salam redaksi -...
Post on 25-Dec-2019
104 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1 BINAR, Edisi Ke-4
Salam Redaksi
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sapa kembali kami ucapkan untuk pembaca sekalian.Puji syukur kehadirat Allah yang
telah memberi nikmat sempat untuk kembali menerbitkan majalah edisi ke-4. Shalawat serta salam
kami sanjungkan untuk baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Pada edisi kali ini majalah BINAR hadir untuk kalian para pembaca khususnya adik-adik
mahasiswa baru Tadris Bahasa Indonesia. Semoga dengan adanya majalah pada edisi ini dapat
memberi motivasi dan informasi yang lebih luas dalam ruang lingkup Program Studi Tadris Bahasa
Indonesia.
Kali ini majalah BINAR hadir dengan mengusung tema “Konstruksi Pengembangan
Bahasa”. Dengan demikian, setiap mahasiswa dapat menuangkan gagasan dan aspirasi dengan lebih
mudah karena, setiap orang memiliki potensi untuk menciptakan sesuatu yang kreatif dan imajinatif.
Pembaca yang budiman, bagaimana generasi-generasi yang berjiwa kompeten mampu
mengembangkan wawasan yang konstruktif.
Selamat membaca !
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tim Penyusun
Pamekasan, 20 Agustus 2019
2 BINAR, Edisi Ke-4
Pelindung:
Dr. H. Atiqullah, S.Ag., M.Pd.
(Dekan Fakultas Tarbiyah)
Penanggung Jawab:
Moh. Hafid Effendy, M.Pd.
(Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia)
Pembina:
Agus Purnomo Ahmad Putikadyanto, M.Pd.
Pimpinan Redaksi:
Maghfirotul Humaidiyah
Sekretaris Redaksi:
Kurratul Latifah
Editor:
Alvin Novitasari
Dinda Triana Cindi
M. Fadhoil
Layouter
Nur Ainiyatul Hasanah
Reporter
Nurdiana Khalida
Alamat Redaksi:
Kantor Prodi Tadris Bahasa Indonesia
IAIN Madura, Jalan Raya Panglegur
KM 4 Pamekasan; Telp:
(0324) 313187; Fax:
322551; Kode Pos:
69371; Website:
www.iainmadura.ac.id
Redaksi Majalah BINAR IAIN Madura menerima karya tulis berupa Opini, Artikel, Esai, Resensi, Cerpen, dan
Kebudayaan. Panjang tulisan meksimal 6 halaman A4 dengan format font Times New Roman, ukuran font 12, spasi 1.5
dan margin normal. Tulisan bisa dikirim ke:Kantor Redaksi: Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura, Jl. Raya
Panglegur KM. 4 Pamekasan atau via E-Mail: tbin.stainpmk17@gmail.com
Telp: (0324) 313187, Fax: (0324) 322551, Kode Pos: 69371
Susunan Redaksi
Majalah BINAR
3 BINAR, Edisi Ke-4
DAFTAR ISI
Salam Redaksi.. ...................................................... 1
Susunan Redaksi .................................................... 2
Daftar Isi ................................................................ 3
Tajuk Rencana…………………………………… 4
Seputar TBIN……………………………….. …... 5
Berita Utama 11-21
Budaya 22-23
Puisi 24-28
Galeri 25-26
Cerpen 29-38
Esai 39-44
Artikel 45-48
Humor……………………………….. …........ .. 49
4 BINAR, Edisi Ke-4
“Pada tahun sebelumnya kuota mahasiswa sebanyak 35 setiap kelas. Akan tetapi saat ini
dalam proses pengembangan SDM kami sudah menambah kuota menjadi 42 mahasiswa setiap
kelas”. Kata Bapak Moh. Hafid Efendy, M. Pd. dalam sambutannya, pada kegiatan pengenalan
Visi, Misi, dan tujuan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia.
Keputusan kaprodi untuk menambah kuota mahasiswa per kelas apakah tidak akan
mengganggu dalam pembelajaran di kelas. Hal ini merupakan faktor internal meskipun SDM
meningkat, suatu waktu mereka bisa tidak konsentrasi untuk belajar. Saat proses pembelajaran
berlangsung, banyaknya siswa akan memicu terjadinya masalah yang tidak kondusif di dalam
kelas. Selain itu, hal itu dapat memicu ketidakefektifan dalam pembelajaran.
TAJUK RENCANA
5 BINAR, Edisi Ke-4
Program Donor Darah
Oleh: Nurdiana Khalida
Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk
disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk kemudian digunakan sebagai transfusi darah
bagi orang-orang yang membutuhkan. Sedangkan program donor darah merupakan suatu
rancangan kegiatan mendonorkan darah yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau instansi
yang bekerja sama dengan PMI, seperti halnya program donor darah yang menjadi salah satu
program tahunan HPMS Program Studi Tadris Bahasa Indonesia.
HMPS Tadris Bahasa Indonesia pada tanggal 23 Februari 2019 melalukan program donor
darah dalam rangka “Ngemodhi Are Daddhina Program Studi Tadris Bahasa Indonesia se
SEPUTAR TBIN
6 BINAR, Edisi Ke-4
Kapeng 4”. Di samping itu program ini adalah agenda wajib dari HMPS Tadris Bahasa Indonesia
guna memberikan hal-hal positif dalam segi kesehatan yakni dengan berdonor darah.
Program donor darah ini juga merupakan salah satu wujud mitra kerja sama antara HMPS
Bahasa Indonesia dengan PMI cabang Pamekasan yang sampai saat ini masih berjalan.
Pelaksanaan program donor darah tersebut tidak hanya dikhususkan untuk mahasiswa
Tadris Bahasa Indonesia saja, melainkan terbuka untuk seluruh mahasiswa IAIN Madura yang
bersedia untuk berdonor. Kegiatan ini dibuka pada pukul 07.00-12.00 WIB dan mencapai 50
orang pendonor.
Alhamdulillah kegiatan ini dapat dikatakan berjalan dengan lancar, Ketua HMPS Tadris
Bahasa Indonesia Ach. Muammil mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah
mendonorkan darahnya dan bagi yang belum berdonor, katua HMPS mengingatkan bahwa
setetes darah kalian sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan.
7 BINAR, Edisi Ke-4
Kuliah Jurnalistik; Tadris Bahasa Indonesia
Kunjungi Graha Pena Jawa Pos
Oleh: Nurdiana Khalida
Program Studi Tadris Bahasa Indonesia pada mata kuliah jurnalistik menggelar studi
wawasan ke media Graha Pena PT.Jawa Pos Surabaya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengembangkan wawasan keilmuan bidang jurnalistik yang dibimbing oleh dosen
pengampu mata kuliah jurnalistik bapak Moh.Zuhdi S.Kom, yang juga merupakan direktur
media online dutasantri.com. Beliau mengajak seluruh mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa
Indonesia semester III guna memperdalam pengetahuan menyangkut kewartawanan,
pemberitaan, dsb. Selain itu mahasiswa juga diajak untuk lebih kenal dan lebih peka terhadap
perkembangan media jurnalistik.
Bapak zuhdi mengatakan bahwa di kampus mahasiswa hanya diajari mata kuliah
jurnalistik dengan adanya teori-teori dan praktek penulisan berita. Namun juga dibutuhkan
SEPUTAR TBIN
8 BINAR, Edisi Ke-4
refreshing agar mahasiswa tidak merasa boring, beliau mengajak mereka langsung ke lapangan
redaksi jawa pos, bagaimana mekanisme kerja redaksi dan masa depan jurnalistik.
Sementara itu, salah satu pimpinan Redaksi Jawa Pos Bapak Baskoro yang menemani
dan malayani mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia yang berkunjung disambut
dengan baik dan penuh keakraban. Hal itu terlihat bagaimana antusias crew dan awak media
Jawa Pos memberikan pelayanan dengan ramah dan mahasiswa diajak untuk melihat secara
langsung bagaimana kinerja mereka mulai dari kantor, ruang redaksi, dan ruang pemberitaan.
Kemudian di sana mahasiswa mendapatkan penjelasan seputar jurnalistik dan media bahwa
mekanisme dan kinerja Jawa Pos selalu menyajikan berita-berita teraktual, akuntabel,
profesional, dan memberikan pelayanan pemberitaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
mahasiswa juga diberi kebebasan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan di bidang jurnalistik
dan yang berkaitan dengannya.
Pimpinan Redaksi Jawa Pos menyatakan bahwa yang terpenting adalah selalu menjaga
komitmen dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika jurnalisme, dan selama ini pihak Graha Pena
Jawa Pos selalu memberikan inovasi ruang rubrik yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman dan tidak menyajikan kolom hoax, sebuah peristiwa-peristiwa yang
mengganggu dan meresahkan masyarakat.
9 BINAR, Edisi Ke-4
Komunitas Bengkel Sastra Oleh: Nurdiana Khalia
Bengkel Sastra merupakan suatu kelompok organisme atau komunitas yang ada di dalam
Program Studi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura. Komunitas ini didirikan pada tanggal 05
November 2016 oleh salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia angkatan pertama yaitu
nanda Intan Elok Okti Wardani atau yang kerap disapa dengan nama pena Inel Iskandar, dan
penanggung jawab dari Komunitas adalah Ibu Masyitah Maghfirah Rizam, SS, M.Pd.
Bengkel Sastra adalah sebuah tempat atau alat untuk mengembangkan dan melestarikan
seni dan budaya khususnya yang berisikan tentang informasi sekaligus referensi seni dan budaya
daerah, serta sebuah wadah bagi ajang kreatifitas mahasiswa IAIN Madura dalam
mengembangkan, melaksanakan, dan melestarikan kesenian dan budaya daerah. Bengkel Sastra
juga komunitas yang membangun jiwa-jiwa penerus bangsa, mampu berkarya dan membangun
kesejahteraan serta bersolidaritas antara satu sama lain. Mengokohkan sudut-sudut pondasi
supaya selalu kokoh dari badai yang berlalu.
SEPUTAR TBIN
10 BINAR, Edisi Ke-4
Visi Bengkel Sastra “ Belajar, berkarya, berkreasi, berprestasi, dan berakhlakul karimah”.
Sedangkan Misi Bengkel Sastra “ Mengabadikan karya yang terus abadi hingga akhir hayat”.
Tujuan Bengkel Sastra yaitu mengembangkan bakat dan minat mahasiswa Tadris Bahasa
Indonesia, untuk berkarya dan mengapresiasi Sastra Indonesia dan Sastra Madura. Bertadabbur
alami dengan imajinasi sembari menggali bakat serta kemampuan untuk selalu berkarya dan
berproses demi menjunjung tinggi nama baik bangsa Indonesia. Menjadikan kegiatan membaca,
menulis, dan berdiskusi sebagai salah satu kebiasaan dan kebutuhan. Selain itu mengepresikan
kreatifitas untuk terjun ke dunia literasi dan puplic speaking. Selain itu, sebagai sentra edukatif,
kreatifitas, informative, dan pengembangan wawasan mengenai sastra secara luas. Menjadi
sentra kegiatan yang bersifat agenda ataupun program.
Berdirinya Bengkel Sastra juga tak lepas dari perjuangan dan dukungan dari senior
pengurus serta anggota Bengkel Sastra pada saat itu, yang menjadi motivasi atau rujukan
berdirinya Bengkel Sastra adalah Bengkel Sastra UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) di
bawah naungan penulis/sastrawan terkenal sekaligus produser beliau adalah bunda HelviyTiana
Rosa pendiri FLP (Forum Lingkar Pena).
Bengkel Sastra juga memiliki kegiatan kajian sastra Indonesia dan sastra Madura setiap
minggu. Agenda dalam bengkel sastra meliputi diskusi sastra (Puisi, cerpen, naskah
drama/teater), tadarus satra, Workshop menulis, dan bedah buku (pada tahun sebelumnya
bengkel sastra sukses menggelar acara bedah buku Tasawuf Kiai Kampungpenulisnya adalah
salah satu kiai terkenal dari Madura beliau adalah KH. Musleh Adnan dan buku Agama Semata
Wayang dengan nama penulis Ahmad Kekal Hamdani). Sedngkan proram perecanaan bengkel
satra adalah membuat buletin satu bulan dua kali, antologi semua karya-karya bengkel sastra,
mengikuti even nasional dan regional, dan membuat film pendek.
Setiap tahun bengkel sastra juga merekrut anggota baru, jadi semua mahasiswa baru yang
betul-betul ingin mengembangkan bakatnya di bidang kesastraan bisa bergabung atau
mendaftarkan diri dalam komunitas ini. Mahasiswa yang mendaftar akan diseleksi dan
wawancara selama proses rekrutmen berlangsung.
11 BINAR, Edisi Ke-4
Melestarikan Kearifan Lokal Melalui Workshop
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Madura
Pamekasan. Selasa, 30 Juli 2019. Program Studi Tadris Bahasa Indonesia bekerjasama
dengan Yayasan Pakem Maddhu menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru
Bahasa Madura Jenjang SMA/SMK. Kegiatan ini mengusung tema melestarikan kearifan lokal
untuk memperkuat eksistensi bahasa Madura dalam dunia pendidikan. Workshop yang dihadiri
70 mahasiswa & guru bahasa Madura SMA/SMK/MA dilaksanakan Selasa, 30 Juli 2019 di aula
Fakultas Tarbiyah, IAIN Madura.
Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Madura Jenjang SMA/SMK merupakan
tindak lanjut MoU Prodi Tadris Bahasa Indonesia dengan Yayasan Pakem
Maddhu. Workshop ini dilaksanakan sebagai upaya untuk melestarikan dan merawat Bahasa
Madura. Terdapat 6 pemateri workshop ini yakni Drs. H. Muakmam, H.M. Dradjid, BA., Moh
Hafid Effendi, M.Pd., H. Sastra, Dr. Abd Gani, M.Pd., A. Hamzah Fansuri B. M.Pd. keenam
BERITA UTAMA
12 BINAR, Edisi Ke-4
pemateri tersebut menyampaikan beberapa materi seperti pemahaman ejaan bahasa Madura,
kemampuan berbahasa Madura, sastra bahasa Madura, keterampilan menulis karangan bahasa
Madura, dan menulis Carakan dan Tembang Macapat. Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan
penandatanganan MoU Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura dengan Dewan Pendidikan
Kabupaten Pamekasan.
Yayasan Pakem Maddhu berdiri sejak tanggal 6 Januari 1992 dan mendapat SK dari
Kemenkumham tahun 2016. Yayasan ini merupakan organisasi yang peduli dengan bahasa
Madura dan mempunyai tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Madura.
“Tahun 2014 Pakem Maddhu sudah menyusun buku ajar bahasa Madura jenjang SD-
SMP-SMA sederajat,” papar Drs. H. Muakmam, Ketua Yayasan Pakem Maddhu dalam
sambutannya.
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan bahasa Madura
dirasa penting untuk dilakukan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mendukung hal tersebut
melalui Pergub 19 Tahun 2014 yang menginstruksikan bahwa muatan lokal Provinsi Jawa Timur
terdiri dari dua bahasa, yakni bahasa Jawa dan bahasa Madura. Oleh karena itu, kegiatan-kegitan
yang dapat mengimplementasikan pergub tersebut perlu didukung. Melalui kegiatan
seperti workshop ini, diharapkan dapat dicetak guru bahasa Madura yang kompeten tidak hanya
sekedar mengisi kekosongan jam.
“Bahasa Madura harus menjadi favorit kembali bahasa ibu. Vitalitas bahasa Madura
harus lebih meningkat lagi,” ujar Dr. Slamet Goestianto, M.Si., Kepala Cabang Dinas Provinsi
Jawa Timur di Pamekasan dalam sambutan sekaligus membuka acara workshop. (AP2).
13 BINAR, Edisi Ke-4
PM Terintegrasi Program Studi Tadris Bahasa Indonesia
IAIN Madura Di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.
Sidoarjo. Senin, 23 Juli 2019. Program Studi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura
melaksanakan serah terima 5 Mahasiswa peserta Kegiatan Pengabdian Masyarakat (KPM) ke
Balai Bahasa Jawa Timur. Kegiatan KPM ini merupakan bentuk kerjasama Prodi Tadris Bahasa
Indonesia IAIN Madura dengan Balai Bahasa Jawa Timur yang sudah mengirimkan mahasiswa 2
kloter. KPM ke Balai Bahasa Jawa Timur merupakan KPM yang terintegrasi Program Studi
Bahasa Indonesia IAIN Madura.
Dalam sambutannya, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Drs. Mustaqim, M.Pd.,
menyatakan menerima mahasiswa yang mengikuti KPM di Balai Bahasa Jawa Timur. Kelima
mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia peserta KPM tersebut akan melaksanakan KPM di Balai
Bahasa Jawa Timur selama 1 bulan. Kegiatan mahasiswa tersebut di balai bahasa adalah
mengaplikasikan pengetahuan dari kampus di Balai Bahasa.
“Mahasiswa selama 1 bulan ini akan diperlakukan seperti karyawan, mulai jam masuk,
pekerjaan, makan, dan lain-lain,” kata Drs. Mustaqim, M.Pd. dalam sambutannya di Aula
Jayabaya, Balai Bahasa Jawa Timur, Sidoarjo.
Tugas Badan Bahasa adalah melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa dan sastra Indonesia. Fungsi Badan Bahasa Dalam melaksanakan tugas tersebut adalah
(1) penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan anggaran pengembangan, pembinaan,
dan pelindungan bahasa dan sastra; (2) pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan
BERITA UTAMA
14 BINAR, Edisi Ke-4
pelindungan bahasa dan sastra; (3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra; (4) pelaksanaan administrasi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan (5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh menteri. Dengan luasnya cakupan tugas dan fungsi badan bahasa, mahasiswa peserta KPM
diharapkan bisa membantu Balai Bahasa sesuai dengan minat dan kemampuannya.
“Silakan, barangkali setelah kegiatan KPM ini terdapat mahasiswa berminat bergabung
bersama kami di Balai Bahasa,” ujar Kepala Badan Bahasa Jawa Timur dalam mengakhiri
sambutannya.
Ketua Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Moh Hafid Effendy, M.Pd., menyambut
baik kegiatan ini serta berharap semua mahasiswa peserta KPM 2019 bisa melaksanakan
tugasnya dengan baik dan menyusun laporan tepat waktu. Ia juga menyampaikan dengan
harapan semoga pegawai Balai Bahasa Jawa Timur diberikan kesabaran dalam mendidik dan
membimbing adik-adik mahasiswa KPM selama satu bulan di Sidoarjo dan semoga mahasiswa
peserta KPM selalu diberikan kesehatan dan bisa melaksanakan tugas di Balai Bahasa dengan
baik, harap beliau seraya menutup acara dengan doa. (AP2)
15 BINAR, Edisi Ke-4
Studi Karya Wisata HIMA PRODI Tadris
Bahasa Indonesia Ke Yogyakarta
Yogyakarta, Senin, 22 Maret 2019 HIMA Prodi Tadris Bahasa Indonesia melaksanakan
kegiatan studi karya wisata ke Yogyakarta dengan tema “Mabhunga Ate Macellep Pekkeran”.
Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja HIMA ProdiTadris Bahasa Indonesia IAIN
Madura. Target mahasiswa kurang lebih 50 mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia yang melibatkan
angkatan 2016-2018.
HIMA Prodi Tadris Bahasa Indonesia mengundang seorang tutor untuk memberikan
materi kepada peserta studi karya wisata. Peserta yang ikut serta dalam kegiatan ini ditugaskan
untuk membuat karya tulis berupa sastra dam ilmiah,seperti halnya, cerpen, puisi, berita, dan
essai yang dibagi menjadi 4 kelompok setiap angkatan.
BERITA UTAMA
16 BINAR, Edisi Ke-4
“Dengan diadakannya kegiatan study karya wisata ini dapat menghasilkan dan meningkatkan
potensi berkarya khususnya bagi anak-anak Tadris Bahasa Indonesia sehingga mendapatkan ilmu
baru dan pengalaman. Dengan liburan kita bisa mengungkapkan keindahan di dalamnya dengan
karya” ujar Feby salah satu pengurus HIMA Tadris Bahasa Indonesia.
Inisiatif diadakannya studi karya ini yang pertama akan dijadikan program HIMA PRODI
yang akan dilaksanakan setiap tahun, kedua untuk merefreshing kegiatan HIMA yang terkait
dengan edukasi untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa.
“Mengenai keberhasilan dilaksnakannya study karya wisata yang merupakan kegiatan perdana
ini tidak bisa dibilang 100% berhasil, karena dalam perjalanan dan segi konsep masih terdapat
suatu kendala atau bisa dikatakan konsep yang kurang matang. Saya harap kedepannya indikator
program ini dapat terealisasi dengan baik”, ujar Jazuli.
Kegiatan studi karya wisata ini diselenggarakan selama dua hari tiga malam. Diberangkatkan
pada malam senin dan pada hari selasa mereka melanjutkaan refreshing ke puncak Becici desa
Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dan dihari terakhir, rabu 24 April
2019, mereka melanjutkan kegiatan ke Borobudur. Setiap mahasiswa yang ikut serta dikenakan
biaya Rp.370.000 sudah meliputi fasilitas berupa penginapan beserta konsumsinya. (AK24)
17 BINAR, Edisi Ke-4
Sosialisasi UKBI Balai Bahasa Jawa Timur
Di IAIN Madura
Pamekasan, 20 Agustus 2019 Program Studi Tadris Bahasa Indonesia menggelar bekerja
sama dengan Balai Bahasa Jawa Timur menggelar acara sosialisasi UKBI (Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia) bagi tenaga Profesional dan calon tenaga Profesional di Pamekasan. Acara
ini ditempatkan di ruang Auditorium IAIN Madura yang dihadiri oleh sekitar 200 orang dari
berbagai kalangan seperti dosen, karyawan, mahasiswa UNIRA, mahasiswa UIM, guru MGMP
Bahasa Indonesia Kabupaten Pamekasan, dan khususnya mahasiswa Program Studi Tadris
Bahasa Indonesia semester V.
BERITA UTAMA
18 BINAR, Edisi Ke-4
Balai Bahasa Jawa Timur merupakan unit pelaksanaan teknis Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa dan sastra di seluruh wilayah Jawa Timur. Sementara itu, sejak tahun 2015 Balai Bahasa
Jawa Timur mendapatkan tugas untuk membangun budaya literasi di seluruh wilayah Jawa
Timur. Kemungkinan besar kedepannya urusan perbukuan juga menjadi tugas balai bahasa.
Karena salah satu pusat di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sekarang bergabung dengan
induk Balai Bahasa.
Meskipun berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
melakukan tugas sebenarnya boleh dikatakan dipegang oleh Kementrian, karena bahasa yang
direvisi oleh bahasa Jawa Timur itu tidak hanya bahasa dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga
bahasa yang digunakan oleh para pemerintah di dalam penulisan tanpa naskah dinas, penulisan
laporan ruang public. Merupakan tanggung jawab Balai Bahasa untuk menata dan menjaga
identitas Indonesia.
Balai Bahasa Jawa Timur juga bertugas menguatkan mutu penggunaan bahasa di media
massa, karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan
gramatikal bahasa Indonesia. Hal tersebut harus berkoordinasi dengan para pemerintah daerah
kalangan perguruan tinggi akademisi.
“Tugas ini sebenarnya mengemban amanah sumpah pemuda agar kita semua
mengingatnya. Bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional disamping itu juga
harus mengemban amanah UUD 1945 karena di dalamnya pada pasal 36 dinyatakan bahwa
bahasa negara adalah Bahasa Indonesia. Itulah yang mendasari kedudukan bahasa Indonesia.
Maka dari itu tugas Balai Bahasa adalah menjaga dan melindungi bahasa nasional, dan bahasa
negara-negara. Balai Bahasa bertugas membantu pemerintah daerah di dalam upaya
pengembangan, pembinaan, perlindungan bahasa, dan sastra daerah yang tetap harus
dilestarikan.” Ujar bapak Drs. Mustakim, M. Hum Kepala Balai Bahasa Jawa Timur.
Generasi muda Indonesia harus juga paham bahasa asing. Karena itu, badan bahasa juga
memfasilitasi masyarakat agar mempunyai potensi berbahasa asing dengan harapan Bahasa
Indonesia yang di utamakan, bahasa daerah tetap di lestarikan, dan bahasa asing juga harus tetap
dikuasai, suapaya setara dan lengkap. Terkait kegitan sosialisasi UKBI untuk menjadi bahasa
yang pesat dan modern tidak cukup hanya mempunyai KKBI dan tata bahasa baku bahasa
Indonesia. Tetapi juga harus mempunyai alat uji standart yang disebut UKBI (Uji Kemahiran
Bahasa Indonesia) di Indonesia yang berfungsi sebagai pendamping ijazah atau syarat kelulusan
bagi mahasiswa , juga sebagai sertifikasi proses untuk kalangan guru dan dosen. Sertifikat
tersebut berlaku selama 2 tahun.
Dalam sosialisasi ini bertujuan agar peserta dapat mengenal UKBI dan memanfaatkan
UKBI untuk mencapai keterampilan professional di dalam bidang yang bersangkutan. Fungsi
standart UKBI adalah untuk mengukur keterampilan reseptif, produktif, dan pemahaman kaidah
bahasa. Tebukti hasil UKBI pada tahun 2014 guru bahasa Indonesia dari 4 Kabupaten dan Kota
19 BINAR, Edisi Ke-4
menunjukkan bahwa 52% guru bahasa Indonesia mendapat pringkat madya, 22% Unggul, dan 1
sangat unggul.
“Kami sepenuhnya mendukung kegiatan ini. IAIN Madura Madura melalui Program
Studi Tadris Bahasa Indonesia sudah mendukung dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti
UKBI sebagai prasyarat ujian skripsi” kata Bapak Moh. Hafid Effendy, M.pd. Kaprodi Tadris
Bahasa Indonesia. (AK24).
20 BINAR, Edisi Ke-4
Sosialisasi Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi
Tadris Bahasa Indonesia
Pamekasan, 22 Agustus 2019 Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Menggelar acara
Sosialisasi Visi, Misi, dan Tujuan yang digelar di gedung multicenter IAIN Madura yang
dihadiri oleh dosen dan mahasiswa baru Program Studi Tadris Bahasa Indonesia angkatan tahun
2019. Acara ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang Program Studi
Tadris Bahasa Indonesia terhadap mahasiswa baru. Pertama acara ini mengekpos visi misi oleh
Kaprodi Bapak Moh. Hafid Effendy M.Pd dan dialog interaktif oleh Dr. Usman, M.Pd.I.
Pada tahun 2019 ini Program Studi Tadris Bahasa Indonesia menambah kuota
mahasiswa, yang sebelumnya hanya 35 mahasiswa perkelas sekarang sudah 42 mahasiswa
perkelas. Tadris Bahasa Indonesia berharap semua lulusannya menjadi pendidik yang kompetitif.
Di sinilah mengapa Tadris Bahasa Indnesia menambah kuota untuk keberlangsungan akreditasi
serta melahirkan pendidik yang prfesional. Karena tugas seorang guru harus bisa mengajar,
mendidik, dan mengabdi.
BERITA UTAMA
21 BINAR, Edisi Ke-4
Prodi Tadris Bahasa Indonesia sudah terakriditasi B, akan tetapi 3 tahun mendatang
Kaprodi dan seluruh dosen Tadris Bahasa Indnesia berencana agar prodi ini menuju akreditasi A.
Namun hal ini juga membutuhkan dukungan dari mahasiswa untuk menambah point berupa
prestasi yang diraih oleh mahasiswa, pengabdian, dan dosen mengikuti ajang perlombaan, seperti
menulis karya ilmiah, menulis puisi, dan baca puisi. Masalah transprort mahasiswa tak perlu
khawatir, Kaprodi akan menanggung biaya tarnsport mahasiswa yang mengikuti ajang prestasi.
Kaprodi menyarankan kepada mahasiswa agar mengikuti perkuliahan dengan baik,
membangun budaya litersi, dan menghindari kerusuhan. Mahasiswa dapat bergabung di beberapa
organisasi yang ada di Prodi seperti komunitas bengkel sastra dan BINAR (Berbahasa Indonesia
yang Baik dan Benar) sehingga mahasiswa dapat menyalurkan bakatnya lewat komunitas
tersebut. Prodi juga memiliki target terhadap berjalannya komunitas ini, seperti kewajiban
penampilan bengkel sastra dalam setiap acara, serta penerbitan majalah yang terbit setiap enam
bulan satu kali. Bapak Moh. Hafidz Effendy M.Pd juga berharap supaya mahasiswa Tadris
Bahasa Indonesia mampu berkontribusi penuh terhadap Prodi dengan bakat yang mereka miliki.
Target yang harus dicapai pada tahun 2029 Mencetak lulusan berkompetitif,
berwawasan, dan profetik, sehingga menciptakan profil lulusan guru SMP/SMA, Pewara,
Jurnalis, dan Peneliti Pemula, Wirausahawan, dan Guru Bahasa Madura. Dengan tujuan
terwujudnya pembelajaran yang bermutu, dan berkualitas. Prodi Tadris Bahasa Indonesia sudah
banyak melakukan kerja sama dengan BKP, dinas pendidikan pamekasan, dan tinggal
ditindaklanjuti berupa kegiatan.
Prodi juga memiliki MKB (Mata Kuliah Berbasis), MKP (Mata Kuliah Pendukung), dan
MKK (Mata Kuliah Keahlian). Ketiga tersebut merupakan mata kuliah yang menambah
penunjang pembelajaran. “Kalian boleh mengikuti apa saja yang ada di kampus, organisasi apa
saja, tapi jangan sampai urak-urakan di jalan dan memermalukan Prodi sendiri. Dijaga, nama
baik Prodi kita harus dijaga. Silahkan kembangkan bakat kalian, dan tetap fokus mengikuti
kegiatan belajar di kelas” Jelas Bapak Moh. Hafidz Effendy M.Pd.
“Kegiatan sosialisasi ini sangat menarik khususnya bagi mahasiswa baru. Selain
menambah wawasan, ilmu baru, mengenal para Dosen Bahasa sehingga menggugah semangat
kami sebagai mahasiswa baru disini. Kalau saya amati Prodi Bahasa dan budaya literasi di sini
berkembang dengan baik dilihat dari banyaknya mahasiswa berprestasi. Adanya komunitas
bengkel sastra yang nantinya itu akan mendukung kami, makanya saya memilih Program Studi
Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura sebagai prioritas dari banyaknya kampus yang terdapat
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Disamping itu menonjolnya nilai religius, satu-
satunya kampus negeri Islam di Madura.” Ujar Safinatul Layliyah mahasiswa baru Program
Studi Tadris Bahasa Indonesia. (AK24).
22 BINAR, Edisi Ke-4
Petik Laut Madura
Oleh: Fifiy Hinata, dkk.
Petik laut dapat dijelaskan menurut arti harfiah sebagai “ petik “ yaitu ambil
pungut atau peroleh. Petik laut memetik, mengambil, memeroleh, memungut hasil laut
berupa ikan yang menghidupi nelayan. Jadi, petik laut adalah sebuah upacara adat atau
ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan untuk memohon berkah rezeki serta
keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan. Umumnya kegiatan ini diadakan di pulai
Jawa. Tetapi, di Madura juga banyak yang melakukan tradisi ini.
Contoh kecilnya tradisi petik laut di desa Tanjung, Jumiang. Dari namanya saja,
sudah jelas sekali bahwa tradisi tersebut sangat erat hubungannya dengan laut atau
nelayan. Masyarakat menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas segala limpahan
karunia-Nya yang bermacam. Dalam ritual ini, ada sesaji yang disiapkan berupa miniatur
perahu yang diisi dengan berbagai hasil bumi yang dilepas ke tengah laut. Perahu tersebut
dicat warna-warni dan dihiasi bermacam bendera kecil layaknya perahu layar. Sesaji
tersebut dibawa sebuah kapal yang diiringi oleh puluhan perahu. Sebelum sesaji tersebut
dilepas ke tengah laut, para kiai berdoa dan ngaji bersama para nelayan.
Awal mulanya pekerjaan laut, menurut narasumber yang memilki kitabnya yaitu
berawal dari raden Marsodo. Ia anak dari ratu Rom yang berasal dari Arab. Ratu Rom
memiliki dua istri, yang mana istri pertamanya bernama Dewi Sukarsih dan istri
keduanya bernama Dewi Sundari. Saat itu, Dewi Sundari sedang hamil, lalu dibunuh oleh
muqaddas sehingga bayi tersebut keluar dalam keadaan hidup dan ditemukan oleh
sesorang nelayan. Akhirnya diasuh oleh mereka dan diberi nama Marsodo. Ketika
dewasa, marsodo ingin menangkap ikan. Di situlah awal mulanya pekerjaan laut.
Tapi, seiring berjalannya waktu, pemikiran-pemikiran kaum awam sangatlah
berbeda dengan pemikiran-pemikiran di zaman dulu. Bahkan tidak sedikit yang
berpikiran bahwa perayaan petik laut ini adalah syirik karena dianggap menyimpang dari
agama, dianggap menyembah sesaji tersebut dan menganggap sesaji tersebutlah yang
memberikan rezeki kepada manusia. Jika dilihat dari hari pertama, tahlilan dan tadarus
bersama itu sangat benar dilakukan, tetapi caranya tersebut yang salah. Kenapa? Karena
dalam agama kita tidak diajarkan hal yang seperti itu. Apalagi membuang-buang rezeki
BUDAYA
23 BINAR, Edisi Ke-4
terlalu banyak. Selain dengan membuang ke tengah laut hal itu bisa dilakukan dengan
disedekahkan saja. Namun, dalam konteks perayaan budayanya.
Dampak positif dari perayaan ini yaitu tradisi yang baik, karena tradisinya
dilakukan secara turun temurun, dengan begitu sosial antar masyarakatnya akan lebih
kuat dan kental. Sementara dampak negatifnya, yaitu terlalu membuang-buang rezeki,
karena masih bisa dilakukan dengan makan bersama atau diberikan kepada orang yang
membutuhkan. Dalam agama saja tidak diperbolehkan dalam menghambur-hamburkan
rezeki.
24 BINAR, Edisi Ke-4
Puisi
REMBULANDO’A
Oleh: Lani Wuri
Aku adalah Rembulan
yang sering kau sebut
Dalam setiap syairmu
Dalam setiap Do’amu
Aku adalah rembulan
Yang kau pinjam namaku
Di sepertiga malammu
Dalam setiap sujudmu
Aku adalah rembulan
Yang bila kau sebut namaku
Dalam setiap hela nafasmu
Ada sesuatu yang kurindu.
KERINDUAN
Oleh: Ainurama
Untuk cerita
Yang aku tulis untuk hari esok
Demi Tuhan,
Orang itu tak percaya padaku
Aku telah menulisnya
Tanganmu meninggalkan bekas
Matapun tak mungkin bisa melihat
Sepi,
Sunyi,
Hambar dalam kegelisahan
Bersemayam dalam kerinduan.
25 BINAR, Edisi Ke-4
GALERI BINAR
26 BINAR, Edisi Ke-4
27 BINAR, Edisi Ke-4
Putihku
Oleh: Muhammad Ainul
Senjamu teteskan cerita dalam keheningan
Suci dan indah di ufuk kebaratan
Ku coba tersungging dalam tangisan
Seakan ku cicipi manisnya kepahitan
Selagi tak pudar sebuah harapan
Dalam hati ku sisipkan
Ku ratapi alunan kesedihan
Ku maknai setiap detak kebingungan
Benarkah ini teguran
Ataukah sebuah cobaan
Megamu menjadi saksi
Kesedihan yang ku hormati
Takdir indah yang telah terpatri.
28 BINAR, Edisi Ke-4
Pelebur Bakti Oleh: fifiy Hinata
Mati, atau rodi
Gema menggantung pada setiap lekuk perempat jalan
Ia kecil berdiri, sedang menunggu
Tiba pada kubangan anyir yang menyeruak
Ia tumbuh, menyeringai dan buas.
Mengangkat tangan
Tuhan, Indonesia akan terus berdiri
Ia maju, menghentakkan kaki.
Segala jiwa tergetar, meluruh peluh, dan menghantam dusta.
Tidak akan ada akhir sebelum berkibar
Tidak aka nada akhir sebelum usai
Pastikan, ia menggetarkan semesta
Membawa harum dikubang anyir
Membekaskan sejarah, di juta-juta hari kedepan
Membela, dan melebur bakti
Lalu akhir, ketika usai
Semoga bunga selalu mekar.
29 BINAR, Edisi Ke-4
Secarik Luka
Oleh: Lani Wuri
Sore itu seorang anak kecil
menangis tersedu-sedu bukan karena
ada yang menjahati atau
mengganggunya, melainkan anak itu
sedang mendengarkan kaset dari
sebuah Radio tua milik pamannya
yang sedang memutar kaset
sholawat ummi yang dipinjamkan
oleh sang paman pada salah satu
saudaranya di luar kota, anak kecil
itu terus menangis dan ikut
melantunkan sholawat dengan
sedikit berteriak bahkan suara anak
itu nyaris habis, karena ulahnya
CERPEN
30 BINAR, Edisi Ke-4
sendiri, anak kecil itu tidak sendirian
di ruangan itu, melainkan dia
bersama paman, kakek serta
neneknya , anak kecil itu terus saja
bersolawat sambil tersedu hingga tak
lama dia medengar suara deru
sepeda motor milik ayahnya. Anak
kecil itu sengaja dititipkan di rumah
sang nenek karena anak kecil itu
memiliki seorang adik yang baru
saja lahir. Masuklah ayah dan
ibunya ke dalam rumah sang nenek
anak kecil itu langsung menghambur
ke dalam pelukan sang ayah dam
kondisi menangis dan berkata
“Bapak ! bapak !, ayik mau
minta kaset ummi,” ucap anak
menangis sesenggukan.
“Kaset ummi ?, buk kaset
ummi apa yang di maksud Alika
?”tanya sang ayah pada istrinya
“Itu yang penyanyinya Sulis
yang lagi ngetop !”ucap sang ibuk
santai sambil mengusap kepala sang
anak lembut
“Oh ! iya nanti bapak beliin
kalau memang Alika pengen
!”jawab sang ayah
“Ayah! ayik juga mau pulang
! mau tidur sama bapak ! sama
dedek bayi !”ucap anak kecil
merengek dengan polosnya, ia tidak
mengerti kalau dia sengaja dititipkan
karena di takutkan sang ibu tidak
sempat mengurusnya karena terlalu
sibuk dengan adik barunya
“Iya tapi nanti ya nak !, ayo
ikut jalan-jalan cari kaset ummi !”
hibur sang ayah agar sang anak tidak
lagi merengek ingin pulang
“Horeee!!!! ayik jalan-jalan
beli ice cream lagi ya pak !” pinta
sang anak yang hanya di jawab
senyuman oleh ayahnya.
Tidak ada tanda-tanda bahwa
anak kecil itu akan tumbuh menjadi
seorang yang pemurung, bahkan
pendendam. Anak kecil itu terkenal
dengan seorang anak yang sangat
mudah tersenyum dan tertawa untuk
memperlihatkan giginya yang putih
dan tersusun rapi bahkan anak kecil
31 BINAR, Edisi Ke-4
tersebut sering mengikuti neneknya
untuk menjalani aktifitas sehari-hari
seperti kepasar untuk menitipkan
kue-kue tradisional pada pedangang
dan sekaligusberbelanja, menyapu
rumah dan bahkan anak kecil itu
bangun subuh untuk ikut sang nenek
solat berjemaah di musholla depan
rumah dan turut serta membantu
sang nenek mempersiapkan kue
untuk jualan sang nenek dipasar, yah
bantuan yang di maksudkan
itubantuan untuk membuat dapur
berantakan dan tak jarang memakan
hasil olahan tersebut dan membuat
neneknya tertawa geli akibat tingkah
lucu cucunya yang semakin hari
semakin tumbuh menjadi seorang
anak periang dan sehat.
Hingga di suatu hari paman
dari anak itu mengantarkan anak
kecil itu pulang kerumahnya dan
anak itu sangat bahagia setibanya di
rumah, anak itu berlari sambil
berteriak memanggil ibunya dan
ibunyapun menghampiri anak
tersebut dan menggendongnya dan
berkata
“Jangan ramai-ramai ya ayah
lagi tidur !”
“Kok tidur ini kan masih pagi
kata nenek gak boleh tidur pagi nanti
rezekinya di patok ayam !”tanya
sang anak dengan polosnya
“Bapak lagi sakit jadi jangan
rame ! ok! ”ucap sang ibu
“Ya ayik janji !”jawab sang
anak dan turun dari gendongan
ibunya
Dan pamannyapun ikut masuk
kedalam rumah dan menginap,
untuk beberapa saat, anak kecil itu
langsung bermain dengan adik
kecilnya yang sangat berbeda jauh
sifatnya, sang adik lebih tomboy
sedang anak itu sangat feminim dan
tak jarang dia menggunakan
kerudung walau dalam rumah, saat
malam tiba anak itu menjadi gelisah
ia bertanya-tanya mengapa
bapaknya tidak kunjung sembuh dan
tidak menggendongnya, karena
penasaran anak itu turun dari tempat
tidurnya dan pergi ke kamar
bapaknya dan tidur di dekat
32 BINAR, Edisi Ke-4
bapaknya dan di pagi harinya sang
ayah bertanya
“Anak manis ! nama kamu
siapa ?”
“Bapak udah bangun !, bapak
lupa Ayik ?”tanya sang anak
“Ayik ? itu nama kamu
!”tanya sang ayah
“kan bapak yang ngasik nama
!”ucap anak tersebut dengan air
mata yang mengenang
“Loh Alika udah bangun
?”tanya sang ibu karena mendengar
percakapan sang anak dan suaminya
“Ibu bapak kok gak kenal
Ayik?. Ayikkan gak pernah nakal
sama bapak !”tangis anak itu dalam
gendongan ibunya
“Gak papa kok !, kamu sama
om dulu ya tuh ada di depan bareng
adik kamu !”ucap sang ibu sembari
menurunkan anak itu dari
gendongannya
Anak itu berlari kearah depan
dan ikut bermain bersama paman
dan adiknya yang luar biasa
nakalnya dari lemari dan pohon di
depan rumahnya di panjat oleh adik
perempuannya yang belum genap
berumur dua tahun tersebut dan
membuat pamannya sangat lelah
menjaga adiknya dan tentunya
berbeda jauh dengan anak itu yang
duduk cantik dan bermain masak-
masakan seakan lupa akan
tangisannya, mereka bagaikan
sepasang anak kembar dan
mengembara dengan angan mereka
masing-masing yang berbeda, sang
adik dengan angan-angan
petualangannya yang penuh dengan
misteri dan sang kakak dengan
dunianya sendiri
Beberapa bulan sudah bapak
dari anak itu tak bangun dari tempat
tidurnya setelah Amnesia pasca
kecelakaan yang menimpa sang ayah
dan sekarang ibu dari anak tersebut
harus lebih berjuang lagi untuk
menjalani hidup dirinya dan kedua
anaknya yang masih kecil dan balita,
anak itu ingin ayahnya
menggendong anak kecil itu lagi
dengan penuh kasih sayang, ayah
33 BINAR, Edisi Ke-4
anak itu tak kunjung sembuh karena
stroke yang diderita dan merubah
sosok bapak yang penyabar, jarang
marah, selalu bersuara lembut
menjadi pemarah dan kasar hingga
suatu hari
“Aruni ! Aruni ! ayah haus
cepat ambilkan air cepat !”perintah
sang ayah pada anak kecil itu
dengan nada amarah namun
menyebut nama kakaknya yang
berada jauh dari dirinya
“iya bapak ada apa ? (tanya
anak kecil itu sambil membawa air
namun ia sembunyikan di di balik
badannya dan menghampiri sang
ayah) nama aku Alika pak bukan
Aruni !, bak Arunika ada malang
dan kata ibuk besok bak Aruni
datang !”
“Oh ! ya bapak lupa !, kamu
Alika kan !, maafkan bapak ya
sudah lupa sama nama kamu sini
duduk sini sama bapak” pinta sang
bapak setelah emosinya turun dan
memintamaaf pada sang anak karena
dia sadar bahwa sang anak tidak
seharusnya mendengar kata-kata
kasar darinya dan membuat anak
kecil itu ketakutan
“Iya !, pak ”
“Alika coba lihat itu giginya
bapak berusan copot, disana ! lihat !,
itu artinya bapak makin tua jadi
kamu harus mandiri kalau mau
makan gak usah minta ibu untuk
nyuapin kamu kamu harus bisa
sendiri !, ”ucap sang ayah sambil
mengelus lembut rambut anak itu
dengan sayang dan tak lama sang
adik datang dia memang selalu
membuat kejutan umurnya belum
sampai dua tahun tapi dia sudah
mahir berjalan, berlari dan memanjat
walaupun tidak ada yang
membantunya untuk berjalan,
“Bapak-bapak ! Puspa udah
bisa menghitung ! atu, dua, tiga,
empat, lima, enam, tujuh, delapan,
embilan, epuluh !.”ucap sang adik
lucu di umurnya dia tidak cadel
dengan huruf L ataupun R dia hanya
tidak bisa melafalakan S.
“Salah bukan embilan tapi
sembilan ! dan juga itu sepuluh
34 BINAR, Edisi Ke-4
bukan epuluh !”ucap kakanya
membenarkan
“Dik itu benar kamu aja yang
gak tahu !”ucap sang adik sambil
memelototi kakaknya dan naik ke
atas ranjang bapaknya
“Ihhh salahhh !!!!, di bilangin
bandel ibuuuuuu !!!!! adik nih gak
mau di kasik tahu !” teriak anak
kecil itu
menderngar kedua anaknya
sadang berselisih paham sang ibu
langsung lari tergopoh-gopoh dari
dapur dan begitupun dengan sang
paman dia tahu betul watak si
bungsu yang tidak mau kalah dan
tidak mau disalahkan benar saja
ketika mereka sampai di kamar
bapak dari anak kecil itu keduanya
sudah bertengkar dan saling
mencubit dan memukul hingga sang
ibu dan pamannya memisahkan
mereka dengan cara menjauhkan
satu sama lain dan sang ibu menegur
suaminya
“Gimanasih pak kok gak
dilerai !, ihh untung gak ada yang
nangis coba aja kalau si Alika nangis
aku juga yang capek !”gerutu sang
ibu sambil menggendong anak kecil
itu dan pamannya telah membawa
sang adik keluar kamar
“Gimana mau ngelarai ! anak
kamu dua-duanya sama keras kepala
ya sudah aku biarkan saja kalau sakit
pasti berhenti sendiri !”jawab sang
bapak dengan entengnya
“Dasar ! terserah kamu saja
lah !”ucap ibu dengan kesal dan
meninggalkan suaminya di kamar
sendiri
begitulah kebiasaan kedua
kakak beradik itu ketika dekat
mereka akan bertengkar sedangkan
ketika meraka jauh mereka akan
merasa kekurangan satu hal yang
mereka biasa lakukan, semakin hari
tinngkah jahil dari adik kecilnya
semakin menjadi bahkan sang adik
menginginkan apapun yang di pakai
sang kakak dan jika tidak di turuti
maka jadilah seluruh isi rumah
seperti kapal pecah, hingga kedua
kakak beradik tersebut diaggap
kembar oleh tetangga yang melihat
35 BINAR, Edisi Ke-4
mereka selalu berpakaian serba sama
dari atas kepala sampai ujung kaki
bahkan sang ibu sering tertukar jika
mengambil baju keduanya.
Berbulan-bulan sudah sang
ayah tidak kunjung sembuh bahkan
sudah beberapa dokter yang
menangani bapak anak itu namun
tidak ada perkembangan yang pasti,
hingga di suatu pagi di tanggal 30
Juli 2003, ketika anak kecil itu
hendak berangkat sekolah walau
sebenarnya belum cukup umur untuk
sekolah anak kecil itu meminta
bahkan merengek untuk
disekolahkan apalah daya sang ibu
akhirnya dimasukkanlah anaknya di
taman kanak-kanak dekat rumahnya,
dan di pagi itu tidak seperti biasanya
sang ayah meminta ibunya untuk
membeli nasi pecel dekat rumah
namun sang ibu tidak sempat, dan
menyuruh adiknya yang tak lain
adalah paman dari anak kecil
tersebut untuk membelinya
sekaligus mengatarkan anak kecil itu
untuk pergi ke sekolah,
Setibanya di sekolah anak
kecil itu langsung memasuki ruang
kelasnya dan bercanda dengan
teman-teman sebayanya pamannya
pun pergi meninggalkan anak kecil
itu untuk membeli pesanan kakak
iparnya, bel tanda masukpun
berbunyi dan anak kecil itupun
mengikuti setiap pelajaran dengan
senang hati karan memang sekolah
adalah keinginannya, pagi itu anak
tersebut sangat gembira dan ceria
hingga sang paman menjemputnya
ke sekolah dan mengajaknya pulang
anak kecil itu tidak banyak bertanya
mengapa dirinya dijemput dan
pulang padahal teman-temannya
tidak ada yang pulang,
Di rumahnya anak kecil
tersebut bingung karena telah
banyak orang di depan rumahnya dia
tidak mengerti dan bertanya pada
pamannya
“Loh ! kok rumah Ayik rame
kan ulang tahun ayik udah lewat ?,
om om ayik juga pulang pagi kan
pulangnya nanti jam sepuluh ?”
tanya sang anak namuntidak ada
36 BINAR, Edisi Ke-4
tanggapan dari pamannya sampai
tiba dirumahnya disambut oleh sang
ibu
“Alika sudah pulang sini nak
gedong sama ibuk ganti baju ya
!”ucap sang ibu setelah mengusap
air matanya
“Iya ayok! (sambil
mengulurkan tangan pada ibunya),
ibu nangis ya ?, kenapa ?, Ayik gak
nakal kok !, kalo dak percaya tanya
sama ibu fat ! ”celoteh anak tersebut
dan hanya di tanggapi senyuman
oleh sang ibu
Setelah mengganti baju
seragam anaknya dengan baju rumah
yang sama dengan sang adik yang
terlebih dulu duduk di pangkuan
sang nenek
“Udah ya nak kamu sama
kakek ya sana !, ibu banyak urusan!
”ucap sang ibu dan mempersilahkan
anaknya bersama sang kakek di luar
rumah dan melewati ruang tengah
dia melihhat banyak orang yang
sedang mengaji membuat anak kecil
itu bertanya pada sang kakek
“Bah kung !, ayik disuruh
bareng bah kung sama ibuk!”
“Sini nak !”ucap bah kung
sambil menepuk-menepuk kursi di
dekatnya
“Bah kok banyak orang ya ?,
trus di dalem juga banyak orang
ngaji ada apa ya ?, trus bapak mana
kok gak ada di kamar ?”tanya anak
itu dengan lugunya
“Bapaknya Alika udah tenang
ya nak dia udah bertemu sama
Allah!, jadi Alika dak bisa lagi
bertemu sama bapak !” jelas sang
kakek yang membuat anak kecil itu
berkaca-kaca dan tak lama menangis
“Ayahhh !, trus Ayik sama
siapa ?, A-ayik belajarnya sama
siapa ? hiks! ” tanya anak tersebut
dengan terbata-bata.
“Kan ada ibuk! nenek! kakek!
om! yang mau ngajarin kamu!”jelas
sang kakek yang membuat anak
kecil tersebut sedikit tenang dan
tidak menangis
Bisa dibilang hari itu
merupakan awal dari perubahan sifat
37 BINAR, Edisi Ke-4
dari anak tersebut dan beberapa
kejadian menimpa anak tersebut
setelah sang ayah meninggal, dari
mulai semua hak dari anak kecil
tersebut di rampas oleh saudara
ayahnya, dan fitnah yang
menyatakan bahwa anak kecil itu
anak haram, dan yang paling
menykitkan yang harus diterima
anak tersebut beserta ibu dan
adiknya adalah diusir dari rumahnya
sendiri peninggalan dari almarhum
sang ayah, yang semestinya anak
kecil itu dan adiknya tersebut harus
mendapat hal-hal yang indah di
umurnya yang masih anak-anakdan
ini malah sebaliknya, sakit yang
anak itu terima dari mulai ia di
tinggal oleh sang bapak tentunya
selalu terngiang dalam benak sang
anak dan membentuk trauma
tersendiri untuk anak kecil tersebut
Dan hari ini tanggal 12
Januari 2018 anak kecil tersebut
berdiri disamping gundukan tanah
yang tak lagi merah dan
meninggalkan luka yang mendalam,
dua anak manusia yang dianggap
hina bina tersebut tumbuh menjadi
sesosok remaja yang kuat dan kental
akan didikan agama yang kuat telah
berhasil merubah mereka menjadi
individu yang kuat dalam segalah
hal dan siap untuk menghantam
segala apapun rintangan yang ada di
depannya dengan bekal ilmu agama,
dan pendidikan yang sedang mereka
rajut di berikan oleh sang ibu, kakek,
nenek,dan paman pada kedua remaja
yang tumbuh, yang terpaksa
merubah sifatnya menjadi dewasa
sebelum waktunya dan beruntunglah
anak kecil itu dan adiknya mendapat
ibu seperti ibunya yang tak segan
menegur dan sedikit memukulnya
ketika kedua anak itu nakal dan
menyimpang ajaran agama islam,
sebelum mereka meninggalkan
kuburan sang bapak mereka berjanji
di hadapan kuburan bapaknya
“Bapak ini aku Ayik dan
Puspa jangan marahya kalau sampai
sekarang aku nyaman dengan
sebutan Ayik, Ayik janji satu hal
sama bapak akan menjaga puspa dan
ibuk.Dan Ayik janji akan menjaga
38 BINAR, Edisi Ke-4
semua peninggalan bapak!, bapak
jangan marah ya ! Ayik berusaha
yang terbaik untuk keluarga ini dan
akan membuat bapak dan ibuk
bangga sama Ayik !”.
Setelah mengucapkan hal
tersebut kedua remaja tersebut
meninggalkan pusara sang bapak
dengan air mata yang menggenang
di pelpuk mata. Dalam hati mereka
bersyukur karena Allah telah
memberi mereka hidup yang bahagia
walau dalam kesedihan, dalam hati
pula anak kecil yang telah berubah
menjadi remaja cantik dengan
balutan hijab di kepala keduanya,
menyimpan banyak luka yang yang
akan terus abadi hingga akhir hayat
mereka.
Kesedihan, kekecewaan
memang tidak untuk dikenang
melainkan di jadikan pelajaran, akan
tetapi dengan kondisi yang
sedemikian apa yang bisa kedua
remaja itu lakukan selain terus
melawan, dan turut menuntut yang
telah menjadi miliknya, jangan
salahkan anak itu untuk yang di
perbuat tapi salahkan saja mereka
yang telah menorehkan luka yang
mungkin jika bukan karena
pendidikan dari orang-orang
terdekatnya akan menjadi anak yang
selalu memendam dendam atas
ketidak adilan yang telah dialami.
39 BINAR, Edisi Ke-4
Pengagum Gadis Desa
Oleh: Firman Firdaus Ramadhan
Hari itu kali pertama saya menginjakkan kaki di tempat yang masih asing, bintik tawa
menghiasi setiap langkah wajah yang baru saya kenal. Ya seperti yang orang tua saya ingin,
beliau tidak menginginkan saya menganggur. Saat masuk ke kelas pertama kali saya melihat
seorang gadis desa yang wajahmya begitu istimewa menurut pandangan saya. Karena,
pipinya yamg sedikit merona dan senyumnya yang manis, menjadi alasan mengapa saya
menyebutnya istimewa. Hari demi hari saya lewati dengan memandangnya tapi sangat
disayangkan saya tidak berani untuk mendekatinya, saya hanya berani mengirim pesan
singkat ketika ada tugas dan izin tidak masuk kuliah.
Setelah beberapa semester terlewati, saya tetap tidak berani untuk mendekatinya,
hingga pada semester 3 saya mencoba untuk memperkenalkan diri agar lebih dekat
dengannya. Dia tipe gadis cuek, namun setelah beberapa lama dia menjadi akrab dan sejak
saat itu kami berteman sebelum akhirnya dia menyadari perasaanku terhadapnya. Kemudian,
yang semula saya tidak berani, entah kerasukan jin apa saat itu saya membulatkan tekad,
memberanikan diri untuk mengungkapkan tentang semua perasaan saya terhadapnya. Namun,
dia tidak memberi jawaban apapun, semisal iya atau tidak. Hanya saja semuanya berbeda
tidak seperti biasanya.
Hari hari berlalu, saya mencoba membuat puisi untuk gadis itu…
"Disetiap nafasku
Aku memilih untuk diam
Dengan rasa yang teriris luka yang mendalam
Yang tak mampu kusembuhkan dengan apapun
CERPEN
40 BINAR, Edisi Ke-4
Hanya senyummu yang dapat menyembuhkan luka ini
Karna keindahannya tak dapat kubayangkan dengan kata-kata
Seandainya ada kata yang lebih indah dari pada kata "indah"
Lebih bagus dari kata "bagus"
Akan kupilih satu hanya untukmu
Kau seperti matahari sore bagiku
Selalu datang dengan keindahan yang tak dapat kubayangkan
Setiap kali kau menghilang, aku tunggu hingga kau datang
Dengan rasa yang sama seperti sediakala"
Tapi tetap saja dia tidak memberi tanggapan apa-apa, dan saya mengajak dia jalan
pertama kali, ini menjadi kencan pertama saya setelah lama nyali saya menciut sebab tak
pasti balasan rasa darinya. Saat itu kami akhirnya jalan berdua. saya membawanya ke rumah
saudara almarhum ayah, setelah itu kami jalan dan ditengah perjalanan saya mencoba
menanyakan kembali atas petanyaan pertanyaan itu, dan dimberi jawaban dengan memberi
kesempatan kepada saya untuk memantaskan diri mencintainya. Hari itu juga saya sangat
senang karena saya menemukan jalan yang lebar untuk membahagiakannya, dan disitulah
juga saya mulai lebih keras untuk mendapatkannya. Pun saat itu kami lebih sering jalan
bersama dan tidak ada satupun teman-teman mengetahuinya. Namun, entah apa masalahnya,
kisah ini menjadi memilukan. Kisah ini berakhir dengan keekatan yang singkat dan seala
usaha untuk medekati,kemudia mendapatkan hanya sia-sia belaka. Saya hanya menjadi
pengagum tanpa dikagumi. Menjadi yang paling ingin memiliki tanpa ingin dimiliki.
41 BINAR, Edisi Ke-4
Kertas Vs Digital Oleh: Siti Ladida
Prodi TBIN Angkatan
Semester III
Jangan disangka pada era digital ini anak muda
yang sedang serius dengan smartphonenya adalah anak
muda yang gila main game saja. Bisa jadi ia sedang
membaca buku atau berita penting. Apa yang tidak bisa di
cari di smartphone? Semuanya bisa. Mulai dari hal kecil
sampai hal yang serius menyangkut bisnis ada di
smartphone kita. Penggunanyapun dari berbagai kalangan,
anak balita, anak remaja, orang dewasa, bahkan orang yang
sudah lansia. Perkembangan teknologi seperti smartphone
memang mempermudah kita menjalani kegiatan sehari-hari.
Karena smartphone mempunyai peran multifungsi
mempermudah berbagai hal.
Smartphone merupakan barang yang belum bisa
dikatakan murah tetapi sudah bisa dikatakan kebutuhan
primer di kalangan masyarakat, terutama bagi pelajar.
Pelajar yang menduduki sekolah negeri maupun swasta
mayoritas sudah mempunyai smartphone masing-masing.
Bagaimana tidak, jika semua informasi ada pada
smartphone mereka. Jadwal pelajaran, tugas-tugas dan
materi pelajaran dari guru, serta berbagai informasi lainnya
semuanya ada pada smartphone, yang secara tidak langsung
mengharuskan seorang pelajar untuk memiliki smartphone
masing-masing.
Maraknya penggunaan smartphone berakibat pada
perubahan berbagai hal, termasuk dalam cara belajar bagi
pelajar, tentunya ada sisi positif dan negatifnya. Sisi
positifnya sudah banyak buku yang dijual atau disebarkan
dalam bentuk soft file, seperti dalam bentuk pdf, word, dan
lain-lain. Terlebih lagi buku soft file ini lebih efisien
karena tidak perlu membeli buku yang terkadang tidak
dijual di daerah tempat dia tinggal dan mempermudah bagi
pelajar untuk saling share dengan sesama pelajar yang
membutuhkan.Memang, arti dari buku itu sendiri menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Lembar ketas yang
berjilid, berisi tulisan atau kosong. Tetapi arti kata itu pada
ESAI
42 BINAR, Edisi Ke-4
zaman sekarang sudah
dianggap kurang luas,
dikarenakan buku tidak
hanya terbuat dari kertas
saja, melainkan ada yang
berbentuk file. Karena
sekarang adalah masa
maraknya digital, maka
smartphone adalah hal
yang paling disenangi
oleh orang-orang,
khususnya para pelajar.
Oleh sebab itu, untuk
tetap membudayakan budaya literasi dibuatlah buku dalam
bentuk soft file.
Lalu jangan lupakan sisi negatif dari cara belajar
dengan smartphone, terkadang buku soft file yang kita baca
adalah karya-karya orang yang tidak bertanggung jawab,
disebarkaluaskan Cuma-Cuma ke para pelajar, dan
mengandung unsure hoax di dalamnya, sehingga sifat ke-
ilmiahannya tidak ada. Jadi, kita harus pandai memilah dan
memilih bacaan mana yang patut dan tidak untuk kita baca.
Tidak seperti buku yang biasa kita beli, itu sudah terjamin
ke-ilmiahannya karena sudah diterbitkan oleh penerbit yang
sebelumnya sudah diseleksi kebenarannya.
43 BINAR, Edisi Ke-4
Bagi para pelajar, ketika membaca buku biasanya akan lebih mudah memahami isi
buku jika memberikan coretan-coretan berupa keterangan yang sebelumnya tidak dimengerti.
Dan sayangnya, kalau kita membaca di smartphone, kita tidak bisa melakukan hal itu.
Sehingga sulit bagi kita untuk memahami isi dari buku tersebut.
Membaca buku soft file dengan jangka waktu lama juga akan berpengaruh pada
kesehatan mata. Karena radiasi yang dipancarkan langsung oleh smartphone pada mata.
Berbeda dengan jika kita membaca buku kertas yang tidak memancarkan cahaya apapun.
Peralihan cara membaca dari buku kertas ke buku soft file ini harus ditanggapi dengan
sebaik-baiknya oleh pelajar. Membaca dengan cara apa saja, yang terpenting budaya
membaca pelajar tidak menurun, selama tidak mengandung hoax di dalamnya. Bahkan dari
betapa pentingnya kita membaca, surat yang pertama diturunkan oleh Allah kepada nabi
Muhammad adalah surat yang menerangkan perintah untuk membaca, yaitu surat Al-‘alaq
ayat 1-5. Apalagi untuk seorang pelajar, membaca buku adalah hal pokok yang senang atau
tidak senang harus dilakukan sesering mungkin untuk menambah ilmu dan wawasannya.
“Generasi saat ini cenderung disibukkan dengan Gadgetnya,
sehingga memiliki Mindset yang kurang berkualitas dan minim akan
sebuah edukasi.” (AK24)
44 BINAR, Edisi Ke-4
Hidup Tanpa Literasi Kurang Berarti.
Oleh : Rosul_Md
Mahasiswa TBIN
Semester VII
Pada era modernisasi kita sebagai pemuda pemudi
sudah di tuntut untuk mandiri dalam berkreasi mengisi
impian yang belum pernah bisa diujudkan menjadi
cita-cita yang abadi. Berbagai hal sudah dilakukan
untuk mengasah sebuah kemampuan yang dimiliki
meski tak bertepi jangan pernah mundur untuk
mensisipi kegiatan/Rutinitas yang kita lakukan harus di
sesuaikan dengan kebutuhan kita. Karena seseorang
bisa dikatakan mati ketika dimasa hidupnya enggan
untuk mencoba menuai aspirasinya di atas kertas yang
masih bersih tak beroret. Orang dikatakan hidup meski
sudah mati karena dia semasa hidupnya mencoba
untuk mengasah dirinya untuk berbeda dengan orang
lain.
Tatkala kita selalu berpikir mengapa orang hebat
yang sudah mati masih dikenang selalu bahkan dia
terasa masih ada didunia alasannya semasa hidupnya.
Dia sudah mulai berani untuk mencoba mengotori
kertas putih yang masih suci untuk menuangkan isi
ideologinya melalui tinta walaupun sejenak.
Kebanyakan dari mereka orang-orang yang sudah mati
tapi, masih dianggap hidup/ada karena semasa
hidupnya mereka sudah menciptakan karyanya yang
abadi. Yang semasa hidupnya sudah di publikasikan
berbentuk buku, cerpen, puisi, dan berbagai karya
ilmiah lainnya.
Pertama setelah di tulusuri kebanyakan orang-orang
yang hebat dan masih dianggap dan selalu dianggap
ada walaupun mereka sudah tiada adalah mereka yang
mau mengubah/mengeluarkan potensi dari dalam diri
sehingga, terciptanya karya yang abadi. Sebagai
generasi pemuda kedepannya jangan sampai kita
terjebak dalam sensasi yang pada dasarnya hanya akan
mengantarkan kita keegoisan diri. Apakah hari ini diri
ESAI
45 BINAR, Edisi Ke-4
kita sudah berarti? Kita
ketika dihadapkan
dengan pertanyaan yang
demikian mungkin
elustrasi dan sensasi
yang dikedepankan
pada sok tau menjawab.
Sebelum kita menjawab hal yang demikian sudahkah
kita memikirkan diri kita sendiri? Seberapa seringkah
kita berpikir dalam kegagalan yang kita miliki
dalam semua hal? Ketika kita sudah berpikir kesana
mulai dahulu berarti kita sudah menjawab pertanyaan
yang sudah tertuliskan.
Orang literasi itu pertama harus berangkat dari kemauan, hidup itu jangan berkaca
pada orang yang sudah berdasi tapi, berkacalah pada setiap langkah yang kita lewati.
Kalau kita hidup berkaca pada orang yang berdasi maka, kita akan rugi dalam
berpotensi mengapa demikian? Secara analogi kita menjadi orang dewasa /orang besar
itu butuh proses yang berdemensi dari kecukupan nutrisi bukan pas langsung jadi
orang yang sempurna berjalan tanpa henti ketika sudah tahu bagaimana caranya
berjalan tapi semuanya itu melalui tahapan-tahapan yang sudah ditata untuk di lewati
sebagai jalan pondasi. Sehingga, pada zaman kenabian Al-Qur'an dibukukan melalui
oretan pena dan dituangkan pada tempat yang memang layak dijadikan tetesan tinta.
Dan diperkuat dengan sebuah hadist bahwa “belajar tanpa ditulis susah untuk
mengingat kembali ketika hafalan/ilmu yang kita pelajari itu lupa beda halnya dengan
orang yang belajar menghafal sambil ditulis diatas kertas putih yang ketika lupa
mudah mengingatnya kembali dengan cara melihat kembali pelajaran yang sudah
diajari”.
46 BINAR, Edisi Ke-4
Oleh sebab itu, hidup kita akan abadi didunia atau sampai akhirat nanti karena
kebaikan atau karya yang sudah kita berikan sebagai tanda sumbangsi ideologi
pemuda yang pada hari ini pemuda dikatakan sebagai penerus bangsa yang harus
mengabdikan diri padamu negeri. Jangan pernah mengatakan kalau kita sudah
berbakti kalau semua yang kita lakukan masih tak berarti kepada orang lain kehidupan
ini tak semudah seperti apa yang kita pikirkan mungkin kita selalu berpikir semua hal
itu mudah untuk dijalani kalau kita berpikiran demikian berarti kita sudah gagal
menjalani kehidupan. Mengapa bisa demikan?Alasan yang pertama mungkin kita tau
hari ini adalah realita yang harus kita jalani walaupun dengan rasa yang pas-pasan.
Tetapi, pada hari esok apakah kita bisa jamin kalau hari esok rezeki kita akan sama
dengan hari ini? Tidak ada yang tau maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus
generasi kedepannya jangan selalu mengabaikan nasehat bagi diri yang di
sumbangsikan oleh orang lain kepada kita jangan sampai karena dari hal yang seperti
itu (Nasehat) akan membuat hidup kita lebih berarti kedepannya. Jangan pernah kita
tertawa ketika kita tidak ada yang menasehati, tidak ada yang menegur, karena, pada
saat itu juga diri kita dikhawatirkan diri kita sedang dibenci. Jangan sampai melewati
nasehat yang diberikan oleh orang lain. Jangan kita agresif pada setiap bait-bait
nasehat Orang lain yang disuguhkan kepada kita bahwa itu tidak baik tapi,
beranggapanlah positif karena setiap manusia itu mempunyai kelebihan-kelebihan
yang terdapat dalam diri insan yang masih tak sempurna. Maka, sebagai penerus
bangsa jangan sampai melenyapkan potensi diri agar diri kita bisa berarti dalam dunia
literasi.
47 BINAR, Edisi Ke-4
Belajar dari Sosok Ibu Kartini
Oleh: Abd. Hannan
Prodi TBIN Angkatan
2018
Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang.
Tidak mengenal batas usia berapa, jenis kelamin apa,
keturunan siapa, dan tinggal dimana. Itulah pendidikan,
dimana pendidikan tersebut untuk kita semua. Tidak perlu
kaya atau miskin, terlahir cacat atau sempurna itu semua
tidak menghalangi untuk kita tetap belajar. Namun
kenyataannya, masih banyak kaum pelajar yang kurang
sadar akan pentingnya pendidikan. ada yang lebih memilih
menjadi pengangguran, ada yang sudah menjadi peserta
didik. Seperti anak TK sampai Mahasiswa. Namun tidak
dapat di pungkiri lagi bahwa, masih banyak mahasiswa
yang hanya kuliah, namun jiwa nya tidak kuliah. Lebih
memengtingkan penampilan seksinya. Gaya-gayaan kesana
kemari, malas membaca buku. kerjaannya Fashion,
tawuran, demo, pacaran di tempat sepi. Tak jarang ada
mahasiswa yang di keluarkan dari kampus karena berbuat
mesum. Mahasiswa hamil duluan, mahasiswa membuang
bayinya, mahasiswa terkena kasus narkoba dan lain
sebagainya. Mereka lupa bagaimana susah payahnya orang
tua membiayai mereka. Orang tua nguli, panas-panasan
hanya untuk anaknya yang payah.
”Habis Gelap Terbitlah Terang”
R.A Kartini
ARTIKEL
48 BINAR, Edisi Ke-4
Terkadang banyak orang tidak mengetahui arti pentingnya sebuah pendidikan.
kita belajar dari sosok Ibu Kartini. Dimana Ibu Kartini sangat berjuang mati-matian
untuk memajukan Bangsa Indonesia. Yang awalnya Beliau tidak di restui oleh
ayahnya. Untuk melanjutkan belajar ke eropa. Ayahnya sulit mengabulkan permintaan
Ibu kartini tersebut. Namun Ibu kartini tidak putus asa. Dia kembali meminta izin
kepada Ayahnya untuk belajar di Batavia ( Jakarta ). Lalu ayahnya menanyakan
kepada Ibu Kartini untuk apa ke batavia. Ibu kartini menjawab, “Saya ingin belajar
kedokteran, Bapak. Kasian rakyat kita Bapak. Terutama kaum perempuannya. Sudah
banyak saya membaca bahkan mendengar sendiri, betapa masih sulit kita menemukan
orang-orang yang bisa menyembuhkan, bapak. Pengetahuan kita tetang obat-obatan
sangat rendah. Bayi-bayi banyak yang meninggal saat di lahirkan. Karena
orangtuanya tidak tahu cara yang benar melahirkan bayi. Penyakit malaria menyebar
kemana-mana. Kita tidak tahu apa-apa soal pengobatan. Saya ingin membantu
mereka bapak.”
Itulah kutipan Ibu Kartini ketika Beliau menjelaskan tujuannya ke batavia
kapada Ayahnya. Namun kembali ayahnya menggelengkan kepalanya, menandakan
tidak merestui Ibu Kartini ke batavia. Bola mata Ibu kartini yang telah basah, bibirnya
yang gemetar. Dan permohonannya yang merintih, ternyata tak membuat ayahnya
bergeming. Ketika keinginannya untuk pergi ke batavia gagal. Namun Ibu Kartini
tetap bersikeras untuk di kabulkan keinginannya oleh sang ayah. Namun sayangnya
tetap tidak mengizinkannya. Ayahnya berkata kepada Ibu kartini sambil mengusap
kepadanya, “belum masanya Nik, keinginanmu benar-benar berat untuk bapak
kabulkan. Bukan! Jangan kau salah paham. Aku mengerti sangat-sangat mengerti
keinginanmu. Aku paham, Kau putriku. Aku tahu tentangmu, kau punya cita-cita
mulia. Kau rajin membaca, kau berbeda dengan kakak-kakakmu Nik. Tetapi belum
masanya. Demikian ucapan dari Ayahnya.
Penolakan demi penolakan dari sang ayah, tetap tidak membuat keinginan Ibu
Kartini untuk mengeyam pendidikan dan pengajaran surut, justru sebaliknya. Sampai
pada Ibu Kartini menyadari arti dari penolakan sang ayah. Bukan karena ia membenci,
atau tak suka dengan cita-cita dan impiannya. Kesadaran ini muncul padanya saat
49 BINAR, Edisi Ke-4
ayahnya menerima tamu, Mr. Abendanon dan istri, di kediamannya. Kedatangan
mereka membawa angin segar bagi Ibu Kartini. Jiwanya semakin melayang begitu ia
mendengar bahwa, Tuan Abendanon akan mengusahakan mendirikan sekolah untuk
para gadis Bumiputra. Sehingga keinginannya untuk mengajar terbuka lebar. Ayahnya
pun menyetujui Ibu kartini menjadi guru di sekolah tersebut.
“Dan biarpun saya tidak beruntung sampai di ujung jalan itu, maskipun patah
di tengah jalan, saya akan mati dengan keadaan bahagia”. Sekilas perbincangan Ibu
Kartini dengan ibunya. Sikap dan pendirian ibu Kartini sangat jelas. Ucapannya begitu
dahsyat, menggambarkan ucapan yang demikian itukeluar dari lubuk hati yang paling
dalam. Pernyataan yang lansung mengusik dada seperti itu terucap dari Ibu kartini.
Petanyaannya mengapa sampai sebegitunya?. Ibu Kartini rela mati ditengah jalan,
dalam usaha mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Tidak salah lagi, keinginan dan
cita-cita Ibu Kartini tentang pendidikan dan pengajaran. Yang awalnya merupakan
keinginan dan cita-cita pribadi, untuk tujuan dirinya sendiri. Seiring dengan
munculnya kesadaran, terbitlah pencerahan dan kecerdasan jiwanya. Telah
berkembang sebagai keinginan dan cita-cita bangsanya, bangsa jawa, terutama
teruntuk para kaum perempuannya, perempuan jawa.
Di sini kita melihat sinergi fikiran sosok Ibu kartini, ialah suatu kesinambungan
dari usaha dan keinginan besar yang tersusun, dari beberapa pokok masalah yang
fundamental. Kemiskinan, kebodohan, kesengsaraan, pada saat itu tidak bisa di
pisahkan dengan Nasib perempuan. Kuatnya adat, tradisi, dan nafsu laki-laki. Bagi
masa Ibu Kartini kala itu, tidak mungkin melawan dengan mengangkat senjata. Pada
saat itu lahir dan tumbuhnya Ibu Kartini bukan era yang tepat untuk mengangkat
senjata, perang melawan belanda. Menurut Ibu Kartini, di era itu hanya bisa di lawan
dengan satu cara, yaitu Pengajaran dan Pendidikan. dalam konteks inilah kita bisa
mengerti, kenapa Ibu Kartini tampak memiliki cita-cita dalam hal pendidikan yang
berubah-ubah. Menurut keterangan adiknya, Kardinah, banyak yang di inginkan Ibu
Kartini, terkadang ingin menjadi bidan. Terkadang ingin menjadi dokter. Terkadang
ingin menjadi guru.
50 BINAR, Edisi Ke-4
Ibu kertini memiliki alasan tersendiri, atas apa yang di inginkannya. Kenapa
Ibu Kartini ingin menjadi bidan? Menurut laporan Ibu kartini “Di bumi jawa atau di
seluruh Hindia hanya terdapat kira-kira 20.000 bidan dan 30.000 bayi yang baru di
lahirkan terpaksa tewas karena kurang mendapat pertolongan kedokteran.” Begitulah
alasan Ibu Kartini mengapa dia ingin menjadi bidan. Dan jika tidak bisa menjadi
bidan, ia ingin menjadi guru. Kenapa guru? Sebab masalah utama bangsa adalah
Pendidikan dan Pengajaran!Hanya dengan manjadi guru, Ibu Kartini bisa mendidik
dan mengajar, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran yang
diyakininya. Sungguh mulia jasa Ibu Kartini terhadap bangsa ini. khususnya para
kaum perempuan. Lalu pertanyaannya apakah sekarang masih ada yang berjiwa
seperti ibu kartini?. Dengan banyaknya kampus-kampus, dengan canggihnya
teknologi dengan mudahnya mengenyam pendidikan, apakah ada yang berjiwa seperti
Ibu kartini?.
Malihat dari fenomena yang ada, saat ini sangat sulit menemukan sosok yang
berjiwa seperti Ibu Kartini. Karakter dikalangan pemuda semakin hancur. Lalu
bagaimana nasib bangsa ini, jika para pemudanya rusak?. Terlalu sibuk berlomba
berpenampilan seksi, meniru gaya hidup kebarat-baratan, hingga lupa batas fashion,
malah kebanyakan berpakaian namun telanjang. Lekuk tubuh di obral kesini kemari.
Apakah tidak malu di lihat orang?. Malulah demi kehormatanmu!. Bangsa ini butuh
titisan Kartini-kartini selanjutnya, maka teruskanlah perjuangan Ibu Kartini, jangan
hanya sekedar kuliah, namun belenggulah jiwa kita dengan ilmu. Utamakan
pendidikan karakter. karena karakter adalah pondasi dari ilmu lainnya. Jangan
menunggu punya ijazah untuk mengajarkan ilmu. Semakin banyak berbagi, maka ilmu
yang dimiliki semakin tumbuh dan berkembang.
51 BINAR, Edisi Ke-4
Teka teki aku dan saya
Suatu hari, dua orang anak duduk dibawah pohon.
Sembari duduk mereka bermain tebak tebakan.
Kia : Zam apa bedanya aku dengan saya?
Irzam : Beda tulisan sama pengucapannya sa..
Kia : Salah Zam.
Irzam : Terus apa?
Kia : Kalo saya anak ayah dan bunda Zam..
Irzam : Kalo aku jawabannya apa?
Kia : Ya mana aku tahu Zam..
Irzam : Loh kok tidak tahu?
Kia : Ya saya tidak tau kamu anak siapa.
Irzam : Kan kalo saya anak ayah dan bunda, kalo kamu
sayatidak tau Zam.. hehehe
Pertanyaan
Konyol
Seorang Anak
dengan ibu hendak tidur,
tiba-tiba anak itu bertanya
kepada ibunya.
Anak : Ibu, jadi dokter
itu enak ya?
Ibu : Kenapa nak?
Anak : Lah, iya Tuhan
yang menyembuh
kan penyakit dan
dokter yang mene
rima bayaran.
Ibu : Dokter itu kan
tidak memaksa
nak, tapi kalau
pasiennya
langsung mau
menemui Tuhan,
ya silahkan!.
Anak : Kalau begitu kita
lansung saja ke
Tuhan biar tidak
usah bayar.! gkgk
HUMOR
52 BINAR, Edisi Ke-4
top related