seminar pendidikan

Post on 05-Oct-2015

215 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Pendidikan Kita

TRANSCRIPT

Pendidikan Kita (yang katanya terdidik) (oleh: Fauzan Hp)Pendidikan merupakan fondasi kokohnya suatu bangsa karena pendidikan adalah basis dalam terbentuknya sebuah suprastruktur ideal (semua produksi yang bersifat non-materi yang berasal dari ide masyarakat antara lain, lembaga-lembaga politik, hukum atau undang-undang, agama, pemikiran, filsafat dan etika.). Suprastruktur sebagai lantai atas selalu dipengaruhi pada basis/ infrastrukturnya, menurut Althusser mengenai Indeks Efektivitas, bahwa suprastruktur memiliki otonomi relatif dan bisa bertindak balik terhadap basis, tapi efektivitasnya berbeda dengan pengaruh basis terhadap suprastruktur. Suprastruktur hanya bisa bertindak balik (mempengaruhi) basis sejauh batas batas yang diberikan oleh basis. Berbicara mengenai keadilan hukum, kedaulatan politik, kesejahteraan sosial, dan budaya tidak bisa kita pisahkan dari berbicara mengenai supremasi pendidikan (basis) karena mencapai suprastruktur ideal adalah mencapai basis yang kuat.Pelacuran, pencurian, pembunuhan, tawuran sampai pada pemerkosaan/ pencabulan dan aborsi di kalangan remaja sudah sangat sering terjadi. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa ada 2,4 juta praktik aborsi pada tahun 2012 dilakukan remaja usia pra nikah atau tahap SMP dan SMA. TribunNews - Sepanjang tahun 2013 sebanyak 20 pelajar tewas karena tawuran dan perkelahian antar pelajar, sedangkan di tahun 2014 terjadi 769 tawuran pelajar. Keadaan tersebut menggambarkan bergesernya perilaku remaja dan pelajar di Indonesia, tidak bisa kita menyatakan bahwa perilaku tersebut adalah perilaku yang rusak sebelum kita sadar dan paham betul maklumat yang diwariskan founding father dalam sejarah peran pemuda dan pelajar pelajar Indonesia dulu.Abdul Harris Nasution berhasil merebut padang dan bukit tinggi di usia 35 tahun melalui operasi 17 agustus. Soekarno pada usia 28 Tahun sudah di jebloskan di penjara Banceuy yang kemudian di pindah ke penjara sukamiskin, Jawa barat karena membuat pergerakan pelajar - pelajar Indonesia Algemene Studie Club di bandung, Jawa Barat. Pada usia 20 Tahun Dr. Soetomo mendirikan Budi Utomo, cikal bakal pergerakan nasional. Bung Tomo di usia 25 Tahun memimpin pertempuran 10 November di Surabaya. Jika kita tengok sejarah bangsa dan merenunginya sejenak banyak sekali diantara mereka yang mulai bergerak demi tanah air di usia muda bahkan sangat muda. Mereka sadar betul bahwa hakikat tenaga muda adalah jantungnya bangsa dan rusaknya bangsa adalah rusak pemudanya.Kembali kita pada keadaan sekarang, perilaku pemuda dan pelajar pelajar kita saat ini tersebut harus selalu kita sandarkan pada lembaga pendidikan, karena melalui lembaga pendidikan proses belajar itu terjadi. Namun tidak hanya sekolah dengan bentuk gedung yang merupakan lembaga pendidikan, keluarga juga merupakan lembaga pendidik, tapi kesadaran masyarakat bahwa keluarga adalah lembaga pendidik utama yang mempunyai intensitas besar dalam penanaman nilai nilai luhur seperti luput dari fungsinya sehingga masyarakat lebih mempercayakan secara sepenuhnya pada sekolah dan lembaga formal lainnya. Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Pelaksanaan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dapat berlangsung dalam berbagai tempat yang oleh beliau diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu:1. Alam keluarga2. Alam perguruan3. Alam pergerakan pemudaMenurut Paulo Freire dalam bukunya Politik Pendidikan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar menuangkan sebuah Ilmu (Transfer of Knowledge) tapi pendidikan juga harus menuangkan nilai (Transfer of Value). Pendidikan yang hanya menuangkan ilmu adalah pendidikan bergaya bank (Banking Method) peserta didik hanya dijadikan modal (selalu dikembangkan) yang suatu saat menjad investasi (investment) dan semakin cepat modal itu kembali maka terjadi efesiensi. Metode tersebut pun terjadi di Indonesia, terjadi destruktif pemaknaan terhadap nilai yang pada akhirnya seolah olah peserta didik hanya dituntut mencari nilai (Huruf/ angka) sebagai indikator keberhasilan. Sekolah sering mengabaikan proses-proses pedagogik yang berakibat pada realita bahwa sekolah bukan lagi sebagai tempat pendidikan, melainkan sekolah tak ubahnya seperti tempat pelelangan.Namun apakah pendidikan sekarang pun sudah menuangkan ilmu (Transfer of Knowledge) secara sepenuhnya?Pendidikan tanpa adanya proses dialektika antara guru dengan peserta didik, pendidikan yang selalu meyalahkan dan menganggap betul terhadap semua yang keluar dari mulut guru dan peserta didik wajib mengimaninya adalah pendidikan yang di analogi kan Paulo sebagai bejana kosong, yaitu peserta didik datang ke sekolah hanya untuk di isi tanpa diperbolehkan mengelola dan mengembangkannya. Pendidikan kita adalah pendidikan yang direduksi, dihilangkan esensinya terhadap karya, cipta dan karsa pun nilai nilai luhur dan budaya, pendidikan kita adalah pendidikan yang dihancurkan. Pendidikan kita adalah pendidikan kolonial karena pendidikan kita mahal, peserta didiknya hanya si darah biru. Apa itu yang dimaksud guru guru kita transfer ilmu pengetahuan? Apa itu yang dimaksud pemimpin pemimpin kita sebagai revolusi? Atau mungkin melalui pendidikan mereka mendikte kita menuju perbudakan jilid baru? Perbudakan yang modern yang memiliki standar gaji? Perbudakan yang dilindungi hukum, hukum perbudakan? Upahnya kurang dari 2 juta perbulan kerjanya antara 8 15 jam sehari, penjajahan!Yang kita butuhkan adalah rekonsiliasi kultural supaya supremasi pendidikan bisa terwujud! Yang kita butuhkan adalah pendidikan yang murah! Yang kita ingin dengar adalah pendidikan untuk semuanya!

top related