akan mempergunakan
data penggunaan bahan baku dari beberapa periode yang lalu.
1. Tingkat Penggunaan Bahan Baku
Usaha untuk mengadakan peramalan kebutuhan bahan baku dari suatu
perusahaan akan dapat dilaksanakan dengan perhitungan atas dasar tingkat
penggunaan bahan baku yang berlaku dan dipergunakan didalam perusahaan
yang bersangkutan.
16
Yang dimaksud dengan penggunan bahan baku ini adalah seberapa banyak
jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Tingkat
penggunaan bahan baku atau yang sering disebut dengan material usage rate ini
akan dapat dipergunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi apabila diketahui produk apa dan berapa jumlah unit
masing – masing yang akan diproduksi didalam perusahaan yang bersangkutan.
Tingkat bahan baku ini pada umumnya akan relatif tetap di dalam perusahaan
tersebut kecuali terdapat perubahan –perubahan yang terjadi dalam produk akhir
perusahaan,atau didalam bahan baku itu sendiri. Perubahan produk perusahaan
ini misalnya terdapat perubahan desain dan bentuk produk ,perubahan kualitas
produk dan lain sebagainya. Sedangkan yang terjadi didalam bahan baku ini
misalnya terdapat penurunan kualitas bahan sehingga lebih banyak bahan baku
yang menjadi atval dan sebagainya (Ahyar,2003:175)
Apabila manajemen perusahaan tersebut mengetahui tingkat penggunaan
bahan yang berlaku dan yang dipergunakan diperusahaan tersebut,maka
manajemen perusahaan yang bersangkutanj tersebut akan dapat menyusun
perkiraan kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi tersebut
dengan segera. Frekuensi atau jumlah penggunaan bahan baku juga
mempengaruhi tingkat persediaan. Semakin sering atau semakin banyak suatu
bahan baku kayu jati yang digunakan perusahaan meubel dalam proses produksi
maka akan semakin besar jumlah persediaan barang tersebut yang oleh
perusahaan.
2. Biaya Bahan Baku
Biaya merupakan salah satu hal yang paling esensial dalam
kehidupan suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan
17
perusahaan hampir pasti akan dipertemukan dengan biaya. Demikian
halnya dengan perusahaan industri, dalam melakukan proses produksi
memerlukan pengorbanan faktor–faktor produksi untuk menghasilkan
produk atau jasa. Nilai dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan atau
dikorbankan inilah yang disebut biaya. Namun tidak semua nilai dari
faktor–faktor produksi yang dikeluarkan tersebut dikategorikan sebagai
biaya yang seharusnya terjadi, bisa juga biaya tersebut dikategorikan
sebagai pemborosan atau kerugian.Sebelum dijelaskan tentang biaya
bahan baku, lebih dahulu kita melihat bagaimana konsep atau pengertian
biaya yang lazim digunakan dalam dunia akuntansi seperti yang
dikemukakan oleh Kusnadi (2000 : 168) bahwa :
Biaya didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan dalam
rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat barang dan jasa yang
dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengukuran aktiva atas
pembebanan utang pada saat manfaat diterima.
Lebih lanjut Sutrisno (2001:1) mengemukakan bahwa ”Biaya
dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan
satuan uang yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk
tujuan tertentu”.
Kartandinata (2000:24) berpendapat bahwa ”Biaya adalah
pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan dan harus
18
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Kusnadi
(2000:372) berpendapat bahwa
”Biaya sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa”.Berdasarkan beberapa pengertian yang telah
dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya mengandung
empat unsur pokok yaitu :
1).Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2).Diukur dalam satuan uang.
3).Telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4).Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Salah satu komponen yang paling utama dalam proses produksi
adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku ini terdiri dari biaya bahan
baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Pendapat yang
dikemukakan oleh Nafarin (2004:82) bahwa ”bahan baku merupakan
bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak
tepisahkan dari produk jadi”.
Dari definisi tersebut tampak bahwa biaya bahan baku langsung
adalah semua bahan yang dapat diidentifikasi secara langsung dengan
produk jadi dalam suatu proses pengolahan. Harga pembelian (perolehan)
yang dipakai dalam proses pengolahan produk tesebut dinamakan biaya
19
bahan baku langsung. Bahan baku lain yang digunakan dalam mengolah
barang jadi dan menjadi bagian dari barang tersebut tetapi tidak dapat
diidentifikasi pemakaiannya pada produk yang dihasilkan atau nilainya
relatif kecil sehingga tidak praktis diikuti jejaknya pada prduk jadi
dinamakan bahan tidak langsung, bahan tidak langsung ini biasa
dibebankan pada biaya overhead pabrik.
Hal senada dikemukakan oleh Sutrisno (2001:3) bahwa ”biaya
bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang
menjadi bagian pokok produk selesai”. Berdasarkan beberapa pengertian
yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya
bahan baku merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan atas berbagai
macam bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.
3. Prosedur Pembelian bahan baku
Pelaksanaan fungsi pembelian bahan merupakan tanggung jawab
bagian pembelian. Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah melakukan
pembelian bahan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan, dengan harga
dan cara pembayaran yang menguntungkan bagi perusahaan. Prosedur
pembelian dimulai dari bagian produksi yang meminta bahan yang
dibutuhkan sesuai dengan rencana kerja.
Menurut Sunarto (2003:22) bahwa dokumen intern yang
digunakan umumnya terdiri dari tiga macam yaitu :
20
1. Permintaan pembelian.
Adalah permintaan tertulis yang dibuat untuk memberitahu bagian
pembelian akan kebutuhan bahan atau perlengkapan. Dokumen ini berisi
spesifikasi detail mengenai bahan misalnya jenis, ukuran, warna, jumlah
yang dibutuhkan, dan kapan bahan tersebut harus siap. Dokumen ini dibuat
dua rangkap yang sama yang mana lembar asli diserahkan kebagian
pembelian dan arsipnya untuk bagian gudang.
2. Pesanan pembelian.
Adalah dokumen yang dikirim kepada pemasok sebagai tindak
lanjut disetujuinya permintaan pembelian oleh bagian pembelian. Setiap
pembelian yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebaiknya dengan pesanan
pembelian yang formulirnya bernomor seri sebagai alat pengawasan. Isi
pesanan pembelian terdapat nama perusahaan, nama pemasok, tanggal
pesanan, penjelasan mengenai barang, harga barang, pengiriman,
penyimpanan asuransi, dan tanda tangan yang berwenang.
3. Laporan penerimaan barang.
Adalah laporan yang dibuat oleh penerima barang yang dibeli.
Laporan dibuat berdasarkan pengamatan fisik barang yang diterima.
Laporan ini umumnya berisi nama pengirim, nomor pesanan, data
pengiriman, penjelasan mengenai barang, keterangan, dan tanda tangan
penerima.
21
4. Pemakaian bahan baku
Menurut Sunarto (2000:23) bahwa ”Kewenangan untuk memberikan
otorisasi pemakaian bahan berada pada manajer atau kepala bagian
produksi”. Berdasarkan hal diatas maka kepala bagian produksi pun harus
bertanggung jawab atas setiap pemakaian yang terjadi, sehingga setiap
pemakaian bahan harus dilengkapi dengan dokumen. Dokumen yang
digunakan adalah bukti permintaan bahan atau apa saja yang berarti sama
dengan permintaan pengeluaran atau pemakaian bahan. Dokumen ini dibuat
oleh perminta yaitu bagian produksi dengan mengisikan nama bahan, jumlah
kuantitas, dan tujuan pemakaian.
Dari pengertian biaya yang dijelaskan sebelumnya bahwa biaya
merupakan nilai dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan atau
dikorbankan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Ini berarti semua
pengorbanan merupakan biaya, padahal tidak semua nilai dari faktor-faktor
produksi yang dikeluarkan tersebut dikategorikan sebagai biaya yang
seharusnya terjadi, karena didalamnya masih terdapat unsur-unsur yang tidak
efisien, dalam hal ini dikategorikan sebagai suatu pemborosan atau kerugian.
Untuk menghindari hal tersebut perlu ditetapkan suatu patokan atau dasar
yang baik yaitu dengan menetapkan biaya standar, dalam hal ini biaya bahan
baku standar. Namun lebih dahulu dijelaskan tentang biaya standar menurut
beberapa ahli.
22
Welsch (2000:532) mendefinisikan bahwa ”Biaya standar adalah biaya
yang diperkirakan atau ditentukan terlebih dahulu untuk bahan, tenaga kerja,
dan overhead pabrik dalam keadaan tertentu”. Sedangkan menurut
Kartandinata (2000:213) bahwa ”Biaya standar adalah biaya yang ditentukan
terlebih dahulu (predermined cost) untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah produk dalam jangka waktu produksi berikutnya
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode yang di gunakan
Metode penelitian yang akan digunakan pada skripsi ini yaitu kuantitatif.
Adapun jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskrptif. Penelitian
deskriptif yaitu mengumpulkan data-data yang dapat menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian dengan jelas dan mengadakan analisis terhdap
masalah yang ada pada obyek tersebut.
B. Tahap-tahap Penelitian
Tahap penelitian ini menggunakan tiga hal yaitu :
1. Tahap Penelitian Lapangan
Dalam tahap penelitian lapangan ada enam kegiatan yang di lakukan yaitu
a. Menyusun Laporan Proposal
Fase ini menggambarkan tentang lapangan penelitian yang disusun
berdasarkan tujuan penelitian dan mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau
temuan penelitian serta rekomendasi yang diperlukan.
b. Memilih Lapangan Penelitian
Metode memilih lapangan penelitian merupakan metode yang didasarkan
atas lokasi grafis yang mempengaruhi ketepatan astimasi terhadap parameter
tersedianya waktu,biaya, dan tenaga.
c. Mengurs Perizinan
Kegiatan yang dilakukan adalah membuat surat administratif. Surat tersebut
meliputi surat penelitian,surat pembimbing dan keterangan penelitian.
d. Melakukan survey pendahuluan
24
Survey pendahuluan yang dilakuakn merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengetahui gambaran secara umum apakah obyek yang akan diteliti
mempunyai relevansi dengan proposal penelitian’
e. Memilih dan Memanfaatkan Informan
Informan yang dipilih adalah karyawan yang mempunyai hubungan langsung
maupun tidak langsung terhadap kegiatan yang ada pada PT.Jesi Pratama
Mulia Furnishings
f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Menyiapkan peralatan bagian yang cukup penting dalam kegiatan penelitian
karena perlengkapan ini sangat mendukung keberhasilan penelitian sendiri.
2. Tahap Penelitian
Ada tiga kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
a. Memahami latar belakang penelitian
Untuk mendapatka hasil yang maksimal peneliti harus memahami latar
belakang dari penelitian,masalah yang di angkat merupakan manifestasi dari
latar belakang tersebut.
b. Memasuki Lapangan
Tahap ini peneliti terjun langsung kelapangan mengumpulkan data sesuai
dengan prosedur yang telah di tetapkan,sehingga data-data yang diambil
sesuai dengan pokok permasalahan.
c. Berperan Serta Sambil Mengumpulkan data
Dalam mengumpulkan data seorang peneliti harus berperan aktif mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,wawancara dan mencari data-data yang mendukung
permasalahan,sehingga data tersebut benar-benar valid.
25
3. Tahap Pasca Penelitian
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
Menyusun konsep analisis daya yang perlu dipertimbangkan adalah yang
diperoleh,setiap data dan permasalahan mempunyai karakter analisis kuantitatif dan
kualitaif.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Data untuk mendukung penyusunan skripsi ini, data tersebut di analisis berasal
dari sumber sebagai berikut :
1. Data Primer
Merupakan data langsung yang di peroleh dari dalam PT.Artha Mulia Plasindo
antara lain berupa sejarah singkat dan bidang usaha perusahaan,struktur
organisasi,uraian tugas dan tanggung jawab,hasil wawancara langsung dengan
pihak terkait serta observasi lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dengan cara mengumulkan berbagai dokumentasi di
perusahaan,buku-buku pustaka serta catatan –catatan kuliah yang relevan dengan
judul skripsi.
Sedangkan metode penelitian dengan cara mengumpulkan metode kasus, dimana
data metode ini penelitian dilakukan dengan membahas dan menganalisis
masalah-masalah berdasarkan kondisi dan asumsi yang sebenarnya terjadi
diperusahaan.
Untuk memperoleh data tersebut serta informasi yang penulis butuhkan baik
berupa data primer maupun data sekunder, maka teknik pengumpulan data yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah :
3. Penelitian Lapangan ( Field Research )
26
a. Observasi
Yaitu penelitian langsung kelapangan dan mengamati berbagai cara
penerapan analisi selisih yang berlaku di perusahaan.
b. Wawancara
Adalah suatu tehnik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
dengan pihak terkait dengan perusahaan sehubungan dengan obyek yang
diteliti.
c. Dokumentasi
Yaitu suatu tehnik pengumpulan data yangt dilakukan dengan melihat
catatan-catatan dan dokumentasi yang relevan dengan obyek pembahasan
yangt dilakukan.
4. Penelitian Kepustakaan
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menggunakan data sekunder yaitu
dengan cara mengumpulkan berbagai catatan kuliyah,buku-buku pustaka yang
relevan dengan judul skripsi.
Setelah semua data terkumpul kemudian diolah,dianlisis dan diproses lebih lanjut
dengan berdasarkan teori-teori yang ada dan telah di pelajari selama kuliyah.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
PT. Artha Utama Plasindo adalah merupakan akusisi atau
pengambilalihan kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh sekelompok
keluarga yang didirikan pada tahun 1990,yang beralokasi dikawasan MM
2100 Kabupaten Bekasi. PT. Artha Utama Plasindo memproduksi
berbagai kebutuhan rumah tangga dengan bahan baku busa. Hasil
produksi PT. Artha Utama Plasindo berupa springbed,kasur,busa,bantal
dan guling.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijaksanaan dari
pemilik perusahaan maka,perusahaan tersebut tetap menggunakan merk
dagang terdahulu sebelum diambil alih yaitu factory.
PT. Artha Utama Plasindo secara hukum tercatat dalam kantor pusat
BKPN dengan Nomor : 507/I/PMDN/1995 dengan akte notaris
nomor :117 yang disusun oleh S.P Henny Singgih,SH.
PT. Artha Utama Plasindo memperkerjaka ±110 orang karyawan terdiri
dari 37 staff dan 73 karyawan oprtor. Saat ini PT. Artha Utama Plasindo
melakukan ekspansi bisnis keluar pulau jawa bahkan sampai ke seluruh
Indonesia untuk mencapai target tersebut maka didirikan pabrik baru di
Lombok dan Lampung.
B. Struktur Organisasi PT. Artha Utama Plasindo
28
Dalam menjalankan usahanya PT. Artha Utama Plasindo
menerapkan sistem manajemen modern. Untuk itu, perusahaan sadar
bahwa kejelasan tugas,wewenang dan tanggungjawab dapat meningkatkan
produktivitas karyawan.
Sejak berdirinya PT. Artha Utama Plasindo telah beberapa kali melakukan
restrukturisasi organisasi,dimana perusahaan cenderung mengarah pada
sistem desentralisasi dan mempersempit bagian dengan tujuan
mempermudah komunikasi dan pengawasan (control ).
Struktur organisasi PT. Artha Utama Plasindoditunjukan pada bagan 3.1
dan untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan uraian tugas,wewenang
serta tanggung jawab seperti terurai berikut :
1. Unit Head
Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh empat Division Head,
dengan membawahi :
1. Secretaries
2. Personnel dan General Affair Division Head
3. Production Division Head
4. Marketing Division Head
5. Financial dan Accounting Division Head
Uraian tugas dan wewenang dan tanggung jawab unit head adalah sebagai
berikut :
1. Membuat,melaksanakan,mengawasi kebijakan perusahaan.
2. Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan final.
29
3. Menjamin kesinambungan manajemen.
4. Memberikan pengarahan kepada bawahan.
5. Mengeluarkan intruksi dan peraturan untuk menentukan kebijakan
perusahaan.
6. Menanadatangani segaala jenis perjanjian dengan pihak lain.
7. Berhak mengangkat Division Head
2. Secretaries
Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab Secretaries adalah :
1. Membantu Unit Head dalam menyiapkan segala urusan yang ada.
2. Membantu Unit Head dalam merencanakan kebijakan perusahaan.
3. Membantu Unit Head dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Personnel and General Affair division Head.
Bertanggun jawab langsung kepada Unit Head
Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh dua departemen Head dengan
membawahi :
1. Personnel Departemen Head
2. General Affair departemen Head
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab Personnelan GA Division
Head adalah:
30
1.Membuat kebijakan yang berhubungan dengan tenaga kerja baik urusan
internal maupun eksternal.
2.Membuat Job Description dan Job Speciation terhadap karyawan.
3.Bertanggung jawab menentukan kebijakan terhadap penerimaan
karyawan dan persyaratan serta tunjangan kepada karyawan.
4. Personnel Departemen Head
Bertanggung jawab langsung kepada Personnel an GA Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1.Mencari dan menyeleksi setiap calon tenaga kerja.
2.Bertanggung jawab atas pengadaan tenaga kerja.
3.Membantu karyawan dalam mengembangkan karier’
4. General Affair Departemen Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Personnelan GA Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Mengawasi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh Unit Head.
2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh
perusahaan.
6. Production Division Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head. Dalam menjalankan
tugasnya dibantu tiga Departement Head dengan membawahi :
31
1. Productioan Departement Head.
2. Purchasing Departement Head.
3.maintenance and Technique Departement Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Membuat mengorganisir serta mengawasi kebijakan yang berhubungan
dengan produksi.
2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh
perusahaan.
3. Bertanggung jawab atas kegiatan produksi,serta mempersiapkan bahan
baku yang diperlukan untuk proses produksi.
4. Membuat jadwal proses produksi.
5. Bertanggung jawab atas mutu dan produk dan kelancran produksi.
7. Production Departement Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Production Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Menjamin kelancran produksi yang telah di delegasikan oleh
Production Division Head.
2. Menjalankan jadwal yang telah dibuat Production Division Head dan
memberi laporan tentang persediaan barang jadi.
8. Purchasing Departement Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Production Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
32
1. Bertanggung jawab atas pembelian barang dan bahan - bahan yang
diperlukan untuk opersional perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap semua administrasi gudang.
Menjamin penyediaan bahan baku yang diperlukan untuk kelancran
produksi secara efektif dan efisien.
4. Membuat laporan pembelian yang telah dilakukan.
9. Maintenance Purchasing.
Bertanggung jawab lansung kepada Production Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala trhadap mesin-mesin
produksi.
2. Bertanggung jawab memelihara mesin- produksi.
3. Melakukan standar kerja mesin dan standarisasi pengoperasian serta
standarisasi hasil maupun standarisasi pemeliharaannya.
4. Melakukan pengecekan instlasi listrik,air, dan lainnya.
10. Markeing Division Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head.
Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Departement Head dengan
membawahi :
1. Marketing Product A Departement Head.
33
2. Marketing Product B Departement Head.
3. Warehouse and Distribution Departement Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Membuat,mengorganisir serta mengawasi kebijakan yang berhubungan
dengan strategi pemasaran.
2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah di buatoleh
perusahaan.
3. Mengusahakan agar pemenuhan pesanan dari para pelanggan dapat
dilaksanakan tepat waktu.
4. Bertanggung jawab pada semua hasil penjualan.
11.Marketing Product A Departement Head
Bertanggung jawab langsung kepada Marketing Division Head.
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat
Marketing Division Head.
2. Bertanggung jawab terhadap produk golongan A ( kaasur busa,
bantal, guling ,dan kasur ).
3. Mengajukan perubahan strategi pemasaran kepada Marketing Division
Head dan mengarahkan para salesman dalam melaksanakan tugas.
34
4. Mencari pelanggan baru untuk memperluas daerah pemasaran.
12.Marketing Produk B departement Head.
Bertanggung jawab langsung kepada Marketing Division Head
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1.Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibua
Marketing Division Head
2.Bertanggung jawab terhadap penjualan produk penjualan golongan B
( busa pesanan/Centian )
3.Mengajukan perubahan strategi pemasaran Marketing Division Head
4. Mengarahkan pada selesman dalam melaksanakan tugas
5. Mencari pelanggan baru untuk memperluas daerah pemasaran
13.Warehouse and Distribution departement head
Bertanggung jawablangsung kepada Marketing Division Head.
Uraian tugas,wewnang dan tanggung jawab adalah :
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat
Marketing Division Head
2. Bertanggung jawab terhadap semua yang berhubungan
denganpenggunaan dan pendistribusan.
35
3. Melakukan pengawasan terhadap persediaan,penerimaan,dan
pengeluaran bahan baku mampu barang jadi.
4. Menerima, mengatur dan mengatur bahan baku dan barang jadi.
14. financial and accounting division head
Bertanggung jawab langsung kepada unit head .
Dalam menjalan kan tugasnya dibantu oleh dua Departement head.dengan
membawahi
1). Tax Unit Head
2). Fand A Departemen Head
Uraian tugas , wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Membuat,mengorganisir dan melakukan pengawasan terhadap
kebijakan yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi.
2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh
perusahaan.
3. Mencari sumber dana dan mengalokasikan dana perusahaan.
4. Melaksanakan semua pembayaran hutang,gaji dan pengeluatan rutin
setelah memeriksa dokumen pendukungnya.
15. Tax Departemen Head
36
Bertanggung jawab langsung kepada financial and accounting division
head
Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1. Bertanggung jawab terhadap perpajakan perusahan
2. Menjamin kelancaran perpajakan perusahaan.
16. financial accounting departement head.
Bertanggung jawab langsung kepada financial and accounting division head.
Uraian tugas ,wewenang dan tanggung jawab adalah :
1.Melaksanakan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh financial
and accountig division head
2.Bertanggung jawab atas pembayaran hutang dan tagihan piutang
perusahaan .
37
Struktur Organisasi PT. Artha Utama Plasindo
38
F and ADivision Head
MarketingDivision Head
ProductionDivision
Head
Personnel And GA Division
Head
W and DDepartement
Head
Tax unitDepartement
Head
Product ADepartement
Head
Personnel Departement
Head
ProductionDeparteme
nt Head
M and TDepartement
Head
F and ADepartement
Head
GADepartement
Head
Product BDepartement
Head
PurchasingDeparteme
nt Head
Unit Head
Secretaries
Tabel 3.2
Data produksi Kasur Busa Low Standar Ukuran 200 x 180 x 100
Juli 2011
( Perunit )
Ukuran
Kualitas
DM Q630 Q640
200 x 70 5 - -
200 x 70 14 - -
200 x 75 9 12 12
200 x 80 2717 185 -
200 x 90 - - 42
200 x 115 268 - -
200 x 120 52 - -
200 x 140 - - -
200 x 145 4 1 -
200 x 150 5 - 2
200 x 160 14 - -
Sumber : PT. Artha Utama Plasindo
39
Tabel 3.3
Data produksi Kasur Busa Low Standar Ukuran 200 x 180 x 100
Juli 2011
( Perunit )
Ukuran
Kualitas
DM Q630 Q640
200 x 70 3 - -
200 x 70 9 - -
200 x 75 9 12 6
200 x 80 2372 12 -
200 x 90 - - 42
200 x 115 268 - 26
200 x 120 200 - -
200 x 140 26 - -
200 x 145 4 1 -
200 x 150 7 - 2
200 x 160 2 - -
Sumber : PT. Artha Utama Plasindo
C. Proses Produksi
PT. Artha Utama Plasindo bergerak dalam bidang kebutuhan rumah tangga.
Sejak dilakukannya akusisi sampai saat ini PT. Artha Utama Plasindo telah
menambah berbagai macam produk yang dihasilkan. Jenis produk tersebut antara lain
40
kasur busa. Dalam proses produksi yang dilakuka PT. Atha Utama Mulia Plasindo
melalui beberapa tahapan antara lain tahapan persiapan pengolahan busa,tahap
pemotongan busa,tahap penjahitan dan tahap penyempurnaan. Adapun proses
produksi untuk membuat kasur busa dengan kualitas low standar adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan Pengolahan Busa
Proses persiapan pengolahan busa ini adalah menyiapkan bahan baku yang
akan diolah diantaranya Poliycol,Toloenot,Serfetan Agant, A Mine, Staonus
Oetote,Ment Clord dan Amgar. Semua bahan di campur sedikit-sedikit lalu di olah
melalui bantuan mesindengan wamtu +_ 30 menit. Ukuran dan kualitas yang akan
dibuat sesuai dengan order produksi.
2. Tahap Pemotongan
Setelah selesai diolah,busa dikirim kebagian potong untuk dilakukan
pemotongan sesuai order produks
3. Tahap Penjahitan.
Kain yang sudah dijahit mengikuti standar penjahitan sesuai dengan ukuran
busa dan jenis kain yang diinginkan seuai dengan order produksi.
41
4. Tahap Penyempurnaan.
a. Persiapan.
`Pada tahap persiapan ini dilakukan pemeriksaan setiap kain yang datang
dari bagian jahit sebelum penyarungan. Kemudian disiapkan stiker sesuai
dengan ukuran dan kualitas busa.
b. Tahap Penyarungan.
Setelah busa dipotong-potong lalu diinginkan beberapa saat agar tidak
lengket dan mengkerut setelah itu dilakukan penyarungan.
c. Tahap Pengemasan.
Busa yang sudah disarung diberi stiker dan label ukuran,kemudian
dilakukan pengepakan agar kasur busa sesuai dengan ukuran dan
kualitas,serta melakukan pemeriksaan terhadap mutu dan kualitas produk
yang dihasilkan. Setelah itu kasur ditransfer kebagian gudang untuk
mempermudah pengiriman.
D. Analisa Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan PT. Artha Utama Plasindo adalah sebagai berikut :
1). Poliyol
42
2). Toloenet
3). Surfetan Agent
4). A Mine
5). Staonus Octote
6). Menth Clord
7). Amgar
8). Kain Quilting Q.630
9). Kain Quilting Q.640
10). Kain Kembang
E. Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar
Biaya Bahan Baku Standar terdiri dari :
a. Masukan fisik (Quantity) yang diperlkan untuk memproduksisejmlah keluaran
fisik tertentu yang disebut kuantitas standar. Penentuan kuantitas standar bahan
baku dimulai dari persiapan spesifikasi produk,baik ukuran, bentuk,warna maupn
mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu order produksi yang berisi
spesifikasi dan jumlah tiap – tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi
prodk selesai. Kuantitas bahan baku ini ditentukan dengan menggunakan analisis
43
catatan masa lalu dalam bentk menghitung rata – rata pemakaian bahan baku
produk yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b. Harga persatuan masukan fisik yang disebut harga standar .
Penentuan harga standar dimulai dari daftar pemasok,catalog dan juga informasi
lain yang berhubngan dengan kemungkinan adanya perubahan – perubahan harga
di masa mendatang.
F. Penerapan Analisis Selisih untk Efesiensi Pemakaian Bahan Baku
Berikt ini akan diuraikan beberapa hal mengenai penerapan analisis selisih untuk
efesiensi pemakaian bahan baku:
1. Efesiensi biaya dapat dikur dengan menetapkan perbandingan antara biaya yang
sebenarnya dengan analisis selisih
2. Selisih antara biaya sebenarnya dengan biaya standar dapat di analisis dari
penyimpangan kuantitas dan harga yang timbl pada bahan baku.
3. Berdasarkan analisis penyimpangan tersebut manajemen dapat mengambil
tindakan untuk menekan biaya yang terlau tinggi sesuai standar yang di
tetapkan.
44
Berikut ini di sajikan uraian penerapan analisi selisih untuk efesiensi pemakaian
bahan baku pada PT. Artha Mulia Plasindo dengan produk kasur bsa low standar
dengan ukuran 200 x 180 x100. Sedangkan periode yang di ambil maret 2011.
45
Tabel 3.4
Laporan Pembelian Bahan Baku Aktual
Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100
Maret 2011
(dalam Rp.000,)
KODE BAHAN BAKU
KUANTITAS HARGA JUMLAH
281P POLIYOL
7.043 38 267.634
325T TOLOENET 5.574 29 161.646
827SI SURFERTAN AGANT
19 11 209
265A A MINE 19 18 342
118S SATONUS OCTOATE
27 29 783
114M MENTH CLORD
1.604 3 4.812
A53 AMGAR 2 67 134
Q18 KAIN Q.630 174 18 3.132
Q16 KAIN Q.640 451 21 9.471
DM KAIN KEMBANG
5.217 12 62.604
TOTAL 510.767
Dari table diatas dapat diketahui bahwa bahan baku standar ini yang
ditetapkan untuk bahan baku berdasarkan harga yang berlaku pada bulan maret
2011,biaya untuk 1 unit kasur busa low standar ukuran 200 x180 x 100 adalah Rp.
510. 767,00.
46
Tabel 3.4
Laporan Pembelian Bahan Baku
Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100
Maret 2011
(dalam Rp.000,)
KODE BAHAN BAKU KUANTITAS HARGA SELISIH JUMLAH
ST AKT281P
POLIYOL7.043 38 28 1 7.043
325T TOLOENET 5.574 30 29 1 5.574
827SI SURFERTAN AGANT
19 13 11 2 19
265A A MINE 19 19 18 1 19
118S SATONUS OCTOATE
27 32 29 3 81
114M MENTH CLORD 1.604 3 3 0 0
A53 AMGAR 2 67 67 0 0
Q18 KAIN Q.630 174 20 18 2 348
Q16 KAIN Q.640 451 18 21 (3) (1.353)
DM KAIN KEMBANG 5.217 10 12 (2) (10.437)
TOTAL 1.316
Sumber : PT. Artha Mulia Plasindo
Atas standar yang telah ditetapkan diatas,perusahaanmenggunakan alat
yaitu analisisselisih dlam pemakaian bahan baku terdapat selisih yaitu harga
Rp.1316 yang berartiharga sebenarnya-(517678)lebih rendah dibandingkan harga
standar (510767):
47
Tabel 3.4
Laporan kuantitas Bahan Baku
4Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100
Maret 2011
(dalam Rp.000,)
KODE BAHAN BAKU
HARGA SELISIH JUMLAHST AKT
281P POLIYOL
38 7.043 38 494
325T TOLOENET 30 5.574 29 (493)
827SI SURFERTAN AGANT
13 19 11 11
265A A MINE 19 19 18 54
118S SATONUS OCTOATE
32 27 29 (145)
114M MENTH CLORD
3 1.604 3 (87)
A53 AMGAR 67 2 67 134
Q18 KAIN Q.630 20 174 18 (198)
Q16 KAIN Q.640 18 451 21 (273)
DM KAIN KEMBANG
10 5.217 12 (192)
Total(376)
Sumber : PT. Artha Mulia Plasindo
Secara keselruhan kuantitas sebenarnya diatas standar dimana terdapat
selisih sebesar 375,untuk itu bahan baku ini terdapat efesiensi penggunaan bahan
baku.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Peranan Analisis Selisih Dalam Efesiensi
Pemakaian Bahan Baku Pada PT.Artha Mulia Plasindo di kabupaten bekasi serta
perhitungan analisisnya,maka kesimpulan yang dapat di kemukakan adalah sebagai
berikut :
1. Analisis selisih sudah di terapakan oleh perusahaan dalam menjaga proses
produksi yang berdasarkan bahan baku yang kualitas dan kuantitasnya ketika
dalam keadaan relatif stabil.
2. Dilakukannya analisis selisih ini terkadang manajemen tidak mengetahui sebabnya
yaitu perubahan harga bahan yang dibeli.
3. Adanya selisih akan menjadi tanggung jawab manajer pembelian dan
membebankan selisih kuantitas menjadi tanggung jawab fungsi produksi.
4. Dalam pemakaian bahan baku harus diperhitungkan cadanganuntuk bahan
tersisa,kerusakan,kebocoran,penyusutan dan penguapan yang ada dalam batas-
batas wajar.
B. Saran
1. Perusahaan perlu menerapkan kebijakan mengenai batasan analisis varian serta
tindaklanjut yang diperlukan. Misalnya bila penyimpangan 57 % dapat dianggap
wajar, penyimpangan 5 % - 10 % perlu di musyawarahkan. Antara bagian
49
pembelian bagian produksi yang mengenai bahan baku dan penyimpangan diatas
10 % maka perl adanya peninjauan kembali.
2. Dalam perubahan penyusunan analisis varian dapat dilakukan paling sedikit tiga
kali, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan evaluasi terhadap penyimpangan
yang terjadi untk segera mungkin diambil langkah perbaikan pada periode tersebut
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek).
Jakarta : Mekar Cipta.
Kartandinata, Abas. 2010. Akuntansi dan Analisis Biaya : suatu pendekatan
terhadap tingkah laku biaya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kusnadi, HMA. 2010. Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Malang:Universitas
Brawijaya.
Kusnadi. 2010. Pengantar Akuntansi Keuangan I (prinsip, prosedur, dan
metode). Malang : Universitas Brawijaya Malang.
Mulyadi. 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Noreen, Garrison. 2001. Akuntansi Manajerial. Buku Kedua. Edisi
Terjemahan, A. Totok Budisantoso. Jakarta : Salemba Empat.
Shim, Jack. Dan Siegel. Joel G. 2001. Budgeting, (alih bahasa Juliaus Mulyadi
dan Neneng Natalia). Jakarta : Erlangga.
Sunarto .2003. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit Amus.
51
Supriyono, R.A. 2011. Akuntansi Biaya (perencanaan dan pengendalian
biaya serta pengambilan keputusan ). Cetakan keenam.
Yogyakarta : BPFE.
Supriyono, R.A.Dr. 2011. Akuntansi biaya (pengumpulan biaya dan
penentuan harga pokok). Yogyakarta : BPEE
Sutrisno. 2001. Akuntansi Biaya Untuk Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta :
Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.
Terry, George R. 2007. Guide To Management,(alih bahasa Jay Smith).
Cetakan pertama. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
52
top related