sejarah perekonomian indonesia pada masa demokrasi …
Post on 01-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
TAHUN 1956-1960
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
NANI JULITA
121314016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.
'MAKALAH , ',
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI
LmERAL TAHUN 1956-1960
Oleh:
NANlJULITA
NIM: 121314016
Telah disetujui oleh
Pembimbing
~Drs. A.Kardiyat Wiharyanto, M.M.
ii
Tanggal29 Januari 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKALAH
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI
LmERAL TAHUN 1956-1960
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
NANIJULITA
NIM: 121314016
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tangga127 Februari 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
~
Ketua
Sekretaris
Anggota 1
Anggota2
Nama Lengkap
Ignatius Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si
Ora. Theresia Sumini M.Pd.
Drs. A.Kardiyat Wiharyanto M.M.
Ora. Theresia Sumini M.Pd.
Tanda Tangan
....0~.....
.~
........:i::-Yogyakarta, 27 Februari 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
,
iii
'.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHKAN
Makalah ini saya persembahkan kepada :
1. Kepada orangtuaku Bapak Rendang (Alm) dan Ibu Rabiah yang selalu
mendoakan, membimbing dan support dalam meraih semua impian saya.
2. Kepada kakaku Kadri, Sekadar, Sarianto (Alm), Nasrin, Berta, Imanuel,
Samuel, Joni R, Emilia R, selalu memberikan nasehat, motivasi dengan
penuh kasih sayang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan meberikan kepadamu apa yang
diinginkan hatimu.
(Mazmur 37:4)
Keistimewaan dalam kehidupan adalah menjadi diri sendiri
(Joseph Campbell)
Sekali anda mengerjakan sesuatu, jangan takut gagal dan jangan tinggalkan itu.
Orang-orang yang bekerja dengan ketulusan hati adalah mereka yang paling
bahagia.
(Chanakya)
Orang sukses akan mengambil keuntungan dari kesalahan dan mencoba lagi
dengan cara yang berbeda
(Dale Carnegie)
Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman
(Albert Einstein)
Usaha akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak akan menyerah
(Napoleon Hill)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya kerja ilmiah.
Yogyakarta, 27 Februari 2018
Penulis,
Nani Julita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI
LIBERAL TAHUN 1956-1960
Nani Julita
Universitas Sanata Dharma
2018
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
tiga hal, yaitu: 1) Faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal, 2) Pelaksanaan perekonomian Indonesia
pada masa Demokrasi Liberal, 3) dan dampak dari pelaksanaan perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1956-1960.
Penulisan makalah ini disusun dengan menggunakan metode sejarah yang
mencakup lima tahap yaitu, perumusan judul, pengumpulan sumber, verifikasi,
interpretasi, dan historiografi, dengan pendekatan sosial ekonomi dan ditulis
secara deskriptif analitis.
Hasil penulisan ini menunjukkan, 1) Faktor-faktor yang mendorong
dilaksanakannya perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal yaitu
terbentuknya NKRI dan adanya pemerintahan baru, 2) Pelaksanaan perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dilakukan oleh kabinet Burhanuddin
Harahap, kabinet Ali Sasroamidjojo II, dan kabinet Djuanda. Karena sering terjadi
pergantian kabinet sehingga menyebabkan kebijakan yang diambil tidak bisa
dilaksanakan dengan baik, 3) Dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia
pada masa Demokrasi Liberal 1956-1960 adalah krisis moneter yang berlanjut
hingga krisis ekonomi dan kembalinya ke UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE HISTORY OF THE INDONESIAN ECONOMY DURING THE
LIBERAL DEMOCRACY OF 1956-1960
Nani Julita
Sanata Dharma University
2018
This paper aims to describe and analyze the three aspects that is 1) The
factors driving the economy implemented of Indonesian in a period of Liberal
Democracy, 2) the implementation of Indonesian economy in a period of Liberal
Democracy, 3) the impact of the implementation of the Indonesian economy on
Liberal Democracy 1956-1960.
This paper used historical method which includes five aspects i.e.
formulation of title, source collection, verification, interpretation and
historiography with socio-economic approach and written analytically and
descriptively.
The results of this paper indicate, 1) the factors that drove Indonesian
economy implemented during in the Liberal Democracy are the establisment of
NKRI and the existence of a new government, 2) the implementation of the
Indonesian economy during the Liberal Democracy was carried out by the
cabinet Burhanuddin Harahap, the cabinet Ali Sasroamidjojo II, and the cabinet
Djuanda. Because there was often a change of cabinet so that the policy cannot be
implemented properly, 3) the impact of the implementation of the Indonesian
economy during the Liberal Democracy 1956-1960 is a monetary crisis that
continues results in economic crisis and the return to the 1945 Constitution.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah
Perekonomian Idonesia Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1956-1960“.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
3. Drs. A. Kardiyat Wiharyanto. M.M. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, membantu, dan banyak memberikan pengarahan, serta
masukan selama penyusunan makalah ini.
4. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
yang telah memberikan support dan bantuan selama penulis menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber
penulisan makalah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Kepada orangtuaku tercinta terutama Bapak Rendang (Alm) dan Ibu Rabiah
dan kakak-kakakku Kadri, Sekadar, Sarianto (Alm), Bertalena, Imanuel,
Samuel, Joni R, Emilia R saya yang selalu memberikan dorongan dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sanata
Dharma serta seluruh keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan
doanya.
7. Teruntuk yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang turut membantu dan
mendukung menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
bagi makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 27 Februari 2018
Nani Julita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................. 6
Tujuan dam Manfaat Penulisan .............................................................. 7
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG DILAKSANAKANNYA
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL 1956-
1960
Faktor Politik .......................................................................................... 9
Faktor Ekonomi ...................................................................................... 15
BAB III PELAKSANAAN PEREKONOMIAN PADA MASA DEMOKRASI
LIBERAL 1956-1960
Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi 1955-1956) .......................... 18
Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956-1957)............................................ 20
Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet 1957-1959) ....................................... 22
Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK) ................................................. 24
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) ......................................... 25
BAB IV DAMPAK DARI PELAKSANAAN PEREKONOMIAN INDONESIA
PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL 1956-1960
Kabinet Burhanuddin Harahap ............................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Kabinet Ali Sastroamidjojo II................................................................. 28
Kabinet Djuanda( Zaken Kabinet) .......................................................... 28
Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK) ................................................. 30
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) ......................................... 31
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35
LAMPIRAN
SILABUS ........................................................................................................... 37
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ....................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa demokrasi liberal tahun 1956-1960, perkembangan
ekonomi menunjukkan produktivitas yang sangat rendah karena adanya
kerusakan parah yang terjadi masa pendudukan Jepang dan masa Revolusi
Nasional. Adanya proses rehabilitas pertama pada bidang perkebunan
menunjukkan ada peningkatan pada produksi1. Namun waktu itu sangat di
sayangkan meskipun ada proses rehabilitas tetapi mengalami kevakuman pada
tahun 1957 hingga tahun 1958 dikarenakan oleh adanya masalah-masalah
yang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan milik Belanda, dan adanya
pemberontakan PRRI dan Permesta.
Pada masa demokrasi liberal kabinet-kabinet yang berkuasa yaitu
antara lain: kabinet Burhanuddin Harahap pada bulan Agustus 1955-1956,
kabinet Ali Sastroamidjojo II pada bulan April 1956-1957, kabinet Djuanda
pada bulan Maret 1957- Agustus 1959 sehingga pada tanggal 17 Agustus
1960 di umumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda2.
Dalam konteks perkembangan moneter dalam negeri, hal yang dapat
dilihat yaitu melonjaknya jumlah uang yang beredar dari masa ke masa
1 Marzuki Usman., Perekonomian Indonesia memasuki millennium ketiga volume pertama, Penerbit
Internasinal Quality Publication, London,Inggris, 1997, hlm. 44 2 Dumairy., Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, hlm. 18-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sedemikian rupa sehingga membuat dengan tajamnya defisit anggaran belanja
negara. Pada akhir tahun 1958 jumlah uang beredar telah melebihi Rp. 29
miliar, dibanding dengan Rp. 3,8 miliar pada saat pengakuan kedaulatan.
Padahal operasi Sjafrudin secara serentak telah mengurangi volume uang
lebih Rp.1,5 miliar.
Perekonomian tidak selalu berkembang dan berjalan maju dengan
teratur sebab perekonomian selalu mengalami masa naik dan turun. Pada saat
tertentu adakalanya perekonomian itu mengalami perlambatan dan
perkembangan. Hal ini tentunya menjadi sebab merosotnya atau kemajuan
ekonomi. Lalu terjadi ketidakstabilan ekonomi. Faktor yang menyebabkan
ketidakstabilan ekonomi yaitu sebagai berikut :
a. Inflasi
b. Terbatasnya alat kebutuhan
c. Melonjaknya angka pengangguran
d. Pendapatan masyarakat yang rendah
e. Ekspor yang tinggi
f. Adanya korupsi yang semakin meningkat
Investasi merupakan salah satu yang penting dalam perekonomian.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi investasi, yaitu suku bunga, PDRB,
birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan serta faktor
sosial budaya. Hal ini menimbulkan implikasi, yaitu penurunan suku bunga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kebijakan kualitas fiskal, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan birokrasi
pemerintahan peningkatan kualitas SDM, pelonggaran kebijakan untuk
menciptakan stabilitas politik dan keamanan, penguatan budaya lokal.
Pertama investasi mendorong pertumbuhan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi) secara berlipat ganda lewat proses multiplier.
Maksudnya jika ada investasi 100 triliyun, seperti pertambahan pendapatan
nasional akan lebih besar dari 100 triliyun. Kedua, investasi juga akan
mendorong penciptaan lapangan kerja. Pencipta lapangan kerja ini akan
mengurangi pengangguran. Berkurangnya pengangguran akan mengurangi
kemiskinan dan berkurangnya kemiskinan akan berdampak pada teratasinya
masalah-masalah lain seperti gizi buruk, buta huruf, kejahatan dan lain-lain.
Ketiga investasi juga bisa dipakai sebagai alat untuk pemerataan baik
pemerataan antar daerah maupun antar perorangan. Investasi sebagai alat
pemerataan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berjalan menuruti mekanisme
pasar tetapi harus ada investasi pemerintah. Misalnya pemerintah memiliki
tujuan kebijakan untuk memperkecil ketimpangan ekonomi antar dua daerah
(daerah yang satu maju dan yang satu tertinggal). Caranya ada bermacam-
macam yaitu memberikan insentif pembebasan pajak bagi investor yang
bersedia berinvestasi di daerah yang tertinggal, mempermudahkan ijin
investasi di daerah tertinggal agar investor tertarik menanamkan modalnya di
sana dan banyak kebijakan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pada saat itu kepimpinan negara berada di tangan presiden dengan
dukungan ABRI dan partai-partai. Fungsi parlemen hampir ditiadakan seperti
juga lembaga-lembaga negara yang ada dalam demokrasi parlementer. Laju
inflasi yang sudah mulai terasa meningkat tajam pada tahun 1956 yang
akhirnya mengakibatkan runtuhnya periode itu.
Konflik dengan Belanda tentang Irian Barat menyebabkan perusahaan-
perusahaan Belanda diambilalih secara sepihak. Sedangkan semua orang
Belanda diusir dari Indonesia. Pada masa itu perekonomian menjadi kacau,
ditambah lagi dengan peristiwa pengambilalihan yang dilakukan secara tiba-
tiba dan mungkin tidak di rencanakan sama sekali. Dengan itu permulaan dari
“aksi sepihak” itupun dimulai oleh buruh mengambilalih perusahaan-
perusahaan Belanda yang kemudian diamankan oleh kaum militer,
mengambilalih kepimpinan perusahaan-perusahaan tersebut dari bank,
perusahaan dagang, perkebunan dan lain-lain. Namun saat itu perekonomian
tersebut bersifat perekonomian kolonial. Perekonomian kolonial, pernah
menjadikan iri hati banyak orang asing yang menganggap metode
kolonialisme Belanda merupakan cara terbaik bagaimana menciptakan uang
(“How to make money”).
Faktor ini yang sangat penting adalah nilai tukar uang rupiah yang
secara resmi jauh dihargai terlalu tinggi. Sebaliknya pada zaman itu terjadi
mundurnya transportasi darat, dan luncurnya komunikasi laut, jeleknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hubungan telekomunikasi, koordinasi antar instansi, antara daerah dan
seharusnya. Sebenarnya untuk bisa dapat mengukur penampilan bekas
ekonomi kolonial yang dimiliki Republik Indonesia saat itu tidak hanya dapat
dilihat dari pusat tetapi juga pada tingkat daerah. Dilihat dari sudut pusat atau
nasional mungkin menurun, akan tetapi bagaimana kalau penampilan per
daerah dijumlahkan? Penelitian dalam lapangan ini masih perlu dilakukan.
Pada periode tahun 1957-1965 juga disebut sebagai zaman penemuan
kembali revolusi Indonesia dengan slogan yang dikenal “Revolusi belum
selesai”. Kecuali nasional perekonomian Belanda oleh Negara juga ada tiga
program lain yang dapat dilihat dalam rangka revolusi : (1) Rencana
pembangunan 8 tahun; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1959; dan
(3) Undang-undang Pokok Agraria (Landrefrom).
Rencana R.I. pertama pada tahun 1956, yakni Rencana 5 tahun,
biarpun beberapa proyek dapat direalisasikan akan tetapi secara umum dapat
dikatakan rencana tersebut gagal karena perkembangan sejarah. Adanya
pemberontakan PRRI/Permesta dan nasionalisasi perekonomian kolonial.
Namun pada zaman itu ada beberapa sarjana dan ahli yang melihat berbagai
segi positifnya meskipun meragukan cara pembiayaannya seperti juga pada
Rencana 5 tahun3.
3 Marzuki Usman., op.cit, hlm. 46-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, makalah tentang sejarah
perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal tahun 1956-1960, ini
akan membahas persoalan-persoalan sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1956-1960?
2. Bagaimana pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal 1956-1960?
3. Bagaimana dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal 1956-1960?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
a. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong
perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal.
b. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal.
c. Mendeskripsikan dan menganalisis dampak dari pelaksanaan
perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat penulisan
a. Bagi pembaca
Dengan makalah atau tulisan ini diharapkan mampu menarik minat
untuk mempelajari tentang sejarah perekonomian Indonesia,
khususnya mengenai sejarah perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal (1956-1960).
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penulisan makalah ini adalah salah satu perwujudan Tri Dharma
perguruan tinggi, yaitu Dharma bidang penelitian. Kiranya
makalah ini menjadi tambahan pengetahuan pustaka pendidikan
sejarah dan Universitas mengenai sejarah perekonomian Indonesia
pada masa Demokrasi Liberal tahun 1956-1060.
c. Bagi keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan mengenai sejarah ekonomi, khususnya tentang
perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1956-
1960).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
FAKTOR–FAKTOR YANG MENDORONG DILAKSANAKANNYA
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
1956-1960
A. Faktor Politik
1. Situasi Politik Dalam Negeri
Memahami hal-hal yang berkenan dengan demokrasi liberal dalam
bagian-bagian terdahulu, akan menjadi jelas dalam politik berikutnya.
Pembangunan politik di Indonesia telah mendapatkan landasan dasar yang
dapat menjadi aturan permainan, baik struktur maupun kulturnya yaitu
Pancasila. Oleh karena itu dapat dipahami pula, bahwa kehidupan
berpolitik tidaklah semata-mata menyangkut sejumlah kecil elite politik
yang bertikai mempertahankan nama ideologinya masing-masing dengan
mengatasnamakan kepentingan nasional.
Politik demokrasi borjuis Barat tidak sesuai dengan kesinambungan
konstitusional yang gaya mendasari kehidupan rakyat. Zaman Demokrasi
Terpimpin, juga menimbulkan persoalan politik dramatis lainnya.
Mobilisasi politik, solidaritas bangsa yang dikembangkan, politik yang
dijadikan panglima, slogan-slogan lantang, bahwa “Revolusi belum
selesai” ternyata tidak menyelesaikan persoalan, bahkan mengakibatkan
bencana pemberontakan G.30.S/PKI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pembangunan politik berarti bahwa diadakan perubahan terhadap
pola kehidupan politik yang sedang berlangsung, untuk secara berangsur-
angsur, terhadap dan sistematis makin mendekati struktur dan kultur
politik yang dicita-citakan, sehingga kehidupan politik itu memungkinkan
berlangsungnya pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, dan
pembangunan pertahanan keamanan nasional, menuju masyarakat yang
dicita-citakan, bagi bangsa Indonesia adalah masyarakat yang dimaksud
dalam pembukaan UUD 1945.1
Menuju masyarakat kapitalis, diperlukan cara-cara kapitalis dengan
pemerintahan yang kapitalis pula. Untuk mewujudkan masyarakat
teokratis, diperlukan cara-cara yang teokratis dan pemerintahan yang
teokratis pula. Berkenan dengan itu, bangsa Indonesia yang Pancasila
tentu tidak dapat mewujudkan masyarakat Pancasila feodal, dengan cara
teokratis2, dan cara teokratis, komunis, liberal atau dengan cara sosialisme
demokrasi, tetapi haruslah dengan cara Pancasila dan dengan
pemerintahan Pancasila. Dan juga tidak mungkin, misalnya di bidang
politik dilaksanakan Pancasila, tetapi dibidang ekonominya liberal atau
kapitalis, sedangkan bidang sosial budaya dilaksanakan sistem komunis
1 Amirmachmud. H., Pembangunan Politk dalam Negeri Indonesia, Gramedia, Jakarta 1986, hlm 148-
149
2 Ibid., hlm. 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
atau sistem Negara agama, dan bidang pertahanan keamanan
melaksanakan sistem imperialisme.
Integrasi nasional sebagai proses untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam arti yang hakiki, merupakan sesuatu hal yang harus
dibina secara terus menerus. Persatuan dan kesatuan dalam hubunngan ini
berkenan dengan kesatuan dan persatuan dari seluruh rakyat sebagai
keluarga bangsa yang utuh serta kesatuan dan persatuan antara pemerintah
dan rakyat.
Pancasila harus dapat diwujudkan, tidak hanya dalam kesadaran,
pikiran dan angan-angan, tetapi harus dapat diwujudkan dalam sikap dan
tingkah laku; baik sikap dan tingkah laku pribadi, kelompok fungsional
bahkan dalam seluruh kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan secara
murni dan konsekuen. Murni, dalam arti tidak tercampur-baur atau
tersusupi ideologi lain, dengan ciri-cirinya yang tidak dapat selubungi;
konsekuen, dalam arti penuh kecintaan dan kesadaran melaksanakannya,
sekalipun menghadapi kendala berupa apapun juga, dan dari mana pun
juga datangnya. Pancasila harus mengejawantah dalam kehidupan politik,
kehidupan ekonomi, kehidupan sosial budaya, dan kehidupan pertahanan
keamanan nasional.
Pembangunan politik dalam negeri telah didasarkan atas pola-sikap
dan pola kebijaksanaan yang mantap, sedangkan pelaksanaannya telah
mengarah pada sasaran yang ingin dicapai. Walaupun demikian masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
didasari bahwa berbagai kendala maupun pada masa-masa mendatang. Di
hadapan bangsa Indonesia terbentang suatu masa depan yang menuntut
dilakukannya langkah-langkah pembangungan politik yang tetap terarah
pada terwujudnya tata kehidupan politik nasional seperti yang di idealkan
oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam hubungan, pokok-pokok yang
terkandung di dalamnya, dapat mengilhami dan menjadi pedoman
penunjuk dalam pelaksanaan pembangunan politik dalam negeri.3
2. Situasi Politik Luar Negeri
Perkembangan hingga sekarang yang telah dihasilkan oleh politik luar
negeri Indonesia, sudah menunjukkan bahwa peran Indonesia dalam
forum politik dunia pada waktu itu cukup besar dan diperhitungkan oleh
lawan maupun kawan. Karena ini posisi geografis, potensi ekonomis dan
terutama karena konsepsi-konsepsi Indonesia dalam masalah-masalah
dunia. Dengan antara situasi dan struktur kekuatan-kekuatan politik
didalam negeri terdapat hubungan timbal balik dengan politik (situasi
hubungan dengan luar negeri).
Dalam keadaan waktu sekarang, khususnya karena perlu juga di
pertimbangkan dari segi sikap negara–negara lain terhadap Indonesia,
menumbuhkan pemikiran untuk mengembangkan terus politik luar negeri
3 Ibid., hlm. 238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Indonesia. Politik luar negeri dalam strateginya yaitu sesuatu yang
berjalan terus, dan berkembang terus serta seringkali ada perlu melakukan
perobahan dan merevoluasi posisi. Poltik Luar Negeri Indonesia adalah
suatu persoalan yang tidak terpisahkan dari seluruh strategi dan tujuan
Revolusi Indonesia.
Politik Luar Negeri Indonesia dalam perkembangan proses sejarah
telah dikemukakan dahulu, peranan Indonesia besar sekali, tidak saja
dalam kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan kekuatan kerjasama dengan
Asia Afrika, KAA atau seluruh Nefo tetapi juga dalam penggarisan arah
serta konsepsi-konsepsi Revolusi umat manusia yang antara lain yaitu
tugas mengubah tata-dunia guna membentuk satu dunia baru. Di dalam
kegiatan untuk mempertumbuhkan forum Asia Afrika (AA), Konferensi
Asia-Afrika (KAA) dan The New Emerging Forces (Nefo) ini dapat
dikemukakan usaha Indonesia untuk mengambil prakarsa dan
mempelopori penyelenggaraan konferensi Asia Afrika yang pertama tahun
1955, konferensi wartawan Asia Afrika, konferensi pengarang AA,
peringatan Dasawarsa KAA I dan sekarang sedang giat dipersiapkan usaha
kulminasinya dalam bentuk Conference Of The New Emerging Forces
(Conefo).4
4 Leifer Michael., Politik Luar Negeri Indonesia, penerbit Gramedia, Jakarta, 1986, hlm 42-43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Isi dari pidato Presiden Soekarno sidang M.P.R.S. III “Berdikari” dan
berpidato “Tahun Berdikari” ternyata peranan dari Revolusi Indonesia
sebagai perlu suara Negara Nefo. Bahwa peranan Indonesia di dalam
politik dunia telah mendapatkan tempat yang di dominan5.
Revolusi Indonesia adalah bagian dari Revolusi dunia untuk
melaksanakan amanat penderitaan rakyat umat manusia. Dengan demikian
maka Indonesia merasa menerima tanggung jawab yang berat tetapi mulia
dalam rangka ini. Dengan isi uraian di atas juga menunjukkan bahwa soal
peranan Indonesia dalam pembentukkan dunia baru itu, yaitu soal seluruh
bangsa Indonesia. Tidak hanya departemen luar negeri saja tetapi juga soal
segenap rakyat. Dapat kita lihat dari perkembangan politik Luar Negeri
Indonesia didalam praktek ternyata adanya trend sebagai :
1) Politik Luar Negeri yang negeri yang ditunjukkan untuk survival
policy, usaha untuk dapat memperoleh legalitas defakto maupun
de-jure kekuasaan R.I. atas wilayah oleh dunia internasional,
termasuk Irian Barat.
2) Penggalangan kerjasama berdasar prinsip dasar Pancasila Bandung
yang merupakan pondamen pertama dan solidaritas.
Mempertumbuhkan blok ketiga dari negara yang uncommitted atau
non-aligned.
5 Ibid., hlm. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3) Kemudian dalam konferensi Beograd dari Negara nonaligned
tahun 1961 Indonesia telah mengemukakan konsepsi tentang Nefo
dan Oldefo. Judul dari pada pidato Presiden Soekarno dapat segera
melaksanakan perubahan trend itu, yaitu “From non Alignment to
coordinanted accumulation of moral force toward friendship, peace
and social justice among nations”.
4) Indonesia pernah memiliki suatun politik luar negeri yang
berdasarkan konfrontasi dan offensive Revolusioner dalam
penggalangan kekuatan Nefo untuk dihantamkan kepada kekuatan
Oldefo/ Nekolim “The Era Of Confrontation”.6
B. Faktor Ekonomi
1. Faktor–faktor Internal
Penyebab utama berubahnya krisis rupiah menjadi suatu krisis
ekonomi paling besar yang pernah dialami Indonesia karena buruknya
fundamental ekonomi nasional, sedangkan lambatnya proses pemulihan
ekonomi nasional selama dua tahun belakang disebabkan oleh kondisi
politik, sosial, dan keamanan di dalam negeri yang kenyataannya sejak
reformasi dicetuskan hingga sekarang semakin buruk. Namun, rasio utang
luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) dan ketergantungan
6 Widjojo Nitisastro., Masalah-masalah Ekonomi dan Faktor-faktor Ipolsos (Ideologi, Politik,Sosial)
Jakarta, 1965, hlm 89-90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ekonomi nasional terhadap impor masih tinggi, bahkan masih cenderung
meningkat dan juga sektor perbankan dan sektor khususnya industri
manufaktur dan kontruksi, masih belum pulih benar.
Pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lambat dikarenakan proses
perbaikan fundamental ekonomi nasional tidak disertai politik dan
keamanan yang memandai, penyelesaian konflik sosial, serta kepastian
hukum. Faktor-faktor non-ekonomi ini merupakan aspek penting dalam
menentukan tingkat risiko yang terdapat di dalam suatu negara yang
menjadi dasar keputusan bagi pelaku-pelaku bisnis, khususnya asing,
untuk melakukan usaha di negara tersebut.
2. Faktor–faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia
merupakan faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung
pemulihan ekonomi di Indonesia. Apabila perekonomian negara-negara
mitra dagang Indonesia mengalami kelesuan, terutama Jepang, Amerika
Serikat, Eropa Barat, dan Australia, akan mempersulit Indonesia dalam
proses pemulihannya. Selama ini negara-negara tersebut merupakan mitra
Indonesia yang sangat penting dalam perdagangan, investasi, dan
pinjaman atau bantuan luar negeri.
Memang kondisi perekonomian Amerika Serikat sangat penting, dapat
dikatakan lokomotif perekonomian dunia. Jepang, Uni Eropa, dan
mungkin juga Cina memang berperan dalam perekonomian dunia. Akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tetapi ekonomi AS tetap yang besar. Pasar dalam negeri AS menampung
sekitar 30% dari total produksi dunia. IMF memperkirakan, pertumbuhan
ekonomi AS tahun ini hanya sekitar 2,5%. Angka ini turun dari perkiraan
bulan Oktober itu sekitar 3,2%.7
Selain negara-negara tersebut, perekonomian negara-negara lain yang
termasuk dalam emnerging Asia juga diperkirakan mengalami kelesuan.
Hong Kong misalnya di duga termasuk salah satu yang mengalami
kemesorotan tertajam, sedangkan perekonomian Singapura diperkirakan
relatif akan lebih baik dibandingkan negara-negara tetangganya.
Penyebabnya, selain sistem perbankannya kebijakan fiskal ekspansif. Hal
ini sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana selain sektor
perbankannya relatif masih sangat lemah, juga tidak memliki dana yang
cukup uuntuk melancarkan stimulus fiskal.
7 Ibid., hlm 91-92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III
PELAKSANAAN PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL 1956-1960
A. Kabinet Burhanuddin Harahap 1955-1956
Kabinet Burhanuddin Harahap adalah kabinet koalisi dengan Masyumi,
sedang partai nasional Indonesia menjadi partai oposisi. Salah satu program
kabinet Burhanuddin Harahap adalah “mengembalikan kewibawaan” kepada
pemerintah dan kepercayaan Angkatan Darat (AD), kepercayaan angkatan darat
dan masyarakat terhadap pemerintah. Kabinet Burhanuddin Harahap di
dominasi oleh partai Masyumi walaupun selain itu, ada pihak yang menyebut
kabinet Burhanuddin Harahap ini sebagai kabinet Masyumi karena itu Masyumi
yang mendominasi kabinet ini. PNI tidak mendukung Kabinet ini, tetapi PNI
bersama-sama PIR Wongsonegoro dan bertindak sebagai oposisi. Seakan-akan
kabinet Burhanuddin Harahap sebagai pengganti kabinet Ali-Wongso-Arifin,
karena pada masa kabinet tersebut dan bertindak sebagai oposisi. Kabinet
Burhanuddin Harahap bertugas pada tanggal 12 Agustus 1955 sampai tanggal 3
Maret 1956.1 Burhanuddin Harahap berasal dari Masyumi, sedangkan PNI
membentuk oposisi. Program pokok yang dilakukan oleh kabinet Burhanuddin
Harahap yaitu :
1 Dumairy., Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, hlm 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan
kepercayaan angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan
dan mempercepat terbentuknya parlemen baru.
3. Masalah desentralisasi inflasi pemberantasan korupsi.
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat.
5. Politik kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.
Dari hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh kabinet Burhanuddin
Harahap adalah ;
1. Menyelenggarakan pemilu pertama yang demokratis pada tanggal 29
september 1955 (memilih anggota DPR) dan tanggal 15 Desember 1955
(memilih konstituante) terdapat 70 partai politik yang mendaftar tetapi
hanya 27 partai yang lolos seleksi menghasilkan 4 partai politik besar yang
memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
2. Perjuangan diplomasi menyelesaikan masalah Irian Barat dengan
pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
3. Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang
dilakukan oleh polisi militer.
4. Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan kabinet Burhanuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5. Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955, yang penyebabkan kepada
kegagalan kabinet Ali dengan mengangkat kolonel AH Nasional sebagai
staf Angkatan Darat pada tanggal 28 Oktober 1955.2
Masalah yang dihadapi oleh kabinet Burhanuddin Harahap yaitu
kebanyakan mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan
ketidaktenangan. Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet
Burhanuddin Harahap dianggap selesai. Pemilu tidak menghasilkan dukungan
yang cukup terhadap Kabinet sehingga kabinet jatuh. Akan dibentuk kabinet
baru yang harus bertanggungjawab atas parlemen yang baru.
B. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956-1957)
Ali Sastroamidjojo kembali mendapatkan mandat untuk membentuk
kabinet baru pada tanggal 20 Maret 1956. Kabinet Ali Sastroamidjojo II
merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU.3 Program
kabinet Ali Sastroamidjojo II yaitu ;
1. Program pokok dari kabinet Ali Sastroamidjojo disebut Rencana
Pembanguan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang sebagai
berikut :
a. Perjuangan pengembalian Irian Barat.
2 Hadi Soesastro dkk. Pemikiran dan permasalahan ekonomi di indonesia dalam setengah abad akhir,
kanisius ,Jakarta, 2005, hlm. 182
3 Dumairy.,op.cit., hlm. 17-18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Pembentukkan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya
anggota-anggota DPRD.
c. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
d. Menyehatkan perimbangan keuangan negera.
e. Mewujudkan perubahan ekonomi Kolonial menjadi ekonomi nasional
berdasarkan kepentingan rakyat.
2. Pembatalan KMB
3. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
4. Melakasanakan keputusan KAA, Prestasi yang hasil oleh kabinet Ali
Sastroamidjojo II adalah kabinet ini mendapat dukungan penuh dari
presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode Planning and
Investment, hasilnya adalah pembantalan seluruh perjanjian KMB.
Masalah yang dihadapi oleh kabinet Ali Sastroamidjojo II sebagai
berikut :
1. Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.
2. Muncul pengolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan
mengarah pada gerakan separatisme dengan pembentuk dewan militer
seperti dewan. Banteng di Sumatera Tengah, dewan Gajah di Sumatera
Utara, dan dewan Garuda di Sumatera Selatan, dewan Lambung
Mangkurat di Kalimantan Selatan dan Dewan Manguni di Sulawesi
Utara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat
dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya.
4. Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah khususnya
mengenai nasib modal penguasa Belanda di Indonesia banyak pengusaha
Belanda yang menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang
merekalah yang kuat ekonominya, muncullah peraturan yang dapat
melindungi pengusaha nasional.
5. Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki
agar Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan
daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan mandat
berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer.
C. Kabinet Djuanda 1957-1959
Kabinet Djuanda merupakan Zaken kabinet adalah kabinet yang terdiri
dari para tokoh yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena kegagalan
Konstituante dalam menyususn UUD pengganti UUDS 1950, serta terjadinya
perebutan kekuasaan antara partai politik, dan dipimpin oleh Ir. Djuanda.4
Program yang dilaksanakan oleh kabinet Djuanda yaitu :
1. Membentuk Dewan Nasional.
2. Normalisasi keadaan RI
4 Ibid., hlm 18-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat/Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat proses pembangunan.
Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi didaerah,
perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta
keuangan yang sangat buruk. Hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh
kabinet Djuanda adalah :
1. Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui deklarasi
Djuanda, yang mengatur mengenai laut pendalaman dan laut territorial.
Melalui deklarasi ini menunjukkan telah terciptanya kesatuan yang utuh
dan bulat.
2. Terbentuknya dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung
dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat
dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan
sistem demokrasi terpimpin.
3. Mengadakan musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan diberbagai daerah. Mengadakan Musyawarah ini membahas
masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan
perang dan pembagian wilayah RI.
4. Diadakan Musyawarah Nasional pembangunan untuk mengatasi masalah
krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.
Masalah yang dihadapi oleh kabinet Djuanda sebagai berikut ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Kegagalan mengahadapi pergolakan di daerah sebab pergolakan di daerah
semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan daerah
menjadi terhambat, munculnya pemberontakan seperti PRRI/Permesta.
2. Keadaan ekonomi dan keuangan yang semakin buruk sehingga program
pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis demokrasi liberal mencapai
puncaknya.
3. Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan terhadap
presiden Soekarno di sekolah pada tanggal 30 November 1957. Pristiwa
ini menyebabkan keadaan negara semakin memburuk karena mengacam
kesatuan Negara.
Kabinet Djuanda berakhir saat Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu
Demokrasi Terpimpin.
D. Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK)
Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa
untuk merundingkan masalah finalsial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan
pihak Belanda. Dan misi ini dipimpin oleh anak Agung Gde Agung, pada
tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan dari persaingan
Finalsial-Ekonomi (Finek) yang berisi sebagai berikut :
1. Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
2. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.
Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga
Indonesia mengambil langkah secara sepihak. Pada tanggal 13 Febuari 1956,
kabinet Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda
secara sepihak. Pembuburan bertujuan untuk melepaskan diri dari keterikatan
ekonomi dengan Belanda. Sehingga, pada tanggal 13 mei 1956, akhirnya
Presiden Soekarno menandatangani Undang-undang pembatalan KMB.
Dari dampak yang pembatalan KMB yaitu banyak pengusaha Belanda
yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu
mengambilalih perusahaan Belanda tersebut. Maka dari itu banyak perusahaan
yang tutup karena pengusaha pribumi belum bisa mengelola perusahaan yang
telah Belanda serahkan pada pengusaha pribumi5.
E. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Masa kerja kabinet pada masa demokrasi liberal yang sangat singkat dan
program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi.
Ini telah menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi. Inflasi, dan lambatnya
pelaksanaan pembangunan. Dengan program yang dilaksanakan pada umumnya
merupakan program jangka pendek, akan tetapi pada masa kabinet Ali
5 Soekarno., Dibawah Bendera Revolusi, Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1965, hlm. 255.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sastroamidjojo II, pemerintah membentuk badan perencanaan pembangunan
nasional yang disebut Biro Perancang Negara6.
Adapun tugas Biro ini untuk merancang pembangunan jangka panjang.
Oleh kabinet Djuanda Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang
rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 tetapi baru disetujui oleh
DPR pada tanggal 11 November 1958. Pada tahun 1957 sasaran dan prioritas
dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun diubah melalui Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (RPLT) telah diperkirakan sekitar 12,5 miliar. Namun, dalam
pelaksanaannya RPLT tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan sebagai
berikut :
1. Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada
akhirnya tahun 1957 dan awal tahun 1958 yang mengakibatkan ekspor
dan pendapatan negara merosot.
2. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak
ekonomi.
3. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
dilaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
6 Nugroho Notosusanto., Sejarah Nasional Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hlm. 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
DAMPAK DARI PELAKSANAAN PEREKONOMIAN INDONESIA PADA
MASA DEMOKRASI LIBERAL 1956-1960
Dampak perekonomian Indonesia telah ditandai dengan krisis moneter yang
berlanjut hingga menjadi krisis ekonomi yang saat itu belum menunjukkan tanda-
tanda kearah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% saat tahun
1997 dan 5,5% pada tahun 1998 dimana waktu inflasi sudah diperhitungkan namun
lajunya inflasi masih cukup tinggi yaitu 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh
sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi pada
tahun 1999. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia,
secara umum yaitu : faktor produksi, faktor investasi, faktor perdagangan luar dan
neraca pembayaran, faktor kebijakan moneter dan inflasi, dan faktor keuangan
Negara1. Dari permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia masih
sama seperti sebelumnya. Dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh kabinet–kabinet
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yaitu antara lain;
A. kabinet Burhanuin Harap
Sistem ekonomi yang dihadapi oleh kabinet Burhanuddin Harahap banyaknya
mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan ketidaktenangan
dalam kemasyarakatan. Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin
1 Marzuki Usman., Perekonomian Indonesia Memasuki Millennium Ketiga Volume Pertama, Penerbit
Internasional Quality Publication,London,Inggris, 1997, hlm 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Harahap dianggap selesai. Pemilu ini tidak menghasilkan dukungan yang cukup
terhadap kabinet sehingga kabinet pun jatuh akan dibentuknya kabinet baru yang
harus bertanggungjawab pada parlemen yang baru.2
B. Kabinet Ali Sastroamijojo II
Sistem ekonomi kabinet Ali Sastroamidjojo II adalah penggalangan antara
pengusaha China dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan
memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan itu juga pemerintah
menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional3. Program ini tidak
berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga
hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Kabinet Ali
Sastroamidjojo II sangat dilindungi importer pribumi, sangat berkeinginan mengubah
perekonomian Indonesia dari struktur kolonial menjadi nasional.
C. Kabinet Djuanda
Program kabinet Djuanda sehingga sering disebut sebagai kabinet karya yaitu
sebagai berikut :
1. Bentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melancarkan pengembalian Irian Jaya
4. Mempergiat/mempercepat proses pembangunan
2 Ricklefs M.C., Sejarah Indonesia Modern, penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.2005,
hlm 378
3 Ibid., hlm. 379
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Semua itu dilakukan untuk menghadapi penolakan yang terjadi daerah,
perjuangan pengambilan Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta keuangan
yang sangat buruk.4 Hambatan yang dihadapi oleh kabinet Ir. Djuanda yaitu sebagai
berikut :
1. Kegagalan mengahadapi pergolakan didaerah sebab pergolakan di daerah
semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat daerah menjadi
terhambat. Hingga munculnya pemberontakan seperti PRRI/Pemesta.
2. Sehingga keadaan ekonomi pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis demokrasi
liberal mencapai puncak.
3. Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan terhadap
presiden Soekarno di depan perguruan Cikini saat itu sedang menghadiri pesta
sekolah di tempat putra-putrinya sekolah pada tanggal 30 November 1957.
Peristiwa ini menyebabkan keadaan Negara semakin memburuk karena
mengancam kesatuan negara.
Hal-hal tersebut menyebabkan berakhirnya kekuasaan kabinet Ir. Djuanda
pada tanggal 15 juli 1959 dan mulailah sejarah baru Republik Indonesia yaitu
Demokrasi terpimpin. Dengan berakhirnya kekuasaan kabinet Ir. Djuanda
menandakan bahwa demokrasi parlementer telah dianggap gagal. Karena kegagalan
dalam sistem demokrasi parlementer juga ditandai oleh kegagalan badan konstituante
dalam menyusun UUD baru. Hasil ini disebabkan karena : sikap mementingkan
4 Ibid., hlm 383
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kepentingan golongan atau partai politik yang berada didalam konstituante. Berbagai
peristiwa politik kepentingan masing-masing kelompok politik konstituante.
D. Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK)
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi ketiga yang
berkembang di dunia terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia setelah China
dan India. Setelah mengalami gejolak politik dan sosial yang hebat pada pertengahan
1960an, di bawah presiden Soekarno, Indonesia yang dipimpin oleh presiden
Soeharto dan segera melakukan restrukturisasi tata kelola fiskal yang tercerai berai
akibat berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan perimbangaan neraca APBN
yang ada dengan berbagai cara, dari mengadakan renegosiasi terkait pembayaran
utang jatuh tempo hingga meminta IMF untuk mengasistensi pengelolaan fiskal
Indonesia yang masih rendah.5
Hal ini mengakibatkan munculnya kesenjangan ekonomi di antara Pulau Jawa
dan di luar Jawa. Akibat minimnya pembangunan infrastruktur transportasi di luar
pulau Jawa, mengakibatkan terjadi maraknya urbanisasi masal warga luar Pulau Jawa
yang menuju Pulau Jawa memunculkan bahwa pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi Indonesia hanya diperuntukkan untuk Pulau Jawa sendiri. Tidak hanya itu
saja, Pengelolaan Fiskal APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang
mulai menunjukkan perimbangan neraca yang tidak sehat dan penegakan regulasi dan
pengawasan kegiatan sektor finansial yang lemah karena minimnya kecakapan
5 Soekarno., op.cit. hlm 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
instansi untuk mengatur kegiatan sektor jasa keuangan mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan pinjaman tidak bergerak (non-performing loan) yang tidak terkendali,
hal ini tidak lepas juga dari peran regulator finansial yang gagal untuk menegakkan
peraturan untuk memberikan pertanggungjawaban sosial perusahaan berupa edukasi
keuangan kepada rakyat6.
E. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamidjoo II, pemerintah membentuk Badan
Perancanaan Pembangunan Nasional yang disebutkan sebagai Biro Perancang
Negara. Ir. Djuanda diangkat sebagai menteri perancang Nasional. Pada bulan Mei
1956, Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang
rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961. Rencana Undang-Undang
tentang rencana pembangunan ini disetujui oleh DPR pada tanggal 11 November
1958. Perkiraan pembiayaan Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) ini
mencapai sekitar 12,5 Miliar7.
6 https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia di unduh tanggal 18 Juli 2017 pukul 12.50
7 Nugroho Notosusanto., op.cit., hlm. 247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan “Sejarah Perekonomian Indonesia Pada Masa
Demokrasi Liberal Tahun 1956-1960” yang membahas tiga hal pokok. Pertama,
faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal 1956-1960, Kedua, pelaksanaan perekonomian Indonesia pada
masa Demokrasi Liberal 1956-1960, Ketiga, dampak dari pelaksanaan perekonomian
Indonesia masa Demokrasi Liberal 1956-1960. Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian Indonesia
pada masa Demokrasi Liberal 1956-1960 tidak lepas pembangunan politik di
Indonesia telah mendapatkan landasan dasar yang dapat menjadi aturan
permainan, baik struktur maupun kulturnya yaitu Pancasila. Oleh karena itu
dapat dipahami pula, bahwa kehidupan berpolitik tidaklah semata-mata
menyangkut sejumlah kecil elite politik yang bertikai mempertahankan nama
ideologinya masing-masing dengan mengatasnamakan kepentingan nasional.
Politik luar negeri Indonesia adalah sesuatu persoalan yang tidak terpisahkan
dari seluruh strategi tujuan Revolusi Indonesia.
2. Pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1956-
1960 kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kaninet koalisi yang berdiri
dalam beberapa partai dan hampir kabinet nasional, dan jumlah partai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bergabung dalam koalisi kabinet semua berjumlah 13 partai. Sehingga kabinet
Ali Sastroamidjojo II kembali mendapatkan mandat untuk membentuk kabinet
baru pada tanggal 20 Maret 1956. Dengan itu kabinet Ali Sastroamidjojo II
merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU. Dan
selanjutnya kabinet Djuanda merupakan kabinet yang berdiri dari para pakar
yang ahli dalam bidangnya. Namun terjadi juga perebutan kekuasaan antara
partai politik yang dipimpin oleh kabinet Djuanda. Pada saat kabinet
Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk merundingkan
masalah finalsial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda.
Dengan hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga
kabinet Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda
secara pihak, lepas dari keterikatan ekonomi dengan Belanda. Pada tanggal 13
Mei 1956 akhirnya presiden Soekarno menandatangani Undang-undang
pembatalan KMB.
3. Dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia masa Demokrasi Liberal
1956-1960 ditandai dengan krisis moneter berlanjut hingga krisis ekonomi.
Pertama dampak pelaksanaan Indonesia pada masa kabinet Burhanuddin
Harahap yaitu banyaknya mutasi dalam lingkungan pemerintahan. Kedua,
dampak pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa kabinet Ali
Sastroamidjojo yaitu program penggalangan antara penguasaha Cina dan
pribumi tidak berjalan dengan baik karena penguasa pribumi kurang
berpengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dari kredit pemerintah. Ketiga, dampak pelaksanaan perekonomian Indonesia
pada masa kabinet Djuanda ialah demokrasi parlementer yang gagal sehingga
terjadi masalah ekonomi dan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Amirmachmud. H. (1986). Pembangunan Politik dalam Negeri Indonesia.
Jakarta: Penerbit Gramedia.
Ali Farcy. (1993). Komelut Demokrasi Liberal. Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia.
Bantarto Bandoro. (1995). Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia.
Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gazali Zulfikar. (1989). Sejarah Politik Indonesia. Jakarta: Penerbit
Departemen Pendidikan.
Leifer Michael. (1986). Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Nitisastro Widjojo dkk. (1965). Masalah-masalah Ekonomi dan Faktor-faktor
Ipolsos (Ideologi, Politik,Sosial). Jakarta.
Nugroho Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Ricklefs M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Penerbit Gadjah
Mada University Press.
Soekarno. (1965). Dibawah Bendera Revolusi, Penerbit Dibawah Bendera
Revolusi.
Soesastro Hadi dkk. (2005). Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di
Indonesia dalam setengah abad akhir, Jakarta: Penerbit Kanisius.
Usman Marzuki. (1997). Perekonomian Indonesia Memasuki Millennium
Ketiga Volume Pertama. London, Inggris: Penerbit Internasional Quality
Publication.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Internet :
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia (diunduh tanggal 18 Juli 2017
pukul 12.50)
http://whatteenagerneed.blogspot.com/2011/02/masa-pemerintahan-demokrasi-
liberal-di.html (diunduh tanggal 18 Agustus 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
SILABUS
Nama : SMA
Materi Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
1. Mengahyati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong toleransi, kerjasama, damai),
santun, responsive, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas bebagai permasalah dalam berinteraksi
secara aktif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyajiakan dalam ranah kongret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesusai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
3.3. mengolah informasi
tentang perkembangan
kehidupan politik dan
ekonomi bangsa
Indonesia pada masa
awal kemerdekaan
sampai demokrasi
liberal.
4.3 merekonstruksi
perkembangan
kehidupan politik dan
ekonomi bangsa
Indonesia pada masa
awal kemerdekaan
sampai masa demokrasi
liberal dan
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis.
Sejarah perekonomian
Indonesia pada masa
demokrasi liberal tahun
1956-1960
Faktor-faktor yang
mendorong
perekonomian
Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
Pelaksanaan
perekonomian
Indonesia pada masa
demokrasi liberal
Dampak dari
pelaksanaan
perekonomian
Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
Mengamati:
Membaca buku teks
tentang sejarah
perekonomian
Indonesia
Menanya:
Tanya jawab,
berdiskusi dan
memberi komentar
tentang sejarah
perekonomian
Indonesia
Mengumpulkan
Informasi:
Mengumpulkan
Infomasi tentang
sejarah perekonomian
Indonesia
Mengasosiasi:
Mengolah informasi
yang didapat dari
sumber-sumber terkait
dengan sejarah
perekonomian
Observasi:
Mengamati
kegiatan peserta
didik dalam
proses
mengumpulkan
data, analisis data
dan pembuatan
laporan tentang
sejarah
perekonomian
Indonesia.
Portofolio:
Menilai laporan
peserta didik
tentang sejarah
perekonomin
Indonesia.
Tes tertulis:
Menilai
kemampuan
peserta didik
dalam
menganlisis
2 x 45 Menit Nugroho
Notosusanto,
1993, Sejarah
Nasional
Indonesia IV
(1942-1984),
Balai Pustaka
Jakarta.
Oey Beng To,
1991, Sejarah
Moneter
Indonesia Jilid I
(1945-1958),Rora
karya, Jakarta.
Suroso, PC, 1993,
Perekonomian
Indonesia,
Gramedia,
Pustaka, Jakarta.
M.C. Ricklefl,
2005, Sejarah
Indonesia
Modern, UII,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Indonesia
Mengkomunikasikan
Hasil analisis dan
evaluasi selanjutnya
dan dilaporkan dalam
bentuk tulisan yang
terkait dengan sejarah
perekonomian
Indonesia.
tentang sejarah
perekonomian
Indonesia.
Yogyakarta, 29 Februari 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah
...............................
Guru Mata Pelajaran
.................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : XII/I
Pertemuan : I (satu)
Materi pokok/topik : Sejarah Perekonomian Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
Kompetensi spritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.
Adapun rumusan kompetensi sosial yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun responsif dan pro-aktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menmpatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyajiakan dalam ranah kongret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesusai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.3 menganalisis perkembangan kehidupan politik bangsa Indonesia pada masa awal
kemerdekaan sampai demokrasi liberal
3.3.1 menganalisis faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian
Indonesia pada masa demokrasi liberal.
3.3.2 menganalisis pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi
liberal
3.3.3 menganalisis dampak pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
4.3 merekonstruksi perkembangan kehidupan politik dan ekonomia bangsa Indonesia
pada masa awal kemerdekaan sampai masa demokrasi liberal dan menyajikan
dalam bentuk laporan tertulis.
4.3.1 menyajikan hasil tulisan tentang sejarah perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi liberal tahun 1956-1960 dalam bentuk laporan diskusi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian
Indonesia pada masa demokrasi liberal
2. Mendeskripsikan pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal
3. Mendeskripsikan dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada msa
demokrasi liberal.
4. Menulis artikel tentang sejarah perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal
tahun 1956-1960.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
2. Pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal.
3. Dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Model pembelajaran : Cooperative Learning tipe STAD
3. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam kepada siswa
Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama
Guru memeriksa materi ajar dan alat atau media
pembelajaran
Guru menanyakan materi yang disampaikan
minggu lalu
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
10 Menit
Kegiatan inti Mengamati:
Peserta didik mengamati video tentang sejarah
perekonomian Indonesia.
Peserta didik mengamati powerpoint tentang
sejarah perekonomian Indonesia.
Menanya:
Peserta didik diberi arahan untuk bertanya dari
video yang sudah ditayangkan.
Peserta didik bertanya mengenai powerpoint yang
sudah ditayangkan.
Mengumpulkan Infomasi:
Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok dengan
metode tipe STAD heterogen keragamannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Masing-masing kelompok diminta berdiskusi
tentang sejarah perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
Peserta didik mengumpulkan informasi melalui
video yang ditayangkan oleh guru, internet, buku
refresensi dan berdiskusi dengan teman kelompok.
Mengasosiasi:
Setiap kelompok berdiskusi tentang sejarah
perekonomian Indonesia pada masa demokrasi
liberal 1956-1960.
Setelah berdiskusi, peserta didik mengejerkan kuis
secara invidu.
Mengkomunikasikan:
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
dan kelompok lain yang tidak presentasi
diperbolehkan untuk bertanya kepada kelompok
yang presentasi.
Setiap anggota kelompok menjawab pertanyaan
peserta didik dari kelompok lain.
Guru mengklarifikasi setiap jawaban peserta didik.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan presentasi terbaik.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil
diskusinya.
65 Menit
Penutup Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama.
Guru memberikan pengetahuan terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik.
Guru bersama peserta didik menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang diberikan.
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran : PPT (Power Point) dan Video
2. Alat Pembelajaran : LCD, Laptop, dan Speaker
3. Sumber Pembelajaran :
1). Nugroho Notosusanto, 1993, Sejarah Nasional Indonesia IV (1942-1984), Balai Pustaka Jakarta.
2). Oey Beng To, 1991, Sejarah Moneter Indonesia Jilid I (1945-1958),Rora karya, Jakarta.
3). Suroso, PC, 1993, Perekonomian Indonesia, Gramedia, Pustaka, Jakarta.
4). M.C. Ricklefl, 2005, Sejarah Indonesia Modern, UII, Jakarta.
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN, DAN PENGAYAAN
1. Teknik penilaian
a. Penilaian sikap
1) Observasi
b. Penilaian pengetahuan
1) Tes
2) Tanya jawab
3) Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Intrumen penilaian
a. Penilaian sikap diskusi dan presentasi kelompok
No. Nama
Ber
tan
gg
un
gja
wab
Men
den
gar
kan
men
any
a
men
ggem
uk
akan
pen
dap
at
men
gko
mu
nik
asik
an
Ker
jasa
ma
jumlah
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4)
1
2
3 Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kiteria :
Baik sekali : 4
Baik : 3
Cukup : 2
Kurang : 1
b. Instrumen penilaian pengetahuan
Setiap soal memiliki bobot yang sama = 25
Keterangan penilaian:
Skor maksimal = 75
Soal Uji Kompetensi
1. Deskripsikan faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian
Indonesia pada masa demokrasi liberal
2. Deskripsikan pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal
3. Deskripsikan dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada msa
demokrasi liberal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kunci jawaban :
1. Faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian Indonesia pada
masa demokrasi liberal yaitu :
1) Faktor Politik
a) Situasi politik dalam negeri
Pembangunan politik di Indonesia telah mendapatkan landasan yang dapat
menjadi aturan permainan, baik struktur maupun kulturnya yaitu
Pancasila. Oleh karena itu dapat dipahami, bahwa kehidupan berpolitik
tidaklah semata-mata menyangkut sejumlah kecil elite politik yang
bertikai mempertahankan nama ideologinya masing-masing dengan
mengatasnamakan kepentingan nasional.
b) Situasi Politik Luar Negeri
Perkembangan politik luar negeri Indonesia sudah menunjukkan bahwa
peran Indonesia dalam forum politik dunia pada waktu itu cukup besar dan
diperhitungkan oleh lawan maupun kawan. Karena ini dalam posisi
geografis, potensi ekonomi dan terutama karena konsepsi-konsepsi
Indonesia dalam masalah-masalah dunia. Politik dalam strateginya yaitu
sesuatu yang berjalan terus, dan berkembang terus serta seringkali perlu
melakukan perubahan dan merevoluasi posisi. Politik luar Negeri
Indonesia adalah suatu persoalan yang baik terpisahkan dari seluruh
strategi dan tujuan Revolusi Indonesia.
2) Faktor Ekonomi
a) Faktor-faktor Internal
Penyebab utama berubahnya krisis rupiah menjadi satu krisis ekonomi
paling besar yang pernah dialami Indonesia karena buruknya fundamental
ekonomi nasional, sedangkan lambatnya proses pemulihan ekonomi
nasional selama dua tahun belakang ini disebabkan oleh kondisi politik,
sosial, dan keamanan di dalam negeri yang kenyataannya sejak reformasi
dicetuskan hingga sekarang semakin buruk. Pemulih ekonomi Indonesia
berjalan lambat dikarenakan proses perbaikan fundamental, penyelesaian
konflik sosial, serta kepastian hukum.
b) Faktor-faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia merupakan
faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung pemulihan
ekonomi di Indonesia. Selama ini negara-negara tersebut merupakan mitra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Indonesia yang sangat penting dalam perdagangan, investasi, dan
pinjaman atau bantuan luar negeri.
2. Pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal.
1) Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan Kabinet koalisi yang berdiri
beberapa partai hampir cabinet Nasional, dan karena jumlah kabinet yang
tergabung dalam koalisi cabinet ini berjumlah 13 partai. Kabinet Burhanuddin
Harahap di dominasi oleh partai Masyumi walaupun selain, ada pihak yang
menyebutnya Kabinet Burhanuddin Harahap ini sebagai kabinet Masyumi
karena Masyumi yang mendominasi Kabinet ini. pada tanggal 3 maret 1956,
perdana menteri Burhanuddin Harahap selaku foratur kabinet menyerahkan
mandatnya kepada Presiden Soekarno sehingga kabinet Burhanuddin Harahap
resmi dinyatakan demisioner.
2) Kabinet Ali Sastroamdjojo II kembali mendapatkan mandat untuk membentuk
kabinet baru pada tanggal 20 Maret 1956. Kabinet Ali Sastroamidjojo II
merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU.
3) Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) adalah kabinet yang terdiri dari para kara
yang ahli dalam bidangnya. Bentuk karena kegagalan konstituante dalam
menyusun UUD pengganti UUDS 1950. Serta terjadinya perebutan kekuasaan
antara partai politik.
4) Persaingan Finalsial Ekonomi pada saat kabinet Burhanuddin Harahap dikirim
delegasi ke jenewa untuk merundingkan masalah finalsial-ekonomi antara
pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Pemerintah Belanda tidak mau
menandatangani, sehingga Indonesia mengambil langkah secara sepihak.
Bertujuan untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan Belanda.
Sehingga pada tanggal 13 Mei 1956, akhirnya presiden Soekarno
menandatangani Undang-undang pembatalan KMB. Dampak pembatalan
KMB yaitu banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya,
sedangkan pengusaha pribumi belum mampu mengambilalih perusahaan
Belanda.
5) Rencana pembangunan lima tahun masa kerja kabinet pada masa yang sangat
singkat dan program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik
dan ekonomi. Dengan program yang dilaksanakan pada umumnya merupakan
program jangka pendek, akan tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II,
pemerintah membentuk badan perencanaan pembangunan NAsional yang
disebut Biro Perancang Negara. Dengan diangkatnya kabiner Ir. Djuanda
sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan telah disetujui DPR pada tanggal 11
November 1958. Pada tahun 1957 sasaran dan prioritas dalam Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pembanguan Lima Tahun diubah melalui Musyarawah Nasional
Pembangunan (Munap).
3. Dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal.
Pelaksanaan perekonomian Indonesia telah ditandai dengan krisis moneter yang
lanjut hingga menjadi krisis ekonomi yang saat itu belum menunjukkan tanda-
tanda kearah pemulihan. Pada tahun 1998 hampir seluruh mengalami
pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi pada tahun 1999.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Adapun
faktior produksi, faktor investasi, faktor perdagangan luar dan neraca pembayaran,
faktor kebijakan moneter dan inflasi, dan fator keuangan Negara.dari
permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia masih sama seperti
sebelumnya.
c. Psikomotorik
1) Teknik penilaian : penugasan
2) Bentuk Instrumen : Rupblik laporan hasil diskusi
3) Instrumen
Buatlah laporan hasil diskusi tentang Sejarah perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi liberal 1956-1960!
No. Nama
rele
van
si
per
um
usa
n
isi
pen
utu
p
daf
tar
pust
aka
jumlah
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4)
1
2
3 Dst
Petunjuk penskoran
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik sekali : apabila memperoleh skor 16-20
Baik : apabila memperoleh skor 11-15
Cukup : apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : apabila memperoleh skor 0-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
d. Pembelajaran penilaian dan pengayaan
Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi
peserta didik yang mendapat nilai di bawah 75 dengan mengerjakan kembali soal
uji kompetensi.
Peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75 diberi latihan soal.
Yogyakarta, 27 Februari 2018
Nani Julita
121314016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya perekonomian Indonesia pada masa
demokrasi libeal
A. Faktor Politik
Memahami dengan hal-hal yang berkenan dengan demokrasi Pancasila dalam
bagian-bagian terdahulu, kiranya menjadi jelas, bahwa penyelenggaraan. Pembangunan
politik di Indonesia telah mendapatkan landasan dasar yang dapat menjadi aturan
permainan, baik struktur maupun kulturnya yaitu Pancasila. Oleh karena itu dapat
dipahami pula, bahwa kehidupan berpolitik tidaklah semata-mata menyangkut sejumlah
kecil elite politik yang bertikai mempertahankan nama ideologinya masing-masing
dengan mengatasnamakan kepentingan nasional.
Mewujudkan masyarakat teokratis diperlukan cara-cara yang teokratis dan
pemerintahan yang teokratis pula. Berkenan dengan itu, bangsa Indonesia yang
berpancasila tentu tidak dapat mewujudkan masyarakat Pancasila feodal, dengan cara
teokratis, dan cara teokratis, komunis, liberal atau dengan cara sosialisme demokrasi,
tetapi haruslah dengan cara Pancasila dan dengan pemerintahan Pancasila. Juga tidak
mungkin misalnya di bidang politik dilaksanakan pancasila, tetapi dibidang ekonominya
liberal atau kapitalis, sedangkan bidang sosial budaya dilaksanakan sistem komunis atau
sistem Negara agama, dengan bidang pertahanan keamanan melaksanakan sistem
imperialisme.
Perkembangan sehingga sekarang yang telah dihasilkan oleh politik luar negeri
Indonesia sudah menunjukkan bahwa peran Indonesia dalam forum politik dunia pada
waktu itu cukup besar dan diperhitungkan oleh lawan maupun kawan. Karena ini posisi
geografis, potensi ekonomis dan terutama karena konsepsi - konsepsi Indonesia dalam
masalah – masalah dunia. Dengan antara situasi dan struktur kekuatan – kekuatan politik
didalam negeri terdapat hubungan timbal balik dengan politik (situasi hubungan dengan
luar negeri).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Faktor Ekonomi
Penyebab utama berubahnya krisis rupiah menjadi suatu krisis ekonomi paling
besar yang pernah dialami Indonesia karena buruknya fundamental ekonomi nasional,
sedangkan lambatnya proses pemulihan ekonomi nasional selama dua tahun belakang ini
disebabkan oleh kondisi politik, sosial, dan keamanan di dalam negeri yang kenyataannya
sejak reformasi dicetuskan hingga sekarang semakin buruk. Namun, rasio utang luar
negeri terhadap PDB dan ketergantungan ekonomi nasional terhadap impor masih tinggi,
bahkan masih cenderung meningkat.dan juga sektor perbankan dan sektor khususnya
industry manufaktur dan kontruksi, masih belum pulih benar.
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia merupakan faktor
eksternal yang sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia.
Apabila perekonomian Negara – Negara mitra dagang Indonesia mengalami kelesuan,
terutama Jepang, Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Australia, akan mempersulit
Indonesia dalam proses pemulihannya. Selama ini Negara – Negara tersebut merupakan
mitra Indonesia yang sangat penting dalam perdagangan, investasi, dan pinjaman atau
bantuan luar negeri.
2. Pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal
A. Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi 1955-1956)
Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang berdiri beberapa
partai dan hampir kabinet Nasional, dan karena jumlah partai yang tergabung dalam
koalisi kabinet ini semua berjumlah 13 partai. Kabinet Burhanuddin Harahap di dominasi
oleh partai Masyumi walaupun selain itu, ada pihak yang menyebut kabinet Burhanuddin
Harahap ini sebagai kabinet Masyumi karena itu Masyumi yang mendominasi kabinet ini.
PNI tidak duduk dikabinet ini, tetapi PNI bersama-sama PIR Wongsonegoro, SKI,PKI
dan Progresi bertindak sebagai oposisi. Seakan- akan kabinet Burhanuddin Harahap
sebagai penganti kabinet Ali-Wongso-Arifin, karena pada masa kabinet tersebut dan
bertindak sebagai oposisi. Dengan kabinet Burhanuddin Harahap bertugas pada tanggal12
Agustus 1955 sampai tanggal 3 Maret 1956. Pada waktu tanggal 3 Maret 1956, perdana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menteri Burhanuddin Harahap selaku foratur kabinet menyerahkan mandatnya kepada
presiden Soekarno sehingga ini kabninet ini resmi dinyatakan demisioner. Kabinet Ali
selanjutnya digantikan oleh kabinet Burhanuddin Harahap. Burhanuddin Harahap berasal
dari Masyumi, sedangkan PNI membentuk oposisi.
B. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956-1957)
Kabinet Ali Sastroamidjojo II kembali mendapatkan mandat untuk membentuk
kabinet baru pada tanggal 20 Maret 1956. Kabinet Ali Sastroamidjojo II merupakan hasil
koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi,dan NU. Program kabinet Ali Sastroamidjojo II
yaitu;
1. Program pokok dari kabinet Ali Sastroamidjojo disebut Rencana Pembanguan Lima
Tahun yang memuat program jangka panjang sebagai berikut ;
a. Perjuangan pengembalian Irian Barat.
b. Pembentukkan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-
anggota DPRD.
c. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
d. Menyehatkan perimbangan keuangan negera.
e. Mewujudkan perubahan ekonomi colonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
2. Pembatalan KMB
3. Pemulihan keamanan-keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
4. Melakasanakan keputusan KAA, hasil atau prestasi yang hasil oleh kabinet Ali
Sastroamidjojo II adalah kabinet ini mendapat dukungan penuh dari presiden dan
dianggap sebagai titik tolak dari periode Planning and Investment, hasilnya adalah
pembantalan seluruh perjanjian KMB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
C. Kabinet Djuanda (Zaken cabinet 1957-1959)
Kabinet Djuanda merupakan Zaken kabinet adalah kabinet yang terdiri dari para
kara yang ahli dalam bidangnya. Bentuk karena kegagalan konstituante dalam menyususn
UUD pengganti UUDS 1950. Serta terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik.
Dipimpin oleh Ir. Djuanda. Program yang dilaksanakan oleh kabinet Djuanda yaitu ;
1. Membentuk Dewan Nasional.
2. Normalisasi keadaan RI
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat/Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat proses pembangunan.
D. Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK)
Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke jenewa untuk
merundingkan masalah finalsial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda.
Dan misi ini dipimpin oleh anak Agung Gde Agung, pada tanggal 7 januari 1956 dicaapai
kesepakatan rencana persetujuan Finek yang berisi sebagai seberikut :
1. Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
2. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
3. Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh
perjanjian lain antara kedua belah pihak.
E. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih
berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi. Dengan hal ini telah
menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi. Inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan. Dengan program yang dilaksanakan pada umumnya merupakan program
jangka pendek, akan tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II, pemerintahan
membentuk badan perencanaan pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang
Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Dampak dari pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi liberal
Dari permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia masih sama seperti
sebelumnya. Dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh kabinet–kabinet untuk mengatasi
masalah–masalah ekonomi yaitu antara lain:
A. Dampak Kabinet Burhanudin Harahap
Sistem ekonomi yang dihadapi oleh kabinet Burhanuddin Harahap banyaknya
mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan ketidaktenangan dalam
kemasyarakatan. Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin Harahap
dianggap selesai. Pemilu ini tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet
sehingga cabinet pun jatuh akan dibentuknya kabinet baru yang harus bertanggungjawab
pada parlemen yang baru.
B. Dampak Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Sistem ekonomi kabinet Ali Sastroamidjojo II adalah penggalangan antara
pengusaha Cina dan pengusaha Pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan
latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan itu juga pemerintah menyediakan kredit dan
lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena
pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk
mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Kabinet Ali Sastroamidjojo II sangat
dilindungi importer pribumi, sangat berkeinginan mengubah perekonomian Indonesia
dari struktur kolonial menjadi nasional.
C. Dampak Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet)
Program yang disebut panca karya sehingga sering juga disebut sebagai kabinet
karya yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melancarkan pengembalian Irian Jaya
4. Mempergiat/mempercepat proses pembangunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Semua itu dilakukan untuk menghadapi penolakan yang terjadi daerah,
perjuangan pengambilan Irian Barat, mengahadapi masalah ekonomi serta keuangan yang
sangat buruk.
D. Dampak Persaingan Finalsial Ekonomi (FINEK)
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama
ekonomi yang berkembang utama dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di
Asia ketiga setelah China dan India. Setelah mengalami gejolak politik dan sosial yang
hebat pada pertengahan 1960an dibawah presiden Soekarno. Indonesia yang dipimpin
oleh presiden Soeharto segera melakukan restrukturisasi tata kelola fiskal yang tercerai
berai akibat berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan perimbangaan neraca APBN
yang ada dengan berbagai cara, dari mengadakan renegosiasi terkait pembayaran utang
jatuh tempo hingga meminta IMF untuk mengasistensi pengelolaan fiskal Indonesia yang
masih rendah.
E. Dampak Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamidjoo II, pemerintah membentuk Bdan
Perancanaan Pembangunan Nasional yang disebutkan sebagai Biro Perancang Negara. Ir.
Djuanda diangkat sebagai menteri perancang Nasional. Pada bulan Mei 1956, Biro ini
berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956-1961.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related