sa bab 6
Post on 03-Aug-2015
181 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERSPEKTIF DAN ISU
a. Debat atas Penggunaan Pengukuran Nilai Wajar
Baik financial statement preparers, pengguna, auditor, standar setter, maupun regulator
terlibat dalam perdebatan mengenai relevansi, transparansi, dan keputusan-kegunaan laporan
keuangan yang disusun berdasarkan IFRS, yang mana salah satu di antara berbagai bagian
dari standar pelaporan keuangan komprehensif yang mengandalkan pada apa yang disebut
model "atribut campuran" (yaitu model yang menggunakan keduanya baik nilai historis dan
pengukuran nilai wajar) untuk mengukur aset dan kewajiban.
Artinya, keberadaan IFRS membebankan berbagai persyaratan pengukuran, termasuk biaya
historis (transaction based) dan berbagai perkiraan nilai-nilai ekonomi saat ini, untuk
pelaporan awal dan berikutnya dari aset dan kewajiban yang ada pada laporan posisi
keuangan suatu entitas dan, secara tidak langsung, untuk penetuan periode dari hasil operasi
itu sendiri.
Penggunaan pendekatan model atribut campuran merupakan warisan dari standar GAAP
nasional, yang saat ini dipakai oleh IFRS, terutama GAAP US dan GAAP UK. Secara
historis, meskipun pememakaian nilai wajar ataupun nilai pasar untuk mengukur aktivitas
ekonomi mendapat penghargaan yang baik, tetapi terdapat keterbatasan dalam praktek
(practical limitation) yang telah membatasi penggunaan data nilai wajar itu sendiri.Selama
beberapa dekade terakhir, mengakses informasi nilai pasar yang relevansangat mungkin
untuk dilakukan.
Akibatnya, pengembangan terus menerus dilakukan pada aturan pelaporan keuangan dan
pengungkapan yang menggunakan perkiraan nilai wajar. Beberapa diantaranya telah
digunakan untuk tujuan pelaporan periodik seperti melaporkan investasi yang marketable,
dan disisi lain digunakan untuk menyediakan limiting values untuk item-iitem yang akan
ditampilkan dalam laporan keuangan (seperti menurunkan nilai atau penyesuaian pasar untuk
persediaan), atau untuk dimasukan kedalam catatan yang berisikan informasi.
Ketika data nilai wajar atau nilai pasar saat ini telah lebih mudah diperoleh, beberapa
tindakan ini menunjukkan beberapa derajat volatilitas, meskipun hal ini biasanya hanya
merupakan cerminan dari turbulensi di pasar itu sendiri, dan bukan merupakan hasil dari
proses pengukuran.
1
Meskipun penggunaan dari nilai wajar untuk pengukuran akuntansi terus berkembang, baik
berdasarkan GAAP dari berbagai nasional maupun berdasarkan IFRS itu sendiri, memicu
komentar kritis. Perdebatan menjadi semakin panas karena gejolak ekonomi baru-baru ini di
pasar kredit, dimana banyak dari pengamat yang mensyaratkan pelaporan keuangan dari
pengukuran berbasis current value dari kinerja keuangan.
Mayoritas investor dan kreditur yang menggunakan laporan keuangan untuk tujuan
pengambilan keputusan berpendapat bahwa pelaporan instrumen keuangan pada biaya
historis atau biaya diamortisasi membuat mereka kehilangan informasi penting tentang
dampak ekonomi pada pelaporan entitas dari keuntungan dan kerugian nyata ekonomi yang
terkait dengan nilai wajar aset dan kewajiban yang dimiliki sendiri atau dalam bentuk hutang.
Pendapat lainnya mengatakan yaitu pelaporan secara transparan dari nilai wajar menciptakan
“procyclicality”, dimana pelaporan nilai wajar memiliki dampak yang secara langsung
mempengaruhi ekonomi dan berpotensi menyebabkan kerugian/kesalahan besar. Argumen-
argumen ini dilawan oleh pendukung nilai wajar, yang menyatakan keyakinan mereka bahwa
"Lost Decade" yang menimpa Jepang 1991-2000-diperburuk oleh kurangnya transparansi
dalam sistem perbankan komersial, yang memungkinkan bank-bank untuk menghindari
mengakui kerugian dalam pinajam dari kualitas kredit yang dipertanyakan dan mengurangi
nilai (tapi tersembunyi).
Banyak yang menyatakan bahwa, seandainya mereka memberikan informasi mengenai nilai
wajar tepat waktu, maka mereka mungkin akan membuat keputusan yang berbeda mengenai
investasi dalam, pinjaman untuk, atau masuk kedalam transaksi bisnis dengan pelaporan
entitas.
IASB telah mencatat selama bertahun-tahun mengenai tujuan jangka panjang dari memiliki
semua aset keuangan dan kewajiban pada nilai wajar dengan pendekatan inkremental, yang
mana tidak berbeda dengan pengalam FASB dalam penetapan GAAP US.
Setelah menyelesaikan semua masalah yang diprioritaskan, IASB memberikan perhatian
yang signifikan pada proyek nilai wajar ini ditahun 2005, sebagai bagian dari upaya
konvergensi dengan FASB. Diputuskan awal proses ini adalah standar monumental FASB,
FAS 157, Pengukuran Nilai wajar (sekarang di kodifikasi sebagai ASC 820), yang diterbitkan
pada tahun 2006, akan berfungsi sebagai dasar untuk standar yang dimaksudkan oleh IASB.
2
Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa usaha untuk menghasilkan pedoman yang sama
dan komprehensif mengenai penggunaan pengukuran nilai wajar masih belum memadai.
Menurut pendapat penulis, ada banyak alasan untuk pendekatan tambahan demi tercapainya
tujuan dari pengadopsian penuh pengukuran nilai wajar untuk instrumen keuangan. Alasan-
alasan ini diantaranya:
1. Project interdependencies. Banyak proyek dalam agenda IASB yang memiliki
implikasi yang mempengaruhi pengukuran nilai wajar dan juga pengungkapan.
Khususnya adalah:
a. The commitment to converge with US GAAP
b. Pengembangan bersama dari Kerangka konseptual baru dengan FASB
c. Pengembangan format baru untuk laporan keuangan pokok, menanggapi kritik
pengguna tentang kegunaan dari model saat ini
d. Tekanan pada IASB untuk mengurangi kompleksitas standar yang ada dan
untuk mengatasi panggilan dari pihak perusahaan swasta untuk memberikan
keringanan dari biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan.
2. Preoccupation with other important priorities. Dalam beberapa tahun belakang, IASB
telah berurusan dengan rangkaian yang komplek, kontrovesi, isu politik yang
memerlukan perhatian lebih terkait dengan volatililtas dari lingkungan bisnis dan
pasar keuangan, serta kemunduran/kemerosotan umum dalam hukum dan iklim
regulasi(peraturan) sebagai akibat dari serangkaian kecurangan dan kegagalan bisnis
yang ada. Isu-isu tersebut diantaranya:
a. Share-based payments (pembayaran berbasis saham)
b. Special-purpose entities dan off-balance-sheet financing
c. Derivatives dan hedging
d. Pengakuan dari jaminan kewajiban (guarantee obligatins)
e. Penggabungan bisnis (Business combination), organisasi nirlaba (not-for-
profit organization), dan mutual enterprise termasuk penentuan ketika
memilih ownership (kepemilikan) yakni bukan merupakan indikasi dari pihak
yang mengontrol entitas.
f. Income tax accounting, termasuk pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
yang berkaitan dengan posisi pajak penghasilan yang tidak pasti.
g. Pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
h. Sewa (leases)
3
3. Kompleksitas teknis yang dihadapi dalam menyelesaian persoalan praktik
4. Lingkungan politik dan ekonomi saat ini. Mereka yang mencari-cari kesalahan untuk
menyalahkan gejolak yang terjadi di pasar kredit pada 2007-2009 berfokus pada
beberapa bidang dari standar pelaporan keuangan yang mungkin memberikan
kontribusi faktor-faktor, seperti:
a. Kemampuan untuk menyusun apa yang disebut dengan kualifikasi special-
purpose entities (QSPEs) dan variable interest entities (VIEs) (menggunakan
US GAAP terminologi, yang kurang sepenuhnya dikembangkan berdasarkan
IFRS) untuk mencapai “off-the-statement of financial position” yang
menyamarkan tingkat pelaporan pengungkapan risiko entitas.
b. Beberapa inkonsistensi antara aturan akuntansi khusus yang berlaku untuk
jenis perusahaan yang berbeda.
Dikarenakan banyaknya kritik yang ditujukan pada FASB, dimana berawal dari krisis
keuangan pada tahun 2007-2009 yang efek awalnya berdampak pada US, kritikan yang sama
pun kemudian dapat diarahkan pada IFRS. Argumen yang umum disampaikan yakni sering
bertentangan yaitu efek dari volatilitas-penggunaan nilai wajar pada produk untuk
menentukan kinerja yang dilaporan disaat ketidakpasitan ekonomi- serta pengungkapan yang
tidak memadai atau lambat tentang nilai-nilai saat ini.
Meskipun menyuarakan dukungan atas pengurangan ketergantungan pada informasi nilai
wajar, setidaknya untuk tujuan pengukuran pendapatan saat ini, baik FASB dan IASB tetap
terbuka dan berkomitmen untuk dengan bijaksana memperluas penerapan dari ukuran nilai
wajar dalam pelaporan keuangan.
b. Current Developments through Mid-2009 (perkembangan kini dimulai dari
pertengahan 2009)
FASB dan IASB menjadi subjek dari tekanan politik dari berbagai pihak baik itu regulator,
legislator (pembuat undang-undang), dan kelompok-kelompok kepentingan khusus
menyatakan bahwa akuntansi nilai wajar dapat menyebabkan krisis ekonomi maupun
berkontribusi pada penurunan spiral.
Gejolak ekonomi yang saat ini terjadi dalam pasar keuangan global tidak mungkin tidak
dipertimbangkan oleh FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan), pada bulan September
4
2006, mereka mengeluarkan FAS 157, Pengukuran Nilai Wajar (sekarang dikodifikasi
sebagai ASC 820 di bawah US GAAP). Hal ini tampaknya telah diramalkan oleh IASB
ketika mereka mulai mengejar proyek paralel pada tahun 2005, atau ketika memutuskan
bahwa akan lebih bijaksana dan efisien untuk mengadopsi standar GAAP AS yang telah
selesai.
Pengertian nilai wajar yang di implementasikan oleh FAS 157 (US GAAP), dan diusulkan
dalam draft IFRS, adalah sebagai berikut:
“harga yang diterima untuk menjual aset atau harga yang harus dibayar untuk mentransfer
kewajiban suatu transaksi yang terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.”
Kedua standar mendeskripsikan atau mengelompokan input dalam pengukuran nilai wajar ke
dalam 3 (tiga) peringkat (hierarki) sebagai berikut:
1. Tingkat I adalah didasarkan pada harga standar (quoted prices) pada pasar aktif untuk
aset atau utang yang dinilai
2. Tingkat II adalah didasarkan pada hasil obervasi langsung atau tidak langsung atas
harga di pasar aktif untuk aset dan utang yang sejenis
3. Tingkat III adalah berdasarkan data yang tidak diobservasi, tetapi mampu
merefklesikan asumsi bahwa para partisipan pasar akan menggunakannya sebagai
dasar pengukuran harga dan utang, termasuk asumsi tentang risiko.
Kerangka kerja memberikan prioritas tertinggi pada tingkat I yakni harga standar (quoted
prices) (tidak disesuaikan/unadjusted) pada pasar aktif untuk aset atau utang yang dinilai.
Lebih lanjut menyatakan bahwa harga pasar mungkin tidak dapat mewakili nilai wajar aset
atau kewajiban jika transaksi terjadi di pasar yang berada di bawah tekanan, seperti penjualan
secara paksa atau likuidasi, atau jika penjual mengalami kesulitan keuangan.
Sekitar tahun 2007-an hingga akhir 2009, dengan pemulihan belum terlihat, pasar keuangan
untuk berbagai jenis surat berharga mengalami penurunan yang signifikan dalam volume
perdagangan, dan dalam beberapa kasus seluruh transaksi telah berhenti dan pasar yang
digambarkan memiliki “seized up”. Kondisi ini hampir belum pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah pasar keuangan AS dan dunia, dan prepares dari laporan keuangan memiliki
pengalaman kesulitan dalam aplikasi sehubungan dengan aspek tertentu dari penerapan
pengukuran nilai wajar dan pengungkapan.
5
Di AS, pengembangan ini menyebabkan penangguhan sementara pengukuran berbasis nilai
wajar-FAS 157, FASB diminta untuk merevisi, namun peristiwa ini tidak terlihat oleh IASB
yang telah pada tahap penyelesaian akhir dari standar. Akhirnya, muncul ancaman dari
Kongres menyebabkan FASB untuk mengeluarkan klarifikasi atas standar nilai wajar namun
tetap mempertahankan unsur-unsur penting dari persyaratan yang ada.
Kritikus di Amerika Serikat menegaskan bahwa pengukuran nilai wajar memberikan
kontribusi terhadap ketidakstabilan pasar keuangan, karena apa yang mereka yakini yaitu
write-down (penurunan nilai) dalam nilai kepemilikan investasi dari lembaga keuangan di
pasar yang tidak aktif, tidak likuid, atau kritikus meyakini hal ini tidak rasional.Selain itu
kritikus lanjut lagi menjelaskan bahwa dugaan “irrational” write-down (penurunan nilai yaitu
mengevaluasi kembali nilai buku suatu aset) disebabkan pada kekurangan peraturan modal
dan kegagalan dari sejumlah lembaga keuangan itu sendiri.
Terdapat pendapat berlawan yang dibuat oleh pelaku pasar lainnya, yang paling signifikan
dilakukan oleh investor. Hal ini memberikan dukungan pada nilai wajar, bahwa:
1. Akuntansi nilai wajar meningkatkan transparansi informasi yang diberikan kepada
publik,
2. Informasi Nilai wajar sangat penting pada saat tekanan ekonomi,
3. Adanya penundaan nilai wajar akan melemahkan kepercayaan investor dalam sistem
keuangan dan mengakibatkan ketidakstabilan pasar lebih lanjut,
4. Akuntansi nilai wajar tidak pantas untuk disalahkan, ketika pada kenyataannya,
penyebab dari krisis keuangan adalah keputusan pemberian pinjaman yang buruk,
manajemen risiko yang tidak memadai, dan kekurangan dalam struktur regulasi
“balkanized” yang sebagian besar dirancang pada 1930-an dan memusnahkan secara
berturut-turut deregulasi undang-undang dalam beberapa tahun terakhir.
SEC AS melakukan studi terkait dengan situasi ini, dimana mereka mereview laporan
keuangan dari 50 bank dan lembaga keuangan lainnya dari berbagai ukuran. Kajian ini
mengungkapkan bahwa penggunaan akuntansi mark-to-market umumnya terbatas pada
investasi untuk diperdagangkan dan instrumen derivatif tertentu dan untuk banyak
lembaga keuangan, investasi yang terkena tersebut mewakili minoritas dari portofolio
total investasi.
6
Kajian ini juga mengungkapkan bahwa lebih dari 90% dari investasi ditandai ke pasar
didasarkan pada input level-1 seperti market quotes yang diperoleh dari pasar aktif.
Kesimpulannya, SEC mengatakan bahwa akuntansi nilai wajar tidak berdampak atau
memainkan peran dalam kesulitan yang diderita oleh atau kegagalan dari bank dan
lembaga keuangan lainnya di tahun 2008.
Laporan SEC menghubungkan kegagalan dengan hasil dari kemungkinan pertumbuhan
kerugian kredit, kekhawatiran tentang kualitas aset, dan didalam beberapa kasus
kemerosotan kepercayaan dari pemberi pinjaman maupun investor.
Studi SEC ini membuat delapan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bahwa US GAAP standar, FAS 157, tidak harus ditunda, melainkan ditingkatkan.
2. Bahwa nilai wajar yang ada dan persyaratan mark-to-market (harga pasar
harian/saat itu) tidak boleh ditunda
3. Bahwa langkah-langkah tambahan harus diambil untuk meningkatkan aplikasi dan
praktek yang berkaitan dengan persyaratan nilai wajar, khususnya yang berkaitan
dengan Tingkat 2 dan 3 perkiraan dalam hirarki nilai wajar.
4. Bahwa akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan harus kembali ditangani.
5. Petunjuk lebih lanjut harus dilaksanakan dalam rangka mendorong penggunaan
penghakiman suara (sound judgment)
6. Bahwa standar akuntansi harus terus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
investor.
7. Bahwa langkah-langkah formal tambahan untuk mengatasi operasi dari standar
akuntansi yang ada dalam praktek harus ditetapkan.
8. Bahwa kebutuhan yang mungkin untuk menyederhanakan akuntansi untuk
investasi pada aset keuangan harus ditangani.
Pengukuran nilai wajar oleh FASB ini memiliki kemiripan dengan isu yang diangkat dalam
Exposure Draft, Pengukuran Nilai Wajar, miliki IASB, sebagai mana yang dijelaskan
dibawah ini:
1. FSP FAS 157-4, Menentukan Nilai Wajar Ketika Volume dan Tingkat Kegiatan untuk
Aset atau Kewajiban Memiliki Penurunan yang SIgnifikan dan Mengidentifikasi
Transaksi Yang Tidak Tertib (ASC 820-10-35)
7
2. FSP FAS 107-1 dan APB 28-1, Pengungkapan Interim tentang Nilai Wajar dari
Instrumen Keuangan (ASC 825-10-50 dan 270-10-50 ASC), dan
3. FSP FAS 115-2 dan FAS 124-2, Pengakuan dan Penyajian Selain dari Penurunan
Sementara (temporary) (ASC 320)
Ditengah semua kontroversi yang ada, baik FASB maupun IASB masih berkeyakinan bahwa
instrumen keuangan diukur dengan baik dan dilaporkan sebesar nilai wajarnya. Keteguhan ini
ditunjukan dengan diterbitkannya draft standar IASB pada bulan Juli 2009. IASB
berkomitmen untuk menghasilkan standar akhir pada pertengahan tahun 2010.
c. ED (Exposure Draft), Pengukuran Nilai Wajar
Pada pertengahan 2009 IASB akhirnya merilis “discussion paper”, ini menjawab
pengumuman FASB yang sekarang dikodifikasi sebagai ASC 820 bawah US GAAP. Draft
ini masih terkait dengan FAS 157, meskipun dengan beberapa perbedaan karakteristik.
Seperti halnya FAS 157, draft IASB ini juga tidak memperluas penerapan pengukuran
berbasis nilai wajar dalam IFRS, tapi lebih kepada menawarkan petunjuk hierarki (identik
dengan FAS 157) dan menutup kemungkinan syarat pengungkapan untuk diperluas.
Tujuannya adalah menghilangkan daripada keragaman aturan dan interpretasi yang
mempengaruhi penerapan persyaratan dari nilai wajar yang sudah ada dibawah IFRS.
Efeknya, ketika persyaratan yang diharapkan telah dipahami oleh penyusun, auditor, dan
pengguna, maka akan membuat laporan keuangan menjadi lebih berguna dan lebih sebanding
untuk semua entitas dan dari waktu ke waktu.
Ukuran nilai wajar digunakan untuk luasan yang lebih besar atau kecil oleh standar IFRS,
termasuk yang berhubungan dengan akuntansi untuk kontraktor konstruksi, aset jangka
panjang, sewa, pengakuan pendapatan, rencana imbalan kerja, penurunan aset, aset tidak
berwujud, instrumen keuangan, investasi properti, pertanian (agriculture), skema pembayaran
berbasis saham, kombinasi bisnis, dan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (asset held
for sale) dan operasi yang dihentikan (discontinued operations).
Namun terkadang standar ini memberikan perbedaan, kadang batasan, dalam pedoman untuk
mengukur nilai wajar. Pedoman yang ada berkembang sedikit demi sedikit dan tersebar
diantara IFRS yang mengacu pada nilai wajar, dan hal tersebut dikatakan tidak konsisten atau
8
terorganisir. Inkonsistensi dalam pedoman ini menambahkan komplesitas dari pelaporan
keuangan bagi preparers begitu pula bagi pengguna.
Jika ED (Exposure Draft) diadopsi menjadi standar, maka ini akan menyediakan
keseragaman dan dapat dipakai sebagai pedoman dengan luas (meskipun belum universal)
untuk berbagai kebutuhan/persyaratan saat ini maupun masa depan dari pengukuran nilai
wajar dari aset dan kewajiban. ED tidak akan memperkenalkan cara pengukuran nilai wajar
yang baru atau mengeliminasi kepraktisan tertentu kecuali untuk pengukuran nilai wajar
(seperti yang terdapat dalam IAS 41, berlaku untuk situasi dimana entitas tidak dapat
mengukur dengan andal nilai wajar dari aset “biological” pada pengakuan awal). Dengan kata
lain, ketika entitas perlu mengukur dan mengungkapkan informasi nilai wajar aset dan
kewajibannya, tidak akan memastikan kapan entitas tersebut harus mengukur aset dan
kewajibannya pada nilai wajar.
Aturan yang diusulkan tidak akan berlaku untuk pengukuran yang mirip dengan nilai wajar,
seperti tidak akan berlaku untuk pengukuran nilai realisasi bersih yang diatur dalam IAS 2
(untuk persediaan), atau nilai yang dipakai, sebagaimana diatur dalam IAS 36 (untuk
impairments of asset).
Sebagai bagian dari pembahasan discussion paper tahun 2006, IASB kemudian menciptakan
Panel Penasehat Ahli (Expert Advisory Panel) di tahun 2008 dalam menanggapi rekomendasi
yang dibuat oleh Forum Stabilitas Keuangan (Financial Stability Forum). Panel ini
membahas tentang pengukuran dan pengungkapan instrumen keuangan pada saat pasar tidak
lagi aktif, dan mengeluarkan sebuah laporannya dengan judul yang sama pad abulan Oktober
2008.
Dengan demikian, standar IASB yang diusulkan mengenai pengukuran nilai wajar
menggabungkan/memasukan pendekatan tertentu yang mana FASB terpaksa untuk
menciptakan sebagai perangkat tambahan dalam standarnya melalui penafsiran literatur
mengubah standar yang asli.
Bab ini memberikan pembaca / peneliti beberapa hal yaitu:
1. Sebuah diskusi tentang keadaan saat ini dari model atribut-campuran
2. Penjelasan tentang model pengukuran nilai wajar yang diusulkan oleh Exposure Draft
IASB, Pengukuran Nilai Wajar
9
3. Ilustrasi dari format laporan keuangan dan pengungkapan komprehensif yang
terintegrasi dengan pengungkapan yang disyaratkan oleh IFRS lain mengenai
instrumen keuangan dan nilai wajar
PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH
Active market (pasar aktif). Sebuah pasar dimana transaksi terjadi dalam frekuensi
yang cukup dan volume untuk memberikan informasi harga secara berkelanjutan.
Bond (obligasi). Sebuah instrumen hutang yang membuktikan transaksi dimana
peminjam (disebut sebagai penerbit obligasi) setuju untuk membayar sejumlah uang
di masa mendatang yang ditunjuk ditambah pembayaran bunga periodik pada tingkat
lain.
Kontrak antara emiten (pihak yang menawarkan atau menjual efek kapada
masyarakat melalui Pasar Modal) dan pemegang obligasi (juga dikenal sebagai
pemegang atau investor) disebut sebagai sebuah perjanjian.
Obligasi digunakan oleh perusahaan komersial, nasional, pemerintah lokal dan asing,
perguruan tinggi dan universitas, rumah sakit, dan entitas lain untuk membiayai
berbagai kegiatan atau proyek khusus.
Exit Price. Harga dimana investasi dijual. Untuk menilai aset, harga dari aset yang
dipegang oleh entitas pelapor akan secara hipotesis di dapat dengan menjual aset
tersebut pada peserta hypothetical marketplace pada tanggal pengukuran.
Sedangkan untuk menilai kewajiban (liabilities), harga yang entitas pelapor akan
bayarkan untuk mentransfer kewajiban kepada peserta pasar hipotesis (hypothetical
marketplace) pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar (Fair value). Harga yang akan diterima ketika menjual aset atau yang
akan dibayarkan untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi teratur diantara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
10
Meskipun didalam literatur akuntansi pengertian nilai wajar ini hanya berfokus pada
aset dan kewajiban saja, namun pengertian nilai wajar ini sendiri dapat diterapkan
untuk instrumen yang diklasifikasikan dalam ekuitas.
Aset keuangan (Financial asset). Kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau
kontrak yang menyampaikan hak entitas (1) untuk menerima uang tunai atau
instrumen lain keuangan dari entitas kedua atau (2) untuk bertukar instrumen
keuangan lainnya pada masa potensial untuk memperoleh keuntungan dari entitas
kedua.
Instrumen keuangan dengan off-balance-sheet risk (risiko yang tidak tercatat dalam
laporan keuangan). Sebuah instrumen keuangan memiliki off-balance-sheet risk dari
kerugian akuntansi jika risiko dari kerugian pada entitas tersebut dapat melebihi
jumlah yang diakui sebagai aset, jika ada, atau jika kewajiban utama dapat melebihi
jumlah yang diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan posisi keuangan.
Kewajiban keuangan (financial liabilities). Sebuah kontrak yang memaksakan pada
satu entitas kewajiban (1) untuk memberikan uang tunai atau instrumen keuangan
lainnya kepada entitas kedua atau (2) untuk bertukar instrumen keuangan lainnya
dengan entitas kedua yang tidak berpotensi memberikan masa manfaat.
Firm commitmen. Sebuah perjanjian uang secara hukum mengikat antara pihak
ketiga yang mencakup:
a. Semua terms yang signifikan termasuk jumlah barang atau jasa yang akan
dipertukarkan, harga tetap, dan waktu transaksinya. Harga tetap dapat dalam
mata uang fungsional entitas pelaporan atau dalam mata uang asing. Hal ini
juga dapat dinyatakan sebagai tingkat bunga yang ditetapkan atau hasil yang
efektif.
b. Sebuah disincentif untuk nonperformance cukup untuk membuat kinerja yang
mungkin
Highest and best use (penggunaan tertinggi dan terbaik). Penggunaan aset oleh pelaku
pasar yang akan memaksimalkan nilai atau nilai dari kelompok aset di mana pelaku
11
pasar tersebut akan menggunakannya.Suatu aset dinilai menggunakan salah satu
pendekatan berikut:
a. In-use. Pendekatan ini digunakan jika nilai maksimum akan diberikan kepada
pelaku pasar dengan menggunakan aset dalam kombinasi dengan aset lainnya
sebagai sebuah kelompok. Aset dapat dipasang (install) dan di bentuk
(konfigurasi) pada tanggal pengukuran atau dalam konfigurasi yang berbeda.
Pengukuran nilai wajar dari In-use didasarkan pada harga yang akan diterima
oleh entitas pelaporan pada tanggal pengukuran dalam transaksi kini untuk
menjual aset bersama dengan aset lainnya dalam kelompok menggunakan
asumsi yang konsisten mengenai penggunaan tertinggi dan terbaik semua aset
dalam kelompok.
b. In-exchange. Pendekatan ini digunakan jika nilai maksimum akan diberikan
kepada pelaku pasar dari aset, terutama yang berdiri sendiri.
Sebuah pengukuran nilai wajar dari in-exchange didasarkan pada harga yang
akan diterima pada tanggal pengukuran dalam transaksi kini untuk menjual
aset secara individual dan bukan sebagai bagian dari kelompok aset.
Indicative price. Sebuah harga permintaan atau penawaran yang mewakili suatu
perhitungan sementara dari harga untuk transaksi prospektif. Harga ini dikutip untuk
pelanggan sebagai perencanaan dan tujuan informasi, tetapi bukan untuk menawar
atau mengikat perusahaan pada transaksi yang sebenarnya.
Input tingkat 1. Quoted price (harga standar) di pasar aktif untuk aset yang identik
atau kewajiban.
Input tingkat 2. Selain dari harga standar dalam Tingkat 1 yang diamati untuk aset
atau kewajiban, baik secara langsung (misalnya, sebagai harga) atau tidak langsung
(misalnya, berasal dari harga).
Input tingkat 3. Masukan untuk aset atau kewajiban yang tidak didasarkan pada data
pasar yang dapat diobservasi (input tidak teramati).
Pelaku pasar (Market Participant). Pembeli dan penjual di pasar yang paling
menguntungkan untuk aset atau kewajiban adalah yang:
12
1. Independen dari entitas pelaporan (misalnya, selain pihak terkait)
2. Berpengetahuan dan memiliki cukup informasi untuk membuat keputusan
investasi dan dianggap yang berpengetahuan sebagai entitas pelaporan mengenai
aset atau kewajiban.
3. Mampu melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban.
4. Bersedia untuk melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban (yaitu, mereka
tidak berada di bawah tekanan yang akan memaksa mereka untuk masuk ke dalam
transaksi).
Most advantageous market (pasar yang paling menguntungkan). Pasar yang
memaksimalkan jumlah yang akan diterima dari penjualan aset atau yang
meminimalkan jumlah yang akan dibayar untuk mentransfer kewajiban. setelah
mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya transportasi. setelah
mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya transportasi.
Nilai realisasi bersih (Net Realizable Value). Jumlah uang tunai yang ditaksir akan
dihasilkan dalam kegiatan usahanya dari aset, setelah dikurangi dengan biaya
langsung dari konversi menjadi kas.
Nonperformance risk. Risiko di mana kewajiban tidak terpenuhi oleh entitas.
Observable inputs. Input yang dikembangkan atas dasar data pasar yang tersedia dan
mencerminkan asumsi bahwa pelaku pasar akan menggunakan ketika menentukan
harga aset atau kewajiban.
Orderly Transaction. Sebuah transaksi yang mengasumsikan eksposur ke pasar untuk
periode sebelum tanggal pengukuran untuk memungkinkan kegiatan pemasaran yang
lazim dan biasa untuk transaksi yang melibatkan aset atau kewajiban, dan bukan
merupakan transaksi paksaan.
Principal Market. Pasar dengan volume dan tingkat aktivitas terbesar untuk aset atau
kewajiban.
13
Transaction cost (Biaya transaksi). Biaya tambahan untuk menjual aset atau
mentransfer kewajiban. Biaya tambahan untuk menjual aset atau mentransfer
kewajiban mengacu pada biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan pelepasan aset atau pengalihan kewajiban (mirip dengan biaya untuk menjual
sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan).
Biaya transportasi. Biaya yang akan dikeluarkan untuk mengangkut aset ke atau dari
pasar yang paling menguntungkan.
Unit of account. Tingkat di mana aset atau kewajiban yang dikumpulkan atau
dipisahkan dalam IFRS.
Unobservable inputs. Input yang mencerminkan asumsi dari entitas pelaporan itu
sendiri dimana data pasar tidak tersedia dan dikembangkan berdasarkan informasi
terbaik yang tersedia tentang asumsi bahwa pelaku pasar akan menggunakan ketika
menentukan harga aset atau kewajiban.
KONSEP, ATURAN, AND CONTOH
a. The Mixed Attribute Model (Atribut model campuran)
Dalam US GAAP maupun dibawah IFRS, aset, kewajiban, dan ekuitas diukur dan disajikan
pada entitas pelaporan terhadap posisi keuangan dengan menerapkan secara terputus-putus
(disjointed) atau tidak konsisten atas metode akuntansi. Keadaan ini kadang-kadang disebut
sebagai "model atribut campuran." Sebagai konsekuensi dari menggunakan basis berbeda
untuk pengukuran aset dan kewajiban, dan dengan demikian untuk perubahan aktiva dan
kewajiban dari periode ke periode, penentuan pendapatan adalah produk dari serangkaian
konvensi dan aturan ad hoc.
Hal ini berlawan dengan cara ekonom mendefinisikan dan mengukur pendapatan, yang
hanya ditentukan sebagai selisih antara ekuitas bersih entitas pada akhir periode pelaporan
dengan awal periode, setelah menghapuskan efek dari tambahan investasi yang dibuat
menjadi entitas oleh pemiliknya, atau distribusi untuk para pemilik selama periode tersebut.
14
Aset dan kewajiban dinilai pada nilai wajar ketika menghitung pendapatan ekonomi,
sehingga menyamakan pendapatan dengan perubahan dalam kekayaan.
Selama beberapa dekade, akuntan-terutama academic oriented-berpendapat bahwa akuntansi
harus melaporkan pendapatan perusahaan dengan cara yang konsisten dengan pendapatan
ekonomi yang benar.
Argumen kontra yang selalu terjadi bahwa, meskipun pendapatan ekonomi adalah konsep
yang berguna, menantang pengukuran yang tepat karena nilai wajar dari aset suatu entitas
dan kewajiban tidak dapat diukur secara akurat pada setiap tanggal pelaporan.
Untuk alasan ini, banyak akuntan yang mengadakan penggunaan perkiraan yang wajar
berdasarkan aturan seperti aliran biaya yang diasumsikan untuk persediaan (misalnya, FIFO)
adalah perlu, praktek yang bijaksana untuk menghasilkan laporan keuangan yang berguna
dan tepat waktu. (Lainnya, tentu saja, menolak kebutuhan apapun untuk pengukuran
pendapatan bahkan perkiraan ekonomi, atas dasar bahwa akuntansi melayani tujuan lain,
seperti biaya antar alokasi periode -misalnya, melalui depresiasi aset berumur panjang atau
untuk menilai kepengurusan.)
Rasionalisasi dari keterbatasan akuntansi menjadi semakin lemah karena akses ke informasi
yang akurat dan tepat waktu meningkat. Meskipun masih belum sempurna, namun kualitas
informasi sekarang mudah diakses dan jauh lebih unggul dari yang tersedia beberapa tahun
yang lalu.Pengguna laporan keuangan dan informasi lainnya tentang entitas di mana mereka
miliki, atau investasi atau hubungan ekonomi lainnya sekarang menuntut informasi yang
relevan dengan pengambilan keputusan, termasuk ukuran pendapatan yang lebih selaras
dengan model pendapatan ekonomi.
Sementara perubahan yang telah dibuat dalam standar akuntansi yang telah meningkatkan
pengukuran pendapatan, model atribut campuran tetap menjadi karakteristik IFRS dan US
GAAP sampai hari ini.
Tabel berikut merangkum keadaan saat ini model atribut campuran:
Assets Liabilities and Equity
Caption Customary Measurement
attribute
Caption Customary Measurement attribute
Kas dan Biaya, atau biaya Catatan dan kontrak pokok yang tidak dibayarkan
15
setara kas
(cash and
equivalent
cash)
diamortisasi mendekati nilai
wajar
hutang
obligasi (notes
and bond
payable)
disesuaikan dengan tambahan bunga, premi
yang tidak amortisasi atau diskonto, biaya
utang yang belum diamortisasi
Piutang
(jangka
waktu tidak
melebihi 1
tahun)
Perkiraan nilai realisasi
bersih, yang sering mendekati
nilai wajar
Hutang
(account
payable)
Harga kontrak yang disepakati oleh
beberapa pihak; tergantung pada perjanjian
kontrak, seringkali dengan perkiraan nilai
wajar
Catatan,
pinjaman dan
piutang
dengan
waktu
melebihi 1
tahun
Pokok yang tidak
diamortisasi dikurangi
penyisihan untuk kerugian
kredit; juga akan dievaluasi
untuk penurunan nilai apabila
pemegang menganggap
bahwa kemungkinan tidak
dapat mengumpulkan semua
jumlah yang jatuh tempo
sesuai dengan ketentuan
kontrak
Payroll taxes
withheld and
accrued; sales
taxes payable
Jumlah hutang kepada pihak berwenang ;
dalam waktu singkat dengan jumlah yang
besar, biasanya mereka memperkirakan
nilai wajar tanpa didiskontokan ke nilai
sekarang mereka
Persediaan
(inventory)
Biaya yang lebih rendah atau
nilai realisasi bersih ketika
menggunakan FIFO, biaya
rata-rata, atau spesific
identification income tax
Lianilities
currently
payable
Jumlah hutang kepada otoritas perpajakan
berdasarkan posisi klaim pada pengajuan
kembali atau diajukannya pajak
penghasilan
Deposits Cost less portion diterapkan
oleh pemilik atau yang tidak
memiliki manfaat masa
depan yang diharapkan
Manfaat pajak
penghasilan
yang belum
diakui
(Unrecognized
income tax
benefits)
Jumlah akibat pengenaan pajak berwenang
untuk klaim posisi pajak penghasilan atau
diklaim pada pengembalian pajak yang
mungkin tidak mendukung audit
Investasi Diperdagangkan dan tersedia Penangguhan kewajiban pajak tangguhan terjadi akibat
16
dalam efek
hutang dan
ekuitas
berharga
(Investments
in debt and
marketable
equity
securities)
untuk dijual sebesar nilai
wajar; held tomaturity efek
pada subjek biaya
diamortisasi untuk evaluasi
untuk other-than-temporary
impairment (Penurunan biaya
pada sekuritas yang nilai
wajarnya telah jatuh di bawah
nilai tercatat pada neraca dan
nilainya tidak diharapkan
untuk pulih pada periode
kepemilikan sekuritas)
Penghasilan
Pajak
(Deferred
income taxes)
perbedaan temporer antara pembukuan dan
pajak dihitung dengan tarif efektif yang
berlaku untuk digunakan sebagai
pemulihan dimasa depan.
Beban
Tambahan
(Accrued
Expense)
Biaya yang dikeluarkan atau dialokasikan
untuk operasi yang belum ditagih oleh
pemasok atau penyedia dan belum dibayar
saat ini
Investasi,
metode
ekuitas
(Investment,
equity
method)
Biaya historis disesuaikan
untuk mengakui bagian
investor dari pendapatan dan
kerugian investee (objek
berinvestasi), pembagian
dividen, dan amortisasi dari
selisih antara biaya investor
dan aktiva bersih perusahaan
(“equity method goodwill”) ;
tunduk pada evaluasi
untukother-than-temporary
impairment
Warranty
obligations
Estimasi biaya yang diharapkan akan
terjadi selama masa garansi
Derivatif Nilai wajar (tergantung pada
pengukurannya, derivatif bisa
menjadi aset pada satu
periode, dan kewajiban pada
periode lainnya)
Pengaturan
kompensasi
ditangguhkan ,
pensiun,
manfaat paska
Sesuai denganIFRSsangat kompleksyang,
secara umum, timbulbiayamanfaatyang
akan diberikandi masa depandengan
carayang
menghasilkanbiayakompensasiyangdiakui
17
kerja lainnya dalamperiodemanfaat darilayanan yang
diberikan, termasukfaktornilai waktuuang,
asumsiberbagairelevan denganpengukuran,
dan ketikapengaturandidanaidandidasarkan
padaasumsimengenaipengembalianinvestasi
masa depan
Beban
dibayar
dimuka
Biaya dikurang jumlah yang
dikonsumsi pada operasi atau
yang dialokasikan
berdasarkan berlalunya waktu
Jaminan
Kewajiban
Awalnya diakui pada nilai wajar, dikurangi
selama masa garansi saat penjamin
dibebaskan dari kewajiban untuk bertindak
Pajak
pendapatan
ditangguhkan
Perbedaantemporer masa
yang akan datang yang dapat
dikurangkandan
akumulasidikalikan dengan
tarifpajak efektifdiharapkan
berlakupadapembalikanmasa
depan merekadan
kurangpenyisihan
penilaianuntuk bagian, jika
ada, yang tidaklebih
darikemungkinanrealisasi.
Asset
retirement
obligation
(ARO)
Awalnya diakuisebagainilai sekarangyang
diharapkandari biayamasa depan
berkenaandengankewajiban hukumuntuk
menarikasetatau kelompokaset;umumnya
meningkatpada periodeberikutnya
untukpertambahanbunga ataskewajiban
Properti dan
peralatan
yang dimiliki
dan
digunakan
Biaya dikurangi subjek
akumulasi depresiasi untuk
evaluasi penurunanatas
terjadinyaperistiwadan
keadaan tertentu,
ataupadanilai revaluasi
Kontijensi Jikamungkin bahwakewajibantelah
timbuldan jumlahyangcukupdiduga, jumlah
penyelesaianperkiraan.
Properti dan
peralatan
dimiliki
untuk dijual
Nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual
Nilai
penyerahan
Jumlahrealisasidi bawah
kontrakpada
18
kas asuransi
jiwa
tanggalpengukuran, setelah
dikurangipinjaman polisyang
beredar.
Goodwill Selisihhargapembeliandengan
nilai wajardariaktiva bersih
(berwujud dantidak
berwujud)yang dapat
diidentifikasiyang diperoleh,
sebesar
jumlahawalnyadihitungtidak
diamortisasi, tetapi
dengantespenurunantahunan
Aset tidak
berwujud
lainnya
Biaya (jika diproduksi
sendiri atau dibeli),
atau nilai wajar pada
pengakuan awal (jika
dari bisnis kombinasi)
Diamortisasi jika
kehidupan yang pasti,
atau dievaluasi untuk
penurunan nilai
Bisa dinilai pada
jumlah revaluasi
(opsional)
b. Tujuan Penilaian Wajar
Pada akhir 1980, IASB dan FASB menginginkan untuk memenuhi tujuan dimana semua
instrumen keuangan serta aset dan kewajiban disajikan dalam nilai wajar pada tanggal tiap
laporan posisi keuangan, dengan perubahan tiap periode diakui sebagai laba atau rugi pada
laporan laba rugi. Dipenuhinya tujuan ini menghasilkan kesuksesan standar ; meningkatnya
pengukuran dalam nilai wajar seperti di dalam IFRS, dan lebih transparan kepada pengguna,
meningkatkan cakupan dan kompleksitas yang berhubungan dengan pengungkapan terkait.
19
Istilah “nilai wajar” telah menggantikan istilah “nilai pasar” yang telah digunakan secara luas
pada literatur akuntansi.Perubahan ini dimaksudkan untuk menekankan fakta bahwa, tidak
adapun pasar primer aktif untuk aset dan kewajiban, aset dan kewajiban ini bisa dinilai
melalui referensi harga dan tarif pasar sekunder.Konsep inipun telah diperluas hingga
mencakup pemakaian berbagai model estimasi nilai wajar.
Usulan IFRS untuk pengukuran nilai wajar, sebagian besar mencontoh FASB FAS 57,
bertujuan untuk:
1. Menetapkan definisi tunggal IFRS yang konsisten mengenai nilai wajar
2. Memberikanpanduanyang konsistendan seragam tentang bagaimana
mengukurnilai wajartermasuk
pembentukankerangkanilaipengukuranhirarkiswajaryang
mengklasifikasikaninputpengukuranberdasarkan tingkat observabilitaspasar
mereka
3. Memperluasinformasi yang harusdiberikan kepadapenggunalaporan
keuanganmengenai pengukurannilai wajar
DEFINISI NILAI WAJAR. Nilai wajardidefinisikandalamrancangan IFRSsebagai
hargayang akanditerimauntuk menjualasetatau dibayaruntuk mentransferkewajibandalam
transaksiteraturantara pelaku pasarpada tanggalpengukuran.
Sedangkan transaksi teratur (orderly transaction) adalah transaksiyang
mengasumsikaneksposurke pasaruntukperiode sebelumtanggalpengukuranuntuk
memungkinkankegiatan pemasaranyanglazim dan biasa untuktransaksi yang
melibatkanasetataukewajiban, danbukan merupakan transaksipaksa.
Tujuan pengukuran nilai wajar adalah untuk menentukanhargakeluar, yaituhargayang
akanditerimauntuk menjualaset atauhargayang akandibayarkanuntuk mentransferkewajiban.
IASB telah menyatakanbahwahargakeluardariasetatau kewajibanlah yang
mewujudkanharapanmengenai arus kas masukdan arus kas keluar masa yang akan
datangyang terkait denganaset atau kewajibandari perspektifpelaku pasarpada
tanggalpengukuran. IASBmenyimpulkanbahwa hargakeluarmerupakan definisiyang
relevandarinilai wajaraset, terlepas dari apakahentitasbermaksuduntuk
menggunakanasetataumenjualnya. Selain itu, ia juga merupakan definisi relevan dari nilai
20
wajar kewajiban, terlepas apakah entitas bermaksud untuk memenuhikewajibandari waktu ke
waktuatauuntuk mentransferkepihaklainyangakanmemenuhinya nanti.
Muncul pertanyaan apakah dalam prakteknya, berbagai pihak dalam menerapkanSAK
menafsirkan nilai wajar sebagaientrihargasaat ini atauhargakeluarsaat ini.Pada akhirnya
ditetapkan bahwa pemisahan tersebut tidak penting dan telah didefinisikan nilai wajar sebagai
harga keluar saat ini.
Harga keluardimaksudkanuntuk mencerminkanpenggunaantertinggi danterbaik dariaset.
Ketikapenggunaantertinggi danterbaik dariaset adalahpenggunaanyang terus menerus(artinya,
paling sering, terusdigunakan dalamhubungannyadengan asetlainnya), makanilai
wajarasetadalah hargayang akanditerimadalam transaksisaat ini
untukmenjualasetuntukpelaku pasaryang memegang(atau bisa memperoleh) asetlain yang
diperlukanuntuk memfasilitasipenggunaantersebut.
CAKUPAN.IFRSmengidentifikasihanyasatu pengecualiandengan standaryang
diusulkan(berurusan dengan kewajiban keuanganmemilikipermintaan, yang nilai
wajarnyadidefinisikansebagai, minimal, jumlahterhutang atas permintaan, diskontoketika
berlakudari tanggalpertama di manapermintaan ada).
Mengesampingkansetiappengecualianlain untukprinsip-prinsippengukuranyang dianutdalam
draftkontrasdenganUS GAAPyang sesuaistandar, FAS157, atas mana hal
itudidasarkan.Setiap kaliada pengukurannilai wajar menurut IFRS, baikuntuk
dimasukkandalam laporanposisi keuanganitu sendiri, atau
hanyauntukpengungkapantambahandalam laporankeuangan ataucatatan kakidalamnya,
bimbingandalam standaryang diusulkanakanrelevan danwajib.
c. Prinsip Pengukuran Dan Metodologi
Berikut adalah langkah-langkah dalam mengukur item aset atau kewajiban dalam nilai wajar
menurut IASB:
1. Mengidentifikasikan item yang akan dinilai dan unit akunnya
Petunjuk mengenai unit akun tidak disediakan dalam pengukuran nilai wajar, dapat
dirujuk pada IFRS
2. Menentukan pasar yang paling menguntungkan dan pelaku pasar yang relevan
21
Pasar ini dapat berupa pasar yang memiliki banyak jumlah transaksi dan volume
aktivitas yang tinggi.Jika sudah ditentukan, maka tentukan karakteristik atau sifat dari
pelaku pasar tersebut.
3. Pilihdasarpenilaianyang akan digunakan untukpengukuranaset
Jika yang diukur adalah aset, tentukan dasarpenilaianyang akandigunakandengan
mengevaluasiapakah pesertapasarakanmenilaipenggunaantertinggi danterbaik
dariasetmemanfaatkandasarpenilaian"in-use" ataupremispenilaian "in-exchange"
4. Pertimbangkan asumsi resiko yang berlaku pada pengukuran kewajiban
Jika yang diukur adalah kewajiban, maka identifikasiasumsi utama yang mungkin
akan dibuat pelaku pasar mengenai risiko non-kinerja.
5. Identifikasi input yang tersedia
Identifikasikan asumsi kunci yang akan digunakan pelaku pasar dalam memberi harga
aset atau kewajiban, termasuk asumsi resikonya. Sementara itu, nilailah ketersediaan
data pasar yang andal dan relevan untuk tiap input yang mempengaruhi penilaian, dan
identifikasikan level tiap hirarki input nilai wajar baru yang akan dikategorikan
6. Pilihlah teknik penilaian yang tepat
Pilihlah teknik berdasarkan sifat aset/kewajiban yang akan dinilai, dan tipe keandalan
input yang tersedia. Tiga kategori tekniknya antara lain adalah pendekatan pasar,
pendekatan laba, dan pendekatan biaya
7. Buatlah pengukuran
Ukurlah aset atau kewajiban
8. Tentukan jumlah yang akan diakui dan informasi yang akan diungkapkan
Semua hal ini dilakukan pada lapoan keuangan sementara dan tahunan
IDENTIFIKASI ITEM DAN UNIT AKUN .Secara umum, akun yang sama pada aset dan
kewajiban yang digabung atau dipisahkan dengan menggunakan aturan IFRS digunakan
untuk tujuan pengukuran nilai wajar. Tidak ada penyesuaian yang dibuat untuk penilaian
faktor penyumbatan (blockage factor).Faktor ini adalah penyesuaian yang dibuat untuk
peniaian yang membawa pada fakta bawa investor memiliki jumlah besarsahamrelatif
terhadapvolume perdaganganpasar dipangsatersebut.
MOST ADVANTAGEOUS MARKET AND MARKET PARTICIPANTS .IFRS
mewajibkan entitas menyajikan penilaian untuk memaksimalkan penggunaan asumsi relevan
(input) yang bisa diamati dari data pasar yang diperoleh dari sumber independen entitas.
22
Untuk penilaian wajar, manajer mengasumsikan aset dan kewajiban ditukarkan dengan
transaksi berurutan antara pelaku pasar saat tanggal pengukuran.
IASB menyatakan bahwa nilai wajar diukur dengan referensi pada pasar yang paling
menguntungkan, yang menyimpang dari standar FASB, yang menyatakan nilai wajar harus
diukur dengan referensi pasar paling menguntungkan untuk aset dan kewajiban namun
kemudian menyatakan pasar utama menjadi referensi nilai. FASB yakin bahwa pasar utama
secara umum adalah pasar yang paling menguntungkan untuk item yang diukur, mengarah
pada FAS 157; jika ada pasar utama untuk aset dan kewajiban, pengukuran nilai wajar
menjadi harga pada pasar, walaupun harga di pasar yang berbeda berpotensi lebih
menguntungkan pada tanggal pengukuran. Walaupun ada ketidaksetujuan antara IASB dan
FASB, disimpulkan bahwa secara umum pasar yang paling menguntungkan adalah pasar
utama.
Manajemen mengidentfikasi pasar paling menguntungkan untuk aset dan kewajiban.Jika
entitas memiliki akses pada lebih dari satu pasar, pasar tersebut adalah pasar yang
memaksimalkan jumlah yang diterima untuk menjual aset dan jumlahuntuk membayar
kewajiban, setelah mempertimbangkan biaya transaksi dan transportasi.Kedua biaya ini tidak
digunakan untuk menyesuaikan harga pasar yang digunakan untuk tujuan pengukuran nilai
wajar jika pasar paling menguntungkan telah diidentifikasi. Entitas yang berbeda akan
memiliki pasar paling menguntungkan yang berbeda untuk aset dan kewajiban yang sama.
IASB dan FAS 157 secara bersama menyatakan tipologi pasar yang mungkin ada untuk aset
dan kewajiban:
1. Active exchange market. Pasar yang transaksi aset atau kewajibannya memiliki
volume dan frekuensi yang cukup untuk menyediakan informasi untuk basis
berkelanjutan.
2. Dealer market. Pasar yang pelakunya siapuntuk membeliatau
menjualsuatuinvestasi tertentuuntuk accountmereka sendiripadaharga beli (bid
price) danharga jual (ask price) yangmereka kutip.
3. Broketed market. Pasar ini menggunakan broker atau perantara untuk
menyocokan pembeli dengan penjual. Broker mengetahui harga jual dan beli satu
sama lain, namun mereka tidak mengetahui harga yang disyaratkan. Adanya
broker menyatakan bahwa pasar tidak aktif, dan harga yang ada tidak
23
mencerminkan nilai wajar, yang mana nantinya akan dibutuhkan informasi untuk
ini.
4. Principal-to-principal market. Market yang antarpihak benegosiasi secara
langsung tanpa perantara. Karena hal ini, maka jarang ada informasinya yang
diketahui publik. Juga memungkinkan tidak aktifnya pasar, yang membutuhkan
usahalebih untuk kepastian nilai wajar.
Pelaku pasar pada pasar ini adalah pembeli penjual yang:
1. Sama-sama tidak tergantung pada orang lain (tidak ada pihak ketiga)
2. Memiliki pengetahuan (memiliki informasi yang cukup untuk membuat
keputusan investasi dan cukup tahu sebagai entitas mengenai aset dan
liabilitas)
3. Dapat melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban
4. Mau melakukan transasksi untuk aset dan kewajiban (memiliki motivasi dan
tidak terpaksa atau dipaksa)
Pertimbangan Pengukuran Saat Pasar Tidak Aktif Atau Transaksi Tidak Teratur.
Berdasarkan IFRS, faktor-faktor yang menyatakan kemungkinan pasar tidak aktif:
1. Ada penurunan signifikan pada volume dan tingkat aktivitas aset atau kewajiban saat
dibandingkan dengan aktivitas normal pasar untuk aset atau kewajiban (atau untuk
aset dan kewajiban yang sama)
2. Hanya ada sedikit transaksi yang baru
3. Kuotasi harga tidak didasarkan pada informasi terbaru
4. Kuotasi harga beragam dari waktu ke waktu atau diantara market-maker
5. Indeksyang sebelumnyasangat berhubungandengannilai wajaraset atau kewajiban
tidak berhubungan dengan indikasi terbaru dari nilai wajar untuk aset atau kewajiban
tersebut.
6. Telah adapeningkatan yang signifikan dalampremirisiko likuiditas, yield, atau
indikator kinerja untuk transaksi yang diperhatikan atau harga yang dikuotasikan
ketika dibandingkan dengan arus kas entitas yang diharapkan, mempertimbangkan
semua data pasar yang tersedia mengenai kredit dan risiko non-kinerja untuk aset atau
kewajiban
7. Adanya spread yang sangat besar antara bid-ask atau kenaikan signifikan pada bid-ask
spread
24
8. Adanya penurunan atau ketiadaan isu baru pasar untuk aset atau kewajiban
9. Sedikit informasi yang dipublikasikan untuk umum
Jika disimpulkan bahwa suatu pasar tidak aktif, hal ini kemudian bisa mengurangi transaksi
atau harga kuotasi pada pasar yang tidak menentukan nilai wajar.Analisis mengenai transaksi
dan kuotasi ini bisa dilanjutkan jika diperlukan, dan penyesuaiannya dibutuhkan untuk
mengukur nilai wajar. Teknik penilaian apapun yang digunakan suatu entitas, entitas harus
menyertakan penyesuan risiko, termasuk premi risiko yang mencerminkan jumlah pelaku
pasar yang akanmenuntutkarena risiko(ketidakpastian)yangmelekatdalamarus kasdariasetatau
kewajiban.
Jika suatu pasar tidak aktif, perubahan pada teknik penilaian atau penggunaan beberapa
teknik penilaian mungkin dapat dilakukan.Penggunaan beberapa teknik ini membuat entitas
harus mempertimbangkan kewajarankisarannilai wajar.Tujuannya adalah untuk menentukan
titik pada kisaran tersebut yang paling dapat mewakili nilai wajar pada kondisi pasar
sekarang. Walaupun pasar tidak aktif, tujuan pada pengukuran nilai wajar tetap sama. Nilai
wajar merupakan pengukuran berbasis pasar, bukan spesifik pada entitas, dan didasarkan
pada transaksi hipotesis pada pasar yang paling menguntungkan.
Walaupun suatu pasar tidak aktif, tidak berarti semua transaksi pada pasar tidak teratur.
Keadaan dimana transaksi tidak teratur antara lain:
1. Tidak ada exposure yang memadai pada pasar untuk periode sebelum tanggal
pengukuran yangmemungkinkankegiatan pemasaranyanglazim dan biasa
untuktransaksi yang melibatkanasetataukewajibandalam kondisipasar saat ini
2. Adanya periode pemasaran yang lazim, tapi penjual menjual aset atau liabilitas hanya
pada satu pelaku pasar
3. Penjual dalam kondisi atau akan bangkrut atau dalam pengawasan kurator
(receivership), atau penjualdimintauntuk menjualuntuk memenuhi persyaratan
peraturanatauhukum
4. Hargatransaksioutlierbila dibandingkandengan transaksibaru lainnyauntukasetatau
kewajiban yang samaatau mirip.
Suatu entitas diwajibkan untuk mengevaluasi keadaan untuk menentukan, berdasarkan bukti
yang ada, apakah transaksi sudah teratur atau tidak. Jika tidak, maka entitas memberikan
sedikit bebanpadaharga transaksiketika mengukurnilai wajar ataumemperkirakanpremirisiko
25
pasar. Jika memang sudah teratur, entitas harus mempertimbangkan harga transaksi saat
pengukuran nilai wajar atau menentukan premi risiko pasar.Beban yang ditempatkan
tergantung pada fakta dan keadaan, seperti ukuran transaksi, perbandingan transaksi pada aset
atau kewajiban yang diukur, dan kedekatan transaksi dengan tanggal pengukuran.
Terkait harga kuotasi, jika pasar tidak aktif, entitas harus mengevaluasi apakah harga tersebut
berdasarkan informasi sekarang yang mencerminkan transaksi teratur, atau teknik yang
mencerminkan asumsi pelaku pasar. Sifat quote harus dipertimbangkan saat pembebanan
bukti yang ada.
PEMILIHAN DASAR PENILAIAN UNTUK PENGUKURAN ASET. Pengukuran nilai
wajar suatu aset adalah untuk mengasumsikan penggunaan terbaik dari aset tersebut oleh
pelaku pasar. Umumnya penggunaan terbaik merupakan cara pelaku yang diharapkan untuk
menyebarkan aset (atau kelompok aset) yang akan memaksimalkan nilai aset tersebut (atau
kelompok). Caranya mungkin berbeda untuk setiap entitas dari cara mereka menggunakan
atau rencana kedepannya.
Pada tanggal pengukuran, penggunaan terbaik harus memungkinkan secara fisik (bagaimana
karakteristik fisik aset yang akan dipertimbangkan ketika memberi harga, misalnya lokasi
atau ukuran properti), diizinkan secara legal, layak secara keuangan (dimana penggunaannya
dapat menghasilkan pendapatan atau arus kas yang cukup untuk pengembalian investasi pada
aset tersebut). Nilai wajar suatu kelompok aset terdiri dari:
1. Nilai aset dari asumsi penggunaan mereka sekarang
2. Jumlahdimananilaiwajar asetberbeda darinilai mereka dalampenggunaan
Bagian dari total nilai wajar aset yang ditentukan dari penggunaan berbeda dari nilai wajar
karena penggunaan sekarang aset bukanlah penggunaan terbaik. Banyak faktor terkain
penentuan nilai wajar tercermin dalam menentukan harga aset.Untuk penyajian nilai wajar
nantinya, entitas mengakui nilai inkremental yang telah dijelaskan sebelumnya dengan aset
terkait.
Penentuan penggunaan terbaik suatu aset akanmenetapkanmana dari duavaluasiyang
digunakandalam mengukurnilai wajaraset; in-use valuation atau in-exchange valuation
Strategic Buyers And Financial Buyer.ada dua kategori pelaku pasar yang berpotensi akan
membeli aset atau kelompok aset:
26
1. Strategic buyers atau pembeli strategis
Adalah pelaku pasar yang tujuan akuisisinya adalah untuk menggunakan aset atau
kelompok aset untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka dengan memperoleh
manfaat seperti kapasitas tambahan, teknologi yang berkembang, manajerial,
pemasaran, akses pada pasar baru, dan menambah menambah posisi pasar. Mereka
memandang pembelian aset sebagai komponen rencana bisnis yang lebih luas,
sehingga mereka bersediamembayar premi
untukakuisisisempurnadanmungkinmenjadisatu-satunya jenispembelibersedia untuk
mengakuisisitarget. Menurut sudut pandang penjual, lebih dari satu pembeli yang
berminat akan menciptakan situasi penawaran yang meningkatkan harga jual
2. Financial buyers
Adalah pelaku pasaryang berusahauntuk memperolehtargetberdasarkan pada
manfaatsebagai investasiyang berdiri sendiri. Mereka berminat dalam pengembalian
pada jangka waktu yang lebih pendek; 3-5 tahun, dimana tujuan mereka adalah untuk
menjualnya.Yang menarik bagi mereka adalah yang menawarkan potensi
pertumbuhan yang pesat dalam jangka waktu yang singkat dan menghasilkan harga
jual yang lebih tinggi dibanding harga akuisisinya.
Premis Valuasi Di-Gunakan.Premis ini mengasumsikan bahwa nilai wajar maksimum untuk
pelaku pasar adalah harga yang akan diterima oleh entitas pelapor (penjual) dengan asumsi
aset akan digunakan oleh pembeli dengan aset lainnya dan kewajiban sebagai kelompok, baik
sebagai diinstal atau dikonfigurasi lain ataupun untuk digunakan, dan lebih lanjut, bahwa aset
dan kewajiban lainnya dalam kelompok akan tersedia bagi pembeli potensial. Asumsi
mengenai tingkat agregasi (atau pemilahan) dari aset yang terkait dan aset lainnya mungkin
berbeda daripada tingkat yang digunakan dalam penerapan pernyataan standar akuntansi
lainnya. Dengan demikian, dalam mempertimbangkan penggunaan tertinggi dan terbaik dan
tingkat dihasilkan dari agregasi, evaluator tidak dibatasi oleh bagaimana aset dapat diberikan
oleh entitas pelaporan ke segmen dilaporkan atau operasi. Asumsi mengenai penggunaan
tertinggi dan terbaik dari target biasanya harus konsisten untuk semua aset termasuk dalam
kelompok di mana itu akan digunakan. Umumnya, pelaku pasar penggunaan yang tertinggi
dan terbaik dari aset atau kelompok aset akan "di-gunakan" dicirikan sebagai pembeli
strategis, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
27
Premis Penilaian Dalam Pertukaran.Premis ini mengasumsikan bahwa nilai wajar
maksimum untuk pelaku pasar adalah harga yang akan diterima oleh entitas pelapor (penjual)
dengan asumsi aset akan dijual terutama secara berdiri sendiri. Umumnya, pelaku pasar
penggunaan yang tertinggi dan terbaik dari aset atau kelompok aset akan "di-gunakan"
dicirikan sebagai pembeli strategis, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
RISIKO ASUMSI KETIKA MENILAI KEWAJIBAN. Banyak akuntan, analis, dan lain-
lain menemukan konsep komputasi nilai wajar kewajiban dan mengakui perubahan nilai
wajarnya menjadi berlawanan. Pertimbangkan kasus ketika penurunan sendiri suatu entitas
pelaporan ini berdiri kredit (universal diakui sebagai "hal yang buruk"). Sebuah pengukuran
nilai wajar yang menggabungkan efek dari penurunan rating kredit akan mengakibatkan
penurunan nilai wajar kewajiban dan peningkatan resultan ekuitas (yang akan dilihat sebagai
"hal yang baik"). Meskipun demikian, logika mengukur nilai wajar dari kewajiban adalah
sebagai sah, dan sebagai berguna, seperti untuk aset. IFRS yang diusulkan tidak akan
memperluas penerapan tindakan nilai wajar dari apa yang saat ini ada, namun.
Dalam memperoleh pemahaman tentang penerapan tindakan nilai wajar atas kewajiban,
pembenaran yang disediakan di bawah US GAAP, di ASC 820 (mengutip CON 7)
berguna.hal Ini menyatakan bahwa
Perubahan kedudukan kredit merupakan perubahan dalam posisi relatif dari dua kelas
pengadu (pemegang saham dan kreditur) terhadap aset suatu entitas. Jika kedudukan kredit
berkurang, nilai wajar dari klaim kreditur 'berkurang. Jumlah klaim sisa pemegang saham
terhadap aset entitas mungkin tampak meningkat tetapi peningkatan yang mungkin diimbangi
oleh kerugian yang mungkin disebabkan penurunan kedudukan kredit. Karena pemegang
saham biasanya tidak dapat dipanggil untuk membayar kewajiban korporasi, jumlah
pendekatan sisa klaim, dan dibatasi oleh nol. Jadi perubahan dalam posisi peminjam harus
mengubah posisi pemegang saham, dan sebaliknya.
Transaksi Hipotetis Dan Kesulitan Operasional Yang Dialami Dalam Praktek.Pengukuran
nilai wajar kewajiban mengasumsikan bahwa transfer hipotetis untuk peserta pasar terjadi
pada tanggal pengukuran. Dalam mengukur nilai wajar dari kewajiban, evaluator adalah
dengan mengasumsikan bahwa pelaporan kewajiban entitas kepada kreditur (yaitu, rekanan
dengan kewajiban) akan berlanjut pada dan setelah tanggal pengukuran (yaitu, kewajiban
tidak akan dilunasi atau diselesaikan sebelum jatuh tempo kontrak nya). Ini menjadi kasus,
28
harga transfer hipotetis ini kemungkinan besar akan mewakili harga yang saat ini kreditur
(pemegang instrumen utang) bisa diperoleh dari peserta pasar yang bersedia membeli
instrumen utang dalam suatu transaksi yang melibatkan kreditur asli menetapkan hak kepada
pembeli. Akibatnya, peserta pasar hipotetis yang membeli instrumen akan berada dalam
posisi yang sama sebagai kreditur saat ini sehubungan dengan diharapkan arus kas masa
depan (atau masa depan kinerja yang diharapkan, jika kewajiban tidak dapat diselesaikan
secara tunai) dari entitas pelapor .
Evaluator adalah untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan
dengan kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Evaluator adalah
untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan dengan
kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Risiko dari tidak
berkinerja adalah risiko bahwa kewajiban tidak akan terpenuhi. Ini adalah konsep yang
mencakup semua yang mencakup pelaporan kedudukan kredit entitas itu sendiri , tetapi juga
mencakup risiko lain yang terkait dengan tidak terpenuhinya kewajiban. Evaluator adalah
untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan dengan
kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Risiko dari tidak
berkinerja adalah risiko bahwa kewajiban tidak akan terpenuhi. Ini adalah konsep yang
mencakup semua yang mencakup pelaporan kedudukan kredit entitas itu sendiri , tetapi juga
mencakup risiko lain yang terkait dengan tidak terpenuhinya kewajiban. (misalnya, agunan,
asuransi kredit, dan / atau jaminan).
Ketersediaan Data Pasar Yang Relevan Untuk Menilai Kewajiban. Draft IFRS mengakui
bahwa sering tidaknya ada harga pasar yang dapat diobservasi berlaku untuk penugasan nilai
wajar kewajiban. Dalam kasus tersebut, entitas pelaporan adalah untuk mengukur nilai wajar
dari kewajiban menggunakan metodologi yang sama bahwa counterparty akan digunakan
untuk mengukur nilai wajar dari aset yang sesuai (yaitu, piutang itu akan memperoleh). Hal
ini menyatakan bahwa, dalam contoh-contoh (sebagian kecil kemungkinan kasus) ketika ada
pasar aktif untuk transaksi antara pihak-pihak yang memegang surat utang sebagai aset, harga
diamati di pasar yang juga merupakan nilai wajar dari kewajiban emiten. Jika demikian,
entitas harus menyesuaikan harga diamati untuk aset untuk fitur yang hadir dalam aset tetapi
tidak hadir dalam kewajiban, atau sebaliknya. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus harga
yang diamati untuk aset mencerminkan baik piutang penerbit dan perangkat tambahan kredit
pihak ketiga. Karena tujuannya adalah untuk memperkirakan nilai wajar kewajiban emiten,
dan bukan harga paket gabungan, entitas harus menyesuaikan harga diamati untuk aset untuk
29
menyingkirkan dampak dari peningkatan kredit pihak ketiga, yang tidak hadir dalam
kewajiban.
Kesulitan praktis untuk dapat diantisipasi terlebih dulu oleh pengalaman yang dilaporkan
oleh entitas menerapkan FAS 157. Entitas pelaporan telah dilaporkan kepada staf FASB
bahwa mereka telah mengalami berbagai kesulitan operasional dalam menerapkan standar ini
untuk pengukuran nilai wajar kewajiban. Banyak perusahaan tidak menerbitkan obligasi di
pasar utang publik dan belum terbiasa dengan jumlah yang akan direalisasikan oleh kreditor
mereka untuk mentransfer atau securitizing utang kepada peserta pasar lainnya. Mereka
menerapkan FAS 157 juga telah menegaskan bahwa harga yang dibayarkan satu investor
kepada investor lain untuk membeli instrumen hutang yang dimiliki sebagai aset tidak akan
menunjukkan harga yang debitur keluarkan akan diminta untuk membayar untuk mendorong
pihak lain untuk menganggap utang dalam transaksi hipotetis keluar. Menanggapi hal ini,
FASB menambahkan proyek untuk agenda dan, pada pertengahan-2009, dirilis amandemen
(formal, suatu Standar Akuntansi Update, yang merevisi ASC 820-10), berlaku untuk situasi
di mana harga kuotasi di pasar aktif untuk kewajiban yang identik tidak tersedia.
Perubahan FASB- menetapkan hirarki berikut sebagai strategi pengukuran yang akan
diterapkan ketika menilai kewajiban:
1. Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban yang sama ketika kewajiban yang
diperdagangkan sebagai aktiva
2. Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban serupa ketika diperdagangkan sebagai
aset
3. Teknik lain yang konsisten dengan prinsip-prinsip ASC 820 seperti pendekatan
pendapatan menerapkan teknik nilai sekarang, atau pendekatan pasar berdasarkan
jumlah entitas pelaporan akan menerima jika ingin baik pengalihan kewajiban atau
dikenakan kewajiban yang sama pada pengukuran valuasi tanggal.
Perubahan tersebut juga menetapkan bahwa ketika memperkirakan nilai wajar dari
kewajiban, entitas pelaporan tidak akan diminta untuk memasukkan input terpisah, atau
penyesuaian terhadap masukan lainnya, yang berkaitan dengan adanya pembatasan atas
pengalihan kewajiban. Karena pengukuran nilai wajar didasarkan pada transaksi hipotetis,
pembatasan tersebut tidak akan menjadi pertimbangan yang relevan.
30
Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban yang sama di pasar aktif, dan juga harga yang
dikutip untuk kewajiban yang sama diperdagangkan sebagai aset, jika tidak ada penyesuaian
terhadap harga dikutip akan diperlukan, akan dianggap baik Level 1 pengukuran.
Jika tidak ada aset yang sesuai untuk kewajiban (situasi yang lebih khas [misalnya, untuk
kewajiban dekomisioning diasumsikan dalam penggabungan usaha, untuk kewajiban garansi,
dan bagi banyak komitmen kinerja lainnya]), IFRS diusulkan menyatakan bahwa entitas
pelaporan harus memperkirakan harga dimana pelaku pasar akan menuntut untuk
mengasumsikan kewajiban. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknik nilai sekarang
atau teknik penilaian lainnya (pasar, pendapatan atau biaya) . Bila menggunakan teknik nilai
sekarang, entitas akan/ antara lain, harus memperkirakan arus kas masa depan bahwa pelaku
pasar akan dikenakan dalam memenuhi kewajiban. Entitas dapat mengestimasi arus kas masa
depan mereka dengan
1. Memperkirakan arus kas entitas akan dikenakan dalam memenuhi kewajiban;
2. Tidak termasuk arus kas, jika ada, pelaku pasar lain tidak akan dikenakan, dan
3. Termasuk arus kas, jika ada, bahwa pelaku pasar lainnya akan dikenakan tapi entitas
tidak akan dikenakan.
Tidak Berkinerja Berisiko Dalam Menilai Kewajiban. Nilai wajar kewajiban mencerminkan
pengaruh risiko tidak berkinerja, yang merupakan risiko bahwa suatu entitas tidak akan
memenuhi kewajiban. Untuk tujuan penilaian, risiko tidak berkinerja diasumsikan sama
sebelum dan setelah transfer kewajiban. Asumsi ini adalah rasional, karena pelaku pasar tidak
akan melakukan transaksi yang mengubah risiko tidak berkinerja terkait dengan kewajiban
tanpa mencerminkan bahwa perubahan dalam harga. Misalnya, seperti yang dikutip oleh draf
standar, kreditur tidak akan umumnya mengizinkan debitur untuk mentransfer kewajibannya
kepada pihak lain berdiri kredit yang lebih rendah. Demikian pula, pengalihan berdiri kredit
yang lebih tinggi tidak akan bersedia untuk mengasumsikan kewajiban menggunakan istilah
yang sama dinegosiasikan oleh pengalih (debitur) jika istilah tersebut mencerminkan berdiri
kredit rendah pentransfer itu. Risiko tidak berkinerja termasuk risiko kredit, efek yang
mungkin berbeda tergantung pada sifat dari kewajiban. Misalnya, kewajiban untuk
memberikan kas (kewajiban keuangan) berbeda dari kewajiban untuk memberikan barang
atau jasa (kewajiban non finansial). Juga, ketentuan peningkatan kredit yang terkait dengan
kewajiban, jika ada, akan berdampak penilaian.
31
Kewajiban Dengan Dipisahkan Pihak Ketiga Peningkatan Kredit. Kreditor sering
memaksakan persyaratan, sehubungan dengan pemberian kredit kepada debitur, bahwa
debitur memperoleh jaminan hutang dari pihak ketiga kredit. Di bawah pengaturan tersebut,
harus default debitur kewajibannya, penjamin pihak ketiga akan menjadi wajib untuk
membayar kewajiban atas nama debitur wanprestasi dan, tentu saja, debitur akan diwajibkan
untuk membayar penjamin karena telah puas utang atas namanya.
Sehubungan dengan penerbitan obligasi, misalnya, jaminan apapun umumnya dibeli oleh
penerbit (debitur), yang kemudian bundel itu (disebut sebagai "credit enhancement") dengan
obligasi dan masalah efek gabungan kepada investor. Dengan kemasan obligasi dengan
peningkatan kredit terkait, penerbit meningkatkan kemungkinan bahwa obligasi akan berhasil
dipasarkan serta mengurangi tingkat bunga efektif dibayar atas obligasi dengan mendapatkan
hasil penerbitan obligasi lebih tinggi daripada sebaliknya akan menerima absen peningkatan
kredit yang dibundel.
Dalam situasi di atas, penerbit tidak harus mencakup dampak dari peningkatan kredit dalam
pengukuran nilai wajar dari kewajiban. Dengan demikian, dalam menentukan nilai wajar dari
kewajiban, penerbit akan mempertimbangkan kedudukan kredit sendiri dan tidak akan
mempertimbangkan kedudukan kredit dari penjamin pihak ketiga yang memberikan
peningkatan kredit. Akibatnya, unit akuntansi yang akan digunakan dalam pengukuran nilai
wajar dari kewajiban dengan peningkatan kredit yang tidak terpisahkan adalah kewajiban itu
sendiri, absen peningkatan kredit.
Dalam hal ini penjamin diwajibkan untuk melakukan pembayaran kepada kreditur di bawah
jaminan, itu akan mengakibatkan pengalihan kewajiban emiten untuk membayar kreditur asli
untuk penjamin dengan penerbit kemudian diwajibkan untuk membayar penjamin. Jika hal
ini terjadi, kewajiban penerbit untuk penjamin akan menjadi kewajiban unguaranteed.
Dengan demikian, nilai wajar yang, ditransfer untuk kewajiban unguaranteed hanya
mempertimbangkan kedudukan kredit dari penerbit.
Setelah penerbitan utang kredit yang disempurnakan, penerbit harus mengalokasikan dana
yang diterimanya antara kewajiban ditempatkan dan premi untuk peningkatan kredit. Praktek
pengungkapan yang baik untuk penerbit utang dengan peningkatan kredit yang tak
32
terpisahkan yang termasuk dalam ruang lingkup pedoman ini diperlukan untuk
mengungkapkan adanya peningkatan kredit pihak ketiga.
INPUT. Untuk tujuan pengukuran nilai wajar, input adalah asumsi bahwa pelaku pasar akan
digunakan dalam menetapkan harga aset atau kewajiban, termasuk asumsi tentang risiko.
Sebuah input baik diobservasi atau tidak teramati. Input diamati secara baik secara langsung
maupun tidak langsung diamati diamati. The IFRS Draft membutuhkan evaluator untuk
memaksimalkan penggunaan input diamati relevan dan meminimalkan penggunaan input
tidak teramati.
Sebuah masukan diamati berdasarkan data pasar diperoleh dari sumber-sumber independen
dari entitas pelaporan. Untuk masukan yang harus dipertimbangkan relevan, harus
dipertimbangkan yang menentukan nilai wajar. Bahkan jika telah terjadi penurunan yang
signifikan dalam volume dan tingkat aktivitas pasar untuk aset atau kewajiban, hal ini tidak
secara otomatis diasumsikan bahwa pasar tidak aktif atau transaksi individu di pasar yang
teratur (yaitu, dipaksa atau penjualan likuidasi yang dibuat di bawah paksaan).
Sebuah masukan yang tidak teramati mencerminkan asumsi yang dibuat oleh manajemen dari
entitas pelaporan sehubungan dengan asumsi yang dianggap pelaku pasar akan menggunakan
untuk harga aset atau kewajiban berdasarkan informasi terbaik yang tersedia di bawah
keadaan.
Draf standar memberikan masukan hirarki nilai wajar (lihat diagram di bawah) untuk
melayani sebagai kerangka kerja untuk mengklasifikasikan masukan berdasarkan pada sejauh
mana mereka didasarkan pada data yang dapat diobservasi.
33
Tingkat 1 Input.Tingkat 1 input dianggap bukti yang paling dapat diandalkan dari nilai wajar
dan harus digunakan setiap kali ini tersedia. Masukan ini terdiri dari harga dikutip di pasar
aktif untuk aset identik atau kewajiban. Pasar aktif harus menjadi salah satu di mana entitas
pelaporan memiliki kemampuan untuk mengakses harga yang dikutip pada tanggal
pengukuran. Untuk dianggap sebagai pasar aktif, transaksi untuk aktiva atau kewajiban yang
diukur harus jatuh cukup sering dan dalam volume yang cukup untuk memberikan informasi
harga secara berkelanjutan.
Jika harga pasar pada tanggal pengukuran yang tepat tidak tersedia, atau tersedia tetapi tidak
mewakili nilai wajar karena pasar tidak aktif atau karena peristiwa yang terjadi setelah harga
dikutip terakhir yang tersedia akan mempengaruhi dari nilai wajar pada tanggal pengukuran,
harga dikutip adalah untuk disesuaikan dengan lebih akurat mencerminkan dari nilai wajar.
Seperti telah dibahas sebelumnya, dalam rangka untuk pasar yang harus dipertimbangkan
aktif, ia harus memiliki volume yang cukup dari transaksi untuk memberikan kuotasi harga
pasar yang merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan dari dari nilai wajar. Pasar
mengalami penurunan volume transaksi masih dianggap aktif jika transaksi yang terjadi
cukup sering secara berkesinambungan untuk memberikan informasi harga dapat diandalkan.
Draf standar mensyaratkan bahwa harga dikutip dari pasar aktif (Tingkat 1 input) dapat
digunakan setiap kali ini tersedia. Penggunaan Level 2 atau Level 3 input umumnya dilarang
ketika Level 1 input yang tersedia.
34
Bahkan jika manajemen adalah untuk menyimpulkan bahwa penurunan volume transaksi di
pasar tertentu diberikan bahwa pasar tidak aktif (yaitu, pasar tidak dapat memberikan
informasi harga dapat diandalkan) transaksi diamati yang terjadi di pasar yang masih akan
dianggap Level 2 input yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengukuran atas
dari nilai wajar. Manajemen diperlukan untuk membangun dan konsisten menerapkan
kebijakan untuk mengidentifikasi peristiwa yang berpotensi mempengaruhi pengukuran nilai
wajar.
Jika entitas pelaporan memegang sejumlah besar aset dan kewajiban yang sama (seperti
kolam efek hutang), dan harga dikutip tidak dapat diakses sehubungan dengan masing-
masing aset individu dan / atau kewajiban dengan cara yang hemat biaya untuk
memungkinkan pelaporan keuangan yang tepat waktu , manajemen dapat memilih untuk
mengganti, sebagai bijaksana praktis, model penentuan harga alternatif yang tidak bergantung
secara eksklusif pada harga dikutip seperti menggunakan model matriks harga surat utang.
Penggunaan model pricing sebagai alternatif untuk langsung menetapkan harga masing-
masing aset atau kewajiban dalam kelompok akan memerlukan manajemen untuk
mengkarakterisasi pengukuran secara keseluruhan sebagai tingkat yang lebih rendah dari
level 1 dalam hirarki.
Dalam situasi, bagaimanapun, adalah tugas manajemen untuk menyesuaikan harga dikutip
untuk faktor penyumbatan. Penyesuaian Penyumbatan timbul ketika entitas memegang posisi
dalam instrumen keuangan tunggal yang diperdagangkan di pasar aktif yang relatif besar
dalam kaitannya dengan volume perdagangan harian pasar. Meskipun tidak ada kesepakatan
bersama untuk seberapa besar posisi akan merupakan "blok" dari instrumen tertentu, IASB
tanpa syarat melarang penyesuaian apapun sebagai akibat dari penyumbatan, bahkan jika
volume perdagangan normal sehari-hari pasar tidak cukup untuk menyerap jumlah yang
diselenggarakan oleh entitas pelaporan dan terlepas dari apakah penempatan order untuk
menjual posisi dalam satu transaksi dapat mempengaruhi harga dikutip.
Tingkat 2 Input.Tingkat 2 input dikutip harga untuk aset atau kewajiban (selain yang
termasuk dalam Level 1) yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat diamati.
Tingkat 2 input harus dipertimbangkan ketika harga pasar aset yang identik atau kewajiban
tidak tersedia. Jika aktiva atau kewajiban yang diukur memiliki jangka waktu kontrak,
masukan 2 Level harus diamati untuk secara substansial seluruh waktu. Input ini meliputi :
35
1. Dikutip harga aset sejenis atau kewajiban di pasar aktif
2. Dikutip harga aset yang identik atau serupa atau kewajiban di pasar yang tidak aktif.
Sebagaimana dibahas pada bagian sebelumnya, pasar ini tidak dapat dianggap aktif karena
a. Mereka memiliki volume cukup atau frekuensi transaksi untuk aktiva atau
kewajiban
b. Harga tidak lancar
c. Kutipan bervariasi secara substansial dari waktu ke waktu
d. Kutipan bervariasi secara substansial di antara pelaku pasar (misalnya, di
beberapa pasar ditengahi)
e. Informasi tidak cukup dilepaskan publik (misalnya, pasar utama-kepala
sekolah)
3. Selain harga yang dikutip diamati untuk aset atau kewajiban (; volatilitas, kecepatan
pembayaran di muka, severities kerugian, risiko kredit, misalnya, suku bunga dan
kurva yield diamati pada interval sering dikutip dan tingkat default) input
4. Input yang terutama berasal dari atau dikuatkan oleh data pasar yang dapat
diobservasi yang, melalui cara-cara korelasi atau lainnya, yang bertekad untuk
menjadi relevan dengan aset atau kewajiban yang diukur (market-menguatkan input).
Penyesuaian dibuat untuk Level 2 input yang diperlukan untuk mencerminkan dari nilai
wajar, jika ada, akan bervariasi tergantung pada analisis faktor spesifik yang terkait dengan
aktiva atau kewajiban yang diukur. Faktor-faktor ini termasuk
1. kondisi
2. tempat
3. Sejauh mana masukan berhubungan dengan item sebanding dengan aset atau kewajiban
4. Volume dan tingkat aktivitas di pasar di mana input diamati
Tergantung pada tingkat hirarki masukan dari nilai wajar di mana input yang digunakan
untuk mengukur penyesuaian diklasifikasikan, penyesuaian yang signifikan terhadap
pengukuran dari nilai wajar secara keseluruhan dapat membuat pengukuran Level 3
pengukuran.
36
Selama gejolak berpengalaman dalam pasar kredit dimulai pada awal tahun 2008, pemegang
kewajiban hipotek yang dijamin (CMO) yang didukung oleh genangan subprime mortgage
mungkin menentukan bahwa tidak ada pasar aktif untuk CMO. Manajemen mungkin
menggunakan credit default swap ABX index yang tepat untuk obligasi subprime mortgage
untuk memberikan 2 nilai pengukuran masukan Tingkat wajar dalam pengukuran nilai wajar
CMO.
Tingkat3 Input.Level 3 input input yang tidak teramati. Ini diperlukan ketika sedikit/ jika
ada, aktivitas pasar terjadi untuk aset atau kewajiban. Level 3 input untuk menggambarkan
asumsi sendiri manajemen tentang asumsi mengenai harga keluar bahwa pelaku pasar
memegang aset atau kewajiban karena akan membuat termasuk asumsi tentang risiko.
Informasi terbaik yang tersedia dalam situasi yang akan digunakan untuk mengembangkan 3
input Tingkat. Informasi ini mungkin termasuk data internal dari perusahaan pelapor. Biaya-
manfaat pertimbangan diterapkan dalam manajemen yang tidak diperlukan untuk "melakukan
semua upaya yang mungkin" untuk memperoleh informasi tentang asumsi yang akan dibuat
oleh pelaku pasar. Perhatian yang harus dibayar, namun, untuk informasi yang tersedia untuk
tugas manajemen tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya dan, akibatnya, asumsi
manajemen internal yang digunakan untuk mengembangkan input yang tidak teramati harus
disesuaikan jika informasi tersebut bertentangan dengan asumsi-asumsi.
Masukan berdasarkan harga bid dan ask. Dikutip harga penawaran merupakan harga
maksimum di mana pelaku pasar bersedia untuk membeli aset, dikutip meminta harga
merupakan harga minimum di mana pelaku pasar bersedia untuk menjual aset. Jika harga
pasar yang tersedia yang dinyatakan dalam harga bid dan ask/ tugas manajemen adalah
dengan menggunakan harga dalam bid-ask spread (rentang nilai antara harga bid dan ask)
yang paling mewakili dari nilai wajar tanpa memperhatikan dimana dalam pameran hierarki
nilai input akan diklasifikasikan. Draf standar mengijinkan penggunaan konvensi harga
seperti harga pasar menengah sebagai alternatif praktis untuk menentukan pengukuran dari
nilai wajar dalam bid-ask spread.
KLASIFIKASI MASUKAN. Klasifikasi masukan mengenai tingkat hirarki di mana mereka
termasuk melayani dua tujuan. Pertama, ia menyediakan evaluator dengan cara
memprioritaskan asumsi yang digunakan untuk tingkat objektivitas dan pemastian di pasar.
Kedua seperti yang dibahas kemudian dalam bab ini, hirarki menyediakan kerangka kerja
37
untuk memberikan pengungkapan informatif yang memungkinkan pembaca untuk menilai
kehandalan dan observability pasar memperkirakan dari nilai wajar tertanam dalam laporan
keuangan.
Dalam membuat pengukuran tertentu dari nilai wajar, input yang digunakan mungkin dapat
diklasifikasikan dalam lebih dari satu tingkat hirarki. Bila hal ini terjadi, input yang
digunakan dalam pengukuran dari nilai wajar secara keseluruhan, harus diklasifikasikan
dalam tingkat hirarki di mana masukan tingkat terendah yang signifikan untuk pengukuran
diklasifikasikan.
Hal ini penting untuk menilai input yang tersedia dan klasifikasi relatif mereka dalam hirarki
sebelum memilih teknik penilaian atau teknik yang akan diterapkan untuk mengukur dari
nilai wajar untuk aset tertentu atau kewajiban. Tujuannya, dalam memilih dari antara teknik
perhitungan alternatif, akan memilih teknik atau kombinasi teknik yang memaksimalkan
penggunaan input yang dapat diamati. FASB mengklarifikasi, bagaimanapun, bahwa tujuan
penggunaan hirarki adalah untuk memprioritaskan masukan sendiri, bukan teknik penilaian di
mana mereka digunakan.
TEKNIK PENILAIAN. Dalam mengukur nilai wajar, manajemen menggunakan teknik
penilaian satu atau lebih konsisten dengan pendekatan pasar, pendekatan pendapatan, dan /
atau pendekatan biaya. Seperti dijelaskan sebelumnya, pemilihan teknik tertentu (atau teknik)
untuk mengukur nilai wajar harus didasarkan pada kesesuaian dengan aktiva atau kewajiban
yang diukur serta kecukupan dan observability input yang tersedia.
Dalam situasi tertentu, seperti ketika menggunakan Level 1 input, penggunaan teknik
penilaian tunggal akan cukup. Dalam situasi lain, seperti ketika menilai unit pelaporan,
manajemen mungkin perlu menggunakan beberapa teknik penilaian. Ketika melakukannya,
hasil yang dihasilkan dengan menerapkan berbagai teknik harus dievaluasi dan tepat berbobot
berdasarkan penilaian mengenai kewajaran dari berbagai hasil. Tujuan dari pembobotan
adalah untuk menentukan titik dalam rentang yang paling representatif dari nilai wajar.
Manajemen diperlukan untuk secara konsisten menerapkan teknik penilaian itu memilih
untuk menggunakan untuk mengukur nilai wajar. Ini akan sesuai untuk mengubah teknik
penilaian atau bagaimana mereka diterapkan jika hasil pengukuran perubahan nilai wajar
38
yang mewakili sama atau lebih dari nilai wajar. Situasi yang mungkin menimbulkan
perubahan seperti itu akan terjadi bila pasar baru berkembang, informasi baru telah tersedia,
informasi yang sebelumnya tersedia berhenti menjadi tersedia, atau teknik lebih baik
dikembangkan. Revisi yang dihasilkan dari perubahan baik dalam teknik penilaian atau
perubahan dalam penerapan suatu teknik penilaian harus dicatat sebagai perubahan estimasi
akuntansi di bawah IAS 8.
Pendekatan Pasar. pendekatan Pasar untuk informasi valuasi yang dihasilkan oleh
penggunaan transaksi pasar aktual untuk aset yang sama atau setara atau kewajiban (termasuk
bisnis secara keseluruhan). teknik pendekatan pasar yang akan sering menggunakan kelipatan
pasar berasal dari satu set transaksi yang sebanding untuk aset atau kewajiban atau barang
serupa. Evaluator perlu mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif dalam
menentukan titik dalam rentang yang paling representatif dari nilai wajar. Contoh dari
pendekatan pasar adalah harga matriks. Ini adalah teknik matematika yang digunakan
terutama untuk tujuan menilai efek hutang tanpa bergantung semata-mata pada harga dikutip
untuk efek tertentu. Harga Matrix menggunakan faktor-faktor seperti tingkat suku bunga
menyatakan, jatuh tempo, peringkat kredit, dan harga dikutip dari isu-isu serupa untuk
mengembangkan hasil pasar saat ini isu itu.
Pendekatan Penghasilan.Teknik diklasifikasikan sebagai pendekatan pendapatan mengukur
nilai wajar berdasarkan ekspektasi pasar saat ini tentang jumlah masa depan (seperti arus kas
atau laba bersih) dan diskon mereka ke jumlah dalam dolar tanggal pengukuran. Penilaian
teknik yang mengikuti pendekatan pendapatan termasuk Black-Scholes-Merton model
(model bentuk tertutup) dan model binomial atau kisi (model terbuka-form), yang
menggunakan teknik nilai sekarang, serta periode multi-laba berlebih metode yang digunakan
dalam pengukuran nilai wajar aset tidak berwujud tertentu seperti dalam proses penelitian dan
pengembangan.
Pendekatan Biaya.pendekatan Biaya didasarkan pada menghitung jumlah yang diperlukan
untuk mengganti layanan sisa aset ini kapasitas (yaitu, biaya penggantian saat ini aset).
Sebuah teknik penilaian diklasifikasikan sebagai pendekatan biaya akan mengukur biaya
untuk peserta pasar (pembeli) untuk memperoleh atau membangun aset pengganti dari utilitas
yang sebanding, disesuaikan dengan usang. Penyesuaian usang meliputi faktor-faktor untuk
memakai fisik dan air mata, perbaikan teknologi, dan ekonomi (eksternal) usang. Dengan
39
demikian, usang adalah konsep yang lebih luas daripada penyusutan laporan keuangan, yang
hanya merupakan konvensi alokasi biaya dan tidak dimaksudkan untuk menjadi teknik
penilaian.
PERTIMBANGAN PENGUKURAN.
Initial recognition. Ketika entitas pelaporan pertama memperoleh aset atau menimbulkan
(atau mengasumsikan) kewajiban dalam transaksi, maka harga transaksi merupakan harga
entri, harga yang harus dibayar untuk memperoleh aset dan harga yang diterima untuk
mengasumsikan kewajiban. Pengukuran nilai wajar tidak didasarkan pada harga masuk, tetapi
lebih pada harga keluar, harga yang akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk
mentransfer kewajiban. Dalam beberapa kasus (misalnya, dalam penggabungan usaha) tidak
ada harga transaksi untuk setiap aset individual atau kewajiban.Demikian juga, kadang ada
yang bukan merupakan transaksi pertukaran untuk aset atau kewajiban (misalnya ketika
biologis aset regenerasi).
Sementara masuk dan keluar harga berbeda secara konseptual, dalam banyak kasus mereka
mungkin hampir identik dan dapat dianggap mewakili nilai wajar aset atau kewajiban pada
pengakuan awal. Hal ini tidak selalu terjadi, bagaimanapun, dan dalam menilai nilai wajar
pada saat pengakuan awal, manajemen adalah untuk mempertimbangkan transaksi-faktor
spesifik dan faktor khusus untuk aset dan / atau kewajiban yang sedang awalnya diakui.
Contoh situasi di mana harga transaksi yang tidak mewakili nilai wajar pada saat pengakuan
awal termasuk
1. Pihak terkait transaksi
2. Transaksi yang terjadi di bawah tekanan seperti transaksi paksa atau likuidasi.
Transaksi tersebut tidak memenuhi kriteria dalam definisi nilai wajar bahwa mereka
menjadi wakil dari sebuah "transaksi yang teratur."
3. Unit yang berbeda dari akun yang berlaku untuk harga transaksi dan aset / kewajiban
yang diukur. Hal ini dapat terjadi, misalnya, di mana harga transaksi mencakup unsur-
unsur lain selain aset / kewajiban yang sedang diukur seperti hak-hak dan
keistimewaan tak tertulis yang tunduk pada pengukuran terpisah atau ketika harga
transaksi termasuk biaya transaksi (lihat pembahasan di bawah).
4. Transaksi pertukaran berlangsung di pasar yang berbeda dari pasar yang paling
menguntungkan di mana entitas pelaporan akan menjual aset atau mentransfer
40
kewajiban. Contoh dari situasi ini adalah ketika entitas pelaporan adalah dealer efek
yang melakukan transaksi di pasar yang berbeda tergantung pada apakah counterparty
adalah pelanggan ritel atau pedagang lain sekuritas.
Biaya transaksi. Biaya transaksi adalah tambahan biaya langsung yang akan dikeluarkan
untuk menjual aset atau mentransfer kewajiban. Sementara, seperti yang dibahas sebelumnya,
biaya transaksi yang dipertimbangkan dalam menentukan pasar yang paling menguntungkan,
mereka tidak digunakan untuk menyesuaikan pengukuran nilai wajar aset atau kewajiban
yang diukur. IASB mengecualikan mereka dari pengukuran karena mereka tidak mewakili
atribut aset atau kewajiban yang diukur.
Biaya transportasi. Jika atribut dari aktiva atau kewajiban yang diukur adalah lokasi, harga
yang ditentukan di pasar yang paling menguntungkan yang akan disesuaikan dengan biaya-
biaya yang akan dikeluarkan oleh entitas pelaporan untuk mengangkutnya ke atau dari pasar
tersebut.
Perbedaan yang mungkin antara masuk dan keluar dapat menciptakan nilai-nilai apa yang
disebut "satu hari keuntungan atau kerugian." Jika IFRS memerlukan atau mengizinkan suatu
entitas untuk mengukur aset atau kewajiban awalnya sebesar nilai wajar dan harga transaksi
berbeda dari nilai wajar, entitas mengakui laba atau rugi dalam laporan laba rugi kecuali
IFRS mengharuskan sebaliknya.
d. Pengungkapan nilai wajar
Berdasarkan draft IFRS menyatakan bahwa pengukuran nilai wajar , untuk aset dan
kewajiban yang diukur pada nilai wajar, entitas pelaporan adalah untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai metode dan input
yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut dan, untuk adil nilai pengukuran
menggunakan input tidak teramati signifikan (Level 3), efek dari pengukuran pada laba rugi
atau pendapatan komprehensif lainnya untuk periode. Untuk mencapai tujuan tersebut, itu
harus (kecuali seperti yang tercantum di bawah ini) menentukan berapa banyak detail untuk
mengungkapkan, berapa banyak penekanan untuk menempatkan berbagai aspek persyaratan
pengungkapan, tingkat agregasi atau pemilahan, dan apakah pengguna memerlukan informasi
(kualitatif) tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif diungkapkan.
41
Minimal, entitas adalah untuk mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelas aset dan
kewajiban:
1. Pengukuran nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
2. Tingkat hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara
keseluruhan (Level 1, 2 atau 3).
3. Untuk aset dan kewajiban yang dimiliki pada tanggal pelaporan, setiap transfer
yang signifikan antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 dari hirarki nilai wajar dan alasan
bagi mereka transfer. Transfer ke setiap tingkatan harus diungkapkan dan
didiskusikan secara terpisah dari transfer keluar dari setiap tingkat. Untuk tujuan
ini, signifikansi adalah untuk dihakimi sehubungan dengan laporan laba rugi, dan
total aset atau total kewajiban.
4. Metode dan input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar dan informasi
yang digunakan untuk mengembangkan mereka masukan. Jika telah terjadi
perubahan dalam teknik penilaian (misalnya, berubah dari pendekatan pasar
untuk pendekatan pendapatan), entitas harus mengungkapkan bahwa perubahan,
alasan untuk membuat itu, dan efeknya pada pengukuran nilai wajar.
5. Untuk pengukuran nilai wajar dikategorikan dalam Level 3 dari hirarki nilai
wajar, rekonsiliasi dari saldo pembukaan saldo penutupan, mengungkapkan
secara terpisah perubahan selama periode disebabkan oleh berikut:
a. Jumlah keuntungan atau kerugian untuk periode diakui dalam laporan laba
rugi, dan deskripsi di mana mereka disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).
b. Jumlah keuntungan atau kerugian untuk periode diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya.
c. Pembelian, penjualan, isu dan permukiman (masing-masing jenis perubahan
diungkapkan secara terpisah).
d. Transfer masuk atau keluar dari Level 3 (misalnya, transfer disebabkan
perubahan dalam observability data pasar) dan alasan bagi mereka transfer.
Untuk transfer yang signifikan, transfer ke Level 3 akan diungkapkan dan
didiskusikan secara terpisah dari transfer keluar dari Level 3. Untuk tujuan ini,
signifikansi akan dihakimi sehubungan dengan laporan laba rugi, dan total aset
atau total kewajiban.
42
6. Jumlah keuntungan total atau kerugian untuk periode 5a di atas dimasukkan
dalam laporan laba atau rugi yang timbul keuntungan atau kerugian yang terkait
dengan aset dan kewajiban yang dimiliki pada tanggal pelaporan, dan deskripsi
dari mana mereka keuntungan atau kerugian yang disajikan dalam laporan laba
rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).
7. Untuk pengukuran nilai wajar dikategorikan dalam Level 3 dari hirarki nilai
wajar, jika mengubah satu atau lebih input dengan asumsi alternatif yang cukup
mungkin akan mengubah nilai wajar secara signifikan, entitas adalah untuk
menyatakan fakta dan mengungkapkan efek dari perubahan tersebut. Suatu
entitas adalah untuk mengungkapkan bagaimana menghitung perubahan tersebut.
Untuk tujuan ini, signifikansi adalah untuk dihakimi sehubungan dengan laporan
laba rugi, dan total aset atau total kewajiban.
Selain hal tersebut di atas, untuk setiap kelas aset dan kewajiban tidak diukur pada nilai
wajar dalam laporan posisi keuangan, tapi untuk yang nilai wajar diungkapkan,
pelaporan entitas adalah untuk mengungkapkan nilai wajar oleh tingkat nilai wajar
hirarki.
Juga, untuk setiap kelas kewajiban diukur pada nilai wajar setelah pengakuan awal, entitas
diharuskan untuk mengungkapkan:
1. Jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, dalam nilai wajar
kewajiban yang disebabkan oleh perubahan dalam risiko non-kinerja kewajiban
itu, dan alasan untuk perubahan itu.
2. Bagaimana entitas memperkirakan jumlah dalam huruf sebelumnya diakibatkan
oleh perubahan risiko kinerja yang tidak kewajiban.
3. Perbedaan antara jumlah kewajiban yang tercatat dan jumlah dari manfaat
ekonomi entitas diharuskan untuk berkorban untuk memenuhi kewajiban
(misalnya, untuk kewajiban kontrak, ini akan menjadi jumlah entitas kontrak
diwajibkan untuk membayar kepada pemegang kewajiban) .
Jika aset yang digunakan bersama-sama dengan aset lainnya dan penggunaannya tertinggi
dan terbaik berbeda dari penggunaan saat ini, entitas adalah untuk mengungkapkan,
berdasarkan kelas aset:
43
1. Nilai aset dengan asumsi penggunaan mereka saat ini (yaitu, jumlah yang akan
menjadi nilai wajarnya jika penggunaan saat ini adalah penggunaan tertinggi dan
terbaik).
2. Jumlah dimana nilai wajar aset berbeda dari nilai mereka dalam penggunaan
mereka saat ini (yaitu, nilai tambahan dari kelompok aset).
3. Alasan aset yang digunakan dengan cara yang berbeda dari penggunaan tertinggi
dan terbaik.
Pengungkapan kuantitatif yang diperlukan oleh standar yang diusulkan harus disajikan
menggunakan format tabel kecuali format lain yang lebih tepat dalam situasi.
44
top related