sejarah kerajaan banten
Post on 15-Apr-2017
846 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KERAJAAN BANTENBhetari Widya R X2/08Dahniar Achlis X2/09Kevin Agung X2/20M. Gazi Y. X2/26Raflie Irvanda X2/35
SEJARAH AWAL
Berdirinya kerajaan ini atas inisiatif Sunan Gunung Jati pada 1524, setelah sebelumnya
mengislamkan Cirebon. Awalnya, Banten merupakan bagian dari wilayah Pajajaran yang
Hindu, namun setelah Demak berhasil menghalau pasukan Portugis di Batavia, Banten pun secara
tak langsung berada di bawah kekuasaan Demak.
Akhirnya, kerajaan Banten berada dibawah kekuasaan
Kerajaan Demak.
Namun, Banten berhasil melepaskan diri ketika
mundurnya Kerajaan Demak.
Pemimpin Kerajaan Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada
tahun 1522-1570. Yang membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera
Selatan.
SULTAN YANG MEMIMPIN
Tahun Sultan Yang Memimpin
1552 - 1570
Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin
1570 - 1585
Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan
1585 - 1596
Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana
1596 - 1647
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu
1647 - 1651
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
1651 - 1682
Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah
1683 - 1687
Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar
1687 - 1690
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya
Tahun Sultan Yang Memimpin
1690 – 1733
Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin
1733 – 1747
Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin
1747 – 1750
Ratu Syarifah Fatimah
1753 – 1773
Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri
1773 – 1799
Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin
1799 – 1803
Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
1803 – 1808
Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin
1809 - 1813
Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
PENINGGALAN
Satu-satunya peninggalan utuh yang masih ada dan beridiri kokoh di Banten ialah sebuah masjid, yaitu Masjid Agung Banten. Didirikan pada tahun 1652, bangunan masjid ini dibuat dengan gaya tradisional atap susun yang memperlihatkan pengaruh hindu jawa, dibagian samping masjid terdapat sebuah museum yang disebut tiamah.
Masjid ini memiliki menara setinggi 30 M yang dibangun pada masa Sultan Abdul Mufakir. Perancang bangunan menara ini bernama Lucas Cardeel. Karena jasanya dalam merancang menara masjid, ia menerima gelar dari sultan yaitu Pangeran Wiraguna
KEHIDUPAN POLITIK
Sultan pertama Kerajaan Banten ini adalah Sultan Hasanuddin atau yang lebih dikenal sebagai Fatahillah ini memerintah tahun 1522-1570. Ia adalah putra Syarif Hidayatullah , yaitu Sunan Gunung Jati. Pada waktu Kerajaan Demak berkuasa, daerah Banten merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Namun setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak dan mendirikan kerajaan sendiri.
Sultan Hasanudin dianggap sebagai peletak dasar Kerajaan Banten. Banten semakin maju di bawah pemerintahan Sultan Hasanudin karena didukung oleh faktor-faktor berikut ini:
1. Letak Banten yang strategis terutama setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Banten menjadi bandar utama karena dilalui jalur perdagangan laut.
2. Banten menghasilkan rempah-rempah lada yang menjadi perdagangan utama bangsa Eropa menuju Asia.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal-hal yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa terhadap kemajuan Kerajaan Banten adalah sebagai berikut:
1. Memajukan wilayah perdagangan. Wilayah perdagangan Banten berkembang sampai ke bagian selatan Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Pulau Kalimantan.
2. Banten dijadikan sebagai tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang lokal dengan para pedagang asing dari Eropa.
3. Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam sehingga banyak murid yang belajar agama Islam ke Banten.
4. Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel. Sejumlah situs bersejarah peninggalan Kerajaan Banten dapat kita saksikan hingga sekarang di wilayah Pantai Teluk Banten.
5. Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan. Kekuatan ekonomi Banten didukung oleh pasukan tempur laut untuk menghadapi serangan dari kerajaan lain di Nusantara dan serangan pasukan asing dari Eropa.
KEHIDUPAN EKONOMI
Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam. Adapun faktor-faktornya ialah:
1. Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan.
2. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam tidak lagi singgah di Malaka namun langsung menuju Banten.
3. Banten mempunyai bahan ekspor penting yakni lada.
Banten yang menjadi maju karena banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina dan sebagainya.
Di kota dagang Banten segera terbentuk perkampungan - perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pakojan, orang Cina mendirikan Kampung Pacinan, orang-orang Indonesia mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa dan sebagainya.
KEHIDUPAN SOSIAL - BUDAYA
Sejak Banten di-Islamkan oleh Fatahilah (Faletehan) tahun 1527, kehidupan sosial masyarakat secara berangsur- angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkan Pajajaran, pengaruh Islam makin kuat di daerah pedalaman.
Pendukung kerajaan Pajajaran menyingkir ke pedalaman, yakni ke
daerah Banten Selatan, mereka dikenal sebagai Suku Badui yang
menolak pengaruh Islam.
• Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa cukup baik, karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya.
• Namun setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan Belanda dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat berubah merosot tajam.
• Seni budaya masyarakat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten.
• Di samping itu juga bangunan istana yang dibangun
oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pelarian dari Batavia yang telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN BANTEN
Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Abu Fath Abdul Fatah atau lebih dikenal dengan nama
Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi
pelabuhan internasional, sehingga perekonomian kesultanan itu maju
pesat.
Wilayah kekuasaannya pun semakin meluas, meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung.
Kesultanan Banten mengadakan hubungan dengan negara-negara lain melalui jalur laut. Pengiriman pejabat ke berbagai negara seringkali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
RUNTUHNYA KERAJAAN BANTEN
berawal dari perang saudara antara Sultan haji dengan sultan ageng yang dimenangkan oleh Sultan Haji
Sultan Haji membayar VOC dengan memberi hak monopoli akan Banten
pada tahun 1752 Banten sepenuhnya di tangan VOC
Kesultanan Banten resmi runtuh pada tahun 1813 saat penjajahan Inggris
PERANG SAUDARA BANTEN•diakibatkan oleh perselisihan antara Sultan Ageng
dan putranya Sultan Haji yg dibantu oleh VOC•Sultan Haji meminta bantuan dari Inggris pada tahun
1682•Sultan Ageng tertangkap pada tanggal 14 Maret
1683•Syehk Yusuf, salah satu putra Sultan Ageng
tertangkap pada tanggal 14 Desember 1683•Pangeran Purabaya, anak Sultan Ageng yang lain
pun menyerah pada VOC
PENURUNAN KESULTANAN• setelah memenangkan perang saudara, pada tanggal 12
Maret 1682 Sultan haji memberikan Lampung kepada VOC
• tanggal 22 Agustus 1682 VOC mendapatkan hak monopoli atas Lampung
• saat Sultan Haji menningal pada tahun 1687, penobatan Sultan Banten harus melalui persetujuan VOC
• terjadi ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan VOC
• pada tahun 1752, saat perlawan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa, Sultan Banten meminta bantuan VOC dan Banten pun jatuh ketangan VOC
PENGHAPUSAN KESULTANAN•berawal saat Gubernur Jenderal Herman W.
Deandels memerintahkan agar Banten memindahkan ibu kota Banten ke Anyer untuk proyek Jalan Raya Pos
•sang sultan menolak dan seluruh keluarga kerajaan ditangkap oleh Daendels
•Kesultanan Banten pun resmi dihilangkan pada tahun 1813 saat Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin di paksa turun tahta ole Thomas Tanford Raffles
TERIMA KASIH
top related