satuan geologi lingkungan.doc
Post on 14-Aug-2015
57 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
BAB IV
SATUAN GEOLOGI LINGKUNGAN DAN REKOMENDASI
Geologi lingkungan merupakan gambaran kondisi suatu daerah yang
didalamnya memuat informasi sumberdaya geologi (sumberdaya air
dan bahan galian), bahaya lingkungan beraspek geologi (gerakan
tanah, erosi, sedimentasi, bahaya gunungapi dan kegempaan).
Keadaan geologi lingkungan memiliki hubungan erat dengan kondisi
dan karakteristik lahan dan sangat penting sebagai pertimbangan
dalam pembangunan dan pengembangan wilayah.
Pembangunan suatu wilayah tentunya harus disesuaikan dengan
daya dukung atau kemampuan serta keterbatasan lahan yang
dimilikinya. Dan daya dukung lahan yang dimiliki umumnya cukup
beragam serta mempunyai fungsi penggunaan yang berbeda-beda.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan analisis
terhadap kondisi geologi lingkungan wilayah agar alokasi
pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal sesuai dengan
kemampuannya.
4.1. Analisis Geologi Lingkungan Regional.
Geologi lingkungan regional adalah geologi lingkungan antara
perkotaan (intra urban), meliputi wilayah pedesaan dan daerah
buritannya.
Analisis geologi lingkungan regional berarti analisis geologi
lingkungan untuk pengembangan wilayah “intra urban” ditunjuk
pada wilayah yang mempunyai kegiatan utamanya sebagai kawasan
yang bercirikan pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan
ekonomi dan kawasan lindung.
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 1
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
Analisis geologi lingkungan regional untuk mengembangkan wilayah
pedesaan dilakukan melalui tahapan berikut :
a. Menentukan komponen geologi lingkungan yang akan
mempengaruhi tingkat keleluasaan pengembangan wilayah.
Komponen tersebut terdapat pada peta tematik, yaitu kemiringan
lereng, sumberdaya air (produktivitas akuifer), daya dukung
tanah/batuan, kesuburan tanah, potensi bahan galian golongan C.
kerentanan terhadap gerakan tanah, kegempaan (intensitas
gempa) dan potensi bahaya gunungapi, dan kemiringan lereng.
b. Mengklasifikasikan komponen geologi lingkungan menjadi sub
komponen geologi lingkungan, yaitu :
Geomorfologi
Morfologi/Topografi
Pedataran
Perbukitan bergelombang
Perbukitan bergelombang – bergunung
Pegunungan
Sudut kemiringan lereng
< 8 %
8 – 30 %
30 – 40 %
> 40 %
Geologi
Litologi/ Batuan Induk Kesuburan Tanah
Volkanik muda Tinggi
Aluvial, Gambut, Volkanik Tua Sedang
Bt. Lempung, Napal, Serpih, Bt. Beku Rendah
Bt.Gamping, Metamorf, Bt. Pasir kwarsa Sangat rendah
Gambut (>2m)
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 2
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
Daya Dukung Fondasi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Sumber Daya Air / Hidrogeologi (Produktifitas Akuifer)
Produktivitas tinggi
Produktivitas sedang
Produktivitas kecil
Tidak produktif/langka air.
Bahan Galian Golongan C
Melimpah
Sedang / cukup
Sedikit
Tidak ada
Gerakan Tanah (Kerentanan terhadap gerakan tanah)
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Kegempaan
Intensitas gempa Skala MMI & Richter
Zona I (> 0,30 g ) IX - XII MMI (> 6,5
Richter)
Zona II (0,15 – 0.30 g) VIII MMI (6 – 6,5
Richter)
Zona III (0,05 – 0,15g) VI - VII MMI (5 – 6
Richter)
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 3
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
Zona IV ( < 0,05g ) I – V MMI (< 5 Richter)
Landaan tsunami (Ketinggian)
0 – 2 m
2 – 5 m
5 – 15 m
c. Komponen geologi lingkungan diberi intensitas yang besarnya
dari 1 hingga 4, sedangkan sub komponennya diberi bobot
dengan rentang nilai antara 1 hingga 8. Perkalian intensitas dan
bobot disebut nilai atau skor. Intensitas setiap komponen, bobot
setiap sub komponen dan nilai atau skor setiap komponen
dan sub komponen dapat dilihat pada tabel 4.1.
d. Menentukan faktor penyisih yang mempengaruhi pengembangan
kawasan, antara lain, kawasan lindung daerah banjir periode
ulang 5 th dan daerah bahaya letusan gunungapi, seperti yang
terdapat pada peta tematik.
e. Dari tabel 4.1. dengan metoda tumpang susun dapat diketahui
bawa nilai atau skor maksimum adalah apabila lahan mempunyai
produktivitas akuifer tinggi, daya dukung tanah/batuan tinggi,
kesuburan tanah tinggi, bahan galian gol C melimpah kerentanan
terhadap gerakan tanah sangat rendah, intensitas gempa lebih
kecil dari 0,15g (zona V), dan lereng datar
=4(8)+4(7)+4(6)+4(5)+4(4)+4(4)+4(3)+4(3)+4(2)=168 dan
skor minimum adalah apabila lahan mempunyai akuifer tidak
produktif, daya dukung sangat rendah kesuburan tanah sangat
rendah, bahan galian tidak ada, intensitas gempa < 0,15 g,
kerentanan tanah terhadap gerakan tanah sangat tinggi dan
lereng lebih besar dari 40% =
2(8)+1(7)+1(6)+1(5)+1(4)+1(3)+1(3)+1(2) = 42.
Rentang nilai yang mungkin diperoleh adalah mulai 42 sampai 168,
apabila sekor tersebut dijadikan 5 (lima) kelompok dan diberi
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 4
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
penilaian kualitatif maka akan diperoleh kelompok sebagai berikut :
Skor 42 - 58 tidak leluasa untuk dikembangkan, 59 – 83 kurang
leluasa untuk dikembangkan, 84 - 108 agak leluasa untuk
dikembangkan, 109 – 133 cukup leluasa untuk dikembangkan, dan
134 – 168 leluasa untuk dikembangkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa daerah Kabupaten Belitung
tidak memiliki potensi bahaya gunungapi sehingga faktor ini tidak
termasuk penilaian.
Hasil analisis di gambarkan pada peta Geologi Lingkungan termasuk
didalamnya variasi factor topografi, litologi,hidrogeologi, bahaya
geologi, tata guna lahan dan factor terkait lainya.
Tabel 4.1.
Intensitas, bobot dan skor setiap komponen geologi lingkungan regional
No.
Kompone G.L. Kriteria Nilai Harkat
Skor
1. Geomorfologi
Pedataran Perb. Bergelombang Pegunungan
< 8 % 48
328 – 30 % 3 2430 – 40 % 2 16
2. Geologi(Kesub. tanah – bat. induk) Volkanik muda Aluvial, gambut, volk. tua Bt.lempung, napal, Bt.beku Metamorf, bt.pasir kws,
bt. gamping, gambut
tinggi 47
28sedang 3 21rendah 2 14
Sangat rendah 1 7
3. Hidrogeologi Produktif akuifer tinggi 46
24Produktif akuifer
sedang3 18
Produktif akuifer rendah
2 12
Prod. Akuif. sangat rendah
1 6
3. Sifat fisik & Keteknikan Andesit, granit, diorit, metamorf, bx. Volk, aglomrt. Bt.ps, tufa, lanau, arkose grewak, bt. gamping
5tinggi 4 20
sedang 3 15
rendah 2 10
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 5
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
Pasir, lanau, bt.lumpur, npl tuf hls, serpih Lp., lumpur, lp.org, gambut
Sangat rendah 1 5
4. Bahan galian: melimpah 4
5
20Sedang 3 15Sedikit 2 10
Tidak ada 1 55. Potensi bahaya gempa Skala
Richter I - V MMI VI - VII MMI VIII MMI IX – XII MMI
< 0,05 g < 5
4
4
16
0,05 – 0,15 g 5 – 6
3 12
0,15 – 0,30 g 6 – 6,5
2 8
> 0,30 g > 6,5
1 4
6. Tsunami Ket. Tempat Ket. LandaanTdk potensia Tdk potensial 5 - 5 m 0 – 2 m 2 – 5 m 2 – 5 m 0 – 2 m 5 – 15 m
Baik 4
4
16Sedang 3 12Buruk 2 8
Sangat buruk 1 4
7. Bahaya Gunungapi Tidak ada bahaya 43
8Bahaya III 3 6Bahaya II 2 4
8. Potensi bahaya gerakan tanah
Sangat rendah 4
2
8Rendah 3 6Sedang 2 4Tinggi 1 2
4.2. Satuan geologi lingkungan
Berdasarkan atas uraian tersebut di atas, daerah penyelidikan dapat
dibagi atas 6 (enam) satuan geologi lingkungan (Peta lampiran 1
dalam kantong) dengan masing-masing sekor seperti berikut di
bawah :
4.2.1. Satuan geologi lingkungan pedataran aluvium
Satuan ini merupakan pedataran aluvium, mempunyai sudut
kemiringan lereng 0 – 8 %. Daerah yang ditempati pedataran ini
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 6
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
hampir meliputi sekitar Padalarang dan Cililin. Litologi penyusun
terdiri dari pasir, lanau, lempung, lempung tufaan, pasir tufaan,
kerikil dan konglomerat, setempat aluvial sungai. Ketebalan endapan
ini berkisar 1 – 3 m dan di bagian paling tebal mencapai > 12 m.
Sifat fisik litologi yang dimiliki lunak, bersifat lepas, daya dukung
terhadap fondasi umumnya rendah. Keterkaitan dengan
kesuburannya, jenis yang umumnya tersusun material volkanik
dapat ditafsirkan memiliki kesuburan baik. Kondisi keairan terutama
air tanah dangkal berupa akuifer tak tertekan, konduktivitas sedang
– tinggi, debit sumur mencapai 5 lt/detik, kedalaman muka air tanah
< 7 m. Masalah lingkungan adalah bakat banjir cileuncang. Aspek
kegempaan termasuk pada zona rendah dan memiliki intensitas
percepatan 0,05 g dan pada skala MMI < IV.
Penggunaan lahan terdiri dari permukiman, industri, kebun
campuran. Berdasarkan hasil analisis komponen geologi lingkungan
di atas dan nilai pembobotannya, lahan yang menyusun satuan
geologi lingkungan pedataran aluvium nilainya adalah 92, atau
berada pada rentang 92 - 112 yang berarti leluasa untuk
pengembangan budi daya.
4.2.2. Satuan geologi lingkungan pedataran landai -
bergelombang
volkanik.
Satuan geologi lingkungan pedataran landai – bergelombang
volkanik terdapat secara setempat-setempat di Sindangkerta,
Bojong, Citatah, Cipeundeuy dan Lembang. Daerah tersebut memiliki
sudut kemiringan lereng 8 – 15 % secara setempat mencapai 30 %,
tersusun tuf pasir, breksi lava, endapan volkanik tua. Hasil
pelapukan membentuk tanah bertekstur lanau lempungan – lanau
pasiran mengandung komponen kerikil dan bongkah, berwarna
coklat muda sampai kekuningan, tebal bagian lapuk berkisar antara
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 7
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
0,80 - > 3 m, daya dukung sedang, tingkat kesuburan rendah
sampai sedang.
Sumber daya air permukaan berupa air sungai dan air sungai dan
situ beberapa tempat memiliki ketersediaan cukup melimpah dan
dapat diandalkan sebagai salah satu sumber air baku. Kondisi air
tanah (terutama air tanah dangkal) termasuk sebagai akuifer
produktif kecil dan setempat sedang. Sumber daya bahan galian
berupa secara setempat tanah urug dan pasir. Bahaya lingkungan
beraspek geologi berupa erosi pada tingkat sedang, dan gerakan
tanah umumnya rendah, kegempaan termasuk rendah dan memiliki
intensitas percepatan 0,05 g dan pada skala MMI < IV.
Penggunaan lahan dalam satuan ini terdiri atas kebun campuran,
perkebunan, belukar, permukiman, pekarangan. Hasil penilaian
bobot dari komponen tersebut daerah ini mempunyai nilai skor 72
atau terdapat pada rentang nilai 72 – 92, yang berarti daerah ini
termasuk cukup leluasa untuk pengembangan kawasan budi daya.
4.2.3. Satuan geologi lingkungan perbukitan bergelombang
volkanik
Satuan ini menempati daerah cukup luas meliputi perbukitan
Cikalong Wetan, seputar Saguling, arah barat Gunung Halu, dan kaki
perbukitan G. Burangrang – G. Tangkuban Parahu yang merupakan
kawasan perbukitan Bandung Utara. Sudut kemiringan yang dimiliki
berkisar antara 8 – 30 %, tersusun oleh tuf pasir dan tuf
berbatuapung; Breksi, lahar, lava; Setempat lempung tufaan,
batupasir tufaan, dan kerikil tufaan; Batuan beku andesit, dasit. Sifat
fisik tuf pasir, tuf berbatuapung, lapili dan lahar, porositas sedang –
tinggi, agak padat, pegas dan keras, di bagian lapuk lunak – agak
padat; Lapili, breksi lahan padat – agak keras, dan sangat keras –
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 8
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
pejal pada lava, andesit dan dasit; Lempung tufaan lunak - teguh,
batupasir, kerikil dan konglomerat, porositas rendah – tinggi, teguh –
cukup keras. dengan tanah lapuk an berupa pasir lanauan, padat
sampai mudah lepas, daya dukung pondasi sedang - tinggi,
kesuburan tanahnya sedang – tinggi. Sumber daya air permukaan
berupa sungai dan waduk, air tanah termasuk zona akuifer setempat
produktif, akuifer produktif sedang, dan akuifer produktif kecil –
rendah, setempat langka. Bahan galian pasir, tanah urug, batu
belah/batu gunung. Bahaya lingkungan berspek geologi berupa
erosi, di beberapa tempat dengan kerentanan gerakan tanah
menengah, aliran lahar. Potensi kegempaan rendah nilai < 0,05 g
dan < IV MMI. Pengunaan lahan berupa permukiman/perdesaan,
sawah tadah hujan, kebun campuran, pertanian holtikultura,
perkebunan, tegalan, semak belukar.
Berdasarkan penilaian beberapa komponen tersebut, satuan geologi
lingkungan ini memiliki skor 52 atau berada pada rentang nilai kelas
52 – 72 yang berarti agak leluasa untuk dikembangkan sebagai
kawasan budi daya.
Khusus dalam pemanfaatan ruang lahan untuk Kawasan Bandung
Utara memerlukan persyaratan teknis terkait sebagai daerah
imbuhan (recharge area) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
4.2.4. Satuan geologi lingkungan perbukitan sediment
terlipat dan
volkanik
Satuan geologi lingkungan ini menempati bagian tengah dan
baratdaya merupakan kawasan perbukitan sedimen tersebar di
Citatah – Rajamandala, sedangkan di selatan merupakan komplek
Pegunungan G.Malang-Masigit. Kemiringan lereng yang dimiliki
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 9
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
umumnya 30 – 40 %, tersusun oleh perselingan batupasir,
batulanau, batulempung, breksi, batugamping, batuan beku andesit;
Breksi gunungapi, tuf pasir-berbatuapung, lapili dan lahar, porositas
sedang – tinggi, agak padat, pegas dan keras. Di bagian lapuk
membentuk tanah Pada batuan sedimen umumnya bersifat keras
kecuali batulempung mudah luruh dan lunak bila tersingkap di
permukaan. Tuf pasir, tuf berbatuapung, lapili dan lahar, porositas
sedang – tinggi, agak padat, pegas dan keras, di bagian lapuk lunak
– agak padat; keras – pejal pada lava, dan andesit. Bahan galian
berupa batugamping, pasir, batu belah/batu gunung lava dan
andesit. Kondisi air tanah setempat akuifer produkti, akuifer dengan
produktivitas kecil – rendah dan daerah airtanah langka menempati
perbukitan sedimen. Penggunaan lahanberupa permukiman
perdesaan secara setempat-setempat, sawah semi irigasi dan tadah
hujan, kebun campuran, perkebunan, tegalan, semak belukar, hutan
produksi umumnya berupa hutan, setempat berupa ladang, hutan
lindung dan hutan produksi. Potensi kegempaan rendah dengan
percepatan < 0,05 g dan < IV MMI
Berdasarkan analisa tersebut, satuan ini memiliki skor 32 atau
termasuk pada rentang nilai kelas 32 – 52 yang berarti kurang
leluasa untuk dikembangkan sebagai kawasan budi daya.
Pengembangan satuan ini sebaiknya disuaikan dengan karakteristik
lahan yang berupa pegunungan antara lain hutan produksi.
4.2.5. Satuan geologi lingkungan perbukitan terjal volkanik
Satuan geologi lingkungan ini menempati komplek Gunung
Tangkuban Perahu – Burangrang di bagian utara, komplek
Pegunungan G.Malang-Masigit di bagian selatan. Umumnya
merupakan morfologi miring – terjal, kemiringan lereng > 40% dan
beberapa bagian lebih dari 45%. Tersusun oleh breksi gunungapi,
lahar, lava, breksi andesit; Batuan gunungapi tak teruraikan;
Batupasir, batu- lanau, batulempung, breksi. Breksi gunungapi, lahar
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 10
Satuan Geologi Lingkungan dan Rekomendasi
dan breksi andesit, belum padu, setempat padat – keras, Batuan
gunungapi takteruraikan, padat – keras, di bagian lapuk agak teguh –
padat; Batuan sedimen umumnya bersifat keras kecuali
batulempung mudah luruh dan lunak dibagian yang tersingkap.
Sumber daya air permukaan berupa air sungai, sedangkan air tanah
Akuifer dengan produktivitas rendah termasuk pada akuifer
produktifitas kecil, dan daerah langka airtanah. Bahan galian
terbatas pada andesit dan lava sebagai batu gunung. Masalah
lingkungan beraspek geologi memiliki zona kerentanan
gerakantanah tinggi dan zona bahaya gunungapi. Potensi
kegempaan setempat pada IV-VI MMI. Penggunaan lahan berupa
hutan belukar dan hutan lindung.
Hasil analisa geologi lingkungan satuan ini mempunyai nilai skor <
32 yang berarti tidak layak dengan faktor penyisih bahaya geologi
(kerentanan gerakan tanah tinggi, bahaya letusan gunungapi) dan
kawasan hutan lindung sesuai peturan perundang-undangan.
Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional Kabupaten Bandung Barat IV - 11
top related