simposium nasional direktorat jenderal guru dan tenaga
Post on 24-Nov-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Simposium NasionalDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pemanfaatan Aplikasi eProses
di SMK Negeri 4 Gorontalo
SMK NEGERI 4 GORONTALO
Simposium Nasional ktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Pemanfaatan Aplikasi e-Learning dalam
Proses Pembelajaran di SMK Negeri 4 Gorontalo
WALID UMAR, S.SI SMK NEGERI 4 GORONTALO
ktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Learning dalam
1. Pengantar
e-Learning adalah merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendistribusikan sumber belajar secara
elektronik, sehingga dapat diakses melalui daring (online). e-Learning secara
bahasa merupakan dua penggalan kata yang mengkombinasikan antara e
(Elektronik) dan Learning (Pembelajaran).
e-Learning merupakan sebuah aplikasi yang dapat mewadahi proses
pembelajaran siswa di sekolah, sehingga pelajar dapat mengakses sumber belajar
dengan lebih mudah dan cepat untuk diakses, hal ini dapat menstimulus kreatifitas
kreatifitas dan inovasi siswa dalam mencari, menganalisa, mengkaji, memahami,
dan menyimpulkan materi pembelajaran yang tersedia pada e-Learning secara
mandiri. Saat ini e-Learning merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, dan mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran yang
terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Kelebihan e-Learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan,
visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 :
253 ). Sistem pembelajaran elektronik adalah cara baru dalam proses belajar-
mengajar, yang merupakan sebuah konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. e-Learning dapat memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih proses & model belajar sesuai keinginan
pelajar, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya terlaksana didalam kelas,
namun bisa terjadi diberbagai tempat dan kondisi.
Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar,
teks, animasi, suara, video.
Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu
minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk
diperbanyak.
Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada
pokok bahasan mata pelajaran sesuai kebutuhan.
Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguasaan materi
tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji
dengan ujian yang dilaksanakan secara melalui e-Learning.
Dengan e-Learning, peserta didik dapat mengakses materi ajar yang telah
tersedia pada aplikasi e-Learning, sehingga dapat mempersingkat/mempercepat
progress belajar siswa, hal ini secara signifikan bisa menekan biaya studi
sehingga menjadi lebih ekonomis. e-Learning mempermudah interaksi antara
peserta didik, pengajar, dan bahan ajar. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi dengan peserta didik lainnya. e-Learning memungkinkan peserta didik
mengakses bahan belajar setiap saat, secara berulang. Dengan kondisi yang
demikian peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaan terhadap materi
pembelajaran.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah: Penggunaan
e-Learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan
daya serap pelajar atas materi yang diajarkan. Manfaat e-Learning dalam proses
pembelajaran dapat diuraikan menjadi beberapa poin berikut :
Meningkatkan partisipasi aktif dari pelajar.
Meningkatkan kemampuan belajar mandiri pelajar.
Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
2. Masalah
Adapun permasalahan yang sering dialami dalam proses pembelajaran dikelas
atau pembelajaran yang memanfaatkan sumber informasi internet adalah sebagai
berikut :
Pelajar lebih tertarik mengakses konten pembelajaran yang interaktif
(audio/video/visual) berupa aplikasi yang menjelaskan terkait materi
pembelajaran.
Memicu tindakan plagiat oleh siswa dalam pengerjaan tugas dengan
melakukan browsing.
Banyaknya pengaruh konten yang tidak dibutuhkan ketika siswa melakukan
akses informasi melalui browser seperti iklan, popup, spam, dan konten
negative lainnya.
Pelajar saat ini lebih tertarik menggunakan media bantu pembelajaran
berbasis elektronik dalam proses pembelajaran.
Sumber informasi yang diakses oleh siswa kurang tepat (bukan merupakan
fakta sebenarnya), karena konten yang tersaji di halaman blog tidak selalu
menyajikan fakta yang sebenarnya.
Terjebak di situs-situs yang menyajikan konten negatif (pornografi,
perjudian, penipuan, dll), sehingga hal ini dapat memecah konsentrasi
pelajar dalam proses pencarian informasi dengan memanfaatkan media
internet.
Berbagai permasalahan bisa saja disetiap proses pembelajaran, hal tersebut
bisa saja disebabkan oleh berbagai komponen seperti : pelajar, pengajar, sumber
belajar ataupun kondisi / situasi yang ada. Metode pembelajaran gaya lama
(pidato, ceramah, dll) yang pada umumnya masih membudaya di sekolah-sekolah
di Indonesia, menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat kreatifitas siswa
dalam berfikir, mengkaji, mempresentasikan dan bertindak.
Permasalahan tersebut bisa saja dipicu oleh berbagai aspek seperti
ketidaktertarikan pelajar terhadap metode pengajaran guru didalam kelas yang
masih menggunakan metode pembelajaran satu arah, generasi pelajar saat ini
lebih tertarik dengan metode pembelajaran dengan memanfaatkan konten
multimedia interaktif (gambar/suara/video) yang sesuai dengan topik materi yang
akan dipelajari. Pembelajaran dengan memanfaatkan media bantu berbasis
elektronik seperti komputer, laptop, notebook dan tablet lebih diminati oleh pelajar
karena pembelajaran menjadi lebih interaktif, hal ini dikarenakan keingintahuan
siswa dengan perangkat media bantu pembelajaran yang digunakan.
Pemanfaatan media internet sebagai sumber belajar saat ini sudah menjadi
trend, segala informasi yang dibutuhkan dapat diakses secara mudah dan cepat
dengan menggunakan mesin pencari (search engine). Namun kebenaran dari
sumber informasi yang diakses melalui halaman website / weblog masih
diragukan, karena sumber informasi dari materi yang dituliskan tersebut belum
teruji kebenarannya.
Aktifitas penjelajahan (browsing) informasi di internet, terkadang menghasilkan
informasi yang tidak dibutuhkan yang terkadang mengganggu seperti banyaknya
iklan, popup, atau spam. Selain itu masih banyaknya konten yang ikut tampil
ketika proses browsing, yang menjurus ke halaman web/blog yang menampilkan
konten yang negatif (pornografi, perjudian, penipuan, dll), hal ini tentu dapat
memecah konsentrasi pelajar dalam pengaksesan sumber belajar.
Selain itu aktifitas browsing bisa saja menjurus ke tindakan plagiat, karena
informasi yang tersaji di halaman blog/website, sering kali tidak mencantumkan
sumber / daftar pustaka, sehingga informasi yang ditampilkan harus melalui
proses penyaringan terkait fakta yang dihasilkan.
3. Pembahasan & Solusi
Pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-Learning berakibat pada
pada perubahan metode pembelajaran yang terlaksana dikelas. Dengan hadirnya
metode pembelajaran e-Learning, kegiatan pembelajaran menjadi lebih fleksibel
karena bisa terlaksana dimana saja, dan diberbagai kondisi.
Rosenberg (2001), menekankan bahwa e-Learning pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap positif bagi pelajar.
e-Learning tersedia dengan menawarkan berbagai konten informasi yang
sudah dikelompokkan berdasarkan tingkatan, selain sebagai sumber informasi
yang efektif. e-Learning juga menjadi media untuk menguji kemampuan siswa
dalam pengusaan materi yang sudah dipelajari, dengan menggunakan fitur quiz,
ketersediaan fitur yang cukup beragam dapat mengasah kemampuan nalar siswa
terhadap kuis yang ditawarkan, karena quiz disajikan dengan berbagai model dan
bentuk seperti : soal acak, objektif, essay, mencocokan, benar/salah, yang
metode penyajian informasi dengan memanfaatkan multimedia interaktif.
Dengan pemanfaatan unsur multimedia dalam proses pembelajaran. e-
Learning dapat mempercepat proses pengusaan materi oleh siswa. Hal ini bisa
dilihat secara jelas dalam proses pembelajaran fisika, pada materi pembelajaran
listrik statis, e-Learning dapat menyajikan konten pembelajaran yang
menampilkan visualisasi tentang cara kerja dan sifat listrik statis. Hal ini lebih
diminati dan digemari oleh siswa. Namun hal ini sulit diwujudkan dalam
pembelajaran konvensional dimana, siswa hanya diajak untuk memahami teori-
teori dasar melalui gambar yang disajikan melalui buku pegangan siswa yang
masih sangat terlihat monoton (tidak fleksibel).
Perlu dipahami bahwa e-Learning hadir tidak akan bisa menggantikan
proses pembelajaran tatap-muka dikelas, namun e-Learning hadir untuk
menunjang proses pembelajaran dan keberlanjutan dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif,
komunikatif, serta kemampuan pelajar dalam penyerapan materi menjadi lebih
efisien.
Proses pemberian tugas, ulangan, ujian dan kuis yang awalnya masih
menggunakan kertas, e-Learning lebih mengurangi penggunaan kertas, karena
semuanya bisa dilakukan melalui e-Learning dengan memanfaatkan perangkat
computer dan sejenisnya. Proses pemeriksaan bisa secara otomatis dilakukan
oleh sistem (kecuali jenis soal berbentuk essai yang memerlukan nalar dan
penilaian khusus oleh guru), hal ini tentu bisa meningkatkan objektifitas, menekan
biaya penggandaan soal. Sehingga bisa meningkatan keefektifan penggunaan
waktu dalam proses pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa.
Proses implementasi e-Learning haruslah diawali dengan proses
pengembangan dan sosialisasi tentang tujuan, dan pemanfaatannya. Komponen
utama dalam proses berjalannya e-Learning didalam sebuah lembaga bergantung
kepada tiga aspek : peserta didik, pengajar, media pembelajaran dan perangkat
pendukung (komputer,laptop, tablet, dll). Kendala yang terjadi adalah tidak semua
pembelajaran efektif menggunakan media komputer. Banyak pembelajaran yang
lebih efektif bila dilakukan secara kooperatif atau pun kolaboratif. e-Learning dapat
membuat proses pembelajaran menjadi jauh lebih panjang dan dapat dilakukan
secara berulang oleh siswa.
e-Learning memiliki sistem yang dapat memvirtualisasi proses belajar mengajar
konvensional. Adapun fitur-fitur yang tersedia adalah : manajemen kelas,
pembuatan materi, konten, forum diskusi, chatting, sistem penilaian, quiz, tugas,
dan ujian online. e-Learning dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran,
secara umum e-Learning menerapkan metode pembelajaran yang bersifat student
center atau berpusat pada siswa. e-Learning menuntut guru untuk dapat
menyajikan materi pembelajaran yang baik dan menarik sehingga siswa bisa lebih
aktif dalam proses pembelajaran e-Learning, sedangkan guru hanya bersifat
sebagai fasilitator yang menyediakan konten pembelajaran.
Komponen dasar e-Learning
Adapun komponen dasar yang dibutuhkan dalam proses penerapan e-learning
dalam sebuah sistem pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Infrastruktur e-Learning : merupakan komponen dasar penunjang e-
Learning dapat berupa perangkat server yang menampung aplikasi e-
Learning dan komputer client yang berfungsi untuk mengakses konten e-
Learning melalui server. Selain perangkat yang tidak kalah penting adalah
konektifitas antara client dan server baik berupa kabel (wired) untuk
perangkat computer/laptop dan nirkabel (wireless) untuk perangkat mobile
b. Sistem & Aplikasi e-Learning : merupakan sebuah aplikasi e-Learning yang
melakukan manajemen terhadap daftar pengguna (guru/siswa/admin),
melakukan manajemen sumber daya belajar, kelas, forum diskusi, sistem
penilaian, dan hal terkait yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Konten e-Learning : materi/konten pembelajaran yang dimuat dalam
aplikasi e-learning yang akan diurut, dan dikelompokkan berdasarkan jenis
mata pelajaran dan topik yang sesuai.
Perangkat lunak manajemen e-learning yang saat ini cukup tenar, dan banyak
digunakan diberbagai lembaga pendidikan adalah Moodle (Modular Object
Oriented Dynamic Learning Environment). Moodle memiliki fitur, kemampuan dan
fitur yang cukup lengkap dalam proses pembelajaran. Adapun komponen-
komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Manajemen pengguna (user management) : aplikasi e-Learning dapat
melakukan manajemen pengguna, dan membagi pengguna berdasarkan
kelompok seperti siswa, guru, pengawas, dan administrator. Sistem dapat
mengelompokkan masing-masing hak user berdasarkan hak akses yang
ditetapkan oleh user.
Contoh : siswa hanya bisa mengakses informasi, mengirimkan tugas,
mengerjakan ujian, dan berdiskusi melalui forum yang ada di sistem e-
Learning. Berikut ditampilkan pengguna yang terdaftar pada sistem e-
Learning, yang telah di kategorikan berdasarkan roles permission (hak
akses).
Pada sistem e-Learning, seluruh pengguna dapat mendaftarkan
akun masing-masing secara mandiri atau oleh administrator. Selanjutnya
administrator akan melakukan verifikasi data pengguna yang telah
mendaftar, jika data sudah sesuai, selanjutnya administrator akan
melakukan aktifitasi terhadap akun username pengguna tersebut.
b. Manajemen kelas (class management) : e-Learning dapat
mengelompokkan kelas, tingkatan, dan mata pelajaran untuk setiap siswa.
sehingga siswa yang berada pada sebuah kelas, hanya bisa mengakses
kelas dan mata pelajaran yang terpilih tersebut, disetiap kelas terdapat
pengelola mata pelajaran (course virtual).
c. Manajemen materi pembelajaran : Guru dapat mengupload dan
mengelompokkan materi yang akan diberikan kepada siswa, adapun materi
pembelajaran yang akan di unggah (upload) dapat dikelompokkan
berdasarkan dengan jumlah pertemuan yang diinginkan.
d. Manajemen forum diskusi : merupakan fitur e-Learning yang dapat
dimanfaatkan memfasilitasi guru dan siswa dalam proses diskusi dan
pembahasan sebuah materi, kasus, dan permasalahan.
e. Manajemen kelas virtual (jarak jauh / webminar) : merupakan fitur e-
Learning yang digunakan untuk melakukan manajemen terhadap
pembelajaran secara langsung (realtime) dan secara tidak langsung melalui
e-Learning oleh guru dan siswa.
f. Manajemen ujian, dan tugas : adalah sebuah fitur ujian e-Learning yang
dapat difungsikan untuk melakukan manajemen terhadap pelaksanaan
ujian dengan berbagai model / jenis soal seperti : objektif, essay,
mencocokkan, membandingkan, benar/salah. Fitur ini sangat memudahkan
guru dalam proses analisis terhadap hasil ujian dengan cepat.
g. Manajemen aktifitas (log)
kelas, dan administrator untuk melakukan monitoring terhadap aktifitas
siswa secara khusus dan keseluruhan dalam
Pada e-Learning yang telah di terapkan,
kelas yaitu : kelas khusu dan kelas umum
(1) kelas khusus
tingkatan (X, XI dan XII), diseluruh mata pelajaran yang
siswa diharus bisa belajar, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian secara online
dan menuntaskan seluruh ujian yang tersedia. Sedangkan
adalah kelas yang bersifat tidak wajib, karena bisa diikuti oleh siswa, sesuai minat,
hobi atau keinginan dari
Teknik Komputer dan Jaringan, disediakan kelas
kelas ini tidak wajib diikuti, namun jika siswa yang memiliki minat untuk
mempelajari tentang desain grafis bisa mengikuti kela
Manajemen aktifitas (log) : fitur yang dapat membantu guru, pengawas
kelas, dan administrator untuk melakukan monitoring terhadap aktifitas
siswa secara khusus dan keseluruhan dalam penggunaan
Learning yang telah di terapkan, disediakan dua buah kategori
khusu dan kelas umum.
(1) kelas khusus adalah kelas yang wajib diikuti oleh setiap siswa di 3
tingkatan (X, XI dan XII), diseluruh mata pelajaran yang tersedia pada e
diharus bisa belajar, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian secara online
dan menuntaskan seluruh ujian yang tersedia. Sedangkan (2) kelas umum
adalah kelas yang bersifat tidak wajib, karena bisa diikuti oleh siswa, sesuai minat,
hobi atau keinginan dari siswa tersebut. Contoh untuk kelas X untuk jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan, disediakan kelas umum Desain Grafis Multimedia,
kelas ini tidak wajib diikuti, namun jika siswa yang memiliki minat untuk
mempelajari tentang desain grafis bisa mengikuti kelas tersebut.
: fitur yang dapat membantu guru, pengawas
kelas, dan administrator untuk melakukan monitoring terhadap aktifitas
e-Learning.
ediakan dua buah kategori
adalah kelas yang wajib diikuti oleh setiap siswa di 3
tersedia pada e-Learning
diharus bisa belajar, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian secara online
(2) kelas umum
adalah kelas yang bersifat tidak wajib, karena bisa diikuti oleh siswa, sesuai minat,
kelas X untuk jurusan
Desain Grafis Multimedia,
kelas ini tidak wajib diikuti, namun jika siswa yang memiliki minat untuk
e-Learning moodle dapat mengarahkan siswa untuk berdiskusi
online/offline) untuk membahas materi tertentu yang dimungkinkan untuk
pembahasan secara berkelompok. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih
mandiri dan meningkatkan kema
Sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator yang nantinya akan mengamati
proses dan hasil kerja secara langsung, dan melalui e
Pemberian kuis oleh guru melalui sistem e
dipersilahkan mengerjakan kuis. Secara otomatis hasil, waktu, dan kemampuan
siswa dalam pengerjaan dapat diamati oleh guru melalui sistem e
Contoh : guru dapat menganalisa te
terhadap sebuah materi, dilihat dari berapa
mengerjakan dan menyelesaikan
Selain siswa, pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi terkait pemanfaatan e
Learning juga dilakukan un
juga dapat memanfaatkan aplikasi e
pelajaran masing-masing.
moodle dapat mengarahkan siswa untuk berdiskusi
membahas materi tertentu yang dimungkinkan untuk
pembahasan secara berkelompok. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih
n meningkatkan kemampuan analisis terhadap sebuah materi
berperan sebagai fasilitator yang nantinya akan mengamati
proses dan hasil kerja secara langsung, dan melalui e-Learning.
Pemberian kuis oleh guru melalui sistem e-Learning moodle, dimana siswa
dipersilahkan mengerjakan kuis. Secara otomatis hasil, waktu, dan kemampuan
siswa dalam pengerjaan dapat diamati oleh guru melalui sistem e
Contoh : guru dapat menganalisa tentang tingkat pemahaman siswa A dan B
terhadap sebuah materi, dilihat dari berapa jangka waktu
dan menyelesaikan sebuah soal.
Selain siswa, pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi terkait pemanfaatan e
Learning juga dilakukan untuk guru pengajar mata pelajaran non
dapat memanfaatkan aplikasi e-Learning dalam proses pembelajaran di mata
masing.
moodle dapat mengarahkan siswa untuk berdiskusi (secara
membahas materi tertentu yang dimungkinkan untuk
pembahasan secara berkelompok. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih
terhadap sebuah materi.
berperan sebagai fasilitator yang nantinya akan mengamati
Learning moodle, dimana siswa
dipersilahkan mengerjakan kuis. Secara otomatis hasil, waktu, dan kemampuan
siswa dalam pengerjaan dapat diamati oleh guru melalui sistem e-Learning.
ntang tingkat pemahaman siswa A dan B
jangka waktu siswa tersebut
Selain siswa, pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi terkait pemanfaatan e-
lajaran non-TIK, sehingga
Learning dalam proses pembelajaran di mata
4. Kesimpulan dan harapan penulis
Pembelajaran e-Learning merupakan solusi praktis dalam pengembangan
dunia pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. e-
Learning merupakan sebuah perangkat penunjang untuk meningkatkan proses
pembelajaran siswa. Pada dasarnya teknologi tidak bisa menggantikan proses
pembelajaran konvensional (tatap muka), namun TIK menunjang berjalannya
proses pembelajaran tersebut.
e-Learning sendiri merupakan pembelajaran jarak jauh yang dimana peserta
didik dan pendidik tidak harus bertatap muka secara langsung untuk melakukan
sebuah pembelajaran. e-Learning sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran
pada setiap jenjang pendidikan.
Dalam penerapan e-Learning dalam sebuah satuan pendidikan terdapat
berbagai permasalahan, Kendala lain juga muncul, yaitu ketersedian dan
kelayakan infrastruktur e-Learning itu sendiri. Dalam kenyataannya tidak semua
sekolah memiliki perangkat yang mendukung dalam menjalankan e-Learning
begitu pula pada Perguruan Tinggi tidak semua perangkatnya layak untuk
digunakan untuk proses pembelajaran e-Learning.
Kendala utamanya adalah ketika seorang pendidik menyampaikan
pembelajaran melalui e-Learning maka peserta didik harus menggunakan
komputer dan jaringan internet untuk menerimannya namun tidak semua peserta
didik memiliki perangkat tesebut di rumahnya, berdasarkan pada hal tersebut
diperlukan adanya sinergi antara guru, siswa dan orang tua dalam penerapan
pembelajaran dengan e-Learning, sehingga ketercapaian pemanfaatan e-Learning
menjadi lebih maksimal.
Harapan saya sebagai penulis, Pemerintah memberikan perhatian khusus
terhadap pemerataan pengembangan metode pembelajaran dengan
memanfaatkan e-Learning, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas
siswa, guru dan pembelajaran.
5. Daftar Pustaka
Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sujana, Janti Gristinawati dan Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan Perpustakaan di Indonesia. Bogor: IPB Press.
Rosenberg. 2002, Pemanfaatan E-Learning dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Jakarta : Elex Media Komputindo
WALID UMARPENGAJAR, TRAINER, & NETWORK DEVELOPM
TENTANG SAYA
Saya adalah seorang pengajar lepas di sekolah menengah kejuruan. Lahir di Gorontalo, 16 September 1991. Selain sebagai seorang pengajar, juga memiliki usaha sampingan yaitu loket PPOB (Payment Point of Bank) . Memiliki kemampuan untuk merancang, mendesain, dan membangun sebuah infrastruktur jaringan komputer komputer skala kecil dan besar untuk perusahaan.
Jl. Djalaludin Tantu No. 60 Kel. Bugis Kota Gorontalo walidumar@gmail.com
0823 93605029
WALID UMAR , & NETWORK DEVELOPMENT
PENGALAMAN KERJA
2009–2012 Network Development – Perencana & Pengembang Jaringan Komputer
Mengembangkan jaringan-jaringan skala kecil di beberapa sekolah, warung makan, café, dan sebagai pengembang jaringan komputer intranetwork antar sekolah
2012 – Sekarang Staff Pengajar Teknik Komputer & Jaringan
Mengajar beberapa Mata Pelajaran seperti : Sistem Komputer, Jaringan Dasar, Pengantar Sistem Komputer, Administrasi Server dan Desain Web
“2014-2016 – Trainer & Pembimbing Jaringan
Komputer (MTCNA, CCNA) di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
PENDIDIKAN
2006–2009 SMK Negeri 1 Gorontalo – Teknik Komputer & Jaringan
2009 - 2013 Teknik Informatika Prodi S1 Sistem Informasi | Universitas Negeri Gorontalo
KETERAMPILAN
NETWORKING DESIGN TEKNISI LECTURE
WEB DESIGN JAVA ANALYSIS
Perencana & Pengembang Jaringan
jaringan skala kecil di beberapa sekolah, warung makan, café, dan sebagai pengembang
intranetwork antar sekolah
Mengajar beberapa Mata Pelajaran seperti : Sistem Komputer, Jaringan Dasar, Pengantar Sistem Komputer,
Pembimbing Jaringan
Komputer (MTCNA, CCNA) di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)”
Teknik Komputer & Jaringan
Teknik Informatika Prodi S1 Sistem Informasi | Universitas
WEB DESIGN
ANALYSIS
top related