sis 31 · 2017-11-28 · yang yang memiliki kuallf1kasi pendidikan minir.ial 01, hanya sebesar 4,46...
Post on 20-Jan-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
NV1V13S V~3J.VINnS IC vrH3>tVeVN3J.NVdVH3AN3d
IHnHV9N3dW31N eNVA HOl>tV:l-HO.L>tV:f
SIS 31
e.<•~!Mf'S s~!SJ•Atun euefJese~sed w~lo"d 1wouOlfi nwtt !PftlS WeJ60Jd
•P•d (1s·w> •u1•s Jet•!&•w
Jefa!) qa,oJadw•w >1niun 1e.11r.<s nies q11es 1e6eqes
tZ01'00Z900.l. ·w1N IOHVd NVHens
: 4a10
LOOl srusnov VAVrtMl~S SV11S~3/\INO
VNVrYVSY~SVd WVH~OHd
NVHVS3~N3d N\fW\fl\fH
ueie1as eJalewns !P efJa)i e6eua .1 uedeJaAUad !LlnJeBuadwaL"J BueA JOl)IBJ-Jop1e:1
IOH\td NVH8ns
BMS!SBLjBL"J )jnpu1 JOWON vZOv00G900L
!WOU0)13 nu:11
ewem ue1f B)i Buep!s B!SnUBl/IJ eAeo raqumg ueeueouaJad
·v·w's 'Aqwaa 6ueqwea·sJa £6v090G£~ .dlN G9£~680£ ~ .dlN
: UB)ILjBSaBual(IJ
!WOU0)13 nw11 !Pnls weJBOJd enla)i
8£0vv~H£~ ·d1N
(3). Ors. Fachrizal Bachri,M.Sc NIP. 131411409
Dr. Azwardi,M .Si NIP. 1325044P4
Dr. Siti Zainab Bakir
Drs.Bambang Bemby, S,M.A. NIP. 130891352
( ) Dr.Taufig Marwa,M.Si NIP. 132050493
TIM PENGUJI TESIS
(2).
(1 ).
Anggota
Sekretaris
Ketua
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM PASCASARJANA JI. Padang Selasa No. 524, Bukit Besar Palembang 30139 Tel :(0711)354222,352132 Fax:(0711)317202,320310
Email: ppsunsri@ppsunsri.ac.id Homepage: www.pps.unsri.ac.id
Dr. Bernadette Robiani, M.Sc NIP 131 844 038
Ketua Program Studi llmu Eko omi
Palembang, Agustus 2007
Telah memperbaiki tesis hasil ujian.
: Subhan Pardi
: 70062004024
: llmu Ekonomi
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN
NIM
Program Studi
Judul Tesis
Nam a
Menerangkan bahwa
Anggota Ors. Fachrizal Bachri,M.Sc. 5.
Anggota Dr. Azwardi,M.Si.
Dr. Siti Zainab Bakir 3. Anggota
2. Ors. Bambang Bemby S,M.A.
Ketua
Jabatan Pen uii
No. Nama Tanggal
Sekretaris
1. Or. Taufiq Marwa, M.Si.
4.
Yan bertanda tan an di bawah ini:
BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TESIS HASIL UJIAN MAHASISWA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benamya dan apab~a di kemudian hari ditemukan adanya bukti kelidakbenaran dalam pernyataan tersebut di alas, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.
2. Karya llmiah yang saya tutis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di Universitas Sriwijaya maupun di perguruan linggi lainnya.
1. Seluruh dale, informasi, interpretasi serta pernyalaan dalam pembahasan dan kesimpulan yang disa1ikan dalarn karya ilrruah ini, kecuali yang disebu\l<.an sumbernya. adatah merupakan has~ pengamatan, penelitian, pengolahan serta pemil<.iran saya dengan pengarahan dari para pembimbing
Menyalakan dengan ini sesun99uhnya bahwa
sucnan Pardi 70062004024 llmu Ekonomi Perencanaan Sumber Daya Manusia
Nama Nomor lnduk Mahasiswa Program Studi Bidang Kajian Utama
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
PERNYATAAN
;
v
Key words : Labor force, educational attainment. wage, Regional Gross Domestic Products. labor absorption, path analysis
This study was aimed at analyzing the influences of labor force. educational attaintment, wage, and regional gross domestic products on the labor absorption in South Sumatera. Data used m this study were the secondary data obtained from Bureau of Statistics o" South Sumatera. The data were time series data in a period of ten years (1996-2005). The data were analyzed using path analysis.
ihe result of this study indicated that the variable of labor force indirectly Influenced as much as 0.176 and the variable of educational attainment indirectly influenced as much as -0,354 on the labor abeorptron. The variables of wage and Regional Gross Domestic Products of South sumstera did not sigmficantty influence on the labor absorption in South Sumatera.
ABSTRACT
vi
Kata kunci : angkatan kerja, tingkat pendidikan, uosn. PDRB. penyerapan tenaga l(erja, analil>is jalur
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh angkatan kerJa lingkat pendidikan. upah dan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Selatan. Data yang digunakan adalah data sekunder bersumber dari data pubhkasi Badan Pusat Statistik (BPS). Data dalam bentuk runtut waktu selama 10 tahun antara tanu-i 1996-2005. Alat anahsis yang digunakan adalah ana~sis jalur (path analysis)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel angkatan kerja berpengaruh tidak langsung sebesar 0, 176 dan tingkat peodidikan berpengaruh tidak langsung sebesar -0,354 terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel Upah dan PORO tidak signifikan rnernpenqaruhi penyerapan tenaga kerja di Sumatera Selatan.
ABSTRAKSI
VII
Tesis iru menganahsis penyerapan tenaga keria di Sumatera Selalan
dari sisi pengaruh langsung dan bdak langsung faktor-faktor angkatan kerja,
tingkat pendidikan. upah, dan PDRB. Penutisan tesis ini merupakan syarat
untuk memperoleh gelar Magister Silins (M.S1 ) pada program studi llmu
El<onom1 Program Pasca Sarjana Universitss Snw1Jaya Palembang
Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasilnya bermanfaat bag1
pengembangan keilmuan khususnya perencanaan sumber daya manusia
dan dapat menjadi rnasukan bagi Pemenntah uatam mengambil kebijakan
tentang ketenagakerjaan.
KATA PENGANTAR
viii
5. Pihak Pusbindikla!ren Bappenas RI yang telah rnemberikan beasiswa kepada penulis untuk meraih gelar Magister Sains
Dengan menyadari kei<urangan dan keterbatasan diri pribadi, penuhs
banyak memmta dan mendapall<an banluan dalam penulisan tesis ini, baik
bantuan moral. material maupun spiritual. sehingga penulisan tests mi dapat diselesaikan.
Atas semua bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
semoga mendapat ganjaran dan imbalan dari Yang Maha Kuasa, dan
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tufusnya terutama kepada :
1. Bapak Dr.Tautiq Marwa.M.Si dan Bapak Drs.Bambang Bemby, S.M.A.
setaku dosen pembimbing, serta lbu Dr Hj. Siti Zainab Bakir, M Sc,
Bapak Dr.Azwardi,M.Si, can Bapak Ors. Faohrizal Bachri, M.Sc. setaku
dosen penguji yang telah banyak membantu, membimbing, memberi
saran, kritik dan motivasi serta meluangkan waktu kepeda penulls.
2. Bapak Ir. H. Eddy Santana Putra. MT. selak:u Walikota Palembang yang
teleh memberikan tugas belajar kepada penuhs untuk menempuh
pend1dikan di Program Studi llmu Ekcnomi Program Pascasaqana
Universitas Sriwijaya.
3. lbu Dr. Bernadette Robiani, M.Si. setaku Ketua Program Stud1 llmu
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Snwijaya yang telah
memberikan kepercayaan dan motivasi kepada penulis.
4. Bapak dan lbu para dosen pengaiar pada Program Studi llmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Snwijaya yang talah mengajarkan
ihnu-ilrnu ekonomi sehingga penulis memperoleh tambahan ilmu dan wawasan.
UCAPAN TERIMA KASIH
IX
Subhan Pardi
Juli 2007 Palembang,
6. Orang-orang tercinta yang senantiasa mendoakan penulis, terutama istri
dan anak-anakku yang reta "kehilangan waktu" serta selalu menberikan
dukungan agar tesis ini d3P<1t diselesaikan tcpat waktu.
7. Rel<an-rekan mahasiswa kelas PSIE Bappenas angkatan pertama, Abu,
Adi, Alex, Brigmand, Dian, Endang, Hendry, Refli, Rosa, Syafarul, dan
Triyono serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang berperan serta dalam penulisan tesis ini maupun proses
perkuliahan keseluruhan.
x
24 ................ 25
2.1.2. Teori Perturtlbuhan Ekonorr 1 dan Kesempatan Kerja . 13
2.1.3. Elastisitas Penyerapan Tenaqa Kerja 16 2.1.4. TeoriUpah 18
2.2. Penelitian Sebelumnya .. .. 22 2 3 Kerangka Pikir . .. .. .. . . .. . .. . . . . . . . . .. .. 2.4 Hipotesa . .. .. . . .. . . . ..
21.1. Teon Permintaan Tenaga Kerja
9 9 9
.. . . .. . . . . BAB II TINJAUAN PUST AKA ...
2.1. Landasan Teori ..... ..
1.4. Manfaat Penefitian .
1.2. Rumusan Masalah .. 1.3. Tujuan Penelitian
1
1 8 8
8
1.1. latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN .
HAL.AMAN JUOUL . HALAMAN PENGESAHAN . .. . . . . .. .. . . .. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ui PERNYATAAN . . . . . . .. . . . . . IV
ABSTRACT v ABSTRAK . . . vi KATA PENGANTAR . . .. vii UCAPAN TERIMA KASIH . . . . . . . . vm DAFTAR ISi . . . x DAFTAR TABEL _. .. .. xii DAFT AR GAMBAR . . .. .. .. .. .. . .. . .. - . . . . .. xiii DAFTAR GRAFlK . . . . .. xiv
Ha la man
DAFTAR ISi
XI
3.4. Uefinisi Operasional Vanabel . .. . . . . . . . .. . .. . . . . .. . 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
4.1 Garnbaran umum variabel penelitian .. .. .. .. . . . . 31
4.1.1. Penyerapan Tenaga Kerja di Sumatera Selatan 32
4.1.2. Produk Domestik Bruto (PDRB) .. 33
4.1.3. Rata-rata Upah menurut Tingkat Pendidikan .. . .. .. . 34
4.1.4. Angkatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . .. .. . 35
4.2. HasR Pengujian Model 36
4.2 .1. Uji Kasualitas : Regres1on Weight . .. .• . . 39
4.2 2. Evaluasi atas Multlcollinerity dan Singularity ... . . .. . . 41
4.2.3. AGFl-Adjusted Goodness-of-Fit Index . .... . . ... . . 42
4.3 Analisa Atas Pengaruh Lanqsunq, Pengaruh Tak Langsung,
dan Pengaruh Total . . . 43
4 3.1. Angkatan Kerja dan Tingkat Per.dldlkan terhadap
Upah .. 43
4 3.2. Angkatan Kerja, Tingkat Pendidikan, Upah, dan PDRB
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja .. . . . . .. . .. .. .. .. 44
4.4. lmplikasi Kebijakan 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. . . . . .. . . . . . 48
5.1. Kesimpulan .. . .. .. . . . .. .. 48
5.2. Saran .. .. .. . . . .. . . .. .. 48 DAFT AR PUSTAKA . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 50
LAMPI RAN
'
26 27
3.3. Metode Analisis . . . . . . . . . . ....
3.3.1. Analisa Jalur (Path Analysis)
... . 26 . .. . . .. 26
... . .. 26 BAB Ill METOL>OLOGI PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
3.2. Sumber Data .
Tabel 12 Hasil Perhitungan Pengaruh Angkatan Kerja, Tingkat Pendidikan, Upah, dan PDRB terhadap Penyerapan Tenaga Kerja . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 44
Tabet 11 Hasil Perhi1ungan Pengaruh Angkatan Kerja dan Tingkat Pendidikan terhadap Upah ... .. .. . . .. .. . . ... .. .. .. .. ... .. ... 43
. 40 Tabel 10 Estimasi Parame1er .. .... . . . . . .....
38 Perhitungan Uji Kesesuaian Model ... Tabel9
Tabet 8 Rata-rata pertumbuhan Angkatan Kena dan Bekerja di Sumatera Selatan tahun 1996-2005 . .. .. . .. . 36
Tabel 7 Rata rata upah yang dilerima oleh pekerja di Sumatera Se Iatan Berdasarkan lama pendidikan tahun 1996-2005 . .. 35
34 PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2002-2005 (iuta Rp) .
Tabel6
Tabel 5 Penduduk dan Tenaga Keqa di Suma!era Se!atan Tahun 2001-2005 . . 31
Tabel 4 Upah Minimum Sektoral Provmsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2005 (Rp.JBulan) . .. . 7
Tabel 3 Jumlah P-ngkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terouka di Provinsi Sumatcra Selatan Tahun 2003-2005 5
Tabel 2 Penyerapan Tenaga Kerja per sektor d1 Provinsi Sumatera Se Iatan Tahun 2003-2005 .. .. .. . . . .. 4
Tabel 1 Distritxrsi psrsentase PDRB Provmsi Sumatera Selatan atas dasar harga konstan 2000 rnenurut lapangan usaha Tahun 2003-2005 . .. .. . . . .. . . 3
Halaman
DAFTAR TABEL
12
19
21
25
28 28
29 37
Halaman
Xll)
Gambar 7. Analisa Struktur Lengkap .
Gambar 8. Hasil Perhitungan dengan Pr~gram AMOS .
Gambar 5. Analisa Sub Struk.tur I .
Gambar 6. Analisa Sub Struktur II . . . . . . . .
Gambar 1. Upah dan Pengaruhnya pada Tenaga Kerja .
Gambar 2. Perbedaan Elastisitas Sepanjang Kurva Permintaan .
Gambar 3. Upah Riil dan Permintaan Tenaga Kerja .
Gambar 4. Kerangka Pikir . . .
OAFTAR GAMBAR
XIV
Penyerapan Tenaga Kerja berclasarkan tingkat pendidikan d1 Sumatera Selatan . .. . . .. . . . .. .. 33
Halaman
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
Data Sakernas Sumatera Selatan 2005 menunjukkan bahwa
mayoritas lapangan kerja d1 Sumatera Selatan masih berorientasi pada
pekerja-pekerj~ bsrpendidlkan relatif rendah Propers! penduduk usia 15
tahon ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 58,65 persen
Pendidikan meruoakan faklor penentu kualitas tenaga kerja. hal ini
terjadi karena tingkat pendidikan tenaga kP.rja bisa digunakan sebagai salah
satu pengukur kemampuan dan keahlian mereka dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi.
1.1 . Latar Belakang
Menurul Todaro (2000;116), secsra tradisional pertumbuhan
penduduk den pertumbuhan angkatan kerja d1anggap sebagai salah satu
faktor positif yang rnemacu pertumbuhan ekonomt Jumlah tenaga k.erja yang
lebih besar akan menambah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan
yang leb1h besar akan memperbesar ukuran pasar domestiKnya Jika
pembangunan berorientasi pada pertumbuhan el<onomi yang cepat dan
menggunakan modalfinvestasi dan teknologi yang tinggi maka penggunaan
tenaga kerja akan relatif berKurang dan d1gantikan oleh mesin, sehingga
tenaga ke~a dengan kemampuan dan kualitas tertentu dituntut dapat
memenuhi kebutuhan dalam proses prOduksi.
BABI
PENDAHULUAN
{1.781.887 jiwa } penduduk usia kerja, Sebaliknya porsi penduduk bekerja
yang yang memiliki kuallf1kasi pendidikan minir.ial 01, hanya sebesar 4,46
persen dari seluruh angkatan kerja yang bernasf diserap oleh lapanqan kerja
di Sumatera Selatan.
Dciri sudut pandang ekonomi makro, perluasan kesempatan kerJa
dapat terjadi melalui pertumbuhan ekonomi Boediono (t999:1i
mcngemukakan, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per
kapita secara konstan dalam jangka panjang. Peningkalan output merupakan
akibat dari peningkatan akliv11as produksi secara keseluruhan, Peningkatan
aklivitas produl<si rnerupakan bagian dan sisi penawaran. Per1uasan
kesempatan kerja akan terjadi bila sisi permintaan JUga mengalami
peningkatan. Dengan kata lain, kesempatan kerja akan tarclpta bila terjadi
peningkatan pada sisi permintaan dan penawaran agregat.
Untuk memperluas kapasitas produksi, salah satu input yang
dibutuhkan adalah tenaga kerja. Peningkatan kapasitas produksi akan
mendorong peningkatan penggunaan tenaga kerja dan peningkatan
penggunaan tenaga kerja secara konstan inilah yang menimbulkan perluasan
kesempatan kerja bagi masyarakat .
2
2 d1bawah mi.
menyerap tenaga kerja yang ada di daerah ini, hal 01i dapat dillhat pada tabel
ada di Sumalera Selatan, maka sektor pertanlan tetap menjadi andalan untuk
daerah agraris dengan keanel<aragaman lahan don komod1ti pertanian yang
lebih dari total angkatan kerja di Indonesia (Manning 1995; 59). Sebaga1
Sektor pertanian masih memperkerjakan sekitar setengah atau bahkan
can sektor industri pengol;ihan pada urulan ket19a.
Sumatera Selatan. sementara sextor pertarnan berada pada urutan kedua
peng~alian mempunyai konstribusi tertlesar dalam strulctur perekonomian
Tabel 1 di atas dapat kita lihat bahwa sektor pertambangan dan
:..a an an Usaha 20of· 1 20U4 2005 01. Pertaruan 19,28 1·9;.sif" 19.76 02. Pertamba19an dal°l Penggahan 29,22 28,04 26,86 03. lndustri Pengolahan 17,55 17,76 17,74 04. LJstrik, Gas cia11 Air BerSJh 0,45 0,46 0.47 05 Bangvnan 6,78 7,04 7,22 06 Pe<dagangan, Hoteldar RestOf"sn 1 12,42 12,61 t2.95 07 Pengangkutan can Korrornkltl>i 3,56 3,80 4,04 08 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,57 ~.66 2, 75 L0~9:....:::Ja~sa:=...;;k~e~m~as==a~ra~k~a~=:..:."~~~~~~~~~_,_--'-7~,1~5__,'--7'-=08;........_~7~~~ Sumber : BPS Sumsel (Sumsel Dalam Angka 2005/2006)
Tabel 1. Oistribusi persentase PDRB Provmsi Sumatera Selatan atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha (dengan migas) tahun 2003-2005
pengangguran ternuka dan tingkat pengangguran yang cukup tingg1.
Provinsi Sumatera Setalan men pal<.ari satan satu daer ah dengan jumlah
diikuti dengan penurunan jumlah pengganggur dan tingkat pengangguran.
Peningkatan laju per tumbuhan ekonomi di Sumatera Setatan tidak
kerja baru.
akan berkembang. Pertumbuhan dunia usaha akan menciptakan lapangan
permintaan barang dan jasa, menyebabkan secara makro usaha ekonomi
daya beli masyarakat Adanyo peningkatan pendapatan akan meningkatan
pembangunan, karena perbaikan upah berarti perunqkatan pendapatan dan
tingkat upah Perbaikan tingkat upah sangat penting untuk mendorong
pertambangan dan penggalian masih sangat kecil {kurang dari 1 %).
Permintaan tenaga kerja selain dipengaruh1 jumlah produksi juga oleh
60 %) me.skipun cenderung semekm menurun, sedangkan sektor
pada sektor pertanian masih sangat domlnan d1 Sumatera Selatan (lebih dari
Data pada Tabel 2 rnemperhhalkan uahwa penyerapan tenaga kerja
2003 2004 W05 ·--·· 63,91 66,02 65,83 0,71 0,84 0.73 4,60 3,70 3.0'1
! 0,09 I 0, 18 0.53 4,07 ( 3,31 2.98
: 12,60 . 14, 18 15.38
Lapangan Usaha 01. Pertaniari'' 02. Pertamt>ar1gan dan Penggalian 03. ln:lusln Pengolahan 04. Listnk, Gas nan A:r Bers1h 05 BangunAA 00. Perdagangan, Hotel dan Restoran 07 Penga1l9klJlan nan Komunil<.asi 4,06 4, 72 . 3,85 08. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusc;haan 0.43 0.54 0,54 09. Jasa kemas arakatan 7 ,29 6, 70 8 14
Sumber : BPS Sumsel (Sumsel Dalam Angka 2003, 2004 dan 200512006)
Tabel 2. Penyerapan tenaga kerja per sektor di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2003 - 2005
4
berkembang. Sebaglan kelompok ekonomi melihat upah minimum akan
bagi para ekonom baik dalam aphkasinya d1 negara maju maupun
Masalah kebijakan upan minimum sering mengundang perdebatan
(Elfindri, 2004;107).
mengurangi ksbutuhen tem1ga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa
ditcrapkannya upah minimum oleh pemerintah. Kedua, ditemukannya
teknologi yang dapat menghemat pemakaian tenaga keija sehingga dapat
pertama semakin besamya pengeluaran untuk tenaga kerja sebagai aktbal
Ada dua faktor yang memicu perubahan permintaan tenaga kerja,
kemudian berpendidikan SD 122.822 orang (30.10 %) dan berpendidikan
SMTP sebanyak 77.467 orang (18,99 %) Untuk angkatan kerja yang
berpendidilran tlnggi sebanyak 21. 713 orang (19,81 %).
menamatkan pendidikan mgkat SMTA adalah 154.991 orang (37.99 %),
bi/a dilihat dari tingkat pendidikan sebagian besar adalah rnereka yang telah
Dengan jumlah penganggur pada tahun 2006 sebanyak 408.010 orang,
Sumber : - BPS Sumsel, 2006 (Sumsel Oatam Angka 200512006)
-····· ·-· Tahun
·Penduduk Penganggur Jumtah Tingkat Yana Bekeria Angkatan Keria Penganaauran
2003 2.842.963 303.549 3.146 512 9,65 2004 --3.091.740 282.255 ~.373.995 8,37 2005 3.021.021 297.847 3 318.868 8,97 2006 2.964: 160 . 408.010 3 372.170 I 12,10
Tabel 3. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provmsi Sumatera Selatan Tahur. 2003 - 2006
5
menghambat penciptaan lapangan kP.rja dan menambah persoa an
pemulihan ekonomi. Sementara kelompok lain dengan bukti empiris
menunjukkan penerapan upah minirr.um t1dak selalu identik dengan
pengurangan kesempatan kerja bahkan akan mampu mendorong proses
pemulihan ekonomi (Sumarsono, 2003; 132)
Laporan penelitian SMERU (2001), dengan menggunakan data
Sakemas, menyimpulkan bahwa kenaikan upan rnlnrnum berclampak negatif
terhadap penyerapan tenaga kerja d1 sextor formal perkotaan, dengan
perkecualian bagi pekerja keran putlh. Secara total. elastisitas penyerapan
tenaga kerja terhadap upah minimum adalah -0.112 dan nyata secara
statistik. Angka 1ni menunjukkan bahwa untuk setiap sepuluh persen
kenaikan tingkat upah minimum rhl terdapat lebih dari satu persen
pengurangan penyerapan tenaga kerja total. Im dengan asumsi bahwa faktor
faktor lain yang mempengaruhi pcnyerapan tenaga kerja, misalnya
pertumbuhan ekonomi dan jumlah angkatan kerja, tidak berubah.
Dampak negatif dari upah minimum sangcit d1rasakan oleh kelompok
yang mempunyai kerentanan tinggi terhadap perubahan dalam Kondisi pasar
tenaga kerja, seperti pekerja perempuan. pekeqa muda usia, dan pekerja
berpendidi~n rendah. Perlu diingat bahwa mereka im merupakan mayoritas
dari pekerja di Indonesia. ball< di sektor formal maupun sektor informal. Bagi
pekerja perempuan dan muda usia. elastisitas penyerapan tenaga kerfa
terhadap upah minimum lebih besar dari --0,3. lmplikasinya adalah bahwa
6
upah minimum sektor pertanian pada tahun 2003 dan 2004 rnaelh berada
Data dalam Tabel 4 di alas menunjukkan bahwa pada tahun 2003
Sumber : BPS Sumsel (Sumsel Dalam Angka 2003, 2004 dan 2005/2006)
01 Pertanian 02 Pert.ambangan dan Pengga:1an 03. tnousm Pengolahan 04. L1strik, Gas dan Air Bers1h 05. Bangunan 06. Perdagangan, Hotel dan Restoran 07. Pengangkutan can Krnrunika;i OS. Keuangan, Pcrsewaan dan Jasa Perusahaan 09. Jasa keina arakatan
2003 ... .. 200>1 2005 508 500 5J8 500 545 000 577.250 577 250 617.700 505 000 535 CiOO 5&4 00:) 520.000 520000 560.300 570 500 570500 613.300 565 SJO 520.000 600 000 520 OJO i 52C.OOO ; 550.000 572 OJO 572.000 1622.LOO 500.00C 000.000 559.950
Selctor
Rp.580.295 lebih tinggi dari upah minimum regional.
Tabel 4. Upah Minimum Sektoral Provinsi Sumatera selatan Tahun 2003 - 2005 (Rp.JBulan)
Rp.460.000 perbulan. Upah minimum sektoral rata-rata tahun 2005
melindungl hak-hak pekerja. Pada tahun 2005. upah minimum di Sumatera
Selatan Rp.503.700 per bulan, sementara pade tahun 2004 hanya mencapai
Sumatera Selatan terus mengalam1 peningkatan, hal ini dilakukan untuk
Upah minimum yang ditetapkan Departemen Tenaga Kerja di
persen.
oan tiga persen, Sementara itu, etastrsitas penyerapan tenaga kerja bagi
mereka yang berpendidikan rendah juga relatif cukup besar dengan angka -
0,2. Artinya, untuk setiap sepuluh persen pen1ngkatan upah minimum maka
penyerapan tenaga kerja berpendidikan rendah akan turun sekitar dua
penurunan penyerapan tenaga kerja perernpuan dan muda usia dengan lebih
setiap sepuluh persen kenalkan upah minimum riil akan mengakibatkan
7
diatas upah minimum seklor industn pengolahan dan sektor jasa
kernasyarakatan, sosial dan perorangan. Sedangkan pada tahun 2005
menjadi paling rendah diantara sernbrlan sektor perekonomian. Upah
minimum seklor pertambangan dan penggallan d1 Sumatera Selatan tanun
2003 - 2005 seJalu paling tinggi dioanding sektor-sektor lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rraka masalah utama dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh angkatan kerja, tingkat pend1dikan,
upah dan PDRB lerhadap terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera
Selatan.
1.3. Tujuan Penelitian
Menganalisis peogaruh angkatan kerja, tingkat pendidikan, upah
dan PDRS terhadap penyerapan tenaga kerja d1 Sumatera Seiatan
1.4. Manfaat fl'enellti:m
1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pemerintah propinsr Sumatera Selatan mengenai
keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan pengamtJilan keputusan untuk
menyusun kebijakan dib1dang kelenagakerjaan.
2. Sebagai bahan inforrnasi dan perbandlngan untuk penelit1an
yang akan datang.
8
dirnana q didefinisikan seb39ai output perusahaan. Fungsi produksl ini
menggambarkan berapa banyak produksi yang dihasilkan denqan komblnesi
tenaga kerja dan modal.
q = f(L,K)
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Permin1aan tenaga kerja
Permintaan akan tenaga kerja merupakan turunan (derived demand)
yang mengikuti gerok dari pada permintaan konsumen akan 1ingkat produksi
dimana tenaga kerja terlibat dalam proses produksmya (Ehrenberg,
2000;62). Berkaitan dengan hal tersebut, Mc Connell (1999 ; 151)
mengatakan pennintaan terhadap tenaga keqa dipengaruhi antara lain oien
besarnya 1enaga ke~a. produktivltas jumlah tenaga kerja dan harga input lain.
Menurut Borjas (2000 ; 104) !eon permintaan tenaga kerja dapat
dipelajari melalui fungsi produl<si dari suatu perusahaan, Fungsi produksr
menggambarkan jumlah teknologi yang drgunakan oleh perusahaan untuk
menjalankan produks1nya Misakan , perusahaan mempergunakan dua input
untuk proses produksinya yaitu. banyaknya lenaga kerja (Li dan modal (K).
K didefmrsikan sebagai 1umlah tanah, mesio-mesin dan input fisik lamnya.
Dapa1 dituliskan sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
positif. Jadi penambahan input akan meningkatJ<an output.
Diasumsikan bahwa marginal product dari tenaga kerja dan modal adalah
MPL" ..9!1._ l!i.K
dari tambahan 1 unit modal,dimana input tciin dianggap konstan maka
Marginal product dari kapital dapat didefinisif<an sebagai perubanan output
MPL = !!.q Al
kerja dimana input lain konstan Atau dapat diluliskan sebaqai berikut
didefinisikan sebagai perubahan output sebaga1 hasil dari tambahan tenaga
produksi perusallaan adalah marg;nal product of labor (MPL) yang
Selanjutnya hal yang terpenting yang berhubungan dengan fungs1
demand ( Simanjunlak ; 2001,89).
diproduksinya. Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived
tergantung dari pertambahan permir.taan rnasyarakat terhadap barang yang
kata lain, pertambahan perrmotaan pengu!l;ah;i terhadap tenaga kerja
memproduksikan barang dan jasa untuk dijuat kepada konsumen Oengan
pengusaha mempekerjakan scseoranq karena seseorang itu membantu
karena barang itu memberikan utility l<epada pembcli Akan tetapi
pennintaan konsumen ternadao /:Jarang dan jasa. Orang membeli barang
Permintaan pengusalla atas tenaga kef)a berlainan dengan
10
Besarnya permimaan tenaga kerJa dapat ditun1ukl<an olli!h jumlah
orang yang bekerja pada suatu saat Dengan demikian, jumlah orang yang
bekerja merupakan kesempatan kena Kesempatan kerja berubah dari waktu
ke waktu, namun sesungguhnya penyebab perubahannya bukan karena
waktu saja. Perubahan yang nampak pada situasi ekonomi membawa
dampak pada kesempatan kerja. Hal ini 1uga merupakan konsekuensr logis
dari konsep permintaan sebagai permintaan turunan, permintaan tidak asli
atau permmtaan tidak lang$Un9. Dengan kata lain kesempatan kerja peka
terhadap perubahan ekonomi.
Adanya tambahan permintaan tenaga kerja berarti adanya perfuasan
dalam proses produksi barang dan jasa (oU1put). Tujuan utama dari teon
permintaan tenaga kerja pada intmva adalah untuk menentukan seberapa
banyak tenaga kerja yang akan dipekerjakan dalam suatu kegiatan produksi.
Besamya persediaan !enaga keJja dalam suatu pasar kerja adalah
jumlah individu yang menawarkan jasa untuk proses produks]. Sebagian dan
tenaga kerjii tersebut telah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan barang
dan jasa (employed persons), sebagian lagi termasuk dalam golongan
bekerja sambil mencari kerja (unemployment job serach). Proses terjadinya
hubungan kerja melalul penawaran dan permintaan tenaqa keria ini
dinamakan pasar keria. Besarnya jumlah mdlvrdu yang bekerja (employment)
dipengaruhi oleh faktor kekuatan penawaran dan permintaan. Selanjutnya
II
terjadi pada bngkat upah Wo dan jumlah tenaga ker1a Oa Kelika upah naik
Titik l(eseimbangan antara permmtaan dan penawaran tenaga kerj<:1
Gambar 1. uoan dan Pengaruhnya Pada Tenaga Kerja Sumber: McConncl, et at. 1999
Jumlah Tenaga keria Oo 0: 0
L------'-----
Do
I
r ' ---·-- --- ,----·-:---·- -, ,c : ~ •
So
w,
Tingkat Upah
cenderung akan sama dengan permlntaan.
!engkap mengenai pasar kerja seh1ngga penawaran atau penyediaan
juga mengasumsikan bahwa semua pihak mempunyai informasi yang
penawaran tenaga kerja akan bekurang dan permintaan meningkat. Teori ini
tingkat upah naik maka penawaran tenaga kerja akan meningkat den
permintaan berkurang; sebaliknya, apabna tingkat upah hmm maka
tenaga kerja akan berubah apabila terjadi perubahan tingkat upah. Apabila
Ekonomi neoklasik berasumsi bahwa penawaran dan permrntaan
15-16).
employment rate dipengaruhi oleh tingkat upah yang oertaku (Agus!1an. 2005:
!2
2.1.2. Pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
Pengertian pernmbuhan ekooomi sebaga1 suatu proses merupakan
gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berkembang atau
berubah darl waktu ke waldu, tekanannya adalah pada perubahan atau
perkembangan, sedangkan pengertian pertumbuhan ekcnorru pada sisi
output harus dilihat dari dua sisl yaitu output total (PDRB} dan jumlah
penduduk, karena output per kapita adaiah output total dibagi dengan jumlah
penduduk. Oengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonorm pada aspek
output per kapita adalah melihat apa yang terjadi dengan output total di satu
p1hak dan jurnlah penduduk di lain pihak. Perturnbuhan ekonomi rnerupakan
salah satu indikator yang penting untuk menqanatisis pembangunan ekonomi
suatu negara atau daerah. Datam jangka panianq, pertumbuhan ekonomi
pada titik WA, maka penawaran tenaga kerja rnerunqkat dan bergeser ke titik
02. Pada saat ini akan terjadi excess supply atau kelebihan penawaran
tenaga kerja (b-a) dan akan menyebabkan pengangguran. Apabila 1ingkat
uoan turun pada titik W.,.. maka akan meningkatkan pennintaan tenaga kerja,
namun apabila tenaga kerja tidak mau dibayar dcngan upah yang rend ah dan
mereka memilih lebih baik kaluar dari pasar kerja sehingga penawaran
tenaga ke~a turun ke titik Q1, pada kondisi im terjadi kelebihan permintaan
(e-c) atau excess demand (McConnel, et a/. 1999: 171).
d1 mana:
Cj = output atau keluaran
K = stok kapitar
L = tenaga kerja
Persamaan diatas menunjukkan bahwa stok kapital dan tenaga kerja
Clapat meningkatkan output Apabila ou\pu\ meningkat pada periode itu, rnaka
sebagian kenaikan output akan dimvestasikan sehngga stok kapital akan
bertambah besar sebesar output yang diinvestas1kan Proses pertumbuhan
daoat dliihat bercasarkan kurun waktu tertentu, misalnya selama lima tahun
atau periode tertentu, tetapi dapat pula secara tahunan
Model pertumbuhan ekonom1 klasik juga didasari pada dua faktor
utama, yaitu pertumbuhan output total dan psrtumbuhan penduduk. Kedua
faktor ini yang menjadi kekuatan dalam menrngkatkan pertumbuhan.
Boediono (1992:81), menyatakan bahwa meningkatkan output sebagai
konsexuensl pertumbuhan ekonorni dapat dilakukan dengan meningkatkan
keterampilan pekerja, penerapan sistem pembangian kerja yang tepat
berdasarkan keterampilan pekerja dan penggunaan rnesin-rnesin yang dapat
memudahkan den mempercepat serta menmgkatkan produktifitas tenaga
kerja. Lebih lanjut Boediono (1992: 81) menggambarkan bahwa bentuk
umum fungsi produksi yang bisa menampung berbagal kemungkinan
subtitusi antara kapital (K) dan tenaqa kerja (L) adalah sebagai berikut
Q "' f ( K,L)
output ini akan terus berulang pada periode ber.kutnya, sampai pada batas
pengguna::in surnber daya atarn dan surnber daya lenaga ker1a mencapai
tingkat yang opnrnal.
Peningkatan da/am penggunaan tenaga kcrja menandakan adanya
kesempatan kcrja sebagai akibat dari pen1ngkatan output tersebut.
Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai partrsipasi datarn pembangunan,
baik dalam arti memikul beban pembangun<m maupun dalam tanggung
jawab atas pelaksanaan pembangunan ataupun d1 datam menerima kembah
hasil pembangunan terseout. Kesempatan lcerja menggambarkan besarnya
kesediaan usaha produksi dalam rnernpekerjakan tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Besarnya kesediaan ini dapat diukur dari
[umtah tenaga kerja yang digunakan.
Besamya kesempatan kerja lergantung pada beberapa faktor, d1
antaranya, pertumbuhan output, tingkal upah dan harga-harga dari faktor
produksi lainnya. Lebih lanjut dlkatakan bahwa nuounoan antara
pertumbuhan output dengan penin9katan jumlah kesempatan kerja dapal
digambarllan lewat hubungan amara pasar barang dengan pasar tenaga
kerja, dr mana melalui mekanisme pasar terjadr pertemuan antara permintaan
can penawaran. Di pasar tenaga kerja, rumah tangga menawarkan jasanya
dan mendapatkan harga (gaji). Apabila permintaan konsumsi rumah tangga
di pasar harang meningkat, maka produksi clari sisi pcnawaran pasar barang
meningkat dan terjadilah pertumbuhan output. Apabila di semua pasar terjadi
l5
2.1.3. Elastisitas penyerapan tenaga kerja
Oalam kajian ini etasnsitas penyerapan tenaga kerja adalah angka
yang menun1ukkan persentase peruoahan 1umlah tenaga kerja yang terserap
jika terjad1 perubanan sebesar 1 % output yang niformulas1kan sebagai
berikut:
peningkatan output, maka secara agrP.gAt terjadi pertumbuhan akonorru
Pertumbuhan ekonomi akan mendorong acanya pertumbuhan kesempatan
kerja. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin tinggi pula
pertumbuhan kesempatan kerja.
Asumsi yang djgunakan bahwa perm1ntaan terhadap tenaga kerja
merupakan turunan dari perm;nlaan lerhadap output yang dihasilkan
sehingga pertumbuhan kesempatan kerja rnempunyai hubungan secara
proporsional dengan pertumbuhan ekonomi. Atau dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan pertambahan kesempatan kerja.
Kesempatan keija sektoral (sectoral employment) menunjukkan
jumlah tenaga keija yang terserap oleh masing-masing sektor ekonomi.
Distribusi penduduk yang bekerja menurut IDpangan peker)aan biasanya
dipakai sebagai salah satu ukuran perekonorman dalam menyerap tenaga
l<e~a. Selain ilu indil<ator tersebut juga bisa digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan struktur perekonomian (Kunco·o, 1999, 11 ).
l (i
mempunyai hubungan secara proporsional dengan pertumbuhan ekonomi.
terhadap output yang dihasilkan sehingga pertumbuhan kcscmpatan kerja
permintaan lerhadap tenaga kerja merupakan turunan darr permintaan
tenaga kerja juga akan bertambah. Asumsi yang digunakan bahwa
posilif, yang berarti hahwa bila ekonomi berkembang maka penyerapan
belum tentu d1kehendaki. Elastisitas kesampatan kerja biasanya bertar.da
Dlllhat dari perspektif jangka paniang, etasusitas yang terlalu tinggi
En = 1 menunjukkan tingkat produktivitas tenag3 kerja konstan.
dari produktivitas tenaga kerja
E.,.,, c 1 menunjukkan laju pertumbuhan penyerapan tenaga kerja lebrh kecll
dari laju produklivitas tenaga kerja
J::~. > 1 rnenunjukkan laju perturnbuhan penyerapan tenaga kerja lebih besar
Apabila nilai elastisitas penyerapan tenaga kerja ( E, .. ) :
E,. adalah elastisitas penyerapan tenaga kerja,
g adalah laju pertumbuhan output,
n adalah Jaju pertumbuhan penyerapan !enaga kerja,
di mana
11 £,. =
g
!7
pengetahuan yang berkaitan dengan elastisitas pecmintaan upah (Own
Elasticity Of Demand) sangat penting untuk membuat kebijakan. Faktor-faktor
yang rnempengaruhi elastisltas kesempatan kerja temadap upah dapat
disJmpull<an oleh hukum Hick-Marshall "Derived Demand" dalam empat
kondisi. Hukum dari i<.edua ahli tersebul sejalan dengan elastisitas
permintaan upah pada kategori tenaga kerla yaltu pertama, ketika elastrsrtas
permintaan harga untuk produk saat output tinggi. Kedua, ketika f<1klor-faktor
produksi lain dapat dengan mudah drsubtitusl untuk Kategon tenaga kerja.
Ketiga, ketika penawaran faktor-faktor produks: pada posis! elastisitas tinggi.
Keempat, ketika braya tersedianya kesempatan kerja pada poslsi kontribus4
tinggi temadap alokasi biay-d produkSl.
Keempat hokum tersebut sejalan dengan kondisi elastisrtas
kesempatan kerja, bahWa peningkatan upah akar> berpengaruh terhadap
kesempatan kerja dan elastisitas kesernpatan keqa Pertama, jika upah
ditingkatkan maka secara relatif biaya untuk tenaqa kerja akan meningkat
dan penggunaan tenaga kerja akan menurun. ini akan memunculkan efek
subtitust (substitution effect) atas input yang digunakan Kedua, katika upah
101-105). Menurut Hick-Marshall dalam Ehrenberg (2000
Atau dengan kata lain pertcrnbuhan ekonornt akan djikuli dengan
pertambahan kesempatan kerja.
2.1A. Teori Upah
18
beberapa kasus menunjukkan bahwa permintaan terhadap tenaga kerja di
persen ini disebut elastis. Berdasarkan pada perminlaan produk akhir pada
bergerak bertawanan arah), maka E~w negatif. Contoh ketika upah berada
pada poslsi $12 perminlaan tenaga kerja sebanyak 10 pekerja, den ketika
upah turun 17 persen tingkat upah permintaan tcnaga kerja bertambah 100
upah. Oieh karena aUew biasanya negatif (upah dan permintaan tenaga kerja
permintaan tenaga kerja berubah sebaqai akibat perubahan persentase
Elastisltas perrnintaan uoan menunjukkan bahwa persentase
Gamber 2 Perbedaan Elastisitas Sepanj3ng Kurva Permintaan Sumber . Ehrenberg, 2000
Kesemp:.tan kerja
0 10 20 JO 40 M 60
ln.,.asl1s
Upah
pada gambar berikut :
permlntaan tenaga keria akan menurun. Kasus tesebut dapat dulustrasikan
meningkat serta rnendorong pemnqkatan harga produksi, akibatnya
menmgkat maka biaya bahan-bahan la1nnya pada kegiatan produksi akan
19
sektor pertanian cenderung in elastis karena berapapun persentase
peningkatan upah di sektor ini meningkat namun dari sisi permintaan tenaga
kerja tidak banyak berubah. Sebagai ukurannya Marginal Demand Of Labour
di sektor ini makln menurun. Sebaliknya d1 sektor industri apabila terjadi
perubahan upah maka akan diikuti perubahan permintaan tenaga kerja yang
besar (Ehrenberg et.al. 2000: 101-105).
Menurut Sukirno (2000;259) permintaan tenaga kerja tergantung
kepada upah ri1l,yaitu ; semakin rendah upah nil, semakin banyak permintaan
tenaga kerja dalarn perekonomlan. Seterusnya pcrubahan dalam permintaan
tenaga kerja akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan nasional riil
yaitu produksi nasional yang akan diciptakan tenaga kerjct. Jadi penawaran
agregat atau keinginan pengusaha memproduksikan barang dan jasa
ditentukan oleh perubahan- perubahan dalam tingkat upah nominal dan
tingkat harga baranq yang diproduksinya.
Berdasarkan uraian diatas lebih lanjut Sukirno (2000;261)
menggambarkan kurva upah riil dan permintaan tenaga kerja seperti pada
gambar 3, sumbu iegak menggambarkan upah riil dan sumbu mendatar
menggambarkan jumlah tenaga kerja. Titik keseimbangan berada pada titik E
dimana pada saal upah rm sebesar WR maka jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk mernprodukst barang{Jasa pada perusahaan trersebut
adalah N~. dan apabila tenaga kerja ditambah menjadi N1, maka upah riil
20
efek output dari perubahan t1ngkat upah. Kondis1 ini umumnya terjadi dalarn
guna memaksimalkan kauntunqan. Gejala seperti demikian disebut sebaqai
produksi ini akan berpengaruh pula terhadap tingkat output atau produksi
upah, yaltu Perteme. perubahan tingkal upah akan mempP.n9aruhi biaya
produksi, denga:n asumsi apabila harga produk tetap rrrska perubahan tnaya
Dua hal yang rnempenqaruhl produsen apabua terjadi perubahan tingkat
tingkat upah atau harga tenaga Kerja.
pengaruh pendapatan disebut income effect. Akumulasi dan kedua pengaruh
lersebut dlsebut pengaruh total yang rnerupakan akibat can perubahan
produks, menyatakan bahwa pengaruh subtitusi disebut submuuon effect dan
N2 No N1 Jumlah tenaga kerja Gambar.3 Upah Riil dan Permintaan Tenaga Kerja Sumber Sukimo (2000)
Seluruh faktor produksi dapat berubah da:am jangka panjang, teo1i
WR
Upah Rm
Wz/P2, yaitu pada titik c.
apabila jumlan tenaga kerja dikurangi maka upah ml akan menfngkat menjadi
akan turun menjadi W1/P1 yaitu berada pada totlK A, begitu 1uga sebaliknya
21
2.2. Penalitian Sebelumnya
Islam dan Nazara (2000) menganalisa tentang Estimating Employment
Elasticity for the Indonesian Economy, dengan periode tahun 1978 - 1096
dan daerah pengarnatan di pulau Jawa dan diluar pulau Jawa, dengan
menggunakan model analisis komb1nas1 pada analisis elaslisitas konstan dan
analisa regresi. Hasil analisanya mer:unjukkan bahwa secara deskriptif,
seklor pertanian mempunyai elastisitas kesempatan kerja yang paling tinggi,
kemudian diikuti oleh sektor perdagangan,sektcr lasa dan sektor moustrl.
Markoni (2002) mengana'.isa pengaruh pertumbuhan ekonorru
lerhadap kcsempatan kerja di propinsi Bengkulu tahun 1985 - 1999 dengan
menggunakan model :
KK = f (PDRB)
Kl< = a + b (PDRB)
jangk.a pendek dlmana produsen mslakukan penyesuaian jumiah
penggunaan input teoaga kerja at.as tingklll produksi yang ditetapkan untuk
mencapai keuntungan maksimal. Kedue, dengan berubahnya tingkat upah
berarti harga relatif tenaga kerja akan berubah pula. Akibatnya setiap
kemungkinan tingkat output yang dihasukan dengan suatu kombinasi input
yang meminimumkan biayanya dengan mensubtitus1kan input yang mahal
dengan input yang febih murah. Gejala seperti ini disebut sebagar efek
subtitusi dari perubahan tingkal upah
22
Elastisitas kesempatan kerja dih1tung dengan menggunakan model log
dengan bifangan pokok sebagai berikut :
In KK = In a + b In PDRB, + U,
KK .. Jumlah Kesempatan Ker1a
PDRB .. Produk Oomestik Regional Bruto
a = Konstanta
b = Koeffisien Elastlsitas Kesempatan Keria
U = Kesalahan baku
= Sektor
hasH analisanya menunjukkan bahwa Elastisitas kesempatan kerja sektor
perdagangan,hotel dan restoran memberikan surnbangan bssar terhadap
PDRB dan penyerapan tenaga kerja.
Febrianty (2004) dalam perelitiannya yang berjudul "Analisis
Permintaan Tenaga Kerja Perkebunan Karel rakyat dengan Pendekatan
Maksimatisasi Laba dan Minimalisasi Oiaya" menyatakan bahwa elastisitas
upah adalah negatif terhadap permintaan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa sifat perkebunan karet rakyat rela1if cukup sensitif terhadap adanya
perubahan tingkat upah nalarn struktur biaya produkslnya, sedangkan
elastisitas perrnmtaan tenaga kerja adalah positif yang artinya bahwa
peningkatan output akan menyebabkan pemngkatan jumlah permintaan
tenaga kaqa.
23
2.3. Kerangka Pikir
Berdasa11<.an model umum dari penye·apan teoaga keqa yang tstah di
kemukakan sebelumnya, maka kerangka model penyerapan tenaga kerja di
Sumatera Selatan dapat dlllhat pada gambar benkut ini :
Hasil penelitian ini menunjul<kan barwa penyerapan tenaga kerja
dipengaruhi oleh jumlah penduduk produktif, tingkat investasi dan
pendapatan daerah. Seda'.lgkan tingkat upah yang tingg1 akan menyebabkan
turunnya permintaan tenaga kerja.
= Tingkat investasi tarvm ke-t
= PDRB pada t<ihun ke-1
= Tingkat upah rii\ pada lahun ke-t
= Tingkat penyerapan tenaga keria pada periode yang lalu
= Konstanta
It
PDRBt
Upt
PTt-1
eO
Pada tahun 2002, Wulandari rnenelin peranan tenaga kerja sektor
tersier datam perekonomian Jawa Barat, dengan menggunakan model;
PTt = eo + e1 lt + e2 PDRBt + e3 UPI + e4 l-'T1.1 + U
Keterangan :
PTt = Tingkat penyerapan tenaga kerja pada tahun ke-t
24
dan PDRB berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
3. Hlpotesjs struklur lengkap : angkatan kerja, t1ngkat pendidikan, upah
penyerapan tenaga kerja
2. Hipotesis sub struktur ll . upah dan PDRB berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap upah
1. Hipotesis sub struktur I : angkatan kerja dan 1ingkat pendidikan
kerangka teoritis yang telah dikem1.1kakan terdahulu moka h1potesis yang
dlajukan dalam penehtian lnl dibagl rneruadi tiga yaitu:
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan 1ujuan penelitian serta
2.4. Hlpotesa
Gambar. 4 Kemngka Pikir
Tingkat Pendidikan
Penyerapan Tenaga Kerja Upah
~1 · __ P_D_RB-~~ Angkatan Kerja
25
3.3. Metode Analisis
Berdasarkan teori yang telah disarnpa11<an sebelumnya bahwa PDRB
mempengaruhi [urntah tenaga kerja yang dapat diserap oleh perekonomian.
Kemudlan tingKat pendidikan. angkatan kerja dan upah secara bersama
sama me~ngaruhi penyerapan tenaga kerja. T emya1a masing-rnasing
3.2. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) yaitu hasi/ Sutvet Angkatan Ker/a
Nasional (SAKERNAS) dan Sumatera Selatan dalam anqka.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pe'.'lelitian ini meliputi penyerapan tenaga keria di
Svmatera Selatan dan yang menjadi objek penatinan adalah orang yang
sudah beke~a (pekerja). Penyerapan tenaga ".<erja inl dibatasi pada variabel
PORB. upan, tingkat pendkJikan dan angkatan kerja. Penelitian ini memirih
Sumatera Selatan sebagai daerah yang diteliti karena j1ka dilihat dan data
data pubtikasi yang berasal dari BPS bahwa terjadi perbedaan penyerapan
tenag<1 kerja di masing-masing sektor perekonomian.
BAB Ill
METODOLOGI PENELITlAN
3.3.1 Analisis Jalur ~Path Analysis)
Path Ana!ysisis adalah analisis yang ~lgunakan untuk menjelaskan
hubungan kausalitas antara safu atau beberapa variabef Sedangkan path
model adalah model dasar yang digunakan dalam mcnganalis1s path analysis
untuk mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausal yang
d1gambarkan datarn path model. Path Analysis d1dasarkan pada perhitungan
kuatnya hubungan kausal antara korelasi atsu kovarians dari beberapa
konstruk (Ferdinand, 2002:135).
Setelah kerangka teoritis dikembangkar dan digambarkan dalam
sebuah diagram jalur scperti yang ditampilkan dalam gambar 4, disusunlah
persamaan strukturnya. Hipotesis penelllian akan diuii secara bertanap
melalui sub struktur yang dibentuk oerdasarkan paradigma. Secara rinci
persamaan yang dirnaksud adalah sebagai berikut :
variabel independen rnempengaruhi variabel dependen secara ber1en1ang
dan bertingkat. Oleh sebab itu agar diperoleh hasil yang optimal dalam
analisis data maka alat analisis yang memungkinkan untuk menganalisa
model secara menyeluruh adalah anahsrs jalur (path analysis)
27
Gambar 8
Upah
Penyerapan Tenaga Kerja
PDRB ·-1 '."-... µ,
[
Up= J3~K+ (?>4TP + J3ee2
2. Analisa Sub Struktur II
dalam persamaan struktural berikut :
terhadap variabel Upah difentukan melalur nilai j33dan ~4 seperti tertulis
Pengaruh variabel angkatan kerja dan tingkat pendidikan
Gambar. 5
Tingkat Pendidikan
l\3 °".i-------, , Upah
Angkatan Kerja
1. Analisa Sub Struktur I
28
PDRB :PDRB Up : uoah
PTK : Penyeraµan tenaga kerja
Dimana:
tertulis dalam persamaan struktural berikut ·
penyerapan tenaga kerja ditentukan melalui ni[ai P1 dan ~2 seperti
terhadap vanabel Pengaruh vanabeJ PDRB dan upah
Gambar.7
Tingkat I/. P• Pendidikan
Penyerapan Tenaga Kerja Upah
Angkatan l t__ __ K_e~~-a-~ .
PDRB
PTK = 13,PORB+ 13zUp + 13,e,
3. Analisa Struktur Lengkap
tertulis dalam persamaan struktural berikut
Penyerapan Tenaga Kerja ditentukan melalui nilai !11 dan p2 seperti
Pengaruh variabel PDRB dan Upah terhadap variabel
29
3.4. Oefinisi Operasional Vanabel
c Penyerapan tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke
atas) yang bekeria dan berparttsipasi datam kegiatan ekonomi di
Sumatera Selatan.
o Produk Domestik Regional Bruto (PORB) yang dalam penelitian 1ni
digunakan PDRB dengan harga konstan 2000 dengan migas tahun
1996. 2005.
o Upah adalah balas lasa yang diterima pekerja yang oatarn
penelitian ini menggunakan Upah Rata-rata pekerja yang
dmyatakan dalam Rupiah.
o Angkatan kerja dalam penel'Jtian ini adalah penduduk dalam usia
kerja (15 tahun ke atas) ba1k yang bekerja maupun yang mencari
pekerjaan(pengangguran)
o Tingkat pendidikan dalam penehtian ini diproksi dengan rata-rata
lama pendidikan yang ditamatkan oleh Angkatan Kerja, dinyatal(an
dalam tahun.
AK : Angkatan kerja
TP : TmgKat Pendidikan
30
Sumber : BPS Sumsel {Sumsel Dalam Angka 2005/2006)
Tahun Jumlah Penduduk I Jumlah Tenaga Keria I 2001 6.343 104 I 4.175.960 I 2002 6.430.188 i 4 338.488 2003 6.518.791 I 4.416 091 2004 6 628.416 4 672.014
I
I 2005 6755.900 ' 4.632.500 I --
Tabel5 Pendudus dan Tenaga Kerja di Sumatera Selatan Tahun 2001 -2005
memiliki kualitas sepern yang dmarapkan.
meskipun juga dapa1 berubah men1ad1 beban oagi pembanqcnan jika tidak
memiliki kualitas yang dapat menun1ang kegiatan pembangunan itu sendiri,
bagi penduduk sehingga dapat mengurangi tingkat pengsngguran.
Jumlah penduduk dapat dijadikan modal bagi pembangunan jika
yang yang ingin dicapal. Pembangunan dilakukan guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan menciptalcan tapangan kerja yang seluas-luasnya
menerus. yang merupakan kemajuan dan perbakan menuju :<e arah tujuan
f>embangunan pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus
4.1 Gambaran umum variabel penelitian
4.1.1 Penyerapan Tenaga Kerja di Sumatera Se1atan
BABIV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari label di alas dapat dilihat bahwa [urnlah penduduk di Sumatera
Selatan terus mengalami peningkatan dan hal ini juga ter1acl1 pada jumlah
tenaga kerja (penduduk usia kerja). Jika tambahan lenaga keria tersebut
tidak dapat terserap olch sektor-scktor perekonomian yang tersedia maka hat
ini akan mengakibatkan terjadi kelebihan tenaga kerja yang dapat
rnengakloatkan meningketnya angka pengangguran.
Banyaknya tenaga kerja yang terserap olert suatu sektor
perekonomlan, dapat digunakan untuk menggambarkan daya serap
perekonomian tersebut ternadap angkatan kerja. Dengan demikian proporsi
pekerja menurut lapangan pekeljaan merupakan salah satu ukuran untuk
melihat potensi masing-masing sektor perekonomian dalam penyerapan
tenaga kerja.
Semak1n ruas dan banyak jenis lapangan ke~·a yang mampu
disediakan oleh seklor perekonomian yang ada berarf semakin besar pula
peluang yang tercipta oag1 para ter.aga kerja untuk oaoat masuk dan
berparlisipasi aktif dalam pasar keqa, seh1ngga dspat mempengaruhi jumlah
tenaga keqa yang bekerja dan terserap di se'<tor perekonomian tersebut.
)2
harga berlaku maupun harga konstan.
wilayah Sumotera Selatan setalu menuojukkan peningkatan baik secara
empal tahun terakhlr nilai barang-barang dan [asa-jasa yang dioroduks!
konstan tahun 2000. Dari data pada tabel tersebut lerlihat bahwa sepanjang
Selatan sepanjang periode 2002-2005, berdasarkan harga beTlaku dan harga
Tabel 6. menggambarkan perkembangan nominal PDRB Sumatera
4.1.2 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
sangat kecil.
persentase pekerja yang berpendidikan tinggi meningkal namun masih
tetap didominasi oleh peke~a dengan tingkat pend1dlkan dasar, walaupun
Grafik di alas menunjukkan walaupun penyerapan tenaga kerja masih
- ,,_ -··-- - .... _ Menengah li nggi lingkat Pend1dik1m
Dasar
/
60,00 t' ; 50,00 /
I / I.. 40,00 t ,..,,
31.l,OO -: 1 ,.. 20,00 t/~:
/: 10,00 '
'
70,00 '
Grafik 1. Penyerapan tsnaga kerja bcrdasarllan tingkat pendldil(an di Sumarera Selatan
,- 1
33
sekolan dibandingkan dengan kelompok lama sekclah lainnya.
angka pos1tif dari persentase perbedaan upah dari setiap kelompak lama
pendidikan akan meningkatkan upah pakeqa. Hal ini drtunjukkan oleh angka·
menunjukkan bahwa semakin tarna waktu yang diqunakan untuk melanjutkan
Jika dirinc1 berdasarxan waktu yang d1gunakan untuk bersekolah
4.1.3 Rata-rata upah menurut Tingkat Pendidikan
sebesar 6,92 persen.
aktlvitas-aktivitas ekonomi non migas yang pada periode yang sarna, tumbuh
tumbuh 4,84 persen. Motor penggerak utama pertumbuhan mi adalah
Pada tahun 2005, perekonomian Sumatera Selatan dengan migas
Sumber : BPS Sumsel (Sumsel Dalam Angka 2005/2006)
518
656
287 451
5 ' ... J I
···- PDRB 2002 2003 2004 200
Harga Serlaku I '
Dengan Migas 49.500.159 55 938 675 : 64 319.375 81.532. Tanpa Migas 35 773.989 40 113615 45.470 766 5?.i27
Harga Ko'lstan 2000 i 47 344.395 Dengan Migas 43 643 276 45.247.401 4G.634. '
TanpaMigas 30083324 31.810.275 33.969.083 36.318 !
.. I -·- ..
Tabel 6
PDRB Propinsi Sumatera Selatan ( JU!a Rp )
34
masih banyak lenaga keqa yang tidak terserap. Kondisi ini 11ka tidak di atasi
dengan pertumbuhan rata-rata te:iaga kerja yang oekeria. mengindikasikan
Pertumbuhan rata-rata angl<atan kerja yang lebih tinggi dibanding
4.1.4 Angkatan Kerja
upah yang lebih ting91
produktivitas. produktivitas yang linggi memungkinkan pekerja mendapat
ketrampilan dan keahlian yang mengakibatkan adanya peningkatan
Peningkatan pendidikan diasumsikan juga dikuti dengan peningkatan
kemudian akan semakin menurun pada klas rama sekolah berikutnya.
pekerja menghablskan waktu antara 12 - 14 tahun untul< bersekotan,
Pertambahan rata-rata upah perbulan mencapai puncaknya pada saat
Sumber: Susenas 1996-2005 (diolah)
er asar n rama pen I t i:l,!1 . .-a un . . Lama sekoiah {tahun) Rata-rata upah/tulan Perbedaan (%) (Rp)
<6 401.980 . ·- .
6-8 485.080 ~ 20,67 . -· 9. 11 614.516 26,68 .•
12-14 826 479 34,49 ·-
> 15 920.904 I 19,79 ··-- ..... -.
Tabel 7. Rata-rata upah yang diterima oleh pekerja di Sumatera Selatan
b d ka I d'dk 'h )996 2005
35
maupun sebagai variabel dependen. Pengujian rupotesis ini duakukan
mencakup beberapa variabel sekallpus, baik sebagai variabel independen
dilallukan dengan menyusun sebuah model menggunakan alat analisis yang
PenguJ1an hipotesis pengaruh variabel angkatan keria, tingkat
pendidil<an, upah dan PDRB berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja
4.2 Hasi/ Pengujian Mod&I
-· ---- I tahun Anakatan Keria Bekerj,c;i ___ Jumlah Pertumbuhan Jumlah Perturnbuhan i -· .. -·-· ..
1996 3029281 2868594 i
I 1997 3146233 3,86 2987::!39 4,14 1998 3322723 5,61 3110101 4, 11 1999 3422960 3,02 3234"/60 4,01 ' 2000 3410682 -0.36 3226724 -0,25
2001 2799730 -17,91 2698211 -16,38 2002 3077244 9,91 i 2761197 2,33 2003 3146512 2,25 2842963 2,!:16 2004 3373995 7.23 3091740 8,75
' 3318868 -1,63 2005 3021021 2,29 Pertumbuhan Rata-rata 1,33 0,82
Tabe/8 Rata-rata pertumbuhan Angkatan KerJa dan Bekerja di Sumatera Selatan
tahun 1996 - 2005
akan menaikkan jumlah penganggur. Tingginya jumlah penganggur dan
tingkat pengangguran ini akan menladl beban yang berat bagi pemerintah
daerah untuk meningkalkan kesejahteraan masyarakat.
36
panah dua arah menunjukkan l<orelasi antara dua variabel yang bersama-
variabel yang lain ditunjukkan oleh tanda ponah satu arah, sedangkan tanda
program AMOS 4.01. Pengaruh dari maslng-masing variabel terhadap
Gambar 8 menunjukkan hasil perh~ungan yang diperoleh dari print out
gambar 8.
Gambar B: Hasil Perhitungan LJengan Program AMOS 4.01 FAK.TOR-FAKTOR YANG MEM.PcNGARl.il-11 PENYERAPAN TENAGA
KERJA Df SU\llA TERA SELATA.."\f (APLIKASI PATii ANAL YS!S)
oleh DR J.l Arbuckle. HasiJ estimasi yang dilakukan daoat d1lihat pada
dengan bantuan komputer program AMOS 4,01 yang tetan dikembangl<an
dengan menggunakan analis1s jalur (path ci11alys1s). Pengujian d1lakukan
37
Sumber: Hasll Perh1tungan AMOS 4,01
··---· -·-- Cut-off Hasil Goodnes of fit inde)( Value esnmasi Keterangan
Y2-Chi-Square -- 4,401 Keci1 Degrees of freedom -·· 3 ·- Significance Probability ~ 0,05 I 0,221 Baik ·-
- s 2,~i_,467 CMINIOF Baik RMS EA s 0,08 0,076 Baik CFI ~0.95 0,966 Baik I TLI 2! 0,95 0,954 Baik I ·-
Tabel9 Perhitungan Uii Kesesuaiar: Model
pengujian dapat dllihat pada tabei berikut ·
Hasil pengujian kesesuaian model dibandingkan den9an keriteria
rnenguji korelasi antara keduanya.
digunakan untuk menghubungkan k.edua variabel independen itu untuk
datam analisis regresQ, uni~ itu sebuah anak panah dua ujung (~) harus
korelasi yang sempurna antar variabel indepcnden {sebagaimana syarat
peneiitian ini regresi yang dilakukan mensyaratkan tidak adanya saling
korejasl aotara dua buah variabel yang nilainya tidak dianalisis. Dalam
(Structural Equation Model) digunakan untuk menggambarkan kovsrtans atau
bawah dari diagram. Anak panan dua arah dalam pemodelan SEM
HasiJ pengujian kesesuaian model tersenut ditampilkan pada bagian kanan
angka yang menyatakan besarnya pengaruh daii masing-masing variabel.
sarna mempengaruhi variabel dependen. Setiap tanda panah dilekati angka-
38
Dari ujl kesesuaian model seperti yang ditampilkan pada label 9
dJdapat nilai Chl-SQuare yang kecil yaitu sebesar 4.401 dengan degrees of
freedom 3, semakin kecil nilai Chi-Square semakin baik model tersebut. Hasil
u]i significance probability dldapat mlai 0,?.21 iebih besar dari 0,05 (cut-off
value-nya). Nilai CMIN/DF 1,467 iebih kec~ dari cut-off va/ue-nya sscesar
2,00. Hasil uji CFI didapat 0.966 lebih besar dari cut-off va/ue-nya sebesar
0,95.Hasil uji TLI didapat nilal 0,954 Jebih besar dari cut-off value-nya
sebesar 0,95 Berdasarkan nasil pcngujian tersebut menunjukkan bsbwa
model tni menghasilkan tingk.at penerimaan yang balk, oleh karena itu
disirnpulkan bahwa hipotese yang diajukan cla/am peoelitian ini dapat
diterima.
4.2.1 Uji KaUsdlitas: Regression Weight
Untuk. menguji hipotesa rnengenai kausahtas dan masing-mastng
lndtkatot yang d1kembangka11 dalam model Int, penu diuj1 hipotesa nol yang
menyatakan bahwa nilai koefis1en regresl sama dengan nol melalui uji-t yang
lazirn dalam model-model regreSI. Tabet benkut menyajikan nilai-nilal
koefisien regresl dan t·hitungnya.
)9
pada tingkat signlfikansi 95% (o, = 5%) serta derajat kebebasan (di) = 3 yaitu
tenaga kerja nilai t-hitungnya sebesar 0.509 ternyata lebih kec1I dari t-tabel
Koelisien regresi variabel Upah terhadap variabel penyerapan
2,353. Hat ini menunjukkan bahwa variabel angkafan kerja berpengaruh
secara signif1kan terhadap upan.
signifikansi 95% (a. = 5%) serta derajat kebebasan (df) = 3 yaitu sebesar
nllai t-hitungnya sebesar 2,891 temyat.a lebih besar dari t-tabel pada t1ngkat
Koeflsien regresi variabel angkatan kerja tcrhadap variabel upah
variabelupah
bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh secara sigmfikan terhadap
5,880 ternyata lebih besar dari t-tabel pada tingkat signilikansi 95% (a = 5%)
serta derajat kebebasan (di) = 3 ya1tu sebesar 2.353. Hal ini menunjukkan
variabel tingkal pcndidikan terhadap variabel upah nilai t-hitungnya seoesar
idenlik dengan nilai t-hitung dalam regresi terlihal bahwa koelisien regres1
Pada label di alas, metalu1 penqamatan terhadap nilai C.R yang
Sumber: Has1I Perh1tungan AMOS 4,01
Estimate SE C.R. - Upah ~ TP 8,235 1,401 5,880
Upah ~AK -4. '00 1,418 -2,891 -~ -· - ·- ...
PTK~Upah -0.0431 0,084 -0,509
I ... PTK ~ PDRB ~~13 .. 0,508 / 0,419
-r-r-
Tabel 10 Estimasi Parameter
40
4.2.2 Evaluasi atas Multicollinearity dan Singularity
Evaluasi terhadap QElJala multicollinearity atau singularity dalam
sebuah kombinasi variabel dilakukan dengan mengarnati determinan matriks
kovarians. Deterrmnan yang benar-benar kecil mengfndikasikan adanya
multikolinieritas atau singularttas (Tabachnick & Fidell, 1998. p.716 dalam
Ferdinand, 2002: 109) sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis
sebesar 2,353 Hal ini menunjukkan bohwa vanabel upah tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. lni berarti upall tidal<
rnemainkan peranan yang penting dalam menentukan penyerapan tenaga
kcrja. Hal ini disebabkan adanya tekanan ekororni keluarga yang
mengakibatkan pekerja masih telap bekerja walaupun denqan upah yang
relatif keen.
Koefisien regresi variabel PDRB terhadap varlabel penyerapan
tenaga k'er)a nilai t-hilungnya sebesar 0,419 ternyata lebih kecif dari Habel
pada tingkAt signi1ikansi 95% (<X ::: 5%) serta derajat kebebasan (df)"' 3 yaitu
sebesar 2,353. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PDRB tidak berpengaruh
secara siqruflkan terhadep penyerapan tenaga kena. Tidak s1gni1ikannya
variabel PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja ini dikarenakan
pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak diikuti ofeh perluasan penyerapan
tenaga kerja.
41
Berdasarkan hasil uji kesesuaian model menggunakan Program
AMOS 4,01 diperoleh nilai AGFI sebesar 0,647 atau R2 = 0.647. Nilat ini
menunjukkan bahwa 64,7% variasi vananel bebas secara bersama-sama
dapat menjelaskan variabet tenkatnya, sedangkan sisanya sebesar 35,3%
dije!askan oleh variabe! lain di luar model. Dalam penelitian ini dapat diartikan
bahwa variabel angkatan kerja, tingkat pendid1kan, upah dan PDRB secara
4.2.3 AGFI - Adjusted Goodness-of-Fit Index
Tanaka & Huba (dalam Ferdinand, 2002·57) menyatakan bahwa AGFI
adalah analog dengan R2 dalam regresl berganda. Fit index ini dapat diadjust
terhadap degrees of freedom yang tersedia untuk mengu1i diterima 1idaknya
model.
yang sedang dilakukan. Oengan menggunakan program AMOS 4,01, ge)ala
multikolinientas dan singularilas pada progra:n SEM ini segera d1deteksl
langsung oleh komputer bersamaan dengan perhitungan kcefisten-kcetlslen
estimasl. Apab1la terjadi gejala multikolinieritas dan singularitas maka
komputer akan memberikan waming bahwa data tidak dapat dianalisis lebih
lanjut. Gejala multikolinieritas dapat pula dideteksi dari hasil printout program
AMOS 4,01 yaitu dengan rnengamati nila1 Determinant of sample covariance
matrix yang dafam pene!itian ini dlperoleh angka sebesar 9.000?e-1-014 yang
sangat jauh dari nol (sangat besar) dan karena 1tu dapat disimpu\kan bahwa
tidak ada multikolinieritas atau singularitas dalam data.
42
meninqkatkan upah sebesar 82,35 % jika variabel lain tetap.
terjadi peningkatan tmgkat pendidikan sebesar 10 o/o maka akan
pendidikan sebesar 134=8,235. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa jika
ditawarkan kepada pekerja menjadi turun.Pengaruh langsung tingkat
penawaran tenaga kerja semakin besar, ini mendorong upah yang
hat ini daoat dijelaskan bahwa kenalkan angkatan kerja akan menyebabkan
akan menurunKan upah sebesar 41 % j1ka variabel lain tetao. Secara teoritis
diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan anqkatan kerja sebesar 10 % maka
variabel angkatan kerja terhadap upah sebesar lh = -4, 100 Nilal tni dapat
label di alas menunjukkan bahwa tcrdapat pengaruh langsung dari
Sumber: Hasd Perh1tunganAMOS 4,01
- Diroct Indirect ! Total I Critical I Vanabel Effect Effect Effect Rasio Upah ~AK -4.100 0,000 -4,100 I -2,891 '. . Upah ~ TP 8,235 0,000 8,235 I 5,860 I -
4.3.1 Angkatan Kerja dan Tingkat Pendidikan terhadap Upah
label 11 Hasil Perhilungan Pengaruh Angkatan Kerja dan Tingkat Pendidikan
terhadap llpah
4.3 Analisis Atas Pengaruh Langsung, Pengaruh Tak langsung, dan
Pengaruh Total
Selatan.
bersama-sarna dapat menietaskan penyerapan tenaga keria dr Sumatera
43
kerja sebesar Jh=-0,043. Nilai 1ni dapat d1interpretasikan bahwa j11<;a terjadJ
Upah mempunyai pengaruh langsung terhadap penyerapan tenaga
35,4 %.
pendidikan 10 % akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja turun sebesar
-0.354. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa jika terjad1 peningkatan tingkat
sebesar 17,6 % Tingkal pendidikan mempengaruhi lidak langsung sebesar
angkatan kerja sebesar 10 % akan rnanmqkatkan penyerapan tenaga kerja
0, 176. Nilai irn caoat diinterpretas1Kan banwa jika lel'}ad1 peningkatan
dan variabel angkatan kena 1erhadap oenverapan tenaga kerja sebesar
Tabel di alas menuruukxan bahwa terdapat pengaruh tJdak langsung
Sumber: Has1I Perhitungan AMOS 4,01
variabel Direct J Indirect Total CriticaJ Effect Effect Effect Rasio ·- ..
PTK <i· AK 0,000 0, 176 0,176 , --
PTK E-TP 0,000 -0,354 -0,354 ·---.
PTK f- Upah -0.043 0,000 I --0.043 -0,509
I ·- PTK ~ PDRB 0,213 0,000 0,213 I 0,419
' .. -
4.3.2 Angkatan Kerja, Tingkat Pendidikan, Upah d.an PDRB terhadap
Penyorapan TEmaga Korja
Tab¬ 112 Hasil Perhitungan Pengaruh Angkatan Ke~a. Tingkat Pendid1kan, Upah
dan PDRB t~madap Penyerapan Tenaga Kerja
pekerja akan lebih linggi dari pekena yang tidak rnelan1ut1<an pendid1k.annya.
Pendidikan yang lebih tinggi akan menyebabkan upan yang ditenrna
44
4.4 lmplikasi Kebljakan
Perturrrbuhan penduduk merupakan sa/ah sate hal yang harus selalu
dicermati da!am suatu proses perencanaan dan pembangunan Pertumbuhan
penduduk akan dengan sendirinya menclptakan pertambahan angkatan kerja
yang harus segera drserap dalarn lapangan kerja. Permasalahan akon timbul
ketika pertumbuhan pen<luduk tidak sebandrng dengan ketersechaan
lapangan kerja yang ada, sehingga akan menciptakan sejumlsh
pengangguran baru. Tentu saia hat rru akan semakm menarnbah beban dan
mereduksi l<esejahteraan masyarakat. Pada tahun 2006, jumlah penduduk
Sumatera Selatan adalah 6,9 juta jiwa yang tersebar di 10 kabupaten dan 4
kota. Dari jumlah tersebut, 3, 1 juta penduduk tetah terserap dalam lapangan
peningkatan upah sebesar 10 % akan menyebabkan penyerapan tenaga
kerja turun sebesar 4,3 %. PDRB memp,.mya1 pengaruh langsung terhadap
penyerapan tenaga kerja sebesar ~-=0,213. Nilai ini dapat dimterpretasikan
bahwa jika terjad1 peningkatan PORB sebesar 10 % akan menyebabkan
penyerapan tenaga l<erja nark sebesar 21,3 %. Dalam konchsi normal. setiap
pertambahan nilai PDRB akan meningkalkan ketersediaan Japangan kerja.
Pertambahan lapangan kerja diband1ngkan dengan pertambahan PDRB
biasa disebut /nc~menial Labour Outpur Ratio (!LOR) Serna kin linggi !LOR,
menunjukkan tingkat signifikansi pengaruh peningkatan PDRB ternadap
penyerapan tenaga kerja.
45
kena di berbagai sektor, Sektor pertanian adalah sektor yano paling dominan
dalam penyerapan tenaga kerja. yaitu sek1tar 2,01 juta jiwa. Berdasarkan
data kependudukan yang ada, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-
2005 berada pada kisaran 1,70 persen. Sedangkan berdasarkan proyeksi.
diperkirakan laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-2010 akart menurun
menjadi 1,58 persen dan tahun 2010 -2015 akan kembali menurun menjadl
1,42 persen.
Penurunan laju pertumbul1an pencuduk memang menimbulkan
optimisme tersendiri, oahwa tidak akan terjadi lonjallan angkatan kerja akan
sangat mempengaruh1 stabnitas perekonorman dan dimensi sosial lainnya.
Namun demikian. berdasarkan data proyeksi diperkirakan bahwa
penarnoanan anqkatan kerja jauh melebihi pertambahan penduduk dalarn
jangka wakfu 5 tahun. Pertambahan angkatan kerja di perkotaan sebesar 7 ,3
persen per tahun sementara di perdesaan 0,9 persen per tanun, Sementara,
pertumbuhan lapangan kerJa hanya berkisar 1 persen per tahun. Tentu saja
hel ini sudah mengindikasikan adanva permasalanan yang akan muncul di
kemudian hart. Selain masalah pertumbuhan penduduk yang tidak berimbang
dengan penambahan jumlah lapangan ke[]a. lingkat pendidikan angkatan
kerja juga menimbulkan masalah tersendiri terutama terkait dengan
procluktivitas. Lebih dari 35 persen pekerja hanya memiliki pendidikan SD
atau tidak tamat SD. Sementara yang memperoleh pendidikan hingga
sanana hanya sebesar 5,96 persen. Dengan komposisi ketenagakerjaan
46
yang aemikian. maka pertu langkah stra:egis jangka pendek can jangka
panjang yang mampu memberikan ketrarnpilan tambahan,kompetens1 serta
kewirausahaan bagi para pencari kerja Rev1talisasi fungsi dan peran balai
latihan kerja dan institusl pendidikan lainnya perlu terus dikembangkan.
Selain itu, dalam tataran yang leb1h luas, harus d:dorong upaya peningkatan
investasi sekaligus pembukaan lapangan kerja. lnvestasl yang masuk,
diharapkan tidak hanya membawa modal namun juga memberikan nilat
tambah dalam hal daya serap tenaga kerja.
47
5.2 Saran
1. Angkatan kerja yang berpengaruh negatif dan Ttngkat pendidikan yang
berpengaruh positif terhadep upah yang ditemukan dalam penelilian ini
hendaknya mendorong pemerintah untuk !ebih memperhatikan lembaga
pendidikan yang dapat menyiapkan tenaga kena dengan pendidikan dan
keahlian yang diperlukan pasar tenaga kerja.
5.1 Kesimpulan
1. Vanabel angkatan kerja secara signifikan berpsnqaruh negatif terhadap
upah. koefisien pengaruhnya sebesar -4, 100. Variabel angkatan kerja
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap penyerapan lenaga kerja
koefisien pengaruhnya sebesar 0, 176
2. Variabel tingkat pendidikan secara signifikan berpengaruh positif terhadap
upah koefisien pengaruhnya seoesar 8,235. Variabe! tingkat pend1dik.an
ini mernpunyai pengaruh tidak langsung terhadap penyerapan tenaga
kerja kcerisien pengaruhnya sebesar -0,354.
3. Variabel upah dan PDRB tldak signifikan mempengaruhi penyerapan
tenaga kerja.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Variabel upah yang berpengaruh negatif temadap penve-apan tenaga
kerja, hendaknya dapat diatasi oleh pemerintan dengan suatu keb1jakan
makro yang dapat mendorong ikhrn usaha yang kondusif sehingga terjad1
peningkatan output.
3. DSri hasil analisis diskriptif dan regresi pengaruh PORB terhadap
penyerapan tenaga kerja, dlharapkan dapct dijadikan sebagei acuan
pemenntah dalam membuat asumsi pertumbuhan ekonorm yang
diperlukan untuk rncninqka'kan penciptaan kesempatan kerja, sekahgus
mengurang1 pengangguran sampai pada lingkat yang dilnginkan
49
Kuncoro Mudrajad, 1999, Ekonomi Pembangunan, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Islam dan Nazara (2000) , Estimating Employment Basticity for the Indonesian Economy, Copyright a International Labour Organiz.ation 2000
Soediono, 1999, Toori Pertumbuhan Ekonom1, Sinopsis Pengantar llmu Ekonomi, Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Borjas, George J. 2000, Labor Economics, Boston.Irwin McGraw-Hiii
Ehrenberg, Ronald and Smith, Robert, 2000, Modem Labor Economic Theory and Public Policy, Addison Wesley Longman, Inc.
Etfindri,Nasri Bachtiar, 2004, Ekonomi Ketenagakerjaan, Andalas University Press.
Febrianty, 2004. Analisis Permintaan Tenaga Kerja Perkebunan Karel rakyat dengan Pendekata11 Maksimalisasi Laba :Jan Minimalisasi B1aya. Tesis, Unsri (tidak dipublikasikan)
Ferdinand, Augusty, 2002. Structural Equation Modeling Dafem Pene/itian Manjemen, BP Undip
Sadan Pusat Stalistik (BPS) Sumatera Selatan. 2005. Sumsel Dalam Angka 2004. Palembang
Sadan Pusat Statistik (BPS} Sumatera seiatan. 2006. Sumsel Dalam Angka 200512006. Palembang
Agustian, W. 2005. Analisis Tingkat Pengangguran Antar Kabupalen di Provinsi Sumatera Selatan. Tesie. Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. (Tidak dipubfikastkan).
Sadan Pusa1 Statistik (BPS) Sumatera Selatan 2004 Samsel Da/am Angka 2003. Palembang
DAFTAR PUST AKA
50
Wulandari, Octavia. 2002 Pereneo Tenaga Kerja Sektor Tersier Dalam Perekonothian Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana lnstitut Pertanian l:logor (Tldak dipublikasiKan)
Todaro. P Michael. 1999. Pembangunan Ekonoml Dun/a Ketiga . S ( Alih bahasa Burhanudin Abdullah dan Hams Munandar ). Edisi 6. jilid 1. Penerbit Erlangsia. Jakarta
SMERU, laporan Penelitian. 2001, Wage and Employment Effects of minimum Wage Policy in the Indonesian Urban Labor Market, web: www.smeru.co.1d
Surnarsono, Sonny. 2003 Ekonomi !v'lana1emen Sumberdaya Manusia dan Ketenagak&rfaan. Graha llmu Yogyakarta.
Sukimo Sadono, Teori Ekonomt Mikro, Edisi 2 , PT.Grafindo Persa<:Ja, 2000
Simanjuntak, Paya man, 2.001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya M1;1nusia, Penerbit FakuJtas Ekonomi Universitas Indonesia.
Mcconnel, Campbell R, 1999, Contemporary Labor Economics. fifth edition, McGraw-Hill lnterna1ional Editions, Singapore
Manning, Chris. Approaching The Turning Point ? Labor Market Change Under lndonesian's New Order. The Journal of Institute of Developing Economic's. Vo/.XXXlll No.1 March 1995. Tokyo
SL
unobserved exogenous unobserved exogenous
e2 e1
observed exogenous observed exogenous
obsl!l'Ved exosences
AK TP
POAB
observed endogenous observed endogenous
Upah PTK
Your model contains tile lofowill!I vanables
Subhan· lllonda~. Jutf 23, 20:>7 05.26 PM
Title
•••.•.••••••"•"'-~•••• .. ·•••·-~•• ~•-"J>-U•••·.,••·•-·•
Copl(right 1994-1QOO SmaUWotcim Corporation 1507 E. S3nl Street- #452
Chicago, IL 60615 USA 773-667-8535
Fax:773-95~6252 http:llwww.smalwaters com
V~iori4.01
byJameo; l Atbuckle
Su Ohan Monoay, July 23, 20(rt 05.26:11
PTK Upah
0 713 0.812 0 660 0 497 0 264 0.261 0.2!l7 0203 o. t01 0.070
AK TP PDRB
Sample size: 10
Sample Covariances
0.117 0.277 0.3· 6 0.354 0.357 0.450
0 564 0 621 0 664 0.768
8.796 6.312 5.898 5 536 5.508 4.729 3.899 3516 3236 2.570
6 9 1 4 7 10 3 5 8 2
Ot:servatioo Mahalar:Obts numter d-squared p 1 p2
Observations farthest from the centroid (Mahalanob1s distance}
PDR::I 17457 17.7:'0 0.392 0.506 -0 592 -0.382 TP 1.951 2.149 -0.680 -0.888 -0.810 -0.523 AK 14.845 15.046 ·0.783 -1.010 -0 264 -0.171 Upah 12.155 13.548 ·0.530 -0.684 -0 8fi9 ·0.561 PTK 1~.808 14989 -0.168 -0217 1.218 ·0.786 Mullivanal" -0 638 -0:121
min max sl<.ew c.r ku11us1s c.r.
·----··-· ........ 0 0 2
0 0 0 0 0 12
----·-·· 0 0 14
Assessment of normality
NOtE· The model rs recursive,
·-·-·· ·-··-·-- ............ --- Fixe<I 2 0 0 I :>l'>elecl: 0 0 0 unlsbeteo: 4 3 5 -·-·-·- ·----- .. ··--- Total. 6 3 5
Weights Covoliancos Variances Means Intercepts Total
Summary of Pera meters
Number ot va 1 j;dJl;Js in your model 7 Number of observed variables 5
Number of unobseNP.d variables 2 NumbC!r of exogenous veriables 5 Number of enoogenoos vaoables· 2
Minimum was achi1>v"'1
Oe 3 0 Oe+000-5.2815e·001 1.00e+-004 5.71706192697e+001 0 1.00e+004 1e 2 0 Oe+000-1.3845e•O-OO 5 9~1 4.53149373429e•001 17 1 07e•OOO 2e· 1 O.Oe+OOO -2.0664e-001 2.31e-001 4.07051087413e+001 5 8, l le-001 3e•o 3 3e+002 OOOOOe+OOO 9.32e-001 3.17504510241e+oo1 s 9.12e·001 4e 0 2.8&-002 O.OOOOe+OOO 5 07~001 2 996393341640•001 1 9.S6e-001 5e 0 2.79'-002 O.OOOOe+ODO 1.45e-{J01 2.96049331316e+OOJ I '..12e+OOO 6e 02.7e+002 O.OOOOe+OOO 3.11e-002 2.97980545407e+001 11 04e+OOO 7e 0 2.7e•002 0 OOOOe+OOO 1.22e-003 2 97S80316010e+001 11.00e+OOO Se 0 2. 7e•002 0 OOOOe+OOO 2 41e-006 2.97S80316006e+OOI 1 1 OOe•OOO
D"ll'"'es of freedom. 3
Number of distinct sample moments; t 5 Number of distinct r•rametets to be estimated: 12
Computation of degre&s of freedom
Modal· Default model
Determinant of sample covariance matnx = 9.0067e+014
Condition nurrber of Sample Correlations= 1 741204e+002
1.676e-002 1.003e-001 1.sose-0-01 1 784e<-OOO 2 918e ... ooo
Eigenval\Jes or Sampl9 Cerrelauons
PORB 1.000 TP 0 745 1.000 AK 0.248 0.627 1 000 Upah 0.8~!'.i 0 752 0.153 1 000 PTK -0.010 0.355 0.926 -U.095 1.000
PDRB TP AK llr>ah PTK
Sample Correlations
CondlUon number ot Sample Covariances : 3.254355e• 003
6.406e-005 5.907e-004 1 427e-003 8.001e..003 2.0BSe-001
Eog&nvatues cf Sample Covariaoces
PDRB 0.00558 TP 0 00343 0.00380 AK 0 00113 0.00236 o OC371 Upah 0.02871 0 02156 0 OM2C> 0.20188 PTK -0.00005 0 00131 0.00337 ·O 00256 0.00358
Upah 0.798 PTK 0 053
Estimate Squared Multiple Correlauons:
AK 0.004 O 002 2 121 par-8 TP 0.004 0.002 2 121 par-s PDRB 0.006 0 003 2121 oer-to e2 0.041 0.019 2121 par-11 e1 0.003 0 002 2.121 p•r-12
Estimate S.E C R Label variances
AK <---'> TP 0 627 TP <--> PDRB 0.745 AK <··-"" PDRB 0 248
Estimate Correlations:
AK <--> TP 0 002 0. 001 1.595 par-t TP <---.> PDRB 0.003 0 002 1. 793 i;>ar-2 AK<--> PORB 0.001 0 002 •J 723 par-3
Estimate S.E. C R Label Covariances:
1.1.:JO -0.556
-0319 0 262
Upah <···- TP Uoall <--AK PTK<-Upah PTK <--- PDRB
Eslimate Standardized Regression Weights:
8.235 1.401 5.880 par-4 -4 100 1 418 ·2 891 par-5
-0.043 0 084 -0 509 par-6 0.213 0.508 0.419 par-7
Upah <···· TP Upah <····AK PTK <--- Upah PTK <--··· PDRB
Esumate S E. C R Label Regression Weights:
Maximum likelihood Estimates
Chi-square = 4,401 Degrees of freedom • 3 ProbabllltPTK ieve. = 0,22·1
PORB TP AK Upah PTK
Slandardized Residua! C<no:iriances
PDRB 0.000000 TP O.COOOOCI 0 000000 AK 0.000000 0 000000 0 :lOOOOO Upati 0.005062 0.000000 0 000000 o 000000 PTK -0 003217 0 001508 0 003315 0.001078 ·O 000093
----· ------ -- -- PTK AK TP PORB
Residual Covanances
PDRB 1 000 TP 0.745 1.000 AK 0 .248 0. 627 1 000 Upah 0.705 O 782 0.153 1 000 PTK 0.038 --0.053 0 ()1 G -0 '34 I 000
PDRB TP AK Upah p-K
Implied CorrelatJors
PORB 000558 TP 0 00343 0 00380 AK 0.00113 0.00236 0 00371 Upah 0.02365 0 02166 0 00420 0.20188 PlK 0.00017 -0.00020 0 00006 -0 00354 0.00367
PDH8 TP AK Upah PTK
Implied Covariances
PORS 1.000 TP 0.745 1.000 AK 0.248 0.627 i.eoo Upah 0. 705 0.782 o I S3 1.000 PTK C.038 -0 OS3 0.016 •J.1:!4 1.000
PDRB TP AK Upah PTK
Implied (for alt variables} Correlatrons
PDRB 0.00558 TP C.00343 0.00380 AK 0.00113 0.00236 0.00371 llpah 0.02365 0.02166 0 00420 0.201 &8 PTK 0.00017 -0.00020 0 00000 --0.00364 0.1}0367
PDRB TP AK Upah I' 11(
Implied (for all variables} Covanances
M.I ?ar Change Covarlances
Modif1callon lnt11r.P.S
Upah O 000 0.000 o 000 o ooo PTK 0.000 ·O 360 0.177 0 000
PORB TP AK Upah
Stall<lardized Indirect Effects
U~ah 0.000 0.000 0.000 0.:>00 PTK 0.000 -0 354 0. 176 0 000
PDRS TP AK Upah
lm11rect Effects
Upalr 0 000 1.130 ·O 556 0 000 PTK 0 262 0.000 0.000 ·O 319
PORR TP AK Upah
St.anda11.ltzed Oirecr Effecls
Upah 0.000 8.235 -4.100 o ())0 PTK 0.213 0.000 0 (100 -0 043
PORB TP AK Upah
Direct Elfe<:ts
UJ>t!h 0.000 1.130 -0.556 0.000 PTK 0.262 -0360 0.17'/ -031~
fJOl-<6 TP AK Upah
Standardized Total Effects
Upah 0.000 8 235 -4.100 0.000 PTK 0.213 -0.354 0.176 ·0.043
PORB 1 I' Al< Upah
lotal Effects
PJRB 0 OO·) T'P O.llOO 0 000 AK 0.000 0 000 0.000 Ui>ah 0 370 0.000 0.000 0.000 PTK ·0.144 1.209 2694 O 116 -C.054
par-8 1.000 par-s 0.394 1.000
.. ·--- --····- ----- ------- par-8 par-9 par-to par-t t par-12
par-1 1 000 par-2 0486 1.000 par-3 0.741 0 632 1 0<.10 par-4 0.000 0.000 -0.000 1 000 par-5 0.000 0000 0.000 -0 627 1.000 pa1·6 -0.000 --0.000 --0.000 ~) 000 0.000 1.000 par-7 -0.000 -0.000 -0 000 0000 -0.000 -0855 1 000 par-8 0752 o.1n 0341 o.coo 0 000 -0.000 0 000 per-9 0.752 0.845 0.642 0.000 -0.000 -0.000 -0.000 par-10 0.222 0.845 0 341 -0.(100 0 000 ·0.000 0.000 par-1 l 0.000 0.000 0.000 0.000 -0:~00 0.000 -0.000 par-12 0 000 0.000 O.OOD -J 000 0.000 0 000 ·0.000
-·--- ----- ----- _ ------ ------ par-j par-Z par-3 p<;11·4 µ1:1r-5 par-s par-7
Correlatio11s of Eslimates
0.000 0 000 0.000 0.000 0.000 0 000 0.000 0.000 0 000 o.ooo 0.000 0.000 -0.000 0 000 0.000
par-8 per-s par-10 pllr-t 1 par-12
par-8 par-9 par-10 par-11 oar- 12
par-t 0.000 ;w-2 0.000 0.000 par-a 0 000 0 000 0.000 par-4 0.000 0 000 -0.000 1 961 par-S O.JOO 0.000 0000 _, 246 2011 par-6 -0 000 .Q ooo -0.000 -0 000 0 000 0.007 par-7 -0.000 ·0.000 ·0.0)0 0.000 -0 000 -0.037 0.258 par-8 0 000 0.000 0000 0.000 0 000 -0.000 0 000 par-9 o 000 0000 0000 0 000 -0.000 ·C.000 -0.000 par-10 0.000 0.000 0.000 -0 000 0.000 -0.000 0.000 par-t t 0.000 0 ooo 0000 0 000 -0 000 0.000 ..0.000 par-1?. 0.000 0.000 0.000 -C.000 0000 0.000 -0.000
csr-t par-2 par-3 per-4 par-5 par-6 par-7
Variance-covariance Matrix ol Es~mates
7 661 0.393 PTK <----AK
M I. Par (;lla11ge
M l Par Change Variances
4.702 3.002 el<--> AK
DELTA\ RHOl OELTA2 RH02 Model NFI RFI IFI I LI CFI -----··-- .. _ ..... __ ... -- ---- ----· -----~ Oefaull model 0.<!87 ·0.711 0 513 0,954 0,966 Saturated model 1 000 1 000 1.000
ln<t.,pendenc" mo<lel 0.000 0000 0000 ocoo 0.000
Default m()(lel 0.002 O 958 0 64 i 0. 1 ~ Saturated model 0 000 1.000 Independence model 0.039 0.426 0 139 0 2S4
PGFI GFI AGFI RMR Model
Derault model 12 29.798 3 0.000 1.~67 Saturated model 15 0.000 o l:ldependence model S 58 037 10 O 030 5.804
P CMIN/OF CMIN OF Model NPAR
Summary of moceis
0 000 0.048 0 000 0.609 0.802 0 000 1.920 1.915 , 814 0.000
·0.098 ·O. 135 -c 678 • 1 933 0,000
par-l! par-9 par-10 par-t t p&r-12
par-8 par-9 par-10 par-11 p;;r-12
par-t par-2 ~[·3 pA(-4 pi>r-S par-S par-? ------ ------ ------- ----- --- -···-···· ------· par-t 0.000 par-2 0.611 0.000 par..J ·1.118 -l.511 0.000 par-4 5.878 s 877 5 8i9 0000 par-s -2.893 -2 894 -2.892 -4 851 0.000 par-6 ·O 536 -0.549 -0522 ·5.900 2 856 0.000 par-7 0 414 0.412 0.417 5 384 2 863 0440 0.000 par-s 1 161 o 118 1 353 ·5877 2.894 0 552 ·O 412 par-9 1.216 0.356 1 863 -5877 2.894 0.553 -0.412 par-10 1.1116 1 491 1737 -5.876 2.895 0 574 ~408 par-11 1 993 1.933 2.056 ·5850 2 920 0 &6G -0.339 par-12 0 507 0017 1.036 ·5877 2 894 0.550 -0.412
Cnt1cal Ratios for Differences be1Wee11 Parameters
0.062 0.556 1.000 0.000 0.000 0.000 1 000 0.000 0 OOC -0.000 C OOD ; 000
par-1 O par-t t par-12
Minimllation: 0.000 Miscellaneous: O 375 Bootstrap: 0.000 Total: 0.375
EKecullon time summary
4 4
3 Default model 3 Independence l'.lodel
HOELTER HOELTER Model .05 .01
Default model 5.978 4 430 8 353 11 311 Saturated model 3.333 3 333 3 333 10.000 Independence model 7.560 5.303 10 G~1 9.782
Default model 53.708 101 798 76 742 69.429 Saturated model JO ooo 90 000 53 680 49.539 Independence model 68 037 88 037 77.597 74 550
Model ECVJ LO 90 HI !lO MECVI
CAIG fl IC BCC AIC Model
Default model o 996 0.690 1.336 o.ooc Independence model 0 731 O 555 0.918 O 000
Model RMSFA l 0 90 HI 90 PClOSF.
Default model 3.311 2 978 1 430 5.35~ !;aturaled model 0.000 0.000 0.000 0.000 Independence model 6 449 5.337 '.l 081 &.428
FO LO 90 1->I sn FMIN Model
Uefaullmoclel 26.798 12.873 48.H4 Satur::ited model 0.000 0.000 0.000 Independence model 4s.o:n 27 725 75 8S6
Default model 0.300 0 146 0. 13~ Satur!lted model 0.000 0.000 0.00~ Independence model 1 000 O 000 O.oJOO
Model NCP LO 90 HI 90
PCFI PNFI Moael PRATIO
top related