tata surya dan pembentukan bumi

34

Click here to load reader

Upload: tuti-rina-lestari

Post on 06-Jan-2017

13.883 views

Category:

Education


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

PREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Bab II

Bab III

Bab I

Bab

III Tata Surya dan Pembentukan Bumi sebagai Ruang Kehidupan

Dalam membicarakan pembentukan bumi, kita tidak akan lepas dari pembicaraan tentang jagat raya dan tata surya. Marilah kita pelajari ini semua sebagai perwujudan syukur kita terhadap Tuhan Sang Pencipta semua makhluk dan semua materi yang ada di alam semesta ini.

Page 2: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

A. Tata Surya

B. Gerak Rotasi, Revolusi, dan Presesi Bumi

C. Struktur Bumi

D. Kala Geologi dan Sejarah Kehidupan

E. Kelayakan Planet Bumi untuk Kehidupan

Isi Materi

Page 3: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab ITata surya terdiri atas matahari (sebagai bintang utama) dengan sembilan planet dan seluruh satelit-satelit yang mengelilingi planet induknya.

A. Tata Surya

1. Teori-Teori Pembentukan Tata Surya

a. Teori Nebulae (Hipotesis Kabut) oleh Kant-Laplace

Disampaikan oleh Immanuel Kant (Jerman) tahun 1755 dan Pierre Simon de Laplace (Prancis) tahun 1796.

Page 4: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

Dikemukakan oleh Thomas C.

Chamberlin (1843–1928)

seorang ahli geologi dan

Forest R. Moulton (1872–

1952) seorang ahli astronomi.

b. Teori Planetisimal oleh Moulton dan Chamberlin

Page 5: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

c. Teori Pasang Surut James Jeans dan Jeffreys

Dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877–1946) dan Harold Jeffreys (1891–1962).

Page 6: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

d. Teori Awan Debu (Teori Von Weizsaecher)

Dikemukakan oleh G.F. Kuiper (1950).

Page 7: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

2. Benda-Benda yang Ada di Tata Surya

a. MeteorMeteor yang mencapai permukaan bumi dalam keadaan utuh disebut sebagai meteorit.

Kawah meteor besar dekat Winslow, Arizona.

Page 8: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

b. Komet

Bagian-bagian komet

Ekor komet menjauh dari Matahari

ekor ionekor debu

koma

inti

Page 9: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

c. Asteroid

Asteroid adalah planet-planet kecil yang sangat banyak dan beredar pada orbitnya, yaitu di antara orbit Mars dengan orbit Yupiter.

Beberapa nama asteroid besar yang terkenal.

Page 10: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

d. Planet

Planet adalah benda langit yang gelap dan tidak mempunyai cahaya sendiri.

Planet dikelompokkan menjadi dua dengan lintasan orbit bumi sebagai batasnya, yaitu:

1) Planet dalam (inner planets) meliputi Merkurius dan Venus.

2) Planet luar (outer planets) meliputi Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Page 11: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

Planet-planet dalam tata surya

Uranus

Merkurius Venus Bumi Mars

Jupiter Saturnus Neptunus

Page 12: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

e. SatelitSatelit adalah benda langit yang merupakan pengikut planet. Satelit terbentuk secara alami bersama-sama dengan proses pembentukan planet.

Page 13: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

f. Bulan

Bulan (luna) adalah benda langit yang letaknya terdekat dengan bumi. Bulan juga merupakan satelit bumi. Jarak rata-rata bulan adalah 385.000 km.

Tiga macam gerakan bulan

1) Bulan beredar mengelilingi bumi.

2) Bulan berotasi pada sumbunya secara lambat.

3) Sambil melakukan putaran dan peredaran, bulan bersama-sama dengan bumi bergerak mengelilingi matahari.

Page 14: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

Bentuk-bentuk bulan kelihatannya berubah setiap malam.

Page 15: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

3. Matahari

Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi.

a. Jarak dan Ukuran Matahari

Jarak terdekat matahari ke bumi sekitar 147,5 juta km

Jarak terjauhnya (aphelium) sekitar 152,5 juta km

Jarak rata-rata 150 juta km

Waktu yang dibutuhkan oleh sinar matahari untuk sampai ke bumi adalah 500 (detik atau 8,33 menit)

Jarak antara matahari ke bumi disebut 1 satuan astronomi atau 1 sa atau 1 au (astronomic unit).

Page 16: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

b. Suhu dan Warna Matahari

Suhu inti mencapai 14.000.000 oC atau lebih.

Suhu permukaan antara 5.000 oC dan 6.000 oC.

Warna di pagi atau sore hari kemerah-merahan suhu rendah.

Warna pada siang hari putih kekuning-kuningan suhu tinggi.

c. Energi Matahari

Proses pembentukan energi melalui reaksi inti hidrogen helium sintetis. Dalam reaksi ini, dua inti atom hidrogen bergabung membentuk satu inti helium. Massa satu inti helium lebih kecil daripada massa dua inti hidrogen sehingga dalam reaksi ini terjadi kehilangan massa. Massa yang hilang berubah menjadi energi berupa panas dan cahaya.

Page 17: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

d. Susunan Matahari

Page 18: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

4. Gerhana

a. Sebab Terjadinya Gerhana

Salah satu faktor penyebab gerhana adalah keadaan dari lintasan bulan itu sendiri. Lintasan bulan mengelilingi bumi sudah tidak sebidang dengan lintasan bumi mengelilingi matahari (bidang ekliptika).

Page 19: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

b. Gerhana Bulan

Umbra dan penumbra bumi dan bulan.

Gerhana bulan sempurna.

Page 20: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

c. Gerhana Matahari

Gerhana matahari.

Gerhanamatahari cincin.

Page 21: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I1. Rotasi Bumi

B. Gerak Rotasi, Revolusi, dan Presesi Bumi

Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali periode rotasi adalah 23 jam, 56 menit 48 detik atau dibulatkan menjadi 24 jam. Arah rotasi dari barat ke timur.

a. Percobaan yang Membuktikan bahwa Bumi Berotasi

1) Percobaan Benzenberg dan Reich

2) Ayunan Foucault

Page 22: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

b. Akibat Rotasi Bumi

1) Adanya Siang dan Malam

2) Bumi Pepat pada Kedua Kutubnya

3) Perubahan Arah Angin

4) Pergantian Siang dan Malam

Bumi pepat pada kedua kutubnya

Page 23: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

2. Revolusi Bumi

Revolusi bumi adalah gerakan bumi mengitari matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali periode revolusi adalah 365¼ hari tepatnya adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau 1 tahun. Bukti bahwa bumi berevolusi adalah bintang di langit bumi mengelilingi matahari.

Gerak semu matahari.

Page 24: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

3. PresesiPresesi adalah gerak poros putar bumi. Poros putar bumi (KU–KS) tidak selalu mengarah ke titik yang sama di langit, melainkan berputar seperti gasing.

Page 25: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

1. Sejarah Terbentuknya Bumi

C. Struktur Bumi

Menurut Rittmann (1960), sekitar 4,6 miliar tahun yang lampau awan, debu, dan gas yang mengapung di ruang

angkasa mulai mengecil. Materi pada pusat awan itu mengumpul menjadi matahari. Kira-kira 100 juta tahun yang lalu, sisa gas dan debunya memipih menjadi awan berbentuk cakram di sekitar matahari. Butir-butir debu dalam awan itu saling melekat dan membentuk planet-

planet kecil dengan diameter beberapa kilometer. Benda-benda ini bertabrakan dan bergabung

membentuk planet.

Page 26: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

Teori-teori terjadinya benua menurut Alfred Lother Wegener disebut teori apungan dan pergeseran benua.

2. Terbentuknya Benua-Benua di Bumi

Page 27: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

3. Struktur Perlapisan Bumi

a. Kerak Bumi (Litosfer)

b. Mantel Bagian Atas (Upper Mantle)

c. Zona Peralihan (Transition Zone)

d. Mantel Bagian Bawah (Lower Mantle)

e. Inti Bumi (Core)

Penampang kerak bumi (kerak samudra dan kerak benua) serta lapisan-lapisan penyusunnya.

Page 28: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

4. Dinamika Litosfer

Kerak benua yang terpecah-pecah dan saling bergerak satu sama lainnya.

Page 29: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

a. Dua Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Plate Boundaries)

Peristiwa ini dapat terjadi pada suatu lempeng yang sedang pecah.

b. Dua Lempeng Saling Menumbuk (Subduction)

Skema tumbukan dua lempeng.

Page 30: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

c. Dua Lempeng Saling Berpapasan atau Pergeseran Mendatar (Transform Fault)

Daerah pergeseran horizontal di Samudra Atlantik.

Page 31: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

5. Persebaran Gempa di Indonesia

Peta persebaran gempa menengah dan gempa dalam di Indonesia (tanpa skala).

Page 32: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

6. Persebaran Gunung Api di IndonesiaAda tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:a. Sistem Sirkum Australiab. Sistem Busur Tepi Asiac. Sistem Sunda

Page 33: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab IDalam geologi, kala adalah skala waktu geologi yang di gunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antarperistiwa yang terjadi sepanjang sejarah bumi. Hasil penelitian para ahli geologi menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun (4,6 miliar tahun).

Umur bumi diukur dan ditentukan dengan dua cara, yaitu:

Skala waktu relatif, didasarkan atas urutan perlapisan batu-batuan serta evolusi kehidupan organisme di masa yang lalu.

Skala waktu absolut (radiometrik), didasarkan atas proses unsur kimia tertentu yang terkandung dalam batu-batuan.

D. Kala Geologi dan Sejarah Kehidupan

Page 34: TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI

JUDUL ISI MATERIPREV NEXTMengkaji Ilmu

Geografi 1

Semester 1

Bab II

Bab III

Bab I

E. Kelayakan Planet Bumi untuk Kehidupan

Bumi merupakan planet yang memiliki potensi (layak) untuk tempat kehidupan karena memiliki kelebihan sebagai berikut.

1. Adanya Sumber Energi

2. Lokasi Planet Berada pada Zona Kehidupan

3. Planet Memiliki Atmosfer

4. Planet Itu Terdapat Air

5. Kondisi Terrestrial