sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai … · karakteristik internal responden bantaran...
Post on 14-Mar-2019
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN
SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN
SAMPAH RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor)
ENOK ILA KARTILA
SKRIPSI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN
SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN
SAMPAH RUMAH TANGGA
DI KELURAHAN BABAKAN PASAR, BOGOR TENGAH,
KOTA BOGOR
ENOK ILA KARTILA
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
ENOK ILA KARTILA. Sikap dan Tindakan Masyarakat Bantaran Sungai
Ciliwung dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga di
Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor. Dibimbing oleh
ANNA FATCHIYA dan GATOT YULIANTO.
Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar untuk aktivitas mandi, cuci, kakus,
budidaya keramba, dan sarana untuk membuang sampah. Hal ini berpengaruh
terhadap kondisi Sungai Ciliwung. Sebagai bagian tengah Sungai Ciliwung,
pemanfaatan yang tidak terkendali akan berkontribusi menyebabkan pencemaran
ke Sungai Ciliwung bagian hilir dan Teluk Jakarta, sebagai muara Sungai
Ciliwung. Hal ini terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Sikap masyarakat
bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas dan dampak membuang sampah ke
sungai ; (2). Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung
dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga ; (3). Hubungan antara
karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan sikap dan tindakan ;
(4). Hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling
dengan jumlah responden 40 orang. Unit analisis adalah ibu rumah tangga yang
merupakan bagian dari anggota masyarakat bantaran Sungai Ciliwung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden di
Kelurahan Babakan Pasar memiliki sikap positif dalam aktivitas dan dampak
membuang sampah rumah tangga. Sebagian besar responden juga memiliki
tindakan yang positif dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.
Hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan sikap memiliki hubungan
negatif dengan nilai korelasi rendah dan signifikan. Sedangkan hubungan antara
tingkat pendapatan dengan tindakan memiliki hubungan positif yang signifikan
pada taraf nyata 0,05 (95%) dan hubungan antara jumlah tanggungan keluarga
dengan tindakan memiliki hubungan negatif pada taraf nyata 0,2 (80%).
Hubungan antara sikap dengan tindakan memiliki hubungan positif yang
signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%). Hal ini menunjukkan semakin positif
sikap seseorang maka akan semakin positif/baik tindakannya.
Kata Kunci : Sungai Ciliwung, Sikap, Tindakan, aktivitas pembuangan
sampah
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI
CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH
TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor)
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan mau pun
yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, September 2008
Enok Ila Kartila
C 44104029
© Hak cipta milik Enok Ila Kartila, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian
Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi,
mikrofilm, dan sebagainya
SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN
SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN
SAMPAH RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor)
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ENOK ILA KARTILA
C44104016
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1. Pencemaran Air dan Sungai ........................................................ 4
2.2. Sungai dan Bantaran Sungai ........................................................ 4
2.3. Masyarakat Bantaran Sungai ...................................................... 5
2.4. Sampah ....................................................................................... 6
2.4.1. Pengertian Sampah ............................................................. 6
2.4.2. Penggolongan Sampah............................................................ 7
2.4.3. Penanganan Sampah................................................................ 9
2.5. Sikap dan Tindakan ................................................................... 10
2.5.1. Definisi Sikap dan Tindakan .............................................. 11
2.5.2. Komponen/Struktur Sikap ................................................... 11
2.5.3. Perubahan dan Pembentukan Sikap ..................................... 12
2.5.4. Hubungan Sikap dengan Tindakan ...................................... 13
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI .......................................... 14
IV. METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 16
4.1. Metode Penelitian ....................................................................... 16
4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 16
4.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 17
4.4. Metode Analisis ......................................................................... 17
4.4.1. Analisis Korelasi Rank Spearman ....................................... 17
4.5. Hipotesis Penelitian .................................................................... 20
4.6. Batasan dan Pengukuran .............................................................. 21
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 26
5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ............................................. 26
5.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam .................................... 26
5.1.2. Kependudukan .................................................................... 26
5.1.3. Pendidikan .......................................................................... 27
5.1.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........ 28
5.1.5. Gambaran Umum Pemukiman Masyarakat Bantaran Sungai
Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar................................... 29
5.1.6. Pemanfaatan Sungai Ciliwung................................................ 30
Halaman
5.2. Karakteristik Responden ............................................................... 31
5.2.1. Umur Responden ............................................................... 31
5.2.2. Lama Pendidikan ............................................................... 32
5.2.3. Tingkat Pendapatan ........................................................... 32
5.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................ 32
5.2.4. Lama Bermukim ................................................................. 33
5.2.5. Jarak Rumah ke Sungai ....................................................... 33
5.2.6. Volume Sampah ................................................................. 33
5.3. Faktor Eksternal ......................................................................... 34
5.3.1. Ketersediaan Fasilitas Pembuangan Sampah ...................... 34
5.3.2. Aktivitas Tokoh Masyarakat ............................................... 35
5.3.3. Sistem Drainase Lingkungan .............................................. 36
5.4. Sikap Responden ......................................................................... 37
5.4.1. Sikap Responden tentang Dampak Sampah yang Dibuang
Ke Sungai Ciliwung ............................................................ 37
5.4.2. Sikap Responden dalam Aktivitas Membuang Sampah ke
Sungai Ciliwung ................................................................. 39
5.5. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah
Sampah Rumah Tangga ................................................................ 40
5.6. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam
Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ............................ 43
5.6.1. Hubungan antara Umur dengan Sikap.................................... 43
5.6.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Sikap ............... 44
5.6.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap.............. 45
5.6.4. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Sikap ................ 46
5.6.5. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Sikap...... 46
5.7. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan
dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ................. 47
5.7.1. Hubungan antara Umur dengan Tindakan ........................... 48
5.7.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Tindakan ......... 48
5.7.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan......... 49
5.7.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan
Tindakan............................................................................. .. 50
5.7.5. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Tindakan.............. 50
5.7.6. Hubungan antara Volume Sampah dengan Tindakan .......... 51
5.7.7. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Tindakan.. 51
5.8. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan dalam aktivitas
Pembuangan Sampah Rumah Tangga .......................................... 53
VI. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 54
6.1. Kesimpulan ................................................................................ 54
6.2. Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 56
LAMPIRAN................................................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Daerah Penelitian.............................................................................. 58
2. Data Karakteristik Internal Responden ................................................ 59
3. Atribut Sikap Responden dalam aktivitas Pembuangan Sampah
Rumah Tangga ………............................................................................. 61
3. Atribut Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah
Rumah Tangga ..................................................................................... 65
4. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman
Karakteristik Internal Responden dengan Sikap.................................... 66
5. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman
Karakteristik Internal dengan Responden Tindakan .............................. 67
6. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman Sikap
dengan Tindakan Responden ................................................................ 68
7. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 69
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Penafsiran Koefisien Korelasi.......................................................... ...... 20
2. Komposisi Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008.............. 27
3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008....................................................... 28
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008 ....... 29
5. Karakteristik Internal Responden Bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan
Babakan Pasar Tahun 2008 ................................................................. 31
6. Aktivitas Tokoh Masyarakat di Bantaran Sungai Ciliwung .................. 35
7. Sistem Drainase di Bantaran Sungai Ciliwung...................................... 36
8. Hasil Pengukuran Sikap Responden Terhadap Obyek Sikap ................ 37
9. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah
Rumah Tangga ..................................................................................... 42
10. Analisis Korelasi Karakterisik Internal Responden dengan Sikap
dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ....................... 43
11. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan
dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ....................... 48
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sungai merupakan aliran dari mata air hulu mencari jalan ke arah yang
lebih rendah (hilir) untuk akhirnya bermuara ke laut (Rustamadji diacu dalam
Priambodo, 2005). Sungai mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia di
sepanjang daerah aliran sungai, baik aktivitas positif maupun negatif, secara
langsung dapat mempengaruhi lingkungan sungai itu sendiri. Selain itu, secara
tidak langsung juga mempengaruhi lingkungan pesisir dan laut, tempat
bermuaranya aliran sungai.
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir melintasi
Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok dan Jakarta. Sungai Ciliwung yang
melintasi Bogor dan bermuara di Teluk Jakarta, memiliki fungsi penting bagi
masyarakat sekitar yaitu sebagai sumber air baku, jalur pariwisata (arung jeram),
kegiatan pertanian, perikanan (antara lain budidaya ikan di keramba),dan
pemukiman penduduk. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi perairan sungai
Ciliwung. Apabila aktivitas tersebut tidak terkendali dan berlebihan, dapat
menyebabkan tekanan terhadap sungai Ciliwung yaitu berupa pencemaran.
Pencemaran yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Ciliwung bersumber
dari limbah domestik, limbah industri, dan limbah peternakan. Limbah domestik
berasal dari aktivitas masyarakat dalam membuang limbah rumah tangga.
Sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang begitu saja di
sungai menjadikan lingkungan sungai tercemar, rawan banjir, mudah longsor,
timbulnya penyakit menular dan pada akhirnya dapat menyebabkan pencemaran
laut. Hal ini tentu saja akan berdampak buruk tidak hanya bagi masyarakat pesisir
tetapi juga bagi sumberdaya perikanan dan ekosistemnya.
Aktivitas pembuangan sampah oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di
bantaran Sungai Ciliwung terjadi mulai dari hulu sampai hilir sungai. Hasil
penelitian yang pernah dilakukan di hilir Sungai Ciliwung wilayah Jakarta
menunjukkan bahwa masyarakat bantaran Sungai Ciliwung memiliki sikap dan
2
tindakan negatif dalam membuang sampah rumah tangga (Priambodo, 2005).
Mengingat bahwa sungai merupakan suatu aliran air yang mengalir dari hulu ke
hilir, maka aktivitas pembuangan sampah domestik masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung di bagian hulu atau tengah juga akan mempengaruhi kondisi
pencemaran sungai di bagian hilir. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang
sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Bogor
sebagai bagian hulu atau tengah Sungai Ciliwung. Salah satu wilayah Bogor yang
dilalui oleh Sungai Ciliwung adalah Kelurahan Babakan Pasar.
1.2. Perumusan Masalah
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Bogor.
Salah satu kawasan yang dilewati oleh Sungai Ciliwung adalah Kelurahan
Babakan Pasar. Sungai Ciliwung memiliki fungsi penting bagi masyarakat
sekitar kelurahan Babakan Pasar yaitu sebagai sarana MCK (mandi, cuci, kakus),
kegiatan perikanan seperti budidaya ikan keramba, dan pemukiman.
Adanya perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai merupakan salah
satu penyebab terganggunya aliran Sungai Ciliwung. Diduga faktor yang
menyebabkan masyarakat Kelurahan Babakan Pasar membuang sampah ke
Sungai Ciliwung adalah Kelurahan Babakan Pasar merupakan kawasan
pemukiman padat penduduk dan perdagangan (pasar), tidak tersedianya lahan
pengelolaan sampah yang baik, serta faktor kebiasaan masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung yang membuang sampah di sungai.
Perilaku membuang sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat
terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam kegiatan
pembuangan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk mengkaji:
(1) Bagaimana sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas
dan dampak membuang sampah rumah tangga ke sungai?
(2) Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar dalam membuang sampah rumah
tangga?
3
(3) Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung dengan sikap dan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga?
(4) Bagaimana hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran
Sungai Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
(1) Sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas dan dampak
membuang sampah rumah tangga ke sungai
(2) Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di
Kelurahan Babakan Pasar dalam membuang sampah rumah tangga
(3) Hubungan antara karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung
dengan sikap dan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah
tangga
(4) Hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
(1) Sebagai referensi pengembangan lebih lanjut tentang pengelolaan
lingkungan hidup pada umumnya dan perilaku masyarakat bantaran sungai
terhadap aktivitas pembuangan sampah rumah tangga yang mempengaruhi
lingkungan sungai pada khususnya,
(2) Bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya
pengambilan kebijakan yang berkenaan dengan perencanaan dan
penyusunan program lingkungan sungai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Air dan Sungai
Menurut PP No 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air,
pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan komponen lain ke dalam air untuk kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai tingkat tertentu sampai yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya.
Sumber pencemaran air sungai dapat dibedakan menjadi sumber domestik
dan non domestik. Sumber pencemaran domestik adalah buangan dari
perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit dan sebagainya. Sumber
pencemaran non domestik adalah pabrik, industri, pertanian, perikanan,
peternakan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya. Lahan di sepanjang sungai
Ciliwung digunakan untuk berbagai kegiatan antara lain pemukiman, pertanian,
perikanan. Limbah tersebut didistribusikan ke badan sungai sepanjang DAS
Ciliwung sehingga terjadi pencemaran Sungai Ciliwung (Sastrawijaya 1991).
2.2. Sungai dan Bantaran Sungai
Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah
(Khordi, M Ghufran, Andi Baso Tancung 2007). Menurut Rustamadji diacu
dalam Priambodo (2005) sungai merupakan aliran dari mata air di hulu mencari
jalan ke arah yang lebih rendah (hilir) untuk akhirnya bermuara ke laut. Sungai
memiliki fungsi antara lain : 1. sungai sebagai sumber air, 2. sungai sebagai
pengendali banjir, 3. sungai sebagai sarana transportasi, 4. sungai sebagai daerah
belakang, artinya pemukiman penduduk bantaran sungai yang membelakangi
sungai, dan 5. sebagai daerah depan, artinya sungai merupakan common property
yang dapat dinikmati oleh siapa saja secara positif maupun negatif (Rustamadji
diacu dalam Priambodo 2005).
Berdasarkan sifat badan air, tanah, dan populasi biota air, sebuah sungai
dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan muara (Khordi et al 2007). Sungai
bagian tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi biota air
Analisis kuantitatif secara korelasi
5
sedikit. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai,
badan air dalam, keruh, aliran lambat, dan populasi biota air di dalamnya
termasuk banyak, tapi jenisnya kurang bervariasi, sedangkan muara adalah bagian
sungai yang berbatasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing yang
landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat.
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan sebuah kawasan yang dibatasi
oleh pemisah topografi, yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah
hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara ke danau atau lautan
(Manan 1995). Dalam sebuah DAS terdapat berbagai macam penggunaan lahan
misalnya hutan lindung, pertanian, perikanan, kolam, tambak, pertanian, dan
sebagainya. Sebagai contoh adalah DAS Ciliwung yang berhulu di kawasan
puncak mengalir melewati Kota Bogor, Depok, dan bermuara di Jakarta.
Menurut Keppres No 32/1990 Pasal 1 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung, bantaran sungai merupakan kawasan sepanjang kiri sungai termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Peraturan pemerintah (PP) No
35/1991 Pasal 1 Tentang Sungai menjelaskan bahwa bantaran sungai adalah lahan
pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi (palung) sampai
dengan kaki tanggul (tepi sungai bagian bawah) sebelah dalam. Keppres No
32/1990 Pasal 16 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung menyebutkan bahwa
kriteria bantaran sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri dan kanan
(dilihat dari aliran sungainya) sungai besar dan 50 meter di kiri dan kanan anak
sungai yang berada di luar pemukiman.
2.3. Masyarakat Bantaran Sungai
Menurut Tatawidjojo (2007) masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
memiliki karakteristik tipikal. Poin pembedanya adalah kohesivitas yang lebih erat
dibanding masyarakat yang tinggal di fasilitas lain seperti rel kereta, maupun jalan
raya. Hal itu disebabkan oleh digunakannya secara kolektif air sungai yang vital
bagi kehidupan manusia. Lazimnya, daerah bantaran sungai tidak dijangkau oleh
layanan air minum pemerintah, oleh karena itu kepentingan dan penggunaan air
bersama akan air menciptakan adanya kesamaan antar masyarakat bantaran
6
sungai. Di sisi lain, masyarakat pinggir sungai cenderung untuk tinggal
berdekatan. Secara teoritis, jarak fisik tersebut dinamakan proximitas. Dua aspek
ini, kesamaan dan kedekatan menghasilkan interaksi antar pribadi yang lebih
intensif, dan menjadikan individu-individu lebih kohesif, yang kemudian
mengidentifikasikan diri sebagai satu komunitas. Terlebih karena masyarakat
Timur dikategorikan sebagai masyarakat kolektivis yang menghargai kekerabatan
dan interrelasi antar individu, maka individu-individu yang tergabung akan
memiliki rasa aman dan penerimaan sosial yang didapat dari sense of
belongingness pada komunitas. Individu yang memiliki sense of belongingness
pada komunitas akan menempatkan kepentingan komunitas dengan porsi yang
lebih besar daripada individu yang tidak.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Priambodo (2005) di
bagian hilir Sungai Ciliwung, Kelurahan Kampung Melayu, masyarakat bantaran
Sungai Ciliwung memiliki tingkat pendapatan yang rendah dengan jumlah
tanggungan keluarga sebanyak 4-6 orang. Kondisi pemukiman masyarakat
bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Kampung Melayu tidak tertata rapi dan
kumuh. Rumah-rumah di bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Kampung Melayu
pada umumnya memiliki ukuran 10-50 m2 yang dibangun saling berimpitan antara
rumah yang satu dengan rumah lainnya, dinding-dinding rumah terbuat dari kayu
dan tidak memiliki halaman rumah serta minimnya ventilasi dari setiap ruangan
rumah.
Pada umumnya masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung
Kelurahan Kampung Melayu adalah masyarakat pendatang. Masyarakat
pendatang tersebut membangun rumah di tepi sungai karena terdesak kebutuhan
tempat tinggal dan terbatasnya lahan untuk membangun rumah sehingga
masyarakat pendatang memanfaatkan tepian sungai untuk membangun rumah.
Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di
Kelurahan Kampung Melayu untuk kegiatan mencuci, kakus, dan tempat
membuang sampah.
7
2.4. Sampah
2.4.1. Pengertian Sampah
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang
punya, bersifat padat (Soemarwoto 1989). Hadiwiyoto (1983) menyatakan ciri-
ciri sampah, sebagai berikut:
(1) Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak gunakan
lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya.
(2) Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada
harganya.
(3) Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna
dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada
kelestarian lingkungan.
Berdasarkan ciri-ciri yang dapat dilihat di atas, dapat dibuat batasan yang
definif tentang sampah yaitu sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami
perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, atau karena
pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial
ekonomis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan
pencemaran atau gangguan kelestarian.
2.4.2. Penggolongan sampah
Hadiwiyoto (1983) menyatakan penggolongan sampah dapat didasarkan
atas beberapa kriteria, yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses
terjadinya, sifat, dan jenisnya.
1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya.
Berdasarkan asalnya, sampah dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah
sampah dari asrama, rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
b. Sampah dari hasil kegiatan industri/pabrik.
c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi
perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
8
d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar.
e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.
2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya
termasuk dalam golongan ini.
b. Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang berasal
dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.
3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya
Berdasaran bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu:
a. Sampah berbentuk padatan (solid) misalnya daun, kertas, karton, kaleng,
plastik.
b. Sampah berbentuk cairan(termasuk bubur) misalnya bekas air pencuci,
bahan cairan yang tumpah.
c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbondioksida, ammonia, dan gas-gas
lainnya.
4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya
Berdasarkan lokasi terdapatnya sampah dapat dibedakan :
a. Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar.
b. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah luar
perkotaan, misalnya di desa, di daerah pemukiman, dan di pantai.
5. Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya, sampah dibedakan antara lain:
a. Sampah alami, ialah sampah yang terjadi karena proses alami,misalnya
rontoknya daun-daunan di pekarangan rumah.
b. Sampah non alami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan-kegiatan
manusia.
6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
Terdapat dua macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan, yaitu :
a. Sampah organik, yaitu terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton,
tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, dan buah. Sampah organik adalah
sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya
9
tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini
mudah didegadrasi oleh mikroba.
b. Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi, dan logam-lagam
lainnya, gelas, mika, atau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa-
senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegadrasi oleh mikroba
2.4.3. Penanganan Sampah
Penanganan sampah ialah perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil
atau menghilangkan masalah-masalah dalam kaitannya dengan lingkungan yang
dapat ditimbulkan. Oleh karena itu penanganan sampah dapat berbentuk semata-
mata membuang sampah, atau mengembalikan (recycling) sampah menjadi
bahan-bahan yang bermanfaat (Hadiwiyoto 1983).
Tahap pertama dalam di dalam penanganan sampah ialah mengumpulkan
sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu diadakan
pemisahan komponen sampah menurut jenisnya.
a. Pengumpulan Sampah
Sampah yang akan dibuang atau dimanfaatkan harus dikumpulkan terlebih
dahulu dari berbagai tempat asalnya. Biasanya pengumpulan sampah tidak
banyak mengalami kesulitan, dengan alat-alat sederhana seperti sapu lidi,
pengeruk, penggaruk, maka sampah dapat mudah dikumpulkan. Di kota-kota
untuk mempermudah pengumpulan sampah banyak dijumpai tempat-tempat
sampah berupa bak sampah, tong sampah, dan kotak-kotak sampah. Di tempat-
tempat demikian itu sampah rumah tangga, sampah toko, sampah jalan raya, dan
jenis-jenis sampah lainnya dikumpulkan. Dengan menggunakan kendaraan-
kendaraan pengangkut, misalnya truk, gerobak sampah, kereta dorong, sampah-
sampah tersebut diangkut ke lokasi pembuangan atau pemanfaatan sampah.
b. Pemisahan Sampah
Pemisahan sampah ialah memisahkan jenis-jenis sampah, yaitu berupa
daun-daunan, kertas atau yang tergolong dalam sampah organik dipisahkan dari
sampah yang berupa gelas, keramik, logam, plastik (sampah anorganik).
Pemisahan sampah hendaknya dikerjakan dua tahap. Pada tahap pertama terlebih
10
dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kemudian pada tahap
kedua sampah-sampah tersebut dipisahkan lagi berdasarkan jenis keperluan.
c. Pembakaran
Pembakaran sampah dapat dikerjakan pada suatu tempat, misalnya ladang
atau tanah lapang yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun
demikian pembakaran seperti ini sukar dikendalikan. Bila terdapat angin yang
cukup kencang, maka sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa
ke tempat-tempat sekitarnya, yang tentu saja akan menimbulkan gangguan-
gangguan. Pembakaran yang paling baik dikerjakan pada suatu instalasi
pembakaran, karena dapat diatur prosesnya sehingga tidak mengganggu
lingkungan. Tetapi pembakaran seperti ini memerlukan biaya operasi yang
mahal.
d. Penimbunan Sampah
Penimbunan sampah ialah menempatkan sampah pada suatu tempat yang
rendah, kemudian menimbunnya dengan tanah. Beberapa keuntungan apabila
sampah ditimbun ialah :
1. Tanah yang semula tidak rata, dapat dibuat rata.
2. Tempat yang semula tidak digunakan, dapat dimanfaatkan menjadi tempat
untuk berbagai keperluan misalnya jalan, gedung, dan sebagainya.
3. Bila tanah tersebut digunakan sebagai tanah pertanian, taman, atau
ditanami dengan pohon-pohonan, maka akan menjadi tempat yang subur
sekali.
4. Akibat negatif yang ditimbulkan dari sampah yang ditimbulkan dari
sampah terhadap lingkungan dapat dikendalikan.
2.5. Sikap dan Tindakan
2.5.1. Definisi sikap dan Tindakan
G.W. Allport (1935) yang dikutip oleh Sears Anna (2004)
mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang
diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
11
Sikap adalah organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,
emosional, perseptual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu
(D.Krech dan Crutchfield dikutip Sears et al 2004).
Menurut Gerungan (1988), pengertian attitude dapat diterjemahkan
dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap,
pandangan, atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tadi itu. Jadi, attitude itu lebih
diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rakhmat 2001). Sikap
mempunyai daya pendorong atau motivasi dan mengandung aspek evaluatif.
Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Pada sikap positif, kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan pada objek tertentu.
Pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, dan tidak menyukai pada objek tertentu (Sarwono 2002).
Menurut Ahmadi (1991) tindakan adalah tahapan di mana
pengetahuan/informasi mulai dilaksanakan oleh seseorang dalam suatu tingkah
laku individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan
yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku akan dapat membentuk
sebuah motivasi.
2.5.2. Komponen/Struktur sikap
Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang
saling menunjang, yakni komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen
kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,
komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional,
sedangkan komponen konatif merupakan kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar 2003).
Mann (1969) yang dikutip oleh Azwar (2003), menjelaskan bahwa
komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, stereotype yang dimiliki
individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan
dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isyu atau
12
problem yang kontroversial. Komponen afektif merupakan perasaan individu
terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah
yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan
aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan
mengubah sikap seseorang. Adapun komponen perilaku berisi tendensi atas
kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu.
2.5.3. Perubahan dan Pembentukan sikap
Sikap sosial terbentuk dari hasil interaksi sosial yang dialami seseorang.
Interaksi sosial tidak saja berarti sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar
individu sebagai anggota kelompok sosial, namun juga terjadi hubungan yang
saling mempengaruhi dan timbal balik, yang pada akhirnya turut mempengaruhi
pola perilaku masing-masing. Interaksi sosial juga bermakna tidak saja hubungan
antar individu dengan lingkungan fisik, melainkan juga dengan lingkungan
psikologis di sekelilingnya.
Melalui interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu
terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Menurut Azwar (2003),
ada beberapa faktor yang dapat membentuk dan merubah sikap, diantaranya:
1. Pengalaman pribadi,yakni apa yang telah dan sedang kita alami. Menurut
Meddlebrook (1974) yang dikutip Azwar (2003), tidak adanya
pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, yakni seseorang yang kita
anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap
obyek sikap. Di antara orang yang biasanya dianggap penting bagi
individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman
sebaya, teman dekat, dan lain sebagainya.
3. Media massa, dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
media massa membawa pula pesan yang berupa sugesti yang dapat
mengarahkan opini.
13
Menurut Walgito (2002) pembentukan dan perubahan sikap ditentukan
oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara dalam menanggapi dunia
luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima
atau ditolak. Faktor internal itu merupakan faktor-faktor yang terdapat
dalam diri orang yang bersangkutan.
2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang diluar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor-
faktor tersebut yaitu sifat obyek yang dijadikan sasaran, kewibawaaan
orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-orang atau
sekelompok orang yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi
yang digunakan dalam menyampaikan sikap, dan situasi pada saat sikap
itu dibentuk.
2.6. Hubungan Sikap dengan Tindakan
Hubungan sikap dengan tindakan dapat dinyatakan bahwa adanya sikap
dapat menciptakan suatu tindakan ataupun tidak sama sekali. Kecenderungan
untuk melihat sesuatu secara spesifik dengan cara tertentu atau disebut dengan
sikap dapat menjadi pemicu seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Terkadang sikap pun tidak dilanjutkan menjadi tindakan karena suatu hal.
Penyimpulan sikap tidak dapat dibuat berdasarkan satu tindakan pada satu saat
saja. Cara yang lebih tepat adalah menggunakan kriteria observasi berulang yakni
apakah berulang kembali pada waktu-waktu yang berbeda (Sarwono, 2002).
Sears, Peplau, Freedman (1985) menyebutkan bahwa manusia akan
memiliki sikap yang lebih kuat terhadap suatu objek, bila memiliki pengalaman
langsung dengan objek itu, daripada hanya mendengarkan tentang objek itu dari
orang lain atau hanya membacanya. Dikatakan pula sikap yang lebih kuat
terhadap suatu hal, maka sikap itu juga akan konsisten terutama dengan tindakan
yang relevan. Pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan suatu masalah juga
akan memperkuat sikap. Sumber kekuatan sikap yang lain nampaknya muncul
dari adanya kepentingan tetap ataupun kepentingan sendiri dalam suatu masalah.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI
Sungai Ciliwung yang membentang dan mengalir melalui empat wilayah
pemerintah daerah yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan Jakarta
akan terus mengalami peningkatan pencemaran sebagai akibat semakin intensnya
aktifitas manusia terhadap sungai tersebut. Salah satu aktivitas manusia yang
menyebabkan pencemaran adalah aktivitas membuang sampah limbah domestik
di Sungai Ciliwung.
Pembuangan sampah dan limbah domestik di bantaran Sungai Ciliwung
menyebabkan penurunan kualias air dan tercemarnya sungai sehingga sungai
Ciliwung tidak dapat digunakan lagi untuk kegiatan manusia seperti sumber air
minum dan kegiatan perikanan. Selain itu, tercemarnya sungai Ciliwung
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan pesisir dan Teluk Jakarta
sebagai muara Sungai Ciliwung
Aktivitas membuang sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat
terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam kegiatan
pembuangan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sikap dan tindakan
masyarakat dalam melakukan aktivitas membuang sampah ke sungai dipengaruhi
oleh faktor yang ada dalam diri masing-masing individu (faktor internal) dan
faktor lingkungan sosial (faktor eksternal). Faktor-faktor internal sangat erat
hubungannya dengan sikap individu terhadap suatu objek yang dihadapi, dalam
hal ini sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga di bantaran
sungai. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas pembuangan
sampah rumah tangga adalah ketersediaan fasilitas pembuangan sampah, aktivitas
tokoh masyarakat, dan sistem drainase lingkungan
Analisis secara kuantitatif digunakan untuk melihat hubungan antara faktor
internal yaitu karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung yang meliputi
umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan
keluarga, lama bermukim, volume sampah yang dihasilkan per hari, dan jarak
rumah ke sungai, dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam
aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Faktor-faktor eksternal yang
meliputi ketersediaan tempat pembuangan sampah, aktivitas tokoh masyarakat,
15
dan sistem drainase lingkungan digunakan untuk melihat apakah faktor-faktor
eksternal tersebut mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai
Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.
Untuk mengetahui lebih jelas rangkaian hubungan antara masing-masing
peubah sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas
pembuangan sampah rumah tangga dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi
Analisis kuantitatif secara korelasi
Tindakan dalam membuang sampah
rumah tangga
Sikap dalam aktivitas pembuangan
sampah rumah tangga
Faktor-faktor eksternal :
1. Ketersediaan fasilitas
pembuangan sampah
2. Aktivitas tokoh
masyarakat
3. Sistem drainase
lingkungan
Sampah Rumah Tangga yang Dihasilkan
Karakteristik responden:
(Faktor-faktor internal)
1. Umur
2. Lama pendidikan
3. Tingkat pendapatan
4. Jumlah tanggungan
keluarga
5. Lama bermukim
6. Jarak rumah ke sungai
7. Volume sampah yang
dihasilkan rumah
tangga
Rumah Tangga Bantaran Sungai Ciliwung
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Menurut Nazir (2005) metode survei adalah penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, politik dari
suatu kelompok atau daerah. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner dalam pengambilan data
(Singarimbun 1989). Suatu penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai
sejumlah kecil dari populasi itu (Nasution 2003). Survei dapat digunakan dalam
penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data
image (Fauzi 2001). Data text adalah data-data yang berbentuk alphabet maupun
numerik, sedangkan data image adalah data-data yang memberikan informasi
secara spesifik mengenai keadaan tertentu. Data image yang digunakan berupa
foto-foto keadaan lokasi penelitian yang diambil langsung di lapang, dan sketsa
wilayah daerah penelitian.
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi daerah
penelitian dan wawancara langsung kepada responden dengan dipandu kuisioner
yang di dalamnya memuat identitas diri responden serta atribut-atribut mengenai
sikap dan tindakan responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.
Identitas diri responden meliputi nama, umur, lama pendidikan, tingkat
pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, jumlah sampah yang
dihasilkan per hari, dan jarak rumah ke sungai.
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas data monografi Kelurahan
Babakan Pasar dan data dari berbagai literatur berupa buku, internet, dan skripsi.
17
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah rumah tangga yang tinggal di wilayah pemukiman
sekitar bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor.
Adapun penentuan responden atau sampel didasarkan pada metode purposive
sampling. Penentuan responden berdasarkan atas kriteria yaitu responden tinggal 0-
50 meter dari batas tepian sungai, dan responden adalah ibu rumah tangga yang
bersedia untuk mengisi atau menjawab kuisioner. Jumlah sampel yang ditetapkan
40 orang ibu rumah tangga yang diambil dari tujuh titik daerah sampel yaitu RW 04
yang terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05 ; RT 02 RW 08, dan RT 01
RW 09. Tiap-tiap RT, dipilih 4 atau 5 orang untuk dijadikan responden. Ketujuh
RT ini dipilih karena letaknya bersinggungan dengan Sungai Ciliwung. Unit analisis
adalah ibu rumah tangga yang merupakan bagian dari anggota masyarakat bantaran
Sungai Ciliwung.
4.4. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun 1989). Data yang sudah
dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh akan
dianalisis dengan metode analisis korelasi (hubungan) Rank Spearman.
Pengolahan data menggunakan program komputer EXCEL for Windows dan
SPSS 15.0 for windows.
4.4.1. Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakterisik
masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan sikap dan tindakan serta untuk
mengetahui hubungan sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan
tindakan. Analisis menggunakan uji statistik non parametrik dengan
menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman (rs)
digunakan untuk menguji hubungan-hubungan antara variabel yang diamati antara
lain :
18
(1) Hubungan antara sikap (Y1) dengan faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi Y1 (X) ;
(2) Hubungan antara tindakan (Y2) dengan faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi Y2 (X) ;
(3) Hubungan antara sikap (Y1) dengan tindakan (Y2).
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi sikap (Y1) antara lain umur (X1),
lama pendidikan (X2), tingkat pendapatan (X3), lama bermukim (X5), dan jarak
rumah ke sungai (X6), sedangkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
tindakan (Y2) antara lain umur (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat pendapatan
(X3), jumlah tanggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5), jarak rumah ke
sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan per hari (X7).
Uji Rank Spearman dapat digunakan untuk mengukur derajat erat tidaknya
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya serta untuk mengetahui
konsistensi dari ranking yang telah diberikan pengamatan yang ada untuk masing-
masing variabel. Rumus Rank Spearman menurut Siegel (1992), sebagai berikut
NN
d
r
N
i
i
s 3
1
26
1 . ....................(1)
keterangan : rs = koefisien korelasi rank Spearman N.
di= selisih antara peringkat Xi dan Yi.
N = banyaknya pasangan data
Uji Signifikansi rs digunakan dengan statistik t, yaitu :
21
2
s
s
r
Nrt .......................(2)
Keterangan : t = t hitung
rs = koefisien korelasi Rank Spearman N
N = banyaknya pasangan data
19
Mengukur tingkat signifikansi dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji t pada taraf nyata sebesar 0,05 (95%), 0,01 (99%) dan 0,2 (80%)
dengan derajat bebas (dB) sebesar N-2.
Uji t hitung digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua
variabel yang diperbandingkan dengan nilai t tabel, sehingga hipotesis nol dapat
ditentukan apakah diterima atau ditolak pada uji dua sisi (two tailed). Menurut
Santoso (2000) interpretasi nilai t hitung terhadap t tabel sebagai berikut :
Jika t hitung > 0,05, maka Ho dapat diterima yang berarti tidak ada
hubungan nyata antara umur (X1), lama pendidikan (X2), tingkat
pendapatan (X3), jumlah tangggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5),
jarak rumah ke sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan (X7),
dengan sikap (Y1) dan tindakan (Y2).
Jika t hitung < 0,05, maka Ho dapat diterima yang berarti terdapat
hubungan nyata antara umur (X1), lama pendidikan (X2), tingkat
pendapatan (X3), jumlah tangggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5),
jarak rumah ke sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan (X7),
dengan sikap (Y1) dan tindakan (Y2).
Besar kecilnya hubungan dalam analisis korelasi dinyatakan dalam
bilangan yang disebut koefisien korelasi atau koefisien hubungan. Koefisien
yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi positif. Koefisien yang
bertanda negatif menunjukkan arah negatif, sedangkan yang bernilai 0,00
menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Hubungan antara variabel independent (X) dan varibel dependent (Y)
dinyatakan dalam bilangan. Bilangan yang menyatakan besar kecilnya hubungan
disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi terletak antara -1 <rxy<+1 dengan
interpretasi sebagai berikut (Sugiyono dan Wibowo 2000).
1. Koefisien korelasi sama dengan +1, maka hubungan liniear positif
sempurna.
2. koefisien korelasi sama dengan -1, maka hubungan liniear negatif
sempurna.
3. Koefisien korelasi sama dengan nol, maka tidak ada hubungan linier.
20
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Penafsiran koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono dan Wibowo (2000)
4.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan
kerangka pendekatan studi maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan nyata positif antara masing-masing variabel seperti
umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, dan jarak
rumah ke sungai, dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga.
2. Terdapat hubungan nyata positif antara masing-masing variabel seperti
umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga,
lama bermukim, volume sampah yang dihasilkan dan jarak rumah ke
sungai, dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah
tangga.
3. Terdapat hubungan nyata positif antara sikap dengan tindakan dalam
aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.
21
4.6. Batasan dan Pengukuran
Untuk memberikan pengertian dari variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian ini, maka diperlukan batasan dari masing-masing variabel sehingga
dapat diketahui indikator pengukuran yang jelas. Adapun, variabel-variabelnya
sebagai berikut:
1. Karakteristik masyarakat bantaran sungai adalah ciri-ciri, sifat, atau faktor
personal yang dimiliki oleh responden dan relatif tidak berubah.
Karakteristik bantaran sungai meliputi umur, lama pendidikan , tingkat
pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, jarak rumah ke
sungai, dan volume sampah yang dihasilkan per hari.
2. Sampah rumah tangga adalah sisa-sisa bahan padat baik bahan organik
maupun anorganik yang dihasilkan oleh responden dari rumah tangga dan
telah mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya
atau karena pengolahan dan sudah tidak bermanfaat.
3. Sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga adalah
pemikiran dan perasaan yang ditimbulkan oleh responden baik dilakukan
secara positif, netral, maupun negatif dalam aktivitasnya membuang
sampah rumah tangga (obyek sikap) yang diikuti dengan kecenderungan
bertingkah laku terhadap obyek dari sikap tersebut. Sikap responden
dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga meliputi frekuensi
membuang sampah tiap hari, cara membuang sampah (dibakar, dibuang ke
sungai, ditimbun), dampak sampah yang dibuang ke sungai, cara yang
tepat untuk membuang sampah, manfaat sampah , ada tidaknya pemilahan
sampah, lokasi membuang sampah, tempat sampah yang disediakan di
rumah, dan lain-lain. Sikap positif menunjukkan kecenderungan responden
untuk menerima suatu obyek sikap (dampak sampah yang dibuang ke
Sungai Ciliwung dan aktivitas membuang sampah rumah tangga),
sedangkan sikap negatif menunjukkan responden menolak suatu obyek
sikap (dampak sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung dan aktivitas
membuang sampah rumah tangga). Sikap netral menunjukkan sikap
keragu-raguan atau kebimbangan responden terhadap obyek sikap
(dampak sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung dan aktivitas
22
membuang sampah rumah tangga). Pengukuran sikap menggunakan skala
likert. Sikap positif diukur apabila responden menjawab sangat setuju dan
setuju pada obyek sikap. Sikap netral diukur apabila responden menjawab
ragu-ragu/netral pada obyek sikap. Sikap negatif diukur apabila responden
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada obyek sikap. Dalam
penelitian ini, semua butir pernyatan sikap disajikan dalam bentuk
pernyataan positif. Pemberian skor untuk pernyataan sikap dengan cara
pemberian skor jawaban sebagai berikut :
Skor 5 = Responden yang menjawab sangat setuju
Skor 4 = Responden yang menjawab setuju
Skor 3 = Responden yang menjawab netral/ragu-ragu
Skor 2 = Responden yang menjawab tidak setuju
Skor 1 = Responden yang menjawab sangat tidak setuju
Dengan demikian, diperoleh jumlah skor maksimum dan skor minimum
dari masing-masing atribut sikap. Skor maksimum 5 x 40 = 200 dan skor
minimum 1 x 40 = 40.
4. Tindakan dalam membuang sampah rumah tangga adalah tindakan yang
dilakukan oleh responden dalam kegiatan membuang sampah rumah
tangga. Tindakan responden dalam membuang sampah rumah tangga
meliputi frekuensi membuang sampah tiap hari, cara membuang sampah
(dibakar, dibuang ke sungai, ditimbun, dibuang ke tempat penampungan
sampah dan sebagainya), ada tidaknya pemilahan sampah, lokasi
membuang sampah, membayar iuran sampah, pembungkusan terhadap
sampah rumah tangga, kegiatan pemanfaatan sampah, dan proses
pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sosial). Pengukuran tindakan
dengan pemberian skor pada pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Nilai skor maksimum tindakan adalah 2 x 10 = 20 sedangkan nilai skor
minimum 1 x 10 = 10.
Pemberian skor pada pernyataan positif sebagai berikut :
Skor 2 = melakukan
Skor 1 = tidak melakukan
Pemberian skor pada pernyataan negatif sebagai berikut :
23
Skor 2 = tidak melakukan
Skor 1 = melakukan
5. Umur responden adalah rentang waktu hidup responden sejak lahir hingga
penelitian ini dilakukan dan dihitung dalam satuan tahun. Penggolongan
umur responden diperoleh melalui selisih antara umur tertinggi dengan
umur terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai
berikut :
Muda : 21 – 36 Tahun
Dewasa : 37 – 52 Tahun
Tua : 53 – 68 Tahun
6. Lama pendidikan adalah lama pendidikan formal yang pernah ditempuh
oleh responden. Penggolongan lama pendidikan responden diperoleh
melalui selisih antara lama pendidikan tertinggi dengan lama pendidikan
terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:
Rendah : 3 – 6 Tahun
Sedang : 7 – 10 Tahun
Tinggi : 11 – 14 Tahun
7. Tingkat pendapatan adalah rata-rata penghasilan yang diperoleh rumah
tangga responden berupa uang dalam satu bulan, diukur dalam satuan
rupiah. Penggolongan tingkat pendapatan responden diperoleh melalui
selisih antara jumlah pendapatan tertinggi dengan jumlah pendapatan
terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:
Rendah : Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00
Cukup : Rp 2.533.334,00 – Rp 4.766.667,00
Tinggi : Rp 4.766.667,00 – Rp 7.000..001,00
8. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang
biaya hidupnya masih menjadi tanggungan rumah tangga responden
termasuk responden itu sendiri, diukur dalam satuan orang. Penggolongan
jumlah tanggungan keluarga responden diperoleh melalui selisih antara
jumlah tertinggi tanggungan keluarga dengan jumlah terendah tanggungan
keluarga yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:
24
Sedikit : 3 – 5 Orang
Cukup : 6 – 8 Orang
Banyak : 9 – 11 Orang
9. Lama bermukim adalah jarak tahun terakhir responden tinggal di daerah
penelitian pada saat dilakukan penelitian dalam satuan tahun.
Penggolongan lama bermukim responden diperoleh melalui selisih antara
jumlah tertinggi lama bermukim dengan jumlah terendah lama bermukim
yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:
Baru : 2 – 22 Tahun
Cukup lama : 23 – 43 Tahun
Lama : 44 – 64 Tahun
10. Volume sampah yang dihasilkan adalah jumlah sampah yang dihasilkan
oleh responden per hari dengan menggunakan satuan meter kubik.
Pengukuran volume sampah untuk masing-masing kantong sebagai
berikut: (1) Ukuran kantong kecil adalah 33 cm x 8 cm x 27 cm = 7.128
cm3 atau setara dengan 0,007128 m
3 ; (2) Ukuran kantong sedang adalah
40 cm x 10 cm x 35 cm = 14.000 cm3 atau setara dengan 0,014 m
3 ; dan
(3) Ukuran kantong besar adalah 50 cm x 15 cm x40 cm = 30.000 cm3
atau setara dengan 0,03 m3. Sampah yang terdapat di dalam kantong
kresek dalam keadaan tidak terpisah atau tercampur. Penggolongan
volume sampah yang dihasilkan responden diperoleh melalui selisih antara
jumlah tertinggi volume sampah yang dihasilkan dengan jumlah terendah
volume sampah yang dihasilkan yang kemudian dibagi dengan tiga
kategori kelas sebagai berikut:
Sedikit : 0,007 – 0,015 meter kubik
Cukup banyak : 0,016 – 0,024 meter kubik
Banyak : 0,025 – 0,033 meter kubik
11. Jarak dari rumah ke sungai adalah jarak yang ditempuh oleh responden
untuk mencapai sungai dengan rumah dengan berjalan kaki dan diukur
dengan menggunakan satuan meter (m). Penggolongan jarak rumah ke
sungai yang dihasilkan responden diperoleh melalui selisih antara jarak
25
terjauh rumah ke sungai dengan jarak terdekat rumah ke sungai yang
kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:
Dekat : 1 – 17 meter
Sedang : 18 – 34 meter
Jauh : 35 – 51 meter
12. Faktor-faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
responden yang berasal dari luar individu, yang terdiri dari ketersediaan
fasilitas pembuangan sampah, aktivitas tokoh masyarakat, dan sistem
drainase lingkungan. Pengukuran faktor-faktor eksternal diukur melalui
pernyataan responden tentang hal tersebut. Faktor-faktor eksternal
meliputi:
a. Ketersediaan fasilitas pembuangan sampah adalah tersedianya tempat-
tempat pembuangan sampah, petugas, dan fasilitas lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan pembuangan sampah.
b. Aktivitas tokoh masyarakat dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga adalah aktivitas tokoh masyarakat, ulama, penyuluh,
atau agen pembaharu yang mengajak atau memberi teladan masyarakat
untuk membuang sampah yang baik.
c. Sistem drainase Lingkungan adalah ada atau tidaknya sistem drainase
pembuangan limbah rumah tangga di lokasi setempat, dengan melihat
ada atau tidaknya saluran drainase/parit dan kualitasnya.
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah wilayah pemukiman di Kelurahan Babakan
Pasar, Kota Bogor. Penentuan lokasi ini ditentukan sengaja atau purposive
sampling yaitu teknik pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi yang unit
sampel ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan: (a) bahwa di wilayah
tersebut merupakan kawasan pemukiman yang padat penduduknya, (b) berada di
bantaran sungai (Sungai Ciliwung) yang masih memiliki pola perilaku membuang
sampah di sungai. Waktu penelitian dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei
sampai minggu kedua bulan Juni.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
5.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam
Kelurahan Babakan Pasar merupakan salah satu kelurahan yang terletak di
Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 42 ha.
Secara topografi, wilayah Kelurahan Babakan Pasar merupakan wilayah dataran
tinggi dengan ketinggian tanah 247 meter di atas permukaan laut. Kelurahan
Babakan Pasar memiliki kisaran suhu udara rata-rata 29 C.
Kelurahan Babakan Pasar terdiri dari 9 RW (Rukun Warga) dan 39 RT
(Rukun Tetangga). Jarak Kelurahan Babakan Pasar dari pusat pemerintahan
kecamatan sejauh 3 Km, jarak dari pemerintah kota sejauh 2 Km, jarak dari
ibukota provinsi sejauh 120 Km dan jarak dari ibukota negara sejauh 60 Km.
Batas wilayah administratif wilayah Kelurahan Babakan Pasar sebagai
berikut :
(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Paledang,
(2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukasari,
(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gudang,
(4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Baranang Siang.
Kelurahan Babakan Pasar merupakan salah satu Kelurahan
yang dilalui oleh Sungai Ciliwung. Terdapat empat RW yang berbatasan
langsung dengan Sungai Ciliwung, yaitu RW 01, RW 04, RW 08,dan RW 09.
Dari keempat RW ini, RW yang semua wilayahnya berbatasan langsung dengan
Sungai Ciliwung adalah RW 04 dan dikenal dengan nama Pulo Geulis.
5.1.2. Kependudukan
Kelurahan Babakan Pasar memiliki karakteristik penduduk yang heterogen
baik dalam hal umur, jenis pekerjaan, agama maupun tingkat pendidikan.
Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk kelurahan Babakan Pasar sampai dengan
bulan April 2008 adalah 11.317 jiwa, terdiri dari 5.775 orang laki-laki dan 5.542
orang perempuan.
27
Tabel 2. Komposisi Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia.
No Kelompok Umur
(tahun)
Penduduk
Laki-laki
(orang)
Perempuan
(orang) Jumlah (orang) Prsentase (%)
1 0-4 405 407 812 7.18
2 5-9 479 478 957 8.46
3 10-14 429 387 816 7.21
4 15-19 249 417 666 5.88
5 20-24 473 416 889 7.86
6 25-29 416 393 809 7.15
7 30-34 435 400 835 7.38
8 35-39 432 456 888 7.85
9 40-44 512 420 932 8.24
10 45-49 446 457 903 7.98
11 50-54 442 345 787 6.95
12 54-59 413 368 781 6.90
13 60-64 379 313 692 6.11
14 65 keatas 265 285 550 4.86
Total 5.775 5.542 11.317 100.00
Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008
Rasio jenis kelamin (RJK) laki-laki dan perempuan Kelurahan Babakan
Pasar sebesar 96 artinya dalam 100 orang penduduk laki-laki terdapat 96 orang
penduduk perempuan. Rasio beban tanggungan dinyatakan sebagai perbandingan
antara jumlah penduduk berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun per
seratus penduduk berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Nilai rasio beban
tanggungan di Kelurahan Babakan Pasar adalah 39. Artinya setiap 100 orang
penduduk yang berusia produktif harus menanggung 39 orang penduduk yang
berusia tidak produktif.
5.1. 3. Pendidikan
Pendidikan memberikan informasi atau pengetahuan dan keterampilan
untuk bekal hidup dalam masyarakat. Dengan memperoleh pendidikan seseorang
diharapkan dapat semakin memahami kondisi yang terjadi disekitarnya. Salah satu
upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu dengan
pendidikan. Pemerintah mewajibkan warganya mengenyam pendidikan dasar
selama sembilan tahun.
28
Masyarakat di Kelurahan Babakan Pasar yang sudah mengenyam
pendidikan dasar sembilan tahun sebesar 22,43% (Tabel 3). Jumlah masyarakat
yang menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA cukup besar (32,38%). Hal
ini diduga berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Kelurahan
Babakan Pasar cukup besar, yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan dan
pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat Kelurahan Babakan
Pasar yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Rata-
rata Lama Sekolah Tahun 2008.
No Jenjang Sekolah Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Tamat SD 1182 29.76
2 DO SD Kelas 4 18 0.45
3 DO SD Kelas 5 11 0.28
4 DO SD Kelas 6 9 0.23
5 Tamat SMP 831 22.43
6 DO SMP Kelas 1 29 0.73
7 DO SMP Kelas 2 22 0.55
8 DO SMP Kelas 3 14 0.35
9 Tamat SMA 1266 32.38
10 DO SMA Kelas 1 8 0.20
11 DO SMA Kelas 2 7 0.18
12 DO SMA Kelas 3 2 0.05
13 Tamat D-III 183 4.61
14 Tamat Sarjana 310 7.80
Total 3.892 100.00
Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008 Ket : DO = Drop Out
5.1.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar pada umumnya memiliki mata
pencaharian di bidang jasa dan perdagangan. Hal ini karena keterbatasan lahan
pertanian dan pemukiman. Sebagian besar masyarakat Kelurahan Babakan Pasar
(39,94%) memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta (Tabel 4). Hal ini
karena lokasi Kelurahan Babakan Pasar dekat dengan pusat perdagangan berupa
pasar tradisional (Pasar Bogor), swalayan dan mini market. Selain itu, masyarakat
Babakan Pasar, selain terdiri dari masyarakat pribumi, juga terdapat masyarakat
keturunan Tionghoa, yang pada umumnya memiliki jiwa wiraswasta.
29
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 24 1.10
2 TNI/ Polri 1 0.05
3 Swasta/ BUMN/ BUMD 692 31.85
4 Wiraswasta 868 39.94
5 Pertukangan 97 4.46
6 Pensiunan 58 2.67
7 Jasa 433 19.93
Total 2.173 100.00
Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008.
5.1.5. Gambaran Umum Pemukiman Masyarakat Bantaran Sungai
Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar
Umumnya tipe bangunan rumah yang terdapat di bantaran Sungai Ciliwung
adalah rumah-rumah permanen, meskipun terdapat juga rumah-rumah semi
permanen. Tipe rumah permanen dicirikan dengan dinding rumah terbuat dari
batu bata dengan lantai semen atau keramik, sedangkan rumah tipe semi
permanen dicirikan dengan dinding terbuat dari setengah batu bata dan setengah
dinding terbuat dari kayu dengan lantai tanah. Rumah-rumah di bantaran Sungai
Ciliwung dibangun saling berimpitan antara rumah yang satu dengan rumah yang
lainnya dan tidak memiliki halaman rumah serta rumah-rumah tersebut dibangun
membelakangi sungai atau bersisian dengan Sungai Ciliwung.
Tipe jalan di bantaran Sungai Ciliwung berupa gang-gang sempit yang
lebarnya satu meter dan hanya mampu dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan
roda dua seperti sepeda dan motor. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga
seperti selokan/got yang berukuran 0,5 meter dalam kondisi bersih dan lancar,
walaupun terkadang terdapat sampah, tetapi sampah tersebut segera dibersihkan
oleh masyarakat setempat.
Penyediaan air bersih di pemukiman bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan
Babakan Pasar mengandalkan air yang berasal dari air PAM dan sumur,
sedangkan air sungai hanya bisa digunakan untuk MCK (mandi, cuci, kakus).
30
5.1.6. Pemanfaatan Sungai Ciliwung
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, tidak
terlepas dari Sungai Ciliwung, dalam arti bahwa Sungai Ciliwung dengan segala
kondisinya saat ini masih merupakan sarana penting bagi masyarakat dalam
menunjang hidup mereka. Sungai Ciliwung masih dimanfaatkan oleh masyarakat
bantaran Sungai untuk berbagai kegiatan di antaranya untuk membuang sampah,
budidaya keramba, membuang kotoran (buang air besar), mandi, dan mencuci.
Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk tempat pembuangan sampah masih
dilakukan oleh sebagian masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan
Babakan Pasar. Masyarakat melakukan aktivitas ini dengan alasan kebiasaan,
kemudahan, praktis, dan keterbatasan fasilitas tempat sampah. Masyarakat juga
berpendapat selama ini, membuang sampah ke sungai tidak berdampak negatif
terhadap kehidupan mereka, karena sampah yang dibuang ke sungai akan
langsung hanyut terbawa air sungai. Akan tetapi, ada juga sebagian masyarakat
bantaran Sungai Ciliwung yang tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini
karena adanya kesadaran akan dampak negatif membuang sampah ke sungai dan
adanya petugas yang mengambil sampah ke rumah setiap pagi atau sore.
Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk aktivitas MCK masih dilakukan oleh
sebagian masyarakat bantaran Sungai Ciliwung. Masyarakat berpendapat bahwa
Sungai Ciliwung masih layak dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan
untuk air minum, masyarakat berpendapat bahwa Sungai Ciliwung sudah tidak
layak untuk digunakan. Mereka menggunakan air PAM dan sumur untuk sumber
air minum. Bagi sebagian masyarakat yang tidak menggunakan air sungai
Ciliwung untuk kegiatan MCK, mereka beralasan bahwa air Sungai Ciliwung
sudah tercemar dan kotor, sehingga tidak layak lagi untuk digunakan. Mereka
menggunakan fasilitas MCK pribadi atau umum untuk kegiatan tersebut.
Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk kegiatan perikanan (keramba), masih
dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, walaupun dalam skala
kecil. Ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas. Mereka melakukan budidaya
keramba sebagai hobi dan usaha sampingan. Seiring berjalannya waktu,
masyarakat yang melakukan budidaya ikan dengan keramba, semakin berkurang.
Hal ini karena seringnya terjadi banjir yang menghanyutkan keramba mereka dan
31
keterbatasan modal karena biaya pakan dan pemeliharaan lebih besar dari
keuntungan yang diperoleh dari penjualan ikan hasil keramba.
5.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi
umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, jumlah tanggungan
keluarga, jarak rumah ke sungai dan volume sampah yang dihasilkan rumah
tangga.
Tabel 5. Karakteristik Internal Responden Bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan
Babakan Pasar, Tahun 2008. Karakteritik Responden Jumlah
(orang) Persentase (%)
Rata-rata Kisaran
Umur
Muda (21 – 36 tahun)
Sedang (37 – 52 tahun)
Tua (53 – 68 tahun)
9 23
8
22,5 57,5
20
44 tahun
21 – 66 tahun
Lama pendidikan
Rendah (3 – 6 tahun)
Sedang (7 – 10 tahun)
Tinggi (11 -14 tahun)
20 8 12
50 20 30
8 tahun
3 – 12 tahun
Pendapatan
Rendah (Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00)
Sedang (Rp 2.533.334,00 – Rp 4.766.667,00)
Tinggi (Rp 4.767.668,00 – Rp
7.000.001,00)
35 3 2
87,5
7,5 5
Rp 1.467.700,00
Rp 300.000,00 – Rp 7.000.000,00
Jumlah tanggungan keluarga
Sedikit (3 – 5 orang)
Sedang (6 – 8 orang)
Banyak (9 – 11 orang)
29 9 2
72,5 22,5
5
5 orang
3 – 10 orang
Lama bermukim
Baru (2 – 22 tahun)
Sedang (23 – 43 tahun)
Banyak (44 – 64 tahun)
20 14
6
50 35
15
26 tahun
2 – 62 tahun
Jarak rumah ke sungai
Dekat (1 – 17 meter)
Sedang (18 – 34 meter)
Jauh (35 – 51 meter)
23 7 10
57,5 17,5 25
18 meter
1 – 50 meter
Volume sampah yang dihasilkan
Sedikit (0,007 – 0,0015)
Sedang (0,0016 – 0,024)
Tinggi (0,024 – 0,033)
27 0 13
67,5 0
32,5
0,018 m3
0,007 – 0,03 m3
Sumber : Data primer diolah, 2008.
5.2.1. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia terendah responden
adalah 21 tahun sedangkan usia tertinggi adalah 66 tahun. Berdasarkan Tabel 5,
terlihat sebagian besar responden termasuk ke dalam kelompok umur dewasa
32
(57,5%). Rata-rata umur responden adalah 44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
responden termasuk ke dalam usia produktif untuk bekerja.
5.2.2. Lama Pendidikan
Pendidikan memberikan informasi atau pengetahuan dan keterampilan
untuk bekal hidup dalam masyarakat. Berdasarkan Tabel 5, responden telah
mengenyam pendidikan selama 7 – 10 tahun (20%). Rata-rata lama pendidikan
responden adalah 8 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden masih tergolong rendah karena berada di bawah standar pendidikan
dasar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Pada umumnya
responden menyadari akan pentingnya pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,
tetapi karena faktor biaya dan kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah,
sehingga banyak responden yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang
lebih tinggi.
5.2.3. Tingkat Pendapatan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga responden
adalah ekonomi. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi untuk
mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga. Pada Tabel 5, terlihat bahwa
sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan rendah (87,5%) dengan
kisaran pendapatan Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00. Responden yang memiliki
tingkat pendapatan rendah memiliki profesi sebagai buruh, pedagang, dan supir
dengan pendapatan harian sebesar Rp 15.000,00 – Rp 50.000,00/hari. Sedangkan
responden yang memiliki pendapatan sedang maupun tinggi memiliki profesi
sebagai PNS dan pegawai swasta dengan pendapatan per bulan sebesar Rp
3.000.000,00 – Rp 7000.000,00.
5.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada umumnya, responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan
Babakan Pasar adalah keluarga yang memiliki tanggungan keluarga seperti
suami/istri, anak, dan keluarga lainnya yang hidup dalam satu rumah. Sebagian
besar responden (72,5%) terdiri dari keluarga inti sebanyak 3 – 5 orang yang
33
terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sedangkan sebagian kecil responden (5%)
memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 9 – 11 orang, pada rumah tangga
ini terdapat anggota keluarga lain seperti cucu, kakek, sepupu, dan yang lainnya
yang tinggal satu rumah dengan keluarga inti.
5.2.5. Lama Bermukim
Lama bermukim berkaitan dengan sejauh mana responden beradaptasi
dengan lingkungannya, sehingga dari adaptasi yang dilakukan responden selama
bertahun-tahun akan timbul sikap responden terhadap lingkungannya, khususnya
lingkungan Sungai Ciliwung baik sikap positif, netral, maupun negatif.
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa sebagian besar responden (50%) relatif baru
bermukim di bantaran Sungai Ciliwung. Rata-rata lama bermukim responden di
bantaran sungai Ciliwung adalah 26 tahun.
5.2.6. Jarak Rumah ke Sungai
Pada umumnya, rumah-rumah di bantaran Sungai Ciliwung, dibangun
membelakangi sungai atau bersisian dengan sungai. Jarak antara rumah dengan
sungai berkisar 0 – 50 meter. Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa sebagian besar
responden memiliki jarak rumah ke sungai yang relatif dekat berkisar 1 – 17 meter
sebanyak 23 responden (57,5%). Rata-rata jarak rumah ke sungai Ciliwung
adalah 18 meter.
5.2.7. Volume Sampah
Volume sampah yang dihasilkan oleh responden bantaran Sungai
Ciliwung bervariasi baik jumlah maupun ukuran kantong dalam sehari.
Responden bantaran sungai Ciliwung biasanya mengumpulkan sampah yang
dihasilkan di rumah dengan menggunakan kantong plastik, sebelum dibuang ke
tempat pembuangan sampah selanjutnya. Frekuensi membuang sampah bervariasi
mulai dari 1 hari/kali – 3 hari/kali.
Berdasarkan Tabel 5, sebagian besar responden (67,5%) menghasilkan
sampah rumah tangga sebanyak 0,007 – 0,015 m3/hari. Rata-rata volume sampah
yang dihasilkan oleh rumah tangga responden berkisar 0,018 m3/hari. Volume
34
sampah yang dibuang responden ke sungai adalah 0,236 m3/hari sedangkan
volume sampah yang dibuang responden ke TPS (dijemput oleh petugas) adalah
0,4819 m3/hari.
Sampah yang dihasilkan oleh responden di bantaran Sungai Ciliwung
Kelurahan babakan Pasar sangat bervariasi, yang terdiri dari sampah organik dan
sampah non organik. Pada umumnya sampah yang dihasilkan oleh responden
adalah sampah dapur (seperti sampah sisa sayuran) dan sampah sisa makanan.
Selain sampah organik, responden juga menghasilkan sampah anorganik seperti
kantong kresek, botol bekas, kaleng, dan stereoform.
5.3. Faktor Eksternal
5.3.1. Ketersediaan Fasilitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Fasilitas sampah yang tersedia di Kelurahan Babakan Pasar berupa tong
sampah/bak sampah, gerobak sampah, dan petugas sampah. Hampir semua RT,
memiliki fasilitas berupa bak sampah/tong sampah, walaupun jumlahnya terbatas.
Responden berpendapat dengan jumlah 2 bak sampah setiap RT tidak dapat
menampung semua sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Setiap RT pada
umumnya terdiri dari 60 – 100 KK. Dari ketujuh RT, hanya satu RT yaitu RT 01
RW 09 yang memiliki tong sampah yang berasal dari bantuan Dinas DLHK dan 2
bak sampah dari swadaya masyarakat setempat. Sedangkan RT lainnya hanya
memiliki tong sampah yang berasal dari bantuan DLHK. Tong sampah yang
diberikan oleh Dinas DLHK, jumlah dan ukurannya terbatas dibandingkan jumlah
sampah yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga. Fasilitas gerobak sampah,
setiap RT memiliki 1 buah, dengan kondisi roda yang rusak dan gerobak sampah
yang berlubang sehingga sudah tidak layak digunakan. Hampir semua RT
memiliki petugas sampah yang berjumlah 3 – 6 orang, yang bertugas berkeliling
ke rumah-rumah penduduk untuk mengambil sampah. Petugas sampah ini berasal
dari masyarakat setempat yang terdiri dari pemuda-pemuda. Pemuda-pemuda ini
diberdayakan oleh Ketua RT setempat untuk mengambil sampah ke setiap rumah.
Upah untuk petugas sampah berasal dari iuran yang dibayarkan oleh masyarakat.
Setiap kali pengambilan sampah, responden memberikan iuran sebesar Rp
500,00 – Rp 2000,00 kepada petugas sampah. Besarnya iuran tergantung dari
35
kerelaan responden dan volume sampah yang dibuang. Petugas sampah yang
mengambil sampah biasanya berkeliling ke rumah-rumah penduduk setiap pagi
atau sore. Berdasarkan wawancara dengan responden, biasanya responden
meletakkan sampah yang akan dibuang di depan rumah mereka masing-masing.
Sampah tersebut dikumpulkan dalam kantong plastik sebelum diambil oleh
petugas. Responden berpendapat bahwa dengan adanya petugas yang menjemput
sampah ke rumah-rumah, meringankan beban mereka, dan dapat menghilangkan
kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah ke sungai. Selain itu, responden
berpendapat dengan iuran sampah harian tidak memberatkan, mengingat sebagian
rumah tangga responden memiliki pendapatan harian.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara, responden lebih memilih untuk
menggunakan jasa petugas sampah yang menjemput sampah ke setiap rumah
daripada menggunakan bak sampah yang disediakan oleh Dinas DLHK. Hal ini
karena jumlah dan ukuran tong sampah yang terbatas, tong sampah yang terlalu
jauh, sehingga membutuhkan waktu untuk menjangkaunya, dan tidak praktis.
5.3.2. Aktivitas Tokoh Masyarakat
Sosialisasi akan pentingnya membuang sampah pada tempat sampah dan
larangan untuk membuang sampah ke sungai dilakukan oleh tokoh masyarakat
bantaran Sungai Ciliwung, seperti ketua RT, ketua RW, dan PKK.
Tabel 6. Pernyataan Responden Tentang Aktivitas Tokoh Masyarakat di Bantaran
Sungai Ciliwung
No Pernyataan Melakukan Tidak melakukan Jumlah
1 Ketua RT memberikanhimbauan
32 8 40
80% 20% 100%
2 Himbauan dilakukan setiap saat
11 22 32
34% 66% 100%
Sumber : Data primer diolah, 2008.
Sebagian besar responden (80%) menyatakan bahwa tokoh masyarakat
(ketua RT) selalu menghimbau dan memberi contoh kepada masyarakat untuk
tidak membuang sampah ke sungai dan memberi himbauan untuk membuang
sampah pada tempatnya (Tabel 6). Di sisi lain, sebagian kecil responden (20%)
menyatakan bahwa tokoh masyarakat tidak memberikan himbauan/sosialisasi
36
kepada masyarakat. Responden (34%) berpendapat bahwa tokoh masyarakat
memberikan himbauan/sosialisasi setiap saat pada setiap acara tertentu seperti
acara pengajian, kerjabakti, pertemuan RT/RW, dan sosialisasi secara langsung.
Sedangkan responden (66%) menyatakan bahwa tokoh masyarakat tidak setiap
saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, biasanya tokoh masyarakat
terutama Ketua RT memberikan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat.
Ketua RT biasanya memanfaatkan waktu ketika berkumpul untuk kerja bakti,
pertemuan RT, acara pengajian, dan kunjungan ke rumah-rumah. Selain
memberikan himbauan, biasanya beberapa ketua RT memberikan contoh untuk
membuang sampah pada tempatnya dan menegur masyarakat yang masih
membuang sampah ke sungai. Sedangkan untuk agen penyuluh yang berasal dari
pihak luar, menurut responden belum pernah ada yang memberikan sosialisasi,
penyuluhan, maupun pelatihan yang berkaitan dengan sampah.
5.3.3. Sistem Drainase Lingkungan
Sistem drainase lingkungan di masyarakat bantaran Sungai Ciliwung
berupa selokan/parit. Sebagian besar responden (82,5%) menyatakan bahwa di
sekitar rumah mereka terdapat selokan/parit (Tabel 7). Sedangkan responden
(17,5% ) menyatakan bahwa di sekitar rumah mereka tidak terdapat selokan/parit.
Sebagian besar responden (79%) menyatakan bahwa kondisi saluran parit dalam
keadaan baik dan air mengalir lancar, sedangkan responden (21%) menyatakan
bahwa kondisi parit/selokan dalam keadaan baik tapi air tidak mengalir lancar
(Tabel 7), hal ini karena selokan tersumbat sampah. Sampah-sampah tersebut
berasal dari masyarakat yang masih membuang sampah di selokan.
Tabel 7. Pernyataan Responden Tentang Sistem Drainase di Bantaran Sungai
Ciliwung
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
1 Terdapat selokan di sekitar rumah
33 17 40
82,5 % 17,5 % 100%
2 Kondisi selokan baik dan air mengalir lancar
26 7 33
79% 21% 100%
Sumber : Data primer diolah, 2008.
37
Berdasarkan pengamatan kondisi saluran parit dalam keadaan yang cukup
baik dan air mengalir lancar. Walaupun terkadang tersumbat sampah, namun oleh
masyarakat setempat sampah-sampah tersebut langsung dibersihkan. Sampah-
sampah tersebut biasanya berasal dari anak-anak yang masih membuang sisa
makanannya ke selokan. Masyarakat menyediakan beberapa tempat sampah
berupa kantong plastik maupun karung di dekat selokan. Hal itu dilakukan untuk
memberikan kemudahan untuk membuang sampah pada tempatnya dan mencegah
masyarakat untuk membuang sampah ke selokan.
5.4. Sikap Responden
Sikap responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi sikap
responden dalam membuang sampah rumah tangga dan sikap responden tentang
dampak membuang ke sungai. Sikap responden bantaran Sungai Ciliwung
terhadap obyek sikap dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pengukuran Sikap Responden Terhadap Obyek Sikap
Obyek Sikap
Sikap
Jumlah Positif Netral Negatif
1. Sampah dapat menyebabkan pengotoran sungai
39 0 1 40
97,5% 0 2,5% 100%
2. Sampah dapat menyebabkan pencemaran sungai
40 0 0 40
100% 0 0 100%
3. Sampah dapat menimbulkan gangguan kesehatan
38 0 2 40
95% 0 5% 100%
4. Sampah dapat menimbulkan banjir
39 0 1 40
97,5% 0 2,5% 100%
5.Aktivitas dalam membuang sampah rumah
tangga
3 0 37 40
92,5% 0 7,5% 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2008.
5.4.1. Sikap Responden tentang Dampak Sampah yang Dibuang ke Sungai
Ciliwung
Penelitian ini mengkategorikan sikap responden tentang dampak sampah
yang dibuang ke sungai menjadi empat segi yaitu segi sampah dapat
menyebabkan pengotoran sungai, segi sampah dapat menyebabkan pencemaran
sungai, segi sampah dapat menyebabkan banjir, dan segi sampah dapat
menyebabkan gangguan kesehatan.
38
Dari segi sampah dapat menyebabkan pengotoran sungai, sebagian besar
responden (97,5%) memiliki sikap positif bahwa sampah yang dibuang ke sungai
dapat menyebabkan Sungai Ciliwung kotor (Tabel 8). Responden bantaran
sungai menganggap aktivitas membuang sampah rumah tangga dapat membuat
sungai kotor, walaupun tidak menutup kemungkinan kotornya Sungai Ciliwung
juga disebabkan oleh sampah buangan pabrik, pasar, dan sebagainya. Responden
juga berpendapat bahwa sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung juga akan
mengotori Teluk Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.
Semua responden (100%) memiliki sikap positif bahwa selain sampah
dapat menyebabkan Sungai Ciliwung kotor, sampah yang dibuang ke sungai
dapat menyebabkan pencemaran air Ciliwung (Tabel 8). Hal ini karena sampah
yang dibuang ke sungai terdiri dari sampah organik (sisa-sisa makanan dan sisa-
sisa sampah dapur) dan sampah non organik (seperti plastik, botol bekas,
streoform dan lain-lain) yang berpotensi menimbulkan pencemaran Sungai
Ciliwung. Apabila sampah organik yang dibuang ke sungai dalam jumlah besar
dan kontinu maka akan terjadi proses pembusukan, sedangkan sampah non
organik, apabila bercampur dengan air dalam kurun waktu yang lama dapat
menimbulkan zat-zat yang beracun yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Sebagian besar responden (95%) memiliki sikap positif bahwa membuang
sampah ke sungai dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Tabel 8). Gangguan
kesehatan yang ditimbulkan berupa penyakit kulit (kurap, panu, dan lain-lain),
gangguan pernapasan karena bau yang berasal dari sampah yang membusuk, dan
gangguan pencernaan karena air sungai sudah terkontaminasi oleh bakteri dan
kuman-kuman. Sedangkan responden yang memiliki sikap negatif (5%), hal ini
karena selama mereka memanfaatkan Sungai Ciliwung untuk kegiatan MCK
(mandi, cuci, kakus) tidak terjadi gangguan kesehatan seperti penyakit kulit dan
lain-lain.
Mengenai sampah dapat menimbulkan banjir, sebagian besar responden
(97,5%) memiliki sikap positif. Sampah yang dibuang ke sungai dapat membuat
aliran sungai terhambat karena ada penumpukan sampah dan bila volume sampah
yang dibuang ke sungai semakin besar dan kontinu, maka akan terjadi
pendangkalan sungai yang mengakibatkan banjir. Sedangkan responden yang
39
memiliki sikap negatif (2,5%) berpendapat bahwa banjir yang sering melanda
bukan karena sampah yang dibuang ke sungai, tetapi karena hujan yang sering
melanda Kota Bogor.
Hampir tiap tahun, di bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Babakan Pasar
dilanda banjir. Banjir ini sudah dianggap hal biasa, dan masyarakat bantaran
Sungai Ciliwung sudah siap mengantisipasinya apabila banjir datang melanda
daerahnya. Masyarakat mengantisipasi banjir dengan membuat tanggul dan
apabila sungai mulai meluap, masyarakat segera mengungsi ke daerah yang aman.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap
masyarakat tentang dampak membuang sampah ke sungai sangat positif. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat bantaran Sungai Ciliwung memiliki kesadaran
akan pentingnya menjaga kelestariaan sungai. Apabila sungai tidak terjaga
kelestariannya, akan menimbulkan dampak negatif, tidak hanya bagi lingkungan
sungai dan masyarakat bantaran sungai, tapi juga bagi lingkungan pesisir, Teluk
Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.
5.4.2. Sikap Responden dalam Aktivitas Membuang Sampah Rumah Tangga
Sikap responden dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga, dalam
penelitian ini diketahui dengan menggunakan pendekatan tentang pendapat
responden dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga. Berdasarkan Tabel
8, menunjukkan bahwa sebagian kecil responden (7,5%) memiliki sikap negatif
dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga. Sikap ini timbul karena lokasi
rumah dekat dengan sungai sehingga lebih mudah dan praktis membuang sampah
ke sungai, tidak tersedianya fasilitas pembuangan sampah rumah tangga berupa
tong sampah maupun petugas yang mengambil ke rumah-rumah di sekitar tempat
tinggal responden. Responden juga berpendapat membuang sampah ke sungai
merupakan tindakan yang wajar dan banyak orang lain yang melakukannya.
Responden berpendapat selama mereka membuang sampah ke sungai tidak
berdampak buruk terhadap kehidupan mereka, mereka juga tidak peduli apabila
tindakannya merugikan orang lain dan menimbulkan pencemaran di Teluk
Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.
40
Sebagian besar responden (92,5%) memiliki sikap positif dalam aktivitas
membuang sampah rumah tangga. Sikap ini timbul karena kondisi lingkungan
yang mendukung untuk tidak membuang sampah ke sungai, seperti tersedianya
fasilitas pembuangan sampah sementara yang dekat dengan rumah seperti tong
sampah atau bak sampah yang diberikan oleh Dinas DLHK, sehingga mereka
dapat membuang sampah di tempat yang telah disediakan, adanya petugas sampah
yang menjemput/mengambil sampah ke rumah setiap hari, memudahkan
responden untuk membuang sampahnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden bantaran Sungai Ciliwung memiliki sikap positif dalam aktivitas
membuang sampah rumah tangga.
5.5. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah
Tangga
Tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dibagi menjadi beberapa
kategori. Pertama, tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dalam
membuang sampah rumah tangga ke sungai. Sebagian kecil responden (35%)
membuang sampah ke sungai (Tabel 9). Hal ini karena rumah responden dekat
dengan sungai, praktis, mudah, dan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah
berupa tong sampah atau petugas yang mengambil sampah ke setiap rumah di
sekitar rumah responden. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yani yang
bertempat tinggal hanya 7 meter dari Sungai Ciliwung sebagai berikut :
“…..ibu klo buang sampah ke sungai karena praktis dan mudah, selain itu di RT
ibu, tidak ada fasilitas sampah yang tersedia, tidak seperti di RT 01, di sana mah ada
pemuda-pemuda yang ngambilin sampah ke rumah-rumah”.
Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa sebagian besar responden (65%) tidak
membuang sampah rumah tangga ke sungai. Hal ini karena di sekitar tempat
tinggalnya terdapat fasilitas pembuangan sampah, berupa tong sampah dan adanya
petugas sampah yang mengambil/menjemput sampah ke setiap rumah.
Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan
Babakan Pasar membuang sampah rumah tangga 1 kali/hari sebanyak 31 orang
(77,5%), responden yang membuang sampah rumah tangga 2 hari/kali sebanyak 7
41
orang (17,5%) dan responden yang membuang sampah 3 hari/kali sebanyak 2
orang (5%).
Kedua, tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dalam pengelolaan
sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sebagian besar responden (95%) tidak
melakukan pengelolaan sampah rumah tangga (Tabel 9). Hal ini karena
keterbatasan lahan yang dimiliki untuk melakukan pengelolaan sampah. Kondisi
pemukiman padat penduduk dengan struktur rumah yang saling berimpitan satu
sama lain menyebabkan lahan untuk melakukan pengelolaan sampah tidak ada.
Selain itu, responden berpendapat bahwa sampah yang mereka hasilkan sedikit,
sehingga mereka malas untuk mengelola sampah tersebut dan selama ini
pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah sangat minim, yang
diketahuinya hanya dengan cara dibakar, itupun tidak dilakukan oleh responden,
karena kondisi rumah-rumah yang saling berdekatan. Di sisi lain, sebagian kecil
responden (5%) melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. Hal ini karena
mereka memiliki cukup pengetahuan tentang pengelolaan sampah, yang
pengetahuan tersebut diperoleh dari pelatihan yang pernah mereka ikuti.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh responden adalah mengumpulkan bekas
aqua kemudian dijual dan mengumpulkan sisa-sisa sampah dapur (organik) dan
dedaunan, kemudian dijadikan kompos.
Sebelum sampah dibuang, responden mengumpulkan sampah di rumah
masing-masing dengan menggunakan kantong plastik. Semua responden (100%)
melakukan pembungkusan sampah rumah tangga. Sebagian besar responden
menggunakan kantong plastik dengan berbagai ukuran untuk membungkus
sampah. Walaupun ada beberapa responden yang menggunakan tong sampah
plastik/kaleng.
Sebagian besar responden (92,5%) tidak melakukan pemisahan sampah
organik dan non organik (Tabel 9). Hal ini karena responden berpendapat bahwa
dengan melakukan pemisahan sampah merepotkan dan menyita waktu. Di sisi
lain, sebagian kecil responden (7,5%) melakukan pemisahan sampah. Hal ini
karena responden pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan sampah.
Keempat, tindakan responden dalam membayar iuran sampah. Sebagian
besar responden (82,5%) membayar iuran sampah (Tabel 9). Hal ini karena iuran
42
sampah yang diterapkan tidak memberatkan responden. Besarnya iuran sampah
yang diberikan oleh responden berkisar Rp 500,00 – Rp 2000,00/ambil sampah.
Sedangkan sebagian kecil responden (17,5%) tidak membayar iuran sampah. Hal
ini karena di sekitar tempat tinggal responden tidak diterapkan iuran harian, tetapi
iuran bulanan yang besarnya Rp 10.000,00 – Rp 20.0000,00. Iuran tersebut
memberatkan responden, karena penghasilan yang responden peroleh pada
umumnya upah harian.
Kelima, terhadap proses pendidikan dalam lingkungan keluarga, sebagian
besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar
melakukan proses pendidikan antara lain : (1) Menegur anggota keluarga yang
membuang sampah ke Sungai Ciliwung (75%) ; (2) Mengajak anggota keluarga
anggota keluarga agar tidak membuang sampah ke sungai (70%) ;
(3) Memberikan pemahaman tentang dampak yang ditimbulkan dari pembuangan
sampah rumah tangga ke sungai (70%) (Tabel 9). Anggota keluarga yang
melakukan proses pendidikan adalah kepala keluarga maupun ibu rumah tangga.
Proses pendidikan dalam lingkungan sosial, sebagian besar dilakukan oleh
responden, antara lain : (1). Menegur orang lain yang membuang sampah ke
sungai (55%) ; (2). Mengajak orang lain agar tidak membuang sampah ke sungai
(75%) (Tabel 9). Berdasarkan wawancara, responden yang melakukan peneguran
biasanya hanya menegur tetangga yang masih membuang sampah ke sungai pada
musim kemarau, hal ini karena sampah yang dibuang ke sungai akan mengotori
sungai dan menimbulkan bau tidak sedap. Sedangkan pada musim hujan,
responden tidak menegur orang lain yang membuang sampah ke sungai, karena
responden juga membuang sampahnya ke sungai. Responden berpendapat sampah
yang dibuang tidak mengotori sungai dan tidak menimbulkan bau tidak sedap,
karena sampah akan hanyut terbawa oleh banjir
43
Tabel 9. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah
Tangga.
No Tindakan
Melakukan tidak melakukan
Jumlah % jumlah %
1. Membuang sampah ke sungai 14 35 26 65
2. Pengelolaan sampah rumah tangga 2 5 38 95
3. Pemisahan sampah rumah tangga 3 7,5 37 92,5
4. Membayar iuran sampah 33 82,5 7 17,5
5 Pembungkusan sampah rumah tangga 40 100 0 0
6
Proses pendidikan keluarga
a. menegur anggota keluarga 30 75 10 25
b. mengajak anggota keluarga 28 70 12 30
c. memberikan pemahaman 28 70 12 30
7
Proses pendidikan sosial
a. menegur orang lain yang buang
sampah ke sungai 22 55 18 45
b. mengajak orang lain tidak buang
sampah ke sungai 30 75 10 25
Sumber : Data primer yang diolah, 2008.
5.6. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam
Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga.
Analisis hubungan (korelasi) antara karakterisik internal responden dengan
sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana keeratan hubungan yang terjadi antara karakteristik
internal yang dimiliki oleh responden bantaran sungai Ciliwung dengan sikap
dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga serta apakah hubungan
tersebut berhubungan nyata (signifikan) atau tidak nyata (tidak signifikan).
Karakteristik internal responden bantaran sungai Ciliwung merupakan meliputi
umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, dan jarak dari rumah
ke sungai.
Untuk melihat analisis hubungan antara karakteristik responden bantaran
Sungai Ciliwung dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga
dilakukan dengan menggunakan analisis hubungan korelasi Rank Spearman (rs).
Program yang digunakan untuk menganalisis hubungan ini adalah program SPSS
(Statistical Product and service Solution) for windows versi 15. Program ini
digunakan untuk melakukan penghitungan statistik dengan menggunakan
komputer. Kelebihan program ini adalah kita dapat melakukan secara lebih cepat
44
semua perhitungan statistik dari yang sederhana sampai yang rumit (Sarwono
2008). Analisis korelasi antara sikap dengan karakteristik internal responden
dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam
Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga
No Karakteristik SIKAP
Keterangan Responden Hasil Uji Korelasi Probabilitas
1 Umur -0.197 0.224 Tidak Nyata
2 Lama Pendidikan 0.142 0.383 Tidak Nyata
3 Tingkat Pendapatan 0.148 0.363 Tidak Nyata
4 Lama Bermukim -0.273 0.584 Tidak Nyata
5 Jarak Rumah ke Sungai -0.254 0.113 Nyata
Sumber : Data primer diolah, 2008.
5.6.1. Hubungan antara Umur dengan Sikap
Berdasarkan Tabel 10, antara umur responden bantaran sungai Ciliwung
dengan sikap memiliki hubungan negatif, namun sangat rendah karena nilai
korelasinya sebesar - 0,197. Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai
semakin tinggi umur responden maka sikapnya akan semakin negatif .
Berdasarkan hasil uji t (uji signifikansi), umur responden tidak
berhubungan nyata dengan sikapnya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya
yang lebih besar dari 0,2 yaitu 0,224 (nilai signifikansi 0, 224>0,2), maka
Ho dapat diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak hanya responden yang
berusia tua yang memiliki sikap yang negatif, tapi responden yang berusia dewasa
maupun muda memiliki sikap yang negatif/buruk dalam aktivitas pembuangan
sampah rumah tangga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, selain faktor internal juga faktor
eksternal. Menurut Walgito (2002), faktor-faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi perubahan dan pembentukan sikap antara lain pengaruh orang lain,
media massa, dan pengaruh kebudayaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan,
faktor- faktor yang mempengaruhi sikap responden adalah kebudayaan/kebiasaan
masyarakat setempat dan pengaruh orang lain. Menurut responden, masyarakat di
bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Babakan Pasar menganggap biasa
membuang sampah ke sungai dan kebiasaan tersebut sudah melekat dalam diri
setiap individu. Responden juga berpendapat bahwa selama ini tidak ada
45
pelatihan maupun penyuluhan mengenai sampah, pemanfaatan, dan cara
pengelolaan sampah yang tepat.
5.6.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Sikap
Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara lama pendidikan dengan
sikap responden menunjukkan bahwa hubungan bersifat positif namun sangat
rendah karena nilai korelasinya 0,142 (Tabel 10). Nilai korelasi tersebut dapat
diartikan sebagai semakin lama pendidikan seseorang maka sikapnya akan
semakin positif. Hal ini menunjukkan bahwa lama pendidikan seseorang dapat
mengubah pola berpikir, bersikap, dan bertindak terhadap suatu obyek kehidupan.
Semakin lama pendidikan seseorang maka akan semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal. Setidaknya dalam
pendidikan formal diajarkan mengenai sampah dan cara pengelolaannya, dampak
membuang sampah ke sungai, dan pentingnya melestarikan lingkungan sungai.
Hasil uji t (signifikansi) diperoleh nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,2
yaitu nilai probabilitasnya 0,383 maka Ho dapat diterima. Oleh karena Ho dapat
diterima maka hubungan antara lama pendidikan dengan sikap tidak
berhubungan nyata, sehingga tidak hanya responden yang pendidikannya tinggi
saja yang sikapnya semakin positif akan tetapi responden yang berpendidikan
sedang maupun rendah dapat memiliki sikap yang semakin positif/baik.
Berdasarkan pengamatan, hal ini terjadi karena responden yang memiliki
pendidikan rendah dan sedang memperoleh informasi pengetahuan melalui media
massa, baik dari koran, radio, maupun televisi. Melalui media massa tersebut
responden memperoleh informasi mengenai sampah, dan dampak membuang
sampah sembarangan, khususnya membuang sampah ke sungai. Selain itu adanya
pengaruh orang lain, khususnya tokoh masyarakat setempat (Ketua RT) yang
memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sampah dan dampak
membuang sampah ke sungai.
5.6.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap
Hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap masyarakat bantaran
Sungai Ciliwung menunjukkan hubungan positif yang sangat rendah yaitu 0,148
46
(Tabel 10). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai semakin tinggi tingkat
pendapatan seseorang maka sikapnya akan semakin positif/baik.
Berdasarkan hasil uji t (signifikansi), tingkat pendapatan responden tidak
berhubungan nyata dengan sikapnya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas yang
lebih besar dari 0,2 yaitu 0,148 maka Ho dapat diterima. Nilai ini
mengindikasikan bahwa tidak hanya responden yang memiliki pendapatan tinggi
yang memiliki sikap positif, tapi responden yang memiliki pendapatan yang
rendah maupun sedang memiliki sikap positif/baik dalam aktivitas pembuangan
sampah rumah tangga.
Berdasarkan pengamatan, responden yang memiliki pendapatan sedang
maupun rendah memiliki sikap positif dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga dipengaruhi oleh faktor luar/eksternal yaitu pengaruh orang lain
seperti tokoh masyarakat setempat (ketua RT) yang memberikan
himbauan/sosialisasi untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak
membuang sampah ke sungai. Selain ketua RT, pengaruh dari masyarakat/orang
lain di sekitar tempat tinggal responden yang mendukung responden untuk tidak
membuang sampah ke sungai.
5.6.4. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Sikap
Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara lama bermukim dengan sikap
responden diperoleh nilai sebesar -0,273 (Tabel 10). Korelasi yang terjadi antara
lama bermukim dengan sikap memiliki hubungan negatif yang rendah. Hal ini
menunjukkan semakin lama bermukim seseorang di suatu daerah maka akan
semakin negatif sikapnya.
Uji signifikansi (uji t) memperlihatkan bahwa lama bermukim responden
tidak berhubungan nyata dengan sikap karena nilai probabilitasnya lebih besar
dari 0,2 maka terima Ho. Nilai ini mengindikasikan bahwa tidak hanya
responden yang lama bermukim yang memiliki sikap yang buruk/negatif tapi
responden yang baru maupun yang cukup lama bermukim memiliki sikap yang
buruk dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Berdasarkan
pengamatan, hal ini terjadi karena responden yang baru maupun cukup lama
bermukim membawa kebiasaan buruk dari daerah asalnya. Selain itu, responden
47
melihat kebiasaan/budaya membuang sampah yang dilakukan oleh masyarakat
yang sudah lama tinggal, sehingga responden mengikuti kebiasaan di tempat
tinggal baru mereka.
5.6.5. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Sikap
Hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan sikap responden
berdasarkan Tabel 10 menunjukkan hubungan negatif yang rendah karena nilai
korelasinya sebesar -0,254. Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai
semakin jauh jarak antara rumah dengan sungai maka akan semakin negatif
sikapnya.
Uji signifikansi (uji t) menunjukkan bahwa jarak rumah ke sungai
berhubungan nyata dengan sikap karena nilai probabilitas yang lebih kecil dari
0,2 yaitu 0,113 (nilai probabilitasnya 0,113<0,2), maka Ho ditolak. Nilai ini
mengindikasikan bahwa responden yang memiliki jarak rumah yang jauh dari
sungai maka sikapnya akan semakin negatif/buruk. Berdasarkan pengamatan, hal
ini terjadi karena adanya tong sampah yang diletakkan dekat dengan sungai,
sehingga responden yang rumahnya dekat dengan sungai cenderung membuang
sampahnya ke tempat sampah tersebut, sedangkan responden yang rumahnya jauh
dari sungai, cenderung membuang sampahnya ke sungai, karena tidak adanya
tempat sampah di sekitar rumah, dan terbatasnya tempat sampah yang dekat
dengan sungai.
5.7. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan dalam
Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga.
Hubungan antara karakteristik internal responden bantaran Sungai
Ciliwung dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan yang terjadi antara
karakteristik internal yang dimiliki oleh responden dengan tindakan dalam
aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Karakteristik internal responden
yang digunakan sebagai indikator tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga adalah umur, lama pendidikan , tingkat pendapatan, tingkat
48
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, volume sampah yang
dihasilkan dan jarak dari rumah ke sungai.
Variabel karakteristik responden dan tindakan yang dianalisis tidak
berbeda dengan apa yang dilakukan antara karakteristik responden bantaran
Sungai Ciliwung dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga
yaitu analisis hubungan (korelasi). Analisis data dilakukan dengan menggunakan
instrumen statistika non parametrik (hubungan) yaitu Rank Spearman (rs) untuk
analisis hubungan antara tindakan dengan umur, tingkat pendapatan, lama
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, volume sampah yang
dihasilkan dan jarak rumah ke sungai. Hasil korelasi antara tindakan dengan
karakteristik internal responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan
dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga
No Karakteristik TINDAKAN Keterangan
Responden Hasil Uji Korelasi Probabilitas
1 Umur -0.077 0.639 Tidak Nyata
2 Lama Pendidikan 0.041 0.804 Tidak Nyata
3 Tingkat Pendapatan 0.217 0.179*** Nyata
4 Jumlah Tanggungan Keluarga -0.324 0.041* Nyata
5 Lama Bermukim -0.012 0.942 Tidak Nyata
6 Jarak Rumah ke Sungai -0.171 0.291 Tidak Nyata
7 Volume Sampah -0.009 0.954 Tidak Nyata * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
*** Correlation is significant at the 0.2 level (2-tailed)
Sumber : Data primer diolah, 2008
5.7.1. Hubungan antara Umur dengan Tindakan
Berdasarkan Tabel 11, nilai uji korelasi Rank Spearman (rs) antara umur
responden bantaran dengan tindakan sebesar -0,077. Korelasi yang terjadi antara
umur dengan tindakan memiliki hubungan negatif yang sangat rendah. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi umur seseorang maka akan semakin negatif
tindakannya.
Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara umur dengan tindakan
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,639 yang berarti umur tidak berhubungan
nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yang lebih besar
dari 0,2 maka Ho dapat diterima. Oleh karena umur tidak berhubungan nyata
dengan tindakan maka tidak hanya responden yang berumur tua yang memiliki
49
tindakan buruk tapi responden yang berumur muda maupun dewasa juga memiliki
tindakan buruk dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Berdasarkan
pengamatan, hal ini terjadi karena adanya kebiasaan buruk yang melekat pada
masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah dan
adanya pengaruh orang lain atau lingkungan sekitar tempat tinggal responden.
Responden yang berusia muda maupun sedang memiliki tindakan buruk karena
kebiasaan dan mereka mengikuti tindakan orang yang lebih tua, baik itu orang tua
maupun orang yang lebih tua yang ada di sekitar mereka.
5.7.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Tindakan
Hubungan antara lama pendidikan dengan tindakan responden
menunjukkan hubungan positif namun sangat rendah karena nilai korelasinya
sebesar 0,041 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan semakin lama
pendidikan seseorang maka tindakannya semakin baik/positif. Semakin lama
pendidikan seseorang maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang
diperolehnya, sehingga dapat mengubah pola berpikir dan bertindak terhadap
sesuatu lebih baik/positif.
Hasil uji signifikansi (uji t) diperoleh nilai probabilitas 0,804 maka Ho
dapat diterima. Oleh karena Ho dapat diterima maka hubungan antara lama
pendidikan dengan tindakan tidak berhubungan nyata, sehingga tidak hanya
responden yang pendidikannya lama saja yang tindakannya semakin baik/positif,
tapi responden yang pendidikannya rendah juga memiliki tindakan yang semakin
positif/baik. Berdasarkan pengamatan hal ini karena adanya faktor luar yang
mempengaruhi tindakan responden. Faktor luar tersebut adalah adanya pengaruh
media massa, pengaruh orang lain dan pendidikan non formal. Responden
mendapat pengetahuan mengenai sampah, dampak, dan pengelolaanya melalui
media massa, baik itu dari koran, radio, maupun televisi. Selain itu, adanya
pengaruh orang lain yaitu himbauan dari tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat
terutama Ketua RT memberikan sosialisasi tentang sampah, dampak sampah, dan
pengelolaan sampah yang baik. Ketua RT memberikan himbauan secara langsung
dan memberikan contoh yang baik mengenai aktivitas pembuangan sampah rumah
tangga. Responden yang tidak memperoleh pengetahuan sampah melalui
50
pendidikan formal, mendapatkan pengetahuan melalui pendidikan informal,
berupa pelatihan.
5.7.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan
Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara tingkat pendapatan dengan
tindakan responden diperoleh nilai 0,217 (Tabel 11). Korelasi yang terjadi antara
tingkat pendapatan dengan tindakan memiliki hubungan positif yang sangat
rendah. Hal ini menujukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka
semakin positif tindakannya.
Hasil uji t (signifikansi) antara tingkat pendapatan dengan tindakan
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,179 pada taraf nyata 0,2 yang berarti
tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan tindakan, maka Ho dapat ditolak.
Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendapatan responden maka semakin positif
tindakannya, sebaliknya semakin rendah pendapatannya maka akan semakin
negatif tindakannya. Berdasarkan pengamatan, hal ini karena responden yang
memiliki pendapatan tinggi mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk
pengelolaan sampah. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendapatan
yang rendah mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
5.7.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Tindakan
Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan
responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga berdasarkan
analisis korelasi diperoleh nilai korelasi -0,324 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut
menunjukkan bahwa antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan
memiliki hubungan negatif namun rendah. Artinya semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga maka akan semakin buruk tindakannya. Jumlah tanggungan
keluarga akan menentukan jumlah volume sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Hasil uji signifikansi (uji t) diperoleh nilai probabilitas 0,041<0,05 (selang
kepercayaan 95%) maka Ho dapat ditolak. Oleh karena Ho ditolak maka
hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan berhubungan
nyata, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin
51
negatif tindakannya, sebaliknya semakin sedikit jumlah tanggungan kelurga maka
tindakannya semakin positif. Hal ini karena responden yang memiliki jumlah
tanggungan keluarga sedikit menghasilkan volume sampah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan responden yang memiliki jumlah tanggungan keluarga
banyak.
5.7.5. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Tindakan
Hubungan antara lama bermukim dengan tindakan responden
menunjukkan hubungan negatif namun sangat rendah karena nilai korelasinya
sebesar -0,012 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan semakin lama
bermukim seseorang di suatu daerah maka tindakannya semakin negatif.
Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara lama bermukim dengan
tindakan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,942 yang berarti lama bermukim
tidak berhubungan nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai
probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 maka Ho dapat diterima. Oleh karena
lama bermukim tidak berhubungan nyata dengan tindakan maka berapa lama pun
responden bermukim di suatu daerah maka akan memiliki tindakan yang buruk
dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Hal ini karena responden
yang lama bermukim maupun yang baru bermukim memiliki kebiasaan buruk
dalam aktivitas membuang sampah. Berdasarkan pengamatan, responden yang
baru bermukim memiliki tindakan buruk karena membawa kebiasaan buruk dari
daerah asalnya dan pengaruh dari lingkungan tempat tinggal baru.
5.7.5. Hubungan antara Volume Sampah yang Dihasilkan dengan Tindakan
Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara volume sampah yang
dihasilkan dengan tindakan responden diperoleh nilai sebesar -0,009 (Tabel 11).
Korelasi yang terjadi antara volume sampah yang dihasilkan dengan tindakan
memiliki hubungan negatif namun sangat rendah. Hal ini menunjukkan semakin
banyak volume sampah yang dihasilkan maka akan semakin negatif tindakannya.
Uji signifikansi (uji t) memperlihatkan bahwa volume sampah yang
dihasilkan responden tidak berhubungan nyata dengan tindakannya karena nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,954 (nilai probabilitasnya 0,954 >
52
0,05) maka terima Ho. Nilai ini mengindikasikan bahwa tidak hanya responden
yang menghasilkan volume sampah banyak yang memiliki tindakan buruk tapi
responden yang menghasilkan volume sampah sedang maupun sedikit akan
memiliki tindakan yang buruk/negatif. Berdasarkan pengamatan hal ini karena
kebiasaan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung membuang sampah ke sungai
dan pengaruh orang lain yang tinggal di sekitar rumah responden.
5.7.6. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Tindakan
Berdasarkan Tabel 11, nilai uji korelasi Rank Spearman (rs) antara jarak
rumah ke sungai responden dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga sebesar - 0,171. Korelasi yang terjadi antara jarak rumah ke sungai
dengan tindakan memiliki hubungan negatif yang sangat rendah. Hal ini
menunjukkan semakin jauh jarak rumah ke sungai maka akan semakin
negatif/buruk tindakannya.
Semakin jauh jarak rumah ke sungai, maka akan semakin buruk
tindakannya. Hal ini terjadi karena keterbatasan fasilitas pembuangan sampah
yang tersedia. Fasilitas pembuangan sampah berupa tong sampah hanya tersedia
di dekat sungai, dan itu pun jumlah dan ukurannya terbatas. Tong sampah yang
terletak dekat sungai biasanya penuh dengan sampah yang dibuang oleh
masyarakat yang tinggal dekat dengan sungai sehingga responden yang memiliki
jarak rumah yang jauh dari rumah tidak dapat membuang sampah di tong sampah
sehingga memilih untuk membuang sampah ke sungai, selain itu kurangnya
kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian sungai dan responden yang
rumahnya jauh dari sungai tidak merasakan dampak negatif langsung apabila
membuang sampah ke sungai.
Responden yang tinggal dekat dengan sungai cenderung memiliki tindakan
yang positif/baik dalam membuang sampah ke sungai. Hal ini karena tersedianya
tempat sampah yang berasal dari DLHK sebagai tempat pembuangan sampah
sementara di lokasi pemukiman yang dekat dengan sungai dan adanya kesadaran
untuk menjaga kelestarian sungai. Responden menyadari dampak negatif yang
ditimbulkan apabila membuang sampah ke sungai.
53
Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan
tindakan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,291 yang berarti jarak rumah ke
sungai tidak berhubungan nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai
probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 (nilai probabilitas 0,291>0,05) maka
hipotesis nol dapat diterima. Oleh karena jarak rumah ke sungai tidak
berhubungan nyata dengan tindakan maka tidak hanya responden yang memiliki
jarak rumah yang jauh dari sungai yang memiliki tindakan buruk, tetapi responden
yang memiliki jarak yang dekat maupun sedang memiliki tindakan buruk/negatif.
Berdasarkan pengamatan hal ini karena ada faktor lain yang mempengaruhi
tindakan responden yaitu kebiasaan masyarakat setempat dan pengaruh orang
lain/orang lain di sekitar tempat tinggal responden. Responden berpendapat
selama ini mereka melakukan tindakan buruk dalam aktivitas pembuangan
sampah rumah tangga karena melihat lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
5.8. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Responden dalam Aktivitas
Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Analisis korelasi antara sikap dengan tindakan responden bantaran Sungai
Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga bertujuan untuk
melihat sejauh mana hubungan yang terjadi antara sikap dengan tindakan
tersebut, apakah positif atau negatif serta melihat apakah kedua variabel tersebut
berhubungan nyata (signifikan) atau tidak nyata (tidak signifikan).
Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara sikap dengan tindakan
responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar diperoleh nilai
sebesar 0,354. Korelasi yang terjadi antara sikap dengan tindakan memiliki
hubungan positif namun rendah. Hal ini menunjukkan semakin positif sikap
responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga maka akan semakin
positif juga tindakannya. Sebaliknya, semakin negatif sikapnya maka tindakan
responden semakin buruk/negatif
Sikap dengan tindakan positif responden bantaran Sungai Ciliwung dalam
aktivitas pembuangan sampah rumah tangga disebabkan oleh berbagai faktor,
yaitu (1) tersedianya tempat sampah yang berasal dari DLHK sebagai tempat
pembuangan sampah sementara di lokasi pemukiman yang dekat dengan sungai;
54
(2) kesadaran responden akan pentingnya menjaga lingkungan sungai; (3) adanya
himbauan dari tokoh masyarakat setempat untuk tidak membuang sampah ke
sungai; (5) terdapat petugas sampah yang mengambil sampah ke rumah-rumah
penduduk setiap pagi atau sore, sehingga memudahkan responden untuk
membuang sampahnya dengan tepat, praktis, dan murah.
Berdasarkan hasil uji t (signifikansi) diperoleh nilai probabilitasnya lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,025 (nilai probabilitas 0,025>0,05) maka Ho ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa sikap berhubungan nyata/signifikansi dengan tindakan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan
Babakan Pasar memiliki sikap positif dalam aktivitas dan dampak
membuang sampah ke sungai. Sikap positif tentang dampak membuang
sampah ke sungai, meliputi sikap tentang sampah dapat menyebabkan
pengotoran sungai, sampah dapat menyebabkan pencemaran sungai,
sampah dapat mengganggu kesehatan, dan sikap tentang sampah dapat
menyebabkan banjir.
2. Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung tidak membuang
sampah rumah tangga ke sungai, hal ini karena adanya ketersediaan
fasilitas sampah berupa tong sampah dan petugas sampah di sekitar
tempat tinggalnya serta kesadaran akan pentingnya melestarikan
lingkungan sungai, walaupun masih terdapat responden yang tetap
membuang sampah ke sungai, hal ini terjadi karena tidak adanya
ketersediaan fasilitas sampah di sekitar rumahnya dan tidak ada kesadaran
akan pentingnya menjaga kelestarian sungai.
3. Terdapat hubungan antara karakteristik internal responden dengan sikap
yaitu jarak rumah ke sungai yang bersifat negatif dan signifikan pada
taraf nyata 0,2 (80%). Karakteristik internal responden yang tidak
signifikan dengan sikap yaitu umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan,
dan lama bermukim. Sedangkan hubungan antara karakteristik internal
dengan tindakan yang signifikan yaitu tingkat pendapatan bersifat postif
dan signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%) dan jumlah tanggungan
keluarga bersifat negatif dan signifikan pada taraf nyata 0,2 (80%).
Karakteristik internal responden yang tidak signifikan dengan tindakan
yaitu umur, lama pendidikan, lama bermukim, jarak rumah ke sungai, dan
volume sampah yang dihasilkan.
55
4. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan yang bersifat positif dan
signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%). Hal ini menunjukkan semakin
positif sikapnya maka tindakannya akan semakin positif/baik.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain :
1. Penambahan fasilitas sampah berupa tong sampah, gerobak sampah, dan
petugas operasional kebersihan di masing-masing RT ;
2. Pengoptimalan peran tokoh masyarakat, terutama RT dalam sosialisasi
pentingnya menjaga kelestarian sungai dan pemberian sanksi bagi
masyarakat yang membuang sampah ke sungai ;
3. Perlu adanya aturan mengenai sanksi yang diberikan kepada masyarakat
yang membuang sampah ke sungai yang disepakati oleh semua elemen
masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar ;
4. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang
pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,
misalnya pembuatan lubang biopori dan pembuatan kerajinan dari kertas-
kertas bekas ;
5. Memberikan pendidikan sejak dini mengenai sampah dan pengelolaannya
kepada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Cetakan pertama. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Pustaka
Pelajar. Jakarta.
Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat.
Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. IPB. [Tidak
dipublikasikan].
Hadiwiyoto S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan
Idayu.
Khordi, M. Ghufran dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air
dalam Budidaya Perairan. Cetakan pertama. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mueller DJ. 1986. Mengujur Sikap Sosial. Terjemahan. Jakarta : Bumi Aksara
Nasution. 2003. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Cetakan keenam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Priambodo, Agung. 2005. Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung
Terhadap aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Kampung Melayu Jakarta Timur. [Skripsi]. Departemen Manajemen
Bisnis Perikanan dan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Sarwono, SW. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.
Balai Pustaka. Jakarta.
Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sears, D.O., Peplau LA, dan Freedman JL. Psikologi Sosial. Soekrisno S,
Adryanto M. penerjemah. Edisi kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Terjemahan dari Social Psicology.
Siegel S. 1985. Statistik non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Zanzawi Suyuti,
Landung Simatupang, Penerjemah. Jakarta : PT. Gramedia. Terjemahan
dari : Non Parametric Statistic For The Behaviour Sciences.
57
Singarimbun, Masri dan Sofian effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta :
LP3ES.
Sugiyono, E Wibowo. 2000. Statistik untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan
SPSS 10.0 for windows. Bandung : Alfabeta.
Suriawiria U. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Cetakan
Pertama. Bandung : Alumni.
W. A. Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Edisi kedua. Bandung : Eresco.
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Edisi Revisi.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
http://tatawidjojo.blogs.friendster.com/my_blog/2007/03/psychosocial_in_1.html
(diakses : Juni 2008)
Lampiran 1. Data Karakteristik Internal Responden
No Nama
Karakteristik Responden (Faktor Internal) Sikap (skor)
/Y1
Tindakan
(skor)/Y2 Umur (X1) Pnddkn(X2) Pekerjaan Pndptn (X4) JTK(X4) LM(X5) JRS(X6) VS(m3)(X7)
1 Rohmah 41 12 Pedagang 2900000 5 41 10 0,014 186 17
2 Sarah 41 12 PNS 7000000 4 20 10 0,014 204 17
3 Halimah 45 3 Pedagang 750000 6 10 3 0,03 195 17
4 Puspa 38 12 IRT 600000 3 4 1 0,03 182 20
5 Elah 43 4 IRT 750000 6 13 5 0,03 193 13
6 Jubaedah 66 6 IRT 500000 3 34 50 0,014 183 17
7 Kokom 34 6 IRT 300000 5 13 45 0,014 172 14
8 Eneng 49 6 Pedagang 750000 3 2 20 0,014 182 16
9 Dasmiah 35 9 IRT 1348000 4 16 15 0,028 192 18
10 Atikah 50 3 IRT 600000 10 20 7 0,014 182 14
11 Sinta 30 12 IRT 1000000 5 6 40 0,03 166 12
12 Yumiati 25 3 IRT 900000 5 2 40 0,007128 190 16
13 Yayah 42 6 Pedagang 900000 6 26 1 0,03 180 14
14 Yani 42 12 Pedagang 1900000 4 8 4 0,03 191 12
15 Kiki 42 12 IRT 1600000 6 20 35 0,014 196 13
16 Siti Asiyah 45 12 Pedagang 750000 6 33 1 0,014 181 11
17 Yati 41 6 IRT 4500000 3 30 1 0,014 190 17
18 Ulami 51 9 Pedagang 2100000 4 2 40 0,03 179 17
19 Farida 62 9 IRT 600000 6 62 35 0,03 192 16
20 Titin 57 12 IRT 1600000 9 32 50 0,014 174 14
21 Oke 38 9 IRT 1500000 5 38 35 0,007128 172 17
22 Enting 42 3 IRT 1600000 3 10 30 0,014 178 13
23 Tina 25 9 Pedagang 1800000 3 10 8 0,03 200 17
24 Haryati 45 9 Pedagang 2700000 5 28 8 0,03 181 16
25 Linda 51 12 IRT 750000 5 15 20 0,014 189 18
Lanjutan Lampiran 1.
No Nama
Karakteristik Responden (Faktor Internal) Sikap (skor)
/Y1
Tindakan
(skor)/Y2 Umur (X1) Pnddkn(X2) Pekerjaan Pndptn (X4) JTK(X4) LB(X5) JRS(X6) VS(m3)(X7)
26 Sumiyati 42 6 Pedagang 2100000 5 25 1 0,03 173 17
27 Rohanah 63 3 IRT 300000 5 42 1 0,014 211 17
28 Nati 54 3 Pedagang 1000000 6 54 1 0,03 185 17
29 Nunung 56 12 Pedagang 5250000 6 56 4 0,014 183 18
30 Erna 28 12 IRT 900000 3 28 10 0,014 203 16
31 Yusniawati 30 6 IRT 600000 5 11 7 0,007128 201 18
32 Prisa Hesvianti 21 9 IRT 800000 3 21 6 0,014 189 18
33 Syamsiah 33 9 buruh 660000 3 10 32 0,014 193 18
34 Suhana 43 6 buruh 600000 4 43 30 0,014 185 19
35 Aryati 43 5 IRT 1500000 6 43 35 0,014 186 16
36 Atikah 53 6 Pedagang 650000 5 53 20 0,014 173 16
37 Acih sukarsih 61 6 IRT 450000 3 61 20 0,007128 174 15
38 Asnah 38 11 IRT 1500000 4 38 3 0,007128 178 16
39 dede samsiah 45 6 Pedagang 900000 4 45 10 0,007128 159 14
40 Iit Fatimah 39 6 Pedagang 1800000 3 22 5 0,007128 167 15
Rata-rata 44 8 1467700 5 26 18 0,018 184,3642857 16,56857143
Keterangan : IRT = Ibu Rumah Tangga
Pnddkn = Pendidikan
Pndptn = Pendapatan
JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga
LB = Lama Bermukim
JRS = Jarak Rumah ke Sungai
VS = Volume Sampah
Lampiran 2. Atribut Sikap Responden Terhadap aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga
No
Responden
Penyataan sikap
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25
1 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 1 4 2 4 4 5 4 5 4
2 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 3 5 1 5 4 5 5
3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 2 4 4 5 5
4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 2 2 2 4 2 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 2 4 4 2 5 5 5 5
6 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 1 2 2 5 5 5 4 2 5
7 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 2 4 2 4 2 4 4 5 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 2 4 4 4 5
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 2 4 4 4 5
11 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 1 5 2 4 4 2 4
12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5
13 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 4 4
14 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1 5 4 5 4 4
15 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 4 1 5 1 4 4 4 4
16 4 5 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 1 3 4 5 2 4 4 5 4
18 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4
19 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 1 4 1 5 4 5 5 4 5
20 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
21 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
23 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 2 4 4 4 4
24 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 1 5 2 5 2 5 4 4 4
Lanjutan Lampiran 2.
No
Responden
Pernyataan Sikap Jumlah
Skor X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46
1 4 3 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 186
2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 4 204
3 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 5 5 4 4 195
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 182
5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 193
6 5 2 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 183
7 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 172
8 2 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 182
9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 192
10 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 182
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 166
12 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 190
13 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 1 5 4 4 4 180
14 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 2 2 5 4 5 4 191
15 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 4 196
16 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 5 4 4 4 181
17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 2 2 5 4 4 4 190
18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 179
19 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 5 4 4 4 192
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 174
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 172
22 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 178
23 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 2 2 5 5 4 4 200
24 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 181
25 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 1 1 5 4 4 4 189
Lanjutan lampiran 2
No
Responden
Penyataan sikap
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25
26 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4
27 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 2 5 5 5 5
28 5 2 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 5 5
29 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
30 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 2 5 1 5 5 5 5
31 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 2 4 4 5 5
32 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 2 5 1 3 3 4 5
33 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 5 5
34 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4
35 4 2 2 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 4 2 4 4 5 5
36 5 4 3 4 5 2 5 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4
37 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 2 3 4 4 4
39 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 4 2 4
40 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 4 3 3 2 4 4
Jumlah Skor 173 155 156 172 172 147 175 172 168 176 166 171 176 174 170 183 76 149 115 168 103 163 162 168 175
Rata-rata 4,33 7,79 7,79 8,55 8,55 7,27 8,7 8,55 8,3 8,8 8,3 8,52 8,78 8,7 8,47 9,12 3,84 7,45 5,8 8,4 5,17 8,1 8,1 8,3 8,73
Lanjutan lampiran 2
No
Responden
Sikap Jumlah Skor X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46
26 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 173
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 5 211
28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 185
29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 183
30 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 4 203
31 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 4 4 201
32 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 4 5 5 2 189
33 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 2 2 5 5 4 4 193
34 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 185
35 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 2 2 4 4 4 4 186
36 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 173
37 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 174
38 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 178
39 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 159
40 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 2 2 167
Jumlah Skor 174 161 178 167 171 172 165 164 165 170 168 175 165 178 166 99 95 179 174 163 156 7390
Rata-rata 4,35 4,03 4,45 4,18 4,28 4,3 4,13 4,1 4,13 4,3 4,2 4,38 4,13 4,5 4,15 2,48 2,38 4,48 4,4 4,1 3,9 185
66
Lampiran 4. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara
Sikap dengan Karakteristik Internal
Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah
Tangga dengan Menggunakan SPSS for
Windows versi 15.0 Tahun 2008.
NonParametric Correlations
Correlations
1.000 -.197 .142 .148 .089 -.273 -.254
. .224 .383 .363 .584 .088 .113
40 40 40 40 40 40 40
-.197 1.000 -.116 .141 .372* .651** .085
.224 . .477 .386 .018 .000 .600
40 40 40 40 40 40 40
.142 -.116 1.000 .269 .006 -.103 -.035
.383 .477 . .094 .972 .527 .831
40 40 40 40 40 40 40
.148 .141 .269 1.000 -.059 .197 -.313*
.363 .386 .094 . .716 .223 .050
40 40 40 40 40 40 40
.089 .372* .006 -.059 1.000 .191 .012
.584 .018 .972 .716 . .237 .940
40 40 40 40 40 40 40
-.273 .651** -.103 .197 .191 1.000 -.024
.088 .000 .527 .223 .237 . .884
40 40 40 40 40 40 40
-.254 .085 -.035 -.313* .012 -.024 1.000
.113 .600 .831 .050 .940 .884 .
40 40 40 40 40 40 40
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
SIKAP
umur
pendidikan
pendapatan
JTK
LM
JRS
Spearman's rho
SIKAP umur pendidikan pendapatan JTK LM JRS
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Keterangan : JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga
LM = Lama Mukim
JRS = Jarak Rumah ke Sungai
67
Lampiran 5. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara
Tindakan dengan Karakteristik
Internal Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah
Rumah Tangga dengan Menggunakan
SPSS for Windows versi 15.0 Tahun 2008.
NonParametric Correlations
Correlations
1.000 -.077 .041 .217 -.324* -.012 -.171 -.009
. .639 .804 .179 .041 .942 .291 .954
40 40 40 40 40 40 40 40
-.077 1.000 -.116 .141 .372* .651** .085 -.055
.639 . .477 .386 .018 .000 .600 .738
40 40 40 40 40 40 40 40
.041 -.116 1.000 .269 .006 -.103 -.035 .061
.804 .477 . .094 .972 .527 .831 .711
40 40 40 40 40 40 40 40
.217 .141 .269 1.000 -.059 .197 -.313* -.109
.179 .386 .094 . .716 .223 .050 .504
40 40 40 40 40 40 40 40
-.324* .372* .006 -.059 1.000 .191 .012 .139
.041 .018 .972 .716 . .237 .940 .391
40 40 40 40 40 40 40 40
-.012 .651** -.103 .197 .191 1.000 -.024 -.127
.942 .000 .527 .223 .237 . .884 .435
40 40 40 40 40 40 40 40
-.171 .085 -.035 -.313* .012 -.024 1.000 -.208
.291 .600 .831 .050 .940 .884 . .197
40 40 40 40 40 40 40 40
-.009 -.055 .061 -.109 .139 -.127 -.208 1.000
.954 .738 .711 .504 .391 .435 .197 .
40 40 40 40 40 40 40 40
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeff icient
Sig. (2-tailed)
N
TINDAKAN
umur
pendidikan
pendapatan
JTK
LM
JRS
VS
Spearman's rho
TINDAKAN umur pendidikan pendapatan JTK LM JRS VS
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Keterangan : JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga
LM = Lama Mukim
JRS = Jarak Rumah ke Sungai
VS = Volume Sampah yang Dihasilkan
68
Lampiran 6. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara
Sikap dengan Tindakan Responden dalam Aktivitas
Pembuangan Sampah Rumah Tangga dengan Menggunakan
SPSS for windows versi 15.0 Tahun 2008
SIKAP dengan TINDAKAN
Correlations
SIKAP TINDAKAN
Spearman's rho SIKAP Correlation Coefficient 1.000 .354(*)
Sig. (2-tailed) . .025
N 40 40
TINDAKAN Correlation Coefficient .354(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .025 .
N 40 40
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hipotesis :
H0 : antara variabel Y1 dengan variabel Y2 tidak berkorelasi nyata
H1 : antara variabel Y1 dengan variabel Y2 berkorelasi nyata
Keputusan :
Tolak H0 jika nilai Sig. < Alpha, dengan Alpha = 0.05 (5%)
Nilai Korelasi antara Sikap dengan Tindakan sebesar 0.354, nilai Signifikansinya
sebesar 0.025. keputusannya tolak H0, artinya antara sikap dengan tindakan
berkorelasi nyata, dengan nilai korelasi sebesar 0.354
top related