sejarah pembentukan bumi
Post on 22-Oct-2015
60 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar tahun
Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: Astronomical Unit). Kala
rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Sedangkan kala revolusinya adalah 365,25 hari
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Berdasarkan penelitian ahli
geofisika, terutama dengan
metode seismik, bagian dalam
bumi dapat diketahui.
Berdasarkan kecepatan
perambatan gelombang P dan S,
bumi dibagi atas :
1. Kerak Bumi
2. Mantel
3. Inti
Berdasarkan sifat fisiknya, bumi
dibagi atas :
4. Lapisan Litosfer
5. Lapisan Astenosfer
6. Lapisan Mesosfer
Lapisan Bumi
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar
560 km dari atas permukaan Bumi
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari
dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada
dalam 11 km dari permukaan planet.
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat
dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan
daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-
kira 65% atau 2/3 bagian).
Terdapat dua tipe litosferLitosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samduraLitosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Kerak Bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi
menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan
sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan
sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah
batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang
utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Mantel adalah bagian dari planet kebumian atau benda langit lain yang cukup besar sehingga mampu mengalami diferensiasi
berdasarkan kepadatan.
Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km (1,800 mil) yang
meliputi 84% volume Bumi.Mantel atas Bumi dapat dibagi menjadi dua: astenosfer dalam yang terdiri dari bebatuan yang mengalir dengan kedalaman
sekitar 200 km dan bagian paling bawah litosfer yang terdiri dari bebatuan keras dengan kedalaman
antara 50 hingga 120 km.
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi
bagian dalam. Inti Bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu
3900 °C.
atmosferlitosferkerak
mantelInti luar
inti dalam
Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian Bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti Bumi. inti Bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti Bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat
dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C.
Hipotesis Kabut Kant-Lapplace
Hipotesis Planetesimal
Hipotesis Pasang surut
Hipotesis Proto Planet
Hipotesis Bintang Kembar
Beberapa teori dari para ahli yang
mengemukakan proses terjadinya bumi,
antara lain:
Terjadinya Bumi
Hipotesis Kabut Kant-Lapplace
Hipotesis ini banyak mendapat penolakan karena tidak sesuai dengan hukum-hukum fisika
• Immanuel Kant (Jerman, 1775)
Awalnya, ruang angkasa hanya berisi gas-gas. Gas yang bermassa
besar menarik gas lain di sekitarnya membentuk matahari. Bola-
bola gas yang saling bertumbukan menimbulkan panas sehingga
terjadi putaran kabut. Kabut mengumpul dan menjadi dingin
hingga akhirnya memadat menjadi planet.
• Pierre de Lapplace (Prancis, 1796)
Awalnya kabut dalam ruang angkasa berputar, terjadi gumpalan
awan di khatulistiwa. Material dari pusat putaran pindah ke
gumpalan awan membentuk planet yang terus mengitari pusat
massa awal.
• Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900
Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet
Hipotesis Planetesimal
Hipotesis Pasang surut
James Jeans pada tahun 1917.Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya
bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet
Hipotesis Proto Planet
Carl Von Wiezsaeker (1940) dan G.P.
Kuiper (1950)
Kedua ahli menyatakan bahwa tata surya
terbentuk dalam waktu yang bersamaan dari
gumpalan awan gas dan debu (hidrogen dan
helium). Awan gas mengalami pemutaran dan
pemadatan lalu membentuk seperti cakram.
Bagian tengah mempunyai daya tekan yang
besar, terbentuklah matahari. Selanjutnya bagian
yang diselimuti kabut, dan pecah menjadi awan
yang lebih kecil lagi disebut Proto Planet.
Hipotesis Bintang Kembar
Carl Von Wiezsaeker (1940) dan G.P. Kuiper
(1950)
Kedua ahli menyatakan bahwa tata surya
terbentuk dalam waktu yang bersamaan dari
gumpalan awan gas dan debu (hidrogen dan
helium). Awan gas mengalami pemutaran dan
pemadatan lalu membentuk seperti cakram.
Bagian tengah mempunyai daya tekan yang
besar, terbentuklah matahari. Selanjutnya
bagian yang diselimuti kabut, dan pecah
menjadi awan yang lebih kecil lagi disebut
Proto Planet.
Teori Lempeng Tektonik
Teori Pemekaran Dasar Samudera
Teori Laurasia-Gondwana
Teori Hanyutan Benua (Continental Drift)
Teori Perkembangan Bumi
Terdapat beberapa teori tentang muka bumi, antara lain :
Teori Hanyutan Benua (Continental Drift)
Teori ini mula-mula dicadangkan oleh Abraham Ortelius pada tahun 1596. Konsep ini lalu dibangunkan
dan diperkenalkan oleh Alfred Wegener pada tahun
1912.benua-benua Bumi bergerak berbanding satu sama lain di atas
dasar lautan.
Penyebab pergeseran benua adalah arus konveksi penghasil gaya sentrifugal, mengakibatkan bumi cembung ke arah ekuator.
Teori Laurasia-Gondwana
Edward Suess, Austria (1831-1914)Muka bumi selalu mengalami
perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung
hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu,
sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent)
brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini
secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator.
Teori Pemekaran Dasar Samudera
Harry Hess menyatakanPemekaran lantai samudera terjadi ketika adanya arus konveksi yang mengakibatkan pematang tengah samudera mengalami pemekaran. Prinsip yang paling penting pada
teori konveksi adalah bahwa material yang dingin dan lebih padat
bergerak ke bawah, sementara material yang lebih ringan dan lebih
panas naik ke atas.
Teori Lempeng Tektonik
Jason Morgan, Amerika (1987)
Lempeng di dunia terbagi 2:
• Lempeng Samudera (sima): kerak samudera
• Lempeng Benua (sial): kerak benua dan dasarnya
lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing
saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak
bumi ini tercipta hingga sekarang
top related