riset kualitatif di bidang kedokteran sosial dan kesehatan
Post on 27-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Curriculum Vitae
2/18/2020
Editor the Journal of Hospital Accreditation (2019-); Kompartemen Mutu PERSI (2019-; Konsultan pengembangan Kebijakan dan Strategi Mutu Nasional Indonesia (2017-2018); Inisiator Divisi Mutu PKMK-FKKMK UGM; Pendiri Badan Mutu Pelayanan Kesehatan DIY; Anggota Dewan Riset Nasional (2015-sekarang); Pianis.
Email: adiutarini@ugm.ac.id; Website: www.adiutarini.idInstagram: @adiutarinimusik
Pembahasan:Akreditasi Puskesmas di Indonesia
ADI UTARINI Departemen Kebijakan & Manajemen Kesehatan, FK -KMK UGM; Email : Adiutarini@ugm.ac. id ; Website: www.adiutarini . id ;
Instagram: @adiutarinimusik
Struktur Presentasi
1. Aktivitasregulasi mutu
2. Evidens tentang
Akreditasi Primer
3. Tantangan ke Depan
4. Penutup
Quality in Universal Health Coverage
2005
2/18/2020http://www.ihi.org/communities/blogs/_layouts/15/ihi/community/blog/itemview.aspx?List=7d1126ec-8f63-4a3b-9926-c44ea3036813&ID=340
2018
Struktur Presentasi
1. AktivitasRegulasi Mutu
2. Evidens Literatur tentang
Akreditasi
3. Pembahasan& Tantangan
4. Penutup
Aktivitas Regulasi Mutu dan Fokus Tujuan (WHO, 1999)
Licensing
Certification
Accreditation
Quality
Struktur
Proses
Outcome
Inisiatif dalam UpayaPeningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatandi Indonesia
Tahun Capaian
1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu
1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI
1994 Implementasi Total Quality Management (TQM)
1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12layanan and 16 layanan
2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan
2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan
2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi
2007 Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East AsiaRegion
2008 Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS
2009 Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembagaindependen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia.
2012 Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK
2012 Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan KARSversi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4)
2014 Implementasi JKN
2015 Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, TempatPraktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
2016 Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatandi Kementerian Kesehatan
2017 KARS disertifikasi ISQUA dan Peluncuran SNARS Edisi 12017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia
Pertumbuhan Akreditasi RS 1951-2009
1995: Indonesia (KARS)
Pencapaian Penting dalam Akreditasifasyankes di Indonesia
• Akreditasi RS oleh KARS (5, 12, dan 16 standar pelayanan)1995
• Akreditasi RS versi 2012
• Akreditasi laboratorium2012
• KARS terakreditasi ISQua2014
• Akreditasi Puskesmas2015
• Direktorat Mutu dan Akreditasi, Kemenkes2016
• Program Surveyor dan standar KARS terakreditasi ISQua
• Stranas Mutu Pelayanan Kesehatan disusun2017
Struktur Presentasi
1. AktivitasRegulasi Mutu dan Akreditasi
2. Evidens tentang DampakAkreditasi Primer
3. Tantangan ke Depan
4. Penutup
Akreditasi Primer: EvidensPengalaman pasien Sistem Pelayanan Tingkat Organisasi Lingkungan
Kepuasan staf Dokumentasi Penguatan manajemendan kepemimpinan, kondisi kerja
Hubungan denganpelayanan primer danpemangku kepentingan
Penguatan standar mutu Sumber daya finansial Rujukan
Hubungan yang lebihbaik dengan pasien danmasyarakat
Infrastruktur buruk
Waktu tunggu pasien Keterbatasan staf
Budaya hand hygiene,alat pelindung
Komunikasi
Kelengkapan input Penguatan standar mutu
Merah: Dampak Positif; Hitam: Dampak belum konsisten
Struktur Presentasi
1. AktivitasRegulasi Mutu dan Akreditasi
2. Evidens tentang DampakAkreditasi Primer
3. Pembahasan 4. Penutup
Aktivitas Pengembangan atau Regulasi?
Pengembangan Regulasi
Tujuan Dinamis, peningkatan mutu Statis, kendali mutu
Terminologi Akreditasi, sertifikasi Perijinan, registrasi
Tata Kelola Non-pemerintah, pemangkukepentingan
Pemerintah pusat atau daerah
Konsumen utama Penyedia pelayanan kesehatan Pemerintah
Pengembanganstandar
Non-pemerintah, bersifatoptimal yang dapat dicapai
Regulasi, minimal
Pembiayaan Mandiri Pemerintah
PROPORSI PUSKESMAS TANPA DOKTER BERDASARKAN PROVINSI (%), RISNAKES 2017, (N=9699)
44,9
7,7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tantangan Puskesmas: INPUT
Balitbangkes, 2019
TANTANGAN PUSKESMAS: INPUT
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
DI Y
ogy
akar
ta
Ban
ten
Jaw
a Te
nga
h
Bal
i
Kal
iman
tan
Sel
atan
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Jaw
a Ti
mu
r
Sum
ater
a B
arat
DK
I Jak
arta
Go
ron
talo
Jaw
a B
arat
Nu
sa T
engg
ara
Tim
ur
Jam
bi
Kal
iman
tan
Tim
ur
Kal
iman
tan
Bar
at
IND
ON
ESIA
Ben
gku
lu
Kal
iman
tan
Ten
gah
Lam
pu
ng
Sula
wes
i Uta
ra
Ria
u
Ban
gka
Bel
itu
ng
Kep
ula
uan
Ria
u
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Sula
wes
i Bar
at
Sula
wes
i Sel
atan
Mal
uku
Uta
ra
Sula
wes
i Ten
gah
DI A
ceh
Sum
ater
a Se
lata
n
Pap
ua
Sum
ater
a U
tara
Pap
ua
Bar
at
Mal
uku
Setengah dari puskemas memiliki alat ANC lengkap (51,0%)
Alat lengkap terdiri dari; meteran, stetoskop, tensi meter, tempat tidur, dopler, timbangan dewasa
Balitbangkes, 2019
Akreditasi bukan satu-satunya mekanisme untukmeningkatkan mutu
Memetakan Peran StakeholderPERAN
Menilai?Memperbaiki?
Melatih?
Mensupervisi?
Menindaklanjuti?
Memfasilitasi?
Mengukur?
STAKEHOLDER
Kementerian Kesehatan
Tim akreditasi primer
Dinkes Propinsi
Dinkes Kabupaten
Asosiasi Fasyankes
Konsultan mutu
Pelatih
Lembaga akademik
Standar Akreditasi PrimerSYSTEMATIC REVIEW
Standar Prioritas: Community oriented care
Safe care
High quality care
Care continuity
Human resource management
Integrated care
Ref: Tabrizi et al., 2018
DRAFT REVISI STANDAR AKREDITASI PRIMER INDONESIA
Bab dalam standar: Kepemimpinan manajemen Puskesmas
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan perorangan-penunjang
Program Prioritas Nasional
Peningkatan Mutu Puskesmas
Manfaat akreditasi untuk program
Program KIA Program Gizi Program PTM Program TBC ProgramImunisasi
Tata Kelola
Pelay kes masy
Pelay kes perorangan
Peningkatan mutu
…..
…..
PROGRAM PRIORITAS NASIONAL
AKREDITASI
Tantangan Akreditasi Puskesmas
Biayaakreditasi
Standar input bervariasi
KeterbatasanStaf
Efisiensi &Efektivitas
Sistem akreditasivs perijinan
Merasaseperti RS Kepercayaan
masyarakat
Perhatianpemda
Manfaat vs Ekspektasi
Draft Strategi Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Indonesia* (hasil workshop 2018-2019)
STRATEGI UMUM
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatanyang bermutu dan mengedepankankeselamatan pasien
2. Meningkatkan kepatuhan seluruh penyediapelayanan pemerintah dan swastaterhadap standar mutu klinis dan keselamatan pasien
3. Mendorong budaya mutu di fasilitaskesehatan dan program
4. Memberdayakan pasien, keluarga dan masyarakat
STRATEGI FUNGSIONAL
5. Menguatkan tata kelola, struktur organisasimutu dan memberikan kontribusi dalampenguatan sistem pembiayaan dan komponen sistem kesehatan lainnya
6. Meningkatkan komitmen pemerintahpusat, daerah dan pemangku kepentingan
7. Mendorong penelitian, pengukuran mutudan pengembangan-pemanfaataninformasi strategis
*Proses penyusunan masih berlangsung
Struktur Presentasi
1. Mutu dan Akreditasi di
Indonesia
2. Evidens Literatur tentang
Akreditasi
3. Tantangan ke Depan
4. Penutup
RekomendasiPENGUATAN PERIJINAN
Mereview regulasi perijinan fasilitaspelayanan kesehatan primer milikpemerintah dan swasta
Meningkatkan kepatuhan terhadappemenuhan standar perijinan fasyankesprimer milik pemerintah dan swasta
Memetakan kebutuhan input dasar per Puskesmas per Kabupaten
Memastikan pemenuhan input dasar di setiap Puskesmas per Kabupaten
Berkoordinasi dengan Kementerianterkait
PENGEMBANGAN SISTEM “AKREDITASI”
Mereview pra-syarat akreditasi Puskesmasagar telah memenuhi standar perijinan
Mematangkan rencana perubahanpenyelenggaraan akreditasi Puskesmasdengan melakukan ujicoba sistem di beberapa Kabupaten (Jawa dan Luar Jawa)
Mematangkan rencana revisi StandarAkreditasi Puskesmas melalui ujicobastandar akreditasi
Menilai dampak akreditasi Puskesmasterhadap pelayanan dan program
Everyone has two jobs.
The job itself and the job of
improving it
top related