resume tutor tksdl
Post on 26-Dec-2015
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Resume :
Kebutuhan pangan dunia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Ketidakseimbangan antara bertambahnya penduduk dengan bertambahnya
produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan
pangan maka dilakukan pengolohan lahan secara intensif, ini akan menimbulkan degradasi
lahan karena kemampuan lahan yang terbatas.
Permasalahan erosi bisa menjadi masalah yang serius karena erosi dapat
mengakibatkan penurunan kualiatas tanah atau biasa disebut degradasi lahan. Degradasi
lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun
tetap. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak
produktif atau dikenal sebagai lahan kritis.
Degradasi lahan yang terjadi umumnya disebabkan oleh erosi air hujan. Hal ini
sehubungan dengan tingginya jumlah dan intensitas curah hujan. Bahkan daerah beriklim
kering, masih banyak terjadi proses erosi yang cukup tinggi, yaitu di daerah-daerah yang
memiliki hujan dengan intensitas tinggi, walaupun jumlah hujan tahunan relatif rendah
(Abdurachman dan Sutono, 2002; Undang Kurnia et al., 2002).
Faktor lereng juga merupakan penyebab besarnya potensi bahaya erosi pada usaha
tani lahan kering. Semakin miring suatu lereng maka butir-butir tanah yang terpercik ke
bawah oleh tumbukan butir-butir hujan akan menyebabkan laju erosi semakin tinggi (Arsyad,
2000). Usaha tani tanaman pangan banyak dilakukan pada lahan kering berlereng. Tanah
yang peka erosi dan praktek pertanian yang tidak disertai upaya pengendalian erosi juga turut
menentukan tingkat kerawanan lahan-lahan pertanian terhadap erosi.
Selain itu pemilihan jenis vegetasi yang tepat perlu diperhatikan. Vegetasi
mempengaruhi erosi karena vegetasi melindungi tanah terhadapkerusakan tanah oleh butir-
butir hujan. Penggunaan tanaman tahunan mampu mengurangi erosi lebih baik daripada
tanaman komoditas pertanian khususnya tanaman semusim. Tanaman tahunan mempunyai
luas penutupan daun yang relatif lebih besar dalam menahan energi kinetik air hujan,
sehingga air yang sampai ke tanah dalam bentuk aliran batang (stemflow) dan aliran tembus
(throughfall) tidak menghasilkan dampak erosi yang begitu besar. Sedangkan tanaman
semusim mampu memberikan efek penutupan dan perlindungan tanah yang baik dari butiran
hujan yangmempunyai energi perusak. Penggabungan keduanya diharapkan dapat memberi
keuntungan ganda baik dari tanaman tahunan maupun dari tanaman semusim. Penanaman
tanaman tahunan tidak memerlukan pengolahan tanahsecara intensif. Perakaran yang dalam
dan penutupan tanah yangrapat mampu melindungi tanah dari erosi.
Energi curah hujan juga menetukan besar kecilnya suatu erosi, semakin besar energi
air hujan yang jatuh maka agregat tanah akan semakin mudah hancur. Agregat tanah yang
hancur akan menjadi partikel-partikel tanah yang lebih kecil, kemudian partikel tanah
tersebut akan masuk dan mengisi pori-pori dalam tanah sehingga laju infiltrasi akan rendah.
Ini mengakibatkan aliran air tidak melaju ke arah bawah atau vertikal melainkan akan terjadi
limpasan permukaan.
Kepekaan tanah terhadap daya menghancurkan dan penghanyutan oleh air curahan
hujan disebut erodibilitas. Jika erodibilitas tanah tersebut tinggi maka tanah itu peka atau
mudah terkena erosi dan jika erodibilitas tanah itu rendah berarti daya tahan tanah itu kuat
atau resisten terhadap erosi. Faktor erodibilitas menunjukkan kemudahan tanah mengalami
erosi, semakin tinggi nilainya semakin mudah tanah tererosi. Tingginya faktor erodibilitas
antara satu tempat dengan yang lainnya disebabkan kondisi tekstur tanahnya yaitu rendahnya
tekstur liat, tingginya persentase pasir sangat halus dan debu jika dibandingkan tanah lokasi
yang satu. Menurut Morgan (1986) tekstur berperan dalam erodibilitas tanah, partikel
berukuran besar tahan terhadap daya angkut karena ukurannya sedangkan partikel halus tahan
terhadap daya penghancur karena daya kohesifitasnya. Partikel yang kurang tahan terhadap
keduanya adalah debu dan pasir sangat halus.
Suatu penelitian digunakan untuk mengukur tingkat erosi pada suatu lahan dengan
membandingkan berbagai bidang lahan. Dari hasil penelitian tersebut tanah pada lahan kering
lebih mudah terangkut bila terjadi hujan. Ini menunjukkan bahwa tanah pada lahan kering
tidak memiliki struktur tanah yang bagus. Tanah pada lahan kering lebih mudah lepas bila
terkena butir-butir hujan dan akan terangkut ke daerah yang lebih rendah. Lapisan tanah yang
terangkut ini merupakan lapisan tanah atas yang merupakan tanah yang subur, apabila lapisan
tanah atas sudah terangkut maka lahan tersebut kualitasnya akan menurun sehinnga
kemampuan tanah untuk menunjang produksi pangan akan menurun juga.
Saat terjadi hujan, tanah pada lahan kering akan lebih mudah tererosi dan terangkut ke
daerah yang lebih rendah. Terangkutnya tanah tersebut akan menyebabkan sedimentasi pada
daerah aliran sungai maupun di saluran drainase. Ini bisa dilihat dari warna sungai yang
menjadi keruh dan penambahan material yang ada di pinggiran aliran sungai.
Untuk mengatasi masalah erosi ini diperlukan manajemen dalam mengelola daerah
yang rawan tererosi. Pembuatan teras bangku atau teras tangga dengan cara memotong
panjang lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan yang
berbentuk seperti tangga yang ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Tanaman
penguat teras berperan untuk melindungi permukaan tanah dari daya dispersi dan daya
penghancur oleh butir-butir hujanserta memperlambat aliran permukaan dan melindungi
tanah permukaan dari daya kikis aliran permukaan.
Pengendalian sedimentasi dengan pembuatan kolam endapan sedimen pada tiap
pertemuan saluran drainase antara drainase jalan utama dan drainase pada lereng-lereng bukit
di daerah pemukiman yang memiliki laju endapan sedimen yang besar yang bertujuan untuk
menampung sedimen agar tidak masuk pada saluran drainase di sepanjang ruas jalan utama
(Fitriyah, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. dan S. Sutono. 2002. Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. hlm. 103-146 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi. Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor, IPB Press, Bogor.
Fitriyah, Fifi Nur dan., dkk. 2014. Jurnal : Penanganan Masalah Erosi dan Sedimentasi di Kawasan Kelurahan Perkamil. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
Morgan, C.T., dkk. (1986). Introduction to Psychology (7th Ed.). Singapore: McGraw Hill Book Co.
Undang Kurnia, Sudirman, dan H. Kusnadi. 2002. Teknologi rehabilitasi dan reklamasi lahan kering. hlm. 147-182. dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian.
top related