resume logging & coring , deny fatryanto.pdf
Post on 20-Jan-2016
210 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS 1 RESUME LOGGING DAN CORING
OLEH
DENY FATRYANTO NIM : 1001071
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN
2014
No Jenis Log Prinsip Dasar Kegunaan 1 Caliper Menggambarkan keadaan dinding ・・ lubang bor yang dapat dilihat
dari defleksi kurva yang dinyatakan dalam satuan inch.
Pada batuan yang kompak dan keras, defleksi kurva relative ・・lebih Kecil
Mendapatkan gambaran・・ kondisi dinding lubang bor.
2 Spontaneous Potential (SP)
Merekam beda ・・ potensial antara dua elektroda yang dicatat dalam satuan millivolt, beda potensial yang tercatat sebagai fungsi dari tahanan jenis air formasi.
Kurva akan berupa garis lurus pada batuan berupa serpih (shale・・ baseline), untuk batuan yang porous dan permeable akan ditunjukkan dengan defleksi kurva.
Defleksi kurva disebabkan oleh aliran listrik di dalam lumpur, ・・penyebab utamanya adalah dua kelompok elektromotif di dalam formasi yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik.
Hanya bisa dilakukan pada luba・・ ng bor dengan lumpur pemboran yang bersifat konduktif (non oil base mud) dan pada lubang bor yang telah di-casing.
Membedakan jenis litologi yang permeable.
Menentukan batas lapisan・・ batuan.
Menentukan harga ・・tahanan jenis air formasi (Rw) lapisan batuan yang tidak terinvasi
3 Gamma Ray Merekam intensitas radiasi sinar gamma alamiah (yang berasal ・・dari tiga unsur radioaktif Uranium, Thorium dan Potassium) yang dipancarkan oleh batuan.
Sinar gamma mampu menembus batuan dan akan dideteksi oleh・・ detector sintilasi yang pancarannya dicatat di permukaan sebagai kurva sinar gamma yang dinyatakan dalam jumlah pulsa per satuan waktu (GAPI).
Defleksi kurva relatif besar pada batuan yang berukuran halus ・・karena unsure-unsur radioaktif cenderung terkonsentrasi pada batuan jenis ini.
Defleksi kurva relatif kecil pada batuan berukuran butir kasar・・ (batupasir, batugamping).
Menentukan jenis litologi.・・ Menentukan batas formasi.・・ Menentukan kandungan・・
lempung suatu formasi berdasarkan kandungan mineral-mineral radioaktif dalam batuan.
4 Density Mengukur besarnya densitas elektron suatu lapisan batuan (bulk・・ density).
Disebut juga Formation Density Compensated (FDC), dengan・・ menggunakan bahan radioaktif sinar gamma energy menengah seperti Cobalt-60 dan Cesium-137.
Terdiri dari dua jenis detector yang dibedakan berdasarkan jarak・・ kemampuan mendeteksi sinar gamma (Long spaces detector dan Short spaces detector), dengan adanya dua detector ini maka dapat dilakukan koreksi terhadap pengaruh ketebalan batuan, berat dan komposisi mudcake.
Masuknya sinar gamma ke dalam batuan akan menyebabkan・・ benturan antara sinar gamma dengan electron sehingga terjadi pengurangan energy pada sinar gamma tersebut.
Sisa sinar gamma ini direkam oleh detector sinar gamma, ・・semakin lemah energy yang diterima detector maka semakin banyak jumlah electron yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut yang berarti semakin padat butiran penyusun batuan per satuan volume yang menjadi indikasi densitas batuan.
Dinding lubang bor yang tidak ・・ rata akan mempengaruhi keakuratan data.
· Menentuka porositas dan densitas batuan. · Menentukan zona gas (gas bearing). · Mengidentifikasi adanya mineral evaporit. · Mengetahui kandungan shale pada suatu reservoir.
5 Sonic · Merekam gelombang suara yang merambat melalui lapisan batuan, yang direkam dalam bentuk interval transit time (Δt). · Harga Δt sangat tergantung pada jenis batuan dan porositasnya, adanya beberapa set transmitter receiver akan mengurangi kesalahan
· Menentukan jenis litologi. · Mengetahui zona over pressure. · Mengetahui keterdapatan hidrokarbon.
yang mungkin terjadi akibat kemiringan sonde maupun karena adanya perubahan ukuran lubang bor. · Ukuran lubang bor yang besar, kehadiran hidrokarbon pada batuan yang tidak kompak dan keterdapatan serpih ataupun lempung dapat menyebabkan harga Δt menjadi lebih besar.
6 Photo Electric Factor (PEF)
· Merekam kemampuan suatu formasi dalam mengasorbsi sinar gamma energy rendah (barn/electron). · Faktor penyerapan fotolistrik (Pe) merupakan karakteristik utama dari matrik batuan, Pe tidak tergantung pada harga porositas dan kadar fluida di dalam formasi · Pe dapat menggambarkan litologi formasi sebab besarnya harga Pe tergantung pada nomor atom medium yang mengasorbsi sinar gamma.
· Mengidentifikasi batuan secara kualitatif. · Evaluasi tambahan mengenai lempung. · Mengenal mineral berat di dalam formasi. · Mendeteksi rekahan dengan bantuan lumpur barit.
7 Resistivity · Mengukur kemampuan lapisan batuan untuk menghantarkan listrik, semakin besar daya hantar listrik suatu lapisan batuan maka semakin kecil tahanan jenisnya. · Daya hantar listrik merupakan fungsi dari pori batuan dan jenis fluida yang telah mengisi pori-pori batuan. · Batuan yang porinya terisi oleh fluida berupa hidrokarbon mempunyai nilai tahanan jenis lebih besar karena hidrokarbon cenderung lebih bersifat non konduktif dibandingkan dengan air. · Pada prinsipnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu log induksi (banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon) dan log elektroda. · Macam-macam Resistivity Log yang digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon : 1. Induction Electric Log Mengukur daya hantar listrik yang dibangkitkan oleh coil, terdiri dari transmitter coil dan receiver coil. Sangat baik apabila lumpur pemboran yang digunakan non konduktif (oil base mud). Harga defleksi kurva merupakan harga tahanan jenis batuan yang sesungguhnya (Rt). Mempunyai kemampuan deteksi yang cukup dalam mencapai zona tak terinvasi sehingga pengaruh zona invasi dapat dikurangi. 2. Dual Induction Focused Log Termasuk log induksi modern yang memiliki coil tambahan, sehingga dapat menghilangkan pengaruh lapisan batuan yang berada di atas maupun di bawah lapisan yang diukur. Dapat membaca deep resistivity (RILD), medium resistivity (RILM) dan shallow resistivity (RXO). Sangat baik digunakan pada batuan yang terinvasi sangat dalam oleh mud filtrate. 3. Micro Spherical Focused Log (MSFL) Kemampuan deteksi sangat dangkal, maka tahanan jenis yang terekam adalah tahanan jenis zona terinvasi. Kelebihannya adalah kemampuan untuk meminimalkan pengaruh mudcake pada pembacaannya.
· Membedakan batuan yang mengandung fluida air dan hidrokarbon. · Menentukan porositas dan permeabilitas lapisan batuan.
8 Neutron · Mengukur konsentrasi ion atom hydrogen yang ada di dalam batuan. · Pancaran netron ke dalam formasi batuan akan mengakibatkan tumbukan antara partikel netron dengan atom hydrogen yang ada di dalam batuan, tumbukan ini akan menyebabkan pengurangan energy netron dan juga kecepatan geraknya (terjadi karena massa atom netron sama dengan massa atom hydrogen). · Hilangnya energy netron akan direkan dalam kurva, besarnya porositas
· Menentukan porositas dari batuan. · Menentukan jenis fluida yang ada di dalam batuan. · Menentukan batas kontak antar fluida (OWC, OGC, GOC)
batuan sama dengan jumlah netron yang hilang karena atom hydrogen terkonsentrasi di pada pori yang terisi fluida (air atau minyak). · Pada pori yang terisi gas, kurva akan lebih rendah dari yang seharusnya (gas effect) yang terjadi karena konsentrasi hydrogen dalam gas lebih kecil dibandingkan pada minyak atau air. · Ada dua macam log netron yang dikenal modern karena dapat mengurangi pengaruh dari ketidakaturan ukuran lubang bor, yaitu Sidewall Neutron Log (SNL) dan Compensated Neutron Log (CNL).
Litologi 1.Batu Pasir · Defleksi kurva gamma ray log relative lebih rendah dibanding dengan serpih
atau batulempung. · Defleksi kurva SP log akan berkembang negative dan positif terhadap shale baseline (defleksi positif bila pori batuan terisi air tawar (Rw < Rmf), defleksi negative bila pori batuan terisi air asin atau hidrokarbon (Rw > Rmf)). · Defleksi kurva neutron log dan density log relative lebih kecil dibanding deflesi kurva pada serpih atau batulempung. · Defleksi kurva sonic log relative lebih kecil dibandingkan dengan kurva pada serpih.
2. Batulempung dan serpih
· Defleksi kurva gamma ray log relative lebih besar dibanding dengan batupasir dan batupasir serpihan, merupakan defleksi kurva yang terbesar. · Defleksi kurva SP log berupa garis lurus (shale baseline). · Defleksi kurva neutron log dan density log lebih besar dibanding batupasir dan batupasir serpihan. · Defleksi kurva sonic log lebih besar dibanding batupasir dan batupasir serpihan.
3. Batupasir lempungan · Defleksi kurva gamma ray log relative lebih besar dari batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih. · Defleksi kurva neutron log dan density log lebih besar dibanding batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih. · Defleksi kurva sonic log lebih besar dibanding batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih.
4. Batugamping · Defleksi kurva gamma ray log relative lebih kecil dan biasanya lebih kecil dibandingkan dengan batupasir. · Defleksi kurva resistivity log lebih besar dibandingkan dengan batupasir dan serpih. · Defleksi kurva density log lebih besar (ideal di 2.71) daripada batupasir. · Khas untuk limestone, (pada kondisi normal (tidak ada pengaruh fluid) density neutron akan berhimpit. Notes (basic principal untuk density di buat limestone) · Defleksi kurva sonic log relative lebih kecil dan biasanya lebih kecil dibandingkan dengan batupasir.
Fluida 1. Air · Defleksi kurva resistivity log relative lebih kecil dibandingkan dengan minyak dan gas. · Bentuk separasi kurva neutron log dan density log relative tidak beraturan dan sempit, terkadang kedudukan kurva neutron log berada di sebelah kanan dan kurva density log berada di sebelah kiri ataupun sebaliknya.
2. Minyak · Defleksi kurva resistivity log relative lebih besar daripada air tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan gas dimana kedudukan kurva MSFL berada di sebelah kiri dan kurva ILD di sebelah kanan. · Defleksi kurva neutron log dan density log saling mendekat atau separasinya relative sempit dengan kedudukan kurva neutron log di sebelah kanan dan kurva density log
berada di sebelah kiri. 3. Gas · Defleksi kurva resistivity log sangat menonjol dan relative lebih besar
dibandingkan dengan fluida minyak atau air dimana separasi kurva MSFL dan ILD relative renggang dengan kedudukan kurva MSFL di sebelah kiri dan kurva ILD di sebelah kanan. · Separasi kurva neutron log dan density log relative renggang dibandingkan dengan separasi fluida minyak dengan kedudukan kurva neutron log di sebelah kanan dan kurva density log di sebelah kiri.
LOGGING
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur
dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi
pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai
frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel
fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari
dinding sumur, dsb.
Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan
sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke
kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik
ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik,
tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur.
Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga
material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam
logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke
unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi
berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan
log.
Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika.
Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun
untuk tahap produksi nanti.
Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging
While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel
setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-
While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat
membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat
lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer,
hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi
informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat
pemboran.
3.1. Jenis-Jenis Logging
Berdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini dibagi
menjadi log listrik, log radioaktif, log sonic, dan log caliper.
3.1.1. Log Listrik
Log listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang ditembus lubang
bor dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai variasi konfigurasi elektrode
yang diturunkan ke dalam lubang bor. Untuk batuan yang pori-porinya terisi mineral-mineral
air asin atau clay maka akan menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang rendah
dibandingkan dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh karena itu
lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif dan sebaliknya.
Pada umumnya log listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis:
Spontaneous Potensial Log (SP Log)
Resistivity Log
3.1.1.1. Spontaneous Potensial Log (SP Log)
Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat logging karena
adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam lubang sumur dengan
elektroda tetap di permukaan terhadap kedalaman lubang sumur.
Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit sederhana yang terdiri dari dua buah
elektroda dan sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang sumur
dan elektroda yang lain (N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat
sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara kedua elektroda
tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi karena adanya perbedaan salinitas
antara kandungan dalam batuan dengan lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya
hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan
elektrokinetik) dalam batuan.
SP log berguna untuk mendeteksi lapisan-lapisan yang porous dan permeabel,
menentukan batas-batas lapisan, menentukan harga tahanan air formasi (Rw) dan dapat juga
untuk korelasi batuan dari beberapa sumur di dekatnya.
Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana bentuk dan besar
defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan batuan formasi, tahanan lapisan
batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan, diameter lubang bor, dan invasi air filtrat
lumpur. Satuan ukuran dalam spontaneous potensial adalah millivolt (mv).
3.1.1.2. Resistivity Log (Log Tahanan Jenis)
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi
beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas air formasi,
dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.
3.1.2. Log Radioaktif
Log radioaktif dapat digunakan pada sumur yang dicasing (cased hole) maupun yang
tidak dicasing (open hole). Keuntungan dari log radioaktif ini dibandingkan dengan log listrik
adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan jenis lumpur. Dari tujuan
pengukuran, Log Radioaktif dapat dibedakan menjadi: alat pengukur lithologi seperti Gamma
Ray Log, alat pengukur porositas seperti Neutron Log dan Density Log. Hasil pengukuran
alat porositas dapat digunakan pula untuk mengidentifikasi lithologi dengan hasil yang
memadai.
3.1.2.1. Gamma Ray Log
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang
terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat
didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan
sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan.
Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat radioaktif yang
tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi)
biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung
mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung
garam-garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan
tinggi.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan
untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu pada formasi
shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar kandungan clay
yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data
logging.
3.1.2.2. Neutron Log
Neutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa melihat
atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air formasi. Neutron
terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang
mempunyai massa sama dengan atom hidrogen.
Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari neutron
dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang ditempatkan didalam sonde
logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma
ray. Pada operasi logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi
dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi.
Semua inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan
adalah atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi
neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa
kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan
formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar
gamma. Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air, minyak dan gas
atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat pada jarak yang sangat
dekat dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh
detektor. Hal ini yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan
porositas. Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi
maka porositasnya rendah.
Terdapat beberapa jenis neutron log yang dapat digunakan, yaitu:
Thermal neutron log, digunakan secara optimal untuk formasi non shaly yang
mengandung liquid dengan porositas antara 1 % – 10 %.
Sidewall neutron porosity log (SNP), yang mempunyai kondisi optimum pada formasi
non shaly yang mengandung liquid dengan porositas kurang dari 30%.
Compensated neutron log (CNL), merupakan pengembangan dari kedua alat sebelumnya.
3.1.2.3. Density Log
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan mengukur density
bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau
air, digunakan besama-sama dengan neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh)
dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly.
Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma dari sumber
radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada saat sinar gamma
menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut,
yang mengakibatkan sinar gamma akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang
sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang
diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari
densitas batuan formasi.
Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan akan menunjukkan
besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan densitas tinggi akan menghasilkan jumlah
elektron yang rendah pada detektor. Densitas elektron merupakan hal yang penting disini, hal
ini disebabkan yang diukur adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per cm3. Densitas
elektron akan berhubungan dengan densitas batuan sebenarnya, ρb yang besarnya tergantung
pada densitas matrik, porositas dan densitas fluida yang mengisi pori-porinya. Kondisi
penggunaan untuk density log adalah pada formasi dengan densitas rendah dimana tidak ada
pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat digunakan pada lubang bor yang sudah
di casing. Kurva density log hanya terpengaruh sedikit oleh salinitas maupun ukuran lubang
bor.
3.1.3. Sonic Log
Log ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas, selain density
log dan neutron log dengan cara mengukur interval transite time (Δt), yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan formasi sejauh 1 ft.
Peralatan sonic log menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua
buah receiver (penerima). Jarak antar keduanya adalah 1 ft.
Bila pada transmitter dipancarkan gelombang suara, maka gelombang tersebut akan
merambat kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu yang akan tergantung pada sifat
elastisitas batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi. Kemudian gelombang ini
akan terpantul kembali menuju lubang bor dan akan diterima oleh kedua receiver. Selisih
waktu penerimaan ini direkam oleh log dengan satuan microsecond per feet (µsec/ft) yang
dapat dikonversikan dari kecepatan rambat gelombang suara dalan ft/sec.
Interval transite time (Δt) suatu batuan formasi tergantung dari lithologi dan
porositasnya. Sehingga bila lithologinya diketahui maka tinggal tergantung pada
porositasnya.
Selain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga dapat digunakan
sebagai indentifikasi lithologi.
3.1.4. Caliper Log
Caliper log merupakan suatu kurva yang memberikan gambaran kondisi (diameter)
dan lithologi terhadap kedalaman lubang bor. Untuk menyesuaikan dengan kondisi lubang
bor, peralatan caliper log dilengkapi dengan pegas yang dapat mengembang secara fleksibel.
Ujung paling bawah dari pegas tersebut dihubungkan dengan rod. Posisi rod ini tergantung
pada kompresi dari spring dan ukuran lubang bor.
Manfaat caliper log sangat banyak, yang paling utama adalah untuk menghitung
volume lubang bor guna menentukan volume semen pada operasi cementing, selain itu dapat
berguna untuk pemilihan bagian gauge yang tepat untuk setting packer (misalnya operasi
DST), interpretasi log listrik akan mengalami kesalahan apabila asumsi ukuran lubang bor
sebanding dengan ukuran pahat (bit) oleh karena itu perlu diketahui ukuran lubang bor
dengan sebenarnya, perhitungan kecepatan lumpur di annulus yang berhubungan dengan
pengangkatan cutting, untuk korelasi lithologi karena caliper log dapat membedakan lapisan
permeabel dengan lapisan consolidated.
CORING
Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core analisis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh.
Tujuan dari Coring adalah untuk mengidentifikasi karakteristik batuan bawah
permukaan yang diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-
sifat petrofisik yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoir.
Proses coring terbagi menjadi dua metode, yaitu :
1. Bottom Hole Coring
Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel diambil pada dasar
lubang.
Bottom Hole Coring terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Conventional Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan core bit biasa (rotary core bit)
atau Diamond bit.
Ukuran core : diameter : 3 – 5 inchi
Panjang : 30 – 70 ft
Keuntungan yang didapat melalui metode conventional coring antara lain :
Ukuran diameter core besar hampir seperti ukuran lubang bor
Persentasi perolehan core formasi tinggi
Dapat digunakan pada sebagian besar formasi
Tidak membutuhkan peralatan pemboran tambahan di permukaan.
Kelemahan metode ini adalah pada pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk
menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong.
Kelebihan metode diamond coring antara lain umur bit lebih panjang, kemungkinan
pemotongan sampai 90 ft core setiap running, persentase perolehan core tinggi, diameter
core besar, dan dapat disesuaikan untuk berbagai formasi. Kelemahan metode ini antara
lain adalah mahalnya bit dan core barrel, membutuhkan kondisi operasi yang layak
dalam penggunaan metode ini, setiap akan mengambil core dari core barrel dilakukan
round trip, dan membutuhkan operator yang mengetahui operasional diamond coring.
b. Wire Line Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu mencabut
rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari core barel.
Ukuran core : diameter : 11/8 – 2 inchi
Panjang : 10 – 20 ft
Kelemahan metode ini antara lain penggunaan metode ini terbatas pada formasi lunak,
persentase perolehan core rendah, diameter core lebih kecil dari pada metode
conventional.
2. Side Wall Coring
Coring dilakukan pada saat pemboran telah terlewati. Sampel diambil pada dinding
lubang bor pada kedalaman tertentu yang dipilih berdasarkan log lithologi dan hasil
analisa cutting.
Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor
terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core dilakukan saat
pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core, yang
dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada
kawat baja (wireline).
Peluru-peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat
ditembakkan secara simultan baik bersama–sama atau sendiri–sendiri. Dengan
menembusnya peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan terpotong dan
terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka
peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang
didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1 3/16 inci dan panjangnya hanya 2
¼ inci.
Keuntungan dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman
berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.
Daftar Pustaka
Rahma Roemaf , Instrumentasi Perekaman Lubang Bor , 2012 diakses pada 17 maret 2014
http://adungrahma.blogspot.com/2012/05/instrumentasi-perekaman-lubang-bor.html
Kelompok 7, “Tugas Mata Kuliah Penilaian formasi” , STT Migas.,Balikpapan,2012
top related