demijatim.bawaslu.go.id/wp-content/uploads/2019/10/buletin-demi-pemi… · secara umum, pelaksanaan...
Post on 01-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DEMIPEMILU
Cerita PemiluDi Jawa Timur
PROVINSI JAWA TIMUR
Edisi III // April - Juni 2019Bawaslu Provinsi Jawa Timur
RedaksiPengarahMoh. Amin,Aang Khunaifi,Totok Hariyono,Nur Elya Anggraini,Purnomo Satrio P.,Ikhwanudin Alfianto,Eka Rahmawati.
Penanggung jawabTriono
Tim PenulisAnas Muslimin, Hasyim Wahid,Khotim Ubaidillah,Alim Mustofa, Suyitno Arman,Mustain, Hakam Sholahudin,Jamil,Buyung Pambudi,Taufiqil Aziz, Juwaini.
Desain GrafisAmryzal Perdana
Fotografer Ilham Bagus PriminandaKrisna Andika T
SirkulasiTangguh GradhiantaRoyin Fauziana
EditorNur Elya Anggraini
jatim.bawaslu.go.id
@bawaslujatim
@bawaslujatim
Bawaslu Jatim
Bawaslu Jawa Timur
Dilarang Keras mengutip, menjiplak,atau memfotokopi sebagian atau seluru isi buku sertamemperjualbelikannya tanpa izin tertulis dariBawaslu Provinsi Jawa Timur.
Bawaslu Provinsi Jawa TimurJl. Tanggulangin No.3 Surabaya60265 Telp. 031 5673571
Cetakan , 2019Kedua Maretiv+132 halaman; 15x21 cm
Diterbitkan oleh :
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : ii
RAPAT PERSIAPAN
BULETIN EDISI KE-3SERAMBI BUDAYA
SOSIALISASI SANTUNAN
PENGAJIAN SEBELUMPEMILIHAN UMUM 2019
RAKOR
PENGHITUNGAN SUARA
RAPAT PLENO TERBUKADENGAN KPU
PETISIRATU ADIL
Galery BawasluJawa Timur
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : iii
KATA PENGANTAR
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : iv
Secara umum, pelaksanaan pemilu di Jawa Timur dapat dikatakan berhasil
dengan baik. Indikator keberhasilan itu dapat dilihat pada tingkat partisipasi
pemilih yang meningkat, kelancaran selama proses berlangsung dan juga
keterlibatan masyarakat dalam mengawasi pemilu.
Slogan Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan
Pemilu, tidak hanya berhenti sebagai kata. Tetapi kami jadikan sebagai kata kerja
yang selalu memberikan daya dorong untuk benar-benar melahirkan pemilu
yang adil bagi seluruh pihak dan bersama-sama masyarakat dalam mengawasi
pemilu.
Salah satu peran dan fungsi Bawaslu adalah melakukan pengawasan
tahapan penyelenggaraan pemilu serta melakukan pencegahan pelanggaran
pemilu. Fungsi yang strategis dan siginifikan dari Bawaslu adalah bagaimana
menghindari potensi pelanggaran pemilu muncul dengan menjalankan
program pencegahan yang optimal.
Berkaca dari pelaksanaan Pemilu serentak tahun 2019, Bawaslu Jawa Timur
sudah berupaya menjaga kualitas pemilu yang demokratis antara lain kami
punya andil dalam memastikan dan menjaga hak pilih rakyat, ikut mencegah
terjadinya praktik politik uang dan politisasi SARA, melakukan penindakan
pelanggaran pemilu dengan tegas, efektif, adil dan tanpa pandang bulu. Kami
juga mendorong dan bekerja sama dengan masyarakat untuk memperkuat
pengawasan pemilu yang demokratis dan transparan.
Buletin ini ingin menggambarkan tentang cerita sukses dan berhasil
pelaksanaan pemilu hingga kini. Peran Bawaslu signifikan. Bawaslu Jatim
melakukan upaya penguatan internal pengawas pemilu dengan melakukan
Training of Trainer (TOT). Pemilu kali ini cukup berbeda dengan pemilu
sebelumnya. Karena Pengawas Pemilu sudah bertugas hingga tingkat TPS. Tidak
kurang dari 130.010 PTS dilatih untuk dapat mengawasi pelaksanaan
pemungutan suara. Bawaslu Jatim melakukan upaya dengan melatih para
pelatih TPS ditingkat Bawaslu Kab/Kota. Pelakanaan TOT dilakukan dengan dua
gelombang. Gelombang pertama diletakkan di Kediri. Sementara gelombang
kedua diletakkan di Surabaya.
Peran Bawaslu sebagai lembaga yang juga mengupayakan pencegahan
dapat dilihat secara kongkret dengan melakukan patroli anti politik uang.
Sekitar 150 ribu jajaran Bawaslu se Jawa Timur bergerak bersama melakukan
kegiatan politik uang untuk mempersempit ruang gerak para pelaku politik
uang melakukan aksinya.
Ketika pemungutan telah usai, Bawaslu se-Jawa Timur juga memberikan
keputusan PSU dan PSL terhadap TPS yang dianggap terjadi pelanggaran berat.
Ketika beberapa pihak mempertanyakan tentang kinerja Bawaslu, pada sisi lain
Bawaslu memberikan jawaban dalam diam dengan memberikan kebijakan PSU
dan PSL di beberapa daerah di Jawa Timur. Kerja Bawaslu tidak cukup dengan
retorika, tetapi dengan bukti nyata.
Buletin ini juga menarasikan kisah Pungut Hitung terlama dan Pungut
Hitung tercepat di Jawa Timur. Disertai juga kisah tentang pencurian kotak suara
di Sampang yang berujung dengan penahanan. Demikian juga menyertakan
berita tentang pengrusakan APK di Banyuwagi.
Pada rubrik Sisi Lain, bulletin ini mengangkat tentang kisah para pahlawan
demokrasi Jawa Timur yang gugur di medan tugas, ada pula yang terkena
musibah, kecelakaan dan juga penganiyaan. Terhadap yang gugur di medan
tugas, Bawaslu Jatim memberikan santunan sebesar 36.000.000 kepada
keluarga yang ditingkalkan.
Terdapat juga rubric For Her, dimana kami menarasikan tentang
perjuangan perempuan di Jawa Timur dalam keterlibatan dan pengawalan
untuk demokrasi yang berkualitas. Sosok perempuan selalu menarik dan tak
akan kunjung habis diulas.
Hingga akhirnya, terhadap ikhtiar yang sudah kami lakukan, kami
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat
Jawa Timur dan seluruh jajaran kami dari Pengawas TPS hingga Bawaslu
kabupaten/kota. Terimakasih untuk spirit pengawasannya.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : v
BULLETIN EDISI-3 2019
Apa Kata Mereka
TOT
JATIMPEDIA
Bersama Rakyatawasi Pemilu
Bawaslu Jatim
Siagakan 140 Ribu
Penggunaan
KTP-El
Persaingan Parpol 17
12
Bersama BawasluTegakkan Keadilan Pemilu
Rusak APK
Pemilu
Mall
Administrasi 23
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : vi
1
8
14
20
1
8
12
14
17
20
21
Pojok 38
Lelah Saat Awasi
Rekap, Tumbang
Kasus Bojonegoro 30
Ngopi
Penguatan Sistem
Presidensial
Let’s Know Her
Afida
Sisi Lain
Kisah Para Pahlawan
Demokrasi
Yusuf & Madon
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : vii
27
34
42
46
50
27 30
34
42
4650
JatimPedia
PROVINSI JAWA TIMUR
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 1
Pada dasarnya pelaksanaan pemilu 2019 se-Jawa Timur berjalan sukses dan
aman. Menurut saya pelaksanaan pemilu saat ini adalah pemilu paling demokratis.
Kalaupun ada ha-hal kecil, baik pelanggaran, tindak kekerasan maupun yang
mengganggu keamanan dan ketertiban seperti yang terjadi di Sampang,
disebabkan oleh beberapa hal yang tidak terkait langsung dengan proses
penyelenggaraan pemilu maupun tugas-tugas pengawasan.
Memang ada beberapa laporan maupun temuan dugaan pelanggaran pemilu,
di provinsi ataupun di kabupaten kota, namun semuanya sudah ditangani dan
ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang ada. Pidana pemilu melalui sentra
gakkumdu, pelaggaran administrasi melalui rekomendasi ataupun mekanisme
persidangan, sedangkan pelanggaran etik diteruskan ke DKPP. Ke depan saya
berharap, dengan kewenangan bawaslu yang semakin besar, kualitas pelaksanaan
dan hasil pemilu semakin baik, luber dan jurdil.
Moh. AminKetua Bawaslu Jawa Timur
JATIMPEDIA
Namun berkat kerja keras kita bersama dengan komitmen untuk wajah
Indones ia yang lebih baik , akhi rnya k i ta b isa melewat i momen
penting perjalanan demokrasi di Indonesia. Pemilu 2019 menjadi pengalaman
berharga kita sebagai bangsa besar untuk meneguhkan kebhinekaan.
Kewenangan Bawaslu sebaga lembaga pengawasan dan peradilan
pemilu telah berupaya maksimal “membersihkan” residu pemilu. Bawaslu se-
Jawa Timur telah memutus berbagai pelanggara lebih dari 10 ribu. Bawaslu
Jatim juga terlibat dalam Sentra Gakkumdu untuk menyelesaikan pelanggaran
pidana pemilu.
Kini pasca pemilu, tantangan terbesar kita adalah merajut kembali benang
persatuan. Slogan bahwa “hukum harus ditegakkan walau langit akan runtuh”
dapat menjadi pegangan bagi kita semua agar bisa menyelesaikan
perkara pemilu lewat jalur hukum. Hal ini agar persatuan dapat
terwujud dan kita semakin dewasa sebagai suatu bangsa.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 2
Nur Elya AnggrainiAnggota Bawaslu Jawa Timur
Pe m i l u t a h u n 2 0 1 9
merupakan pemilu paling
berat sepanjang sejarah
demokrasi di Indonesia.
Memang t idak mudah
untuk menciptakan keadilan
p e m i l u d i s a a t k i t a
menghadapi gempuran
hoax, isu SARA dan juga
pelanggaran-pelanggaran.
Pemilu kali ini tidak
b isa d ibandingkan
dengan 2014 karena
k o m p l e k s i t a s
masalahnya.
Pe r t a m a f a k t o r
serentaknya membawa
i m p l i k a s i t e k n i s
penyelenggaraan yang
lebih rumit dan beban
tersendir i dar i s is i
p e n y e l e n g g a r a .
M e m a n g j u m l a h
penyelenggara lebih
banyak d iband ing
pemilu sebelumnya
terkait meningkatnya
jumlah TPS termasuk
keberadaan pengawas
TPS, namun hal ini tidak
mengurangi beban
yang ada.
Yang tidak terantisipasi adalah 5 jenis surat suara yang berarti proses
penghitungan lebih lama. Ditambah lagi dengan putusan MK No. 20 Tahun 2019
dimana ada tambahan sehari untuk penghitungan suara yang tanpa jeda,
akibatnya banyak jajaran penyelenggara bertumbangan. Di jajaran kita sudah 14
orang meninggal, belum yang cacat tetap dan sakit.
Putusan MK yang memberikan kelonggaran batas waktu pendaftaran untuk
pemilih DPTb hingga H-7 bukan saja membuat waktu persiapan lebih pendek
kaitannya dengan logistik. Lebih jauh, hal ini juga membuat pekerjaan dan jam
kerja ekstra untuk petugas lapangan utamanya KPPS dan PTPS.
Kedua, harus diakui bahwa dari sisi penyelenggaraan teknis pemilu kali ini
meninggalkan beberapa catatan. Masalah kotak suara kardus, kekurangan surat
suara, keterlambatan logistik hingga salah cetak surat suara. Jadi ke depan, hal-hal
semacam ini perlu kita evaluasi lebih serius.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 3
Eka RahmawatiAnggota Bawaslu Jawa Timur
Penyelenggaraan pemilu 2019 menunjukkan bahwa kita masih punya
banyak pekerjaan rumah dalam hal memfasilitasi kedaulatan rakyat. Hal ini bukan
saja karena banyak pejuang demokrasi yang wafat dalam mengawal suara rakyat,
tetapi juga re-orientasi rezim pemilihan, sampai dengan penegakkan hukumnya.
Pemilihan umum di Indonesia dibagi menjadi 2 rezim, yaitu rezim pemilu dan
rezim pilkada. Realitas ini yang kemudian mendiferensiasi penyelenggaraannya.
Re-orientasi bisa jadi merupakan kebutuhan, salah satunya untuk membagi
beban penyelenggaraan pemilu. Pemilihan tidak lagi dibagi antara pilkada
dengan pemilu, tetapi antara lokal dan nasional, dengan tetap menjaga niat untuk
memperkuat presidensial yang tidak hanya di tingkat nasional, tetapi sampai ke
tingkat lokal.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 4
Purnomo Satrio PAnggota Bawaslu Jawa Timur
Pelaksanaan pemilu 2019 di wilayah Jawa Timur secara umum berlangsung
baik. Terdapat beberapa catatan khususnya terkait manajemen logistic, mulai dari
penyiapan hingga distribusinya. Yang paling mencolok adalah surat suara. Karena
berdasarkan hasil pengawasan didapati beberapa kondisi, logistic tidak lengkap
jumlahnya sesuai jumlah DPT plus 2 persen cadangan. Itu terjadi di 38 kabupaten
kota se-Jawa Timur. Ada juga kekeliuran distribusi surat suara di mana surat suara
dapil Madura nyasar ke Bojonegoro.
Pun pelayanan petugas KPPS kepada pemilih. Masih banyak ditemukan KPPS
yang tidak faham terkait kriteria pemilih dalam pemilu 2019. Ada 3 jenis pemilih,
yakni DPT (pemilih yang sudah terdaftar dan masuk dalam DPT), DPTb atau
pemilih pindahan (pemilih yang karena alasan tertentu melakukan pindah pilih
keTPS lain) dan DPK (pemilih yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih
namun tidak tercantum dalam DPT).
Aang KunaifiAnggota Bawaslu Jawa Timur
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 5
Berkat rahmat Allah SWT dan dukungan semua pihak, pemilu 2019 di Jawa
Timur berjalan dengan baik, tertib, aman dan lancar.
Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk benar-benar menjadi "wasit"
demi terlaksananya pemilu yang jujur, adil, demokratis dan berintegritas. Kami
melakukan pencegahan untuk mengurangi terjadinya pelanggaran oleh peserta
pemilu. Kami berupaya merangkul semua elemen masyarakat melalui
pengawasan partisipatif karena kami sadar semakin banyak pasang mata dan
telinga yang awas terhadap pelaksanaan pemilu, itu berarti masyarakat juga
merasa ikut menjaga ruh dan denyut nadi demokrasi kita.
Bahwa ada beberapa hal yang kurang, tentu akan menjadi catatan dan
perbaikan pemilu berikutnya supaya ke depan lebih baik lagi. Kita meyakini
bersama, bahwa kedepan demokrasi dan keadaban politik kita makin membaik.
Semoga.
Totok HariyonoAnggota Bawaslu Jawa Timur
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 6
UU Pemilu No. 7 tahun 2017 telah memberikan kewenangan kepada Bawaslu
untuk memutus pelanggaran administrasi. Kewenangan ini memberikan harapan
baru dan juga saluran bagi pencari keadilan atau para pihak yang dirugikan dalam
proses atau tahapan pelaksanaan pemilu.
Dengan kewenangan ini, putusan Bawaslu terhadap pelanggaran administrasi
pemilu langsung bersifat eksekutorial, tidak perlu rekomendasi kepada KPU
sehingga menunggu keputusan KPU. Dampak lain dari hal ini adalah jumlah
permohonan untuk pemilu 2019 di MK lebih sedikit daripada jumlah permohonan.
Muh. Ikhwanudin Alfianto
Anggota Bawaslu Jawa Timur
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 7
JATIMPEDIA
TOT, Kesiapan BawasluMelatih Saksi Peserta Pemilu
Dengan metode pembelajaran yang telah disusun terstruktur semacam ini, harapan kita TOT benar-benar bisa meningkatkan keterampilan para Trainer bimtek PTPS dan pelatihan saksi peserta pemilu.
Bawaslu “melatih”
saksi peserta pemilu.
D e m i k i a n k i r a - k i r a
substansi Pasal 351 ayat
(8) UU Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan
Umum. Tentu, sebagai
lembaga yang diberi
a m a n a t u n t u k
memberikan pelatihan
k e p a d a p a r a s a k s i ,
jajaran Bawaslu harus
mempers iapkan d i r i
s e c a r a b a i k a g a r
nantinya kegiatan ini
bisa berjalan dengan
efektif dan efisien.
Hal pertama yang
harus dilakukan adalah
melakukan TOT
(Training Of Trainer) .
T u j u a n y a u n t u k
mempersiapkan pelatih-
pelatih atau instruktur
yang handal. Mereka
tidak lain adalah para
pengawas pemilu baik di
tingkat kabupaten/kota
m a u p u n P a n w a s l u
Kecamatan.
D a l a m u p a y a i n i
Bawaslu RI melakukan
k e g i a t a n s e c a r a
berjenjang. Mulai TOT
bagi Bawaslu Provinsi.
T O T b a g i B a w a s l u
Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh Bawaslu
Provinsi. Hingga TOT
yang dilakukan oleh
Bawaslu Kabupaten/Kota
kepada para pengawas
p e m i l u d i t i n g k a t
kecamatan.
“Untuk bisa melatih
saksi dengan baik, pasti
d ibu tuhkan pe la t ih -
pelatih atau instruktur
yang handal dan paham
betul tentang Pemilu.
Minimal terkait dengan
seluk-beluk pemungutan
suara di TPS. Karena itu
m a t e r i - m a t e r i y a n g
diberikan sangat penting.
Mulai tugas, wewenang
dan kewajiban PTPS, kode
e t i k p e n y e l e n g g a r a
p e m i l u , t u g a s d a n
kewajiban KPPS, hingga
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 8
4 (empat) cara, yakni (1) Presentasi
nara sumber; (2) Diskusi dan tanya
jawab; (3) Simulasi KPPS; dan (4) Role
game (PTPS, Saksi, Pemantau).
“Dengan metode pembelajaran yang
telah disusun terstruktur semacam
ini, harapan kita TOT benar-benar
bisa meningkatkan keterampilan
para Trainer bimtek PTPS dan
pelatihan saksi peserta pemilu.
Selain itu juga meningkatkan kualitas
pelaksanaan pelatihan di semua
jenjang”, ujar Moh. Amin.
Tak Semua Parpol Kirim Calon Saksi
Meski Bawaslu telah menyiapkan
fasilitasi pelatihan saksi secara
maksimal, namun pada akhirnya
t idak semua pese r ta pemi lu
m e m a n f a a t k a n n y a d e n g a n
mengirim seluruh saksi di semua TPS.
Sayang memang. Tapi itulah yang
terjadi. Tampaknya ada kendala
internal yang menyebabkan peserta
pemilu, baik partai politik, pasangan
calon, maupun perseorangan calon
anggota DPD yang membuat
mereka tidak mengirimkan semua
calon saksinya di seluruh TPS di Jawa
Timur.
I n fo rmas i yang masuk ke
Bawaslu, tidak terpenuhinya peserta
pemilu untuk mengirim calon saksi
seluruh TPS di pelatihan disebabkan
oleh beberapa alasan. Diantaranya
kendala pada rekruitmen SDM saksi.
materi-materi tentang hak dan
k e w a j i b a n s a k s i i t u s e n d i r i .
Semuanya disajikan utuh dalam TOT
ini”, papar Ketua Bawaslu Jatim Moh.
Amin, M.Pd.I.
D i ja t im pe laksanaan TOT
dilaksanakan dalam 2 gelombang.
Gelombang I di Hotel Grand Surya
Kediri pada tanggal 16 s.d 18 Maret
2019 dan Gelombang II dilaksanakan
di Grand Dafam Surabaya pada
tanggal 18 s.d 20 Maret 2019.
L e b i h d e t a i l M o h . A m i n
menjelaskan, materi terkait PTPS
setidaknya terdiri dari 4 (empat)
bahasan, yakni: Mengenal tugas
KPPS, Peran PTPS, Pengenalan
formulir Model A dan alat kerja. Serta
materi pengawasan yang terdiri dari
pengawasan persiapan pemungutan
suara, pengawasan pemungutan
suara, pengawasan pers iapan
penghitungan suara, pengawasan
p e n g h i t u n g a n s u a r a , s e r t a
pengawasan pencatatan formulir
TPS dan pengamanan kotak suara.
Sementara untuk materi terkait saksi
terdiri dari mengenal tugas dan
peran saksi peserta pemilu, teknik
pembetulan cara penghitungan,
penggunaan hak pilih pemilih DPT,
DPTb, dan DPK, serta surat suara sah
dan tidak sah.
Agar tidak menjemukan dan
terpenuhi unsur edukatif, metode
belajar setidaknya dilakukan dengan
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 9
Jumlah TPS Pemilu 2019 yang sangat
besar, bahkan hampir 2 (dua) kali
lipat dibanding pelaksanaan pada
P i l k a d a 2 0 1 7 d a n 2 0 1 8 ,
menyebabkan peserta pemilu
kesulitan merekrut saksi sejak awal.
Kendala lainya adalah terbentur
uang saku saksi. Alasan ini terkesan
'klasik', namun fakta di lapangan
menunjukkan sebagian peserta
pemilu mengaku ewuh-pakewuh
j i k a h a r u s m e n g u n d a n g
/menghad i r kan o rang t anpa
member ikan uang saku a tau
transport . Sementara struktur
a n g g a r a n d i B a w a s l u t i d a k
menjangkau item tersebut. Sesuai
dengan RKB yang ada di Bawaslu,
pelatihan saksi yang terfasilitasi oleh
APBN adalah terkait dengan gedung
pertemuan, instruktur/nara sumber,
modul materi pelatihan, buku saku,
dan konsumsi rapat. Sementara
bantuan transport atau uang saku
tidak tertanggung.
Selain kendala di atas, ada juga
peserta pemilu atau partai politik
y a n g m e m a n g s e c a r a
kelembagaansejak awal te lah
menyatakan t idak mengikut i
pelatihan yang diselenggarakan
Bawaslu dengan alasan tertentu.
Diantaranya misalnya tidak ingin
membebani keuangan negara untuk
kepentingan melatih saksi pemilu.
Apapun yang terjadi, fenomena
menarik untuk dikaji terkait dengan
pelat ihan saksi ini . Hasi lnya
mungkin bisa dijadikan sebagai
bahan solusi pengambilan kebijakan
k e d e p a n . Ya n g p a s t i , d e m i
mengemban amanah Undang-
U n d a n g k h u s u s n y a u n t u k
melaksanakan Pasal 351 ayat (8) UU
Nomor 7 Tahun 2017, Bawaslu telah
mempersiapkan secara baik dan
memaksimalkan infrastruktur serta
jadwal pelatihan saksi bagi peserta
pemilu 2019.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 10
Bersama Rakyat
Awasi Pemilu
PROVINSI JAWA TIMUR
Bersama Rakyat
Awasi Pemilu
BAWASLU JATIMSIAGAKAN140 RIBU PENGAWASDI HARI TENANG
Kami ingin mencegah politik uang. Dengan patroli
ini, kami ingin mempersempit pergerakan dari
oknum yang akan menggunakan politik uang.
M e m a s u k i m a s a
tenang Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) Provinsi
Jawa Timur bersama 38
Bawaslu Kabupaten dan
Kota Se Jatim menggelar
“Apel Akbar dan Patroli
Pengawasan Anti Politik
Uang pada Masa Tenang”.
Selain menjadi bagian
p e n g a w a s a n d a n
pencegahan, kegiatan
t e r s e b u t s e b a g a i
m o m e n t u m u n t u k
mengedukasi masyarakat
Indonesia terhadap
praktek politk uang di hari
tenang, 14-16 April 2019.
A n g g o t a B a w a s l u
Prov ins i Ja t im, Aang
Khunaifi menje laskan
a g e n d a p a t r o l i
pengawasan di masa
tenang menjadi bagian
program Bawaslu RI guna
menekan praktek politik
u a n g . “ K a m i i n g i n
mencegah politik uang.
Dengan patroli ini, kami
ing in mempersempi t
pergerakan dari oknum
yang akan menggunakan
politik uang,” tegasnya.
Sedangkan yang ikut
t e r l i b a t d i p a t r o l i
pengawasan, mulai dari
P e n g a w a s T P S ,
Panwascam, Bawas lu
Kabupaten/Kota yang
jumlahnya mencapa i
140.230 pengawas. “Kami
bergerak bersama dan
kami akan bunyikan alarm
anti politik uang dan akan
membuat takut oknum
pelaku politik uang untuk
melakukan aksinya”, tegas
Koordiv . Pengawasan
Bawaslu Provinsi Jawa
Timur ini.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 12
s e l u r u h w a r g a
menggunakan hak pilih
d e n g a n s a d a r d a n
menjunjung tinggi akan
hak dan kewajibannya,
sa l ing menghormat i ,
saling menghargai, saling
m e n y a t u k a n d a l a m
k e h i d u p a n
b e r m a s y a r a k a t ,
b e r b a n g s a , d a n
bernegara”, terangnya
s a a t m e m b a c a k a n
sambutan Ketua Bawaslu
RI di hadapan peserta
apel.
U s a i a p e l , s e l u r u h
pengawas di tingkatan
masing-masing selam
m a s a t e n a n g s e c a r a
bergantian melakukan
p a t r o l i . M e r e k a
menggunakan kendaraan
bermotor bersama aparat
kepolisian menyusur jalan
dan menyapa warga agar
m e n o l a k s e k a l i g u s
memerangi praktek politik
uang.
bohong untuk sa l ing
menjatuhkan diantara
sesama peserta, bahkan
tak jarang terjadi benturan
kekerasan antarmassa
p e n d u k u n g p e s e r t a
Pemilu. Praktik – praktik
s e p e r t i i t u t e n t u
mengancam keutuhan
bangsa.
Salah satu persoalan
k l a s i k l a i n n y a y a n g
d i h a d a p i s e t i a p
penyelenggaraan pemilu
maupun pemilihan yaitu
kecenderungan peserta
dan calon menggunakan
s e g a l a c a r a u n t u k
memenangkan kontestasi
p o l i t i k . T e r m a s u k
melibatkan uang dalam
jumlah yang tidak rasional
u n t u k m e m e n g a r u h i
p i l i h a n m a s y a r a k a t
pemilih.
“ P e m i l u b u k a n l a h
sekadar kontestasi politik
dan sirkulasi elit. Lebih
d a r i i t u , p e m i l u
merupakan dialektika
yang menempatkan anak
bangsa sebagai subjek
dalam ruang pemaknaan
demokrasi yang nyata dan
kontekstual. Sehingga,
pa t ro l i masa tenang
menjadi daya dorong bagi
Sementara itu, di daerah
seperti di Kota Pasuruan,
P a t r o l i P e n g a w a s a n
tersebut diawali dengan
A p e l b e r s a m a p i h a k
kepol i s ian setempat .
Bahkan personil polisi
juga ikut berbar is di
deratan Pengawas TPS
dan Panwas Kelurahan
yang sedang berbaris.
Ketua Bawaslu Kota
Pasuruan Moh . Anas
d a l a m A p e l
menyampaikan amanat
Patroli Pengawasan dari
Abhan, Ketua Bawaslu RI
yang menyebutkan masa
tenang merupakan salah
satu fase krusial dalam
pelaksanaan Pemilu yang
akan menguji integritas
seluruh elemen bangsa,
termasuk didalamnya
Bawas lu dan peserta
Pemilu.
B e r d a s a r k a n
pengalaman pada agenda
pemilihan kepala daerah
maupun agenda pemilu
sebelumnya, masa tenang
c e n d e r u n g d i w a r n a i
dengan praktik-praktik
kecurangan. Mulai politik
uang, propaganda isu
SARA, penyebaran berita
Kami bergerak bersama
dan kami akan bunyikan
alarm anti politik uang
dan akan membuat takut
oknum pelaku politik uang
untuk melakukan aksinya
“
”Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 13
Bersama Rakyat
Awasi Pemilu
A d a 1 8 T P S d i 1 1
kabupaten/kota se-Jawa
Timur harus melakukan
Pe m u n g u t a n S u a r a
Ulang (PSU), salah satu
diantaranya adalah 3
TPS di Kota Malang.
Banyaknya Pemungutan
Suara Ulang (PSU) Pemilihan
Umum serentak di Jawa
Timur, disebabkan pemilih
menggunakan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-
el).
A d a 1 8 T P S d i 1 1
kabupaten/kota se-Jawa
Timur harus melakukan
Pemungutan Suara Ulang
(PSU), salah satu diantaranya
adalah 3 TPS di Kota Malang.
A d a b e b e r a p a a l a s a n
mengapa 18 TPS tersebut
harus melakukan
pemungutan suara ulang,
d i a n t a r a n y a a d a l a h
kelebihan memberikan
surat suara kepada pemilih
yang menggunakan form-
A.5 atau pindah pilih, ada
j u g a d i s e b a b k a n
penggunaan KTP -el oleh
pemilih luar kota tanpa
disertai form pindah pilih.
Beberapa kabupaten
/ k o t a y a n g t e l a h
m e l a k s a n a k a n
pemungutan suara ulang
se-Jawa Timur ; Kabupaten
Sampang 3 TPS,
PENGGUNAAN KTP-EL DANPOTENSI PSU DALAM PEMILU 2019
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 14
Kabupaten Sumenep 1 TPS, Kabupaten
Bangkalan 1 TPS, Kabupaten Gresik 1
TPS, Kabupaten Mojokerto 1 TPS,
Kabupaten Pasuruan 2 TPS, kabupaten
Ponorogo 1 TPS, Kabupaten Trenggalek
1 TPS, Kabupaten Situbondo 1 TPS, Kota
Surabaya 2 TPS, dan Kota Malang 3 TPS.
Ada kebingungan atau kerancuan
pemahaman petugas di TPS terhadap
p e n g g u n a a n K T P - e l d a l a m
pemungutan suara. Selain faktor
ketidak sepamahan penggunaan KTP-
el oleh penyelenggara di tingkatan
bawah, juga disebabkan informasi yang
simpang siur di media sosial terkait
p e n g g u n a a n K T P - e l d a l a m
penggunaan hak pilih.
Pe n g g u n a a n K T P - e l d a l a m
pemilihan umum tahun 2019 memiliki 3
dimensi pemilih. Hal ini ditegasan
dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 pasal
348 (1) Pemilih yang berhak mengikuti
pemungutan suara di TPS meliputi: a.
pemi l i k ka r tu tanda penduduk
elektronik yang terdaftar pada daftar
p e m i l i h t e t a p d i T P S y a n g
bersangkutan; b. pemilik kartu tanda
penduduk etektronik yang terdaftar
pada daftar pemilih tambahan; c.
pemi l i k ka r tu tanda penduduk
elektronik yang tidak terdaftar pada
daftar pemilih tetap dan daftar pemilih
tambahan; dan d. penduduk yang telah
memiliki hak pilih.
Merujuk ketiga ketentuan diatas,
dapat diklasifikasi pemilih dalam
pemilu serentak tahun ini. Pertama
adalah pemilih yang terdaftar dalam
Daftar Pemilih tetap (DPT), kedua
pemilih dalam daftar pemilih tambahan
(DPTb) atau pemilih pindahan dan
Pemilih yang tidak masuk dalam daftar
pemilih tetapi telah memiliki KTP-el
atau dikenal dengan pemilih Daftar
Pemilih Khusus atau DPK.
Disisi lain prasyarat wajib membawa
KTP-el dan undangan pemilih dalam
penggunaan hak pilih di TPS telah
ditegaskan dalam peraturan ini, pada
akhirnya menjadi kendala sendiri dalam
pelaksanaannya. Ada posisi dimana
pemilih memang tidak mendapatkan
undangan atau form A-5 dari petugas,
atau pada hari pemungutan suara
pemilih lupa tidak membawa undangan
pemilih.
Hal itu bisa juga terjadi pada
pemilih yang terdaftar dalam pemilih
pindahan atau DPTb yang mungkin
tidak mendapatkan undangan pemilih
atau lupa membawa undangan atau
form A-5.
Kekhawatiran akan banyaknya hak
pilih yang hilang terkait kewajiban
pemilih untuk membawa KPT-el pada
saat pemungutan suara, terjawab
dengan keluarnya putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) nomor 20/PUU/-
XVII/2019.
D i m a n a b a g i w a r g a n e g a r a
Indonesia yang telah memiliki hak pilih
dan terdaftar sebagai pemilih atau atau
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 15
tidak terdaftar sebagai pemilih dalam
daftar pemilih tetap (DPT) dapat
menggunakan KTP-el atau surat
k e t e r a n g a n ( s u k e t ) d a r i d i n a s
kependudukan.
Tidak cukup sampai disitu, Komisi
Pemilihan Umum merespon dengan
membolehkan pemilih yang tidak
menerima undangan pemilih pada saat
p e m u n g u t a n s u a r a d a p a t
menggunakan KTP-el. Secara garis
besar ada tiga ketentuan penggunaan
KTP-el dalam pemilu 2019 di Tempat
Pemungutan Suara atau TPS. Pertama,
ditujukan bagi pemilih yang terdaftar
sebagai pemilih dalam DPT tetapi tidak
mendapat undangan pemilih atau lupa
membawa undangan pemilih dapat
menggunakan KTP-el.
Kedua, ditujukan untuk pemilih
yang terdaftar dalam daftar pemilih
tetap tambahan (DPTb) yang tidak
dapat undangan pemilih dari KPPS,
dapat menunjukan KTP-el kepada
petugas KPPS. Dan Ketiga, adalah
pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT
atau DPTb, pemilih tersebut dapat
menggunakan hak pilihnya dengan
menggunakan KTP-el setelah pukul
12.00 wib sampai dengan pukul 13.00
wib di TPS sesuai alamat domisili.
Tiga dimensi penggunaan KTP-el
di TPS inilah kiranya belum dipahami
secara utuh oleh penyelenggara
maupun pemilih. Terutama pada
pemilih yang tidak terdaftar sebagai
pemilih dalam DPT atau DPTb dari luar
domisili sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini. Sementara publik
masih banyak memahami KTP-el dapat
digunakan di semua TPS tanpa
m e m p e r h a t i k a n d o m i s i l i
kependudukan pemilih itu sendiri.
Selain itu kegagalan pemahaman
penyelenggara pemungutan suara di
TPS atau tepatnya kelalaian dalam
melakukan kontrol oleh KPPS dalam
menerima pemilih di TPS, tanpa
memi l ah pemi l i h yang da tang
membawa KTP menyebabkan ada
pemilih yang tidak mempunyai hak pilih
mendapatkan hak suara di TPS.
Hal inilah penyebab terjadinya
pemungutan suara ulang (PSU)
dibeberapa daerah pada pemungutan
suara 17 april 2019 yang lalu.
Ada beberapa alasan mengapa
18 TPS tersebut harus melakukan
pemungutan suara ulang,
diantaranya adalah kelebihan
memberikan surat suara kepada
pemilih yang menggunakan
form-A.5 atau pindah pilih,
ada juga disebabkan
penggunaan KTP -el oleh
pemilih luar kota tanpa
disertai form pindah pilih
“
”Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 16
Bersama Rakyat
Awasi Pemilu
BAWASLUJATIM–Bawaslu
Bangkalan melakukan
pengawasan me leka t
selama proses rekapitulasi
p e r o l e h a n s u a r a d i
ha l aman kan to r KPU
Bangkalan pada Kamis
siang (2/5/2019) hingga
Jumat malam (3/5/2019).
P r o s e s r e k a p i t u l a s i
berlangsung selama dua
hari dihadiri seluruh saksi
partai poitik, kecuali PKPI
(Partai Keadilan Persatuan
Indonesia) yang memang
dinyatakan oleh KPU tidak
bisa mengikuti pemilu di
t i n g k a t K a b u p a t e n
Bangkalan.
Sebelum rekapitulasi,
terdapat 12 laporan terkait
pemungutan dan
penghitungan
suara. Dari
12 laporan,
terdapat 3
l a p o r a n y a n g i s i n y a
berkaitan dengan sesama
Calon Legislatif (Caleg)
DPRD Kabupaten dalam
satu partai politik. Yakni
Caleg dari Partai Hanura
d a n P K B . M . M a y y i s
Abdullah yang merupakan
C a l e g P K B D a e r a h
Pe m i l i h a n ( D a p i l ) 2
( K e c a m a t a n G e g e r ,
K lampis dan Sepu lu )
m e l a p o r k a n d u g a a n
p e l a n g g a r a n p i d a n a
pemilu di TPS 9 Desa
Kampak Kecamatan Geger
yang diduga dilakukan
oleh sesama Caleg PKB
a t a s n a m a A c h m a d
Haryanto.
M. Mayyis Abdullah
membawa bukti rekaman
v i d e o b e r i s i d u g a a n
pelanggaran pemilu yang
dilakukan oleh Achmad
Haryanto. Dalam video itu,
terlhat orang yang diduga
Caleg bernama Achmad
Haryanto memberikan
k e r t a s s u a r a k e p a d a
petugas KPPS di TPS 9
Desa Kampak Kecamatan
Geger. Bawaslu Bangkalan
l an tas menge lua rkan
rekomendasi pemungutan
suara ulang (PSU) di TPS
PERSAINGAN
INTERNAL PARPOLWARNAI REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA
Sebelum rekapitulasi, terdapat 12 laporan terkait pemungutan dan
penghitungan suara. Dari 12 laporan, terdapat 3 laporan yang isinya
berkaitan dengan sesama Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten
dalam satu partai politik.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 17
tersebut. Dugaan tindak pidana pemilu
juga berlanjut ke Gakkumdu. Pada
pembahasan kedua, dugaan tindak
pindana pemilu dihentikan karena tidak
cukup bukti.
Caleg Partai Hanura atas nama
Achmad Fauzan Rachman melaporkan
dugaan berkurangnya jumlah suara
miliknya pada tanggal 22 Mei 2019.
Namun, tiga hari kemudian pada
tanggal 25 Mei 2019, ia mencabut
laporan karena merasa jumlah suara
sudah sesuai. Achmad Fauzan Rachman
yang berprofesi sebagai seorang dokter
merupakan Caleg DPRD kabupaten dari
partai Hanura dapil 5.
Selang lima hari, sesama Caleg
Partai Hanura di Dapil 5 (Kecamatan
Kamal, Labang, Tragah dan Kwanyar) H.
Subaidi melapor ke Bawaslu Kabupaten
Bangkalan terkait berkurangnya jumlah
suara miliknya. H. Subaidi melaporkan
dugaan berkurangnya jumlah suara di
Desa Gili Timur Kecamatan Kamal.
Berdasarkan lapora tersebut, Bawaslu
Kabupaten Bangkalan mengeluarkan
rekomendasi ke KPU Kabupaten
Bangkalan pada saat rekapitulasi suara
di tingkat KPU Kabupaten Bangkalan.
KPU Kabupaten Bangka lan l a lu
menetapkan H. Subaidi sebagai anggota
DPRD Bangkalan dari Partai Hanura.
Mesk ipun pe rnah mencabut
laporan, Achmad Fauzan Rachman pada
Jumat (3/5/2019) kembali mendatangi
kantor Bawaslu Kabupaten Bangkalan
untuk melayangkan laporan. Kali ini, ia
melaporkan dugaan pelanggaran
pidana pemilu dengan terlapor PPK
Kecamatan Kamal dan PPS Desa Gili
Timur. Laporan itu masuk ke kantor
B a w a s l u K a b u p a t e n B a n g k a l a n
be r tepa tan dengan ha r i kedua
pelaksanaan rekapitulasi di KPU
Kabupaten Bangkalan.
“Setiap laporan terkait pemilu 2019
yang masuk ke Bawaslu Kabupaten
Bangkalan akan kami layani. Lantas kami
pilah, mana yang masuk pelanggaran
administrasi pemilu dan mana yang
masuk pidana pemilu,” jelas ketua
Bawaslu Kabupaten Bangkalan, A.
Mustain Saleh.
Pelaksanaan rekapitulasi di tingkat
KPU akhirnya selesai pada Jumat malam
(3/5/2019). Perolehan suara di dapil 5
(Kecamatan Kamal, Kwanyar, Tragah dan
Labang) men jad i yang te rakh i r
dibacakan oleh pimpinan rapat pleno
rekapitulasi. (Buyung Pambudi)
Setiap laporan terkait pemilu 2019
yang masuk ke Bawaslu Kabupaten
Bangkalan akan kami layani.
Lantas kami pilah,
mana yang masuk pelanggaran
administrasi pemilu dan
mana yang masuk pidana pemilu
“
”Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 18
Bersama BawasluTegakkan
Keadlian Pemilu
PROVINSI JAWA TIMUR
Bersama BawasluTegakkan
Keadlian Pemilu
Rusak APK ,Ketua PARTAIdivonis 4 Bulan Penjara
“Terdakwa perusakan APK, Darmawan
dinyatakan bersalah dan dihukum 4 bulan
dengan denda Rp 1 juta subsider 1 bulan
dengan masa percobaan 5 bulan”
Kamis s iang , 28
Meret 2019 suasana
K a n t o r Pe n g a d i l a n
Neger i Banyuwang i
t e r l i h a t r a m a i d a r i
b i a s a n y a . S e l a i n
m a s y a r a k a t b i a s a ,
nampak belasan awak
media massa memenuhi
ruang Garuda yang
merupakan ruang sidang
utama di Pengadilan
Negeri setempat.
Tak seperti biasanya
p u l a , r a u t m u k a
Darmawan, 45 Tahun,
warga Desa Barurejo,
Kecamatan Siliragung,
Banyuwangi ini juga
Nampak tegang dari
biasanya. Darmawan
adalah terdakwa kasus
perusakan Alat Peraga
Kampanye (APK) milik
s e j u m l a h C a l o n
anggota legislatif di
Banyuwangi dan dihari
itu bertepatan dengan
agenda pembacaan
amar putusan.
Sidangpun digelar,
dalam persidangan
tersebut Ketua PAC
( P e n g u r u s A n a k
C a b a n g ) P D I
Perjuangan Kecamatan
Siliragung, Kabupaten
B a n y u w a n g i ,
Darmawan diputuskan
bersalah oleh Majelis
H a k i m Pe n g a d i l a n
Negeri Banyuwangi
dengan vonis 4 bulan
penjara. Terdakwa
dinyatakan telah terbukti
melanggar pasal 521
pasal 280 ayat 1 huruf g
UU RI Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan
Umum. Vonis 4 bulan itu
disertai dengan denda Rp
1 juta atau subsider
ku rungan pen ja ra 1
bulan.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 20
(APK) pada pemilu 2019 di Kabupaten
Banyuwangi ini bermula sejak Senin
(11/2/2019), dua calon legislatif dari
partai berbeda melapor ke Bawaslu
Banyuwangi soal dugaan perusakan
Alat Peraga Kampanye (APK) milik
keduanya.
Adalah Subur Riyanto melapor
secara bersama ke Bawaslu Banyuwangi
dengan Muhamad Kojin. Subur saat itu
datang selaku tim sukses Banyu Biru
Djarot, caleg DPR RI dari PDIP.
Sedangkan Muhamad Kojin merupakan
calon legislatif DPRD Banyuwangi dari
Daerah Pemilihan (Dapil) 4 meliput
Kecamatan Purwoharjo, Bangorejo,
Gambiran, Tegalsari, Siliragung dan
Pesanggaran yang diusung PKB.
"APK yang rusak jumlahnya
banyak, 509 unit. Model perusakannya
seperti disilet. Namun yang kami
laporkan ke Bawaslu karena disertai
bukti rekaman dan foto hanya satu unit
yang ter jad i d i Desa Barure jo ,
Kecamatan Siliragung," Kata Subur.
Jumlah APK milik Muhamad Kojin
yang dirusak ada tiga unit. Lokasinya
ada di Desa Barurejo, Kecamatan
Siliragung. Tiga APK itu diketahui hilang
dari lokasi pemasangan pada Rabu
(7/2/2019) pagi.
"APK yang dirusak 3 unit terdiri
dari 2 ukuran 2x3 meter dan 1 ukuran
1,5 m x75 cm. Rusak setelah tiga hari
diperbaiki," katanya usai melapor. Kojin
memperkirakan aksi perusakan
Ketua Majelis Hakim, Saptono
mengatakan bahwa terdakwa terbukti
telah merusak alat peraga kampanye
berupa baliho milik Caleg DPRD
Banyuwangi dari PKB Muhammad Kojin
dan baliho milik Caleg DPR RI dari PDIP
Banyu Biru Djarot. "Terdakwa perusakan
APK, Darmawan dinyatakan bersalah
dan dihukum 4 bulan dengan denda Rp
1 juta subsider 1 bulan dengan masa
percobaan 5 bulan", kata Saptono saat
membacakan amar putusan.
Menanggapi hal itu, Penasehat
Hukum Terdakwa, Firdaus Yulianto
mengaku masih pik i r-pik i r atas
dibacakannya amar putusan oleh
majelis hakim. Selain itu, Firdaus
mengaku akan mempertimbangkan
langkah hukum selanjutnya, apakah
akan mengajukan banding atau
menerima putusan tersebut. "Kita
masih pikir-pikir, apakah nanti akan
banding atau menerima putusan ini,"
jelasnya kepada sejumlah Wartawan.
S e b e l u m n y a , p a d a s e l a s a
( 2 6 / 3 / 2 0 1 9 ) , K e t u a PA C P D I P
Kecamatan Siliragung, Darmawan,
terdakwa kasus perusakan alat peraga
kampanye (APK) dituntut 4 bulan
penjara dan denda Rp 5 juta subsider 3
bulan. Tuntutan tersebut dibacakan
Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ketut Gde
Dame Negara di Ruang Garuda,
Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi.
Dari Laporan Masyarakat. Perusakan Alat Peraga Kampanye
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 21
berlangsung pukul 01.00 dinihari di
tanggal yang sama. "Aksi pelaku sudah
meresahkan masyarakat. Tidak hanya
kasus perusakan APK tapi juga perkara
lain," jelasnya.
Begitu mendapatkan laporan,
Bawaslu Kabupaten Banyuwangi
segera menindaklanjutinya dengan
m e l a k u k a n k a j i a n a w a l , m u l a i
memeriksa syarat formal dan material
laporan hingga melakukan rapat pleno
penanganan pelanggaran. Termasuk
melakukan kajian jika laporan tersebut
terdapat unsur pidana pemilu maka
harus melibatkan Sentra Penegakan
Hukum Terpadu (Sentra Gakumdu)
dalam penangannya.
U p a y a p e n a n g a n a n
pelanggaranpun langsung dilakukan,
dengan memintai keterangan pelapor,
terlapor serta saksi. Bahkan untuk
memperjelas posisi kasus, Sentra
Gakkumdu juga meminta pendapat
Ahli dari Universitas Jember. Hasilnya,
dugaan pelanggaran pidana pemilu
tersebut ditindaklanjuti ke tahap
Penyidikan oleh Polisi. Kasus dugaan
perusakan Alat Peraga Kampanye (APK)
di Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung,
Banyuwangi ini pun masuk ranah
kepolisian pada Jumat (1/3/2019).
“Sentra Penegakkan Hukum Terpadu
memutuskan bahwa kasus perusakan
APK di Kecamatan Siliragung naik
proses penyidikan,” terang Hamim,
Ketua Bawaslu Banyuwangi.
Berkas perkara perusakan alat
peraga kampanye (APK) di Desa
Barurejo Kecamatan Siliragung tersebut
akhirnya yang dinyatakan sempurna
(P21) oleh penyidik dan diserahkan ke
Penuntut Umum Kejaksaan Negeri
Banyuwangi, Senin (18/3/2019) pukul
09.30 WIB. Di Kejaksaan Negeri
Banyuwangi, Darmawan, diantarkan
Kanit T ip ikor Satreskr im Polres
Banyuwangi, Iptu Joko Suhartono.
Dikatakan, jika kasus perusakan APK
telah sempurna. Pelaku dugaan
perusakan sudah dilimpahkan ke Kejari
Banyuwangi.
“Berkas sudah lengkap atau P21.
Ini pelaku kita hadapkan ke Kejaksaan
N e g e r i . Te r s a n g k a a t a s n a m a
Darmawansa, warga sekitar lokasi
perusakan APK,” terang mantan
Kasubaghumas Polres Banyuwangi
yang menangani perkara ini dalam
Sentra Gakkumdu. “Unsurnya masuk
makanya sampai digodok di tingkat
Sentra Penegakkan Hukum Terpadu
(Gakkumdu),” tukasnya.
APK yang rusak jumlahnya banyak,
509 unit. Model perusakannya
seperti disilet.
Namun yang kami laporkan ke Bawaslu
karena disertai bukti rekaman dan foto
hanya satu unit yang terjadi
di Desa Barurejo,
Kecamatan Siliragung
“
”Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 22
BAWASLU REKOM PEMUNGUTAN SUARA ULANG
Penyelenggaraan Pemilu 2019
rupanya tidak berhenti pada 17 April
2019 saja. Dari sejumlah temuan
B a w a s l u t e r h a d a p s e j u m l a h
pelanggaran administrasi pada saat
t a h a p a n P e m u n g u t a n d a n
Penghitungan Suara, Bawaslu dan
jajaran merekomendasi untuk
melakukan pemungutan suara ulang
dan pemungutan suara lanjutan.
Pasca hari H pemungutan suara
Bawaslu Jawa Timur mencatat ada 21
T P S y a n g m e l a k s a n a k a n
Pemungutan Suara Ulang (PSU)
tersebar di 13 Kabupaten/Kota yaitu
Kabupaten Bangkalan, Gresik,
Mojokerto, Pasuruan, Ponorogo,
Sampang, Sidoarjo, Situbondo,
Sumenep, Trenggalek, Kota Malang,
Mojokerto, dan Surabaya serta 2
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL)
y a n g d i l a k s a n a k a n p a d a 2
Kabupa ten ya i tu Ked i r i dan
Pasuruan.
Seperti diungkap oleh Koordiv
Pengawasan Bawaslu Kabupaten
Pasuruan Titin Sarwendah pada
Rabu (11/6). Di wilayahnya ada 2 PSU
yaitu di TPS 14 dan 16 Kelurahan
Raci . Kecamatan Bangil . Yang
keduanya merupakan TPS DPTb
yaitu pemilih pindahan karena tugas
belajar. PSU direkomendasi oleh
panwascam Bangil karena ada
p e m i l i h l u a r w i l a y a h y a n g
seharusnya tidak berhak
MAL ADMINISTRASI
Juwaini,S.Pd.
Bersama BawasluTegakkan
Keadlian Pemilu
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 23
menggunakan hak pilih dipersilahkan
mencoblos. “Untuk PSU Kabupaten
Pasuruan dilaksanakan serentak pada 26
April 2019.” ungkap Titin.
Hal senada di ungkap oleh Sulung
Muna Rimbawan,S.Pd,M.Si Koordiv
H u k u m d a n I n f o r m a s i B a w a s l u
Kabupaten Ponorogo, di wi layah
p e n g a w a s a n n y a j u g a d i l a k u k a n
pemungutan suara ulang pada 1 TPS
yaitu TPS 6 desa Bancangan Kecamatan
Sambit karena ada pemilih luar wilayah
dan tidak terdaftar di DPT dipersilahkan
menggunakan hak pilih. "Sebenarnya
pada saat pemilih akan menggunakan
h a k p i l i h n y a , P T P S k i t a s u d a h
memperingatkan bahwa pemilih yang
boleh menggunakan KTP-el saat
pemilihan adalah pemilih yang alamat
KTP-el nya sesuai dengan wilayah TPS
tersebut. Bahkan untuk memastikan lagi,
petugas kita juga berkonsultasi ke
Panwascam. Tetapi KPPS terlanjur
memberikan surat suara saat tersebut"
jelasnya.
Namun ada hal berbeda terjadi di
pulau garam Madura tepatnya di
Kabupaten Sampang, direkomendasikan
PSU karena diketahui bahwa surat suara
sudah tercoblos dulu sebelum digunakan
oleh pengguna hak pilih. Insiyatun Ketua
dan juga Koordiv Pengawasan Kabupaten
Sampang menjabarkan bahwa di
wi layahnya terdapat 3 TPS yang
direkomedasi melaksanakan PSU yaitu
TPS 9 desa Rabasan Kecamatan
Complang, TPS 6 Desa Madupat
Kecamatan Complang, dan TPS 3 desa
Tr a p a n g k e c a m a t a n B a n y a t e s
semuanya karena KPPS dan warga
melakukan pencoblosan pada surat
suara yang bukan haknya.
Sementara itu Pemungutan Suara
L a n j u t a n ( P S L ) t e r j a d i k a r e n a
keberadaan logistik, khususnya Surat
suara yang kurang. Untuk Jawa Timur
pelaksanaan PSL di Kabupaten
Pasuruan dan Kabupaten Kediri. Untuk
Kabupaten Pasuruan karena adanya
beberapa pemilih DPT yang saat hari H
pemilihan tidak mendapatkan lengkap
5 surat suara dengan alasan logistik
yang tersedia sudah habis. Hal yang
sama juga terjadi di Kabupaten Kediri
karena ada 29 pemilih yang pada 17
April 2019 belum mendapat surat suara
untuk pemilihan DPD.
A d a n y a P S U d a n P S L y a n g
di rekoemdasikan o leh Bawas lu
dibenarkan oleh Aang Kunaifi, MH.
Koordiv Pengawasan Bawaslu Provinsi
Jawa Timur. Menurutnya hal ini sejalan
dengan Perbawaslu Nomor 9 Tahun
2019 Pasal 18 Tentang Tentang
Pengawasan Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan
Umum, bahwa Panwaslu Kecamatan
d a p a t m e r e k o m e n d a s i k a n
pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang
kepada PPK.
Adanya pemungutan suara ulang di
wilayah Jawa timur sebagian besar
didominasi oleh kesalahan KPPS dalam
pemberian hak pilih kepada pemilih
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 24
yang hanya menggunakan KTP tetapi
tidak berada di wilayah yang sesuai
identitas mereka. Hal ini bertentangan
dengan pasal 349 Undang Undang
Nomor 7 tahun 2017 bahwa Pemilik
kartu tanda penduduk elektronik yang
tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap
dan daftar pemilih tambahan dapat
memilih di TPS yang ada di rukun
tetangga/rukun warga sesuai dengan
alamat yang tertera di kartu tanda
penduduk elektronik;
Seperti diungkap oleh
Koordiv Pengawasan
Bawaslu Kabupaten Pasuruan
Titin Sarwendah pada Rabu (11/6).
Di wilayahnya ada 2 PSU yaitu
di TPS 14 dan 16 Kelurahan Raci.
Kecamatan Bangil.
Yang keduanya merupakan
TPS DPTb yaitu pemilih pindahan
karena tugas belajar
“
”
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 25
POJOK38
PROVINSI JAWA TIMUR
POJOK38
LELAH SAATAWASI
REKAPITULASI
"KOMISIONER BAWASLU TUMBANG"
“Buyung Pambudi
dilarikan ke rumah sakit
Anna Husada untuk
mendapatkan perawatan
medis. Dokter menyatakan
bahwa Buyung Pambudi
menderita kram otot akut
sehingga harus menjalani
rawat inap”.
Terik matahari sedikit berkurang
setelah waktu menunjukkan pukul dua
belas lewat dua jam. Kami, komisioner
dan staf Bawaslu Kabupaten Bangkalan
tiba di lokasi acara sebelum acara
dimulai. Setelah melewati penjagaan
ketat dari aparat kepolisian, kami diberi
tanda pengenal oleh panitia yang
kemudian mempersilakan kami masuk.
Siang yang cerah dengan sinar matahari
yang agak terik. Tak ada tanda-tanda
akan turun hujan hari itu.
Hari itu, Kamis (2/5/2019) pukul
14.00 WIB, rapat pleno rekapitulasi
perolehan suara pemilu 2019 dan
penetapan anggota DPRD Kabupaten
Bangkalan dibuka secara resmi oleh KPU
Kabupaten Bangkalan. Ketua dan
anggota KPU Bangkalan berada di posisi
duduk paling depan menghadap ke
selatan, ke arah undangan para saksi
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 27
peserta pemilu dan PPK.
Sedangkan deretan tempat duduk
pengawas pemilu berada di timur atau
sisi kiri dari tempat duduk komisioner
KPU Bangkalan. Dua kipas besar di
kanan dan kiri tempat duduk pengawas
pemilu disediakan panitia dengan
harapan bisa menjadi peredam hawa
panas di dalam tenda yang berdiri di
halaman KPU pada siang itu. Iya, rapat
pleno rekapitulasi dilaksanakan di
halaman KPU karena kapasitas ruang
rapat di gedung KPU tidak cukup
menampung banyaknya jumlah
undangan.
Dua termos besar berisi kopi dan
teh panas diletakkan di belakang tamu
undangan. Masing-masing tamu
undangan juga mendapatkan sebotol
air mineral, sekotak penganan serta
sekotak nasi. Panitia juga menyediakan
makanan yang tersaji secara prasmanan
untuk tamu dari KPU Provinsi Jawa
T imur ser ta Forum Komunikas i
P impinan Daerah (Forkopimda)
Bangkalan. Awal puasa tinggal empat
hari lagi, belum ada yang puasa
ramadhan pada hari itu.
Pembacaan pero lehan suara
dimulai dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1,
yakni Kecamatan Socah, Bangkalan dan
Arosbaya. Sedangkan pembacaan
terakhir dilakukan untuk Dapil 5
dikarenakan banyaknya laporan di dapil
tersebut. Dapil 5 terdiri dari empat
kecamatan yakni Kecamatan Kamal,
Labang, Kwanyar dan Tragah.
Secara bergantian, komisioner KPU
Kabupaten Bangkalan membacakan
perolehan suara mulai dari capres-
cawapres, DPR RI, DPD RI, DPRD
Provinsi hingga DPRD Kabupaten.
Selama pembacaan perolehan suara,
terjadi beberapa kali protes dari saksi
peserta pemilu. Pemrotes maju ke
depan pimpinan rapat pleno sembari
membawa salinan DA.1 (formulir hasil
rekapitulasi di tingkat PPK/kecamatan).
Bawaslu juga harus maju untuk
menyandingkan salinan DA.1 miliknya
dengan milik saksi peserta Pemilu dan
KPU.
Tak t e ra sa , ma taha r i sudah
terbenam. Siang berganti malam. Tidak
ada jeda istirahat, rapat pleno terus
berlanjut. Jika ingin istirahat harus
bergantian. Selepas Isya, udara dingin
bercampur angin mulai berhembus di
sekitar lokasi rekapitulasi. Tak lama,
hujan deras mengguyur sekitar lokasi
rekapitulasi hingga udara yang pada
siang hari sangat terik berubah menjadi
cukup dingin.
Pada Jumat dini hari (3/5/2019),
s e o r a n g k o m i s i o n e r B a w a s l u
B a n g k a l a n , B u y u n g P a m b u d i
berpamitan kepada rekan-rekan
Bawaslu la innya untuk ist i rahat
sebentar di mushola kantor KPU. Sekitar
satu jam kemudian, sekitar pukul 05.00
WIB ia mengeluh sakit di punggung
tembus ke dada. Lalu ia berpamitan
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 28
untuk pulang lebih dahulu. Saat itu,
jalannya rekapitulasi diskorsing oleh
ketua KPU Bangkalan, M. Fauzan Dja'far.
Rekapitulasi akan dilanjutkan pada
pukul 09.00 WIB.
“Proses repitulasi ditunda (skors)
hingga pukul sembilan pagi. Kita akan
terus melakukan pengawasan selama
rekapitulasi di tingkat KPU,” tegas
Abdu l Az i s , Koord inator D iv i s i
Pengawasan dan Hubungan antar
Lembaga (PHL) Bawaslu Kabupaten
Bangkalan. Ia juga membenarkan
bahwa salah satu anggota Bawaslu
Bangkalan mengalami sakit karena
k e l e l a h a n s e l a m a m e l a k u k a n
pengawasan selama rekapitulasi di
tingkat KPU.
Sementara itu, Buyung Pambudi
dilarikan ke rumah sakit Anna Husada
untuk mendapatkan perawatan medis.
Dokter menyatakan bahwa Buyung
Pambudi menderita kram otot akut
sehingga harus menjalani rawat inap
Pada Jumat dini hari (3/5/2019),
seorang komisioner
Bawaslu Bangkalan,
Buyung Pambudi berpamitan
kepada rekan-rekan
Bawaslu lainnya untuk
istirahat sebentar di mushola
kantor KPU.
Sekitar satu jam kemudian,
sekitar pukul 05.00 WIB ia
mengeluh sakit
di punggung tembus ke dada.
Lalu ia berpamitan
untuk pulang lebih dahulu.
Saat itu, jalannya rekapitulasi
diskorsing oleh
ketua KPU Bangkalan,
M. Fauzan Dja'far.
Rekapitulasi akan dilanjutkan
pada pukul 09.00 WIB
“
”
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 29
POJOK38
B a d a n Pe n g a w a s
P e m i l i h a n U m u m
(Bawaslu) Kabupaten
Bojonegoro pada 15 Mei
2 0 1 9 l a l u ,
menyampaikan dugaan
p e l a n g g a r a n
administratif ke Bawaslu
Provinsi Jawa Timur.
P e l a n g g a r a n i n i
m e l i b a t k a n C a l o n
A n g g o t a L e g i s l a t i f
(Caleg) Partai Nasional
Demokrat (Nasdem)
Daerah Pemilihan (Dapil)
3 Kabupaten Bojonegoro
Dwi Priyo Raharjo, yang
d i d u g a t i d a k
mengumumkan d i r i
s e b a g a i m a n t a n
n a r a p i d a n a s a a t
mendaftar.
Sesuai dengan aturan
y a n g t e r t e r a p a d a
Perbawaslu Nomor 8
Tahun 2018 tentang
P e n y e l e s a i a n
P e l a n g g a r a n
Administratif Pemilihan
Umum, temuan
p e l a n g g a r a n
administratif bawaslu
k a b u p a t e n / k o t a
disampaikan kepada
bawaslu provinsi.
Mujiono, Koordinator
Divisi Hukum, Data dan
I n f o r m a s i B a w a s l u
Kabupaten Bojonegoro
men je la skan bahwa
dugaan pelanggaran
t e r s e b u t t e l a h
disampaikan ke Bawaslu
Provinsi, pada 15 Mei
2019 lalu. Yakni, setelah
Saat itu, laporan yang bersangkutan tidak kami register karena tidak memenuhisyarat formil dan materiil. Namun, kami menindaklanjutinya sebagai informasi
awal yang harus kami investigasi
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 30
Tak Umumkan Mantan NapiCaleg Nasdem di Bojonegoro
Terancam Gagal Dilantik
Tak Umumkan Mantan NapiCaleg Nasdem di Bojonegoro
Terancam Gagal Dilantik
adanya pleno yang memutuskan bahwa
p e r k a r a i n i t e r m a s u k d u g a a n
pelanggaran administratif pemilu.
P r i a r a m a h i n i m e n j e l a s k a n
kronologis perkara yang membelit Dwi
Priyo. Berawal adanya laporan dari
m a s y a r a k a t m e n g e n a i d u g a a n
pe langgaran admin is t ra t i f dar i
informasi Bambang Laras, ketua LSM
Meliwis Putih pada 11 Mei 2019 lalu.
Saat itu, Bambang selaku perwakilan
masyarakat ini melaporkan caleg Partai
Nasdem Dapil 3, bernama Dwi Priyo
Raharjo atas dugaan pelanggaran
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017,
pasal 240 ayat 1 huruf g, yang
menyatakan bahwa syarat untuk
mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif tidak pernah dipidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan ancaman pidana
penjara 5 tahun atau lebih, kecuali
s e c a r a t e r b u k a d a n j u j u r
mengumumkan ke publik bahwa yang
bersangkutan narapidana.
“ S a a t i t u , l a p o r a n y a n g
bersangkutan tidak kami register
karena tidak memenuhi syarat formil
d a n m a t e r i i l . N a m u n , k a m i
menindaklanjutinya sebagai informasi
awal yang harus kami investigasi,” jelas
Mujiono.
Karena laporan yang tidak lengkap
dan memenuhi syarat formal materiil,
maka Bawaslu Kabupaten Bojonegoro
menindaklanjuti dan menjadikannya
sebagai informasi awal. Selanjutnya,
d i am b i l l an gk ah ce pa t u n tu k
melakukan invest igas i dengan
melakukan pemeriksaan terhadap
sejumlah pihak. Antara lain Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Bojonegoro, Caleg Partai Nasdem
Dapil 3 Dwi Priyo Raharjo, Ketua DPD
Partai Nasdem Kabupaten Bojonegro,
dan Bambang Laras sebagai pemberi
informasi.
Mujiono mengungkapkan bahwa
dari investigasi terhadap beberapa
pihak terkait, didapatkan sejumlah
fakta. Antara lain, caleg Partai Nasdem
Dwi Priyo Raharjo ini juga merupakan
ketua ranting Pagar Nusa Desa Pojok,
Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten
L u m a j a n g . S e l a i n i t u , y a n g
bersangkutan pernah dipidana atas
kasus penganiayaan atau berkelahi.
Dwi Priyo bahkan pernah menjalani
hukuman tiga kali pada 2010, 2011,
dan 2012. Selanjutnya, pada 2015
terlibat kasus lain di Tuban dan
menjalani hukuman pidana pada
tahun itu juga selama 4 bulan 15 hari.
Dari semua informasi yang didapat
melalui proses investigasi dengan
mengundang pihak-pihak terkait,
dilakukan pleno untuk menentukan
apakah perkara tersebut menjadi
temuan atau tidak. “Dari hasil pleno,
kami putuskan menjadi temuan
dugaan pelanggaran administratif dan
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 31
disampaikan ke Bawaslu Provinsi Jawa
Timur pada 15 Mei 2019,” terang
Mujiono.
Perkara kemudian berlanjut ke meja
sidang. Dari berbagai fakta persidangan
terungkap bahwa Dwi Priyo sebenarnya
telah menyatakan dirinya sebagai
mantan narapidana sejak mengurus
SKCK di polsek setempat. Namun saat
berkas tersebut dinaikkan ke Polres,
statusnya sebagai mantan narapidana
tidak muncul sehingga dalam berkas
p e n d a f t a r a n d i K P U - p u n t i d a
tercantum.
“Yang bersangkutan jua telah
mengumumkan di media massa bahwa
p e r n a h m e n j a d i n a r a p i d a n a .
Pengumumannya dilakukan pada dua
media online, pekan kedua bulan Juli
2018 lalu”kata Koordinator Divisi
Penanganan Pelanggaran Bawaslu
Jatim, Muh. Ikhwanuddin Alfianto.
Majelis sidang Bawaslu Provinsi
Jawa Timur akhirnya memutuskan Dwi
P r i yo t e rbuk t i s eca ra sah dan
meyakinkan melakukan perbuatan
pelanggaran administrasi pemilu,
namun yang bersangkutan tetap
memenuhi syarat sebagai calon
anggota legislative.
Yang bersangkutan
jua telah
mengumumkan
di media massa
bahwa pernah menjadi
narapidana.
Pengumumannya
dilakukan pada dua
media online,
pekan kedua bulan
Juli 2018 lalu
“
”
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 32
Ngopi
PROVINSI JAWA TIMUR
Ngopi
PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIALMELALUI SISTEM PEMILIHAN UMUM
“Pemilihan umum tahun 2019 telah bekerja dengan baiktidak hanya dalam hal menentukan keterpilihan anggota
DPR,DPD, DPRD dan Pasangan Calon Presiden danWakil Presiden tetapi juga dalam hal untukmenyempurnakan sistem ketatanegaraan”
PENDAHULUAN
T u j u a n p o k o k
P e m i l i h a n U m u m
(Pemilu) di Indonesia
adalah untuk memilih
pemimpin eksekutif
dan leg is la t i f agar
e s t a f e t k e k u a s a a n
dapat berjalan dengan
ba ik tanpa adanya
kekosongan kekuasaan
(Vacuum Of Power).
Untuk itu, Undang-
undang Nomor 7 Tahun
2017 Tentang Pemilihan
U m u m ( U n d a n g -
undang Pemilu)
mendefinisikan pemilu
s e b a g a i s a r a n a
kedaulatan ra tkyat
untuk memilih anggota
D e w a n Pe r w a k i l a n
Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah,
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 34
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasra,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Mengeringi tujuan pemilu diatas,
ternyata pemilu juga dapat berfungsi
u n t u k m e n d e s a i n s i s t e m
ketatanegaraan yang cocok untuk
dilaksanakan disuatu Negara tertentu.
Hal ini dapat dilihat dalam desain
pemilu 2019 di Indonesia yang
dirumuskan melalui kerangka normatif
undang-undang Pemi lu . Da lam
undang-undang Pemilu tersebut,
terdapat instrument upaya penguatan
sistem Presidensial yang didesain
melalui berbagai sistem pemilu yaitu:
1. Sistem pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden secara langsung
2. Sistem pemilihan umum serentak
3. Sistem Parliamentary threshold dan
4. Sistem Presidential threshold
Keempat sistem diatas sama-sama
memiliki peran dalam penegasan dan
penguatan sistem Presidensial di
Indonesia. Tentu yang namanya
penguatan bukan berarti mengubah
sistem yang telah ada tetapi hanya
menguatkan sistem yang sebelumnya
sudah ada dan berlaku.
s i s t e m p e m i l i h a n u m u m i k u t
mendesaian sistem ketatanegaraan di
Indonesia. Sehingga memahami
pemilu tidak sekedar event perebutan
kekuasaan diranah eksekutif dan
legislatif ansich tetapi juga difahami
s e b a g a i u p a y a d a l a m
m e n y e m p u r n a k a n s i s t e m
ketatanegaraan disuatu negara.
PENEGASAN SISTEM PRESIDENSIAL
MELALUI PEMILU LANGSUNG
Sa ld i I s ra , membagi s i s tem
pemerintahan yang dianut negara-
negara di dunia menjadi tiga yaitu
terdiri dari sistem pemerintahan
parlementer, sistem pemerintahan
presidensial dan sistem pemerintahan
quasi presidensial. Rujukan utama dari
sistem parlementer adalah Negara
Ingris, oleh karenanya negara tersebut
mendapat julukan “the mother” sistem
pemerintahan parlementer. Sedangkan
sistem pemerintahan presidensial
rujukan utamanya adalah Negara
Amerika Serikat dan sistem quasi (semi)
presidensial kiblat utamanya adalah
Negara Perancis. (Saldi Isra, “Sistem
P e m e r i n t a h a n I n d o n e s i a ”
RAJAWALIPERS, 2019) Dengan melihat
ciri-ciri sistem pemerintahan yang
dipraktekkan oleh ketiga negara
tersebut maka k i ta akan dapat
mengidentifikasi sistem pemerintahan
yang dianut oleh suatu negara.
Sebelum perubahan Undang-
undang Dasar 1945 (UUD 1945),
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 35
diantara para pakar masih debatable
melihat sistem pemerintahan yang
d ianut o leh Indones ia , apakah
menganut sistem parlementer, sistem
presidensial ataukah sistem quasi
presidensial. Namun tidak sedikit para
pakar yang mengatakan bahwa
sesungguhnya sistem pemerintahan
yang dianut oleh Indonesia sebelum
perubahan UUD 1945 adalah sistem
q u a s i p r e s i d e n s i a l ( s i s t e m
pemerintahan campuran) dikarenakan
beberapa alasan berikut:
1. presiden dipilih dan diangkat oleh
MPR;
2. presiden adalah mandataris atau
kuasa dari MPR;
3. MPR memegang kekuasaan negara
tertinggi
4. presiden tunduk dan bertanggung
jawab kepada MPR, dan
5. Presiden antergeordnet kepada MPR
Hal diatas sebagai implikasi dari
ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
yang mengatakan “kedaulatan adalah
d i tangan rakyat dan d i lakukan
s e p e n u h n y a o l e h M a j e l i s
Permusyawaratan Rakyat” setelah
runtuhnya masa Orde Baru dan
berubah menjadi Orde Reformasi, maka
pasal tersebut dirubah menjadi
“kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-
u n d a n g d a s a r ” . I m p l i k a s i d a r i
perubahan pasal diatas adalah,
1. Presiden tidak lagi dipilih dan
diangkat oleh MPR tetapi dipilih
secara langsung melalui pemilihan
umum (Pasal 22E UUD NRI 1945)
2. Presiden bukan mandataris MPR
tetapi mandataris rakyat secara
langsung
3. MPR tidak lagi menjadi lembaga
tertinggi negara tetapi lembaga
tinggi yang sejajar (check and
balance) dengan lembaga tinggi
negara yang lain
4. P res iden t idak tunduk dan
bertanggung jawab kepada MPR
tetapi kepada rakyat
Implikasi lain dari perubahan
fundamental atas pasal 1 ayat (2) UUD
1945 menjadi UUD NRI 1945 adalah
posisi Presiden memiliki legalisasi dan
legitimasi yang sama dengan legislative
(par lement) karena sama-sama
dihasilkan melalui pemilihan umum.
Atas dasar hal tersebut perubahan
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 dan sistem
pemilihan Presiden dan wakil Presiden
secara langsung telah menegasakan
kerancuan sistem pemerintahan yang
dianut di Indonesia sehingga sistem
pemerintahan yang dianut oleh negara
Indonesia pasca perubahan UUD 1945
adalah sistem presidensial murni.
PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIAL
MELALUI PEMILU SERENTAK
Pemilihan umum serentak semula
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 36
direkomendasikan oleh Mahkamah
Konstitusi melalui putusan Nomor
14/PUU-XI/2013. Putusan MK tersebut
kemudian dinormakan dalam Pasal 167
Undang-undang Pemilu. Terdapat tiga
alasan yang menjadi pertimbangan
hakim MK dalam memutus pemilu
serentak. Pertama, efesiensi anggaran.
K e d u a , P e n g u a t a n s i s t e m
presidensial dan Ketiga, makna
original intent yang terdapat dalam
Pasal 22E UUD 1945.
Berkaitan dengan pertimbangan
penguatan s i s tem pre idens ia l ,
Mahkamah berpandangan bahwa salah
satu desain sistem pemerintahan di
Indonesia yang disepakati oleh Badan
Pekerja MPR adalah penguatan sistem
p e m e r i n t a h a n p r e s i d e n s i a l ,
pelaksanaan Pilpres setelah Pemilu
Anggota DPR,DPD dan DPRD (anggota
parlement) tidak memberi penguatan
atas sistem pemerintahan presidensial
yang dikehendaki oleh konstitusi.
Akibat dari hal tersebut, pemerintahan
menjadi kurang stabil karena program-
prog ram pemer in tahan se r i ng
tersandera oleh manuver politik para
politisi di parlement. Pandangan
tersebut menjadi salah satu alasan yang
memberi keyakinan pada hakim MK
untuk mengeluarkan putusan Nomor
14/PUU-XI/2013.
Menurut Didik Suprianto, salah satu
yang menjadi dasar pemilu serentak
adalah stabilitas dan efektifitas
pemerintahan pasca pemilu. Stabilitas
itu akan tercipta mana kala Presiden
memiliki dukungan yang besar di
Parlemen. Pemilu serentak dapat
melinierkan keterpilihan presiden
dengan keterpilihan anggota DPR
karena da lam pemi lu se rentak
menibulkan coattail effect, di mana
keterpilihan calon presiden akan
mempengaruhi keterpilihan calon
anggota legislatif. Maksudnya, setelah
memilih calon presiden, pemilih
cenderung memilih partai politik atau
koalisi partai politik yang mencalonkan
p r e s i d e n y a n g d i p i l i h n y a .
(http://rumahpemilu.org/pemilu-
serentak-yang-mana. diunduh tanggal
12 Juni 2019).
Hasil pengumuman KPU yang
member ikan kemenangan pada
pasangan Joko Widodo dan K.H. Ma'ruf
Amin bila tidak dianulir oleh pengadilan
MK, maka teori coattail effect berlaku
efektif karena kemenangan pasangan
nomor 01 dikuti oleh kemenangan
kolaisinya di parlemen. Belum lagi kalau
partai DEMOKRAT dan PAN juga
bergabung dikabinet kerja jilid ke II nya
presiden Jokowi tentu akan menambah
kekuatan baru yang akan mendukung
program-program pemerintahan yang
direncanakan oleh presiden Jokowi dan
Ma'ruf Amin.
Namun menurut Didik Suprianto
desain penguatan sistem presidensial
itu hanya ada dalam tataran hubungan
eksekuf dan legiasltif di pusat saja
tetapi tidak untuk daerah Propinsi dan
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 37
untuk diikutkan dalam penentuan
perolehan kurs i anggota DPR” .
Ketentuan parliamentary threshold di
Indonesia dimulai sejak pemilu 2019
melalui Pasal 202 Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2008 yang besarannya
2,5%. Pada pemilu 2014 melalui Pasal
208 Undang-undang Nomor 8 Tahun
2012 besaran parliamentary threshold
bertambah menjadi 3,5%. Dan pada
pemilu 2019 menjadi 4% naik 5% dari
ketentuan ambang batas sebelumnya.
T u j u a n p o k o k d i a d a k a n n y a
Parl iamentary Threshold adalah
menyaring partai-partai yang gagal
mendapatkan dukungan pemilih,
karena: di satu pihak, banyaknya partai
politik peserta pemilu, tidak hanya
membingungkan pemil ih dalam
memberikan suara, tetapi juga menelan
b a n y a k d a n a ; d i l a i n p i h a k ,
berkurangnya jumlah partai politik di
p a r l e m e n d i h a r a p k a n d a p a t
mengurangi fragmentasi pol it ik
sehingga berdampak positif terhadap
pengambilan keputusan. Dengan kata
lain, tujuan diterapkannya ambang
batas parlemen adalah sebagai upaya
penyederhanaan jumlah partai politik.
K e n a p a p a r t a i p o l i t i k p e r l u
disedarhanakan ?
Berkaiatan dengan hal ini, Jayadi
Hanan dengan mengutip teori dari
Mainwaring & Shugart menjelaskan,
bahwa tingkat fragmentasi sistem
kepartaian mengacu pada jumlah
efektif partai politik di lembaga
kabupaten/kota padahal menurutnya
d a e r a h P r o p i n s i m a u p u n
kabupaten/kota juga menganut sistem
Presidensial tetapi sistem pemilu
maupun pilkadanya tidak mengarah
pada penguatan sistem presidensial di
daerah. (Harian Kompas 12 Juni 2019).
Berkaitan dengan pendapat Didik
Suprianto di harian kompas diatas,
penulis memiliki pendapat yang
berbeda. Menurut penulis bentuk
negara kita adalah negara kesatuan
dimana hanya ada satu kepala negara
dan kepala pemerintahan yaitu
Presiden. Kepala daerah meskipun
sama-sama dipilih secara langsung
dengan DPRD tetapi keduanya memiliki
kedudukan dan fungsi yang sama yaitu
sebagai Penyelenggara Pemerintahan
Daerah (Pasal 57 UU 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah) yang
harus tunduk pada pemerintahan
pusat. DPRD tidak didesain sebagai
prelemen di daerah tetapi didesain
sebagai pejabat daerah dan unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
(Pasal 148 UU. No. 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah)
PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIAL
MELALUI PARLIAMENTARY THRESHOLD
Ketentuan tentang ambang batas
parlemen (parliamentary threshold)
diatur dalam pasal 414 UU Pemilu.
“Partai Politik Peserta Pemilu harus
memenuhi ambang batas perolehan
suara paling sedikit 4% (empat persen)
dari jumlah suara sah secara nasional
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 38
legislative. Semakin banyak partainya,
semakin kecil kemungkinan satu partai
memegang kendali mayoritas. Disiplin
di kalangan partai politik juga penting
ka rena menentukan hubungan
strategis presiden dengan lembaga
legislative. Semakin disiplin partai
politik, semakin besar kemungkinan
anggotanya satu sikap atau satu suara.
( J a y a d i H a n a n , M e n a k a r
Pres idens ia l i sme Mul t ipar ta i d i
Indonesia, Mizan 2014)
Lebih lanjut dalam opini lain Jayadi
Hanan juga mengatakan bahwa
memperkuat sistem presidensial sangat
terkait dengan tersedianya dukungan
politik yang memadai di lembaga
legislative bagi seorang presiden.
Dukungan yang memadai Itu dimaknai
secara operasional sebagai dukungan
mayoritas (50 persen lebih) atau hampir
mayoritas (mendekati 50) persen. Bila
seorang presiden memiliki dukungan
kurang dari mbang batas tersebut,
maka sulit bagi seorang presiden untuk
men ja lankan agenda-- -agenda
pemerintahannya. Akibat selanjutnya
adalah kurang atau tidak berfungsinya
sistem presidensial, atau lebih buruk
lagi bisa berujung pada kegagalan
p e m e r i n t a h a n .
(https://www.puskapol.ui.ac.id/wp-
content/uploads/2015/02/Makalah-
Djayadi-Hanan.pdf) diunduh tanggal
12 Juni 2019).
D e n g a n d e m i k i a n s i s t e m
presidensial yang diberlakukan disuatu
n e g a r a m e m b u t u h k a n
penyederhanaan partai politik karena
sistem presidensial tidak cocok dengan
s is tem mult i parta i dan s is tem
parliamentary threshold dapat menjadi
salah satu solusi dari persoalan
tersebut.
PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIAL
MELALUI PRESIDENTIAL THRESHOLD
Legal formal dar i ketentuan
ambang batas presiden (presidential
threshold) adalah terdapat dalam Pasal
222 UU Pemilu “Pasangan Calon
diusulkan oleh Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu
yang memenuhi persyaratan perolehan
kursi paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari jumlah kursi DPR atau
memperoleh 25% (dua puluh lima
persen) dari suara sah secara nasional
p a d a P e m i l u a n g g o t a D P R
sebelumnya”.
Ketentuan Pasal 222 UU Pemilu
diatas, telah diuji di Mahkamah
Konstitusi, namun MK tetap tidak
membatalkan pasal 222 yang memuat
aturan presidential threshold tersebut
dengan salah satu pertimbangan
bahwa sistem Presidential Threshold
juga dapat membantu penguatan
s istem pres idensia l . Mahkamah
mengatakan bahwa terp i l ihnya
seoarang Pres iden t idak hanya
membutuhkan legitimasi kuat dari
r a k y a t s a j a s e b a g a i m a n a
dikonstruksikan oleh Pasal 6A UUD
1945 tetapi Presiden juga harus
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 39
domenan.
Namun berharap pada kerja-kerja
sistem saja tentunya tidak cukup.
karena mengendalikan pemerintahan
tidak bisa hanya mengandalkan pada
sistem yang ideal ansich tetapi faktor
leadership dan dinamika politik yang
terus berkembang baik di dalam negeri
maupun luar negeri juga akan ikut
mempengaruhi roda pemerintahan
disuatu negara.
Namun demikian, sistem yang baik
akan dapat menjadi modal pendukung
bagi perjalanan pemerintahan yang
baik. Semoga apa yang telah dihasilkan
o l e h p e m i l u 2 0 1 9 i n i d a p a t
menghantarkan negara Indonesia
menuju negara yang kondusif serta
dapat memberikan kesejahteraan pada
rakyatanya. Amin.
Pasangan Calon diusulkan
oleh Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik
Peserta Pemilu yang memenuhi
persyaratan perolehan kursi
paling sedikit
20% (dua puluh persen)
dari jumlah kursi DPR
atau memperoleh
25% (dua puluh lima persen)
dari suara sah secara
nasional pada
Pemilu anggota DPR
sebelumnya
“
”
memiliki dukungan kuat dari partai
politik agar tercipta stabilitas politik
serta efektifitas penyelenggaran
pemerintahan.
Dukungan kuat dari rakyat melalui
pemilihan serta dukungan kuat dari
partai politik atau gabungan partai
politik hanya dapat ditempuh dengan
memberikan sistem ambang batas
presiden (presidential threshold).
Disamping itu menurut mahkamah
syarat ambang batas juga akan dapat
menyederhakan partai politik secara
perlahan tanpa paksaan konstitusi dan
dapat membangun sistem koalisi partai
yang permanen. Dengan demikian
perjalanan pemerintahan akan lebih
stabil dan ciri-ciri sistem pemerintahan
presidensial dapat diperkuat.(Putusan
MK Nomor 5/PUU-XV/2017).
PENUTUP
Pemilihan umum tahun 2019 telah
bekerja dengan baik tidak hanya dalam
hal menentukan keterpilihan anggota
DPR,DPD, DPRD dan Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden tetapi juga
dalam hal untuk menyempurnakan
sistem ketatanegaraan. Keterpilihan
pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf
Amin melalui hasil rekapitulasi suara di
KPU RI j ika t idak dianul i r o leh
pengadilan,telah mewujudkan desain
sistem pemilu yang menguatkan sistem
presidensial karena antara keterpilihan
presiden dan keterpilihan koalisi
diparlemen sama-sama memiliki
perolehan dukukangan suara yang
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 40
Let'sKnowHer
PROVINSI JAWA TIMUR
“Kedepankan Integritas, Jaga Independensi,Maka Kita Akan Bisa Bekerja
Secara Profesional”
1. Guru (1999-2002)
2. Kepala Madrasah (2002-2009)
3. Anggota KPU Kab. Mojokerto Divisi Teknis Penyelenggaraan (2009-2014)
4. Anggota KPU Kab. Mojokerto Divisi Perencanaan dan Data (2014-2018)
5. Anggota bawaslu Kordiv. PHL kab. Mojokerjo (2018 -2023)Motto
Hidup harus bermanfaat bagi orang lain
Nama
Panggilan
Tgl Lahir
Alamat
Pendidikan : S2 IAIN Sunan Ampel
Surabaya
Jabatan
Hobby : traveling
Karier :
: AFIDATUSHOLIKHA
: AfidahTempat
: Mojokerto, 2 Desember
1977: Ds. Kunjorowesi RT. 2
RW. 1 Ngoro, Mojokerto
: Koordiv PHL Bawaslu
Kab. Mojokerto
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 42
SRIKANDI MAJAPAHITTIGA PERIODE MENGAWAL DEMOKRASI MOJOKERTO
Let'sKnowHer
Kalimat itu meluncur secara tegas
dari mulut Afidah ketika ditanya kiat
sukses menjadi Penyelenggara Pemilu.
Perempuan dengan bintang Sagitarius
ini rupanya sudah malang melintang di
dunia penyelenggaraan Pemilu. Dirinya
menjelaskan sejak tahun 2009 telah
i k u t m e n g a w a l D e m o k r a s i d i
Kabupaten Mojokerto , sebagai
anggota KPU Kabupaten Mojokerto 2
periode. Tidak salah bila keberadaan
penyelenggaraan pemilu mulai dari
regulasi dan penyikapan terhadap
masalah yang timbul dari kepemiluan
begitu lihai diselesaikan oleh gadis
desa Kunjorowesi kecamatan Ngoro
Mojokerto ini.
Meskipun masa kerjanya di KPU
kab. Mojokerto belum usai dirinya pada
Agustus 2018 masuk terpilih menjadi
a n g g o t a B a w a s l u k a b u p a t e n
Mojokerto, periode 2018 – 2023.
Dengan latar belakang pendidikan
yang tidak ada korelasi secara langsung
dengan pengetahuan tentang ke-
Pemilu-an, Anak pertama dari 5
b e r s a u d a r a i n i m e n g a k u i a d a
tantangan tersendiri. Aktifis Fatayat
dan PMII tersebut merupakan alumnus
Pascasarjana IAIN Sunan Ampel
Surabaya, jurusan Pendidikan Agama
Islam. “Justru saya merasa tertantang
untuk terus belajar, lagipula itu
merupakan pengetahuan teknis yang
bisa didapat di lapangan melalui
pengalaman, jadi tidak ada masalah”,
tutur Afidah.
Selama menjadi anggota KPU,
beberapa tahapan penting sudah
pernah ditangani oleh Afidah, mulai
dari Proses Pemutakhiran Pemilih,
hingga proses Pemungutan dan
Penghitungan Suara. Kini dia dipercaya
o leh teman- temannya sebaga i
Koordinator Divis i Pengawasan,
Hubungan Masyarakat dan Hubungan
Antar Lembaga. “Pengetahun dan
pengalaman teknis di KPU, sangat
membantu saya dalam melakukan
pengawasan secara maksimal saat saya
menjadi anggota Bawaslu Kabupaten
Mojokerto”, jelas Afidah.
Dalam setiap tahapan pemilu
dipastikan ada titik-titik rawan yang
h a r u s d i w a s p a d a i , d i s i t u l a h
membutuhkan fokus pengawasan yang
lebih. Afidah mencontohkan dalam
tahapan pemutakhiran pemilih, masih
ditemukannya data ganda, pemilih
dengan data yang kurang benar.
S e m e n t a r a p a d a t a h a p a n
P e n g h i t u n g a n S u a r a , m a s i h
ditemukannya kesalahan dalam
penulisan berita acara dan hasil
penghitungan suara yang tertuang
d a l a m F o r m C 1 . B e l a j a r d a r i
pengalaman sebagai penyelenggara
teknis, Afidah kemudian membuat
identifikasi titik rawan dan pola
pengawasan serta penyelesaiannya.
S a a t d i s i n g g u n g t e n t a n g
ungkapannya terkait kiat sukses
menjadi Penyelenggara Pemilu, Afidah
tidak menampik bahwa seringkali
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 43
semua pihak terkait, mulai dari jajaran
pemerintahan, aparat keamanan,
tokoh-tokoh masyarakat untuk
menciptakan situasi politik yang
kondusif. Antisipasi permasalahan
me la lu i po l a pencegahan dan
pengawasan yang maksimal. Itu
sebabnya, hari ini Afidah menikmati
salah satu perannya sebagai Kordiv PHL
(Pengawasan dan Hubungan Antar
Lembaga ) d i j a j a ran Bawas lu
kabupaten Mojokerto. “Menjadi
Penyelenggara Pemilu itu keren, yang
penting profesinal ya”, tutur Afidah
diselingi tawa ringan menutup proses
wawancara dengannya.
mendapat pressure dari pihak-pihak
t e r t e n t u u n t u k d i a k o m o d i r
kepentingannya, padahal jelas-jelas
menabrak regulasi. “Sudah banyak
pengalaman itu, yang ini minta begini,
yang itu minta begitu”, kata Afidah
s e m b a r i t e r s e n y u m . D i a
mencontohkan, saat verifikasi Parpol
calon Peserta Pemilu, beberapa pihak
berusaha me loby untuk min ta
kelonggaran atas administrasi yang
masih kurang. Upaya Intervensi dari
p i h a k - p i h a k t e r t e n t u s a a t
Penye lenggara akan membuat
keputusan-keputusan strategis, dan
sebagainya. Itu sebabnya, menurut
Afidah menjaga independensi sangat
p e n t i n g . B e k e r j a d e n g a n
mengedepankan integritas, akan
membuat penyelenggara pemilu bisa
bekerja secara nyaman dan profesional.
Sekali terikat transaksi politik dengan
pihak-pihak tertentu, khususnya
Peserta Pemilu, profesionalitas akan
tercederai.
Perempuan berjilbab, yang masih
s i n g l e i n i j u g a m e n c e r i t a k a n
kese ruannya da l am mengawa l
pemilihan kepala daerah di Kabupaten
Mojokerto. Pada 2010 Pi lkada
Mojokerto sempat diwarnai kerusuhan
pembakaran gedung dan kendaraan
Dinas di kantor DPRD setempat, akibat
tidak lolosnya salah satu bakal calon
b u p a t i K a b u p a t e n M o j o k e r t o .
Pengalaman tersebut mengajarkan
pentingnya berkomunikasi dengan
“
”
Pengetahun dan pengalaman
teknis di KPU,
sangat membantu saya
dalam melakukan
pengawasan secara
maksimal saat saya
menjadi anggota
Bawaslu Kabupaten Mojokerto
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 44
SISI
LAIN
PROVINSI JAWA TIMUR
SisiLain
Kisah Para Pahlawan DemokrasiJawa Timur
Di Balik suksesnya Pemilu pada 17 April 2019 lalu terdapat kisahtentang para pahlawan demokrasi di Jawa Timur. Ada yanggugur di medan tugas, ada pula yang karena lelah berujung
pada musibah. Dari pagi hingga pagi tak berhenti demi demokrasi.Untuk mereka yang gugur dan kecelakaan, Bawaslu Jatim
memberikan perhatian khusus. Ingin tahu lebih jelas kisahnya? Berikut liputannya.
Pengawas Pemilu
bekerja sebelum hari H.
Persiapan pengawasan
d i l a k u k a n d e n g a n
seksama. Perjuangan
untuk keadilan pemilu
adalah bagian dari
narasi besar untuk
menatap masa depan
Indonesia. Tidak boleh
a d a k e c u r a n g a n
maupun pelanggaran.
Pengawas pemilu
t idak hanya cukup
t e r i a k u n t u k
memberikan jiwa raga
untuk NKRI, Pengawas
Pemilu jauh melampuai
itu semua. Karena di
Jawa Timur, terdapat
pengawas pemilu yang
telah bekerja dengan
segenap jiwa raganya
untuk Indonesia.
Pengawas Pemilu pada
s a a t Pe m u n g u t a n
Suara di Jawa Timur
sedikitnya sekitar
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 46
130.010 orang. Bekerja siang malam
memang tidak sebanding dengan
bayaran. Namun demi pemilu yang
demokratis, mereka ikhlaskan jiwa
raganya.
Sembilan Orang Gugur di Medan
Tugas
Ada lah Nga l im , Panwascam
Ngraho, Kabupaten Bojonegoro yang
mengalami kecelakaan dan meninggal
dunia. Ngalim gugur saat menjalankan
tugasnya sebagai panwascam Ngraho,
Bojonegoro. Ia meninggal pada tanggal
15 April 2019 saat sedang terlibat dalam
Patroli Pengawasan Anti Politik Uang
dan terlibat dalam menerbitkan APK.
Tim Patroli Pengawasan Anti Politik
Uang dari Bawaslu Jawa Timur baru saja
bergeser dari Kabupaten Bojonegoro
manakala tersiar kabar pahlawan
demokrasi dari Bojonegoro harus gugur
dalam medan tugas karena kecelakaan.
Faktor kelelahan karena tiap hari dan
malam bekerja untuk mengawal
demokrasi menjadi salah satu sebab
dari kecelakaan yang berujung pada
gugurnya Ngalim, Panwascam Ngraho,
Kabupaten Bojonegoro.
Selain Ngalim terdapat juga Khabib
Sholeh . Pani t ia Pengawas Desa
Gempolan, Kec. Gurah Kab. Kediri.
“Kakak saya mengalami kecelakaan
sewaktu pener t iban ba leho yg
melanggar. Kakak dalam perjalanan
bertabrakan dengan sepeda motor."
Ujar Solihin Sholeh, adik dari Khabib
Sholeh dengan wajah sedih.
Selain dua orang tersebut, juga
terdapat Saiful, salah satu PTPS di Desa
Kambingan, Kac. Pagu, Kab. Kediri.
Robin Syahid Abdillah, PTPS di Desa
Pangkatrejo, Lamongan. Nurwahyudi, S.
Pd. Panit ia Pengawas Desa Dal i
Wangun, Kec Sugio Kab Lamongan. Gus
Ali Khomaidi, Panitia Pengawas Desa
Bayemtanan, Kec. Kartoharjo, Magetan.
Agus Susanto, Kepala Sekretariat
Panwascam P laosan . Sony Dwi
Sujatmiko, Panwas Kelurahan Bago, Kec.
Tulungagung, Kab Tulungagung.
Suryanto, Panwaslu Kelurahan Sawahan
Surabaya.
Terlalu Lelah yang Berujung Musibah
K i sah karena ke le lahan dan
berujung kecelakaan tersebar di
beberapa kabupaten/kota se Jawa
Timur. Mulai dari tingkat Pengawas TPS
hingga Panwascam. Rahmat Hidayat
dari PTPS 05 Kecamatan Menganti,
K a b u p a t e n G r e s i k m e n g a l a m i
kecelakaan dalam mengawal pemilu.
Di Kabupaten Pacitan, Tumirin dari
PTPS 10 dari Desa Bandar, Kecamatan
Bandar juga mengalami kecelakaan
se r ius saa t men ja lankan tugas
pengawasan. Di Kecamatan Pasean
Kabupaten Pamekasan juga terdapat
anggota Panwascam yang mengalami
kecelakaan.
Ajeng dar i Staff Panwascam
Mojoroto, Kediri juga mengalami
kecelakaan saat bertugas. Di tambah
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 47
dengan Iwan Santoso dari PTPS 20 Desa
Tempursari Lumajang yang juga
mengalami kecelakaan. Di Trenggalek,
Mamik Susanti dari PTPS 04 Desa
Petung, Kec. Dongko Kab. Trenggalek
t e r j a t u h d a r i k e n d a r a a n s a a t
menjalankan tugas karena medan
pegunungan sulit dijangkau. Kini yang
bersangkutan rawat jalan. Abdul Malik
Sulaiman, PTPS 1 desa Kamal Kuning
Krejengaan juga mengalami kecelakaan
dengan mobil cary, mujur orangnya
s e l a m a t w a l a u k e n d a r a a n n y a
mengalami rusak berat.
Selain kecelekaan di jalan, terdapat
beberapa pengawas pemilu yang
mengalami musibah lain karena terlalu
kelelahan. Anggota Panwascam Batu,
Abdul Rokhim, penyakit jantungnya
kambuh saat penghitungan suara pada
kamis 18 April 2019 hingga dilarikan ke
RS Etty.
Moh. Ru'i Arifin, Panwascam
Robatal Kab. Sampang di rawat di
rumah sakit mulai Jumat, 19 April
karena kelelahan. Kasuli, Pengawas
D e s a d a r i S u m b e r e j o Pa i t o n ,
Probolinggo mengalami kelelahan
hingga opname di Rumah Sakit.
Ditambah dengan Pengawas Desa
Triwungan, atas nama Kamal yang
terlalu kelelahan hingga di rawat jalan di
rumah sakit. Fadli dari Panwascam
Semampir Surabaya dirawat di RS. Al
Irsyad karena kelelahan.
Terdapat juga Pengawas Pemilu
yang kambuh karena penyakit dan
mengalami pendarahan karena hamil.
Sadewo, Ketua Panwaslu Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun penyakit
jantungnya kambuh dan mengalami
rawat inap di RSUD Sogaten kota
Madiun sejak tgl 12 april 2019 hingga
saat ini.
Yang menyedihkan adalah nasib
Ena Ayunin Nadhiro Pengawas TPS 21
Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan
Gunung Anyar , Su rabaya yang
mengalami pendarahan akibat hamil.
Hingga kini masih dirawat di Royal
Medika, Surabaya.
Pengawas Pemilu yang Dianiya
Selain karena faktor kelelahan,
tantangan pengawas pemilu juga
berupa kekerasan fisik. Ketua dan
Anggota Panwascam Waru Pamekasan,
mengalami kekerasan fisik dari oknum
caleg di Pamekasan. Hal ini berawal dari
penurunan APK di Kecamatan Waru
Kabupaten Pemekasan. Oknum Caleg
yang tidak terima APK nya diturunkan
melakukan kekerasan mulai dari verbal
hingga pada kekerasan fisik.
Tentu saja penganiayaan dari
oknum Caleg kepada Panwascam Waru
menjadi suatu tanda bahwa kerja
demokrasi menghadapi tantangan
yang serius. Di samping kerja siang hari
dan malam juga dibayangi oleh
kekerasan dan penganiayaan oleh
oknum tertentu.
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 48
Berikan Santunan
Suasana haru tampak terasa
kentara dalam pemberian santunan
terhadap Para Pahlawan Demokrasi
yang gugur dalam medan tugas.
Mereka yang pergi tak akan kembali.
Bagi keluarganya, mereka menyisakan
kenangan yang akan sulit dilupakan.
Bawaslu Jatim sendiri adalah keluarga
besar dari ribuan pengawas pemilu dari
PTPS hingga ke jajaran komisioner Bawaslu Jatim.
Bawas lu J a t im m ember i kan
santunan masing-masing keluarga
korban 36.000.000 rupiah. Santunan di
berikan langsung oleh Pimpinan
Bawaslu Jatim di hotel Aria, Selasa, 8
Mei 2019 di hotel Aria. Ketua Bawaslu
Jatim sendiri menyampaikan duka yang
mendalam terhadap para pahlawan
d e m o k r a s i y a n g g u g u r . " K a m i
menyampaikan terima kasih atas
dedikasi dan perjuangannya dalam
mengawasi pemilu. "Paparnya dengan
rasa haru yang dalam.
Selepas dari pemberian santunan,
beberapa keluarga masih merasakan
haru yang mendalam. Ahmad Rifaie (16)
tak mampu berkata lebih selain ucapan
terima kasih atas Santunan Bawaslu
Jatim. Wajahnya masih menyisakan
duka mendalam atas meninggalnya
ayahnya dalam mengawal pemilu.
"Bapak meninggal karena kecelakaan
saat mengawal kotak suara di TPS."
Ungkapnya.
Ahmad Rifaie (16) adalah putra dari
Ngal im. Anggota Panwaslu dari
Kecamatan Ngraho, Kab. Bojonegoro. Ia
bercerita bahwa ayahanya mengalami
kecelakaan saat bertugas mengawal
kotak suara. "Terima kasih bawaslu
Jatim." Gurat sedih dan haru bercampur
jadi satu.
Nyawa memang tidak bisa ditukar
dengan rupiah. Namun Santunan dari
Bawaslu Jatim terhadap petugas pemilu
di Jawa Timur yang gugur adalah
pertanda suatu kepedul ian dan
tanggung jawab. Mereka yang gugur
bukan hanya sebagai pekerja, tetapi
sebagai keluarga.
Bawaslu Jatim memberikansantunan masing-masing
keluarga korban 36.000.000 rupiah.Santunan di berikan langsung
oleh Pimpinan Bawaslu Jatim di hotel Aria,Selasa, 8 Mei 2019 di hotel Aria
“
”
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 49
SisiLain
YUSUF & MADONCERITA DUA PENCURI
KOTAK SUARA
Pengadilan Negeri Sampang memutuskanYusuf dan Madon secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana pemilu “Bersama-sama dengan sengaja
menggagalkan pemungutan suara”
Kabupaten Sampang,
kalau kita masukkan
d a e r a h i n i d a l a m
semesta perbincangan
p o l i t i k p e m i l i h a n ,
ingatan orang akan
meruap pada ontran-
ontran Pilkada 2018.
Senin , 9 Ju l i 2018 ,
ribuan massa menyerbu
kantor Panwaslu dan
KPU Sampang yang
menyebabkan kantor
pengawas pemilu itu
babak bundas tanpa
rupa. Mereka menolak
hasil Pilkada 27 Juni dan
menuntut pelaksanaan
Pemungutan Suara
U l a n g ( P S U ) .
Mahkamah Konstitusi
( M K ) m e m u t u s
pelaksanaan PSU di
Sampang empat bulan
kemudian persis pada
tanggal yang sama.
Perhelatan pemilu
2019 di Sampang juga
menyisakan pusparagam
c e r i t a . M u l a i d a r i
penghitungan ulang di
beberapa TPS, protes
saksi peserta pemilu,
insiden baku tembak di
B a n y u a t e s k a r e n a
rebutan mandat saksi,
h i n g g a i n s i d e n
pencurian kotak suara di
TPS.
Adalah Yusuf dan
M a d o n , d u a o r a n g
pemuda tanggung yang
masih bertalian darah
p a d a p e l a k s a n a a n
pencoblosan nekad
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 50
melakukan sesuatu di luar perkiraan
banyak orang. Dua orang pemuda ini
membawa lari kotak suara DPRD
Kabupaten/Kota TPS 13 Desa Bapelle,
Kecamatan Robatal, Sampang. Mereka
berdua yang sudah menahbiskan diri
mendukung salah satu calon anggota
legislatif Kabupaten Sampang untuk
Daerah Pemilihan 3, nekad melakukan
tindakan itu setelah tahu perolehan
suara calon yang mereka dukung
angslup.
Siang itu, sekira jam 11 lewat, hujan
mengguyur Dusun Mlekok, Desa
Bapelle, tempat TPS 13 berada. Aktivitas
mencoblos mulai berkurang. TPS
tersebut t idak dilengkapi terop.
Beberapa petugas KPPS dan Pengawas
TPS sibuk memindah berkas dan kotak
suara ke musholla dekat TPS.
Berdasar kesaksian Kosim, Anggota
KPPS 13, waktu itu Yusuf dan Madon
ikut membantu memindah kotak suara
ke musholla. Pelayanan mencoblos juga
berlangsung di Musholla. Selang 30
menit setelahnya, Kosim melihat Yusuf
mengeluarkan mobil dari rumah orang
tuanya yang satu lokasi dengan TPS 13.
Tiba-tiba Madon menuju musholla,
membawa kabur dua kotak suara dan
langsung dimasukkan ke dalam mobil
yang dibawa Yusuf. Entah mengapa
Madon kemudian mengembalikan satu
kotak suara ke musholla yang tak lain
adalah kotak suara untuk pemilihan
presiden & wakil presiden. Madon
kembali ke mobil dan langsung melaju
ke jalan raya. Terjadilah drama kejar-
kejaran dengan petugas KPPS dibantu
beberapa warga yang ada di lokasi.
Polisi yang mengetahui kejadian
tersebut, ikut melakukan pengejaran
dengan dibantu anggota TNI setempat.
Pelaku terpaksa menghentikan laju
mobilnya setelah polisi menghadang
mereka dengan mobil patroli. Dua
pelaku diamankan ke Polres Sampang
untuk dimintai keterangan. Polisi juga
menyita senjata tajam dari mereka.
Bawaslu Kabupaten Sampang
langsung melakukan klarifikasi kepada
kedua pelaku di Polres Sampang.
Mereka meminta keterangan dan saat
itu juga berkoordinasi dengan Bawaslu
Jawa Timur, Kapolres Sampang, serta
K P U S a m p a n g . K o t a k s u a r a
dikembalikan ke TPS 13, karena proses
penghitungan masih berlangsung.
Bawaslu juga menjadikan kasus ini
sebagai temuan dan segera setelah itu
m e l a k u k a n p e m a n g g i l a n d a n
permintaan keterangan kepada pelaku
dan saksi-saksi diantaranya adalah
petugas KPPS dan Pengawas TPS.
Perkara pencurian kotak suara itu
berlanjut ke meja hakim. Pada hari
Selasa, tanggal 28 Mei 2019, Pengadilan
Negeri Sampang memutuskan Yusuf
dan Madon secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana
pemilu: “Bersama-sama dengan sengaja
menggagalkan pemungutan suara”.
Yusuf diganjar dengan pidana penjara
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 51
selama 8 bulan, sementara Madon 6
bulan penjara dengan denda masing-
masing lima puluh juta rupiah”.
Perhelatan politik di Sampang selalu
melahirkan cerita. Fragmen Yusuf dan
Madon barangkali menjadi penanda
tentang apa yang jauh-jauh hari
diingatkan oleh Ahmad Tohari dalam
Ronggeng Dukuh Paruk: “Kekalahan di
bidang politik adalah kesalahan hidup
secara habis-habisan dan akibatnya
bahkan tertanggung juga oleh sanak-
famili”. Barangkali itu yang mereka
rasakan.
Bersama-sama dengan
sengaja menggagalkan
pemungutan suara.
Yusuf diganjar dengan
pidana penjara selama 8 bulan,
sementara Madon 6 bulan penjara
dengan denda masing-masing
lima puluh juta rupiah
“
”
Buletin Edisi 3 | April - Juni 2019 Hal : 52
top related